D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Hiperemesis Gravidarum
2. Untuk mengetahui penyebab Hiperemesis Gravidarum
3. Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi bagi Kehamilan Trimester Pertama
4. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Ibu Hamil Trimester I dengan
Hiperemesis Gravidarum
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.5 Patofisiologi
Patofisiologi hiperemesis gravidum masih belum jelas (Meltzer, 2000; Neill &
Nelson, 2003; Edelman, 2004); namun peningkatan kadar progesterone,
estrogen, dan human chorionic gonadotropin (hCG) dapat menjadi faktor
pencetus mual dan muntah. Peningkatan hormone progesterone menyebabkan
otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi sehingga motilitas
lambung menurun dan pengosongan lambung melambat. Refluk esophagus,
penurunan motilitas lambung, dan penurunan sekresi asam hidroklorid juga
berkontribusi terhadap terjadinya mual dan muntah. Hal ini diperberat dengan
adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor psikologis, spiritual, lingkungan
, dan sosiokultural.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi pada hamil muda; bila
terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi, ketidakseimbangan
elektrolit disertai alkalosis hipokloremik, serta dapat mengakibatkan cadangan
karbohidrat dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna menyebabkan ketosis dengan tertimbunnya asam
asetoasetik, asam hidroksi buterik, dan aseton dalam darah.
Kekurangan intake dan kehilangan cairan karena muntah menyebabkan
dehidrasi, sehingga cairan ekstraselular dan plasma berkurang. Natrium dan
klorida dalam darah maupun dalam urin turun, selain itu dehidrasi
menyebabkan hemokonsentrasi sehingga menyebabkan aliran darah ke
jaringan berkurang. Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan
bertambahnya ekskresi lewat ginjal berakibat frekuensi muntah bertambah
banyak, sehingga dapat merusak hati dan terjadilah “lingkaran setan” yang
sulit dipatahkan.
Keadaan dehidrasi dan intake yang kurang mengakibatkan penurunan berat
badan yang terjadi bervariasi tergantung durasi dan beratnya penyakit.
Pencernaan serta absorpsi karbohidrat dan nutrisi lainnya yang tidak adekuat
mengakibatkan tubuh membakar lemak untuk mempertahankan panas dan
energi tubuh. Jika tidak ada karbohidrat maka lemak digunakan untuk
menghasilkan energi, akibatnya beberapa hasil pembakaran dari metabolisme
lemak terdapat dalam darah dan urine (terdapat atau kelebihan keton dalam
urine).
Pada beberapa kasus berat, perubahan yang terjadi berhubungan dengan
malnutrisi dan dehidrasi yang menyebabkan terdapatnya nonprotein nitrogen,
asam urat, urea, dan penurrunan klorida dalam darah. Kekurangan vitamin B1,
B6, dan B12 menyebabkan terjadi neuropati perifer dan anemia; bahkan pada
kasus berat, kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan Wernick
enchepalopati (Manuaba, 2001; Kuscu & Koyancu, 2002; Neill & Nelson,
2003); hal tersebut juga didukung oleh Friedman (1998), Manuaba (2001), dan
Wiknjosastro (2005) yang menyatakan bahwa wernick ensefalopati dapat
timbul sekunder akibat defisiensi tiamin.
2.6 Pathway
2.7 Gejala Klinis
Batas jelas antara mual yang masih fisiologik dalam kehamilan dengan
hiperemesis gravidarum tidak ada; tetapi bila keadaan umum penderita
terpengaruh, ini dianggap sebagai hiperemesis gravidarum yang menurut berat
ringannya gejala dapat dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu:
a. Hiperemesis tingkatan I
1) Lemah
2) Nafsu makan tidak ada
3) Muntah terus – menerus yang mempengaruhi keadaan umum klien.
4) BB menurun
5) Nyeri epigastrium
6) Nadi meningkat sekitar 100 x/mnt
7) Tekanan sistol darah menurun.
8) Temperatur tubuh naik.
9) Turgor kulit berkurang.
10) Lidah kering
11) Mata cekung
b. Hiperemesis Tingkatan II
1) Tampak lebih lemah dan apatis
2) Turgor kulit lebih menurun
3) Lidah kering dan nampak kotor
4) Nadi kecil dan cepat
5) Suhu kadang – kadang naik
6) Mata cekung dan sedikit ikterus
7) Berat badan turun
8) Tekanan darah menurun
9) Hemokonsentrasi
10) Oliguria
11) Konstipasi
12) Hawa pernafasan berbau aseton
13) Aseton ditemukan dalam urine
2.10 Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum sangat
memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun demikian
pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa ibu dan janin.
2.11 Komplikasi
Dehidrasi berat, ikterik, takikardia, suhu meningkat, alkalosis, kelaparan
gangguan emosional yang berhubungan dengan kehamilan dan hubungan
keluarga, menarik diri dan depresi.
2.12 Penatalaksanaan
Pencegahan terhadap Hiperemesis gravidarum perlu dilaksanakan dengan
jalan memberikan pcnerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
kadang muntah merupakan gejala yang flsiologik pada kehamilan muda dan
akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, mengajurkan mengubah makan sehari-
hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih sering. Waktu bangun
pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi dianjurkan untuk makan roti
kering atau biskuit dengan teh hangat.Makanan yang berminyak dan berbau
lemak sebaiknya dihindarkan. Makanan dan minuman sebaiknya disajikan
dalam keadaan panas atau sangat dingin.
a. Obat-obatan
Sedativa yang sering digunakan adalah Phenobarbital. Vitamin yang
dianjurkan Vitamin B1 dan B6 Keadaan yang lebih berat diberikan
antiemetik sepeiti Disiklomin hidrokhloride atau Khlorpromasin. Anti
histamin ini juga dianjurkan seperti Dramamin, Avomin
b. Diet
1) Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III.
Makanan hanya berupa rod kering dan buah-buahan. Cairan tidak
diberikan bersama makanan tetapi 1 — 2 jam sesudahnya. Makanan
ini kurang dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu
hanya diberikan selama beberapa hari.
2) Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi linggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan. Makanan ini rendah
dalam semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3) Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan.
Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan bersama
makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali Kalsium.
Adapun makanan yang dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II, dan III
adalah roti panggang, biskuit, crackers, buah segar dan sari buah
Minuman botol ringan, sirop, kaldu tak berlemak, teh dan kopi encer,
sedangkan makanan yang tidak dianjurkan untuk diet hiperemesis I, II,
III adalah makanan yang umumnya merangsang saluran pencernaan
dan berbumbu tajam. Bahan makanan yang mengandung alkohol, kopi,
dan yang mengadung zat tambahan (pengawet, pewarna, dan bahan
penyedap) juga tidak dianjurkan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Identitas Pasien 2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. S Nama : Tn. A
Umur : 17 Tahun Umur : 17 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Laki - laki
Agama : Muslim Agama : Muslim
Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan : Wirausaha Alamat : Jln. Tani Asli
Gol. Darah :O Hubungan dengan Klien : Suami
Alamat : Jln. Tani Asli
E. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaa
Hasil
n fisik
Kepala Bentuk Simetris, bulat lonjong
Rambut Hitam, tidak kering, tidak berketombe
Kulit Lembab, sawo matang
Mata Tidak berkaca mata, tidak nampak keruh, tidak
ada sekret, conjuntiva tidak anemis.
Hidung Hidung tidak ada kotoran atau polip.
Mulut & Mulut dan gigi bersih, tidak ada caries atau
tenggorokan sariawan, tdk berbau, tdk ada pembesaran tonsil.
Telinga Tidak kotor, tidak ada gangguan pendengaran, tdk
ada kelainan bentuk.
Leher Bersih, tidak ada parut, tidak nampak
hyperpigmentasi, tidak ada pembesaran kelenjar
tyroid.
Dada Bentuk simetris, tidak ada parut, payudara bulat
kencang, areola lebar berwarna coklat
hiperpigmentasi, puting susu masuk ke dalam dan
lebar, aerola pendek dan warna hitam.
Perut Membesar sesuai usia kehamilan
Ekstremitas Tampak bersih, kulit tdk kering, Tidak ada
oedem, tidak ada kelainan bentuk, tidak terdapat
varises.
1. Dada
Jantung : Normal
Paru-paru : Tidak ada penambahan suara
Payudara : Simetris
Puting susu : menonjol/tidak
Aerola kehitaman : ya/tidak
Pengeluaran ASI : (-)
Masalah khusus : (-)
2. Abdomen
a. Uterus
1) Leopold I :
- Tinggi Fundus Uteri : 18 cm
- Kontraksi : ya / tidak
- Taksiran Berat Janin : 930 gram
2) Leopold II :
Kanan : punggung/bagian kecil/bokong/kepala
b. Pigmentasi
1) Linea nigra
2) Striae
c. Fungsi pencernaan : Baik
d. Masalah Khusus : (-)
4. Ekstremitas
a. Ekstremitas Atas
1) Edema : ya/tidak, lokasi : -
2) Varises : ya/tidak, lokasi : -
b. Ekstremitas Bawah
1) Edema : ya/tidak, lokasi :
2) Varises : ya/tidak, lokasi :
3) Refleks patella : +
8. Eliminasi
a. Urin : Kebiasaan BAK
Frekuensi : 3 – 4 X/sehari
Jumlah urine : 1000-1200 L/ Hari
Warna urine : Pekat
Maslah khusus: -
b. Feces : Kebiasaan BAB
Frekuensi : 1 – 2 X/ Sehari
Jumlah :-
Konsistensi : Padat
Warna : Kekuningan
Maslah khusus: -
9. Keadaan Mental
Adaptasi psikologis : Baik
Penerimaan terhadap kehamilan : Baik
Masalah khusus : Tidak Ada
1.2 Saran
1.2.1 Bagi Industri Pendidikan
Semoga asuhan keperawatan ini dapat menjadi referensi bagi
penulis.
4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Diharapkan kepada keluarga, hendaknya mempertahankan dan
tetap menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada anggota
keluarga dengan masalah masalah kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA