Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA
2021
BAB I
TUGAS DAN PERKEMBANGAN KELUARGA MENANTI KELAHIRAN ANAK
PERTAMA
1.1. Pendahuluan
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri,
atau suami-istri dan anaknya, atau ayahnya dan anaknya, atau ibunya dan anaknya
(Menurut UU nomor 52 tahun, 2009).
Menurut Duvall dalam (Harmoko, 2012) konsep keluarga merupakan
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari tiap
anggota.
Keluarga merupakan aspek terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat,
penerima asuhan, kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga
saling berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat
(Harmoko. 2012).
Keluarga kelahiran anak pertama merupakan keluarga yang menantikan
kelahiran anak pertama yang di persiapkan oleh pasangan baru atau suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama
memberikan perubahan yang besar bagi keluarga sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya masing-masing untuk memenuhi kebutuhan bayi dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (Eveyn, 2017).
Masalah kesehatan pada tahap perkembangan keluarga kelahiran anak pertama
salah satunya kurang pengetahuan terhadap perkembangan anak yaitu dari
perawatan anak dan masalah pemberian atau kurangnya asupan gizi yang dapat
menyebabkan turunnya kesehatan anak. Asupan dan penyakit infeksi merupakan
dua hal yang memiliki keterkaitan satu dengan yang lain maka hal ini perlu
diperhatikan khusus agar tidak terjadi masalah gizi buruk dan diare akibat dari
kurangnya pengetahuan ibu dalam memberikan makanan yang terlalu dini
sehingga alat pencernaan belum siap untuk mengolah (Devi, 2010)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan sekumpulan
orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi dan tinggal dalam
satu rumah kelahiran anak pertama merupakan keluarga yang menantikan
kelahiran anak pertama yang di persiapkan oleh pasangan baru atau suami istri
melalui beberapa tugas perkembangan yang penting
1.2. Mengidentifikasi Masalah-masalah Kesehatan
Tugas perkembangan keluarga merupakan tanggung jawab yang harus dicapai oleh
keluarga selama setiap tahap perkembangan sehingga dapat memenuhi: Kebutuhan
biologis keluarga, Imperatif budaya keluarga, Aspirasi serta nilai-nilai keluarga.
Masalah yang terjadi pada tahap ini:
1) Masalah pertama suami merasa diabaikan oleh sang istri. Kelahiran bayi pertama
memberi perubahan yang besar dalam keluarga sehingga pasangan harus
beradaptasi dengan perannya dalam memenuhi kebutuhan bayi. Pada tahap ini,
ditandai dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena fokus perhatian
kedua pasangan tertuju pada bayi.
2) Masalah kedua adalah sering terjadi peningkatan perselisihan dan argumentasi
antara suami dan istri serta terjadinya interupsi yang kontinyu (begitu lelah
sepanjang waktu).
1.3. Peran Asuhan Keperawatan pada keluarga
Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan
dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di
Indonesia.Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di
berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan
pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran
pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi
klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik (Almizra,2016).
Peran utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana
orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta bagaimana bayi merespon.
1) Pemberi informasi
Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala
sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan kesehatan.
2) Penyuluh
Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang
kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka perawat harus
memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun
kelompok dalam masyarakat.
3) Pendidik
Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu,
keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan
tersebut perawat hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu
memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.
4) Motivator
Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku
positif dalam kesehatan, harus terus didorong agar konsisten dan lebih
berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.
5) Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan
adalah wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan sarana pelayanan
kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah
menggunakan sarana pelayanan kesehatan dan pada keadaan salah
satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
6) Penghubung keluarga dengan sektor terkait
Adakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan oleh
faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor
lain. Dalam hal ini perawat hares menghubungi sektor terkait.
7) Pemberi pelayanan kesehatan.
Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang
professional kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang
diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbataan
pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang
dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif'
melalui proses keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan
masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah sebagai subproses.
Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan,
pelayanan, tingkah laku serta penampilan dilakukan secara sungguh-
sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras
dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".
8) Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan
kekuatan mereka untuk memenuhi kebutuhan kesehatannya
9) Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data
yang akurat dilakukan suatu intervensi yang tepat.
Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau
bersama-sama tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi.
dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan dan elektrolit, fungsi neurologis
dan endokrin; (2) Konsep diri; Bagaimana seseorang mengenal pola-pola
interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain; (3) Fungsi peran;
Proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang
dalam mengenal pola-pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang
lain; dan (4) Interdependent; Kemampuan seseorang mengenal pola-pola
tentang kasih sayang, cinta yang dilakukan melalui hubungan secara
interpersonal pada tingkat individu maupun kelompok. Marriner-Tomey
(2006) Terdapat dua respon adaptasi yang dinyatakan Roy yaitu: (1) Respon
yang adaptif dimana terminologinya adalah manusia dapat mencapai tujuan
atau keseimbangan sistem tubuh manusia; dan (2) Respon yang tidak adaptif
A. PENGKAJIAN
Tahap ini perawat harus mengevaluasi masalah yang ada. Perawat harus terus
menerus mendapatkan informasi dari anggota keluarga yang dibimbingnya.
Pengkajian adalah proses yang berkesinambungan, dilakukan secara terus menerus.
Oleh karena itu, proses ini tidak hanya dilakukan satu kali. Perawat harus mampu
mendeskripsikan kondisi pasien terlebih dahulu dan sekarang sehingga informasi tersebut
dapat digunakan untuk memprediksi perilaku di masa mendatang. Hal-hal yang dikaji
dalam keluarga adalah:
1. Data umum
a. Informasi dasar
Data ini biasanya berupa data tertulis, dan dengan mudah kita dapat
memperolehnya dari Kartu Keluarga (KK). Selanjutnya pada KK kita akan
mendapatkan alamat lengkap, nama kepala keluarga dan anggota keluarga, serta
keterangan dasar berupa susunan keluarga.
Selain itu, perawat perlu menjelaskan jenis keluarga, masalah yang dihadapi,
dan kendala sebelumnya dalam bekerja.
b. Tipe bangsa
Penting untuk memahami ras dan budaya pasien dan keluarganya. Dari budaya
keluarga inilah kita akan memahami bagaimana keluarga mengembangkan
kebiasaan.
c. Agama
Semua agama memiliki peran tertentu dalam pendidikan higiene dan
kesehatan. Memahami keyakinan agama pasien dan keluarganya tidak hanya atas
nama keyakinan agamanya, tetapi juga cara mereka mempraktikkan doktrin atau
keyakinan agama.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Status sosial ekonomi keluarga seringkali menentukan bagaimana keluarga
menjaga kesehatan anggota keluarganya. Seseorang dapat memperoleh status
sosial karena pengaruhnya dalam masyarakat atau komunitas. Selain itu,
kebutuhan dan pengeluaran keluarga juga menjadi alasan keadaan ini. Artinya
perawat juga perlu memahami tingkat konsumsi keluarga dan anggotanya.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Hiburan keluarga bisa menentukan tingkat stres keluarga, membuat beban, dan
akhirnya membuat sakit. Namun bentuk hiburannya tidak hanya bisa dilihat dari
tempat berpergian bersama keluarga, tapi juga bisa dilakukan di rumah. Misalnya
nonton TV, membaca buku, mendengarkan musik dan hal-hal menarik lainnya.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Baik dari segi psikologi, masyarakat, ekonomi, budaya dan komposisi,
keluarga secara keseluruhan akan selalu dinamis dan selalu berkembang. Beberapa
hal yang perlu dipelajari pada tahap ini adalah:
a. Tahap perkembangan saat ini
Bagaimana situasi baru keluarga ini? Inilah fokus utamanya. Tidak hanya dari
segi kesehatan, tapi juga dalam segala aspek. Misalnya, karena faktor ekonomi,
anggota keluarga mudah terserang penyakit akibat ketidakmampuan keluarga
dalam memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan aman.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga dan setiap anggota keluarga memiliki peran dan tanggung jawabnya
masing-masing. Untuk setiap tugas, Anda harus membuat daftar tugas yang sudah
selesai. Dengan cara ini, akan ada tugas yang belum dilakukan. Jika ada beberapa
tugas yang belum diselesaikan, periksa kendala apa yang menyebabkan tugas
tersebut. Lalu apakah tugas itu harus segera diselesaikan atau bisa ditunda.
c. Riwayat keluarga inti
Bagian dari riwayat keluarga inti ini tidak hanya tentang studi riwayat
kesehatan. Adakah riwayat penyakit anggota keluarga dengan risiko yang
berkurang, cara pencegahan penyakit melalui imunisasi, fasilitas medis yang telah
diperoleh, riwayat penyakit yang diderita, dan riwayat perkembangan serta
riwayat penyakit penting dan kejadian terkait kesehatan atau pengalaman.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Riwayat keluarga besar dari suami dan istri juga diperlukan. Ini karena beberapa
penyakit bersifat turun-temurun atau mungkin diturunkan ke keturunan. Jika
sudah bisa dideteksi sejak dini, berbagai tindakan preventif maupun antisipatif
bisa dilakukan.
3. Lingkungan
Lingkungan sangat mempengaruhi keluarga dalam hal kesehatan. Menciptakan
lingkungan yang positif akan berdampak lebih baik bagi setiap anggota keluarga.
Dalam hal ini, beberapa data lingkungan yang diperlukan untuk mempelajari proses
perawatan di rumah adalah:
a. Karakteristik rumah
Rumah tersebut akan mempengaruhi kesehatan penghuninya. Oleh karena itu
perawat perlu memperoleh data tentang karakteristik rumah atau kipas angin,
pencahayaan, jumlah jendela, tata letak perabotan, dan letak septic tank dengan
melihat ukuran rumah, tipe rumah, jumlah ruangan dan fungsinya, sirkulasi udara
dan sinar matahari, serta pendingin dan AC Kapasitas dan jenisnya, jarak sumber
air dengan tangki septik, konsumsi makanan olahan, dan konsumsi air minum
rumah tangga.
b. Karakteristik tetangga
Setelah masuk dari dalam rumah, data selanjutnya yang harus dicari adalah
lingkungan sekitar rumah. Perawat perlu mengetahui lingkungan fisik, kebiasaan,
kesepakatan atau peraturan penduduk setempat, dan budaya yang mempengaruhi
kesehatan.
c. Perkumpulan keluarga dan interasi dengan masyarakat
Selain berinteraksi dengan tetangga dan lingkungan RT-RW, setiap orang atau
setiap keluarga tentunya memiliki koneksi masing-masing, baik itu komunikasi,
hobi, pekerjaan, belajar atau bermain dengan teman. Interaksi ini juga dapat
digunakan untuk melacak jalur penyakit pasien. Apakah penyakit berasal dari
pergaulan di luar?
d. Mobilitas geografis keluarga
Salah satu pengembangan keluarga adalah mobilitas geografis. Apakah pasien dan
keluarganya sering berpindah tempat tinggal? Setidaknya pindah dari rumah orang
tua ke rumah sendiri atau jika sedang merantau, di mana pernah menyewa rumah
ataupun sebagai karyawan yang ditugaskan ke kota mana pun.
e. Sistem pendukung keluarga
Tentunya setiap keluarga menyediakan berbagai fasilitas berupa perabotan untuk
keluarga. Fasilitas ini perlu dievaluasi oleh sistem pendukung keluarga. Namun
dalam proses pengolahan datanya hanya dibutuhkan data saja, dan status
kesehatan berapa anggota keluarga yang dibutuhkan agar dapat membantu pasien.
4. Struktur keluarga
Dari semua struktur keluarga, perawat harus memiliki data. Data yang dibutuhkan
untuk proses perawatan di rumah ini adalah:
a. Metode komunikasi keluarga
Perawat diminta untuk mengamati satu sama lain dari semua anggota
keluarga. Apakah komunikasi dalam keluarga berfungsi dengan normal atau harus
terus berjalan. Komunikasi yang baik mudah dikenali oleh anggota keluarga,
mereka adalah pendengar yang baik, metode komunikasi yang tepat, pesan yang
jelas, dan interaksi yang melibatkan emosi.
b. Struktur kekuatan keluarga
Kekuatan keluarga diukur dengan peran utama anggota keluarga. Oleh karena
itu, perawat membutuhkan data tentang siapa yang berperan utama dalam
pengambilan keputusan untuk keluarga, mengatur anggaran, tempat tinggal,
tempat kerja, mendidik anak, dll.
c. Struktur peran keluarga
Setiap anggota keluarga bisa berperan. Tidak ada anggota keluarga yang
dipisahkan dari orang tua atau anak. Meskipun tidak diperlukan persetujuan
sebelumnya, peran tersebut akan berjalan secara otomatis. Perawat perlu
memahami semua peran ini dan bagaimana menjalankannya. Jika ada masalah
dengan peran tersebut, yang biasanya akan memberikan pemahaman, menilai
pertumbuhan, pengalaman baru, keterampilan dan pola komunikasi.
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga ini juga telah dibahas pada bab sebelumnya. Namun dalam setiap
fungsinya perawat harus menekankan pada beberapa hal dan harus mengetahui hal-hal
tersebut.
a. Fungsi efektif
1) Bagaimana pola kebutuhan dan tanggapan keluarga?
2) Apakah individu tersebut memandang orang lain dalam keluarga?
3) Apakah pasangan yang sudah menikah mampu menggambarkan anggota lain
dan kebutuhan pribadi anggota lainnya?
4) Bagaimana kepekaan di antara anggota keluarga?
5) Bagaimana keluarga menanamkan rasa memiliki terhadap anggota keluarga?
6) Bagaimana anggota keluarga saling percaya, peduli dan mendukung?
7) Bagaimana hubungan keluarga dan interaksi dengan lingkungan?
8) Adakah hubungan khusus yang dekat, pemisahan dan keterikatan antara
anggota keluarga dan anggota keluarga lainnya?
b. Fungsi sosial
1) Bagaimana keluarga membesarkan anak, termasuk mengontrol perilaku sesuai
tingkat usia, menghormati, disiplin, kebebasan dan ketergantungan, hukuman,
memberi dan menerima cinta? Siapa yang paling bertanggung jawab?
2) Budaya apa yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan?
3) Apakah keluarga berisiko tinggi membesarkan anak? Apa saja faktor
risikonya?
4) Apakah lingkungan mendukung perkembangan anak, seperti tempat bermain
dan istirahat di kamar tidur sendiri?
c. Fungsi reproduksi
1) Berapa banyak anak?
2) Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak?
3) Metode apa yang digunakan keluarga untuk mengontrol?
6. Stress dan koping keluarga
Pada tahap ini perawat harus mengetahui bagaimana keluarga mengatasi dan
menghadapi stresor, dan strategi apa yang digunakan untuk mengatasi dan
menghadapi stresor tersebut.
7. Pemeriksaan kesehatan
Data selanjutnya yang harus dikumpulkan perawat adalah data tentang kesehatan
jasmani. Bukan hanya kondisi pasien, tapi juga kesehatan seluruh keluarga. Beberapa
bagian yang harus diperiksa adalah sebagai berikut:
a. Tanda vital
Tanda-tanda penting yang harus diperiksa adalah suhu tubuh, denyut nadi,
pernapasan, dan tekanan darah.
b. Antropometri
Pemeriksaan tersebut meliputi tinggi badan, berat badan, lingkar perut, lingkar
kepala dan lingkar lengan. Dalam beberapa kasus, berat badan akan berkurang.
c. Pernapasan
Pernapasan yang harus diperiksa meliputi pola pernapasan, bentuk dada saat
menghirup, dan apakah ada suara yang tidak normal saat bernafas.
d. Kardiovaskular
Pada pemeriksaan kardiovaskular ini, biasanya tidak ditemukan kelainan, denyut
nadi cepat dan lemah.
e. Pencernaan
Pemeriksaan pencernaan untuk memeriksa mual dan muntah, buang air besar,
mukosa bibir, anoreksia dan buang air besar.
f. Perkemihan
Perawat memahami jumlah diuresis. Apakah itu menurun atau meningkat.
g. Muskuloskeletal
Melalui pemeriksaan ini, perawat akan mengetahui apakah terlalu banyak output
yang membuat tubuh lemas.
h. Indra
Sensasi yang perlu diperiksa oleh perawat utama adalah mata, hidung, dan telinga.
Itu masih normal atau telah berubah atau tidak normal.
i. Reproduksi
Apakah reproduksi masih berfungsi normal, begitu pula sebaliknya? Kalau tidak,
apa saja gejalanya?
j. Bagaimana kesadaran pasien selama pengobatan? Apa yang menyebabkan
hilangnya kesadaran?
8. Harapan keluarga
Pada bagian ini perlu diuraikan tentang harapan keluarga pasien terhadap penyakit
pasien. Selain itu sebagai penunjang dan motivasi perawat juga perlu mengetahui apa
yang diharapkan keluarga pada perawat.
A.Pengkajian
Data Umum
Hubungan
Jenis Status
No Nama Dgn Umur Pendidikan Pekerjaan
Kelamin Kesehatan
Keluarga
1. Tn A L Suami 23 SMP Nelayan Sehat
TD : 110/80
mmhg
ND: 80 x/m
SB: 36,5 C
RR:20x/m
Keterangan :
: laki-laki
: Perempuan
: Tinggal serumah
6. Type keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah keluarga inti karena hanya ada suami dan istri
7. Suku : jawa
8. Agama : islam
9. Status sosial : Rp. 2.000.000
10. Rekreasi :
Tn.A mengatakan tidak mempunyai jadwal khusus untuk bereaksi, jika sedang jenuh
Tn.A dan keluarganya biasa meluangkan waktu untuk berjalan-jalann menonton, serta
mengobrol dengan tetangga sekitar rumah dan merasa jenuh berkurang. Sedangkan
Ny. H mengatakan menghilangkan jenuhnya dengan kumpul bersama keluarga,
tetangga serta teman-temannya
11. Riwayat tahap perkembangan
1. Tahap perkembangan keluarga
Keluarga dengan tahap perkembangan childbearing
2. Tahap keluarga yang belum terpenuhi
Tidak ada tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi hanya saja pada
tahap ini keluarga mempersiapkan diri menjadi figure orang tua
3. Riwayat Kesehatan keluarga
Keluarga memiliki Riwayat keturunan diabetes militus tipe 2 serta Riwayat
anemia
4. Riwayat Kesehatan keluarga sebelumnya
Sebulan sebelumnya pernah terkena anemia
12. Keadaan lingkungan
1. Karakteristik rumah
Tumah dengan lebar 4 meter dan Panjang 5 meter, terdiri dari 1 kamar tidur, , 1
kamar mandi, 1 dapur, 1 ruang tamu
Tipe bangunan : bangunan permanen
Ventilasi : sinar matahari yang masuk cukup karena disetiap ruangan
menggunakan jendela
Kebersihan ruang : barang yang dimiliki tertata dengan rapih dan tidak ada barang
yang dibiarkan tertumpuk
Sumber air : sumber air pam
Denah rumah
KT KT
Tn.A Ny.H
Rambut bewarna hitam, tidak tampak ada Rambut bewarna nitam, tidak tampak
lesi, rambut tampak bersih, potongan adanya lesi,rambut tambak bersih terawat,
rambut pendek, rambut kuat dan terawatt kuat dan Panjang, distribusi rambut
distribusi rambut merata merata
Palpasi
Tn. A Ny.H
Tidak teraba adanya pembengkakan,tidak Tidak teraba adanya pembengkakan,
ada masa, tidak ada nyeri tekan tidak ada masa, tidak ada pembengkakan
b. Mata
Tn. A Ny.H
Konjungtiva baik tidak pucat, sklera putih Konjungtiva anemis, sklera putih, pupil
ada ada warna kuning, otot mata baik isokor, tampak kehitaman pd area
bergerak mengikuti jari perawat ke 8 arah mata,otot mata baik karena mampu
mengikuti jari perawat ke 8 arah.
c. Telinga
Tn. A Ny.H
Tidak ada lesi, simetris, tidak ada massa, Tidak ada lesi, simetris, tidak ada massa,
tidak terdapat kotoran dapat mendengar tidak terdapat kotoran dapat mendengar
dengan baik, tidak terdapat nyeri tekan dengan baik, tidak terdapat nyeri tekan
Tn. A Ny.H
Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak Simetris, tidak ada pembengkakan, tidak
tampak adanya massa, lessi, kemerahan, tampak adanya massa, lessi, kemerahan,
tidak terdapat nyeri tekan pada maksilaris, tidak terdapat nyeri tekan pada
frontalis, etmosialis dan spenoidalis maksilaris, frontalis, etmosialis dan
spenoidalis
Tn. A Ny.H
Warna bibir pink, tidak ada ;essi, tidak Warna bibir pink, tidak ada ;essi, tidak
ada ulkus, keadaan gigi baik tidak tampak ada ulkus, keadaan gigi baik tidak tampak
adanya caries gigi, tidak ada bengkak, adanya caries gigi, tidak ada bengkak,
tumor, peradangan dan ulkus, ovula tumor, peradangan dan ulkus, ovula
tampak simetris, tidak tampak adanya tampak simetris, tidak tampak adanya
pembesaran atau peradangan pembesaran atau peradangan
f. Leher
inspeksi
Tn. A Ny.H
Warna kulit merata, tidak tampak adanya Warna kulit merata, tidak tampak adanya
lessi, peradangan, pembengkakan ataupun lessi, peradangan, pembengkakan ataupun
massa,tidak tampak adanya distensi vena massa,tidak tampak adanya distensi vena
jugularis jugularis
Palpasi
Tn. A Ny.H
Tidak teraba adanya pembesaran limfe, Tidak teraba adanya pembesaran limfe,
tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid,
tidak teraba massa tidak teraba massa
Tn. A Ny.H
Bentuk dada simetris, dada simetris antara Bentuk dada simetris, dada simetris
kanan dan kiri, freq napas 20 kali/ menit, antara kanan dan kiri, freq napas 20 kali/
napas normal, tidak tampak penggunaan menit, napas normal, tidak tampak
otot napas tambahan penggunaan otot napas tambahan,
tampak putting membesar serta aerola
menghitam.
Palpasi
Tn. A Ny.H
Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak Tidak teraba adanya nyeri tekan, tidak
teraba adanya massa teraba adanya massa
Perkusi
Tn. A Ny.H
Bunyi perkusi paru sonor, lokasi paru Bunyi perkusi paru sosnor, lokasi paru
Auskultasi
Tn. A Ny.H
Bunyi suara napas vesikuler tidak ada Bunyi suara napas vesikuler tidak ada
bunyi napas tambahan bunyi napas tambahan
Jantung
Tn. A Ny.H
Inspeksi : bentuk dada simetris Inspeksi : bentuk dada simetris
Palpasi : teraba denyut apeks Palpasi : teraba denyut apeks
Perkusi : bunyi perkusi jantung redup, Perkusi : bunyi perkusi jantung redup,
lokasi jantung lokasi jantung
Auskutasi : bj I dan bj ii terdengar Auskutasi : bj I dan bj ii terdengar
Tn. A Ny.H
Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak Inspeksi : tampak simetris, tidak tampak
adanya lessi, massa dan tumor adanya lessi, massa dan tumor, mamae
Palpasi :tidak adanya nyeri tekan, tidak tampak membesar
teraba adanya massa,tidak teraba adanya Palpasi :tidak adanya nyeri tekan, tidak
benjolan teraba adanya massa,tidak teraba adanya
benjolan
Abdomen
Tn. A Ny.H
Inspeksi: warna kulit merata, bentuk Inspeksi: warna kulit merata, bentuk
abdomen simetris abdomen simetris
Palpasi : hepar teraba, lien teraba, ginjal Palpasi : tinggi fundus uteri 28 cm,
teraba, tidak ada distensi kandung kemih, belum masuk dalam PAP
Perkusi : bunyi perkusi absomen tympani Perkusi : bunyi perkusi absomen tympani
Auskultasi : peristaltic usus terdengar Auskultasi : peristaltic usus terdengar, djj
janin 140x/menit
Tn. A Ny.H
Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri, Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri,
tidak tampak adanya lessi, tidak tampak tidak tampak adanya lessi, tampak
adanya pembengkakan adanya oedem
Palpasi : tidak teraba adanya nyeri tekan , Palpasi : tidak teraba adanya nyeri
crt kurang dari 3 detik tekan , crt lebih dari 3 detik
HARAPAN KELUARGA
Keluarga berharap Ny.H dapat melahirkan dengan normal serta anak yang dilahirkan pun
dalam keadaan sehat
1.analisa data
Ny.H tidak mengetahui bagaimana cara menyusui yang baik dan benar
2. Klasifikasi Data
Data Masalah
DS : 1. Kesiapan peningkatan menjadi orang
Tn A mengatakan ini anak pertama tua / D.0122
Ny.H mengatakan belum mengetahui
mengenai persiapan kelahiran
DO :
Tampak Tn A dan Ny H belum
mempersiapkan diri menjadi orang tua
AW, Della. (2020). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Post Partum.
Sumber : http://repository.poltekkeskaltim.ac.id/1050/1/KTI%20DELLA%20ARISTA
%20WIBAWATI.pdf Diakses pada tanggal 26 Februari 2021.
Effendy, N. (1998). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. EGC.
Friedman, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke
5. Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. Undang-Undang RI nomor 52 tahun 2009 tentang perkembangan
kependudukan dan perkembangan keluarga, pada pasal 21 ayat 1. Jakarta: Kemenkes;
(2009).
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Devi, N. (2010). Nutrition and Food, Jakarta : PTKompas Media Nusantara.
Almirza, A., Supriyadi, & Hamid, M. A. (2016). Peran perawat dalam pelaksanaanprogram
perawatan kesehatan masyarakat (Perkesmas) di Puskesmas Sukowono Kabupaten
Jember. Diperoleh tanggal 06 Februari 2018 dari http://digilib.unmuhjember.ac.id
Friedman, M. Marilyn. (1998). Keperawatan Keluarga :Teori dan Praktik. Jakarta: EGC.
Christensen, Kenney. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual. Ed.4.
Jakarta:EGC.
Alligood,MR & Tomey,A.M. (2006). Nursing Theories and their work, 7 th edn, Mosby
Elsevier,St. Louis, Missouri.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2014). Buku Ajar Keperawatan Keluarga
(Riset, teori, dan praktik) Edisi 5. Jakarta : EGC.