Anda di halaman 1dari 18

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN OBAT

KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami persembahkan kepada Allah Yang Maha Esa,berkat rahmat dan

karunia-Nya lah Kami dapat menyelesaikan tugas kelompok Makalah Farmakologi yang di

berikan kepeda Kami yang dimana makalah ini Kami beri judul : PERAN PERAWAT

DALAM PEMBERIAN OBAT. Makalah ini Kami susun dengan tujuan untuk menyelesaikan

tugas mata kuliah ” farmakologi” yang dibimbing oleh Ibu.Siti Rofiqoh

M.Kep.Ns.Sp.Kep.An.

Kami harapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang berkesempatan

membacanya. Makalah ini Kami susun dengan sebaik mungkin dengan menggunakan

beberapa referensi dari buku beberapa para ahli dalam bidang Farmakologi.

Serta mengajak kita semua agar dapat mengetahui apa saja Peran Perawat Dalam

pemberian Obat .Untuk itu Kami sangat berharap agar makalah yang Kami buat ini dapat

digunakan sabagai acuan,yang positif, serta bermanfaat bagi seluruh masyarakat.

Pekajangan, April 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Perawat mempunyai peran dan fungsi yang penting dalam dunia kesehatan karena ia
merupakan perantara dokter yang berhubungan langsung dengan pasien dan membantu atau
melayani berbagai kebutuhan pasien, salah satunya adalah dalam terapi medis dan cara
pemberian obat kepada pasien. Perawat adalah mata rantai terakhir dalam proses pemberian
obat kepada pasien. Dia yang lebih mengetahui tentang keadaan pasien sampai pada keluhan-
keluhan pasien.
Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
dengan mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan. Pengobatan atau
medikasi adalah obat yang diberikan untuk tujuan terapeutik atau menyembuhkan. Obat dapat
diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara lain berdasarkan bahan kimia penyusunnya,
efek yang ditimbulkan oleh tubuh manusia.
Karena obat dapat menyembuhkan atau merugikan pasien, maka pemberian obat
menjadi tugas perawat yang paling penting. Tidak semua pasien tahu tentang obat dan cara
kerja obat, ini disebabkan adanya beberapa factor diantaranya gangguan visual, pendengaran,
intelektual, atau motorik yang mungkin membuat pasien sukar untuk minum obat. Oleh
karena itu, perawat bertanggung jawab bahwa obat itu benar diminum atau tidak. Perawat
yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien dalam terapi medis dan cara
pemberian obat yang tepat.

B. Rumusan Masalah
      Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana peran perawat dalam pengobatan itu ?


2. Apa saja fungsi perawat dalam pengobatan itu ?
3. Apa saja peran perawat dalam pemberian obat itu ?
C.   Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Farmakologi.
2. Memahami peran perawat dalam pengobatan.
3. Memahami fungsi perawat dalam pengobatan.
4. Memahami peran perawat dalam pemberian obat.
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Peran Perawat

             Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial

baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang

diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).

             Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara

professional sesuai dengan kode etik professional. Dimana setiap peran yang dinyatakan

sebagai ciri terpisah demi untuk kejelasan.

Menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan Tahun 1989 peran perawat terdiri dari :

a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan

            Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar

manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan. Pemberian asuhan

keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.

 Pada peran ini perawat diharapkan mampu :

1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga , kelompok atau

masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai dari masalah yang bersifat sederhana

sampai pada masalah yang kompleks.

2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien, perawat harus

memperhatikan klien berdasrkan kebutuhan significan dari klien.


b. Sebagai advokat klien

Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam

menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam

pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan.

Perawat juga berperan dalam mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien. Tugas

perawat antara lain :

1. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi

dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan

untuk mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan keperawatan yang diberikan

kepadanya.

2. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit

dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat

adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan

perawat harus mampu membela hak-hak klien.

            Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk

didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi

dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).

c. Sebagai educator.

Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan

kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga terjadi perubahan

perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.

d. Sebagai koordinator.
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi

pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi pelayanan kesehatan dapat terarah

serta sesuai dengan kebutuhan klien.

e. Sebagai kolaborator.

Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari

dokter, fisioterapi, ahli gizi dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang

diperlukan.

f. Sebagai Conselor

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan

psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan

untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional

dan intelektual. Peran perawat antara lain :

1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.

2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk

meningkatkan kemampuan adaptasinya.

3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam

mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.

4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan.

g. Sebagai pembaharu.

Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematisdan terarah

sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.

B. Fungsi Perawat ( PK ST. Carolus 1983 )

a.       Fungsi Pokok
Membantu individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat dalam melaksanakan

kegiatan yang menunjang kesehatan, penyembuhan atau menghadapi kematian dengan tenang

sesuai dengan martabat manusia yang pada hakekatnya dapat mereka laksanakan tanpa

bantuan.

b.       Fungsi Tambahan

Membantu individu, keluarga dan masyarakat dalam melaksanakan rencana pengobatan yang

ditentukan oleh dokter.

c.       Fungsi Kolaboratif

Sebagai anggota tim kesehatan, bekerja sama saling membantu dalam merencanakan dan

melaksanakan program kesehatan secara keseluruhan yang meliputi pencegahan penyakit,

peningkatkan kesehatan, penyembuhan dan rehabilitasi.

Didalam menjalankan fungsinya maka seorang perawat kesehtan kerja

melakukan 2  kelompok pekerjaan yang besar yaitu :                                                   

 Penatalaksanaan kasus adalah dalam menerapkan proses keperawatan dan prinsip-prinsip

kesehatan masyarakat pada pekerja dan tempat kerja. Dengan kata lain penatalaksanaan kasus

adalah penerapan standar pelayanan klinis keperawatan pada tenaga kerja.

 Penatalaksanaan program adalah penerapan fungsi-fungsi administrasi pada program-

program kesehatan dan keselamatan kerja.

Menurut kozier (1991) mengemukakan fungsi perawat :

1. Fungsi Mandiri (Independen)

            Merupakan fungsi mandiri & tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam

melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan

tindakan untuk memenuhi KDM.


2. Fungsi Ketergantungan (Dependen)

            Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi

dari perawat lain sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Biasanya dilakukan oleh

perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Kolaboratif (Interdependen)

            Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan

diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan

membutuhkan kerjasama tim dalam pemebrian pelayanan. Keadaan ini tidak dapat diatasi

dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya.

C. Peran perawat dalam pemberian obat

1. Peran perawat dalam pemberian obat

Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil

untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga

mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat

dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang

utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien

untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam

membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap

obat yang dipesankan dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang

pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga

harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis

yang diberikan sesuai resep dan selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:

a. Benar Klien

• Selalu dipastikan dengan memeriksa identitas pasien dengan memeriksa gelang


identifikasi dan meminta menyebutkan namanya sendiri.

• Klien berhak untuk mengetahui alasan obat

• Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat

• Membedakan klien dengan dua nama yang sama

b. Benar Obat

• Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan

• Perawat bertanggung jawab untuk mengikuti perintah yang tepat

• Perawat harus menghindari kesalahan, yaitu dengan membaca label obat minimal

tiga kali:

1. Pada saat melihat botol atau kemasan obat,

2. Sebelum menuang/menghisap obat

3. Setelah menuang/ mengisap obat

• Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah

• Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut

• Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal kadaluarsa

c. Benar Dosis Obat

• Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.

• Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang

bersangkutan.

• Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan

diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan

dosis obat yang diresepkan/ diminta, pertimbangan berat badan klien

(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh

perawat lain.

• Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu.


d. Benar Waktu Pemberian

• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

• Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua

kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat

dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan.

• Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai

waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu

paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu.

• Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau

bersama makanan

• Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi

mukosa lambung bersama-sama dengan makanan.

• Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan

untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi

pemeriksaan obat.

e. Benar Cara Pemberian (rute)

• Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh harus tepat dan memadai.

• Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan sebelum memberikan obat-obat

peroral

• Menggunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat melalui rute parenteral

• Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap bersama dengan klien sampai

obat oral telah ditelan.

• rute yang lebih sering dari absorpsi adalah :

1. oral ( melalui mulut ): cairan , suspensi ,pil , kaplet , atau kapsul . ;

2. sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena ) ;


3. bukal (diantara gusi dan pipi)

4. topikal ( dipakai pada kulit ) ;

5. inhalasi ( semprot aerosol ) ;

6. instilasi ( pada mata, hidung, telinga, rektum atau vagina ) ;

7. parenteral : intradermal , subkutan , intramuskular , dan intravena.

f. Benar Dokumentasikan.

            Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di rumah sakit.

Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta

respon klien terhadap pengobatan.

g. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien

Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada

pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti manfaat

obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan

yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan reaksi

yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan, perubahan-

perubahan yang diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.

h. Hak klien untuk menolak

            Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus

memberikan Inform consent dalam pemberian obat.

i. Benar pengkajianiksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.

Perawat selalu memer

j. Benar evaluasi

Perawata selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

k. Benar reaksi terhadap makanan

            Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang

diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya

ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.

j. Benar reaksi dengan obat lain

Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol

penggunaan pada penyakit kronis

Hak – Hak  Klien dalam Pemberian Obat

1.      Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat

Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan informasi

( Informed concent ) , yang berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk

membuat suatu keputusan .

2.      Hak Klien untuk Menolak Pengobatan

Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan . Adalah tanggung jawab perawat

untuk menentukan , jika memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah –

langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau menerima pengobatan . Jika suatu

pengobatan ditolak , penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat yang

bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu jika  pembatalan pemberian

obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin. Tindak lanjut  juga

diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada

pemberian insulin atau warfarin (  Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ; Kee and Hayes, 1996 ).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian obat pada klien merupakan

fungsi dasar keperawatan yang membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap

perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada klien diharapkan

mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan prinsip-prinsip dalam pemberian obat.
Tidak sekedar memberikan pil untuk diminum atau injeksi obat melalui pembuluh

darah, namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.

Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting untuk dimiliki perawat.

Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan dengan

mendorong klien untuk proaktif jika membutuhkan pengobatan.

Dengan demikian : perawat membantu klien membangun pengertian yang benar dan jelas

tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan, dan turut bertanggung

jawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan bersama tenaga kesehatan lainnya.

Obat adalah substansi yang berhubungan fungsi fisiologis tubuh dan berpotensi

mempengaruhi status kesehatan. Pengobatan / medikasi adalah obat yang diberikan untuk

tujuan terapeutik / menyembuhkan. Obat dapat diklasifikasikan melalui beberapa cara, antara

lain berdasarkan : bahan kimia penyusunnya, efek yang ditimbulkan baik didalam

laboratorium maupun tubuh manusia.

2. Peran Dalam Mendukung Keefektifitasan Obat

Dengan memiliki pengetahuan yang memadai tentang daya kerja dan efek terapeutik obat,

perawat harus mampu melakukan observasi untuk mengevaluasi efek obat dan harus

melakukan upaya untuk meningkatkan keefektifitasan obat. Pemberian obat tidak boleh

dipandang sebagai pengganti perawatan, karena upaya kesehatan tidak dapat terlaksana

dengan pemberian obat saja. Pemberian obat harus dikaitkan dengan tindakan perawatan.

Ada berbagai pendekatan yang dapat dipakai dalam mengevaluasi keefektifitasan obat yang

diberikan kepada pasien. Namun, laporan langsung yang disampaikan oleh pasien dapat

digunakan pada berbagai keadaan. Sehingga, perawat penting untuk bertanya langsung

kepada pasien tentang keefektifitasan obat yang diberikan.

3. Peran dalam mengobservasi efek samping dan alergi obat


Perawat mempunyai peran yang penting dalam mengobservasi pasien terhadap

kemungkinan terjadinya efek samping obat.untuk melakukan hal ini, perawat harus

mengetahui obat yang diberikan pada pasien serta kemungkinan efek samping yang dapat

terjadi. Beberapa efek samping obat khususnya yang menimbulkan keracunan memerlukan

tindakan segera misalnya dengan memberikan obat-obatan emergensi, menghentikan obat

yang diberikan dan secepatnya memberitahu dokter. Perawat harus memberitahu pasien yang

memakai/ minum obat di rumah mengenai tanda-tanda atau gejala efek samping obat yang

harus dilaporkan pada dokter atau perawat. Setiap pasien mempunyai ketahanan yang

berbeda terhadap obat. Beberapa pasien dapat mengalami alergi terhadap obat-obat tertentu.

Perawat mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya alergi pada pasien akibat

pemberian obat. Data tentang alergi harus diperoleh sewaktu perawat melakukan

pengumpulan data riwayat kesehatan.

4. Peran Perawat dalam Menyimpan, Menyiapkan, dan, Pencatatan

Dalam menyimpan obat harus diperhatikan tiga faktor utama, yaitu :

1.                  Suhu, adalah faktor terpenting, karena pada umumnya obat itu bersifat termolabil

(rusak atau berubah karena panas), untuk itu perhatikan cara penyimpanan masing-masing

obat yang berbeda-beda. Misalnya insulin, supositoria disimpan di tempat sejuk < 15°C (tapi

tidak boleh beku), vaksin tifoid antara 2 - 10°C, vaksin cacar air harus < 5°C.

2.                  Posisi, pada tempat yang terang, letak setinggi mata, bukan tempat umum dan

terkunci.

3.                  Kedaluwarsa, dapat dihindari dengan cara rotasi stok, dimana obat baru diletakkan

dibelakang, yang lama diambil duluan. Perhatikan perubahan warna (dari bening menjadi

keruh) pada tablet menjadi basah / bentuknya rusak.

Persiapan :
  Cuci tangan sebelum menyiapkan obat

   Periksa riwayat, kardek dan riwayat alergi obat

   Periksa perintah pengobatan

   Periksa label tempat obat sebanyak 3 kali

   Periksa tanggal kadaluarsa

   Periksa ulang perhitungan dosis obat dengan perawat lain

   Pastikan kebenaran obat yang bersifat toksik dengan perawat lain atauahli Farmasi

   uang tablet atau kapsul kedalam tempat obat. Jika dosis obat dalam unit,buka obat disisi

tempat tidur pasien setelah memastikan kebenaran identifikasi pasien

   Tuang cairan setinggi mata. Miniskus atau lengkung terendah dari cairan harus berada pada

garis dosis yang diminta

  Encerkan obat-obat yang mengiritasi mukosa lambung (kalium, aspirin) atau berikan

bersama-sama dengan makanan

Pencatatan :

  Laporkan kesalahan obat dengan segera kepada dokter dan perawat supervisor. Lengkapi

laporan peristiwa

  Masukkan kedalam kolom, catatan obat yang diberikan, dosis, waktu rute, dan inisial Anda.

   Catat obat segera setelah diberikan, khususnya dosis stat

  Laporkan obat-obat yang ditolak dan alasan penolakan.

5. Peran perawat dalam melakukan pendidikan kesehatan tentang obat

Perawat mempunyai tanggung jawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada

pasien, keluarga, dan masyarakat luas. Hal ini termasuk pendidikan yang berkaitan dengan

obat. Perawat dapat memberikan penyuluhan tentang manfaat obat secara umum, sedangkan

informasi yang lebih terperinci bukan merupakan tanggung jawab perawat tetapi tanggung

jawab dokter.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam

praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi

kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara

professional sesuai dengan kode etik professional.

Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar memberikan pil

untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga

mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat

dan efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang

utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan klien dengan mendorong klien

untuk lebih proaktif jika membutuhkan pengobatan.

3.2 Saran

Sebagai mahasiswa keperawatan sudah seharusnya kita memahami dan

mengaplikasikan langsung pada saat proses keperawatan mengenai peran perawat dalam

pengobatan agar terciptanya keperawatan professional.


DAFTAR PUSTAKA

Ramdan P Yusup.2012.Pengetahuan Dasar Obat Untuk Perawan.Bandung:LCN Press

Entrepreneur

http://www.fkep.unpad.ac.id/2008/11/peran-perawat-dalam-pemberian-obat/

(Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014).

http://suharbara.wordpress.com/2012/05/01/peranan-perawat-dalam-pemberian-obat/

(Diakses Pada Tanggal 3 Juni 2014).

http://nurseviliansyah.blogspot.com/2015/07/peran-perawat-dalam-pemberian-
obat.html#.XqBWMa1iSbM
(Diakses Pada Tanggal 22 April 2020).

Anda mungkin juga menyukai