Anda di halaman 1dari 60

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN

PRASCHOOL DENGAN MASALAH DIARE PADA AN.Z DI DESA SUMBER


MELATI DISKI, KEC. SUNGGAL

OLEH :

YULI PERMATA SARI

200202073

KELOMPOK A STASE KOMUNITAS KELUARGA

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTASA FARMASI DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Sebagai pengantar, makalah “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA


TAHAP PERKEMBANGAN PRASCHOOL DENGAN MASALAH DIARE PADA
AN.Z DI DESA SUMBER MELATI DISKI, KEC. SUNGGAL” disusun untuk
memenuhi tugas dalam mata kuliah Keperawatan Keluarga dan menjadi sumber
informasi bagi mahasiswa dan dosen.

Makalah ini ditampilkan dengan pola sistematis yang dapat memberiakan


wawasan bagi mahasiwa perawat untuk bertindak dengan berdasarkan penalaran ilmiah.
Penulis menyampaikan ucapan trimakasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi
dalam penyusunan makalah ini dan kepada penulis dari sumber-sumber yang
digunakan.

Semoga makalah ini dapat membantu mahasiswa keperawatan dalam


mengaplikasikan asuhan keperawatan komunitas dan keluarga.

Medan, 17 Januari 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Keperawatan keluarga merupakan salah satu teknik yang dilakukan  perawat untuk
mengetahui keadaan keluarga tersubut baik yang sehat maupun sakit yang berada dalam
satu rumah. Keluarga adalah sekumpulan orang yang  berikatan dengan tali perkawinan
yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya  baik anak kandung maupun adopsi.
Keluarga mempunyai fungsi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara Bio-Psiko-
Sosio-kultur-spritual dan juga memenuhi fungsi reproduksi untuk menuruskan
kelangsungan menambah SDM.

Dalam ilmu kesehatan ada beberapa tahap perkembangan keluarga, salah satunya
adalah Keluarga dengan tahap perkembangan anak usia pre sekolah, tahap ini dimulai
sejak anak berusia 2.5-5 Tahun. Pada tahap ini juga keluarga mempunyai tahap
perkembangan untuk mengajarkan anaknya untuk bersosialisasi dan meningkatkan
prestasi anak. Asuhan keperawatan yang dilakukan pada tahap ini adalah perawat
memberikan perawatan dan melakukan pengkajian langsung dengan keluarga, apakah
keluarga sudah memenuhi tugas perkembangan anak pada usia ini atau  belum, serta
mejelaskan kepada keluarga tugas perkembangan anak usia prasekolah, selain itu
perawat juga melakukan pengkajian disekitar lingkungannnya, apakah tempat keluarga
yang ditempati keluarga layak untuk ditempati atau tidak, serta melakukan perawatan
dan memberi solusi kepada keluarga untuk mencegah terjadinya penyakit

Masa pra sekolah berada pada usia 30 bulan sampai 6 tahun (padila, 2012: 50).
Anak akan memperhalus peguasaan tubuhnya dan menanti dimulainya pendidikan
formal. Ini merupakan masa yang penting bagi orang tua karena anak dapat membagi
pikirannya dan berinteraksi dengan lebih efektif. Perkembangan fisik terjadi lebih
lambat dibandingkan kognitif dan psikososial (Perry, Potter. 2005: ).
Pada usia pra-sekolah anak mengalami lompatan kemajuan yang menakjubkan.
Tidak hanya kemajuan fisik tetapi juga secara sosial dan emosional. Anak usia
prasekolah ini sedang dalam proses awal pencarian jati dirinya. Beberapa prilaku yang
dulunya tidak ada, sekarang muncul. Secara fisik dan psikis usia ini adalah usia yang
rentan berbagai penyakit yang akan mudah menyerang anak usia ini dan menimbulkan
masalah yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang jika kondisi kesehatan anak tidak
ditangani secara baik oleh para praktisi kesehatan yang juga usaha-usaha pencegahan
adalah usaha yang tetap paling baik dilakukan (Perry, Potter. 2005 ).
Keluarga sebagai pranata social terkecil dalam masyarakat dan Negara selalu
mencuri perhatian baik kalangan pimpinan atau tokoh informasi maupun pemerintah.
Banyak kejadian merisaukan sekarang ini, seperti kenakalan remaja, kasus gizi kurang,
selalu dikaitkan dengan makin kurang berfungsinya pranata keluarga, antara lain dalam
memfasilitsi tumbuh kembang anak dan menanamkan nilai-nilai luhur seperti saling
menghormati, cinta kasih, toleransi, dan empati.
Sebagai salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.
Keluarga merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam
keperawatan (sebagai penerima asuhan keperawatan) (Perry, 2005). Keluarga berperan
dalam menentuka cara pemberian asuhan yang dibutuhkan oleh si sakit apabila ada
anggota keluarga yang sakit.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan
yang di laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal
klien.bagi klien beserta keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki otonomi
untuk memutuskan hal-hal yang berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadpinya.
Perawat yang melakukan asuhan bertanggung jawab terhadap peningkatan kemampuan
keluarga dalam mencegah timbulnya penyakit, meningkatan dan memelihara kesehatan,
serta mengatasi masalah kesehatan.

1.2. Tujuan penulisan


1. Mengatahui tugas keluarga dengan tahap perkembangan anak usia sekolah
2. Mengetahui asuhan keprawatan keluarga dengan tahap perkembangan anak usia
prasekolah
1.3. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dasar askep keluarga anak usia prasekolah?

2. Bagaimana pengkajian keperawatanya?


3. Bagaimana diagnosa keperawatannya?
4. Bagaimana intervensi,implementasi dan evaluasinya?
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

.1. Konsep dasar keluarga


.1.1. Definisi keluarga
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak-anaknya baik pendidikan bangsa, dunia, dan negara sehingga cara
orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga
merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah,
perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain.

.1.2. Tipe keluarga (Sudiharto, 2007)


a. Keluarga inti (nuclear family)
b. Keluarga asal (family of origin)
c. Keluarga besar (extended family)
d. Keluarga berantai (social family)
e. Keluarga duda atau janda
f. Keluarga komposit (composite family)
g. Keluarga kohabitasi (cohabitation)
h. Keluarga inses (incest family)
i. Keluarga tradisional dan non-tradisional

.1.3. Fungsi keluarga


1. Fungsi Afektif

Fungsi afektif yaitu fungsi yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan dasar keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan
psikososial. Anggota keluarga mengembangkan ganbaran dirinya yang positif, peranan
yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.  

2. Fungsi Social
Fungsi sosial yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
yang menghasilkan interaksi social dan melaksanakan

perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu melakukan


sosialisasi dimana anggota keluarga belajar disiplin norma keluarga, prilaku melalui
interaksi dalam keluarga. Selanjutnya individu maupun keluarga berperan didalam
masyarakat.

3. Fungsi Reproduksi
Fungsi Reproduksi yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambah sumber daya manusia.

4. Fungsi Ekonomi.
Fungsi Ekonomi, Yaitu memenuhi kebutuhan keluarga seperti makanan, pakaian,
perumahan dan lain-lain.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan


Fungsi Perawatan Kesehatan yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian,
perlindungan dan asuhan Kesehatan / keperawatan atau pemeliharaan kesehatan yang
mempengaruhi status kesehatan keluarga dan individu

.1.4. Tugas kesehatan keluarga


Keluarga dapat melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan dapat
dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai berikut :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat

.1.5. Tahap dan tugas perkembangan keluarga


Terdapat perbedaan tugas perkembangan keluarga pada setiap tahap
perkembangan keluarga :

1. Tahap “married couples (without children)” (pasangan nikah dan belum


memiliki anak). Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
- Membina hubungan intim dan memuaskan.
- Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
- Mendiskusikan rencana memiliki anak. Keluarga baru ini merupakan
anggota dari tiga keluarga, yakni: keluarga suami, keluarga istri, dan
keluarga sendiri.

2. Tahap keluarga “child bearing” (kelahiran anak pertama)


Tugas perkembangan keluarga yang penting pada tahap ini adalah:

- Persiapan menjadi orang tua.


- Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan
seksual, dan kegiatan.
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.

3. Tahap keluarga dengan anak pra sekolah


Tugas perkembangan pada tahap ini ialah:
- Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
- Membantu anak untuk bersosialisasi.
- Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak lain
juga harus terpenuhi.
- Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam keluarga maupun
dengan masyarakat.
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
- Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

4. Keluarga dengan anak sekolah


Tugas perkembangan pada tahap ini yakni:

- Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan lingkungan.


- Mempertahankan keintiman pasangan.
- Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga. Pada
tahap ini anak perlu berpisah dengan orang tua, memberi kesempatan pada
anak untuk bersosialisasi dalam aktivitas baik di sekolah maupun di luar
sekolah.
5. Keluarga dengan anak remaja
Tugas perkembangan pada tahap ini yaitu:
- Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab.
- Mempertahankan hubungan yang intim dengan keluarga.
- Mempertahankan komunikasi yang terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
- Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
Tahap ini merupakan tahap paling sulit karena orang tua melepas
otoritasnya dan membimbing anak untuk bertanggung jawab. Seringkali
muncul konflik orang tua dan anaknya yang berusia remaja.

6. Tahap Keluarga dengan anak dewasa


Tugas perkembangan pada tahap ini adalah:
- Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
- Mempertahankan keintiman pasangan.
- Membantu orang tua memasuki masa tua.
- Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
- Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

7. Keluarga usia pertengahan


Tugas perkembangan pada usia perkawinan ini adalah:

- Mempertahankan kesehatan.
- Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak.
- Meningkatkan keakraban pasangan. Fokus utama dalam usia keluarga ini
antara lain: mempertahankan kesehatan pada pola hidup sehat, diet
seimbang, olah raga rutin, menikmati hidup, pekerjaan dan lain sebagainya.

8. Keluarga usia lanjut


Tugas perkembangan pada tahap usia perkawinan ini ialah:

- Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.


- Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
- Mempertahankan keakraban suami/istri dan saling merawat.
- Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
- Melakukan life review.
- Mempertahankan penataan yang memuaskan merupakan tugas utama
keluarga pada tahap ini. Dengan mempertimbangkan adanya keumuman
usia perkawinan yang berbeda pada setiap tahapan tahapan perkembangan
keluarga, maka dalam penelitian ini peneliti memfokuskan pada subyek
yang berada pada tiga tahapan perkembangan keluarga, yaitu keluarga tanpa
anak, keluarga dengan anak usia prasekolah dan keluarga dengan usia
remaja.
2.2. Konsep dasar tumbuh kembang pada anak
2.2.1 Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
1. Pertumbuhan (Growth)
 Bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan intraseluler, berarti
bertambahnya ukuran fisik dan stuktur tubuh dalam arti sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan mempergunakan satuan
panjang datau satuan berat (FKUI, 2007: 387).
 Perubahan fisikal yang spesifik pada penambahan isi yang dilihat dari
segi ketinggian, berat badan, ukuran lilit kepala, panjang tangan dan
kaki, serta bentuk tubuh
 Bertambahnya jumlah dan besarnya bagian tubuh yang secara kuantitatif
dapat diukur (Whalley dan Wong)
 Berkaitan dengan masalah besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat
sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat, umur
tulang, dan keseimbangan metabolik (Dr. Soetjiningsih)
 Berkaitan dengan gangguan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan
ukuran dan struktur (Elizabeth B. Hurloek)
 Bertambahnya ukuran fisik pada bagian-bagia tertentu (G.H. Lowrey)
 Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang
bisa diukur dengan berat, ukuran panjang, umur tulang dan
keseimbangan metabolic (Soetjiningsih, 1988).
 Sepuluh prinsip dasar pertumbuhan
1. Kompleks
2. Mencakup hal-hal kuantitatif dan kualitatif
3. Proses yang berkesinambungan dan terjadi secara teratur
4. Terdapat keteraturan arah.
5. Tempo pertumbuhan tiap anak tidak sama.
6. Aspek-aspek berbeda dari pertumbuhan, berkembang pada waktu
dan kecepatan berbeda.
7. Kecepatan dan pola pertumbuhan dapat dimodifikasikan oleh faktor
intrinsik dan ekstrinsik.
8. Terdapat masa-masa krisis.
9. Cenderung mencapai potensi perkembangan yang maksimum
10. Setiap individu tumbuh dengan caranya sendiri yang unik.
2. Perkembangan (Development)
 Bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks, jadi bersifat kualitatif yang pengukurannya jauh libih sulit
dari pada pengukuran pertumbuhan (Moersintowarti, 2002).
 Suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai dengan
bertambahnya kemampuan atau keterampilan yang menyangkut struktur
tubuh yang berkaitan dengan aspek non fisik
 Suatu pertambahan dari sudut kompleksiti atau suatu perubahan dari
ringkas kepala lebih kompleks dan terperinci dari segi pengetahuan,
sikap, serta kemahiran-kemahiran
 Menggunakan indikasi peningkatan kepandaian dan kompleksitas dalam
fungsi
 Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan.

2.2.2 Pola pertumbuhan dan perkembangan

Menurut Gaseli dibagi menjadi 4 kelompok (hidayat, aziz alimul. 2005: 16-17).

1. Hukum Cephalo Caudal (ukuran pertumbuhan fisik)


Yairu pertumbuhan dilihat dari kepala menuju kaki. Bagian-bagian kepala lebih
dahulu matang dari pada yang lain
2. Hukum Proximodistal (ukuran pertumbuhan fisik)
Yaitu dari pusat sumbu tubuh mengaraj ke tepi. Organ-organ yang terdapat di pusat
sumbu tubuh (jantung, hati, alat pencernaan, alat perkemihan) lebih dulu
berfungsi dari pada anggota tubuh yang lain
3. Perkembangan dari yang bersifat umum menuju ke yang khusus
Yaitu proses perkembangan dari hal-hal yang bersifat umum menuju yang khusus.
Misalnya dapat menggerakkan persendian tangan dahulu kemudian telapak tangan
dan kaki. Setiap tahap mempunyai ciri-ciri tersendiri. Waktu perkembangan tidak
sama setiap individu, tetapi tiap individu akan mengalami semua
4. Perkembangan dipengaruhi oleh kematangan dan proses latihan
Yaitu kematangan adalah proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya sesauai
dengan potensi yang ada. Antara latihan terdapat interaksi yang erat
2.2.3 Ciri-ciri dan prinsip pertumbuhan dan perkembangan
1. Ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan
a. Kontinue
b. Ada masa percepatan dan masa perlambatan, masa janin dan masa 0-1
tahun
c. Perkembangan mempunyai pola sama untuk tiap individu tetapi
kecepatannya berbeda tergantung lingkungan
d. Perkembangan erat dengan maturasi susunan saraf pusat
2. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai perubahan dan mempunyai
beberapa ciri yang saling berkaitan :
a. Perkembangan terjadi bersama dengan pertumbuhan
b. Pertumbuhan dan perkembangan tahap awal mementukan perkembangan
selanjutnya
c. Pertumbuhan dan perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
d. Perkembangan berkorelasi dengan pertumbuhan
e. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
f. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan
g. Pola perkembangan dapat diramalkan
h. Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
3. Prinsip tumbuh kembang
a. Tumbuh kembang berjalan terus menerus dan kompleks
Setiap orang mempunyai pengalaman yang samabentuknya, setiap bentuk
dan tingkatan perkembangan adalah khas
b. Tumbuh kembang merupakan proses yang teratur dan dapat diprediksi
Sesuai dengan pola tumbuh kembang
c. Tumbuh kembang berbeda dan terintegrasi
Perbedaan aspek dalam tumbuh kembang terjadi karena perbedaan tahap,
jumlah dan dapat dimodifikasi.
d. Setiap aspek tumbuh kembang berbeda dalam setiap tahapnya dan dapat
dimodifikasi
e. Tahapan tumbuh kembang spesifik untuk setiap orang
Keterampilan dan kematangan fisik dan psikologis berbeda dan khusus dari
setiap orang
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
1. Faktor herediter
Merupakan faktor yan diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh
kembang anak disamping faktor yang lain. Yang termasuk faktor herediter
adalah jenis kelamin, ras, suku bangsa, keluarga, umur, potensi genetik. Pada
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan jenis kelamin laki-laki setelah
lahir akan cenderung lebih cepat atau perubahannya tinggi jika dibandingkan
dengan anak perempuan.
Ras atau suku bangsa juga memiliki peran dalam mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan, hal ini dapat dilihat pada suku bangsa tertentu memiliki
kecenderungan lebih besar atau tinggi seperti bangsa Asia cenderung lebih
pendek dan kecil dibanding dengan bangsa eropa atau lainnya. (Alimul
Hidayat, 2005: 17-18)
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
menentukan tercapai tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan
secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Faktor prenatal : faktor lingkugan yang mempengaruhi anak ada waktu masih
dalam kandungan
b. Faktor post natal : faktor lingkungan setelah bayi lahir yang juga
mempengarui tumbuh kembang anak seperti budaya lingkungan, sosial
ekonomi nutrisi, iklim, dan cuaca
2.2.5 Tahapan tumbuh kembang
1. Tumbuh kembang anak berlangsung secara teratur, saling berkaitan, dan
berkesinambungan dimulai sejak konsepsi dampai dewasa.
2. Walaupun terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak akan melewati
suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan sebagai berikut :
a. Masa pranatal atau masa inta uterin (masa janin dalam kandungan). Masa
ini dapat dibagi menjadi dua periode :
1) Masa embrio ialah sejak konsepsi dampai umur kehamilan 8 minggu.
Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme,
terjadi deferensiasi yang berlangsung secara cepat, terbentuk sistem
organ dalam tubuh.
2) Masa fetus ialah sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini
terdiri dari dua periode :
a) Masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trisemester
kedua kehidupan intra uterin, terjadi percepatan pertumbuhan,
pembentukan jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk
dan mulai berfungsi.
b) Masa fetus lanjut pada trisemester akhir pertumbuhan berlangsung
pesat dan adanya perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa ini
ternjadi transfer imunoglobulin G (IgG) dari darah ibu melalui
plasenta. Akumulasi asam lemak esensial seri omega 3 (Docosa
Hexanic Acid) omega 6 (Arachidonic acid) pada otak dan retina.
b. Masa postnatal atau masa setelah lahir terdiri dari beberapa periode :
1) Masa neonatal (0-28hari), terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan
terjadi perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-
organ tubuh lainnya.
2) Masa bayi, dibagi menjadi dua bagian :
a) Masa bayi dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses
pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya
fungsi sitem saraf.
b) Masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai menurun
dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan fungsi
eksresi
c) Masa prasekolah (2,5-6 tahun)
Pada saat ini pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi
perkembangan dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan
meningkatnya keterampilan dan proses berpikir.
d) Masa sekolah atau masa pubertas (wanita : 6-10 tahun, laki-laki : 12-
20 tahun).
Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,
keterampilan dan itelektual makin berkembang, senang bermain
berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.
e) Masa adolesensi atau masa remaja (wanita : 10-18 tahun, Laki-laki :
12-20 tahun).
Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi
dibandingkan anak laki-laki. Masa ini merupakan transisi dadi
periode anak ke dewasa. Pada masa ini percepatan pertumbuhan
berat badan dan tinggi badan yang sangat pesat yang disebut
Adolescent Growth Spurt. Juga pada masa ini terjadi pertumbuhan
dan perkembangan pesat dari alat kelamin dan timbulnya tanda-
tanda kelamin sekunder.
Masa-masa tersebut diatas ternyata memiliki ciri-ciri khas yang masing-masing
masa mempunyai perbedaan dalam anatomi, fisiologi, biokimia, dan karakternya.

