MAKP KEPERAWATAN
DI RUANG MELATI RSUD dr.HARYOTO
LUMAJANG
Oleh :
Kelompok C1 C15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
DINAS KESEHATAN
AKADEMI KEPERAWATAN LUMAJANG
2016
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berkembangnya informasi dan teknologi dalam menghadapi era
globalisasi memberikan dampak positif terhadap pola pikir masyarakat saat ini
baik terhadap ekonomi, sosial, politik dan kesehatan. Fenomena ini dapat dilihat
dari semakin tingginya tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang
optimal. Tingginya tuntutan masyarakat tersebut tantangan bagi perawat untuk
mengalami perubahan dalam sistem pelayanan. Perubahan ini merupakan cara
untuk mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan aktif dalam
mengahdapiera globalisasi. Salah satu pelaksana perubahan yang nyata adalah
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas manajerial keperawatan yang
andal.
Proses manajemen keperawatan dalam aplikasnya di lapangan berada
sejajar dengan proses keperawatan sehingga keberadaan manajemen keperawatan
dimaksudkan
untuk
mempermudah
proses
keperawatan
sehingga
dapat
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
1.2.2.4
1.2.2.5
1.2.2.6
1.3 Manfaat
1.3.1
Bagi Mahasiswa
masalah yang ada di Ruang Melati yang berkaitan dengan pelaksanaan MAKP.
1.3.2.2 Melalui Praktik Manajemen Keperawatan perawat ruangan dapat
melaksanakan MAKP dengan optimal
1.3.2.3 Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
1.3.2.4 Terbinanya hubungan baik anara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
1.3.2.5 Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
1.3.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus & Yuli, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan. Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien. Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang dibutuhkan,
tidak ada waktu bagi perawat untuk melakukan tindakan keperawatan.
Selain jumlah, perlu ditetapkan pula jenis tenaga yaitu PP dan PA,
sehingga peran dan fungsi masing-masing tenaga sesuai dengan kemampuan dan
terdapat tanggung jawab yang jelas. Pada aspek struktur ditetapkan juga standar
renpra, artinya pada setiap ruang rawat sudah tersedia standar renpra berdasarkan
diagnosa medik dan atau berdasarkan sistem tubuh.
Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan
primer (kombinasi metode tim dan keperawatan primer)
2.2 Tujuan MAKP
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan pelaksanaan asuhan
keperawatan oleh tim keperawatan.
3. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
4. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijakan dan keputusan.
5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan keperawatan bagi
setiap tim keperawatan
2.3 Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional
Dasar Pertimbangan Pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP)
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah
sakit adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan
akan berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur
utama dalam penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan
(Marquis & Huston, 1998; 143) yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
metode pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus
dikembangkan di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan,
yaitu:
1. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2007).
2.
ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan
tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat,
dan hal ini umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan
khusus seperti isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik
dari filosofi keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan
observasi pada pasien tertentu (Nursalam, 2007).
3. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode keperawatan
primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer (primary
komunikasi
dan
koordinasi
dalam
merencanakan
asuhan
keperawatan dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan Jika
perawat primer sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan
kepada perawat lain (associate nurse).
4. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif ( Douglas, 1984).
2.4 Konsep Dasar Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan
dimana seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif
dan kolaboratif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa
setiap anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan
memberikan asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung
jawab perawat yang tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan
meningkat. Menurut Kron & Gray (1987) pelaksanaan model tim harus
berdasarkan konsep berikut:
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila didukung oleh kepala ruang.
Metode yang digunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar
belakang pendidikan dan kemampuannya.Metode ini menggunakan tim yang
terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam memberikan asuhan keperawatan
terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 3 tim/ group
yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam satu grup kecil
jawab
terhadap
sekelompok pasien
dalam
untuk
memastikan
adanya
1. Membuat perencanaan.
2. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3. Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4. Mengembangkan kemampuan anggota.
5. Menyelenggarakan konferensi.
2.5.3 Tanggung jawab kepala ruang:
2.5.3.1 Perencanaan
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas di ruangan masing- masing.
2. Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan
persiapan pulang bersama ketua tim.
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas
dan kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/
penjadwalan.
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan
dengan dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
a) Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
b) Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keperawatan.
c) Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
d) Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru
masuk RS.
8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
9. Membantu membimbing terhadap peserta didik keperawatan.
10 Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
2.5.3.2 Pengorganisasian
1.
2.
3.
4.
b)
c)
pelaksanaan tugas.
Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan
rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim. Audit
keperawatan.
2.6 Strategi Kerja Tim
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima
oleh ketua tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua
tim memberikan orientasi tentang ruang, peraturan ruangan, perawat bertanggung
jawab (ketua Tim) dan anggota tim.
dan
melakukan
tindakan
keperawatan
dengan
terlebih
dahulu
mengenai
diet
pasien
yang
benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim akan
memonitor tindakan yang akan dilakukan dan member bimbingan pada anggota
tim.
Anggota
tim
selama
melakukan
asuhan
keperawatan
harus
BAB 3
RENCANA KEGIATAN
3.1 penerapan model asuhan keperawatan professional (MAKP)
a. Penanggung jawab
: Purwanti Nurfitasari
b. Tujuan
d. Rencana Strategi
e. Kriteria Evaluasi :
1. Struktur :
Menetukan penanggung jawab MAKP.
Mendiskusikan bentuk dan penerapan MAKP yaitu tim.
Melakukan diskripsi tugas dan tanggung jawab perawat
Melakukan pembagian jadwal serta pembagian tenaga perawat
2. Proses
Menerapkan MAKP :
Tahap uji coba pada tanggal ?
Tahap pelaksanaan pada tanggal ?
3. Hasil
Mahasiswa mampu menerapkan MAKP tim sesuai dengan job description.
3.2 Pengorganisasian
Adapun tim kerja yang terbentuk adalah sebagai berikut :
Kepala Ruang
:
Ketua Tim
:
Perawat Anggota I pagi
:
Perawat Anggota II pagi
:
Perawat Anggota III pagi
:
Perawat Anggota I sore
:
Perawat Anggota II sore
:
Perawat Anggota III sore
:
Perawat Anggota IV sore
:
Perawat Anggota V sore
:
Perawat Anggota I malam
:
Perawat Anggota II malam :
Perawat Anggota III malam :
Pembimbing Akademik
Supervisior
:
:
Kepala Ruangan
Ketua Tim
Pukul
Topik
Tempat
3.2 Metode
1. Diskusi
Pasien
2. Tanya Jawab
3.3 Media
1. Status Klien
2. Buku Laporan
3.3
Tahap
Pre
Timbang
Kegiatan
Karu mengucapkan salam dan
membuka
Terima
2
dan
tingkat
ketergantungan pasien.
Karu mempersilahkan
katim
timbang
terima
Pelaksana
Karu
timbang
Tempat
terima
Karu melaporkan jumlah pasien,
BOR
kegiatan
Waktu
rekam medik)
Katim pagi
menyampaikan
usia)
Diagnosa medik
Masalah keperawatan yang
mungkin muncul.
Keluhan pasien meliputi data
objektif dan subyektif yang
menonjol.
Intervensi keperawatan yang
sudah dilaksanakan
Intervensi keperawatan yang
belum dilaksanakan
Tindakan khusus yang belum
Katim
dilakukan
seperti
rontgen,
foto
pemeriksaan
Karu
keperawatan
Katim pagi melaporkan pasien
rencana
pulang
persiapan
7
yang
semua
belum
dikerjakan
Katim sore berhak menanyakan
jika
ada
yang
jelas/lengkap
8
dan
dan
kurang
menerima
Timbang
Terima
pasien
Karu mengucapkan salam ke
pasien
dan
Karu
memperkenalkan
Katim dan
anggota
tim
pasien
(waktu
Karu
ke nurse station
12 Karu mempersilahkan kepada
katim
untuk
data-data
dengan
Post
yang
mengklarifikasi
tidak
keadaan
sesuai
pasien
sebenarnya.
13 Setelah semua pasien sudah
Karu dan
Timbang
ditimbang
Terima
divalidasi
terimakan
dan
data,
Katim
karu
mempersilahkan
untuk
menandatangani
laporan
Karu
timbang terima
14 Karu mengucapkan terimakasih
kepada
katim
mempersilahkan
pagi
dan
Karu
katim sore
untuk bertugas
15 Karu menutup acara timbang
terima dengan doa menurut
keyakinan masing-masing.
3.4 Mekanisme Kegiatan Karu Saat Ronde Keperawatan
No
Tahap
Kegiatan
Pelaksana
Kegiatan
klien
1.
Pra
ronde
Pra ronde :
Katim
1. Menentukan
tim Anggota
ronde
tim
2. Mempersiapkan
klien
informed
consent )
3. Diskusi pelaksanaan
Tempat
2.
Ronde Pembukaan :
1. Salam pembuka
Kepala
Memberikan
ruangan
respon
Katim
Memberikan
2. Memperkenalkan
tim ronde
3. Menjelaskan tujuan
ronde
4. Menyampaikan
identitas
dan
masalah klien
3.
Penyajian masalah
1. Menjelaskan
riwayat
dan
respon
penyakit
menjawab
keperawatan
pertanyaan
klien
2. Menjelaskan
masalah klien dan
rencana
tindakan
yang
telah
dilaksanakan
atau
dan
belum
dilaksanakan serta
memilih
prioritas
yang
perlu
didiskusikan
Validasi data :
1. Memberikan salam
dan
Karu,
antar Katim,
3. Diskusi
anggota tim
dan Anggota
tan tersebut
konselor
4. Pemberian
justifikasi
Memberikan
oleh
perawat
primer
respon
atau
kepala
menjawab
tentang
pertanyaan
ruangan
rencana
yang
Anggota
dilakukan
katim,
5. Menentukan
perawat
tindakan
telah
yang
4.
Pasca
Ronde
prioritas
dan
akan
ditetapkan
1. Evaluasi
pelaksanaan ronde
2. Penutup
Karu,
Supervisor
,
Perawat
konselor,
Katim dan
Anggota
dan
Tim
3.4 Mekanisme Kegiatan Karu Dischart Planning
Tahap
Persiapan
Kegiatan
1.
Katim
Waktu
menyampaikan
Tempat
Pelaksana
Katim
Karu
mengucapkan
salam
kemudian
menanyakan
Karu
bagaimana
Katim
sudah
siap
Katim
Menyebutkan
hal-hal
Karu
memeriksa
kelengkapan
administrasi
(status
pasien,
kartu
Katim
Karu
Karu
2.
Katim menyampaikan
Katim
pendidikan kesehatan :
-
Pengertian
Cara pencegahan
Diet
Aktivitas
dan
istirahat
-
Keteraturan
minum obat
Rencana kontrol.
3.
Penutup
Katim
Katim
memberikan
Katim
Katim
4.
Pendokumentasian
5.
Katim
mengucapkan
terima kasih.
Karu Memberikan Reward dan
Saran
Kepada
Katim
Karu
Dan
perawat pelaksana
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Ratna. 2006. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit
Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang
Rawat Implementasi. Jakarta: EGC
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
.