Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

CHILDBEARING

Dosen Pengampu : Ns. Mila Triana Sari, M.Kes

Disusun oleh : Kelompok 7 :

Safmaresi Cutakasfazandi 2017 21 023

Erpri Windiastari P 2017 21 030

Ika Wahyu Lestari 2017 21 037

Jusnita 2017 21 041

Indah Srianti 2017 21 043

Andika Zulyan Putra 2017 21 048

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM

JAMBI 2020
Kata Pengantar
Keluarga merupakan bagian terpenting dalam system social kemasyarakatan.
Tanpa adanya keluarga, sistem social tidak akan terbentuk. Hal ini karena terbentuknya
sebuah masyarakat dimulai dari adanya keluarga.

Berangkat dari pentingnya keluarga dalam lingkup masyarakat, banyak ahli


menaruh perhatian pada keluarga sekaligus persoalannya, hal ini, karena persoalan
keluarga bukan sekadar masalah domestik, melainkan bias menjadi persoalan besar
terkait negara. Oleh sebab itu, berbagai program digelontorkan untuk membantu
keluarga, baik dari sisi kesehatan, ekonomi, pendidikan, dan lain sebagainya.

Mengingat keluarga menjadi salah satu aspek penting dalam keperawatan


kesehatan, maka tujuan dari perawatan kesehatan keluarga ialah untuk mengurangi risiko
yang diciptakan oleh pola hidup dan bahaya dari lingkungan. Perawatan ini berfokus
pada tahap perkembangan keluarga childbearing (kelahiran anak pertama).

Jambi, Maret 2020

Penulis.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ….………………………………………………………….

KATA PENGANTAR ..…………………………………………………………..

DAFTAR ISI ……….………….................…………………………………….....

BAB I PENDAHULUAN …......…….........……………………………………......

 A. LatarBelakang …………...………………….………………………....

 B.Rumusan Masalah ……….………………….…………………………

 C. Tujuan Penulisan …………………………….…..…………………….

BAB II PEMBAHASAN………....……………………….……………………….

 A. Pengertian …………………………...………….………………………

 B. Tujuan Dasar Keluarga……………………………….………………..

 C.Fungsi Keluarga ………………………………….……………………...

 D. TipeKeluarga ..………………………………………………………......

 E. Perkembangan Keluarga Childbearing .…………. …………………..

 F. PeranPerawatKeluarga…..………………………………………………

 G. AskepTeoritisPerkembanganChildbearring…..………………………..

BAB III ASKEP ……………….…… …………………………………………….

 A. Asuhan Keperawatan Childbearing ……...…………………………...

BAB IV PENUTUP

 A. Kesimpulan……………………………………………………………...
 B. Saran…………...………………………………………………………..

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan suatu unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu
atap dalam keadaan saling bergantungan.Keluarga memiliki pengaruh yang penting
tehadap pembentukan identitas individu, status kesehatan dan perasaan harga diri
individu. Sistem pendukung yang vital bagi individu adalah keluarga, dimana keluarga
berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga dengan menjalankan
fungsi biologi, fungsi pendidikan, fungsi psikis, fungsi sosiokultural, serta fungsi
kesehatan.

Aktivitas-aktivitas keluarga dalam menjalankan fungsi kesehatan dan


kesimbangan antara anggota keluarga tidak terlepas dari lima tugas dalam perawatan
kesehatan keluarga yaitu; mampu mengenal masalah kesehatannya, mampu mengambil
keputusan yang tepat untuk mengatasi kesehatannya, mampu melakukan tindakan
keperawatan untuk anggota keluarga yang memerlukan bantuan keperawatan, mampu
memodifikasi lingkungan sehingga menunjang upaya peningkatan kesehatan, mampu
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang ada.

Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan masyarakat


secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah kesehatan, memiliki fungsi
utama dalam masyarakat dan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.Peran
keluarga sebagai kelompok dapat melakukan aktivitas pencegahan, memelihara,
menimbulkan, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam
kelompok /keluarga. Keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara
kesehatan anggota keluarganya, yang berarti keluarga menjadi faktor penentu sehat-
sakitnya anggota keluarga, yang akan berdampak pada munculnya berbagai masalah
kesehatan anggota keluarga.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Friedman 2014 di Amerika Serikat,


mengenai efek kunjungan rumah dan intervensi perawat di banding dengan aktivitas
biasa, pada pemenuhan Activity Dayli Life dengan jumlah 499 pada lansia, bahwa
terdapat penurunan ketergantungan dalam pemenuhan ADL setelah dilakukan kunjungan
rumah dan intervensi perawat pada lansia. Lanjut usia adalah tahap akhir dari tahap
perkembangan keluarga, pada tahapan ini lansia sudah mengalami kemunduran fungsi
fisiologis organ tubuhnya. Nurkasiani (2008) mengatakan semakin lanjut usia seseorang
maka kemampuan fisik, ekonomi, dan kesibukan sosialnya akan berkurang. Pengaruh
proses menua akan mengancam kemandirian dan kualitas hidup, karenanya peran
keluarga dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan lansia.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa pengertian keluarga?

1.2.2. Bagaimana tujuan dasar keluarga?

1.2.3. Apa fungsi keluarga?

1.2.4. Bagaimana tipe keluarga??

1.2.5. Apatugas tahapan perkembangan pada keluarga Childbearing?

1.2.6. Bagaimana peran perawat pada keperawatan keluarga?

1.2.7. Bagaimana Askep teoritis tahap perkembangan dengan childbearing?

1.3 Tujuan

1.3.1. Untuk mengetahui pengertian keluarga

1.3.2. Untuk mengetahui tujuan dasar keluarga

1.3.3. Untuk mengetahui fungsi keluarga

1.3.4. Untuk mengetahui tipe keluarga

1.3.5. Untuk mengetahui tugas tahapan perkembangan pada keluarga childbearing

1.3.6. Untuk mengetahui peran perawat pada keperawatan keluarga

1.3.7. Untuk mengetahui askep teoritis tahap perkembangan dengan childbearing


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN KELUARGA

Pengertian Keperawatan Kesehatan Keluarga (Family Health Nursing) dapat


dinayatakan berdasar berbagai sumber sebagai berikut:

1. Keluarga merupakan sekumpulan orang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi


dan kelahiran yang bertujuan menciptkan dan mempertahankan budaya yang
umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan social dari
individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling
ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama ( Friedman, 1998).
2. Keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah
dan ikatan adopsi yang hidup bersama dalam satu rumah tangga, anggota keluarga
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan peran social keluarga
( Burgess dkk, 1963).
3. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat
dibawah satu atap dan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988).
4. Keluarga adalah suatu sistem sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal
bersama dan saling bergantungan, mempunyai tujuan bersama, mempunyai
generasi penerus, saling pengertian dan salling menyayangi (Murray & Zentner,
1997).
5. Keluarga adalah kumpulan dua atau lebih indiviidu yang saling tergantung satu
sama lainnya untuk emosi, fisik dan dukungan ekonomi (Hanson, 1996).

2.2 TUJUAN DASAR KELUARGA


Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
1) Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu,
2) Keluarga sebagai perantara bagi kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat,
3) Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga
dengan menstabilkan kebutuhan kasih saying, sosio-ekonomi dan kebutuhan
seksual,
4) Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan identitas
seorang individu dan perasaan harga diri.
Alasan mendasar mengapa keluarga menjadi focus sentral dalam perawatan
adalah :
1. Dalam sebuah unit keluarga, disfungsi apa saja (penyakit, cidera, perpisahan)
yang mempengaruhi satu atau lebih keluarga, dan dalam hal tertentu, sering akan
memengaruhi anggota keluarga yang lain, dan unit ini secara keseluruhan;
2. Ada hubungan yang kuat dan signifikan antara keluarga dan status kesehatan para
anggotanya;
3. Melalui perawatan kesehatan keluarga yang berfokus pada peningkatan,
perawatan diri (self-care), pendidikan kesehatan, dan konseling keluarga, serta
upaya-upaya yang berarti dapat mengurangi risiko yang diciptakan oleh pola
hidup keluarga dan bahaya dari lingkungan;
4. Adanya masalah-masalah kesehatan pada salah satu anggota keluarga dapat
menyebabkan ditemukannya factor-faktor risiko pada anggota keluarga yang lain;
5. Tingkat pemahaman dan berfungsinya seorang individu tidak lepas dari andil
sebuah keluarga;
6. Keluarga merupakan system pendukung yang sangat vital bagi kebutuhan-
kebutuhan individu(Andarmoyo, 2012).

2.3 FUNGSI KELUARGA

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur keluarga atau
sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga. Terhadap beberapa fungsi
keluarga menurut Friedman (1998); Setiawati & Dermawan (2005) yaitu :

1. Fungsi afektif

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga dalam memenuhi kebutuhan


pemeliharaan kepribadian dari anggota keluarga. Merupakan respon dari
keluarga terhadap kondisi dan situasi yang dialami tiap anggota keluarga baik
senang maupun sedih, dengan melihat bagaimana cara keluarga
mengekspresikan kasih sayang

2. Fungsi sosial

Fungsi social tercermin dalam melakukan pembinaan sosialisasi pada


anak, membentuk membentuk nilai dan norma yang diyakini anak,
memberikan batasan perilaku yang boleh dan tidak boleh pada anak,
meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. Bagaimana keluarga produktif
terhadap social dan bagaimana keluarga memperkenalkan anak dengan dunia
luar dengan belajar berdisplin, mengenal budaya dan norma melalui hubungan
interaksi dalam keluarga sehingga mampu berperan dalam masyarakat.
3. Fungsi perawatan keluarga

Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi keluarga dalam


melindungi keamanan dan kesehatan seluruh anggota keluarga serta menjamin
pemenuhan kebutuhan perkembangan fisik, mental dan spiritual, dengan cara
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenali kondisi sakit tiap
anggota keluarga.

4. Fungsi ekonomi

Fungsi ekonomi, untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang,


pangan, papan dan kebutuhan lainnya melalui keefektifan sumber dana
keluarga. Mencari sumber penghasilan guna memenuhi kebutuhan keluarga,
pengaturan penghasilan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan
keluarga

2.4 TIPE KELUARGA

Dalam Efendi & Makhfudli,2009 Pembagian Tipe Keluarga menurut Konteks


Keilmuan dan Pengelompokkan orang yaitu:
1. Traditional nuclear. Keluarga inti (ayah, ibu, anak) tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh saksi-saksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2. Reconstituted nuclear. Pembentukan baru dari keluarga inti melalui
perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam pembentukan suatu rumah
dengan anak-anaknya, baik itu anak dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
3. M iddle age atau aging couple. Suami sebagai pencari uang, istri di rumah,
atau keduanya bekerja di luar rumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah
karena sekolah, perkawinan, atau meniti karier.
4. Dyadic nuclear. Pasangan suami-istri yang sudah berumur dan tidak
mempunyai anak. Keduanya atau salah satu bekerja di luar rumah.
5. Single parent. Keluarga dengan satu orang tua sebagai akibat perceraian atau
kematian pasangannya. 'Anak-anaknya dapat tinggal di dalam atau luar rumah.
6. Dual career. Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.
7. Commuter married. Pasangan suami-istri atau keduanya sama-sama bekerja
dan tinggal terpisah pada jarak tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-
waktu tertentu.
8. Single adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
9. T'hree generation. Tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam. satu rumah.
10. Institusional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti.
11. Communal. Satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anakanaknya dan bersama-sama berbagi fasilitas.
12. Group marriage. Satu rumah terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam
satu kesatuan keluarga.
13. Unmarriedparent and child. Ibu dan anak yang pernikahannya tidak
dikehendaki dan kemudian anaknya diadopsi.
14. Cohabitating couple. Dua orang atau satu pasangar} yang bersama tanpa
menikah.
15. Extendedfamily. Nuclear family dan anggota keluarga yang lain'tinggal dalam
satu rumah dan berorientasi pada Satu kepala keluarga.

2.5 PERKEMBANGAN KELUARGA


Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada
systemkeluarga. Perkembangan keluarga meliputi perubahan pola interaksi dan
hubungan antara anggotanya di sepanjang waktu.Siklus perkembangan keluarga
merupakan komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang
keluarga sebagai suatu sistem.Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap
atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan disebut dapat dilalui dengan
sukses.
Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman
untuk memeriksa serta menganalisis perubahan dan perkembangan tugas-tugas
dasar yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka. Tingkat
perkembangan keluarga ditandai oleh usia anak yang tertua. Keluarga dengan
anak pertama berbeda dengan keluarga dengan remaja.Meskipun setiap keluarga
tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh fungsi atau
tugas perawat pada setiap tahap perkembangan.(Asuhan keperawatan keluarga,
Ns. Komang Ayu Henny Achjar, SKM, Mkep, SpKom)

Tahap II : Tahap Mengasuh Anak (Child Bearing)

Tahap ke dua dimulai dari lahirnya anak pertama sampai dengan anak tersebut
berumur 30 bulan atau 2,5 tahun. Kehadiran bayi pertama ini akan menimbulkan
suatu perubahan yang besar dalam kehidupan berumah tangga. Oleh karena itu,
keluarga dituntut untuk mampu beradaptasi terhadap peran baru yang dimiliknya
dan harus mampu melaksanakan tugas dari peran baru tersebut. (Andarmoyo,
2012)
Kelahiran anak pertama merupakan pengalaman keluarga yang sangat penting dan
sering merupakan krisis keluarga. Masalah-masalah yang lazim ditemukan pada
tahap karena kelahiran anak pertama ini adalah :
1. Suami merasa diabaikan
2. Terdapat peningkatan perselisihan dan argumen antara suami dan istri
3. Iterupsi dalam jadwal yang kontinu
4. Kehidupan seksual dan social terganggu dan menurun.

Membentuk Keluarga Muda sebagai sebuah Unit yang Mantap

Keluarga perlu kemantapan dalam menciptakan suasana untuk menunjang


pertumbuhan dan perkembangan setiap anggota keluarganya.Keluarga mulai
mengintergrasikan bayi ke dalam kehidupan keluarga sehingga keluarga mulai
memainkan peran sebagai orang tua.Bayi membutuhkan perhatian besar untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan ini akan memberikan kepuasan bagi keluarga, sekaligus akan
mengurangi konflik keluarga. Dengan demikian, pengetahuan tentang perawatan
bayi dan stimulasi perkembangan sangat diperlukan dalam tahap ini.
(Andarmoyo, 2012)

Rekonsiliasi Tugas Perkembangan yang Bertentangan dan Kebutuhan


Anggota Keluarga

Keluarga perlu mengidentifikasi tugas perkembangan pribadi sebagai dewasa


muda dan perannya sebagai orang tua.Hal ini dibutuhkan, agar tidak terjadi
penyimpangan dalam menjalankan tugasnya, serta membantu menyelesaikan
tugas yang dibebankan. (Andarmoyo, 2012)

Keluarga dengan Anak Pertama <30 bulan (Child Bearing)

Tahap keluarga dengan anak pertama ialah masa transisi pasangan suami istri
yang dimulai sejak anak pertama lahir sampai berusia kurang dari 30 bulan. Pada
masa ini sering timbul konflik yang dipicu kecemburuan pasangan akan perhatian
yang lebih ditujukan kepada anggota keluarga baru. Adapun tugas perkembangan
pada tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan perubahan pada
tahap ini yaitu kesadaran akan perlunya beradaptasi dengan perubahan anggota
keluarga, mempertahankan keharmonisan pasangan suami istri, berbagi peran dan
tanggung jawab, juga mempersiapkan biaya untuk anak (Bakri,2016).

Tugas tahap perkembangan keluarga dengan anak baru lahir :

1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap mengintegrasikan


bayi yang baru lahir kedalam keluarga.
2) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan
anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orang tua dan kakek nenek (Widagdo, 2016)

2.6 Peran Perawat Keluarga


Perawat keluarga memiliki peran untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarganya, sehingga keluarga mampu melakukan fungsi dan tugas kesehatan, Friedman
menyatakan bahwa keluarga diharapkan mampu mengidentifikasi lima fungsi dasar
keluarga, di antaranya: fungsi afektif, sosialisasi, reproduksi, ekonomi, dan fungsi
perawatan keluarga. Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga yang sehat.
Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan kesehatan dengan cara
meningkatkan kesanggupan keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan
keluarga. Peran perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga anatara lain
sebagai berikut.

1. Pendidik (educator)
Perawatan kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga agar keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan
keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan
keluarganya. Kemampuan pendidik perlu didukung oleh kemampuan memahami
bagaimana keluarga dapat melakukan proses belajar mengajar.
Secara umum tujuan proses pembelajaran adalah untuk mendorong perilaku sehat
atau mengubah perilaku yang tidak sehat. Sedangkan tujuan khusus yang ingin
dicapai adalah untuk peningkatan kesehatan dan penanganan penyakit serta
membantu keluarga untuk mengembangkan keterampilan penyelesaian masalah
yang sedang di alami atau dibutuhkan. Disamping hal-hal diatas, perawat
kesehatan keluarga juga melakukan bimbingan antisipasi kepada keluarga,
sehingga dapat terwujud keluarga yang sejahtera, bertanggung jawab kepada
keluarga, sehingga dapat terwujud keluarga kepada sesame perawat dan tim
kesehatan lain.
2. Koordinator (coordinator)
Menurut ANA, praktik keperawatan komunitas merupakan praktik keperawatan
yang umum, menyeluruh, dan berlanjut. Keperawatan berkelanjutan dapat
dilaksanakan jika direncanakan dan dikoordinasikan dengan baik. Klien yang
pulang dari rumah sakit memerlukan perawatan lanjutan dirumah, maka
diperlukan koordinasi lanjutan asuhan keperawatan dirumah. Program kegiatan
atau terapi dari berbagai disiplin pada keluarga perlu dikoordinasikan agar tidak
terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya. Koordinasi diperlukan pada
perawatan berkelanjutan agar tercapai pelayanan yang komprehensif.
3. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung
Kontak pertama perawat kepada keluarga dapat melalui anggota keluarganya yang
sakit. Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga, baik dirumah, klinik,
maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan
langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada anggota yang
dirawat dirumah sakit, perawat melakukan perawatan langsung atau demonstrasi
asuhan yang disaksikan oleh keluarga dengan harapan keluarga mampu
melakukannya dirumah, perawat dapat mendemontrasikan dan mengawasi
keluarga untuk melakukan peran langsung selama dirumah sakit atau dirumah
oleh perawat kesehatan masyarakat.
4. Pengawas kesehatan
Perawat mempunyai tugas melakukan homevisity yang teratur untuk
mengindentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
5. Konsultan atau penasihat
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan.
Hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap
terbuka dan dapat dipercaya. Dengan demikain, keluarga mau meminta nasihat
kepada perawat tentang masalah yang bersifat pribadi. Pada situasi ini perawat
sangat dipercaya sebagai narasumber untuk mengatasi masalah kesehatan
keluarga.
6. Kolaborasi
Perawat komunitas juga harus bekerjasama dengan pelayanan rumah sakit atau
anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang
optimal
7. Advokasi
Keluarga sering kali tidak mendapatkan pelayanan yang sesuai dimasyarakat,
kadang kala keluarga tidak menyadari mereka telah dirugikan. Sebagai advokat
klien, perawat berkewajiban untuk melindungi hak keluarga. Misalnya keluarga
dengan social ekonomi lemah yang tidak mampu memenuhi kebutuhannya, maka
perawat dapat membantu keluarga mencari bantuan
8. Fasilitator
Peran perawat komunitas disini adalah membantu keluarga meningkatkan derajat
kesehatannya. Keluarga sering tidak dapat menjangkau pelayanan kesehatan
karena berbagai kendala yang ada. Kendala yang sering di alami keluarga adalah
keraguan dalam menggunakan pelayanan kesehatan, masalah ekonomi, masalah
social budaya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka
perawat komunitas harus mengetahui system pelayanan kesehatan, misalnya
system rujukan dana sehat

9. Penemu kasus
Peran perawat komunitas yang juga sangat penting adalah mengindentifikasi
masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan penyakit atau
wabah.
10. Modifikasi lingkungan
Perawat komunitas harus dapat memodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah
maupun lingkungan masyarakat, sehingga tercipta lingkungan yang sehat.

2.7 Asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan


menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga
adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan, mengingat
pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada
pada keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan memahami betul
lingkup, metode, alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan. Data-data
yang dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk, hal 45)
a) Data umum
b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi keluarga.
b. Tahap perumusan diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang
aktual. (Santun setiawan dkk, hal 48)
c. Tahap penyusunan rencana keperawatan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi,
maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan urutan prioritas masalahnya.Rencana keperawatan keluarga
merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau
masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk, 2011,hal 106)
d. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana
perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg dalam
mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk,
2011,hal 108)
e. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
dilakukan untuk melihat keberhasilannya.Bila tidak atau belum berhasil, maka
perlu disusun rencana baru yang sesuai.Sesuai tindakan keperawatan mungkin
tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga.Oleh karena itu,
kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109).

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
JAMBI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FORMAT PENGKAJIAN KELUARGA

I. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga ( Inisial ) : Tn. A
2. Usia : 22 tahun
3. Alamat : Jl. Merpati rt. 04 Kel. Payolebar
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Wiraswasta
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMK
6. Komposisi Keluarga :
N Nama JK Hub Umu Pendidika Status Imunisasi Ket
o denga r n
n KK
BCG Hepatiti DPT Polio Ca
s mp
ak

1 2 3 1 2 3

1. Ny. G P Istri 21 th SMA

2. An. B P Anak 1 th -

7. Genogram :
Ket :

Perempuan

Laki-laki

8. Tipe Keluarga :
Dari penjelasan Ny. G bahwa tipe keluarga Tn. S termasuk dalam tipe trational
nuclear yaitu yang memiliki keluarga inti, karena keluarga Tn. S terdiri dari ayah,
ibu, dan kedua anaknya.

9. Suku Bangsa :
Ny. G mengatakan baik dari pihak Tn. S maupun Ny. S bersuku bangsa Jawa

10. Agama :
Ny. G mengatakan selalu berusaha melaksanakan sholat 5 waktu walaupun dalam
keadaan kurang sehat

11. Status Sosial Ekonomi :


Tn. A bekerja sebagai wiraswasta dengan penghasilan pokok ± Rp. 3.000.000
pengeluaran perbulan : pengeluaran untuk keperluan keluarga Tn. A perbulan ± Rp.
2.500.000 untuk beli susu anak dan biaya keperluan sehari-hari.

12. Aktivitas rekreasi Keluarga :


Ny. G mengatakan biasanya setiap hari libur berkunjung kerumah orang tua dan
yang sering dilakukan yaitu menonton TV bersama dan membersihkan rumah dan
sekelilingnya.

II. Riwayat dan Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan Keluarga Saat Ini
Keluarga Tn. A dan Ny. G baru memiliki anak 1, jadi keluarga Tn. A dan Ny. G
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
13. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi
Saat ini keluarga Tn. A dan Ny. G sebagai keluarga childbearing yang memiliki
anak 1 dan rencana untuk memiliki anak lagi. Menurut Ny. G nanti setelah anaknya
umur 3 tahun, ingin memiliki anak lagi. Namun Ny. G belum pernah bicarakan
dengan suaminya. Menurut Ny. G saat ini dia dengan suaminya berusaha untuk
membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan masyarakat sekitar.

14. Riwayat Keluarga Inti


Anak saya sering mengalami perut kembung, dan demam. Dan suami saya juga
memiliki sakit maag

15. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Menurut pengakuan keluarga, anaknya pernah dirawat dirumah sakit karena tipes
selama 5 hari. Dari riwayat kesehatan keluarga Tn. A dan Ny. G tidak ada yang
memiliki penyakit kronis maupun penyakit keturunan.

III. Pengkajian lingkungan


16. Karakteristik Rumah
Keluarga Tn. A tinggal dirumah sendiri yang diwariskan oleh orang tua Ny. S.
Telah menikah dengan Ny. A tipe rumah Tn. A adalah permanen, rumah
menggunakan atap seng dan menggunakan lantai keramik, memiliki beberapa
ruangan yaitu 3 kamar, ruang tamu, 2 kamar mandi + WC dengan jenis leher angsa,
dapur, ventilasi, penerangan lampu listrik, penataan perabotan rumah tangga cukup
rapi.

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Ny. G mengatakan tetangga yang disekitar rumah ramah-ramah. Tipe komunitas
yang ada disekitar tempat tinggal adalah homogen yaitu berasal dari suku Jawa.
Sebagian komunitas adalah beragama Islam. Ny. A mengatakan rutin mengikuti
arisan RT, Tn. G sering berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Oleh karena itu
keluarga Tn. A akrab dengan masyarakat sekitar.

18. Mobilitas Geografis


Ny. G mengatakan sejak menikah dengan Tn. S tinggal dirumah sekarang dan tidak
pernah pindah.

19. Sistem Pendukung Keluarga


Ny. G mengatakan memiliki kartu BPJS untuk berobat kefasilitas kesehatan seperti
Rumah Sakit, Klinik, dan Puskesmas.

IV. Struktur Keluarga


20. Pola Komunikasi Keluarga
Ny. G mengatakan pola komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka dan
menggunakan bahasa daerah jambi karna tinggal lingkungan masyarakat Jambi,dan
terkadang menggunakan bahasa jawa.

21. Struktur Kekuatan Keluarga


Ny. G mengatakan peran kepala keluarga menjadi imam dan mencari nafkah untuk
keluarganya,dan tugas ny.s sebagai istri yaitu dengan memenuhi kebutuhan suami
dan anaknya

22. Struktur Peran


Ny. G mengatakan Tn. A sebagai kepala keluarga, suami dan ayah bagi anaknya, dan
Ny.G sebagai IRT.

23. Nilai Dan Norma Keluarga


Ny. G mengatakan nilai dan norma dalam keluarganya menyesuaikan dengan nilai
agama yang dianut dan norma yang berlaku dilingkungannya.

V. Fungsi Keluarga
24. Fungsi Afektif
Ny. G mengatakan dalam keluarganya saling menghormati dan mengasihi satu
sama lain, keluarga Tn.A rukun dan saling menghargai.

25. Fungsi Sosialisasi


Ny. G mengatakan interaksi dengan keluarga berjalan dengan baik, dan keluarga Tn.A juga
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

26. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga mengetahui tentang masalah kesehatan dalam keluarganya.Ny,S
mengatakan jika sakit langsung berobat ke pelayanan kesehatan,dan pekarangan
rumah juga bersih.

27. Fungsi Reproduksi


Ny. G mengatakan bahwa ia memakai alat kontrasepsi yaitu berupa pil, dan sampai
sekarang masih menstruasi, dan mereka juga sudah mempunyai satu orang anak

28. Fungsi Ekonomi


Keluarga Tn.S termasuk keluarga mampu,karena mampu memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

VI. Stress dan Koping Keluarga


29. a. Stressor Jangka Pendek
Menurut Ny. G dirinya tidak tahu dari pihak suaminya apakah sedang
mengalami beban pikiran atau tidak, tetapi dari dirinya yang jadi stressor adalah
dengan adanya memiliki anak.

b. Stressor Jangka Panjang

30. Kemampuan Keluarga Berespon


Keluarga Tn. A berusaha untuk bersabar semaksimal mungkin dan berusaha
mengatasi masalah yang ada.

31. Strategi Koping yang Digunakan


Jika ada masalah keluarga Tn. A berusaha untuk selalu bermusyawarah
menyelesaikan masalah dan tetap tenang dalam berfikir.

32. Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga Tn. A tidak pernah menggunakan kekerasan kepada istri dan anaknya
dalam menyelesaikan masalah.

VII. Harapan Keluarga terhadap Petugas Kesehatan yang Ada.


Harapan Tn.S dan keluarganya adalah pelayanan kesehatan bisa lebih baik lagi,dan
petugas bisa lebih kompeten dalam menjalankan tanggung jawabnya di rumah sakit atau
puskemas dan pelayanan kesehatan lainnya.
No Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
. Fisik Tn. X Ny. Y Ank. T

1. Riwayat penyakit - - -
saat ini

Keluhan yang - - Anak sulit makan, anak


2.
dirasakan lebih suka snack
dibandingkan makan nasi

3. Tanda dan gejala - -


Berat badan anak
menurun 1kg dari berat
badan sebelumnya.

Riwayat penyakit - -
4.
sebelumnya Anak lebih sering demam,
perut kembung
Td : 120/80 mmHg Td : 120/80 mmHg S : 36,5 ºC
5. Tanda-tanda vital
S : 36,5 ºC S : 36,5 ºC

RR : 24 x/menit RR : 24 x/menit

N : 80 x/menit N : 77 x/menit
ANALISA DATA

No. Data Penunjang Masalah Diagnosa


Keperawatan Keperawatan

1. DS - Gangguan - Gangguan
pemenuhan pemenuhan
- keluarga mengatakan tidak tahu
nutrisi pada nutrisi pada
penyebab An. B tidak mau makan
An. B Tn. A
- keluarga mengatakan berat badan keluarga khususnya
An. B menurun Tn.A An. B
ketidakmamp
- keluiarga mengatakan takut
uan keluarga
menganggu pertumbuhan dan
mengenal
perkembangan An. B
masalah
-keluarga mengatakan An. B
Menghabiskan nasi ½ porsi

DO

- BB An. B turun jadi 11 kg


- Anak tampak rewel
beberapa bulan ini
- Makan An. B sangat sedikit

No. Kriteria Nilai Bobot Skor Pembahasan


1 Sifat Masalah 1

Skala :

2 Kemungkinan 2
Masalah dapat
diubah

Skala :

3 Potensial 1
Masalah dapat
dicegah

Skala :

4 Menonjolnya 1
Masalah

Skala :
No Diagnosa Kriteria Intervensi Rasional
. Keperawatan

1 Gangguna Kebutuhhan nutrisi 1. mengenalkan Kebutuhan nutrisi


pemenuhan terpenuhi setelah pengetahuan keluarga adalah proses pemasuka
nutrisi pada dilakukan tindakan tentang kebutuhan nutrisi dan pengolahan zat
keluarga Tn. A keperawatan selama makanan oleh tubuh
khususnya An. B 3x24 jam KH : 2. Diskusikan kepada yang bertujuan
b/d keluarga pengertian menghasilkan energi
ketidakmampuan - Menyebutkan kebutuhan nutrisi dan digunkana dalam
keluarga penghertian aktivitas tubuh.
mengenal kebutuhan nutrisi
masalah - Menyebutkan
penyebab
gangguan
kebutuhan nutrisi

BAB IV
KESIMPULAN

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga.
Perkembangan keluarga meliputi perubahan pola Interaksi dan hubungan antara anggotanya
disepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan – komponen kunci dalam
setiap kerang kakerja yang memandang keluarga sebagai suatu sistem.

Perkembangan keluarga dengan pasangan yang baru menikah berawal dari perkawinan
sepasang anak Adam menandai bermulanya sebuah keluarga baru keluarga yang menikah
atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau status lalang ke hubungan baru yang
intim.

Perubahan peran dasar terjadi dalam perkawinan pertama dari sebuah pasangan karena
mereka pindah dan rumah orang tua mereka kerumah mereka yang baru mereka menjadi
anggota dari tiga keluarga, yaitu menjadi anggota keluarga dari keluarga asal masing
-masing, pada saat yang sama keluarga mereka sendiri baru saja terbentuk.

SARAN

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat menelaah
dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini sehingga sedikit banyak bisa
menambah pengetahuan pembaca. Disamping itu kami mengharapkan saran dan kesimpulan
dari para pembaca sehingga kami bisa berorientasilebih baik pada makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi & Makhfudli. 2009. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.

Mubarak & Chayatin. 2009. Ilmu keperawatan komunitas pengantar dan teori Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.

Widyanto. 2017. Keperawatan komunitas dengan pendekatan praktis. Yogyakarta: Nuha Medika.

Sagung Seto. 2009 Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Ns. Wahyu Widagdo, M.Kep., Sp.Kom 2016. Keperawatan keluarga dan komunitas. KEMENKES RI

Sagung Seto. 2013 Asuhan keperawatan keluarga. Jakarta : Salemba Medika

Tamher & Ekasari. 2009. Pengkajian keperawatan pada individu, keluarga, dan komunitas. Jakarta:
Trans Info Media.

Padila. 2011. Buku ajar keperawatan keluarga. Jakarta: Nuha Medika.

Jhonson & Chayatin. 2014. Keperawatan keluarga. Jakarta: Nuha Medika.

Maria H. Bakri, SKM., M.Kes 2017. Asuhan keperawatan keluarga. Yogyakarta : Pustaka Mahardika

Anda mungkin juga menyukai