Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL TRIMESTER I DENGAN

HIPEREMESIS GRAVIDARUM PADA NY. S


DI KLINIK PRATAMA PABERNA

D
I
S
U
S
U
N

Oleh :

KELOMPOK A KLINIK PRATAMA PABERNA

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Awal kehamilan ditandai berdasarkan menstruasi terakhir pada wanita.


Banyak perubahan fisik yang akan wanita alami selama trimester pertama (3
bulan pertama kehamilan). Periode ini juga merupakan periode tumbuh
kembang yang cepat bagi bayi.
Kehamilan biasanya berlangsung selama 40 minggu, mulai dari hari pertama
periode terakhir menstruasi wanita yang berarti bahwa itu mencakup dua
minggu sebelum ovulasi dan konsepsi terjadi. Hal ini sering disebut dalam
tiga bagian yang disebut trimester. Trimester pertama berlangsung selama 12
minggu, yang kedua dari 13 sampai akhir 27 minggu, dan ketiga 28-40
minggu. Wanita mungkin menemukan versi yang sedikit berbeda dari periode
waktu selama kehamilannya. Sebagai contoh, tes khusus dilakukan selama
trimester pertama. Pembagian trimester membantu anda dan dokter dalam
perencanaan dan pengelolaan kehamilan.
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi
pada wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan
kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal),
dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk mengetahui penyebab Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi bagi Kehamilan Trimester Pertama
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Trimester I dengan
Hiperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1 Definisi / Pengertian


Hiperemisis gravidarum adalah mual muntah berlebihan sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umum menjadi buruk. Mual
muntah merupakan gangguan yang paling sering di temui pada kehamilan
trisemester 1, kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu.
Sekitar 60-80% multigravida mengalami mual muntah, namun gejala ini
terjadi lebih berat hanya pada 1 diantara 1.000 kehamilan (Mitayani, 2009).
Mual dan muntah yang ringan umum dan normal terjadi di awal
kehamilan,bila terjadi berlebihan maka dapat menimbulkan efek patologis
seperti hiperemesis gravidarum (Micheline, 2004; Verberg, et al; 2005).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan yang terjadi pada
wanita hamil sehingga menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan kadar
elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% berat badan awal), dehidrasi,
ketosis, dan kekurangan nutrisi (Sherwan, 1999; Old, 2000; Michelin, 2004 ;
Edelman, 2004; Paawi,et al;2005). Hal tersebut mulai terjadi pada minggu
keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik
umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat
terus berlanjut sampai pada kehamilan tahap berikutnya (Paauw, et al ; 2005).
Gadsby et al 1993 melaporkan bahwa pada hampir 10% klien hiperemesis
gravidarum ditemukan gejala menetap selama kehamilan.

2.2 Epidemiologi / Insiden Kasus


Mual dan muntah merupakan gangguan yang paling sering dijumpai pada
kehamilan trimester I atau kurang lebih 6 minggu setelah haid terakhir selama
10 minggu. Sekitar 60%-80% primigravida dan 40%-60% multigravida
mengalami mual dan muntah. Namun gejala ini menjadi lebih berat hanya
pada 1 dari 1000 kehamilan. Heperemesis gravidarum mulai terjadi pada
minggu keempat sampai kesepuluh kehamilan dan selanjutnya akan membaik
umumnya pada usia kehamilan 20 minggu, namun pada beberapa kasus dapat
terus berlanjut sampai pada hamil tahap berikutnya. Gadsby,et.al (1993)
melaporkan bahwa pada hampir 10% klien hiperemesis gravidarum ditemukan
gejala menetap selama kehamilan.

2.3 Etiologi / Penyebab


Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui seecara pasti, lalu penyakit
ini dikelompokkan kedalam penyakit toksemia gravidarum, Karena diduga
ada semacam racun dari janin atau kehamilan, penyakit ini juga digolongkan
kedalam gestosis bersama preeklamsi dan eklamsi. Menurut sastrawinata
2005, nama gestosis ini diberikan untuk hiperemesis gravidarum dan gestosis
lanjut untuk hipertensi (preeklamsi dan eklamsi) dalma kehamilan.
Beberapa teori menjelaskan penyebab terjadinya hiperemesis gravidarum,
namun tak ada satupun yang dapat menjelaaskan proses terjadinya secara tepat
(Simpson,et al;2001). Teori tersebut antara lain :
a. Teori endokrin menyatakan bahwa peningkatan kadar progesterone,
estrogen dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormone progesterone
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi,
hal itu megakibatkan penurunan motilitas lambung sehingga pengosongan
lambung melambat. Refluk esophagus, penurunan motilitas lambung dan
penurunan sekeresi dari asam hidroklorid juga berkontribusi terhadap
terjadinya mual dan muntah. Selain itu hCG juga menstimulasi kelenjar
tiroid yang dapat megakibatkan mual dan muntah (Kuscu & Koyuncu,
2002; Neil & Nelson, 2003: Piran, 2004; Verberg, et al; 2005).
b. Teori metabolik menyatakan bahwa kekurangan vitamin B6 dapat
mengakibtakan mual dan muntah pada kehamilan. Adanya histamine
sebagai pemicu dari mual dan muntah mendukung ditegakkannya teori
alergi sebagai etiologi hiperemesis gravidarum. Lebih jauh, mual dan
muntah berlebihan juga terjadi pada klien yang sangat sensitive terhadap
sekresi dari corpus luteum (Snell, 1998; Kuscu & Koyuncu, 2002;
Verberg, et al 2005). Penelitian yang dilakukan oleh kocak, et al.(1999)
menemukan hubungan antara infeksi helicobacter pilori dengan terjadinya
hiperemesis gravidarum (Koscu & Koyuncu, 2002; Michelin,2004),
sehingga dijadikan dasar dikemukakannya teori infeksi sebagai penyebab
hiperemesis gravidarum.
c. Teori psikosomatik, hiperemesis gravidarum merupakan keadaan
gangguan psikologis yang dirubah dalam bentuk gejala fisik (Simpson,
2002; Michelini, 2004). Kehamilan yang tidak direncanakan dan tidak
diingikan serta tekanan pekerjaan dan pendapatan menyebabkan terjadinya
perasaan berduka, amdivalen, serta konflik ; dan hal tersebut dapat
menjadi faktor psikologis penyebab hiperemesis gravidarum ( verberg,et
al., 2005). Gejala mual dan muntah dapat juga disebabkan oleh gangguan
traktus digestive seperti pada penderita diabetes mellitus (gastroparesis
diabetic orum). Hal ini disebabkan oleh gangguan multilitas khusus atau
keadaan pasca operasi pagultomi. Selain merupakan repleksi gangguan
intrinsik dari lambung, gejala mual dan muntah dapat disebabkan oleh
gangguan yang bersifat sentral pada pusat muntah( chomoreceptof triggtr
zone). Perubahan metabolime hati juga dapat menjadi penyebab penyakit
ini, oleh karena itu pada kasus yang berat harus dipikirkan kemungkinan
akibat gangguan fugsi hati, kantung empedu, prankreatitis, atau ulkus
peptikum (sastrawinata, 2005). Leeners & sauer (2000) menyatakan bahwa
faktor psikologis sangat kuat terlibat sebagai etiologi hiperemesis
gravidarum dan dampaknya tidak hanya pada lama beratnya gejala namun
juga menimbulkan resisten terhadap pengobatan yang diberikan. Mazotta,
et al. 2000 menyetujui hal ini dan mengakui bahwa beratnya muntah ada
hubungannya dengan resistensi pemberian medikasi anti emetik. Selain
faktor psikologis, faktor budaya juga dapat menjadi pemicu terjadinya
hiperemisis gravidarum. Tiran (2004) menyatakan bahwa faktor budaya
yang merupakan hal penting adalah berkaitan dengan pemilihan jenis
makanan yang akan dikomsumsi . penelitian lain mengenai pengruh
budaya terhadap hiperemesis gravidarum dilakukan juga oleh rabinerson,
et al.(2000). Hasil penelitiannya menemukan bahwa kejadian hiperemesis
gravidarum dapat meningkat pda wanita yang mengalami pembatasan
dalam inteks nutrisi( contohnya pada wanita yang menjalankan puasa).
Ditegaskan oleh Rabinerson, et al. bahwa batasan intake nutrisi dapat
menimbulkan efek samping terhadap volume cairan amnion sehingga
perlu dipertimbangkan pelaksanaan puasa pada wanita hamil.
2.4 Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang sering ditemukan adalah primigravida, mola
hidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada mola hidatidosa
dan kehamilan ganda memimbulkan dugaan bahwa faktor hormon memegang
peranan, karena pada kedua keadaan tersebut hormon Khorionik gonadotropin
dibentuk berlebihan.

2.5 Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill &
Nelson, 2003; Edelman, 2004); namun peningkatan kadar progesterone,
estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluk esophagus,
penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan
adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan
, dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda; bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam
asetoasetik, asam hidroksi buterik, dan aseton dalam darah.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida dalam darah maupun dalam urin turun, selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke
jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah
banyak, sehingga dapat merusak hati dan terjadilah “lingkaran setan” yang
sulit dipatahkan.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat
badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit.
Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lainnya yang tidak adekuat
mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan
energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk
menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme
lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam
urine).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen,
asam urat, urea, dan penurrunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1,
B6, dan B12 menyebabkan terjadi neuropati perifer dan anemia; bahkan pada
kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan Wernick
enchepalopati (Manuaba, 2001; Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson,
2003); hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba (2001), dan
Wiknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa wernick ensefalopati dapat
timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.

2.6 Pathway
2.7 Gejala Klinis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum yang menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
a. Hiperemesis tingkatan I
1) Lemah
2) Nafsu makan tidak ada
3) Muntah terus – menerus yang mempengaruhi keadaan umum klien.
4) BB menurun
5) Nyeri epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 x/mnt
7) Tekanan sistol darah menurun.
8) Temperatur tubuh naik.
9) Turgor kulit berkurang.
10) Lidah kering
11) Mata cekung

b. Hiperemesis Tingkatan II
1) Tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit lebih menurun
3) Lidah kering dan nampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu kadang – kadang naik
6) Mata cekung dan sedikit ikterus
7) Berat badan turun
8) Tekanan darah menurun
9) Hemokonsentrasi
10) Oliguria
11) Konstipasi
12) Hawa pernafasan berbau aseton
13) Aseton ditemukan dalam urine

c. Hiperemesis Tingkatan III


1) Keadaan umum lebih parah, muntah berhenti.
2) Kesadaran menurun dari somnolen sampai koma.
3) Nadi kecil dan cepat.
4) Suhu meningkat.
5) Tekanan darah menurun.
6) Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang dikenal sebagai
ensefalopati wernicke, dengan gejala nistagmus, diplopia, dan
perubahan mental.keadaan ini adalah akibat dari sangat kekurangan zat
makanan , termasuk vitamin B kompleks.
7) Timbulnya ikterus menunjukan payah hati.
8) Terjadi perdarahan ari esofagus, lambung, dan retina.

2.8 Pemeriksaan Fisik


Adapun pemeriksaan fisik yang ditemukan pada masing – masing tingkatan
hiperemesis  gravidarum adalah sebagai berikut :
a. Tanda vital seperti ada tidaknya demam, takikardia atau hipotensi
otostatik, frekuensi pernafasan meningkat, atau adanya nafas bau aseton.
b. Tanda – tanda umum seperti distress emosional dan ada tidaknya toksik.
c. Berat badan meningkat atau menurun.
d. Status dehidrasi meliputi turgor kulit, keadaan membrane mukosa (kering
atau lembap) dan oligouria.
e. Status kardiovaskuler seperti kualitas nadi (kuat atau lemah), takikardia
atau terjadinya hipotensi ortostatik.
f. Keadaan abdomen meliputi suara abdomen (biasanya hipoaktif merupakan
keadaan normal dalam kehamilan), adanya nyeri lepas atau nyeri tekan,
adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, dan tanda Murpy dan tanda
Mc.Burney’s.
g. Genitourinaria seperti nyeri kostovestebral dan nyeri suprapubik.
h. Eliminasi seperti perubahan pada kosistensi feces, konstipasi, dan
penurunan frekuensi berkemih.
i. Keadaan janin meliputi pemeriksaan denyut jantung janin, tinggi fundus
uterus, dan perkembangan janin (apakah sesuai dengan usia kehamilan).

2.9 Pemeriksaan Diagnostik / penunjang


a. Urinalisis untuk menentukan adanya infeksi dan atau dehidrasi meliputi
pemeriksaan keton, albumin, dan berat jenis urine.
b. Kadar hemoglobin (HB) dan hematokrit (Ht).
c. Pemeriksaan elektrolit jika terjadi dehidrasi dan diduga terjadi muntah
berlebihan meliputi pemeriksaan natrium, kalium, klorida dan protein.
d. Pemeriksaan Blood Urea Nitrogen (BUN), nonprotein nitrogen, dan kadar
asam.
e. TSH untuk menentukan penyakit pada tiroid
f. CBG, amilase, lipase, keadaan hati atau jika diduga terjadi infeksi sebagai
penyebab.
g. Foto abdomen jika ada indikasi gangguan abdomen akut.
h. Kadar hCG jika diduga kehamilan multiple atau mola hidatiformis.

2.10 Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian
pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.

2.11 Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi.

2.12 Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-
hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun
pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
a. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin

Adapun terapi dan perawatan yang diberikan adalah sebagai berikut :


1) Isolasi
Penderita disendirikan dalam kamar yang tenang tetapi cerah dan
peredaran udara yang baik. Tidak diberikan makan/minuman selama 24
-28 jam. Kadang-kadang dengan isolasi saja gejaia-gejala akan berkurang
atau hilang tanpa pengobatan.
2) Terapi psikologi
Perlu diyakinkan pada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasa takut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan yang serta
menghilangkan masalah dan konflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
3) Cairan parenteral
Berikan cairan- parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan Glukosa 5% dalam cairan garam fisiologik sebanyak 2-3 liter per
hari. Bila perlu dapat ditambah Kalium dan vitamin, khususnya vitamin B
kompleks dan vitamin C. Bila ada kekurangan protein, dapat diberikan
pula asam amino secara intra vena.
4) Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatri bila keadaan
memburuk. Delirium, kebutaan, tachikardi, ikterus anuria dan perdarahan
merupakan manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapeutik sering sulit diambil, oleh karena di satu
pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tak boleh
menunggu sampai terjadi gejala ireversibel pada organ vital.

b. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah
dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.

Adapun makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III
adalah roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah
Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer,
sedangkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II,
III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan
dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi,
dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap) juga tidak dianjurkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Ny. S usia 17 tahun dengan usia kehamilan 14 minggu trimester I,


mengalami mual muntah dan pusing, serta merasa cemas akan
kehamilannya, Ny.A mengatakan bahwa ini adalah kehamilan pertama dan
banyak sekali hal hal yang tidak diketahui mengenai kehamilannya.

3.1 Pengkajian Prenatal/Antenatal Care (Anc)

Tgl. Pengkajian : 25 November 2020 No. Register : 003


Jam Pengkajian : 09.00 Tgl. MRS : 25 November 2020
Ruang/Kelas : Klinik Pratama
Paberna

A. Identitas
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Tn. A
Umur : 17 Tahun Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Muslim Agama : Muslim
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Wirausaha Alamat : Jln. Tani Asli
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Jln. Tani Asli

B. Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu


No Tahun Jenis Persalinan Penolong Jenis Keadaan Bayi Maslah
Kelamin Waktu Lahir Kehamilan
- - - - - - -

1. Pengalaman menyusui : ya/tidak Berapa lama : -


2. Masalah saat menyusui : ada/tidak,
3. Riwayat ginekologi : -
4. Riwayat KB : Tidak ada

C. Riwayat Kehamilan Saat ini


1. HPHT :
2. Taksiran partus :
3. BB sebelum hamil : 45,5 kg BB saat hamil : 48 kg
4. TB : 149 cm
5. Berapa kali periksa hamil : 1 kali
6. Tempat periksa/pemeriksa : Klinik Pratama Paberna

D. Data Umum Kesehatan Saat Ini


- Status obstetric : G1P0A0 Usia kehamilan : 14 Minggu
- Keadaan umum : CM, Kooperatif
- TD saat ini : 130 /80 mmHg
- TD sebelum hamil : 120/80 mmHg
- Nadi : 78 x/menit
- Pernapasan : 22 x/menit
o
- Suhu : 36.7 C

E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa
Hasil
n fisik
Kepala Bentuk Simetris, bulat lonjong
Rambut Hitam, tidak kering, tidak berketombe
Kulit Lembab, sawo matang
Mata Tidak berkaca mata, tidak nampak keruh, tidak
ada sekret, conjuntiva tidak anemis.
Hidung Hidung tidak ada kotoran atau polip.
Mulut & Mulut dan gigi bersih, tidak ada caries atau
tenggorokan sariawan, tdk berbau, tdk ada pembesaran tonsil.
Telinga Tidak kotor, tidak ada gangguan pendengaran, tdk
ada kelainan bentuk.
Leher Bersih, tidak ada parut, tidak nampak
hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
Dada Bentuk simetris, tidak ada parut, payudara bulat
kencang, areola lebar berwarna coklat
hiperpigmentasi, puting susu masuk ke dalam dan
lebar, aerola pendek dan warna hitam.
Perut Membesar sesuai usia kehamilan
Ekstremitas Tampak bersih, kulit tdk kering, Tidak ada
oedem, tidak ada kelainan bentuk, tidak terdapat
varises.

1. Dada
 Jantung : Normal
 Paru-paru : Tidak ada penambahan suara
 Payudara : Simetris
 Puting susu : menonjol/tidak
 Aerola kehitaman : ya/tidak
 Pengeluaran ASI : (-)
 Masalah khusus : (-)

2. Abdomen
a. Uterus
1) Leopold I :
- Tinggi Fundus Uteri : 18 cm
- Kontraksi : ya / tidak
- Taksiran Berat Janin : 930 gram
2) Leopold II :
Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala

Kiri : punggung/bagian kecil/bokong/kepala

Denyut jantung janin : 154 x/menit

3) Leopold III : kepala/bokong/kosong


4) Leopold IV : bagian masuk PAP :

b. Pigmentasi
1) Linea nigra
2) Striae
c. Fungsi pencernaan : Baik
d. Masalah Khusus : (-)

3. Perineum dan genital


a. Vagina : varises : ya/tidak
b. Kebersihan : Baik
c. Keputihan :-
d. Jenis/warna :-
e. Konsistensi :-
f. Bau :-
a. Hemorrhoid : derajat : - lokasi : -
b. Berapa lama :- nyeri : ya/tidak
c. Masalah khusus : -

4. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
1) Edema : ya/tidak, lokasi : -
2) Varises : ya/tidak, lokasi : -
b. Ekstremitas Bawah
1) Edema : ya/tidak, lokasi :
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
3) Refleks patella : +

5. Nutrisi dan cairan


a. Asupan nutrisi
- Nafsu makan : baik/ kurang /tidak ada
b. Asupan cairan : cukup/ kurang
- Mual/muntah : ya/tidak
- Frekuensi : 4- 5 x/sehari
c. Masalah khusus : -

6. Istirahat dan kenyamanan


a. Pola tidur : Baik
1) Kebiasaan tidur : Siang dan Malam
2) Lama : 8 - 18 jam/ hari
3) Frekuensi : 2 kali (Siang dan Malam )
b. Pola tidur saat ini : Kurang baik karena efek mual muntah
c. Keluhan ketidaknyamanan : ya/tidak Lokasi : Abdomen

7. Mobilisasi dan latihan


a. Tingkat mobilisasi :
 Melakukan Pekerjaan Rumah
 Adanya kelelahan dan toleransi beraktifitas.
 Kelemahan, kelelahan, malaise.

b. Latihan senam : Penurunan Latihan

8. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK
Frekuensi : 3 – 4 X/sehari
Jumlah urine : 1000-1200 L/ Hari
Warna urine : Pekat
Maslah khusus: -
b. Feces : Kebiasaan BAB
Frekuensi : 1 – 2 X/ Sehari
Jumlah :-
Konsistensi : Padat
Warna : Kekuningan
Maslah khusus: -
9. Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : Baik
Penerimaan terhadap kehamilan : Baik
Masalah khusus : Tidak Ada

10. Pola persepsi kognitif


 Adanya sakit kepala, pusing.
 Ada rasa baal di tangan dan kaki.
 Adanya gangguan penglihatan dan pendengaran.
 Gatal-gatal.

11. Pola mekanisme koping


 Kecemasan b.d Kesiapan menghadapi kehamilan

3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Resiko Perubahan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan selera makan, nausea dan vomitus.
2. Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal.

3.3 Rencana Keperawatan


DP 1 : Resiko Perubahan pola nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh b.d
perubahan selera makan, nausea dan vomitus.
HYD : Klien menunjukkan kenaikan berat badan yang sesuai
INTERVENSI :
1. Kaji keadekuatan/kebiasaan asupan nutrisi dulu dan sekarang. Perhatikan
kondisi rambut, kuku dan kulit.
R/ : Kesejahteraan ibu dan janin tergantung pada nutrisi ibu selama
kehamilan.
2. Kaji frekuensi dari mual muntah dan penangan dari ibu
R/ : Mual dan muntah pada trimester I dapat berdampak negatif pada status
nutrisi prenatal.
3. Timbang berat badan ibu setiap kunjungan.
R/ : Mengetahui kemajuan dari diet yang dijalankan ibu.
4. Ukur pembesaran uterus
R/ : malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan
memperberat penurunan komplemen sel otak pada janin.
5. Jelaskan mengenai diet yang tepat selama kehamilan dan pentingnya
suplemen vitamin dan zat besi
R/ : Meningkatkan keyakinan ibu memilih diet seimbang
6. Kolaborasi : Pantau kadar Hb/Ht
R/ : mengidentifikasi adanya anemia atau resiko penurunan kapasitas
pembawa O2 ibu

DP 2 : Kurang pengetahuan mengenai perkembangan kehamilan yang normal.


HYD : Setelah diberikan penjelasan diharapkan pengetahuan klien bertambah
mengenai pentingnya nutrisi selama kehamilan yang ditandai dengan :
a. Klien dapat mendiskusikan perubahan pola nutrisi selama
ibu hamil.
b. Klien mengungkapkan keinginan untuk mengkonsumsi
nutrisi yang cukup
INTERVENSI :
1. Bina trust antara perawat dengan klien.
R/ : Peran penyuluh atau konselor dapat memberikan bimbingan dan
meningkatkan tanggung jawab individu terhadap kesehatan.
2. Kaji pengetahuan ibu mengenai nutrisi yang dibutuhkan selama
kehamilan.
R/ : Mengetahui pemahaman ibu mengenai nutrisi selama kehamilan.
3. Klarifikasi kesalapahaman mengenai pengetahuan yang dimiliki klien.
R/ : Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi dan dapat
mengganggu pembelanjaaran selanjutnya.
4. Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan klien.
R/ : Informasi mendorong penerimaan tanggung jawab.
NO DIAGNOSA AKTUAL/ HYD RENCANA IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN RESIKO/TID KEPERAWATAN
AK
1. Perubahan pola Aktual Kebutuhan 1. Ka TGL : 16 Nov 2020 S :
nutrisi: kurang dari nutrisi ibu ji Mengkaji kebiasaan mem
kebutuhan tubuh b.d dapat adekuat keadekuatan/kebiasaan asupan nutrisi ibu. dibe
perubahan selera dalam waktu 1 asupan nutrisi dulu → Ibu mengatakan men
makan, mual dan bulan yang dan sekarang. sebelum hamil makan pent
muntah ditandai Perhatikan kondisi 3 kali sehari 1 porsi, keha
dengan : rambut, conjunctiva, setelah hamil makan
DS : Ibu  I kuku dan kulit. hanya 2 – 3 sendok O:
mengatakan bu R/ : Kesejahteraan ibu karena ibu merasa men
sebelum hamil menunjukka dan janin tergantung mual dan takut baik
makan 3 kali sehari n pada nutrisi ibu selama muntah nutr
1 porsi, setelah peningkatan kehamilan. 1. Mengo dan
hamil makan hanya berat badan 2. Ka bservasi kondisi vita
2 – 3 sendok karena yang sesuai ji frekuensi dari mual rambut, kuku dan
ibu merasa mual (minimal 1,5 muntah dan penangan kulit A: M
dan takut muntah kg) dari ibu → rambut berwarna nutr
 I R/ : Mual dan muntah hitam, tidak rontok, kebu
DO : bu pada trimester I dapat conjunctiva tidak tera
BB ibu = 46 Kg mengkonsum berdampak negatif pada anemis, kuku tidak pada
TB : 165cm si zat besi status nutrisi prenatal. mudah patah, turgor suda
IMT : 16,91 dan vitamin. 3. Ti kulit elastis.
(malnutrisi ringan)  I mbang berat badan ibu 2. Menim P:
bu mengerti setiap kunjungan. bang BB ibu dila
mengenai R/ : Mengetahui → BB ibu = 46 Kg,
diet yang kemajuan dari diet yang Ibu mengalami
dijelaskan dijalankan ibu. penurunan BB
dan mau 4. Uk sebanyak 1 Kg dari 1
mengikuti ur pembesaran uterus bulan yang lalu.
diet yang R/ : malnutrisi ibu 3. Mengk
dianjurkan. berefek negatif terhadap aji Mual dan
pertumbuhan janin dan muntah
memperberat penurunan → Ibu mengatakan
komplemen sel otak mual dan muntah
pada janin. pada pagi hari
5. Jel sebanyak 1 kali isi
askan mengenai diet makanan, paling
yang tepat selama sering pada malam
kehamilan dan hari sebanyak 3 – 4
NO DIAGNOSA AKTUAL/ HYD RENCANA IM
KEPERAWATAN RESIKO/TID KEPERAWATAN
AK
2. Kurang pengetahuan Aktual Setelah 1. Bina trust TGL
mengenai diberikan antara perawat dengan
pentingnya nutrisi penjelasan klien. 1.
pada ibu hamil. diharapkan R/ : Peran penyuluh atau an
pengetahuan konselor peraw
DS : Ibu mengatakan klien dapat memberikan 2.
saat merasa mual bertambah bimbingan dan pe
dan muntah ibu tidak mengenai meningkatkan tanggung men
melanjutkan makan pentingnya jawab individu terhadap yang
kerena takut akan nutrisi selama kesehatan. selam
muntah kembali. Ibu kehamilan 2. Kaji →
makan pada waktu yang ditandai pengetahuan ibu saat
makan berikutnya. dengan : mengenai mun
1. K nutrisi yang dibutuhkan mela
DS : ibu banyak lien dapat selama kehamilan. kere
bertanya mengenai mendiskusik R/ : Mengetahui mun
nutrisi selama an perubahan pemahaman ibu mengenai mak
kehamilan dan pola nutrisi nutrisi selama kehamilan. mak
suplemen untuk selama ibu 3. Klarifikasi 3.
kehamilan. hamil. kesalapahaman mengenai i
2. K pengetahuan yang kesa
lien dimiliki klien. men
mengungkap R/ : Ketakutan biasanya peng
kan timbul dari dimi
keinginan kesalahpahaman informasi Den
untuk dan dapat mengganggu pent
mengkonsum pembelanjaaran yang
si nutrisi selanjutnya. nutri
yang cukup 4. Pertahankan bagi
sikap terbuka terhadap janin
keyakinan klien. ibu.
R/ : Informasi mendorong Ibu
penerimaan tanggung tetap
jawab. pors
5. Jelaskan kead
pentingnya nutrisi yang serin
seimbang. 3jam
R/ : Meningkatkan
keinginan untuk
melaksanakan diet
seimbang.
BAB IV
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan
diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Seorang wanita
bisa memiliki suatu keadaan yang menyebabkan meningkatnya risiko
kahamilan dan setiap wanita hamil juga akan menghadapi risiko komplikasi
yang bisa mengancam jiwanya (Wahyuningrum, 2012).

1.2 Saran
1.2.1 Bagi Industri Pendidikan
Semoga asuhan keperawatan ini dapat menjadi referensi bagi
penulis.
4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan kepada keluarga, hendaknya mempertahankan dan
tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anggota
keluarga dengan masalah masalah kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Runiari, Nengah. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Hiperemesis


Gravidarum. Jakarta : Penerbit Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai