DEMAM THYPOID
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Dengan pemaparan makalah ini diharapkan adanya suatu pemahaman yang
lebih mendalam khususnya bagi mahasiswa keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan demam thypoid,
maupun dalam memberikan dukungan dan pendidikan kesehatan bagi
keluarga pasien.
2. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari makalah ini diharapkan khususnya bagi
mahasiswa keperawatan mampu:
2.2 Etiologi
Penyebab demam typhoid adalah Salmonella typhi, basil gram negatif,
bergerak dengan Rambut getar, tidak berspora, mempunyai sekurang-
kurangnya empat macam antigen yaitu antigen O (somatic), H (flagella), Vi,
dan protein membran hialin (Manjoer Arief, 2000 & Ngastiyah, 1997).
2.4 Patofisiologi
Bakteri (Salmonella thypis) masuk ke tubuh manusia melalui saluran
cerna. Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung sebagian lagi masuk
ke usus halus dan mencapai jaringan limpod plaque peyen di ileum terminalis
yang mengalami hipertrofi. Di tempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi
intestinal dapat terjadi. Kuman Salmonella thypis kemudian menembus
kelamina propia, masuk aliran limfe dan mencapai kelenjar limfe mesentirial
yang juga mengalami hipertrofi. Setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini
Salmonella typii lain mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus
Salmonela typii bersarang di plasue peyeri, limfa, hati, dan bagian-bagian lain
sistem retikulo endoterial. Semula disangka demam dan gejala-gejala toksemia
pada demam thypoid disebabkan oleh endotoksemia. Tapi kemudian
berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia bukan
merupakan penyebab utama demam dan gejala-gejala toksemia pada demam
thypoid, karena membantu terjadinya proses inflamasi lokal pada jaringan
tempat S. thypii berkembangbiak. Demam pada thypoid disebabkan karena S.
typii dan endotoksinnya merangsang sintesis dan penglepasan zat pirogen oleh
leukosit pada jaringan yang meradang (FKUI, 1996 & Ngastiyah, 1997).
2.5 Pathway
Kuman Salmonella
thypii
Demam
Aliran darah
Ductus thoracicus
Perdarahan dan
perforasi intestinal
Kekuangan
volume cairan
2.6 Komplikasi
Komplikasi demam thypoid dapat dibagi dalam :
a. Komplikasi intestinal / pada usus halus
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Peritonitis
b. Komplikasi ekstra intestinal / komplikasi di luar usus
1) Komplikasi kardiovaskuler
Kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, dan tromboflebitis)
2) Komplikasi darah
Anemia hemolitik, trombositopenia, dan atau disseminated
intravaskulan coagulation (DIC) dan sindrom uremia hemolitik.
3) Komplikasi paru
Pneumonia, empiema dan pleuritis.
5) Komplikasi ginjal
Glumerolonefritis, prelonefritis dan perinofritis.
6) Komplikasi tulang
Osteomielitis, perrostitis, spondilitis, dan antritis.
7) Komplikasi neuronsikratrik
Delirium, meningitis, polinevritis perifer, sindrom guili aim, barre,
psikosis dan sindrom katatonia.
a. Pemeriksaan leukosit
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
c. Biakan darah
Nama : Tn. W
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Ibu klien mengatakan anak E panas sudah 2 hari yang lalu, muntah.
b. Riwayat penyakit sekarang
Pada tanggal 14 Desember 2020 ibu mengatakan bahwa anak E panas,
muntah. Selama 2 hari itu ana S diberi obat penurun panas ibunya
paracetamol dan panasnya turun dan timbul panas lagi. Kemudian
ibunya membawa anak S ke dokter, dari dokter anak S langsung
dirujuk ke RS yang sebelumnya di dokter tersebut sudah diperiksa
Laboratorium yang hasilnya Febris Thypoid dan harus dirujuk ke
Rumah Sakit.
2. Natal
Anak E lahir spontan, normal ditolong oleh bidan, tidak ada
gangguan kesehatan atau cacat bawaan saat anak lahir.
3. Post natal
Anak lahir dan tumbuh normal, mendapatkan makanan tambahan,
ASI dan susu formula / buatan.
g. Riwayat tumbang
Pertumbuhan : - BB : 9 kg
h. Riwayat Imunisasi
Imunisasi lengkap, anak sudah mendapat BCG 1 pada usia 1 minggu,
DPT pada usia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, polio pada usia 2 bulan, 3
bulan, 4 bulan dan hepatitis, pada usia 1 minggu, 1 bulan, 6 bulan.
Klien sudah imunisasi campak pada usia 9 bulan.
3) Pengkajian Fisik
1. Keadaan umum : tampak lemas
2. Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital
- Suhu : 38,5 oC
- Nadi : 110 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
4. BB : 9 kg
5. TB : 70 cm
6. Kepala : Mesocepal
- Rambut : lurus, agak kemerahan
- Kulit kepala : bersih
- Lingkar kepala : 47 cm
- Lingkar lengan : 13 cm
- Lingkar dada : 49 cm
7. Muka : bersih dan sedikit lemas, pucat
8. Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis
9. Hidung : tidak ada secret, tidak ada nafas cuping hidung
10. Telinga : simetris, bersih, tidak ada semumen
11. - Mulut : gigi tumbuh, tidak ada caries gigi, sianosis (-)
- Lidah : kotor, putih
12. Leher : tidak ada nyeri tekan, tida ada pembesaran vena
jagularis
13. Dada : simetris
14. Jantung :
- Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
- Palpasi : kardiomegali (-)
- Perkusi : ronkhi (-)
- Auskultasi : regular, mur-mur
15. Paru-paru
- Inspeksi : simetris
- Palpasi : vocal vermitus tidak ada
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : ronkhi (-), tidak ada wheezing
16. Abdomen
- Inspeksi : datar
- Palpasi : nyeri tekan (-), turgor kulit ↓
- Perkusi : kembung (+)
- Auskultasi : bising usus (+)
17. Genetalia : genetalia pada An. E bersih, tidak ada kemerah-
merahan pada alat kelaminnya
18. Anus : tidak ada kelainan
19. Ekstremitas : akral hangat
20. Ekstremitas atas : tangan kanan : terpasang infus
Tangan kiri : aktif
a. Sebelum di RS
Anak makan 3 x sehari, jenis nasi / bubur, lauk dan sayur.
b. Selama di RS
Anak tidak mau makan, Cuma minum ASI dan An. E tidak mau
minum susu formula / buatan.
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum di RS
Eliminasi BAB dan BAK :
5) Pengkajian Pertumbuhan
Anak E umur 1 tahun 4 bulan, BB : 9 kg, TB : 70 cm, lingkar lengan : 13 cm,
lingkar lengan kepala : 47 cm, lingkar dada 49 cm.
6) Pengkajian Perkembangan
Personal sosial anak E baik, anak sudah bisa main bola, dag-dag dengan
tangan, menyatakan keinginan, minum dari cangkir. Adaptif – motorik halus
anak E baik dan tidak ada masalah, anak sudah bisa menaruh kubus di
cangkir tapi dengan bantuan, mencoret-coret. Kemampuan bahasa Anak E
baik, anak sudah bisa berkata papa/mama spesifik, mengoceh, 2 kata, 3 kata,
1 kata.
Motorik kasar : anak E baik, anak E sudah bisa berjalan dengan baik,
membungkuk kemudian berdiri dan berdiri sendiri tanpa bantuan, berjalan
mundur.
7) Status Gizi
BB - Median
1. WAZ = SD
9 - 10,4
= SD Low
-1,4
= 1,10
BB - Median
2. WHZ = SD
9 - 8,4
= SD Upper
1,4
= 0,8
= 1,75 (BB normal) N = +2 s/d -2 SD
TB - Median
3. HAZ = SD
70 - 78,9
= SD Low
-8,9
= 3,00
No
Evaluasi (catatan perkembangan)
Dx
1 S : - Ibu mengatakan anak E panas
O : - S : 38,5 oC
- N : 110 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Kompres hangat
- Berikan sirup Sanmol 3 x 1 sendok teh
2 S : - Ibu mengatakan anak E mau makan walaupun sedikit, dan
sering muntah
O : - Anak menghabiskan 6 sendok makan
- BB : 8 kg
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Timbang BB
Anjurkan pada ibu untuk memberi makan sedikit tapi sering
1 S : - Ibu mengatakan setelah dikompres panas menurun tapi kurang
lebih 20 menit anak E panas lagi
O : - S : 38 oC
- N : 110 x/mnt
- RR : 24 x/mnt
A : Masalah teratasi sebagian
No
Evaluasi (catatan perkembangan)
Dx
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji TTV
- Kompres hangat
- Berikan sirup Sanmol 3 x 1 sendok teh
2 S : - Ibu mengatakan anak E mau makan walaupun sedikit
O : - Anak makan habis 8 sendok
- BB : 8 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Timbang BB
- Tingkatkan pemberian ASI
Beri makan sedikit tapi sering
1 S : - Ibu mengatakan anak E sudah tidak panas lagi
O : - S : 37 oC
- N : 105 x/mnt
- RR : 26 x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
- Monitor TTV
- Berikan sirup Sanmol 3 x 1 sendok teh bila anak panas
2 S : - Ibu mengatakan anak E mau makan
O : - Anak makan habis 1/2 porsi
- BB sakit : 8 kg
BB sekarang : 9 kg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Timbang BB setiap hari
Beri makan sedikit tapi sering
25