Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Balqis 201902010015
Kelas 1 A D3 Keperawatan
Semester II
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Balqis 201902010015
Kelas 1 A D3 Keperawatan
Semester II
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua.Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah
saw, para keluarga dan sahabatnya serta orang-orang yang selalu setia mengikuti
mereka hingga hari akhir nanti. Dengan rasa syukur yang besar, saya haturkan
kepada Allah SWT karena dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul
“Kajian islam tentang pentingnya kebersihan diri”.
Maksud dan Tujuan dari pembuatan Makalah ini untuk memperluas wawasan serta
memberikan inspirasi kepada para pembaca mengenai “Kajian islam tentang
pentingnya kebersihan diri”. Saya berusaha sebaik mungkin di dalam penyusunan
dan penyelesaian makalah ini. Saya juga menyadari kemungkinan dan kekurangan
atau kesalahan yang tidak disengaja dalam isi makalah ini, karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT. Saya berharap, semoga hasil dari makalah ini dapat
bermanfaat baik bagi diri saya sendiri maupun bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………….…………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….... ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………..1
Rumusan Masalah……………………………………….…………………1
Tujuan Penulisan……………………………………………………….......1
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan…………………………………………………………………………10
Saran ……………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA….…………………………………………………………..11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama Islam menaruh perhatian sangat tinggi pada kebersihan, baik lahiriah fisik
maupun batiniyah psikis. Kebersihan lahiriyah itu tidak dapat dipisahkan dengan
kebersihan batiniyah. Oleh karena itu, ketika seorang Muslim melaksanakan ibadah
tertentu harus membersihkan terlebih dahulu aspek lahiriyahnya.
Ajaran Islam yang memiliki aspek akidah, ibadah, muamalah, dan akhlak ada kaitan
dengan seluruh kebersihan ini. Hal ini terdapat dalam tata cara ibadah secara
keseluruhan. Orang yang mau shalat misalnya, diwajibkan bersih fisik dan
psikhisnya. Secara fisik badan, pakaian, dan tempat salat harus bersih, bahkan suci.
Secara psikhis atau akidah harus suci juga dari perbuatan syirik. Manusia harus suci
dari fahsya dan munkarat.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah yaitu:
3. Hal – hal yang harus dilakukan dalam menjaga dan membiasakan diri hidup
bersih?
C. Tujuan Penulisan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebersihan
Kebersihan adalah sebagian dari iman. Islam mengajarkan kepada umatnya untuk
selalu menjaga kebersihan, baik kebersihan lahir maupun kebersihan batin,
kebersihan jasmani maupun kebersihan rohani. Allah mencintai orang yang bersih.
Suci dan bersih adalah dasar peraturan islam misalnya bagaimana islam
mensyariatkan orang yang akan melakukan sholat. Kebersihan yang bersifat
jasmaniah merupakan syarat yang paling pokok untuk memperoleh kebersihan batin.
Kebersihan adalah upaya manusia untuk memelihara diri dan lingkungannya dari
segala yang kotor dan keji dalam rangka mewujudkan dan melestarikan kehidupan
yang sehat dan nyaman. Kebersihan merupakan syarat bagi terwujudnya kesehatan,
dan sehat adalah salah satu faktor yang dapat memberikan kebahagiaan. Sebaliknya,
kotor tidak hanya merusak keindahan tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya
berbagai penyakit, dan sakit merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan
penderitaan.
“Dua kenikmatan yang banyak manusia menjadi rugi (karena tidak diperhatikan),
yaitu kesehatan dan waktu luang”. (HR. Al-Bukhari)
....... َﺍِ َّنﷲَيُ ِحبُّ التَّ َّوابِ ْينَ َوي ُِحبُّ ْال ُمتَطَﻬ ِِّر ْين
Artinya :
2
Kebersihan itu bersumber dari iman dan merupakan bagian dari iman. Dengan
demikian kebersihan dalam islam mempunyai aspek ibadah dan aspek moral, dan
karena itu sering juga dipakai kata “bersuci” sebagai padan kata “membersihkan /
melakukan kebersihan”. Ajaran kebersihan tidak hanya merupakan slogan atau teori
belaka, tetapi harus dijadikan pola hidup praktis, yang mendidik manusia hidup
bersih sepanjang masa, bahkan dikembangkan dalam hukum islam.
Selain dari itu orang muslim dicegah dari minuman yang akan mengancam
keselamatan / kesehatan dirinya sebagaimana dipertegas dalam Al-Qur’an surat Al-
Maidah ayat 90.
Di dalam kitab-kitab fikih (ajaran Hukum Islam), masalah yang berkaitan dengan
kebersihan disebut “Thaharah”. Secara etimologi berarti “kebersihan”. Kata
Thaharah tercantum di dalam Al-Qur’an di tempat yang jumlahnya lebih dari 30.
Makna Thaharah mencakup aspek bersih lahir dan bersih batin. Bersih lahir artinya
terhindar (terlepas) dari segala kotoran, hadas dan najis. Sedangkan bersih batin
artinya terhindar dari sikap dan sifat tercela.
Agama Islam adalah agama yang cinta pada kebersihan. Rasulullah SAW sangat
menganjurkan kepada umatnya untuk senantiasa menjaga kebersihan. Dengan
menjaga kebersihan, tubuh kita akan sehat dan kuat. Dalam syariat islam, ketika
mengerjakan shalat diwajibkan bagi umat islam agar bersih dari hadas dan najis, baik
badan, pakaian, maupun tempat yang dipergunakan untuk shalat.
Ada beberapa hadits Rasulullah SAW yang menekankan untuk manjaga kebersihan
bagi umat islam.
Hadits 1 :
َْ ْﻺبْطتَ ْقل ْيم
ْ َpاْﻸ ْ َِخ ْمسٌ ِمنَ ْالف
ظفَار ُ ِ ِ ِْ pِ ق اَ َب نَت ِ ض ال َّش
ِ ار َ َخَوا ُد اَل َختَانَ ق ِْ pِ َط َر ِةا
َ ِْﻺ ْست
Secara khusus, Rasulullah SAW memberikan perhatian mengenai kebersihan dalam
lima perkara sebagaimana sabdanya :
Artinya : “Lima perkara berupa fitrah, yaitu : memotong bulu kemaluan, berkhitan,
memotong kumis, mencabut bulu ketiak dan memotong kuku”. (HR Jama’ah)
3
Dari hadits tersebut, yang perlu diperhatikan dalam kebersihan adalah :
Dengan maksud agar kotoran dan bibit penyakit yang ada di sekitarnya dapat
dibersihkan.
2. Berkhitan adalah memotong kulup (kulit yang menutupi ujung kemaluan) dengan
maksud untuk memudahkan membersihkannya sehingga tidak ada sisa dari najis.
3. Memotong Kumis
Dengan maksud agar tidak ada kotoran dibawah lubang hidung yang mungkin
terhisap pada waktu bernafas yang mengakibatkan timbulnya penyakit.
Dengan maksud agar tidak ada kotoran yang terlindungi oleh bulu ketiak yang sulit
dibersihkan.
5. Memotong Kuku
Dengan maksud agar tidak ada kotoran dari ujung jari yang terhalang oleh kuku.
Hadits 2 :
Isi Kandungan :
2. Menjaga kebersihan lahir dan batin merupakan ciri-ciri sebagian dari iman dalam
kehidupannya.
Hadits 3 :
4
Isi Kandungan :
1. Bahwasanya Allah SWT adalah dzat yang baik, bersih, mulia, dan bagus. Karena
Allah menyukai hal-hal demikian. Sebagai umat islam, maka kita harus memiliki
sifat yang demikian pula terutama dalam hal kebersihan lingkungan tempat tinggal.
2. Agama Islam adalah agama yang lurus dan bersih dari ajaran kesesatan. Dengan
demikian pemeluk agama islam harus memiliki pola perilaku yang bersih dan hati
yang suci dari perkara hawa nafsu. Sebab seseorang yang demikian dijanjikan oleh
Allah SWT akan masuk surga.
3. Agama Islam adalah agama yang bersih / suci karena agama slam mencintai
kebersihan.
5. Orang-orang yang senantiasa menjaga kebersihan lahir dan batinnya akan masuk
surga.
Hadits tersebut menjelaskan bahwa agama islam adalah agama yang suci. Untuk itu
umat islam harus menjaga kebersihan, baik kebersihan jasmani maupun rohani.
Orang yang selalu bersih dan suci mengindikasikan bahwa ia telah melaksanakan
sebagian dari perintah agama dan akan memperoleh fasilitas berupa surga di akherat
kelak.
Hadits 4 :
ْف ي ُِحبُّ النَّظَافَةُ َك ِر ْي ٌم يُ ِحبُّ ْال َك َر َم َج َّوا ٌد ي ُِحبُّ ْالجُوْ َد َ ا َِّن ﷲَتَ َعالَى طَيِّبٌ يُ ِحبُّ الطَّي
ٌ ِّب ن َِظي
﴿رواه التّرمذى٠ ﴾فَنَظَّفُوْ ااَ ْفنِيَتَ ُك ْم
Artinya : “Sesungguhnya Allah itu baik, mencintai kebaikan, bahwasanya Allah itu
bersih, menyukai kebersihan, Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha
Indah menyukai keindahan, karena itu bersihkan tempat-tempatmu”. (HR.
Turmudzi)
Isi kandungan :
5
Hadits ke-4 menjelaskan bahwa Allah SWT adalah Dzat yang Maha Baik, Maha
Suci, dan Maha Indah.
Dia mencintai kebaikan, kesucian, kemuliaan, dan keindahan. Agar kita dicintai
Allah maka hendaknya kita harus senantiasa berbuat kebajikan, menjaga kesucian
(kebersihan lahir dan batin), mengagungkan Allah SWT dan berbuat kemuliaan
terhadap sesama manusia dan menjadikan tempat tinggal dan lingkungannya terlihat
teratur, tertib dan indah.
Hadits 5 :
C. Hal – hal yang harus dilakukan dalam menjaga dan membiasakan diri hidup
bersih
1. Kebersihan Lahiriyah
a. Kebersihan Badan
Kebersihan badan ini meliputi kulit, rambut, kuku, mulut, gigi, dan telinga. Agar
kulit menjadi bersih dan sehat maka kita bersihkan dengan cara mandi minimal 2
(dua) kali sehari. Rambut sebagai mahkota harus kita jaga dan rawat agar tetap sehat
dan rapi dengan cara dikeramas dan dipotong sesuai kebutuhan. Mulut yang
didalamnya juga terdapat gigi tidak boleh luput dari perhatian kita untuk selalu
dibersihkan dengan cara berkumur dan menggosok gigi.
b. Kebersihan Pakaian
6
c. Kebersihan Makanan
Salah satu ciri makhluk hidup ialah memerlukan makan dan minum. Agar makanan
dan minuman yang kita konsumsi dapat memberi manfaat bagi tubuh maka harus
diperhatikan tentang kebersihannya baik secara lahir maupun hakikat asal makanan
dan makanan itu. Secara lahir, sebelum diolah dan dikonsumsi bahan makanan itu
harus dibersihkan terlebih dahulu. Dan secara hakikat, kita harus memperhatikan
tentang halal dan tidaknya asal/sumber makanan tersebut. Makan dan minumlah
makanan dan minuman yang halalan dan thayyiban. Halal (halalan) artinya secara
hukum islam boleh dimakan dan thayyiban artinya makanan dan minuman tersebut
mengandung nilai gizi yang cukup dan tidak menjadikan bahaya (madharat) bagi
yang mengkonsumsinya.
d. Tempat Tinggal
Rumah atau tempat tinggal merupakan kebutuhan pokok bagi setiap orang. Agar kita
merasa nyaman dan kerasan tinggal di dalamnya maka rumah harus dijaga dan
dirawat, antara lain sebagai berikut :
1) Setiap pagi hari pintu dan jendela hendaknya dibuka, agar terjadi sirkulasi udara.
2) Kaca-kaca pada jendela dibersihkan agar terbebas dari debu dan kotoran lainnya.
3) Perkakas rumah tangga seperti meja, kursi, lemari, bufet dan perkakas lainnya
dibersihkan dan diatur penempatannya sehingga tampak bersih dan rapi.
4) Lantai dan teras rumah selalu disapu dan dipel sehingga terbebas dari kuman
penyakit.
5) Kamar tidur, ruang makan, kamar mandi dan ruang-ruang lain termasuk halaman
dan pekarangan di sekeliling rumah hendaknya selalu dibersihkan sehingga
menjadikan penghuninya menjadi sehat.
6) Agar rumah terlihat rindang dan alami maka dapat ditanami pohon peneduh dan
tanaman hias.
e. Tempat Ibadah
Allaw SWT menciptakan manusia tidak lain adalah untuk baribadah kepadaNya.
Ketentuan beribadah kepada Allah telah dicontohkan lewat para utusanNya, yaitu
para nabi/rasul, baik yang menyangkut tentang tata cara, maupun yang berhubungan
dengan tempatnya. Mengingat yang kita sembah adalah Dzat yang maha Suci, maka
tempat (masjid, musholla) yang kita gunakan untuk beribadah harus dijaga
kesuciannya dari najis.
7
f. Tempat Belajar
Sekolah sebagai tempat belajar dan mengajar harus mendapatkan perhatian yang
serius tentang kebersihan, kenyamanan, dan keindahannya untuk proses
pembelajaran. Sebab kelas yang bersih dan indah akan menjadikan kegiatan
pembelajaran menjadi nyaman. Sebaliknya, jika kondisi kelas dalam keadaan kotor
dan berantakan tentu akan mengganggu kenyamanan dan kurang konsentrasi dalam
belajar.
a. Jagalah Kebersihan
b. Terima kasih Anda telah membuang sampah pada tempatnya
c. Bersih Itu sehat dan indah
2. Kebersihan Bathiniyah
Hati yang dipenuhi dengan niat dan pikiran yang buruk akan melahirkan sikap dan
perbuatan yang buruk. Untuk menjaga kebersihan hati, kita harus selalu mengingat
Allah SWT dan rajin berdo’a kepadaNya. Dengan demikian, kita tidak akan mudah
berpikir buruk apalagi melakukan perbuatan buruk. Kita selalu yakin, Allah Maha
Mengetahui segala perbuatan manusia, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Membersihkan kotoran yang melekat pada hati / jiwa kita akibat perbuatan kita yang
buruk seperti: ria, takabur, se’udzon, dengki, iri, sombong, dll.
2. Membaca istighfar
8
4. Berusaha mengganti dengan perbuatan-perbuatan yang baik & terpuji
5. Minta maaf kepada yang bersangkutan jika mempunyai salah sekecil apapun
kepada orang tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nabi Muhammad SAW mengajarkan agar umatnya senantiasa hidup bersih lahir
dan batin. Bersih lahir yaitu bersih badan, bersih pakaian, bersih tempat tinggal
(rumah), dan bersih lingkungan disekitarnya secara luas. Bersih batin yaitu hatinya
bersih, bebas dari rasa dengki, iri, benci, dendam, sikap bermusuhan, menyakiti
orang lain, dan menindas orang lain. Orang yang bersih hatinya ditampilkan dengan
perilaku yang baik, berkata sopan dan santun, perilaku sehari-harinya
menyenangkan.
2. Muslim yang baik menampilkan ajaran kebersihan ini dalam kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, orang islam harus tampil bersih, rumahnya bersih, tempat
ibadahnya bersih, lingkungan sekitarnya bersih, perkataannya sopan santun, dan
perilaku sehari-harinya menyenangkan.
B. Saran
1.Telah menjadi sebuah kewajiban bagi kita sebagai umat islam yang berakhlakul
karimah, untuk memiliki sifat malu. Karena malu adalah sebagian dari iman, maka
iman seseorang dapat akan bertambah kuat apabila mempunyai sifat malu yang kuat
dan begitu pun sebaliknya Malu dapat menjaga kesucian diri kita dan menjaga
kehormatan diri kita.
2. Demikian makalah yang saya buat tentunya masih banyak kekurangan dan
kesalahan, penulis mengharap kritik dan saran yang mendukung demi terwujudnya
makalah yang baik.
3. Meskipun jauh dari kesempurnaan, saya berharap makalah ini bisa bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
http://pustakamediasyariah.blogspot.com/2015/05/makalah-hadis-kebersihan.html?
m=1 (diakses pada Kamis,13/02/2020)
https://farhansyaddad.wordpress.com/2014/02/25/materi-ajar-memahami-ajaran-al-
hadits-tentang-kebersihan/ ( diakses pada Kamis,13/02/2020)
11