Oleh:
14201.10.18031
Hari :
Tanggal :
MAHASISWA
KEPALA RUANGAN
LEMBAR KONSULTASI
Tanggal Pembimbing Evaluasi Tanda
Tangan
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Tumor payudara adalah benjolan tidak normal akibat pertumbuhan sel
yang terjadi secara terus menerus (Kumar dkk, 2018). FAM (fibroadenoma
mamae) adalah benjolan padat dan kecil dan jinak pada payudara yang terdiri
dari jaringan kelenjar dan fibrosa. Benjolan ini biasanya ditemukan pada
wanita muda, seringkali pada remaja putri (Prawirohardjo, 2018). FAM muncul
sebagai nodus diskret, biasanya tunggal, mudah digerakkan dan bergaris tengah
1 hingga 10 cm. Walaupun jarang, tumor mungkin multiple dan bergaris
tengah lebih dari 10 cm (Prawirohardjo, 2018).
FAM berasal dari proliferasi kedua unsur lobulus, yaitu asinus atau duktus
terminalis dan jaringan fibroblastik. Terdapat dua jenis FAM, yaitu FAM
intrakanalikuler atau stroma yang tumbuh mendesak kanalikulus pada sistem
duktulus intralobulus dan FAM perikanalikuler atau stroma yang tumbuh
proliferatif mengitari sistem kanalikulus sistem duktulus intralobulus
(Prawirohardjo, 2018).
Sifat lesi jinak ini berupa benjolan yang dapat digerakkan, lobulasi tidak
nyeri tekan, kenyal seperti karet berukuran satu sampai dengan empat
sentimeter, dan banyak ditemukan pada kuadran lateral kanan atas payudara
kiri pada penderita yang right handed. Benjolan ini dapat bertambah besar satu
sentimeter dibawah pengaruh estrogen haid normal, kehamilan, laktasi atau
penggunaan kontrasepsi oral. Secara makroskopik, benjolan ini berbeda
morfologinya dari lesi ganas, yaitu tepi.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari FAM menurut (Prawirohardjo, 2018) adalah pengaruh
hormonal. Hal ini diketahui karena ukuran fibroadenoma dapat berubah pada
siklus menstruasi atau pada kehamilan. Lesi membesar pada akhir daur haid
dan selam hamil. FAM ini terjadi akibat adanya kelebihan hormon estrogen.
Namun ada yang dapat mempengaruhi timbulnya tumor, antara lain: konsituasi
genetika dan juga adanya kecenderungan pada keluarga yang menderita kanker
(Prawirohardjo, 2018).
Menurut Iskandar (2018) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor
mammae belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah
teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor mammae dibandingkan dengan
pria. Prevalensi tumor mammae pada pria hanya 1% dari seluruh tumor
mammae.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor mammae
beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor mammae.
3. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor mammae sampai 85%. Selain itu,
gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan
resiko terjadinya kanker mammae.
4. Faktor usia
Resiko tumor mammae meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat
mening katkan resiko terjadinya tumor mammae.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan
dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor mammae.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi
dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
C. c ANATOMI DAN FISIOLOGI
1. Anatomi
Payudara terdiri dari jaringan kelenjar, fibrosa, dan lemak. Jaringan
ikat memisahkan payudara dari otot – otot dinding dada, otot pektoralis
dan seratus anterior. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa terdapat
puting (papila mamaria), tonjolan yang berpigmen dikelilingi oleh areola.
Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan beberapa lubang kecil,
yaitu apertura duktus laktiferosa. Tuberkel – tuberkel Montgomery adalah
kelenjar sebasea pada permukaan areola. Jaringan kelenjar membentuk 12
hingga 25 lobus yang tersusun radier di sekitar puting dan dipisahkan oleh
jaringan lemak yang bervariasi jumlahnya, yang mengelilingi jaringan ikat
(stroma) di antara lobus – lobus. Setiap lobus berbeda, sehingga penyakit
yang menyerang satu lobus tidak menyerang lobus lainnya. Drainase dari
lobus menuju sinus laktiferosa, yang kemudian berkumpul di duktus
pengumpul dan bermuara ke puting. Jaringan ikat di banyak tempat akan
memadat membentuk pita fibrosa yang tegak lurus terhadap substansi
lemak, mengikat lapisan dalam dari fasia subkutan payudara pada kulit.
Pita ini, yaitu ligamentum Cooper merupakan ligamentum suspensorium
payudara.
Jika dilihat melalui potongan sagital, maka struktur payudara
terdiri atas beberapa lapisan, dari luar ke dalam, yaitu : kulit, jaringan
lemak subkutaneus, stroma (jaringan fibroglandular) yang di dalamnya
terdapat pula duktus laktiferus, fascia pektoralis, pektoralis mayor dan
tulang iga
Vaskularisasi kelenjar mamae terutama berasal dari cabang arteri
aksilaris, ramus perforata intercostalis 1 – 4 dari arteri mammaria interna
dan ramus perforata arteri intercostalis 3 – 7. Cabang arteri aksilaris dari
medial ke lateral adalah arteri torakalis lateralis. Agak ke lateral dari arteri
torakalis lateralis terdapat arteri subskapularis. Vena dapat dibagi menjadi
2 kelompok, yakni superfisial dan profunda. Vena superfisial terletak di
subkutis, mudah tampak, bermuara ke vena mammaria interna atau vena
superfisial leher. Vena profunda berjalan seiring dengan arteri yang
senama, dan secara terpisah bermuara ke vena aksilaris, vena mammaria
interna dan vena azigos atau vena hemiazigos.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium meliputi:
a. Morfologi sel darah
b. Laju endap darah
c. Tes faal hati
d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum
atau plasma
e. Pemeriksaan sitologis
2. Pemeriksaan sitologik
Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang
keluarspontan dari putting mammae, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi.
3. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara
dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker
yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi
pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran kanker di
antara jaringan kelenjar kurang tampak.
4. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mendeteksi luka-luka pada daerah padat pada
mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista. Kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.
5. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplaydarah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Xerodiography
Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan
sirkulasi sekitar sisi tumor.
7. Biopsi
Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,
dengancara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna sebagai klasifikasi histologi, pentahapan dan seleksi
terapi .
8. CT-Scan
Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma mammae pada organ
lain.
9. Pemeriksaan hematologi
Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
Tipe insisi yang paling sering digunakan adalag tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas,
tetapi hanya memberikan pembukaan yang terbatas. Tipe ini digunakan
hanya untuk fibroadenoma yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2
cm di sekitar batas areola. Semicircular incision biasanya digunakan untuk
mengangkat tumor yang besar dan berada di daerah lateral payudara.
Pengobatan Sistemik
1. hormonal
2. Tamoksifen, obat ini bekerja langsung terhadap reseptor estrogen yang
terdapat pada sel kanker sehingga dapat mengecilkan kanker 30%
3. Goserelin, Sekitar 40% wanita premenopause dengan estrogen reseptor
positip atau yang dengan meta statik berespon terhadap goserelin.
4. Kemoterapi, penggunaan obat anti kanker , melalui injeksi/ infus ataupun
oral.
Pemeriksaan SADARI
1. Mulailah dengan melihat payudara payudara dicermin dengan bahu lurus
dan tangan diletakkan dipinggul. Amatilah ukuran , bentuk dan warna
payudara , apakah ada perubahan yang mudah terlihat , benjolan.
2. Angkat lengan dan lihat perubahan yang mungkin terjadi. Sambil melihat
cermin, perlahan-lahan tekan puting susu antara ibu jari dan jari telunjuk
serta lakukan cek terhadap pengeluaran puting susu.( dapat berupa air susu,
atau cairan kekuningan atau darah ).
3. Lakukan perabaan terhadap payudara anda sambil berbaring . Gunakan
tangan kanan untuk meraba payudara kiri dan tangan kiri untuk meraba
payudara kanan. Gunakan sentuhan yang lembut dengan menggunakan tiga
jari tangan ( telunjuk, jari tengah dan jari manis) dengan posisi berdekatan
satu sama lain .Sentuh payudara dari atas ke bawah , sisi ke sisi dari tulang
selangka ke bagian atas perut dan dari ketiak ke belahan dada.
4. Terakhir, lakukan perabaan terhadap payudara dengan gerakan yang sama
sambil berdiri atau duduk. Kebanyakan wanita merasa lebih mudah
merasakan payudaranya dalam kondisi basah sehingga sering dilakukan
saat mandi. ( Irianto K, 2015)
K. MASALAH KEPERAWATAN
1. Cemas berhubungan dengan krisis situasi (prosedur tindakan operasi).
2. Kurang pengetahuan tentang prosedur tindakan operasi berhubungan dengan
kurang paparan informasi.
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis (luka payudara)
4. Resiko cidera b.d tindakan operasi
5. Risiko hipotermi periopertif b.d suhu lingkungan rendah
ASUHAN KEPERAWATAN TEORI
SIKI
- Terapi relaksasai
Observasi
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
Ciptakan lingkuan tenang dan tanpa gangguan dengan
pencahayaan dan suhu ruang yang nyaman, jika
memungkinkan
Berikan informasi tertulis tentang persiapan prosedur terapi
relaksasi
Gunakan pakaian longgar
Gunakan relaksasi sebagai setrategi penunjang
Edukasi
Jelaskan tujuan manfaat batasan dan jenis relaksasi yang
tersedia
Anjurkan mengambil posisi nyaman
Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
- Teknik distraksi
Observasi
Identifikasi pilihan teknik distraksi yang diingkan
Terapeutik
Gunakan teknik distraksi misal membaca buku, menonton
televise, bermain, aktivitas terai dll
Edukasi
Jelaskan manfaat dan jenis distraksi
Anjurkan menggunakan teknik sesuai kemampuan
Anjurkan membuat daftar aktivitas yang menyenangkan
DAFTAR PUSTAKA