Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : RIFKA MUFIDA


NIM : 1710090

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020
1.1. DEFINISI KELUARGA SEHAT
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga serta
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Sudiharto, 2007 : 22). Sehat adalah keadaan seseorang yang tidak sakit
badan dan jiwa, cukup makanan bergizi, hidup di lingkungan bersih serta perilaku dan
interaksi sesuai dengan etika dan hukum. Apabila keluarga memnuhi keempat unsur
dalam konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa keluarga itu adalah “keluarga sehat” dalam
arti yang paling sempurna atau lengkap (family in complete health”. Jika salah satu unsur
saja tidak dipenuhi, dapat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga secara keseluruhan
dengan sebutan tertentu.
1.2. DEFINISI KELUARGA SEJAHTERA
Terdapat beragam pengertian mengenai kesejahteraan, karena lebih bersifat subjektif
dimana setiap orang dengan pedoman, tujuan cara hidupya yang berbeda-beda akan
memebrikan nilai-nilai yang berbeda-beda pula tentang kesejahteraan dan faktor-faktor
yang menentukan tingkat kesejahteraan (Sukirno, 1983 dalam Sianipar 1997).
Kesejahteraan adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun
spiritual yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang
memungkinkan setiap warga negara untuk mengadakan usaha-usaha pemenuhan
kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, rumahtangga, serta
masyarakat (Rambe 2001).

1.3. MENURUT KANTOR MENTERI NEGARA KEPENDUDUKAN/BKKBN


(1996), TAHAPAN KELUARGA SEJAHTERA TERDIRI DARI:

A. Prasejahtera
Keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal atau belum
seluruhnya terpenuhi seperti:spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB
B. Sejahtera I
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal, tetapi belum
dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB,
interaksi dalam keluarga, interaksi lingkungan tempat tinggal, dan transportasi.
C. Sejahtera II
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya dan kebutuhan
sosialpsikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan pengembangan, seperti
kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi
D. Sejahtera III
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat
atau kepedulian sosialnya belum terpenuhi seperti sumbangan materi, dan berperan aktif
dalam kegiatan masyarakat
E. Sejahtera III plus
Keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasar, sosial psikologis dan
pengembangan,dan telah dapat memberikan sumbangan yang teratur dan berperan aktif
dalam kegiatan kemasyarakatan atau memiliki kepedulian sosial yang tinggi.
1.4. PERAN PERAWAT KELUARGA
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan pada keluarga
sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat. Fungsi perawat membantu
keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
a. Pendidik
b. Koordinator
c. Pelaksana
d. Pengawas kesehatan
e. Konsultan
f. Kolaborasi
g. Fasilitator
h. Penemu kasus
i. Modifikasi lingkungan.
1.5. MASALAH DAN TINDAK LANJUT
Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih banyak
ditemukan hambatan/masalah antara lain :
a.       Faktor Keluarga :
1. Keluarga menolak kehadiran perawat
2. Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat
3. Adat istiadat
4. Ekonomi
5. Dan lain-lain.
b.      Faktor Perawat
1. Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang
2. Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat
yang berbeda-beda, kemauan menambah ilmu pengetahuan masih kurang,
kepercayaan diri yang kurang.
Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan kepada diri
sendiri (perawat) antara lain :
1. Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki, kesempatan apa yang bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang
akan dihadapi.
2. Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras
untuk menambah ilmu pengetahuan
3. Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan
mencari upaya-upaya koordinasi dan kolaborasi Meningkatkan rasa sesama Corps
4. Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"
5. Perubahan pendidikan keperawatan
6. Mentaati kode etik keperawatan.
2.
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai