Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KAITAN FISIKA DENGAN FARMAKOLOGI

Disusun oleh :

1. Pramesti Septi Megautari 201902010001


2. Dyan Fahrina 201902010006
3. Balqis 201902010015
4. Safa Ainanisa Qodri 201902010023
5. Riya Wigianti 201902010053
6. Muhammad Falakhudin 201902010062

Kelas : IA D3 Keperawatan

Semester 2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN


TAHUN AJARAN 2019/2020
MAKALAH

KAITAN FISIKA DENGAN FARMAKOLOGI

Disusun oleh :

1. Pramesti Septi Megautari 201902010001


2. Dyan Fahrina 201902010006
3. Balqis 201902010015
4. Safa Ainanisa Qodri 201902010023
5. Riya Wigianti 201902010053
6. Muhammad Falakhudin 201902010062

Kelas : IA D3 Keperawatan

Semester 2

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2019/2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah serta inayahnya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga
selesai. Sholawat serta salam semoga tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada pembimbing mata kuliah
Farmakologi yaitu bapak Tri Sakti Wirotomo,M.Kep., karena atas
bimbingannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan kami beri judul
“Kaitan Fisika dengan Farmakologi”. Dalam penyusunan makalah ini, kami
mengucapkan banyak terimah kasih khususnya kepada dosen pembimbing mata
kuliah Farmakologi yaitu bapak Tri Sakti Wirotomo,M.Kep., dan teman-teman
yang sudah membantu, semoga senantiasa diberikan kesehatan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Pekalongan, 12 Februari 2020

Tim
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………......i
DAFTAR ISI………..……………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………………........1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………......2
C. Tujuan Pembahasan…………………………………………………………2

BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan Farmakologi dengan Fisika ..........................................................3
B. Peranan Ilmu Farmasi Fisika..............................................................................4
C. Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat........................................................6
D. Hubungan Sifat - Sifat Fisika Dari Suatu Senyawa Obat................................7

BAB III PENUTUP


A. Simpulan……………………………………………………………………10
B. Saran………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fisika (Bahasa Yunani: (physikos), “alamiah” dan (physis), “Alam”) adalah


sains atau ilmu tentang alam dalam makna yang terluas. Fisika mempelajari gejala alam
yang tidak hidup atau materi dalam lingkup ruang dan waktu. Fisikawan
mempelajari perilaku dan sifat materi dalam bidang yang sangat beragam, mulai
dari partikel submikroskopis yang membentuk segala materi (fisika partikel) hingga
perilaku materi alam semesta sebagai satu kesatuan kosmos. Beberapa sifat yang
dipelajari dalam fisika merupakan sifat yang ada dalam semua sistem materi yang ada,
seperti hukum kekekalan energi. Sifat semacam ini sering disebut sebagai hukum fisika.
Fisika sering disebut sebagai “ilmu paling mendasar”, karena setiap ilmu alam lainnya
(biologi,kimia, geologi, dan lain-lain) mempelajari jenis sistem materi tertentu yang
mematuhi hukum fisika. Misalnya, kimia adalah ilmu tentang molekul dan zat kimia
yang dibentuknya. Sifat suatu zat kimia ditentukan oleh sifat molekul yang
membentuknya, yang dapat dijelaskan oleh ilmu fisika seperti mekanika kuantum,
termodinamika, dan elektromagnetika. Sejarah fisika dimulai pada tahun sekitar 2400
SM, ketika kebudayaan Harappan menggunakan suatu benda untuk memperkirakan dan
menghitung sudut bintang di angkasa. Sejak saat itu fisika terus berkembang sampai ke
level sekarang. Perkembangan ini tidak hanya membawa perubahan di dalam bidang
dunia benda, matematika dan filosofi namun juga, melalui teknologi, membawa
perubahan ke dunia sosial masyarakat. Pada awal abad 17, Galileo membuka
penggunaan eksperimen untuk memastikan kebenaran teori fisika, yang merupakan
kunci dari metode sains. Galileo memformulasikan dan berhasil mengetes beberapa
hasil dari dinamika mekanik, terutama Hukum Inert.

Pada 1687, Isaac Newton menerbitkan Filosofi Natural Prinsip Matematika,


memberikan penjelasan yang jelas dan teori fisika yang sukses: Hukum gerak Newton,
yang merupakan sumber dari mekanika klasik; dan Hukum Gravitasi Newton, yang
menjelaskan gaya dasar gravitasi. Kedua teori ini cocok dalam eksperimen. Prinsipia
juga memasukan beberapa teori dalam dinamika fluid. Mekanika klasik dikembangkan
besar-besaran oleh Joseph-Louis de Lagrange, William Rowan Hamilton, dan
lainnya, yang menciptakan formula, prinsip, dan hasil baru. Hukum Gravitas memulai
bidang astrofisika, yang menggambarkan fenomena astronomi menggunakan teori
fisika. Sejak abad 18 dan seterusnya, termodinamika dikembangkan oleh Robert Boyle,
Thomas Young, dan banyak lainnya. Pada 1733, Daniel Bernoulli menggunakan
argumen statistika dalam mekanika klasik untuk menurunkan hasil termodinamika,
memulai bidang mekanika statistik. Pada 1798, Benjamin Thompson mempertunjukkan
konversi kerja mekanika ke dalam panas, dan pada 1847James Joule menyatakan hukum
konservasi energi, dalam bentuk panas dan juga dalam energi mekanika.

B. Rumusan Masalah

1. Apa hubungan farmakologi dengan fisika?

2. Apa peranan ilmu farmasi fisika ?

3. Apa saja sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat ?

4. Apa hubungan sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui hubungan farmakologi dengan fisika

2. Untuk mengetahui peranan ilmu farmasi fisika

3. Untuk mengetahui sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat

4. Untuk mengetahui hubungan sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat

BAB II
PEMBAHASAN

A. Hubungan Farmakologi dengan Fisika


Hubungannya bahwa Ilmu farmasi tidak bisa berdiri sendiri, melainkan
ilmu gabungan dari berbagai bidang ilmu,diantaranya: ilmu kimia, ilmu biologi
(manusia, hewan, dan tumbuhan), matematika, dsb. Maka dari itu ada yang
mengatakan bahwa farmasi adalah seni.Hubungannya dengan fisika yaitu, bahwa
senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu denganyang
lainnya. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu yang tidak dapat dipisahkan
dari dunia pengobatan karena Farmasi adalah inti dari pengobatan itu sendiri.
Farmasi menyediakan zat aktif yang berefek pengobatan pada suatu penyakit
yang dikenal sebagai obat. Di sinilah Farmasi menghasilkan obat yang
disesuaikan dengan jenis penyakit, kebutuhan, dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Farmasi bukan merupakan ilmu pasti, akan tetapi
berupa ilmu terapan ketika ilmu ini adalah gabungan antara ilmu pasti dan seni.
Farmasi membutuhkan ilmu lain seperti ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu
kedokteran, ilmu manajemen, ilmu kimia, ilmu teknologi, ilmu seni, dan lain-
lain. Salah satu ilmu di atas yaitu ilmu fisika, dapat digabungkan menjadi suatu
ilmu yang disebut Farmasi Fisika.
Farmasi adalah suatu ilmu yang mempelajari cara mencampur bahan
dengan bahan lain dan atau dengan pelarut, meracik, memformulasi suatu
sediaan farmasi (baik berupa sediaan padat, sediaan cair, sediaan semi padat
maupun sediaan steril), melakukan pengujian pada bahan dasar obat dan
pengujian akhir sediaan secara in vitro dan in vivo, mengidentifikasi,
menganalisis, serta menstandarkan obat dan pengobatan juga sifat-sifat obat
beserta pendistribusian dan penggunaannya secara aman. Farmasi dalam bahasa
Yunani (Greek) disebut farmakon yang berarti medika atau obat. Sedangkan
Fisika adalah ilmu yang mempelajari tentang sifat fisika dari suatu zat.
Farmasi Fisika adalah kajian atau cabang ilmu hubungan antara fisika
(sifat-sifat Fisika) dengan kefarmasian (sediaan Farmasi, farmakokinetik, serta
farmakodinamiknya) yang mempelajari tentang analisis kualitatif serta
kuantitatif senyawa organik dan anorganik yang berhubungan dengan sifat
fisikanya serta menganalisis pembuatan dan pengujian hasil akhir dari sediaan
obat. Dengan adanya perkembangan teknologi, Farmasi Fisika juga dituntut
berkembang, bukan hanya mempelajari teknologi farmasetis, tetapi juga
mempelajari bagaimana sistem penghantaran bekerja dan memberi respons
terhadap pasien. Misalnya, teknologi penghantaran obat molekuler, skala nan,
dan mikroskopik. Ilmu Farmasi erat hubungannya dengan ilmu fisika yaitu
senyawa obat memiliki sifat fisika yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya, dan sifat-sifat fisika ini akan sangat memengaruhi cara pembuatan dan
cara formulasi sediaan obat, yang pada akhirnya akan memengaruhi efek
pengobatan dari obat serta kestabilan dari sebuah sediaan obat.
Sifat-sifat fisika dari suatu senyawa obat mencakup massa jenis, momen
dipol, konstanta dielektrikum, indeks bias, rotasi optik, kelarutan, titik lebur, titik
didih, pH, dan lain-lain. Sifat-sifat ini lah yang merupakan dasar dalam formulasi
sediaan farmasi.Sifat-sifat fisika ini akan menentukan kemurnian dari suatu zat
yang akan dijadikan obat. Jadi, dengan mengukur sifat-sifat fisika di atas maka
murni atau palsunya suatu zat dapat diketahui. Selain itu, berdasarkan sifat-sifat
fisika di atas, akan mengiring seorang farmasis dalam memformulasi suatu zat
baik yang dapat maupun tidak dapat dibuat menjadi sebuah sediaan, yang
akhirnya akan menghasilkan suatu sediaan farmasi yang bermutu dan berefek.
B. Peranan Ilmu Farmasi Fisika
Berdasarkan pengertian ilmu Farmasi Fisika di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa ilmu Farmasi Fisika sangat penting adanya dalam dunia
kefarmasian yaitu Farmasi Fisika mempelajari sifat fisika dari berbagai zat yang
digunakan untuk membuat sediaan obat, ketika sudah menjadi sediaan obat, dan
juga meliputi evaluasi akhir dari sediaan obat tersebut sehingga mampu
membuat obat yang sesuai standar, aman, dan stabil hingga sampai ke tangan
pasien.Farmasi Fisika mempelajari sifat-sifat zat aktif dan excipient (bahan
pembantu) agar dapat dikombinasikan sehingga menjadi suatu sediaan farmasi
yang aman, berkhasiat, dan berkualitas.
Misalnya, dalam hal melarutkan zat aktif. Jika senyawa obat tidak memiliki
sifat kelarutan yang baik, maka Farmasi Fisika mempelajari bagaimana senyawa
tersebut dibantu kelarutannya, misalnya Penambahan zat penambah kelarutan
(disebut kosolven) seperti surfakta berupa tween dan span, alkohol, gliserin, dan
lain-lain.

Pemilihan zat dalam bentuk turunannya berupa garam misalnya zat dalam
bentuk basenya seperti piridoksin yang sifatnya tidak larut dalam air. Untuk
membantu kelarutannya dalam air maka dipilih bentuk garam yaitu piridoksin
HCl yang sifatnya mudah larut dalam air.Kelarutan dibantu dengan adanya
reaksi kompleksometri misalnya zat iodium (I2) tidak dapat larut air, namun
dengan penambahan kalium iodida (KI), maka akan terjadi reaksi kompleks
sehingga iodium dapat larut dalam air. Selain itu, senyawa tersebut dapat
diformulasi dalam bentuk sediaan yang diperuntukkan bagi zat-zat yang tidak
dapat larut yaitu berupa sediaan suspensi. Farmasi Fisika mempelajari cara
pengujian sifat molekul zat obat agar memastikan tingkat kemurnian senyawa
tersebut, sehingga senyawa yang akan diformulasi, benar- benar dipastikan asli
dan murni serta memenuhi standar dan syarat. Pengujian tersebut meliputi
pengukuran indeks bias menggunakan refraktometer, rotasi optik dengan
menggunakan polarimeter, massa jenis dengan menggunakan piknometer,
viskositas cairan dengan menggunakan viskometer, dan lain-lain.

Farmasi Fisika mempelajari kestabilan fisis meliputi kinetika kimia sediaan


farmasi yang akan beredar di pasaran. Hal ini memastikan agar sediaan tersebut
dapat bertahan lama dalam jangka waktu tertentu, tanpa mengubah keefektifan
efek zat tersebut.Obat yang telah dibuat tentu harus tetap stabil selama proses
distribusi obat, agar ketika diterima oleh pasien, obat masih dalam keadaan yang
stabil, tidak ada pengurangan aktivitas atau terjadi kerusakan zat aktif. Melalui
penerapan ilmu farmasi fisika, dapat ditetapkan beberapa point yaitu Waktu
kadaluarsa berdasarkan hasil uji sediaan pada berbagai kondisi dalam ilmu
kinetika kimia. Pengukuran kadar zat aktif dengan menggunakan alat
spektrofotometer. Pengujian partikel zat berupa ukuran partikel dalam
pembuatan tablet. Pengujian keefektifan zat dalam sediaan, melarut dalam cairan
tubuh manusia. Ilmu ini mencakup dalam uji disolusi obat. Uji ini menyatakan
kecepatan sediaan dalam melarutkan zat sehingga zat tersebut dapat berefek
dalam tubuh manusia. Misalnya, pengujian kestabilan fisis yaitu pengujian pada
sediaan emulsi, yang dikenal istilah kondisi yang dipercepat (stress condition)
yaitu sediaan ditempatkan pada dua suhu yang berbeda 25oC dan 40oC minimal
dilakukan dalam 10 siklus.

C. Sifat-Sifat Fisika Dari Suatu Senyawa Obat

Sifat-sifat fisika zat atau senyawa obat diantaranya :

1. Kelarutan

Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut)


untuk dapat larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan
suatu zat dasarnya sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solut dan
pelarut pada suhu, tekanan dan pH larutan.

2. Titik leleh

Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah wujud menjadi
zat cair pada tekanan satu atmosfer. Dengan kata lain, titik leleh merupakan suhu
ketika fase padat dan cair sama-sama berada dalam kesetimbangan.

3. Titik didih

Titik didih adalah suhu (temperatur) ketika tekanan uap sebuah zat cair
sama dengan tekanan eksternal yang dialami oleh cairan. Sebuah cairan di dalam
vacuum akan memiliki titik didih yang rendah dibandingkan jika cairan itu
berada di dalam tekanan atmosfer.

4. Rumus struktur

Rumus kimia adalah rumus atau suatu zat yang menyatakan jenis dan
jumlah relative atom-atom yang terdapat dalam zat itu. Rumus kimia dinyatakan
dengan rumus molekul (RM) dan rumus empiris (RE). Angka yang menyatakan
jumlah atom suatu unsur dalam rumus kimia disebut angka indeks.

5. Berat molekul

Berat molekul adalah berat suatu molekul dalam satuan massa atom
(sma). Berat molekul ditentukan dari jumlah berat atom dari atom-atom
penyusun dalammolekul tersebut. Berat molekul sering digunakan bergantian
dengan massamolekul dalam kimia, tetapi ada perbedaan antara keduanya.

D. Hubungan Sifat-Sifat Fisika Dari Suatu Senyawa Obat

Suatu zat (obat) sangat kecil kemungkinannya dipakai atau diberikan


dalam bentuk murni, maka dari itu perludibuat sesuai kebutuhan seperti obat
sirup (parasetamol) untuk anak-anak dan obat dengan sediaan padat
(Tablet)untuk dewasa.pertanyaannya: apakah suatu senyawa obat bisa dibuat
sediaan sirup dengan mudah atau tidak dan apakah senyawaobat bisa dibuat
sedian tablet dengan mudah atau tidak? Maka seorang farmasis harus tau sifat-
sifat fisika dan kimia dari suatu bahan atau senyawa obat. Hal-hal yang harus
diperhatikan :

1. Cara pemberian obat yang sesuai : Oral, tipikal atau parenteral


2. Pelepasan zat aktif obat
3. Ukuran molekul, kepolaran molekul, dan sifat molekul sehingga
menghasilkan efek/respon biologis.

Hubungan antara farmasi dan fisika ambil contoh saja yaitu “KOLOID”
adalah Penggunaan koloid dalam farmasi,Didalam kehidupan banyak sistem
koloid yang kita jumpai. Air kelihatan jernih terjadi setelah didiamkan beberapa
hari terjadi endapan putih/kuning. Ternyata air ini mengandung batu kapur atau
besi yang seakan-akan larut namun sebetulnya bentuknya larutan koloidal.
Didalam farmasi sistem koloid banyak digunakan. Beberapa senyawa misalnya :
perak koloid/argentum proteinum digunakan membunuh mikroorganisme dalam
tetes mata merah. Kelebihan sistem koloid dalam farmasi mempunyai sifat tidak
mengiritasi karena sebetulnya tidak larut. Plasma protein merupakan protein
yang dapat mengikat obat didalam darah sehingga obat dapat aktif. Beberapa
bahan alam membentuk dispersi koloid dapat digunakan untuk membuat system
bentuk sediaan obat.Beberapa polimer dapat digunakan untuk metoda penyalutan
termasuk dispersi koloid.

Tipe koloid :

1. Liofilik koloid : zat dapat menyatu dengan medium atau disebut tipe koloid
yang suka kepada medium pendispersi.. liofilik dispersi dapat dibuat dengan
mudah dengan jalan seolah olah melarutkan zat ke dalam pelarut (medium
pendispersi). Bila pelarut digunakan air disebut hidrasi. Contoh : gelatin,
PGA,insulin albumin, karet polisterin.
2. Liofobik koloid : sistem dimana medium pendispersi tidak banyak
berinteraksi dengan medium pendispersi. Jadi seolah-olah didalam medium
pendispersi tidak ada fase terdispersi atau seolah-olah terjadi pemisahan.
Contoh koloid besi pada air, perak,sulfur.
3. Asosiasi koloid : micele&CMC. Koloid ini mempunyai sifat menyukai air
dan menyukai minyak ini disebut surfaktan

Sifat Optik dari Koloid

1. Tyndal efek bila cahaya kuat dilewatkan larutan koloid maka cahaya akan
terjadi pemantulan cahaya sehingga kekuatan cahaya tersebut akan berubah.
2. Dari prinsip tyndal efek ini dibuat mikroskop elektron.
3. Dengan mikroskop elektron dapat terlihat ukuran partikel yang tidak dapat
dilihat dengan mikroskop biasa.
4. Penyerapan cahaya Akibat koloid cahaya intensitas akan menurun bila lewat
larutan koloid.Ini disebabkan kekeruhan koloid. Konsentrasi koloid dapat
diukur berdasarkan cahaya yang intensitasnya berkurang.
Gerakan Koloid
1. Gerakan Brown.Gerakan Brown ini dapat diamati di dalam mikroskop bila
ukuran partikel antara 5 mm. Lebih kecil saat diamati.Makin kecil makin
sulit diamati.kenaikan kekentalan medium pendispersi makin kecil gerakan
Brown bahkan malah berhenti. Misal bila air ditambah giserin.
2. Difusi Partikel akan mengalami difusi berjalan dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.Gerakan ini berubah setelah mencapai keseimbangan
konsentrasi larutan.
3. Sedimentas Pengendapan dari koloid dipengaruhi oleh kekentalan medium,
bj partikel, tekanan partikel dan konsentrasi partikel.

Pengaruh listrik (muatan listrik terhadap koloid)

1. Adanya muatan listrik akan pengaruhi kestabilan koloid terutama


koloid yang bersifat ionic dengan elektroporosis maka koloid ionic
dapat diendapkan dengan proses paengumpalan.
2. Hal ini dapat digunakan untuk melihat banyak zat terlarut atau logam
terlarut dalam air

Stabilitas Koloid

Stabilitas dari koloid akan dipengaruhi oleh faktor adanya muatan


listrik dan medium utuk menjaga kestabilan koloid. Penambahan
pengental akan menaikan stabilitas koloid, karena akan mencegah daya
tarik menarik atau akan menghasilkan geragak Brown ini terjadi pada
koloid yang bersifat liofilik. Koloid liofobik tidak tahan / stabil pada
panas. Adanya muatan listrik akan menyebabkan daya tarik menarik
partikel membentuk gumpalan. Dengan menambah larutan yang bersifat
ionik (garam-garam) maka akan mengubah muatan maka kestabilan
koloid akan berubah.Akhirnya terjadi tarik menarik dan membentuk
aglomorat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sistem koloid adalah suatu campuran zat yang terdiri dari fase terdispersi dan
medium pendispersi dimana partikel-partikel fase terdispersi berukuran koloid tersebar
merata (homogen) dalam medium pendispersinya.

2. Perbedaan sistem koloid dengan larutan sejati dan suspensi meliputi perbedaan
jumlah fase, distribusi partikel, ukuran koloid, penyaringan dan kestabilan.

3. Sifat-sifat karakteristik sol meliputi: efek Tyndall, gerak Brown, daya adsorpsi,
bermuatan listrik, koagulasi dan koloid pelindung.

4. Koloid sol dapat dibuat dengan 2 metode yaitu metode kondensasi dan metode
dispersi.

5. Beberapa metode pemurnian yang dapat digunakan untuk menghilangkan partikel-


partikel zat telarut yang tidak diinginkan adalah dialisis, elektrodialisis, dan
menggunakan penyaring ultra.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Modul praktikum kimia fisika oleh Kusdi Hartono, Universitas Al-Ghifari,Bandung.

Id.wikipedia.org

http://putriharlina14.blogspot.co.id/2013/10/hubungan-farmasi-dengan-fisika-
matfis.html

http://ilmu-kefarmasian.blogspot.co.id/2013/06/sejarah-farmasi.html

https://bekabekylove.wordpress.com/sejarah-fisika/

Dikutip pada tanggal 12/02/2020 Pukul 15.00

Anda mungkin juga menyukai