Anda di halaman 1dari 21

KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA

A. KELUARGA SEHAT

1. Konsep Sehat dan Tidak Sehat

Konsep sehat memuat 4 unsur penting :

a. Keadaan seseorang yang tidak sakit badan dan jiwa.


b. Cukup makanan bergizi.
c. Hidup di lingkungan bersih.
d. Perilaku dan interaksi sesuai dengan etika dan hukum.

Apabila sebuah keluarga memenuhi keempat unsur dalam


konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa keluarga itu
adalah keluarga sehat dalam arti paling sempurna atau
lengkap (Family in Complete Health)
Konsep tidak sehat :

a. Sering tidak sehat badan disebut keluarga sakit-sakitan.


b. Tidak mampu membeli makanan bergizi disebut keluarga miskin.
c. Tinggal di lingkungan kotor dan bau disebut keluarga kumuh.
d. Tinggal di lingkungan kotor dan becek disebut keluarga jorok.
e. Sering melakukan kejahatan dan keonaran disebut keluarga brengsek.
f. Istilah-istilah lainnya

Keluarga dengan sebutan alternatif di atas umumnya dapat dijumpai di berbagai kota
yang jumlah penduduknya padat, pendidikan tidak memadai, lapangan pekerjaan
terbatas, pendapatan perkapita rendah, pembangunan tidak teratur, dan situasi politik
tidak menentu

Di Indonesia, keluarga yang tidak beruntung ini banyak dijumpai di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung yang disebut
masyarakat miskin kota (Poor Urban Society)
2. Sehat Badan dan Sehat Jiwa

Seseorang dikatakan sehat badan / tidak dalam keadaan sakit fisik apabila :

- Badannya segar bugar


- Tidak sakit/cacat akibat penyakit, kecelakaan, atau akibat benturan dengan suatu
benda keras, atau akibat serangan pihak lain atau binatang buas.

Seorang anggota keluarga dikatakan sehat jiwa / tidak dalam


keadaan sakit jiwa apabila :

- Cara berfikir dan bertindaknya waras


- Mampu membedakan antara yang benar dan yang salah,
yang baik dan yang buruk, yang bermanfaat dan yang
merugikan.

Seseorang yang sehat badan dan jiwa biasanya mampu bekerja, berkomunikasi dan
berinteraksi secara wajar, teratur, serta mampu bertanggungjawab.
Antara sehat badan dan sehat jiwa tidak selalu terjadi pengaruh timbal-balik,
biasanya orang sehat badan adalah juga sehat jiwa.

3. Makanan Bergizi

Seorang anggota keluarga


yang sehat badan dan jiwa
adalah orang yang
mengkonsumsi makanan
bergizi dalam ukuran yang
cukup (normal).

Makanan bergizi artinya


gizi makanan tersebut
sudah ditentukan ukuran
jumlah dan jenis
kecukupannya menurut
ilmu gizi.
4. Lingkungan Bersih

Lingkungan adalah tempat hidup yang berada di


daratan, lautan, atau udara.

Bersih (dalam konsep bersih fisik) adalah


keadaan yang tidak tercemar oleh kotoran
manusia, hewan, sampah, limbah buangan,
polusi gas, curahan minyak, suara bising, atau
kriminalitas, yang merusak atau merugikan
kehidupan manusia atau menjadi sumber
penyakit.

Bersih dalam arti cara berfikir bersih (bersih


mental) yaitu berfikir objektif, jujur, itikad baik,
manusiawi, dan berpihak pada kepentingan
orang banyak.
Upaya yang dapat ditempuh agar keluarga selalu bersih adalah menyadarkan
anggota keluarga agar selalu terbiasa :

- Memelihara diri tetap bersih, mandi


sedikit-dikitnya 2 kali sehari pagi dan
sore.
- Memakai pakaian bersih dan sopan
walau harga murah.
- Menata lingkungan tempat tinggal
(rumah, pekarangan, selokan), tetap
bersih dan teratur serta menyenangkan.
- Menyediakan tempat pembuangan
sampah di pekarangan atau di lingkungan
tertentu agar tidak membuang sampah
sembarangan yang menjadi sumber
penyakit.
5. Interaksi sesuai dengan Etika dan Hukum
Keluarga adalah pusat interaksi suami, istri, orang tua, anak-anak, atau dengan
anggota keluarga yang lainnya

Perilaku yang diwujudkan dalam bentuk interaksi tersebut menciptakan hubungan


yang serasi dan harmonis, saling menghormati, saling menghargai, saling memberi
dan menerima, saling membantu, serta saling asah-asuh selama anggota keluarga
dalam lingkungan keluarga

Akibatnya timbul kondisi sehat dalam arti tertib, aman, damai, serta tentram lahir dan
batin

Anggota masyarakat sepakat pula memberi sanksi etis bagi yang melanggar kondisi
sehat tersebut, misalnya : dibenci, dikucilkan dari pergaulan, tidak dihiraukan,
ataupun tidak disukai jika perbuatan anggota masyarakat itu merugikan kepentingan
orang lain baik secara moral ataupun material, pihak yang dirugikan berhak
menuntut pemulihan atas kerugian yang didapatnya.
Dalam konteks etika dan aturan hukum pergaulan
hidup, anggota keluarga ataupun masyarakat yang
bertindak sesuai dengan etika dan hukum yang
berlaku menciptakan kondisi sehat yang
menyenangkan bagi semua orang bahkan terhadap
pemeliharaan lingkungan alam dan hewan di
sekitarnya.

Suasana keteraturan berlangsung terus-menerus dan terbiasa pada akhirnya


menjadi budaya keluarga atau masyarakat sadar hukum
Ketertiban dan keamanan erat kaitannya dengan
kondisi kehidupan keluarga atau masyarakat : Makin
tinggi tingkat penghasilan maka makin baik kondisi
kehidupan mereka karena terpenuhi kebutuhan
secara wajar dan makin rendah tingkat penghasilan
maka makin buruk kondisi kehidupan karena
kebutuhan tidak terpenuhi secara wajar.
6. Fokus Pemahaman

konsep sehat dalam arti hakiki atau sesungguhnya dan sehat


dalam arti hidup sempurna.

Sehat badan dan jiwa menentukan kelanjutan hidup karena


hanya orang sehat badan dan jiwa yang mampu mencari nafkah
untuk hidup dan kelanjutan generasinya

Sehat dalam arti hidup sempurna meliputi sehat badan dan jiwa,
cukup makanan bergizi, hidup di lingkungan bersih, interaksi
dalam keluarga/masyarakat teratur, selaras, dan serasi

Agar dapat diwujudkan kondisi sehat dalam arti hidup


sempurna, perlu perbaikan taraf hidup keluarga atau
masyarakat dengan cara meningkatkan penghasilan dengan
cara apa saja asalkan halal, sehingga mampu memenuhi
kebutuhan secara wajar
B. KELUARGA SEJAHTERA

1. Konsep Sejahtera
Sejahtera adalah keadaan keluarga yang hidup makmur dalam kelompok yang
teratur berdasarkan sistem nilai, bebas dari penyakit, tidak ada gangguan, dan
menyenangkan
Ada beberapa faktor yang perlu dikaji agar dapat menjelaskan konsep sejahtera,
yaitu :
• Faktor ekonomi : berkenaan dengan kemakmuran yang pada dasarnya
meliputi kecukupan sandang, pangan, dan papan yang diperoleh
karena mampu bekerja keras
• Faktor sosial : berkenaan dengan hidup berkelompok secara teratur
• Faktor budaya : berkenaan dengan pola hidup berdasarkan sistem nilai
• Faktor Kesehatan : berkenaan dengan hidup bersih bebas dari
penyakit
• Faktor kemanan : berkenaan dengan ketentraman karena tidak ada gangguan fisik
dan mental
• Faktor hiburan : berkenaan dengan kesenangan hidup yang menyegarkan

Apabila suatu kehidupan keluarga telah memenuhi faktor-faktor tersebut, dapat


dikatakan bahwa keluarga itu adalah keluarga sejahtera dalam arti yang paling
sempurna/lengkap (Family in Complete Welfare).

Seringkali keluarga sejahtera


hanya berfokus pada satu
faktor, yaitu faktor ekonomi

Keluarga sejahtera dalam arti


ekonomi adalah keluarga
yang cukup sandang, pangan,
dan papan yang merupakan
kebutuhan fundamen/dasar
dari kehidupan keluarga.
2. Hidup Makmur

Kemakmuran selalu mengacu


pada kondisi ekonomi yang dimiliki
oleh suatu keluarga yang
umumnya meliputi kecukupan
sandang, pangan, dan papan
yang diperoleh dari kemampuan
bekerja keras.

Ukuran kecukupan di sini adalah


standar yang sesuai dengan
tingkat pendapatan suatu keluarga

Kecukupan itu artinya tidak terlalu


berlebihan dan tidak pula terlalu
kekurangan
3. Hidup Teratur

Dalam kehidupan keluarga, kepala keluarga


(suami/ayah) seharusnya selalu berfungsi
sebagai pengambil inisiatif guna menciptakan
kondisi keluarga yang harmonis dalam arti
teratur, rukun, saling menolong dan melindungi,
serta saling beramanat dalam kebaikan dan
kesabaran.

Kondisi kehidupan keluarga harmonis


merupakan salah satu ciri keluarga yang
berhasil dalam hidup berkelompok karena
faktor toleransi dapat dipahami dan berfungsi
secara baik di bawah tuntunan dan
pengarahan kepala keluarga (suami/ayah).
4. Hidup Bersistem Nilai
Setiap keluarga atau kelompok masyarakat
tertentu memiliki sistem nilai yang hidup
dalam pikiran sebagian besar atau seluruh
anggota keluarga atau kelompok masyarakat
tertentu.

Sistem nilai tersebut menjadi acuan perilaku


dan perbuatan anggota keluarga atau
kelompok masyarakat yang bersangkutan.

Perkembangan sistem nilai sebagai pengaruh timbal balik antara dua atau lebih
keluarga atau kelompok masyarakat dapat menciptakan sistem nilai baru yang lebih
maju dan dapat menuntun anggota keluarga atau kelompok masyarakat menuju ke
arah pola kehidupan yang lebih bermanfaat misalnya cara kerja produktif, sistem
pengamanan bersama, pendidikan dan keterampilan kerja, penyelesaian konflik
secara kekeluargaan.
Setiap adaptasi antara dua atau lebih sistem nilai dapat menimbulkan dampak positif
dan dampak negatif.

Dampak positif jika sistem nilai baru itu menjadi sumber kemajuan keluarga atau
kelompok masyarakat tanpa menimbulkan keonaran dan konflik keluarga.

Dampak negatif jika sistem nilai baru itu menjadi penghalang keluarga ke arah
kehidupan yang lebih baik, menimbulkan konflik keluarga yang akhirnya dapat
menimbulkan perpecahan keluarga dan membentuk kelompok keluarga lain.

5. Hidup Sehat

Kehidupan keluarga dikatakan sehat apabila


anggota keluarga bebas dari penyakit, dalam
arti tidak terserang penyakit atau walaupun
sudah ada gejala penyakit keluarga cepat
mengambil tindakan preventif dan
penyehatan.
Faktor kesehatan ini tidak lepas dari
keterkaitannya dengan faktor lain, seperti
tingkat kemakmuran yaitu makin makmur
suatu keluarga, makin terbebas dari
serangan penyakit karena selalu siap
melakukan pencegahan.

Kesehatan keluarga tidak hanya dilihat dari


segi kecukupan sandang, pangan, dan
papan tetapi juga dari segi kasih sayang,
perhatian satu sama lain, serta saling asuh
dan saling asah yang hanya terjadi jika
komunikasi dalam keluarga terpelihara
baik dan harmonis.

keberhasilan keluarga bukan hanya ditentukan oleh status sosial melainkan juga
bebas dari penyakit mental yang kini menggejala di lingkungan keluarga.
6. Hidup Aman dan Tentram

Keluarga sejahtera bukan hanya ditentukan oleh kemakmuran, sehat badan, dan
keharmonisan keluarga melainkan juga oleh hidup aman dan tentram lahir batin.

Aman dalam arti tidak ada ancaman atau gangguan dari pihak lain atau lingkungan
yang membuat orang jadi gelisah, resah, dan tidak betah dalam menikmati
kehidupan.

Tentram dalam arti tidak ribut dan tidak bising oleh polusi suara hingar-bingar yang
bersifat terus-menerus misalnya kebisingan lalu lintas, suara keras melalui pengeras
suara dari pusat-pusat kegiatan tertentu seperti pusat hiburan dan rumah ibadah
yang sudah terlalu melampaui batas kewajaran, sehingga mengganggu ketentraman
orang lain.

Gangguan ketidak tentraman lebih bersifat mental yang membuat orang gelisah,
susah tidur, dan istirahat tidak nyaman.
7. Hidup Senang
Hidup sejahtera bukan hanya ditentukan oleh kecukupan kebutuhan ekonomi,
keamanan dan ketentraman lingkungan, keadaan sehat, dan keadaan teratur
melainkan juga keadaan hidup senang.
Hidup senang dapat dialami apabila
keluarga dapat memenuhi kebutuhan
hiburan, baik dalam lingkungan keluarga
sendiri (Internal) maupun di luar
lingkuran keluarga atau di alam
lingkungan (Eksternal).
Hiburan erat hubungannya dengan rasa indah
yang ada dalam diri manusia.

Keindahan adalah bagian dari


kesejahteraan hidup manusia yang
dapat dialami melalui hiburan.
7. Fokus Pemahaman

Ada dua konsep sejahtera yaitu sejahtera dalam arti hidup berkecukupan
sempurna/lengkap, dan sejahtera dalam arti hidup makmur

Sejahtera yang sempurna/lengkap adalah keadaan hidup yang makmur, teratur,


bersistem nilai, sehat, aman dan tentram, serta senang

Sejahtera yang makmur adalah kecukupan sandang, pangan, dan papan karena
mampu bekerja keras
Hidup sehat berkaitan timbal balik dengan hidup sejahtera : Hidup sehat belum tentu
hidup sejahtera, tetapi hidup sejahtera sudah pasti juga hidup sehat
Hidup sehat dan hidup sejahtera adalah dua kondisi yang saling mengisi dan saling
melengkapi
Kesejahteraan dalam arti kecukupan hidup yang paling lengkap meliputi
kesejahteraan lahir dan batin.

Anda mungkin juga menyukai