TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep MPKP
1. Pengertian MPKP
2. Manfaat MPKP
1. Perencanaan
3. Pengarahan
f. Melakukan negosiasi
4. Pendelegasian
2) Infeksi Nasokomial
1. Metode Tim
Metode keperawatan tim berkembang pada awal tahun 1950-an. ketika itu,
berbagai pemimpin keperawatan memutuskan bahwa pendekatan tim dapat
menyatukan perbedaan kategorin perawat pelaksana, serta sebagai upaya
untuk menurunkan masalah yang timbul akibat penggunaan model
fungsional. pada model tim, perawat bekerja sama memberikan asuhan
keperawatan untuk sekelompok klien dibawah arahan/pimpinan seorang
perawat professional (marquis dan huston2010)(Suni,Asrad 2018).
penerapan konsep tim sangat tergantung pada filosofi ketua tim apakah
berorientasu pada tugas atau pada klien. perawat yang berperan sebagai
ketua tim bertanggung jawab untuk mengetahui kondisi dan kebutuhan
semua klien ada di dalam timnya dan merencanakan perawatan klien.
tugas ketua tim antara lain dan merencanakan perawatan klien,tugas ketua
tim antara lain mengkaji anggota tim.memberi arahan perawatan untuk
klien, melakukan pendidikan kesehatan, dan mengoordinasikan aktivitas
klien. terdapat beberapa elemen penting yang harus diperhatikan dalam
penerapan metode tim sebagai berikut:
a. Ketua tim diberi otoritas untuk membuat penugasan bagi anggota tim
dan mengarahkan pekerjaan timnya.
Metode tim ini tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan adapun
kelebihan dalam penerapan metode keperawatan ini diuraikan sebagai
berikut
c. Konflik antar staf dapat dikendalikan melalui rapat dan efektif untuk
belajar
c. Rapat tim membutuhkan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim
ditiadakan sehingga komunikasi antara anggota tim terganggu
Secara ringkas tanggung jawab dari tiap komponen yang terlibat dalam
metode keperawatan tim meliputi tanggung jawab kepada ruang ketua tim
dan anggota tim diuraikan sebagai berikut.
8. Menyelenggarakan konferensi
6. Memberikan laporan
B. Konsep Sentralisasi Obat
1. Pengertian
6. Memedan obat lebih lebih dari yang dibutuhkan ,sehingga banyak yang
tersisa sesudah batas kadaluarsa
7. Tidak menyediakan lemari es,, sehingga vaksi dan obat tidak efektif
8. Meletakkan obat yang tepat ditempat yang lembap,terkena cahaya, atau
panas
1. Benar klien
2. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generic. setiap onat dengan
nama dagang yang asing (baru kita dengar namanya)harus diperiksa
nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generic atau kandungan obatnya. Sebelumnya memberikan obat kepada
klien, label pada botol atau kemasan harus diperiksa sebanyak tiga kali,
yaitu (a) Saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat (b) Label botol dibandingkan dengan obat yang diminta, dan (C)
Saat dikembalikan ke rak obat, jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak
boleh dipakai dan harus dikembalikan kebagian farmasi.jika klien
meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya kembali. saat
memberi obat, perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. ini
membantu mengingatkan nama obat dan kerjanya.
3. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. jika ragu
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker sebelumnya dilanjutkan ke klien. jika klen meragukan
dosisnya perawat harus memeriksanya kembali. ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berdeda tiap ampul atau
tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. misalnya
ondansentron 1 amp,dosinya 1 amp ondasentron dosisnya 4 mg, ada
juga 8 mg. adapula antibiotic 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial
500mg dalam hal ini, perawat harus tetap hati-hati dan teliti.
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. factor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum
klien. kecepatan respon yang diingikan, sifat kimiawi dan fisik obat
serta tempat kerja yang diinginkan. pemberian obat dapat dilakukan
melalui beberapa cara berikut
a. oral
Rute oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai karena ekonomis,nyaman,dan aman. obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal ) seperti tablet.
b. Parenteral
Parenteral berasal dari bahasa yunani yaitu para berarti disamping dan
enteron berarti usus, jadi, parenteral berarti diluar usus atau tidak
melalui saluran cerna, melainkan melalui vena (per set per infuse )
c. Topikal
d. Rektal
Obat dapat diberikan melaui rute rectal beberapa enema atau supositoria
yang akan mencair pada suhu badan. pemberian rectal dilakukan untuk
memperoleh efek local seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol ), klien yang tidak sadat kejang (stesolid supp). pemberian obat
parekteral memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat
dalam bentuk oral, namun tidak semua obat disediakan dalam bentuk
supositoria.
e. Inhalasi
5. Benar Waktu
6. Benar Dokumentasi
4. Alur Sentralisasi
Alur pelaksanaan sentralisai obat dapat dilihat pada bagian
berikut(Suni,Asrad 20180).
DOKTER
koordinasi dengan perawat
KLIEN KELUARGA
FARMASI APOTEKER
- lembaran serah
PP PERAWAT YANG MENERIMA
terima obat
KLIEN KELUARGA
b. Tulis dosis yang tepat pada obat-obatan yang sering digunakan dan
mengantungnya di dinding.
e. Atur klien atau program dan membuat pembahasan mengenai satu jenis
obat setiap minggu pada waktu pertemuan staf
a. obat yang telah diresepkan ditunjukan kepada perawat dan obat yang
telah diambil oleh keluarga diserahkan kepada perawat dengan
menerima lembar terima obat.
2. Pemberian obat
a. obat yang telah diterima untuk selajutnya disaliin dalam bentuk buku
daftar pemberian obat.
b. pada pemberian obat yang bersifat tidak rutin (sewaktu saja ) maka
dokumentasi hanya dilakukan pada buku masuk obat dan selanjutnya
diinformasikan kepada keluarga dengan kartu khusus obat
(nursalam,2011).
4. Obat Khusus
1. Memeriksa ulang atas kebenaran obat,jenis obat ,jumlah obat serta atiket
dan alamat pasien penyimpanan (persediaan obat)yang teratur dengan
baik merupakan bagian penting dari manajemen obat. obat yang diterima
dicacatat dalam buku besar perberian obat atau dalam kartu persediaan.
Dalam hal ini, diperlukan sistem manajement obat yang bertujuan agar
penggunaan obat tepat untuk klien yang memerlukan pengobatan. obat-
obatan dikelurkandati temapat penyimpanan yang terkunci atau dari lemari
penyimpanan oleh orang yang bertugas menangani persediaan obat kepada
bagian yang menggunakan obat tersebut. obat yang digunakan secara teratur
dengan jumlah yang diketahui. hal ini memungkinkan pemantauan
(observasi ) dan pengawasan penggunaan obat. kegiatan yang dilakukan
dalam mengawasi pengeluaran obat akan memungkinkan perawat
mengetahui waktu untuk melakukan pemesanan ulang, mencocokan dalam
pemberian obat, dan memeriksa perubahan pemakaian obat (mc
mahon.1999 dalam nursalam )(Suni, Asrad 2018).
1. Pengertian
2. Kualitas pelayanan
3. Faktor emosional
Pasien yang merasa bangga dan yakin bahwa orang lain kagum terhadap
konsumen bila dalam hal ini pasien memilih rumah sakit yang sudah
mempunyai pandangan rumah sakit mahal, cenderung memiliki tingkat
kepuasan pasien yang lebih tinggi, selain itu, pengalaman juga
berpengaruh besar terhadap emosional pasien terhadap suatu pelayanan
kesehatan,perasaan itu meliputi senang karena pelayanan yang
menyenangkan, terkejut karena tak menduga mendapat pelayanan yang
sebaik itu, rasa tidak menyenangkan dan kekecewaan terhadap suatu
pelayanan tertentu sangat mempengaruhi pemilihan terhadap rumah sakit.
4. Harga
Harga merupakan aspek penting, namun yang terpenting dalam penentuan
kualitas guna mencapai kepuasan pasien. meskipun demikian elemen ini
mempengaruhi pasien dari segi biaya yang dikeluarkan. biasanya semakin
mahal harga perawatan maka pasien mempunyai harapan yang lebih besar.
sedangkan rumah sakit yang berkualitas sama tetapi berharga
murah,memberi nilai yang lebih tinggi pada pasien.
5. Biaya
1. sejauh mana layanan kesehatan itu tersedia pada waktu dan tempat
saat dibutuhkan
Adapun indicator kepuasan pasien rawat inap di rumah sakit x antara lain
1. ketersedian obat-obatan di RS
f. kondisi fasilitas RS
1. keterjangkauan letas RS
a. Model Kognitif
2. equity theory
Menurut teori ini seseorang akan puas bila rasio hasil (outcome )
yang diperolehnya dibandingkan dengan input yang
digunakan,dirasakan adil.
3. attribution theory
b. model afektif
3. Ghost shopping. salah satu bentuk observasi yang memakai jasa orang
yang menyamar sebagai pelanggan atau pesaing untuk mengamati aspek-
aspek –aspek pelayanan kualitas produk.
Tingkat kepuasan pasien dapat diukur dengan beberapa metode diatas. data
yang diperoleh dari hasil pengukuran tiap-tiap metode mempunyai hasil
yang berbeda.dalam penelitian ini kepuasan pasien diukur dengan keluhan
sistem keluhan dan saran, alasannya karena ketika pasien memberikan
keluhan dan saran mereka dalam melakukan dalam keadaan yang sesuai
dengan apa yang telah dialaminya berkaitan dengan pelayanan yang
diberika petugas rumah sakit sehingga didapat hasil yang spesifik.
b. Terciptanya citra positif dan nama baik rumah sakit karena pasien yang
puas tersebyt akan memberitahukan kepuasan nya kepada orang lain.
c. Citra rumah sakit akan menguntungkan secara social dan ekonami.
bertambahnya jumlah orang yang berobat,karena ingin mendapakan
pelayanan yang memuaskan.
E. Kerangkan Konsep
F. Hipotesa
Ho: tidak ada hubungan antara penerapan sentralisasi obat dengan kepuasan
pasien
H1: adanya hubungan antara penerapan sentralisasi obat denga kepuasan
pasien