OLEH :
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah,
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan studi kasus dengan
judul “Laporan Seminar Kasus Pada Ny. Y Dengan Apendisitis Perforasi
Yang Mengalami Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Dasar, Nyeri Akut dan
risiko infeksi di Ruang Cendrawasih RSUD S.K LERIK KOTA KUPANG”
Laporan kasus seminar ini dalam penyusunannya mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan seminar kasus ini.
Harapan kami seminar kasus ini dapat menambah wawasan tentang pemberian
asuhan keperawatan pada pasien dengan Apendisitis, terutama pada pemenuhan
kebutuhan dasar pasien.
Kami penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kritik dan saran diperlukan guna penyempurnaannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.........................................................................................1
1.2. Tujuan................................................................................................................
1
1.3 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II
KONSEP TEORI
2.1 Konsep Dasar Penyakit Appendisitis.................................................................3
2.1.1 Definisi............................................................................................................3
2.1.2 Anatomi & Fisiologi Appendisitis..................................................................3
2.1.3 Etiologi............................................................................................................5
2.1.4 Patofisiologi....................................................................................................5
2.1.5 Klasifikasi.......................................................................................................6
2.1.6 Manifestasi Klinis...........................................................................................6
2.1.7 Pathway...........................................................................................................7
2.1.8 Penatalaksanaan Medis...................................................................................8
2.1.9 Komplikasi....................................................................................................10
2.2 Konsep Nyeri Akut..........................................................................................11
2.3 Risiko Infeksi...................................................................................................15
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian........................................................................................................17
3.2 Analisis data.............................................................................................17
3.3.Intervensi.................................................................................................17
3.4 Implementasi............................................................................................18
3.5 Evaluasi...................................................................................................18
BAB IV
LAPORAN KASUS
4.1 IDENTITAS PASIEN......................................................................................22
4.2 ANAMNESIS..................................................................................................22
4.3 PEMERIKSAAN FISIK..................................................................................23
4.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................................25
4.5 DIAGNOSIS....................................................................................................26
4.6 TERAPI MEDIK..............................................................................................26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................44
5.2 Saran.................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA................................................................................46-47
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan pada Ny.Y dengan Apendisitis
perforata yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar
nyeri akut dan Resiko Infeksi di Ruang Cendawasi di RSUD S.K
Lerik Kota Kupang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mampau melakukan pengkajian kasus Apendisitis perforata yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nyeri akut dan
Resiko infeksi
2. Mampau menegakkan diagnosis kasus Apendisitis perforata yang
mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nyeri akut dan
resiko infeksi
3. Mampau menyusun intervensi keperawatan pada kasus
Apendisitis perforata yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar nyeri akut dan resiko infeksi
4. Mampau melakukan implementasi keperawatan pada kasus
Apendisitis perforata yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar nyeri akut dan resiko infeksi
5. Mampau melakukan evaluasi keperawatan pada kasus
Apendisitis perforata yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar nyeri akut dan resiko infeksi
1.3 Manfaat
Laporan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan
memberikan manfaat bagi dunia keperawatan, dan bagi rumah sakit di
harapkan laporan ini dapat di jadikan Sebagai bahan masukan bagi pihak
Rumah Sakit dalam meningkatkan dan memudahkan pelayanan kesehatan
khususnya pada klien Post Operasi Laparatomi dengan indikasi Apendisitis
Perforata di Ruangan Cendrwasi RSUD S.K Lerik Kota Kupang.
1. 4 Manfaat teoritis
Mampu memnahami asuhan keperawatan atau teori dasar Apendisitis
perforata yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan dasar nyeri
akut dan resiko infeksi
1.5 Meningkatkan pemahaman mahasiswa profesi ners dengan kasus
Apendisitis perforata yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar nyeri akut dan resiko infeksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Appendiks adalah ujung seperti jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (94
inci), melekat pada sekum tepat di bawah katup ileosekal. Appendiks berisi makanan dan
mengosongkan diri secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif
dan lumennya kecil, appendiks cenderung menjadi tersumbat dan rentan terhadap infeksi
(Smeltzer,2002).
2.2 ETIOLOGI
Apendisitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada factor
prediposisi yaitu (Arifuddin, Salmawati, & Prasetyo, 2017):
a. Faktor yang tersering adalah obstruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini
terjadi karena:
1) Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebabterbanyak.
b. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli danStreptococcus
c. Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15-30 tahun
(remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid
pada masatersebut.
d. Tergantung pada bentukapendiks:
2.3 KLASIFIKASI
a. Apendisitis akut
Apendisitis akut adalah : radang pada jaringan apendiks. Apendisitis akut pada
dasarnya adalah obstruksi lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses infeksi
dari apendiks.
Penyebab obstruksi dapat berupa :
2) Fekalit
3) Benda asing
4) Tumor.
Adanya obstruksi mengakibatkan mucin / cairan mukosa yang diproduksi tidak dapat
keluar dari apendiks, hal ini semakin meningkatkan tekanan intra luminer sehingga
menyebabkan tekanan intra mukosa juga semakin tinggi. Tekanan yang tinggi akan
menyebabkan infiltrasi kuman ke dinding apendiks sehingga terjadi peradangan supuratif
yang menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks. Selain obstruksi, apendisitis juga
dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian menyebar secara
hematogenkeapendiks.
b. Apendisitis Purulenta (SupurativeAppendicitis)
Tekanan dalam lumen yang terus bertambah disertai edema menyebabkan
terbendungnya aliran vena pada dinding appendiks dan menimbulkan trombosis.
Keadaan ini memperberat iskemia dan edema pada apendiks. Mikroorganisme yang
ada di usus besar berinvasi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa
sehingga serosa menjadi suram karena dilapisi eksudat dan fibrin. Pada appendiks
dan mesoappendiks terjadi edema, hiperemia, dan di dalam lumen terdapat eksudat
fibrinopurulen. Ditandai dengan rangsangan peritoneum lokal seperti nyeri tekan,
nyeri lepas dititik McBurney,defansmuskuler,dan nyeri pada gerak aktif dan pasif.
Nyeri dan defans muskuler dapat terjadi pada seluruh perut disertai dengan tanda-
tanda peritonitis umum.
c. Apendisitis kronik
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi semua syarat
riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik apendiks
secara makroskopikdan mikroskopik, dan keluhan menghilang satelah apendektomi.
Kriteria mikroskopik apendiksitis kronik adalah fibrosis menyeluruh dinding
apendiks, sumbatan parsial atau total lumen apendiks, adanya jaringan parut dan
ulkus lama dimukosa, dan infiltrasi sel inflamasi kronik. Insidens apendisitis kronik
antara 1-5persen.
d. Apendissitis rekurens
Diagnosis rekuren baru dapat dipikirkan jika ada riwayat serangan nyeri
berulang di perut kanan bawah yang mendorong dilakukan apeomi dan hasil patologi
menunjukan peradangan akut. Kelainan ini terjadi bila serangn apendisitis akut
pertama kali sembuh spontan. Namun, apendisitis tidak perna kembali ke bentuk
aslinya karena terjadi fribosis dan jaringan parut. Resiko untuk terjadinya serangn
lagi sekitar 50 persen. Insidens apendisitis rekurens biasanya dilakukan apendektomi
yang diperiksa secara patologik.
e. Mukokel Apendiks
Mukokel apendiks adalah dilatasi kistik dari apendiks yang berisi musin akibat
adanya obstruksi kronik pangkal apendiks, yang biasanya berupa jaringan fibrosa.
Jika isi lumen steril, musin akan tertimbun tanpa infeksi. Walaupun jarang,mukokel
dapat disebabkan oleh suatu kistadenoma yang dicurigai bisa menjadi ganas.
Penderita sering datang dengan eluhan ringan berupa rasa tidak enak di perut kanan
bawah. Kadang teraba massa memanjang di regio iliaka kanan. Suatu saat bila terjadi
infeksi, akan timbul tanda apendisitis akut. Pengobatannya adalah apendiktomi.
f. Tumor Apendiks
Penyakit ini jarang ditemukan, biasa ditemukan kebetulan sewaktu
apendektomi atas indikasi apendisitis akut. Karena bisa metastasis ke limfonodi
regional, dianjurkan hemikolektomi kanan yang akan memberi harapan hidup yang
jauh lebih baik dibanding hanyaapendektomi.
g. Karsinoid Apendiks
Ini merupakan tumor sel argentafin apendiks. Kelainan ini jarang didiagnosis
prabedah,tetapi ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan patologi atas
spesimen apendiks dengan diagnosis prabedah apendisitis akut. Sindrom karsinoid
berupa rangsangan kemerahan (flushing) pada muka, sesak napas karena spasme
bronkus, dan diare ynag hanya ditemukan pada sekitar 6% kasus tumor karsinoid
perut. Sel tumor memproduksi serotonin yang menyebabkan gejala tersebut di atas.
Meskipun diragukan sebagai keganasan, karsinoid ternyata bisa memberikan residif
dan adanya metastasis sehingga diperlukan opersai radikal. Bila spesimen patologik
apendiks menunjukkan karsinoid dan pangkal tidak bebas tumor, dilakukan operasi
ulang reseksi ileosekal atau hemikolektomi kanan.
2.4 ANATOMI
2.5 PATOFISIOLOGI
Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut
akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus
dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga
menimbulkan nyeri di daerah kanan bawah. Keadaan ini disebut dengan apendisitis
supuratifakut. Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks
yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila
dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi.
2.6 MANIFESTASIKLINIK
Terdapat beberapa tanda dan gejala yang dapat muncul dari apendisitis yaitu
(Mansur & Arif, 2014):
a. Nyeri kuadran bawah terasa dan biasanya disertai dengan demam ringan,
mual, muntah dan hilangnya nafsu makan.
b. Nyeri tekan local pada titik McBurney bila dilakukantekanan.
g. Nyeri kemih, jika ujung appendiks berada di dekat kandung kemih atauureter.
i. Tanda Rovsing dengan melakukan palpasi kuadran kiri bawah yang secara
paradoksial menyebabkan nyeri kuadrankanan.
j. Apabila appendiks sudah ruptur, nyeri menjadi menyebar, disertai abdomen
terjadi akibat ileusparalitik.
k. Pada pasien lansia tanda dan gejala appendiks sangat bervariasi. Pasien
mungkin tidak mengalami gejala sampai terjadi ruptur appendiks.
Nama pemeriksaan Tanda dan gejala
Rovsing’s sign Positif jika dilakukan palpasi dengan tekanan
pada kuadran kiri bawah dan timbul nyeri pada
sisi kanan.
Psoas sign atau Obraztsova’s Pasien dibaringkan pada sisi kiri,kemudian
sign dilakukan ekstensi dari panggul kanan. Positif
jika timbul nyeri pada kananbawah.
Obturator sign Pada pasien dilakukan fleksi panggul dan
dilakukan rotasi internal pada panggul. Positif
jika timbul nyeri pada hipogastrium atauvagina.
Dunphy’s sign Pertambahan nyeri pada tertis kananbawah
dengan batuk
Ten Horn sign Nyeri yang timbul saat dilakukan traksi lembut
2.7 KOMPLIKASI
a. B1(Breathing)
Adanya perasaan takut, klien tampak gelisah, klien mengalami demam, spasme
otot, angitasi (mungkin berhubungan dengan nyeri/ansietas atau trauma lain).
d. B4(Bladder)
e. B5(Bowel)
a. Preoperasi
b. Postoperasi
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka insisi post
operasi appenditomi).
2) Resiko infeksi dengan faktor resiko tindakan invasif (insisi postpembedahan).
3.3 Intervensi Keperawatan
a. Pre operasi
analgesik
2. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Reduksi Ansietas (1.09314) :
dengan akan tindakan keperawatan
1. Monitor tanda-tanda
dilaksanakanoperasi. selama 1x24 jam
ansietas (verbal dan non
didapatkan Tingkat
verbal)
Ansietas (L.09093)
2. Ciptakan suasana
adekuat dengan kriteria
terapeutik untuk
hasil :
menumbuhkan
1. Perilaku gelisah(4)
kepercayaan
2. Perilaku tegang(4) 3. Jelaskan prosedur,
3. Frekuensi pernafasan termasuk sensasiyang
(4) akandialami
4. Frekuensi nadi(4) 4. Informasikan secara
factual mengenai
5. Tekanan darah (4)
diagnosis, pengobatan
4 = cukup
danprognosis
menurun
5. Latih teknikrelaksasi
6. Kolaorasi pemberian obat
antiansietas
3. Nausea berhubungan Setelah dilakukan Manajemen Mual (1.031107)
dengan peningkatan tindakan keperawatan
:
tekanan intraabominal selama 2x24 jam
1. Identifikasi pengalaman
didapatkan Tingkat
mual
Nausea (L.08065)
2. Identifikasi faktor
adekuat dengan kriteria
penyebabmual
hasil :
3. Monitormual
1. Nafsu makan(4)
4. Monitor asupan nutrisi
4 = cukup
dankalori
meningkat
5. Anjurkan istirahat yang
2. Keluhan mual(4)
cukup
3. Perasaan ingin muntah
6. Kolaborasi pemberian
(4)
antiemetik
4 = cukup
menurun
4. Pucat(4)
4 = cukup
membaik
(PPNI, 2017), (PPNI, 2019), (PPNI, 2018)
. c. Post operasi
No SDKI SLKI SIKI
4 = cukupmembaik
5. Drainase purulen(4)
4 = cukupmenurun
antibiotik
BAB VI
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama Pasien : Ny.Y Penanggung jawab Biaya :
Umur : 53 Tahun Nama : Tn. M
Suku/ Bangsa : Rote/WNI Alamat : Lasiana
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Lasiana
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Keluhan Utama : Pasien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah
P : post operasi laparatomi
Q : tersayat
R : di perut kanan bawah
S : Skala nyeri 6
T : menetap
Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien mengatakan nyeri sejak 3 hari SMR, nyeri
seperti diremas terutama perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang sampai
kepala terasa sakit. Pasien langsung dibawa keluarganya ke rumah sakit dan
ditangani di ruangan IGD dan di observasi, pasien mendapatkam tindakan mandiri
keperawatan dan terapi medis di igd. Pasien di pindahkan di ruang rawat inap
cendrawasih untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut
Ya tidak jenis…………………......
Genogram (3 generasi):
4. Sistem Persyarafan
a. GCS : 15 , E= 4, V= 5 , M= 6
b. Refleks fisiologis patella triceps biceps
c. Refleks patologis babinsky budzinsky kernig
d. Keluhan pusing ya tidak
e. Pupil Isokor Anisokor Diameter……..
f. Sclera/Konjunctiva anemis ikterus
g. Gangguan pandangan ya tidak Jelaskan……..
h. Gangguan pendengaran ya tidak Jelaskan……..
i. Gangguan penciuman ya tidak Jelaskan……..
j. Isitrahat/Tidur :................. Jam/Hari Gangguan tidur : ....................
lain-lain :
Masalah Keperawatan : Ttidak ada
5. Sistem perkemihan
a. Kebersihan Bersih Kotor
Disuria Oliguria
Retensi Hesistensi
Anuria
Lain-lain :
e. Peristaltik :. 15 x/menit
Lain-lain:
Lain-lain:
8.Sistem Endokrin
Hipoglikemia ya tidak
Hiperglikemia ya tidak
PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Lain-lain:
Masalah Keperawatan :
PENGKAJIAN SPIRITUAL
Kebiasaan beribadah
lain-lain :
Masalah Keperawatan :
TERAPI:
No Jenis terapi Dosis Indikasi kontraindikasi
.
DO : Ku sedang, Pembengkakan
kes : cm dan iskemia
- Pasien melakukan
operasi Pembedahan
laparatomi operasi
- Luka bekas
operasi belum Luka insisi
kering
- TTV Jalan masuk
TD : 139/93 kuman
N : 65×/menit
RR : 22× menit Risiko
S : 37,2°c infeksi
FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Y No. RM
:11.00Xx mamur : 53 Tahun
Diagnosa Masuk : app perforasi
Jenis kelamin :P Ruangan : cendrawasih
Edukasi
- Jelaskan penyebab
periode dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredahkan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Senin Risiko infeksi Setelah dilakukan Perawatan Luka (I.14564)
13/12/2 dengan faktor tindakan keperawatan Observasi
021 risiko tindakan 3x24 jam, tingkat - Monitor karakteristik luka
invasif (insisi post infeksi menurun, ( mis.drainase, warna,
pembedahan) dengan KH : ukuram ,bau)
- Demam menurun - Monitor tanda-tanda
(5) infeksi
- Nyeri menurun (5)
Terapeutik
- Bengkak menurun
- Lepaskan balutan dan
(5)
plester secara perlahan
- Drainase purulen
- Bersihkan dengan cairan
menurun (5)
Nacl atau pembersih
- Kadar sel darah
motoksik sesuai
putih membaik (5)
kebutuhan
- Bersihkan jaringan
nekrotik
- Berikan salep yang sesuai
jenis luka
- Ganti balutan sesuai
jumlah eksudat dan
drainase
- Pertahankan teknik sterik
saat melakukan perawatan
luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
Kolaborasi
- Kolaborasi prosedur
debridement
- Kolaborasi pemberian
antibiotik
FORMAT IMPLEMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. Y No. RM :11.00xx
Umur :53 tahun Diagnosa Masuk :App perforasj
Jenis kelamin : P Ruangan :Cendrawasih
O : Ku sedang, kes: cm
Ttv
TD : 130/80 mmHg
N : 72x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,6°c
SpO2 : 97%
- Pasien tampak meringis
O : Ku sedang, kes:
cm
Ttv
TD : 120/80 mmHg
N : 72x/menit
RR : 20x/menit
S : 36,2°c
SpO2 : 97%
- Pasien tampak
meringis
A : masalah
keperawatan nyeri
belum teratasi
P : intervensi di
lanjutkan
20.00 –
mengidentifikasi
lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi,
kualitas dan
intensitas nyeri
20.30 – memberikan
teknik non
farmakologi ( terapi
relaksasi napas
dalam)
21.00 - memberikan
injeksi ketorolac
I : 06.00 memonitor
Ttv
E : nyeri berkurang,
skala nyeri 2
07.33 membersihkan
dengan cairan Nacl
atau pembersih
nontoksik sesuai
kebutuhan
07.36Membersihkan
jaringan nekrotik
07.39Membeikan salep
yang sesuai jenis
luka
O : Kubaik, kes: cm
Ttv
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
S : 36°c
SpO2 : 99%
- Pasien tampak
rileks
A : masalah
keperawatan nyeri
teratasi
P : intervensi di
hentikan
I:-
E : pasien tidak lagi
nyeri
Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dengan asuhan keperawatan
secara langsung pada Ny Y dengan diagnosa medis Apendisitis perforasi di ruang
Cendrawasih RSUD SK LERIK Kota Kupang, yang meliputi pengkajian, perencanaan,
implementasi dan evaluasi
1.1. Pengkajian
Pada tahap pengumpulan data penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis telah
mengadakan perkenalan dan menjelaskan maksud penulis yaitu untuk melaksanakan
asuhan keperawatan pada klien dan kelurga secara terbuka, mengerti, dan kooperatif.
Pada tinjauan pustaka menurut Mutaqin dan Sari (2015) didapatkan data
adanya nyeri abdomen pada kuadran kanan atas. Pada tinjauan kasus didapatkan data
Pasien mengatakan nyeri di bagian perut kanan bawah P :Nyeri saat bergerak Q : teriris-
iris R : di perut kanan bawah S : Skala nyeri 6 T : menetap. Berdasarkan pengamat
peneliti antara tinjauan kasus dan tinjauan teori tidak terdapat kesenjangan karena tanda
dan gejala yang dialami oleh pasien sama dengan gejala pada penderita kolelitiasis yaitu
nyeri pada perut kanan bawah
1.1.2. Riwayat penyakit saat ini
Pada tinjauan pustaka menurutMutaqin dan Sari (2015) perlu ditanyakan kapan
terjadinya nyeri, penyebab terjadinya nyeri, upaya yang telah dilakukan pasien untuk
mengatasi nyeri. Mengidentifikasi dengan metode PQRST, paliatif atau provokatif (P) yaitu
fokus utama keluhan klien, quality atau kualitas (Q) yaitu bagaimana nyeri/gatal dirasakan
oleh klien, regional (R) yaitu nyeri/gatal menjalar kemana, Safety (S) yaitu posisi yang
bagaimana yang dapat mengurangi nyeri/gatal atau klien merasa nyaman dan Time (T) yaitu
sejak kapan klien merasakan nyeri/gatal tersebut.Pada tinjauan kasus didapatkan nyeri ulu
hati sejak tanggal 18 Desember 2021. Pasien sempat mengkonsumsi promag 2 tablet saat
nyeri muncul dan nyeri berkurang, 4 jam SMRS pasien mengeluh nyeri memberat seperti
tertikam menjalar ke dada atas sampai perut kanan bawah. Pasien diantarkan ke IGD RSUD
SK.Lerik dan mendapat tindakan keperawatan dan terapi medis. Pasien didiagnosa
kolelitiasis sehingga pasien dirawat inap di ruang garuda untuk mendapat tindakan
keperawatan dan terapi medis. Saat pengkajian pasien post op hari pertama.
Berdasarkan pengamatan peneliti antara tinjauan kasus dan tinjauan teori, tidak
terdapat kesenjangan karena riwayat penyakit dahulu yang dialami oleh pasien sama dengan
riwayat penyakit dahulu pada penderita kolelitiasis.
1.1.3. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik menurut Suratun & Lusianah (2010).Tinjauan teori di
dapatkan adanya kesenjangan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus yang dialami oleh
pasien dengan kolelitiasis.
Pada tinjauan teori didapatkan diagnosis nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisik.Pada tinjauan kasus didapatkan diagnosis nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik. Tidak terdapat kesenjangan dikarnakan hasil pengkajian yang
didapatkan oleh penulis dengan tinjauan teori yang berasal dari pengalaman kasus yang
didapkan oleh pengarangan buku sama. Dengan data objektif pada tinjauan kasus nyeri
pada perut kanan bawah
Kesimpulan
1. pada pengkajian keperawatan di dapatkan di tandai dengan pasien mengatakan nyeri
pada perut kanan bawah,pasien tampak meringis.
2. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut bd agen pencedera fisik(proses pembedahan) di tandai dengan yeri
bagian perut kanan bawah nyeri muncul di aat keadaan istrahat dengan skala
nyeri 6,nyeri hilang timbul ,pasien tampak,pucat,lemah dan sekal memegang area
nyeri.
b. Resiko infeksi di tandai dengan pasien mengatakan mengalami kerusakan lapisan
kulit,adanya luka operasi pada perut kanan bawah
3. Intervensi
a. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik(proses pembedahan)
- Manajemen nyeri
c. Risiko infeksi
- pencegahan infeksi
4.Implementasi Keperawatan ( 3 hari dari tgl 13-15 Desember 2021)
Nyeri akut:
1.mengidentifikasi skala nyeri.
2.Memintor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
3.Menganjurkan untuk istrahat cukup
4.Menjelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
Resiko infeksi:
1.Memonitor tanda dan gejala infeksi.
2.Membatasi jumlah pengunjung.
3.Memberikan perawatan kulit pada area edema.
5. Evaluasi
1. Nyeri akut teratasi.
2. Risiko infeksi teratasi.
5.2 Saran
Saran
1. Bagi institusi rumah sakit
Rumah sakit perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih memadai sebagai sara
na peningkatan kualitas asuhan keperawatan khususnya klien dengan
pre dan post apendisitis. Peningkatan sumber daya manusia sangat di butuhkan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
2. Bagi institusipendidikan
Sebagai masukan bagi institusi pendidikan dalam proses belajar mengajar, khususnya
tentang kasus apendiksitis di harapakan dapat menyediakan fasilitas,sarana dan prasar
ana dalam proses pendidikan dan melengkapi perpustakaan
dengan buku keperawatan khususnya asuhan keperawatan pada apendisitis terbaru da
n terupdate.
3. Bagi perawat
Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberika
n asuhan keperawatan pada pasien apendisitis, serta mampu melakukanasuhan kepera
watan kepada pasien dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
DAFTAR PUSTAKA