Anda di halaman 1dari 22

Konsep dan Aplikasi

Keluarga Sejahtera

Oleh :
Ners Iskandar, S.Kep
- Dosen PSIK-FK Abulyatama -
Definisi
• Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera,
aman, selamat, dan tentram”. (Depdiknas, 2001)

• Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk


berdasarkan perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi
yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan
seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan
masyarakat dan lingkungan”. (BKKBN, 1994)
Faktor Mempengaruhi Kesejahteraan

1. Faktor intern keluarga


a. Jumlah anggota keluarga
Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan
keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup
dengan kebutuhan primer (sandang, pangan,
papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi
kebutuhan lainya seperti hiburan, rekreasi,
sarana ibadah, sarana untuk transportasi dan
lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan
lebih memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah
anggota dalam keluarga sejumlah kecil.
b. Tempat tinggal

Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai


dengan selera keindahan penghuninya, akan
lebih menimbulkan suasana yang tenang dan
mengembirakan serta menyejukan hati.
Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur,
tidak jarang menimbulkan kebosanan untuk
menempati.
c. Keadaan sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik
atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik
dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa
kasih sayang antara anggota keluarga. Manifestasi
daripada hubungan yang benar-benar didasari
ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang,
nampak dengan adanya saling hormat,
menghormati, toleransi, bantu-membantu dan
saling mempercayai.
d. Keadaan ekonomi keluarga

Semakin banyak sumber-sumber keuangan/


pendapatan yang diterima, maka akan
meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun
sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat
diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan
lain diluar berdagang, dsb.
2. Faktor ekstern

• Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman


fisik, pelanggaran norma.
• Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan
berbagai macam virus penyakit.
• Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap
penduduk atau income perkapita rendah, inflasi.
(BKKBN, 1994)
Ciri-ciri keluarga sejahtera
Ciri-ciri keluarga sejahtera adalah sebagai berikut :
• Saling terbuka antar anggota keluarga
• Terciptanya rasa saling percaya
• Terpenuhinya segala kebutuhan
• Adanya saling kerja sama antar keluarga
• Adanya keseimbangan dalam memberikan
• Pendidikan untuk bekal didunia dan akhirat
• Terciptanya keharmonisan dalam keluarga
• Terjalinnya komunikasi yang baik antar keluarga
TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN
1. Keluarga Pra sejahtera
Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan
dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan
akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.

a. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing


anggota keluarga
b. Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau
lebih dalam sehari.
c. Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di
rumah, bekerja, sekolah atau berpergian.
d. Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.
e. Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB
dibawa ke sasaran kesehatan.
2. Keluarga Sejahtera I
Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi
kebutuhnan dasarnya secara minimal tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya
seperti kebutuhan akan pendidikan, KB, interaksi
lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada
keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah
terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum
terpenuhi yaitu:
f. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara
teratur.
g. Paling kurang sekali seminggu, keluarga
menyadiakan daging, ikan atau telur.
h. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling
kurang 1 stel pakaian baru pertahun
i. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter
persegi untuk tiap pengguna rumah
j. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan
terakhir dalam kedaan sehat
k. Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas,
penghasilan tetap.
l. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-16
tahun bisa baca tulis huruf latin.
m. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah
pada saat ini
n. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang
yang usia subur memakai kontrasepsi (kecuali
sedang hamil)
3. Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi
kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat
memenuhi kebutuhan pengembangannya
seperti kebutuhan untuk menabung dan
memperoleh informasi.
Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan
sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d n telah
terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan
belum yaitu:
o. Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.
p. Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan
untuk tabungan keluarga.
q. Biasanya makan bersama paling kurang sekali
sehari dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan
untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
r. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat
dilingkungan keluarga.
s. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah
paling kurang 1 kali perbulan.
t. Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio,
televisi atau majalah.
u. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana
trasportasi sesuai kondisi daerah.
4. Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan


dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan
keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan
yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan
berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.
Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis
dan pengembangan telah terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi)
namun kepedulian belum yaitu:
• Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela
memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakat
dalam bentuk material.
• Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai
pengurus perkumpulan atau yayasan atau instansi
masyarakat. (BKKBN,1994)
• Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya
kebutuhan (pangan, sandang, dan papan) yang harus
dipenuhi dengan kekayaan atau pendapatan yang dimiliki
barulah dikatakan makmur dan sejahtera
Any Questions ???
PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAAN
KELUARGA SEJAHTERA

1. Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada
keluarga tentang segala sesuatu, khususnya yang
berkaitan dengan kesehatan.

2. Penyuluh
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih
mendalam tentang kesehatan dan tertarik untuk
melaksanakan maka perawat harus memberikan
penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga
ataupun kelompok dalam masyarakat.
3. Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah
membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk
berperilaku hidup sehat sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk
mencapai tujuan tersebut perawat harus mendidik
keluarga agar berperilaku sehat dan selalu
memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.

4. Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba
melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan,
harus terus didorong agar konsisten dan lebih
berkembang.
5. Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan
kesehatan adalah wajib bagi setiap perawat untuk
memperkenalkan sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga
khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana
pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota
keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

6. Penghubung keluarga dengan sektor terkait. Adakalanya


masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh
faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh
faktor lain. Dalam hal ini perawat harus menghubungi sektor
terkait.

7. Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat


yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesional kepada
individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan
karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan
pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang
dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta
"rehabilitatif' melalui proses keperawatan
8. Membantu keluarga dengan mengenal
kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan
mereka untuk memenuhi kebutuhan
kesehatannya.

9. Pengkaji data individu, keluarga dan


masyarakat sehingga didapat data yang akurat
dan dapat dilakukan suatu intervensi yang tepat.
Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan
secara terpisah atau bersama-sama tergantung
situasi dan kondisi yang dihadapi.
Hambatan/Masalah
a. Faktor Keluarga :
• Keluarga menolak kehadiran perawat
• Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat
• Adat istiadat
• Ekonomi
• Dan lai n-lain.

b. Faktor Perawat
• Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang
• Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi
karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-
beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan
masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.
Solusi
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan
kepada diri sendiri (perawat) antara lain :
1. Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan
dan kekuatan yang dimiliki, kesempatan apa yang bisa
diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi.
2. Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan
kemauan yang keras untuk menambah ilmu pengetahuan
3. Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter"
Menyadari dan mencari upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi
Meningkatkan rasa sesama Corps
4. Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
5. Perubahan pendidikan keperawatan
6. Mentaati kode etik keperawatan.
Terima Kasih
uSaha
terUs
mesKipun
Situasi
sEmakin
Sulit

Anda mungkin juga menyukai