Anda di halaman 1dari 101

SKRIPSI

PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS 1 DINAS
KESEHATAN KECAMATAN
DENPASAR UTARA

OLEH:

DWI ANDRIYANI
223221369

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
BALI DENPASAR
2024
SKRIPSI

PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE


TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS 1 DINAS
KESEHATAN KECAMATAN
DENPASAR UTARA

Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan

DWI ANDRIYANI
223221369

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA
BALI DENPASAR
2024

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI

Nama : Dwi Andriyani


NIM : 223221369
Judul : Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara
Program Studi : Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali

Telah diperiksa dan disetujui untuk mengikuti ujian skripsi.

Denpasar, 16 Januari 2024


Pembimbing II
Pembimbing I

Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.kep., M.Fis Ns. Abdul Azis, S.Kep., M.Kes
NIK. 2.04.10.511 NIP : 196701011990031008

iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

Nama : Dwi Andriyani


NIM : 223221369
Judul : Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah
pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara
Program Studi : Keperawatan Program Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wira Medika Bali

Telah dipertahankan di depan dewan penguji sebagai persyaratan untuk


memperoleh gelar Sarjana dalam bidang Keperawatan pada Januari 2024

Nama Tanda Tangan


Penguji I (Ketua) : Dr. Ns. Ni Nyoman Gunahariati, S.Kep., MM …
Penguji II (Anggota) : Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.kep., M.Fis …
Penguji III (Anggota) : Ns. Abdul Azis, S.Kep., M.Kes …

Denpasar, Januari 2024


Stikes Wira Medika Bali
Mengesahkan Mengetahui
Stikes Wira Medika Bali Program Studi Keperawatan Program Sarjana
Ketua, Ketua,

Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana., MM Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep
NIK. 2.04.13.695 NIK. 2.04.10.403

iv
ABSTRAK

PENGARUH BRISK WALKING EXERCISE TERHADAP TEKANAN


DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS 1
DINAS KESEHATAN KECAMATAN DENPASAR UTARA

Dwi Andriyani1, Ns.Ni Kadek Yuni Lestari,S.kep., M.Fis 2, Ns.Abdul Azis,


S.Kep., M.Kes 3
Hipertensi sampai saat ini masih menjadi tantangan besar di Indonesia
karena merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan dan
memberikan kontribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler
setiap tahun. Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik
aktivitas sedang yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi dengan teknik
jalan cepat selama 20 menit dan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Desain penelitian
yang digunakan adalah pra-experimental dengan menggunakan rancangan one-
group pre-post tes design. Penelitian ini di lakukan di Wilayah kerja UPTD
Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, pada November-
Desember 2023. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di
Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara
sejumlah 34 pasien. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, dengan jumlah 25 responden. Uji statistic yang digunakan
pada penelitian ini adalah Paired Samples T-Test. hasil uji statistik Paired Sample
s T-Test pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p-value sebesar 0,000
< 0,05 untuk sistole dan 0,021 untuk diastole < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa
terdapat pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah sistole dan
diastole pada pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

Kata Kunci : Hipertensi, Brisk Walking Exercise

v
ABSTRACT

THE EFFECT OF BRISK WALKING EXERCISE ON BLOOD PRESSURE


IN HYPERTENSION PATIENTS AT UPTD PUSKESMAS 1 NORTH
DENPASAR DISTRICT HEALTH OFFICE

Dwi Andriyani1, Ns.Ni Kadek Yuni Lestari,S.kep.,M.Fis 2, Ns.Abdul


Azis,S.Kep.,M.Kes 3
Hypertension is currently still a big challenge in Indonesia because it is a
condition that is often found in health services and contributes to almost 9.4
million deaths from cardiovascular disease every year. Brisk walking exercise is a
form of moderate activity aerobic exercise that can be done by hypertension
sufferers using a brisk walking technique for 20 minutes and an average speed of
4-6 km/hour. The research design used was pre-experimental using a one-group
pre-post test design. This research was conducted in the working area of UPTD
Puskesmas 1, North Denpasar District Health Service, in November-December
2023. The population in this study were all hypertensive patients in the working
area of UPTD Puskesmas 1, North Denpasar District Health Service, totaling 34
patients. The sampling technique used in this research was purposive sampling,
with a total of 25 respondents. The statistical test used in this research is the
Paired Samples T-Test. The results of the Paired Samples T-Test statistical test at
a significance level of α = 0.05 showed a p-value of 0.000 < 0.05 for systole and
0.021 for diastole < 0.05. This shows that there is an effect of brisk walking
exercise on systolic and diastolic blood pressure in hypertensive patients in the
working area of UPTD Puskesmas 1 North Denpasar District Health Service.

Keywords: Hypertension, Brisk Walking Exercise

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan sejak awal
sampai terselesainya proposal ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan
hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali dan beliau yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini serta memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali.
3. Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.Kep., M.Fis selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ns. Abdul Azis, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
angkatan ke-15 yang selalu memberikan dukungan dan masukan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan peneliti satu persatu.

vii
Peneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penyusunan skripsi
ini. Peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan dalam menuangkan
pemikiran ke dalam skripsi ini, tentunya akan masih banyak ditemukan hal-hal
yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan skripsi ini.

Denpasar, 31 Desember 2023


Penulis

(Dwi Andriyani)

viii
DAFTAR ISI

JUDUL............................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian...................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Hipertensi............................................................................ 11
2.2 Konsep Brisk Walking Exercise.................................................................. 20
2.3 Pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi.......................................................................................................... 25
2.4 Kerangka Konsep........................................................................................ 28
2.5 Hipotesis..................................................................................................... 29

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Desain Penelitian........................................................................................ 30
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................... 32

ix
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 32
3.4 Variabel dan Definisi Operasional.............................................................. 35
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36
3.6 Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 39
3.7 Etika Penelitian........................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian...........................................................................................44
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................49
4.3 Keterbatasan Penelitian...............................................................................56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN


5.1 Simpulan ....................................................................................................57
5.2 Saran ..........................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi........................................................................ 13


Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi........................................................................ 13
Tabel 3.1 Desain Penelitian............................................................................... 30
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel........................................................... 35
Tabel 4.1 Karakteristik Responden ................................................................... 46
Tebel 4.2 Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar UtaraSebelum
dan Setelah Melakukan Brisk Walking Exercise ............................... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Paired Samples T-Test Pengaruh Brisk Walking
Exercise terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar
Utara ................................................................................................... 48

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Teknik Jalan Cepat......................................................................... 25


Gambar 2.2 Kerangka Konsep........................................................................... 28
Gambar 3.1 Kerangka Kerja.............................................................................. 31

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Lampiran 2 Realisasi Biaya Penelitian
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5 SPO Mengukur Tekanan Darah
Lampiran 6 SPO Brisk Walking Exercise
Lampiran 7 Formulir Pengumpulan Data
Lampiran 8 Master Tabel
Lampiran 9 Hasil Analisa Data
Lampiran 10 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 11 Arsip Surat

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi sampai saat ini masih menjadi tantangan besar di Indonesia

karena merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan dan

memberikan kontribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler

setiap tahun. Hipertensi yang tidak terkontrol juga meningkatkan risiko penyakit

jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24% (WHO,

2018).

WHO memperkirakan bahwa jumlah pengidap hipertensi akan terus

meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. WHO juga

memprediksi bahwa pada tahun 2025 yang akan datang, ada sekitar 29% jiwa di

dunia yang terserang penyakit hipertensi (WHO, 2018). Berdasarkan data

Rikesdas Nasional prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan diagnosa dokter

tahun 2018 mencapai 8,36% per 658.201 penduduk (Kemenkes RI, 2019).

Prevalensi Hipertensi di Bali berdasarkan diagnose dokter tahun 2018 mencapai

9,57% per 14.494 penduduk (Riskesdas Bali, 2018)

Penyakit hipertensi memiliki dampak terhadap kerusakan organ tubuh

seperti penyakit jantung koroner dan perdarahan otak merupakan penyebab utama

kematian. Menurut Noerhadi (2018) penderita hipertensi laki-laki tua di atas 65

tahun akan mendapat 2-3 kali kemungkinan penyakit jantung koroner dengan

kematian 50% dalam waktu 5 tahun dan enam kali mendapatkan stroke

dibandingkan dengan orang yang normotensi. Selain penyakit jantung banyak

1
kerugian yang diderita manusia akibat hipertensi misalnya kegagalan ginjal,

kerusakan pada mata, kelumpuhan akibat serangan pada otak (Nuraini, 2015).

Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi, yaitu antara

lain faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan/diubah seperti umur, jenis

kelamin, riwayat keluarga dan genetik, kemudian untuk faktor resiko yang dapat

dikendalikan/diubah seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi

lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaa konsumsi minum-minuman

beralkohol, obesitas, penggunaan estrogen dan kurang aktifitas fisik (Irianto, 201

5).

Pemerintah melalui Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS

Kesehatan) sejatinya telah mengembangkan Program Pengelolaan Penyakit

Kronis (Prolanis) untuk mengatasi permasalahan hipertensi. Prolanis adalah suatu

sistem pelayanan kesehatan dan pendekataan proaktif yang dilaksanakan secara

integritas yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan BPJS

Kesehatan. Program ini bertujuan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya

komplikasi yang serius dan meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi dan

diabetes (BPJS, 2014). BPJS Kesehatan diperkirakan telah menghabiskan dana

sebesar 83,5 triliun rupiah pada tahun 2016 untuk menjalankan Prolanis, akan

tetapi tingkat keikut sertaan masih belum maksimal. Berdasarkan studi yang

dilakukan menunjukan hanya 0,02% populasi berisiko tinggi hipertensi yang

memanfaatkan Prolanis (Khoe et al., 2020).

Mengingat sedikitnya minat dan keikutsertaan mayarakat khususnya pasien

hipertensi dalam partisipasinya dalam program yang telah dicanangkan oleh

2
pemerintah, maka diperlukan beberapa upaya pendekatan lain untuk menjaga

kestabilan tekanan darah penderita hipertensi. Penanggulangan yang dapat

dilakukan dalam menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi dapat

dilakukan dengan cara farmakologis maupun non-farmakologis (Dwi, 2017).

Beberapa terapi obat pada penderita hipertensi yang dapat diberikan diantaranya

hidroklorotiazide, reserpin, propanolol, kaptopril dan nifedipin (Yulanda &

Lisiswanti, 2017). Cara non-farmakologi juga dapat dianjurkan pada penderita

hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan seperti penurunan berat badan,

diet, pembatasan konsumsi alkohol, terapi relaksasi dan melakukan aktivitas fisik

seperti brisk walking exercise (Irianto, 2015).

Pemberian terapi farmakologi cukup efektif dalam menjaga kestabilan

tekanan darah pada penderita hipertensi, namun banyak penderita hipertensi yang

tidak patuh dalam mengkonsumsi obat anti hipertensi. Mbakurawang (2018)

menyatakan sebesar 37,1% dari 76,1% angka kejadian hipertensi di Indonesia

disebabkan karena ketidakpatuhan meminum obat, akibatnya tingkat keberhasilan

dalam menurunkan jumlah penderita hiperteni menjadi rendah. Beberapa cara

non-farmakologi di atas juga sudah banyak disosialisasikan oleh tenaga kesehatan

di lokasi penelitian, namun tidak serta merta dapat merubah pola hidup

masyarakat dalam menjaga kestabilan tekan darah penderita hipertensi, karenanya

peneliti ingin memperkenalkan terapi brisk walking exercise untuk diaplikasikan

di lokasi penelitian.

Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik

aktivitas sedang yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi dengan teknik

3
jalan cepat selama 20 menit dan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan latihan

ini adalah cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas maksimal denyut jantung,

merangsang kontraksiotot, pemecahan glikogen dan peningkatan oksigen

jaringan. Latihan ini juga berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan

morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori,

mempertahankan berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa

beta endorphin yang dapat menurunkan stress serta tingkat keamanan penerapan

brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi (Kowalski,

2017). Makawekes (2020) dalam penelitiannya menemukan bahwa aktivitas fisik

dapat memberikan hasil yang baik dan efektif untuk menurunkan tekanan darah

pada lansia usia 60-74 tahun. Sarastuti and Widyantoro (2018) menyatakan bahwa

latihan fisik yang disarankan untuk penderita hipertensi adalah dengan intensitas

rendah-sedang secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah hanya dengan

latihan fisik 30-60 menit/ minggu. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari

(2018) juga menemukan bahwa aktifitas jalan pagi memiliki pengaruh terhadap

perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi. Melakukan olahraga

secara teratur dapat menurunkan tekanan darah sistole 4-8 mmHg.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas 1

Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara diketahui bahwa jumlah pasien

hipertensi yang terdata sebanyak 125 orang. Kepala UPTD Puskesmas 1 Dinas

Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara juga mengatakan jumlah pasien hipertensi

terdata cukup banyak di Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan

Kecamatan Denpasar Utara yaitu sejumlah 34 pasien. Upaya yang dilakukan

4
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi selama ini yang

diselenggarakan UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

adalah dengan pemantauan tekanan darah secara berkala dan pemberian obat anti

hipertensi. Hasil wawancara pada 10 pasien hipertensi di Wilayah kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara wilayah kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara mengatakan cara yang

dilakukan untuk mengontrol tekanan darah adalah dengan mengkonsumsi obat

anti hipertensi yang diresepkan dokter saja. Pasien mengatakan tidak pernah

melakukan terapi apapun untuk mengatasi hipertensinya selain mengkonsumsi

obat anti hipertensi dan tidak pernah mendengar tentang brisk walking exercise

yang dapat dilakukan untuk mengontrol tekanan darah. Seluruh pasien juga

mengatakan hipertensinya dapat terkontrol pada saat mengkonsumsi obat yang

dianjurkan oleh Puskesmas saja, dan pasien juga mengatakan takut jika terus

mengkonsumsi obat-obatan untuk menurunkan hipertensinya.

Dari uraian di atas peneliti sangat tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi

di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar

Utara”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah adakah

pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara?”

5
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brisk walking exercise

terhadap tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1

Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum

melakukan brisk walking exercise.

2. Mengidentifikasi tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara setelah melakukan

brisk walking exercise.

3. Menganalisis pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien

hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Praktis

1. Bagi Institusi STIKes Wira Medika Bali

Penelitian ini dapat sebagai media belajar dan wahana kepustakaan terkait

pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

6
2. Bagi Perawat

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk health education baru

tentang penurunan tekanan darah selain dengan penggunaan obat (farmakologi)

bisa dengan melakukan brisk walking exercise sebagai alternative non

farmakologi.

3. Bagi Responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi responden

dan dijadikan acuan dalam penatalaksanaan hipertensi yang dapat dilakukan

secara mandiri.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi referensi atau data dasar untuk

penelitian terkait yang akan dilakukan selanjutnya.

1.4.2 Teoritis

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu

pengetahuan dalam bidang keperawatan terkait pengaruh brisk walking exercise

terhadap tekanan darah pasien hipertensi.

1.5 Keaslian Penelitian

Penelitian ini merupakan sebuah karya tulis yang dapat dipertanggung

jawabkan kebenaran datanya secara ilmiah. Untuk memperlihatkan orisinalitas

dari karya ilmiah ini maka dapat dibandingkan perbedaannya dengan penelitian-

penelitian berikut:

7
1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2018) tentang “Pengaruh Jalan

Pagi Terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Lanjut Usia dengan

Hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten

Sumenep”. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan

rancangan pre-experiment menggunakan one group pre-post test design,

dengan teknik simple random sampling. Populasi dalam penelitian adalah

lansia dengan hipertensi di Desa Kalianget Timur sebanyak 71 orang,

sampel sebanyak 60 orang. Analisa data menggunakan uji statistik

Wilcoxon. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan

jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg dan

tekanan darah diastole seluruhnya (100%) >100 mmHg. Kemudian

sesudah dilakukan jalan pagi tekanan darah menurun, sebagian besar

(55%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg dan hampir seluruhnya

(88,3%) tekanan darah diastole >100 mmHg. Hasil analisa data diperoleh

p= 0,000 (<0,05). Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang tekanan darah pada

penderita hipertensi dengan desain penelitian yang juga sama dengan

penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

yang akan dilakukan terletak pada variabel bebasnya, dimana variabel

bebas pada penelitian ini adalah jalan pagi sedangkan variabel bebas pada

penelitian yang akan dilakukan adalah brisk walking exercise, lokasi

penelitian dan teknik sampling yang digunakan juga berbeda dengan

penelitian yang akan dilakukan.

8
1.5.2 Penelitian yang dilakukan Makawekes (2020) tentang “Pengaruh Aktivitas

Fisik Terhadap Tekanan Darah pada Usia Lanjut 60-74 Tahun”. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey cross

sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah 32 orang lansia di Desa

Taloarane. Penelitian menggunakan alat pengumpulan data berupa lembar

observasi aktivitas fisik. Analisis data menggunakan uji wilcoxon. Hasil

penelitian ini mengungkapkan p-value = 0,000 yang kurang dari nilai

signifikan 0,005. uji diperoleh yaitu tekanan darah sebelum aktivitas fisik

memiliki nilai lebih kecil dari tekanan darah sesudah aktivitas dimana

didapatkan tekanan darah rata-rata meningkat dari sebelum melakukan

aktivitas yaitu 142,25 menjadi 159,81.Kesimpulan dari penelitian ini ada

pengaruh aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia didesa

Taloarane. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk penelitian

selanjutnya agar menambahkan jenis aktivitas fisik. Persamaan penelitian

ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-sama meneliti

tentang tekanan darah pada penderita hipertensi. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada variabel bebasnya,

dimana variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas fisik sedangkan

variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan adalah brisk walking

exercise, lokasi penelitian desain penelitian dan teknik sampling yang

digunakan juga berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan.

Berdasarkan paparan dan kajian literatur yang telah peneliti lakukan, maka

penelitian yang akan peneliti lakukan memang berbeda dengan penelitian yang

9
telah dilakukan sebelumnya. Perbedaan tersebut meliputi posisi variabel dan

variabel yang diangkat, dimana variabel bebas dalam penelitian yang akan

dilakukan adalah brisk walking exercise dan variabel terikatnya adalah tekanan

darah pasien hipertensi. Lokasi penelitian dan sampel dalam penelitian juga

berbeda dengan penelitian terdahulu.

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

1 Konsep Dasar Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi atau dikenal juga dengan sebutan tekanan darah tinggi,

merupakan suatu penyakit yang dicirikan dengan peningkatan tekanan darah di

atas nilai normal. Tekanan darah adalah tekanan aliran darah yang mengalir di

dalam pembuluh darah arteri. Tekanan inilah yang diukur dengan menggunakan

alat tensimeter (Kadir, 2018). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan

systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal yaitu

tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi atau

tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit salah satu risiko tinggi yang bisa

menjadi penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal (Smelzer dan Bare, 2016).

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kenaikan tekanan darah

sistolik atau diastolik dalam arteri secara intermiten atau berlarut- larut. Tekanan

darah antara 139/89 mmHg disebut “pra hipertensi” dan tekanan darah dari 140/90

mmHg atau diatasnya dianggap tinggi (Irianto, 2015). Hipertensi tidak

memberikakan keluhan yang khas sehingga banyak orang yang tidak menyadari

terkena hipertensi, oleh karena itu hipertensi sering disebut sebagai silent killer

atau “pembunuh diam-diam” (Rilantono, 2014).

11
Menurut definisi-definisi di atas dapat di peroleh kesimpulan bahwa

hipertensi adalah keadaan tekanan darah naik menjadi ≥ 140 mmHg (sistolik) dan

12
tau ≥ 90 mmHg (diastolic) karena penyumbatan pembuluh darah yang

mengakibatkan suplai nutrisi dan oksigen berkurang.

2.1.2 Pengukuran Tekanan Darah

Tekanan darah merupakan kekuatan yang diperlukan supaya darah dapat

mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh

manusia. Tekanan darah yang diukur pada nadi dinyatakan dalam millimeter

(mm) air raksa (Hg) dan terdiri dari dua nilai: yang atas disebut tekanan sitolik

dan yang bawah disebut tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik dicapai bila titik

jantung menguncup karena pada saat itu tekanan yang dicapai adalah tekanan

yang tertinggi. Tekanan darah diastolik dapat dicapai bila jantung merenggang

pada saat itu tekanan yang dicapai merupakan tekanan yang terendah. Pada

pengukuran tekanan darah kita harus mengukur dua tekanan: tekanan tertinggi dan

tekanan terendah atau biasa disebut dengan tekanan sitolik dan diastolik (Ridwan,

2014). Pada penelitian ini pengukuran tekanan darah akan dilakukan

menggunakan spignomanometer digital pada saat pasien dalam posisi semy

fowller.

2.1.3 Klasifikasi Hipertensi

Menurut WHO, hipertensi dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: hipertensi

ringan, hipertensi sedang dan hipertensi berat. Dimana masing-masing memiliki

kriteria sebagai berikut: hipertensi ringan dengan sistol (140-159 mmHg) dan

diastol (90-99 mmHg), hipertensi sedang sistole (160-179 mmHg) dan diastol

(100-109 mmHg), serta hipertensi berat sistole (≥ 180 mmHg) dan diastol (≥ 110

mmHg) (WHO, 2020).

13
Menurut American Heart Association and Joint National Comitte VIII

(Mozaffarian et al., 2016) , klasifikasi hipertensi yaitu:

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik


(mmHg)
Normal <123 <80
Pre hipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 ≥160 ≥ 100
Hipertensi krisis ≥180 > 110

Berikut kategori tekanan darah menurut Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia (2019):

Tabel 2.2
Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diastolik


(mmHg)
Normal 110-129 80-88
Normal tinggi 130-139 89
Hipertensi Drajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Drajat 2 ≥160 ≥ 100
Hipertensi Drajat 3 ≥180 > 110

2.1.4 Etiologi Hipertensi

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi kategori, sebagai

berikut:

1. Hipertensi primer (essensial atau idiopatik)

Merupakan jenis hipertensi yang paling umum sering terjadi. Hipertensi

essensial tidak diketahui penyebabnya, dialami oleh sebagian besar (90%) pasien

(Rilantono, 2014). Faktor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan,

hiperaktifitas saraf simpatis, sistem renin (Nurarif, 2015). Hipertensi primer tidak

dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan terapi yang tepat (termasuk

14
modifikasi gaya hidup dan obat). Faktor genetik mungkin berperan penting dalam

pengembangan hipertensi primer. Ini bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung

berkembang secara bertahap selama bertahun-tahun (Brisk et al., 2018).

2. Hipertensi sekunder

Penyebab dari hipertensi sekunder karena penyakit renal, penggunaan

estrogen, Sindrom Cushing, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan atau

penyebab lain yang dapat diidentifikasi, penyebab tersering adalah penyakit ginjal

kronik (Rilantono, 2014).

2.1.5 Faktor risiko Hipertensi

Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian hipertensi adalah sebagai

berikut:

1. Tidak dapat dikendalikan:

Keturunan, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika didalam keluarga pada

orangtua atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi

menjadi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi

lebih tinggi pada kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu

pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk

masalah tekanan darah tinggi (Irianto, 2015).

Usia, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Semakin bertambahnya usia

semakin besar pula risiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga

berhubungan dengan regulasi hormon yang berbeda (Nuraini, 2015)

Jenis kelamin, diantara orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum

laki-laki lebih banyak yang menderita hipertensi. Namun hal tersebut akan terjadi

15
sebaliknya setelah berusia 55 tahun ketika sebagian besar wanita mengalami

monepause. Hipertensi lebih banyak dijumpai terhadap wanita (Sylvestris, 2017).

2. Dapat dikendalikan:

1) Konsumsi garam, kolesterol, kafein, dan alkohol.

2) Obesitas. Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki

peluang lebih besar terkena hipertensi.

3) Kurang olahraga. Kurang olahraga dan kurang gerak dapat menyebabkan

tekanan darah meningkat. Olahraga teratur dapat menurunkan tekanan darah

tinggi namun tidak dianjurkan olahraga berat.

4) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil, yang cenderung meningkatkan

tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu maka tekanan

darah akan kembali normal.

5) Kebiasaan merokok. Nikotin dalam rokok dapat merangsang pelepasan

katekolamin, katekolamin yang meningkat dapat mengakibatkan iritabilitas

miokardial, peningkatan denyut jantung, serta menyebabkan vasokonstriksi

yang kemudian meningkatkan tekanan darah.

6) Penggunaan kontrasepsi hormonal (estrogen) melalui mekanisme renin-

aldosteron-mediate volume expansion. Penghentian penggunan kontrasepsi

hormonal, dapat mengembalikan tekanan darah menjadi normal kembali.

2.1.6 Patofisiologi Hipertensi

Tekanan darah arteri sistemik merupakan hasil dari perkalian total

resistensi/tahanan perifer dan curah jantung (cardiac output). Cardiac Output

diperoleh dari perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari

16
ventrikel jantung) dengan hearth rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan

perifer dipertahankan oleh sistem otonom dan sirkulasi hormonal. Hipertensi

merupakan bentuk abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan

peningkatan curah jantung dan peningkatan resistensi perifer (Noerhadi, 2018).

Secara fisiologis tekanan darah akan mulai naik pada pagi hari hingga siang hari

kemudian mencapai puncaknya pada sore hari dan kembali turun pada malam hari

(Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia, 2019).

Beberapa teori menjelaskan terjadinya hipertensi, teori-teori tersebut

meliputi (Kowalak, 2011):

1. Perubahan pada bantalan dinding pembuluh darah arteri yang menyebabkan

peningkatan retensi perifer.

2. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan berasal dari

dalam pusat vasomotor, peningkatan tonus menyebabkan peningkatan retensi

perifer.

3. Penambahan volume darah yang disebabkan oleh disfungsi renal atau

hormonal.

4. Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang

menyebabakan retensi vaskuler perifer.

5. Pelepasan renin yang abnormal sehingga membentuk angiotensin II yang

menimbulkan konstriksi arteriol dan meningkatkan volume darah.

6. Peningkatan tekanan darah secara terus-menerus pada pasien hipertensi

mengakibatkan beban kerja jantung meningkat karena terjadi peningkatan

resistensi terhadap ejeksi ventrikel kiri. Untuk meningkatkan kekuatan

17
kontraksi jantung, ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan

oksigen dan beban kerja jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung

dapat terjadi apabila hipertrofi tidak mampu mempertahankan curah jantung

yang memadai. Karena hipertensi memicu aterosklerosis arteri koronaria,

maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran

darah menuju miokardium sehingga timbul angina pectoris atau infark

miokard. Hipertensi juga menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang

semakin mempercepat proses aterosklerosis dan kerusakan organ-organ vital

seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011).

2.1.7 Manifestasi Hipertensi

Meskipun hipertensi sering tanpa gejala namun tanda klinis berikut dapat

terjadi (Noerhadi, 2018):

1. Nyeri kepala, terkadang disertai nausea dan vomitus akibat peningkatan

tekanan darah intrakranium.

2. Penglihatan kabur karena adanya kerusakan pada retina sebagai dampak dari

hipertensi.

3. Ayunan langkah tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat.

4. Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi.

5. Edema yang disebabkan oleh peningkatan tekanan kapiler.

6. Nokturia disebabkan karena peningkatan aliran darah ke ginjal sehingga

terjadi peningkatan laju filtrasi oleh glomerulus.

7. Perasaan pusing, binggung, dan keletihan yang disebabkan karena penurunan

perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.

18
2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut Ashar (2018) penatalaksanaan dari hipertensi dapat dilakukan

dengan terapi farmakologi dan nonfarmakologi.:

1. Terapi Farmakologi

Prinsip farmakoterapi yang diberikan pada pasien hipertensi yaitu (Tanto,

2016):

1) Pada pasien yang berisiko rendah dengan hipertensi tingkat I (140-159/90-99

mmHg) modifikasi hidup bisa merupakan terapi tunggal.

2) Pada hipertensi dengan faktor risiko lain harus dipertimbangkan

farmakoterapi bila tekanan darah sama atau lebih dari 140/90 mmHg dengan

upaya modifikasi gaya hidup.

3) Pasien dengan target organ damage (misalnya hipertrofi ventrikel kiri)

disarankan untuk farmakoterapi bila tekanan darah sama dengan atau diatas

140/90 mmHg.

4) Pasien dengan diabetes atau penyakit ginjal menahun harus dipertimbangkan

untuk farmakoterpai bila TD sama dengan atau diatas 130/80 mmHg.

Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut

(Yulanda & Lisiswanti, 2017):

1) Hidroklorotiazide (HCT) 12,5-25 mg/hari dengan dosis tunggal pada pagi

hari (untuk hipertensi pada kehamilan, hanya digunakan bila disertai

hemokonsentrasi/odem paru).

2) Reserpin 0,1-0,25 mg/hari sebagai dosis tunggal.

3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan menjadi 20

19
mg dua kali sehari (kontra indikasi untuk penderita asma).

4) Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak 2-3 kali sehari (kontra indikasi pada

kehamilan selama janin masih hidup dan penderita asma.

5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10 mg dua kali

sehari

2. Terapi Non-Farmakologi

Berbagai aspek gaya hidup dapat diperbaiki untuk menurunkan tekanan

darah. Hal ini disebut juga dengan terapi non-farmakologik yang meliputi (Irianto,

2015):

1) Penurunan berat badan, target indeks masa tubuh yang normal bagi orang

Asia-Pasifik adalah 18,5-22,9 kg/m2. Penurunan tekanan darah kurang lebih

5-20 mmHg setiap penurunan 10 kg BB.

2) Diet. Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) mencakup konsumsi

buah-buahan, sayur-sayuran, serta produk susu rendah lemak jenuh/lemak

total. Dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 8-14 mmHg.

3) Penurunan asupan garam/sodium, direkomendasikan untuk mengurangi

natrium tidak lebih dari 2,4 g/hari atau NaCl 6 g/hari. Dapat menurunkan

tekanan darah sistolik sekitar 2-8 mmHg.

4) Aktivitas fisis. Target aktifitas fisis yang disarankan berolahraga aerobik

teratur seperti berjalan kaki minimal 30 menit/hari, dilakukan paling tidak

tiga hari dalam seminggu. Dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4-

9 mmHg.

5) Pembatasan konsumsi alkohol.

20
2.2 Konsep Brisk Walking Exercise

2.2.1 Pengertian Brisk Walking Exercise

Brisk walking exercise (jalan cepat) sebagai salah satu bentuk latihan

aerobik merupakan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan

menggunaan teknik jalan cepat selama 20 menit dengan rerata kecepatan 4- 6

km/jam. Metode ini cukup efektif dalam meningkatan denyut jantung secara

maksimal, merangsang kontraksi otot, dan menurunkan faktor lainnya yang dapat

memicu hipertensi (Andrianti & Ikhsan, 2021).

Menurut The American College of Sports Medicine, olahraga atau aktivitas

fisik dengan intensitas sedang, seperti Brisk Walking Exercise dapat menurunkan

mortalitas penderita gangguan kardiovaskular seperti hipertensi. Brisk Walking

Exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobic dengan bentuk latihan

aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat. ini cukup

efektif untuk merangsang kontraksi otot, meningkatkan kapasitas denyut jantung,

memecahkan glikogen serta peningkatan oksigen di dalam jaringan, selain itu

latihan ini juga dapat mengurangi pembentukan plak melalui peningkatan

penggunaan lemak dan peningkatan penggunaan glukosa (Celaket, 2019).

Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik dengan

bentuk latihan aktivitas sedang dengan teknik berjalan cepat (Sonhaji, 2020).

Menurut Jannah (2019) brisk walking exercise akan mampu mengurangi lemak

berlebihan dalam tubuh (Novitasari et al., 2021). Brisk walking exercise adalah

jenis olahraga aerobik dengan teknik gerakan berjalan secepat mungkin tanpa

kehilangan kontak atau sentuhan dengan tanah. Gerakan jalan cepat ini dilakukan

21
secara konstan dan disesuaikan agar kaki senantiasa menyentuh bumi. Jika salah

satu kaki terangkat untuk melangkah ke depan, maka kaki satunya harus tetap

menginjak tanah sehingga salah satu telapak kakinya masih berinteraksi dengan

tanah. Pada olahraga jalan cepat ini kaki dilarang melayang atau melakukan

gerakan melompat karena aturan dasarnya adalah tidak boleh kehilangan kontak

atau sentuhan dengan tanah, dimana setidaknya salah satu kaki harus selalu

bersentuhan dengan tanah (Skolastika Nirmala Endah Hapsari et al., 2021).

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulakan pengertian brisk walking

ecxercise adalah latihan atau aktivitas fisik dengan intesitas sedang dengan teknik

jalan cepat dengan kecepatan rata-rata 4-6 km/jam dimana kaki dilarang melayang

atau melakukan gerakan melompat dan tetap bersentuhan dengan tanah.

2.2.2 Manfaat Brisk Walking Exercise

Menurut Nadesul (2011) melakukan brisk walking exercise secara teratur

dapat memberikan manfaat yang besar bagi tubuh, antara lain:

1. Menormalkan tekanan darah

Brisk walking exercise dapat meningkatkan senyawa beta endorphin yang

berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak untuk memberikan

rasa nyaman dan mengurangi tekanan darah tinggi.

2. Kesehatan jantung

Pada saat melakukan brisk walking exercise tubuh membutuhkan lebih

banyak oksigen dari biasanya, hal tersebut dapat membuat otot-otot jantung lebih

kuat dan jantung memompa darah lebih cepat.

22
3. Pencegahan thrombosis coroner

Selain memompa darah ke seluruh otot dalam tubuh, jantung juga

mengirimkannnya pada arteri-arteri yang berada di pembuluh koroner kanan dan

kiri.

4. Pencegahan gangguan pencernaan

Brisk walking exercise dapat membantu usus untuk menggerakkan sisa

makanan bersama-sama hingga menambah kegiatan buang air besar.

5. Meningkatkan kesehatan otak.

Brisk walking exercise dapat membantu pembentukan sel-sel baru di daerah

otak yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan otak (Sukarmin et al., 2013).

2.2.3 Prosedur Melakukan Brisk Walking Exercise

Waktu yang disarankan untuk pelaksanaan brisk walking adalah sekitar 15-

30 menit, namun jika belum mampu mencapai waktu yang disarankan tersebut

dapat dilakukan secara bertahap. Brisk walking dapat dilakukan minimal 2-3 kali

dalam seminggu (Skolastika Nirmala Endah Hapsari et al., 2021). Zaen and

Sinaga (2020) menemukan bahwa brisk walking exersice secara teratur selama

seminggu sebanyak lima kali dalam waktu 30 menit terbukti dapat menurunkan

tekanan darah pada pasien hipertensi. Olah raga jalan cepat (brisk walking)

memiliki teknik dasar dan tahapan yang harus dipelajari, yaitu antara lain:

1. Tahap I melangkahkan satu kaki ke depan

Saat melakukan jalan cepat, secepat apapun ketika berjalan tidak ada kaki

yang melayang di udara. Kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki

belakang diangkat. Kesalahan yang sering terjadi pada tahap ini adalah sikap

23
badan terlalu kaku, langkah kaki yang kurang pas, tergesa-gesa, lutut ditekuk,

masih terlihat lari karena masih ada saat melayang diudara, kurang adanya

keseimbangan dan tidak diikuti gerak lanjut.

2. Tahap II melakukan tarikan kaki belakang ke depan

Pada tahap II, kaki depan menyentuh tanah segera setelah kaki belakang

ditarik ke depan untuk melanjutkan langkah-langkah jalan cepat. Bagian tumit

menyentuh tanah terlebih dahulu. Hal yang harus dihindari dalam fase ini adalah

jangan terlalu kaku ketika melakukan tarikan kaki belakang, langkah kaki jangan

terlalu kecil-kecil dan jangan terlalu lebar. Jangan sampai kehilangan

keseimbangan.

3. Tahap III relaksasi

Tahap relaksasi adalah tahap antara tahap awal ketika melangkahkan kaki ke

depan dan ketika akan melakukan tarikan kaki belakang. Pada tahap ini pinggang

berada pada posisi yang sama dengan bahu, sedangkan lengan vertikal dan paralel

disamping badan.

4. Tahap IV dorongan

Pada tahap ini adalah gerakan ketika ketiga tahap diatas selesai dilakukan.

Tahap dorongan ini adalah mempercepat laju jalan kaki dengan dorongan tenaga

secara penuh untuk mendapatkan rentang waktu yang sesingkat-singkatnya ketika

melakukan langkah-langkah kaki, namun langkah kaki jangan terlalu pendek dan

jangan terlalu panjang, jaga keseimbangan tubuh. (Nadesul, 2011).

24
2.2.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Brisk Walking

Exercise

Selain teknik dasar, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam

jalan cepat (brisk walking) yaitu, sebagai berikut:

1. Saat melangkahkan kaki, tumpuan kaki harus selalu kontak dengan tanah dan

lutut harus dalam keadaan lurus, sebelum kaki yang dilangkahkan mendarat

ditanah.

2. Saat mengangkat paha ke depan selalu bersamaan dengan ayunan tangan.

Misalnya mengangkat tungkai kaki kiri ke depan, maka di saat yang sama

tangan kanan diayunkan ke depan dengan diikuti badan condong ke depan.

3. Pada saat kaki mendarat (misalnya kaki kiri) menyentuh tanah, segera paha

tungkai kanan diangkat ke depan bersamaan dengan tangan kiri diayunkan ke

depan diikuti dengan badan condong ke depan dan pandangan tetap lurus.

4. Kaki mendarat dimulai dari tumit kemudian berangsur-angsur menuju ke

ujung kaki, lutut dalam keadaan lurus.

5. Saat melakukan gerakan pada lengan dan bahu, jangan mengangkatnya

6. terlalu tinggi.

7. Saat berjalan usahakan agar pinggul tetap rendah dan berada di bawah,

keadaan ini harus diusahakan tetap stabil, hindari gerakan ke samping yang

berlebihan.

25
Gambar 2.1 Teknik jalan cepat

Rachmatullah et al (2022) menjelaskan ketika akan mulai melakukan brisk

walking, seperti inilah keadaan tubuh seharusnya:

1. Berdiri dengan kepala lurus kedepan jangan melihat tanah/ kebawah

2. Bahu, punggung, dan leher harus dalam keadaan rileks

3. Ayunkan lengan secara bebas dengan sedikit menekuk siku. Jika lengan

melakukan sedikit gerakan memompa, itu tidak masalah

4. Jaga otot perut agak sedikit kencang dan punggung lurus. Jangan

lengkungkan punggung ke depan atau ke belakang

5. Harus berjalan dengan lancar, memutar kaki dari tumit ke ujung jari kaki

2.3

2.3 Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada

Penderita Hipertensi

Aktifitas fisik berupa brisk walking secara teratur telah ditemukan pada

berbagai penelitian sebelumnya mampu mengontrol tekanan darah (Chan et al.,

2016). Saat melakukan aktifitas fisik (brisk walking) suhu tubuh akan meningkat,

kemudian tubuh mengkompensasi dengan melakukan vasodilatasi pembuluh

darah untuk mengurangi panas tubuh (Montero et al., 2014). Selain itu, aktifitas

26
vasodilatasi dan relaksasi pada pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah

menjadi elastis. Kegiatan fisik yang dilakukan dengan teratur dapat menyebabkan

perubahan pada jantung, seperti otot polos jantung yang menjadi lebih kuat,

sehingga daya tampung lebih besar dan denyut jantung menjadi kuat serta teratur

(Montero et al., 2014).

Menurut Mancia et al (2013) aktifitas fisik yang dilakukan secara teratur

dapat mengontrol tekanan darah dengan baik karena aktifitas fisik membantu

vasodilitasi terjadi, sehingga tubuh melepaskan hormon endorfin yang dapat

mengurangi stres. Selain itu aktifitas fisik juga dapat meningkatkan fungsi

pembuluh darah dan mengurangi kekakuan pembuluh darah (Fritz & Caidahl,

2013). Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur telah direkomendasikan oleh

pedoman hipertensi Amerika dan Eropa dalam mengurangi tekanan darah (Corrao

et al., 2011). Aktivitas fisik sepeti jalan kaki secara teratur dalam meta-analisis

terbaru telah dilaporkan bahwa secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah

sistolik dan diastolik (Murtagh et al., 2015; Börjesson et al., 2016).

Salah satu aktvitas fisik (jalan kaki) yang sudah cukup banyak digunakan

sebagai salah satu intervensi dalam penelitian dan disebutkan menjadi salah satu

model aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah brisk walking

exercise. Mandini Mandini et al (2018) dalam penelitiannya menuliskan bahwa

kebiasaan berjalan kaki dapat memberikan kontribusi yang aman dan efektif

terhadap penurunan tekanan darah pasien hipertensi tanpa memaparkan pasien

tersebut pada potensi efek samping dari terapi farmakologi. Brisk walking

exercise tidak hanya efektif dalam menurunkan tekanan darah, tetapi juga efektif

27
dalam beberapa masalah kardiovaskular lainnya. Briks walking menyebabkan

peningkatan arteri dan mengurangi aktivasi sistem saraf pusat. Hal ini

menyebabkan kekakuan pembuluh darah berkurang sehingga vaskularisasi

menjadi adekuat. Brisk walking juga membantu mengurangi lemak tubuh,

pembatasan kalori dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah (Lee et al., 2010;

Fritz & Caidahl, 2013). Sumbatan plak pada pembuluh darah yang berkurang

meminimalisir risiko terjadinya arterisklerosis dengan kondisi pembuluh darah

yang elastis dan bebas plak membantu mengurangi tekanan dalam pembuluh

darah saat darah mengalir (Fritz & Caidahl, 2013). Selain itu, brisk walking juga

disebutkan cukup efektif dalam mengurangi insiden kematian yang disebabkan

oleh penyakit kardiovaskular.

Penelitian dari Celis et al (2019) juga melaporkan bahwa aktivitas fisik

berupa jalan kaki terutama jalan cepat (brisk walking) memiliki risiko kematian

akibat penyakit kardiovaskular lebih rendah dibandingkan dengan aktivitas fisik

harian seperti jalan kaki yang lambat. Penelitian ini didukung atau sejalan dengan

hasil analisis gabungan dari survei kesehatan Skotlandia dan Inggris, yang

menunjukkan bahwa jalan cepat, relatif memperlambat cepatnya kematian yang

disebabkan penyakit kardiovaskular (CVD) atau yang berarti risiko kematian

karena CVD menjadi lebih rendah (Reza et al., 2020).

28
2.4 Kerangka Konsep

Faktor Risiko Hipertensi


1. Tidak dapat dikendalikan
1) Keturunan
2) Usia
3) Jenis Kelamin Penatalaksanaan
2. dapat dikendalikan 1. Farmakologi
1) Konsumsi garam,
kolesterol, kafein, dan 2. Non-farmakologi
alkohol.  Brisk Walking Exercise
2) Obesitas
3) Kurang olahraga
4) Stress
5) Kebiasaan merokok suhu tubuh
6) Penggunaan Kontrasepsi meningkat

Meningkatkan senyawa vasodilatasi pembuluh darah


beta endorphin pembuluh darah menjadi elastis

Meningkatkan rasa
nyaman Distensi aliran
darah menurun

Denyut jantung menurun Penurunan Tekanan Darah

Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Alur Pikir

Gambar 2.2
Kerangka Konsp Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi

29
2.5 Hipotesis

Dalam statistik hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistic tentang

parameter populasi. Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut

statistik dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban

sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Syafrial, 2022). Hipotesis kerja

dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap tekanan

darah pada penderita hipertensi.

30
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan penelitian ini termasuk jenis penelitian kausal (pengaruh).

Desain penelitian yang digunakan adalah pra-experimental dengan menggunakan

rancangan one-group pre-post tes design yaitu rancangan penelitian yang

mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok

subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi dan

diobservasi kembali setelah intervensi (Nursalam, 2017). Rancangan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1
Desain Penelitian

Subjek Pra Perlakuan Post-test


K O I OI
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan:

K : Subjek (pasien hipertensi)


O : Pengukuran pertama tekanan darah pasien hipertensi sebelum melakukan
brisk walking exercise
I : Intervensi (brisk walking exercise selama 30 menit sebanyak 2 kali dalam
satu minggu selama satu bulan)
OI : Post-test tekanan darah pasien hipertensi setelah melakukan brisk walking
exercise

31
3.1.2 Kerangka Kerja

Adapun kerangka kerjanya dalam penelitian ini sebagai berikut:

Populasi
Semua pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah kerja UPTD
Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sejumlah 34 pasien

Tehnik Sampling
Nonprobability sampling dengan teknik pusposive sampling

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi

Sampel
Pasien hipertensi di desa Dangin Puri kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sejumlah sebanyak 25
responden

Pretest
Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi sebelum melakukan brisk walking exercise

Intervensi
Brisk walking exercise selama 30 menit sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama satu bulan

Post test
Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi sesudah melakukan brisk
walking exercise

Analisa data
Dilakukan uji normalitas data dengan uji sapiro wilk, jika data berdistribusi normal (p-value>0,05)
analisis data bivariat menggunakan uji paired T-Test, jika data tidak berdistribusi normal (p-
value<0,05) analisis data bivariat menggunakan wilcoxon signed rank test

Penyajian hasil penelitian

Gambar 3.1 Analisa data


Kerangka Kerja Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi

32

Menggunakan Analisa
Wilcoxondata
Signed Rang
Analisa data Test
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini di lakukan di banjar Kaliungu Kaja dan wantilan desa

Dangin Puri Kaja , wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan

Kecamatan Denpasar Utara, pada tanggal 5 November - 2 Desember 2023.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah

kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sejumlah

34 pasien.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu teknik penetapan sampel dari populasi sesuai dengan kriteria

inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2017). Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung

menggunakan perhitungan Slovin:

Keterangan:

n = jumlah sampel

N= Jumlah populasi

33
e = Tingkat kesalahan 10%

= 25,37 responden dibulatkan menjadi 25 responden.

Menurut Murti (2015), menyatakan untuk mengantisipasi adanya sampel yang

drop out, maka jumlah sampel bisa direvisi dengan asumsi jumlah sampel yang

drop out 10% dengan menggunakan rumus:

n’ =

n’ =

n’ = 27,77 = 28 responden

Keterangan:

n’ = Perkiraan jumlah sampel yang dihitung

ƒ = Perkiraan proporsi drop out (10%)

Adapun kriteria yang menjadi responden adalah.

3.3.2.1 Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek suatu penelitian dari

populasi yang terjadi target dan terjangkau untuk diteliti (Nursalam, 2017).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:

1. Pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1

Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

34
2. Mengkonsumsi obat anti hipertensi

3. Tidak memiliki kelemahan ekstremitas atas dan bawah

4. Mampu beraktivitas mandiri

5. Bersedia menjadi responden

3.3.2.2 Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan sampel yang tidak memenuhi syarat

kriteria inklusi atau dianggap tidak layak menjadi sampel (Nursalam, 2017).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu menderita stroke, jantung, gagal ginjal

dan AMI.

3.3.3 Teknik Sampling Penelitian

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling adalah suatu cara yang ditempuh

dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan objek penelitian (Nursalam, 2017). Peneliti menggunakan

Non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi

kesempatan atau peluang yang sama untuk ikut serta sebagai sampel penelitian

(Sugiyono, 2018). Teknik sampling yang digunakan secara spesifik adalah teknik

purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono, 2018).

35
3.4 Variabel dan Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda

terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain – lain). Variabel penelitian terdiri dari

variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau terikat. Variabel

independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya yang

menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan

diukur untuk diketahui hubungan dan pengaruhnya terhadap variabel lain

(Nursalam, 2017). Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini adalah

brisk walking exercise.

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel

lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel –

variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen atau terikat dalam penelitian

ini adalah tekanan darah pasien hipertensi.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional menurut (Nursalam, 2017) adalah suatu definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu yang didefinisikan tersebut.

Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel

No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skor Skala

1 Variabel Melakukan olahraga aerobik SOP


Independen dengan teknik jalan cepat brisk
brisk walking dalam durasi 20 menit yang walking
- -
exercise dilakukan sebanyak dua kali exercise
dalam seminggu selama satu
bulan.

36
2 Variabel Hasil pengukuran tekanan Tensimeter Hasil pengukuran Interval
Dependen darah yang diukur dalam posisi Digital dalam mmHg
tekanan darah duduk sebanyak dua kali yaitu
pasien sebelum dan setelah diberikan
hipertensi intervensi sebanyak delapan
kali.

3.5 Jenis dan Tehnik Pengumpula Data

3.5.1 Jenis Data yang Dikumpulkan

Jenis data dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data

sekunder. Menurut Azwar (2013) data primer adalah data yang diperoleh sendiri

oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, dan survei, sedangkan data

sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan

memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta

dokumen.

Data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi atau buku

kunjungan pasien hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara dan data primer dalam penelitian ini yaitu tekanan darah pada

pasien hipertansi sebelum dan setelah melakukan brisk walking exercise yang

diukur menggunakan alat Sphygmanometer digital yang sudah terkalibrasi.

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah proses pendekatan subjek dan proses

pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam penelitian (Nursalam,

2016) langkah – langkah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh

peneliti adalah:

37
1. Prosedur Administrasi

1) Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian yang dipersiapkan oleh

sekretariat LP2M STIKes Wira Medika Bali.

2) Mengurus ijin etik penelitian di komisi etik STIKes Wira Medika Bali

2. Prosedur Teknis

1) Peneliti melakukan persamaan persepsi dengan tiga orang enumerator yang

dimana merupakan kader posyandu di desa Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara

2) Tugas enumerator dalam penelitian ini adalah membantu peneliti

mengumpulkan pasien hipertensi untuk mengikuti penelitian serta ikut

mengajarkan cara melakukan brisk walking exercise sesuia SOP dan

mengawasi pelaksanaan brisk walking exercise.

3) Tanggal 02 dan 03 November 2023 peneliti dibatu kader posyandu di desa

Dangin Puri Kaja mengumpulkan pasien hipertensi pada saat kegiatan

posyandu lansia di wantilan desa Dangin Puri Kaja dan banjar Kaliungu Kaja

wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar

Utara, dengan pasien yang hadir sejumlah 34 orang.

4) Peneliti kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan

bahwa akan melakukan penelitian terkait pengaruh brisk walking exercise

terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Peneliti menjelaskan tentang apa itu

brisk walking exercise dan bagaimana cara melakukannya.

5) Setelah memberikan penjelasan peneliti melakukan seleksi calon responden

berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi dan menetepkan sampel sejumlah 28

orang untuk kemudian diberikan informed concent, dua orang sisanya masuk

38
dalam kriteria ekslusi karena memiliki riwayat penyakit jantung.

6) Setelah seluruh responden menandatangani infored concent peneliti

melakukan kesepakatan terkait jadwal pelaksaan penelititian.

7) Setelah melakukan kesepakan jadwal pelaksanaan kegiatan, responden

melakukan intervensi sebanyak 2 kali dalam seminggu selama satu bulan,

dengan waktu 20 menit setiap pelaksanaan intervensi. Peneliti juga

melakukan dua kali pengukuran tekanan darah yaitu sebelum melakukan

brisk walking exercise dan setelah melakukan brisk walking exercise.

8) Titik kumpul pelaksanaan penelitian dilakukan di dua tempat yaitu di

wantilan desa Dangin Puri Kaja dan di wantilan banjar Kaliungu Kaja.

Responden dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok 1 berjumlah 14 orang

dan kelompok 2 juga berjumlah 14 orang. Dibagi berdasarkan jarak rumah ke

lokasi titik berkumpul.

9) Kelompok 1 dan kelompok 2 melakukan intervensi pada waktu yang berbeda.

Setiap responden melakukan intervensi setiap 3 hari sekali sesuai kontrak

waktu yang telah ditetapkan. Dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 wita dan

pertemuan selesai pada pukul 09.00 wita.

10) Selama pelaksanaan penelitian terdapat tiga responden yang tidak dapat

mengikuti pelaksanaan penelitian secara penuh sehingga dilakukan drop out

oleh peneliti.

11) Data yang didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam master tabel dan

dianalisis menggunakan program SPSS.

12) Menyimpulkan hasil penelitian.

39
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam

maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2018). Instrument pengumpulan data

yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SOP brisk walking exercise dan

SOP pengukuran Tekanan Darah dengan menggunakan alat sphygmanometer

digital yang telah terkalibrasi.

3.6 Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1 Pengolahan Data

Data yang telah dikumpul berdasarkan variabel yang ada kemudian data

diolah. Pengolahan dilakukan dengan menggunakan komputer, data tersebut

diolah melalui beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Editing

Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap data yang penting atau diperlukan

saja, data yang obyektif serta mengumpulkan data ulang untuk melengkapi data

yang kurang. Data yang diedit dalam penelitian ini yaitu hasil pengukuran tekanan

darah pasien hipertensi dengan menggunakan alat sphygmanometer sebelum dan

sesudah diberikan intervensi.

2. Coding

Coding merupakan proses mengklasifikasi data sesuai dengan klasifikasinya

dengan cara memberi kode tertentu. Klasifikasi data dilakukan atas pertimbangan

peneliti sendiri. Semua data akan diberikan kode untuk memudahkan proses

pengolahan data. Dari data yang terkumpul, dihitung banyaknya lembar observasi

40
kemudian hasil observasi diberi kode angka sesuai dengan kode yang telah

peneliti siapkan. Pada penelitian ini data yang diberikan coding adalah :

Jenis kelamin : kode 1 (laki-laki), kode 2 (perempuan).

Pekerjaan : kode 1 (tidak bekerja), kode 2 (bekerja).

3. Entry Data

Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke

dalam data base komputer.

4. Cleaning atau Tabulasi

Data yang telah dimasukkan, dicocokkan dan diperiksa dengan data yang

didapat, bila ada perubahan dan perbedaan hasil segera dilakukan pengecekan

ulang.

3.6.2 Analisa Data

Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara

sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya tren dan

relationship bisa dideteksi (Nursalam, 2016).

3.6.1 Analisis Univariat

Analisis yang dilakukan adalah univariat, yaitu analisa yang dilakukan pada

tiap tabel dari hasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel analisa ini dimaksudkan

untuk mengetahui distribusi dari variabel-variabel yang diteliti sehingga dapat

mengetahui gambaran tiap variabel. Adapun data yang dianalisis data secara

univariat meliputi karakteristik responden seperti jenis kelamin, umur, pekerjaan,

tekanan darah pasien hipertensi di Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas

41
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum dan setelah diberikan brisk

walking exercise.

3.6.2 Analisis Bivariat

Analisa ini dilakukan untuk menguji variabel bebas dan variabel terikat

yang diduga berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2018). Data yang sudah

terkumpul kemudian dilakukan uji normalitas data menggunakan uji shapiro wilk.

Hasil uji normalitas data didapatkan nilai p-value >0,05, sehingga data dikatakan

berdistribusi normal maka analisa data yang digunakan adalah uji Paired T-Test.

Hasil uji dikatakan ada pengaruh jika nilai (p < 0,05) maka Ho ditolak dan jika

nilai (p > 0,05) maka Ha diterima berarti hipotesis ada pengaruh (Arifin, 2017).

3.7 Etika Penelitian

Etika Penelitian merupakan masalah yang cukup penting dalam penelitian

mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia.

Menurut (Hidayat, 2017) masalah – masalah yang harus diperhatikan yaitu :

3.7.1 Lembar Informasi dan Persetujuan (Informed Consent)

Merupakan bentuk tindakan berupa persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan sebelum penelitian

dilakukan dengan tujuan responden mengerti maksud, tujuan dan mengetahui

dampaknya. Informed Consent dalam penelitian ini diberikan kepada responden

dan ditandatangani secara sadar tanpa pemaksaan dari peneliti.

3.7.2 Tanpa Nama (Anonymity)

Tetap menjaga kerahasiaan identitas responden dengan baik. Penelitian ini

42
tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar – lembar

pengumpulan data dan digantikan dengan kode tertentu sebagai pengingat

responden.

3.7.3 Kerahasiaan (Confidentiality)

Kerahasiaan merupakan tindakan menutupi identitas serta informasi yang

diberikan maupun didapat dari responden. Kerahasiaan dilakukan dalam

penelitian ini dengan hanya melaporkan kelompok data tertentu dari hasil

penelitian.

3.7.4 Keadilan (Justice)

Seluruh responden mendapat perlakuan yang sama berdasarkan moral,

martabat dan hak asasi manusia. Peneliti tidak akan mengistimewakan sebagian

responden dengan responden yang lainnya dengan memberikan perlakuan yang

sama.

3.7.5 Kemanfaatan (Beneficiency)

Beneficiency merupakan kemanfaatan yang didapat hari penelitian. Setiap

penelitian diharapkan memiliki manfaat dalam hasilnya sehingga peneliti

berusaha agar hasil penelitian bermanfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat

yang bersedia menjadi responden. Manfaat yang didapat berupa tindakan

alternatif untuk menangani kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi bedah

saraf.

3.7.6 Tidak Merugikan (Non Maleficence)

Non Maleficence berarti tidak merugikan. Penelitian yang baik merupakan

penelitian yang mampu meminimalisir dampak yang tidak menguntungkan. Non

43
Maleficence dalam penelitian ini dilakukan dengan tetap menjaga komunikasi

dengan responden dan memperkuat teori dasar dalam penelitian.

44
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas

Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara yang merupakan salah satu unit pelayanan

kesehatan yang berlokasi di wilayah Kecamatan Denpasar Utara dan mulai

beroprasi tanggal 10 Oktober 1957. UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan

kecamatan Denpasar Utara tepatnya berlokasi di Jl. Angsoka No.17, Dangin Puri

Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Luas wilayah kerja ± 7.51

km2 dengan rata – rata waktu tempuh masyarakat ke Puskesmas adalah ½ jam

untuk waktu tercepat dan 1,5 jam untuk waktu terjauh. Batas-batas wilayah kerja

UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan kecamatan Denpasar Utara:

Sebelah Utara: Kelurahan Tonja

Sebelah Timur: Kelurahan Kesiman

Sebelah Selatan: Kelurahan Renon dan Panjer

Sebelah Barat: Desa Dauh Puri Kangin dan Desa Dangin Kangin

Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan kecamatan Denpasar

Utara meliputi empat desa dan dua kelurahan yaitu Kelurahan Dangin Puri dengan

delapan banjar dan satu RT, Kelurahan Sumerta dengan tujuh banjar, Desa

Sumerta Kelod dengan sepuluh banjar, Desa Sumerta Kaja dengan enam banjar,

Desa Sumerta Kauh dengan enam banjar, dan Desa Dangin Puri Kelod dengan

45
enam banjar. Jumlah penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas I Dinas

kesehatan kecamatan Denpasar Utra yang menjadi sasaran pelayanan kesehatan di

Puskesmas yaitu 79.466 Jiwa yang terdiri dari kelurahan Dangin Puri 7.968 jiwa,

Desa dangin Puri Kelod 18.355 jiwa, Kelurahan Sumerta 11.967 jiwa, Desa

sumerta Kaja 9.763 jiwa, Desa sumerta Kelod 22.425 jiwa dan Desa Sumerta

Kauh 8.988 jiwa. Program-program yang dilaksanakan di Puskesmas meliputi

program promosi kesehatan, kesehatan lingkungan, KIA dan KB, Gizi,

Pengendalian dan Pencegahan penyakit, surveilans, program perawatan kesehatan

dan program Kerja sama Puskesmas dengan UTD dan RS tentang pelayanan

darah.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di UPTD Puskesmas 1

Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara diketahui bahwa jumlah pasien

hipertensi yang terdata sebanyak 125 orang. Kepala UPTD Puskesmas 1 Dinas

Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara juga mengatakan jumlah pasien hipertensi

terdata cukup banyak di Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan

Kecamatan Denpasar Utara di desa Dangin Puri Kaja yaitu sejumlah 34 pasien.

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi

selama ini yang diselenggarakan UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara adalah dengan pemantauan tekanan darah secara berkala dan

pemberian obat anti hipertensi. Hasil wawancara pada 10 pasien hipertensi di

wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

mengatakan cara yang dilakukan untuk mengontrol tekanan darah adalah dengan

mengkonsumsi obat anti hipertensi yang diresepkan dokter saja.

46
4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi di desa Dangin Puri kaja,

wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

Adapun karakteristik responden yang diperoleh berdasarkan usia, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan distribusikan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1
Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Frekuansi (f) Persentase (%)


Pra Lansi (45-59) 15 60
Usia (tahun) Lansia (≥ 60) 10 40
Total 25 100
Laki-laki 12 48
Jenis Kelamin Perempuan 13 52
Total 25 100
SD 0 0
SMP 12 48
Pendidikan SMA 12 48
PT 1 4
Total 25 100
IRT 11 44
Swasta 3 12
Pekerjaan
Wiraswasta 9 36
PNS 2 8
Total 25 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa, dari 25 responden yang

diteliti didapatkan sebagian besar responden masuk dalam kategori usia pra lansia

(45 – 59 tahun) yaitu sebanyak 15 responden (60%), berjenis kelamin Perempuan

yaitu sebanyak 13 responden (52%). Paling banyak berpendidikan SMP dan SMA

yaitu masing-masing sebanyak 12 responden (48%) dan paling banyak merupakan

Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 11 responden (44%).

47
4.1.3 Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian berdasarkan variabel

penelitian

Instrumen pengumpul data yang digunakan pada tahap pretest maupun

posttest adalah Sphygmanometer digital yang sudah terkalibrasi. Setelah seluruh

data terkumpul dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu menggunakan uji

shapirowilk. Uji shapirowilk adalah uji normalitas yang digunakan untuk jumlah

responden kurang dari 50 (Oktaviani, 2014). Nilai signifikansi uji normalitas data

tekanan darah pre dan post pada hari pertama dan kedelapan didapatkan nilai p-

value > 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi normal dengan hasil analisis

data terlampir.

Data yang analisis pada penelitian ini adalah data tekanan darah pada pasien

hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara yang disajikan dalam tabel distribusi sebagai berikut:

Tabel 4.2
Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara Sebelum dan Setelah
Melakukan Brisk Walking Exercise

Brisk Walking Tekanan Darah


Exercise Mean
Pre-Test Post-Test
Hari-1 154,56/89,12 156,24/95,68
Hari-2 151,56/87,68 152,80/90,16
Hari-3 148,48/87,96 151,80/88,20
Hari-4 146,92/87,56 150,36/87,72
Hari-5 145,32/82,52 147,88/87,16
Hari-6 146,04/86,52 149,52/85,52
Hari-7 146,32/83,32 148,20/86,40
Hari-8 145,60/83,88 147,36/87,40

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa, dari 25 responden yang

diteliti didapatkan rata-rata tekanan darah responden sebelum diberikan brisk

48
walking exercise adalah 154,56/89,12 mmHg dengan tekanan darah post-test

setelah pemberian intervensi hari pertama 156,24/95,68 mmHg, sedangkan pada

hari ke delapan didapatkan nilai pre-test tekanan darah responden 145,60/83,88

mmHg dan nilai postesnya 147,36/87,40 mmHg.

4.1.4 Hasil Analisis Data

Analisa data yang digunakan untuk menguji pengaruh brisk walking

exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Wilayah Kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara adalah uji Paired Samp

les T-Test yang dijabarkan pada tabel berikut:

Table 4.3
Hasil Uji Statistik Paired Samples T-Test Pengaruh Brisk Walking Exercise
terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara (n=25)

Tekanan Darah Sistole


Brisk Walking Nilai t sistole p-value sistole
dan Diastole
Exercise dan diastole dan diastole
Mean
Hari-1 sampai Pre-Test 154,56/89,12 Sistole: 4,827 Sistole: 0,000
Hari-8 Post-Test 147,36/87,40 Diastole: 2.465 Diastole: 0,021

Berdasarkan hasil analisis pada table 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji

statistik Paired Samples T-Test pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai

p-value sebesar 0,000 < 0,05 untuk sistole dan 0,021 untuk diastole < 0,05. Hal ini

menunjukan bahwa terdapat pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan

darah sistole dan diastole pada pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara.

49
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Identifikasi Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum

Melakukan Brisk Walking Exercise

Hasil identifikasi nilai tekanan darah pasien hipertensi di desa Dangin Puri

kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar

Utara sebelum melakukan brisk walking exercise dari 25 responden yang diteliti

didapatkan rata-rata tekanan darah responden adalah 154,56/89,12 mmHg. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah

kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum

melakukan brisk walking exercise masuk dalam kategori hipertensi derajat 1

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,2019).

Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Puspitasari (2018) yang menemukan sebagian besar lansia dengan

hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep

memiliki tekanan darah sistole 140-159 mmHg yaitu sebanyak 39 responden

(65%). Penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah (2018) juga menemukan rerata

tekanan darah sistole penderita hipertensi di Puskesmas Simpang IV Sipin Kota

Jambi Rasyidah sebelum diberikan slow deep breathing sebesar 151,18 mmHg.

Nurhusna (2018) juga menemukan rerata tekanan darah penderita hipertensi di

Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi sebelum diberikan terapi tertawa sebesar

151,43/95 mmHg.

Hipertensi adalah gangguan pada pembuluh darah dan jantung sehingga

50
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah menjadi terhambat.

Hipertensi terjadinya karena tekanan darah tinggi didalam arteri-arteri. Arteri

tersebut merupakan pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung dan

memompanya ke seluruh tubuh (Liliana, 2020). Seseorang dapat dikatakan

memiliki penyakit hipertensi apabila tekanan sistolik 140 mmHg ke atas dengan

tekanan diastolik menunjukkan melebihi atau sama dengan 90 mmHg (Syafi’i,

2019).

Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi, yaitu

antara lain faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan/diubah seperti umur, jenis

kelamin, riwayat keluarga dan genetik, kemudian untuk faktor resiko yang dapat

dikendalikan/diubah seperti kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi

lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaa konsumsi minum-minuman

beralkohol, obesitas, penggunaan estrogen dan kurang aktifitas fisik (Irianto,

2015).

Dilihat dari karakteristik responden dalam penelitian ini ditemukan bahwa

rerata usia pasien hipertensi di lokasi penelitian masuk dalam kategori usia pra

lansia dan usia lansia. Menurut Nuraini (2015) semakin bertambahnya usia

semakin besar pula risiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Teori yang

dikemukakan oleh Sylvestris (2017) juga dikatakan bahwa jenis kelamin, diantara

orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki memang lebih banyak

yang menderita hipertensi, hal ini karena wanita biasanya terlindungi dari

penyakit kardiovaskuler sebelum menopause,wanita yang belum mengalami

menopouse dilindungi oleh hormone esterogen yang berperan dalam

51
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Hipertensi lebih sedikit

terjadi pada wanita karena hormon estrogen menyebabkan pembuluh darah

menjadi lebih elastis, jika pembuluh darahnya elastis maka tekanan darah akan

menurun tetapi jika menopause sudah terjadi pada wanita tekanan darahnya akan

sama dengan tekanan darah pada laki-laki (Sylvestris, 2017). Penelitian ini

menemukan sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu

sebanyak 15 responden (52%) dan sebanyak 12 responden (48%) berjenis kelamin

laki-laki. Banayknya responden Perempuan mengalami hipertensi pada penelitian

ini disebabkan oleh sebagian besar responden sudah memasuki usia menopause.

Menurut hasil analisis data, rata-rata tekanan darah pada penelitian ini

masuk dalam kategori hipertensi derajat 1. Berdasarkan hasil tersebut peneliti

berasumsi bahwa kejadian hipertensi yang dialami oleh responden berkaitan

dengan usia lansia dan kurangnya informasi yang dimiliki responden tentang cara

mengontrol tekanan darah. Berkaca dari hasil tersebut makan memang diperlukan

suata intervensi untuk menjaga stabilitas tekanan darah pada penderita hipertensi

khususnya di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara seperti terapi non-farmakologi dengan melakukan brisk walking

exercise.

4.2.2 Hasil Identifikasi Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja

UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara setelah

Melakukan Brisk Walking Exercise

Hasil identifikasi nilai tekanan darah pasien hipertensi di desa Dangin Puri

Kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar

52
Utara setelah melakukan brisk walking exercise dari 25 responden yang diteliti

didapatkan rata-rata tekanan darah sistole responden adalah 147,36/87,40 mmHg.

Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan darah pada

responden setelah rutin melakukan brisk walking exercise.

Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Puspitasari (2018) yang menemukan terjadi penurunan tekanan

darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Kalianget Timur Kecamatan

Kalianget Kabupaten Sumenep setelah melakukan aktifitas jalan pagi secara rutin.

Penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah (2018) juga menemukan terjadi

penurunan rerata tekanan darah sistole penderita hipertensi di Puskesmas Simpang

IV Sipin Kota Jambi Rasyidah setelah diberikan slow deep breathing yang

sebelumnya 151,18 mmHg menjadi 140 mmHg. Nurhusna (2018) juga

menemukan rerata tekanan darah penderita hipertensi di Puskesmas Olak Kemang

Kota Jambi sebelum diberikan terapi tertawa sebesar 151,43/95 mmHg dan turun

menjadai 137,14/85 mmHg setelah diberikan intervensi.

Penanggulangan yang dapat dilakukan dalam menurunkan tekanan darah

pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis maupun non-

farmakologis (Dwi, 2017). Salah satu cara non-farmakologis yang dapat diajarkan

pada pasien hipertensi dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien adalah

dengan melakukan brisk walking exercise. Brisk walking exercise pada penelitian

ini dilakukan sebanyak delapan kali atau dua kali dalam seminggu dalam rentang

waktu satu bulan dengan durasi 20 menit setiap pertemuan. Menurut Andrianti

and Ikhsan (2021) brisk walking exercise (jalan cepat) merupakan bentuk latihan

53
aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan menggunaan teknik jalan cepat

selama 20 menit dengan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Metode ini cukup efektif

dalam meningkatan denyut jantung secara maksimal, merangsang kontraksi otot,

dan menurunkan faktor lainnya yang dapat memicu hipertensi.

Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa

dengan melakukan brisk walking exercise sebanyak 2 kali dalam seminggu selama

satu bulan dengan durasi waktu 20 menit pada setiap latihan berdampak positif

terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Brisk walking

ecxercise adalah latihan atau aktivitas fisik dengan intesitas sedang dengan teknik

jalan cepat dengan kecepatan rata-rata 4-6 km/jam efektif dilakukan oleh pasien

hipertensi, hal ini dibuktikan dengan seluruh responden pada penelitian ini sangat

antusias dalam mengikuti intervensi yang diberikan.

4.2.3 Hasil Analisis Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah

Pasien Hipertensi di desa Dangin Puri kaja, wilayah Kerja UPTD

Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji statistik Paired Samples T-Test

pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05

untuk sistole dan 0,021 untuk diastole < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat

pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada

pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan

Kecamatan Denpasar Utara.

Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan bahwa brisk walking

exercise merupakan metode ini cukup efektif dalam menurunkan faktor yang

54
dapat memicu peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan

meningkatan denyut jantung secara maksimal dan merangsang kontraksi otot

(Andrianti & Ikhsan, 2021). Brisk Walking Exercise merupakan salah satu bentuk

latihan aerobic dengan bentuk latihan aktivitas sedang yang dapat merangsang

kontraksi otot, meningkatkan kapasitas denyut jantung, memecahkan glikogen

serta peningkatan oksigen di dalam jaringan, selain itu latihan ini juga dapat

mengurangi pembentukan plak melalui peningkatan penggunaan lemak dan

peningkatan penggunaan glukosa (Celaket, 2019).

Saat melakukan brisk walking suhu tubuh akan meningkat, kemudian tubuh

mengkompensasi dengan melakukan vasodilatasi pembuluh darah untuk

mengurangi panas tubuh. Selain itu, aktifitas vasodilatasi dan relaksasi pada

pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah menjadi elastis. Kegiatan fisik

yang dilakukan dengan teratur dapat menyebabkan perubahan pada jantung,

seperti otot polos jantung yang menjadi lebih kuat, sehingga daya tampung lebih

besar dan denyut jantung menjadi kuat serta teratur ((Monteiro et al., 2014).

Aktifitas fisik berupa brisk walking exercise secara teratur telah ditemukan

pada berbagai penelitian sebelumnya mampu mengontrol tekanan darah (Chan et

al., 2016). Brisk walking exercise tidak hanya efektif dalam menurunkan tekanan

darah, tetapi juga efektif dalam beberapa masalah kardiovaskular lainnya. Briks

walking menyebabkan peningkatan arteri dan mengurangi aktivasi sistem saraf

pusat. Hal ini menyebabkan kekakuan pembuluh darah berkurang sehingga

vaskularisasi menjadi adekuat. Brisk walking juga membantu mengurangi lemak

tubuh, pembatasan kalori dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah (Lee et

55
al., 2010; Fritz & Caidahl, 2013). Sumbatan plak pada pembuluh darah yang

berkurang meminimalisir risiko terjadinya arterisklerosis dengan kondisi

pembuluh darah yang elastis dan bebas plak membantu mengurangi tekanan

dalam pembuluh darah saat darah mengalir (Fritz & Caidahl, 2013). Selain itu,

brisk walking juga disebutkan cukup efektif dalam mengurangi insiden kematian

yang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular.

Hasil yang didapat pada penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Puspitasari (2018) yang menemukan bahwa aktifitas jalan pagi

memiliki pengaruh terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan

hipertensi. Melakukan olahraga secara teratur dapat menurunkan tekanan darah

sistole 4-8 mmHg. Penelitian yang dilakukan oleh Makawekes (2020) juga

menemukan adanya pengaruh aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di

Desa Taloarane. Zaen and Sinaga (2020) juga menemukan adanya pengaruh yang

signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya brisk walking

exersice pada pasien hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kisaran

Rantau Prapat.

Berdasarkan hasil yang didapatkan pada penelitian ini peneliti berasumsi

bahwa brisk walking exercise merupak intervensi yang efektif diberikan pada

pernderita hipertensi khususnya pada pasien hipertensi yang sudah berusia lanjut.

Pemberian brisk walking exercise terbukti dapat menurunkan tekanan darah

pasien setelah rutin dilakukan sebanyak delapan kali selama satu bulan. Selain

dengan menjaga pola makan, mengkonsumsi obat anti hipertensi dan rutin

memeriksakan tekanan darah secara berkala penderita hipertensi dapat melakukan

56
brisk walking exercise sebagai latihan fisik untuk menjaga kesehatan

kardiovaskuler sehingga tekanan darah penderita hipertensi dapat terkontrol.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Setiap penelitian tidak terlepas dari keterbatasan dan kekurangan,

demikian pula dengan penelitian ini. Penelitian ini mendapati beberapa hal yang

menjadi faktor keterbatasan, yaitu:

1. Peneliti belum mampu mengontrol beberapa faktor-faktor yang turut

mempengaruhi tekanan darah responden seperti faktor lingkungan dan stressor

yang dihadapi pasien.

2. Peneliti belum mampu mengontrol pola makan dan pola tidur yang dilakukan

oleh responden yang dapat berpengaruh dengan tekanan darah responden.

3. Peneliti belum mampu mengukur kecepatan langkah responden.

4. Beberapa responden berhalangan hadir serta berpindah jadwal dari kontrak

waktu yang telah ditentukan.

57
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan didapatkan

simpulan sebagai berikut:

1. Rata-rata tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas

1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum melakukan brisk

walking exercise adalah 153,64 mmHg.

2. Rata-rata tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas

1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara setelah melakukan brisk

walking exercise adalah 144,82 mmHg.

3. Ada pengaruh pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien

hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan

Denpasar Utara yaitu berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan nilai p

value sebesar p-value sebesar 0,000 < 0,05 untuk sistole dan 0,021 untuk

diastole < 0,05.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan ada beberapa saran yang

peneliti dapat berikan diantaranya:

5.2.1 Bagi Pelayanan Keperawatan di Puskesmas

Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan dapat memahami dan

mampu memberikan edukasi terkait teknik brisk walking exercise pada pasien

58
dengan hipertensi guna menjaga kesetabilan tekanan darah pasien selain dengan

pemberian terapi farmakologi.

5.2.2 Masyarakat Penderita Hipertensi

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan masyarakat

terkait brisk walking exercise yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan

tekanan darah pada penderita hipertensi.

5.2.3 Penelitian Selanjutnya

Peneliti selanjutnya mampu mengembangkan penelitian serupa terkait

pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi.

Mengacu pada hasil yang didapatkan dalam penelitian ini peneliti

merekomendasikan peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian dengan :

1. Sampel yang lebih banyak sehingga dapat melibatkan kelompok kontrol,

2. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengontrol beberapa faktor yang

turut mempengaruhi tekanan darah responden seperti faktor lingkungan, stressor

yang dihadapi responden, pola makan, gaya hidup, dan obat hipertensi yang

dikonsumsi.

3. Pada penelitian selanjutnya memberi jeda waktu istirahat responden

setelah intervensi untuk pengukuran tekanan darah.

4. Saat intervensi agar menggunakan smartwatch agar dapat menghitung

kecepatan langkah responden.

5. Berikan responden untuk menonton video tentang Brisk Walking Exercise

terlebih dahulu agar responden dapat lebih memahami gerakan dan langkah yang

tepat.

59
6. Dapat menggunakan sampel homogenitas.

7. Jika memiliki sampel yang lebih banyak, penelitian selanjutnya dapat

memakai teknik case control dengan aktivitas Brisk Wakling Exercise dan

aktivitas fisik lainnya.

60
DAFTAR PUSTAKA

Andrianti, S., & Ikhsan, I. (2021). Pengaruh program brisk walking exercise
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Holistik Jurnal
Kesehatan, 15(2), 230–238. https://doi.org/10.33024/hjk.v15i2.4697

Arifin, J. (2017). SPSS 24 Untuk Penelitian dan Skripsi. In PT Elex Media


Komputindo. https://doi.org/717050941

Ashar, S., Juniawan, H., & Pringgotomo, G. (2018). Perbandingan antara


Pemberian Aromaterapi Mawar dan Aromaterapi Lavender terhadap
Perawatan Penurunan Tekanan Darah Wanita Lansia di Puskesmas Pagatan
Tanah Bambu. Dinamika Kesehatan.

Azwar. (2013). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar.

BPJS. (2014). Panduan praktis Prolanis (Program pengelolaan penyakit kronis).


BPJS Kesehatan.

Brisk, P., Excercise, W., Tekanan, T., Jabon, K. P., & Widiarto, A. R. I. (2018).
Pengaruh Brisk Walking Excercise Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Desa Sengon, Wilayah Kerja Puskesmas Jabon.

Celaket, L. R. (2019). Efektifitas Brisk Walking Exercise Untuk Menurunkan


Tekanandarah Pada Pasien Hipertensi Di Rumkital Dr.Midiyatosuratani
Tanjungpinang. 11(1), 26–34.

Dwi, R. (2017). Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Tekanan


Darah pada Penderita Hipertensi. Ilmiah Kesehatan.

Hidayat, A. A. (2017). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.


Jakarta: Salimba.

Irianto. (2015). Memahami Berbagai Penyaki. Salemba Medika.

Kadir, A. (2018). Hubungan Patofisiologi Hipertensi dan Hipertensi Renal. Jurnal


Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 5(1), 15.
https://doi.org/10.30742/jikw.v5i1.2

Kemenkes RI. (2019a). Hipertensi Si Pembunuh Senyap. Kementrian Kesehatan


RI.

Kemenkes RI. (2019b). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. In Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (pp. 221–222).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf

61
Khoe, L. C., Wangge, G., Soewondo, P., Tahapary, D. L., & Widyahening, I. S.
(2020). The implementation of community-based diabetes and hypertension
management care program in Indonesia. PloS One, 15(1), e0227806.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227806

Kowalski, M. T. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar. EGC.

Liliana, L. (2020). Gambaran Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi


Terhadap Kadar Kolesterol Total. 38.

Makawekes, E. (2020). Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Tekanan Darah pada


Usia Lanjut 60-74 Tahun. Jurnal Keperawatan (JKp), 8, 83–90.

Mbakurawang, I. N. (2018). Kepatuhan Minum Obat pada Penderita Hipertensi


yang Berobat ke Balai Pengobatan Yayasan Pelayanan Kasih A dan A
Rahmat Waingapu. Ilmiah Kesehatan, 114–122.

Monteiro, R., Marto, R., & Neves, M. F. (2014). Risk factors related to low ankle-
brachial index measured by traditional and modified definition in
hypertensive elderly patients. International Journal of Hypertension,
163807. https://doi.org/10.1155/2012/163807

Mozaffarian, D., Benjamin, E. J., Go, A. S., Arnett, D. K., Blaha, M. J., Cushman,
M., Das, S. R., de Ferranti, S., Després, J.-P., Fullerton, H. J., Howard, V. J.,
Huffman, M. D., Isasi, C. R., Jiménez, M. C., Judd, S. E., Kissela, B. M.,
Lichtman, J. H., Lisabeth, L. D., Liu, S., … Turner, M. B. (2016). Heart
Disease and Stroke Statistics—2016 Update. Circulation.
https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000350

Noerhadi, M. (2018). Hipertensi dan Pengaruhnya Terhadap Organ-Organ Tubuh.


Medikoara, IV(2), 1–18.

Notoatmodjo. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.


Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Novitasari, D., Afni, A. C. N., & Kartina, I. (2021). Pengaruh Brisk Walking
Exercise terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Boyolali II. Naskah Publikasi.
Universitas Kusuma Husada Surakarta, 001, 1–13.

Nuraini, B. (2015). Risk factors of hypertension. J MAJORITY, 4, 10–19.

Nurhusna. (2018). Pengaruh Terapi Tertawa Terhadap Penurunan Tekanan Darah


Penderita Hipertensi di Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi. Jurnal Ilmiah
Ilmu Terapan Universitas Jambi, 1, 1–26.

Nursalam. (2016). Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu

62
Keperawatan. Jakarta: Salimba.

Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.

Oktaviani, M. A. (2014). Perbandingan tingkat konsistensi normalitas distribusi


metode Kolmogorov-Smirnov, Lilliefors, Shapiro-Wilk, dan Skewness-
Kurtosis. Jurnal Biometrika Dan Kependudukan, 3(2), 127–135.
http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-biometrikd8bc041810full.pdf

Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia. (2019). Konsensus Penatalaksanaan


Hipertensi 2019. Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia.

Puspitasari, D. I. (2018). Pengaruh Jalan Pagi Terhadap Perubahan Tekanan


Darah Pada Lanjut Usia Dengan Hipertensi di Desa Kalianget Timur
Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep. Jurnal Ners Lentera, 5(1), 1–8.
http://jurnal.wima.ac.id/index.php/NERS/article/view/1566

Rachmatullah, R., Widyatuti, & Sukihananto. (2022). Pengaruh Brisk Walking


Exercise terhadap Penurunan Tekanan Darah: Systematic Review The
Effect of Brisk Walking Exercise on Blood Pressure Reduction: A
Systematic Review. Faletehan Health Journal, 9(1), 100–110.

Rasyidah. (2018). Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Rasyidah.
Riset Informasi Kesehatan, 7(2), 0–4. https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.178

Reza, V., Snapp, P., Dalam, E., Di, I. M. A., Socialization, A., Cadger, O. F., To,
M., Cadger, S., Programpadang, R., Hukum, F., Hatta, U. B. U. B., Sipil, F.
T., Hatta, U. B. U. B., Danilo Gomes de Arruda, Bustamam, N., Suryani, S.,
Nasution, M. S., Prayitno, B., Rois, I,. Rezekiana, L. (2020). Pengaruh Brisk
Walking Exercise Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi:
Systematic Review. Bussiness Law Binus, 7(2), 33–48.

Ridwan. (2014). Gaya hidup dan Hipertensi pada Lanjut Usia di Kecamatan
Kasihan Bantul Yogyakarta. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 2, 67–
70.

Rilantono, L. I. (2012). Penyakit Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia. In Penyakit


Kardiovaskular (PKV) 5 Rahasia.

Riskesdas Bali. (2018). Laporan Provinsi Bali. In Lembaga Penerbit Badan


Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Sarastuti, A. W., & Widyantoro, B. (2018). Latihan Fisik bagi Penderita


Hipertensi. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran (CDK), 45(12), 930–933.

Skolastika Nirmala Endah Hapsari, Florentina Dian Maharina, & Monica

63
Saptiningsih. (2021). Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lanjut Usia: Literature
Review. Jurnal Kesehatan, 9(1), 32–48. https://doi.org/10.55912/jks.v9i1.23

Smelzer dan Bare. (2016). Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Journal


Tuberculosis Paru Un.

Sugiyono. (2018). Medodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&G.


Bandung: ALFABETA.

Sukarmin, S., Nurachmah, E., & Gayatri, D. (2013). Penurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Melalui Brisk Walking Exercise. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 16(1), 33–39. https://doi.org/10.7454/jki.v16i1.17

Syafi’i, A. (2019). Pengaruh terapi Masase, Masase Dengan Yoga, dan Masase
Dengan Meditasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah dan Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Hipertensi. Massage for Sport Therapy and
Injury. Yogyakarta, 1(1), 18–29.

Syafrial, H. (2022). Buku Penelitian dan Statistika. Nas Media Pustaka.

Sylvestris, A. (2017). Hipertensi Dan Retinopati HipertensI. Saintika Medika.


https://doi.org/10.22219/sm.v10i1.4142

WHO. (2018). World Health Statistics 2018. In Journal of Materials Processing


Technology (Vol. 1, Issue 1).
http://dx.doi.org/10.1016/j.cirp.2016.06.001%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/
j.powtec.2016.12.055%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.ijfatigue.2019.02.006%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.matlet.2019.04.024%0Ahttps://doi.org/10.1016/
j.matlet.2019.127252%0Ahttp://dx.doi.o

WHO. (2020). Improving hypertension control in 3 million people: country


experiences of programme development and implementation. In Hearts.

Yulanda, G., & Lisiswanti, R. (2017). Penatalaksanaan Hipertensi Primer.


Majority.

Zaen, N. L., & Sinaga, F. (2020). Pengaruh Metode “ Brisk Walking Exercixe ”
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kisaran Rantau. Jurnal Ilmiah Kebidanan
Imelda, 2011, 50–60.

64
Lampiran 1

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
No Kegiatan
2023 2023 2023 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
a Pengumpulan bahan pustaka
b Menyusun Proposal
c Konsultasi proposal
d Ujian proposal
e Perbaikan proposal
Tahap Pelaksanaan
a Mengajukan ijin penelitian
b Pengumpulan data
c Pengolahan data
d Analisa data
Tahap Akhir
a Penyusunan Skripsi
b Ujian sidang hasil penelitian
c Perbaikan dan penggandaan
d Publikasi hasil penelitian

65
Lampiran 2

REALISASI BIAYA PENELITIAN

Persiapan
1 Revisi proposal (print revisi proposal) Rp. 100.000
Pelaksanaan
1 Pengolahan data Rp. 200.000
3 Konsumsi dan hadiah Rp. 200.000
4 Enumerator 3 orang Rp. 300.000
Tahap Akhir
1 Penggandaan skripsi Rp. 400.000
2 Revisi skripsi (print revisi skripsi) Rp. 150.000
3 Penjilidan skripsi Rp. 150.000
4 Konsumsi Sidang Rp. 100.000
Total Rp. 1. 600.000

66
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Responden
Di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Andriyani
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brisk Walking Exercise
terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara”. Untuk maksud tersebut, saya mohon
kesediaan Bpk/ibu/Sdr/i untuk turut berpartisipasi sebagai responden, dalam
memberikan informasi atau jawaban pertanyaan yang di ajukan peneliti.
Semua informasi yang Bpk/ibu/Sdr/I berikan adalah benar dan hanya digunakan
untuk kepentingan peneliti dan akan dijaga kerahasiaannya. Apabila Bpk/ibu/Sdr/I
bersedia berpartisipan dalam penelitian, saya mohon agar menandatangani lembar
pertanyaan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, September 2023


Peneliti

(Dwi Andriyani)

67
Lampiran 4

LEMBAR PEMBERIAN INFORMASI DAN PERSETUJUAN


(INFORMED CONSENT)

Kami meminta Bapak/ Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kepesertaan dari
penelitian ini bersifat sukarela. Mohon agar dibaca penjelasan di bawah dan
silakan bertanya bila ada pertanyaan/ bila ada hal yang kurang jelas.

Pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap Tekanan Darah pada Penderita


Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara
Peneliti Utama Dwi Andriyani
Prodi/ Fakultas/ Univ/ Ilmu Keperawatan Program Sarjana Stikes Wira
Departmen/ Instansi Medika Bali
Dua orang dari kader posyandu lansia di Wilayah
kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Peneliti Lain Kecamatan Denpasar Utara dan 1 orang dari pihak
UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan
Denpasar Utara
Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Lokasi Penelitian
Kecamatan Denpasar Utara
Sponsor/
Individu
Sumber pendanaan

Penjelasan tentang penelitian


Hipertensi sampai saat ini masih menjadi tantangan besar di Indonesia karena
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan dan
memberikan kontribusi hampir 9,4 juta kematian akibat penyakit kardiovaskuler
setiap tahun. Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya
hipertensi, yaitu antara lain faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan/diubah
seperti umur, jenis kelamin, riwayat keluarga dan genetik, kemudian untuk
faktor resiko yang dapat dikendalikan/diubah seperti kebiasaan merokok,
konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, penggunaan jelantah, kebiasaa
konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, penggunaan estrogen dan
kurang aktifitas fisik (Irianto, 2015).
Penanggulangan yang dapat dilakukan dalam menurunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis maupun non-
farmakologis (Dwi, 2017). Beberapa terapi obat pada penderita hipertensi yang
dapat diberikan diantaranya hidroklorotiazide, reserpin, propanolol, kaptopril
dan nifedipin (Yulanda & Lisiswanti, 2017). Cara non-farmakologi juga dapat
dianjurkan pada penderita hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan seperti
penurunan berat badan, diet, pembatasan konsumsi alkohol, terapi relaksasi dan
melakukan aktivitas fisik seperti brisk walking exercise (Irianto, 2015).
Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik aktivitas
sedang yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi dengan teknik jalan cepat

68
selama 20 menit dan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan latihan ini adalah
cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas maksimal denyut jantung,
merangsang kontraksiotot, pemecahan glikogen dan peningkatan oksigen
jaringan. Latihan ini juga berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan
morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori,
mempertahankan berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa
beta endorphin yang dapat menurunkan stress serta tingkat keamanan
penerapan brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi
(Kowalski, 2017).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brisk walking exercise
terhadap tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara. Peserta penelitian adalah seluruh
pasien hipertensi di Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara. Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan.
Sebelum melakukan brisk walking exercise seluruh responden akan diukur
tekanan darahnya terlebih dahulu menggunakan tensimeter digital kemudian
akan dilanjutkan dengan melakukan latihan brisk walking exercise yang akan
dipandun oleh peneliti. Brisk walking exercise akan dilakukan sebanyak dua
kali dalam satu minggu selama satu bulan berdurasi 30 menit setiap latihan
dengan penentuan waktu yang akan disepakati bersama.

Manfaat yang didapat oleh peserta penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal menjaga
kestabilan tekanan darah responden.

Ketidaknyamanan dan risiko / kerugian yang mungkin akan dialami oleh


peserta penelitian
Secara umum, penelitian ini tidak menimbulkan risiko / kerugian dari prosedur
yang akan dijalankan oleh peserta dalam penelitian ini, karena pada dasarnya
intervensi yang diberikan memiliki efek yang bagus untuk pasien.

Kerahasiaan Data Peserta Penelitian


Peneliti menjaga kerahasiaan data peserta penelitian. Kerahasiaan penelitian
dilakukan dengan tidak mencantumkan nama lengkap peserta pada lembar
kuesioner, lembar tersebut hanya di beri kode nomor responden dan nama inisial
peserta penelitian. Semua data hanya dapat diakses oleh peneliti. Data mentah
yang tersimpan akan dihapus dalam kurun waktu satu tahun. setelah berakhirnya
penelitian.

Kepesertaan pada penelitian ini adalah sukarela.


Kepesertaan Bapak/ Ibu pada penelitian ini bersifat sukarela. Bapak/ Ibu dapat
menolak untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau
menghentikan kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi.

69
JIKA SETUJU UNTUK MENJADI PESERTA PENELITIAN
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Bapak/ Ibu diminta untuk
menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Sebagai*Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah Bapak/ Ibu benar-benar memahami
tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu akan diberi Salinan persetujuan yang sudah
ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang dapat
mempengaruhi keputusan Bapak/ Ibu untuk kelanjutan kepesertaan dalam
penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Bapak/ Ibu.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi
Dwi Andriyani, HP: 081353470504

Tanda tangan Bapak/ Ibu di bawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu telah
membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya
kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.

Peserta/ Subyek Penelitian, Wali,

_ __ _ ___
Tanda Tangan dan Nama Tanda Tangan dan Nama
Tanggal (wajib diisi): / / Tanggal (wajib diisi): / /
Hubungan dengan Peserta/ Subyek Penelitian:

Peneliti

Dwi Andriyani
Tanda Tangan dan Nama Tanggal

70
Lampiran 5

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


MENGUKUR TEKANAN DARAH

Mengukur Tekanan Darah


PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi
PELAKSANAAN
Pengertian Mengukur tekanan sistole dan tekanan diastole pada
dinding arteri
Tujuan 1. Untuk mengetahui kerja jantung
2. Untuk menentukan diagnosa
3. Untuk menentukan langkah-langkah keperawatan
Prosedur Perisiapan alat
1. Tensimeter air raksa
2. Stetoskop
3. Buku catatan dan bolpoint
4. Persiapan pasien
5. Pasien dijelaskan tentang prosedur tindakan yang akan
dilakukan dan mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
Langkah-langkah 1. Petugas mencuci tangan
2. Petugas membuka lengan baju pasien atau digulung ke
atas
3. Petugas memasang manset tensimeter pada lengan atas
(3 jari diatas fossa cubiti) dengan pipa karetnya berada
di sisi luar lengan. Manset dipasang tidak terlalu
kencang atau terlalu longgar
4. Petugas meraba denyut nadi brachialis, lalu stetoskop
ditempatkan pada daerah yang terasa denyut nadi
5. Petugas membuka pengunci air raksa
6. Petugas menutup skrup balon karet, selanjutnya balon
karet dipompa sampai denyut arteri tidak terdengar
lagi dan air raksa didalam pipa gelas naik
7. Petugas membuka skrup balon perlahan-lahan
sehingga air raksa turun perlahan, sambil
memperhatikan turunnya air raksa dengarkan bunyi
denyutan pertama/sistole, dengarkan terus sampai
denyutan terakhir/diastole
8. Petugas mencatat hasil pengukuran dan respon pasien
Hal-hal yang perlu Posisi manset dan stetoskop sehingga dapat
diperhatikan mendengarkan tekanan systole dan diastole dengan benar

71
Lampiran 6

Standar Prosedur Operasional


Brisk Walking Exercise

Brisk Walking Exercise


PROSEDUR No. Dokumen No. Revisi
PELAKSANAAN
Pengertian Latihan atau aktivitas fisik dengan intesitas sedang
dengan teknik jalan cepat dengan kecepatan rata-rata
4-6 km/jam dimana kaki dilarang melayang atau
melakukan gerakan melompat dan tetap bersentuhan
dengan tanah.
Tujuan 1. Untuk menormalkan tekanan darah
2. Menjaga kesehatan jantung
3. Pencegahan thrombosis coroner
4. Pencegahan gangguan pencernaan
5. Meningkatkan kesehatan otak
Prosedur Perlengkapan yang digunakan
1. Baju olahraga
2. Sepatu olahraga

Langkah-langkah
1. Mengatur posisi klien (berdiri)

2. Latihan tumit dan jari kaki


Klien harus menjejakkan kaki tepat pada tumit
dengan jari kaki yang terangkat tinggi

72
3. Latihan Langkah
Klien harus menggerakkan kaki lebih cepat
dengan melangkahkan kaki sebanyak mungkin
dalam satu menit yang disebut pergantian
(turnover) sambil mempertahankan jarak langkah
yang sebenarnya.

4. Pinggul
Klien harus menghindari gerakan pinggul yang
terlalu berlebihan. Mengayunkan pinggul ke kiri
dan kanan juga dapat membuang-buang tenaga
yang dibutuhkan untuk terus berjalan.
5. Ayunan tangan
Ayunan tangan klien harus kuat tetapi tetap rapat
dengan tubuh, dengan tinggi ayunan yang tidak
melebihi dada, sikut merapat dengan pinggang
dan jari tangan tidak melewati bagian tengah
tubuh atau tidak berjarak lebih dari 10 hingga 12
inci (30 cm) di depan anda. Posisi tangan tidak
mengepal.

6. Lekukan tangan
Klien harus melekukkan sikut sebesar 900
7. Tangan
Klien tidak perlu mengepalkan tangan
Lakukan latihan selama 20 menit

73
Lampiran 7

Formulir Pengumpulan Data


Identitas :
Inisial Nama :
Usia :______ Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki ( ) / Perempuan ( )
Pendidikan : SD ( ) / SMP ( ) / SMA/SMK ( )
Diploma/Sarjana ( )
Pekerjaan :

Tekanan Darah
Pre-Test Post-Test
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.

74
Lampiran 8

MASTER TABEL

No.Resp Inisial Umur Pendidikan Pekerjaan

1 JR 53 Th SMA IRT
2 AS 50 Th SMA IRT
3 IA 51 Th SMA Wiraswasta
4 PN 65 Th SMP IRT
5 WK 68 Th SMA Swasta
6 NW 70 Th SMP Wiraswasta
7 NS 69 Th SMA Wiraswasta
8 BM 61 Th SMP Swasta
9 KN 51 Th SMA Wiraswasta
10 GN 46 Th SMA Swasta
11 WP 62 Th SMP IRT
12 KE 58 Th SMP IRT
13 NW 57 Th SMP IRT
14 NK 56 Th SMP Pedagang
15 NP 48 Th SMK Pedagang
16 NS 50 Th SMP IRT
17 NL 48 Th SMA Wiraswasta
18 SA 56 Th SMP IRT
19 SK 61 Th SMA Wiraswasta
20 NM 61 Th SMK Pensiunan
21 ND 62 Th S1 PNS (Pensiunan)
22 KS 58 Th SMP IRT
23 NP 52 Th SMP IRT
24 SS 57 TH SMP Wiraswasta
25 JM 60 Th SMK IRT

75
TEKANAN DARAH

No. Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6 Pertemuan 7 Pertemuan 8


Res
Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post Pre Post
p
1 184/103 189/111 179/97 179/102 168/96 168/99 151/101 160/112 155/72 157/99 148/75 155/99 160/88 162/91 158/92 159/101
2 142/100 139/92 139/98 141/101 132/99 135/99 120/60 125/69 131/100 120/89 132/88 141/73 129/96 135/89 139/99 141/88
3 150/72 140/80 140/90 145/90 140/70 158/80 160/90 169/100 150/90 155/93 140/70 145/99 131/72 139/89 125/99 133/81
4 132/87 140/90 140/80 150/90 150/99 148/100 150/113 151/98 150/72 161/99 130/89 141/92 130/82 130/99 139/72 140/90
5 160/90 159/99 155/93 153/97 149/102 130/70 145/92 149/97 130/60 135/85 142/77 149/81 149/51 152/102 161/99 160/100
6 147/103 149/113 143/80 141/97 130/92 142/102 139/110 140/79 142/71 150/66 151/92 159/92 145/66 149/99 149/99 152/103
7 170/110 171/120 149/92 152/102 166/113 167/101 169/112 161/89 171/98 172/102 160/90 170/80 150/90 150/100 163/72 159/96
8 150/99 152/107 140/90 140/80 150/90 160/90 140/72 142/91 150/100 150/95 140/60 145/60 155/72 156/89 145/97 146/103
9 143/118 148/105 148/91 149/101 139/99 138/100 140/80 140/90 135/92 139/98 141/88 149/73 133/89 136/70 126/66 130/77
10 140/77 149/99 148/81 145/99 152/86 156/89 136/88 139/79 141/77 152/101 149/72 145/91 140/90 140/80 143/101 145/98
11 162/104 163/108 157/90 150/81 143/91 155/95 143/92 149/102 136/79 140/83 148/83 152/78 145/77 146/72 150/72 152/99
12 161/88 166/130 158/93 161/101 137/87 143/80 131/80 152/78 140/83 131/83 142/99 132/99 159/82 159/100 157/86 159/92
13 148/82 149/76 149/72 150/90 151/71 155/89 140/65 145/77 128/90 130/75 148/92 150/91 140/70 150/80 150/88 151/98
14 155/84 156/90 153/92 155/91 150/80 152/91 148/92 149/78 149/102 150/72 148/101 150/92 150/90 155/92 146/89 148/69
15 152/89 155/99 151/83 153/92 150/81 152/82 155/98 158/71 150/91 150/100 152/78 149/101 150/80 150/90 145/87 146/74
16 161/88 160/100 158/57 159/72 155/82 157/91 155/79 156/91 150/86 152/87 140/90 149/61 138/71 135/81 130/60 130/70
17 157/91 153/90 151/83 152/91 154/80 158/87 148/87 150/89 145/91 155/72 150/84 151/93 152/94 153/101 150/81 151/92
18 160/92 158/111 152/78 155/97 150/79 152/81 150/80 160/92 140/79 145/81 142/91 145/95 155/101 156/72 159/91 162/66
19 163/85 166/77 156/93 159/72 152/78 155/91 150/91 152/100 160/72 162/91 155/98 159/72 154/99 152/91 140/80 145/89
20 150/72 160/81 152/101 155/92 150/102 155/100 147/94 150/99 148/97 149/100 152/103 155/97 156/92 157/22 143/85 145/93
21 148/81 145/66 144/75 142/69 145/92 147/77 159/100 161/72 150/84 153/91 148/75 150/59 136/79 135/91 130/84 133/69
22 146/70 150/80 145/85 148/93 135/56 138/69 143/77 145/79 141/69 143/73 149/99 150/91 140/89 141/92 139/74 141/89
23 171/88 172/89 170/98 175/99 161/92 168/79 162/98 165/102 151/60 154/91 150/78 151/99 152/72 153/98 160/66 160/97

76
24 152/75 155/88 52/110 150/89 153/91 155/72 140/60 140/70 130/89 131/72 135/89 136/79 151/92 155/81 140/71 141/79
25 160/80 162/91 160/90 161/66 150/91 151/91 152/78 151/89 160/59 161/81 159/102 160/91 158/99 159/89 153/87 155/72

77
Lampiran 9

HASIL ANALISIS DATA

DATASET NAME DataSet1 WINDOW=FRONT.


FREQUENCIES VARIABLES=Usia JK Pendidikan Pekerjaan
/STATISTICS=STDDEV MINIMUM MAXIMUM MEAN MEDIAN

/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
Statistics

Usia JK Pendidikan Pekerjaan

N Valid 25 25 25 25

Missing 0 0 0 0
Mean 1.40 1.52 2.56 2.08
Median 1.00 2.00 3.00 2.00
Std. Deviation .500 .510 .583 1.077
Minimum 1 1 2 1
Maximum 2 2 4 4

Frequency Table
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Pra Lansi (45-59 tahun) 15 60.0 60.0 60.0

Lansia (>=60 tahun) 10 40.0 40.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

JK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-laki 12 48.0 48.0 48.0

Perempuan 13 52.0 52.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

78
Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 12 48.0 48.0 48.0

SMA 12 48.0 48.0 96.0

PT 1 4.0 4.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

Pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 11 44.0 44.0 44.0

Swasta 3 12.0 12.0 56.0

Wiraswasta 9 36.0 36.0 92.0

PNS 2 8.0 8.0 100.0

Total 25 100.0 100.0

79
Frequencies Tekanan Darah Sistole dan Diastole
Sistole

S1 S1A S2 S2A S3 S3A S4 S4A S5 S5A S6 S6A S7 S7A S8 S8A

N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 154.56 156.24 151.56 152.80 148.48 151.80 146.92 150.36 145.32 147.88 146.04 149.52 146.32 148.20 145.60 147.36
Median 152.00 155.00 151.00 152.00 150.00 155.00 148.00 150.00 148.00 150.00 148.00 150.00 150.00 150.00 145.00 146.00
Std. Deviation 11.151 11.355 9.314 9.478 9.390 9.887 10.452 9.785 10.491 11.959 7.547 7.901 9.573 9.156 10.874 9.746
Minimum 132 139 139 140 130 130 120 125 128 120 130 132 129 130 125 130
Maximum 184 189 179 179 168 168 169 169 171 172 160 170 160 162 163 162

Distole

D1 D1A D2 D2A D3 D3A D4 D4A D5 D5A D6 D6A D7 D7A D8 D8A

N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 89.12 95.68 87.68 90.16 87.96 88.20 87.56 87.72 82.52 87.16 86.52 85.52 83.32 86.40 83.88 87.40
Median 88.00 92.00 90.00 92.00 91.00 90.00 90.00 89.00 84.00 89.00 89.00 91.00 88.00 90.00 86.00 90.00
Std. Deviation 12.340 15.162 10.773 10.850 12.177 10.178 14.632 11.887 13.090 10.961 11.166 13.058 12.216 16.350 12.050 12.104
Minimum 70 66 57 66 56 69 60 69 59 66 60 59 51 22 60 66
Maximum 118 130 110 102 113 102 113 112 102 102 103 101 101 102 101 103

80
Uji Normalitas Data

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

TDpreS 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%


TDpreD 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
TDpostS 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
TDpostD 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

TDpreS Mean 156.24 2.271

95% Confidence Interval for Lower Bound 151.55


Mean Upper Bound 160.93

5% Trimmed Mean 155.56

Median 155.00

Variance 128.940

Std. Deviation 11.355

Minimum 139

Maximum 189

Range 50

Interquartile Range 14

Skewness .854 .464

Kurtosis 1.546 .902

TDpreD Mean 95.68 3.032

95% Confidence Interval for Lower Bound 89.42


Mean Upper Bound 101.94

5% Trimmed Mean 95.42

Median 92.00

81
Variance 229.893

Std. Deviation 15.162

Minimum 66

Maximum 130

Range 64

Interquartile Range 23

Skewness .246 .464

Kurtosis -.165 .902

TDpostS Mean 147.36 1.949

95% Confidence Interval for Lower Bound 143.34


Mean Upper Bound 151.38

5% Trimmed Mean 147.53

Median 146.00

Variance 94.990

Std. Deviation 9.746

Minimum 130

Maximum 162

Range 32

Interquartile Range 16

Skewness -.242 .464

Kurtosis -.856 .902

TDpostD Mean 87.40 2.421

95% Confidence Interval for Lower Bound 82.40


Mean Upper Bound 92.40

5% Trimmed Mean 87.69

Median 90.00

Variance 146.500

Std. Deviation 12.104

Minimum 66

Maximum 103

Range 37

Interquartile Range 22

82
Skewness -.449 .464

Kurtosis -1.234 .902

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TDpreS .090 25 .200* .949 25 .235


TDpreD .116 25 .200* .982 25 .927
TDpostS .124 25 .200* .942 25 .167
TDpostD .160 25 .199 .906 25 .125

a. Lilliefors Significance Correction


*. This is a lower bound of the true significance.

83
Analisis Bivariat
T-TEST PAIRS=TDpreS WITH TDpostS (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)

T-Test Sistole
Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TDpreS 156.24 25 11.355 2.271

TDpostS 147.36 25 9.746 1.949

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 TDpreS & TDpostS 25 .629 .001

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 TDpreS - TDpostS 8.880 9.198 1.840 5.083 12.677 4.827 24 .000

84
T-Test Diastole

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 TDpreD 95.68 25 15.162 3.032

TDpostD 87.40 25 12.104 2.421

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 TDpreD & TDpostD 25 .257 .215

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)

Pair 1 TDpreD - TDpostD 8.280 16.794 3.359 1.348 15.212 2.465 24 .021

85
Lampiran 10

DOKUMENTASI PENELITIAN

86
87
Lampiran 11

ARSIP SURAT

88

Anda mungkin juga menyukai