PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Mobilitas dan aktivitas adalah hal yang vital bagi kesehatan total
lansia sehingga perawat harus banyak memiliki pengetahuan dalam
pengkajian dan intervensi muskuloskeletal. Perawat memainkan dua
peranan penting. Pertama, mempraktikkan promosi kesehatan jauh sebelum
berusia 65 tahun dapat menunda dan memperkecil efek degeneratif dari
penuaan. Penyakit muskuloskeletal bukan merupakan konsekuensi penuaan
yang tidak dapat dihindari dan karenanya harus dianggap sebagai suatu
proses penyakit spesifik, tidak hanya sebagai akibat dari penuaan.
Artritis Reumatoid (AR) adalah suatu penyakit otoimun sistemik
yang menyebabkan peradangan pada sendi. Penyakit ini ditandai oleh
peradangan sinovium yang menetap, suatu sinovitis proliferatifa kronik non
spesifik. Dengan berjalannya waktu, dapat terjadi erosi tulang, destruksi
(kehancuran) rawan sendi dan kerusakan total sendi.
Artritis Reumatoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal
dan tersebar luas di seluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok
etnik. Prevalensi Artritis Reumatoid adalah sekitar 1 persen populasi
(berkisar antara 0,3 sampai 2,1 persen). Artritis Reumatoid lebih sering
dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita dan pria sebesar 3 : 1.7
Perbandingan ini mencapai
mampu
mengetahui
anatomi
fisiologi
sistem
persendian.
2. Mahasiswa mampu mengetahui pengertian rematoid artritis.
3. Mahasiswa mampu mengetahui penyebab terjadinya rematoid
artritis.
4. Mahasiswa mampu mengetahui patofisiologi rematoid artritis.
5. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala yang muncul pada
rematoid artritis.
6. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan keperawatan yang
dapat diberikan pada pasien yang mengalami rematoid artritis.
7. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan yang bisa
dilakukan pada pasien dengan masalah rematoid artritis.
1.4. Manfaat
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian arthritis reumatoid
2. Mahasiswa mampu memahami etiologi arthritis reumatoid
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi arthritis reumatoid
4. Mahasiswa mampu memahami manifestasi klinik arthritis reumatoid
5. Mahasiswa lebih mampu memahami pemeriksaan diagnosk arthritis
reumatoid
6. Mahasiswa mengetahui komplikasi arthritis reumatoid
7. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan arthritis reumatoid
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1. Anatomi dan Fisiologi
Suatu artikulasi, atau persendian, terjadi saat permukaan dari
dua tulang bertemu, adanya pergerakan atau tidak bergantung pada
sambungannya. Persendian dapat diklasifikasi menurut struktur dan menurut
fungsi persendian.
2.1.1. Klasifikasi Struktural Persendian
a. Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan ikat fibrosa.
b. Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan jaringan kartilago.
c. Persendian sinovial memiliki rongga sendi dann diperkokoh
dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnnya.
2.1.2. Klasifikasi Fungsional Persendian
a. Sendi sinartrosis atau sendi mati.
1) Sutura adalah sendi yang dihubungkan dengan jaringan ikat
fibrosa rapat dan hanya ditemukan pada tulang tengkorak.
Contoh sutura adalah sutura sagital dan sutura parietal.
adalah
sendi
yang
tulang-tulangnya
2) Sinkondrosis
dan
pembebasan
radikal
oksigen
bebas,
leukotrien,
juga
menyebabkan
terjadinya
degranulasi
mast
cell
yang
10
2.5. WOC
Antigen penyebab RA berada pada membran sinovial
Monosit & makrofag mengeluarkan IL-1
Aktivasi sel CD4+
Sekresi IL-2
Merangsang pembentukan
IL-3 dan IL 4
Kurangnya pemajanan/mengingat
Kurang pengetahuan
Penebalan membran sinovial
Menyentuh serabut C
Nyeri
Terbentuk tannus
Pembentukan radikal oksigen bebas
Kartilago nekrosis
Terbentuk nodul
Depolimerasi hialorunat
Deformitas sendi
Erosi kartilago
Adhesi permukaan sendi
Ankylosis fibrosa
Pemendekan tulang
Kontraktur
Risiko cedera
Keterbatasan gerak
Kurang perawatan diri
12
2. Secara radiologis, kerusakan tulang pipih atau tulang rawan dapat dilihat.
Pasien mungkin mengalami keterbatasan gerak tetapi tidak ada
deformitas sendi.
3. Jaringan ikat fibrosa yang keras menggantikan pannus, sehingga
mengurangi ruang gerak sendi. Ankilosis fibrosa mengakibatkan
penurunan gerakan sendi, perubahan kesejajaran tubuh, dan deformitas.
Secara radiologis terlihat adanya kerusakan kartilago dan tulang.
4. Ketika jaringan fibrosa mengalami kalsifikasi, ankilosis tulang dapat
mengakibatkan terjadinya imobilisasi sendi secara total. Atrofi otot yang
meluas dan luka pada jaringan lunak seperti medula-nodula mungkin
terjadi.
13
14
perawatan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan.
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
penderita.
3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada
sendi.
4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang
lain.
2.9.1 Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pendidikan
Pendidikan yang diberikan meliputi pengertian, patofisiologi
(perjalanan
penyakit),
penyebab
dan
perkiraan
perjalanan
15
(prognosis)
penyakit
ini,
semua
komponen
program
penatalaksanaan termasuk regimen obat yang kompleks, sumbersumber bantuan untuk mengatasi penyakit ini dan metode efektif
tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses
pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.
2. Istirahat
Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah
yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap
hari, tetapi ada masa dimana penderita merasa lebih baik atau lebih
berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi beberapa
kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
3. Latihan Fisik dan Termoterapi
Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua
sendi yang sakit, sedikitnya dua kali sehari. Obat untuk
menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai latihan.
Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Latihan dan termoterapi ini paling baik diatur
oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan khusus,
seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan
dapat merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah
oleh adanya penyakit.
2.9.2 Penatalaksanaan Medikamentosa
1. Penggunaan OAINS
Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) umum nya diberikan
pada penderita AR sejak masa dini penyakit yang dimaksudkan
untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang seringkali
dijumpai walaupun belum terjadi proliferasi sinovial yang
bermakna. Selain dapat mengatasi inflamasi, OAINS juga
memberikan efek analgesik yang sangat baik. OAINS terutama
bekerja dengan menghambat enzim siklooxygenase sehingga
menekan sintesis prostaglandin. Masih belum jelas apakah
16
harian,
berupa
penurunan
ketajaman
penglihatan,
17
18
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien tergantung pada keparahan dan
keterlibatan organ-organ lainnya (misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal),
tahapan misalnya eksaserbasi akut atau remisi dan keberadaaan bersama
bentuk-bentuk arthritis lainnya.
1. Aktivitas/ istirahat
a. Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan
stres pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi bilateral
dan simetris. Limitasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,
waktu senggang, pekerjaan, keletihan.
b. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak, atrofi otot, kulit,
kontraktor/ kelaianan pada sendi.
2. Kardiovaskuler
a. Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki ( mis: pucat intermitten,
sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali
normal).
3. Integritas ego
a. Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis : finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan,
faktor-faktor
hubungan.
Keputusan
dan
cairan
adekuat:
mual,
anoreksia
Kesulitan
untuk
mengunyah.
b. Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada membran mukosa.
5. Hygiene
19
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
pemajanan/mengingat.
3.3. Rencana Intervensi
3.3.1. Nyeri berhubungan dengan pelepasan mediator kimia (bradikinin).
1. Tujuan
Dalam waktu 2 x 60 menit setelah diberikan tindakan keperawatan
skala nyeri berkurang
2. Kriteria Hasil
a. Skala nyeri berkurang
b. Pasien dapat beristirahat
20
Panas
meningkatkan
relaksasi
otot
dan
mobilitas,
21
2) D-penisilamin
R/ Mengontrol efek sistemik reumatoid artritis jika terapi
lainnya tidak berhasil.
h. Bantu dengan terapi fisik, misal sarung tangan parafin.
R/ Memberi dukungan panas untuk sendi yang sakit.
i. Siapkan intervensi operasi (sinovektomi).
R/ Pengangkatan sinovium yang meradang mengurangi nyeri
dan membatasi progresif perubahan degeneratif.
3.3.2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan
otot.
1. Tujuan
Dalam waktu 1 x 24 jam setelah diberikan tindakan keperawatan
kekuatan otot pasien meningkat
2. Kriteria Hasil
a. Mempertahankan fungsi posisi dengan pembatasan kontraktur.
b. Mempertahankan atau meningkatkan kekuatan dan fungsi dari
dan/atau kompensasi bagian tubuh.
c. Mendemostrasikan
teknik/perilaku
yang
memungkinkan
melakukan aktivitas.
3. Intervensi
MANDIRI
a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi.
R/ Tingkat aktivitas atau latihan tergantung dari perkembangan
proses inflamasi.
b. Pertahankan
tirah
baring/duduk.
Jadwal
aktivitas
untuk
fase
penyakit
untuk
mencegah
kelelahan,
mempertahankan kekuatan.
c. Bantu rentang gerak aktif/pasif, latihan resistif dan isometrik.
22
peningkatan
rasa
percaya
diri
dalam
23
perilaku
menarik
diri,
penggunaan
24
25
penegtahuan
berhubungan
dengan
kurangnya
pemajanan/mengingat.
1. Tujuan
Dalam waktu 1 x 60 menit setelah diberikan tindakan keperawatan
pasien dan keluarga menunjukkan pemahaman tentang kondisi dan
perawatan.
2. Kriteria Hasil
a. Menunjukkan pemahaman tentang kondisi dan perawatan.
b. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk
modifikasi gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas atau
pembatasan aktivitas.
3. Intervensi
26
pentingnya
melanjutkan
manajemen
farmakoterapeutik.
R/ Keuntungan dari terpai obat tergantung pada ketepatan dosis,
misal : aspirin diberikan secara reguler untuk mendukung kadar
terapeutik darah 18 - 25 mg.
d. Berikan informasi mengenai alat bantu, misal : tongkat atau
palang keamanan.
R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan
memungkinkan pasien ikut serta secara lebih nyaman dalam
aktivitas yang dibutuhkan.
e. Diskusikan menghemat energi, misal : duduk daripada berdiri
untuk mempersiapkan makanan dan mandi
R/ Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan
diri dan kemandirian.
27
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Artritis reumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis
yang tidak diketahui penyebabnya, diakrekteristikkan oleh kerusakan dan
proliferasi membran sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang
sendi, ankilosis, dan deformitas. (Kusharyadi, 2010)
Penyebab utama penyakit artritis reumatoid masih belum diketahui
secara pasti. Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab artritis
reumatoid, yaitu : Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus nonhemolitikus, endokrin, autoimmun, metabolik, dan faktor genetik serta
pemicu lingkungan
Jika pasien artritis reumatoid pada lansia tidak diistirahatkan, maka
penyakit ini akan berkembang menjadi empat tahap yaitu terdapat radang
sendi dengan pembengkakan membran sinovial dan kelebihan produksi
cairan sinovial, secara radiologis, kerusakan tulang pipih atau tulang rawan
dapat dilihat, jaringan ikat fibrosa yang keras menggantikan pannus,
sehingga mengurangi ruang gerak sendi, ankilosis fibrosa mengakibatkan
penurunan gerakan sendi, perubahan kesejajaran tubuh, dan deformitas.
Secara radiologis terlihat adanya kerusakan kartilago dan tulang.
Masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah nyeri,
gangguan mobilitas fisik, gangguan bodi image, kurang perawatan diri,
risiko cedera, dan kurang pengetahuan.
4.2. Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Anonymus, Artritis Rematoid. (online). http:// www. naturindonesia. com/ artikelberbagai- penyakit- degeneratif/ 449-artritis-reumatoid-.html, diakses
tanggal 11 Maret 2013 pukul 12.30
Anonymus, 2012. Makalah Rematoid Artritis. (online). http://profesional-eagle.
blogspot. Com /2012/05/makalah- reumatoid- artritis-copast.html,
diakses tanggal 11 Maret 2013 pukul 12.40
Anonymus, 2012. Asuhan Keperawatan Rematoid Artritis. (online). http://www.
kapukonline.com/2012/01/askep-asuhan
keperawatan
rheumatoid
29