Model praktik keperawatan adalah suatu sistem(struktur, proses, dan nilai-nilai profesional) yg
memungkinkan perawatan professional mengatur pemberian asuhan termasuk lingkungan untuk
menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart &Woods, 1996)
Model praktik keperawatan adalah suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional),
yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan,
termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur, proses dan
nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur pemberian
asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi setiap tim
keperawatan
Dalam model praktik keperawatan professional terdiri dari empat pilar diantaranya adalah :
1. Rencana jangka panjang, yang disebut juga perencanaan strategis yang disusun
untuk 3 sampai 10 tahun.
1. Struktur organisasi
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu
sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan
dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari
terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang selanjutnya
bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai anggota yang berdinas
pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah
berdinas pada malam hari.
Daftar yang berisi jadwal dinas, perawat yang bertugas, penanggung jawab
dinas/shift. Daftar dinas disusun berdasarkan Tim, dibuat dalam 1 minggu
sehingga perawat sudah mengetahui dan mempersiapkan dirinya untuk melakukan
dinas. Pembuatan jadual dinas perawat dilakukan oleh kepala ruangan pada hari
terakhir minggu tersebut untuk jadual dinas pada minggu yang selanjutnya
bekerjasama dengan Ketua Tim. Setiap Tim mempunyai anggota yang berdinas
pada pagi, sore, dan malam, dan yang lepas dari dinas (libur) terutama yang telah
berdinas pada malam hari.
6. Negosiasi
Manajemen SDM di ruang MPK berfokus pada proses rekruitmen, seleksi, kontrak kerja,
orientasi, penilaian kinerja, dan pengembangan staf perawat. Proses ini selalu dilakukan
sebelum membuka ruang MPK dan setiap ada penambahan perawat baru.
Salah satu pilar praktik professional perawatan adalah pelayanan keperawat dengan
mengunakan manajemen asuhan keperawatan di MPKP tertentu. Manajemen asuhan
keperawat yang diterapkan di MPKP adalah asuhan keperawatan dengan menerapkan
proses keperawatan.
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan, yaitu sebagai berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
Menurut Douglas (1984) dalam suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang
diperlukan tergantung pada jumlah pasien dan derajat ketergantungan pasien. Menurut
Douglas (1984) ada beberapa kriteria jumlah perawat yang dibutuhkan perpasien untuk
dinas pagi, sore dan malam.
Waktu Klasifikasi Pagi Sore Malam
Sistem penugasan ini berorinetasi pada tugas dinama fungsi keperawatan tertentu
ditugaskan pada setiap perawat pelaksana, misalnya seorang perawat ditugaskan
khusus untuk tindakan pemberian obat, perawat yang lain untuk mengganti verband,
penyuntikan, observasi tanda-tanda vital, dan sebagainya.
1.Identifikasi masalah
5. Dokumentasi Keperawatan
Menurut Grant dan Massey (1997) serta Marquis dan Huston (1998), terdapat lima model
asuhan keperawatan professional (MAKP) yang sudah ada dan akan terus dikembangkan di
masa depan, dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan.
1. Fungsional
1. Kelebihan :
4. Kelemahan :
4. Kelemahan :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konfrensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu Karena sulit untuk melaksanakan pada waktu-waktu
sibuk.
KEPALA RUANGAN
Secara garis besar, konsep keperawatan tim ini terdiri atas beberapa poin yang harus
dilaksanakan, yaitu:
4. Peran kepala ruangan dalam metode tim ini sangat penting. Artinya, metode tim
ini akan berhasil dengan baik hanya bila didukung oleh kepala ruangan.
5. Tanggung jawab anggota tim
3. Memberikan laporan
1. Membuat perencanaan
5. Menyelenggarakan konfrensi
Secara garis besar, tanggung jawab kepala ruangan terbagi menjadi empat, yaitu
1. Perencanaan
10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah sakit
11. Pengorganisasian
3. Membuat rentang kendali kepala ruangan yang membawahi dua ketua tim
dan ketua tim yang membawahi 2-3 perawat
4. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas
12. Pengarahan
2. Memberi pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan baik
8. Pengawasan
1. Melalui komunikasi
2. Melalui supervise
1. Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri, atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi kelemahan-
kelemahan yang ada saat itu juga
4. Audit keperawatan
PERAWAT PRIMER
PASIEN/KLIEN
4. Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel, serta
mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
KEPALA RUANGAN
3.
4.
5.
1. Kekurangan :
1. Perawat penggung jawab belum dapat teridentifikasi
2. Perlu tenaga yang cukup banyak dengan kemampuan dasar yang sama