Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen dan kepemimpinan sering diartikan hanya berfungsi pada
kegiatan supervisi tetapi dalam keperawatan fungsi tersebut sangatlah luas. Jika
posisi anda sebagai seorang ketua tim, kepala ruangan atau perawat pelaksana
dalam suatu bagian, anda memerlukan suatu pemahaman tentang bagaimana
mengelola dan memimpin orang lain dalam mencapai asuhan keperawatan
yang berkualitas. Sebagai perawat professional anda tidak hanya mengelola
orang tetapi sebuah proses secara keseluruhan yang memungkinkan orang
dapat menyelesaikan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan serta
meningkatkan keadaan kesehatan pasien menuju kearah kesembuhan.
(Nursalam, 2016).
Keperawatan sebagai profesi yang merupakan bagian dari masyarakat
akan terus berubah sejalan dengan masyarakat yeng terus berkembang dan
mengalami perubahan. Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara
lain keperawatan sebagai bentuk asuhan professional kepada masyarakat,
keperawatan sebagai ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), serta
keperawatan sebagai kelompok masyarakat ilmuan dan kelompok masyarakat
professional. Dengan terjadinya perubahan atau pergeseran dari berbagai faktor
yang mempengaruhi keperawatan, akan berdampak pada perubahan dalam
pelayanan / asuhan keperawatan, perkembanagn iptek keperawatan, maupun
perubahan dalam masyarakat keperawatan. Sedangkan suatu asuhan
keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode
pemberian asuhan keperawatan professional (MAKP).
Sistem MAKP adalah suatu kerangka kerja yang mendefinisikan 4 unsur
yakni: standar, proses keperawatan,pendidikan keperawatan, dan sistem
MAKP. Dalam menetapkan suatu model, keempat hal tersebut harus menjadi
bahan pertimbangan karena merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan (Nursalam 2016).
Ada beberapa metode sistem asuhan keperawatan kepada pasien ada 8
model asuhan keperawatan, tetapi model yang umum digunakan di rumah sakit
adalah asuhan keperawatan total, keperawatan tim, dan keperawatan primer.
Dari beberapa metode yang ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan
kesesuaian metode tersebut untuk diterapkan (Nursalam 2016).

1
Dasar utama penentuan model asuhan keperawatan harus didasarkan
sesuai dengan visi dan misi rumah sakit yang tidak terlepas dari proses
manajemen , hal itu merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan ,
pelaksanaan manajemen dikenal sebagai manajemen keperawatan. (Nursalam,
2016).
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan ádalah
manajemen partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan
yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Dengan demikian
fokus perawat ádalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan
baik aktual maupun potensial, sehingga lingkup garapan perawat ádalah
penyimpangan pemenuhan KDM.Proses manajemen satu unit pelayanan
kesehatan mencakup manajemen asuhan dan manajemen pelayanan, dimana
kedua manajemen tersebut saling terkait dan terintegrasi
Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal akan terus menjadi tuntutan
bagi organisasi pelayanan kesehatan. Saat ini timbul keinginan untuk
mengubah system pemberian pemberian pelayanan kesehatan ke system
desentralisasi. Dengan meningkatnya pendidikan bagi perawat, diharapkan
dapat memberikan arah terhadap pelayanan keperawatan berdasarkan isu di
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, perlu dikembangkan model praktik
keperawatan yang di uji coba dengan memberikan pengalamam belajar praktik
klinik kepada mahasiswa.
Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan,
konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis
melalui pendekatan: pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan
langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya
dalam pelaksanaan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dan
melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2016).
Rumah Sakit Islam Fatimah Banyuwangi beralamatkan di jalan jember
25 kabat, Banyuwangitelp : (0333) 42145,Email : rsifatimah@gmail.com.
Direktur RSI Fatimah adalah dr Selamat Widodo, M.Kes, Sp.OG. Pemilik RSI
Fatimah adalah PDM Banyuwangi dengan tanah wakaf ± 7000 M² oleh H.
Nurdin Basuni pada tahun 1982. Pada tanggal 1/8/1984 Pembentukan Panitia
pembangunan klinik Muhammadiyah diketuai H. Humaidi. Kemudian pada
tanggal 1/9/1987 Resmi dibuka Klinik RBBP FATIMAH utk umum dipimpin
dr. Soemarsono Qomar, Sp.OG, dr. Abdul Hadi, Bidan Maslikanah, asisten

2
apoteker Siti Nur Farida, Sulam Ismiyati, Titin Purnawati dan Huriyati
Hamidah.

Pada tahun 1988 bangunan bertambah Kantor, UGD, Shofa, Marwah


dan Arofah, pada tanggal 1/10/1988 menjadi RSI Fatimah BWI Type D ( 49
TT) Diresmikan Bupati Banyuwangi Harwin Wasisto (hari jadi RSI fatimah).
Tahun 1994 RSI Fatimah membeli tanah dibelakang ± 1400 M², tahun 1995
ada penambahan ruang Roudhoh(vip) 7 kmr = 57 TT. Pada tahun 2000 ada
penambahan ruang Mina (Kls Utama) 14 kmr=71 TT. Selanjutnya tahun 2013
penambahan ruang ICU TT 3 = 73 TT. RSI Fatimah kembali membeli tanah
pada tahun 2014 ± 7000 M². tahun 2010 RSI Fatimah lulus akreditasi dasar 5
pelayanan. Kemudian tahun 2015 naik kelas type C.

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 29 – 31 Oktober 2019 di


Ruang Raudhoh RSI Fatimah Banyuwangi didapatkan bahwa di Ruang
Raudhoh RSI Fatimah Banyuwangi Model Praktik Keperawatan Profesional
(MPKP) yang dilaksanakan adalah Model Fungsional tetapi dalam
penerapannya belum dilaksanakan secara optimal, dengan struktur yang sudah
terbentuk. Jenis Model MAKP fungsional yang digunakan di ruang Raudhoh
RSI Fatimah Banyuwangi berdasarkan pada kelompok dimana model ini terdiri
atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan pada
sekelompok pasien sehingga dengan metode seperti itu akan berdampak pada
kurangnya tingkat kepuasan pasien dan perawat, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan dengan benar dan persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitan dengan ketrampilan saja

Berdasarkan uraian diatas, maka mahasiswa Program Pendidikan Profesi


Ners Program Reguler Tahun 2019 mencoba menerapkan Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) dengan metode TIM, dimana
pelaksanaannnya melibatkan tenaga perawat yang bertugas di Ruang Raudhoh
RSI Fatimah Banyuwangi.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah manajemen atau pengelolaan MAKP di Ruang Raudhoh
RSI Fatimah Banyuwangi?

3
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan di Ruang
Ruang Marwah RSI Fatimah Banyuwangi, mahasiswa diharapkan dapat
menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dengan
menggunakan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)
dengan metode Tim.
1.3.2. Tujuan Khusus
Dalam program profesi Manajemen Keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu:
1. Melaksanakan pengkajian situasi di Ruang Raudhoh RSI Fatimah
Banyuwangi
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa SWOT di Ruang
Raudhoh RSI Fatimah Banyuwangi
3. Menentukan rumusan masalah di ruang Raudhoh RSI Fatimah
Banyuwangi
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP):
Ketenagaan (M1), Sarana Prasarana (M2), Metode (M3) yang
terdiri dari: Timbang Terima, Penerimaan Pasien Baru, Sentralisasi
Obat, Supervisi Keperawatan, Discharge Planning, Dokumentasi
Keperawatan, Keuangan (M4), Mutu (M5).
5. Pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil
pengkajian Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP): (1)
Timbang terima, (2) Ronde keperawatan, (3) Sentralisasi obat, (4)
Supervisi keperawatan, (5) Discharge planning, (6) Dokumentasi
keperawatan (7) Penerimaan pasien baru.
6. Melakukan evaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional
ruangan berdasarkan hasil pengkajian Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP): (1) Timbang terima, (2) Ronde keperawatan,
(3) Sentralisasi obat, (4) Supervisi keperawatan, (5) Discharge
planning, (6) Dokumentasi keperawatan (7) Penerimaan pasien
baru dan mutu layanan.

4
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi pasien
Tercapainya kepuasan pasien terkait dengan patient safety yang
optimal meliputi identifikasi pasien, komunikasi yang efektif, ketepatan
dalam pemberian obat, ketepatan lokasi operasi, penurunan resiko infeksi
nosokomial dan penurunan resiko jatuh pasien selama dilakukan
perawatan.
1.4.2 Bagi rumah sakit
Dapat menerapkan model asuhan keperawatan profesional yang
mencakup timbang terima, ronde keperawatan, sentralisasi obat, supervisi
keperawatan, discharge planning, dan dokumentasi keperawatan.
1.4.3 Bagi perawat
1. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
2. Terbinanya hubungan antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
3. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
4. Meningkatkan profesionalisme keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai