Anda di halaman 1dari 139

“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN


TENGGELAM TERHADAP PENGETAHUAN
PETUGAS KOLAM RENANG
DI KOTA KEDIRI”

SKRIPSI

Oleh:
ILFI NUR DIANA AGUSTINA
NIM : 10216014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020
“PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN
TENGGELAM TERHADAP PENGETAHUAN
PETUGAS KOLAM RENANG
DI KOTA KEDIRI”

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

Oleh:

ILFI NUR DIANA AGUSTINA


NIM : 10216014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2020

i
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pendidikan Kesehatan tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam

terhadap pengetahuan petugas kolam renang di Kota Kediri”. Skripsi ini disusun

sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana keperawatan pada Program Studi

S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Kediri.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, mendapatkan

banyak bimbingan dan arahan dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis

menyampaikan terimakasih kepada :

1. Dra. EC. Lianawati, MBA, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Bhakti Wiyata

Kediri.

2. Prof. Dr. Muhammad Zainudin, Apt. , selaku Rektor Institut Ilmu Kesehatan

Bhakti Wiyata Kediri yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk

menyelesaikan pendidikan.

3. Ibu Ika Rahmawati, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri yang telah

memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan pendidikan.

4. Ibu Ely Isnaeni, S.Kep., Ners., M.Kes, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Fakultas Ilmu KesehatanInstitut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

v
Kediri yang telah memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan

pendidikan.

5. Ibu Ika Rahmawati, S.Kep., Ners., M.Kep., selaku dosen pembimbing yang

telah memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat kepada penulis.

6. Kedua Orang tua yang telah memberi motivasi, dukungan dan selalu

mendo’akan.

7. Pihak perpustakaan Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Kediri yang telah

membantu menyediakan buku sumber atau referensi bagi peneliti demi

terselesaikannya skripsi ini.

8. Bapak ibu dosen penguji yang akan menguji skripsi ini.

9. Semua teman-teman mahasiswa yang banyak membantu dan mendukung

dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Semua pihak yang membantu baik secara moral maupun material kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan

dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran

yang dapat membangun demi menyempurnakan skripsi penelitian ini, serta

diharapkan skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada banyak pihak dan

menambah pengetahuan.

Kediri, Desember 2019

Penulis

vi
ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG


PERTOLONGAN PERTAMA PADA KORBAN
TENGGELAM TERHADAP PENGETAHUAN
PETUGAS KOLAM RENANG
DI KOTA KEDIRI

Ilfi Nur Diana Agustina, Ika Rahmawati

Latar belakang : Tenggelam (drowning) merupakan cedera karena perendaman


yang dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam. Pemberian
pertolongan pertama sangat penting untuk segera dilakukan agar korban dapat
terhindar dari kematian atau kecacatan yang lebih parah. Oleh karena itu petugas
kolam renang seharusnya mempunyai pengetahuan dasar tentang bagaimana cara
memberikan pertolongan pertama yang tepat untuk menolong korban tenggelam.
Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendidikan kesehatan tentang
pertolongan pertama pada korban tenggelam terhadap pengetahuan petugas kolam
renang. Metode : Desain yang di gunakan yaitu penelitian Pra-experimental
dengan menggunakan rancangan penelitian one-group pra-post test design.
Pengambilan sempel menggunakan Total sampling sehingga di dapatkan 6
responden yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan
kuisioner. Analisa data menggunakan uji Wilcoxon untuk menganalisa adanya
pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama pada Korban
Tenggelam terhadap pengetahuan petugas Kolam Renang di Kota Kediri. Hasil :
Penelitian ini menggunakan uji wilcoxon menunjukkan bahwa tingkat
pengetahuan pendidikan kesehatan memiliki nilai p-value = 0,027 sehingga p-
value < a (a = 0.05) sehingga H1 diterima H0 ditolak. Kesimpulan : Adanya
pengaruh pendidikan kesehatan tentang Pertolongan Pertama pada Korban
Tenggelam terhadap pengetahuan petugas Kolam Renang di Kota Kediri. Saran :
Harapannya dapat melakukan pelatihan pertolongan pertama pada korban
tenggelam terhadap petugas kolam renang 1 kali dalam 3 bulan untuk mereview
ulang pengetahuan petugas kolam renang.

Kata kunci : Pendidikan Kesehatan, Pertolongan Pertama, Korban


Tenggelam, Pengetahuan, Petugas Kolam Renang

vii
ABSTRACT

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION ABOUT FIRST


AID ON VICTIMS DROUGHT TO KNOWLEDGE
SWIMMING POOL OFFICERIN
THE CITYOF KEDIRI

Ilfi Nur Diana Agustina, Ika Rahmawati

Background: Drowning is an injury due to immersion that can cause death in


less than 24 hours. Provision of first aid is very important to be done immediately
so that victims can avoid death or more severe disability. Therefore swimming
pool attendants should have basic knowledge on how to provide proper first aid
to help drowning victims. Objective: To find out whether there is an influence of
health education about first aid for drowning victims on the knowledge of
swimming pool staff. Method: The design used is pre-experimental research using
one-group research design pre-post test design. Sampling using a total sampling
so that we get 6 respondents who meet the inclusion criteria. Data collection
using questionnaires. Data analysis uses the Wilcoxon test to analyze the effect of
Health Education on First Aid for Drowning Victims on the knowledge of
Swimming Pool Officers in Kediri City. Results: This study uses Wilcoxon test
shows that the level of knowledge of health education has a p-value = 0.027 so
that the p-value <a (a = 0.05) so that H1 is accepted H0 is rejected. Conclusion:
There is an influence of health education on First Aid for Drowning Victims on
the knowledge of Swimming Pool Officers in Kediri City. Suggestion: Hope that
you can do first aid training for drowning victims to swimming pool attendants
once every 3 months to review swimming pool staff knowledge.

Keywords: Health Education, First Aid, Drowning Victims, Knowledge, Pool


Officer

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................i


HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN................................................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
ABSTRAK..............................................................................................................vi
ABSTRACT...........................................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL..................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................xiv
DAFTAR ARTI LAMBANG,SINGKATAN, DAN ISTILAH.............................xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan.............................................................7
1. Definisi Pendidikan Kesehatan..................................................................7
2. Tujuan Pendidikan Kesehatan ...................................................................7
3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan......................................................8
4. Metode Pendidikan Kesehatan...................................................................9
5. Media Pendidikan Kesehatan...................................................................11
B. Konsep Dasar Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam.....................13
1. Definisi Pertolongan Pertama..................................................................13
2. Tujuan Pertolongan Pertama....................................................................13
3. Etika Penolong.........................................................................................14
4. Ciri-Ciri Orang Tenggelam......................................................................15
5. Alat Bantu................................................................................................15
6. Cara Memegang dan Membawa Korban.................................................16
7. Tindakan Pertolongan Pertama................................................................18
C. Konsep Dasar Pengetahuan..........................................................................23
1. Definisi Pengetahuan...............................................................................23
2. Cara Memperoleh Pengetahuan...............................................................24
3. Faktor-Faktor Perilaku Seseorang............................................................26
4. Tingkat Pengetahuan................................................................................26
5. Jenis Pengetahuan....................................................................................28
6. Kriteria Pengetahuan................................................................................30
D. Petugas Kolam Renang…………………………………………..………. 36
1. Definisi………………………………………………………..……… 31
2. Tugas Petugas Kolam Renang…………………………………..……. 31
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL

ix
A. Kerangka konsep…......................................................................................33
B. Penjelasan Kerangka Konsep……………………………………………... 34
C. Hipotesis.......................................................................................................34
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain penelitian..........................................................................................35
B. Lokasi dan waktu penelitian.........................................................................36
C. Populasi, Sampel dan Teknik Samping........................................................36
1. Populasi....................................................................................................36
2. Sampel......................................................................................................37
3. Teknik sampling.......................................................................................38
D. Variabel penelitian........................................................................................39
1. Variabel dependent..................................................................................39
2. Variabel independent...............................................................................40
3. Definisi operasional ................................................................................40
E. Instrumen penelitian.....................................................................................43
F. Prosedur pengumpulan data..........................................................................44
1. Tekhnik Pengumpulan Data.....................................................................44
2. Tahap Pelaksanaan...................................................................................45
3. Tekhnik Pengolahan Data........................................................................45
G. Analisa Data..................................................................................................47
1. Analisa Univariat.....................................................................................47
2. Analisa Bivariat........................................................................................48
H. Etika Penelitian.............................................................................................48
I. Kerangka Kerja ............................................................................................50
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian.............................................................................................51
B. Karakteristik Responden...............................................................................51
1. Berdasarkan pendidikan responden.........................................................51
2. Berdasarkan usia responden.....................................................................52
3. Berdasarkan jenis kelamin.......................................................................52
4. Berdasarkan pengalaman pelatihan..........................................................53
C. Analisis Univariat.........................................................................................53
1. Tingkat pengetahuan sebelum di berikan penkes....................................53
2. Tingkat pengetahuan sebelum di berikan penkes....................................54
D. Analisis Bivariat...........................................................................................54
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan..................................................................................................56
1. Analisa tingkat pengetahuan sebelum di berikan penkes.........................56
2. Analisa tingkat pengetahuan setelah di berikan penkes...........................58
3. Analisa pengaruh responden setelah di berikan penkes...........................59
B. Keterbatan Penelitian....................................................................................61
BAB VII PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................................63
B. Saran.............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................65
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................69

x
DAFTAR TABEL
Tabel II. 1 Epidemiologi Kasus Tenggelam.........................................................25
Tabel IV.1 Rancangan Penelitian...........................................................................36
Tabel IV.2 Defisi Operasional...............................................................................41
Tabel V.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan..............51
Tabel V.2 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia.........................52
Tabel V.3 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..........52
Tabel V.4 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman.............53
Tabel V.5 Distribusi Tingkat Pengetahuan Sebelum Di Berikan Penkes..............53
Tabel V.6 Distribusi Tingkat Pengetahuan Setelah Di Berikan Penkes................54
Tabel V.7 Analisa Bivariat Tingkat Pengetahuan..................................................55
Tabel 12.1 Hasil Uji Validitas............................................................................... 83
Tabel 12.2 Hasil Uji Reliabilitas............................................................................83

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar III. 1 Kerangka konseptual......................................................................42

Gambar IV.1 Kerangka Kerja................................................................................60

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian..............................................................69


Lampiran 2 Bimbingan Konsultasi.....................................................................70
Lampiran 3 Dokumentasi Pengambilan Data Awal............................................71
Lampiran 4 Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Pagora.............72
Lampiran 5 Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Tirtayasa.........73
Lampiran 6 Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Tirta Indah......74
Lampiran 7 Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Surya Taman...75
Lampiran 8 Surat Balasan Kolam Renang Pagora..............................................76
Lampiran 9 Surat Balasan Kolam Renang Tirtayasa..........................................77
Lampiran 10 Surat Balasan Kolam Renang Tirta Indah.....................................78
Lampiran 11 Surat Balasan Kolam Renang Surya Taman Wisata.....................79
Lampiran 12 Power Point Pendidikan Kesehatan...............................................80
Lampiran 13 Design Leaflet................................................................................81
Lampiran 14 Hasil uji validitas dan reliabilitas..................................................83
Lampiran 15 Kuesioner.......................................................................................85
Lampiran 16 Kisi-kisi soal..................................................................................91
Lampiran 17 Lembar Penjelasan Bagi Responden.............................................92
Lampiran 18 Surat Persetujuan Menjadi Responden..........................................95
Lampiran 19 Satuan Acara Kerja........................................................................96
Lampiran 20 Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian...............................107
Lampiran 21 Surat Ijin Penelitian.......................................................................108
Lampiran 22 Dokumentasi Penelitian.................................................................110
Lampiran 23 Tabulasi Data Pre-test Post-test Tingkat Pengetahuan.................113
Lampiran 24 Karakteristik Responden................................................................114
Lampiran 25 Hasil Uji Statistik...........................................................................115

xiii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World Health Organization

RJP : Resusitasi Jantung Paru

GBD : Global Burden of Disease

APD : Alat Perlindungan Diri

SSP : Susunan Saraf Pusat

CPR : Cardiopulmonary Resuscitation

ACLS : Advanced Cardiac Life Support

P3K : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

xiv
DAFTAR LAMBANG

& : Dan
/ : Atau
% : Persen
- : Kurang
: : Titik dua
+ : Tambah
= : Sama dengan
< : Kurang dari

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tenggelam (drowning) merupakan cedera karena perendaman yang

dapat menyebabkan kematian dalam waktu kurang dari 24 jam. Apabila

korban mampu selamat dalam waktu kurang dari 24 jam maka disebut dengan

istilah near drowning (Zulkarnaen, 2008). Tenggelam mengacu pada adanya

cairan yang masuk hingga menutupi lubang hidung dan mulut, sehingga tidak

terbatas pada kasus tenggelam di kolam renang atau perairan seperti sungai

(Putra,2014).

Menurut (Anggun, 2014) 0,7% dari seluruh kematian didunia atau lebih

dari 500.000 kematian setiap tahun disebabkan karena tenggelam. Pada tahun

2004 diseluruh dunia terdapat 388.000 orang meninggal karena tenggelam,

angka ini menempati urutan ke-3 kematian didunia akibat cedera tidak

disengaja, dan menurut Global Burden of Disease (GBD) bahwa angka

tersebut sebenarnya lebih kecil disbanding seluruh kematian akibat tenggelam

yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan transportasi laut, dan bencana

lainnya (Rifino dkk, 2011).

Beberapa resiko kecelakaan-kecelakaan yang terjadi saat berenang

antara lain cedera, kram, tenggelam hingga sampai pada kematian.

Tenggelam merupakan kejadian kecelakaan yang sering terjadi di kolam

renang dan salah satu resiko terbesar dalam aktivitas renang. Tenggelam

(drowning) merupakan cedera oleh karena peredaman

1
2

(submersion/immersion) yang dapat mengakibatkan kematian dalam waktu

kurang dari 24 jam. Apabila korban mampu selamat dalam waktu kurang dari

24 jam maka disebut dengan near drowing. Dalam sepuluh tahun terakhir,

lebih dari 50.000 orang meninggal akibat tenggelam di Amerika Serikat, dan

merupakan penyebab kematian terbanyak ke-4 akibat kecelakaan secara

umum (Colquhoun, 2010).

Pentingnya seorang lifeguard atau petugas kolam renang saat

dilapangan adalah memberi pertolongan pertama bila terjadi kecelakaan.

Pertolongan pertama adalah tindakan atau bantuan awal yang diberikan

kepada korban cidera atau kegawat daruratan sebelum bantuan tenaga ahli

datang (dokter, petugas ambulan/petugas kesehatan, (Santoso, 2003).

Pertolongan pertama dimaksudkan untuk menentramkan dan membantu

sebelum ditangani oleh tenaga yang lebih ahli dengan sarana yang memadai.

Sehingga dengan keadaan yang lebih tenang dapat mengurangi rasa sakit

penderita (Sumardino, 2010).

Pemberian pertolongan pertama sangat penting untuk segera dilakukan

agar korban dapat terhindar dari kematian atau kecacatan yang lebih parah.

Oleh karena itu, seorang lifeguard semestinya mempunyai pengetahuan dasar

bagaimana cara memberikan pertolongan pertama yang tepat dan cepat untuk

menolong korban tenggelam dan juga memiliki pengetahuan dasar tentang

pertolongan pertama pada tenggelam.

Dari hasil studi pendahuluan di kolam renang di Wilayah Kota Kediri

yang dilakukan pada tanggal 4 Oktober 2019 didapatkan jumlah penjaga


3

penolong kolam renang di 4 kolam renang sebanyak 25 responden. Yang

terdapat pada Kolam Renang Pagora sebanyak 7 petugas, Kolam Renang

Tirtayasa 5 petugas, Kolam Renang Surya Taman Wisata sebanyak 8 petugas,

dan Kolam Renang Tirta Indah sebanyak 5 petugas. Menurut hasil wawancara

yang dilakukan peneliti didapatkan data bahwa jumlah korban yang

tenggelam selama 2019 sebanyak 10 orang, yaitu sebanyak 3 orang di kolam

renang Surya Taman Wisata, 5 orang di Kolam Renang Pagora, dan 2 orang

di Kolam Renang Tirtayasa. Sedangkan korban yang meninggal berjumlah 2

orang pada tahun 2013 dan 2018 di Kolam Renang Pagora.

Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan terhadap tingkat

pengetahuan petugas kolam renang terhadap pertolongan pertama pada

korban tenggelam masih sangat minim. Saat peneliti wawancarai tentang

syarat untuk menjadi petugas kolam renang seperti pelatihan khusus

pertolongan pertama korban tenggelam, petugas mengatakan syaratnya hanya

laki-laki dan bisa berenang tanpa ada syarat pernah mengikuti pelatihan

tentang pertolongan pertama. Pendidikan kesehatan dari 25 petugas terdapat

20 petugas yang belum pernah sama sekali mendapatkan pelatihan tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam. Dari situ peneliti menyimpulkan

bahwa pengetahuan petugas kolam renang tentang pertolongan pertama pada

korban tenggelam masih sangat minim.

Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait dengan masalah

pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong

kehidupan jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban


4

dari luar melalui resusitasi, dan mencegah insufisiensi. Penanganan

kegawatdaruratan korban tenggelam sebaiknya memastikan terlebih dahulu

kesadaran, system pernapasan, denyut nadi, dan proses observasi dan

interaksi yang konstan dengan korban. Korban tenggelam merupakan salah

satu kegawatdaruratan yang perlu penanganan segera (Novita, 2009).

Pemberian pertolongan pertama sangat penting untuk segera dilakukan

agar korban dapat terhindar dari kematian atau kecacatan yang lebih parah.

Oleh karena itu, seorang pengawas kolam renang semestinya mempunyai

pengetahuan dasar tentang bagaimana cara memberikan pertolongan pertama

yang tepat untuk menolong korban tenggelam dan juga memiliki pengetahuan

dasar tentang pertolongan pertama pada tenggelam. Pengetahuan dasar bisa

didapatkan melalui pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan

upaya sadar yang diajukan seorang edukator untuk mempengaruhi orang lain

agar dapat berperilaku atau memiliki pengetahuan dan pemahaman yang

sesuai dengan yang diharapkan (Asmadi,2008).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul “

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada Korban

Tenggelam Terhadap Pengetahuan Petugas Kolam Renang Di Kota Kediri”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah

peneliti adalah : “Bagaimanakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam terhadap pengetahuan petugas

kolam renang dikota kediri”.


5

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui ada tidaknya Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang

Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam terhadap Pengetahuan

Petugas Kolam Renang di Kota Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum diberikan Pendidikan

Kesehatan tentang Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam

b. Mengidentifikasi pengetahuan sesudah diberikan Pendidikan

Kesehatan tentang Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam

c. Menganalisis pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan

Petugas Kolam Renang di Kota Kediri.

D. Manfaat

1. Bagi Responden

Menambah pengetahuan responden tentang pertolongan pertama pada

korban tenggelam di kolam renang.

2. Bagi Tenaga Kesehatan

Merupakan bahan atau sumber data peneliti berikutnya bagi pihak yang

berkepentingan untuk melakukan penelitian lebih lanjut.

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan bagi peneliti mengenai pertolongan pertama pada

korban tenggelam di kolam renang.

4. Bagi Institusi Pendidikan


6

Hasil penelitia ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

memperkaya pengetahuan dan wawasan keilmuan keperawatan untuk

meningkatkan mutu pendidikan terutama masalah keperawatan gawat

darurat, khususnya tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan

1. Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok,

atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh

pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat

sasaran, proses dan outputHasil yang diharapkan dari suatu promosi atau

pendidikan kesehatan adalah perilaku kesehatan, atau perilaku untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari

promosi kesehatan (Notoatmodjo, 2012).

Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan

kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu

bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik

individu, kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah

kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran, yang didalamnya perawat

berperan sebagai perawat pendidik. Menurut (Notoatmodjo. S, 2003)

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar orang mampu

menerapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri, mampu memahami

apa yg dapat mereka lakukan terhadap masalahnya, dengan sumber daya

7
8

yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar, dan mampu

memutuskan kegiatan yg tepat guna untuk meningkatkan taraf hidup

sehat dan kesejahteraan masyarakat (Mubarak, 2009).

Pendidikan kesehatan diharapkan mampu mengubah perilaku

individu dan masyarakat sehingga mampu mencapaikondisi sehat.

3. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Ruang lingkup pendidikan kesehatan dapat dilihat dari 3 dimensi

menurut Fitriani (2011) yaitu :

a. Dimensi sasaran

1) Pendidikan kesehatan individu dengan sasarannya adalah

individu.

2) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasarannya adalah

kelompok masyarakat tertentu.

3) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasarannya adalah

masyarakat luas.

b. Dimensi tempat pelaksanaan

1) Pendidikan kesehatan di rumah sakit dengan sasarannya adalah

pasien dan keluarga

2) Pendidikan kesehatan di sekolah dengan sasarannya adalah

pelajar.

3) Pendidikan kesehatan di masyarakat atau tempat kerja dengan

sasarannya adalah masyarakat atau pekerja.

c. Dimensi tingkat pelayanan kesehatan


9

1) Pendidikan kesehatan untuk promosi kesehatan (Health

Promotion), misal: peningkatan gizi, gaya hidup dan sebagainya.

2) Pendidikan kesehatan untuk perlindungan khusus (Specific

Protection) misal : imunisasi

3) Pendidikan kesehatan untuk diagnosis dini dan pengobatan tepat

(Early diagnostic and prompt treatment) misal : dengan

pengobatan layak dan sempurna dapat menghindari dari resiko

kecacatan.

4) Pendidikan kesehatan untuk rehabilitasi (Rehabilitation) misal :

dengan memulihkan kondisi cacat melalui latihan-latihan tertentu.

4. Metode pendidikan kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2012) metode pendidikan kesehatan

dibagi menjadi 3 macam, yaitu :

a. Metode Individual (Perorangan)

Metode ini dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu :

1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and counceling)

2) Wawancara (interview)

b. Metode Kelompok

Metode kelompok ini harus memperhatikan apakah kelompok

tersebut besar atau kecil, karena metodenya akan lain.

1) Kelompok besar

a) Ceramah
10

Metode yang cocok untuk yang berpendidikan tinggi

maupun rendah, yang di tambahkan dengan praktik atau demo.

b) Seminar

Metode ini cocok digunakan untuk kelompok besar

dengan pendidikan menengah atas. Seminar sendiri adalah

presentasi dari seorang ahli atau beberapa orang ahli dengan

topik tertentu.

2) Kelompok kecil

a) Diskusi kelompok

Kelompok ini dibuat saling berhadapan, ketua kelompok

menempatkan diri diantara kelompok, setiap kelompok punya

kebebasan untuk mengutarakan pendapat,biasanya pemimpin

mengarahkan agar tidak ada. dominasi antar kelompok.

b) Curah pendapat (Brain storming)

Merupakan hasil dari modifikasi kelompok, tiap

kelompok memberikan pendapatnya, pendapat tersebut ditulis

di papan tulis, saat memberikan pendapat tidak ada yang

bolehmengomentari pendapat siapapun sebelum semuanya

mengemukakan pendapatnya, kemudian tiap anggota

berkomentar lalu terjadi diskusi.

c) Metode Massa

Pada umumnya bentuk pendekatan ini dilakukan secara

tidak langsung atau menggunakan media massa.


11

5. Metode Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam (2008) perawat sebagai pendidik harus

memiliki kemampuan untuk mengkaji kekuatan dan dampak yang

ditimbulkan oleh intervensi keperawatan terhadap perilaku subyek yang

dapat memperkaya, memberikan informasi dan melengkapi perilaku

subyek yang diinginkan.

Model pendidikan kesehatan yang dapat digunakan oleh perawat

adalahsebagai berikut:

a. Model Perilaku Individu

Ada dua model yang sering digunakan untuk menjelaskan

faktor penentu dari perilaku preventif, yaitu model nilai kesehatan

dan model promosi kesehatan ditunjukkan untuk promosi

peningkatan perilaku sehat daripada mengulangi faktor penyebab.

b. Model Pemberdayaan Masyarakat

Keberdayaan masyarakat dapat diwujudkan melalui

partisipasi aktif masyarakat yang difasilitasi dengan adanya pelaku

pemberdayaan. Sasaran utama pemberdayaan masyarakat adalah

mereka yang tidak memiliki kemampuan mengakses sumber daya

produktif (Kesi Widjajanti, 2011)

6. Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Nursalam (2008) dalam Ahmad (2012) media

pendidikan kesehatan adalah saluran komunikasi yang dipakai untuk

mengirimkan pesan kesehatan. Media dibagi menjadi 3, yaitu :


12

a. Media cetak

1) Booklet : untuk menyampaikan pesan dalam bentuk pesan tulisan

maupun gambar, biasanya sasarannya masyarakat yang bisa

membaca.

2) Leaflet : penyampaian pesan melalui lembar yang dilipat biasanya

berisi gambar atau tulisan atau biasanya kedua-duanya.

3) Flyer (selebaran) :seperti leaflet tetapi tidak berbentuk lipatan.

4) Flip chart (lembar balik) : informasi kesehatan yang berbentuk

lembar balik dan berbentuk buku. Berisi gambar dibaliknya berisi

pesan kalimat tentang informasi berkaitan dengan gambar tersebut.

5) Rubik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah, mengenai

hal yang berkaitan dengan hal kesehatan.

6) Poster :berbentuk media cetak berisi pesan-pesan kesehatan

biasanya ditempel di tembok-tembok tempat umum dan kendaraan

umum.

7) Foto : yang mengungkapkan masalah informasi kesehatan.

b. Media elektronik

1) Televisi : dalam bentuk ceramah di TV, sinetron, sandiwara, dan

vorum diskusi tanya jawab dan lain sebagainya.

2) Radio :bisa dalam bentuk ceramah radio, sport radio, obrolan tanya

jawab dan lain sebagainya

3) Vidio Compact Disc (VCD).

4) Slide : slide juga dapat digunakan sebagai sarana informasi.


13

5) Film strip juga bisa digunakan menyampaikan pesan kesehatan.

B. Konsep Dasar Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam

1. Definisi Pertolongan Pertama

Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan segera pada

orang yang cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak

menggantikan perawatan medis yang kompeten. Jika perlu, atau sampai

kesempatan pulih tanpa perawatan medis terpenuhi (Alton Thygerson,

2011).

2. Tujuan Pertolongan Pertama

Tujuan pertolongan pertama menurut (Arofah, 2009) :

a. Menyelamatkan jiwa korban. Keselamatan jiwa korban adalah tujuan

paling utama dari sebuah tindakan pertolongan.

b. Mencegah cacat berkelanjutan. Tindakan pertolongan pertama

darurat selain ditunjukan untuk menyelamatkan nyawa, juga untuk

mencegah kemungkinan cacat berkelanjutan. Setelah keselamatan

nyawa korban tercapai, seorang penolong harus memerhatikan

kondisi korban dimana terdapat kemungkinan-kemungkinan yang

mengarah kepada kecacatan berkelanjutan.

c. Memberikan rasa nyaman pada korban. Setelah dua poin tersebut di

atas tercapai, tindakan pertolongan diupayakan mengarah kepada

memberikan rasa nyaman pada korban. Rasa nyaman akan

mengurangi kondisi kepanikan korban sehingga mental korban

terkondisikan.
14

d. Menunjang proses penyembuhan korban. Terakhir, tindakan

pertolongan diarahkan kepada proses penyembuhan. Sebelum korban

sampai di fasilitas medis, korban berhak mendapatkan tindakan

pertolongan yang menunjang kesembuhan cedera.

3. Etika Penolong

a. Menganalisis kondisi lingkungan. Dalam melakukan pertolongan

hendaknya harus diperhatikan kondisi lingkungan sekitar korban.

b. Memperkenalkan diri. Penolong wajib memperkenalkan diri kepada

korban. Tujuannya adalah untuk menimbulkan rasa aman dan

nyaman korban, serta menghindari kemungkinan salah paham.

c. Meminta izin. Sebelum melakukan tindakan pertolongan seorang

penolang harus meminta izin kepada korban (sadar),

keluarga/kerabat atau orang terdekat dengan korban. Apabila semua

pihak tersebut terdahulu menolak, sebaiknya penolong tidak

memaksa melakukan tindakan pertolongan.

d. Merahasiakan kondisi korban. Seorang penolong wajib menjaga dan

merahasiakan kondisi korban, terutama yang bersifat pribadi dan

privasi.

e. Memintan bantuan dan kesaksian orang lain. Tindakan pertolongan

hendaknya disaksikan dan dibantu oleh orang lain. Hal ini bertujuan

untuk meminimalkan kemungkinan salah paham dan dapat pula

dijadikan sebuah kesaksian apabila ada gugatan dari pihak di

kemudian hari. (Amin, 2013)


15

4. Ciri-ciri Orang Tenggelam

Menurut BASARNAS, 2014 ciri-ciri orang terancam tenggelam yaitu :

a. Posisi kepala diatas air

b. Tangan menggapai-gapai

c. Badan setengah membungkuk

d. Kaki bergerak-gerak

e. Kepala mendongak keatas

f. Kepala timbul tenggelam dan berusaha tidak tenggelam

g. Sama sekali tidak mengangkat tangan

h. Kaki tidak bergerak

i. Kepala cenderung dibawah permukaan air

5. Alat Bantu

Cara menolong yang efisien dan efektif adalah menggunakan alat

bantu seperti berikut : (Arofah, 2009)

a. Tongkat/Kayu

Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada di samping anda

saat mengajar renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter

dan garis tengahnya 2 cm. Cara penggunaannya apabila ada peristwa

mendadak dan siswa membutuhkan pertolongan, dimana posisinya

dekat. Maka anda tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya

dipegang, anda tidak usah capek-capek terjun dan membawa korban di

dalam kolam.

b. Tambang Plastik
16

Alat bantu tambang plastik yang panjangnya 5 meter dan

besarnya sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan

pada celana renang. Cara penggunaannya apabila saat mengajar ada

siswa yang membutuhkan pertolongan, segera tambang tersebut

dibuka dan dilemparkan kepada korban, ujung tambang dipegang oleh

anda, apabila korban sudah memegangnya, tarik ke tepi kolam. Alat

bantu tambang dipergunakan apabila jarak dengan korban 3-4 meter.

c. Ban dalam

Ban dalam yang diikatkan pada tambang yang panjangnya 15

meter. Cara penggunaannya apabila ada siswa yang membutuhkan

pertolongan segera anda melemparkan ban tersebut ke arah korban,

beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi

kolam.

d. Pelampung/sterofom

Pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat dengan tambang

plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila akan

dibawa untuk menolong korban. Cara penggunaannya apabila pada

waktu ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan tali

pelampung ke belakang celana ranang kemudian segera melompat ke

arah korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila

korban sudah pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher

korban.

6. Cara Memegang dan Membawa Korban


17

Setidaknya ada tindakan cepat apabila terjadi kecelakaan di air

seperti tenggelam misalnya. Cara memegang korban pada saat menolong

ada 4 macam antara lain (Arofah, 2009) :

a. Pegangan pada rambut

Pegangan pada rambut dilakukan dengan satu tangan, apabila

pegangan dilakukan dengan dilakukan dengan tangan kiri, maka si

penolong berada di bawah sebelah kiri korban. Dan membawanya ke

tepi kolam dengan menggunakan gaya bebas meyamping. Usahakan

posisi korban tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan hidungnya

tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat

sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan.

b. Pegangan pada pelipis

Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua

tangan, apabila sudah berada di belakang korban, segera pegang

pelipisnya dengan dua tangan , kemudian membawanya ke tepi

kolam dengan menggunakan gaya dada dalam posisi terlentang.

Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas permukaan

air. Cara menolong dengan pegangan pelipis korban lebih efisien dan

efektif dari pada pegangan pada rambut.

c. Pegangan pada dagu

Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila

posisi badan sudah berada dibelakang korban, maka usahakan

tubuhnya menjadi terlentang, kemudian tanganmemegang dagu


18

korban dan segera dibawa ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada

terlentang. Cara meolong korban dengan pegangan pada dagu

keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan pelipis.

d. Pegangan pada dada

Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada

korban dengan satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka

posisi tubuh anda berada di sebelah kiri korban, kemudian bergerak

membawa korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada

menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena banyak

menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak tenang.

7. Tindakan Pertolongan Pertama Korban Tenggelam

a. Kram

Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar

renang,terjadi akibat gerak renang yang melelahkan otot. Kram juga

dapat terjadi akibat suhu dingin dan kekurangan cairan garam di

dalam tubuh. Yang paling parah bila terjadi kram perut, apabila

terjadi kram perut pada siswa saat belajar renang tidak ada alternatif

lain segera dibawa ke dokter (Susanto, 2009).

Menurut Tilong (2008), penanganan kram:

1) Kram pada kaki

a) Korban dibantu berdiri dan berat badannya ditahan dengan

kaki bagian depan. Setelah kejang pertama berlalu, pijat

kakinya.
19

b) Pemijatan juga bisa dilakukan pada jari kaki korban yang

kaku ke arah yang berlawanan secara perlahan. Tindakan ini

bertujuan untuk meregangkan kembali otot yang memendek

akibat kram.

c) Pijatan juga bisa dilakukan pada punggung kaki hingga

keseluruhan telapak kaki.

2) Kram pada perut

a) Kram perut terjadi berkepanjangan, misalnya sudah lebih dari

30 menit tapi belum juga membaik, dapat mengatasinya

dengan menghangatkan bagian perut.

b) Celupkan kain kompres ke dalam air hangat, kemudian

tempelkan pada perut.

c) Dalam keadaan darurat, bisa memanfaatkan botol plastik

yang diisi air hangat.

d) Atau dapat mengoleskan minyak kayu putih secukupnya.

b. Pingsan/Tidak sadar

Menurut Susanto (2009) pingsan dapat terjadi karena kelelahan

saat berenang atau karena mengidap penyakit lain seperti thypus atau

ayan. Pertolongan pertama pada korban tenggelam adalah sebagai

berikut :

1) Danger

Pastikan Aman diri, aman lingkungan dan Aman penolong

2) Respon
20

Cek respon korban, penolong harus melakukan upaya agar

memastikan kesadaran korban dapat dengan cara menyentuh,

menggoyangkan bahu korban dan bertanya “Pak/Bu apakah kamu

baik-baik saja?”

3) Shout for Help

Panggil bantuan orang disekitar dengan cara berteriak atau

menelpon ambulans terdekat. Pada waktu meminta bantuan

sebutkan :

a) Lokasi kejadian

b) Jenis kejadian

c) Banyak korban

d) Kondisi korban

e) Bantuan yang di berikan

4) Airway

Jalan napas berarti apakah pernapasan korban tidak lancar

atau bebas. Hal ini dapat dengan mudah diketahui apakah korban

masih berhembus napasnya melalui hidung atau mulut. Jika

pernapasan tidak lancar bebaskan jalan nafas melalui head tilt–

chin lift. Caranya dengan meletakkansatu tangan pada dahi

korban, lalu mendorong dahi korban ke belakang agar kepala

menengadah dan mulut sedikit terbuka (Head Tilt) Pertolongan

ini dapat ditambah dengan mengangkat dagu (Chin Lift). Bisa

juga menggunakan jaw thrust yaitu dengan mengangkat dagu


21

sehingga deretan gigi Rahang Bawah berada lebih ke depan dari

pada deretan gigi Rahang Atas.

5) Breathing

Pernapasan berarti apakah pernapasan korban masih ada

atau tidak. Tindakan yang dilakukan adalah meraba keluarnya

napas korban, dari hidung atau mulut. Jika tidak ada berikan

ventilasi sebanyak 2 kali. Pemberian ventilasi dengan jarak 1

detik diantara ventilasi.

Perhatikan kenaikan dada korban untuk memastikan volume

tidal yang masuk adekuat. Untuk pemberian mulut ke mulut

langkahnya sebagai berikut:

a) Memastikan hidung korban terpencet rapat

b) Ambil nafas seperti biasa (jangan terlalu dalam)

c) Buat keadaan mulut ke mulut yang serapat mungkin

d) Berikan satu ventilasi tiap satu detik

e) Kembali ke langkah ambil nafas hingga berikan nafas kedua

selama satu detik.

Jika tidak memungkinkan untuk memberikan pernafasan

melalui mulut korban dapat dilakukan pernafasan mulut ke

hidung korban.

Untuk pemberian melalui bag mask pastikan menggunakan

bag mask dewasa dengan volume 1-2 L agar dapat memberikan

ventilasi yang mememnuhi volume tidal sekitar 600 ml.


22

Setelah terpasang advance airway maka ventilasi dilakukan

dengan frekuensi 6-8 detik/ventilasi sekitar 8-10 nafas/menit dan

kompresi dada dapat dilakukan tanpa interupsi. Jika pasien

mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernafasan

bantuan, ventilasi dilakukan dengan kecepatan 5-6 detik/nafas

atau sekitar 10-12 nafas/menit dan memeriksa denyut nadi

kembali setiap 2 menit.

6) Circulation

Meraba dan menentukan denyut nadi karotis dan jika tidak

ditemukan denyut nadi, maka dilanjutkan dengan melakukan

kompresi dada.

a) Lokasi : Setengah bagian bawah tulang dada

b) Cara :

1) Bebaskan dada korban dari pakaian

2) Pastikan pangkal telapak tangan dominan diatas tulang

dada (titik tumpu kompresi)

3) Pangkal telapak tangan satunya diletakkan diatas tangan

yang sudah berada di titik kompresi

c) Prinsip pijat jantung

1) Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasien

dengan siku lengan lurus

2) Tekan sedalam 5-6 cm secara cepat dan kuat

3) 30 kali kompresi dada diikuti 2 kali nafas buatan


23

4) Evaluasi tiap 3 siklus: cek nadi dan cek napas

C. Konsep Dasar Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap objek-objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia. Yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba (Notoatmodjo, 2011).

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia (2003) pengetahuan

adalah sesuatu yang diketahui atau kepandaian yang dimiliki seseorang

melalui pendidikan atau pengalaman. Pengetahuan merupakan hasil dari

tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan adalah hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderan

terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seorang (over behavior). (Notoatmodjo, 2007)


24

Pengetahuan adalah berbagai hal yang diperoleh manusia melalui

panca indera. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan

inderanya untuk menggali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Wijayanti, 2009)

2. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 2,

yaitu (Sadulloh, 2009) :

a) Cara Tradisional

Cara tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistemik dan logis. Cara penemuan

pengetahuan pada periode lain antara lain yaitu :

1) Cara coba-salah (trial and error)

Cara yang paling tradisional yang pernah digunakan oleh

manusia, cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Metode ini telah

digunakan dalam waktu yang cukup lama untuk memecahkan

berbagai masalah, upaya pemecahan dilakukan dengan coba-coba

saja. Apabila kemungkinan lain. Bahkan sampai sekarang masih

digunakan, terutama oleh mereka yang belum mengetahui suatu

cara tertentu untuk memecahkan masalah.

2) Cara kekuasaan atau otoritas


25

Pengetahuan yang diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

agama, maupun ahli ilmu pengetahuan.

3) Pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru terbaik, mengandung maksud

bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan atau

pengalaman merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman pribadi pun dapat

digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa

lalu.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan manusia, cara

berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuannya.

b) Cara modern atau alamiah

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan

dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah. Sebelum orang mengadopsi perilaku baru

(berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

berurutan antara lain (Notoatmodjo,2011):


26

1) Awareness (kesadaran), adalah orang tersebut menyadari dalam

arti mengerti stimulus (objek) terlebih dahulu.

2) Interest adalah orang mulai tertarik terhadap stimulus

3) Evalution adalah menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya

4) Trial adalah orang sudah mencoba perilaku baru

5) Adoption adalah subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

3. Faktor-Faktor Perilaku Seseorang

Sedangkan menurut teori Lawrence Green dikutip dari

Notoatmodjo (2011) bahwa perilaku seseorang ditentukan atau dibentuk

dari 3 faktor, antara lain:

a) Faktor predisposisi (predisposing factor) yaitu yang terwujud dari

dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.

b) Faktor pendukung (enabling factor) yaitu yang terwujud dalam

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau arana

kesehatan.

c) Faktor pendorong (reinforcing factor) yaitu yang terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain.

4. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan (Notoatmodjo, 2011), yaitu:

a) Tahu (know)
27

Tahu adalah mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan diterima. Tahu ini merupakan

tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari adalah menyebutkan,

menguraikan, mendefinisikan, dan menyatakan.

b) Memahami (Comprehension)

Memahami adalah suatu kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar. Orang telah paham terhadap objek

harus dapat menyebutkan objek yang dipelajari.

c) Aplikasi (Application)

Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya (real).

Aplikasi ini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus,

metode, dan prinsip dalam konteks atau situasi yang lain.

d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan ini masih dapat dilihat dari penggunaan kata kerja,

dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan dan

mengelompokan.
28

e) Sintesis (Syntesis)

Menunjukan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru atau bisa juga kemampuan menyusun formulasi baru dari

formulasi yang ada.

f) Evaluasi (Evalution)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini

berdasarkan suatu kriteria yang sudah ada.

5. Jenis Pengetahuan

Terdapat 4 jenis pengetahuan atau kebenaran yang dapat diperoleh

dan dimiliki manusia, yaitu (Sadulloh dkk, 2011):

a) Pengetahuan biasa atau awam atau sering disebut commonsense

knowledge atau akal sehat.

b) Pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) atau secara singkat orang

menyebutkan dengan sains.

c) Pengetahuan filsafat (philosophical knowledge) atau dengan singkat

saja disebut filsafat.

d) Pengetahuan religi (pengetahuan agama) pengetahuan yang

bersumber dari agama yang mencakup pengetahuan mengenai

hakekat perilaku sebagai pengungkap supernatural melalui wahyu

yang diterima utusannya yang terpilih.


29

Pengetahuan biasa atau awam atau sering disebut common sense

knowledge, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dan

kebiasaan hidup sehari-hari, misalnya semua orang menyebut sesuatu

kuning karena memang berwarna kuning. Air diperlukan untuk

kehidupan manusai, memang air diperlukan misalnya untuk minum.

Mendung itu diketahui banyak orang sebagai pertanda akan turun hujan

dan sebagainya. Pengetahuan biasa menurut (Sadulloh dkk,2011)

memiliki ciri-ciri:

1) Common sense cenderung menjadi biasa dan tetap atau bersifat

peniruan serta pewarisan dari masa lampau.

2) Common sense maknanya sering kabur atau samar dan memiliki

pengertian ganda.

3) Common sense merupakan suatu kebenaran atau kepercayaan yang

tidak teruji atau tidak pernah diuji kebenarannya.

Pengetahuan adalah pemberian bukti oleh seseorang melalui

proses pengingat, atau pengenal suatu informasi, ide yang sesudah

diperoleh sebelumnya (Notoatmodjo, 2011).

Bila seseorang dapat menjawab pertanyaan pertanyaan mengenai

suatu bidang tertentu dengan lancar, baik lisan maupun tulisan maka ia

dianggap mengetahui bidang tertentu (Notoatmodjo, 2011).

Manusia dalam menjalani kehidupannya, sesuai dengan tingkat

kemampuan dalam memenuhi rasa ingin tahunya, dapat memiliki

berbagai jenis pengetahuan dan kebenaran. Pengetahuan yang banyak


30

penting kita miliki, karena merupakan bahan dan sumber bagi

tersusunnya ilmu pengetahuan (Sadulloh dkk, 2011).

6. Kriteria Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menyatakan tentang isi materi yang diukur dari subjek

penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita

ketahui atau kita ukur dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di

atas. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgengdari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan (Notoatmodjo,2011).

Adapun pengukuran pengetahuan ini dapat dikategorikan menurut

arikunto (2010) adalah sebagai berikut :

a. Kategori baik, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak 76-100%.

b. Kategori cukup, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak 56-75%.

c. Kategori kurang, apabila pertanyaan dijawab dengan benar oleh

responden sebanyak <56%.

D. Petugas Kolam Renang

1. Definisi Petugas Kolam Renang

Petugas kolam renang atau lifeguard adalah suatu profesi dalam

bentuk keterampilan khusus sebagai pertolongan terhadap kecelakaan


31

yang terjadi selama di air (kolam renang). Telah diberikan perhatian

khusus kepada profesi lifeguard karena mampu menampilkan

keterampilannya secara baik (Susanto. E, 2009).

Peranan petugas kolam renang atau lifeguard yang merupakan

salah satu komponen penting dalam keberadaan sebuah sebuah kolam

renang sangat mutlak dibutuhkan dalam rangka memberi pelayanan dan

rasa aman terhadap pengunjung di kolam renang (Sismadiyanto, 2009).

Tindakan pencegahan dilakukan untuk meminimalisir

kemungkinan risiko yang lebih parah yaitu kematian. Beberapa kasus

menggambarkan kejadian tenggelam akibat pengawasan yang lemah,

fasilitas yang kurang memadai, dan yang paling penting karena

kegagalan dalam penanganan kasus darurat dalam kecelakaan di dalam

air. Salah satu cara untuk mengurangi risiko kecelalaan dalm berenang

dengan membekali karyawan atau petugas dengan pelatihan dan

keterampilan penyelamatan dan pertolongan pertama pada kecelakaan

(P3K). (Amin, 2013)

2. Tugas Petugas Kolam Renang

Tugas petugas kolam renang adalah menjaga keamanan dan

keselamatan pengunjung yang berenang, membantu dan menolong

pengunjung yang mengalami kendala/tenggelam saat berenang,

memastikan semua fasilitas di kolam renang sesuai dengan sop,

memahami dalam memberikan pertolongan pertama kepada customer

yang mengalami kecelakaan, memastikan semua alat pertolongan pada


32

tempatnya sehingga memudahkan dalam memberikan pertolongan.

(Susanto, 2009)

Cara memastikan penolong mengetahui, memahami, dan dapat

melaksanakan 3 prinsip yaitu pertama aman diri sendiri memastikan

menggunakan alat pelindung diri dan mampu melakukan pertolongan,

yang kedua aman lingkungan memastikan ditempat kejadian aman dari

bahaya misalnya terdapat binatang yang berbahaya, yang ketiga aman

korban memastikan korban ditempat aman. (Arofah, 2009)

Tujuan utama penjaga kolam renang atau lifeguard adalah untuk

mengajar bagaimana menanggapi keadaan darurat pada saat kecelakaan.

Hal ini juga bagian tugas mereka untuk mencegah tenggelam. Team

insruktur berpengalaman memberikan berbagai macam pelatihan seperti

teknik renang, dan kemampuan penyelamatan cepat dan tanggap

(Choiran, 2013).
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi
Korban Tenggelam
pendidikan kesehatan :

a. Tingkat Pendidikan
b. Tingkat Ekonomi Sosial
c. Adat Istiadat
d. Kepercayaan Masyarakat

Faktor yang
mempengaruhi Pendidikan kesehatan :
Petugas Kolam Renang Ceramah, leaflat,
pengetahuan :
Video dan power point
a. Pendidikan
b. Pekerjaan Pengetahuan
Penilaian pengetahuan :
c. Umur Petugas Kolam
d. Minat Renang Tentang a. Tinggi : 76%-100%
e. Pengalaman Pertolongan b. Sedang : 56%-75%
f. Kebudayaan pertama pada c. Rendah : <56%
lingkungan sekitar korban tenggelam
g. informasi

Keterangan :
: Di teliti
: Tidak di teliti
Gambar III.1 Kerangka Konsep penelitian Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Tentang Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam
Terhadap Pengetahuan Petugas Kolam Renang di Kota
Kediri

33
34

B. Penjelasan Kerangka Konsep

Dalam kerangka konsep diatas penulis menguraikan jalan

pemikiran penulis dimana dalam kolam renang ada kejadian Korban

Tenggelam, dalam hal ini Petugas kolam renang memiliki kewajiban

penuh atas pertolongan pertama petugas kolam renang. Pengetahuan

petugas kolam renang tentang pertolongan pertama pada korban pada

korban tenggelam sangat lah penting terhadap tingkat keselamatan

korban. Faktor yang memperngaruhi pengetahuan ada pendidikan,

pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan, dan informasi. Untuk

meningkatkan tingkat pengetahuan petugas kolam renang, peneliti

memberikan pendidikan kesehatan melalui media Ceramah, Leaflat,

Video, dan Power Point. Adapun faktor yang mempengaruhi pendidikan

kesehatan adalah tingkat pendidikan, tingkat ekonomi social, adat istiadat,

kepercayaan masyarakat. Setelah diberikan pendidikan kesehatan peneliti

mengukur tingkat pengetahuan dengan criteria tinggi, sedang, dan rendah.

C. Hipotesis

H0 : Tidak Ada Pengaruh antara Pendidikan Kesehatan pertolongan

pertama pada korban tenggelam Terhadap pengetahuan petugas

kolam renang.

H1 : Ada Pengaruh antara Pendidikan Kesehatan pertolongan pertama

pada korban tenggelam Terhadap pengetahuan petugas kolam

renang.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah suatu strategi

penelitian dalam mengidentifikasi masalah sebelum pengumpulan data akhir

dan juga untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan

(Nursalam, 2013).

Penelitian ini menggunakan penelitian pra-eksperimental dengan

menggunakan rancangan penelitian one-group pra-post test design. Pada

kelompok yang diberikan pendidikan kesehatan tentang Pertolongan Pertama

Pada Korban Tenggelam terhadap pengetahuan Petugas Kolam Renang dalam

melakukan Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam, sebelum perlakuan

diberikan pre test tentang pendidikan kesehatan tentang Pertolongan Pertama

Pada Korban Tenggelam terhadap tingkat pengetahuan Petugas Kolam

Renang dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam, dan

setelah diberikan perlakuan dilakukan post test tentang Pertolongan Pertama

Pada Korban Tenggelam terhadap pengetahuan Petugas Kolam Renang dalam

melakukan Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam.

Pada Petugas Kolam Renang akan diberikan pre test dan post test.

Design ini berupaya untuk mengungkapkan pengaruh pendidikan terhadap

tingkat pengetahuan sampel penelitian tentang pendidikan kesehatan tentang

35
36

Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam terhadap sikap Petugas Kolam

Renang dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam.

Tabel IV.1 Rancangan Penelitian

Subjek Pra Perlakuan Pasca test


K O I OI

Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

O : Pre Test pada kelompok perlakuan


I : Pemberian intervensi dengan media ceramah, leflat, dan video
O1: Post tes pada kelompok perlakuan

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Kolam Renang Kota Kediri yang

meliputi Kolam Renang Tirtayasa, Kolam Renang Pagora, Kolam

Renang Surya Taman Wisata, Kolam Renang Tirta Indah.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2020, dengan

jadwal kegiatan penelitian terlampir.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah setiap subyek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan (Nursalam, 2014).

Populasi adalah suatu wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


37

kesimpulan. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada

obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat

yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu (Sugiyono,2015).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua petugas kolam renang

yang bekerja di kolam renang di Kota Kediri yang meliputi 4 Kolam

Renang Pagora, Kolam Renang Tirtayasa, Kolam Renang Surya Taman

Wisata, dan Kolam Renang Tirta Indah, yaitu sebanyak 25 responden

yang memenuhi criteria inklusi.

Kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap anggota

populasi yang dapat diambil sebagai sampel, criteria inklusi dan ekslusi

dalam penelitian ini adalah :

a. Kriteria Inklusi

1) Petugas kolam renang

2) Bersedia menjadi responden

3) Belum pernah mendapatkan pelatihan pertolongan pertama pada

korban tenggelam

4) Responden yang bisa menggunakan gedget

b. Kriteris Ekslusi

1) Petugas kolam renang yang sedang izin saat penelitian

2) Petugas kolam renang yang sedang berhalangan hadir saat

penelitian dilaksanakan.
38

3) Petugas kolam renang yang bersedia menjadi responden

penelitian

2. Sampel

b) Definisi Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiono,2015). Sampel terdiri atas

bagian populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek

penelitian melalui sampling (Nursalam, 2014).

Kriteria sampel dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu

inklusi (karakteristik umum subyek penelitian dari suatu populasi

target yang terjangkau dan akan diteliti) dan eksklusi

(menghilangkan/mengeluarkan subyek yang memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena pelpagia sebab) (Nursalam,2014). Sampel

dalam penelitian ini adalah seluruh responden petugas kolam renang

di 4 Kolam Renang Kota Kediri yaitu sebanyak 6 responden.

c) Besar Sampel

Meskipun besar/kecilnya sampel belum menjamin

representatif atau tidaknya sampel, tetapi penentuan besarnya sampel

dapat merupakan langkah penting dalam pengambilan sampel.

Secara statistik penentuan besarnya sampel ini tergantung pada jenis

dan besarnya populasi (Notoatmodjo, 2010). Besarnya sampel adalah

banyaknya responden petugas penolong kolam renang yang ada pada


39

saat penelitian di 4 kolam renang Kota Kediri yaitu sebanyak 6 orang

yang memenuhi criteria inklusi dan eksklusi.

3. Teknik Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang

dapat mewakili populasi yang ada (Nursalam,2014). Teknik sampling

adalah merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel

yang akan digunakan penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang

digunakan (Sugiyono, 2015).

Pada penelitian teknik sampling yang digunakan penelitian

adalah total sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel

dengan cara mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau

sampel (Sugiyono,2013). Namun juga tetap menggunakan kriteria inklusi

dan eksklusi yang meliputi responden yang bersedia menjadi responden,

reponden yang bisa menggunakan gadget. Sehingga ditentukan jumlah

sampel dalam penelitian ini adalah 6 responden.

D. Variabel Penelitian

Variabel merupakan suatu karakteristik yang diamati dimana

karakteristik tersebut memiliki variasi nilai dan merupakan

operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris atau

ditentukan tingkatannya. Variabel juga merupakan konsep dari berbagai

level abstrak dan diartikan sebagai suatu fasilitas untuk pengukuran dan

atau manipulasi dari suatu penelitian. Konsep dalam suatu penelitian

sendiri bersifat konkrit. Sesuatu yang bersifat konkrit tersebut bisa


40

diartikan sebagai suatu variabel dalam sebuah penelitian (Nursalam.

2013).

Variabel penelitian adalah Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang

Pengetahuan Petugas Kolam Renang Tentang Pertolongan Pertama pada

Korban Tenggelam di Kolam Renang.

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini pendidikan kesehatan tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel

yang menjadi akibat dari variabel independen. Variabel dependen dari

penelitian ini adalah pengetahuan pertugas kolam renang tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam.

3. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi Operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik

yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang

dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional

(Nursalam, 2014).
41

Tabel 4.2 Definisi Operasinal Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam Terhadap

Pengetahuan Petugas Kolam Renang di Kota Kediri

No. Variabel Defisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


1. Pendidikan Upaya untuk memberi a. Definisi pertolongan Satuan a. Diberikan -
kesehatan pengetahuan yang baru dan pertama Acara b. Tidak
tentang bisa memberikan manfaat bagi b. Tugas petugas Penyuluhan diberikan
kolam renang
pertolongan penerima informasi kesehatan (SAP)
c. Tujuan pertolongan
pertama pada tentang pertolongan pertama pertama
korban pada korban tenggelam. d. Cara melakukan
tenggelam Dimana pendidikan kesehatan tindakan pertama
dilakukan 1 x 60 menit dengan pada korban
metode ceramah dan Tanya tenggelam
jawab kepada responden yang e. Alat bantu yang
digunakan untuk
ada dan penyampaian
menolong korban
pendidikan kesehatan
dilakukan dengan
menggunakan power poin,
leflat, dan video

2. Pengetahuan Respon yang diperoleh Tingkat pengetahuan Kuisioner Ordinal Penilaian kuesioner
petugas kolam seseorang setelah yang akan diteliti yaitu dilakukan di pilihan
42

renang melakukan penginderaan : jawaban Multiple


terhadap suatu objek Choice (pilihan ganda)
atau 1. Tahu (Know) yang terdiri dari 14
kejadian. Pengetahuan di 2. Memahami (Comp pertanyaan masing-
interpretasi dengan skala rehension) masing pertanyaan
tinggi, sedang, berat. memiliki skor yaitu jika
pengukuran dilakukan jawaban Benar skor 1
sebelum dan setelah dan Salah skor 0
pendidikan kesehatan
dilakukan mengunakan
Dan dikategorikan yaitu
:
Tinggi : 76 – 100 %
Sedang : 56 – 75 %
rendah : < 55 %
(Arikunto. 2010)
43

E. Instrumen Penelitian
53

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan

dalam penelitian untuk mendapatkan data agar penelitian dapat lebih

mudah dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga

lebih mudah untuk diolah (Saryono. 2010). Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitin ini adalah kuesioner. Menurut Arikunto

(2010), Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh suatu informasi dari responden dalam artian dapat

memaparkan tentang hal-hal yang diketahui oleh responden. Kuesioner

yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang dengan

menggunakan pernyataan yang bersifat tertutup dimana pernyataan yang

ada telah disediakan pilihan jawaban sehingga responden dapat memilih

jawaban yang sudah disediakan sesuai pendapat, pengetahuan, dan

perasaannya.

Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan oleh peneliti

adalah kuesioner tentang pengetahuan pertolongan pertama pada korban

tenggelam yaitu dengan soal 20 butir soal yang terdapat jawaban multiple

choice (pilihan ganda) untuk dipilih oleh para responden dengan skor

jawaban yaitu benar skor 2 dan jawaban salah skor 1, apabila responden

mampu menjawab dengan benar pertanyaan yang ada dengan nilai

prosentase 76% – 100% maka dapat dikategorikan tinggi bila jawaban

benar dengan nilai prosentase 56-75 maka dapat dikategorikan sedang,

dan bila menjawab benar dengan nilai prosentase <55% maka dapat di
44

kategorikan rendah. Kuesioner akan diberikan sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan (pre-test) dan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan (pos-test).

F. Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kuesioner. Kuesioner adalah merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

peryataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2015).

a. Peneliti melakukan melakukan perumusan masalah dan identifikasi

masalah

b. Peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang mendukung

penelitian yang akan dilakukan dengan membaca beberapa

referensi dan beberapa jurnal yang bersangkutan dengan

penelitian.

c. Peneliti melakukan mengajukan formulir usulan judul kepada

Ketua Prodi S1 Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti

Wiyata Kediri yang sudah di tanda tangani oleh pembimbing

sebagai pengantar untuk pengambilan data awal.

d. Peneliti menyusun proposal skripsi yang sebelumnya

berkonsultasi dalam penyusunan materi kepada dosen

pembimbing.

e. Peneiliti melakukan revisi proposal skripsi penelitian yang


45

kemudian dikonsultasikan kembali kepada dosen

pembimbing.

f. Peneliti mengajukan permohonan ijin penelitian kepada IIK

Bhakti Wiyata kediri dan kemudian mengajukan permohonan

ijin ke lokasi penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti menetapkan objek penelitian dengan pemilihan

sampel memberikan pre-test kepada sampel untuk

mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam.

b. Peneliti memberikan pendidikan kesehatan dalam melakukan

pertolongan pertama pada korban tenggelam dengan konsep

ceramah dengan menggunakan leaflet, dan edukasi

menggunakan video. Dilakukan 1 kali selama 60 menit.

c. Peneliti melakukan pengambilan data dengan memberikan

post-test kepada sampel untuk mengetahui tingkat

pengetahuan yang dimiliki tentang pertolongan pertama pada

korban tenggelam setelah diberikan pendidikan kesehatan

pertolongan pertama pada korban tenggelam

d. Peneliti melakukan pengolahan data, analisa data dan

menyusun laporan hasil penelitian.

3. Tekhnik Pengolahan Data

a. Editing (pengeditan)
46

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran

data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada

tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul

b. Coding (persandian)

Coding merupakan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri dari beberapa kategori (Notoadmojo 2012). Pada

penelitian ini menggunakan instrument kuesioner dengan jawaban

“Benar” diberi kode 2, “Salah” diberi kode 1. Kemudian untuk

pemberian kode kategorik tingkat pengetahuan yaitu kategori tingkat

pengetahuan baik dengan nilai persentase 76-100% diberi kode “1”,

tingkat pengetahuan cukup dengan nilai 56-75% diberi kode “2”,

tingkat pengetahuan kurang dengan nilai persentase <56% diberi

kode “3”.

c. Data Entry (memasukkan data)

Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah

dikumpulkan ke dalam master table, kemudian membuat distribusi

frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontingesti.

d. Skoring (membuat angka)

Skoring adalah kegiatan memberikan skor atau nilai terhadap

bagian yang perlu diberi skor. Skor yang digunakan:

a. Bila jawaban benar, skor = 2

b. Bila jawaban salah, skor = 1


47

Setelah data terkumpul melalui penyebaran kuesioner

kemudian ditabulasi dan dikelompokkan pada pernyataan

pengetahuan. Setiap jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban yang

salah diberi skor 0. Jawaban responden dari masing-masing

pertanyaan dijumlahkan kemudian diubah dalam bentuk prosentase.

SP
N= x 100 %
SM

Keterangan:

N : Prosentase

SP : Jumlah Jawaban Benar

SM : Jumlah skor maksimal jika semua jawaban benar

Dari skor dapat diprosentasikan untuk tingkat pengetahuan pada

skala ordinal yaitu:

Pengetahuan Baik = 76-100%

Pengetahuan Cukup = 56-75%

Pengetahuan Kurang = <56%

(Arikunto,2010)

G. Analisa data

Analisa data merupakan cara mengolah data agar dapat disimpulkan

atau diinterpretasikan menjadi informasi (Hidayat, 2010).

1. Analisa Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang bertujuan untuk menjelaskan

atau menggambarkan karakteristik masing - masing variabel yang di

teliti.Analisis univariat akan tersaji dalam bentuk distribusi frekuensi


48

(Widyasari&Anika, 2011 dalam kusumastuti, 2014) Variabel yang di

analisis secara univariat dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan.

Hasil uji univariat sebelum diberikan pendidikan kesehatan diperoleh

hasil bahwa tingkat pengetahuan terhadap pendidikan kesehatan pada

seluruh responden memiliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 6

responden (100%). Sedang nya hasil setelah diberikan pendidikan

kesehatanyang naik signifikan dari tingkat pengetahuan yang kurang

menjadi tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 responden (63,7%)

sedangkan pada 2 responden (33,3%) mengalami peningkatan dari tingkat

pengetahuan kurang menjadi tingkat pengetahuan cukup.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuam relawan

tentang pertolongan pertama pada korban tenggegelam dengan melihat

perbandingan pre test – post test, dilakukan uji Wilcoxon untuk

mengetahui pengaruh dari intervensi pendidikan kesehatan tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam.

Sesudah dilakukan pengolahan data pada kedua kelompok

menunjukkan data berdistribusi tidak normal (nilai sig < 0,05), maka

dilakukan uji non parametric test di dapati selisih antara sebelum dan

sesudah di berikan pendidikan kesehatan, dalam artian nilai yang sesudah


49

dari sebelum di berikan dengan nilai mean rank 4,9. Pada nilai signifikansi

pengetahuan adalah 0,027.

H. Etika Penelitian

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat

penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan

langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.

Masalah etika yang harus di perhatikan antara lain adalah sebagai berikut.

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden (Hidayat,

2011).

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, 2011).

3. Confidentially (Kerahasiaan)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua Informasi yang telah dikumpulkan dijamin


50

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan

dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2011).


51

I. Kerangka Kerja

Populasi : Petugas kolam renang di 4 kolam renang kota Kediri


sebanyak 25 responden

Tekhnik sampling :
Total Sampling

Sampel : Tim petugas kolam renang di 4 kolam renang kota Kediri


sebanyak 6 responden yang memenuhi criteria inklusi

Mengukur tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama pada


korban tenggelam (Pre test)

Memberikan pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada


korban tenggelam dengan metode ceramah, leaflet, dan video

Mengukur tingkat pengetahuan tentang pertolongan pertama pada


korban tenggelam (Pos test)

Pengolahan data :

1. Editing
2. Coding
3. Entri data
4. Tabulasi

Uji statistic menggunakan


Wilcoxon

Hasil : Di dapatkan nilai signifikansi pengetahuan adalah 0,027 dan


nilai mean rank 4,9.

Kesimpulan : Ada pengaruh penyuluhan pendidikan kesehatan


pertolongan pertama pada korban tenggelam pada pengetahuan petugas
kolam renang di kota kediri
52

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang


Pertolongan Pertama Pada korban Tenggelam Terhadap Pengetahuan Petugas
Kolam Renang di Kota Kediri
BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada Petugas Kolam

Renang di Kota Kediri, berikut pemaparan hasil penelitian pengaruh

pendidikan kesehatan tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam

terhadap pengetahuan petugas kolam renang di Kota Kediri yang telah

dilaksanakan pada tanggal 10 April 2020. Penelitian ini dilakukan pada 6

responden melalui via Whatsapp, di karenakan keadaan yang tidak

memungkinkan untuk berinteraksi secara langsung dengan orang. Maka

peneliti melakukan penelitian melalui Whatsapp sebanyak 6 orang yang

memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan menggunakan

kuesioner pre test dan post test melalui Google Form. Pada pengumpulan

data pre test dilakukan pada seluruh responden sebelum dilakukan

intervensi untuk mengetahui tingkat pengetahuan responden. Kemudian

pengumpulkan data post test dilakukan selama 15 menit setelah

Pendidikan kesehatan diberikan.

Sebelum penyajian hasil penelitian, terlebih dahulu akan diuraikan

gambaran karakteristik responden.

B. Karakteristik Responden

1. Berdasarkan Pendidikan responden

Tabel V.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pendidikan.
Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)
TidakBersekolah 0 0
54

SD 0 0
SMP 2 33,3
SMA 4 63,7
S1/S2 0 0
Total 6 100
Tabel V.1 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 6

responden, sebagian besar responden memiliki riwayat pendidikan

terakhir SMA yaitu sebanyak 4 responden (63,7 % )

2. Berdasarkan Usia Responden

Tabel V.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Usia Responden

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)


20-30 tahun 4 66.7
31-40 tahun 2 33.3
41-50 tahun 0 0
Total 6 100

Tabel V.2 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 6 responden

sebagian besar dalam rentan usia 20-30 tahun sebanyak 4 responden

( 66.7 % ).

3. Berdasarkan jenis kelamin Responden

Tabel V.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


jenis kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi (n) Persentase (%)


Laki-Laki 6 100
Perempuan 0 0
Total 6 100

Tabel V.3 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa seluruh

responden berjenis kelamin laki-laki (100 % )

4. Berdasarkan pengalaman pelatihan


55

Tabel V.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan


Pengalaman Latihan

Pelatihan Frekuensi (n) Persentase (%)


Pernah 0 0
Tidak Pernah 6 100
Total 6 100

Tabel V.4 Dari tabel diatas menjelaskan bahwa dari 6 responden,

yang tidak pernah mengikuti pelatihan sebanyak 6 responden (100 % )

C. Analisis Univariat

Analisa univariat pada penelitian ini menjelaskan tentang tingkat

pengetahuan pada 6 responden sebelum dan sesudah diberikan pendidikan

Pertolongan Pertama Korban Tenggelam melalui penayangan Video

audiovisual.

1. Tingkat pengetahuan sebelum diberikan pendidikan Pertolongan Pertama

Korban Tenggelam melalui penayangan Video

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

Kuesioner pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan melalui

pemberian media video, maka didapatkan hasil sebagai berikut

Tabel V.5 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan sebelum diberikan


pendidikan kesehatan melalui penayangan Video

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 0 0
Cukup 0 0
Kurang 6 100
Total 6 100
Sumber : Data Primer, 2020
56

Tabel V.5 tentang distribusi frekuensi tingkat pengetahuan sebelum

diberikan pendidikan Pertolongan Pertama Korban Tenggelam melalui

media Video, di dapatkan hasil bahwa seluruh responden memiliki

kategori pengetahuan yang kurang (100%)

2. Tingkat Pengetahuan sesudah diberikan pendidikan Pertolongan Pertama

Korban Tenggelam melalui penayangan video

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan

kuesioner pengetahuan setelah diberikan pendidikan Pertolongan Pertama

Korban Tenggelam melalui media Video, maka di dapatkan hasil yaitu

sebagai berikut:

Tabel V.6 Distribusi Frekuensi tingkat pengetahuan sesudah diberikan


pendidikan kesehatan melalui penayangan video

Tingkat Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)


Baik 4 66,7
Cukup 2 33,3
Kurang 0 0
Total 6 100
Sumber : Data Primer, 2020

Pada tabel V.6 tentang distribusi frekuensi tingkat pengetahuan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan melalui media Video, di dapatkan

hasil bahwa sebagian besar responden masuk kategori pengetahuan baik

sebanyak 4 responden (66,7%)

D. Analisis Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menguji hipotesa dari penelitian untuk

menentukan ada atau tidaknya pengaruh dari pendidikan kesehatan melalui

media video. Pada penelitian ini menggunakan uji statistic non parametric
57

yaitu uji Wilcoxon yang dilakukan dengan menggunakan tingkat kepercayaan

95% (nilai alpha = 0.05)

Tabel V.7 Analisa Bivariat tingkat pengetahuan pendidikan Pertolongan


Pertama Korban Tenggelam pre intervensi dan post intervensi

Tingkat Pengetahuan Frekuensi Mean


Pre Intervensi
Perlakuan 40,9
6
Post Intervensi
Perlakuan 81,8
6
Peningkatan 40,9

Pada tabel V.7 didapati bahwa rata-rata tingkat pengetahuan responden

pre intervensi atau sebelum perlakuan 40.9 sedangkan rata-rata dari post

intervensi atau setelah perlakuan 81,8. padaa table diatas dijelaskan bahwa

terdapat perbedaan tingkat penegtahuan pre intervensi dan post intervensi

dengan peningkatan sebesar 40,9. Hasil dari penelitian juga diperkuat dengan

adanya uji statistic dengan menggunakan uji Wilcoxon, pada uji bivariat

menunjukan nilai p-value yang di dapatkan adalah sebesar 0,027 yang berarti

p<a(a = 0,05). Maka dapat disimpulkan H1 Diterima sehingga ada pengaruh

pemberian pendidikan kesehatan pertolongan pertama korban tenggelam

terhadap tingkat pengetahuan petugas kolam renang di Kota Kediri.


BAB VI

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Analisa Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Pertolongan

Pertama Korban Tenggelam pada Petugas Kolam Renang Kota

Kediri sebelum diberikan Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan data hasil penelitian, diperoleh hasil bahwa tingkat

pengetahuan terhadap pendidikan kesehatan pada semua responden

memiliki pengetahuan yang kurang yaitu sebanyak 6 responden (100%).

Hal tersebut dikarenakan seluruh responden belum pernah mendapatkan

pelatihan atau pendidikan tentang pertolongan pertama pada korban

tenggelam.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indra manusia yaitu penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat

penting dalam bentuk tindakan seseorang (overt behavior)(Notoatmodjo,

2010).

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan salah satunya adalah

faktor usia. Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir.

Semakin bertambahnya usia individu maka semakin berkembang daya

tangkap dan pola pikir semakin baik pengetahuannya (Budiman dan


59

Riyanto, 2013). Dalam penelitian ini, responden yang digunakan dalam

rentang usia 20-30 tahun dan berprofesi sebagai penjaga kolam renang

yang seharusnya mengerti tentang pertolongan pertama korban

tenggelam.

Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi pengetahuan individu

salah satunya adalah informasi terkait dengan belum pernahnya

mendapat informasi dan pelatihan tentang pertolongan pertama korban

tenggelam. Informasi merupakan sesuatu yang dapat diketahui dan

sebagai transfer pengetahuan (Budiman dan Riyanto, 2013). Berdasarkan

data primer tentang informasi terkait penatalaksanaan atau pengenalan

pendidikan kesetan pertolongan pertama korban tenggelam seluruh

responden (100%) belum pernah mendapat informasi tentang pertolongan

pertama korban tenggelam. Menurut Budiman dan Arianto (2013),

informasi dapat mempengaruhi pengetahuan individu. Jika individu

sering mendapatkan informasi tentang suatu pembelajaran maka akan

dapat menambah pengetahuan dan wawasannya, sedangkan individu

yang tidak sering atau tidak pernah menerima informasi maka

pengetahuan dan wawasan tidak akan bertambah.

Menurut hasil data diatas peneliti menyimpulkan bahwa sebelum

diberikan intervensi berupa pengetahuan tentang pertolongan pertama

pada korban tenggelam, pengetahuan yang dimiliki responden masih

tergolong kurang. Hal tersebut dikarenakan belum adanya informasi atau

edukasi dan juga adanya faktor usia yang mempengaruhi kurangnya


60

pengetahuan tentang pertolongan pertama korban tenggelam yang

dimiliki responden. Belum adanya pelatihan terhadap petugas kolam

renang menganai pertolongan pertama korban tenggelam juga menjadi

faktor utama kurang nya tingkat pengetahuan responden.

2. Analisa pengetahuan responden tentang Pertolongan Pertama

Korban Tenggelam pada Petugas Kolam Renang Kota Kediri setelah

dilakukan Pendidikan Kesehatan

Berdasarkan data dari hasil penelitian yang dilakukan pada tingkat

pengetahuan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang

pertolongan pertama pada korban tenggelam yang naik signifikan dari

tingkat pengetahuan kurang menjadi tingkat pengetahuan baik sebanyak

4 responden (63,7%) menurut data peneliti, responden tersebut tidak

pernah mendapatkan informasi dan pelatihan tentang pertolongan

pertama korban tenggelam dan berpendidikan terakhir SMA. Sedangkan

pada 2 responden (33,3%) mengalami peningkatan dari tingkat

pengetahuan kurang menjadi tingkat pengetahuan cukup, menurut data

peneliti, responden tersebut tidak pernah mendapatkan informasi dan

pelatihan tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam dan

berpendidikan terakhir SMP. Dalam hasil penelitian menunjukkan

terjadinya peningkatan pengetahuan dari responden yaitu sebagian

responden memiliki pengetahuan baik. Hal tersebut dapat dilihat dari

meningkatnya jumlah responden dengan pengetahuan yang kurang

menjadi 0%.
61

Hal ini sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2007) menunjukkan

bahwa usia, pendidikan, informasi dan fasilitas merupakan faktor –faktor

yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Pengetahuan

merupakan proses belajar dengan menggunakan pancaindra yang

dilakukan seseorang terhadap objek tertentu untuk dapat menghasilkan

pengetahuan dan ketrampilan. Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan maka, orang tersebut akan semakin luas pula

pengetahuannya, serta juga di karenakan pendidikan adalah suatu usaha

untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar

sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Menurut penjelasan diatas peneliti menyimpulkan bahwa

sesudah diberikan intervensi berupa pendidikan kesehatan tentang

pertolongan pertama korban tenggelam, pengetahuan yang dimiliki

sebagian besar responden tergolong baik. Hal tersebut dikarenakan

pendidikan kesahatan pertolongan pertama korban tenggelam

merupakan suatu kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap petugas

kolam renang.

3. Analisa Pengaruh responden tentang Pertolongan Pertama Korban

Tenggelam pada Petugas Kolam Renang Kota Kediri

Sesudah dilakukan pengolahan data pada kedua kelompok

menunjukkan data berdistribusi tidak normal (nilai sig < 0,05), maka

dilakukan uji Non-Parametrik test (uji Wilcoxon), di dapati selisih


62

antara sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan, dalam artian nilai

yang sesudah pendidikan kesehatan lebih besar dari sebelum pendidikan

kesehatan dengan nilai mean rank 4,9. Pada nilai signifikansi

pengetahuan adalah 0,027, karena nilai signifikansi pre-test dan post-

test kurang dari p-value (sig < 0,05) maka H1 diterima dan H0 ditolak

yaitu ada Pengaruh Penyuluhan Pendidikan Kesehatan Tentang

Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam Terhadap Tingkat

Pengetahuan Petugas Kolam Renang di Kota Kediri.

Hasil ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang

mendekati penanganan pertama korban tenggelam bantuan hidup dasar

oleh, Surhaty tahun 2014 dengan responden berjumlah 50 orang dengan

hasil yang menunjukkan bahwa pengetahuan baik 92,0% dan cukup

yaitu 8,00%, maka disimpulkan bahwa pendidikan kesehatan tentang

bantuan hidup dasar yang ada di dalam penanganan pertama korban

tenggelam menunjukkan adanya pengaruh terhadap peningkatan

pengetahuan.

Petugas kolam renang yang mendapatkan pendidikan kesehatan

tentang pertolongan pertama korban tenggelam mengalami peningkatan

pengetahuan tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam. Hal

ini sesuai dengan Notoatmodjo (2012) bahwa pendidikan kesehatan

dapat mengubah pengetahuan seseorang, masyarakat dalam

pengambilan tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Pendidikan

kesehatan secara umum merupakan segala upaya yang direncanakan


63

untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau

masyarakat dan pendidik atau pelaku pendidikan. Menurut Machfeod

(2005) pendidikan kesehatan merupakan proses perubahan yang

bertujuan untuk mengubah individu, kelompok dan masyarakat menuju

hal-hal yang positif secara terancana melalui proses belajar.

Pada penelitian ini di dapatkan hasil bahwa dari pendidikan

kesehatan tentang pertolongan pertama korban tenggelam dapat

mempengaruhi tingkat pendidikan individu. Hal ini dibuktikan dengan

sebelum diberikan intervensi seluruh responden memiliki pengetahuan

yang kurang yaitu sebanyak 6 responden (100%). Setalah diberikan

pendidikan tingkat pengetahuan responden menjadi meningkat, yaitu

sebanyak 4 responden (63,7%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik,

dan sebanyak 2 responden (33,3%) memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup.

B. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini antara lain sebagai berikut :

Terkendalanya penelitian akibat wabah Covid-19 yang tengah

menyerang di Indonesia sehingga menyebabkan seluruh orang harus

mengisolasi diri nya dirumah, dan keluar sepentingnya saja. Dan hal

tersebut menyebabkan harus ditutup nya tempat-tempat umum termasuk

kolam renang tempat saya akan melakukan penelitian.

Hal tersebut menyebabkan saya tidak dapat berinteraksi langsung

dengan para petugas kolam renang, maka dari itu saya mengambil
64

alternatif lain untuk melakukan penelitian melalui grub whatsapp dengan

responden yang memenuhi criteria inklusi sebanyak 6 responden. Ya itu 1

responden dari kolam renang Tirtayasa, 2 responden dari kolam renang

Pagora, 2 responden dari kolam renang Tirta Indah, dan 1 orang responden

dari kolam renang Surya Taman Wisata.


BAB VII

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan

Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam sebelum diberikan

penyuluhan media audio visual sebagian besar adalah dengan kategori

pengetahuan rendah 6 responden (100%).

2. Tingkat pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan

Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam sesudah diberikan

penyuluhan media audio visual sebagian besar adalah dengan kategori

pengetahuan baik sebanyak 4 reponden (63,7%).

3. Di dapatkan hasil nilai signifikansi pengetahuan 0,027, Karena nilai

signifikansi kurang dari p-value (sig <0,05) maka H1 diterima dan H0

ditolak. Yaitu ada pengaruh penyuluhan pendidikan kesehatan

Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam pada Petugas Kolam

Renang di Kota Kediri.

B. Saran

1. Bagi responden

Diharapkan responden mengikuti pelatihaan tentang pertolongan

pertama korban tenggelam yang bertujuan untuk lebih meningkatkan

pengetahuan pertolongan pertama pada korban tenggelam.

2. Bagi penelitian berikutnya


66

Diharapkan untuk penelitian berikutnya bisa menambahkan jumlah

responden agar diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, lebih bisa

digeneralisasi.

3. Bagi institusi keperawatan

Institusi keperawatan diharapkan mampu menjadi referensi khususnya

tentang pemberian pendidikan kesehatan untuk meningkatkan

pengetahuan tentang pertolongan pertama pada korban tenggelam

4. Bagi lahan penelitin

Diharapkan mengadakan pelatihan tentang pertolongan pertama pada

korban tenggelam kepada petugas kolam renang agar petugas kolam

renang mampu dan tau cara menangani korban tenggelam.


DAFTAR PUSTAKA

A. Aziz, Hidayat. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis


Data. Jakarta : Salemba Medika.

Adi, D. Tilong. 2008. Tekhnik Relaksasi. Jogjakarta : Flash book.

Adid Tilong. 2014. Pertolongan Pertama pada Beragam Penyakit. Yogyakarta :


FlashBook. Hal 150-153.

Alton, T. 2011. First Aid Pertolongan Pertama. Jakarta: Erlangga.

Amin. 20123. Prinsip dan Tujuan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.


Jakarta : Rineka Cipta.

Antonius, Abdul latief, dan Novik. 2015. Buku Ajar Pediatri Gawat Darurat.
Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rhineka Cipta.

Arofah, N.I. 2009. Penanganan Korban Pasca Tenggelam. Yogyakarta: Fakultas


Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta.

Asmandi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.

Budiman dan Agus R. 2013. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan


Sikap Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Chandy, D. 2002. Drowning and Near Drowning : Prevention and Treatmen

Colquhoun MC, Handley AJ and Evans TR. ABC of Resuscitation. Fifth Edition
London: BMJ. 2004 dalam Harry dkk, 2010. Diakses tanggal 21 april
2014.

Dimaio V, Dimaio D. 2001. Death by Drowningin Forensic Pathology. Second


Edition. CRC Press LLC. Page 395-403.

Depdikbud. 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

DLH, D. 2011. Hampir Tenggelam (Near Drowning). Bandung : Departemen


Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
68

Drowning. Available in http://en.wikipedia.org/wiki/drowning. Accesed on 23


Februari 2014.

Dzulfikar. 2014. Pertolongan Pertama Pada Beragam Penyakit. Yogyakarta :


Flash Book.

Effendy, 2009. Tingkat Pengetahuan dan faktor – faktor yang


mempengaruhi.Jakarta : Salemba.

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan. Ed 1. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2017. Metodelogi penelitian keperawatan dan


kesehatan. Jakarta : salemba medika.

Hidayat, A. A. 2012. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Edisi 2.


Jakarta: Salemba Medika.

Hidayat, A.A. 2010. Metode Penelitian Kesehatan Paradigma Kualitatif.


Surabaya: Health Book Publishing.

Hidayat, A.A. 2007. Metode Penelitian Keperawatan dan teknik Analisa Data.
Penerbit Salemba Medika.

Icham. 2013. Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Bidang Kesehatan,


Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta: Fitramaya.

Idham. 2015. Epidemiologi Tenggelam. Jakarta : Flash Book

Kallas H. Drowning and Near Drowning. dalam Dzulfikar, 2011. Diakses tanggal
10 April 2014.

Levin,D.L.,F.C.Morriss,L.O.Toro,L.W. Brink and G. R. Turner (1993). Drowning


and near-drowning dalam Novita.A, 2009. Diakses 7 April 2014.

Niluh. S dan Satria. W. T.2014. Pedoman Praktis Pertolongan Pertama Pada


Kedaruratan. Yogyakarta: Kata Hati.

Nurizal Choirian. 2013. Journal of Sport Sciences and Fitness. Vol 2:1

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soetidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka Cipta.
69

Notoatmodjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rhineka


Cipta.

Notoatmodjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta Rineka Cipta

Notoatmodjo. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka


Cipta

Nursalam. 2014. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.


Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam . 2014. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Novita. Febriani, D, Yunus, F, Antariksa,B. 2009. Relationship Between


Obstructive Sleep Apnea and Cardiovascular. Jurnal Kardiologi
Indonesia. 32(1);45-52

Mubarak. 2009. Perilaku Pendidikan Kesehatan. Surabaya : Universitas


Airlangga

Onyekwelu. E. 2008. Drowning and Near Drowning. Internet Journal of Health.


Dalam Novita, 2009. Diakses tanggal 30 Juni 2018.

Pudjiadi, Latief, Budiwardhana. 2013. Buku Ajr Pediatri Gawat Darurat. Jakarta :
Badan Penerbit IDAI.

Putra. 2014. Hampir Tenggelam (Near Dworning). Bandung : Departemen Ilmu


Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran

Prasetyo,Dimas. 2017. Identifikasi Tingkat Pengetahuan Masyarakat Pesisir


Tentang Pertolongan Pertama Pada Kejadian Tenggelam Di Desa
Batu Gong Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara.

Palmer, Lynn. (2005). Safe Swimming. Parks & Recreation. Diakses tanggal 18
juli 2018: ProQuest Education Journals page. 64.

Rifino, dkk. (2011). Gambaran Temuan Autopsi Kasus Tenggelam di BLU RSU
PROF.Dr.R.D.Kandou Manado Periode Januari 2007-2011. Jurnal
Kesehatan Ilmu Kedokteran Forensik.

Rijal, S. 2001. Tinjauan Pustaka : Near Drowning (Hampir Tenggelam).


70

Ronald, C. 2002. Drowning and Near Drowning. International Child Health


Care:A

Sadulloh, Uyoh, dkk. 2009. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sadulloh, Uyoh, dkk. 2011. Pedagogik Ilmu Mendidik. Bandung : Alfabeta

Santoso, 2003.Drowning and Near Drowning. Internet Journal of Healt. Dalam


Novita, 2009. Diakses tanggal 19 april 2014.

Shepherd, S.M. dan Martin, J. 2005, “Submersion Injury, Near Drowning”.


http://www.emedicine.com/emerg/topic744 dalam Bhetaria, 2010.

Sismadiyanto. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Renang Gaya Crawl Melalui


Multi Stroke Method Aflipper-Float Method. Vol 2 : 1.

Stevenson. 2003. Korban Tenggelam Pada Air. Yogyakarta : Graha Ilmu

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


kualitatif dan R&D). Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sumardiono. 2010. Tugas dan Kewajiban Lifeguart, Jakarta:PT.Gramedia

Susanto, E. 2009. Pelatihan Dasar-Dasar Keamanan Air Bagi Pengawas Kolam


Renang (lifeguard) se-DIY. Inotek

Wawan A dan Dewi M. 2011. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.

Wijayanti. 2009. Fakta Penting Seputar Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta : Book Marks

WHO. 2009. Disease Control Knowledge Into Action. Geneva. : WHO Global
Infobase.

Zulkarnaen I. Hampir Tenggelam Dalam: NN Rahajoe, B Supriyatno, DB


Setyanto, penyunting Buku Ajar Respirologi Anak Edisi Pertama
Jakarta:Ikatan Dokter Anak Indonesia;2008 hlm 427-32
71

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

Jadwal Kegiatan Penelitian

Bulan/Minggu
Februari
N Septemb Oktober Novembe Desembe Januari
April-Mei
Kegiatan -Maret
o er 2018 2018 r2018 r 2018 2018
2018
2018
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan Proposal
Penelitian

2. Sidang Proposal

3. Perbaikan Proposal

4. Pelaksanaan Penelitian

5. Pengolahan Hasil
Penelitian

6. Sidang Skripsi

7. Perbaikan Skripsi

8. Pengumpulan Hasil
Skripsi
72

Lampiran 2

Bimbingan Konsultasi
73

Lampiran 3

Dokumentasi Pengambilan Data Awal


74

Lampiran 4

Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Pagora


75

Lampiran 5

Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Tirtayasa


76

Lampiran 6

Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Tirta Indah


77

Lampiran 7

Surat Ijin Pengambilan Data Awal Kolam Renang Surya Taman Wisata
78

Lampiran 8

Surat Balasan Kolam Renang Pagora


79

Lampiran 9

Surat Balasan Kolam Renang Tirtayasa


80

Lampiran 10

Surat Balasan Kolam Renang Tirta Indah


81

Lampiran 11

Surat Balasan Kolam Renang Surya Taman Wisata


82

Lampiran 12

Power Point

Tug a s Petug a s Kola m Rena ng


Pertolonga n • Menjaga keamanan dan keselamatan

Perta ma Pa da •
pengunjung yang berenang
Membantu dan menolong pengunjung

Korba n Tenggela m yang mengalami kendala/tenggelam


saat berenang

( Ilfi Nur Dia na Agustina ) • Memastikan semua fasilitas di kolam


renang sesuai dengan SOP
• Memahami dalam memberikan
pertolongan pertama pada customer
yang mengalami kecelakaan
• Memastikan semua alat pertolongan
pada tempatnya sehingga memudahkan
dalam pemberian pertolongan pertama

Definisi Pertolong a n
Tujuan Pertolongan Pertama
Perta ma
 Menyelamatkan jiwa korban
Pertolongan pertama adalah
perawatan yang diberikan segera  Mencegah cacat berkelanjutan
pada orang yang cedera atau
mendadak sakit. Pertolongan  Memberikan rasa nyaman pada
pertama tidak menggantikan korban
perawatan medis yang kompeten.
Jika perlu, atau sampai kesempatan  Menunjang proses penyembuhan
pulih tanpa perawatan medis
korban
terpenuhi (Alton Thygerson, 2011).

Cara Memegang dan Membawa


Korban
–Pegangan pada Rambut
Video 1 –Pegangan pada Pelipis
(P e r tolong a n p e rta m a s a a t d i a ir ) –Pegangan pada Dagu

–Pegangan pada Dada

Video 2 TERIMA KASIH


(Pe r to lo n g a n p e rta m a d i d a ra t)
83

Lampiran 13

Design Leaflat
84
85

Lampiran 14

Uji Validitas dan Reabilitas

Dalam uji validitas dan reabilitas, suatu kuisioner dapat dikatakan valid
atau reliable jika hasil r hitung > r tabel.
Table 12.2. Hasil Uji Validitas Quesioner

Pertanyaan R Hitung R Tabel Kesimpulan


Pertanyaan 1 ,732 0,444 Valid
Pertanyaan 2 ,545 0,444 Valid
Pertanyaan 3 ,635 0,444 Valid
Pertanyaan 4 ,770 0,444 Valid
Pertanyaan 5 ,650 0,444 Valid
Pertanyaan 6 ,591 0,444 Valid
Pertanyaan 7 ,811 0,444 Valid
Pertanyaan 8 ,565 0,444 Valid
Pertanyaan 9 ,580 0,444 Valid
Pertanyaan 10 ,818 0,444 Valid
Pertanyaan 11 ,637 0,444 Valid
Pertanyaan 12 ,831 0,444 Valid
Pertanyaan 13 ,817 0,444 Valid
Pertanyaan 14 ,530 0,444 Valid
Pertanyaan 15 ,817 0,444 Valid
Pertanyaan 16 ,833 0,444 Valid
Pertanyaan 17 ,787 0,444 Valid
Pertanyaan 18 ,755 0,444 Valid
Pertanyaan 19 ,905 0,444 Valid
Pertanyaan 20 ,577 0,444 Valid

Karena jumlah sampel untuk dilakukan uji validitas ini ada 20 responden
maka batas nilai r table dengan signifikansi 0,05% (5%) adalah 0,444.
Dari hasil uji validitas yang dilakukan dengan 15 pertanyaan di dapatkan
bahwa 15 pertanyaan questioner tentang pengetahuan IMS valid dan
yang tidak valid 0 pertanyaan

Table 12.2. Hasil Uji Reliabilitas Quesioner


Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's Alpha N of Items


Alpha Based on
Standardized Items

,948 ,948 20
86

Karena nilai cronbach’s alpha adalah 0, 948 (<0,632) maka kuisioner


pengetahuan IMS yang ada dikatakan reliabel.
87

Lampiran 15

LEMBAR KUESIONER

Penelitian Gambaran Pengaruh pendidikan kesehatan tantang pertolongan


pertama pada korban tenggelam terhadap pengetahuan petugas kolam renang di
kota kediri.

I. Data Umum
Petunjuk : Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan
memberi tanda silang (X) pada kolam yang telah disediakan.
1. Usia
a. 20-30 tahun
b. 31-40 tahun
c. < 40 – 50 tahun
d. > 50 tahun
2. Jenis Kelamin
a. Perempuan
b. Laki-laki
3. Sudah berapa lama menjadi penjaga kolam renang?
a. < 5 tahun
b. > 5 tahun
4. Pendidikan
a. Tidak sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Perguruan Tinggi
5. Pernah mendapatkan informasi tentang pertolongan pertama pada kasus
tenggelam?
a. Pernah
b. Tidak pernah
6. Jika pernah dari mana?
88

a. Tenaga kesehatan
b. Media cetak
c. Media elektronik
d. Teman/saudara
7. Apakah sudah pernah mengikuti pelatihan pertolongan pertama korban
tenggelam?
a. Penah
b. Tidak pernah
8. Apabila sudah pernah, berapa kali mengikuti pelatihan?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
II. Data Khusus
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut anda benar !
1. Apa definisi dari pertolongan pertama ?
a. Penyelamatan untuk menolong agar korban tidak meninggal di tempat
kejadian
b. Perawatan yang diberikan segera pada orang yang cedera atau
mendadak sakit
c. Menyelamatkan jiwa korban tenggelam
d. Penyelamatan untuk dibawa ke Rumah Sakit
2. Pertolongan pertama untuk korban tenggelam bertujuan untuk?
a. Menyelamatkan jiwa korban
b. Mencegah dan mengatasi kekurangan oksigen di dalam darah
c. Untuk mengurangi rasa sakit serta mengatasi peristiwa syok yang
mungkin dialami korban
d. Menolong agar korban tidak meninggal ditempat kejadian
3. Mencegah cacat berkelanjutan merupakan ?
a. Tujuan pertolongan
b. Pengertian pertolongan pertama
c. Etika penolong
89

d. Tugas penolong
4. Membantu dan menolong pengunjung yang mengalami tenggelam saat
berenang, memastikan semua fasilitas dikolam renang sesuai dengan SOP,
memahami dalam memberikan pertolongan pertama merupakan tugas
dari ?
a. Kepala kolam renang
b. CS kolam renang
c. Semua pengunjung
d. Pertugas kolam renang
5. Apa tugas penjaga kolam renang ?
a. Untuk menjaga kebersihan sekitar kolam renang
b. Menjaga keamanan dan keselamatan pengunjung yang berenang
c. Sebagai penolong korban tenggelam
d. Untuk menjamin keselamatan diri sekaligus korban
6. Dibawah ini yang termasuk cirri-ciri orang terancam tenggelam yaitu?
a. Tangan berpegangan tepian
b. Posisi kaki diatas air
c. Kepala timbul tenggelam dan berusaha tidak tenggelam serta tangang
menggapai-gapai
d. Kepala diatas permukaan air dan kaki tidak bergerak
7. Dimanakah lokasi memeriksa nadi korban pingsan dewasa?
a. Nadi leher
b. Nadi pergelangan tangan
c. Nadi besar
d. Nadi punggung tangan
8. Apa yang perlu diperhatikan pertama kali pada korban setelah korban
dievakuasi?
a. Adanya patah tulang (cedera)
b. Luka pada tubuh korban
c. Mulut korban
d. Nadi dan nafas
90

9. Jika korban mengalami sesak nafas atau kesulitan dalam bernafas,


bagaimana cara memposisikan tubuh pasien yang benar?
a. Kaki lebih tinggi dari kepala
b. Posisi setengah duduk
c. Tangan kanan korban menopang pada dada
d. Tangan kiri korban ke atas
10. Langkah memberikan bantuan hidup dasar pada korban pertama kali
adalah?
a. Telfon ambulan
b. Panggil korban dengan menepuk bahu nya
c. A3 (Aman diri, lingkungan, korban)
d. Cek nadi dan pernafasan
11. Setelah korban di evakuasi di darat, maka langkah-langkah memberikan
bantuan hidup dasar yang benar adalah?
a. Melihat apakah ada luka-luka pada tubuh korban – Meminta bantuan
b. Memanggil gender korban-A3(Aman diri, Lingkungan, korban)- Cek
pernafasan dan nadi-Meminta bantuan
c. A3 (Aman diri, lingkungan, korban)- Memanggil gender korban-
Meminta bantuan-Cek Pernafasan dan nadi
d. Mencari keluarga korban untuk dilarikan ke Rumah Sakit
12. Setelah penolong memeriksa nadi, jika korban bernafas namun nadi tidak
berdenyut apa yang harus dilakukan?
a. Melaporkan pada kepala kolam renang bahwa telah ada korban
tenggelam
b. Memberi tahu keluarga korban bahwa korban telah meninggal
c. Berusaha untuk memberikan RJP/Penekanan dada
d. Kompres menggunakan air hangat
13. Teknik melakukan tindakan RJP/Penekanan dada yang benar adalah?
a. Meletakkan tangan kanan pada dada korban
b. Meletakkan pangkal telapak tangan yang satu ditengah dada korban
dan letakkan pangkal telapak tangan lainnya diatas tangan yang satu
91

c. Meletakkan tangan kanan dan kiri pada perut korban


d. Meletakkan kedua tangan pada perut dan menekan nya
14. Di bawah ini yang termasuk cara memegang korban pada saat menolong
kecuali?
a. Pegangan pada pelipis
b. Pegangan pada dagu
c. Pegangan pada kepala
d. Pegangan dada
15. Jika petugas mengetahui bahwa ada korban yang tenggelam di tengah
kolam maka tindakan pertama yang harus dilakukan adalah?
a. Langsung masuk ke air untuk mengevakuasi korban
b. Menunggu hingga korban berteriak meminta bantuan
c. Lemparkan alat bantu apung (ban, gabus, pelampung) terlebih dahulu.
d. Berteriak meminta bantuan
16. Apakah nama alat bantu yang paling efektif digunakan untuk menarik
korban yang tenggelam di tengah kolam renang menuju tepian?
a. Tali/tambang
b. Gabus
c. Pelambung
d. Ban
17. Alat bantu yang digunakan penolong untuk menyelamatkan korban
tenggelam, kecuali ?
a. Peluit
b. Tambang/tali
c. Ban dalam
d. Pelampung
18. Setelah melakukan pertolongan di tempat kejadian, kemana penolong
harus membawa korban?
a. Tempat Aman
b. Klinik/Rumah Sakit terdekat
c. Rumah korban
92

d. Ruang ganti
19. Dibawah ini yang merupakan tujuan pertolongan pertama, kecuali?
a. Mencegah cacat berkelanjutan
b. Menyelamatkan jiwa korban
c. Memberikan rasa nyaman pada korban
d. Mengancam jiwa korban
20. Apa tujuan dari RJP / Penekanan dada ?
a. Mengembalikan kembali denyut nadi/jantung
b. Agar korban sadar
c. Agar korban bisa bernafas kembali
d. Agar korban tidak ada cedera
93

Lampiran 16

KISI-KISI SOAL

Parameter Nomor Soal Kunci Jawaban


Definisi Pertolongan Pertama 1 B
Tugas Petugas Kolam Renang 4 D
5 B
Tujuan Pertolongan Pertama 2 A
3 A
19 D
Cara melakukan tindakan 6 C
pertama pada korban tenggelam 7 A
8 D
9 B
10 C
11 C
12 C
13 B
14 D
15 C
20 A
Alat bantu 16 A
17 A
18 B
94

Lampiran 17

LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN BAGI RESPONDEN

PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ilfi Nur Diana Agustina

NIM : 10216014

Alamat : Ringinanom 03/02, Udanawu, Blitar, Jawa Timur

Pekerjaan : Mahasiswa S1 Keperawatan IIK Bhakti Wiyata Kediri

Bermaksud melaksanakan penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir

yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesetahan Tentang Pertolongan Pertama

Pada Korban Tenggelam Terhadap Pengetahuan Petugas Kolam Renang Di Kota

Kediri”

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui ada tidaknya Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang

Pertolongan Pertama pada Korban Tenggelam terhadap Pengetahuan

Petugas Kolam Renang di Kota Kediri.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan

Pendidikan Kesehatan tentang Pertolongan Pertama pada Korban

Tenggelam.

b. Menganalisis pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap pengetahuan

Petugas Kolam Renang di Kota Kediri.


95

B. Perlakuan yang ditetapkan pada subjek

Desan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

Pre Experimental One Group Pre-test Post-test. Dengan memberikan

lembaran quesioner terkait pertolongan pertama pada korban tenggelam untuk

diisi oleh responden. Setelah itu peneliti memberikan pendidikan kesehatan

menggunakan media video, Power Point dan Leaflat. Setelah diberikan

pendidikan kesehatan peneliti memberikan lembar quesioner untuk mengukur

ada tidak nya pengaruh setelah diberikan pendidikan kesehatan.

C. Waktu dan Tempat Observasi

Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Maret 2020 di Kolam

Renang Kota Kediri.

D. Manfaat Penelitian

Menambah pengetahuan responden tentang pertolongan pertama pada

korban tenggelam di kolam renang.

E. Bahaya Potensial

Tidak ada bahaya potensial atau risiko penelitian yang diakibatkan oleh

keterlibatan Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden dalam penelitian ini, hal ini

dikarenakan penelitian ini berupa pengambilan data responden dengan

quesioner.

F. Hak Untuk Undur Diri

Keikutsertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan

Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden berhak untuk menolak memberikan

jawaban kapan pun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang merugikan.


96

G. Adanya Jaminan Kerahasiaan Data

Peneliti menjamin kerahasiaan identitas serta informasi yang

Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden berikan. Informasi yang

Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden berikan akan digunakan untuk

pengembangan ilmu dan tidak akan digunakan untuk maksud lain.

H. Pernyataan Kesediaan

Apabila Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden telah memahami

penjelasan dan setuju sebagai responden dalam penelitian ini, mohon

menandatangani surat pernyataan bersedia berpartisipasi sebagai responden

penelitian.

I. Informasi Tambahan

Bapak/Ibu/Saudara Calon Responden dapat menanyakan semua hal

yang berkaitan dengan penelitian ini dengan menghubungi peneliti.

Kediri, 2019

Yang menerima penjelasan Peneliti

(..........................................) Ilfi Nur Diana A


97

Lampiran 18

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Setelah membaca dan memahami isi dan penjelasan pada lembar


permohonan menjadi responden, dan mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan
manfaat dari penelitian ini, maka saya :

Nama :
Alamat:

Menyatakan BERSEDIA/TIDAK BERSEDIA *) untuk turut


berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi SI Keperawatan Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata
Kediri, yaitu :

Nama : Ilfi Nur Diana Agustina


NIM : 10216014
Judul : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pertolongan Pertama Pada
Korban Tenggelam Terhadap Pengetahuan Petugas Kolam Renang di Kota Kediri

Saya memahami bahwa penelitian ini tidak membahayakan dan tidak


merugikan saya dan keluarga saya. Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan
tanpa ada paksaan dari siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat utnuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.

*) Coret yang tidak perlu

Kediri,.......................... 2019

Pelaksana Peneliti Saksi Responden

(ILFI NUR DIANA A) ( )

Responden

( )

Lampiran19
98

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Bidang Studi               : Kurangnya Pengetahuan

Topik                           : Pertolongan Pertama Korban Tenggelam

Sasaran                        : Petugas Kolam Renang di Kota Kediri

Tempat                        : Kolam Renang di Kota Kediri

Hari/Tanggal               : Senin, Januari 2020

Waktu                         : 1x60 menit

A. Tujuan Instruksional

1) Tujuan Instruksional Umum

Setelah diberikan penyuluhan selama 60 menit diharapkan sasaran mampu

memahami tentang Pertolongan Pertama Korban Tenggelam.

2) Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit, diharapkan sasaran mampu :

 Mengetahui tentang definisi pertolongan pertama

 Mengetahui tentang tujuan pertolongan pertama

 Mengetahui tugas penjaga kolam renang

 Mengetahui cara melakukan tindakan pertolongan pertama

 Mengetahui alat bantu yang digunakan saat menolong korban

B. Karakteristik Sasaran

Kolam Renang di Kota Kediri

C. Waktu Pelaksanaan
99

Hari Senin, 1 Januari 2020 pukul 09.00 – 09.30 WIB

D. Metode

a) Audio Visual

b) Ceramah

c) Tanya Jawab

E. Media

Video, Power Poin, Leflat

F. Susunan Panitia

Pemateri : Ilfi Nur Diana A

G. Evaluasi

1.) Standar persiapan

a. Menyiapkan materi penyuluhan

b. Menyiapkan Power Poin

c. Menyiapkan Video

d. Menyiapkan leaflet

2.) Standar proses

a. Membaca buku referensi tentang Pertolongan Pertama

b. Memberi penyuluhan tentang Pertolongan Pertama

3.) Standar hasil

a. Klien mampu menyebutkan langkah-langkah pertolongan pertama

pada korban tenggelam

b. Klien dapat memahami materi tentang Pertolongan pertama pada

korban tenggelam
100

H. Kegiatan Penyuluhan

  
Tahap Kegiatan
Waktu
kegiatan Penyuluh Sasaran
a. Membuka acara dengan Menjawab salam
mengucapkan salam kepada
sasaran
b. Memperkenalkan diri Memperhatikan
kepada sasaran penyuluh
5 menit Pendahuluan c. Menyampaikan topik, Mendengarkan penyuluh
maksud dan tujuan penkes menyampaikan topik dan
kepada sasaran tujuan.
d. Kontrak waktu untuk Menyetujui kesepakatan
kesepakatan pelaksanaan waktu pelaksanaan
penkes dengan sasaran penkes
a. Menggali kemampuan Menyampaikan
responden tentang materi pengetahuannya tentang
yang akan disampaikan. materi penyuluhan
b. Memberikan penjelasan Mendengarkan penyuluh
tentang materi yang akan menyampaikan materi
diberikan kepada sasaran
dengan menggunakan
video, power poin dan 3.   
20 menit Kegiatan inti
leaflet sebagai pedoman
c. Memberikan kesempatan Bertanya tentang materi
kepada sasaran untuk yang telah diberikan
bertanya.
d. Memberikan pertanyaan Menjawab pertanyaan
kepada sasaran tentang
materi yang sudah
disampaikan penyuluh
a. Menyimpulkan dan Mendengarkan penyuluh
mengklarifikasi materi menyimpulkan materi
penyuluhan yang telah
disampaikan kepada
sasaran
b. Membuat perencanaan dari2.  Menyepakati 
5 menit Penutup
materi yang telah perencanaan tindak
disampaikan lanjut.
c. Menutup acara dan
mengucapkan salam serta Mendengarkan penyuluh
terima kasih kepada menutup acara dan
sasaran. menjawab salam
101

MATERI PENYULUHAN

1. Definisi Pertolongan Pertama


Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan segera pada
orang yang cedera atau mendadak sakit. Pertolongan pertama tidak
menggantikan perawatan medis yang kompeten. Jika perlu, atau sampai
kesempatan pulih tanpa perawatan medis terpenuhi (Alton, 2011).

2. Tugas Petugas Kolam Renang


Tugas petugas kolam renang adalah menjaga keamanan dan
keselamatan pengunjung yang berenang, membantu dan menolong
pengunjung yang mengalami kendala/tenggelam saat berenang, memastikan
semua fasilitas di kolam renang sesuai dengan sop, memahami dalam
memberikan pertolongan pertama kepada customer yang mengalami
kecelakaan, memastikan semua alat pertolongan pada tempatnya sehingga
memudahkan dalam memberikan pertolongan. (Susanto, 2009)
Tujuan utama penjaga kolam renang atau lifeguard adalah untuk
mengajar bagaimana menanggapi keadaan darurat pada saat kecelakaan. Hal
ini juga bagian tugas mereka untuk mencegah tenggelam. Team insruktur
berpengalaman memberikan berbagai macam pelatihan seperti teknik renang,
dan kemampuan penyelamatan cepat dan tanggap (Choiran, 2013).
3. Tujuan Pertolongan Pertama
Tujuan pertolongan pertama menurut (Arofah, 2009) :
a. Menyelamatkan jiwa korban. Keselamatan jiwa korban adalah tujuan
paling utama dari sebuah tindakan pertolongan.
b. Mencegah cacat berkelanjutan. Tindakan pertolongan pertama darurat
selain ditunjukan untuk menyelamatkan nyawa, juga untuk mencegah
kemungkinan cacat berkelanjutan. Setelah keselamatan nyawa korban
tercapai, seorang penolong harus memerhatikan kondisi korban dimana
102

terdapat kemungkinan-kemungkinan yang mengarah kepada kecacatan


berkelanjutan.
c. Memberikan rasa nyaman pada korban. Setelah dua poin tersebut di atas
tercapai, tindakan pertolongan diupayakan mengarah kepada memberikan
rasa nyaman pada korban. Rasa nyaman akan mengurangi kondisi
kepanikan korban sehingga mental korban terkondisikan.
d. Menunjang proses penyembuhan korban. Terakhir, tindakan pertolongan
diarahkan kepada proses penyembuhan. Sebelum korban sampai di
fasilitas medis, korban berhak mendapatkan tindakan pertolongan yang
menunjang kesembuhan cedera.
4. Ciri-ciri Orang Tenggelam
Menurut BASARNAS, 2014 ciri-ciri orang terancam tenggelam yaitu:
a. Posisi kepala diatas air
b. Tangan menggapai-gapai
c. Badan setengah membungkuk
d. Kaki bergerak-gerak
e. Kepala mendongak keatas
f. Kepala timbul tenggelam dan berusaha tidak tenggelam
g. Sama sekali tidak mengangkat tangan
h. Kaki tidak bergerak
i. Kepala cenderung dibawah permukaan air
5. Alat Bantu

Cara menolong yang efisien dan efektif adalah menggunakan alat


bantu seperti berikut : (Arofah, 2009)

a. Tongkat/Kayu
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada di samping anda
saat mengajar renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter
dan garis tengahnya 2 cm. Cara penggunaannya apabila ada peristwa
mendadak dan siswa membutuhkan pertolongan, dimana posisinya dekat.
103

Maka anda tinggal menyodorkan tongkat tersebut supaya dipegang, anda


tidak usah capek-capek terjun dan membawa korban di dalam kolam.
b. Tambang Plastik
Alat bantu tambang plastik yang panjangnya 5 meter dan besarnya
sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan pada celana
renang. Cara penggunaannya apabila saat mengajar ada siswa yang
membutuhkan pertolongan, segera tambang tersebut dibuka dan
dilemparkan kepada korban, ujung tambang dipegang oleh anda, apabila
korban sudah memegangnya, tarik ke tepi kolam. Alat bantu tambang
dipergunakan apabila jarak dengan korban 3-4 meter.
c. Ban dalam
Ban dalam yang diikatkan pada tambang yang panjangnya 15
meter. Cara penggunaannya apabila ada siswa yang membutuhkan
pertolongan segera anda melemparkan ban tersebut ke arah korban, beri
petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi kolam.
d. Pelampung/sterofom
Pelampung yang tipis atau yang bulat, diikat dengan tambang
plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang bila akan
dibawa untuk menolong korban. Cara penggunaannya apabila pada
waktu ada siswa yang perlu ditolong, segera mengaitkan tali pelampung
ke belakang celana ranang kemudian segera melompat ke arah korban.
Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk. Apabila korban sudah
pingsan maka pelampung disimpan di bawah leher korban.
6. Cara Memegang dan Membawa Korban
Setidaknya ada tindakan cepat apabila terjadi kecelakaan di air seperti
tenggelam misalnya. Cara memegang korban pada saat menolong ada 4
macam antara lain (Arofah, 2009) :
a. Pegangan pada rambut
Pegangan pada rambut dilakukan dengan satu tangan, apabila
pegangan dilakukan dengan dilakukan dengan tangan kiri, maka si
penolong berada di bawah sebelah kiri korban. Dan membawanya ke tepi
104

kolam dengan menggunakan gaya bebas meyamping. Usahakan posisi


korban tubuhnya terlentang, sehingga mulut dan hidungnya tetap berada di
atas permukaan air, pegangan pada rambut sangat sulit dilakukan kecuali
keadaan korban pingsan.
b. Pegangan pada pelipis
Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan,
apabila sudah berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya dengan
dua tangan , kemudian membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan
gaya dada dalam posisi terlentang. Usahakan mulut dan hidung korban
selalu berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan pegangan
pelipis korban lebih efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.
c. Pegangan pada dagu
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi
badan sudah berada dibelakang korban, maka usahakan tubuhnya menjadi
terlentang, kemudian tanganmemegang dagu korban dan segera dibawa ke
tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara meolong korban
dengan pegangan pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada
pegangan pelipis.
d. Pegangan pada dada
Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada
korban dengan satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi
tubuh anda berada di sebelah kiri korban, kemudian bergerak membawa
korban ke tepi kolam dengan gerakan gaya dada menyamping, cara
menolong ini kurang efisien karena banyak menghabiskan tenaga dan
sangat sulit jika korbannya tidak tenang.
7. Tindakan Pertolongan Pertama
a. Kram
Kram sering dialami oleh siswa yang sedang belajar renang,terjadi
akibat gerak renang yang melelahkan otot. Kram juga dapat terjadi akibat
suhu dingin dan kekurangan cairan garam di dalam tubuh. Yang paling
parah bila terjadi kram perut, apabila terjadi kram perut pada siswa saat
105

belajar renang tidak ada alternatif lain segera dibawa ke dokter (Susanto,
2009).
Menurut Tilong (2008), penanganan kram:
1) Kram pada kaki
a) Korban dibantu berdiri dan berat badannya ditahan dengan kaki
bagian depan. Setelah kejang pertama berlalu, pijat kakinya.
b) Pemijatan juga bisa dilakukan pada jari kaki korban yang kaku ke
arah yang berlawanan secara perlahan. Tindakan ini bertujuan
untuk meregangkan kembali otot yang memendek akibat kram.
c) Pijatan juga bisa dilakukan pada punggung kaki hingga
keseluruhan telapak kaki.
2) Kram pada perut
a) Kram perut terjadi berkepanjangan, misalnya sudah lebih dari 30
menit tapi belum juga membaik, dapat mengatasinya dengan
menghangatkan bagian perut.
b) Celupkan kain kompres ke dalam air hangat, kemudian tempelkan
pada perut.
c) Dalam keadaan darurat, bisa memanfaatkan botol plastik yang
diisi air hangat.
d) Atau dapat mengoleskan minyak kayu putih secukupnya.
b. Pingsan/Tidak sadar
Menurut Susanto (2009) pingsan dapat terjadi karena kelelahan
saat berenang atau karena mengidap penyakit lain seperti thypus atau
ayan. Pertolongan pertama pada korban tenggelam adalah sebagai
berikut:
1) Danger
Pastikan Aman diri, aman lingkungan dan Aman penolong
2) Respon
Cek respon korban, penolong harus melakukan upaya agar
memastikan kesadaran korban dapat dengan cara menyentuh,
106

menggoyangkan bahu korban dan bertanya “Pak/Bu apakah kamu


baik-baik saja?”
3) Shout for Help
Panggil bantuan orang disekitar dengan cara berteriak atau
menelpon ambulans terdekat. Pada waktu meminta bantuan sebutkan :
a) Lokasi kejadian
b) Jenis kejadian
c) Banyak korban
d) Kondisi korban
e) Bantuan yang di berikan
4) Airway
Jalan napas berarti apakah pernapasan korban tidak lancar atau
bebas. Hal ini dapat dengan mudah diketahui apakah korban masih
berhembus napasnya melalui hidung atau mulut. Jika pernapasan tidak
lancar bebaskan jalan nafas melalui head tilt–chin lift. Caranya dengan
meletakkansatu tangan pada dahi korban, lalu mendorong dahi korban
ke belakang agar kepala menengadah dan mulut sedikit terbuka (Head
Tilt) Pertolongan ini dapat ditambah dengan mengangkat dagu (Chin
Lift). Bisa juga menggunakan jaw thrust yaitu dengan mengangkat
dagu sehingga deretan gigi Rahang Bawah berada lebih ke depan dari
pada deretan gigi Rahang Atas.
5) Breathing
Pernapasan berarti apakah pernapasan korban masih ada atau
tidak. Tindakan yang dilakukan adalah meraba keluarnya napas
korban, dari hidung atau mulut. Jika tidak ada berikan ventilasi
sebanyak 2 kali. Pemberian ventilasi dengan jarak 1 detik diantara
ventilasi.
Perhatikan kenaikan dada korban untuk memastikan volume
tidal yang masuk adekuat. Untuk pemberian mulut ke mulut
langkahnya sebagai berikut:
a) Memastikan hidung korban terpencet rapat
107

b) Ambil nafas seperti biasa (jangan terlalu dalam)


c) Buat keadaan mulut ke mulut yang serapat mungkin
d) Berikan satu ventilasi tiap satu detik
e) Kembali ke langkah ambil nafas hingga berikan nafas kedua
selama satu detik.

Jika tidak memungkinkan untuk memberikan pernafasan


melalui mulut korban dapat dilakukan pernafasan mulut ke hidung
korban.

Untuk pemberian melalui bag mask pastikan menggunakan


bag mask dewasa dengan volume 1-2 L agar dapat memberikan
ventilasi yang mememnuhi volume tidal sekitar 600 ml.

Setelah terpasang advance airway maka ventilasi dilakukan


dengan frekuensi 6-8 detik/ventilasi sekitar 8-10 nafas/menit dan
kompresi dada dapat dilakukan tanpa interupsi. Jika pasien
mempunyai denyut nadi namun membutuhkan pernafasan bantuan,
ventilasi dilakukan dengan kecepatan 5-6 detik/nafas atau sekitar 10-
12 nafas/menit dan memeriksa denyut nadi kembali setiap 2 menit.

6) Circulation
Meraba dan menentukan denyut nadi karotis dan jika tidak
ditemukan denyut nadi, maka dilanjutkan dengan melakukan kompresi
dada.
a) Lokasi : Setengah bagian bawah tulang dada
b) Cara :
1) Bebaskan dada korban dari pakaian
2) Pastikan pangkal telapak tangan dominan diatas tulang dada
(titik tumpu kompresi)
3) Pangkal telapak tangan satunya diletakkan diatas tangan yang
sudah berada di titik kompresi
c) Prinsip pijat jantung
108

1) Penolong mengambil posisi tegak lurus diatas dada pasien


dengan siku lengan lurus
2) Tekan sedalam 5-6 cm secara cepat dan kuat
3) 30 kali kompresi dada diikuti 2 kali nafas buatan
4) Evaluasi tiap 3 siklus: cek nadi dan cek napas
109

Lampiran 20

Surat Keterangan Kelayakan Etika Penelitian


110

Lampiran 21

Surat Ijin Penelitian


111
112

Lampiran 22

Dokumentasi Penelitian
113
114
115
116

Lampiran 23

Tabulasi Data Pre-Test dan Post-Test Tingkat Pengetahuan


117

P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 TOTAL NILAI TINGKAT


0 0 0 1 0 1 1 0 1 5 45,4545 Kurang
0 0 1 0 0 1 0 1 0 3 27,2727 Kurang
0 0 1 1 0 0 1 0 0 4 36,3636 Kurang
1 1 0 0 1 0 1 0 0 5 45,4545 Kurang
1 1 0 0 1 0 0 1 1 6 54,5455 Kurang
0 0 1 1 0 1 0 0 0 4 36,3636 Kurang
                       
                       
1 0 1 1 0 1 1 0 1 8 72,7273 Cukup
1 1 1 0 1 1 0 1 0 7 63,6364 Cukup
1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 81,8182 Baik
1 1 0 1 1 1 1 1 1 10 90,9091 Baik
1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 90,9091 Baik
1 0 1 1 1 1 1 1 1 10 90,9091 Baik

Lampiran 24

Karakteristik Responden

Jenis Kode Kode Kode PRE Nilai PRE Tingkat KODE POST Nilai POST Tingkat KODE
n Kelamin JK Umur Umur Pendidikan Pendidikan Pengetahuan Pengetahuan PRE Pengetahuan Pengetahuan POST

1 L 1 2 2 SMP 1 45,4545 Kurang 3 72,7273 Cukup 2


118

2 L 1 2 2 SMP 1 27,2727 Kurang 3 63,6364 Cukup 2

3 L 1 1 2 SMA 2 36,3636 Kurang 3 81,8182 Baik 1

4 L 1 1 2 SMA 2 45,4545 Kurang 3 90,9091 Baik 1

5 L 1 1 2 SMA 2 54,5454 Kurang 3 90,9091 Baik 1

6 L 1 1 1 SMA 2 36,3636 Kurang 3 90,9091 Baik 1


119

Lampiran 25

Hasil Uji Statistik

Frequency Table

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 20-30 th 4 66.7 66.7 66.7

31-40 th 2 33.3 33.3 100.0

Total 6 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 6 100.0 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMP 1 16.7 16.7 16.7

SMA 5 83.3 83.3 100.0

Total 6 100.0 100.0


120

lama menjadi petugas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid < 5 th 4 66.7 66.7 66.7

> 5 th 2 33.3 33.3 100.0

Total 6 100.0 100.0

pengalaman pelatihan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid pernah 2 33.3 33.3 33.3

tidak pernah 4 66.7 66.7 100.0

Total 6 100.0 100.0

FREQUENCIES VARIABLES=PEtingkatpengetahuan POtingkatpengetahuan
121

Pre-test tingkat Post-test tingkat


pengetahuan pengetahuan

N Valid 6 6

Missing 0 0

Mean 3.00 1.33

Median 3.00 1.00

Mode 3 1

Std. Deviation .000 .516

Sum 18 8

Frequency Table

Pre-test tingkat pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 6 100.0 100.0 100.0

Post-test tingkat pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid baik 4 66.7 66.7 66.7

cukup 2 33.3 33.3 100.0

Total 6 100.0 100.0


122

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks

Post-test pengetahuan - Pre- Negative Ranks 0a .00 .00


test pengetahuan
Positive Ranks 6b 3.50 21.00

Ties 0c

Total 6

a. Post-test pengetahuan < Pre-test pengetahuan

b. Post-test pengetahuan > Pre-test pengetahuan

c. Post-test pengetahuan = Pre-test pengetahuan

Test Statisticsb

Post-test
pengetahuan -
Pre-test
pengetahuan

Z -2.207a

Asymp. Sig. (2-tailed) .027

a. Based on negative ranks.

b. Wilcoxon Signed Ranks Test


123

Anda mungkin juga menyukai