Disusun oleh :
Kelas : IA D3 Keperawatan
Semester 2
Disusun oleh :
Kelas : IA D3 Keperawatan
Semester 2
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pembimbing mata kuliah
Farmakologi yaitu bapak Tri Sakti Wirotomo,M.Kep., karena atas
bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami beri judul
“Kaitan Fisika dengan Farmakologi”. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan banyak terimah kasih khususnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah Farmakologi yaitu bapak Tri Sakti Wirotomo,M.Kep., dan teman-teman
yang sudah membantu, semoga senantiasa diberikan kesehatan.
Tim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………......i
DAFTAR ISI………..……………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………........1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………......2
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Farmakologi dengan Fisika ..........................................................3
B. Peranan Ilmu Farmasi Fisika..............................................................................4
C. Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat........................................................6
D. Hubungan Sifat - Sifat Fisika Dari Suatu Senyawa Obat................................7
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembahasan
BAB II
PEMBAHASAN
Pemilihan zat dalam bentuk turunannya berupa garam misalnya zat dalam
bentuk basenya seperti piridoksin yang sifatnya tidak larut dalam air. Untuk
membantu kelarutannya dalam air maka dipilih bentuk garam yaitu piridoksin
HCl yang sifatnya mudah larut dalam air.Kelarutan dibantu dengan adanya
reaksi kompleksometri misalnya zat iodium (I2) tidak dapat larut air, namun
dengan penambahan kalium iodida (KI), maka akan terjadi reaksi kompleks
sehingga iodium dapat larut dalam air. Selain itu, senyawa tersebut dapat
diformulasi dalam bentuk sediaan yang diperuntukkan bagi zat-zat yang tidak
dapat larut yaitu berupa sediaan suspensi. Farmasi Fisika mempelajari cara
pengujian sifat molekul zat obat agar memastikan tingkat kemurnian senyawa
tersebut, sehingga senyawa yang akan diformulasi, benar- benar dipastikan asli
dan murni serta memenuhi standar dan syarat. Pengujian tersebut meliputi
pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer, rotasi optik dengan
menggunakan polarimeter, massa jenis dengan menggunakan piknometer,
viskositas cairan dengan menggunakan viskometer, dan lain-lain.
1. Kelarutan
2. Titik leleh
Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi
zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu
ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.
3. Titik didih
Titik didih adalah suhu (temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair
sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Sebuah cairan di dalam
vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika cairan itu
berada di dalam tekanan atmosfer.
4. Rumus struktur
Rumus kimia adalah rumus atau suatu zat yang menyatakan jenis dan
jumlah relative atom-atom yang terdapat dalam zat itu. Rumus kimia dinyatakan
dengan rumus molekul (RM) dan rumus empiris (RE). Angka yang menyatakan
jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks.
5. Berat molekul
Berat molekul adalah berat suatu molekul dalam satuan massa atom
(sma). Berat molekul ditentukan dari jumlah berat atom dari atom-atom
penyusun dalammolekul tersebut. Berat molekul sering digunakan bergantian
dengan massamolekul dalam kimia, tetapi ada perbedaan antara keduanya.
Hubungan antara farmasi dan fisika ambil contoh saja yaitu “KOLOID”
adalah Penggunaan koloid dalam farmasi,Didalam kehidupan banyak sistem
koloid yang kita jumpai. Air kelihatan jernih terjadi setelah didiamkan beberapa
hari terjadi endapan putih/kuning. Ternyata air ini mengandung batu kapur atau
besi yang seakan-akan larut namun sebetulnya bentuknya larutan koloidal.
Didalam farmasi sistem koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya :
perak koloid/argentum proteinum digunakan membunuh mikroorganisme dalam
tetes mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak
mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan protein
yang dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa
bahan alam membentuk dispersi koloid dapat digunakan untuk membuat system
bentuk sediaan obat.Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan
termasuk dispersi koloid.
Tipe koloid :
1. Liofilik koloid : zat dapat menyatu dengan medium atau disebut tipe koloid
yang suka kepada medium pendispersi.. liofilik dispersi dapat dibuat dengan
mudah dengan jalan seolah olah melarutkan zat ke dalam pelarut (medium
pendispersi). Bila pelarut digunakan air disebut hidrasi. Contoh : gelatin,
PGA,insulin albumin, karet polisterin.
2. Liofobik koloid : sistem dimana medium pendispersi tidak banyak
berinteraksi dengan medium pendispersi. Jadi seolah-olah didalam medium
pendispersi tidak ada fase terdispersi atau seolah-olah terjadi pemisahan.
Contoh koloid besi pada air, perak,sulfur.
3. Asosiasi koloid : micele&CMC. Koloid ini mempunyai sifat menyukai air
dan menyukai minyak ini disebut surfaktan
1. Tyndal efek bila cahaya kuat dilewatkan larutan koloid maka cahaya akan
terjadi pemantulan cahaya sehingga kekuatan cahaya tersebut akan berubah.
2. Dari prinsip tyndal efek ini dibuat mikroskop elektron.
3. Dengan mikroskop elektron dapat terlihat ukuran partikel yang tidak dapat
dilihat dengan mikroskop biasa.
4. Penyerapan cahaya Akibat koloid cahaya intensitas akan menurun bila lewat
larutan koloid.Ini disebabkan kekeruhan koloid. Konsentrasi koloid dapat
diukur berdasarkan cahaya yang intensitasnya berkurang.
Gerakan Koloid
1. Gerakan Brown.Gerakan Brown ini dapat diamati di dalam mikroskop bila
ukuran partikel antara 5 mm. Lebih kecil saat diamati.Makin kecil makin
sulit diamati.kenaikan kekentalan medium pendispersi makin kecil gerakan
Brown bahkan malah berhenti. Misal bila air ditambah giserin.
2. Difusi Partikel akan mengalami difusi berjalan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.Gerakan ini berubah setelah mencapai keseimbangan
konsentrasi larutan.
3. Sedimentas Pengendapan dari koloid dipengaruhi oleh kekentalan medium,
bj partikel, tekanan partikel dan konsentrasi partikel.
Stabilitas Koloid
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan
medium pendispersi dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid tersebar
merata (homogen) dalam medium pendispersinya.
2. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi meliputi perbedaan
jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan kestabilan.
3. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi,
bermuatan listrik, koagulasi dan koloid pelindung.
4. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi dan metode
dispersi.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Id.wikipedia.org
http://putriharlina14.blogspot.co.id/2013/10/hubungan-farmasi-dengan-fisika-
matfis.html
http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-farmasi.html
https://bekabekylove.wordpress.com/sejarah-fisika/