Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP MAHASISWA DALAM MEMBERIKAN
PERTOLONGAN PADA HENTI JANTUNG

SKRIPSI

Oleh:
ROBI AHMAD SALAM HENDRAWAN
NIM. 10218068

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2022
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
BANTUAN HIDUP DASAR TERHADAP PENGETAHUAN
DAN SIKAP MAHASISWA DALAM MEMBERIKAN
PERTOLONGAN PADA HENTI JANTUNG

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan

Oleh:
ROBI AHMAD SALAM HENDRAWAN
NIM. 10218068

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2022

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BANTUAN


HIDUP DASAR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP
MAHASISWA DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA
HENTI JANTUNG

SKRIPSI

Disusun Oleh :
ROBI Ahmad SALAM HENDRAWAN
NIM. 10218068

Skripsi ini telah disetujui


Tanggal 27 Juni 2022
Pembimbing

Christina Dewi P. S.Kep, Ns., M.Kep

Mengetahui :
Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Yanuar Eka Pujiastutik S.Kep, Ns., M.Kes


Ketua Program Studi

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG BANTUAN HIDUP


DASAR TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP MAHASISWA
DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA HENTI JANTUNG

SKRIPSI

Oleh :
ROBI AHMAD SALAM HENDRAWAN
NIM. 10218068

Telah Diuji Pada Tanggal 07 Juli 2022

Oleh Tim Penguji :


1. Christina Dewi P, S.Kep.,Ns.,M.Kep ( )
2. Winanda Rizki B.S, S.Kep.,Ns,M.Kep ( )
3. Ika Rahmawati, S.Kep.Ns.,M.Kep ( )

Mengetahui :
Fakultas Kesehatan
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Christina Dewi Prasetyowati, S. Kep., Ns., M. Kep


Dekan

iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Robi Ahmad Salam Hendrawan

NIM : 10218068

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup

Dasar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam

Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-

benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila di kemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah

hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Kediri, 27 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

Robi Ahmad Salam Hendrawan


NIM. 10218068
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih kehadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup
Dasar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Memberikan
Pertolongan Pada Henti Jantung”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Program
Studi S1 Keperawatan Fakultas Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri. Dalam menyelesaikan skripsi ini peneliti mendapat bantuan, bimbingan
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
banyak kepada :
1. Dra. EC. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata
Kediri.
2. Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Apt., selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri.
3. Ns. Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dan selaku
pembimbing serta sekaliigus penguji I yang telah memberikan saran, arahan
dan semangat untuk peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Yanuar Eka Pujiastutik, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri.
5. Ns. Winanda Rizki B.S, S.Kep., M. Kep selaku penguji II yang telah
memberikan bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis.
6. Ns. Ika Rahmawati, S.Kep., M.Kep. selaku penguji III yang telah memberikan
bimbingan, arahan, serta nasehat kepada penulis.
7. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu mendoakan dan mendukung dalam
bentuk moral dan materil.

v
8. Pihak perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan Kediri yang telah membantu
menyediakan buku sumber atau referensi bagi peneliti demi terselesaikannya
skripsi ini.
9. Semua teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan, doa, ide,

saran maupun pendapat yang sangat berguna bagi penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari kekurangan dan belum

dikatakan sempurna, maka kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua

pihak sangat peneliti harapkan dan semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

peneliti dan pembaca pada umumnya.

Kediri, 27 Juni 2022

Penulis

Robi Ahmad Salam Hendrawan

vi
ABSTRAK

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Terhadap


Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Memberikan Pertolongan
Pada Henti Jantung

Robi Ahmad Salam Hendrawan1, Christina Dewi Prasetyowati2

Pendahuluan : Henti jantung atau cardiac arrest merupakan salah satu


kegawatdaruratan yang dapat terjadi secara tiba-tiba, sehingga harus mendapatkan
penanganan yang cepat dan tepat. Henti jantung juga dapat menyebabkan
kerusakan sel jika tidak ditangani dengan tepat. Mahasiswa kesehatan berperan
penting dalam memberikan pertolongan pada henti jantung. Oleh karena itu, disini
mahasiswa kesehatan harus mempunyai tingkat pengetahuan dan sikap yang tepat
untuk memberikan bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan nyawa korban henti
jantung dengan memberikan pendidikan kesehatan. Tujuan : Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan
hidup dasar terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung. Metode: Penelitian ini menggunakan desain
penelitian quasy experiment dengan menggunakan pre-test dan post-test yang
diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Teknik sampling yang
digunakan adalah cluster sampling dengan membagi populasi menjadi beberapa
kelompok yang terpisah dan didapatkan sampel sebanyak 80 responden. Hasil :
Hasil dari uji wilcoxon variabel Pengetahuan, antara pre test dengan post test
kelompok kontrol dan eksperimen menghasilkan p-value < 0,05, maka disini H0
ditolak H1 diterima. Dan uji wilcoxon variabel Sikap, antara pre test dengan post
test kelompok kontrol dan eksperimen menghasilkan p-value < 0,05, maka disini
H0 ditolak H1 diterima. Kesimpulan : Hasil dari pre test dan post test kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen pada variabel pengetahuan dan sikap
menunjukkan nilai p-value < 0,05. Sehingga ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa S1
kesehatan masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung. Saran : Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan mahasiswa S1 kesehatan masyarakat dapat mengimplementasikan dan
menyebarluaskan materi pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung.

Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan, Henti Jantung, Pengetahuan, Sikap,


Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat

vii
ABSTRACT

The Effect of Health Education on Basic Life Support on Students' Knowledge


and Attitudes in Providing Help On Cardiac Arrest

Robi Ahmad Salam Hendrawan1, Christina Dewi Prasetyowati2

Introduction: Cardiac arrest is an emergency that can occur suddenly, so it must


get fast and appropriate treatment. Cardiac arrest can also cause cell damage if
not treated properly. Health students play an important role in providing help in
cardiac arrest. Therefore, health students here must have the right level of
knowledge and attitude to provide basic life support to save the lives of cardiac
arrest victims by providing health education. Objective: This study aims to
identify the effect of health education on basic life support on students' knowledge
and attitudes in providing assistance in cardiac arrest. Methods: This study used
a quasi-experimental research design using pre-test and post-test given to the
experimental class and the control class. The sampling technique used is cluster
sampling by dividing the population into several separate groups and obtained a
sample of 80 respondents. Results: The results of the Wilcoxon test for the
Knowledge variable, between the pre-test and post-test of the control and
experimental groups resulted in a p-value <0.05, so here H0 is rejected, H1 is
accepted. And the Wilcoxon test for the Attitude variable, between the pre-test and
post-test of the control and experimental groups resulted in a p-value <0.05, so
here H0 is rejected, H1 is accepted. Conclusion: The results of the pre-test and
post-test of the control group and the experimental group on the knowledge and
attitude variables showed a p-value <0.05. So that there is an effect of health
education on basic life support on the knowledge and attitudes of public health
undergraduate students at the Bhakti Wiyata Kediri Institute of Health in
providing assistance in cardiac arrest. Suggestion: Based on the results of the
study, it is hoped that public health undergraduate students can implement and
disseminate health education materials about life support in providing help in
cardiac arrest.

Keywords: Health Education, Cardiac Arrest, Knowledge, Attitude, Public


Health Undergraduate Students

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN..........................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
ABSTRAK.............................................................................................................vii
ABSTRACT............................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian...............................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
B. Bantuan Hidup Dasar..........................................................................................10
C. Henti Jantung.......................................................................................................13
D. Pengetahuan.........................................................................................................16
E. Sikap.....................................................................................................................19
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS............................................22
A. Kerangka Konsep................................................................................................22
B. Hipotesis...............................................................................................................23
BAB IV METODE PENELITIAN........................................................................24
A. Desain Penelitian.................................................................................................24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................................26
C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling...........................................................26
D. Variabel Penelitian..............................................................................................27
E. Definisi Operasional Variabel Penelitian..........................................................28

ix
F. Bahan/Instrumen Penelitian................................................................................29
G. Prosedur Pengumpulan Data..............................................................................30
H. Pengolahan dan Analisis Data...........................................................................31
I. Kerangka Kerja.....................................................................................................34
BAB V HASIL PENELITIAN..............................................................................35
A. Hasil Penelitian.............................................................................................35
B. Analisa Univariat..........................................................................................35
C. Analisa Bivariat............................................................................................42
1. Uji Normalitas..........................................................................................42
2. Uji Wilcoxon............................................................................................44
BAB VI PEMBAHASAN......................................................................................49
A. Pembahasan..................................................................................................49
1. Analisa Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Sebelum Diberikan
Pendidikan Kesehatan............................................................................49
2. Analisa Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Sesudah Diberikan
Pendidikan Kesehatan..............................................................................50
3. Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar
Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam Memberikan
Pertolongan Pada Henti Jantung..............................................................51
B. Keterbatasan..................................................................................................54
BAB VII PENUTUP..............................................................................................55
A. Kesimpulan...................................................................................................55
B. Saran.............................................................................................................56
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................57
LAMPIRAN-LAMPIRAN.....................................................................................60

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
Tabel IV.1 Desain Penelitian................................................................................. 24
Tabel IV.2 Definisi Operasional............................................................................28
Tabel V.1 Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan.......................................36
Tabel V.2 Karakteristik Responden Usia...............................................................37
Tabel V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........................38
Tabel V.4 Pre-Test Variabel Pengetahuan.............................................................38
Tabel V.5 Post-Test Variabel Pengetahuan...........................................................39
Tabel V.6 Pre-Test Variabel Sikap........................................................................41
Tabel V.7 Post-Test Variabel Sikap.......................................................................41
Tabel V.8 Uji Normalitas Pre Test........................................................................43
Tabel V.9 Uji Normalitas Post Test.......................................................................43
Tabel V.10 Uji Wilcoxon Variabel Pengetahuan...................................................45
Tabel V.11 Uji Wilcoxon Variabel Sikap...............................................................46

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
Gambar III.1 Kerangka Konsep.............................................................................22
Gambar IV.1 Alur Quasy Experiment....................................................................25
Gambar IV.2 Kerangka Kerja................................................................................34

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Satuan Acara Kegiatan....................................................................... 61
Lampiran 2 Leaflet Pendidikan Kesehatan............................................................68
Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data Awal....................................................70
Lampiran 4 Surat Balasan Pengambilan Data Awal..............................................71
Lampiran 5 Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas........................................72
Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Penelitian.................................................................73
Lampiran 7 Lembar Kuesioner Pengetahuan.........................................................74
Lampiran 8 Indikator Penilaian Pengetahuan........................................................78
Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Pengetahuan.........................................................79
Lampiran 10 Kuesioner Sikap................................................................................81
Lampiran 11 Indikator Penilaian Sikap.................................................................83
Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Sikap..................................................................84
Lampiran 13 Lembar Bimbingan Skripsi...............................................................86
Lampiran 14 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...............................................87
Lampiran 15 Dokumentasi Hasil Kuesioner Google Forms..................................90
Lampiran 16 Ringkasan Hasil Pre-test..................................................................92
Lampiran 17 Ringkasan Hasil Post-test.................................................................94
Lampiran 18 Lampiran Output SPSS.....................................................................96

xiii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian nomor 1 di dunia
(WHO, 2017). Salah satu gangguan kardiovaskuler yang paling sering menjadi
penyebab kematian adalah henti jantung. Henti jantung atau cardiac arrest
merupakan salah satu kegawatdaruratan yang dapat terjadi secara tiba-tiba,
sehingga harus mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Henti jantung juga
dapat menyebabkan kerusakan sel jika tidak ditangani dengan tepat. Di Amerika
Serikat kasus henti jantung ini menyebabkan 90% kematian (AHA, 2020).
Sedangkan di Indonesia sampai saat ini belum ada data statistik mengenai kasus
henti jantung (Kushayati, 2020). Henti jantung tidak hanya terjadi di rumah sakit
tetapi juga dapat terjadi di luar rumah sakit (Turangan, et al 2017). Sebagian besar
kejadian henti jantung terjadi di luar rumah sakit yaitu disebut dengan Out of
Hospital Cardiac Arrest (OHCA). Cardiac arrest yang terjadi di luar rumah sakit
merupakan insiden kegawatdaruratan yang membutuhkan Bantuan Hidup Dasar
(BHD).
Basic Life Support (BLS) atau Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan
tindakan pertolongan pertama yang dilakukan pada korban dengan henti napas
dan henti jantung. Bantuan Hidup Dasar terdiri dari serangkaian tindakan
pertolongan pertama memberikan napas buatan dan tekanan jantung luar pada
pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung (AHA, 2015). Bantuan
hidup dasar biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang
diantaranya akan menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus
diberikan secara cepat dan tepat, sebab penanganan yang salah dapat berakibat
buruk, cacat bahkan kematian pada korban kecelakaan (PUSBANKES 188, 2014).
Bantuan Hidup Dasar dapat membantu meningkatkan keberlangsungan hidup
pasien Out of Hospital Cardiac Arrest hingga hampir 45% (AHA, 2018). Oleh

1
2

karena itu, setiap tenaga kesehatan, orang awam atau orang awam khusus (Polisi,
Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Tim SAR, TNI, dan Mahasiswa
Kesehatan/Keperawatan) seharusnya memiliki pengetahuan dan sikap dalam
memberikan Bantuan Hidup Dasar (Prayitno et al, 2020).
Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa mahasiswa S1 Kesehatan
Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dari tingkat 1 sampai
tingkat 4 menunjukkan bahwa sebagian mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri masih minim pengetahuan tentang
bagaimana proses memberikan Bantuan Hidup Dasar pada kasus henti jantung.
Dari 10 mahasiswa hanya 1 (10%) yang mengerti cara melakukan Resusitasi
Jantung Paru (RJP). Dan berdasarkan hasil wawancara mahasiswa S1 Kesehatan
Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri mengenai sikap yang
harus dilakukan pada saat kasus henti jantung, sebagian mengatakan bahwa
mahasiswa kurang tahu dan kurang paham atas pengetahuan dan sikap apa yang
diberikan dalam bantuan hidup dasar. Hal ini dikarenakan mahasiswa S1
Kesehatan Masyarakat tidak mendapat mata kuliah tentang bantuan hidup dasar.
Pengetahuan merupakan sebuah ilmu yang didapatkan dari proses mencari
tahu dengan menggunakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan ini bisa diperoleh dengan cara memberikan pendidikan kesehatan.
Dan berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dahlan (2014)
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan,
hal ini dikarenakan dengan mendapatkan pendidikan kesehatan bisa menambah
pengetahuan mahasiswa tersebut untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan
dalam memberikan pertolongan pertama pada situasi gawat darurat dan
memberikan bantuan hidup dasar untuk menyelamatkan nyawa korban. Selain
mahasiswa keperawatan mendapatkan pengetahuan yang memadai, memberikan
pendidikan kesehatan juga dapat mempengaruhi tindakan atau sikap apa saja yang
harus dilakukan oleh mahasiswa tersebut. Sikap adalah kesiapan atau kesediaan
untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tetentu. Berdasarkan
hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Siregar (2021) menunjukkan
bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap sikap mahasiswa, hal ini
3

dikarenakan dengan mendapatkan pendidikan kesehatan dapat membentuk sikap


moralitas yang tinggi berdasarkan ajaran yang telah dipelajari atau di praktikan.
Pengetahuan mahasiswa kesehatan terkait bantuan hidup dasar diluar
maupun dalam negeri masih menunjukkan hasil yang rendah (Nirmalasari dan
Winarti, 2020). Oleh karena itu, salah satu upaya dalam meningkatkan
pengetahuan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan. Pendidikan
kesehatan merupakan upaya menerjemahkan apa yang telah diketahui tentang
kesehatan ke dalam perilaku yang diinginkan dari perorang ataupun masyarakat
melalui proses pendidikan (Prayitno et al, 2020). Dan menurut Bupati Jember
(dalam suryamalang.tribunnews.com, 2018), Mahasiswa kesehatan harus menjadi
bagian dari solusi permasalahan kesehatan di masyarakat saat praktik lapangan.
Karena mahasiswa kesehatan merupakan bagian dari masyarakat, sehingga
Bantuan Hidup Dasar merupakan pengetahuan yang harus dikuasai oleh
mahasiswa kesehatan.
Berdasarkan penjabaran dari latar belakang diatas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa
Dalam Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah yang dapat
diajukan pada penelitin ini yaitu Adakah pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Bantuan Hidup Dasar terhadap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam
memberikan pertolongan pada Henti Jantung?

C. Tujuan
Berkaitan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
yaitu sebagai berikut :
4

1. Tujuan Umum
Mengidentifikasi pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bantuan
Hidup Dasar terhadap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dalam memberikan
pertolongan pada Henti Jantung.

2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap Mahasiswa dalam memberikan
pertolongan pada Henti Jantung sebelum diberikan Pendidikan
Kesehatan Henti Jantung.
b. Mengidentifikasi pengetahuan dan sikap Mahasiswa dalam memberikan
pertolongan pada Henti Jantung sesudah diberikan Pendidikan
Kesehatan Henti Jantung.
c. Menganalisis pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bantuan Hidup
Dasar terhadap Pengetahuan dan sikap Mahasiswa dalam memberikan
pertolongan pada Henti Jantung.

D. Manfaat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan dapat memberikan beberapa manfaat
antara lain yaitu :

1. Manfaat Teoritis
Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
menjadi bahan referensi dan dimanfaatkan sebagai informasi tambahan agar
penelitian selanjutnya yang mengambil tema serupa di masa yang akan
datang dapat memperoleh hasil yang lebih baik dan maksimal.

2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Instansi
Bagi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri , dengan
dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar pustaka,
wawasan dan kajian mengenai pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang
Bantuan Hidup Dasar terhadap Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa
dalam memberikan pertolongan pada Henti Jantung.
5

b. Bagi Mahasiswa Keperawatan


Bagi para mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri,
diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan bukti secara
empiris dan dapat memberikan gambaran mengenai beberapa variabel
yang dapat mempengaruhi Pengetahuan dan Sikap mahasiswa dalam
memberikan pertolongan pada kasus Henti Jantung. Dan diharapkan
mahasiswa Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri mampu
menyebarkan pengetahuan yang mereka miliki tentang Bantuan Hidup
Dasar kepada masyarakat sekitar dan dapat menunjukkan sikap yang
baik dalam memberikan Bantuan Hidup Dasar pada saat kasus Henti
Jantung.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk


mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok atau masyarakat, sehingga
mereka melakukan apa yang di harapkan oleh pelaku pendidikan, yang tersirat
dalam pendidikan adalah: input adalah sasaran pendidikan (individu,
kelompok, dan masyarakat), pendidik adalah (pelaku pendidikan), proses
adalah (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain), output
adalah (melakukan apa yang diharapkan atau perilaku) (Notoatmodjo, 2012).
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomi, dan menurut WHO yang paling baru ini memang lebih luas dan
dinamis dibandingkan dengan batasan sebelumnya yang mengatakan, bahwa
kesehatan adalah keadaan sempurna, baik fisik maupun mental dan tidak hanya
bebas dari penyakit dan cacat (Notoatmodjo, 2012).
Pendidikan kesehatan adalah aplikasi atau penerapan pendidikan dalam
bidang kesehatan. Secara opearasional pendidikan kesehatan adalah semua
kegiatan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan, sikap, 10 praktek
baik individu, kelompok atau masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatan mereka sendiri (Notoatmodjo, 2012). Pendidikan kesehatan
merupakan istilah yang diterapkan pada penggunaan proses pendidikan secara
terencana untuk mencapai tujuan kesehatan yang meliputi beberapa kombinasi
dan kesepakatan belajar atau aplikasi pendidikan didalam bidang kesehatan
(Notoatmodjo, 2012).

6
7

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Meskipun secara garis besar tujuan dari pendidikan kesehatan


mengubah perilaku belum sehat menjadi perilaku sehat, namun perilaku
tersebut ternyata mencakup hal yang luas, sehingga perlu perilaku tersebut
dikategorikan secara mendasar. Notoatmodjo (2012), membagi perilaku
kesehatan sebagai tujuan pendidikan kesehatan menjadi 3 macam yaitu :
a. Perilaku yang menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di
masyarakat. Dengan demikian kader kesehatan mempunyai tanggung
jawab di dalam penyuluhannya mengarahkan pada keadaan bahwa cara-
cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup masyarakat sehari-hari.
b. Secara mandiri mampu menciptakan perilaku sehat bagi dirinya sendiri
maupun menciptakan perilaku sehat di dalam kelompok. Itulah sebabnya
dalam hal ini Pelayanan Kesehatan Dasar (PHC = Primary Health Care)
diarahkan agar dikelola sendiri oleh masyarakat, dalam hal bentuk yang
nyata adalah PKMD. Contoh PKMD adalah Posyandu. Seterusnya dalam
kegiatan ini diharapkan adanya langkah-langkah mencegah timbulnya
penyakit.
c. Mendorong berkembangnya dan penggunaan sarana pelayanan kesehatan
yang ada secara tepat. Ada kalanya masyarakat memanfaatkan sarana
kesehatan yang ada secara berlebihan. Sebaliknya sudah sakit belum pula
menggunakan sarana kesehatan yang ada sebagaimana mestinya.

3. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012), sasaran pendidikan kesehatan di


indonesia, berdasarkan kepada program pembangunan di Indonesia adalah :
a. Masyarakat umum dengan berorientasi pada masyarakat pedesaan.
b. Masyarakat dalam kelompok tertentu, seperi wanita, pemuda, remaja.
Termasuk dalam kelompok khusus ini adalah kelompok pendidikan
mulai dari TK sampai perguruan tinggi, sekolah agama swasta maupun
negeri.
c. Sasaran individu dengan teknik pendidikan kesehatan individu
8

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmojo (2012), beberapa faktor yang perlu diperhatikan


agar pendidikan kesehatan dapat mencapai sasaran yaitu adalah :
a. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap
informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin
tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima
informasi yang didapatnya.
b. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula
dalam menerima informasi baru.
c. Adat Istiadat
Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat
sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan.
d. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh
orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan
masyarakat dengan penyampai informasi.
e. Ketersediaan waktu di masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas
masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam
penyuluhan.

5. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012) metode pendidikan kesehatan dibagi


menjadi 3 macam, yaitu :
a. Metode Individual
Metode individual atau perorangan ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu
bimbingan dan penyuluhan dan wawancara.
b. Metode Kelompok
9

Metode kelompok ini harus memperhatikan apakah kelompok tersebut


besar atau kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun
akan tergantung pada besarnya sasaran pendidikan. Metode ini dibagi
menjadi 2 kelompok, yaitu :
1) Kelompok besar
a) Ceramah, Metode yang cocok untuk yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
b) Seminar, Metode ini cocok digunakan untuk kelompok besar
dengan pendidikan menengah atas. Seminar sendiri adalah
presentasi dari seorang ahli atau beberapa orang ahli dengan topik
tertentu.
2) Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok, Kelompok ini dibuat saling berhadapan, ketua
kelompok menempatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok
punya kebebasan untuk mengutarakan pendapat,biasanya
pemimpin mengarahkan agar tidak ada dominasi antar kelompok.
b) Curah pendapat, Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap
kelompok memberikan pendapatnya, pendapat tersebut di tulis di
papan tulis, saat memberikan pendapat tidak ada yang boleh
mengomentari pendapat siapapun sebelum semuanya
mengemukakan pendapatnya, kemudian tiap anggota berkomentar
lalu terjadi diskusi.
c) Bola salju, Setiap orang di bagi menjadi berpasangan, setiap pasang
ada 2 orang. Kemudian diberikan satu pertanyaan, beri waktu
kurang lebih 5 menit kemudian setiap 2 pasang bergabung menjadi
satu dan mendiskuskan pertanyaan tersebut, kemudian 2 pasang
yang beranggotakan 4 orang tadi bergabung lagi dengan kelompok
yang lain, demikian seterusnya sampai membentuk kelompok satu
kelas dan timbulah diskusi.
d) Kelompok-kelompok kecil, Kelompok di bagi menjadi kelompok-
kelompok kecil kemudian dilontarkan satu pertanyaan kemudian
10

masing-masing kelompokmendiskusikan masalah tersebut dan


kemudian kesimpulan dari kelompok tersebut dicari
kesimpulannya.
e) Bermain peran, Beberapa anggota kelompok ditunjuk untuk
memerankan suatu peranan misalnya menjadi dokter, perawat atau
bidan, sedangkan anggotayang lain sebagai pasien atau masyarakat.
f) Permainan simulasi, Metode ini merupakan gabungan antara role
play dengan diskusi kelompok. Pesan-pesan kesehatan dsajikan
dalam beberapa bentuk permainan seperti permainan monopoli,
beberapa orang ditunjuk untuk memainkan peranan dan yang lain
sebagai narasumber.
c. Metode Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara tidak langsung
atau menggunakan media massa.

B. Bantuan Hidup Dasar

1. Definisi Bantuan Hidup Dasar


Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support adalah dasar untuk
menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar BLS meliputi
penanganan langsung terhadap sudden cardiac arrest (SCA) dan sistem tanggap
darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru
(RJP) dini, dan defibrilasi cepat dengan (AED) automated external
defibrillator. Basic Life Support merupakan sekumpulan intervensi yang
bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada
korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian
kompresi dada dan bantuan nafas (Hardisman, 2014). Menurut AHA (2020),
telah memperbaharui sistematika CPR dari sebelumnya A-B-C menjadi C-A-B.
Alasan perubahan ini adalah pada sistematika A-B-C seringkali kompresi dada
tertunda karena proses airway, dengan mengganti langkah C-A-B maka
kompresi dada akan dilakukan lebih awal dan ventilasi hanya sedikit tertunda
satu siklus kompresi dada. Sistematika C-A-B tersebut terdiri atas :
11

a. C (Circulation), mengadakan sirkulasi buatan dengan kompresi jantung


paru.

b. A (Airway), menjaga jalan nafas tetap terbuka.


c. B (Breathing), ventilasi paru dan oksigenasi yang adekuat.

2. Tujuan Bantuan Hidup Dasar


Menurut (AHA, 2015), Bantuan Hidup Dasar mempunyai tujuan yaitu
sebagai berikut :
a. Mengurangi tingkat morbiditas dan kematian dengan mengurangi
penderitaan.
b. Mencegah penyakit lebih lanjut atau cedera.
c. Mendorong pemulihan
Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara
efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan
sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri secara normal. Sedangkan menurut Alkatri dalam (Ngasiah,
2019), tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi
darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-
oksigenasi ke jaringan tubuh.

3. Pelaksana Tindakan Bantuan Hidup Dasar


Setiap orang bisa menjadi penyelamat untuk korban cardiac arrest.
Keterampilan CPR dan penerapannya tergantung pada pelatihan, pengalaman,
dan keyakinan yang dimiliki penyelamat. Penekanan dada merupakan dasar
dari CPR . Semua penyelamat meskipun belum pernah mengikuti pelatihan
harus memberikan kompresi dada untuk semua korban serangan jantung.
Karena pentingnya, penekanan dada menjadi tindakan CPR awal untuk semua
korban tanpa memandang usia. Tim penyelamat yang mampu harus
menambahkan ventilasi untuk kompresi dada.
Selama bertahun-tahun, CPR telah berkembang dari teknik yang
dilakukan hampir secara eksklusif oleh dokter dan profesional kesehatan. Hari
ini keterampilan menyelamatkan nyawa cukup mudah dilakukan bagi siapa
12

saja yang ingin belajar. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa beberapa
faktor yang menghalangi masyarakat untuk melakukan tindakan, yakni rasa
takut bahwa mereka akan melakukan kesalahan saat CPR, takut tanggung
jawab hukum, dan takut infeksi dari melakukan mulut ke mulut. Keefektifan
CPR yang diberikan segera setelah cardiac arrest memiliki dua atau tiga
kesempatan korban dapat bertahan hidup, tetapi hanya 32 persen dari korban
cardiac arrest mendapatkan CPR dari penyelamat. Sayangnya, kurang dari
delapan persen orang yang menderita cardiac arrest di luar rumah sakit dapat
bertahan hidup (AHA, 2015).

4. Indikasi Bantuan Hidup Dasar


Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang terkandung didalam
bantuan hidup dasar sangat penting terutama pada pasien dengan cardiac arrest
karena fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar rumah sakit, pasien di rumah sakit
dengan fibrilasi ventrikel primer dan penyakit jantung iskemi, pasien dengan
hipotermi, overdosis, obstruksi jalan napas atau primary respiratory arrest
(Alkatri dalam Ngaisah, 2019).
a. Henti Jantung (Cardiac Arrest)
Henti jantung adalah berhentinya sirkulasi peredaran darah karena
kegagalan jantung untuk melakukan kontraksi secara efektif, keadaan
tersebut bias disebabkan oleh penyakit primer dari jantung atau penyakit
sekunder non jantung. Henti jantung adalah bila terjadi henti jantung
primer, oksigen tidak beredar dan oksigen tersisa dalam organ vital akan
habis dalam beberapa detik.
b. Henti Napas (Respiratory Arrest)
Henti napas adalah berhentinya pernafasaan spontan disebabkan karena
gangguan jalan nafas persial maupun total atau karena gangguan dipusat
pernafasaan. Tanda dan gejala henti napas berupa hiperkarbia yaitu
penurunan kesadaran, hipoksemia yaitu takikardia, gelisah, berkeringat
atau sianosis.
c. Tidak sadarkan diri
13

5. Langkah-Langkah Bantuan Hidup Dasar


Tahap ini merupakan tahapan umum pada saat tiba di suatu lokasi
kejadian, baik pada kasus trauma ataupun kasus medis. Pada saat tiba di tempat
kejadian, kenali dan pelajari segala situasi dan potensi bahaya yang ada.
Sebelum melakukan pertolongan, pastikan keadaan aman bagi si penolong
(AHA, 2015).
a. Pastikan korban, orang disekitar, dan Anda aman.
b. Cek respon korban:
1). Jika tidak ada respon
2). Tidak bernapas
3). Napas tidak normal (megap-megap)
c. Minta seseorang untuk memanggil ambulan (misal: 118). Jika Anda
sendirian, gunakan telepon genggam Anda untuk memanggil ambulan.
d. Jika Anda belum terlatih atau tidak mampu memberikan bantuan
ventilasi, hanya berikan kompresi dada minimal 100 kali per menit (30
kali kompresi).
e. Lanjutkan pemberian RJP sampai :
1. Penolong terlatih tiba dan mengambil alih.
2. Korban mulai menunjukkan kesadaran kembali, misalnya batuk,
membuka mata, berbicara, atau bergerak dan mulai bernapas normal.
3. Anda sudah lelah.

C. Henti Jantung

1. Definisi Henti Jantung


Cardiac arrest atau yang biasa dikenal henti jantung merupakan suatu
kondisi dimana terjadinya kegagalan organ jantung untuk mencapai curah
jantung yang adekuat, yang disebabkan oleh terjadinya asistole (tidak adanya
detak jantung) maupun disritmia. Dalam penjelasan lain mengatakan bahwa
henti jantung dapat juga dikatakan sebagai henti sirkulasi. Karena dalam
(Ngurah & Putra, 2019) menyebutkan bahwa henti jantung terjadi ketika
jantung telah berhenti berdetak yang menyebabkan terhentinya alirah darah di
14

tubuh sehingga mengakibatkan tidak teralirkannya oksigen ke seluruh tubuh.


Tidak ada pasokan oksigen dalam tubuh akan berdampak fatal, yaitu kerusakan
otak. Menurut (Irianti dkk, 2018) Cardiac arrest atau henti jantung adalah
keadaan hilangnya fungsi jantung yang tiba tiba yang ditandai dengan
terjadinya henti napas dan henti jantung. Henti jantung disebabkan karena
adanya gangguan pada kelistrikan jantung yang menyebabkan keadaan-
keadaan mengancam jiwa misalnya seperti aritmia maligna atau adanya
masalah pada irama jantung. Selain itu, cardiac arrest atau henti jantung juga
dapat dipicu oleh kelainan yang reversible, seperti hipoksia, hipovelemia,
hiportemia, tension pneumothorax, tamponade cardiac, dan hydrogen ion
(asidosis).

2. Penyebab Henti Jantung

Menurut (Muttaqin, 2012) terdapat beberapa penyabab lain dari henti


jantung, yaitu :

a. Disebabkan karena pernafasan

Pemutusan pemasokan oksigen di otak dan seluruh organ dapat


dikatakan sebagai penyebab ataupun konsekuensi dari henti jantung.
Secara medis, keadaan kurangnya oksigen dalam otak disebut hipoksia
yang sebabkan adanya gangguan fungsi respirasi atau gangguan
pertukaran gas di paru. Hipoksia dapat terjadi akibat gangguan jalan
napas, misalnya ada sumbatan pada pangkal lidah di hipofaring pada
orang yang kesadarannya menurun, atau hipoksia juga dapat terjadi pada
kasus sumbatan napas yang dikarena aspirasi isi lambung dan/atau
cairan lambung. Selain itu, dapat pula disebabkan oleh depresi
pernafasan atau keracunan, kelebihan obat, bahkan kelumpuhan otot
pernafasan.

b. Sirkulasi

Syok hipovolemik yang terjadi karena pendarahan dapat menjadi


penyebab henti jantung. Ketika syok hipovolemik terjadi, tubuh
15

kekurangan plasma dan cairan vascular, hal tersebut mengakibatkan


penurunan transport oksigen ke organ-organ sehingga dapat
mengakibatkan henti jantung. Selain itu, reaksi anafilatik terhadap obat
juga dapat menjadi penyebab henti jantung.

3. Manifestasi Klinis Henti Jantung

Adapun manifestasi klinis atau tanda-tanda pasien mengalami cardiac


arrest atau henti jantung menurut (Andrianto, 2020) adalah sebagai berikut.

a. Pada pasien tidak teraba nadi di arteri besar (karotis, radialis maupun
femoralis).

b. Pernafasan pasien tidak normal, pada beberapa kasus tidak normalnya


pernafasan dapat terjadi meskipun jalan nafas sudah paten.

c. Pasien tidak berespon terhadap rangsangan verbal maupun rangsangan


nyeri.

4. Penatalaksanaan Henti Jantung

Penatalaksaan henti jantung perlu dilaksanakan secepatnya. Berdasarkan


rekomendasi (AHA, 2020) mengenai alur penanganan pasien henti jantung
yang disebut chain of survival atau “Rantai Bertahan Hidup”, dimana tiap
rantai ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rantai Bertahan
Hidup ini terdiri dari dua tipe, yaitu In Hospital Cardiac Arrest (IHCA) atau
kejadian henti jantung di rumah sakit, dan Out of Hospital Cardiac Arrest
(OHCA) atau kejadian henti jantung diluar rumah sakit. Penatalaksanaan henti
jantung dengan menggunakan prinsip IHCA dimulai dari pengenalan awal dan
pencegahan, segera mengaktifkan emergency response atau sistem tanggap
darurat, pemberian RJP berkualitas, melakukan defibrilasi, jika pasien sudah
kembali normal diberikan perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA,
2020). Sedangkan penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip
OHCA dimulai dengan segera mengaktifkan emergency response atau sistem
tanggap darurat, pemberian RJP berkualitas tinggi, melakukan defibrilasi, saat
16

dirujuk kerumah sakit diberikan resusitasi lanjutan, jika pasien sudah normal
diberikan perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020).

D. Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi


setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni: indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang
(over behaviour). Pengetahuan diperlukan sebagai dukungan dalam
menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan perilaku setiap hari,
sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan fakta yang
mendukung tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).

2. Adopsi Pengetahuan

Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa apabila suatu pembuatan yang


didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perbuatan yang tidak
didasari oleh pengetahuan, dan apabila manusia mengadopsi perbuatan dalam
diri seseorang tersebut akan terjadi proses sebagai berikut:
a. Awareness (kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu disini
sikap subjek sudah mulai timbul.
c. Evaluation (menimbang-nimbang) baik dan tidaknya stimulus tersebut
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
17

3. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2012) menyatakan bahwa pengetahuan yang dicakup


dalam bidang atau ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak dari
yang sederhana sampai pada yang kompleks yaitu:
a. Tahu (Know)
Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari
sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang luas atau sempit
seperti fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa yang diketahui hanya
sekedar informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu tahu
merupakan tingkat yang paling rendah.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dapat menginterpretasi materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan suatu ilmu yang
sudahdipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu metode
konsep, prinsip atau teori.
d. Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitan suatu sama lainnya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru, misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan
untuk membuat penelitian terhadap suatu berdasarkan maksud atau
kriteria tertentu.
18

4. Cara Pengukuran Tingkat Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
kuisoner yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek
penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012). Menurut Arikunto dalam
(Sanifah 2018) tingkat pengetahuan ada tiga yaitu:
a. Tingkat pengetahuan baik bila jumlah jawaban benar 76%-100%
b. Tingkat pengetahuan cukup bila jumlah jawaban benar 56%-75%
c. Tingkat pengetahuan kurang bila jumlah jawaban benar <56%

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Astutik dalam (Sanifah 2018), ada beberapa faktor yang


mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
a. Faktor Internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang
menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk
mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat
mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam
pembangunan, pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah aktivitas yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara
mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan,
sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita
19

waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap


kehidupan keluarga.
3) Usia
Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan
sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan
kekuatan seseorang akan lebih matang dalam dalam berfikir dan
bekerja, selain itu dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang
lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya.
Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.
b. Faktor Eksternal
1) Lingkungan
Lingkungan merupakan suatu kondisi yang ada disekitar manusia dan
pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
orang atau kelompok.
2) Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi
dari sikap dalam menerima informasi.

E. Sikap

1. Definisi Sikap

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan


merupakan pelaksanaan motif tetentu. Dalam kata lain fungsi sikap bukan
merupakan tindakan (reaksi terbuka), tetapi merupakan predisposisi perilaku
(reaksi tertutup) (Azwar, 2013). Menurut Damiati (2017), sikap merupakan
suatu ekpressi perasaan seseorang yang merefleksikan kesukaannya atau
ketidaksukaannya terhadap suatu objek.

2. Tingkatan Sikap

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat


berdasarkan intensitasnya sebagai berikut (Azwar, 2013) :
a. Menerima (Receiving)
20

Menerima yaitu bahwa orang atau subjek mau menerima stimulus yang
diberikan (objek).
b. Menanggapi (Responding)
Menanggapi yaitu memberikan jawaban atau tanggapan terhadap
pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c. Menghargai (Valuing)
Menghargai yaitu subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif
terhadap objek atau stimulus, sehingga membahasnya dengan orang lain,
bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain
merespon.
d. Bertanggung jawab (Responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya sehingga
orang tersebut siap menerima segala risiko atas apa yang dilakukan, dan
hal ini merupakan tingkat sikap yang paling tinggi.

3. Cara Pengukuran Tingkat Sikap

Menurut penelitian Azwar (2013) tingkatan sikap seseorang dalam


pemberian pertolongan dapat dinilai berdasarkan skala linkert dengan
menggunakan pilihan jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, kurang setuju,
dan tidak setuju, lalu hasil akan dijumlahkan serta dikelompokkan dengan
tingkatan penilaian yaitu :
a. Positif: hasil presentase 60%-100%.
b. Negatif : hasil presentase < 59%.

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan sikap yaitu adalah


sebagai berikut (Azwar, 2013) :
a. Pengalaman pribadi
Apa yang telah dialami seseorang dalam hidupnya pada masa lalu akan
mempengaruhi penghayatan dalam stimulus sosial, sehingga akan
mempengaruhi sikapnya dalam menghadapi masalah sama yang pernah
dihadapinya.
21

b. Orang lain
Seseorang cenderung akan memiliki sikap yang disesuaikan atau sejalan
dengan sikap yang dimiliki orang yang dianggap berpengaruh, karena
orang tersebut dianggap sebagai panutan dan acuan dalam hidupnya
antara lain adalah orang tua, teman dekat, teman sebaya.
c. Media Massa
Media massa merupakan sarana komunikasi, berbagai media massa
seperti televisi, radio, dan surat kabar hingga saat ini yaitu internet
mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap pembentukan opini dan
kepercayaan seseorang, sehingga baik media massa secara tidak langsung
juga akan mempengaruhi sikapnya terhadap suatu masalah.
d. Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Lembaga pendidikan serta lembaga agama suatu sistem mempunyai
pengaruh dalam pembentukan sikap, dikarenakan keduanya meletakkan
dasar dan pengertian dan konsep moral dalam diri individu, sehingga
orang dapat memiliki sikap berdasarkan moralitas yang tinggi
berdasarkan ajaran maupun kepercayaan yang pernah dipelajari atau
dipercaya.
e. Faktor emosional
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan
pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap merupakan
pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai semacam
penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut


Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

Pendidikan Kesehatan tentang


Faktor yang
BHD Henti Jantung
Faktor yang mempengaruhi :
mempengaruhi : 1. Pengalaman
1. Faktor Internal pribadi
(pendidikan, Pengetahuan Sikap 2. Orang lain
usia, pekerjaan) Mahasiswa Mahasiswa 3. Media Massa
2. Faktor Eksternal 4. Lembaga
(lingkungan, pendidikan dan
sosial budaya) lembaga agama
Pemberian Pertolongan 5. Faktor emosional
Korban Henti Jantung

Tingkat Pengetahuan: Tingkat Sikap :


1. Tahu 1. Menerima
2. Memaham 2. Merespon
3. Aplikasi 3. Menghargai
4. Analisis 4. Bertanggung
5. Sintesis jawab
6. Evaluasi

1. Baik 76-100% 1. Positif : 60%-100%


2. Cukup 56-75% 2. Negatif : <59%
3. Kurang <56%

Gambar III.1 Kerangka Konsep

= Yang diteliti

= Yang tidak diteliti

22
23

Keterangan :

Penelitian ini dijelaskan dalam kerangka konsep pada gambar 3.1 diatas.
Dapat dijelaskan bahwa responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat pada Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan sikap
mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada henti jantung. Karena tingkat
pengetahuan dan sikap seseorang didasari oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi. Kemudian tingkat pengetahuan dan sikap dapat dilihat dengan
persentase kriteria penilaian masing-masing.

B. Hipotesis

Menurut Sugiyono (2018) “Hipotesis merupakan jawaban sementara


terhadap rumusan masalah penelitian sehingga diperlukan uji kebenarannya”.
Adapun hipotesis dalam penelitian ini yaitu adalah :

H1 : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap


pengetahuan dan sikap Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu desain


penelitian quasy experiment. Rancangan eksperimen semu (quasy experiment)
adalah rancangan penelitian eksperimen yang dilakukan pada kondisi yang tidak
memungkinkan mengontrol atau memanipulasikan semua variabel yang relevan
(Danim, 2013). Dalam ekperimen semu atau quasy experiment pengujian atau
pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen. Instrumen dalam
penelitian ini menggunakan post-test yang sama dan diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.

Sebelum dilakukan eksperimen akan dilakukan pretest mengenai


pendidikan kesehatan baik itu terhadap kelompok kelas eksperimen maupun
terhadap kelompok kelas kontrol. Setelah dilakukan pretest, kemudian kelas
eksperimen diberikan perlakuan (treatment) mengenai pendidikan kesehatan BHD
henti jantung. Setelah diberikan perlakukan (treatment) terhadap kelompok
eksperimen kemudian dilakukan post test terhadap pendidikan kesehatan yang
telah disampaikan pada periode pelaksanaan eksperimen. Desain penelitian ini
akan disajikan sebagai berikut :

Tabel IV.1. Desain Penelitian

Kelompok Pre Test Treatment Post Test

Eksperimen (E) Y1 X1 Y2

Kontrol (C) Y1 X2 Y2

Keterangan :

E = Kelas eksperimen.

24
C = Kelas kontrol.

25
26

X1 = Perlakuan dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai bantuan


hidup dasar henti jantung oleh peneliti.

X2 = Perlakuan tanpa memberikan pendidikan kesehatan.

Y1 = Tes awal yang sama pada kedua kelompok

Y2 = Tes akhir yang sama sesudah diberikan pendidikan kesehatan pada kelas
eksperimen yang telah diberi perlakuan dan kelas kontrol yang tanpa
perlakuan.

Alur quasy experiment ini dilakukan dengan sebagai berikut :

Tahap Persiapan:
1. Perancangan Penelitian
2. Studi Literatur
3. Pembuatan Media Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian
4. Validasi Media Pembelajaran dan
Instrumen Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Pre Test

Memberikan Pendidikan
Kesehatan BHD Henti
Jantung melalui video

Post Test

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan

Gambar IV.1. Alur Quasy Experiment


27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian
Penelitian dilakukan secara daring di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri, melaluI WhatsApp Grup, web aplikasi google form dengan cara
menyebar link kuesioner.
2. Waktu penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan November 2021 -
Juni 2022.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2018), populasi adalah generalisasi yang terdiri


atas objek ataupun subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Jadi populasi merupakan individu yang memiliki sifat yang
sama walaupun presentase kesamaan itu sedikit, atau dengan kata lain
seluruh individu yang akan dijadikan sebagai objek penelitian. Dalam
penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh mahasiswa jurusan
keperawatan tingkat 1 sampai tingkat 4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri. Mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat tingkat
1 berjumlah 89 orang, tingkat 2 berjumlah 80 orang, tingkat 3 berjumlah 82
orang, dan tingkat 4 berjumlah 86 orang. Sehingga populasi yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu sejumlah 337 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2018), sampel adalah bagian dari jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi penelitian
terlalu besar, peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada
populasi sehingga perlunya beberapa sampel yang sesuai dengan penelitian.
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah hanya sebagian
mahasiswa Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan.
28

3. Teknik Sampling

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu probability


sampling. Menurut Sugiyono (2018) probability sampling adalah teknik
sampling atau pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dilih menjadi sampel.
Sedangkan jenis probability sampling yang akan digunakan dalam
penelitian ini yaitu cluster sampling. Sebagaimana yang dikemukakan
Sujarweni (2015), metode cluster sampling biasa disebut juga sebagai
cluster random sampling yaitu suatu jenis teknik sampling dimana seorang
peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok yang terpisah yang
disebut sebagai cluster. Ketika pada populasi didapati kelompok-kelompok
yang nampak seragam namun secara internal tetap berlainan. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian yang akan dilakukan sebagai berikut :

a. Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat tingkat 1 sampai tingkat 4 di


Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri.

b. Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat tingkat 1 yang bersedia


menjadi responden sebanyak 20 orang.

c. Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat tingkat 2 yang bersedia


menjadi responden sebanyak 20 orang.

d. Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat tingkat 3 yang bersedia


menjadi responden sebanyak 20 orang.

e. Mahasiswa jurusan Kesehatan Masyarakat tingkat 4 yang bersedia


menjadi responden sebanyak 20 orang.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu objek yang ditetapkan untuk dipelajari, diteliti


yang kemudian dapat ditarik kesimpulannya. Peneliti menggunakan dua data
variabel dalam penelitian ini, yang terdiri dari :
29

1. Variabel Bebas (Independent variable)


Menurut Sugiyono (2018), menyatakan variabel bebas adalah sebuah
variabel yang dapat memberikan pengaruh dan dapat menimbulkan
perubahan terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini variabel bebas
yang digunakan adalah Pendidikan Kesehatan.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Menurut Sugiyono (2018), menyatakan variabel terikat adalah sebuah
variabel yang dapat dipengaruhi karena adanya variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikat yang digunakan adalah Pengetahuan dan
Sikap.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2018), Definisi Operasional Variabel adalah sebuah


objek yang memiliki variasi tertentu yang dipelajari dan di tarik. Dalam penelitian
ini definisi operasional variabelnya yaitu sebagai berikut :

Tabel IV.2. Definisi Operasional


Definisi Alat
Variabel Parameter Skala Skor
Operasional Ukur
V. Independen Pendidikan yang Seminar mengenai - - -
Pendidikan direncanakan pendidikan kesehatan
Kesehatan untuk menambah BHD henti jantung.
BHD pengetahuan dan
wawasan
mahasiswa
mengenai BHD
Henti Jantung.
V. Dependen Merupakan Pertanyaan kuesioner Kuesioner Ordinal 20 pertanyaan dengan
Pengetahuan tingkat wawasan mengenai : jawaban benar salah
tentang BHD 1. Tahu tindakan pernyataan dengan
Henti Jantung. yang akan penilaian benar : 1
dilakukan saat salah : 0.
gawatdarurat. Dan dikategori yaitu :
2. Memahami Tinggi : 76-100 %
tindakan yang Sedang : 56-75 %
tepat. Rendah : <56 %
3. Mengaplikasikan
tindakan sesuai Sumber : Arikunto
dengan dalam (Sanifah 2018)
pengetahuan yang
di dapat.
4. Menganalisa
30

dengan
membedakan
keadaan gawat
darurat.
5. Mensintesis
dengan
memodifikasi
pengetahuan yang
didapat dengan
keadaan yang ada.
6. Mengevaluasi
suatu tindakan
dengan
pengetahuan
kegawatdaruratan.
V. Dependen Merupakan Pertanyaan kuesioner Kuesioner Ordinal 20 pernyataan dengan
Sikap kesediaan mengenai : pilihan jawaban SS =
melakukan BHD 1. Menerima pasien 5, S = 4, RR= 3, TS =
Henti Jantung dalam keadaan 2 dan STS = 1.
ketika gawatdarurat Dikategori yaitu :
dibutuhkan. dalam keadaan Positif : 60%-100%
apapun. Negatif : <59%
2. Respon hal yang
harus dilakukan Sumber: Azwar (2013)
saat terjadi
kegawatdaruratan.
3. Menghargai aturan
dan juga prosedur
dalam penanganan
gawat darurat.
4. Bertanggung
jawab saat terjadi
suatu keadaan
gawat darurat.

F. Bahan/Instrumen Penelitian

Sugiyono (2018) menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat


pengumpul data yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial
yang diamati. Dengan demikian, penggunaan instrumen penelitian yaitu untuk
mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah, fenomena alam maupun
sosial. Instrumen yang digunakan dalam penelitin ini adalah kuesioner.
Menurut Asmani (dalam Sujarweni, 2015), Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau pernyataan tertulis kepada para responden untuk dijawab. Kuesioner pada
31

variabel dependen pertama yaitu pengetahuan mahasiswa tentang bantuan hidup


dasar henti jantung, menggunakan pertanyaan berjumlah 20 pertanyaan, dengan
penilaian jawaban A, B, C dengan jawaban benar skor 1 dan salah skor 0. Dan
dikategorikan dengan sebagai berikut :
1. Tinggi : 76-100
2. Sedang : 56-75
3. Rendah : <56
Pada variabel kedua yaitu sikap mahasiswa tentang bantuan hidup dasar henti
jantung, pada kuesioner ini menggunakan 20 pertanyaan, dengan pilihan jawaban
SS = 5, S = 4, RR= 3, TS = 2 dan STS = 1. Dan dikategorikan dengan sebagai
berikut :

1. Positif : 60%-100%

2. Negatif : <59%

G. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Mengajukan surat persetujuan pengajuan judul penelitian.


b. Meminta tanda tangan lembar persetujuan judul penelitian kepada
pembimbing sebagai pengantar pengambilan data penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Memberikan dan menjelaskan informasi mengenai seminar yang akan


dilakukan kepada responden.

b. Memberikan kuesioner kepada responden sebelum diberikan seminar


mengenai pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar atas henti jantung.

c. Mengadakan seminar dengan memberikan pengetahuan dan wawasan


mengenai pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar atas henti jantung.

d. Memberikan kuesioner kepada responden sesudah diberikan seminar


mengenai pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar atas henti jantung.
32

d. Melakukan pengolahan data, analisa data dan menyusun laporan hasil


penelitian.

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan

a. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran dari data yang
diperoleh atau dikumpulkan (Notoatmodjo, 2012). Pada proses editing
ini, setelah kuesioner terkumpul kemudian kuesioner dipilih antara yang
drop out atau tidak. Kuesioner yang drop out adalah kuesioner yang tidak
lengkap, tidak konsisten dan tidak jelas.
b. Coding
Coding merupakan kegiatan memberikan kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori (Notoatmodjo, 2012). Hasil
jawaban responden yang telah dinilai kemudian diklasifikasikan
berdasarkan tingkatan pengetahuan sebagai berikut :

Kategori Persentase
(%)
Tinggi 76-100
Sedang 56-75
Rendah <56

Dalam jawaban kuesioner variabel pengetahuan kemudian dilakukan


pemberian kode kategori yaitu kategori tingkat pengetahuan Tinggi
diberi kode “3”, tingkat pengetahuan Sedang dengan diberi kode “2”,
tingkat pengetahuan rendah diberi kode “1”.

Sedangkan hasil jawaban responden berdasarkan tingkatan sikap


diklasifikasikan sebagai berikut :

Kategori Persentase (%)


Positif 60 – 100
Negatif < 59
33

Dalam jawaban kuesioner variabel sikap kemudian dilakukan pemberian


kode kategori yaitu kategori sikap positif diberi kode “2”, sikap negatif
dengan diberi kode “1”.

c. Skoring

Skoring adalah kegiatan yang dilakukan dengan memberi skor


berdasarkan jawaban responden dengan mengelompokan dari jawaban
yang ada dan kemudian menempatkan pada tempat yang semestinya.
Dalam penelitian ini skoring untuk variabel pengetahuan menggunakan
skala likert dengan sebagai berikut :

Nama Skor Jumlah Skor


Benar 1
Salah 0

Dalam penelitian ini skoring untuk variabel sikap menggunakan skala


likert dengan sebagai berikut :

Nama Skor Jumlah Skor


SS 5
S 4
RR 3
TS 2
STS 1
d. Tabulating
Tabulating adalah membuat tabel-tabel data yang sesuai dengan tujuan
dari penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012).
Hasil jawaban ditabulasi dengan skor jawaban sesuai dengan jenis
pertanyaan, kemudian digambarkan dalam bentuk tabel untuk
melengkapi hasil penelitian diberikan pertanyaan atau penyajian tentang
karakteristik responden.
34

2. Teknik Analisis Data

a. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan cara deskriptif dengan menghitung


distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel (Amran,
2012). Variabel yang di analisisa univariat dalam penelitian ini adalah
karakteristik responden yaitu usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan.

b. Analisa Bivariat

Uji bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap dari pengaruh sebelum dan
sesudah pemberian pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar tentang
henti jantung pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat di Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Dalam penelitian ini uji analisis data
yang digunakan yaitu uji wilcoxon dengan menggunakan bantuan
software komputer IBM SPSS versi 25.
35

I. Kerangka Kerja

Populasi 337
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat
Tingkat 1-4 di IIK Kota Kediri

Teknik cluster
sampling

Sampel 80 orang

Pre test Pre test


Kuesioner Pengetahuan Kuesioner Sikap

Pendidikan Kesehatan Bantuan


Hidup Dasar Henti Jantung

Post test Post test


Kuesioner Pengetahuan Kuesioner Sikap

Pengolahan Data : Editing, Coding, Skoring, Tabulating

Analisis Data Uji Wilcoxon

Hasil : di dapatkan nilai signifikasi () = 0.000, menunjukkan nilai  < , =
0.05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak

Kesimpulan : Ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap
pengetahuan dan sikap Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan pertolongan pada henti jantung.
36

Gambar IV.2. Kerangka Kerja


BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 1 hari tanggal 28


Mei 2022 pada mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri dengan memberikan Pendidikan
Kesehatan menggunakan media leaflet dan video. Pengumpulan data dalam
penelitian ini dengan membuat dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol kemudian membagikan kuesioner secara pre-test dan post-
test. Kemudian peneliti disini akan melakukan uji wilcoxon yang berguna
untuk megukur perbedaan antara kedua kelompok data berpasangan berskala
ordinal ataupun interval dengan menggunakan bantuan software komputer IBM
SPSS versi 25. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan sikap
mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada henti jantung dan untuk
mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap antara sebelum dan
sesudah diberikan pendidikan kesehatan. Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan 80 responden mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri.

B. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan dengan cara deskriptif dengan menghitung


distribusi frekuensi dan proporsi dari masing-masing variabel. Variabel yang di
analisisa univariat dalam penelitian ini adalah karakteristik responden dan
tingkat pengetahuan, sikap mahasiswa pada kelompok kontrol, eksperimen
sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan mengenai bantuan hidup
dasar henti jantung.

37
38

1. Karakteristik Responden

Responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu adalah


mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu
KesehatanBhakti Wiyata Kota Kediri. Karakteristik responden dalam
penelitian ini dibagi menjadi kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dan akan dijabarkan berdasarkan tingkat pendidikan, usia dan jenis kelamin
yang akan dijelaskan dengan sebagai berikut :

a) Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan jenis


kelamin dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel V.1. Karakteristik Responden Tingkat Pendidikan


Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pendidikan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tingkat I 10 25% 10 25%
Tingkat II 10 25% 10 25%
Tingkat III 10 25% 10 25%
Tingkat IV 10 25% 10 25%
Total 40 100% 40 100%

Dilihat dari tabel V.1 diatas dapat diketahui bahwa pada


kelompok kontrol responden yang memiliki tingkat pendidikan I yaitu
sebanyak 10 orang atau sebesar 25%, responden yang memiliki tingkat
pendidikan II yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 25%, responden yang
memiliki tingkat pendidikan III yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar
25%, dan responden yang memiliki tingkat pendidikan IV yaitu sebanyak
10 orang atau sebesar 25%. Dan kelompok eksperimen responden yang
memiliki tingkat pendidikan I yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 25%,
responden yang memiliki tingkat pendidikan II yaitu sebanyak 10 orang
atau sebesar 25%, responden yang memiliki tingkat pendidikan III yaitu
sebanyak 10 orang atau sebesar 25%, dan responden yang memiliki
tingkat pendidikan IV yaitu sebanyak 10 orang atau sebesar 25%.
Sehingga total keseluruhan jumlah responden mahasiswa Kesehatan
39

Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota


Kediri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berjumlah 80
orang.

b) Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan usia


dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel V.2. Karakteristik Responden Usia


Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pendidikan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
18-20 tahun 8 20% 13 32,5%
21-23 tahun 28 70% 24 60%
> 24 tahun 4 10% 3 7,5%
Total 40 100% 40 100%

Dilihat dari tabel V.2 diatas dapat diketahui bahwa pada


kelompok kontrol responden yang memiliki usia 18-20 tahun yaitu
sebanyak 8 orang atau sebesar 20%, responden yang memiliki usia 21-23
tahun yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 70%, dan responden yang
memiliki usia > 24 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau sebesar 10%. Dan
pada kelompok eksperimen responden yang memiliki usia 18-20 tahun
yaitu sebanyak 13 orang atau sebesar 32,5%, responden yang memiliki
usia 21-23 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau sebesar 60%, dan
responden yang memiliki usia > 24 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau
sebesar 7,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kota Kediri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
mayoritas memiliki usia 21-23 tahun.

c) Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian jumlah responden berdasarkan jenis


kelamin dapat dilihat sebagai berikut:
40

Tabel V.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pendidikan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Laki-Laki 9 22,5% 10 25%
Perempuan 31 77,5% 30 75%
Total 40 100% 40 100%
Dilihat dari tabel V.3 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok
kontrol responden dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang atau
sebesar 22,5% dan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak
31 orang atau sebesar 77,5%. Pada kelompok eksperimen responden
dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 10 orang atau sebesar 25% dan
responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 30 orang atau
sebesar 75%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kota Kediri pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
mayoritas berjenis kelamin perempuan.

2. Tingkat Pengetahuan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa dalam


memberikan pertolongan pada henti jantung pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen ini diberikan kuesioner pre-test dan post-test yang
mempunyai hasil sebagai berikut:

a) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum Pendidikan Kesehatan


Tingkat pengetahuan mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-
4 pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan
pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung dapat dijabarkan dengan sebagai berikut:
Tabel V.4. Pre-Test Variabel Pengetahuan
Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pengetahuan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 10 25% 10 25%
Sedang 18 45% 22 55%
Rendah 12 30% 8 20%
Total 40 100% 40 100%
41

Berdasarkan tabel V.4 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok


kontrol responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak
10 orang atau sebesar 25%, responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan sedang sebanyak 18 orang atau sebesar 45%, dan responden
yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah sebanyak 12 orang atau
sebesar 30%. Pada kelompok eksperimen responden yang mempunyai
tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 10 orang atau sebesar 25%,
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebanyak 22
orang atau sebesar 55%, dan responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan rendah sebanyak 8 orang atau sebesar 20%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan kesehatan bantuan
hidup dasar dalam memberikan pertolongan pada henti jantung,
mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kota Kediri mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan
yang sedang.

b) Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sesudah Pendidikan Kesehatan


Tingkat pengetahuan mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-
4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan dan kelompok
eksperimen sesudah diberikan pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar
dalam memberikan pertolongan pada henti jantung melalui media leaflet
dan video, dapat dijabarkan dengan sebagai berikut:
Tabel V.5. Post-Test Variabel Pengetahuan
Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pengetahuan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Tinggi 11 27,5% 32 80%
Sedang 21 52,5% 7 17,5%
Rendah 8 20% 1 2,5%
Total 40 100% 40 100%

Berdasarkan tabel V.5 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok


kontrol responden yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak
42

11 orang atau sebesar 27,5%, responden yang mempunyai tingkat


pengetahuan sedang sebanyak 21 orang atau sebesar 52,5%, dan
responden yang mempunyai tingkat pengetahuan rendah sebanyak 8
orang atau sebesar 20%. Pada kelompok eksperimen responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 32 orang atau sebesar
80%, responden yang mempunyai tingkat pengetahuan sedang sebanyak
7 orang atau sebesar 17,5%, dan responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan rendah sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5%. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa Kesehatan Masyarakat
tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri pada
kelompok kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan mayoritas
mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang. Dan mahasiswa Kesehatan
Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota
Kediri pada kelompok eksperimen sesudah diberikan pendidikan
kesehatan bantuan hidup dasar dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung melalui media leaflet dan video mayoritas mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi.

3. Tingkat Sikap

Untuk mengetahui tingkat sikap mahasiswa dalam memberikan


pertolongan pada henti jantung pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen ini diberikan kuesioner pre-test dan post-test yang mempunyai
hasil sebagai berikut:

a) Tingkat Sikap Mahasiswa Sebelum Pendidikan Kesehatan


Tingkat sikap mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan
kesehatan bantuan hidup dasar dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung dapat dijabarkan dengan sebagai berikut:
43

Tabel V.6. Pre-Test Variabel Sikap


Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pengetahuan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Negatif 6 15% 4 10%
Positif 34 85% 36 90%
Total 40 100% 40 100%

Berdasarkan tabel V.6 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok


kontrol responden yang mempunyai sikap negatif sebanyak 6 orang atau
sebesar 15% dan responden yang mempunyai sikap positif sebanyak 34
orang atau sebesar 85%. Pada kelompok eksperimen responden yang
mempunyai sikap negatif sebanyak 4 orang atau sebesar 10% dan
responden yang mempunyai sikap positif sebanyak 36 orang atau sebesar
90%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen sebelum diberikan pendidikan kesehatan
bantuan hidup dasar dalam memberikan pertolongan pada henti jantung,
mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan
Bhakti Wiyata Kota Kediri mayoritas mempunyai sikap yang positif.

b) Tingkat Sikap Mahasiswa Sesudah Pendidikan Kesehatan


Tingkat sikap mahasiswa Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kota Kediri pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan pendidikan kesehatan dan kelompok
eksperimen sesudah diberikan pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar
dalam memberikan pertolongan pada henti jantung melalui media leaflet
dan video, dapat dijabarkan dengan sebagai berikut:
Tabel V.7. Post-Test Variabel Sikap
Tingkat Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Pengetahuan Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
Negatif 3 7,5% 1 2,5%
Positif 37 92,5% 39 97,5%
Total 40 100% 40 100%

Berdasarkan tabel V.7 diatas dapat dilihat bahwa pada kelompok


kontrol responden yang mempunyai sikap negatif sebanyak 3 orang atau
44

sebesar 7,5% dan responden yang mempunyai sikap positif sebanyak 37


orang atau sebesar 92,5%. Pada kelompok eksperimen responden yang
mempunyai sikap negatif sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5% dan
responden yang mempunyai sikap positif sebanyak 39 orang atau sebesar
97,5%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
Kesehatan Masyarakat tingkat 1-4 di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kota Kediri pada kelompok kontrol yang tidak diberikan
pendidikan kesehatan dan pada kelompok eksperimen sesudah diberikan
pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung melalui media leaflet dan video,
mayoritas sama-sama mempunyai sikap yang positif.

C. Analisa Bivariat

Uji bivariat yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji untuk
mengetahui pengaruh pengetahuan dan sikap mahasiswa Kesehatan
Masyarakat di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok
kontrol dan eksperimen sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
bantuan hidup dasar tentang henti jantung. Dalam penelitian ini uji analisis data
yang digunakan yaitu uji wilcoxon dengan menggunakan bantuan software
komputer IBM SPSS versi 25. Uji wilcoxon merupakan uji nonparametris yang
digunakan untuk megukur perbedaan dua kelompok data berpasangan berskala
ordinal atau interval tetapi data berdistribusi tidak normal. Dan untuk menguji
data berdistribusi normal atau tidak dapat menggunakan uji normalitas. Berikut
hasil dan penjabaran analisa bivariat dalam penelitian ini.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan


untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,
apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
dalam penelitian ini akan menggunakan uji shapiro wilk. Uji shapiro wilk
adalah metode uji normalitas yang efektif dan valid digunakan untuk sampel
berjumlah kecil atau maksimal 50 sampel. Uji normalitas dalam penelitian
45

akan dilakukan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebelum


dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung.

Berikut adalah hasil dari uji normalitas dengan menggunakan uji


shapiro wilk :

a) Uji Normalitas Sebelum Pendidikan Kesehatan


Tabel V.8. Uji Normalitas Pre Test
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Variabel
Sig. Kesimpulan Sig. Kesimpulan
Pengetahuan .004 Berdistribusi .002 Berdistribusi
Sikap .000 tidak normal .000 tidak normal

Berdasarkan tabel V.8 uji normalitas dengan menggunakan uji


shapiro wilk pada kelompok kontrol variabel Pengetahuan menghasilkan
nilai signifikansi 0,004 dan variabel Sikap menghasilkan nilai
signifikansi 0,000. Pada kelompok eksperimen variabel Pengetahuan
menghasilkan nilai signifikansi 0,002 dan variabel Sikap menghasilkan
nilai signifikansi 0,000. Hasil dari variabel Pengetahuan dan variabel
Sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar
dalam memberikan pertolongan henti jantung pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05, maka
dapat disimpulkan data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal.

b) Uji Normalitas Sesudah Pendidikan Kesehatan


Tabel V.9. Uji Normalitas Post Test
Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Variabel
Sig. Kesimpulan Sig. Kesimpulan
Pengetahuan .001 Berdistribusi .035 Berdistribusi
Sikap .008 tidak normal .000 tidak normal

Berdasarkan tabel V.8 uji normalitas dengan menggunakan uji


shapiro wilk pada kelompok kontrol variabel Pengetahuan menghasilkan
nilai signifikansi 0,001 dan variabel Sikap menghasilkan nilai signifikansi
0,008. Pada kelompok eksperimen variabel Pengetahuan menghasilkan nilai
46

signifikansi 0,035 dan variabel Sikap menghasilkan nilai signifikansi 0,000.


Hasil dari variabel Pengetahuan dan variabel Sikap pada kelompok kontrol
yang tidak diberikan pendidikan kesehatan dan pada kelompok eksperimen
sesudah diberikan pendidikan kesehatan bantuan hidup dasar pada henti
jantung menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05, maka dapat disimpulkan
data dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal.

2. Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon adalah uji nonparametris yang digunakan untuk


mengukur perbedaan dua kelompok data berpasangan berskala ordinal atau
interval tetapi data berdistribusi tidak normal. Dan berdasarkan hasil uji
normalitas sebelumnya diketahui bahwa data penelitian berdistribusi tidak
normal. Oleh karena itu, syarat untuk melakukan uji wilcoxon ini telah
disetujui. Uji wilcoxon ini perlu dilakukan karena untuk mengetahui
perbedaan variabel pengetahuan dan sikap antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan
bantuan hidup dasar tentang henti jantung. Berikut adalah penjelasan dan
penjabaran hasil dari uji wilcoxon :

a) Variabel Pengetahuan

Tabel V.10. Uji Wilcoxon Variabel Pengetahuan


Asymp. Sig.
(2-tailed)
Post Test Kontrol - Pre Test Kontrol .001
Post Test Eksperimen - Pre Test Eksperimen .000

Berdasarkan tabel V.10 uji wilcoxon pada variabel Pengetahuan,


antara pre test kelompok kontrol dengan post test kelompok kontrol
menghasilkan nilai signifikansi 0,001 dan antara pre test kelompok
eksperimen dengan post test kelompok eksperimen menghasilkan nilai
signifikansi 0,000. Hasil dari pre test dan post test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada variabel Pengetahuan menunjukkan bahwa
nilai p-value < 0,05, maka disini H0 ditolak H1 diterima. Sehingga dapat
47

disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup


dasar terhadap Pengetahuan Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung.

Tabel V.10. Uji Wilcoxon Variabel Pengetahuan (lanjutan)


N Mean Sum of
Rank Ranks
Post Test Kontrol Negative Ranks 7 11.57 81.00
- Pre Test Kontrol Positive Ranks 25 17.88 447.00
Ties 8
Total 40
Post Test Negative Ranks 0 .00 .00
Eksperimen - Pre Positive Ranks 40 20.50 820.00
Test Eksperimen Ties 0
Total 40

Keterangan :

1) Negative Ranks
Negative Ranks adalah selisih negatif antara tingkat pengetahuan Pre
Test dan Post Test pada masing-masing kelompok. Artinya dari nilai
pre test ke post test 7 mahasiswa pada kelompok kontrol mengalami
penurunan tingkat pengetahuan, dan pada kelompok eksperimen tidak
ada mahasiswa yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan.

2) Positive Ranks
Positive Ranks adalah selisih positif antara tingkat pengetahuan Pre
Test dan Post Test pada masing-masing kelompok. Artinya dari nilai
pre test ke post test 25 mahasiswa pada kelompok kontrol mengalami
peningkatan pengetahuan, dan pada kelompok eksperimen 40
mahasiswa yang mengalami peningkatan pengetahuan.

3) Ties
Ties adalah kesamaan nilai Pre Test dan Post Test pada masing-
masing kelompok. Artinya pada kelompok kontrol terdapat 8 nilai
mahasiswa yang sama antara pre test dan post test, dan pada
48

kelompok eksperimen tidak ada nilai mahasiswa yang sama antara pre
test dan post test.

4) Mean Rank
Mean Rank adalah rata-rata penurunan dan peningkatan pengetahuan
mahasiswa pada masing-masing kelompok. Artinya pada kelompok
kontrol rata-rata penurunan nilai tingkat pengetahuan mahasiswa yaitu
sebesar 11,57 sedangkan peningkatan nilai pengetahuan mahasiswa
yaitu sebesar 17,88. Pada kelompok eksperimen penurunan nilai
tingkat pengetahuan mahasiswa yaitu sebesar 0,00 atau tidak ada
sedangkan peningkatan nilai pengetahuan mahasiswa yaitu sebesar
20,50.

5) Sum of Ranks
Sum of Ranks adalah jumlah ranking negatif dan positif pada masing-
masing kelompok. Pada kelompok kontrol jumlah ranking negatif dari
variabel pengetahuan yaitu 81,00, sedangkan jumlah ranking
positifnya yaitu 447,00. Pada kelompok eksperimen jumlah ranking
negatif dari variabel pengetahuan yaitu 0,00 atau tidak ada, sedangkan
jumlah ranking positifnya yaitu 820,00.

b) Variabel Sikap

Tabel V.11. Uji Wilcoxon Variabel Sikap


Asymp. Sig.
(2-tailed)
Post Test Kontrol - Pre Test Kontrol .031
Post Test Eksperimen - Pre Test Eksperimen .000

Berdasarkan tabel V.10 uji wilcoxon pada variabel Sikap, antara


pre test kelompok kontrol dengan post test kelompok kontrol
menghasilkan nilai signifikansi 0,031 dan antara pre test kelompok
eksperimen dengan post test kelompok eksperimen menghasilkan nilai
signifikansi 0,000. Hasil dari pre test dan post test kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen pada variabel Sikap menunjukkan bahwa nilai p-
49

value < 0,05, maka disini H0 ditolak H1 diterima. Sehingga dapat


disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup
dasar terhadap Sikap Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung.

Tabel V.11. Uji Wilcoxon Variabel Sikap (lanjutan)


N Mean Sum of
Rank Ranks
Post Test Kontrol Negative Ranks 12 16.45 329.00
- Pre Test Kontrol Positive Ranks 25 22.00 374.00
Ties 3
Total 40
Post Test Negative Ranks 0 .00 .00
Eksperimen - Pre Positive Ranks 40 20.50 820.00
Test Eksperimen Ties 0
Total 40

Keterangan :

1) Negative Ranks
Negative Ranks adalah selisih negatif antara tingkat sikap Pre Test dan
Post Test pada masing-masing kelompok. Artinya dari nilai pre test ke
post test 12 mahasiswa pada kelompok kontrol mengalami penurunan
tingkat sikap, dan pada kelompok eksperimen tidak ada mahasiswa
yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan.

2) Positive Ranks
Positive Ranks adalah selisih positif antara tingkat sikap Pre Test dan
Post Test pada masing-masing kelompok. Artinya dari nilai pre test ke
post test 25 mahasiswa pada kelompok kontrol mengalami
peningkatan sikap, dan pada kelompok eksperimen 40 mahasiswa
yang mengalami peningkatan sikap.

3) Ties
Ties adalah kesamaan nilai Pre Test dan Post Test pada masing-
masing kelompok. Artinya pada kelompok kontrol terdapat 3 nilai
50

mahasiswa yang sama antara pre test dan post test, dan pada
kelompok eksperimen tidak ada nilai mahasiswa yang sama antara pre
test dan post test.

4) Mean Rank
Mean Rank adalah rata-rata penurunan dan peningkatan sikap
mahasiswa pada masing-masing kelompok. Artinya pada kelompok
kontrol rata-rata penurunan nilai tingkat sikap mahasiswa yaitu
sebesar 16,45 sedangkan peningkatan nilai sikap mahasiswa yaitu
sebesar 22,00. Pada kelompok eksperimen penurunan nilai sikap
mahasiswa yaitu sebesar 0,00 atau tidak ada sedangkan peningkatan
nilai sikap mahasiswa yaitu sebesar 20,50.

5) Sum of Ranks
Sum of Ranks adalah jumlah ranking negatif dan positif pada masing-
masing kelompok. Pada kelompok kontrol jumlah ranking negatif dari
variabel sikap yaitu 329,00, sedangkan jumlah ranking positifnya
yaitu 374,00. Pada kelompok eksperimen jumlah ranking negatif dari
variabel sikap yaitu 0,00 atau tidak ada, sedangkan jumlah ranking
positifnya yaitu 820,00.
51
BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Analisa Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Sebelum Diberikan


Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Henti Jantung

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel pengetahuan yang


sudah dijabarkan pada bab sebelumnya. Diperoleh hasil pre test pada
kelompok kontrol yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 10
mahasiswa (25%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 18 mahasiswa
(45%) dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 12 mahasiswa (30%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok kontrol
mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang dalam memberikan
pertolongan henti jantung. Sedangkan hasil pre test atau sebelum diberikan
pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen yang mempunyai tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 10 mahasiswa (25%), tingkat pengetahuan
sedang sebanyak 22 mahasiswa (55%) dan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 8 mahasiswa (20%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri pada kelompok eksperimen mayoritas mempunyai tingkat
pengetahuan yang sedang dalam memberikan pertolongan henti jantung.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel sikap yang sudah


dijabarkan pada bab sebelumnya. Diperoleh hasil pre test pada kelompok
kontrol yang mempunyai sikap negatif sebanyak 6 mahasiswa (15%) dan
yang mempunyai sikap positif sebanyak 34 mahasiswa (85%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok kontrol mayoritas
mempunyai sikap yang positif dalam memberikan pertolongan henti
jantung. Sedangkan hasil pre test atau sebelum diberikan pendidikan

52
53

kesehatan pada kelompok eksperimen yang mempunyai sikap negatif


sebanyak 4 mahasiswa (10%) dan yang mempunyai sikap positif sebanyak
36 mahasiswa (90%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1
Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada
kelompok eksperimen mayoritas mempunyai sikap yang positif dalam
memberikan pertolongan henti jantung.

2. Analisa Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Sesudah Diberikan


Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Henti Jantung

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel pengetahuan yang


sudah dijabarkan pada bab sebelumnya. Diperoleh hasil pre test pada
kelompok kontrol yang mempunyai tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 11
mahasiswa (27,5%), tingkat pengetahuan sedang sebanyak 21 mahasiswa
(52,5%) dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 8 mahasiswa (20%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok kontrol
mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang dalam memberikan
pertolongan henti jantung. Sedangkan hasil pre test atau sebelum diberikan
pendidikan kesehatan pada kelompok eksperimen yang mempunyai tingkat
pengetahuan tinggi sebanyak 32 mahasiswa (80%), tingkat pengetahuan
sedang sebanyak 7 mahasiswa (17,5%) dan tingkat pengetahuan rendah
sebanyak 1 mahasiswa (2,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata Kediri pada kelompok eksperimen mayoritas mempunyai tingkat
pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan henti jantung.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel sikap yang sudah


dijabarkan pada bab sebelumnya. Diperoleh hasil pre test pada kelompok
kontrol yang mempunyai sikap negatif sebanyak 3 mahasiswa (7,5%) dan
yang mempunyai sikap positif sebanyak 37 mahasiswa (92,5%). Sehingga
dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Institut
Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok kontrol mayoritas
54

mempunyai sikap yang positif dalam memberikan pertolongan henti


jantung. Sedangkan hasil pre test atau sebelum diberikan pendidikan
kesehatan pada kelompok eksperimen yang mempunyai sikap negatif
sebanyak 1 mahasiswa (2,5%) dan yang mempunyai sikap positif sebanyak
39 mahasiswa (97,5%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa S1
Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada
kelompok eksperimen mayoritas mempunyai sikap yang positif dalam
memberikan pertolongan henti jantung.

3. Analisa Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup


Dasar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa Dalam
Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel pengetahuan yang


sudah dijabarkan pada bab sebelumnya. Uji wilcoxon antara pre test
kelompok kontrol dengan post test kelompok kontrol menghasilkan nilai
signifikansi 0,001. Hasil dari pre test dan post test kelompok kontrol pada
variabel pengetahuan menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05, maka disini
H0 ditolak H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan
kelompok kontrol mahasiswa S1 kesehatan masyarakat Institut Ilmu
Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan pertolongan pada henti
jantung. Uji wilcoxon antara pre test kelompok eksperimen dengan post test
kelompok eksperimen menghasilkan nilai signifikansi 0,000. Hasil dari pre
test dan post test kelompok eksperimen pada variabel pengetahuan
menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05, maka disini H0 ditolak H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan kelompok eksperimen
mahasiswa S1 kesehatan masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri dalam memberikan pertolongan pada henti jantung.

Pada tingkat pengetahuan pre test dan post test pada kelompok
kontrol diperoleh 7 mahasiswa yang mengalami penurunan tingkat
55

pengetahuan dalam memberikan pertolongan pada henti jantung, sedangkan


25 mahasiswa mengalami peningkatan pengetahuan dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung, terdapat 8 nilai mahasiswa yang sama pada
pre test dan post test, terdapat rata-rata penurunan nilai tingkat pengetahuan
mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada henti jantung yaitu sebesar
11,57, sedangkan peningkatan nilai pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung yaitu sebesar 17,88. Pada
tingkat pengetahuan pre test dan post test pada kelompok eksperimen tidak
ada mahasiswa yang mengalami penurunan tingkat pengetahuan dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung, dan 40 mahasiswa mengalami
peningkatan pengetahuan dalam memberikan pertolongan pada henti
jantung, nilai mahasiswa tidak ada yang sama pada pre test dan post test,
tidak ada rata-rata penurunan nilai tingkat pengetahuan mahasiswa dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung, sedangkan peningkatan nilai
pengetahuan mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada henti jantung
yaitu sebesar 20,50.

Berdasarkan hasil penelitian mengenai variabel sikap yang sudah


dijabarkan pada bab sebelumnya. Uji wilcoxon antara pre test kelompok
kontrol dengan post test kelompok kontrol menghasilkan nilai signifikansi
0,031. Hasil dari pre test dan post test kelompok kontrol pada variabel sikap
menunjukkan bahwa nilai p-value < 0,05, maka disini H0 ditolak H1
diterima. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang bantuan hidup dasar terhadap sikap kelompok kontrol mahasiswa S1
kesehatan masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung. Dan uji wilcoxon antara pre
test kelompok eksperimen dengan post test kelompok eksperimen
menghasilkan nilai signifikansi 0,000. Hasil dari pre test dan post test
kelompok eksperimen pada variabel sikap menunjukkan bahwa nilai p-value
< 0,05, maka disini H0 ditolak H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan
ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap
sikap kelompok eksperimen mahasiswa S1 kesehatan masyarakat Institut
56

Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan pertolongan pada


henti jantung.

Pada tingkat sikap pre test dan post test pada kelompok kontrol
diperoleh 12 mahasiswa yang mengalami penurunan tingkat sikap dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung, sedangkan 25 mahasiswa
mengalami peningkatan sikap dalam memberikan pertolongan pada henti
jantung, terdapat 3 nilai mahasiswa yang sama pada pre test dan post test,
terdapat rata-rata penurunan nilai tingkat sikap mahasiswa dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung yaitu sebesar 16,45, sedangkan
peningkatan nilai sikap mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung yaitu sebesar 22,0. Pada tingkat sikap pre test dan post test
pada kelompok eksperimen tidak ada mahasiswa yang mengalami
penurunan tingkat sikap dalam memberikan pertolongan pada henti jantung,
dan 40 mahasiswa mengalami peningkatan sikap dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung, nilai mahasiswa tidak ada yang sama pada
pre test dan post test, tidak ada rata-rata penurunan nilai tingkat sikap
mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada henti jantung, sedangkan
peningkatan nilai sikap mahasiswa dalam memberikan pertolongan pada
henti jantung yaitu sebesar 20,50.

Hasil dari penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan


oleh Dahlan (2014), yang menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
berpengaruh terhadap pengetahuan mahasiswa. Hal ini dapat terjadi karena
dengan mendapatkan pendidikan kesehatan bisa menambah pengetahuan
mahasiswa tersebut untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan dalam
memberikan pertolongan pada henti jantung dan memberikan bantuan hidup
dasar untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Dan penelitian yang
dilakukan oleh Siregar (2021), menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan
berpengaruh terhadap sikap mahasiswa. Hal ini dapat terjadi karena dengan
mendapatkan pendidikan kesehatan dapat membentuk sikap moralitas yang
tinggi berdasarkan ajaran yang telah dipelajari atau di praktikan. Oleh
57

karena itu, dengan memberikan pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi


tindakan atau sikap apa saja yang harus dilakukan oleh mahasiswa tersebut.

B. Keterbatasan

Penelitian yang dilakukan di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata


Kediri memiliki keterbatasan selama dalam proses penelitian, yaitu adalah :

1. Untuk menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah,


maka penelitian ini dilaksanakan secara online melalui video dan leaflet,
sehingga penelitian berjalan dengan tidak optimal karena tidak dapat
bertatap muka secara langsung dengan responden.

2. Peneliti hanya menggunakan sebagian mahasiswa jurusan kesehatan


masyarakat sebagai responden, sehingga yang mendapatkan ilmu
pengetahuan tentang bantuan hidup dasar dalam memberikan pertolongan
henti jantung hanya sebagian saja.
BAB VII

PENUTUP

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh


pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar terhadap pengetahuan dan
sikap mahasiswa S1 kesehatan masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri dalam memberikan pertolongan pada henti jantung. Maka dapat
disampaikan kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. Kesimpulan

1. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar dalam


memberikan pertolongan pada henti jantung, mahasiswa S1 Kesehatan
Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen mayoritas mempunyai tingkat
pengetahuan yang sedang dan sikap yang positif.

2. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar


dalam memberikan pertolongan pada henti jantung, mahasiswa S1
Kesehatan Masyarakat Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri pada
kelompok kontrol mayoritas mempunyai tingkat pengetahuan yang sedang
dan sikap yang positif dan kelompok eksperimen mayoritas mempunyai
tingkat pengetahuan yang tinggi dan sikap yang positif.

3. Hasil dari pre test dan post test kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
pada variabel pengetahuan dan sikap menunjukkan nilai p-value < 0,05.
Sehingga ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dasar
terhadap pengetahuan dan sikap mahasiswa S1 kesehatan masyarakat
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung.

58
59

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi Institusi Pendidikan, diharapkan hasil dari penelitian ini dapat
digunakan sebagai pustaka bagi institusi yang berhubungan dengan
pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung agar lebih mengembangkan ilmu
keperawatan.

2. Bagi Responden

Bagi mahasiswa S1 kesehatan masyarakat, diharapkan hasil dari


penelitian ini dapat mengimplementasikan dan menyebarluaskan materi
pendidikan kesehatan tentang bantuan hidup dalam memberikan
pertolongan pada henti jantung. Mahasiswa S1 kesehatan masyarakat juga
dapat menambah berbagai pengetahuan dari berbagai sumber lainnya selain
media leaflet dan video atau mengikuti training P3K, agar ilmu yang
didapatkan berguna jika terjadi kegawatdaruratan di lingkungan sekitar.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Bagi peneliti selanjutnya, disarankan agar dapat menambah variabel
yang berhubungan dengan bantuan hidup dasar pertolongan pada henti
jantung, dan peneliti selanjutnya dapat menambah jumlah sampel serta
menggunakan responden yang berbeda agar hasil penelitian di masa yang
akan datang lebih meluas.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto. 2020. BUKU AJAR Kegawatdaruratan Kardiovaskular Berbasis


Standar Nasional (R. M. Yogiarto, Ed.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=HJ__DwAAQBAJ&pg=PA52&dq=penyakit+henti+jantung&hl=id&sa
=X&ved=2ahUKEwib1Puw6pztAhUkmuYKHQsICLsQ6
AEwBHoECAQQAg#v=onepage&q=penyakit henti jantung&f=false.
American Heart Association. 2015. About Cardiac Arrest (SCA) Face Sheet, CPR
Statistics.http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/More/CardiacArr
est/AboutCardia. [Diakses tanggal 12 Oktober 2021, Pukul 21.00 WIB].
______. 2018. How CPR is changing (and saving) lives.
https://cpr.heart.org/AHAECC/CPRAndECC/AboutCPRECC/CPRFactsA
ndStats/UCM_4 75748_CPR-Facts-and-Stats.jsp. [Diakses tanggal 12
Oktober 2021, Pukul 21.00 WIB].
______. 2020. Peripheral Artery Disease.
https://www.heart.org/en/health-topics/peripheral-artery-disease/padresour
ces. [Diakses tanggal 12 Oktober 2021, Pukul 20.00 WIB].
Amran, Yuli. 2012. Pengolahan dan Analisa Data Statistik di Bidang Kesehatan.
Jakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Kependidikan Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah.
Azwar S. 2013. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka.
Pelajar.
Dahlan, S. 2014. Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Bantuan Hidup Dasar
terhadap Tingkat Pengetahuan Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wori
Kecamatan Wori Kabupaten Minahasa Utara. E-Journal Keperawatan.
Vol. 2, No. 1.
Damiati. 2017. Perilaku Konsumen. Depok : PT Grafindo Persada.
Danim, Sudarwan. 2013. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung : CV. Pustaka.
Setia.
Hardisman. 2014. Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Irianti, D. N., Irianto, M. G., dan Anisa Nuraisa Jausal. 2018. Henti Jantung Intra
Operatif. Majority, 7(3), 217–221. Retrieved from
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/
2080/2048.
Kushayati, Nuris., Ninik Murtiyani., dan Hartin Suidah. 2020. Transfer Ilmu
Pengetahuan Dan Teknologi Dalam Pertolongan Kegawatdaruratan Pada
Tatanan Keluarga. Journal of Community Engagement and Employment.
Vol. 2. No. 2. Hal. 151-156.

60
61

Muttaqin, A. 2012. Pengantar Asuhan Keperawatan Dgn Gangguan Sistem


Kardiovaskular (Prof. Elly Nurachmach, Ed.). Retrieved from
https://books.google.co.id/books?
id=noWFt_QVOUMC&pg=PA200&dq=henti+jantung&hl=id&sa=X&ved
=2ahUKEwiZuoDN5ZztAhWFcn0KHbsnBKsQ6AEwAn
oECAAQAg#v=onepage&q=henti jantung&f=false.
Nirmalasari, Vina dan Wiwin Winarti. 2020. Pengaruh Pelatihan (BHD) Terhadap
Pengetahuan Dan Keterampilan Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Jurnal
Keperawatan Widya Gantari Indonesia. Vol.4 No.2. September 2020. Hal.
115-123.
Ngaisah, Siti. 2019. Hubungan Pengetahuan Dengan Keterampilan Bantuan
Hidup Dasar Tenaga Pra Rumah Sakit Yang Merujuk Ke RST Dr.
Soedjono. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang.
Ngurah, I. G. K. G., & Putra, I. G. S. 2019. Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung
Paru Terhadap Kesiapan Sekaa Teruna Teruni Dalam Memberikan
Pertolongan Pada Kasus Kegawatdaruratan Henti Jantung. Jurnal Gema
Keperawatan. Vol 12. No 1. Hal 12–22.
Notoatmodjo. 2012. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Prayitno, Hery., Putri Puspitasari., dan Deris Riandi Setiawan. 2020. Pengaruh
Pendidikan Bantuan Hidup Dasar Terhadap Pengetahuan Anggota Unit
Kegiatan Mahasiswa Tim Kesehatan Sarjana Keperawatan. Jurnal Untuk
Masyarakat Sehat (JUKMAS). Vol. 4, No. 2 Oktober 2020. Hal 159-171.
Pusbankes 118. 2014. Penanggulan Penderita Gawat Darurat (PPGD). Basic.
Trauma And Cardiac Support (BTCLS). Yogyakarta : Persi DIY.
Sanifah, Laili Jmilatus. 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Sikap
Keluarga Tentang Perawatan ADL Pada Lansia. Skripsi Dipublikasikan.
Jombang : STIK Insan Cendekia Media.
Siregar, Ahmad Faridz Azhari. 2021. Gambaran Tingkat Pengetahuan, Sikap, Dan
Kesadaran Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Terhadap Bantuan Hidup Dasar. Skripsi. Dipublikasikan. Medan :
Universitas Sumatera Utara.
Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, V. W. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Suryamalang.Tribunnews.com.https://suryamalang.tribunnews.com/2018/11/28/
bupati-jember-mahasiswakeperawatan-harus-jadi-bagiansolusi-
permasalahan-kesehatanmasyarakat. [Diakses pada 12 Oktober 2021,
Pukul 22.00 WIB].
Turangan, T.W.S., Kumaat, T., dan Malara., R. 2017. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Perawat Dalam Menghadapi Cardiac
62

Arrest di RSUP Prof R.D Kandou Manado. Manado: Universitas Sam


Ratulangi.
WHO. 2017. Cardiaovaskular Deases. https://www.who.int/health. [Diakses
tanggal 12 Oktober 2021, Pukul 20.00 WIB].
LAMPIRAN-LAMPIRAN

63
64

Lampiran 1 Satuan Acara Kegiatan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan :Edukasi tentang bantuan hidup dasar dalam


memberikan pertolongan pada henti jantung
Sub Pokok Bahasan : Pengertian dan penanganan henti jantung
Sasaran : Mahasiswa S1 Keperawatan
Tempat : Sosial Media Whatsapp (Online)
Hari/Tanggal :
Waktu : 30 Menit

1. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan edukasi dengan media leaflet dan video tentang
bantuan hidup dasar dalam memberikan pertolongan pada henti jantung 1
kali dalam 30 menit. Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sikap
yang harus dilakukan mahasiswa keperawatan dalam memberikan
pertolongan henti jantung.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali dalam 30
menit responden diharapkan mampu.
a. Mengetahui pengertian dari henti jantung.
b. Mengetahui faktor penyebab dari henti jantung.
c. Mengetahui manifestasi klinis henti jantung.
d. Mengetahui penatalaksaan henti jantung.
65

3. Kegiatan Belajar Mengajar

No Tahap Waktu Kegiatan Pemateri Media


1 Pembukaan 5 Menit Orientasi : Video
 Memberikan salam
 Memperkenalkan diri
 Membuat kontrak waktu
 Moderator menjelaskan
tujuan
 Kontrak waktu post-test

2 Pelaksanaan 20 Kerja :  Leaflet


Menit Menjelaskan materi tentang  Video
bantuan hidup dasar dalam
memberikan pertolongan pada
henti jantung yaitu :
a. Definisi Bantuan Hidup
Dasar
b. Tujuan Bantuan Hidup
Dasar
c. Langkah-Langkah Bantuan
Hidup Dasar
d. Indikasi Bantuan Hidup
Dasar
3 Penutup 5 Menit Terminasi : Video
 Menyimpulkan materi
 Memberi salam

4. Materi Penyuluhan
a. Definisi Bantuan Hidup Dasar
Bantuan Hidup Dasar atau Basic Life Support adalah dasar untuk
menyelamatkan nyawa ketika terjadi henti jantung. Aspek dasar BLS meliputi
penanganan langsung terhadap sudden cardiac arrest (SCA) dan sistem
tanggap darurat, cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung
paru (RJP) dini, dan defibrilasi cepat dengan (AED) automated external
defibrillator. Basic Life Support merupakan sekumpulan intervensi yang
bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada
korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi ini terdiri dari pemberian
kompresi dada dan bantuan nafas (Hardisman, 2014). Menurut AHA (2020),
66

tindakan BHD ini dapat disingkat teknik CAB pada prosedur CPR (Cardio
Pulmonary Resuscitation) yaitu :
1) C (Circulation)
Penolong meletakkan tumit salah satu tangan di atas sternum pasien,
sementara tangan lainnya di atas tangan pertama dengan jari-jari yang
bertautan. Siku diekstensikan dan badan seperti dijatuhkan ke pasien.
2) A (Airway)
Penolong mengamankan jalan napas dengan manuver head-tilt dan chin-
lift. Selain itu, pastikan tidak ada sumbatan jalan napas dengan melihat
apakah ada benda asing yang menyumbat. Penggunaan oropharyngeal
airway atau selang intubasi dapat membantu mengamankan jalan napas.
3) B (Breathing)
Saat ini, pemberian napas buatan mulut ke mulut pada pasien dewasa
sudah tidak dianjurkan. Pemberian ventilasi dilakukan menggunakan bag-
valve-mask (BVM), jika tidak ada maka penolong cukup melakukan
kompresi dada saja.
b. Tujuan Bantuan Hidup Dasar

Menurut (AHA, 2015), Bantuan Hidup Dasar mempunyai tujuan yaitu


sebagai berikut :
1) Mengurangi tingkat morbiditas dan kematian dengan mengurangi
penderitaan.
2) Mencegah penyakit lebih lanjut atau cedera.
3) Mendorong pemulihan
Tujuan bantuan hidup dasar ialah untuk oksigenasi darurat secara
efektif pada organ vital seperti otak dan jantung melalui ventilasi buatan dan
sirkulasi buatan sampai paru dan jantung dapat menyediakan oksigen dengan
kekuatan sendiri secara normal. Sedangkan menurut Alkatri dalam (Ngasiah,
2019), tujuan utama dari bantuan hidup dasar adalah suatu tindakan oksigenasi
darurat untuk mempertahankan ventilasi paru dan mendistribusikan darah-
oksigenasi ke jaringan tubuh.
67

c. Langkah-Langkah Bantuan Hidup Dasar


Tahap ini merupakan tahapan umum pada saat tiba di suatu lokasi
kejadian, baik pada kasus trauma ataupun kasus medis. Pada saat tiba di tempat
kejadian, kenali dan pelajari segala situasi dan potensi bahaya yang ada.
Sebelum melakukan pertolongan, pastikan keadaan aman bagi si penolong
(AHA, 2020).
1) Pastikan korban, orang disekitar, dan Anda aman.
2) Cek respon korban:
3) Minta seseorang untuk memanggil ambulan (misal: 118). Jika Anda
sendirian, gunakan telepon genggam Anda untuk memanggil ambulan.
a). Jika tidak ada respon
b). Tidak bernapas
c). Napas tidak normal (megap-megap)
4) Jika anda belum terlatih atau tidak mempunyai bag-valve-mask (BVM),
cukup melakukan kompresi dada saja. Berikan kompresi dada minimal
100 kali per menit (30 kali kompresi).
5) Lanjutkan pemberian RJP sampai :
a). Penolong terlatih tiba dan mengambil alih.
b). Korban mulai menunjukkan kesadaran kembali, misalnya batuk,
membuka mata, berbicara, atau bergerak dan mulai bernapas normal.
c). Anda sudah lelah.

d. Indikasi Bantuan Hidup Dasar


Tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) yang terkandung didalam
bantuan hidup dasar sangat penting terutama pada pasien dengan henti jantung
atau cardiac arrest karena fibrilasi ventrikel yang terjadi di luar rumah sakit,
pasien di rumah sakit dengan fibrilasi ventrikel primer dan penyakit jantung
iskemi, pasien dengan hipotermi, overdosis, obstruksi jalan napas atau primary
respiratory arrest (Alkatri dalam Ngaisah, 2019).
1). Definisi Henti Jantung
Cardiac arrest atau yang biasa dikenal henti jantung merupakan
suatu kondisi dimana terjadinya kegagalan organ jantung untuk mencapai
68

curah jantung yang adekuat, yang disebabkan oleh terjadinya asistole (tidak
adanya detak jantung) maupun disritmia. Dalam penjelasan lain mengatakan
bahwa henti jantung dapat juga dikatakan sebagai henti sirkulasi. Karena
dalam (Ngurah & Putra, 2019) menyebutkan bahwa henti jantung terjadi
ketika jantung telah berhenti berdetak yang menyebabkan terhentinya alirah
darah di tubuh sehingga mengakibatkan tidak teralirkannya oksigen ke
seluruh tubuh. Tidak ada pasokan oksigen dalam tubuh akan berdampak
fatal, yaitu kerusakan otak. Menurut (Irianti dkk, 2018) Cardiac arrest atau
henti jantung adalah keadaan hilangnya fungsi jantung yang tiba tiba yang
ditandai dengan terjadinya henti napas dan henti jantung.

2). Penatalaksanaan Henti Jantung


Penatalaksaan henti jantung perlu dilaksanakan secepatnya.
Berdasarkan rekomendasi (AHA, 2020) mengenai alur penanganan pasien
henti jantung yang disebut chain of survival atau “Rantai Bertahan Hidup”,
dimana tiap rantai ini saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan. Rantai
Bertahan Hidup ini terdiri dari dua tipe, yaitu In Hospital Cardiac Arrest
(IHCA) atau kejadian henti jantung di rumah sakit, dan Out of Hospital
Cardiac Arrest (OHCA) atau kejadian henti jantung diluar rumah sakit.
Penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip IHCA dimulai
dari pengenalan awal dan pencegahan, segera mengaktifkan emergency
response atau sistem tanggap darurat, pemberian RJP berkualitas,
melakukan defibrilasi, jika pasien sudah kembali normal diberikan
perawatan pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020). Sedangkan
penatalaksanaan henti jantung dengan menggunakan prinsip OHCA dimulai
dengan segera mengaktifkan emergency response atau sistem tanggap
darurat, pemberian RJP berkualitas tinggi, saat dirujuk kerumah sakit
diberikan resusitasi lanjutan, jika pasien sudah normal diberikan perawatan
pasca henti jantung dan pemulihan (AHA, 2020).

3). Posisi pemulihan (Recovery Position)


69

Menurut NHS (2014) ada beberapa variasi dalam posisi pemulihan,


masing-masing memiliki tujuan. Tidak ada satu posisi tunggal yang paling
sempurna untuk korban. Posisi harus stabil, setengah lateral dengan kepala
dependen dan tidak ada halangan pada bagian dada. Untuk menempatkan
pemuliah pada seseorang :

a) Berlutut di lantai di salah satu sisi korban


b) Tempatkan lengan terdekat dari anda kekanan tubuh korban
diluruskan kearah kepala.
c) Selipkan tangan korban yang lain untuk di selipkan ke kepala korban,
sehingga punggung tangan korban menyentuh pipi korban.
d) Menekuk sudut terjauh dari anda kesudut kanan
e) Memiringkan korban kearah penolong dengan hati-hati dengan
menarik lutut yang di tekuk.
f) Lengan atas harus mendukung kepala dan lengan bawah untuk
menahan agar korban tidak bergulir terlalu jauh.
g) Membuka jalan nafas dengan memiringkan kepala korban dan
membuka daku secara perlahan.
h) Periksa bahwa tidak ada yang menghalangi jalan nafas korban.
i) Tetap bersama korban dan monitor pernafasan dan denyut nadi terus
menerus sampai bantuan tiba.
j) Jika memungkinkan ubah posisi miring yang lain setelah 30 menit.

5. Metode :
a. Ceramah
6. Media
a. Leaflet
b. Video
70

7. Evaluasi
a. Standar persiapan :
1). Persiapan materi penyuluhan
2). Persiapan tempat
3). Persiapan leaflet dan video
b. Standar proses :
1). Penyampaian materi
c. Standar hasil :
1). Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat mampu mengetahui tentang
pengertian dari henti jantung.
2). Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat mampu mengetahui faktor
penyebab dari henti jantung.
3). Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat mampu mengetahui manifestasi
klinis henti jantung.
4). Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat mampu mengetahui penatalaksaan
henti jantung.
5). Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat mampu menunjukkan sikap
pertolongan terhadap pasien henti jantung.
71
72
Lampiran 2 Leaflet Pendidikan Kesehatan
73
74

Lampiran 3 Surat Izin Pengambilan Data Awal

Nomor : 2/FKes/PB/II/2022 02 Februari 2022


Hal : Permohonan Pengambilan Data Awal

Yth. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin


Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Jl. KH. Wahid Hasyim 65 Kediri

Dengan hormat,
Sehubungan dengan keperluan penyusunan skripsi di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata kediri, maka bersama ini kami mohon agar mahasiswa tersebut di bawah ini
diperkenankan untuk mengambil data awal secara daring.
Nama mahasiswa tersebut adalah :
Nama : Robi Ahmad Salam Hendrawan
NIM : 10218068
Prodi : S1 Keperawatan
Fakultas : Kesehatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti
Wiyata Kediri Dalam Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung.

Perihal persyaratan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab mahasiswa yang
bersangkutan.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
Dekan

Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0702028401
Tembusan
1. Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat
2. Fakultas Teknologi dan Manajemen Kesehatan

CD/da
75

Lampiran 4 Surat Balasan Pengambilan Data Awal

Nomor : 488/DA/PB/II/2022 15 Februari 2022


Hal : Tugas Akhir

Yth. Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep.


Dekan Fakultas Kesehatan

Dengan Hormat,
Berdasarkan surat dari Dekan Fakultas Kesehatan No. 2/FKes/PB/II/2022 terkait Ijin
Pengambilan Data Mahasiswa, dengan ini kami memberitahukan bahwa permohonan
pengambilan data mahasiswa:
Nama : Robi Ahmad Salam Hendrawan
NIM : 10218068
Prodi : S1 Keperawatan
Fakultas : Kesehatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup
Dasar Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa S1
Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti Wiyata Kediri Dalam
Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung
Pembimbing : Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep

Telah kami setujui untuk mengambil data di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri dengan ketentuan memenuhi segala peraturan dalam pelaksanaan penelitian. Atas
perhatian dan kerjasama yang baik kami sampaikan terimakasih.

Hormat kami,
Direktur Akademik

NY/pm

apt. Ninis Yuliati, S.Si., M.Kes


NIDN. 0710077001
Tembusan

1. Kaprodi S1 Kesehatan Masyarakat


2. Dekan Fakultas Teknologi Dan Manajemen Kesehatan
76

Lampiran 5 Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Nomor : 4/FKes/PB/II/2022 02 Februari 2022


Hal : Permohonan Uji Validitas dan Reliabilitas

Yth. Prof. Dr. apt. Muhamad Zainuddin


Rektor Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Jl. KH. Wahid Hasyim 65 Kediri

Dengan hormat,
Sehubungan dengan keperluan penyusunan skripsi di Institut Ilmu Kesehatan Bhakti
Wiyata kediri, maka bersama ini kami mohon agar mahasiswa tersebut di bawah ini
diperkenankan untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas secara daring.
Nama mahasiswa tersebut adalah :
Nama : Robi Ahmad Salam Hendrawan
NIM : 10218068
Prodi : S1 Keperawatan
Fakultas : Kesehatan
Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Bantuan Hidup Dasar Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat IIK Bhakti
Wiyata Kediri Dalam Memberikan Pertolongan Pada Henti Jantung.

Perihal persyaratan untuk hal tersebut diatas menjadi tanggung jawab mahasiswa yang
bersangkutan.
Atas perhatian dan kerjasamanya kami sampaikan terima kasih.
Hormat kami,
Dekan

Christina Dewi Prasetyowati, S.Kep., Ns., M.Kep.


NIDN. 0702028401
Tembusan
1. Kaprodi S1 Keperawatan

CD/da
77

Lampiran 6 Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan/Minggu
Oktober November Desember Januari Mei-Juni Juli-Agustus
No Kegiatan
2021 2021 2021 2022 2022 2022
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
Penelitian

2. Sidang Proposal

3. Perbaikan Proposal

4. Pelaksanaan Penelitian

5. Pengolahan Hasil
Penelitian
6. Sidang Skripsi

7. Perbaikan Skripsi

8. Pengumpulan Hasil
Skripsi

Lampiran 7 Lembar Kuesioner Pengetahuan


78

KUESIONER
PENGETAHUAN BANTUAN HIDUP DASAR HENTI JANTUNG
PETUNJUK : Pilih salah satu jawaban yang paling tepat!

Data Identitas Responden

Tingkat Pendidikan :

Usia :

Jenis Kelamin :

1. Bantuan Hidup Dasar (BHD) atau dalam bahasa Inggris disebut Basic Life
Support (BLS) merupakan pengertian dari ?
a. Pertolongan pertama yang dilakukan pada seseorang yang mengalami
henti jantung
b. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami patah tulang
c. Tindakan yang dilakukan pada seseorang yang mengalami nyeri
2. Bantuan Hidup Dasar (BHD) dapat dilakukan oleh ?
a. Kalangan medis seperti dokter dan perawat saja
b. Siapa saja baik dari bidang medis maupun masyarakat yang mampu
melakukannya
c. Masyarakat saja
3. Seseorang diberikan Bantuan Hidup Dasar (BHD) apabila ?
a. Henti jantung dan atau henti nafas
b. Luka
c. Patah tulang
4. Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) terdiri dari ?
a. Pembebasan jalan nafas dan memberi bantuan nafas
b. Pembebasan jalan nafas dan sirkulasi
c. Pembebasan jalan nafas, memberikan bantuan nafas, dan pijat jantung
79

5. Dalam Bantuan Hidup Dasar (BHD) hal yang pertama kali dilakukan adalah ?
a. Tenang, bebaskan jalan napas , dan bantuan napas
b. Cek napas cek nadi, bebaskan jalan napas, dan bantuan napas
c. Cek napas, cek nadi, bebaskan jalan napas, dan darah
6. Apa yang menyebabkan dilakukan bantuan hidup dasar atau pijatan jantung
(kompresi dada) ?
a. Henti napas
b. Henti jantung
c. Henti napas dan henti jantung
7. Saat menemukan korban yang tidak sadar, hal yang pertama kali kita lakukan
adalah ?
a. Cek kesadaran dengan menepuk pundak korban sambil memanggil “Pak!
Pak!” atau “Ibu! Ibu!”
b. Membebaskan jalan nafas
c. Memberi nafas buatan
8. Jika menemukan korban dengan henti jantung henti napas apa yang harus
dilakukan ?
a. Pijat jantung (kompresi dada)
b. Tenang
c. Memindahkan korban
9. Sebutkan prinsip 3A dari bantuan hidup dasar ?
a. Aman keluarga korban, aman pasien, aman lingkungan
b. Aman penolong, aman lingkungan, aman pasien,
c. Amankan orang sekitar, aman diri, aman pasien

10. Saat melakukan resusitasi jantung paru posisi tangan yang benar adalah ?
a. Menggunakan satu tangan
b. Menggunakan kedua tangan
c. Hanya menekan dada saja

11. Berapa perbandingan resusitasi jantung paru dan pemberian nafas buatan
yang dilakukan oleh 2 penolong?
80

a. 30 : 2 (30 kali pijat jantung : 2 kali nafas buatan)


b. 30 : 1 (30 kali pijat jantung : 1 kali nafas buatan)
c. 15 : 2 (15 kali pijat jantung : 2 kali nafas buatan)
12. Resusitasi jantung paru dilakukan dengan frekuensi / kecepatan ?
a. 50x permenit
b. 80x permenit
c. 100x permenit
13. Berdasarkan AHA, 2020 bantuan pernafasan dapat dilakukan dengan
menggunakan?
a. Mulut ke mulut
b. Mulut ke hidung
c. Bag Valve Mask
14. Pemeriksaan nadi dilakukan setiap ... siklus pijat jantung dan pemberian nafas
buatan ?
a. 3 siklus
b. 2 siklus
c. 5 siklus
15. Setelah melakukan tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan korban telah
sadar, yang kita lakukan pada korban adalah posisi pemulihan dengan cara ?
a. Dengan membantu korban duduk
b. Membantu korban berdiri
c. Membantu korban tidur dengan posisi miring
16. Resusitasi jantung paru dapat dihentikan apabila ?
a. Penolong dalam keadaan letih atau bantuan medis telah datang atau korban
kembali pulih atau korban meninggal
a. Penolong tidak mau lagi melakukan pijat jantung
b. Penolong merasa tidak berhak melakukan pijat jantung
17. Jika korban tidak bernapas tetapi didapati adanya nadi, maka pasien dapat
dikatakan mengalami henti napas. Maka langkah awal yang harus dilakukan
adalah ?
a. Lakukan RJP
81

b. Berikan napas buatan


c. Meminta pertolongan
18. Jika korban tidak bernapas, nadi tidak ada dan tidak ada respon, maka
Langkah selanjutnya adalah ?
a. Memberikan napas buatan sebanyak 2 kali
b. Membiarkan korban sampai adanya penolong
c. Melakukan resusitasi jantung paru rjp sebanyak 30:2 (30 kali pijat
jantung : 2 kali nafas buatan)
19. Jika menemukan korban ditemukan adanya sumbatan jalan napas didalam
mulut baik itu cairan ataupun makanan, langkah pertama yang harus lakukan
adalah ?
a. Membersihkan jalan napas yang ada di mulut
b. Berikan napas buatan sebanyak 2x
c. Melakukan resusitasi jantung paru (RJP)
82

Lampiran 8 Indikator Penilaian Pengetahuan

Nomor pernyataan Penilaian Jumlah Jawaban


1,2,3,4 Tahu 4 A, B, A, C
5,6,7,8 Memahami 4 B, C, A, A
9,10 Aplikasi 2 B, B
11,12,13 Analisa 3 A, C, C
14,15,16 Sintesis 3 C, C, A
17,18,19 Evaluasi 3 B, C, A
Total 19
83

Lampiran 9 Hasil Uji Validitas Pengetahuan

Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel Pengetahuan dengan


menggunakan IBM SPSS 25, diperoleh hasil sebagai berikut :
Correlations
P16 P17 P18 P19 P20 P
Pearson Correlation .632 .775** .674** .775* .674 .778**
P1 Sig. (2-tailed) .027 .003 .016 .003 .016 .003
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .816** 1.000 .522** 1.000** .522 .906**
P2 Sig. (2-tailed) .001 .000 .082 .000 .082 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .816** 1.000** .522 1.000** .522 .906**
P3 Sig. (2-tailed) .001 .000 .082 .000 .082 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation 1.000* .816** .426** .816 .426* .919*
P4 Sig. (2-tailed) .000 .001 .167 .001 .167 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .598 .488 .255 .488* .255 .729
P5 Sig. (2-tailed) .040 .108 .424 .108 .424 .007
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .632** .775** .674** .775* .674 .778
P6 Sig. (2-tailed) .027 .003 .016 .003 .016 .003
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation 1.000* .816** .426** .816** .426* .919*
P7 Sig. (2-tailed) .000 .001 .167 .001 .167 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation 1.000* .816** .426** .816** .426* .919*
P8 Sig. (2-tailed) .000 .001 .167 .001 .167 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .816** 1.000** .522** 1.000** .522 .906**
P9 Sig. (2-tailed) .001 .000 .082 .000 .082 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .158 .258 .674 .258 .674 .252
P10 Sig. (2-tailed) .624 .418 .016 .418 .016 .429
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .598 .488 .255 .488* .255** .729
P11 Sig. (2-tailed) .040 .108 .424 .108 .424 .007
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .598 .488 .255 .488* .255 .605
P12 Sig. (2-tailed) .040 .108 .424 .108 .424 .037
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .837 .683* .357* .683** .357** .862
P13 Sig. (2-tailed) .001 .014 .255 .014 .255 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .598 .488 .255 .488* .255** .729
P14 Sig. (2-tailed) .040 .108 .424 .108 .424 .007
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .500 .408 .213 .408 .213** .641
P15 Sig. (2-tailed) .098 .188 .506 .188 .506 .025
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation 1* .816** .426** .816** .426* .919*
P16 Sig. (2-tailed) .001 .167 .001 .167 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .816** 1** .522** 1.000** .522 .906**
P17 Sig. (2-tailed) .001 .082 .000 .082 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .426* .522 1 .522 1.000 .591*
P18 Sig. (2-tailed) .167 .082 .082 .000 .043
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .816** 1.000** .522** 1** .522 .906**
P19 Sig. (2-tailed) .001 .000 .082 .082 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .426* .522 1.000 .522 1 .591*
P20 Sig. (2-tailed) .167 .082 .000 .082 .043
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .919** .906** .591** .906** .591** 1**
P Sig. (2-tailed) .000 .000 .043 .000 .043
N 12 12 12 12 12 12

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


84

Dalam uji validitas suatu kuesioner dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
Hasil dari kuesioner uji validitas Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar Henti
Jantung adalah sebagai berikut :
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0,778 0,5760 Valid
Pertanyaan 2 0,906 0,5760 Valid
Pertanyaan 3 0,906 0,5760 Valid
Pertanyaan 4 0,919 0,5760 Valid
Pertanyaan 5 0,729 0,5760 Valid
Pertanyaan 6 0,778 0,5760 Valid
Pertanyaan 7 0,919 0,5760 Valid
Pertanyaan 8 0,919 0,5760 Valid
Pertanyaan 9 0,906 0,5760 Valid
Pertanyaan 10 0,729 0,5760 Valid
Pertanyaan 11 0,605 0,5760 Valid
Pertanyaan 12 0,862 0,5760 Valid
Pertanyaan 13 0,729 0,5760 Valid
Pertanyaan 14 0,641 0,5760 Valid
Pertanyaan 15 0,919 0,5760 Valid
Pertanyaan 16 0,906 0,5760 Valid
Pertanyaan 17 0,591 0,5760 Valid
Pertanyaan 18 0,906 0,5760 Valid
Pertanyaan 19 0,591 0,5760 Valid

Uji validitas ini menggunakan sampel 12 responden. Sehingga untuk


mencari nilai dari r tabel yaitu menggunakan signifikansi (5%) dan df = n-2 atau
df = 12-2 yaitu adalah 0,5760. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan,
didapatkan bahwa pertanyaan kuesioner tentang Pengetahuan Bantuan Hidup
Dasar Henti Jantung dengan menggunakan 20 pertanyaan dinyatakan 19
pertanyaan valid dan 1 pertanyaan tidak valid.
85

Lampiran 10 Kuesioner Sikap

KUESIONER
SIKAP MAHASISWA DALAM MEMBERIKAN PERTOLONGAN
BANTUAN HIDUP DASAR HENTI JANTUNG
PETUNJUK : Jawablah dengan memberi tanda centang ( √ ) pada salah satu
jawaban yang menurut anda sesuai :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
RR : Ragu-Ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

N PERTANYAAN STS TS RR S SS
O
1. Saya akan melakukan bantuan hidup dasar
apabila menemui orang yang tidak sadarkan
diri di luar rumah sakit.
2. Saya akan merespon cepat saat dibutuhkan
menghadapi korban pingsan dan henti
jantung yang butuh pertolongan.
3. Saya akan minta bantuan kepada orang
sekitar saat memberikan pertolongan.
4. Saya segera berikan petolongan napas
buatan pada korban yang tak sadarkan diri
tanpa melihat status.
5. Saya akan meninggalkan korban yang
kehilangan kesadaran apabila korban sudah
dibantu oleh orang lain.
6. Saya akan menolong kepada korban henti
jantung walau saya tidak mengenal korban.
7. Saya percaya diri dapat memimpin proses
pemberian bantuan hidup dasar.
8. Saya melakukan pertolongan kepada korban
sesuai dengan pengetahuan BHD yang
miliki.
9. Saya akan menawarkan diri terlebih dahulu
sebelum memberikan pertolongan.
10. Saya yakin dapat mendeskripsikan situasi
emergensi kepada petugas paramedis
86

melalui telepon.
11. Saya akan menolong kepada korban sesuai
dengan prinsip BHD (Airway, Breathing,
Circulation).
12. Saya memberikan pijat jantung dengan
posisi tegak lurus diatas dada dengan siku
lengan lurus.
13. Saya akan mengangkat kepala dan dagu
korban saat ingin membuka jalan nafas.
14. Saya memberikan nafas buatan kepada
korban dengan ritme tidak lebih dari 8‒10
napas/menit.
15. Saya memberikan pertolongan kepada
korban yang akan ditolong itu merupakan
keinginan sendiri
16. Saya melakukan pijat jantung jika nadi
karotis tidak teraba.
17. Resusitasi jantung paru harus saya lakukan
sedalam 5-6 cm dengan cepat dan kuat.
18. Saya menghentikan pemberian bantuan
hidup dasar jika korban memberikan nafas
spontan.
19. Recovery adalah tindakan terakhir yang saya
lakukan jika denyut nadi korban sudah
kembali.
20. Saya akan tetap bersama korban dan
memonitor pernafasan dan denyut nadi
sampai bantuan tiba.
87

Lampiran 11 Indikator Penilaian Sikap

Nomor pernyataan Penilaian Jumlah


1,2,3,4,5 Menerima 5
6,7,8,9, Menanggapi 4
11,12,13,14,15 Menghargai 5
16,17,18,19,20 Bertanggung jawab 5
Total 20
88

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Sikap

Berdasarkan hasil uji validitas pada variabel Sikap dengan menggunakan


IBM SPSS 25, diperoleh hasil sebagai berikut :
Correlations
S16 S17 S18 S19 S20 S
Pearson Correlation .842 .824** .916** .814** .651** .923**
S1 Sig. (2-tailed) .001 .001 .000 .001 .022 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .902** .821 .816** .731** .801** .935**
S2 Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .007 .002 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .817** .818** .804 .663** .603** .895*
S3 Sig. (2-tailed) .001 .001 .002 .019 .038 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .670** .663** .697** .714 .507** .812*
S4 Sig. (2-tailed) .017 .019 .012 .009 .092 .001
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .780** .645** .843** .632** .802 .888**
S5 Sig. (2-tailed) .003 .024 .001 .027 .002 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .793** .674** .868* .756* .894** .898
S6 Sig. (2-tailed) .002 .016 .000 .004 .000 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .787** .667** .789** .638* .911** .895**
S7 Sig. (2-tailed) .002 .018 .002 .026 .000 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .787** .746** .789** .770** .651* .884**
S8 Sig. (2-tailed) .002 .005 .002 .003 .022 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .922** .853** .857** .657** .884** .972**
S9 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .020 .000 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .938** .894** .825** .649* .768** .934**
S10 Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .022 .004 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .885** .853** .857** .717** .707** .933**
S11 Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .009 .010 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .834* .704** .728* .507 1.000** .844**
S12 Sig. (2-tailed) .001 .011 .007 .092 .000 .001
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .817** .818** .804** .663** .603** .895*
S13 Sig. (2-tailed) .001 .001 .002 .019 .038 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .900** .828** .809** .729** .784** .950**
S14 Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .007 .003 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .788** .633** .917** .639** .700** .886**
S15 Sig. (2-tailed) .002 .027 .000 .025 .011 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation 1** .943** .809** .599* .834** .939**
S16 Sig. (2-tailed) .000 .001 .040 .001 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .943** 1** .658** .561* .704* .866*
S17 Sig. (2-tailed) .000 .020 .058 .011 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .809** .658** 1** .779* .728** .908**
S18 Sig. (2-tailed) .001 .020 .003 .007 .000
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .599** .561** .779* 1** .507* .761**
S19 Sig. (2-tailed) .040 .058 .003 .092 .004
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .834* .704** .728* .507 1** .844**
S20 Sig. (2-tailed) .001 .011 .007 .092 .001
N 12 12 12 12 12 12
Pearson Correlation .939** .866** .908** .761** .844** 1**
S
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .004 .001
N 12 12 12 12 12 12
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


89

Dalam uji validitas suatu kuesioner dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
Hasil dari kuesioner uji validitas Sikap Mahasiswa Dalam Memberikan
Pertolongan Bantuan Hidup Dasar Henti Jantung adalah sebagai berikut :
Soal r Hitung r Tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0,923 0,5760 Valid
Pertanyaan 2 0,935 0,5760 Valid
Pertanyaan 3 0,895 0,5760 Valid
Pertanyaan 4 0,812 0,5760 Valid
Pertanyaan 5 0,888 0,5760 Valid
Pertanyaan 6 0,898 0,5760 Valid
Pertanyaan 7 0,895 0,5760 Valid
Pertanyaan 8 0,884 0,5760 Valid
Pertanyaan 9 0,972 0,5760 Valid
Pertanyaan 10 0,934 0,5760 Valid
Pertanyaan 11 0,933 0,5760 Valid
Pertanyaan 12 0,844 0,5760 Valid
Pertanyaan 13 0,895 0,5760 Valid
Pertanyaan 14 0,950 0,5760 Valid
Pertanyaan 15 0,886 0,5760 Valid
Pertanyaan 16 0,939 0,5760 Valid
Pertanyaan 17 0,866 0,5760 Valid
Pertanyaan 18 0,908 0,5760 Valid
Pertanyaan 19 0,761 0,5760 Valid
Pertanyaan 20 0,844 0,5760 Valid

Uji validitas ini menggunakan sampel 12 responden. Sehingga untuk


mencari nilai dari r tabel yaitu menggunakan signifikansi (5%) dan df = n-2 atau
df = 12-2 yaitu adalah 0,5760. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan,
didapatkan bahwa pertanyaan kuesioner tentang Sikap Mahasiswa Dalam
Memberikan Pertolongan Bantuan Hidup Dasar Henti Jantung dengan
menggunakan 20 pertanyaan dinyatakan valid.
90

Lampiran 13 Lembar Bimbingan Skripsi


91

Lampiran 14 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian


92
93
94

Lampiran 15 Dokumentasi Hasil Kuesioner Google Forms

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


95
96

Lampiran 16 Ringkasan Hasil Pre-test


Kelompok Eksperimen
97

Kelompok Kontrol
98

Lampiran 17 Ringkasan Hasil Post-test


Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol
99

Lampiran 18 Lampiran Output SPSS


100

Frequency Table Kelompok Kontrol

Tingkat Pendidikan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tingkat I 10 25.0 25.0 25.0
Tingkat II 10 25.0 25.0 50.0
Tingkat III 10 25.0 25.0 75.0
Tingkat IV 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 18 - 20 tahun 8 20.0 20.0 20.0

21 - 23 tahun 28 70.0 70.0 90.0

> 24 tahun 4 10.0 10.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 9 22.5 22.5 22.5

Perempuan 31 77.5 77.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Frequency Table Kelompok Eksperimen

Tingkat Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tingkat I 10 25.0 25.0 25.0

Tingkat II 10 25.0 25.0 50.0

Tingkat III 10 25.0 25.0 75.0

Tingkat IV 10 25.0 25.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 21 - 23 tahun 13 32.5 32.5 32.5
21 - 23 tahun 24 60.0 60.0 92.5
> 24 tahun 3 7.5 7.5 100.0
101

Total 40 100.0 100.0

Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Laki-Laki 10 25.0 25.0 25.0

Perempuan 30 75.0 75.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Explore Kelompok Kontrol


Pre Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan .142 40 .042 .912 40 .004
Sikap .214 40 .000 .763 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Post Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan .244 40 .000 .893 40 .001
Sikap .137 40 .057 .920 40 .008
a. Lilliefors Significance Correction

Explore Kelompok Eksperimen


Pre Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan .173 40 .004 .900 40 .002
Sikap .168 40 .006 .807 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Post Test
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan .142 40 .040 .940 40 .035
Sikap .284 40 .000 .797 40 .000
a. Lilliefors Significance Correction

Frequency Table Kelompok Kontrol


Pre Test
102

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 12 30.0 30.0 30.0
Sedang 18 45.0 45.0 75.0
Tinggi 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 6 15.0 15.0 15.0
Positif 34 85.0 85.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Post Test

Pengetahuan
Frequenc Cumulative
y Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 8 20.0 20.0 20.0
Sedang 21 52.5 52.5 72.5
Tinggi 11 27.5 27.5 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 3 7.5 7.5 7.5
Positif 37 92.5 92.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Frequency Table Kelompok Eksperimen


Pre Test
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 8 20.0 20.0 20.0
Sedang 22 55.0 55.0 75.0
Tinggi 10 25.0 25.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 4 10.0 10.0 10.0

Positif 36 90.0 90.0 100.0

Total 40 100.0 100.0


103

Post Test
Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Rendah 1 2.5 2.5 2.5
Sedang 7 17.5 17.5 20.0
Tinggi 32 80.0 80.0 100.0
Total 40 100.0 100.0
Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 1 2.5 2.5 2.5
Positif 39 97.5 97.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

Wilcoxon Signed Ranks Test Variabel Pengetahuan


Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post Test Kontrol - Pre Test Negative Ranks 7a 11.57 81.00
Kontrol Positive Ranks 25b 17.88 447.00
Ties 8c
Total 40
Post Test Eksperimen - Pre Negative Ranks 0d .00 .00
Test Eksperimen Positive Ranks 40e 20.50 820.00
Ties 0f
Total 40
a. Post Test Kontrol < Pre Test Kontrol
b. Post Test Kontrol > Pre Test Kontrol
c. Post Test Kontrol = Pre Test Kontrol
d. Post Test Eksperimen < Pre Test Eksperimen
e. Post Test Eksperimen > Pre Test Eksperimen
f. Post Test Eksperimen = Pre Test Eksperimen

Test Statisticsa
Post Test
Post Test Eksperimen -
Kontrol - Pre Pre Test
Test Kontrol Eksperimen
Z -3.478b -5.539b

Asymp. Sig. (2-tailed) .001 .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Wilcoxon Signed Ranks Test Variabel Sikap


Ranks
104

N Mean Rank Sum of Ranks


Post Test Kontrol - Pre Test Negative Ranks 12a 16.45 329.00
Kontrol Positive Ranks 25b 22.00 374.00
Ties 3c
Total 40
Post Test Eksperimen - Pre Negative Ranks 0d .00 .00
Test Eksperimen Positive Ranks 40e 20.50 820.00
Ties 0f
Total 40
a. Post Test Kontrol < Pre Test Kontrol
b. Post Test Kontrol > Pre Test Kontrol
c. Post Test Kontrol = Pre Test Kontrol
d. Post Test Eksperimen < Pre Test Eksperimen
e. Post Test Eksperimen > Pre Test Eksperimen
f. Post Test Eksperimen = Pre Test Eksperimen

Post Test
Post Test Eksperimen -
Kontrol - Pre Pre Test
Test Kontrol Eksperimen
Z -.344b -5.552b

Asymp. Sig. (2-tailed) .031 .000

a. Wilcoxon Signed Ranks Test

b. Based on negative ranks.

Lembar Bimbingan Skripsi


105

Surat Keterangan Layak Etik Penelitian


106

Permohonan Izin Penelitian


107

Anda mungkin juga menyukai