OLEH:
DWI ANDRIYANI
223221369
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali untuk memenuhi
salah satu persyaratan menyelesaikan Program Sarjana Keperawatan
DWI ANDRIYANI
223221369
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI
Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.kep., M.Fis Ns. Abdul Azis, S.Kep., M.Kes
NIK. 2.04.10.511 NIP : 196701011990031008
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana., MM Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep
NIK. 2.04.13.695 NIK. 2.04.10.403
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap Tekanan Darah pada Penderita
Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan
Program Sarjana, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan sejak awal
sampai terselesainya proposal ini, untuk itu dengan segala hormat dan kerendahan
hati, peneliti menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Drs. I Dewa Agung Ketut Sudarsana, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Wira Medika Bali dan beliau yang telah memberikan bimbingan
dalam penyusunan skripsi ini serta memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan Program Studi Keperawatan Program Sarjana.
2. Ns. Ni Luh Putu Dewi Puspawati, S.Kep., M.Kep selaku Ketua Program
Studi Keperawatan Program Sarjana STIKes Wira Medika Bali.
3. Ns. Ni Kadek Yuni Lestari, S.Kep., M.Fis selaku pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ns. Abdul Azis, S.Kep., M.Kes selaku pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan materi dalam
penyelesaian skripsi ini.
6. Teman-teman mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
angkatan ke-15 yang selalu memberikan dukungan dan masukan dalam
penyempurnaan skripsi ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
bisa disebutkan peneliti satu persatu.
vii
Peneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penyusunan skripsi
ini. Peneliti telah berusaha dengan segenap kemampuan dalam menuangkan
pemikiran ke dalam skripsi ini, tentunya akan masih banyak ditemukan hal-hal
yang masih perlu diperbaiki. Untuk itu, peneliti sangat mengharapkan kritik dan
saran guna menyempurnakan skripsi ini.
(Dwi Andriyani)
viii
DAFTAR ISI
JUDUL............................................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iv
ABSTRAK ...................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR..................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian...................................................................................... 7
ix
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.................................................................. 32
3.4 Variabel dan Definisi Operasional.............................................................. 35
3.5 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36
3.6 Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 39
3.7 Etika Penelitian........................................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
karena merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan dan
setiap tahun. Hipertensi yang tidak terkontrol juga meningkatkan risiko penyakit
jantung koroner sebesar 12% dan meningkatkan risiko stroke sebesar 24% (WHO,
2018).
memprediksi bahwa pada tahun 2025 yang akan datang, ada sekitar 29% jiwa di
tahun 2018 mencapai 8,36% per 658.201 penduduk (Kemenkes RI, 2019).
seperti penyakit jantung koroner dan perdarahan otak merupakan penyebab utama
tahun akan mendapat 2-3 kali kemungkinan penyakit jantung koroner dengan
kematian 50% dalam waktu 5 tahun dan enam kali mendapatkan stroke
1
kerugian yang diderita manusia akibat hipertensi misalnya kegagalan ginjal,
kerusakan pada mata, kelumpuhan akibat serangan pada otak (Nuraini, 2015).
Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi, yaitu antara
lain faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan/diubah seperti umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga dan genetik, kemudian untuk faktor resiko yang dapat
beralkohol, obesitas, penggunaan estrogen dan kurang aktifitas fisik (Irianto, 201
5).
integritas yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan tingkat pertama, dan BPJS
komplikasi yang serius dan meningkatkan kualitas hidup penderita hipertensi dan
sebesar 83,5 triliun rupiah pada tahun 2016 untuk menjalankan Prolanis, akan
tetapi tingkat keikut sertaan masih belum maksimal. Berdasarkan studi yang
2
pemerintah, maka diperlukan beberapa upaya pendekatan lain untuk menjaga
Beberapa terapi obat pada penderita hipertensi yang dapat diberikan diantaranya
hipertensi. Beberapa cara yang dapat dilakukan seperti penurunan berat badan,
diet, pembatasan konsumsi alkohol, terapi relaksasi dan melakukan aktivitas fisik
tekanan darah pada penderita hipertensi, namun banyak penderita hipertensi yang
di lokasi penelitian, namun tidak serta merta dapat merubah pola hidup
di lokasi penelitian.
aktivitas sedang yang dapat dilakukan oleh penderita hipertensi dengan teknik
3
jalan cepat selama 20 menit dan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan latihan
ini adalah cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas maksimal denyut jantung,
jaringan. Latihan ini juga berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan
beta endorphin yang dapat menurunkan stress serta tingkat keamanan penerapan
brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi (Kowalski,
dapat memberikan hasil yang baik dan efektif untuk menurunkan tekanan darah
pada lansia usia 60-74 tahun. Sarastuti and Widyantoro (2018) menyatakan bahwa
latihan fisik yang disarankan untuk penderita hipertensi adalah dengan intensitas
latihan fisik 30-60 menit/ minggu. Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari
(2018) juga menemukan bahwa aktifitas jalan pagi memiliki pengaruh terhadap
hipertensi yang terdata sebanyak 125 orang. Kepala UPTD Puskesmas 1 Dinas
4
untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi selama ini yang
adalah dengan pemantauan tekanan darah secara berkala dan pemberian obat anti
anti hipertensi yang diresepkan dokter saja. Pasien mengatakan tidak pernah
obat anti hipertensi dan tidak pernah mendengar tentang brisk walking exercise
yang dapat dilakukan untuk mengontrol tekanan darah. Seluruh pasien juga
dianjurkan oleh Puskesmas saja, dan pasien juga mengatakan takut jika terus
tentang “pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi
Utara”.
5
1.3 Tujuan Penelitian
Denpasar Utara.
1.4.1 Praktis
Penelitian ini dapat sebagai media belajar dan wahana kepustakaan terkait
6
2. Bagi Perawat
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan untuk health education baru
farmakologi.
3. Bagi Responden
secara mandiri.
Hasil penelitian ini dapat digunakan menjadi referensi atau data dasar untuk
1.4.2 Teoritis
dari karya ilmiah ini maka dapat dibandingkan perbedaannya dengan penelitian-
penelitian berikut:
7
1.5.1 Penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2018) tentang “Pengaruh Jalan
jalan pagi sebagian besar (65%) tekanan darah sistole 140-159 mmHg dan
(88,3%) tekanan darah diastole >100 mmHg. Hasil analisa data diperoleh
bebas pada penelitian ini adalah jalan pagi sedangkan variabel bebas pada
8
1.5.2 Penelitian yang dilakukan Makawekes (2020) tentang “Pengaruh Aktivitas
Fisik Terhadap Tekanan Darah pada Usia Lanjut 60-74 Tahun”. Metode
signifikan 0,005. uji diperoleh yaitu tekanan darah sebelum aktivitas fisik
memiliki nilai lebih kecil dari tekanan darah sesudah aktivitas dimana
dimana variabel bebas pada penelitian ini adalah aktivitas fisik sedangkan
variabel bebas pada penelitian yang akan dilakukan adalah brisk walking
Berdasarkan paparan dan kajian literatur yang telah peneliti lakukan, maka
penelitian yang akan peneliti lakukan memang berbeda dengan penelitian yang
9
telah dilakukan sebelumnya. Perbedaan tersebut meliputi posisi variabel dan
variabel yang diangkat, dimana variabel bebas dalam penelitian yang akan
dilakukan adalah brisk walking exercise dan variabel terikatnya adalah tekanan
darah pasien hipertensi. Lokasi penelitian dan sampel dalam penelitian juga
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
atas nilai normal. Tekanan darah adalah tekanan aliran darah yang mengalir di
dalam pembuluh darah arteri. Tekanan inilah yang diukur dengan menggunakan
alat tensimeter (Kadir, 2018). Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan
systole dan diastole mengalami kenaikan yang melebihi batas normal yaitu
tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan diastolik > 90 mmHg. Hipertensi atau
tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit salah satu risiko tinggi yang bisa
menjadi penyakit jantung, stroke dan gagal ginjal (Smelzer dan Bare, 2016).
sistolik atau diastolik dalam arteri secara intermiten atau berlarut- larut. Tekanan
darah antara 139/89 mmHg disebut “pra hipertensi” dan tekanan darah dari 140/90
memberikakan keluhan yang khas sehingga banyak orang yang tidak menyadari
terkena hipertensi, oleh karena itu hipertensi sering disebut sebagai silent killer
11
Menurut definisi-definisi di atas dapat di peroleh kesimpulan bahwa
hipertensi adalah keadaan tekanan darah naik menjadi ≥ 140 mmHg (sistolik) dan
12
tau ≥ 90 mmHg (diastolic) karena penyumbatan pembuluh darah yang
mengalir di dalam pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh
manusia. Tekanan darah yang diukur pada nadi dinyatakan dalam millimeter
(mm) air raksa (Hg) dan terdiri dari dua nilai: yang atas disebut tekanan sitolik
dan yang bawah disebut tekanan diastolik. Tekanan darah sistolik dicapai bila titik
jantung menguncup karena pada saat itu tekanan yang dicapai adalah tekanan
yang tertinggi. Tekanan darah diastolik dapat dicapai bila jantung merenggang
pada saat itu tekanan yang dicapai merupakan tekanan yang terendah. Pada
pengukuran tekanan darah kita harus mengukur dua tekanan: tekanan tertinggi dan
tekanan terendah atau biasa disebut dengan tekanan sitolik dan diastolik (Ridwan,
fowller.
kriteria sebagai berikut: hipertensi ringan dengan sistol (140-159 mmHg) dan
diastol (90-99 mmHg), hipertensi sedang sistole (160-179 mmHg) dan diastol
(100-109 mmHg), serta hipertensi berat sistole (≥ 180 mmHg) dan diastol (≥ 110
13
Menurut American Heart Association and Joint National Comitte VIII
Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi
Indonesia (2019):
Tabel 2.2
Klasifikasi Hipertensi
berikut:
essensial tidak diketahui penyebabnya, dialami oleh sebagian besar (90%) pasien
hiperaktifitas saraf simpatis, sistem renin (Nurarif, 2015). Hipertensi primer tidak
dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dengan terapi yang tepat (termasuk
14
modifikasi gaya hidup dan obat). Faktor genetik mungkin berperan penting dalam
pengembangan hipertensi primer. Ini bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung
2. Hipertensi sekunder
penyebab lain yang dapat diidentifikasi, penyebab tersering adalah penyakit ginjal
berikut:
Keturunan, faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika didalam keluarga pada
orangtua atau saudara memiliki tekanan darah tinggi maka dugaan hipertensi
menjadi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan darah tinggi
lebih tinggi pada kembar identik dibandingkan kembar tidak identik. Selain itu
pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
semakin besar pula risiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Hal ini juga
Jenis kelamin, diantara orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum
laki-laki lebih banyak yang menderita hipertensi. Namun hal tersebut akan terjadi
15
sebaliknya setelah berusia 55 tahun ketika sebagian besar wanita mengalami
2. Dapat dikendalikan:
2) Obesitas. Orang dengan berat badan diatas 30% berat badan ideal, memiliki
4) Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil, yang cenderung meningkatkan
tekanan darah untuk sementara waktu. Jika stress telah berlalu maka tekanan
diperoleh dari perkalian antara stroke volume (volume darah yang dipompa dari
16
ventrikel jantung) dengan hearth rate (denyut jantung). Pengaturan tahanan
merupakan bentuk abnormalitas dari kedua faktor tersebut yang ditandai dengan
Secara fisiologis tekanan darah akan mulai naik pada pagi hari hingga siang hari
kemudian mencapai puncaknya pada sore hari dan kembali turun pada malam hari
2. Peningkatan tonus pada sistem saraf simpatik yang abnormal dan berasal dari
perifer.
hormonal.
17
kontraksi jantung, ventrikel kiri mengalami hipertrofi sehingga kebutuhan
oksigen dan beban kerja jantung meningkat. Dilatasi dan kegagalan jantung
maka jantung dapat mengalami gangguan lebih lanjut akibat penurunan aliran
seperti stroke, gagal ginjal, aneurisme dan cedera retina (Kowalak, 2011).
Meskipun hipertensi sering tanpa gejala namun tanda klinis berikut dapat
2. Penglihatan kabur karena adanya kerusakan pada retina sebagai dampak dari
hipertensi.
3. Ayunan langkah tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf pusat.
18
2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi
1. Terapi Farmakologi
2016):
farmakoterapi bila tekanan darah sama atau lebih dari 140/90 mmHg dengan
disarankan untuk farmakoterapi bila tekanan darah sama dengan atau diatas
140/90 mmHg.
Terapi obat pada penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat berikut
hemokonsentrasi/odem paru).
3) Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikkan menjadi 20
19
mg dua kali sehari (kontra indikasi untuk penderita asma).
5) Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikkan 10 mg dua kali
sehari
2. Terapi Non-Farmakologi
darah. Hal ini disebut juga dengan terapi non-farmakologik yang meliputi (Irianto,
2015):
1) Penurunan berat badan, target indeks masa tubuh yang normal bagi orang
natrium tidak lebih dari 2,4 g/hari atau NaCl 6 g/hari. Dapat menurunkan
tiga hari dalam seminggu. Dapat menurunkan tekanan darah sistolik sekitar 4-
9 mmHg.
20
2.2 Konsep Brisk Walking Exercise
Brisk walking exercise (jalan cepat) sebagai salah satu bentuk latihan
aerobik merupakan bentuk latihan aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan
km/jam. Metode ini cukup efektif dalam meningkatan denyut jantung secara
maksimal, merangsang kontraksi otot, dan menurunkan faktor lainnya yang dapat
fisik dengan intensitas sedang, seperti Brisk Walking Exercise dapat menurunkan
Exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobic dengan bentuk latihan
aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan teknik jalan cepat. ini cukup
Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk latihan aerobik dengan
bentuk latihan aktivitas sedang dengan teknik berjalan cepat (Sonhaji, 2020).
Menurut Jannah (2019) brisk walking exercise akan mampu mengurangi lemak
berlebihan dalam tubuh (Novitasari et al., 2021). Brisk walking exercise adalah
jenis olahraga aerobik dengan teknik gerakan berjalan secepat mungkin tanpa
kehilangan kontak atau sentuhan dengan tanah. Gerakan jalan cepat ini dilakukan
21
secara konstan dan disesuaikan agar kaki senantiasa menyentuh bumi. Jika salah
satu kaki terangkat untuk melangkah ke depan, maka kaki satunya harus tetap
menginjak tanah sehingga salah satu telapak kakinya masih berinteraksi dengan
tanah. Pada olahraga jalan cepat ini kaki dilarang melayang atau melakukan
gerakan melompat karena aturan dasarnya adalah tidak boleh kehilangan kontak
atau sentuhan dengan tanah, dimana setidaknya salah satu kaki harus selalu
ecxercise adalah latihan atau aktivitas fisik dengan intesitas sedang dengan teknik
jalan cepat dengan kecepatan rata-rata 4-6 km/jam dimana kaki dilarang melayang
berfungsi sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak untuk memberikan
2. Kesehatan jantung
banyak oksigen dari biasanya, hal tersebut dapat membuat otot-otot jantung lebih
22
3. Pencegahan thrombosis coroner
kiri.
otak yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan otak (Sukarmin et al., 2013).
Waktu yang disarankan untuk pelaksanaan brisk walking adalah sekitar 15-
30 menit, namun jika belum mampu mencapai waktu yang disarankan tersebut
dapat dilakukan secara bertahap. Brisk walking dapat dilakukan minimal 2-3 kali
dalam seminggu (Skolastika Nirmala Endah Hapsari et al., 2021). Zaen and
Sinaga (2020) menemukan bahwa brisk walking exersice secara teratur selama
seminggu sebanyak lima kali dalam waktu 30 menit terbukti dapat menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Olah raga jalan cepat (brisk walking)
memiliki teknik dasar dan tahapan yang harus dipelajari, yaitu antara lain:
Saat melakukan jalan cepat, secepat apapun ketika berjalan tidak ada kaki
yang melayang di udara. Kaki depan harus menyentuh tanah sebelum kaki
belakang diangkat. Kesalahan yang sering terjadi pada tahap ini adalah sikap
23
badan terlalu kaku, langkah kaki yang kurang pas, tergesa-gesa, lutut ditekuk,
masih terlihat lari karena masih ada saat melayang diudara, kurang adanya
Pada tahap II, kaki depan menyentuh tanah segera setelah kaki belakang
menyentuh tanah terlebih dahulu. Hal yang harus dihindari dalam fase ini adalah
jangan terlalu kaku ketika melakukan tarikan kaki belakang, langkah kaki jangan
keseimbangan.
Tahap relaksasi adalah tahap antara tahap awal ketika melangkahkan kaki ke
depan dan ketika akan melakukan tarikan kaki belakang. Pada tahap ini pinggang
berada pada posisi yang sama dengan bahu, sedangkan lengan vertikal dan paralel
disamping badan.
4. Tahap IV dorongan
Pada tahap ini adalah gerakan ketika ketiga tahap diatas selesai dilakukan.
Tahap dorongan ini adalah mempercepat laju jalan kaki dengan dorongan tenaga
melakukan langkah-langkah kaki, namun langkah kaki jangan terlalu pendek dan
24
2.2.4 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Melakukan Brisk Walking
Exercise
Selain teknik dasar, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
1. Saat melangkahkan kaki, tumpuan kaki harus selalu kontak dengan tanah dan
lutut harus dalam keadaan lurus, sebelum kaki yang dilangkahkan mendarat
ditanah.
Misalnya mengangkat tungkai kaki kiri ke depan, maka di saat yang sama
3. Pada saat kaki mendarat (misalnya kaki kiri) menyentuh tanah, segera paha
depan diikuti dengan badan condong ke depan dan pandangan tetap lurus.
6. terlalu tinggi.
7. Saat berjalan usahakan agar pinggul tetap rendah dan berada di bawah,
keadaan ini harus diusahakan tetap stabil, hindari gerakan ke samping yang
berlebihan.
25
Gambar 2.1 Teknik jalan cepat
3. Ayunkan lengan secara bebas dengan sedikit menekuk siku. Jika lengan
4. Jaga otot perut agak sedikit kencang dan punggung lurus. Jangan
5. Harus berjalan dengan lancar, memutar kaki dari tumit ke ujung jari kaki
2.3
Penderita Hipertensi
Aktifitas fisik berupa brisk walking secara teratur telah ditemukan pada
2016). Saat melakukan aktifitas fisik (brisk walking) suhu tubuh akan meningkat,
darah untuk mengurangi panas tubuh (Montero et al., 2014). Selain itu, aktifitas
26
vasodilatasi dan relaksasi pada pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah
menjadi elastis. Kegiatan fisik yang dilakukan dengan teratur dapat menyebabkan
perubahan pada jantung, seperti otot polos jantung yang menjadi lebih kuat,
sehingga daya tampung lebih besar dan denyut jantung menjadi kuat serta teratur
dapat mengontrol tekanan darah dengan baik karena aktifitas fisik membantu
mengurangi stres. Selain itu aktifitas fisik juga dapat meningkatkan fungsi
pembuluh darah dan mengurangi kekakuan pembuluh darah (Fritz & Caidahl,
2013). Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur telah direkomendasikan oleh
pedoman hipertensi Amerika dan Eropa dalam mengurangi tekanan darah (Corrao
et al., 2011). Aktivitas fisik sepeti jalan kaki secara teratur dalam meta-analisis
terbaru telah dilaporkan bahwa secara signifikan dapat menurunkan tekanan darah
Salah satu aktvitas fisik (jalan kaki) yang sudah cukup banyak digunakan
sebagai salah satu intervensi dalam penelitian dan disebutkan menjadi salah satu
model aktivitas fisik yang dapat menurunkan tekanan darah adalah brisk walking
kebiasaan berjalan kaki dapat memberikan kontribusi yang aman dan efektif
tersebut pada potensi efek samping dari terapi farmakologi. Brisk walking
exercise tidak hanya efektif dalam menurunkan tekanan darah, tetapi juga efektif
27
dalam beberapa masalah kardiovaskular lainnya. Briks walking menyebabkan
peningkatan arteri dan mengurangi aktivasi sistem saraf pusat. Hal ini
pembatasan kalori dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah (Lee et al., 2010;
Fritz & Caidahl, 2013). Sumbatan plak pada pembuluh darah yang berkurang
yang elastis dan bebas plak membantu mengurangi tekanan dalam pembuluh
darah saat darah mengalir (Fritz & Caidahl, 2013). Selain itu, brisk walking juga
berupa jalan kaki terutama jalan cepat (brisk walking) memiliki risiko kematian
harian seperti jalan kaki yang lambat. Penelitian ini didukung atau sejalan dengan
hasil analisis gabungan dari survei kesehatan Skotlandia dan Inggris, yang
28
2.4 Kerangka Konsep
Meningkatkan rasa
nyaman Distensi aliran
darah menurun
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak Diteliti
: Alur Pikir
Gambar 2.2
Kerangka Konsp Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah Pada
Penderita Hipertensi
29
2.5 Hipotesis
dalam penelitian ini yaitu ada pengaruh Brisk Walking Exercise terhadap tekanan
30
BAB III
METODE PENELITIAN
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Keterangan:
31
3.1.2 Kerangka Kerja
Populasi
Semua pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah kerja UPTD
Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sejumlah 34 pasien
Tehnik Sampling
Nonprobability sampling dengan teknik pusposive sampling
Sampel
Pasien hipertensi di desa Dangin Puri kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sejumlah sebanyak 25
responden
Pretest
Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi sebelum melakukan brisk walking exercise
Intervensi
Brisk walking exercise selama 30 menit sebanyak 2 kali dalam satu minggu selama satu bulan
Post test
Pengukuran tekanan darah pasien hipertensi sesudah melakukan brisk
walking exercise
Analisa data
Dilakukan uji normalitas data dengan uji sapiro wilk, jika data berdistribusi normal (p-value>0,05)
analisis data bivariat menggunakan uji paired T-Test, jika data tidak berdistribusi normal (p-
value<0,05) analisis data bivariat menggunakan wilcoxon signed rank test
32
Menggunakan Analisa
Wilcoxondata
Signed Rang
Analisa data Test
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah
34 pasien.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu teknik penetapan sampel dari populasi sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2017). Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung
Keterangan:
n = jumlah sampel
N= Jumlah populasi
33
e = Tingkat kesalahan 10%
drop out, maka jumlah sampel bisa direvisi dengan asumsi jumlah sampel yang
n’ =
n’ =
n’ = 27,77 = 28 responden
Keterangan:
populasi yang terjadi target dan terjangkau untuk diteliti (Nursalam, 2017).
1. Pasien hipertensi di desa Dangin Puri Kaja, wilayah kerja UPTD Puskesmas 1
34
2. Mengkonsumsi obat anti hipertensi
kriteria inklusi atau dianggap tidak layak menjadi sampel (Nursalam, 2017).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu menderita stroke, jantung, gagal ginjal
dan AMI.
Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk
mewakili populasi yang ada. Teknik sampling adalah suatu cara yang ditempuh
Non probability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi
kesempatan atau peluang yang sama untuk ikut serta sebagai sampel penelitian
(Sugiyono, 2018). Teknik sampling yang digunakan secara spesifik adalah teknik
(Sugiyono, 2018).
35
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain – lain). Variabel penelitian terdiri dari
variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau terikat. Variabel
(Nursalam, 2017). Variabel independen atau bebas dalam penelitian ini adalah
lain. Variabel respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel –
variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen atau terikat dalam penelitian
Definisi operasional variabel pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2
Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
36
2 Variabel Hasil pengukuran tekanan Tensimeter Hasil pengukuran Interval
Dependen darah yang diukur dalam posisi Digital dalam mmHg
tekanan darah duduk sebanyak dua kali yaitu
pasien sebelum dan setelah diberikan
hipertensi intervensi sebanyak delapan
kali.
Jenis data dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan data
sekunder. Menurut Azwar (2013) data primer adalah data yang diperoleh sendiri
oleh peneliti dari hasil pengukuran, pengamatan, dan survei, sedangkan data
sekunder merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, dan
memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta
dokumen.
Data skunder dalam penelitian ini diperoleh dari dokumentasi atau buku
Denpasar Utara dan data primer dalam penelitian ini yaitu tekanan darah pada
pasien hipertansi sebelum dan setelah melakukan brisk walking exercise yang
2016) langkah – langkah pengumpulan data yang dilakukan secara langsung oleh
peneliti adalah:
37
1. Prosedur Administrasi
2) Mengurus ijin etik penelitian di komisi etik STIKes Wira Medika Bali
2. Prosedur Teknis
dimana merupakan kader posyandu di desa Dangin Puri Kaja, Denpasar Utara
posyandu lansia di wantilan desa Dangin Puri Kaja dan banjar Kaliungu Kaja
terhadap tekanan darah pasien hipertensi. Peneliti menjelaskan tentang apa itu
orang untuk kemudian diberikan informed concent, dua orang sisanya masuk
38
dalam kriteria ekslusi karena memiliki riwayat penyakit jantung.
wantilan desa Dangin Puri Kaja dan di wantilan banjar Kaliungu Kaja.
waktu yang telah ditetapkan. Dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 wita dan
10) Selama pelaksanaan penelitian terdapat tiga responden yang tidak dapat
oleh peneliti.
11) Data yang didapatkan kemudian dimasukkan ke dalam master tabel dan
39
3.5.3 Instrumen Pengumpulan Data
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah SOP brisk walking exercise dan
Data yang telah dikumpul berdasarkan variabel yang ada kemudian data
1. Editing
Tahap ini dilakukan pemilihan terhadap data yang penting atau diperlukan
saja, data yang obyektif serta mengumpulkan data ulang untuk melengkapi data
yang kurang. Data yang diedit dalam penelitian ini yaitu hasil pengukuran tekanan
2. Coding
dengan cara memberi kode tertentu. Klasifikasi data dilakukan atas pertimbangan
peneliti sendiri. Semua data akan diberikan kode untuk memudahkan proses
pengolahan data. Dari data yang terkumpul, dihitung banyaknya lembar observasi
40
kemudian hasil observasi diberi kode angka sesuai dengan kode yang telah
peneliti siapkan. Pada penelitian ini data yang diberikan coding adalah :
3. Entry Data
Data yang telah dimasukkan, dicocokkan dan diperiksa dengan data yang
didapat, bila ada perubahan dan perbedaan hasil segera dilakukan pengecekan
ulang.
Analisa data merupakan suatu proses atau analisa yang dilakukan secara
sistematis terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya tren dan
Analisis yang dilakukan adalah univariat, yaitu analisa yang dilakukan pada
tiap tabel dari hasil penelitian dan pada umumnya dalam analisis ini dapat
menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel analisa ini dimaksudkan
mengetahui gambaran tiap variabel. Adapun data yang dianalisis data secara
41
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara sebelum dan setelah diberikan brisk
walking exercise.
Analisa ini dilakukan untuk menguji variabel bebas dan variabel terikat
yang diduga berhubungan atau korelasi (Notoatmodjo, 2018). Data yang sudah
terkumpul kemudian dilakukan uji normalitas data menggunakan uji shapiro wilk.
Hasil uji normalitas data didapatkan nilai p-value >0,05, sehingga data dikatakan
berdistribusi normal maka analisa data yang digunakan adalah uji Paired T-Test.
Hasil uji dikatakan ada pengaruh jika nilai (p < 0,05) maka Ho ditolak dan jika
nilai (p > 0,05) maka Ha diterima berarti hipotesis ada pengaruh (Arifin, 2017).
42
tidak mencantumkan nama lengkap responden pada lembar – lembar
responden.
penelitian ini dengan hanya melaporkan kelompok data tertentu dari hasil
penelitian.
martabat dan hak asasi manusia. Peneliti tidak akan mengistimewakan sebagian
sama.
alternatif untuk menangani kecemasan yang dirasakan pasien pre operasi bedah
saraf.
43
Maleficence dalam penelitian ini dilakukan dengan tetap menjaga komunikasi
44
BAB IV
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara yang merupakan salah satu unit pelayanan
kecamatan Denpasar Utara tepatnya berlokasi di Jl. Angsoka No.17, Dangin Puri
Kangin, Kec. Denpasar Utara, Kota Denpasar, Bali. Luas wilayah kerja ± 7.51
km2 dengan rata – rata waktu tempuh masyarakat ke Puskesmas adalah ½ jam
untuk waktu tercepat dan 1,5 jam untuk waktu terjauh. Batas-batas wilayah kerja
Sebelah Barat: Desa Dauh Puri Kangin dan Desa Dangin Kangin
Utara meliputi empat desa dan dua kelurahan yaitu Kelurahan Dangin Puri dengan
delapan banjar dan satu RT, Kelurahan Sumerta dengan tujuh banjar, Desa
Sumerta Kelod dengan sepuluh banjar, Desa Sumerta Kaja dengan enam banjar,
Desa Sumerta Kauh dengan enam banjar, dan Desa Dangin Puri Kelod dengan
45
enam banjar. Jumlah penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas I Dinas
Puskesmas yaitu 79.466 Jiwa yang terdiri dari kelurahan Dangin Puri 7.968 jiwa,
Desa dangin Puri Kelod 18.355 jiwa, Kelurahan Sumerta 11.967 jiwa, Desa
sumerta Kaja 9.763 jiwa, Desa sumerta Kelod 22.425 jiwa dan Desa Sumerta
dan program Kerja sama Puskesmas dengan UTD dan RS tentang pelayanan
darah.
hipertensi yang terdata sebanyak 125 orang. Kepala UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kecamatan Denpasar Utara di desa Dangin Puri Kaja yaitu sejumlah 34 pasien.
Upaya yang dilakukan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi
Denpasar Utara adalah dengan pemantauan tekanan darah secara berkala dan
mengatakan cara yang dilakukan untuk mengontrol tekanan darah adalah dengan
46
4.1.2 Karakteristik Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pasien hipertensi di desa Dangin Puri kaja,
Tabel 4.1
Karakteristik Responden
Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa, dari 25 responden yang
diteliti didapatkan sebagian besar responden masuk dalam kategori usia pra lansia
yaitu sebanyak 13 responden (52%). Paling banyak berpendidikan SMP dan SMA
47
4.1.3 Hasil pengamatan terhadap subyek penelitian berdasarkan variabel
penelitian
data terkumpul dilakukan uji normalitas data terlebih dahulu menggunakan uji
shapirowilk. Uji shapirowilk adalah uji normalitas yang digunakan untuk jumlah
responden kurang dari 50 (Oktaviani, 2014). Nilai signifikansi uji normalitas data
tekanan darah pre dan post pada hari pertama dan kedelapan didapatkan nilai p-
value > 0,05 sehingga data dikatakan berdistribusi normal dengan hasil analisis
data terlampir.
Data yang analisis pada penelitian ini adalah data tekanan darah pada pasien
Tabel 4.2
Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara Sebelum dan Setelah
Melakukan Brisk Walking Exercise
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa, dari 25 responden yang
48
walking exercise adalah 154,56/89,12 mmHg dengan tekanan darah post-test
Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara adalah uji Paired Samp
Table 4.3
Hasil Uji Statistik Paired Samples T-Test Pengaruh Brisk Walking Exercise
terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara (n=25)
Berdasarkan hasil analisis pada table 4.4 dapat dilihat bahwa hasil uji
statistik Paired Samples T-Test pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai
p-value sebesar 0,000 < 0,05 untuk sistole dan 0,021 untuk diastole < 0,05. Hal ini
darah sistole dan diastole pada pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD
49
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil identifikasi nilai tekanan darah pasien hipertensi di desa Dangin Puri
Utara sebelum melakukan brisk walking exercise dari 25 responden yang diteliti
didapatkan rata-rata tekanan darah responden adalah 154,56/89,12 mmHg. Hal ini
Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspitasari (2018) yang menemukan sebagian besar lansia dengan
(65%). Penelitian yang dilakukan oleh Rasyidah (2018) juga menemukan rerata
Jambi Rasyidah sebelum diberikan slow deep breathing sebesar 151,18 mmHg.
Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi sebelum diberikan terapi tertawa sebesar
151,43/95 mmHg.
50
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa darah menjadi terhambat.
memiliki penyakit hipertensi apabila tekanan sistolik 140 mmHg ke atas dengan
2019).
Ada beberapa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya hipertensi, yaitu
antara lain faktor resiko yang tidak dapat dikendalikan/diubah seperti umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga dan genetik, kemudian untuk faktor resiko yang dapat
2015).
rerata usia pasien hipertensi di lokasi penelitian masuk dalam kategori usia pra
lansia dan usia lansia. Menurut Nuraini (2015) semakin bertambahnya usia
semakin besar pula risiko untuk menderita tekanan darah tinggi. Teori yang
dikemukakan oleh Sylvestris (2017) juga dikatakan bahwa jenis kelamin, diantara
orang dewasa dan setengah baya, ternyata kaum laki-laki memang lebih banyak
yang menderita hipertensi, hal ini karena wanita biasanya terlindungi dari
51
meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL). Hipertensi lebih sedikit
menjadi lebih elastis, jika pembuluh darahnya elastis maka tekanan darah akan
menurun tetapi jika menopause sudah terjadi pada wanita tekanan darahnya akan
sama dengan tekanan darah pada laki-laki (Sylvestris, 2017). Penelitian ini
ini disebabkan oleh sebagian besar responden sudah memasuki usia menopause.
Menurut hasil analisis data, rata-rata tekanan darah pada penelitian ini
dengan usia lansia dan kurangnya informasi yang dimiliki responden tentang cara
mengontrol tekanan darah. Berkaca dari hasil tersebut makan memang diperlukan
suata intervensi untuk menjaga stabilitas tekanan darah pada penderita hipertensi
exercise.
Hasil identifikasi nilai tekanan darah pasien hipertensi di desa Dangin Puri
52
Utara setelah melakukan brisk walking exercise dari 25 responden yang diteliti
Hal ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan rata-rata tekanan darah pada
Hasil yang didapat dalam penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
Kalianget Kabupaten Sumenep setelah melakukan aktifitas jalan pagi secara rutin.
IV Sipin Kota Jambi Rasyidah setelah diberikan slow deep breathing yang
Kota Jambi sebelum diberikan terapi tertawa sebesar 151,43/95 mmHg dan turun
pada penderita hipertensi dapat dilakukan dengan cara farmakologis maupun non-
farmakologis (Dwi, 2017). Salah satu cara non-farmakologis yang dapat diajarkan
pada pasien hipertensi dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien adalah
dengan melakukan brisk walking exercise. Brisk walking exercise pada penelitian
ini dilakukan sebanyak delapan kali atau dua kali dalam seminggu dalam rentang
waktu satu bulan dengan durasi 20 menit setiap pertemuan. Menurut Andrianti
and Ikhsan (2021) brisk walking exercise (jalan cepat) merupakan bentuk latihan
53
aktivitas sedang pada pasien hipertensi dengan menggunaan teknik jalan cepat
selama 20 menit dengan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Metode ini cukup efektif
Berdasarkan hasil yang didapat pada penelitian ini peneliti berasumsi bahwa
dengan melakukan brisk walking exercise sebanyak 2 kali dalam seminggu selama
satu bulan dengan durasi waktu 20 menit pada setiap latihan berdampak positif
ecxercise adalah latihan atau aktivitas fisik dengan intesitas sedang dengan teknik
jalan cepat dengan kecepatan rata-rata 4-6 km/jam efektif dilakukan oleh pasien
hipertensi, hal ini dibuktikan dengan seluruh responden pada penelitian ini sangat
4.2.3 Hasil Analisis Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap Tekanan Darah
pada tingkat kemaknaan α = 0.05 didapatkan nilai p-value sebesar 0,000 < 0,05
untuk sistole dan 0,021 untuk diastole < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa terdapat
pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah sistole dan diastole pada
Hasil penelitian ini mendukung teori yang mengatakan bahwa brisk walking
exercise merupakan metode ini cukup efektif dalam menurunkan faktor yang
54
dapat memicu peningkatan tekanan darah pada pasien hipertensi dengan
(Andrianti & Ikhsan, 2021). Brisk Walking Exercise merupakan salah satu bentuk
latihan aerobic dengan bentuk latihan aktivitas sedang yang dapat merangsang
serta peningkatan oksigen di dalam jaringan, selain itu latihan ini juga dapat
Saat melakukan brisk walking suhu tubuh akan meningkat, kemudian tubuh
mengurangi panas tubuh. Selain itu, aktifitas vasodilatasi dan relaksasi pada
seperti otot polos jantung yang menjadi lebih kuat, sehingga daya tampung lebih
besar dan denyut jantung menjadi kuat serta teratur ((Monteiro et al., 2014).
Aktifitas fisik berupa brisk walking exercise secara teratur telah ditemukan
al., 2016). Brisk walking exercise tidak hanya efektif dalam menurunkan tekanan
darah, tetapi juga efektif dalam beberapa masalah kardiovaskular lainnya. Briks
tubuh, pembatasan kalori dan mengurangi kadar kolesterol dalam darah (Lee et
55
al., 2010; Fritz & Caidahl, 2013). Sumbatan plak pada pembuluh darah yang
pembuluh darah yang elastis dan bebas plak membantu mengurangi tekanan
dalam pembuluh darah saat darah mengalir (Fritz & Caidahl, 2013). Selain itu,
brisk walking juga disebutkan cukup efektif dalam mengurangi insiden kematian
Hasil yang didapat pada penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Puspitasari (2018) yang menemukan bahwa aktifitas jalan pagi
sistole 4-8 mmHg. Penelitian yang dilakukan oleh Makawekes (2020) juga
menemukan adanya pengaruh aktivitas fisik dengan tekanan darah pada lansia di
Desa Taloarane. Zaen and Sinaga (2020) juga menemukan adanya pengaruh yang
signifikan antara tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukannya brisk walking
exersice pada pasien hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kisaran
Rantau Prapat.
bahwa brisk walking exercise merupak intervensi yang efektif diberikan pada
pernderita hipertensi khususnya pada pasien hipertensi yang sudah berusia lanjut.
pasien setelah rutin dilakukan sebanyak delapan kali selama satu bulan. Selain
dengan menjaga pola makan, mengkonsumsi obat anti hipertensi dan rutin
56
brisk walking exercise sebagai latihan fisik untuk menjaga kesehatan
demikian pula dengan penelitian ini. Penelitian ini mendapati beberapa hal yang
2. Peneliti belum mampu mengontrol pola makan dan pola tidur yang dilakukan
57
BAB V
5.1 Simpulan
3. Ada pengaruh pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien
value sebesar p-value sebesar 0,000 < 0,05 untuk sistole dan 0,021 untuk
5.2 Saran
mampu memberikan edukasi terkait teknik brisk walking exercise pada pasien
58
dengan hipertensi guna menjaga kesetabilan tekanan darah pasien selain dengan
terkait brisk walking exercise yang dapat digunakan untuk menjaga kestabilan
yang dihadapi responden, pola makan, gaya hidup, dan obat hipertensi yang
dikonsumsi.
terlebih dahulu agar responden dapat lebih memahami gerakan dan langkah yang
tepat.
59
6. Dapat menggunakan sampel homogenitas.
memakai teknik case control dengan aktivitas Brisk Wakling Exercise dan
60
DAFTAR PUSTAKA
Andrianti, S., & Ikhsan, I. (2021). Pengaruh program brisk walking exercise
terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Holistik Jurnal
Kesehatan, 15(2), 230–238. https://doi.org/10.33024/hjk.v15i2.4697
Brisk, P., Excercise, W., Tekanan, T., Jabon, K. P., & Widiarto, A. R. I. (2018).
Pengaruh Brisk Walking Excercise Terhadap Tekanan Darah Penderita
Hipertensi Di Desa Sengon, Wilayah Kerja Puskesmas Jabon.
Kemenkes RI. (2019b). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar 2018. In Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (pp. 221–222).
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/
Laporan_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf
61
Khoe, L. C., Wangge, G., Soewondo, P., Tahapary, D. L., & Widyahening, I. S.
(2020). The implementation of community-based diabetes and hypertension
management care program in Indonesia. PloS One, 15(1), e0227806.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0227806
Monteiro, R., Marto, R., & Neves, M. F. (2014). Risk factors related to low ankle-
brachial index measured by traditional and modified definition in
hypertensive elderly patients. International Journal of Hypertension,
163807. https://doi.org/10.1155/2012/163807
Mozaffarian, D., Benjamin, E. J., Go, A. S., Arnett, D. K., Blaha, M. J., Cushman,
M., Das, S. R., de Ferranti, S., Després, J.-P., Fullerton, H. J., Howard, V. J.,
Huffman, M. D., Isasi, C. R., Jiménez, M. C., Judd, S. E., Kissela, B. M.,
Lichtman, J. H., Lisabeth, L. D., Liu, S., … Turner, M. B. (2016). Heart
Disease and Stroke Statistics—2016 Update. Circulation.
https://doi.org/10.1161/cir.0000000000000350
Novitasari, D., Afni, A. C. N., & Kartina, I. (2021). Pengaruh Brisk Walking
Exercise terhadap Kadar Gula Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes
Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Boyolali II. Naskah Publikasi.
Universitas Kusuma Husada Surakarta, 001, 1–13.
62
Keperawatan. Jakarta: Salimba.
Rasyidah. (2018). Pengaruh slow deep breathing terhadap tekanan darah pada
penderita hipertensi di puskesmas Simpang IV Sipin Kota Jambi Rasyidah.
Riset Informasi Kesehatan, 7(2), 0–4. https://doi.org/10.30644/rik.v7i2.178
Reza, V., Snapp, P., Dalam, E., Di, I. M. A., Socialization, A., Cadger, O. F., To,
M., Cadger, S., Programpadang, R., Hukum, F., Hatta, U. B. U. B., Sipil, F.
T., Hatta, U. B. U. B., Danilo Gomes de Arruda, Bustamam, N., Suryani, S.,
Nasution, M. S., Prayitno, B., Rois, I,. Rezekiana, L. (2020). Pengaruh Brisk
Walking Exercise Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi:
Systematic Review. Bussiness Law Binus, 7(2), 33–48.
Ridwan. (2014). Gaya hidup dan Hipertensi pada Lanjut Usia di Kecamatan
Kasihan Bantul Yogyakarta. Jurnal Ners Dan Kebidanan Indonesia, 2, 67–
70.
63
Saptiningsih. (2021). Pengaruh Brisk Walking Exercise Terhadap
Perubahan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Lanjut Usia: Literature
Review. Jurnal Kesehatan, 9(1), 32–48. https://doi.org/10.55912/jks.v9i1.23
Sukarmin, S., Nurachmah, E., & Gayatri, D. (2013). Penurunkan Tekanan Darah
Pada Pasien Hipertensi Melalui Brisk Walking Exercise. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 16(1), 33–39. https://doi.org/10.7454/jki.v16i1.17
Syafi’i, A. (2019). Pengaruh terapi Masase, Masase Dengan Yoga, dan Masase
Dengan Meditasi Terhadap Penurunan Tekanan Darah dan Tingkat
Kecemasan Pada Penderita Hipertensi. Massage for Sport Therapy and
Injury. Yogyakarta, 1(1), 18–29.
Zaen, N. L., & Sinaga, F. (2020). Pengaruh Metode “ Brisk Walking Exercixe ”
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Kisaran Rantau. Jurnal Ilmiah Kebidanan
Imelda, 2011, 50–60.
64
Lampiran 1
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
No Kegiatan
2023 2023 2023 2023 2023 2023
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Persiapan
a Pengumpulan bahan pustaka
b Menyusun Proposal
c Konsultasi proposal
d Ujian proposal
e Perbaikan proposal
Tahap Pelaksanaan
a Mengajukan ijin penelitian
b Pengumpulan data
c Pengolahan data
d Analisa data
Tahap Akhir
a Penyusunan Skripsi
b Ujian sidang hasil penelitian
c Perbaikan dan penggandaan
d Publikasi hasil penelitian
65
Lampiran 2
Persiapan
1 Revisi proposal (print revisi proposal) Rp. 100.000
Pelaksanaan
1 Pengolahan data Rp. 200.000
3 Konsumsi dan hadiah Rp. 200.000
4 Enumerator 3 orang Rp. 300.000
Tahap Akhir
1 Penggandaan skripsi Rp. 400.000
2 Revisi skripsi (print revisi skripsi) Rp. 150.000
3 Penjilidan skripsi Rp. 150.000
4 Konsumsi Sidang Rp. 100.000
Total Rp. 1. 600.000
66
Lampiran 3
Kepada
Yth. Responden
Di UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dwi Andriyani
Status : Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Wira Medika Bali
Bertujuan melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Brisk Walking Exercise
terhadap Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi di UPTD Puskesmas 1 Dinas
Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara”. Untuk maksud tersebut, saya mohon
kesediaan Bpk/ibu/Sdr/i untuk turut berpartisipasi sebagai responden, dalam
memberikan informasi atau jawaban pertanyaan yang di ajukan peneliti.
Semua informasi yang Bpk/ibu/Sdr/I berikan adalah benar dan hanya digunakan
untuk kepentingan peneliti dan akan dijaga kerahasiaannya. Apabila Bpk/ibu/Sdr/I
bersedia berpartisipan dalam penelitian, saya mohon agar menandatangani lembar
pertanyaan menjadi responden.
Atas perhatian dan kesediaan yang diberikan, saya ucapkan terimakasih.
(Dwi Andriyani)
67
Lampiran 4
Kami meminta Bapak/ Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian. Kepesertaan dari
penelitian ini bersifat sukarela. Mohon agar dibaca penjelasan di bawah dan
silakan bertanya bila ada pertanyaan/ bila ada hal yang kurang jelas.
68
selama 20 menit dan rerata kecepatan 4-6 km/jam. Kelebihan latihan ini adalah
cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas maksimal denyut jantung,
merangsang kontraksiotot, pemecahan glikogen dan peningkatan oksigen
jaringan. Latihan ini juga berdampak pada penurunan risiko mortalitas dan
morbiditas pasien hipertensi melalui mekanisme pembakaran kalori,
mempertahankan berat badan, membantu tubuh rileks dan peningkatan senyawa
beta endorphin yang dapat menurunkan stress serta tingkat keamanan
penerapan brisk walking exercise pada semua tingkat umur penderita hipertensi
(Kowalski, 2017).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh brisk walking exercise
terhadap tekanan darah pasien hipertensi di wilayah kerja UPTD Puskesmas 1
Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara. Peserta penelitian adalah seluruh
pasien hipertensi di Wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara wilayah kerja UPTD Puskesmas 1 Dinas Kesehatan
Kecamatan Denpasar Utara. Penelitian ini akan dilaksanakan selama satu bulan.
Sebelum melakukan brisk walking exercise seluruh responden akan diukur
tekanan darahnya terlebih dahulu menggunakan tensimeter digital kemudian
akan dilanjutkan dengan melakukan latihan brisk walking exercise yang akan
dipandun oleh peneliti. Brisk walking exercise akan dilakukan sebanyak dua
kali dalam satu minggu selama satu bulan berdurasi 30 menit setiap latihan
dengan penentuan waktu yang akan disepakati bersama.
69
JIKA SETUJU UNTUK MENJADI PESERTA PENELITIAN
Jika setuju untuk menjadi peserta penelitian ini, Bapak/ Ibu diminta untuk
menandatangani formulir ‘Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent)
Sebagai*Peserta Penelitian/ *Wali’ setelah Bapak/ Ibu benar-benar memahami
tentang penelitian ini. Bapak/ Ibu akan diberi Salinan persetujuan yang sudah
ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang dapat
mempengaruhi keputusan Bapak/ Ibu untuk kelanjutan kepesertaan dalam
penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Bapak/ Ibu.
Bila ada pertanyaan yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi
Dwi Andriyani, HP: 081353470504
Tanda tangan Bapak/ Ibu di bawah ini menunjukkan bahwa Bapak/ Ibu telah
membaca, telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya
kepada peneliti tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta
penelitian.
_ __ _ ___
Tanda Tangan dan Nama Tanda Tangan dan Nama
Tanggal (wajib diisi): / / Tanggal (wajib diisi): / /
Hubungan dengan Peserta/ Subyek Penelitian:
Peneliti
Dwi Andriyani
Tanda Tangan dan Nama Tanggal
70
Lampiran 5
71
Lampiran 6
Langkah-langkah
1. Mengatur posisi klien (berdiri)
72
3. Latihan Langkah
Klien harus menggerakkan kaki lebih cepat
dengan melangkahkan kaki sebanyak mungkin
dalam satu menit yang disebut pergantian
(turnover) sambil mempertahankan jarak langkah
yang sebenarnya.
4. Pinggul
Klien harus menghindari gerakan pinggul yang
terlalu berlebihan. Mengayunkan pinggul ke kiri
dan kanan juga dapat membuang-buang tenaga
yang dibutuhkan untuk terus berjalan.
5. Ayunan tangan
Ayunan tangan klien harus kuat tetapi tetap rapat
dengan tubuh, dengan tinggi ayunan yang tidak
melebihi dada, sikut merapat dengan pinggang
dan jari tangan tidak melewati bagian tengah
tubuh atau tidak berjarak lebih dari 10 hingga 12
inci (30 cm) di depan anda. Posisi tangan tidak
mengepal.
6. Lekukan tangan
Klien harus melekukkan sikut sebesar 900
7. Tangan
Klien tidak perlu mengepalkan tangan
Lakukan latihan selama 20 menit
73
Lampiran 7
Tekanan Darah
Pre-Test Post-Test
1. 1.
2. 2.
3. 3.
4. 4.
5. 5.
6. 6.
7. 7.
8. 8.
74
Lampiran 8
MASTER TABEL
1 JR 53 Th SMA IRT
2 AS 50 Th SMA IRT
3 IA 51 Th SMA Wiraswasta
4 PN 65 Th SMP IRT
5 WK 68 Th SMA Swasta
6 NW 70 Th SMP Wiraswasta
7 NS 69 Th SMA Wiraswasta
8 BM 61 Th SMP Swasta
9 KN 51 Th SMA Wiraswasta
10 GN 46 Th SMA Swasta
11 WP 62 Th SMP IRT
12 KE 58 Th SMP IRT
13 NW 57 Th SMP IRT
14 NK 56 Th SMP Pedagang
15 NP 48 Th SMK Pedagang
16 NS 50 Th SMP IRT
17 NL 48 Th SMA Wiraswasta
18 SA 56 Th SMP IRT
19 SK 61 Th SMA Wiraswasta
20 NM 61 Th SMK Pensiunan
21 ND 62 Th S1 PNS (Pensiunan)
22 KS 58 Th SMP IRT
23 NP 52 Th SMP IRT
24 SS 57 TH SMP Wiraswasta
25 JM 60 Th SMK IRT
75
TEKANAN DARAH
76
24 152/75 155/88 52/110 150/89 153/91 155/72 140/60 140/70 130/89 131/72 135/89 136/79 151/92 155/81 140/71 141/79
25 160/80 162/91 160/90 161/66 150/91 151/91 152/78 151/89 160/59 161/81 159/102 160/91 158/99 159/89 153/87 155/72
77
Lampiran 9
/ORDER=ANALYSIS.
Frequencies
Statistics
N Valid 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0
Mean 1.40 1.52 2.56 2.08
Median 1.00 2.00 3.00 2.00
Std. Deviation .500 .510 .583 1.077
Minimum 1 1 2 1
Maximum 2 2 4 4
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
JK
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
78
Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
79
Frequencies Tekanan Darah Sistole dan Diastole
Sistole
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 154.56 156.24 151.56 152.80 148.48 151.80 146.92 150.36 145.32 147.88 146.04 149.52 146.32 148.20 145.60 147.36
Median 152.00 155.00 151.00 152.00 150.00 155.00 148.00 150.00 148.00 150.00 148.00 150.00 150.00 150.00 145.00 146.00
Std. Deviation 11.151 11.355 9.314 9.478 9.390 9.887 10.452 9.785 10.491 11.959 7.547 7.901 9.573 9.156 10.874 9.746
Minimum 132 139 139 140 130 130 120 125 128 120 130 132 129 130 125 130
Maximum 184 189 179 179 168 168 169 169 171 172 160 170 160 162 163 162
Distole
N Valid 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 89.12 95.68 87.68 90.16 87.96 88.20 87.56 87.72 82.52 87.16 86.52 85.52 83.32 86.40 83.88 87.40
Median 88.00 92.00 90.00 92.00 91.00 90.00 90.00 89.00 84.00 89.00 89.00 91.00 88.00 90.00 86.00 90.00
Std. Deviation 12.340 15.162 10.773 10.850 12.177 10.178 14.632 11.887 13.090 10.961 11.166 13.058 12.216 16.350 12.050 12.104
Minimum 70 66 57 66 56 69 60 69 59 66 60 59 51 22 60 66
Maximum 118 130 110 102 113 102 113 112 102 102 103 101 101 102 101 103
80
Uji Normalitas Data
Cases
Descriptives
Median 155.00
Variance 128.940
Minimum 139
Maximum 189
Range 50
Interquartile Range 14
Median 92.00
81
Variance 229.893
Minimum 66
Maximum 130
Range 64
Interquartile Range 23
Median 146.00
Variance 94.990
Minimum 130
Maximum 162
Range 32
Interquartile Range 16
Median 90.00
Variance 146.500
Minimum 66
Maximum 103
Range 37
Interquartile Range 22
82
Skewness -.449 .464
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
83
Analisis Bivariat
T-TEST PAIRS=TDpreS WITH TDpostS (PAIRED)
/CRITERIA=CI(.9500)
T-Test Sistole
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 TDpreS - TDpostS 8.880 9.198 1.840 5.083 12.677 4.827 24 .000
84
T-Test Diastole
N Correlation Sig.
Paired Differences
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 TDpreD - TDpostD 8.280 16.794 3.359 1.348 15.212 2.465 24 .021
85
Lampiran 10
DOKUMENTASI PENELITIAN
86
87
Lampiran 11
ARSIP SURAT
88