PENDAHULUAN
Bab ini menjelaskan tentang tahapan proses pengkajian yang meliputi pengumpulan
data, analisis SWOT, identifikasi dan prioritas masalah.
2.1 Orientasi Ruangan
A. Visi RSUD SK.Lerik Kota Kupang
“Terwujudnya Rumah Sakit yang Mandiri dengan pelayanan Paripurna dan Menjadi
Kebanggaan Bagi Masyarakat Kota Kupang”
B. Misi RSUD SK.Lerik Kota Kupang
1. Memberikan Pelayanan yang baik, benar, tepat waktu dan tepat sasaran.
2. Mewujudkan Pelayanan Kesehatan yang Profesional, berkualitas dan terjangkau
serta di landasi oleh KASIH.
3. Mewujudkan Pengelolaan Rumah Sakit yang Profesional, transparan dan
Akuntabel.
4. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia.
C. MottoRSUD SK.Lerik Kota Kupang
Motto RSUD SK.Lerik Kota Kupang adalah “ Melayani dengan Kasih ’’
2.2 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan pada hari Rabu,16 Maret 2022meliputi data M1 (Man), M2
(Materials), M3 (Method), M4 (Money), dan M5 (Mutu). Data yang didapat dianalisis
menggunakan analisis SWOT sehingga ditemukan beberapa prioritas masalah.
A. Struktur Organisasi Ruangan
Ruang Neonatologi dipimpin oleh kepala ruangan dan dibantu oleh wakil kepala
ruangan, 15 perawat pelaksana, 2 TPP (Tenaga Pembantu Perawat) serta 2 orang yang
bertugas sebagai pekarya rumah tangga, dan 1 orang administrasi. Adapun struktur
organisasi di ruang Neonatonologi.
Secara teori, bagan struktur organisasi dapat disusun dengan bentuk sebagai
berikut:
Perawat primer
Pasien/Klien
Pasien/ Klien
B. JUMLAH TENAGA
Jumlah tenaga keperawatan di Ruang Neonatonologi RSUD SK. Lerik kota
kupang terdiri dari 15 orang dan non keperawatan terdiri dari 2 orang.Saat ini, terdapat
sejumlah 10 orang mahasiswa yang berdinas dari STIKes Maranatha yang sedang
melaksanakan Praktika Manajemen Keperawatan.
Tabel 2.1 Komposisi Ketenagaan Keperawatan Ruang Garuda RSUD. SK. Lerik Kota Kupang Per Maret 2022
Nama L/P Pangkat Riwayat Pekerjaan Riwayat Pelatihan Agama Alamat Keterangan
(Gol) Pendidikan
(Tahun Lulus)
Maria Imelda, S.Kep.,Ns. P III C Puskesmas Pasir S.Kep.,Ns PPGD/ Katolik Naimata, Kepala Ruang
panjangTahun 2006-2010 Tahun 2021 MTBS 081xxxx Neonatonologi
RSUD SK.Lerik
Tahun 2010 sampaisekarang
Lidia T NawoS.Kep.,Ns P III C PuskesmasPasir Panjang S.Kep.,Ns Kanguru Katolik Jl.Prof.W.z Wakil
Tahun 2006-2010 Tahun 2021 Johanes Kepala Ruang
RSUD SK.Lerik Kupang Neonatonologi
Tahun 2010 sampaisekarang 082xxxx
TrymuharniWulandariAmd., P IIIB RSB Tahun 2008-2010 Amd. Kep Kanguru Islam Kuanino. TrymuharniWula
Kep RSUD SK.Lerik Tahun 2008 Asrama TNI ndariAmd.,Kep
Tahun 2010 sampaisekarang AD
082xxx
LusianaMotckaAmd.Kep P III C RSUD SK.LerikTahun 2010 Amd. Kep Ponek Kristen Oetalo Ketua Tim
sampaisekarang Tahun 2009 Protestan 082xxx
EdelTrudis E. Yosi, Amd. P III C RSUD. Prof Amd. Kep - Kristen Liliba PerawatPelaksana
Kep D.rW.ZJohaneKupang Tahun 2004 Protestan 082xxx
Tahun 2004-2006
PuskesmasPasir Panjang
Tahun 2006-2010
RSUD SK.LerikTahun 2010
sampaisekarang
DelisiaIkun, Amd. Kep P - Puskesmas Kaputu Malaka Amd. Kep - Katolik Jl. Bajawa PerawatPelaksana
Tahun 2010-2014 Tahun 2010 082xxx
RSUD SK.Lerik
Tahun 2016 sampaisekarang
MartaliaTarigan, Amd. Kep P III B Klinik Medan Amd. Kep - Kristen Matani PerawatPelaksana
Tahun 2002-2003 Tahun 2001 Protestan 081xxx
RS. Azara Bogor
Tahun 2003-2004
RSUD SK.Lerik
Tahun 2010sampaisekarang
Dafrosa O. Ola, Amd. Kep P - RSUD SK.LerikTahun 2015 Amd. Kep - Katolik Jl. Tamrin PerawatPelaksana
sampaisekarang Tahun 2014 081xxx
Jasinta A. Soares, Amd. P II C RSUD. Prof Amd. Kep - Katolik Oesapa Selatan PerawatPelaksana
Kep D.rW.ZJohaneKupang Tahun 2012 082xxx
Tahun 2013-2019
RSUD SK.Lerik
Tahun 2019 sampaisekarang
Tabel 2.2 Daftar Jenjang Karir Keperawatan Ruang Garuda RSUD. SK. Lerik Per Maret 2022.
No Nama Pendidikan Lama Kerja Klasifikasi PK
1 Maria Imelda, S.Kep.,Ns. S.Kep.,Ns 11 Tahun III C
Tabel 2.3 Komposisi Ketenagaan Non Keperawatan Ruang Garuda di RSUD SK. Lerik Kota
Kupang pada Maret 2022
C. Pengaturan ketenagaan
Berikut akan dipaparkan penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di ruang rawat inap
dengan menggunakan rumus Departemen Kesehatan (Depkes), Metode Gillies, dan
Metode Douglas (1984).
1) Perhitungan berdasarkan rumus Depkes (2011)
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja yang ada di rumah
sakit.Secara garis besar terdapat pengelompokan unit kerja di rumahsakit salah satunya
adalah ruang rawat inap. Cara penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan menurut
Depkes (2011) berdasarkan: tingkat ketergantungan pasien, jumlah perawatan yang
diperlukan /hari /pasien, jam perawatan yang diperlukan /ruangan /hari, dan jam kerja
efektif tiap perawat 8 jam /hari.
a) Penghitungan tenaga ruang Garuda
Berdasarkan data pada hariSelasa15 Maret 2022 pada ruang Garuda dengan jumlah
pasien 20 orang
Jumlah jam perawatan pasien
(a) Perawatan langsung
(1) Minimal care = 14 x 2 jam = 28 jam
(2) Partial care = 4 x 3 jam = 12 jam
(3) Total care= 2 x 6 jam = 12 jam
(b) Perawatan tidak langsung : 12 x 30 menit = 360 menit = 6 jam
(c) Pendidikan kesehatan 15 menit : 12 x 0.25 jam = 3 jam
(1) Total jam perawatan yang dibutuhkan
Total = 1 + 2 + 3 = 28 + 12 + 12 = 52 + 6 + 3 = 61𝐽𝑎𝑚
Total = 1 + 2 + 3 = 28 + 12 + 12 = 52 + 6 + 3 = 61𝐽𝑎𝑚
(7) Jumlah tenaga yang dibutuhkan :
(8+ 2 + 9) = 19 orang
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan pada Ruang Garuda menurut Depkes
(2011) adalah 19 orang.
b) Pasien kelolaan
Berdasarkan data pada hariSelasa, 15Maret 2022 pada pasien kelolaan dengan jumlah pasien
20 orang, BOR 100 %.
Jumlah jam perawatan pasien:
(1) Perawatan langsung
(a) Minimal care = 14 x 2 jam = 28 jam
(b) Partial care = 4x 3 jam = 12 jam
(c) Total care = 2 x 6 = 12 jam
(2) Perawatan tidak langsung : 10 x 30 menit = 300 menit = 5 jam
(3) Pendidikan kesehatan 15 menit : 10 x 0.25 jam = 3 jam
(a) Total jam perawatan yang dibutuhkan;
1 + 2 + 3 = 28 + 12 + 12 + 5 + 3 = 60 𝑗𝑎𝑚
(52 + 12 + 16) × 15
= 4,21 = 4 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
285
80𝑥10
Jumlah tenaga lepas dinas perhari: = 2,80= 3 orang
285
2. Anemia 15,33 %
3. LNH 12,25%
4. Sepsis 10,71 %
7. Pneumonia 6,97%
9. Thalasemia 5,87%
Pada periode bulan bulan Januari 2022 – Februari 2022 penyakit terbanyak di Ruang Garuda
adalah Kemoterapi DBD (20,03%).
F. Alur pasien masuk
Gambar dibawah menunjukkan tentang alur penerimaan pasien di Ruang Garuda RSUD
SK. Lerik Kota Kupang. Alur pasien masuk ke Ruang Garuda dapat melalui beberapa alur,
diantaranya adalah dari IGD. Pasien dengan keadaan umum baik dan sesuai dengan kriteria
ruangan (penyakit dalam khusus laki-laki), dapat langsung masuk ke Ruang Garuda. Bila
pasien dari IRJ, untuk mendapatkan perawatan di ruang Garuda harus terlebih dahulu
mengurus status pasien rawati nap di GDC dan mengurus BPJS maupun Askes di
pengendali. Sebelum dipindahkan keruangan Garuda, perawat harus mengsisi form
komunikasi antar unit pelayanan.
Pasien
IGD IRJ
MRS
Instalasi Pemula
saran Jenasah
Menurut perhitungan BOR pada tanggal 15Maret 2022 shift pagi sebesar 27,5%,
shift sore 27,5% %, dan shift malam 27,5%.
Tabel 2.10 Jumlah Tempat Tidur Pasien Pre Kelolaan di Ruang Garuda RSUD SK.
Lerik Kota Kupang 15 – 16 Maret 2022
No. Shift Jumlah Bed BOR
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah tempat tidur, toilet, dan jumlah kamar
mandi berdasarkan standart Kepmenkes No 1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Di Rumah Sakit yang menyatakan bahwa setiap penambahan 10
tempat tidur harus ditambah 1 toliet & 1 kamar mandi. Di ruang Neonatologi RSUD.
S.K.Lerik Kupang sudah memiliki toilet dan kamar mandi, sebanyak 5.
Di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang terdapat 15 Perawat dengan 4 kamar
mandi sekaligus toilet. Fasilitas toilet Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang sudah terpelihara
dengan bersih dan selalu dibersihkan minimal 1 kali sehari. Di bawah ini merupakan tabel
perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet berdasarkan Kepmenkes No
1204/Menkes/SK/X/2004.
Tabel 2.18 Indeks Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan Jumlah
Kamar Mandi (Kepmenkes 2004)
No Jumlah karyawan Jumlah toilet Jumlah kamar mandi
1 1 s/d 20 1 1
2 21 s/d 40 2 2
3 41 s/d 60 3 3
4 61 s/d 80 4 4
5 81 s/d 100 5 5
Note Setiap penambahan 20 karyawan harus ditambah 1 toilet dan 1 kamar
mandi
Sumber: Data Primer Tahun 2022
Sesuai dengan tabel indeks perbandingan jumlah karyawan dengan jumlah toilet dan
jumlah kamar mandi berdasarkan standart Keputusan Menteri Kesehatan No
1204/Menkes/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Di rumah Sakit,
menunjukkan bahwa ruang Garuda RSUD S. K. Lerik sudah memenuhi standart tentang
jumlah karyawan, toilet dan kamar mandi yaitu sejumlah 2.
3. Peralatan dan Fasilitas
a. Peralatan medis di ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang
Tabel 2.19 Peralatan Medis di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang (Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Nomor 340/MENKES/III/2010)
No Jenis alat Jumlah Jumlah ideal Kondisi Usulan
1 ECG 1 5/ruangan Baik Ditambah 4
2 Suction 2 4/ruangan Baik Ditambah 2
3 Nebuleser 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
4 Ambubag 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
5 Standar infuse 12 30/ruangan Baik Ditambah 18
6 Gunting verban 3 2/ruangan Baik -
9 Termometer 2 5/ruangan Kurang Ditambah 3
10 Tensi meter 2 5/ruangan Baik Ditambah 1
11 Stetoskop 4 5/ruangan Baik Ditambah 1
12 Bengkok stenlis 3 5/ruangan Baik Ditambah 3
13 Infus pump 2 5/ruangan Baik Ditambah 3
14 Kursi roda 2 5/ruangan Baik Ditambah 3
15 Kereta injeksi 1 3/ruangan Baik Ditambah 2
16 Oxigen kecil 1 5/ruangan Kurang Ditambah 3
17 Bak injeksi stenlis 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
18 Bak instrument 1 2/ruangan Kurang Ditambah 1
20 Gliseri spuit 3 2 Baik -
21 Cuching 5 5 Baik -
25 Kulkas darah 1 1/rungan Baik -
26 Timbangan 1 4/ruangan Baik Ditambah 3
27 Rak Obat 1 1/ruangan Baik -
28 Kereta obat 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
29 Troli Emergency 1 2/ruangan Baik Ditambah 1
Sumber: Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang 2022
Berdasarkan data di atas peralatan medis di ruang neonatologi sudah cukup baik
sesuai dengan standar Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes
RI) Nomor 340/MENKES/III/2010, namun perlu beberapa alat yang ditambah seperti
b. Sarana dan prasarana di Ruang Neonatologi RSUD. S.K.Lerik Kupang
Tabel 2.20 Sarana dan Prasarana di Ruang Garuda RSUD. S.K.Lerik Kupang
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Nomor 340/MENKES/III/2010)
NO JENIS ALAT JUMLAH YANG TERSEDIA JUMLAH IDEAL KONDISI USULAN
9 Perlak 20 20 Baik -
26 Kursi 20 20 Baik -
Alkes
Intubasi Set
Consumable
2 NGT 12 0 1 - Ditambah 1
3 NGT 14 0 1 - Ditambah 1
4 NGT 16 0 1 - Ditambah 1
5 NGT 18 0 1 - Ditambah 1
9 IV canula 16 1 2 - Ditambah 1
10 IV canula 18 1 2 - Ditambah 1
11 IV canula 22 1 2 - Ditambah 1
12 IV canula 24 1 2 - Ditambah 1
13 IV canula 26 0 2 - Ditambah 2
20 Spuit 3 ml 5 8 Baik -
21 Spuit 5 ml 5 6 Baik -
22 Spuit 10 ml 5 5 Baik -
23 Spuit 25 ml 0 3 Baik -
25 Elektroda 0 1 Baik -
Cairan
1 Gelofusin 0 2 - Ditambah 2
2 Kcl 25 ml 0 5 Baik -
3 Koloid 0 3 - Ditambah 3
(Hemacel/HES)
7 NaBic 25 ml 0 5 - Ditambah 5
9 Ns 25 ml 0 5 - Ditambah 5
10 RL 500 ml 1 5 Baik -
Emergency Drugs
1 Adrenaline 5 - Baik -
7 D40% 25 ml 0 - - Ditambah
11 Diazepam 5 Baik -
18 Heparin 0 - - Ditambah
20 Lidocain 2% 20 5 - Baik -
mg/ml inj
25 Norepinephrine 4 mg 0 - - Ditambah
inj
30 Oksitosin 0 - - Ditambah
Berdasarkan hasil angket di atas dengan jumlah responden 15 orang perawat, 100%
responden menjawab lokasi dan denah ruangan sudah baik, 100% tidak berancana untuk
merenovasi, sarana dan prasarana perawatan diruangan sudah sesuai standart untuk merawat
pasien 95%, jumlah alat yang tersedia sesuai dengan rasio pasien (sesuai standar) 93%, 93%
perawat mengerti cara menggunakan semua alat-alat perawatan, administrasi penunjang
yang dimiliki sudah memadai 90%.
JAWABAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK
1 Apakah anda memahami MAKP ? 100 % -
2 Apakah anda mengetahui uraian tugas anda ? 100 % -
3 Apa model asuhan keperawatan yang digunakan di 100 % -
ruangan sudah sesuai dengan visi dan misi ruangan
?
4 Apakah anda mengerti/memahami model asuhan 90 % 10 %
keperawatan yang digunakan ruangan saat ini ?
5 Berdasarkan Rasio perbandingan jumlah tenaga dan 100 % -
pasien model asuhan keperawatan tim yang
dilakukan diruangan sudah sesuai ?
6 Apakah model asuhan keperawatan yang digunakan - 100 %
saat ini memberikan beban kerja dan menyulitkan
bagi anda (perawat) ?
7 Apakah tugas anda sudah sesuai dengan model 100 % 0%
asuhan keperawatan yang diterapkan diruangan ?
Sumber Data: data Primer 2022
Dari hasil pengkajian yang kami lakukan menggunakan angket didapatkan hasil
perbedaan persepsi mengenai model asuhan keperawatan yang digunakan di ruangan
Garuda antara perawat.
B. Timbang Terima
Timbang terima pasien merupakan teknik atau cara untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien (Nursalam, 2014).
Timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan sebelum pergantian shift.
Selain laporan antar shift, dapat disampaikan juga informasi-informasi yang berkaitan
dengan rencana kegiatan yang telah atau belum dilaksanakan. (Nursalam, 2011)
Hal-hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah Situation,
Background, Assessmentdan Recommendation.
Situation
Background
Riwayat Keperawatan
Gambar 2.3 Diagram Alur Timbang Terima (Nursalam, 2014)
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada perawat Ruang Garuda pada
tanggal 15 - 16 Maret 2022, pelaksanaan timbang terima di Garuda dilakukan 3 kali
dalam sehari yaitu pada pergantian shift pagi ke shift sore (pukul 14.00), shift sore ke
shift malam (pukul 21.00), dan shift malam ke shift pagi (pukul 07.30). Pada shift pagi,
timbang terima dipimpin oleh Kepala Ruangan dan dihadiri oleh seluruh perawat yang
berkepentingan. Persiapan yang dilakukan sebelum kegiatan timbang terima
berlangsung yaitu buku operan yang berisi catatan perkembangan pasien. Proses
timbang terima di awali dengan pembukaan oleh Kepala Ruangan dilanjutkan dengan
pelaporan kondisi pasien yang dibacakan oleh perawat yang bertugas pada saat itu
kepada perawat yang akan bertugas pada shift berikutnya.
Kondisi pasien dibacakan satu-persatu dan komunikasi yang digunakan oleh
perawat sebagian besar sudah menggunakan SBAR yang meliputi S (Situation) yaitu
identitas pasien, keluhan utama dan masalah keperawatan sudah didokumentasikan
namun terkadang masih terlewatkan untuk disampaikan secara lisan. B (Background)
adalah perkembangan pasien saat ini, riwayat pembedahan, dan alat invasive yang
terpasang serta program cairan. A (Assesment) meliputi keadaan umum dan vital sign
klien. R (Recommendation) meliputi rencana pengobatan atau terapi yang akan
dilakukan dan yang perlu dilanjutkan untuk klien.
Apabila masalah belum terselesaikan maka didiskusikan kembali tindakan
selanjutnya untuk menyelesaikan masalah. Kegiatan timbang terima ditutup dengan
validasi pada pasien yaitu berkeliling dari satu pasien ke pasien yang lain, dimana
perawat menanyakan langsung pada beberapa pasien tentang apa yang dirasakan atau
keluhan. Diskusi tentang keadaan pasien terutama mengenai keluhan utama dan
memfokuskan pada intervensi medis yang akan dilakukan pada hari itu. Terkadang pada
beberapa pasien juga diberikan health education ataupun pemberian motivasi secara
singkat. Pelaksanaan timbang terima shift siang dan malam kurang lebih sama dengan
shift pagi, hanya saja timbang terima dilakukan secara individu antar perawat dengan
cara validasi langsung ke pasien. Hal-hal yang disampaikan antara lain kondisi pasien
saat itu, rencana intervensi dan terapi yang telah dan akan dilakukan.
Hasil kegiatan timbang terima yang telah dilakukan di ruangan kemudian
didokumentasikan ke dalam buku khusus (buku operan), dimana di dalam buku tersebut
terdapat tanda tangan perawat di akhir penulisan. Dalam buku khusus (operan) juga
disertakan jumlah seluruh pasien, jumlah pasien yang KRS jumlah pasien yang MRS
serta BOR.
Tabel. M3.2Timbang Terima
JAWABAN
NO PERTANYAAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
1 Apakah kegiatan overan 96 % 4% 0%
dipimpin oleh katim/kepala
ruangan ?
2 Apakah overan dilaksanakan 96 % 4% 0%
setiap waktu/shift ?
3 Apakah overan selalu dihadiri 96 % 4% 0%
oleh semua anggota shift yang
akan bertugas dan yang akan
pulang ?
4 Apakah dalam pelaksanaan 73 % 27 % 0%
overan ada interaksi yang
berlangsung antara pasien dan
petugas ?
5 Apakah masalah yang 100 % 0% 0%
disampaikan dalam overan
berfokus paada masalah
keperawatan pasien ?
Sumber Data: data Primer 2022
Hasil wawancara mengenai proses timbang terima disampaikan bahwa prinsip
timbang terima sudah sesuai dengan prosedur timbang terima, yaitu semua pasien yang
dirawat dioverkan dan dilanjutkan dengan validasi ke pasien, data yang disampaikan
sudah sesuai, serta masalah keperawatan sudah benar. Walaupun sebagian perawat
menyatakan operan tidak dilakukan 3kali, overan belum optimal dari pelaksanaan
timbang terima yaitu timbang terima shift siang dan malam dilakukan secara individu
antar perawat dengan cara validasi langsung dari satu pasien ke pasien lain membawa
buku laporan overan.
C. Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan merupakan suatu sarana bagi perawat baik perawat primer
maupun perawat associate untuk membahas masalah keperawatan dengan melibatkan
klien dan seluruh tim keperawatan termasuk konsultan keperawatan. Ronde
keperawatan juga merupakan suatu proses belajar bagi perawat dengan harapan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Kepekaan dan cara berpikir
kritis perawat akan tumbuh dan terlatih melalui suatu transfer pengetahuan dan
pengaplikasian konsep teori secara langsung pada kasus nyata (Nursalam, 2014).
Ronde keperawatan merupakan proses interaksi antara pengajar dan perawat atau
siswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Ronde keperawatan dilakukan oleh
teacher nurse atau head nurse dengan anggota stafnya atau siswa untuk pemahaman
yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien (Clement, 2011).
Peningkatan mutu asuhan keperawatan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan
perkembangan iptek maka perlu pengembangan dan pelaksanaan suatu model asuhan
keperawatan profesional yang efektif dan efisien (Nursalam, 2014).
Tabel M3.3 Ronde Keperawatan
NO PERTANYAAN JAWABAN
YA TIDAK
1 Apakah sebagian besar perawat diruangan mengerti 93 % 7%
dengan ronde keperawatan ?
2 Apakah ruangan sudaah mendukung adanya rone 93 % 7%
keperawatan ?
3 Apakah ronde keperawatan dilaksanakan setiap 1 bulan 33 % 67 %
secara rutin ?
4 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan dapat membantu 86 % 14 %
mencegah masalah yang dialami pasien ?
5 Apakah pelaksanaan ronde keperawatan di ruangan 26 74 %
sudah optimal ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat ruang Garuda didapatkan
bahwa ruang Garuda mendukung untuk dilakukan ronde keperawatan. Ronde
keperawatan merupakan suatu kegiatan dalam mengatasi masalah keperawatan pasien
yang dilaksanakan disamping pasien, membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat primer, kepala ruangan, perawat
associate serta melibatkan seluruh anggota tim. Namun demikian, di ruang Garuda
dalam 1 bulan tidak dilakukan ronde keperawatan 67%, dan 74 % pelaksanaan ronde
keperawatan di ruangan tersebut belum optimal menurut keterangan perawat dalam
angket yang kami berikan pada tanggal 14-26 Maret 2022.
D. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang akan
diberikan kepada pasien diserahkan pengelolaan sepenuhnya oleh perawat (Nursalam,
2011). Sentralisasi adalah pengelolaan obat dimana seluruh obat yang diberikan pada
klien diserahkan sepenuhnya pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat
sepenuhnya dilakukan perawat. Penanggung jawab dalam pengelolaan adalah kepala
ruangan diserahkan operasional dapat didegasikan pada staf yang di tunjuk (PP). Tujuan
dari pengelolaan obat adalah menggunakan obat secara bijaksana dan menghindarkan
pemborosan, sehingga kebutuhan asuhan keperawatan pasien dapat terpenuhi.
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat merupakan salah satu peran
perawat sehingga perlu dilakukan dalam satu pola/alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar-benar dikontrol oleh perawat dan untuk meminimalisir resiko
kerugian baik material maupun nonmaterial. Upaya sistematik meliputi uraian terinci
tentang pengelolaan obat secara ketat oleh perawat, serta didukung peran keluarga untuk
mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
Dokter
Koordinasi dengan
perawat
Pasien/ Keluarga
Farmasi/ Apotik
Pasien/Keluarga
Pasien/Keluarga
Diserahkan keluarga ke AA
Rekam pemberian obat lembar 1,2 Rekam pemberian obat lembar 3,4
diberikan ke perawat diambil oleh AA
Perawat memberikan obat oral dan injeksi ke pasien sesuai dengan jam pemberian
Prosedur penerimaan obat di sore atau malam hari serta pada hari libur, dengan
kondisi Depo Farmasi Garuda tutup, maka prosedur pengambilan obat yaitu bagian depo
farmasi menyiapkan obat yang akan diberikan pada hari selanjutnya.
JAWABAN
NO PERTANYAAN SELALU KADANG- TIDAK
KADANG PERNAH
1 Apakah semua perawat sudah 100 % 0% 0%
melakukan sentralisasi obat ?
2 Apakah selama ini anda pernah 100 % 0% 0%
diberi wewenang didalam
sentralisasi obat ?
3 Apakah dalam pelaksanaan 100 % 0% 0%
sentralisasi obat perawat selalu
meminta persetujuan sentralisasi
obat atau keluarga ?
4 Apakah selama ini perawat selalu 100 % 0% 0%
menginformasikan obat yang telah
digunakan dan sisanya kepada
pasien / keluarga ?
5 Apakah terjalin kerja sama yang 100 % 0% 0%
baik ( serh terima obat ) antara
farmasi dan perawat ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat, sentralisasi obat sudah menjadi
wewenang farmasi. Depo farmasi Ruang Garuda melayani pasien selama hari aktif, dan
pada hari libur akan dilayani oleh Depo farmasi bersama lantai 2. Perawat hanya akan
menerima obat yang akan dimasukkan sesuai resep yang disiapkan oleh farmasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan petugas Depo Farmasi Ruang Garuda, obat
diserahkan pada perawat setiap hari pada pukul 07.00 WIB, 14.00 WIB, 19.00 WIB dan
21.00 WIB.
Berdasarkan hasil observasi, didapatkan data bahwa sentralisasi obat di Ruang
Neonatologi dilakukan oleh Depo Farmasi Ruang Garuda dengan didukung kerjasama
yang baik antara farmasi, dokter dan perawat. Format Rencana Pemberian Obat (RPO)
didokumentasikan secara berkesinambungan sesuai kebutuhan pasien, ada lembar serah
terima obat dari farmasi ke perawat, dan belum ada form serah terima obat dari perawat
ke pasien atau sebaliknya. Sarana dan prasarana yang mendukung yaitu terdiri atas
almari cairan infus, emergency kit, kulkas obat/insulin.
Sentralisasi obat sangat membantu perawat dalam mengatur pemberian obat pada
pasien. Dokter memberikan RPO setiap hari sesuai kebutuhan pasien dan petugas depo
farmasi akan mengecek persediaan obat pasien. Selama ini semua perawat melakukan
pengecekan dan pemberian obat kepada pasien setiap hari. Namun, untuk persiapan dan
penyimpanan obat masih dilakukan oleh petugas farmasi.
E. Supervisi Keperawatan
Secara teori, supervisi keperawatan adalah salah satu fungsi pokok manager
berupa proses pemberian sumber-sumber yang dibutuhkan perawat dalam
menyelesaikan tugas-tugasnya untuk pencapaian tujuan, meliputi:
1. Langkah-langkah supervisi
2. Prinsip supervisi
3. Peran dan fungsi supervisi
4. Tugas supervisi
5. Teknik supervisi.
Tabel M3. 5 Supervisi Keperawatan
JAWABAN
SELAL KADANG- TIDAK
NO PERTANYAAN U KADANG PERNA
H
1 Apakah kepala ruangan selalu 100 % - -
melakukan supervisi secara rutin ?
2 Apakah dalam pelaksanaan supervisi 100 % - -
selalu memberikan feed back kepada
perawat ?
3 Apakah supervisi yang dilakukan 100 % - -
diruangan membantu meningkatkan
kinerja perawat ?
4 Apakah sudah ada format dan 100 % - -
instrument yang lengkap untuk
supervisi diruangan ?
5 Apakah supervisi dilakukan secara 100% - -
rutin tiap bulan ?
6 Apakah supervisi dilakukan sesuai 100% - -
alur supervisi ?
7 Apakah ada follow up untuk setiap 50% 50 % -
hasil dari supervisor ?
8 Apakah anda pernah mendapatkan 50 % 50 % -
pelatihan dan sosialisasi tentang
supervisi ?
Sumber Data: data Primer 2022
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa perawat di ruang Garuda pada
tanggal 14-26 Maret 2022, seluruh perawat mengerti mengenai supervisi dan 50 %
perawat mengatakan sudah dilakukan supervisi dan mendapatkan pelatihan dan
sosialisasi mengenai supervisi. Selain itu hasil dari supervisi sebagian disampaikan
kepada perawat dan form supervisi telah sesuai dengan standar menurut perawat
Garuda.
F. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, dan tata tertib ruangan (Nursalam,
2011).
Tahapan Penerimaan Pasien Baru:
1. Tahap pra penerimaan pasien baru
2. Tahap pelaksanaan penerimaan pasien baru
3. Tahap pasca penerimaan pasien baru
KARU memberitahu PP akan ada pasien baru
PP menyiapkan :
1. Lembar pasien masuk RS
2. Buku status dan lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed Concent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru
Terminasi
Evaluasi
1. K, Na, Cl Rp 57.200
2. BUN Rp 20.000
3. Albumin-serum Rp 20.000
4. GDA Rp 20.000
6. Kalsium-serum Rp 22.000
7. Kreatinin-serum Rp 19.800
8. SGOT Rp 21.000
9. SGPT Rp 21.000
14 C4 Rp. 190.000
15 C3 Rp. 165.000
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang Ruang Neonatologi RSUD
S.K. Lerik
Tabel 2.22 Tarif Pemeriksaan Radiologi
NO Jenis Pemeriksaan Tarif
1. Pelvis Rp 103.000
2. Thorax Rp 103.000
Tanggal Total
No Variabel
19 20
1 Jumlah Pasien Plebitis 0 0 0
2 Jumlah pasien yang terpasang
0 0 0
iv cannule
Sumber : Data Primer Pengkajian pada Tanggal 15 – 16 Maret 2022
0
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑝𝑙𝑒𝑏𝑖𝑡𝑖𝑠 = × 100% = 0%
0
Tanggal
No Variabel Total
19 20
1 Jumlah Pasien dengan decubitus 0 0 0
2 Jumlah pasien yang beresiko 0 0 0
decubitus
Sumber : Data Primer Pengkajian pada Tanggal 15 – 16 Maret 2022
Tanggal
No Variabel Skor
15 16
1 Jumlah Pasien Jatuh 0 0 0
0
𝐴𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑘𝑒𝑗𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑒𝑛 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ = × 100% = 0%
5
80% Puas
70% 66,7%
60%
Cukup
50% Puas
40% 33,3%
30%
20%
Kurang
Puas
10% 0%
0%
Puas Cukup Puas Kurang Puas
Sumber : Data Sekunder Hasil Kuesioner Kepuasan Klien pada tanggal 15-16
Maret 2022
Pelaksanaan evaluasi kepuasan pasien yang telah dilakukan adalah dengan
menggunakan instrumen kepuasan pasien dari Nursalam (2002) yang berisi 20
soal pertanyaan berbentuk pilihan dengan jawaban “ya”, “kadang-kadang”, dan
”tidak”. Penilaian kepuasan dilakukan berdasarkan rentang prosentase yang
diadopsi dari kriteria Notoatmodjo, dimana <56% menunjukkan kurang puas,
56-75% menunjukkan cukup puas, dan 75-100% menunjukkan puas. Hasil
pengkajian berdasarkan tabel 2.26 di Ruang Pandan I pada 11 responden dapat
disimpulkan bahwa 8 pasien (66,7%) responden menunjukkanpuas, sedangkan
4 pasien (33,3%) menunjukkan cukuppuas. Ketidakpuasan pasien terlihat pada
pernyataan antara lain perawat tidak memperkenalkan diri kepada pasien,
perawat tidak menjelaskan dimana tempat-tempat yang penting untuk
kelancaran perawatan (kamar mandi, ruang perawat, tata usaha, dan lain-lain).
Tabel 2.26 Tingkat Kepuasan pasien di Ruang Garuda tanggal 15 – 16 Maret 2022
No Tingkat Kepuasan Jumlah Pasien Persentase
1. Puas 7 Pasien 70 %
2. Cukup puas 3 Pasien 30 %
3. Kurang puas -
Total 10 Pasien 100%
dengan total 43 pasien. Dari perhitungan, didapatkan hasil rata-rata lama rawat inap