1.
2.
3.
4.
5.
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
ARIF SANJAYA
FITER FERNANDO
LIOKTA LANIMA
RAHMAT NURSYAMLI
ZHAZHA RICKY DESTIKA TAMARA
MAKALAH II
KONSEP KELUARGA KESEJAHTERAAN
Arip Sanjaya,Fitter Fernando,Liokta Lanima,Rahmat Nursyamli,Zhazha DT
A. PENGERTIAN SEJAHTERA
Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesejahteraan, antara lain :
1. Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram.
(Depdiknas, 2001:1011)
2. Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang
sah,mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa,
memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan. (BKKBN,1994:5)
Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara
keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan
ketentraman hidup.
B. FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN
1. Faktor intern keluarga
a.
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup dengan
kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti
hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan
lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b. Tempat tinggal
Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur
sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan
serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk
menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan
pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat
tinggal.
c.
Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga.
Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benarbenar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang
benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga.
Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup
anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994 : 18-21). Jadi semakin banyak
sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun
sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang,
dsb.
2. Faktor ekstern
Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan ketegangan
jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan
kehidupan dan kesejahteraan keluarga.
Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang
datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:
Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.
Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.
Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi. (BKKBN, 1994 :
18-21)
C. TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN
1. Keluarga pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti
kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.
Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.
Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja, sekolah atau
Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran kesehatan.
berpergian.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi lingkungan tempat
tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan
sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:
Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur.
Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun
Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah
Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin.
Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat memenuhi
kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d telah terpenuhi)
namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:
Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat
dimanfaatkan untuk
Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.
Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan
sosial/masyarakat dalam bentuk material.
Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau instansi
masyarakat. (BKKBN,1994:21-23).
Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya kebutuhan (pangan, sandang, dan papan) yang harus
dipenuhi dengan kekayaan atau pendapatan yang dimiliki barulah dikatakan makmur dan sejahtera
4. Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan, harus terus
didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.
5.
Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi setiap perawat untuk
memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah
menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk
ke sarana pelayanan kesehatan.
6.
kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat harus menghubungi sektor terkait.
7. Pemberi pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesional kepada individu,
keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan
pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses keperawatan
yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai
subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku serta
penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras
dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".
8.
Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan mereka untuk
memenuhi kebutuhan kesehatannya
9.
Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dan dapat dilakukan
suatu intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersamasama tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
Faktor Keluarga :
Adat istiadat
Ekonomi
Dan lain-lain.
b. Faktor Perawat
Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang
berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.
Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering
Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ("ESPRIT DE CORPS") yang
kurang.
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan kepada diri sendiri (perawat)
antara lain :
1.
Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, kesempatan
apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi.
2.
Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras untuk menambah ilmu
pengetahuan
3. Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan mencari upaya
upaya koordinasi dan kolaborasi Meningkatkan rasa sesama Corps
4. Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
5. Perubahan pendidikan keperawatan
6. Mentaati kode etik keperawatan.