A. Latar Belakang
Pelaksanaan asuhan keperawatan lebih banyak mengatur pelaksanaan
keperawatan, dimana pelaksanaan keperawatan itu memegang peranan penting
dalam menentukan keberhasilan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Karena
dengan pelaksanaan keperawatan yang dilaksanakan sesuai dengan
pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah dibuat, maka kemungkinan untuk
mencapai kepuasan pada pasien dapat terwujud.
Adanya tuntutan pengembangan pelayanan kesehatan oleh masyarakat
umum merupakan salah satu factor yang harus dicermati dan diperhatikan oleh
tenaga perawat. Dengan demikian, perawat harus mampu berkiprah secara
nyata dan diterima dalam memberikan sumbangsih bagi kemanusiaan sesuai
dengan ilmu dan kiat serta kewenangan yang dimiliki. Salah satu strategi untuk
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan
adalah pembenahan dalam manajemen keperawatan dengan harapan adanya
faktor kelola yang optimal, sehingga mampu menjadi wahana peningkatan
keefektifan pembagian pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin
kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan (Nursalam, 2011).
Peran tenaga keperawatan dalam pelayanan kesehatan sangat besar
khususnya di institusi pelayanan kesehatan rumah sakit. Tenaga keperawatan di
rumah sakit merupakan sumber daya manusia yang sudah di akui dan
memenuhi persyaratan sebagai salah satu daya yang ada di rumah sakit
(Undang-undang Rumah Sakit No. 44, 2009). Selain itu, tenaga keperawatan
merupakan 60% dari total sumber daya manusia yang dimiliki rumah sakit.
(Asmadi, 2013).
Suatu pelayanan rumah sakit juga dapat terlaksana dengan baik apabila
pelaksanan menajemen keperawatannya dapat diterapkan dan dilaksanakan
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang efektif dan efisien. Marquis dan
Huston mengemukakan bahwa fungsi manajemen pertama kali dikemukakan
oleh Fayol yang meliputi lima fungsi, yaitu perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pemberian perintah (commanding),
pengoordinasian (coordinating) dan pengawasan (controlling). Masing- masing
fungsi manajemen tersebut saling keterkaitan satu sama lain. Metode asuhan
keperawatan professional (MAKP) perlu disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhan pasien. Metode asuhan keperawatan profesional terdiri dari enam
metode yang meliputi fungsional, metode kasus, metode keperawtan tim,
metode modular, keperawatan primer dan manajemen kasus (Marquis dan
Huston, 2012; Blais, Hayes, dan Kozier, 2007; dan Tomey 2009). Masing-
masing metode asuhan keperawatan professional mempunyai keuntungan dan
kerugiannya. Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas
sesuai visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen.
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi (Marquis dan Huston, 2012).
Penerapan manajemen keperawatan dapat dilakukan diberbagai bidang
keperawatan, salah satunya adalah Ruang Inap Bajji Dakka Rs Labuang Bajji
Makassar, dimana bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan pada
individu dengan berbagai masalah dan gangguan fisiologis baik aktual maupun
potensial yang memerlukan asuhan keperawatan khusus seperti infeksi, trauma,
dan gangguan fisik lainnya. Praktek manajemen keperawatan sebagai salah
satu proses pembelajaran klinik diharapkan mampu membentuk calon-calon
praktisi keperawatan yang professional baik dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan maupun manajerial keperawatan. Praktek pembelajaran ini kami
lakukan di Ruang Inap Bajji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk menerapkan model praktek keperawatan profesional di Ruang
Perawatan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui model asuhan keperawatan professional
b. Untuk mengetahui penerapan fungsi-fungsimanajemen di Ruang rawat
inap bajji Dakka mencakup (perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan evaluasi) di RSUD Labuang Baji Makassar
c. Untuk mengetahui pelaksanaan supervise dan pendelegasian di ruangan
Bajji Dakka Rs Labuang Bajji Makassar
d. Untuk mengetahui pelaksanaan operan di ruangan Baji Dakka RSUD
Labuang Baji Makassar
e. Untuk mengetahui pelaksanaan ronde di ruangan Bajji Dakka RSUD
Labuang Baji Makassar
f. Untuk mengetahui pelaksanaan discharge planning di ruangan Baji
RSUD Labuang Baji Makassar
g. Untuk mengetahui pelaksanaan pendokumentasian dan audit
dokumentasi keperawatan di ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
C. Manfaat Penulisan
1. Rumah Sakit
Mahasiswa dapat membantu atau memberikan masukan di RS Labuang
Bajji Makassar dalam memecahkan masalah yang bersifat tekhnis,
operasional dari satu aspek manajemen pelayanan keperawatan tertentu,
yang dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan secara umum yang
akhirnya akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Bagi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar
Peningkatan kualitas proses pembelajaran yang melibatkan mahasiswa
secara aktif dalam kegiatan administrasi dan manajemen rumah sakit
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
ada dan akan terus dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren
Kepala Ruang
Pasien/Klien
Kelebihan:
1) Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik
2) Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga
3) perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior
dan/atau belum berpengalaman.
Kelemahan:
1) tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
2) pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan
3) persepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan
keterampilan saja.
b. MAKP Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
pelayanan keperawatan di unit rawat inap, unit rawat jalan, dan unit
gawat darurat.
Kepala Ruang
(Nursalam,2016).
c. MAKP Primer
Perawat Primer
Pasien/klien
Kelebihan:
1) abersifat kontinuitas dan komprehensif
2) perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap
hasil, dan memungkinkan pengembangan diri
3) keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan
rumah sakit.
Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang
memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan
kriteria asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan
yang tepat, menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan,
serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.
d. MAKP Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk
setiap sif, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh
orang yang sama pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa
diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat/pribadi dalam memberikan asuhan
keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan perawatan intensif
(intensive care).
Kelebihannya:
1) Perawat lebih memahami kasus per kasus
2) Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih mudah.
Kekurangannya:
1) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
2) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama.
Kepala Ruang
KEPALA
RUANGAN
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
Keterangan:
PP : Perawat Primer
PA : Perawat Associate
a. Kepala Ruangan
g) Melakukan pendokumentasian
3) Implementasi
a) Fungsi pengorganisasian
rawat
b) Fungsi pengarahan
4) Evaluasi
a) Fungsi pengendalian
b. Ketua Tim
mengevaluasi renpra
anggota tim
berikut :
ada di tempat
ruangan
dengan format.
berikutnya
2) Shif yang akan menyerakhan perlu persiapan hal apa yang akan
disampaikan
1. Pre conference
a) Pengertian
yang dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika
yang dinas pada tim tersebut hanya satu orang, maka pre
PJ tim.
b) Tujuan
c) Pelaksanaan
2. Post conference
a) Pengertian
b) Tujuan
c) Pelaksanaan
d) Kegiatan :
berikutnya.
d. Ronde Keperawatan
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor,
anggota tim.
(Hidayah,2014).
e. Pendelegasian
dipercayakan kepadanya.
kuantitas kerja.
f. Supervisi
g. Discharge planning
2005).
obatan dan instruksi khusus yaitu tanda dan gejala penyakit pasien.
b. Operan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Operan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait operandidominasi oleh tanggapan dalam kategori baik
dengan jumlah responden 7 (70%).
c. Ronde Keperawatan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Ronde Keperawatan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 4 40
Kurang 6 100
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait ronde keperawatandidominasi oleh tanggapan dalam
kategori kurang dengan jumlah responden 6 (60%).
d. Sentralisasi Obat
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Sentralisasi Obat
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 7 70
Kurang 3 30
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait sentralisasi obatdidominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 7 (70%).
e. Supervisi
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Supervisi
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait supervisididominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
f. Penerimaan Pasien Baru
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait
Penerimaan Pasien Baru di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji
Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 9 90
Kurang 1 10
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait penerimaan pasien barudidominasi oleh tanggapan
dalam kategori Baik dengan jumlah responden 9 (90%).
g. Pendokumentasian
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Pendokumentasian
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 10 100
Kurang 0 0
Total 100 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait pendokumentasiandidominasi oleh tanggapan dalam
kategori baik dengan jumlah responden 10 (100%).
d. M4 (Money) Keuangan
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Keuangan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 6 60
Kurang 4 40
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait keuangandidominasi oleh tanggapan dalam kategori Baik
dengan jumlah responden 6 (60%).
e. M5 (Mutu Layanan)
Distribusi Frekuensi Tanggapan Perawat Terkait Mutu Layanan
di Ruangan Baji Dakka RSUD Labuang Baji Makassar
Kriteria Frekuensi (f) Presentase (%)
Baik 3 30
Kurang 7 70
Total 10 100
Sumber : Data Primer, 2020.
Interpretasi: Data yang diperoleh menunjukkan bahwa tanggapan
perawat terkait mutu layanandidominasi oleh tanggapan dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
B. Analisa SWOT
Strenghts Weakness Opportunities Threats
M1:
M2:
- Data primer yang Masih terdapat Tersedianya sarana -Persaingan
didapatkan dengan tanggapan perawat dan prasarana pelayanan RS yang
menggunakan survey terkait sarana dan pendukung semakin kuat
online ditemukan prasarana dalam -Adanya tuntutan
tanggapan perawat terkait kategori kurang tinggi dari
sarana dan prasarana yakni 20 % masyarakat perihal
dalam kategori baik yakni kelengkapan sarana
80 % dan prasarana
M3:
1. MAKP
Data yang diperoleh dengan Sebagian perawat Adanya keinginan Adanya tuntutan
menggunakan survey online memiliki tanggapan bidang keperawatan tinggi dari
didapatkan tanggapan kurang terkait model dalam masyarakat perihal
perawat terkait model asuhan keperawatan pengembangan kualitas pelayanan
asuhan keperawatan profesional yakni standar asuhan keperawatan
profesional dalam kategori sebanyak 50 % keperawatan yang
baik yakni 50 %. lebih baik
2. Operan
5. Supervisi
6. Discharge Planning
7. Pendokumentasian
M4:
Terdapat tanggapan perawat Sebagian perawat - Sebagian besar Adanya tuntutan
terkait keuangan yang masih memiliki kebutuhan ruangan tinggi dari
mengatakan baik sebesar tanggapan baik sudah terpenuhi. masyarakat perihal
60% yakni sebesar 40 %. - Adanya anggaran kelengkapan sarana
untuk memenuhi dan prasarana
kebutuhan ruangan ruangan.
M5:
C. Identifikasi Masalah
1. M1
Tidak ada masalah
2. M2
Tidak ada Masalah
3. M3
a. Sebagian perawat memiliki tanggapan kurang terkait model asuhan
keperawatan profesional yakni sebanyak 50 %
b. Data yang didapatkan tanggapan perawat terkait ronde keperawatan
didominasi dengan kategori kurang yakni sebesar 60 %.
c. Tanggapan perawat terkait Supervisi didominasi oleh tanggapan dalam
kategori kurang yaitu sebesar 70%
4. M4
Tidak ada masalah
5. M5
a. Tanggapan perawat terkait mutu layanan didominasi oleh tanggapan
dalam kategori kurang yaitu sebesar 70%
D. Perumusan masalah
Alternatif Penyelesaian
No Data Masalah
Masalah
Sebagian perawat memiliki Metode asuhan Pemaparan materi
tanggapan kurang terkait model keperawatan tentang penerapan Model
1 asuhan keperawatan profesional
yakni sebanyak 50 % professional Asuhan Keperawatan
belum optimal Profesional (MAKP)
2 Data yang didapatkan tanggapan Ronde Pemaparan materi
perawat terkait ronde keperawatan keperawatan tentang penerapan ronde
didominasi dengan kategori
kurang yakni sebesar 60 %. kurang optimal keperawatan
3 Tanggapan perawat terkait Supervisi kurang Pemaparan materi
Supervisi didominasi oleh optimal tentang penerapan
tanggapan dalam kategori kurang
yaitu sebesar 70% supervise keperawatan
No Masalah manajemen A B C D E F G H I J K L M N
1 Metode asuhan keperawatan professional 2 4 5 4 5 3 3 3 3 4 5 3 44 4
belum optimal
2 Ronde keperawatan kurang optimal 3 4 5 4 5 3 3 3 3 4 5 3 45 3
3 Supervisi kurang optimal 4 4 5 4 5 3 3 3 3 4 5 3 46 2
4 Mutu pelayanan kurang optimal 4 4 5 4 5 3 3 3 5 4 5 3 48 1
KETERANGAN:
Keterangan bobot:
A : Risiko terjadi H : Waktu
B : Risiko parah I : Dana 1. Sangat Rendah
C : Potensial untuk pelatihan J : Fasilitas kesehatan 2. Rendah
3. Cukup
D : Minat perawat K : sumber daya 4. Tinggi
E : Mungkin diatasi L : sesuai dengan peran perawat 5. Sangat Tinggi
F : Sesuai program M : Skor total
G : Tempat N : Urutan prioritas
F. POA (Planning Of Action)
2. Supervisi kurang optimal Mengetahui Memaparkan materi Peningkatan Awal Desember 2020
DO: pentingnya terkait penerapan, penerapan supervisi (tentative)
Tanggapan perawat terkait penerapan supervisi supervisi kepada
Supervisi didominasi oleh perawat yang
tanggapan dalam kategori kurang bertugas di ruangan
yaitu sebesar 70% baji dakka dengan
menggunakan media
ppt/video
3. Ronde keperawatan kurang optimal Mengetahui Memaparkan materi Peningkatan Reski Desember 2020
DO: pentingnya terkait penerapan penerapan ronde (tentative)
Data yang didapatkan tanggapan penerapan ronde ronde keperawatan keperawatan
perawat terkait ronde keperawatan keperawatan kepada perawat yang
didominasi dengan kategori kurang bertugas di ruangan
yakni sebesar 60 %. baji dakka dengan
menggunakan media
ppt/video
4. Metode asuhan keperawatan Mengetahui Memaparkan materi Peningkatan Devy Desember 2020
professional belum optimal pentingnya terkait metode asuhan penerapan metode (tentative)
DO: penerapan metode keperawatan asuhan keperawatan
Sebagian perawat memiliki asuhan keperawatan profesional kepada profesional
tanggapan kurang terkait model profesional perawat yang
asuhan keperawatan profesional bertugas di ruangan
yakni sebanyak 50 % baji dakka dengan
menggunakan media
ppt
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisis Kesenjangan teori dan penyelesaian
Dari hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Profesi Ners
UIN Alauddin Makassar dengan menggunakan survey online didapatkan
beberapa masalah. Setelah dianalisis dan mempertimbangkan kemampuan
kelompok, maka kelompok memutuskan untuk mengatasi beberapa
masalah diruang perawatan baji dakka RSUD Labuang Baji Makassar
yakni rende keperawatan masi belum optimal serta supervisi masih kurang
optimal dan mutu pelayanan kurang optimal.
Adapun gambaran masalah fungsi manajemen keperawatan profesional
yang diintervensi mahasiswa dan kinerja kelompok adalah:
1. M3
a. Ronde Keperawatan
Masalah yang ditemukan pada M2 adalah terkait ronde
keperawatan berdasarkan hasil survey online yang didapatkan
tanggapan perawat terkait ronde keperawatan didominasi oleh dalam
kategori kurang dengan jumlah responden 6 (60%).
Untuk mengatasi masalah tersebut alternatif penyelesaian masalah
yang akan dilakukan adalah pemaparan materi terkait ronde
keperawatan.
Dalam teori keperawatan ronde keperawatan merupakan suatu
kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatka untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada
kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor,
kepala ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan
seluruh anggota tim.
b. Supervisi
Masalah yang ditemukan pada M2 adalah terkait supervisi
berdasarkan hasil survey online yang didapatkan tanggapan perawat
terkait supervisi didominasi oleh dalam kategori kurang dengan
jumlah responden 7 (70%).
Untuk mengatasi masalah tersebut alternatif penyelesaian masalah
yang akan dilakukan adalah Pemaparan materi terkait supervisi
Supervisi adalah melakukan pengamatan secara langsung dan
berkala oleh atasan terhadap pekerjaan yang dilaksanakan oleh
bawahan untuk kemudian apabila ditemukan masalah, segera
diberikan petunjuk atau bantuan yang bersifat langsung guna untuk
mengatasinya.
2. M5
a. Mutu Layanan
Masalah yang ditemukan pada M5 adalah terkait mutu layanan
berdasarkan hasil survey online yang didapatkan tanggapan
perawat terkait mutu layanandidominasi oleh dalam kategori
kurang dengan jumlah responden 7 (70%).
Untuk mengatasi masalah tersebut alternatif penyelesaian
masalah yang akan dilakukan adalah Pemaparan materi tentang
pentingnya mutu pelayanan
Mutu asuhan keperawatan yang baik apabila semua tugas yang
dilimpahkan dapat dijalankan dengan baik. Tanggung jawab kepala
ruangan yang baik dilakukan dalam hal perencanaan,
pengorganisasia,pengarahan, dan pengawasan (Hidayah,2014).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Dilakukan pengkajian dengan menggunakan survey online di ruang
perawatan baji dakka RSUD Labuang Baji Makassar
2. Responden yang mengisi google form adalah sebanyak 10 responden.
3. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan pertanyaan yang telah di
berikan oleh pihak institusi.
B. Saran
1. Bagi rumah sakit
Diharapkan hasil praktek proses ronde keperawatan, supervisi di ruang
perawatan baji kamase RSUD Labuang Baji Makassarmampu menjadi
masukan dalam penyusunan dan penerapan konsep manajemen serta
untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan laporan ini dapat menjadi acuan dan referensi bagi
mahasiswa-mahasiswa terkait dengan proses rende keperawatan,
supervise dan peningkatan mutu pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA