Anda di halaman 1dari 16

Makalah manejemen keperawatan (MPKP)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas terselesaikannya makalah ini.
Makalah yang masih perlu dikembangkan lebih jauh ini diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak yang membacanya.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah MANEJEMEN
KEPERAWATAN pada prodi s1 keperawatan di Fakultas Ilmu kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah
manejemen keperawatan.kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun terutama dari
pembimbing dan teman-teman.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASA

A. Sruktur MPKP

1. Kepala ruangan

2. Perawat primer (PP)

3. Perawat assuite (PA)

4. Ccm (Clinical Care Maneger)

B. Tingkat spesifik MPKP

1. MPKP Pemula

2. MPKP 1

3. MPKP II

4. MPKP III

C. Metode penguasaan

1. Fungsional
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan salah satu
nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan
profesional. Pendekatan manajemen (khususnya manajemen keperawatan) merupakan
salah satu nilai profesional yang diperlukan dalam mengimplementasikan praktek
keperawatan profesional.Menurut Gillies (1986), manajeme didefinisikan sebagai suatu
proses dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, sedangkan manajemen
keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Seorang manajer keperawatan
perlu melakukan fungsi-fungsi manajemen dalain memberikan perawatan kesehatan
kepada klien.
Perawat manajer (administrator) bekerja pada semua tingkat untuk melaksanakan
konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori manajemen keperawatan. Mereka
mengatur lingkungan organisasi untuk menciptakan suasana optimal bagi persyaratan
pengawasan keperawatan oleh perawat-perawat klinis. Perawat-perawat klinis mengatur
seleksi sumber daya manusia dan materi dan memberikan masukan tambahan kedalam
proses manajemen. Tugas manajer keperawatan adalah merencanakan, mengatur,
mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan dan sumber daya manusia
untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis kepada kelompok pasien.
Proses manajemen keperawatan sejajar dengan proses keperawatan yaitu dirancang
untuk memudahkan pekerjaan.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
benama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi
manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengkordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat,
yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian. DEPKES RI yang
diambil dari fungsi manajemen menurut George Terry yang terdiri dari Planning,
Organizing, Actuating dan Controlling (POAC). Di Ruang MPKP pendekatan
manajemen diterapkan dalam bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari fungsi
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing). dan
pengendalian (controlling).
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat,
sebagai suatu profesi, memberi pelayanan kesehatan yang optimal. Indonesia juga
berupaya mengembangkan Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP).
MPKP adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut. Saat ini, praktik pelayanan
keperawatan banyak rumah sakit di Indonesia belum mencerminkan praktik pelayanan
profesional. Metoda pemberian asuhan keperawatan yang dilaksanakan belum
sepenuhnya berorientasi pada upaya pemenuhan kebutuhan klien, melainkan lebih
berorientasi pada pelaksanaan tugas.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan didasarkan jumlah klien/pasien dan derajat
ketergantungan klien. Jenis tenaga adalah Perawat Primer (PP) yang lulusan S1
keperawatan, Perawat Asosiet (PA) lulusan D3 keperawatan, serta SPK. Tenaga lain
adalah pembantu keperawatan. Mereka berada dalam satuan tim yang dibimbing dan
diarahkan oleh Clinical Care Manager (CCM) yang merupakan magister spesialis
keperawatan.
Tindakan yang bersifat terapi keperawatan dilakukan oleh PP, karena bentuk tindakan
lebih pada interaksi, adaptasi, dan peningkatan kemandirian klien yang perlu landasan
konsep dan teori tinggi. PP melakukan pertemuan dengan anggota tim kesehatan lain
terutama dokter. PP juga mengarahkan dan membimbing perawat lain serta bertanggung
jawab atas semua asuhan keperawatan yang dilakukan oleh tim pada sekelompok klien.
Tugas membersihkan meja klien, menyediakan dan membersihkan peralatan yang
digunakan, mengantar klien konsul atau membawa pispot ke klien dilakukan oleh
pembantu keperawatan. Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan standar rencana
keperawatan yang ada. Ketua tim (PP) melakukan validasi terhadap diagnosis
keperawatan klien berdasarkan pengkajian yang dilakukan.Secara kualitatif, PP ada
kebanggaan profesional karena ada otonomi dan kesempatan mengobservasi
perkembangan klien secara berkesinambungan dan PA dapat bekerja lebih terencana.
Kemajuan jaman menuntut perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan untuk bersikap
profesional. Profesionalisme perawat dapat diwujudkan dibidang pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Salah satu usaha untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan
profesional tersebut adalah pengembangan model praktek keperawatan profesional
(MPKP) yang memungkinkan perawat professional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut.
MPKP sangat bermanfaat bagi perawat, dokter, pasien dan profesi lain dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Dengan MPKP, perawat dapat memahami tugas dan
tanggung jawabnya terhadap pasien sejak masuk hingga keluar rumah sakit.
Implementasi MPKP harus ditunjang dengan sumber daya manusia, sarana dan
prasarana yang memadai.
Menurut Hoffart dan Woods (1996 dalam Sudarsono, 2000) menyimpulkan bahwa
model PKP terdiri dari nilai-nilai profesional yang merupakan inti dari model PKP,
hubungan antar profesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan
manajemen terutama dalam perubahan pengambilan keputusan dan sistem kempensasi
dan penghargaan

B . Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur kepala ruangan ?

2. Bagaiman struktur perawat primer (PP) ?

3. Bagaimana struktur Assuite (PA) ?

4. Bagaimana struktur Ccm

5. Bagaimana tingkat spesifik MPKP Pemula,MPKP 1,MPKP II,MPKP III.

6. Bagaimana metode penguasa fungsional?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sruktur MPKP

Model praktik keperawatan profesional (MPKP) yaitu suatu sistem (struktur, proses dan

nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian

asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna

Sitorus & Yuli, 2006).

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen dalam suatu organisasi.Pada


pengertian struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda diintegrasikan atau
dikoordinasikan. Struktur organiosasi juga menunjukkan spesialisasi pekerjaan.
Struktur organisasi Ruang MPKP menggunakan sistem penugasan Tim-primer
keperawatan. Ruang MPKP dipimpin oleh Kepala Ruangan yang membawahi dua atau
lebih Ketua Tim. Ketua Tim berperan sebagai perawat primer membawahi beberapa
Perawat Pelaksana yang memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh kepada
sekelompok pasien.
1. Kepala ruangan
Tanggung jawab kepala ruangan

Dalam melaksanakan tugasnya kepala ruangan bertanggung jawab kepada kepala


instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:

1. Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga keperawatan

2. Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan keperawatan

3. Keobyektifan dan kebenaran penilayan kinerja tenaga keperawatan.


4. Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru

5. Kebenaran dan ketepatan protap/ sop pelayanan keperawatan

6. Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat

7. Kebenaran dan ketepatan pelaksana program bimbingan siswa/mahasiswa


institusi pendidika keperawatan

Wewenang kepala ruangan

Dalam menjalankan tugasnya kepalaruangan mempunyai wewenang sebagai


berikut:

1. Memintah informasi dan pengarah kepada atasan

2. Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf keperawatan.

3. Mengawasi,mengendalikan dan menilai pendaya gunaan tenaga


keperawatan.

4. Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi wewenang


kepala ruangan.

5. Menghadiri rapat bekala dengan kepala instalasi/kasi/kepala rumah sakit


untukkelancaran pelancaran pelaksanaan pelayanan keperawatan.

Tugas kepala ruangan

Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruangan rawat


yang berada diwilaya tabggung jawabnya

a. Melaksanaan fungsi perencanaan (PI) meliputi:

1. Menyusun kerja rencana kepala ruangan

2. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuaan pelayanan keperawatan


diruang rawat yang bersangkutan
3. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan,

4. Menyusun rencana kebutuhan tenaga dari segi jumlah maupun kualifikasi


untuk diruangan rawat,kordinasi dengan kepala instansi.

5. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan yang


akan diselanggarakan sesuai kebutuhan

2. Perawat primer (PP)

1. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprensif

2. Membuat tujuan dan rencanakeperawatan

3. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan

4. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh


disiplin ilmu lain maupun perawat lain

5. Mengevaluasikan keberhasilan asuhan keperawatan

6. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial,kontak dengan lembaga sosial


dimasyarakat.

7. Membuat jadwal perjanjian klinik.

8. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu

3. Perawat assuite (PA)

Tanggung jawab perawat pelaksana

Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana dirawat bertanggung jawab kepada


kepala ruangan/instalasi terhadap hal-hal sebagai berikut:
1. Kebenaran dan ketetapan dalammemberikan asuhan keperawatan sesuai
standar

2. Kebenaran dan ketetapan dalam mendokumentasikan pelaksanaan asuhan


keperawatan/kegiatan lain yang dilakukan.

Wewenang perawat pelaksana

Dalam menjalankan tugasnya perawat pelaksana diruang rawat mempunyai


wewenang sebagai berikut:

1. Meminta informasi dan petunjuk pada atasan

2. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien/keluarga pasien sesuai


kemampuan dan batasan kewenangan.

Tugas pokok perawat pelaksana:

1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.

2. Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.

3. Memelihara perelatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.

4. Melakukan pengkajian keperawatan dan menentukan diagnosa keperawatan.

5. Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan kemampuannya.

6. Melakukan tindakan perawat kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas


kemampuannya

4. CCM ( CLINICAL CARE MANEGER)

a. Membimbing Pp Dan Pa Tentang Implementasi Mpkp (Ronde)


b. Memberi Masukan Saat Diskusi Kasus Pada Pp Dan Pa
c. Bekerja Sama Dengan Kepala Ruangan
d. Mengevaluasi Pendidikan Kesehatan Yang Dilakukan Pp
e. Mengevaluasi Implementasi MpkP

B. Tingkat spesifikasi MPKP


Pelayanan prima keperawatan dikembangkan dalam bentuk model praktek
keperawatan profesional (MPKP), yang pada awalnya dikembangkan oleh Sudarsono
(2000) di Rumah Sakit Ciptomangunkusumo dan beberapa rumah sakit umum lain.
Menurut Sudarsono (2000), MPKP dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan kondisi
sumber daya manusia yang ada yaitu:

1. Model praktek Keperawatan Profesional III

Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua profesional dan ada yang
sudah doktor, sehingga praktik keperawatan berdasarkan evidence based. Di ruangan
tersebut juga dilakukan penelitian keperawatan, khususnya penelitian klinis.

2. Model Praktek Keperawatan Profesional II

Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan spesialis yang
dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer. Di ruangan ini digunakan hasil-
hasil penelitian keperawatan dan melakukan penelitian keperawatan.

3. Model Praktek Keperawatan Profesional I

Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode pemberian


asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Metode yang digunakan pada
model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan metode tim yang disebut
tim primer.

4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula

Model ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal pengembangan yang akan
menuju profesional I.
C. Metode Penugasan Fungsional Dalam Keperawatan
Metode fungsional Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang
didasarkan kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan. Metode
ini dibagi menjadi beberapa bagian dan tenaga ditugaskan pada bagian tersebut secara
umum, sebagai berikut :
a. Kepala Ruangan, tugasnya :
Merencanakan pekeriaan, menentukan kebutuhan perawatan pasein, membuat
penugasan, melakulan supervisi, menerima instruksi dokter.
b. Perawat staf, tugasnya :
- Melakukan askep langsung pada pasien
- Membantu supervisi askep yang diberikan oleh pembantu tenaga keperawatan
c. Perawat Pelaksana, tugasnya :
Melaksanakan askep langsung pada pasien dengan askep sedang, pasein dalam masa
pemulihan kesehatan dan pasein dengan penyakit kronik dan membantu tindakan
sederhana (ADL).
d. Pembantu Perawat, tugasnya :
Membantu pasien dengan melaksanakan perawatan mandiri untuk mandi, menbenahi
tempat tidur, dan membagikan alat tenun bersih.
e. Tenaga Admionistrasi ruangan, tugasnya :
Menjawab telpon, menyampaikan pesan, memberi informasi, mengerjakan pekerjaan
administrasi ruangan, mencatat pasien masuk dan pulang, membuat duplikat rostertena
ruangan, membuat permintaan lab untuk obat-obatan/persediaan yang diperlukan atas
instruksi kepala ruangan.
Kekurangan metode fungsional:
a. Pasien mendapat banyak perawat
b. Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan
c. Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
d. Pelayanan terputus-putus
e. Kepuasan kerja keseluruhan sulit dicapai

Kelebihan dari metode fungsional :

a. Sederhana
b. Efisien.
b. Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
c. Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai tugas.
d. Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang berpengalaman
untuk satu tugas yang sederhana.
e. Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staff atau peserta didik yang praktek
untuk ketrampilan tertentu.

Contoh metode fungsional

Perawat A tugas menyutik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.Seorang


perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua klien yang ada di unit
tersebut. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian tugas tersebut dan
menerima laporan tentang semua klien serta menjawab semua pertanyaan tentang klien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu system (struktur, proses dan nilai-
nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan
keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut.Model Praktik Keperawatan
Profesional memiliki salah satu tujuan yaitu menciptakan kemandirian dalam memberikan
asuhan keperawatan, Model Praktik Keperawatan Profesional juga memiliki 4 pilar yang terdiri
dari : (1) Pendekatan Manajemen Keperawatan, (2) Sistem Penghargaan, (3) Hubungan
Profesional, (4) Manajemen Asuhan Keperawatan. Model Praktik Keperawatan
Profesional memiliki 4 komponen utama yaitu : (1) Keterangan keperawatan, (2) Metode
Pemberian asuhan keperawatan, (3) Proses Keperawatan dan (4) Dokumentasi keperawatan serta
Model Praktik Keperawatan Profesional Juga memiliki diagnosa keperawatan yang mencakup
mulai dari resiko prilaku kekerasan hingga gangguan konsep diri (harga diri rendah).
DAFTAR PUSTAKA

1. Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. 1999. Introductory Management and Leadership for
Nurses. Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

2. Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit:Penataan


Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat:Implementasi.Jakarta:EGC.

3. Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa.Jakarta : EGC.

4. Sudarsono, R.S. (2000). Berbagai model praktek keperawatan profesional di rumah


sakit. Makalah seminar dan semiloka MPKP II. Jakarta : tidak dipublikasikan

Anda mungkin juga menyukai