Menurut departemen anak (FKUI, 2000) Faktor-faktor yang mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan: Pada umumnya anak memiliki pola pertumbuhan dan
perkembangan yang normal dan ini merupakan hasil interaksi banyak faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak sekali faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak. faktor-faktor tadi dibagi menjadi
2 golongan yaitu:

1. Faktor interna
a. perbedaan ras/etnik atau bangsa
bila seseorang dilahirkan dengan ras rang erop maka tidak mungkin ia
memiliki faktor herediter ras orang Indonesia atau sebaliknya. Tinggi
badan setiap bangsa berlainan, pada umumnya orang kulit putih memiliki
ukuran tungkai yang lebih panjang daripada ras mongol.
b. Keluarga
Ada kecenderungan keluarga yang tinggi-tinggi dan keluarga yang gemuk-
gemuk
c. Umur
Kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal tahun
pertama kehidupan da masa remaja
d. Jenis kelamin
Wanita lebih cepat dewasa dibandingkan laki-laki. Pada masa pubertas
wanita umumnya tumbuh lebih cepat dari pada laki-laki dan kemudian
seteah melewati masa pubertas laki-laki akan lebih cepat.
e. Kelainan genetic
Sebagai salah satu contohn: Achondroplasia yang menyebabkan dwarfisme,
sedangkan sindrom marfan terdapat pertumbuhan tinggi badan yang
berlebihan.
f. Kelainan kromosom
Kelainan kromosom umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan
seperti pasa sindrom down’s dan sindrom turner’s
2. Faktor eksternal / lingkungan
a. faktor prenatal
1) Gizi
Nutrisi ibu hamil terutama dalam trimester akhir kehamilan akan
mempengaruhi pertumbuhn janin
2) Mekanis
Posisi fetus yang abnormal bisa menyebabkan kelainan congenital
seperti club foot.
3) Toksik / zat kimia
Aminopterin dan obat kontrasepsi dapat menyebabkan kelainan
congenital seperti palatoskisis
4) Endokrin
Diabetes militus dapat menyebabkan makrosomia, kardiomegli dn
hiperplasi adrenal.
5) Radiasi
Paparan radium dan sinar rontgen dapat mengakibatkan kelainan pada
janin seperti mikrosefali, spinabifida, retardasi mental dan
deformitas anggota gerak, kelainan congenital mata, kelainan
jantung
6) Infeksi
Infeksi pada trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,
Rubella, Sitomegalo virus, Herpes simpleks), PMS (Penyakit
Menular Seksual) serta penyakit virus lainnya dapat mengakibatkan
kelainan janin seperti katark, bisu, tuli, mikrosefali, retradasi mental
dan kelainan jantung kongenital
7) Kelainn imunologi
Eritoblastosis vitlis timbul atas dasar perbedaan golongan darahan antara
jnin dan ibu sehingga ibu membentuk ntibodi terhadap sel
darahmerh janin, kemudian melalui plasenta masuk ke dalam
peredaran darah janin dan akan menyebabkan hemolisis yang
selanjutnya akan mengakibatkan hiperbilirubinemia dan kern ikterus
yang akan menyebabkan kerusakan jaringan otak
8) Anoksia embrio
Anoksia embrio yang disebabkan oleh gangguan funsi plasenta
menyebabkan pertumbuha terganggu
9) Psikologis ibu
Kehamilan yang tidak diinginkan, perlakuan salah / kekerasan mental
pada ibu hamil dan lain-lain
b. Faktor persalinan
Kompikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala dan asfiksia dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan otak

c. Faktor pasca natal :


1) Gizi
Untuk tumbuh kembang bayi, diperlukan zat makanan yang adekuat
2) Penyakit kronis/ kelainan congenital
Tuberculosis, anemia, kelainan jantung bawaan mengakibatkan retradasi
pertumbuhan jasmani
3) Lngkungan fisis dan kimia
Sanitasi lingkungan yang kurang baik , kurangnya sinar matahari,
paparan sinar radioaktif, zat kimia tertentu, (Pb, mercuri, rokok, dan
lain-lain) mempunyai dampak yang negative terhadap pertumbuhan
anak
4) Psikologis
Hubungan anak dengan orang sekitarnya. Seorang anak yang tidak
dikehendaki oleh orang tuanya atau anak yang selalu merasa
tertekan akan mengalami hambatan didalam pertmbuhan dan
perkembangannya.
5) Endokrin
Gangguan hormone misalnya pada penyakit hipertiroid akan
menyebabkan anak mengalami hambatan pertumbuhan. Defisiensi
hormone pertumbuhan akan menyebabkan anak menjadi kerdil
6) Sosio-ekonomi
Kemiskinan selalu berkaitan dengan kekurangan makanan, kesehatan
lingkunga yang jelek dan ketidaktahuan akan menghambat
pertumbuhan anak
7) Lingkungan pengasuh
Pada lingkungan pengasuh interaksi ibu-anak sangat mempengaruhi
tumbuh kembang
8) Stimulasi
Perkembangan memerlukan rangsangan atau stimulasi khususnya dalam
keluarga misalnya penyediaan alat mainan, sosialisasi anak,
keterlibatan ibu dan anggota keluarga lain terhadap kegiatan anak,
perlakuan ibu terhadap perilaku anak
9) Obat-obatan
Pemakaian kortikosteroid jangka lama akan menghambat pertumbuhan,
demikian halnya dengan pemakaian obat perangsang terhadap
susunan saraf pusat yang menyebabkan terhambatnya produksi
hormone pertumbuhan
2.2.6 Ciri-ciri perkembangan

Perkembanagn merupakan seseretan perubahan fungsi organ tubuh yang


berkelanjutan, teratur dan saling berkait. Perkembangan terjadi secara simultan dengan
pertumbuhan. Perkembangan merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat
degan organ yang dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem
neuromuskular, bicara, emosi dan sosial. Keenam fungsi tersebut berperan penting
dalam kehidupan manusia yang utuh.

Ciri-ciri perkembangan adalah :

1. Perkembanagn melibatkan perubahan.


Karena perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Perubahan-perubahan ini meliputi
perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh, berubahnya
ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda-tanda kematangan suatu
organ tubuh tertentu.
2. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan
selanjutnya
Perkembangan awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya.
3. Perkembangan mempunyai pola yang tetap
4. Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut 2
hukum tetap, yaitu :
a. Perkembangan terjadi lebih dahuu didaerah kepala, kemudian menuju ke arah
kaudal. Pola ini disebut pola sefalokaudal.
b. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan kasar) lalu
berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang mempunyai kemampuan
dalam gerakan halus. Pola ini disebut proksimodistal.
5. Perkembangan memiliki tahap yang berurutan.
Tahap ini dilalui deorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, dan tahap-
tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik.
6. Perkembangan mempunyai kecepatan yang berbeda
Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan yang
berbeda-beda.
7. Perkembangan bekorelasi dengan pertumbuhan.
Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembangan pun demikian, terjadi
peningkatan mental, ingatan daya nalar, asosiasi dan lain-lain.
2.2.7 Kebutuhan Dasar Tumbuh Kembang Anak

Pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi antara faktor


genetik-herediter-konstitusi dengan faktor lingkungan, baik lingkungan prenatal
maupun lingkungan postnatal. Faktor lingkungan ini yang akan memberikan segala
macam kebutuhan yang merupakan kebutuhan dasar yang diperlukan oleh anak untuk
tumbuh dan berkembang.

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang secara garis besar dikelompokkan
kedalam 3 kelompok, yaitu :

1. Kebutuhan fisis-biomedis (asuh), Yaitu kebutuhan akan :


a. Nutrisi yang adekuat dan seimbang, merupakan kebutuhan akan asuh yang
terpenting. Keberhasilan perkembangan anak ditentukan oleh keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan otak. Jadi dapat dikatakan bahwa nutrisi,
selain mempengaruhi pertumbuhan, juga mempengaruhi perkembangan otak.
Sampai umur 6 bulan ASI adalah makanan yang ideal untuk bayi baik ditinjau
dari kesehatan fisis maupun psikis.
Pemberian makanan tambhan yang tepat akan memberikan hasil yang lebih baik
bagi pertumbuhan anak. Namun demikian, akan lebih sempurna apabila
makanan tambhan yang diberikan dalam bentuk yang seimbang.
b. Perawatan kesehatan dasar
1) Imunisasi.
Pemberian imunisasi pada anak adalah penting untuk mengurangi morbiditas
dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan
imunisasi. Dengan melakukan imunisasi yang lengkap, maka kita
harapkan dapat mencegah timbulnya penyakit-penyakit yang
menimbulkan kesakitan dan kematian.
2) Sebab morbiditas.
Diperlukan upaya deteksi dini, pengobatan dini dan tepat serta limitasi
kecelakaan. Kesehatan anak harus mendapat perhatian dari para orang tua,
yaitu dengan cara membawa anaknya yang sakit ke tempat pelayanan
kesehatan terdekat.
3) Pakaian
Pakaian yang layak, bersih dan aman (tidak mudah terbakar, tanpa pernik-
pernik yang udah menyebabkan anak kemasukan benda asing).
4) Perumahan
keadaan perumahan yang layak dengan konstruksi bangunan yang tidak
membahyakan penghuninya, akan menjamin keselamatan dan kesehatan
penghuninya.
5) Higiene diri dan sanitasi lingkungan
Kebersihan, baik kebersihan perorangan maupun lingkungan memegang
peranan penting pada tumbuh kembang anak. Oleh karena itu pndidikan
kesehatan kepada masyarakat harus ditunjukkan bagaimana membuat
lingkungan menjadi layak untuk tumbuh kembang anak, sehingga
meningkatkan rasa aman bagi ibu/pengasuh anak dalam menyediakan
kesempatan bagi anaknya untuk mengeksplorasi lingkungnnya.
6) Kesegaran jasmani : olahraga, rekreasi
2. Kebutuhan emosi/ kasih sayang (asih)
Kebutuhan akan asih yaitu kebutuhan terhadap emosi meliputi :
a. Kasih sayang orang tua
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera yang memberi
bimbingan, perlindungan, perasan aman kepada anak merupkan salah satu
kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan berkembang seoptimal
mungkin.
b. Rasa aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orang tuanya bila ia merasa bahwa
kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungaan yang erta antar ia
dan keluarganya.
c. Harga diri
Setiapa anak ingin merasa bahwa ia mempunyai tempat dalam keluarga,
keinginannya diperhatiakn, apa yang dikatakannya ingin didengar orang tua,
tidak diacuhkan.
d. Kebutuhan akan sukses
Setiap anak ingin merasa bahwa apa yang diharapkan daripadanya dapat
dilakukannya, dan ia merasa sukses mencapai sesuatu yang diinginkan orang
tua.
e. Mandiri
Kemandirian pada anak hendaknya selalu didasarkan pada perkembangan anak.
f. Dorongan
Anak membutuhkan dorongan dari orang-orang sekelilingnya apabila tak mampu
menghadapi situasimasalah.
g. Kebutuhan mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
Anak-anak membutuhkan dorongan orang tua dan orang-orang disekelilingnya
dengan diberikan kesempatan dan pengalaman dalam mengembangkan sifat-
sifat bawaannya.
h. Rasa memiliki
Ikatan ibu-anak yang erat, mesra, selaras dan sepermanen mungkin sangatlah
penting karena :
1) Turut menentukan perilaku anak dikemudian hari
2) Merangsang perkembangan otak anak
3) Merangsang perhatian anak kepada dunia luar

Pemenuhan kebutuhan emosi (asih) ini dapat dilakukan sedini mungkin yaitu
dengan mendekapkan bayi pada ibunya sesegera mungkin setelah lahir.

3. Kebutuhan akan stimulasi (asah)

Yang dimaksud dengan stimulasi disini adalah perangsangan yang datang dari
lingkungan luar anak antara lain berupa latihan atau bermain. Stimulasi juga dapat
berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi perkembangan anak. Stimulasi harus
dilaksankan dengan penuh perhatian dan kasih sayang.

2.2.8 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Prasekolah (3-5 Tahun)

Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar dan
dapat mengembangkan pola sosialisasinya. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat
diri sendiri seperti mandi, makan, minum, mengosok gigi, BAB dan BAK, dll.

1. Bimbingan Selama Fase Prasekolah


a. Usia 3 Tahun
 Persiapkan orang tua untuk peningkatan ketertarikan anak dalam hubungan
yang lebih luas.
 Anjurkan untuk mendaftarkan anak ke TK.
 Tekankan tentang pentingnya pengaturan waktu.
 Anjurkan orangtua untuk menawarkan pilihan-pilihan ketika anak sedang
ragu/bimbang.
 Perubahan pada usia 3 ½ tahun : anak akan menjadi kurang koordinasi
(antatorik dan emosi), gelisah dan menunjukkan perubahan tingkah laku
seperti bicara gagap.
 Orang tua harus memberikan perhatian yang extra sebagai refleksi dari
kegelisahan emosi anak dan rasa takut anak kehilangan kasih sayang orang
tua.
 Ingatkan orang tua tentang keseimbangan yang telah dicapai pada usia 3
tahun akan berubah menjadi tingkah laku yang agresif pada usia 4 tahun.
 Antisipasi tentang adanya perubahan nafsu makan, seleksi makanan anak.
 Tekankan tentang perlunya perlindungan dan pendidikan untuk mencegah
cedera.
b. Usia 4 Tahun
 Persiapakan pada tingkah laku anak yang lebih agresif, termasuk aktivitas
motorik dan penggunaan bahasa-bahasa yang mengejutkan.
 Bersikap menentang terhadap orangtua
 Explorasi perasaan ortu berkenaan dengan tingkah laku anak.
 Masukkan anak ke TK
 Persiapan untuk peningkatan keinginan tahuan anak tentang sex.
 Tekankan tentang pentingnya menanamkan disiplin pada anak.
 Anjurkan untuk belajar berenang jika belum dilakukan pada usia
sebelumnya.
 Adanya mimpi buruk; beritahu orangtua bahwa anak, sering anak terbangun
karena adanya mimpi yang menakutkan.
 Tenangkan Ibu, bahwa masa yang tenang pada anak dimulai pada usia 5
tahun.
c. Usia 5 Tahun
 Masa tenang pada usia 5 tahun
 Siapkan anak untuk memasuki lingkungan sekolah.
2.2.9. Pastikan kelengkapan immunisasi sebelum memasuki sekolah
Tingkat kemandirian keluarga (Padila, 2012)
Keluarga mandiri adlah keluarga yang mengetahui masalah kesehatan dengan
kriteria :

a. Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah


kesehatan yang ada.
b. Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab masalah kesehatan.
c. Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah
kesehatan.
d. Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah keluarga, mau
mengambil keputusan untuk mengatasi masalah.
e. Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
f. Keluarga dapat menngungkapkan.menyebutkan akibat dari masalah
kesehatan tersebut.
g. Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah
kesehatan tersebut.
h. Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas
yang diperlukan untuk perawatan.
i. Keluarga dapat terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga.
j. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.

2.2.10. Skala perioritas masalah keluarga


Setelah seluruh diagnosa keperawatan keluarga ditetapkan sesuai perortitas. Pada
satu keluarga mungkin saja perawat akan menemukan lebih dari satu diagnosa
keperawatan keluarga, maka perioritas dengan menggunakan skala perhitungan sebagai
berikut:
Tabel. Skala perioritas masalah keluarga
Kriteria Skor Bobot Pembenaran
1. Sifat masalah
a. Aktual (tidak/ kurang sehat) 3 1
b. Ancaman kesehatan (risiko) 2
c. Keadaan sejahtera (potensial) 1

2. Kemungkinan masalah dapat


diubah 2 2
a. Mudah 1
b. Sebagaian 0
c. Tidak dapat
3. Potensial masalah dicegah
a. Tinggi 3 1
b. Cukup 2
c. rendah 1
4. Menonjolnya masalah

Sumber: baylon & maglaya

Cara melakukan skoringnya adalah:


a. Tentukan skor untuk setiap kriteria
b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
c. Jumlah skor untuk semua kriteria
d. Tentukan skor, nilai tertinggi menentukan urutan nomor diagnosa
keperawatan.
Dalam menentukan perioritas, banyak faktor yang mempengaruhi untuk kriteria
yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar (3) diberikan pada tidak/ kurang
sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga, ancaman
kesehatan skor dua (2) dan keadaan sejahtera skor satu (1).
Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor:
 Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani
masalah.
 Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
 Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi masyarakat dan
dukungan masyarakat.
Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor-faktor berikut:
 Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
 Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada.
 Tindakan-tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan-tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
 Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka menambah
masalah.
Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut.

2.3 Konsep medis DIARE


2.3.1 Definisi
Menurut World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja
yanglembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar
yanglebih dari biasa, yaitu 3 kali atau lebih dalam sehari yang mungkin
dapatdisertai dengan muntah atau tinja yang berdarah. Penyakit ini paling
seringdijumpai pada anak balita, terutama pada 3 tahun pertama kehidupan,
dimanaseorang anak bisa mengalami 1-3 episode diare berat (Sinta, 2018).

Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada
bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna
hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja dalam satu hari
(24 jam). Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering. Apabila
buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut diare,
begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali
dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai
inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan
muntah-muntah yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang
menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit.

2.3.2 Klasifikasi Diare

Ada tiga jenis diare menurut lama terjadinya yaitu diare akut, diare

persisten dan diare kronik. Klasifikasi diare berdasarkan lama waktu dapat

dikelompokkan menjadi :

1) Diare Akut

Diare akut yaitu buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan

konsistensi tinja yang lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya

dan berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu. Diare akut

berlangsung kurang dari 14 hari tanpa diselang-seling berhenti lebih dari 2

hari. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dari tubuh penderita,

gradasi penyakit diare dapat dibedakan dala empat kategori, yaitu:

a) Diare tanpa dehidrasi

b) Diare dengan dehidrasi ringan, apabila cairan yang hilang 2-5%


dari berat badan

c) Diare dengan dehidrasi sedang, apabila cairan yang hilang

berkisar 5-8% dari berat badan

d) Diare dengan dehidrasi berat, apabila cairan yang hilang lebih

dari 8-10% dari berat badan.

2) Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang berlangsung 15-30 hari,

merupakan kelanjutan dari diare akut atau peralihan antara diare

akut dan kronik.

3) Diare Kronik

Diare kronis adalah diare hilang-timbull, atau berlangsung lama

dengan penyebab non-infeksi, seperti penyakit sensitive terhadap

gluten atau gangguan metabolism yang menurun. Lama diare

kronik lebih dari 30 hari. Diare kronik adalah diare yang bersifat

menahun atau persisten dan berlangsung 2 minggu lebih.

2.3.3. Patofisiologi Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah:

1. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

meyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga

terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkannya

sehingga timbul diare. Mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang

dapat dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan

tekanan osmotik antara isi usus dengan cairan ekstraseluler.

Diare terjadi jika terdapat bahan yang secara osmotik dan sulit diserap.
Bahan tersebut berupa larutan isotonik dan hipertronik. Larutan isotonik,

air dan bahan yang larut di dalamnya akan lewat tanpa diabsorbsi

sehingga terjadi diare. Bila substansi yang diabsorbsi berupa larutan

hipertonik, air dan elektronik akan pindah dari cairan ekstraseluler ke

dalam lumen usus sampai osmolaritas dari usus sama dengan cairan

ekstraseluler dan darah sehingga terjadi diare.

2. Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan

terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan

selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Akibat rangsangan mediator abnormal misalnya enterotoksin yang

menyebabkan villi gagal mengabsorbsi natrium, sedangkan sekresi

klorida di sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hal ini

menyebabkan peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga

usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus

mengeluarkannya sehingga timbul diare.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus

untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila

peristaltik usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan

yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

2.3.4. Gambaran Klinis dan Tanda Gejala

Mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya

meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timul diare. Tinja

cair dan mungkin disertai lender atau darah. Warna tinja makin lama berubah

menjadi kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus dan daerah

sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam
sebagai akibat makin banyaknya asam laktat yang berasal dari laktosa yang

tidak dapat diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat terjadi sebelum

atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau

akibat gangguan keseimbangan asam basa atau elektrolit. Bila penderita telah

banyak kehilangan cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi makin tampak.

Berat badan menurun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun membesar

menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering.

Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi

ringan, sedang, dan berat, sedangkan berdasarkan tonisitas plasma dapat dibagi

menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik, dan hipertonik.

Tabel 1. Penentuan Derajat Dehidrasi


No Tanda dan Dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi Berat
Gejala Ringan Sedang
1 Keadaan Sadar, Gelisah, Mengantuk, lemas,
umum gelisah, mengantuk anggota gerak
haus dingin,
berkeringat,
kebiruan, mungkin
koma, tidak sadar.
2 Denyut Normal Cepat dan Cepat, haus,
nadi kadang-
kurang lemah kadang tak teraba,
dari 120- kurang dari
120/meni 140/meni 140/menit.
t t
3 Pernapasan Normal Dalam, Dalam dan cepat
mungkin
cepat
4 Ubun-ubun Normal Cekung Sangat cekung
besar
5 Kelopak Normal Cekung Sangat cekung
mata
6 Air mata Ada Tidak ada Sangat kering

Sumber : Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan(5)

Lanjutan Tabel 2. Penentuan Derajat Dehidrasi


No Tanda Dehidrasi Ringan Dehidras Dehidras
dan i i Berat
Gejala Sedang
7 Selaput Lembab Kering Sangat
lender kering

8 Elastisitas Pada pencubitan Sangat


kulit kulit secara elastis Lambat lambat (lebih
kembali secara dari 2 detik
normal
9 Air seni
warnanya Normal Berkurang Tidak
tua kencing

Sumber : Buletin Jendela Data dan Informasi Kesehatan

Tabel 2. Tanda dan Gejala Diare


Tanda dan Gejala Klasifikasi

Terdapat dua atau


lebih tanda- tanda
berikut:

1. Letargis atau tidak Diare dengan


sadar dehidrasi berat
2. Mata cekung
3. Tidak bisa minum
atau malas minum
4. Cubitan kulit perut
kembalinya sangat
lambat

Terdapat dua atau


lebih tanda- tanda
berikut:
Diare dengan
1.Gelisah, rewel, atau dehidrasi
mudah marah ringan/sedang

2.Mata cekung

3.Haus, minum dengan


lahap

4. Cubitanperut
kembalinya lambat

Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan


sebagai dehidrasi berat Diare tanpa
atau ringan atau sedang. dehidrasi
Sumber : Modul Manajemen Terpadu BalitTBS)
Lanjutan Tabel 3. Tanda dan Gejala Diare
Tanda dan Gejala Klasifikasi

1.Ada dehidrasi Diare


persisten
2.Diare selama 14 hari berat

atau lebih 1.Tanpa

dehidrasi Diare
persisten
2.Diare selama 14 hari
atau lebih
Disentri
Terdapat darah
dalam tinja
(berak campur darah)
2.4. Konsep Keperawatan Keluarga
2.4.1. Langkah-langkah asuhan keperawatan keluarga
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
Hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian keluarga (Padila, 2012)
adalah :
a. Data umum
- Nama kepala keluarga
- Alamat dan telepon
- Pendidikan kepala keluarga
- Komposisi keluarga dan genogram
- Tipe keluarga
- Suku bangsa
- Agama
- Status sosial ekonomi keluarga
- Aktivitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga ini
4) Riwayat keluarga sebelumnya

c. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
3) Mobilitas geografis keluarga
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

d. Struktur keluarga
1) Sistem pendukung keluarga
2) Pola komunikasi keluarga
3) Struktur kekuatan keluarga
4) Struktur peran
5) Nilai atau norma keluarga

e. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi

f. Stres dan koping keluarga


1) Stressor jangka pendek dan panjang
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor yang dikaji sejauhmana keluarga
berespon terhadap stressor
3) Strategi koping yang digunakan
4) Strategi adaptasi disfungsional

g. Pemeriksaan fisik
h. Harapan keluarga

B. Diagnosa keperawatan
Jenis diagnosa ada 3 (Padila, 2012) :
- Aktual
- Resiko
- Potensial

Diagnosa keperawatan keluarga menurut Intansari (2010) :

1. Perubahan proses keluarga


2. Perubahan biaya kesehatan
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
5. Perubahan peran orang tua
6. Perubahan pola eliminasi
7. Antisipasi kehilangan
8. Konflik pengambilan keputusan
9. Perilaku pencarian pelayanan kesehatan
10. Tidak efektif koping keluarga
11. Resiko trauma
12. Isolasi sosial

C. Rencana keperawatan berdasarkan domain kognitif, psikomotor, dan afektif (


Untuk mengubah domain kognitif:
1) Memberi pujian pada kekuatan individual dan keluarga
2) Menawarkan informasi atau pendapat
3) Menawarkan pendidikan kesehatan
4) Mengeksternalisasi masalah

Untuk mengubah domain psikomotor


1) Mendorong anggota keluarga untuk menjadi pemberi perawatan
2) Mendorong penggantian pemberi perawatan dalam keluarga
3) Memasukkan ritual kesehatan dalam kebiasaan keluarga

Untuk mengubah domain afektif


1) Memvalidasi/menormalkan respons emosional
2) Menceritakan pengalaman saat anggota keluarga sakit
3) Menggambarkan kekuatan dukungan keluarga

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN ANAK PRA SEKOLAH

1.1. Data Umum

1. Nama KK : Tn.P
2. Umur : 29 tahun
3. Agama : Islam
4. Suku : Batak
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : Desa Sumber Melati Diski, Kec. Sunggal
7. Komposisi Keluarga

NO Nama JK Hub. Dg KK Umur Pendidikan Pekerjaan


1. Tn. P LK Kepala 29 Tahun SMA Wiraswasta
keluarga

2. Ny. E PR Istri 27 Tahun S1 IRT

3. An. Z PR Anak 4 Tahun - -

8. Genogram

Tn. P Ny. E
9.

An.
Z

/ : Sudah meninggal

:Laki – Laki

: Perempun

Tinggal serumah

10. Ecomap Family


Masjid Rekreasi

Masyarakat
Pekerjaan

Keluarga besar

Keterangan :
: ada hubungan yang kuat

11. Tipe Keluarga


Nuclear Family, atau keluarga inti dimana hanya ada Tn.P Ny.E dan An.Z tinggal
serumah
12. Sifat keluarga
a. Pengambil keputusan
Pengambil keputusan dalam keluarga ini adalah dari suami (Tn. P) dan istri (Ny. E)
ketika ada sesuatu yang penting untuk diputuskan misalnya meminjam uang di
bank atau mengkredit barang Ny. E mendiskusikannya dengan Tn. P begitu
pula keputusan untuk kepentingan anak. Sehingga keluarga ini termasuk dalam
keluarga equilitarian.

b. Kebiasaan hidup sehari-hari


Ny. E mengatakan tidak bekerja, hanya saya bergabung dalam organisasi kader pos
pelayanan kesehatan terpadu serta mendagangkan online shop. An. Z tidak
bersekolah/ tidak dimasukkan ke playgroup/ TK karena merasa anak b elum
pantas. Tiap hari kamis Ny. E pergi ke perkumpulan perwiritan dan berkumpul
kegiatan organisasi. Sorenya biasanya Ny. E mengantarkan An. Z untuk belajar
mengaji di rumah tetangganya. Tn. P lebih sering berada di rumah karena
merupakan pekerja wirausaha las besi
1) Kebiasaan tidur/ istirahat
An. Z biasanya tidur siang. Untuk tidur malam biasanya An. Z tidur pukul
11/12 malam dan bangun pukul 8 pagi. Ny. E juga tidur siang, untuk tidur
malam Ny. E tidur pukul 11 malam dan bangun pukul 5 pagi. Tn. P
sehari-harinya tidak tidur siang karena bekerja sebagai las besi
2) Kebiasaan rekreasi
Biasanya keluarga Tn. P melihat televisi bersama atau terkadang pergi ke
rumah saudara Tn. P, setiap minggu Ny. E dan Tn. P pergi ke pantai untuk
menikmati waktu liburan.
3) Kebiasaan makan keluarga
Keluarga biasanya makan sehari 3x . Tiap pagi keluarga Tn. P biasa sarapan
pagi bersama. Keluarga tidak memiliki pantangan terhadap jenis makanan
apapun. Ny. E mengatakan An. Z mengkonsumsi ASI selama 1,8 bulan
saat ini An. Z jarang minum susu biasanya Ny. S hanya memberikan air
gula atau teh manis sebagai pengganti susu untuk anaknya.
13. Status sosial ekonomi
Ny. H mengatakan penghasilan total keluarga untuk sebulan kurang lebih 1.500.000-
2.000.000 ini di dapat dari penghasilan Tn. P sebagai tukang Las besi Ny. S juga
mengatakan penghasilan keluarganya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-
hari. Kebutuhan yang dikeluarkan keluarga Tn. P meliputi biaya untuk kebutuhan
sehari-hari, biaya listrik, air, dan biaya untuk kebutuhan jajan anaknya. Namun
kadang juga tidak cukup bila ada pengeluaran tambahan rata-rata penegluaran
selama sebulan 650.000-800.000.
14. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Keluarga Tn. P merupakan suku batak asli dan memiliki kebiasaan terkait budaya suku
batak yaitu seorang kepala keluarga lebih diutamakan dalam hal makanan (Ny. E
kadang memasak enak hanya untuk dimakan oleh kepala keluarga yaitu Tn. P)
15. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)
Keluarga Tn. P memeluk agama islam. Ny. E mengatakan ia teratur menjalankan
ibadah shalat terkadang ia pergi ke mushalla untuk shalat berjamaah bersama
anaknya, Ny. E mengatakan bila sehari-hari Tn. M jarang melaksanakan ibadah
shalat, Ny. E mengatakan keluarganya mengikuti kegiatan pengajian yang
diadakan d RW nya.

A. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap pekembangan keluarga saat ini
Anak tertua keluarga ini berusia 4 tahun sehingga keluarga ini masuk dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia pra sekolah/ pre school. Tugasnya
meliputi :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi
c. Beradaptasi dengan anakya baru lahir, sementara kebutuhan anak lain juga
harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat baik didalam keluarga maupun dengan
masyarakat.
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang.

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Ny. E mengatakan keluarga merasa belum mampu mengawasi anaknya sedangkan
suaminya terkadang di rumah terkadang tidak.
Dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan yang belum terpenuhi:
a. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak.
b. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
c. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh kembang
3. Riwayat keluarga saat ini
Ny. E mengatakan kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai
berikut:
 Tn. P: keadaan sehat, tidak pernah mengalami masalah kesehatan serius
dulunya.
 Ny. S : keadaan sehat, tidak pernah mengalami masalah kesehatan serius
dulunya, terkadang Ny. S hanya merasa kakinya pegal-pegal bila terlalu capek
menyapu.
 An. Z: keadaan saat ini sehat, tapi Ny. S mengatakan An. A sering terkena
diare, terakhir kali terkena diare adalah 2 minggu yang lalu. Dulu pernah panas
tinggi ketika usia 9 bulan setelah imunisasi tapi langsung di bawa ke
puskesmas dan sembuh dalam 3 hari.
4. Riwayat keluarga sebelumnya (pihak istri dan suami)
Ny. E mengatakan ia tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM, HT, ASMA,
kanker, PJK. Namun Tn. M memiliki riwayat penyakit HT dari bapaknya, bapak
Tn. M juga meninggal krena HT. Saat ini ibu dari Ny. E sedang sakit yaitu tidak
bisa berjalan karena habis jatuh, ayah dari Ny. S meninggal karena kecelakaan.
B. LINGKUNGAN
1. Karakteristik rumah (tipe, ukuran, jumlah ruangan)
Status rumah yang ditinggali Ny. E dan keluarga saat ini adalah milik sendiri yang
merupakan warisan dari orang tua Ny. E ,Ny. E mengatakan rumahnya merupakan
pembagian dari rumah keluarga besarnya yang dipecah-pecah dengan saudara Ny.
E yang lainnya. Sehingga daerah sekitar/ tetangga dari rumah Ny. S merupakan
saudaranya sendiri.
Rumah Ny. E memiliki ukuran 15x10 m dengan memiliki satu kamar tidur yang
dijadikan tempat tidur seluruh anggota keluarga, dua kamar tidur, satu ruang tamu,
satu kamar mandi dan dapur. Rumah Ny. E terlihat tidak berantakan dan namun
penuh karena ada tumpukan besi di halaman teras rumahnya yang merupakan
peralatan kerja ayahnya.
2. Ventilasi dan penerangan
Ventilasi rumah Ny. S termasuk kurang karena tempat pertukaran udara melalui pintu
utama, dan jendela kecil yang ada di kamar dan dapur. Ny. S mengatakan jendela
kamarnya jarang dibuka karena berdekatan dengan tembok rumah tetangganya.
Penerangan ruangan untuk ruang tamu menggunakan lampu putih.
3. Persediaan air bersih
Ny. S tidak punya saluran PDAM sendiri untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Biasanya Ny. E merebus air untik minum taupun membeli di orang jual air eceran
keliling. Ny. S mengatakan tempat menampung airnya jarang dibersihkan kadang
hanya 1 bulan sekali sehingga terlihat berlumut di dasarnya dan terdapat jentik-
jentik nyamuknya.
4. Pembuangan sampah
Pembuangan sampah sementara untuk limbah rumah tangga ada di tempat sampah di
depan rumah Ny. E dan di dapur setiap harinya dibuang sendiri oleh Ny. E tiap
akan beragkat manyapu ke pasar dan di buang di TPS desa di belakang pasar.
5. Pembuangan air limbah
Pembuangan limbah bekas mandi dan cucian melalui got yang ada di belakang rumah
dan mengalir ke sungai.
6. Jamban/ WC (tipe, jarak dari sumber air)
Kondisi kamar mandi sempit tapi cukup bersih, kamar mandinya hanya berlantai
plester yang terlihat sedikit licin karena lumut. Ny. S mengatakan menguras kamar
mandinya 2 minggu sekali dan menyikat lantainya tiap minggu agar tidak licin.
Tidak ditemukan jentik nyamuk di bak mandi dan kondisi kloset bersih. Peralatan
mandi keluarga Ny. S jadi satu kecuali sikat gigi. Ny. S memliki 1 handuk yang di
pakai bersama dengan Tn. M dan An. A. Mereka juga memliki 1 handuk lagi
sebagai ganti bila handuk lainnya dicuci.

7. Denah rumah

Ruang Tidur
Tetangga

Ruang keluarga Ruang Tidur


8.

9. Lingkungan sekitar rumah


Lingkungan sekitar rumah termasuk perkampungan padat dengan jarak antar rumah
berjarak sekitar rata-rata 50 cm, perkampungan ini termasuk bersih di setiap depan
rumah terdapat tempat sampah untuk membuang sampah, jalan masuk gang rumah
hanya selebar sekitar 1,5 meter dan terbuat dari batako, terdapat mushalla, banyak
terdapat kucing di sekitar lingkungan rumah Ny. E sehingga di jalan sekitar gang
sering ditemukan kotoran kucing. Antar tetangga terlihat rukun, Ny. E mengatakan
tetangga sekitar rumahnya sering membantu Ny. E
10. Sarana komunikasi dan transportasi
Keluraga Tn. P memiliki 1 HP sebagai alat komunikasi keluarga yang biasanya
dibawa Oleh Tn. P. Keluarga ini menggunakan alat transportasi pribadi sebagai
sarana untuk bepergian jauh.
11. Fasilitas hiburan (TV, radio, dll.)
Keluarga memliki 1 TV yang ada di ruang tamu dan digunakan bersama sebagai
hiburan dan juga memiliki sebuah radio. Keluarga memiliki perlengkapan
elektronik lainnya seperti lemari es, atau kipas angin.
12. Fasilitas pelayanan kesehatan
Jarak rumah keluarga Tn. P dengan klinik cukup dekat karena terletak di depan
jalan raya yang dekat dengan gang rumahnya, jarak dengan klinik berjarak sekitar
500 meter, sedangkan jarak antara rumah dengan puskesmas sekitar 1 km. Ny. E
mengatakan Jika ada salah satu keluarga yang sakit keluarga biasanya akan
membawanya ke klinik.
C. SOSIAL
1. Karakteristik tetangga dan komunitas
Ny. E mengatakan tetangga sekitar rumahnya sangat baik dan saling menghormati antar
sesama, seluruhnya merupakan orang jawa, sehingga mereka memiliki suatu
budaya selametan (megengan) tiap memperingati hari besar islam dan hari penting
tanggalan jawa, salah satu budaya yang ada di komunitas tersebut adalah tidak
memperbolehkan anak kecil keluar rumah di waktu menjelang maghrib dan
tetangga dari Ny. E termasuk orang-orang yang taat beragama. Ny. E dan keluarga
tidak memeliki masalah dengan tetangga sekitar dan mereka jarang bertengkar satu
sama lain. Komunitas warga sekitar rumah Ny. H sangat mementingkan agama dari
pada pendidikan .
2. Mobilitas geografis keluarga
Ny. E mengatakan sejak kecil ia sudah lahir dan dibesarkan di Desa sumber melati
diski dan tidak pernah berpindah tempat sampai melahirkan An. Z juga di diski,
Tn. P merupakan orang asli padang sidempaun namun merantau ke diski sebeluim
menikah dengan Ny. E.
3. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. E mengatakan waktu berkumpul keluarga mereka yaitu ketika setelah maghrib
karena semuanya sudah berkumpul di rumah sedangkan dengan anggota keluarga
Ny. E yang lain berkumpul ketika waktu libur (hari jum’at) biasanya mereka
berkumpul di rumah kakak tertua Ny. E yang berda di belakang rumah Ny. E.
Interaksi keluarga Ny. E dengan tetangga sekitar sangat baik karena semua tetangga
dan para pedagang pasar kalanganyar mengenal Ny. E dan karena Ny. E sangat
ramah dan rajin, sedangkan interaksi Tn. P dengan tetangga baik karena Tn. P
bekerja mebuat las besi di ahlamn rumahnya. Hubungan An. Z dengan teman-teman
sebayanya sangat baik karena tiap pagi dia bermain dengan teman-teman
sebayanya, biasanya mereka bermain boneka atau mobil-mobilan bersama atau
bermain sepeda kecil roda tiga di sekitar jalan gang, kadang juga bermain pasir di
depan rumah tetangganya. An. Z sudah dapat mengenal temannya yang perempuan
atau laki-aki ini ditunjukkan karena sering bermain rumah-rumahan dengan
berperan sebagai ayah atau anak laki-laki dalam permainan. Di sore hari An. Z juga
pergi mengaji bersama teman-teman sebayanya di rumah tetangganya.
Tn. P dan Ny. E saat ini mengikuti kegiatan perkumpulan apapun di kampungnya.
4. Sistem pendukung keluarga
Saat ini keluarga dalam kedaa n sehat, jika ada keluarga yang sakit maka akan
langsung dibawa ke puskesdes atau puskesmas karena keluarga Tn. P sudah
memiliki kartu berobat di pukesmas maupun klinik. Tapi Ny. E mengatakan bila
ada keluarga yang sakit parah akan sangat khawatir karena mereka belum memiliki
BPJS. Ny. E mengatakan jika keluarganya seandainya ada yang sakit yang cukup
parah dan butuh biaya lebih atau di bawa ke rumah sakit maka biayanya akan
dipinjamkan ke bank kredit keliling.
D. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
Ny. E mengatakan keluarganya menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi
sehari-hari,, An. A berbicara dalam bahasa Indonesia dan. Ny. E mengatakan tidak
ada masalah dalam penyampaian dan penerimaan pesan dalam keluarganya karena
komunikasi banyak menggunakan bahasa Indonesia. Frekuensi komunikasi dalam
keluarga dilakukan setiap hari. An. Z lebih dekat dengan Ny. E dari pada Tn. P.
2. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga Tn. P dilakukan secara bersama/ musyawarah
antara Ny. E dan Tn. P (equilitarian), namun kepala keluarga adalah Tn. P dan
semua anggota keluarga menghormatinya.
3. Struktur peran (formal dan informal)
 Tn. P : sebagai ayah dan suami, dan merupakan kepala keluarga. Ia bukan
merupakan satu-satunya pencari nafkah dalam keluarganya, ia mengatakan
berusaha melakukan perannya dengan sebaik-baiknya namun beliau merasa
belum secara penuh melakukan tugasnya di dalam keluarganya, Tn. P berusaha
selalu meanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk dekat dengan keluarganya agar
keluarganya merasa aman dan nyaman. Tn. P mengatakan mengikuti kegiatan
mingguan pengajian bapak-bapak.
 Ny. E : sebagai ibu dan istri, sekaligus merupakan yang membantu mencari
nafkah untuk keluarga. Ny. E melakukan fungsinya sebagai ibu rumah tangga
dengan baik, ia tiap pagi menyiapkan sarapan pagi untuk keluarganya dan
memasak setiap hari untuk keluarganya, ia juga melakukan tugasnya sebagai
pengatur keuangan dalam keluarga. Ny. E bersama suaminya juga menjalankan
fungsinya sebagai pendidik untuk An. Z dengan mengajarkan hal-hal sederhana
dan dasar tentang hidup (misal: cara makan, berpakaian, cara bersepeda,
berjalan, cara minum dengan gelas, cara BAB dan BAK pada tempatnya, dll.)
Ny. E juga mengajarkan sedikit-sedikit bagaimana cara berbicara dan mengeja
kata. dan juga mengajarkan cara beribadah kepada An. Z
 An. Z : merupakan anak pertama dan satu-satunya dalam keluarga. Ny. E dan
Tn. P berharap nantinya An. Z bisa menjadi seseorang yang berhasil dan bisa
membantu perekonomian keluarga.
4. Nilai dan norma keluarga
Nilai yang di anut dalam keluarga adalah budaya jawa mereka mempercayai semua
larangan dan adat yang berhubungan dan dipercaya oleh suku jawa umumnya
(misal: Ny. E melarang An. Z untuk bermain di luar rumah ketika menjelang
maghrib), sedangkan norma yang di anut adalah norma agama mereka menjalani
kehidupan sehari-hari berdasarkan tuntunan agama islam dan Ny. E mengatakan
sebisa mungkin mereka melaksanakan norma yang telah ada, Ny. E mengatakan
mereka saling mengingatkan untuk menjalankan tuntutan agama yang menjadi
kewajiban.
E. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Ny. E mengatakan sikap dan hubungan antara keluarga baik, Ny. E selalu mengerti
dan menerima terhadap kondisi Tn. P dan tetap menghormatinya sebagai kepala
keluarga. Tn. P juga mengatakan ia mengerti kondisi istrinya yang sudah banyak
membantu dalam keluarga sehingga dalam keluarga tidak terjadi pertengkaran,
mereka juga berusaha memberikan kasih sayang sepenuhnya walaupun mereka
dalam kondisi yang serba terbatas kepada An. Z.
2. Fungsi sosialisasi
Ny. E mengatakan interaksi dalam keluarga baik, Ny. E dan Tn. P berusaha untuk
mendidik An. Z sebisa mereka karena An. Z tidak di masukkan ke TK. Ny. E dan
Tn. P akan memarahi An. Z jika An. Z terlalu nakal atau melakukan kesalahan
kadang juga menjewer An. Z. Sosialisasi keluarga dengan lingkungan sekitar
berjalan dengan baik. Begitu juga dengan An. Z dengan teman-teman sebayanya.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Mengenal masalah kesehatan
Ny. E mengatakan ia tidak menngetahui kenapa penyebab An. E sering
mengalami diare, ia juga tidak mengetahui hal-hal yang perlu dilakukan untuk
mencegah kambuhnya kembali diare tersebut. Ny. E juga mengatakan tidak
mengetahui bagaimana tanda-tanda diare, yang dia tahu diare itu hanya sekedar
An. Z BAB sering dalam sehari dan encer, saat di tanya apakah rewel atau
tidak Ny. E menjawab rewel dan dia mengatakan itu adalah hal yang biasa
kalau anak sakit pasti rewel.
Ny. E juga megatakan ia dan suaminya tidak tahu bagaimana perkembangan
anaknya sesuai dengan usianya karena apabila ia ke posyandu ia tidak pernah
bertanya dengan petugas.
b. Memutuskan untuk merawat/ memutuskan tindakan
Ny. E mengatakan bila permasalahan seringnya anaknya diare itu menjadi
suatu yang sudah biasa karena sudah terlalu sering diare, keluarga menganggap
enteng karena tidak pernah sampai membuat anaknya kejang atau panas tinggi
dan menganggap selama ini bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus di
bawa ke dokter dengan hanya diberikan obat yang di beli di warung dan
digerus ½ dosis.
c. Mampu merawat
Ketika An. Z terkena diare keluarga akan memberikan obat diare yang dibeli
di warung.
Ny. E mengatakan bila tidur An. Z sering dibiarkan telanjang dengan alasan
karena An. Z merasa kepanasan, An. A juga sering tidur bersama dengan
kucing peliharaan keluarga.
Ny. E mengatakan tidak pernah membiasakan An. Z untuk mencuci tangan
sebelum makan, ia juga mengatakan membiarkan An. Z untuk tidak memakai
sandal bila keluar rumah karena tidak pernah mengawasi bila anaknya sedang
bermain di luar rumah.
d. Memodifikasi lingkungan
Keluarga tidak mengetahui tentang pentingnya kebersihan air yang digunakan
untuk kebutuhan sehari-hari, juga menganggap rumahnya sudah bersih dan
menganggap tidak terlalu berbahaya memasukkan kucing kampung ke dalam
rumah.
e. Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga akan membawa ke puskesdes atau puskesmas jika ada anggota
keluarganya yang sakit.
4. Fungsi reproduksi
Jumlah anak dalam keluarga 1, dan Ny. E sudah ber-KB dengan menggunakan KB
pil sejak kelahiran An. A, keluarga masih belum ingin menambah anak lagi dalam
waktu dekat ini.
5. Fungsi ekonomi
Ny. E mengatakan penghasilan keluarga sangat cukup untuk keperluan sehari-hari.
F. STRESS DAN KOPING KELUARGA
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
a. Stresor jangka panjang
Menurut Ny. E hal yang menjadi stressor saat ini tidak ada.
b. Stresor jangka pendek
Ny. E mengatakan permsalahan yang sering muncul adalah diere pada An. A
yang sering berulang.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stresor
Ny. E mengatakan Bila An. Z diare langsung diberikan obat diare yang dibeli di
warung bila tidak sembuh-sembuh baru akan dibawa ke puskesdes/ puskesmas
3. Strategi koping yang digunakan
Ny. E mengatakan Bila ada masalah yang keluarga selau membicarakan bersama
dan pasrah kepada Allah serta bersabar menghadapi kondisi yang sedang dialami
keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Bila ada masalah Ny. E atau Tn. P sering terbawa dengan emosi dan bawaannya
ingin marah ke anaknya.
G. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
1. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a. Ayah
Tidak memiliki riwayat penyakit seperti HT, DM, ASMA, TBC, PJK, atau alergi.
Juga tidak memiliki Penyakit keganasan seperti kanker.
b. Ibu
Tidak memiliki riwayat penyakit seperti HT, DM, ASMA, TBC, PJK, atau alergi.
Juga tidak memiliki Penyakit keganasan seperti kanker. Tapi kadang merasa
pegal-pegal kakinya bila terlalu keras bekerja.
c. Anak
Pernah demam tinggi saat usia 9 bulan tapi tidak kejang (setelah imunisasi), saat
dikaji dalam kondisi sehat tapi sering terkena diare berulang (terakhir diare 2
minggu yang lalu).
2. Keluarga berencana (KB)
Saat ini Ny. E menggunakan KB pil.
3. Imunisasi
An. Z sudah diimunisasi lengkap sejak usia 9 bulan.
4. Tumbuh kembang
a. Pemeriksaan tumbuh kembang
 Nama anak: An. A
 Tgl lahir: 14-01-2016
 Tgl pemeriksaan: 01-12-2020
 2012-12-01
2008-01-14 -
4 - 10-17
Usia anak: 4 tahun 10 bulan 17 hari
 Hasil pemerikasaan:
 Personal sosial
 Menyiapkan sereal/ sarapan : pass
 Gosok gigi tanpa bantuan : pass
 Bermain ular tangga/ kartu : false
 Motorik halus
 Menggambar orang 4 bagian : pass
 Mencontoh ditunjukkan : pass
 Memilih garis yang lebih panjang : pass
 Bahasa
 Mengartikan 7 kata : pass
 Berlawanan 2 : pass
 Menghitung kubus : pass
 Bicara semua dimengerti : false
 Motorik kasar
 Berdiri satu kaki 6 detik : pass
 Berjalan tumit ke jari kaki : pass
 Berdiri 1 kaki 5 detik : pass
 Kesimpulan: suspect, karena ada 1 false pada aspek
personal sosial tapi saat diajarkan lagi dan diulangi An. A dapat
melakukannya, sedangkan ada 1 false di aspek bahasa yang
jauh di kiri garis umur An. A.
 Antropometri:
 BB: 15 Kg
 TB: 105 cm
 LK: 47 cm
 LD: 53 cm
 LL: 14 cm
b. Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak
Ny. E mengatakan ia dan suaminya tidak terlalu memperhatikan perkembangan
anaknya, mereka mengatakan tidak terlalu menghawatirkan perkembangan An.
Z karena sama dengan anak-anak seusianya, mereka juga tidak terlalu
memperhatikan saat An. Z bermain sendiri atau dengan teman-temannya. Ny. E
mengatakan An. Z hanya tidak fasih/ lancar ketika mengucapkan sesuatu tapi
An. Z mengerti maksud omongan orang tsb. Mereka juga tidak pernah melatih
An. Z untuk belajar berbicara dengan fasih.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Ny. E Tn. P An.Z

Tinggi badan 155 cm 165 cm 90cm

Berat badan 55 kg 60 kg 15kg

Tekanan darah 100/80 mmhg - -

Pernafasan 18 x/ menit - 100x/i

Suhu 37 ºc - 37

Nadi 80 x/menit 90x/i

Kepala Ny.N - (tidak Lurus


ditempat)
a. Rambut Bersih (-) anemis
b. Mata
Konjunctiva (-) anemis Simetris
c. Hidung
d. Telinga Simetris, (-) secret Pendengaran
e. Mulut baik
Simetris, pendengaran
baik Tidak ada
kelainan
Tidak ada kelainan

Dada/thoraks a. Pergerakan a. Dada


dada simetris simetris
b. Tidak ada nyeri b. (-) nyeri
tekan tekan
c. Tidak ada suara (-)suara
tambahan tambahan

Ekstremitas Normal Normal

KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PRESCHOOL

1.1. Analisa Data


Symptom Etiology Problem
DS: Ketidakmampuan keluarga Resiko kejadian diare
 Ny. E mengatakan An. Z dalam mengontrol berulang pada An. Z di
sering diare berulang keluarga Tn. P b/d
terakhir kali diare 2 minggu ketidakmampuan keluarga
yang lalu memodifikasi lingkungan.
DO:
 An. Z tidak dibiasakan cuci
tangan sebulum makan/
bermain.
 An. Z sering tidur bersama
kucing dan tidak memakai
pakaian
 An. Z saat bermain/ keluar
rumah jarang menggunakan
sandal
 Tempat air yang digunakan
untuk minum, memasak
terlihat berlumut dan
terdapat jentik nyamuk
 Saat diare An. Z hanya
diberikan tablet oral yang di
beli di warung
DS: Keluarga tidak mampu Bersihan jalan nafas tidak
-Ny.E mengatakan anaknya mengenal masalah efekif berhubungan
sering pilek dengan Ketidakmampuan
-Ny.E mengatakan anaknya keluarga merawat anak
sering demam
-Ny.M mengatakan bahwa
belum mengetahui tentang
penyebab flu demam terjadi

DO:
-Rumah kurang ventilasi
-Kondisi rumah kurang
pencahayaan
-Keadaan umum baik

I. SKALA PRIORITAS MASALAH


 Masalah 1 : Resiko kejadian diare berulang pada An. Z di keluarga Tn. P b/d
ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


Sifat masalah 2 2 Saat dikaji An. Z sedang tidak
x 1=
3 3
 Aktual: 3 1 diare
 Resiko: 2
 Potensial: 1
Kemungkinan 2 Keluarga punya keinginan
x 1= 1
2
masalah dapat 2 besar untuk mengetahui
diubah penyebab diare berulang pada
 Mudah: 2 An. Z, keluarga ingin agar An.
 Sebagian: 1 Z tidak sering terkena diare

 Tidak dapat: 0 berulang lagi.


Kemungkinan 2 2 Kebiasaan An. Z yang kurang
x1=
3 3
masalah dapat 1 sehat, kurang pengawasan
dicegah keluarga, tapi keluarga mau
 Tinggi: 3 belajar untuk merubah
 Cukup: 2 kebiasaan tersebut

 Rendah: 1
Menonjolnya 1 1 Karena saat dikaji An. Z tidak
x 1=
2 2
msalah 1 sedang diare
 Segera: 2
 Tidak segera: 1
 Tidak
dirasakan: 0
Skor 5 3

 Masalah 2: Bersihan jalan nafas tidak efekif berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anak demam pada saat diare
No Kriteria Scoring Bobot Pembenaran

1.      a. Sifat masalah : 3 1 Demam pilek


1 actual dirasakan dengan
3/3x1= 1
tanda dan gejala yang
sesuai dengan
penyakit Diare

b. Kemungkinan 1 2 Pengetahun Ny.E


masalah dapat akan bertambah jika
22 2 1/2x 2= 1
diubah : mudah dilakukan pendkes
tentang Diare

3 c. Potensial 3 1 Masalah dapat


masalah untuk dicegah agar tidak
dicegah : tinggi 2/3x 1 = 1 berlanjut

d. Menonjolnya 2 1 Karena tidak ingin


4 masalah : harus An.Z sering
2/2x 1= 1
segera ditangani mengalami pilek

Total 4

Intervensi Keperawatan

Diagnosa NOC NIC


Resiko kejadian diare Setelah dilakukan intervensi Pngajaran: Proses penyakit
berulang pada An. Z di
keperawatan, keluarga mampu 1.Jelaskan patofisiologi penyakit
keluarga Tn. P b/d
ketidakmampuan mengenal masalah pasien dan kaitannya dengan
keluarga memodifikasi
1. Pengetahuan fungsi tubuh.
lingkungan.
dan perilaku kesehatan 2.Review pengetahuan pasien
2. Pendidikan mengenai kondisinya.
kesehatan 3.Diskusikan perawatan yang
3. Memahami tepat.
proses penyakit dan Klien mampu menyatakan
Penyebab penyaki keputusannya kepada keluarga
4. Diskusikan bersama keluarga
tentang pencegahan DIARE.
5. Diskusikam bersama teantang
cara mebuat larutan Gula garam
guna untuk menambah cairan
dalam tubuh anak jika terkena
diare
Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan intervensi
tidak efekif keperawatan, keluarga mampu Pngajaran: Proses penyakit
berhubungan dengan mengenal masalah 1.Jelaskan patofisiologi penyakit
Ketidakmampuan 6. Pengetahuan dan pasien dan kaitannya dengan
keluarga merawat anak perilaku kesehatan fungsi tubuh.
dengan diare di sertai 7. Pendidikan kesehatan 2.Review pengetahuan pasien
demam dan flu 8. Memahami proses mengenai kondisinya.
penyakitPenyebab 3.Diskusikan perawatan yang
penyaki tepat.
Klien mampu menyatakan
keputusannya kepada keluarga
4. Diskusikan bersama keluarga
tentang pencegahan Diare

IMPLEMENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN


PRASCHOOL DENGAN MASALAH DIARE PADA AN.Z DI DESA SUMBER
MELATI DISKI, KEC. SUNGGAL
Diagnose : Resiko kejadian diare berulang pada An. Z di keluarga Tn. P b/d ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan.

Hari/Tanggal Jam Implementasi


Rabu 14.00 s/d selesai Melakukan pendidikan kesehatan kepada
20-01-2021
Ny.E selaku ibu dari An.Z terkait dengan
Diare berdasarkan pengkajian Ny.Z tidak
mampu mengenal masalah (kurang
pengetahuan)
a. Pengertian Diare
b. Penyebab Diare
c. Manifestasi klinis Diare
d. Pencegahan Diare
e. Pengobatan Diare

Hari/Tanggal Jam Implementasi


Kamis 13.00 s/d selesai Menjelaskan kepada kelbin tentang
21-01-2021
perilaku yang sehat :
Perilaku sehat yang dijelaskan adalah
perilaku makan dan minum;perilaku
terhadap kebersihan diri; perilaku
terhadap kebersihan lingkungan; perilaku
terhadap sakit dan penyakit; perilaku
keseimbangan (olahraga yang rutin,
istirahat dan tidur yang cukup).

Mengajarkan kelbin melakukan mebuat


larutan gula garam sesuai dengan panduan
SOP dan sesuai jurnal terkait.jelaskan
tujuan dan manfaat memberikan terapi
larutan gula garam. Kemuadian meminta
keluarga untuk meakuakn pembuatan
larutan tersebut dengan cara
mencampurkan gyula sebanyak satu
sendok the dan garam seperempat sendok
the yang di larutkan dengan air sebanyan
200 cc, dan menyampaikan kepada
keluarga agar diminum sampai diare
nakan mereda

Diagnose : Bersihan jalan nafas tidak efekif berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anak dengan diare di sertai demam flu

Hari/Tanggal Jam Implementasi


Jum’at 14.00 s/d selesai Mengajarkan cara batuk efektif pada
22-01-2021
kelbin yang berkaitan dengan demam dan
flu sebelumnya menjelaskan terlebih
dahulu sesuai SOP
Tujuan Membebaskan jalan nafas dari
akumulasi sekret
Klien dengan gangguan saluran nafas
akibat akumulasi secret
Untuk alat dan bahan disesuaikan
dengan situasi klien yang tidak
memungkinkan memiliki bengkok atau
perlak maka bisa di ganti dengan kain
atau tempat lain. Kemudian tisu yang
pertama adalah menarik nafas dalam
melalui hidung selama 3 hitungan,
meminta klien untuk menahan selama 3
hitungan dan kemudian di hembuskan.
Memasang kain dan meminta klien untuk
tarik nafas 2x dan inspirasi 3x tahan nafas
dan batukkan dengan kuat
Cara ini akan di ajarkan kepada anaknya
yg sering mengalami demam dan ketika
anaknya pilek dan susah mengeluarkan
dahak atau secret

EVALUASI
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP PERKEMBANGAN
PRASCHOOL DENGAN MASALAH DIARE PADA AN.Z DI DESA SUMBER
MELATI DISKI, KEC. SUNGGAL

Diagnose : Resiko kejadian diare berulang pada An. Z di keluarga Tn. P b/d ketidak
mampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Tanggal Evaluasi
Rabu S: Ny.E mengerti tentang Diare
20-01-2021
O: Ny.E mendengar dan menerima konsep dengan baik
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan intervensi lain

Kamis
S: Ny.M mengerti tentang membuat larutan gula garam pada An.
21-01-2021
Z
O: Ny.M memberikan feedback dan menerima konsep yang baik
A: Masalah teratasi
P: Lanjutkan dengan intervensi keluarga yang lebih intensif

S: Ny.E mengajarkan teknikk membuat larutan gula garam untuk


Jum’at
22-01-2021 An. Z
O: Ny.E menerima konsep dengan baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Diagnose : Bersihan jalan nafas tidak efekif berhubungan dengan Ketidakmampuan


keluarga merawat anak dengan diare di sertai demam flu

Tanggal Evaluasi
Jum’at S: Ny.E mengerti dan paham mengajarkan batu efektif
22-01-2021
O: Ny.E menerima penjelasan dengan baik
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Lampiran 1 standar operasional prosedur (sop) batuk efektif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BATUK EFEKTIF

BATUK EFEKTIF

PROGRAM
STUDI NERS
UNIVERSITAS
SARI MUTIARA
INDONESIA
TAHUN 2021
PENGERTIAN Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasikan dan
mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
TUJUAN 1. membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic
laboraturium
3. mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret
KEBIJAKAN 1. klien dengan gangguan saluran nafas akibat akumulasi
sekret
2. pemeriksaan diagnostic sputum di laboraturium
PETUGAS Perawat
PERALATAN a. tempat sputum
b. Tissu
c. Stestoskop
d. Hanscoon
e. Masker
f. Air putih hangat dalam gelas
PROSEDUR Tahap prainteraksi
PERALATAN 1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
Tahap orientasi
1. Memberikan salam dan nama klien
2. Menjelaskan tujuan dan sapa nama klien
Tahap kerja
1. Menjaga privasi klien
2. Mempersiapkan klien
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan
satu tangan di perut
4. Melatih klien tuberkulosis melakukan napas perut
(menarik napas dalam melalui hidung hingga 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
5. Meminta klien tuberkulosis merasakan
mengembangnya perut
6. Meminta klien tuberkulosis menahan napas hingga 3
hitungan
7. Meminta klien tuberkulosis menghembuskan napas
perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
8. Meminta klien tuberkulosis merasakan mengempisnya
perut
9. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan
penderita tuberkulosis bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
10. Meminta penderita tuberkulosis untuk melakukan
napas dalam 2 kali, pada inspirasi yang ketiga tahan
napas dan batukkan dengan kuat
11. Menampung lendir ditempat pot yang telah disediakan
tadi
Lampiran 2 Sop Larutan Gula Garam pada Diare

SOP LARUTAN GULA GARAM UNTUK DIARE

STANDAR KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI NERS
UNIVERSITAS SARI
MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2021

LARUTAN GULA Penyusun


GARAM MENGATASI
DEHIDRASI PADA
Yuli Permata Sari
ANAK

Dilakukan Tidak
dilakukan

1. PENGERTIAN Larutan gula garam adalah larutan


untuk mengatasi diare larutan ini
sering disebut rehidrasi oral atau
larutan rumah tangga
2. TUJUAN / Untuk mengatasi dehidrasi
MANFAAT
3. INDIKASI Anak yang mengalami diare

4. PERSIAPAN KERJA 1. Gula pasir


2. Garam dapur
3. Air matang/ masak
4. Gelas
5. Sendok teh

5. TAHAPAN KERJA Gerakan ROM


1. Cuci tangan dengan bersih
agar tidak ada kuman penyakit
yang menyebar
2. Tuangkan air masak kedalam
gelas sebanyak 200 cc
3. Masukan satu sendok teh gula
pasir
4. Masukan seperempat sendok
teh garam
5. Aduk larutan sampai gula
garam larut merata
6. Setelah selesai sudah langsung
bisa meminumnya

6. EVALUASI 1. Beri reinforcement positif


2. Mengakhiri kegiatan dengan
baik

7. REFERENSI 1. Al rasyid,harun.moenginah
P.A,untoro.1978. larutan gula
garam untuk dehidrasi
2. Potter, P.A., & Perry,A.G.
(2009). Basic Nursing
essentials for practice (6th ed).
Canada :Mosby Elseiver
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai