A. KELUARGA SEHAT
Keluarga dengan sebutan alternatif di atas umumnya dapat dijumpai di berbagai kota
yang jumlah penduduknya padat, pendidikan tidak memadai, lapangan pekerjaan
terbatas, pendapatan perkapita rendah, pembangunan tidak teratur, dan situasi politik
tidak menentu
Di Indonesia, keluarga yang tidak beruntung ini banyak dijumpai di kota-kota besar
seperti Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, dan Bandung yang disebut
masyarakat miskin kota (Poor Urban Society)
2. Sehat Badan dan Sehat Jiwa
Seseorang dikatakan sehat badan / tidak dalam keadaan sakit fisik apabila :
Seseorang yang sehat badan dan jiwa biasanya mampu bekerja, berkomunikasi dan
berinteraksi secara wajar, teratur, serta mampu bertanggungjawab.
Antara sehat badan dan sehat jiwa tidak selalu terjadi pengaruh timbal-balik,
biasanya orang sehat badan adalah juga sehat jiwa.
3. Makanan Bergizi
Akibatnya timbul kondisi sehat dalam arti tertib, aman, damai, serta tentram lahir dan
batin
Anggota masyarakat sepakat pula memberi sanksi etis bagi yang melanggar kondisi
sehat tersebut, misalnya : dibenci, dikucilkan dari pergaulan, tidak dihiraukan,
ataupun tidak disukai jika perbuatan anggota masyarakat itu merugikan kepentingan
orang lain baik secara moral ataupun material, pihak yang dirugikan berhak
menuntut pemulihan atas kerugian yang didapatnya.
Dalam konteks etika dan aturan hukum pergaulan
hidup, anggota keluarga ataupun masyarakat yang
bertindak sesuai dengan etika dan hukum yang
berlaku menciptakan kondisi sehat yang
menyenangkan bagi semua orang bahkan terhadap
pemeliharaan lingkungan alam dan hewan di
sekitarnya.
Sehat dalam arti hidup sempurna meliputi sehat badan dan jiwa,
cukup makanan bergizi, hidup di lingkungan bersih, interaksi
dalam keluarga/masyarakat teratur, selaras, dan serasi
1. Konsep Sejahtera
Sejahtera adalah keadaan keluarga yang hidup makmur dalam kelompok yang
teratur berdasarkan sistem nilai, bebas dari penyakit, tidak ada gangguan, dan
menyenangkan
Ada beberapa faktor yang perlu dikaji agar dapat menjelaskan konsep sejahtera,
yaitu :
• Faktor ekonomi : berkenaan dengan kemakmuran yang pada dasarnya
meliputi kecukupan sandang, pangan, dan papan yang diperoleh
karena mampu bekerja keras
• Faktor sosial : berkenaan dengan hidup berkelompok secara teratur
• Faktor budaya : berkenaan dengan pola hidup berdasarkan sistem nilai
• Faktor Kesehatan : berkenaan dengan hidup bersih bebas dari
penyakit
• Faktor kemanan : berkenaan dengan ketentraman karena tidak ada gangguan fisik
dan mental
• Faktor hiburan : berkenaan dengan kesenangan hidup yang menyegarkan
Perkembangan sistem nilai sebagai pengaruh timbal balik antara dua atau lebih
keluarga atau kelompok masyarakat dapat menciptakan sistem nilai baru yang lebih
maju dan dapat menuntun anggota keluarga atau kelompok masyarakat menuju ke
arah pola kehidupan yang lebih bermanfaat misalnya cara kerja produktif, sistem
pengamanan bersama, pendidikan dan keterampilan kerja, penyelesaian konflik
secara kekeluargaan.
Setiap adaptasi antara dua atau lebih sistem nilai dapat menimbulkan dampak positif
dan dampak negatif.
Dampak positif jika sistem nilai baru itu menjadi sumber kemajuan keluarga atau
kelompok masyarakat tanpa menimbulkan keonaran dan konflik keluarga.
Dampak negatif jika sistem nilai baru itu menjadi penghalang keluarga ke arah
kehidupan yang lebih baik, menimbulkan konflik keluarga yang akhirnya dapat
menimbulkan perpecahan keluarga dan membentuk kelompok keluarga lain.
5. Hidup Sehat
keberhasilan keluarga bukan hanya ditentukan oleh status sosial melainkan juga
bebas dari penyakit mental yang kini menggejala di lingkungan keluarga.
6. Hidup Aman dan Tentram
Keluarga sejahtera bukan hanya ditentukan oleh kemakmuran, sehat badan, dan
keharmonisan keluarga melainkan juga oleh hidup aman dan tentram lahir batin.
Aman dalam arti tidak ada ancaman atau gangguan dari pihak lain atau lingkungan
yang membuat orang jadi gelisah, resah, dan tidak betah dalam menikmati
kehidupan.
Tentram dalam arti tidak ribut dan tidak bising oleh polusi suara hingar-bingar yang
bersifat terus-menerus misalnya kebisingan lalu lintas, suara keras melalui pengeras
suara dari pusat-pusat kegiatan tertentu seperti pusat hiburan dan rumah ibadah
yang sudah terlalu melampaui batas kewajaran, sehingga mengganggu ketentraman
orang lain.
Gangguan ketidak tentraman lebih bersifat mental yang membuat orang gelisah,
susah tidur, dan istirahat tidak nyaman.
7. Hidup Senang
Hidup sejahtera bukan hanya ditentukan oleh kecukupan kebutuhan ekonomi,
keamanan dan ketentraman lingkungan, keadaan sehat, dan keadaan teratur
melainkan juga keadaan hidup senang.
Hidup senang dapat dialami apabila
keluarga dapat memenuhi kebutuhan
hiburan, baik dalam lingkungan keluarga
sendiri (Internal) maupun di luar
lingkuran keluarga atau di alam
lingkungan (Eksternal).
Hiburan erat hubungannya dengan rasa indah
yang ada dalam diri manusia.
Ada dua konsep sejahtera yaitu sejahtera dalam arti hidup berkecukupan
sempurna/lengkap, dan sejahtera dalam arti hidup makmur
Sejahtera yang makmur adalah kecukupan sandang, pangan, dan papan karena
mampu bekerja keras
Hidup sehat berkaitan timbal balik dengan hidup sejahtera : Hidup sehat belum tentu
hidup sejahtera, tetapi hidup sejahtera sudah pasti juga hidup sehat
Hidup sehat dan hidup sejahtera adalah dua kondisi yang saling mengisi dan saling
melengkapi
Kesejahteraan dalam arti kecukupan hidup yang paling lengkap meliputi
kesejahteraan lahir dan batin.