Anda di halaman 1dari 20

NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT-RATING

1. M1 (KETENAGAAN)
Internal Factor (IFAS)

STRENGHT
1. Adanya tugas, peran dan
wewenang yang jelas bagi
S-W =
karyawan 0,2 2 0,4 2,7- 2,5
2. Adanya 3 orang CI di = 0,3
ruangan yang membimbing
mahasiswa. 0,1 2 0,2
3. Adanya perawat yang pernah
mengikuti pelatihan dan
seminar. 0,2 3 0,6
4. Adanya mahasiswa S1
keperawatan yang praktek di
ruangan. 0,1 3 0,3
5. Sebanyak 7(58,3%) perawat
mengatakan beban kerja di
ruangan tidak berat 0,1 3 0,3
6. Sebanyak 6(50%) perawat
mengatakan pembagian
tugas sebagian sesuai dengan
Job Description 0,1 3 0,3
7. RSUD sudah mendapat
akreditasi B 0,1 3 0,3
8. Adanya CP dan CS 0,1 3 0,3

TOTAL 1 2,7

WEAKNESS
1. Sebanyak 3(25%) perawat
mengatakan bahwa merasa
tidak puas dalam adanya
kesempatan untuk 0,2 3 0,6
meningkatkan kemampuan
kerja melalui pelatihan atau
pendidikan
2. Kurangnya jumlah tenaga 0,5 2 1,0
3. Masih ada perawat dengan
jenjang pendidikan SPK 0,3 3 0,9

TOTAL 1 2,5
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya program 0,1 3 0,3
pelatihan/seminar khusus
2. Kepala ruangan dan staf 0,3 3 0,9 O-T =
2,8 - 2,6 =
menerima dengan baik dan
0,2
memfasilitasi mahasiswa
praktek manajemen
keperawatan di ruangan.
3. Adanya kerjasama antara 0,1 3 0,3
perawat klinik dan
mahasiswa. 0,2 2 0,4
4. Adanya kebijakan
pemerintah tentang 0,1 3 0,3
profesionalisasi perawat
tentang kenaikan jenjang 0,2 2 0,6
karir
TOTAL 1 2,8

THREATENED
1. Ada tuntutan dari pasien 0,3 4 1,2
untuk pelayanan yang lebih
profesional.
2. Makin tingginya kesadaran
masyarakat akan 0,2 2 0,4
pentingnya kesehatan.
3. Adanya 0,2 1 0,2
pertanggungjawaban
legalitas bagi pasien.
4. Makin tinggi kesadaran 0,2 3 0,6
masyarakat akan hukum
5. Kebijakan pemerintah 0,1 2 0,2
tentang BPJS sehingga
meningkatkan BOR
TOTAL 1 2,6
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING

1. M2 (SARANA PRASARANA)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGHT
1. Mempunyai tempat tidur yg 0,2 3 0,6
bisa dimobilisasi
2. Semua sarana dan prasarana 0,2 3 0,6
sudah digunakan sesuai
kebutuhan ruangan ( sudah
adanya handscrab di tiap 2
tempat tidur
3. Semua administrasi penunjang 0,1 2 0,2 S-W=
telah digunakan secara optimal 2,5 2,55
4. Pengelolaan sampah ruangan 0,2 2 0,4 =-0,05
sudah terpisah antara sampah
medis dan non medis.
5. Terdapat sketsel tiap bed 0,1 3 0,3
6. Inventarisasi sarana dan 0,1 2 0,2
prasarana dengan baik
7. Kalibrasi peralatan medis 0.1 2 0,2
dilakukan tiap 3 bulan sekali
TOTAL 1 2,5

WEAKNESS
1. Belum ada ruang diskusi 0,1 3 0,3
khusus untuk dokter dan
perawat.
2. Belum ada ruang isolasi 0,3 3 0,9
pasien dengan kasus khusus.
3. Belum ada nurse station 0,05 3 0,15
4. Belum ada spoolhook 0,05 2 0,1
5. Kurangnya ketersediaan alat 0,1 2 0,2
immobilisasi pasien (kursi
roda)
6. Kurangnya ketersediaan 0,1 2 0,2
kamar mandi bagi pasien
7. Tidak adanya tempat 0,1 2 0,2
penunggu pasien
8. Ruangan kurang sesuai 0,1 2 0,2
dengan standart depkes
9. Ruang sentralisasi obat 0,1 3 0,1
kurang sesuai
TOTAL 1 2,55
Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Tersedianya dana untuk 0.7 2 1,4
perbaikan dan penggantian
alat-alat yang tidak layak O-T=
pakai/rusak.
2. Sudah termanfaatkannya 0.3 3 0,9 2,3 3 =
system administrasi secara -0.7
optimal
TOTAL 1 2,3

THREATENED
1. Adanya tuntutan tinggi dari 1 3
pasien untuk memberikan sarana
dan prasarana yang memadai.

TOTAL 1 3
NO ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOT x RATING

3. M3-METODE
1. MAKP
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RS memiliki visi, misi dan 0,2 3 0,6 SW
motto sebagai acuan 2,7 2,3 =
melaksanakan kegiatan 0,4
pelayanan.
2. Sudah ada metode MAKP yang 0,1 2 0,4
digunakan metode Modular.
3. Terlaksananya komunikasi yang 0,2 2 0,4
adekuat antar perawat dan tim
kesehatan yang lain.
4. Ada dokumentasi SOP 0,2 2 0,4
5. Mempunyai Standar Asuhan 0,2 3 0,6
Keperawatn
6. Mempunyai Protap setiap 0,1 3 0,3
tindakan

TOTAL 1 3 2,7

WEAKNESS
1. Pelaksanaan metode MAKP 0,2 3 0,9
Timdilaksanakan belum
optimal.
2. Ronde keperawatan 0,3 2 0,6
pelaksanaanya belum optimal.
3. Proses Timbang Terima belum 0,2 1 0,2
menyentuh pada aspek asuhan
keperawatan
4. Form supervisi delegasi belum 0,1 2 0,2
ada
5. Komunikasi dengan pasien 0,2 2 0,4
dalam pelaksanaan discharge
planning belum optimal
TOTAL 1 2,3

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY O-T=
1. Adanya kebijakan RS terhadap 0,2 3 0,6 2,8-2,4=
profesionalisasi perawat. 0,4
2. Adanya mahasiswa D3 dan S1 0,3 4 1,2
keperawatan melaksanakan
praktek manajemen diruang
flamboyan
3. Ada kerjasama antara institusi 0,3 2 0,6
pendidikan dengan rumah sakit
4. Ada kerjasama yang baik antara
mahasiswa keperawatan dengan 0,2 2 0,4
perawat ruangan.
TOTAL 1 2,8

THREATENED
1. Persaingan antar RS swastayang 0,4 2 0,8
semakin ketat.
2. Adanya tuntutan masyarakat 0,2 2 0,4
yang semakin tinggi terhadap
peningkatan pelayanan
keperawatan yang lebih
profesional
3. Makin tinggi kesadaran 0,4 3 1,2
masyarakat akan pentingnya
kesehatan.
TOTAL 1 2,4
2. Dokumentasi Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)

STRENGTH
SW
1. Pendokumentasian asuhan 0,2 4 0,8
2,9 2,0=
keperawatan
0,9
2. Tersedianya sarana dan
prasarana untuk 0,3 2 0,6
pendokumentasian (format
timbang terima dan sentralisasi
obat,
3. Sistem pendokumentasian
laporan harian untuk evaluasi 0,2 3 0,6
menggunakan sistem SOAP.
4. Adanya kemauan perawat
untuk melaksanakan 0,3 3 0,9
pendokumentasian.
TOTAL 1 2,9

WEAKNESS

1. Pengawasan terhadap 0,4 2 0,8


sistematika pendokumentasian
kurang dilaksanakan secara
optimal.
2. Sebanyak 5(1%) perawat 0,6 2 1,2
mengatakan dokementasi yang
ada tidak sesuai dengan
perkembangan pasien
TOTAL 1 2,0

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya program pelatihan yang 0,1 4 0,4
dapat membantu perawat dalam O-T=
melakukan pendokumentasian
yang benar. 3,1-3= 0,1
2. Peluang perawat untuk 0,2 3 0,6
meningkatkan pendidikan
(pengembangan SDM).
3. Adanya mahasiswa keperawatan 0,4 3 1,2
praktik manajemen keperawatan
4. Kerjasama yang baik antara 0,3 3 0,9
perawat dengan mahasiswa.
TOTAL 1 3,1

TREATHENED
Adanya tingkat kesadaran yang 1 3 3
tinggi dari pasien tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat.
TOTAL 1 3

3. Ronde Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Sebagian perawat sudah 0,2 3 0,6 S-W=
mengerti definisi ronde.
3 2,5-2,0=
2. Bidang keperawatan dan 0,3 0,9
ruangan mendukung adanya 0,5
ronde.
3. Banyaknya kasus-kasus bedah 0,3 2 0,6
dan interna yang memerlukan
perhatian khusus
4. SDM banyak mempunyai 0,2 2 0,4
pengalaman dalam bidang
medikal bedah dan interna
TOTAL 1 2,5
WEAKNESS
1. SOP ronde keperawatan tidak 0,1 2 0,2
tersedia.
2. Belum diadakan informed 0,2 2 0,4
concent ronde keperawatan.
3. Ronde keperawatan belum 0,2 2 0,4
terjadwal sebagai kegiatan rutin
di ruangan.
4. Belum adanya perawat yang 0,2 2 0,4
mengikuti pelatihan tentang
ronde keperawatan selain Karu
dan CI.
5. Sebanayak 6(46%) perawat 0,2 3 0,6
mengatakan ronde keperawatan
dilakukan akan tetapi tidak
sesuai dengan kriteria ronde
TOTAL 1 2,0

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya kesempatan dari Karu 0,3 2 0,6
untuk mengadakan ronde O-T=
keperawatan pada perawat dan
2,7 -3,1=
mahasiswa praktek.
2. Adanya pelatihan dan seminar 0,7 3 2,1 -0,3
tentang managemen
keperawatan.
TOTAL 1 2,7

TREATHENED
1. Adanya tuntutan yang lebih 0,3 3 0,9
tinggi dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan yang
lebih professional.
2. Persaingan antara RS semakin 0,5 3 1,5
kuat dalam pemberian
pelayanan.
3. Perkembangan jenis penyakit 0,2 3 0,6
baru.
TOTAL 1 3,0

4. Sentralisasi Obat
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,4 2 0,8
prasarana untuk pengelolaan
sentralisasi obat (tempat obat, S-W=
format sentralisasi)
2. Kepala ruangan mendukung 0,3 3 0,9 2,3-
kegiatan sentralisasi obat 2,1=0,2
3. Sebagian dilaksanakan kegiatan 0,3 2 0,6
sentralisasi obat ruang
Flamboyan, obat oral dilakukan
sentralisasi obat tetapi belum ada
buku inventarisasi obat.
TOTAL 1 2,3

WEAKNESS
1. Ada lembar serah terima obat 0,3 1 0,3
kepada pasien tentang
sentralisasi obat, tetapi tidak
pernah di gunakan
2. Depo farmasi belum ada disetiap 0,2 4 0,8
ruangan masih tersentral di Depo
farmasi
3. Tidak ada supervisi terhadap 0,2 2 0,4
kegiatan sentralisasi obat
4. Resep obat ditulis oleh perawat 0,3 2 0,6
yang seharusnya dilakukan oleh
dokter
TOTAL 1 2,1

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,2 1 0,2
keperawatan yang dapat O-T=
membantu pelaksanaan 2,3-2,5
sentralisasi obat
2. Kerjasama yang baik antara 0,2 3 0,6 = -0,2
perawat dan mahasiswa
3. Adanya kemauan pasien yang 0,5 3 1,5
menyetujui dilakukannya
sentralisasi obat
TOTAL 1 2,3

TREATHENED
1. Adanya tuntunan pasien untuk 0,5 2 1,0
mendapatkan pelayanan yang
profesional
0,5 3 1,5
2. Pasien kadang tidak percaya
tentang pengelolaan obat yang
dilakukan 1 2,5
TOTAL
5. Supervisi
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. RSUD Kabupaten Kediri adalah 0,3 4 1,2 SW
rumah sakit pendidikan yang 2,8 2,0=
terakreditasi B 0,8
2. Supervisi keperawatan sudah 0,2 3 0,6
dilakukan di Ruang Flamboyan
dari bidang keperawatan kepada
kepala ruangan
3. Kepala ruangan mendukung 0,2 2 0,4
kegiatan supervisi demi
peningkatan mutu pelayanan
keperawatan
4. Adanya format baku dalam 0,3 2 0,6
pelaksanaan supervisi
TOTAL 1 2,8

WEAKNESS
1. Belum ada program yang 0,2 2 0,4
terjadwal tentang supervise dari
kepala ruangan kepada perawat
2. Kurangnya program pelatihan 0,3 2 0,6
dan sosialisasi tentang supervisi.
3. Belum adanya dokumentasi 0,25 2 0,5
supervisi yang jelas.
4. 3(23%) perawat mengatakan 0,25 2 0,5
supervisi dilakukan tetapi tidak
terstruktur.
TOTAL 1 2,0

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,5 3 1,5
Keperawatan yang praktik OT
manajemen keperawatan. 3 2,0=
2. Adanya teguran dari kepala 0,5 3 1,5 0,5
ruangan bagi perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan
baik.
TOTAL 1 3
THREATENED
1. Tuntutan pasien sebagai 0,5 2 1,0
konsumen untuk mendapatkan
pelayanan yang profesional dan
bermutu.
2. Persaingan antar RS akan 0,5 2 1,0
kualitas pelayanan
keperawatan.
TOTAl 1 2,0

6. Timbang terima
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Timbang terima sudah 0,2 3 0,6 S-W
dilakukan pada setiap 2,5 1,8
pergantian shift = 0,7
2. Tahap tahap proses 0,2 4 0,4
timbang terima sudah
dijalankan secara lengkap
yaitu pre dan validasi ke
pasien
3. Kepala ruangan atau ketua 0,1 2 0,2
tim memimpin kegiatan
timbang terima
4. Format timbang terima 0,2 2 0,4
sudah sesuai dengan standart
5. Diikuti oleh semua perawat
yang telah dan akan dinas 0,1 3 0,3
6. Selalu ada interaksi dengan
pasien selama timbang 0,1 3 0,3
terima
7. Ada buku khusus tentang
pelaporan timbang terima 0,1 3 0,3
TOTAL
1 2,5
WEAKNESS
1. Sebanyak 3(23%) perawat
mengatakan timbang terima 0,3 2 0,6
dilakukan berfokus dengan
masalah medis dan 9(75%)
perawat mengatakan
timbang terima dilakukan
berfokus dengan masalah
keperawatan
2. Tehnik timbang terima masih 0,2 2 0,4
belum optimal
3. Penulisan timbang terima 0,2 2 0,4
masih belum
terdokumentasikan secara
optimal
4. Masih banyak timbang 0,3 2 0,4
terima tentang masalah
medis 1 1,8
TOTAL

External Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 0,3 2 0,6 O-T=2,7-
Keparawatan praktik 2,5=0,2
manejemen keperawatan.
2. Adanya kerja sama yang baik 0,3 3 0,9
antara mahasiswa S1
Keperawatan yang praktik
dengan perawat ruangan
3. Sarana dan prasarana 0,4 3 1,2
penunjang cukup tersedia
TOTAL 1 2,7

THREATENED
1. Meningkatnya kesadaran 0,4 2 0,8
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi
asuhan keperawatan
2. Persaingan antar ruangan
yang semakin kuat dalam 0,6 3 1,8
pemberian pelayanan
TOTAL
1 2,5

7. Discharge planning
Internal factor (IFAS)
STRENGTH
1. Di ruang Flamboyan sudah
dilakukan discharge 0,2 3 0,6 S-W=2,5-
planning 2,1 =0,4
2. Tersedia format discharge
planning diruang Flamboyan 0,2 2 0,4

0,2 3 0,6
3. Tersedia resume
keperawatan untuk pasien
pulang 0,1 3 0,3
4. Tersedia dokumentasi
Discharge planning 0,1 2 0,2
5. Adanya kemauan perawat
untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada
pasien /keluarga 0,2 3 0,6
6. Memberikan penkes kepada
pasien/keluarga selama di
rawat atau pulang secara
lisan. 1 2,5
Total

WEAKNES 0,3 1 0,3


1. Tidak tersedianya
leaflet/brosur saat pasien
pulang 0,4 3 1,2
2. Discharge planning hanya
dilakukan saat pasien pulang
saja. 0,3 2 0,6
3. Pemberian pendidikan
kesehatan dilakukan secara
lisan pada setiap
pasien/keluarga 1 2,1
Total

Eksternal Factor (EFAS)


OPPORTUNITY 0,3 3 0,9 O-T
1. Adanya mahasiswa S1 yang 2,6 2,8
praktik managemen = -0,2
keperawatan 0,3 3 0,9
2. Adanya kerja sama yang
baik antara mahaasiswa
dengan perawat ruang
marwah I 0,2 2 0,4
3. Pasien dan keluarga
sebagian besar
berpendidikan tinggi
sehingga memudahkan
penerimaan penkes yang
disampaikan perawat. 0,2 2 0,4
4. Kemajuan pasien / keluarga
terhadap anjuran perawat
Total 1 2,6
THREATENED
1. Adanya tuntutan masyarakat
untuk mendapatkan 0,3 3 0,9
pelayanan keperawatan yang
professional.
2. Makin tinggi kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan pentingnya
kesehatan
3. Persaingan antar Rumah 0,2 3 0,6
Sakit negeri yang makin
ketat.
4. Makin tingginya 0,3 3 0,9
keingintahuan
klien/keluarga/masyarakat
tentang penyakit.
Total 1 2,8

8. Penerimaan Pasien Baru


a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Di ruang Flamboyan sudah 0,4 4 1,6
dilakukan penerimaan pasien S-W=
baru 3,6-
2. Adanya serah terima pasien oleh 0,2 4 0,8
1,0=0,6
perawat yang mengantar dengan
perawat yang jaga
3. Tersedianya format lembar serah 0,4 3 1,2
terima pasien dari ruang lain, Ok
atau IGD, adanya lembar pasien
masuk rumah sakit, lembar
pengkajian pasien, lembar tata
tertib pasien dan keluarga pasien
dan lembar inform consent
sentralisasi obat.
TOTAL 1 3,6

WEAKNESS
1. Perawat tidak melakukan 0,2 1 0,2
pengkajian pasien baru
2. Pasien tidak menjelaskan segala 0,4 1 0,4
sesuatu tercantum dalam lembar
penerimaan pasien baru
3. Perawat tidak meminta inform 0,4 1 0,4
consent sentralisasi kepada
keluarga pasien
TOTAL 1 1,0
b. Ekternal Faktor (EFAS)
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa keperawatan 0,6 4 2,4
O-T=
praktik manajemen keperawatan
2. Kerjasama antara mahasiswa 0,4 2 0,8 3,2-
keperawatan dengan perawat 2,5=0,7
ruangan
TOTAL 1 3,2

TREATHENED
1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari 0,5 3 1,5
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan yang
profesional
2. Meningkatnya kesadaran 0,5 2 1
masyarakat tentang tanggung
jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi asuhan
keperawatan 1 2,5
TOTAL
No. Analisa SWOT Bobot Ratting Bobot x Ratting
4. Keuangan (M4)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Dana operasional ruangan diperoleh dari 0,2 2 0,4
rumah sakit
2. Dana fasilitas kesehatan diperoleh dari 0,1 2 0,2
rumah sakit
3. Adanya dana kesejahteraan pegawai 0,4 4 1,6
berupa jasa pelayanan dan jasa medik s-w
4. Adanya dana asuhan keperawatan 0,4 3 1,2 = 3,4-3,0
0,4
Total : 1 3,4

WEAKNESS
1. Sistem administrasi belum terpusat 0,6 3 1,8
2. Jasa pelayanan tidak diterima 100% 0,4 3 1,2

Total : 1 3,0

b. Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Pengeluaran sebagian besar dibiayai
rumah sakit seperti kerusakan alat, alat
tenun dll 0,4 3 1,2
2. Ada kesempatan untuk menggunakan
instrumen medis baru 0,6 4 2,4
O-T
Total : 1 3,4 =3,4-3,0
0,4

THREATENED
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari
masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan
pendanaan yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan prasarana. 1,0 3 3,0

Total : 1 3,0
No. Analisa SWOT Bobot Ratting Bobot x Ratting No.
5. M5 (Marketing)
a. Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. 50% pasien mengatakan 0,4 4 1,6
bahwa merasa sangat puas
terhadap kinerja perawat
2. 83,3% perawat mengatakan 0,4 3 1,2
rata-rata BOR cukup baik (70-
80%) 0,2 2 0,4
3. Adanya variasi karakteristik
dari pasien (BJPS, umum) 1 3,2 S-W=
TOTAL 3,2-3=0,3

WEAKNESS 1 3 3
1. Terdapat pasien yang
menyatakan 25% menyatakan
kurang puas terhadap kinerja
perawat 1 3
TOTAL

b. Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY 0,5 3 1,5
1. Mahasiswa S1 Keperawatan
Praktik Manajemen 0,5 4 2
2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa 1 3,5 O-T=3,5-
TOTAL 3=0,5

TREATHENED 0,75 3 2,25


1. Adanya peningkatan standart
masyarakat yang harus
dipenuhi 0,25 3 0,75
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan
keperawatan 1 3
TOTAL
2.5 Diagram Layang Berdasarkan Analisis SWOT

O
0,9
TURN ARROUND AGRESIF
0,8
Keterangan :
DP = Discharge planning 0,7
DOK = dokumentasi PPB
SO = Sentralisasi Obat 0,6
PPB = Penerimaan Pasien M5 M3 SPV
Baru 0,5
SPV = Supervisi
MAKP M4
RO = Ronde Keperawatan
TT = Timbang Terima 0,4
M1 = Man (ketenagaan)
M2 = Material & Sarana 0,3
M3 TT
M3 = Metode
M4 = Money 0,2 M1
0,16
M5 = Mutu M3 DOK
0,1

W -0,6 -0,5 -0,4 -0,3 -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1.0 1.1 1,2 1,3

-0,1
M3 SO
-0,2 DP

-0,3
M3 RO
-0,4 M2

-0,7
T
2.1 Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka kelompok
dapat merumuskan masalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. M1 berada pada daerah agresif dikarenakan struktur organisasi yang ada sudah baik serta
adanya hubungan dan kerja sama antar perawat dengan tenaga kerja yang lain sudah berjalan
dengan lancar.
2. M2 berada pada daerah defersifikasi dikarenakan sarana dan prasarana di ruang flamboyan
sudah memenuhi jumlah standart yang ditetapkan oleh RSUD Kabupaten Kediri akan tetapi
ada beberapa instrumen atau peralatan yang perlu ditambahkan misalnya kursi roda,
torniquet, oksigen transport. Dan kurangnya akses mobilisasi ditiap bed untuk perawat,
pasien maupun pengunjung.
3. M3 berada pada daerah agresif dikarenakan MAKP yang digunakan di ruangan sudah
berjalan dengan baik sesuai dengan porsi masing-masing.
4. Ronde keperawatan berada pada daerah defersifikasi dikarenakan belum maksimalnya
terbentuknya tim ronde keperawatan di ruang flamboyan. Selain itu di ruang flamboyan
jarang ditemukannya kasus/penyakit yang langka, sehingga ronde jarang dilakukan.
5. Supervisi berada pada daerah agresif dikarenakan dalam pelaksanaan supervisi sudah
terjadwal secara optimal.
6. Timbang terima berada pada daerah agresif dikarenakan timbang terima yang dilakukan di
ruangan sudah berjalan dengan baik menggunakan SBAR, akan tetapi untuk penyampaian
laporan tidak semua pasien dilaporkan dalam timbang terima.
7. Penerimaan pasien baru berada pada daerah agresif karena penerimaan pasien baru di ruang
flamboyan sudah berjalan sesuai dengan alur dan prosedur, akan tetapi dalam penerimaan
pasien baru perawat kurang dalam memberikan edukasi baik tentang tata tertib ruangan
maupun tentang orientasi ruangan, dan juga perawat jarang memperkenalkan diri kepada
paisen.
8. Dokumentasi berada pada daerah agresif dikarenakan dalam pengisian rekam medik sudah
sesuai dengan SOAP dan penyampaiannya menggunakan SBAR, akan tetapi untuk
pengisiannya terkadang belum lengkap.
9. Sentralisasi obat berada pada daerah defersifikasi dikarenakan alur dan prosedur sentralisasi
obat sudah sesuai, akan tetapi dalam penerapannya sering terjadi tidak adanya persediaan
obat.
10. Discharge Planning berada pada daerah defersifikasi dikarenakan saat pasien pulang hanya
diberi penjelasan jadwal control, dan obat yang diminum.
11. M4 berada pada daerah agresif dikarenakan pendanaan sudah terstruktur dengan baik .
12. M5 berada pada daerah agresif dikarenakan ruang flamboyan telah memiliki mutu
pelayanan yang baik akan tetapi untuk pendokumentasian tentang setiap angka kejadian
jatuh, dekubitus, dll belum terdokumentasi dengan baik.

2.2 Prioritas Masalah


Tabel 2.41 Prioritas Masalah
Masalah Skor Analisis Swot Prioritas Interpretasi
IFAS EFAS
Ronde Keperawatan 0,5 -0,3 1 Defersifikasi
Discharge Planning 0,4 -0,2 2 Defersifikasi
Sentralisasi Obat 0,2 -0,2 3 Defersifikasi

Berdasarkan rumusan masalah diatas 2 masalah teratas yaitu: ronde keperawatan dan
discharge planning, kelompok mengangkat prioritas masalah ronde keperawatan untuk
dilakukan role play sebagai contoh bagi ruangan.

Anda mungkin juga menyukai