Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

“NY.H“ DENGAN MASALAH HIPERTENSI DI DI DESA DUYUNG

DUSUN DUYUNG RT.012 RW.003 KECAMATAN TRAWAS

MOJOKERTO

Dosen Pembimbing: Rina Nur H, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh:
Nur Gita Kumalasari
202003068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan Keperawatan Ini Diajukan Oleh :


Nama : Nur Gita kumalasari
NIM : 202003068
Program Studi : Profesi Ners
Judul Asuhan Keperawatan :
“Laporan Pendahuluan Keperawatan Keluarga dengan masalah Hipertensi ”.
Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas dalam praktik klinik keperawatan dasar.

Mojokerto, April 2021

Pembimbing Akademik Mahasiswa

Rina Nur H, M.Kep., Sp.Kep.Kom Nur Gita Kumalasari


BAB 1

PENDAHULUAN

Keluarga mempunyai peranan sangat penting dalam upaya peningkatan kesehatan


dan pengurangan resiko penyakit dalam masyarakat karena keluarga merupakan unit
terkecil dalam masyarakat. Bila terdapat masalah satu anggota keluarga akan menjadi
satu unit kelurga. Karena ada hubungan yang kuat antara kelurga dengan status anggota
kelurganya. Peran keluarga sangat penting dalam setiap aspek keperawatan kesehatan
anggota kelurganya, untuk itulah keluargalah yang berperan dalam menetukan cara
asuhan yang diperlukan oleh keluarga(Dion & Betan, 2013).Keluarga merupakan
sebuah kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri dari dua individu atau lebih
yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau
hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi sedemikian rupa sehingga sehingga
mereka menganggap dirinya sebagai keluarga (Friedman,2010).
Hipertensi merupakan keadaan dimana tekanan sistemik diatas 140 mmHg dan
tekanan diastolik diatas 90 mmHg (Brunner & Suddarth (2005) dalam Wijaya & putri
(2013). Hipertensi juga salah satu penyakit degeneratif yang banyak terjadi dan
mempunyai tingkat mortalitas yang cukup tinggi serta mempengaruhi kualitas hidup
dan produktivitas seseorang.Hipertensi dapat diklasifikasikan sebagai hipertensi primer
atau hipertensi esensial yang merupakan95 % dari seluruh pasien hipertensi dan
hipertensi sekunder(Sudayo, dkk, 2007). Sugiharto (2007) dalam Masriadi (2016),
Penyebab hipertensi primer adalah gangguan emosi, obesitas, konsumsi alcohol yang
berlebihan, kopi, obat– obatan, faktor keturunan. Umumnya gejala baru terlihat setelah
terjadinya komplikasi. Komplikasi yang terjadi apabila tekanan darah tinggi tidak
diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan
arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut.
Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ jantung, otak, ginjal dan mata, sehingga
dapat mengakibatkan gagal jantung, resiko stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaan.
Penyakit tekanan darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
setiap tahunnya. Badan Kesehatan Dunia (WHO) Angka memperkirakan, jumlah
penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang
membesar. Pada 2025 mendatang, diproyeksikan sekitar 29 % warga dunia terkena
hipertensi.Presentase penderita hipertensi saat ini paling banyak terdapat di negara
berkembang. Data Global Status Report on Noncommunicable Disesases 2010 dari
WHO menyebutkan, 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi,
sedangkan negara maju hanya 35 %. Kawasan Afrika memegang posisi puncak
penderita hipertensi sebanyak 46 %. Sementara kawasan Amerika menempati posisi
buncit dengan 35 %.Untuk kawasan Asia, penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang
setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang menderita tekanan darah tinggi
(Kompas.com, 2017). Prevalensi hipertensi di Indonesia menurut RISKESDAS tahun
2013 yang di dapat melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 %, tertinggi
dibangka belitung ( 30, 9 % ) diikuti kalimantan selatan ( 30,8 % ), kalimantan timur (
29,6 % ) dan jawa barat ( 29,4 % ). Prevelensi hipertensi di Indonesia yang didapat
melalui kuesioner terdiagnosis tenaga kesehatan sebesar 9,4 %, yang di diagnosis tenaga
kesehatan atau sedang minum obat sebesar 9.5 %, jadi ada 0,1 % yang minum obat
sendiri.
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan
dilakukan, ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman ( 1998 )
dalam Dion & Betan, ( 2013 )yaitu : mengenal masalah dalam kesehatan keluarga,
membuat keputusan tindakan yang tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga
yang sakit, mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat,
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat. Tugas keluarga
tersebut haru selalu dijalankan. Apabila salah satu atau beberapa diantara tugas tersebut
tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah kesehatan dalam keluarga.
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Mengethaui masalah- maslalh kesehatan yang terjadi pada keluarga

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan program praktek keperawatan keluarga mahasiswa


mampu:

1. Mampu mengkaji masalah - masalah yag ada pada keluarga


2. Mampu menganalisa data yang sudah dikaji dalam keluarga
3. Mampu menegakkan diagnosa yang sudah dianalisa dalam proses
analisa data yang ada di keluarga
4. Mampu merencanakan tindakan yang tepat dalam memberikan
asuhan keperawata keluarga
5. Mampu memberikan implementasi pada keluarga sesuai dengan
rencana tindakan yang sudah dibuat.
6. Mampu memberikan evaluasi yang tepat edari keefektifan dari
asuhan keperawatan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan. Apakah benar-benar terpenuhi seseuai dengan
kebutuhan yang telah dikaji.
BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang

diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiapanggota

keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas

kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu

tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi,

2012). Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari

masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan

masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya

dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga

atau unit layanan perlu di perhitungkan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darahataupun

adopsi), tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling

ketergantungan.

2.1.2 Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :

1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk


pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif tampak

pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga.

Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan

fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :

1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,

saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.

2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan

mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta

selalu mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan

tercapai.

3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan

sepakat memulai hidup baru.

2. Fungsi Sosialisasi

Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan

tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru

lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada

disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial

pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan

tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.

3. Fungsi Reproduksi

Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah

sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah,

selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangantujuan untuk

membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.


4. Fungsi Ekonomi

Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh

anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan

tempat tinggal.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan

keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat

anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas

kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

2.1.3 Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga

Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan

keluarga dibagi menjadi 8 :

1. Keluarga Baru (Berganning Family)

Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas

perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina

hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,

membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana

memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan memahami

prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan menjadi orangtua).

2. Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)

Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan menimbulkan

krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain

yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga, mempertahankan hubungan

yang memuaskan dengan pasangan, membagi peran dan tanggung


jawab, bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan

anak, serta konseling KB postpartum 6 minggu.

3. Keluarga dengan anak pra sekolah

Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan kebutuhan

pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar

dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya.

4. Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)

Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan

keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar

rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya

intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.

5. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan

terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan

perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk

memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

6. Keluarga dengan anak dewasa

Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup

mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan

sumber yang ada dalam keluarganya.

7. Keluarga usia pertengahan (middle age family)

Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih

banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan waktu

santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua, serta persiapan


masa tua.

8. Keluarga lanjut usia

Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti penyesuaian

tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup, menerima kematian

pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta melakukan life review

masa lalu.

2.1.4 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga

yang sakit

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat

2.1.5 Struktur Keluarga

Macam-macam Struktur keluarga oleh Padila (2012, p. 24), diantaranya adalah:

a) Patrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.

b) Matrilineal Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.

c) Matrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga


sedarah

ibu.
d) Patrilokal Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
ayah.
e) Keluarga kawin Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi Pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami istri.

f) Neolokal Adalah suami istri yang tinggal tidak dekat dengan keluarga suami
maupun istri.

2.1.6 Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan

2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan

3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga

yang sakit

4. Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat

meningkatkan kesehatan

5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat di

lingkungan setempat.

2.2 Konsep Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi


Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan


kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E- journal keperawatan volume
4 nomor 1, Mei 2016).
2.2.2 Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri tetapi
sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris, obesitas, dan
diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :

1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer


Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan antara
riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko menderita
penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres sebagai tertuduh
utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya. Faktor-faktor lain yang
dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi jenis ini adalah lingkungan,
kelainan metabolisme, intra seluler, dan faktor-faktor ynag meningkatkan
resikonya seperti obesitas, merokok, konsumsi alkohol, dan kelainan darah.

2. Hipertensi renal atau hipertensi sekunder


Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang sering
terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa

Kategori Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg


Normal Tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg
Stadium 1
140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
(Hipertensi Ringan)
Stadium 2
160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg
(Hipertensi Sedang)
Stadium 3
180 – 209 mmHg 110 – 119 mmHg
(Hipertensi Berat)
Stadium 4
(Hipertensi Sangat 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Berat atau Maligna)
Sumber : Heniwati, 2008
2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
a) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan pria
ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang pada wanita
ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita hipertensi berpengaruh
pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan hormon pada wanita
setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
b) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan
berubah di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat
secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka tekanan
darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung mempunyai
tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda (Endang Triyanto,
2014).

c) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga
yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua cenderung
beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih besar
dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat keluarga
dengan hipertensi (Buckman, 2010).
d) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi oleh
petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau pola hidup
sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).
2. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol
a) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi kebutuhan
energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan atau obesitas dan
akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., & N. Prayitno, 2013).
b) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan menurunkan
tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk terbiasa melakuakn
pekerjaan yang lebih berat karena adanya kondisi tertentu.
c) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan
di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
d) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan adalah
tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6 gram) (H. Hadi
Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
e) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
f) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam
satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 5- 10 mmHg.
g) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi vaskuler,
efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah. Kecemasan atau
stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30 mmHg. Jika individu
meras cemas pada masalah yang di hadapinya maka hipertensi akan
terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan kecemasan yang berulang-ulang
akan mempengaruhi detak jantung semakin cepat sehingga jantung
memompa darah keseluruh tubuh akan semakin cepat.
2.2.4 Tanda dan Gejala
Pada beberapa pasien mengeluh sakit kepala, pusing, lemas, sesak nafas,
kelelahan, kesadaran menurun, mual, gelisah, muntah, kelemahan otot,
epitaksis bahkan ada yang mengalami perubahan mental.
2.2.5 Patofisiologi
umur Jenis kelamin Gaya hidup obesitas

Elastisitas, arteriosklerosis

hipertens
Ii

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

Perubahan struktur

Penyumbatan pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah Retina

Resistensi Suplai O2 Vasokonstriksi sistemik koroner Spasme


pembuluh otak pembuluh darah arteriole
darah otak menurun ginjal
vasokonstriksi Iskemi
diplopia
miocard
Blood flow
Nyeri Gangguan pola sinkop munurun
kepala tidur(insomnia) Afterload
meningkat Nyeri dada Resti injuri
Respon RAA
Gangguan
perfusi Penurunan Fatique
jaringan Rangsang curah jantung
aldosteron
Intoleransi
aktifitas

Retensi Na edema
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Non Farmakologis
Menurunkan berat badan pada penderita yang gemuk, diet rendah garam dan
rendah lemak, mengubah kebiasaan hidup, olah raga secara teratur dan
kontrol tekanan darah secara teraut.
2. Farmakologis
Memberikan obat-obatan anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT,
Higroton, Lasix. Beta bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti
phentolamin, prozazine, nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti
hidralazine, diazoxine. Antagonis kalsium seperti nefedipine (adalat).
2.2.7 Komplikasi
1. Penyakit pembuluh darah otak seperti stroke, perdarahan otak, transient
ischemic attack (TIA).
2. Penyakit jantung seperti gagal jantung, angina pectoris, infark miocard acut
(IMA).
3. Penyakit ginjal seperti gagal ginjal.
4. Penyakit mata seperti perdarahan retina, penebalan retina, oedema pupil.
Konsep Asuhan Keperawatan pada Keluarga dengan Hipertensi

Proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang

sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan

komunitas. Pada keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikan

keluarga sebagai konteks dimana fokus dan proses perawatannya berorientasi pada

anggota keluarga secara individu (Prastanti, 2012).

Dalam praktiknya kebanyakan perawat keluarga bekerja pada keduanya

yaitu pada keluarga dan pada individu dalam keluarga. Ini berarti bahwa perawat

keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua tingkatan yaitu tingkat

individu dan keluarga. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah

keluargakeluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah

kesehatan atau beresiko timbulnya masalah kesehatan. Sasaran keluarga yang

dimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan keluarga itu sendiri

(Prastanti, 2012).

2.3.1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil

informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk

mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,

perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap hari),

lugas dan sederhana.


Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian

Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu:

1. Data Umum

Data Umum yang perlu dikaji adalah Nama kepala keluarga, Usia,

Pendidikan, Pekerjaan, Alamat, Daftar anggota keluarga.

2. Genogram

Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor

bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit Hipertensi.

3. Status Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi dapat dilihat dari pendapatan keluarga dan

kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga. Pada pengkajian status sosial

ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari

ketidakmampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke

dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.

4. Riwayat Kesehatan Keluarga

Riwayat kesehatan keluarga yang perlu dikaji adalah Riwayat masing

masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit keturunan), Perhatian

keluarga terhadap pencegahan penyakit, Sumber pelayanan kesehatan yang biasa


digunakan keluarga dan Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan

5. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan yang perlu dikaji adalah Karakteristik rumah, Tetangga dan
komunitas, Geografis keluarga, Sistem pendukung keluarga.
6. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan

memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan sikap saling mengerti.

Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin

mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral

bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan

persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila

kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga

dalam mengenal tanda-tanda gangguann kesehatan selanjutnya.

2) Fungsi Keperawatan

(1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh

mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi

pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang mempengaruhi

keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah,

tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan

keperawatan, karena Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu

mengenai pengaturan makanan dan gaya hidup. Jadi disini keluarga perlu tau

bagaimana cara pengaturan makanan yang benar serta gaya hidup yang baik

untuk penderita Hipertensi.


(2) Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga.

Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui

adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).

5) Fungsi Ekonomi

Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit.

Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk mencari pertolongan

dokter ataupun petugas kesehatan lainya (Friedman, 2013).

menurun, buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan monokuler),

penglihatan ganda, (diplopia)/gangguan yang lain. Ukuran reaksi pupil tidak sama,

kesulitan untuk melihat objek, warna dan wajah yang pernah dikenali dengan baik.

3) Sistem Penciuman

Terdapat gangguan pada sistem penciuman, terdapat hambatan jalan nafas.

a. Nervus IV Trokhlear (gerak bola mata ke atas ke bawah)

b. Nervus V Trigeminal (sensori kulit wajah, penggerak otot rahang)

c. Nervus VI Abdusen (gerak bola mata menyamping)


d. Nervus VII Fasial (ekspresi fasial dan pengecapan)

e. Nervus VIII Oditori (pendengaran)

f. Nervus IX Glosovaringeal (gangguan pengecapan, kemampuan menelan,


gerak lidah)

tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemaker dalam

Setyowati, 2011).
Contoh Diagnosa Asuhan Keperawatan Hipertensi dengan NANDA/ICNP, NOC,

NIC dalam Panduan Asuhan Keperawatan :

1. Nyeri Akut

2. Perilaku kesehatan cenderung beresik

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah

a) Persepsi terhadap keparahan penyakit.

b) Pengertian.

c) Tanda dan gejala.


d) Faktor penyebab.

e) Persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan

a) Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah.

b) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan.

c) Pengalaman keluarga yang kurang baik.

d) Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga.


Intervensi Keperawatan

Effendy dalam Harmoko (2012), mendefinisikan: rencana keperawatan

keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan,

dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah didefinisikan.

Sedangkan Friedman (2013) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan.

Tingkat pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur,

langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang yang

merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang

diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.

Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan

sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya,

pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu

respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk

mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah

Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan

jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).

Tujuan jangka pendek pada penderita Hipertensi antara lain : setelah

diberikan informasi kepada keluarga mengenai Hipertensi keluarga mampu

mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk anggota

keluarga yang menderita Hipertensi dengan respon verbal keluarga mampu

menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan Hipertensi.

Respon afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau perawatan bagi

anggotanya yang menderita Hipertensi secara tepat. Sedangkan respon psikomotor,


keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan memodifikasi lingkungan

yang sehat dan nyaman bagi penderita Hipertensi. Standar evaluasi yang digunakan

adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab,


Berikut adalah rencana asuhan keperawatan keluarga hipertensi dengan Nanda/ICNP NOC, NIC Panduan Asuhan Keperawatan:

Tabel 2.7 Rencana Asuhan Keperawatan


Masalah Tujuan Kriteria Standar Evaluasi Rencana Intervensi
Keperawatan Evaluasi
Nyeri Akut Tujuan umum : Respon 1. Status cardiopilmonary 1. Kompres hangat
Setelah dilakukan verbal 2. Status sirkulasi
tindakan 2. Manajemen nyeri
keperawatan 3. Perfusi jaringan
diharapkan nyeri 4. Tanda-tanda vital 3. Pendidikan kesehatan :
berkurang 5. Kontrol nyeri proses penyakit
6. Menejement penyakit hipertensi
Tujuan khusus: 7. Pengetahuan: perilaku sehat 4. Manajemen lingkungan :
Setelahdilakukan 8. Promosi kesehatan kenyamanan
tindakan
keperawatan selama 9. Menejement nyeri
5. Terapi relaksasi
keluarga mampu:
6. Akupresur
1. Mengenal
masalah
kesehatan
2. Mengambil
keputusan
3. Merawat anggota
keluarga yang
sakit
4. Memodifikasi
lingkungan
5. Memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
Perilaku Tujuan umum : Respon Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
kesehatan Setelah dilakukan verbal masalah kesehatan. masalah :
cenderung tindakan 1. Pengajaran : individu
beresiko keperaawatan 1. Pengetahuan kesehatan
2. Pengajaran : kelompok
diharapkan keluarga 2. Pengetahuan tentang proses
penyakit 3. Pengajaran : proses penyakit
mampu menjaga
3. Perilaku peningkatan kesehatan 4. Manajemen nutrisi
perilaku kesehatan
4. Mencari informasi masalah 5. Terapi nutrisi
kesehatannya 6. Konseling nutrisi
Tujuan khusus:
5. Status nutrisi 7. Monitoring nutrisi
Setelahdilakukan
tindakan Keluarga mampu memutuskan
keperawatan Keluarga mampu memutuskan :
tindakan dan keyakinan keluarga
keluarga mampu: memperkuat atau meningkatkan
untuk meningkatkan atau
kognitif yang diinginkan atau
memperbaiki kesehatan : mengubah kognitif yang tidak
1. Mengenal 1. Berpartisipasi dalam
masalah diinginkan.
memutuskan perawatan
kesehatan 1. Dukungan membuat keputusan
kesehatan
2. Mengambil 2. Keyakinan kesehatan 2. Membangun harapan
keputusan 3. Kesiapan caregiver dalam 3. Dukungan emosi
3. Merawat anggota perawatan di rumah
keluarga yang 4. Partisipasi keluarga dalam Keluarga mampu merawat dalam
sakit perawatan profesional membantu melaksanakan ADL
4. Memodifikasi 1. Manajemen energi
lingkungan Keluarga mampu 2. Peningkatan kegiatan olahraga
5. Memanfaatkan merawat/membantu melaksanakan
3. Intervensi data lab
ADL
1. Intoleransi aktivitas
2. Pemeliharaan energi
3. Istirahat
4. Status kesehatan personal :
fasilitas 4. Dukungan dokter/ tenaga
pelayanan kesehatan lainnya, mis. Ahli
kesehatan gizi.
Ketidakefektifan Tujuan umum : Respon Keluarga mampu mengenal Keluarga mampu mengenal
pemeliharaan Setelah dilakukan verbal masalah masalah
kesehatan tindakan
keluarga keperawatan 1. Pengetahuan : manajemen 1. Pengajaran : proses penyakit
diharapkan keluarga penyakit arteri koroner 2. Pengajaran : Individu
dapat memelihara 2. Pengetahuan tentang proses 3. Pengajaran: Kelompok
kesehatan keluarga penyakit
Kemampuan memutuskan
Tujuan khusus: Kemampuan memutuskan tindakan tindakan dan keyakinan keluarga
Setelahdilakukan dan keyakinan keluarga untuk untuk meningkatkan atau
tindakan meningkatkan atau memperbaiki memperbaiki kesehatan
keperawatan kesehatan : 1. Dukungan pengasuhan
keluarga mampu 1. Kepercayaan mengenai
2. Dukungan pengambilan
1. Mengenal kesehatan : merasakan keputusan
masalah 2. Berpartisipasi dalam
kesehatan memutuskan perawatan Keluarga mampu merawat
2. Mengambil kesehatan keluarga
keputusan 3. Partisipasi keluarga dalam
1. Konseling nutrisi
3. Merawat anggota perawatan profesional
2. Monitoring nutrisi
keluarga yang
sakit Keluarga mampu merawat keluarga 3. Bantuan penurunan BB
4. Memodifikasi 1. Manajemen diri : penyakit arteri 4. Manajemen Nyeri
lingkungan koroner 5. Peningkatan kesadaran diri
2. Perilaku kepatuhan: Diet yang
5. Memanfaatkan
dianjurkan Keluarga mampu memodifikasi
fasilitas 3. Orientasi kesehatan lingkungan
pelayanan
4. Status kesehatan personal 1. Identifikasi risiko
kesehatan
2. Modifikasi perilaku
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
1. Deteksi risiko
2. Kontrol risiko: penyakit
kardiovaskuler
Keluarga memiliki kemampuan untuk
Keluarga memiliki kemampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan
untuk memanfaatkan pelayanan 1. Konsultasi
kesehatan 2. Rujukan
1. Pengetahuan tentang sumber 3. Bantuan Sistem Kesehatan
sumber kesehatan
2. Perilaku mencari pelayanan
kesehatan
3. Partisipasi keluarga dalam
perawatan keluarga

2.3.1.
Implementasi Keperawatan

Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien

(individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan

yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial

keluarga (Friedman, 2013).

Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan

keluarga dengan Hipertensi menurut Effendy dalam Harmoko (2012)

adalah sumber daya dan dana keluarga, tingkat pendidikan keluarga,

adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana

dan prasarana yang ada dalam keluarga.

Sumberdaya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat

menunjang proses penyembuhan dan penatalaksanaan penyakit

Hipertensi menjadi lebih baik. Sedangkan tingkat pendidikan keluarga

juga mempengaruhi keluarga dalam mengenal masalah Hipertensi dan

dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat

terhadap anggota keluarga yang terkena Hipertensi.

Adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan

mempengaruhi pengambilan keputusan keluarga tentang pola

pengobatan dan penatalaksanaan penderita Hipertensi, seperti pada suku

pedalaman lebih cenderung menggunakan dukun daripada pelayanan

kesehatan.
Demikian juga respon dan penerimaan terhadap anggota

keluarga yang sakit Hipertensi akan mempengaruhi keluarga dalam

merawat anggota yang sakit Hipertensi. Sarana dan prasarana baik

dalam keluarga atau masyarakat merupakan faktor yang penting dalam

perawatan dan pengobatan Hipertensi. Sarana dalam keluarga dapat

berupa kemampuan keluarga menyediakan makanan yang sesuai dan

menjaga diit atau kemampuan keluarga, mengatur pola makan rendah

garam, menciptakan suasana yang tenang dan tidak memancing

kemarahan. Sarana dari lingkungan adalah, terjangkaunya sumber-

sumber makanan sehat, tempat latihan, juga fasilitas kesehatan (Effendy

dalam Harmoko, 2012).

Evaluasi Keperawatan

Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi.

Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan

yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi

merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang

perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).

Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil

implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk

melihat keberhasilannya. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara

yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (Suprajitno, 2016) yaitu

dengan SOAP, dengan pengertian "S" adalah ungkapan perasaan dan


keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan

implementasi keperawatan, "O" adalah keadaan obyektif yang dapat

diidentifikasi oleh perawat menggunakan penglihatan. "A" adalah

merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon keluarga secara

subjektif dan objektif, "P" adalah perencanaan selanjutnya setelah

perawat melakukan tindakan. Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan

yang sudah dibuat sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai,

maka dibuat rencana tindak lanjut yang masih searah dengan tujuan.
BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA KELUARGA NY.H DENGAN

MASALAH HIPERTENSI DI DESA DUYUNG DUSUN DUYUNG TRAWAS

RT.012 RW.003

Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 15 April 2021

A. Pengkajian Keluarga

I. Data Umum :

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. U

2. Alamat : Ds.Duyung Dsn. Duyung trawas rt.012 rw.003

3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Swasta dan petani

4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA

5. Komposisi Keluarga : Ayah, ibu, dan satu orang anak kandung

No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan

Kelamin dengan KK

1. Tn. U L Suami 50 th SMA

2. Ny. H P Istri 49 th SMA

3. Nn. G P Anak 23 th S1
1. Genogram

Keterangan :

= Laki-laki

= Perempuan

= Sudah Meninggal

= Klien

= Tinggal Serumah

1. Tipe keluarga

Tipe keluarga ini yaitu tradisional, keluarga inti (nuclear family). Karena dalam

keluarga besar terdiri dari ayah, ibu, dan anak kandung.

2. Keawarganegaraan atau suku bangsa

Suku keluarga Ny.H adalah suku Jawa Kewarganegaraan Indonesia, begitu pula

dengan anak istrinya. Ny.H berasal dari Sidoarjo dan Tn.U berasal dari Mojokerto,dan

anaknya kelahiran Sidoarjo.

3. Agama
Semua keluarga Ny.H beragama islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di

rumah dan di masjid. Ny. H masih mengikuti kegiatan pengajian rutin setiap hari rabu

dan minggu.

4. Status sosial ekonomi

Penghasilan keluarga pada Tn. U kurang lebih >2.000.000/ bln. Ny. H yang bekerja

sebagai karyawan swasta dengan penghasilan yang rata-rata ,100.000/hari,dan

anaknya masih menempuh pendidikan profesi.

5. Aktivitas rekreasi keluarga

Anak biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan bermain dengan teman

sebayanya dan menonton TV dirumah. Sedangkan Ny. H dan Tn. U juga menghabiskan

waktu senggang dengan berkumpul dan berkebun.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

a. Riwayat keluarga inti sekarang :

1. Keluhan utama : Ny.H mengatakan nyeri kepala yang berat (pusing).

Riwayat keluhan :

P: Ny.H mengatakan timbulnya keluhan karena tekanan darah yang kembali naik.

Q: Ny.H mengatakan keluhan yang dirasakan seperti tertekan benda berat

R: Ny.H mengatakan keluhan dirasakan pada daerah kepala dan leher

S: Skala nyeri 5 (sedang)

T: Ny.H mengatakan keluhan timbul secara tiba-tiba, sakit kepala yang dirasakan

hilang timbul

2. Keluhan yang menyertai : Ny.H mengatakan kepalanya terasa sakit disertai pusing,

nyeri pada leher dan terasa berat.

b. Riwayat keluarga sebelumnya :


Ny. H adalah anak dari 5 bersaudara, semua saudara Ny.H masih hidup dan dalam

keadaan sehat. Tn.U adalah anak dari 3 bersaudara

c. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja.

d. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, anak Tn.

U dan Ny. H berusia 23 tahun. Tn. U dan Ny.H mengatakan komunikasi dengan

anak-anaknya bersifat terbuka dan anaknya mengetahui akan tugas dan

kewajibannya sebagai anak.

3. LINGKUNGAN

a. Karakteristik rumah:

Rumah status milik sendiri, luas rumah 8 x 22 m, tipe rumah permanen, lantai kramik,

berplafon semua.

b. Keadaan lingkungan dalam rumah :

Tempat tinggal Ny. H dan Tn.U merupakan rumah sendiri. Tempat tinggalnya

permanen dengan status kepemilikan dirinya sendiri. Luas rumah 8 x 22 m. Penataan

rumah terkesan rapi, bersih dan luas. Terdapat ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang

keluarga, 1 dapur dan 1 kamar mandi. Di dapur terkesan cukup rapi an bersih, sumber

air bersih galon aqua, alat masak lengkap, ada penempatan dan penutup makanan di

meja makannya,ada ventilasi udara, alat masak dan makan dicuci setelah sudah

menumpuk. Serta peralatan makan digunakan bersama., kamar mandi 1, peralatan

mandi lengkap, namun digunakan untuk bersama, bak mandi dikuras 1 minggu sekali

dan terkadang ada jentik-jentiknya. Penerangan dimalam hari menggunakan listrik.


c. Keadaan lingkungan diluar rumah:

Rumah memiliki pekarangan yang sedikit sempit. Tetapi terdapat pepohonan

kelengkeng dan jeruk di depan rumahnya. Di belakang rumah dibuat untuk menanam

beberapa sayuran seperti cabai, jahe ,serai, tomat dll. Dalam pengelolahan sampah

rumah tangga keluarga memiliki tempat sampah untuk penampung sampah dan jika

sudah penuh kadang di bakar..

d. Denah Rumah Keterangan:


1. Ruang tamu
2. kamar tidur
6 7 8 3. Kamar tidur
4. Kamar tidur
5. Ruang keluarga dan ruang makan
6. Dapur
7. Kamar mandi dan WC
5
8. Tempat jemuran

1
4 3 2

e. Karakteristik tetangga dan komunitas

Diwilayah rumah Tn.U dan Ny. H jarak antara satu rumah dengan yang lainnya cukup

dekat. Tiap 1 minggu terdapat 2 tahlilan rutin , dan ibu-ibu arisan tiap minggu sore.

Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga ikut aktif dalam kegiatan pengajian,

kegiatan lingkungan, sedangkan anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman di

sekitar rumah. Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara.

f. Mobilitas Geografis keluarga

Keluarga adalah penduduk tetap, rumah menetap di dusun duyung desa duyung sejak

lama dan aktifitas dalam keluarga adalah Ny.H bekerja , suaminya sebagai karyawan

swasta, anaknya masih menempuh pendidikan.

g. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.U aktif mengikuti kegiatan yang di lakukan oleh RT setempat contohnya
yaitu Tn.U mengikuti kegiatan kerja bakti dan gotong royong serta tahlilan, Ny.H

mengikuti pengajian setiap hari rabu dan minggu di desa. bertetangga dan komunitas

berjalan rukun, tidak ada aturan khusus yang mengikat individu dalam bermasyarakat

selama tidak menimbulkan keresahan bagi masyarakat lainnya.

h. Sistem pendukung keluarga

Saat ini dalam keluarga terdapat keluarga yang sakit yaitu Ny. H dan hubungan

satu keluarga dengan yang lainnya cukup baik. Jika ada masalah maka keluarga

akan menyelesaikan dengan musyawarah. Keluarga memanfaatkan layanan

kesehatan yang tersedia di Desa yaitu Puskesmas Trawas

STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga

Komunikasi keluarga menggunakan bahasa jawa, dan komunikasi keluarga dilakukan

secara terbuka dan saling menghargai satu sama lain dan apabila terdapat masalah di

dalam keluarganya di putuskan dengan cara diskusi antar keluarga.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam keluarga Ny.H merupakan sumber kekuatan keluarga yang bisa mempengaruhi

dan mengendalikan sebagaimana masalah yang ada dalam keluarganya untuk

mengubah perilaku yang berhubungan dengan kesehatan. Tn.U biasanya kurang

mendengarkan omongan yang dikatakan oleh suaminya, Ny.H biasanya sering patuh

pada anak perempuannya. Jika Ny.H saat penyakitnya kambuh dimotivasi oleh anak

perempuannya.

b. Struktur peran

a. Peran Formal

- Tn.U berperan sebagai Kepala keluarga bekerja sebagai karyawan swasta


- Ny. A berperan Ibu Rumah Tangga dan bekerja sebagai karyawan swasta

- Nn. G berperan sebagai anak

b. Peran Informal

- Tn. U berperan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab atas

kehidupan keluarganya. Tn. T merupakan tulang punggung keluarga.

- Ny. H berperan sebagai ibu rumah tangga dan baik dalam merawat anak, serta

juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga

- Nn. G berperan sebagai anak dan juga berperan seorang pelajar

c. Nilai dan norma keluarga

- Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang

sakit diperiksakan ke sarana kesehatan. Dalam kehidupan setiap hari keluarga

menjalani hidup berdasarkan tuntutan agama islam.

- Keluarga juga menerapkan norma kejujuran agar seluruh anggota keluarga selalu

berkata dan berbuat jujur, jika tidak jujur maka akan dosa dan akan mendapat

balasan dari Tuhan. Dan juga menerapkan norma kesopanan dilakukan dengan cara

selalu menghormatai orang tua dan berperilaku sesuai dengan aturan masyarakat.

1.5 FUNGSI KELUARGA

a. Fungsi afektif

Menurut Tn.U dan Ny.H senang memiliki keluarga yang lengkap serta sangat senang

karena dapat berkumpul setiap hari. Keluarga tampak harmonis, saling

memperhatikan, saling menghargai, dan saling memotivasi jika ada masalah dalam

keluarga. Apabila ada anggota keluarga lain yang membutuhkan maka anggota

keluarga akan membantu sesuai dengan kemampuan.

b. Fungsi sosialisasi
Seluruh anggota keluarga Tn.U dan Ny.H dapat berinteraksi dengan baik di dalam

lingkungannya. Di dalam keluarga sering menghormati dan menghargai sesama

tetangga.

c. Fungsi ekonomi :

Dalam keluarganya yang menjadi tulang punggung adalah suaminya Tn.U utuk

mencari nafkah yang rata-rata ,70.000/hari. Dan Ny.H mengatakan penghasilannya

rata-rata ,100.000/hari dan anaknya masih menempuh pendidikan profesi.

d. Fungsi perawatan keluarganya:

a. Kemampuan mengenal masalah kesehatan


Suaminya mengatakan belum dapat mengidentifikasi penyakit di keluarganya
tetapi tidak mengetahui sama sekali apa penyebabnya karena anaknya jarang
dirumah. Suami dari Ny.H mengatakan tidak mengetahui tentang tanda dan
gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk
mencegah terjadinya penyakit pada Ny.H. dan Ny.H masih sering memasak
sayur dengan menggunakan santan dan suka asin.
b. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah di bawa ke
puskesmas terdekat dan jika sakitnya berlarut segera di bawa ke Rumah Sakit
terdekat.
c. Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang
sehat
Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya
(menyapu, mengepel), pembuangan sampah ditampung sementara di ember
sampah kemudian di bakar di lubang pembakaran setiap dua hari sekali.
d. Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan
setempat. Keluarga Ny.H mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera
dibawa ke pukesmas , dan jika perlu rujukan dibawa ke Rumah Sakit terdekat.
e. Fungsi reproduksi
Tn. U dan Ny. H mempunyai 1 anak yaitu 1 wanita. Ny. H mengikuti KB suntik 1

bulan sekali dan tidak mempunyai rencana untuk memiliki keturunan lagi.

Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :

Sejak 2 minggu yang lalu Ny.H sakit dia semakin cemas karena memikirkan keadaanya

dan anaknya yang masih membutuhkan biaya untuk masa depan,

sedangkan Tn.U hanya bisa bersabar dan berusaha semaksimal mungkin untuk

kesembuhan istrinya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :

Keluarga berharap anaknya cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan yang layak

sehingga dapat menjadi anak yang berguna.

3. Strategi Koping Yang Digunakan :

Keluarga Ny.H dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali

bersama anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap

anaknya.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional :

Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu

keputusan.
Pemeriksaan Fisik.

 Keluhan utama Ny.H : mengeluh pusing.

N Pemeriksaa Tn. U Ny.H Nn.G


o n
Fisik
1 Kepala Simetris, rambut Simetris,tidak ada Simetris, rambut
berwarna hitam, ketombe,Rambut berwarna hitam,
tidak ada sedikit kusut dan tidak ada
ketombe. beruban ketombe.
2. Leher leher tidak leher tidak nampak leher tidak
nampak adanya adanya peningkatan nampak adanya
peningkatan tekanan vena peningkatan
tekanan vena jugularis dan arteri tekanan vena
jugularis dan carotis, tidak teraba jugularis dan
arteri carotis, tidak adanya pembesaran arteri carotis,
teraba adanya kelenjar tiroid tidak teraba
pembesaran (struma). adanya
kelenjar tiroid pembesaran
(struma). kelenjar tiroid
(struma).
3. Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva
terlihat anemis, terlihat anemis, tidak terlihat
tidak ada katarak, tidak ada katarak, anemis, tidak ada
penglihatan jelas penglihatan jelas katarak,
penglihatan jelas
4. Telinga Simetris, keadaan Simetris, keadaan Simetris, keadaan
bersih,Fungsi bersih,Fungsi bersih,Fungsi
pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik
5. Hidung Simetris,keadaan Simetris,keadaan Simetris,keadaan
bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada bersih,Tidak ada
kelainan yang kelainan yang kelainan yang
ditemukan ditemukan ditemukan
6. Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut agak Mukosa mulut
lembab,keadaan sedikit kering,Mulut lembab,keadaan
bersih,Tidak ada sedikit kotor, makan bersih,Tidak ada
kelainan 3x/hari porsi habis. kelainan
7. Dada Pergerakan dada Pergerakan dada Pergerakan dada
terlihat simetris, terlihat simetris, terlihat simetris,
,tidak terdapat ,tidak terdapat ,tidak terdapat
palpitasi, suara palpitasi, suara mur- palpitasi, suara
mur-mur (-), mur (-), ronchi (-), mur-mur (-),
ronchi (-), wheezing (-) ronchi (-),
wheezing (-) wheezing (-)
8. Abdomen Pada pemeriksaan Pada pemeriksaan Pada
abdomen tidak abdomen tidak pemeriksaan
didapatkan didapatkan adanya abdomen tidak
adanya pembesaran hepar, didapatkan
pembesaran tidak kembung, adanya
hepar, tidak pergerakan pembesaran
kembung, peristaltik usus hepar, tidak
pergerakan 35x/mnt, tidak ada kembung,
peristaltik usus bekas luka operasi pergerakan
35x/mnt, tidak ada peristaltik usus
bekas luka operasi 35x/mnt
9. TTV dan TD:120/80mmHg TD:150/100mmHg, TD:110/80mmH
ekstremitas , N : 100x/mnt, g
N : 74x/m, S :36,50C R: 18 x/mnt
S : 360C R: 20x/m N: 84 x/mnt
R: 20x/m S: 37,2OC
Harapan Keluarga.

Keluarga berharap Ny. H dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat memberi

pelayanan kesehatan dengan baik.


1. Analisa Data

Data Masalah
DS : Nyeri akut

- Klien mengatakan pusing dan lemas.


- Klien mengatakan sakit kepala berat seperti tertimpa benda
berat yang terasa sampai leher
- Klien mengatakan nyerinya muncul secara tiba-tiba, sakit
kepala dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri sedang (5)

DO :
- Klien tampak meringis menahan nyeri
- Klien tampak gelisah
- TD: 150/100 mmHg
- N : 100 x/mnt
- RR : 20x/mnt

DS : Defisit
- Klien mengatakan bahwa makanan sehari-hari masih di Pengetahuan
samakan dengan makanan yang dimakan oleh keluarganya
- Klien mengatatakan juga terkadang masih mengonsumsi garam
berlebih, dan santan.
- Klien mengatakan biasanya makan nasi, lauk seperti
tempe,ikan asin , dan masih memakan seafod

DO :
- Keluarga Klien terlihat tampak bingung dan kurang mengerti
tentang hipertensi dan menjaga gaya hidupnya
- TD: 150/100 mmHg
- N : 100 x/mnt
- RR : 20 x/mnt
 Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut
2. Defisit Pengetahuan .
 SKORING PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
1. Nyeri akut
PEMBENARAN
No Kriteria SKALA BOBOT Scoring
2. SIFAT 3 1 3/3x1=1 Sifat masalah ini
MASALAH termasuk aktual jika pola
(AKTUAL) makan dan kebiasaan
yang dapat menyebabkan
nyeri akut tidak bisa
diubah maka akan
berdampak buruk pada
kesehatan tubuh.
KEMUNGKINA 1 2 1/2x2=1 Masalah dapat diatasi
N MASALAH sebagian karena keluarga
DAPAT masih merubah menu
DIRUBAH makan dengan
(SEBAGIAN) mengurangi
mengonsumsi makan-
makanan yang asien
POTENSIAL 3 1 3/3x1=1 Masalah dapat di cegah
MASALH dengan kriteria tinggi
DAPAT karena keluarga dan
DICEGAH masih mempunyai
( Tinggi ) kemampuan untuk
mengubah kebiasaan
menu makanan yang
beragam dengan cara
memilih maknan yang
sehat.dan berusaha
nmenghindari makanan
yang dilarang.
MENONJOLNY 2 1 2/2x1=1 Masalah perlu untuk
A MASALAH segera ditangani karena
(Masalahdirasaka keluarga Menyadari
ndanharussegera bahwa pentingnya
di tangani) menjaga pola makan
yang sehat. Dan klien
menginginkan segera
sembuh.
Total 4

2. Defisit Pengetahuan.
PEMBENARAN
No Kriteria SKALA BOBOT Scoring
2. SIFAT 3 1 3/3x1=1 Sifat masalah ini
MASALAH termasuk aktual jika pola
(AKTUAL) makan dan keluarga tidak
mampu mengetahui
kebiasaan yang tidak bisa
diubah maka akan
berdampak buruk pada
kesehatan tubuh.
KEMUNGKINA 1 2 1/2x2=1 Masalah dapat diatasi
N MASALAH sebagian karena keluarga
DAPAT Klien ingin mengetahui
DIRUBAH cara merawat keluargnya
(SEBAGIAN) yang sakit.
POTENSIAL 2 1 2/3x1=2/3 Masalah dapat di cegah
MASALH dengan kriteria cukup
DAPAT karena keluarga klien
DICEGAH dan masih mempunyai
(CUKUP) kemampuan untuk
mengubah kebiasaan
untuk mengetahui
merawat anggota
keluarga yang sakit.
MENONJOLNY 2 1 2/2x1=1 Masalah perlu untuk
A MASALAH segera ditangani karena
(Masalah Ny. H Menyadari bahwa
dirasakan dan pentingnya menjaga pola
harus segera di makan yang sehat. Dan
tangani) Ny. H menginginkan
segera sembuh.
Total 3 2/3

PENETAPAN PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA

Prioritas Diagnosa keperawatan Skore


2. Nyeri akut 4

Defisit Pengetahuan 3 2/3


RENCANA/INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA HIPERTENSI

Diagnosa Tujuan Umum Standar Hasil Intervensi Keperawatan


Nyeri Setelah dilakukan
tindakan
keperawatan
di harapkan :
1. Keluarga 1. Keluarga mampu 1. Jelaskan penyebab, periode,
mampu menyebutkan dan pemicu nyeri
mengenal penyebab tanda 2. Identifikasi lokasi,
masalah gejala nyeri pada karakterisktik, durasi,
kesehatan penyakit hipertensi frekuensi, kualitas,
anggota intensitas nyeri
keluarga 3. Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri

2. Keluarga mampu 2. Keluarga mampu 1. Anjurkan memonitor nyeri


mengambil mengambil secara mandiri
keputusan untuk keputusan yang 2. Anjurkan menggunakan
anggota keluarga tepat untuk analgetik secara tepat
yang sakit mengurangi nyeri 3. Berikan massase
pada Ny.H saat
darah tingginya
naik

3. Keluarga mampu 3. Keluarga mampu 1. Berikan teknik non

merawat anggota merawat anggota farmakologis untuk

keluarga yang keluarga yang sakit mengurangi rasa nyeri

sakit hipertensi dengan cara (Relaksasi nafas dalam,

mengontrol nyeri kompres air hangat, terapi


bermain)
pada penderita 2. Monitor efek samping
hipertensi penggunaaan analgetik
3. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
4. Keluarga mampu
memodifikasi Keluarga mampu 1. Kontor lingkungan yang
lingkungan mengatur lingkungan memperberat rasa nyeri
keluarga untuk yang nyaman dan (mis, suhu lingkungan,
menjamin tidak memperberat pencahayaan, kebisingan)
kesehatan rasa nyeri untuk 2. Anjurkan istirahat yang
penderita hipertensi cukup
5. Keluarga mampu
memanfaatkan Keluarga mampu 1. Jelaskan pada keluarga
fasilitas memanfaatkan tentang fasilitas yankes
pelayanan fasilitas pelayanan yang dapat dimanfaatkan
kesehatan kesehatan yang 2. Anjurkan keluarga
tersedia mengontrol kesehatan
secara rutin ke yankes
terdekat
3. Anjurkan tetap memberikan
teknik non farmakologi
untuk mengurangi nyeri
(relaksasi nafas dalam,
kompres air hangat, terapi
bermain)
Diagnosa Tujuan Umum Standar Hasil Intervensi Keperawatan
Defisit Setelah dilakukan
pengetahuan tindakan
keperawatan
di harapkan :
1. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu 1. Berikan pengetahuan pada
mengenal menjelaskan keluarga tentang hipertensi
masalah tentang dan bahayanya
kesehatan pengetahuan 2. Sediakan media dan materi
anggota keluarga masalah kesehatan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit tentang hipertensi pada
hipertensi pada keluarga Ny.H
Ny.H 3. Jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesepakatan
4. Berikan kesempatan
keluarga untuk bertanya

2. Keluarga mampu 1. Keluarga mampu 1. Diskusikan pilihan


mengambil mengambil penanganan yang cocok
keputusan untuk keputusan yang pada klien
anggota keluarga tepat untuk 2. Jelaskan faktor risiko yang
yang sakit tindakan mengatasi mempengaruhi kesehatan
komplikasi pada penderita hipertensi
hipertensi pada 3. Berikan kesempatan pada
Ny.H keluarga untuk mengambil
keputusan yang tepat

3. Keluarga mampu 2. Keluarga mampu 1. Jelaskan tentang makanan


merawat anggota merawat anggota yang boleh dan tidak boleh
keluarga yang sakit di makan oleh anggota
keluarga yang dengan cara keluarga yang mengalami
sakit hipertensi mengontrol hipertensi
makanan yang 4. Identifikasi faktor yang
harus dipantangi dapat meningkatkan dan
oleh Ny.H menurunkan motivasi
3. Keluarga mampu perilaku mencegah
menerapkan terjadinya hipertensi
perilaku sesuai 5. Berikan edukasi kepada
dengan keluarga tentang menjaga
pengetahuan gaya hidup sehat dan
tentang penyakit mengatur pola makan diit
hipertensi penderita hipertensi

Keluarga mampu 1. Ajarkan perilaku hidup


4. Keluarga mampu mengatur lingkungan bersih
memodifikasi yang nyaman untuk 2. Ajarkan strategi yang dapat
lingkungan Ny.H yang mengalami digunakan untuk
keluarga untuk hipertensi meningkatkan perilaku
menjamin hidup bersih
kesehatan 3. Kontrol lingkungan
senyaman mungkin untuk
merileksasi penderita
hipertensi

Keluarga mampu 1. Jelaskan pada keluarga


5. Keluarga mampu memanfaatkan tentang fasilitas yankes
memanfaatkan fasilitas pelayanan yang dapat dimanfaatkan
fasilitas kesehatan yang 2. Anjurkan keluarga pergi
pelayanan tersedia di daerahnya mengontrol kesehatan
kesehatan (seperti puskesmas) secara rutin ke yankes
terdekat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.
Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
tanggal
19 April Nyeri 1. Menjelaskan penyebab, periode, S = Pasien mengatakan masih
2021 dan pemicu nyeri mengeluh nyeri (pusing)
2. Mengidentifikasi lokasi nyeri seperti tertekan benda berat di
3. Menganjurkan memonitor nyeri daerah kepala dan leher dengan
secara mandiri skala nyeri 5 (sedang) yang
4. Memberikan teknik non timbul secara tiba-tiba, sakit
farmakologis untuk mengurangi kepala yang dirasakan hilang
rasa nyeri (terapi relaksasi nafas timbul
dalam)
5. Mengontrol lingkungan yang O =
memperberat rasa nyeri (mis, suhu - Pasien kurang
lingkungan, pencahayaan, memahami cara
kebisingan) melakukan relaksasi
6. Menganjurkan keluarga nafas dalam dengan
mengontrol kesehatan secara rutin baik
ke pelayanan kesehatan terdekat - Klien sudah jarang
terlihat gelisah dan
meringis menahan
nyeri
TD: 150/100 mmHg
N : 100 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36, 4 0C
A = Masalah Kepeawatan
teratasi sebagian
P : Intervensi tetap dilanjutkan
Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
tanggal
19 April Defisit 1. Memberikan pengetahuan pada S = Pasien dan keluarga
2021 Pengetahuan keluarga tentang hipertensi dan mengatakan sudah sedikit
bahayanya mengerti tentang hipertensi
Hasil : Klien mampu
menjelaskan apa itu hipertensi O=
dan penyebabnya. - Pasien dan keluarga
tampak menerima
2. Mendiskusikan pilihan informasi yang
penanganan yang cocok pada diberikan oleh perawat
klien dengan baik
Hasil : Pasien dan keluarga - Pasien tampak
tampak kooperatif dan memilih kooperatif dan
penanganan yang terbaik untuk menanggapi dengan
anggota keluarganya baik ketika dijelaskan
perawat tentang faktor
3. Mengidentifikasi faktor yang risiko dalam hipertensi
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku A = Masalah Kepeawatan
mencegah terjadinya hipertensi Defisit Pengetahuan teratasi
Hasil : Pasien mengatakan belum sebagian
mengerti faktor yang dapat
meningkatkan dan menurunkan P : Intervensi tetap dilanjutkan,
perilaku mencegah terjadinya
hipertensi

4. Menyediakan media dan materi


pendidikan kesehatan tentang
hipertensi pada keluarga Ny.H
Hasil : Pasien tampak kooperatif
ketika perawat memberikan
media kesehatan

5. Menjelaskan faktor risiko yang


mempengaruhi kesehatan pada
penderita hipertensi
Hasil : Pasien kurang kooperatif
dan takut menanggapi ketika
dijelaskan perawat tentang faktor
risiko dalam hipertensi

6. Memberikan edukasi kepada


keluarga tentang menjaga gaya
hidup sehat dan mengatur pola
makan diit penderita hipertensi
Hasil : Pasien mendengarkan
dengan baik apa yang diberikan
perawat

7. Menganjurkan keluarga untuk


mengontrolkan rutin penderita
hipertensi ke yankes
Hasil : Keluarga pasien bersedia
mengontrolkan anggota
keluarganya secara rutin ke
pelayanan kesehatan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN.
Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
tanggal
21 April Nyeri 1. Mengidentifikasi lokasi nyeri S = Klien mengatakan nyeri
2021 sedikit berkurang dan nyeri
2. Menganjurkan memonitor nyeri
dirasakan dengan skala nyeri 3
secara mandiri
(ringan)
3. Memberikan teknik non
farmakologis untuk mengurangi
O=
rasa nyeri (terapi relaksasi nafas
- Klien sangat
dalam , kompres air hangat,
memahami cara
terapi bermain)
melakukan teknik
4. Mengontrol lingkungan yang
relaksasi nafas dalam
memperberat rasa nyeri (mis,
dengan baik dan benar
suhu lingkungan, pencahayaan,
- Klien sudah tidak
kebisingan)
terlihat gelisah dan
5. Menganjurkan keluarga
meringis menahan
mengontrol kesehatan secara rutin
nyeri
ke pelayanan kesehatan terdekat
TD: 130/90 mmHg
N : 98 x/mnt
R : 21 x/mnt
S : 36 0C
A = Masalah Kepeawatan
teratasi
P : Intervensi dihentikan
Hari/ Dx Implementasi Evaluasi
tanggal
21 Defisit 1. Memberikan pengetahuan S = Pasien dan keluarga
Maret Pengetahuan pada keluarga tentang hipertensi mengatakan sudah mengerti
2021 dan bahayanya tentang hipertensi.
Hasil : Klien mampu
menjelaskan apa itu hipertensi O=
dan penyebabnya. - Pasien dan keluarga
tampak menerima
2. Mendiskusikan pilihan informasi yang
penanganan yang cocok pada diberikan oleh perawat
klien dengan baik
Hasil : Pasien dan keluarga - Pasien tampak
tampak kooperatif dan memilih kooperatif dan
penanganan yang terbaik untuk menanggapi dengan
anggota keluarganya baik ketika dijelaskan
perawat tentang
3. Mengidentifikasi faktor yang hipertensi
dapat meningkatkan dan
menurunkan motivasi perilaku A = Masalah Kepeawatan
mencegah terjadinya hipertensi Defisit Pengetahuan teratasi
Hasil : Pasien mengatakan
sedikit mengerti faktor yang P : Intervensi dihentikan.
dapat meningkatkan dan
menurunkan perilaku mencegah
terjadinya hipertensi

4. Menyediakan media dan materi


pendidikan kesehatan tentang
hipertensi pada keluarga Ny. H
Hasil : Pasien tampak kooperatif
ketika perawat melayani media
kesehatan

5. Menjelaskan faktor risiko yang


mempengaruhi kesehatan pada
penderita hipertensi
Hasil : Pasien kooperatif dan
menanggapi dengan baik ketika
dijelaskan perawat tentang faktor
risiko dalam hipertensi

6. Memberikan edukasi kepada


keluarga tentang menjaga gaya
hidup sehat dan mengatur pola
makan diit penderita hipertensi
Hasil : Pasien mendengarkan
dengan baik apa yang diberikan
perawat

7. Menganjurkan keluarga untuk


mengontrolkan rutin penderita
hipertensi ke pelayanan kesehatan
terdekat
Hasil : Keluarga pasien bersedia
mengontrolkan anggota
keluarganya secara rutin ke
pelayanan kesehatan terdekat
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan pada asuhan keperawatan keluarga Tn. U dengan
masalah hipertensi Pada Ny. H di Desa Duyung, RT 12 RW 3, kecamatan trawas sebagai
berikut :
1. Pada kasus ini keluarga Tn U yaitu Ny. H memiliki riwayat darah tinggi. 2 minggu
terkahir ini Ny H mengatakan pusing dan lemas, sakit kepala berat seperti tertimpa
benda berat yang terasa sampai leher, nyerinya muncul secara tiba-tiba, sakit kepala
dirasakan hilang timbul dengan skala nyeri sedang (5). Klien mengatakan bahwa
makanan sehari-hari masih di samakan dengan makanan yang dimakan oleh
keluarganya, klien mengatatakan juga terkadang masih mengonsumsi garam berlebih,
dan santan, klien mengatakan biasanya makan nasi, lauk seperti tempe,ikan asin , dan
masih memakan seafod. Klien tampak meringis menahan nyeri, gelisah, tekanan
darah 150/100 mmHg, nadi 100 x/mnt, resirasi rate 20x/mnt, keluarga Klien terlihat
tampak bingung dan kurang mengerti tentang hipertensi dan menjaga gaya hidupnya
2. Pada bagian diagnosa keperawatan didapatkan hasil sebagai berikut:
a.Nyeri akut
b. Defisit Pengetahuan
3. Perencanaan keperawatan yang diterapkan pada kasus ini adalah diadakan penyuluhan
mengenai demontrasi tehnik relaksasi nafas dalam dan memberi pendidikan kesehatan
tentang hipertensi
4. Hasil dari implementasi keperawatan yang sudah dilakukan sudah sesuai rencana yang
disusun.
5. Evaluasi keperawatan yang dilakukan terkait teknik relaksasi nafas dalam
menunjukkan bahwa Ny H mampu melakukan teknik relaksasi nafas dalam dengan
benar dan nyeri pada Ny H berkurang dari skala 5 menjadi skala 3. Serta setelah
dilakukan penyuluhan Ny. H mampu menyebutkan pengertian hipertensi, dan
penyebabnya.
4.2 Saran
1. Diharapkan keluarga mampu mengenali masalah yang terjadi pada keluarga dan
diharapkan keluarga mampu menlakukan tindakan promotif dan preventif. Diharapkan
keluarga dapatberperan aktif dalam pelaksanaan asuhan keperawatan meliputi 5 fungsi
keluarga yaitu menganal masalah kesehatan keluarga, mengambil keputusan dalam
melakuakn tindakan yang tepat, memelihara dan memodifikasi lingkungan yang sehat,
dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan perawatan kesehatan keluarga hendaknya memperhatikan aspek
sosial, ekonomi, pendidikan dan pengetahuan tentang tujuan yang direncanakan akan
tercapai sesuatu dengan tingkat aspek yang dimiliki keluarga melalui metode
penyuluhan, penjelasa, maupun diskusi bersama.
“PROPOSAL
PENYULUHAN PENDERITA HIPERTENSI
PADA NY.H DI DESA DUYUNG RT.012 RW.003 KECAMATAN TRAWAS
MOJOKERTO

Nur Gita Kumalasari


202003068

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI
KABUPATEN MOJOKERTO
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN

- MATERI : pemberian tehnik relaksasi nafas dalam


- WAKTU :
- TEMPAT : Rumah Ny.H di Trawas
- SASARAN : Ny. H

POKOK BAHASAN : Tehnik Relaksasi Nafas Dalam


1. Tujuan:

TUM : Setelah diberikan penyuluhan 15 menit, diharapkan Audiens mampu

mengatasi ansietas dengan teknik relaksai nafas dalam.

TUK : ikuti penyuluhan selama 15 menit tentang cara mengatasi ansietas dengan
teknik relaksai nafas dalam, diharapkan Audiens dapat:
o Mengtetahui pengertian teknik relaksasi nafas dalam
o Menyebutkan tahapan kerja teknik relaksasi nafas dalam
3.Rancangan kegiatan

a. Topik : Memberikan terapi relaksai nafas dalam

b. Sasaran: Ny. H

c. Hari/tgl:

d. Tempat: Rumah Ny. H

e. Metode:

1) Ceramah
2) Diskusi
3) Mempraktekkan
Media : Leaflet
f. Pengorganisasian:

1. Penyaji
a) Nur Gita Kumalasari
2. Pembimbing
a) Pembimbing Akademik : Rina Nur H, M.Kep., Sp.Kep.Kom

g. Susunan acara:

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media


Kegiatan
1 Pembukaa 2 menit o Mengucapkan salam o Menjawab salam Kata-kata/
n o Memperkenalkan diri o Mendengarkan kalimat
o Menyampaikan tentang dan menyimak
tujuan pokok materi o Bertanya
o Meyampakaikan pokok mengenai
pembahasan perkenalan dan
o Kontrak waktu tujuan bila ada
yang kurang jelas
Pelaksana
2 5 menit o pengertian teknik relaksasi o Mendengarkan Kata-kata/
2 an dan menyimak kalimat
nafas dalam
o Bertanya
o tahapan kerja teknik mengenai hal-hal
yang belum jelas
relaksasi nafas dalam
dan dimengerti
o Mengikuti
kegiatan
demonstrasi
Evaluasi
3 5 menit Evaluasi : Kata-kata/
3 o Memberikan kesempatan o Memperhatikan kalimat
pada peserta untuk bertanya o Mempraktekkan
o Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
telah disampaikan
o Mempraktikkan cara teknik
relaksasi nafas dalam
Penutup
3 3 menit Penutup Kata-kata/
4 o Menyimpulkan materi a) Mendengarkan kalimat
o Mengakhiri pertemuan b) Menjawab salam
dengan mengucapkan salam
2. Evaluasi

 Evaluasi Struktur :

a. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Rumah Ny.H


b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan pada
Hari :
Tanggal :
Waktu : 15 menit
c. Persiapan materi dan penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan selama 15
menit dengan pembagian waktu :
1) 2 menit pembukaan
2) 5 menit pelaksanaan
3) 5 menit evaluasi
4) 3 menit penutup
d. Persiapan materi penyuluhan
e. Penyuluhan menggunakan media leaflet

 Evaluasi Proses:

a. Keluarga Klien bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan


b. Klien mengikuti kegiatan mulai awal hingga akhir dengan tertib
c. Klien memperhatikan dengan seksama terhadap materi yang disampaikan oleh
penyaji.
 Evaluasi hasil :

a. Klien dapat menjelaskan pengertian teknik relaksasi nafas dalam


b. Klien dapat menyebutkan tahapan kerja teknik relaksasi nafas dalam
Lampiran Materi
1. pengertian teknik relaksasi nafas dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang
dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas
dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan
oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).
Relaksasi merupakan metode yang efektif terutama pada pasien yang mengalami
nyeri kronis. Latihan pernafasan dan teknik relaksasi menurunkan konsumsi oksigen,
frekuensi pernafasan, frekuensi jantung, dan ketegangan otot, yang menghentikan siklus
nyeri-ansietas-ketegangan otot (McCaffery, 1998).

2. tahapan kerja teknik relaksasi nafas dalam


a) Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk ditempat tidur atau
telentang.
b) Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.
c) Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga.
d) Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui
hidung dengan bibir tertutup
e) Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul dengan
menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang meniup ( purse
lips breathing).
f) Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.
Bagaimana
manfaat
relaksasi nafas
i. Daya ingat lebih baik, g. Membiarkan telapak tangan dan
dalam ? j. Meningkatkan daya berpikir kaki rilek. Usahakan agar tetap
logis, konsentrasi / mata sambil
Menurut Priharjo (2003) manfaat k. Meningkatkan kreativitas, terpejam,
dari teknik relaksasi nafas dalam; l. Meningkatkan keyakinan, h. Pada saat konsentrasi pusatkan
m. Meningkatkan daya kemauan, pada daerah yang nyeri.
a. Ketentraman hati, n. Intuisi, i. Anjurkan untuk mengulangi
b. Berkurangnya rasa cemas, o. Meningkatkan kemampuan prosedur hingga nyeri terasa
khawatir dan gelisah, berhubungan dengan orang lain. berkurang,
c. Tekanan dan ketegangan jiwa j. Ulangi sampai 4-5 kali, sampai
menjadi rendah, Bagaiamana terasa rileks
d. Detak jantung lebih rendah, prosedur relaksasi
e. Mengurangi tekanan darah, nafas
f. Ketahanan yang lebih besar dalam ?
terhadap penyakit,
a. Ciptakan lingkungan yang tenang,
g. Tidur lelap,
b. Usahakan tetap rileks dan tenang,
h. Kesehatan mental menjadi lebih
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan
baik,
mengisi paru-paru dengan udara
melalui hitungan 1,2,3,
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan
melalui mulut sambil merasakan
ekstrimitas atas dan bawah rileks,
e. Anjurkan bernafas dengan irama
normal 3 kali,
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan
menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan,
Apa tujuan
RELAKSASI Apa itu relaksasi napas
relaksasi napas dalam?
Menurut Smeltzer & Bare
NAFAS DALAM dalam ? (2002) tujuan teknik relaksasi
napas dalam adalah untuk
meningkatkan ventilasi alveoli,
memelihara pertukaran gas,
mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk,
mengurangi stres baik stres fisik
Oleh : maupun emosional yaitu
Nur Gita Kumalasari Relaksasi napas dalam adalah menurunkan intensitas nyeri dan
202003068
suatu bentuk aktivitas yang dapat menurunkan kecemasan.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
STIKES BINA SEHAT PPNI
membantu mengatasi stres.
MOJOKERTO
2021
Relaksasi napas dalam merupakan
suatu bentuk asuhan keperawatan
yang dalam hal ini perawat
mengajarkan bagaimana cara
melakukan napas dalam, napas
lambat dan menghembuskan napas
secara perlahan (Smeltser & Bare
2002).
SATUAN ACARA PENYULUHAN

- MATERI : Hipertensi
- WAKTU :
- TEMPAT : Rumah Ny.H di Trawas
- SASARAN : Ny. H
- POKOK BAHASAN : Penyakit hipertensi
- TUJUAN :
 TIU : Diharapkan keluarga NY H mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari
 TIK : Setelah diberikan penyuluhan di harapkan seluruh peserta
akan mampu
a. Menjelaskan pengertian hipertensi
b. Menjelaskan penyebab hipertensi
c. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
d. Menjelaskan komplikasi hipertensi
e. Menjelaskan pengobatan hipertensi
f. Menjelaskan pencegahan hipertensi
g. Menjelaskan makanan yang di anjurkan untuk penderita
hipertensi
h. Menjelaskan makanan yang perlu di hindari
A. KEGIATAN PENYULUHAN
Metode
Waktu Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
dan Media
2 menit Pendahuluan - Membuka kegiatan Menjawab salam dan Ceramah,
penyuluhan dengan memberi mendengarkan. diskusi.
salam terapeutik

- Menjelaskan tujuan

- Kontrak waktu

10 Penyajian - Menjelaskan pengeritan Mendengarkan dan Leaflet


menit hipertensi memperhatikan

- Menjelaskan jenis hipertensi

- Menjelaskan penyebab
hipertensi

- Menjelaskan tanda dan gejala


hipertensi

- Menjelaskan komplikasi
hipertensi

- Menjelaskan pengobatan
hipertensi

- Menjelaskan pencegahan
hipertensi

- Menjelaskan makanan yang


di anjurkan untuk penderita
hipertensi
- Menjelaskan makanan yang
perlu di hindari

10 Tanya jawab - Menjelaskan materi yang Bertanya


menit belum dipahami atau
ditanyakan oleh lansia

3 menit Penutup - Menutup pertemuan dengan Mendengarkan,


menyimpulkan materi yang menjawab salam
telah di bahas.

- Memberikan salam penutup

B. METODE
1. Diskusi
2. Tanya jawab
C. MEDIA
1. Leaflet
D. EVALUASI
a. Ny. H dapat menjelaskan tentang definisi hipertensi.
b. Ny. H dapat menyebutkan tanda, gejala, dan penyebab hipertensi.
c. Ny. H dapat mengetahui cara pencegahan, komplikasi, makanan yang dilarang dan
diajurkan serta pengobatan hipertensi
d. Ny.H mengetahui komplikasi hipertensi
e. Ny.H mengetahui makanan yang perlu di hindari
MATERI HIPERTENSI

A. Pengertian
Hipertensi adalah terjadinya kenaikan tekanan darah sistolik (atas) 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik (bawah) 90 mmHg atau lebih.
Disebut hipertensi apabila seseorang yang terkena :
1. Telah berumur 18 tahun atau lebih.
2. Bila 2x kunjungan berbeda tekanan diastolik 90 atau lebih
3. Beberapa kali pengukuran tekanan sistolik menetap 140 mmHg atau lebih.

B. Penyebab Hipertensi
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian karena
orang yang terserang cukup banyak dan akibat jangka panjang yang ditimbulkan, serta
mempunyai konsekuensi tertentu. Berdasarkan penyebab hipertensi dibagi dalam 2
golongan yaitu :
1. Hipertensi primer/esensial  tidak diketahui penyebabnya, biasanya dihubungkan
dengan faktor keturunan, kebiasaan hidup, konsumsi garam dan lemak tinggi,strees,
merokok.
2. Hipertensi sekunder  penyebab pada umumnya dapat diketahui secara pasti, seperti :
gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.

C. Tanda dan Gejala


1. Sakit kepala dan pusing (bagian belakang) terutama bila bangun tidur.
2. Nggliyer (Bhs. Jawa), terasa melayang.
3. Rasa berat ditengkuk atau leher.
4. Kadang mimisan.
5. Emosi yang tidak stabil, mudah tersinggung.
6. Telinga berdenging.
7. Sukar tidur.
8. Mata merah.
9. Rasa mual atau muntah.
D. Klasifikasi atau Derajat Hipertensi
The Join National Committee on Detection, Evaluation, and Treatment of High
Pressure. (komite deteksi, evaluasi, dan pengobatan hipertensi). Mengklasifikasikan
hipertensi dalam tabel di bawah ini :
Tabel Stadium Hipertensi
- Kategori - Sistolik - Diastolik
(Atas) (Bawah)
- Normal tinggi (perbatasan ) - 130-190 - 85-89
- Stadium I Ringan - 140-159 - 90-99
- Stadium 2 Sedang - 160-179 - 100-109
- Stadium 3 Berat - 180-209 - 110-119
- Stadium 4 Sangat Berat -  210 -  120

E. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi


Kelompok risiko yang rawan terhadap hipertensi :
1. Obesitas
2. Perokok
3. Peminum alkohol
4. Penyakit DM dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress
7. Kurang olah raga
8. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak

F. Komplikasi
Efek pada organ :
1. Otak
- Pemekaran pembuluh darah
- Perdarahan
- Kematian sel otak : stroke
2. Ginjal
- Malam banyak kencing
- Kerusakan sel ginjal
- Gagal ginjal
3. Jantung
- Membesar
- Sesak nafas (dyspnoe)
- Cepat lelah
- Gagal jantung

G. Cara pencegahan dan perawatan hipertensi

1. Usahakan untuk dapat mempertahankan berat badan yang ideal (cegah kegemukan).
2. Batasi pemakaian garam.
3. Mulai kurangi pemakaian garam sejak dini apabila diketahui ada faktor keturunan
hipertensi dalam keluarga.
4. Tidak merokok.
5. Perhatikan keseimbangan gizi, perbanyak buah dan sayuran.
6. Hindari minum kopi yang berlebihan.
7. Batasi makanan.
8. Mempertahankan gizi (diet yang sehat seimbang).
9. Periksa tekanan darah secara teratur, terutama jika usia sudah mencapai 40 tahun.

Bagi yang sudah sakit


1. Berobat secara teratur.
2. Jangan menghentikan, mengubah, dan menambah dosis dan jenis obat tanpa petunjuk
dokter.
3. Konsultasikan dengan petugas kesehatan jika menggunakan obat untuk penyakit lain
karena ada obat yang dapat meningkatkan memperburuk hipertensi.
H. Makanan yang dianjurkan
1. Beras, kentang, ubi, mie, maizena, terigu, gula pasir.
2. Kacang-kacangan dan hasilnya seperti kacang hijau, kacang merah, kacang tanah,
kacang tolo, tempe, tahu tawar, oncom.
3. Minyak gorng, margarine tanpa garam.
4. Sayuran dan buah-buahan tawar.
5. Bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe, kemiri, kunyit, kencur, laos,
lombok, salam, sere, cukak.

I. Makanan yang tidak diperbolehkan


1. Otak, ginjal, paru-paru, jantung dan udang.
2. Semua makanan yang diberi garam natrium pada pengolahan, seperti :
a. Biskuit, bolu dan kue lain yang dimasak dengan garam dapur atau soda
b. Dendeng, abon, ikan asin, ikan pindang, sarden, udang kering, telur asin, telur
pindang.
c. Keju, selai kacang tanah.
d. Margarine, mentega.
3. Acar, asinan sayuran, sayur dalam kaleng.
4. Asinan buah, manisan buah, buah dalam kaleng.
5. Kecap, terasi, petis, dan saos tomat.
Dokumentasi
s
DAFTAR PUSTAKA

Buckman. 2010. Apa yang Anda Ketahui Tentang Tekanan Darah Tinggi. Yogyakarta: Citra
Aji Parama.
Compiement, Tim. 2002. Kumpulan Makalah Keperawaan Medikal Bedah. Yogyakarta:
UGM.
Dina Savitri, S.ST. 2017. Ce ah Asam Urat Dan Hipertensi. Yogyakarta: Healthy.
Hadiwinoyo, S.T. 1999. Panduan Gerontologi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.

Prince, Sylvia Anderson. 1999. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit., Ed. 4.
Jakarta: EGC.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi Secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai