Anda di halaman 1dari 70

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

Dosen Pengampu :
Ns. Nurul Sri wahyuni, S.Kep, M.Kes
Disusun Oleh :

1. Asna Atik M. (22632226)


2. Krisna Mardhani (22632237)
3. Rani Putri Bestari (22632218)
4. Ayu Kristiana (22632135)
5. Henes Nurianto (22632231)
6. Rony Dwi Cahyono (22632210)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan “Makalah Konsep

Keperawatan Keluarga” ini. Shalawat serta salam kita haturkan kepada

Nabi Muhammad SAW. yang telah membawa umatnya ke alam yang

berilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini. Makalah ini memuat tentang

Konsep Keperawatan Keluarga. Semoga dengan makalah ini dapat

memberikan wawasan yang lebih luas lagi kepada kita semua. Dalam

penulisan makalah ini mungkin masih terdapat banyak kesalahan dan

kekurangan, oleh karena itu saya berharap pembaca dapat memberikan

kritikan dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi

pembaca. Wa’alaikummussalam Wr. Wb.

Ponorogo, 01 Mei 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................1

A. Pengertian Keluarga...........................................................................................1

B. Karakteristik Keluarga Sejahtera........................................................................2

C. Konsep Keperawatan Keluarga...........................................................................3

D. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Keluarga.................................................3

E. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga.........................................................6

F. Tren dan Isu Keperawatan Keluarga..................................................................7

G. Proses Keperawatan Keluarga..........................................................................8

BAB III PENUTUP.................................................................................................58

A. Kesimpulan.......................................................................................................58

B. Saran.................................................................................................................58

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................60

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus

menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju.

Orang dengan mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi

hal ini dipengaruhi oleh peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat,

masih banyak yang hidup dibawah garis kemiskinan. Oleh karena itu

masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan keluarga dari sekarang

agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan dan oleh sebab itu disini

akan dibahas tentang konsep keperawatan keluarga dalam keperawatan di

Indonesia. Agar masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga

merupakan salah satu area spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada

keluarga sebagai target pelayanan. Tujuan dari keperawatan keluarga adalah

untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara menyeluruh dan setiap anggota

keluarga.

Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga.

Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan

atau si penerima asuhan keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan

cara asuhan yang diperlukan anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan

keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh

keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga

dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.

1
Keluarga menjadi point penting dalam upaya mencapai kesehatan

masyarakat secara optimal karena memiliki keterkaitan dengan masalah

kesehatan, memiliki fungsi utama dalam masyarakat dan lembaga yang

menyangkut kehidupan masyarakat.Peran keluarga sebagai kelompok dapat

melakukan aktivitas pencegahan, memelihara, menimbulkan,

memperbaikiataupun mengabaikan masalah kesehatan yang ada di dalam

kelompok /keluarga.

Keluarga menempati posisi diantara individu dan masyarakat, sehingga

dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat

dua keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan

individu, dan keuntungan yang kedua adalah memenuhi kebutuhan

masyarakat. Dalam pemberian pelayanan kesehatan perawat harus

memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga sehingga dapat menerima.

Maka dari itu penulis akan meninjau beberapa tinjauan kepustakaan untuk

melengkapi teori teori dasar mengenai kosep dasar keluarga.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang dirumuskan yaitu :

1) Apa yang dimaksud keluarga ?

2) Apa saja konsep keluarga sejahtera?

3) Apa konsep keperawatan keluarga ?

4) Apa ruang lingkup keperawatan keluarga ?

5) Apa saja sasaran pelayanan keperawatan keluarga?

6) trend dan issue keperawatan keluarga ?

7) Apa proses keperawatan keluarga ?

2
8) Bagaimana asuhan keperawatan keluarga sesuai tumbuh kembang ?

9) Bagaiaman asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan yang

lazim di Indonesia?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang

Konsep Keluarga

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah dua atau lebih dari dau individu yang tergabung

karena hubungan darah, hubungan perkawinan dan mereka hidup dalam

satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya

masing-masing menciptakan serta mempertahankan kebudayaan

(Friedman, 2010).

Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih

orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan

atau adopsi, tingga bersama dan saling menguntungkan, empunyai tujuan

bersama, mempunyai generasi peneus, saling pengertian dan saling

menyayangi (Achjar, 2010).

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Keluarga

didefinsikan dengan istilah kekerabatan dimana invidu bersatu dalam suatu

ikatan perkawinan dengan menjadi orang tua. Dalam arti luas anggota

keluarga merupakan mereka yang memiliki hubungan personal dan timbal

balik dalam menjalankan kewajiban dan memberi dukungan yang

disebabkan oleh kelahiran,adopsi,maupun perkawinan (Stuart,2014).

1
B. Karakteristik Keluarga Sejahtera

Berdasarkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar,

psikososial, ekonomi, dan aktualisasi keluarga dalam masyarakat keluarga

dikelompokkan menjadi 5 tahap yaitu sebagai berikut :

1. Keluarga pra sejahtera

Adalah yaitu kebutuhan pengajaran agama, pangan

sandang, papan dan kesehatan atau keluarga yang belum dapat

memenuhi salah satu atau lebih indikator keluarga sejahteraan

tahap 1.

2. Keluarga sejahtera tahap I

Keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasar secara

minimal serta memenuhi kebutuhan sosial psikologinya, yaitu

kebutuhan pendidikan, keluarga berencana (KB), interaksi dalam

keluarga, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan

transportasi.

3. Keluarga sejahtera tahap II

Keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan secara minimal

serta telah memenuhi seluruh kebutuhan untuk menabung dan

memperoleh informasi.

4. Keluarga sejahtera tahap III

Keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan

dasar, kebutuhan sosial psikososial dan pengembangan, tetapi

belum dapat memberikan sumbangan baik internal atau keluarga,

serta berfikir dengan menjadi pengurus lembaga masyarakat,

2
yayasan sosial, kegamaan, kesenian,olahraga, pendidikan dan

sebagainya.

5. Keluarga sejahtera tahap III (plus)

Keluarga yang telah dapat memenuhi kebuthan baik yang

bersifat dasar, sosial psikologis, pengembangan, serta telah mampu

memberikan sumbangan yang nyata dan berkelanjutan bagi

masyarakat.

C. Konsep Keperawatan Keluarga

Keperawatan keluarga adalah serangkain kegiatan yang di beri

via praktik keperawatan kepada keluarga untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan.

Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP) dan Upaya Pelayanan keperawatan keluarga

mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan Upaya Kesehatan

Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang

kehidupan dan Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada

klien sepanjang rentang kehidupan dan sesuai tahap perkembangan

keluarga.

D. Ruang Lingkup Praktik Keperawatan Keluarga

a. Upaya-upaya peningkatan kesehatan (promotif)

b. Pencegahan (preventif)

c. Pemeliharaan kesehatan dan pengobatan (kuratif)

3
d. Pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan

e. Mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu,

keluarga, kelompok dan mengembalikan serta memfungsikan

kembali baik individu keluarga, kelompok, dan masyarakat ke

lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak

mengabaikan upaya kuratif, rehabilitative dan resosialitatif.

A. Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan :

1. Penyuluhan kesehatan masyarakat.

2. Peningkatan gizi.

3. Pemeliharaan kesehatan perorangan.

4. Pemeliharaan kesehatan lingkungan.

5. Olahraga secara teratur.

6. Rekreasi.

7. Pendidikan seks

B. Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok, dan

masyarakat melalui kegiatan:

1. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

4
2. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,

puskesmas maupun kunjungan rumah.

3. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,

puskesmas ataupun di rumah.

4. Pemeriksaan dan pemeliharan kehamilan, nifas, dan menyusui

bayi.

C. Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-

anggota keluarga, kelompok, dan masyarakat yang menderita

penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan :

1. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari

puskesmas dan rumah sakit.

3. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu

bersalin dan nifas

4. Perawatan payudara

5. Perawatan tali pusat bayi baru lahir

D. Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitative merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi

penderita yang dirawat dirumah, maupun terhadap kelompok-

kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya

kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya. Dilakukan melalui kegiatan :

1. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti

penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan.

5
2. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit

tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita

stroke : fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh

perawat.

E. Upaya Resosialitatif

Upaya resosilatatif adalah upaya mengembalikan individu,

keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,

diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh

masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta,

AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita

Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain- lain.

Disamping itu, upaya resosilatatif meyakinkan masyarakat untuk

dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah

kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah

kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan

penjelasan dengan pengertian atau batasan- batasan yang jelas dan

dapat dimengerti.

E. Sasaran Pelayanan Keperawatan Keluarga

Dimana sasaran keperawatan keluarga meliputi :

a. Keluarga Sehat

Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi

memerlukan antisipasi terkait dengan siklus perkembangan

manusia dan tahapan tumbuh kembang keluarga. Focus intervensi

keperawatan terutama pada promosi Kesehatan dan pencegahan

6
penyakit

b. Keluarga Risiko Tinggi dan Rawan Kesehatan

Jika satu atau lebih anggota keluarga memerlukan perhatian

khusus. Keluarga risiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki

kebutuhan untuk menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan

anggota keluarga, keluarga dengan faktor risiko penurunan status

Kesehatan, misalnya : bayi BBLR, balita gizi buruk atau kurang,

bayi atau balita yang belum di imunisasi, bumil anemia.

c. Keluarga yang Memerlukan Tindak Lanjut

Keluarga yang anggota kelaurganya mempunyai masalah

Kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan

atau Kesehatan misalnya : klien pasca hospitalisasi penyakit

kronik, penyakit degenerative, tindakan pembedahan dan penyakit

terminal.

F. Tren dan Isu Keperawatan Keluarga

Beberapa tren dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya :

a. Tren dan Isu Global :

a) Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola

perilaku keluarga.

b) Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga

penyebarannya semakin meluas.

c) Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat

mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar –

besaran yang berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang

7
berubah.

d) Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan

persaingan yang ketat serta menimbulkan munculnya sekolah –

sekolah yang mengutamakan kualitas Pendidikan.

e) Kompetisi global di bidang penyediaan sarana dan prasarana

serta pelayanan Kesehatan menuntut standar profesionalitas

keperawatan yang tinggi.

b. Tren dan Isu Nasional

a) Semakin tingginya tuntutan profesionalitas pelayanan Kesehatan.

b) Penerapan desentralisasi yang juga melibatkan bidang Kesehatan.

c) Peran serta masyarakat yang semakin tinggi dalam bidang

Kesehatan.

d) Munculnya perhatian dari pihak pemerintah mengenai masalah

Kesehatan masyarakat seperti diberikannya bantuan bagi

keluarga miskin serta asuransi Kesehatan lainnya bagi keluarga

yang tidak mampu.

G. Proses Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks

dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama

dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga.

Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi :

1. Pengkajian keluarga dan individu di dalam keluarga.

Yang termasuk pada pengkajian keluarga adalah :

8
a. Mengidentifikasi data demografi dan socio cultural.

b. Data lingkungan

c. Struktur dan fungsi keluarga.

d. Stres dan strategi koping yang digunakan keluarga

e. Perkembangan keluarga.

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu

sebagai anggota keluarga, adalah pengkajian :

a. Fisik

b. Mental

c. Emosi

d. Sosial

e. Spiritual

2. Perumusan diagnosis keperawatan.

3. Penyusunan perencanaan

Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapkan

tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi

intervensi keperawatan.

4. Pelaksanaan asuhan keperawatan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan

memobilisasi sumber-sumber daya yang ada di keluarga,

masyarakat dan pemerintah.

5. Evaluasi

Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap

kegiatan yang sudah dilaksanakan.

9
1. TAHAP PENGKAJIAN

Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan metode :

1. Wawancara keluarga

2. Observasi fasilitas rumah

3. Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke ujung

kaki)

4. Data sekunder, seperti contoh : hasil laboratorium, hasil X-Ray, pap

semar, dsb)

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :

I. Data Umum

Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :

1) Nama kepala keluarga (KK)

2) Usia

3) Alamat dan telepon

4) Pekerjaan kepala keluarga

5) Pendidikan kepala keluarga

6) Komposisi keluarga

N Nama JK Hub Um Pen Status Imunisasi Ket


o dg ur didi
KK kan BC Ca
G mpa
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 k

Genogram

10
Simbol-simbol yang bisa digunakan :

a. Tipe Keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe/bentuk keluarga beserta kendala atau

masalah-masalah yang terjadi dengan jenis tipe/bentuk keluarga tersebut.

b. Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi budaya

suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan. Kalau ada perpedaan dalam

keluarga bagaimana keluarga beradaptasi terhadap perbedaan tersebut, apakah

berhasil atau tidak dan kesulitan kesulitan yang masih dirasakan sampai saat

ini sehubungan dengan proses adaptasi tsb.

c. Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat

mempengaruhi kesehatan. Apakah berasal dari agama dan kepercayaan yang

11
sama, kalau tidak bagaimana proses adaptasi dilakukan dan bagaimana

hasilnya.

d. Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik oleh kepala

keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status sosial ekonomi

keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh

keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga. Tingkat status

sosial ekonomi : adekuat bila keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan

primer maupun sekunder dan keluarga mempunyai tabungan; marginal bila

keluarga tidak mempunyai tabungan dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-

hari, miskin bila kelurga tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari hari secara

maksimal, sangat miskin bila keluarga harus dibantu dalam memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

e. Aktivitas rekerasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama

untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun dengan menonton TV dan

mendengarkan radio juga merupakan aktifitas rekreasi. Seberapa sering

rekreasi dilakukan dan apa kegiatan yang dilakukan baik oleh klg scr

keseluruhan maupun oleh anggota klg. Eksplorasi perasaan keluarga setelah

berekreasi, apakah keluarga puas / tidak. Rekreasi dibutuhkan utk

memperkokoh dan mempertahankan ikatan keluarga, memperbaiki perasaan

masing-masing anggota klg curah pendapat / sharing, menurunkan ketegangan

dan utk bersenang-senang.

12
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini.

Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga

inti. Contoh : keluarga Bapak A mempunyai 2 orang anak, anak pertama

berumur 7 tahun dan anak ke 2 berumur 4 tahun, maka keluarga Bapak A

berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan usia anak sekolah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh

keluarga serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

c. Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai bagaimana keluarga terbentuk ( co. apakah pacaran

sebelum nikah, dijodohkan, terpaksa, dll ), riwayat kesehatan pada

keluarga inti, yang meluputi riwayat penyakit keturunan, riwayat

kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap

pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang

bisa digunakan keluarga serta pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan

kesehatan.

d. Riwayat keluarga sebelumnya

Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan

istri,

13
3. Pengkajian Lingkungan

a. Karakteristik rumah

Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe

rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,

peletakan perabot rumah tangga, jenis septicktank, jarak septicktank

dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah. Apakah

rumah dan lingkungan sekitar telah memenuhi syarat-syarat lingkungan

sehat, tk keamanan dalam pengunan fasilitas yg ada di rumah, apakah

privasi masing-masing anggota keluarga adekuat dan eksplorasi

perasaan anggota klg tentang keadaan rumah co puas / tidak, memadai /

tidak.

Diagnosa : Gangguan penatalaksanaan rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga meliputi urban, sub urban,

pedesaan hunian, industri, agraris, bgmn keamanan jalan yang digunakan.

Karakteristik komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,

aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masy. umumnya, tk kepadatan pddk,

stabil / tidak, yan kes / yan sos yg ada dan tk kejahatan yang terjadi

c. Mobilitas geografis keluarga

14
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat. Tgl didaerah yg sekarang sudah berapa lama dan

apakah sdh dpt beradaptasi dg lingkungan sdetempat

d. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat.

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan oleh keluarga untuk

berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauhmana keluarga

interaksinya dengan masyarakat. Kepuasan dalam keterlibatan dg

perkumpulan atau pelayanan yg ada. Bgmn persepsi keluarga terhadap

masyarakat sekitarnya

Diagnosa : isolasi social, menarik diri

e. Sistim pendukung keluarga

Yang termasuk pada sistim pendukung keluarga adalah jumlah anggota

keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk

menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas

psikologis atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau

dukungan dari masyarakat setempat. Dapat digambarkan dengan

menggunakan genogram dan ekomap

4. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara / pola berkomunikasi antar anggota keluarga.

Pola komunikasi fungsional bila komunikasi dilakukan secara efektif,

proses komunikasi berlangsung dua arah dan saling memuaskan kedua

belah pihak. Komunikasi fisfungsional bila komunikasi tidak fokus pada 1

15
ide pembicaraan sehingga pesan tidak jelas, bila bertahan pada pendapat

masing - masing dan tidak dapat menerima pendapat orang lain sehingga

pembicaraan menjadi buntu / tdk berkembang, serta bila ada pesan pesan

penting yang ditutupi padahal penting untuk dibicarakan.

Diagnosa : gangguan komunikasi verbal

b. Struktur kekuatan keluarga

Bagaimana proses pengambilan keputusan : konsensus bila perbedaan

masih dapat disatukan, proses pengambilan keputusan yang paling sehat;

akomodasi bila perbedaan tidak dapat disatukan ( tawar menawar,

kompromi, paksaan ); de facto bila keputusan diserahkan kepada yang

melaksanakan co. KB. Bagaimana hasil keputusan : siapa yg membuat

keputusan akhir, memuaskan / tidak, bila tidak apa yang dilakukan.

Kesimpulannya bagaiman kemampuan anggota keluarga mengendalikan

dan mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.

Diagnosa : konflik keputusan

c. Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara

formal ( suam-istri, ayah-ibu, anak-sanak saudara,dsb ) maupun informal

( pengharmonis, pendamai, penghalang dominator, penyalahkeras hati,

sahabat, penghibur, perawat klg,penghubung klg, dsb ) dan bgmn

pelaksanaannya. Apakah ada yang mempengaruhi pelaksanaanya.

Bagaiman peran lain dilaksanakan co. ibu berperan sebagai ayah krn ayah

telah meninggal.

16
Diagnosa : berduka yg diantisipasi, berduka disfungsional, isolasi

sosial, perubahan proses klg, perubahan parenting, perubahan

penampilan peran, gangguan penatalaksanaan rumah, gangguan citra

tubuh

d. Nilai atau norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga, yang

berhubungan dengan kesehatan. Bagaimana nilai dan norma menjadi suatu

keyakinan dan diinterpretasikan dalam btk perilaku. Apakah perilaku ini

dapat diterima oleh masyarakat dan apakah dapat diterima oleh

masyarakat.

Diagnosa : konflik nilai

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Bagaimana anggota keluarga mempersepsikan keluarga dalam

memenuhi kebutuhan psikososial ( membtk sifat-sifat kemanusiaan,

stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan menjalin hub

yang akrab, menumbuhkan konsep diri yang positif ). Hal yang perlu

dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan

dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota

keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota

keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling

menghargai.

17
Diagnosa : gangguan proses klg, gangguan parenting, berkabung

yang disfungsional, koping klg tidak adekuat.

b. Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji bagaimana membesarkan anak, siapa yang

melakukan, adakah budaya-budaya yang mempengaruhi pola pengasuhan

ada masalah dalam memberikan pola pengasuhan dan bgmn keamanan

dalam memberikan pengasuhan. Sosialisasi dilakukan mulai dari lahir

sampai meninggal karena sosialisasi merupakan proses belajar yang

menghasilkan perubaham perilaku sebagai respon terhadap situasi

( tumbuh kembang keluarga dan tumbuh kembasng anak ) yang terpola

secara sosial .

Diagnosa : perubahan proses klg, kurang pengetahuan, konflik peran,

gangguan parenting

c. Fungsi perawatan kesehatan

Menjelaskan sejauhmana keluarga menyediakan makanan, pakaian,

perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit. Sejauhmana

pengetahuan keluarga mengenai sehat-sakit. Kesanggupan keluarga

didalam melaksanakan perawatan kesehatan dapat dilihat dari kemampuan

keluarga melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga, yaitu keluarga mampu

mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan untuk melakukan

tindakan, melakukan perawatan terhadap anggota yang sakit, menciptakan

lingkungan yang dapat meningkatkan kesehatan dan keluarga mampu

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat dilingkungan setempat.

18
Hal-hal yang dikaji sejauhmana keluarga melakukan pemenuhan tugas

perawatan keluarga adalah :

a) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan,

yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga mengetahui mengenai fakta-

fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, tanda dan gejala,

faktor penyebab dan yang mempengaruhinya serta persepsi keluarga

terhadap masalah.

b) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai

tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji adalah :

 Sejauhmana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan

luasnya masalah.

 Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.

 Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang dialami.

 Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari tindakan penyakit.

 Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah

kesehatan.

 Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang ada.

 Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.

 Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap tindakan

dalam mengatasi masalah.

c) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga merawat anggota

keluarga yang sakit, yang perlu dikaji adalah :

 Sejauhmana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya (sifat,

penyebaran, komplikasi, prognosa dan cara perawatannya).

19
 Sejauhmana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan

perawatan yang dibutuhkan.

 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan

untuk perawatan.

 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam

keluarga (anggota keluarga yang bertanggungjawab, sumber

keuangan/finansial, fasilitas fisik, psikososial).

 Bagaimana sikap keluarga terhadap yang sakit.

d) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara

lingkungan rumah yang sehat, hal yang perlu dikaji adalah :

 Sejauhmana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang

dimiliki.

 Sejauhmana keluarga melihat keuntungan/manfaat pemeliharaan

lingkungan.

 Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya hygiene sanitasi.

 Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan penyakit.

 Sejauhmana sikap.pandangan keluarga terhadap hygiene sanitasi.

 Sejauhmana kekompakan antara anggota keluarga.

e) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan

fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarajat, hal yang perlu dikaji adalah :

 Sejauhmana keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan.

 Sejauhmana keluarga memahami keuntungan-keuntungan yang dapat

diperoleh dari fasilitas kesehatan.

20
 Sejauhmana tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas dan

fasilitas kesehatan.

 Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik terhadap

petugas kesehatan.

 Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.

d. Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi adalah :

 Berapa jumlah anak

 Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga.

 Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya pengendalian

jumlah anggota keluarga.

 Pola hubungan seksual

Diagnosa : perubahan pola seksualitas, disfungsi seksual

e. Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah :

 Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan

papan.

 Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat

dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga.

6. Stres dan Koping Keluarga

a. Stresor jangka pendek dan panjang

21
Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga ± 6 bulan.

Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga lebih dari 6

bulan.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor

Hal yang perlu di kaji adalah bagaimana keluarga keluarga berespon

terhadap situasi/stresor baik jangka pendek maupun jangka panjang.

c. Strategi koping konstruktif yang digunakan

Strategi koping konstruktif yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan.

Diagnosa : koping individu takefektif, koping keluarga

takefektif:melemah, koping keluarga takefektif:ketidakmampuan

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang

digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik

di klinik.

8. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

22
9. PERUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajian.

Tipologi dari diagnosis keperawatan :

1. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan

Contoh : Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh pada An. N,

keluarga Bapak Y berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga

merawat anggota keluarga dengan gangguan mobilisasi.

2. Resiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan,

misalnya :

Contoh :

 Resiko konflik keputusan pada keluarga Bapak I berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal masalah gangguan komunikasi

verbal.

 Resiko gangguan perkembangan pada An. N keluarga Bapak Y

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat An N

dengan masalah tumbang.

3. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.

23
Contoh :

 Potensial peningkatan gizi pada ibu hamil (Ibu M) keluarga Bapak

K.

 Potensial peningkatan menyusui efektif bayi keluarga Bapak X

Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil

pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk

mendiagnosis keperawatan potensial (sejahtera / “wellness”) boleh

menggunakan/ tidak menggunakan etiologi.

Dalam satu keluarga dapat saja perawat menemukan lebih dari 1 (satu)

diagnosis keperawatan keluarga. Untuk menentukan prioritas terhadap

diagnosis keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan

menggunakan cara sebagai berikut :

24
G. Asuhan Keperawatan Keluarga Sesuai Tumbuh Kembang
I. Pengkajian Keluarga

Data Umum

1. Identitas

Nama : Tn, R

umur : 30 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Becak

Suku/ Bangsa : Madura / Indonesia

Alamat : Wonosari Tegal Gg Masjid RT 10 / RW 02

No. Telp. : -

Daftar anggota keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Kelurga Pekerjaan Pendidikan

1 Tn. R L 30tahun Kepala keluarga Becak SD

2 Ny. S P 23tahun Istri Ibu rumah tangga SD

3 An. K L 4 tahun Anak

4 An. R L 1 tahun Anak

Genogram :

1
Keterangan :

2. Tipe Keluarga.

Keluarga inti terdiri dari Tn R, Ny S dan kedua anak kandung

3. Suku bangsa.

Madura – Indonesia. Tn R, Ny S berasal dari Bangkalan – Madura

4. Agama.

Keluarga menganut agama Islam dan melaksanakan shalat 5 waktu .

5. Status Sosial Ekonomi Keluarga.

Penghasilan keluarga perbulan kurang lebih Rp. 600.000,- yang

diperoleh dari hasil kerja Tn R jika kondisinya sehat. Tn R, Ny S

mengatakan dari penghasilan yang ada cukup untuk biaya makan,

minum, berobat dan beli pakaian anaknya.

6. Pendidikan

Pendidikan Tn R dan Ny S lulusan SD dan dari anggota

keluarganya belum ada yang memasuki usia sekolah karena anak

pertama masih usia 4 tahun dan anak yang kedua usia 1 tahun.

7. Aktivitas Rekreasi Keluarga.

a. Anak yang pertama kadang bermain dan berkunjung ke rumah

teman dan menonton TV bersama Tn R dan Ny S

b. Sesekali keluarga mengunjungi sanak famili dari Tn R yang

ada di Bangkalan

25
II. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga

dengan anak usia Balita yakni anak yang pertama usia 4

tahun

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi terdapat

pada anak yang ke dua usia 1 tahun mengalami gizi kurang

dengan indikator BB/U tidak seimbang, saat ini anak usia 1

tahun dengan berat badan 4,9 kg dalam KMS berada dibawah

garis merah menandakan BB sangat kurang jadi termasuk

katagori kurang energi berat, sedangkan tinggi badan 64 cm.

Indikator yang lain belum bisa duduk secara adekuat dan

masih dibantu oleh keluarga, seharusnya anak usia 1 tahun

sudah bisa duduk tanpa bantuan

3. Riwayat keluarga inti :

Mengenai keluarga Tn. R dikatakan tidak pernah menderita

penyakit berat tertentu, kecuali demam, batuk pilek biasa. Saat

ini An. R sedang menderita penyakit “Kurang Energi

Protein” berdasarkan diagnosa dokter puskesmas

Wonokusumo sejak lahir anak dalam keadaan Berat Badan

Lahir Rendah yakni 1,5 kg.

4. Riwayat keluarga sebelumnya :

An R mempunyai saudara 1 orang dan Anak R anak ke dua.

26
Saudaranya masih hidup yang saat ini usia 4 tahun

III. Lingkungan

1. Karakteristik rumah :

a. Jenis rumah

Rumah keluaraga sifatnya kontrak

b. Jenis bangunan

Permanen

c. Luas pekarangan

Ada 1 kamar

d. Luas bangunan

3 x 4,5 meter

e. Status rumah

Bukan milik sendiri

f. Ventilasi di rumah

Tidak ada ventilasi

g. Cahaya dapat masuk rumah hanya melalui pintu rumah

h. Penerangan

listrik

i. Jenis lantai

Semen dengan alas karpet plastik

j. Kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan

Kebersihan rumah kurang terawat baik di dalam kamar maupun

disekitar rumah.

27
k. Denah rumah

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :

Keluarga Tn R bertetangga dengan keluarga yang

mayoritas dari satu daerah dan satu bahasa yakni madura.

Semua tetangga beragama Islam dari suku Madura asli.

Kerja bakti membersihkan kamar dilakukan bersama 2

minggu sekali. Hubungan dengan tetangga sangat dekat

dan bersifat kekeluargaan. Kunjung mengunjung

dilakukan hampir setiap hari.

3. Mobilitas geografis keluarga :

28
Keluarga ini tidak pernah berpindah-pindah tempat

tinggal. Kepala keluarga mencari nafkah dan anak-anak

dirumah bersama Ibu

29
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :

Keluarga Tn R setelah pulang kerja tidak ada aktifitas formal, cuma

terkadang kumpul-kumpul biasa

5. Fasilitas sosial dan kesehatan

Rumah keluarga dekat dengan sekolahan dan juga dekat dengan

puskesmas jadi anggota keluarga ketika berobat ke puskesmas terdekat.

6. Fasilitas transportasi

Alat transportasi keluarga mempunya 1 becak yang juga digunakan untuk

fasilitas mencari nafkah.

7. Sistem pendukung keluarga :

Tn R dan Ny S serta 1 anak yang pertama sehat-sehat saja. Selama ini

yang aktif merawat An R Ny S. Tn R dan Ny S mengatakan mempunyai

kartu Jamkesmas sebagai fasilitas kesehatan. Jarak rumah dengan fasilitas

kesehatan terdekat yaitu Puskesmas ± 500 m.

IV. Struktur Keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Tn R dan Ny S mengatakan komunikasi keluarga dilakukan secara

terbuka. Menurut Tn R, kadang-kadang menegur dengan kepada Ny S

yang melalaikan merawat anaknya.

2. Struktur Peran Keluarga

Kepala keluarga yang sering mengatkan untuk menjaga anaknya

khususnya merawat anaknya yang sakit.

30
3. Struktur Peran (formal dan informal)

Tn R tidak ikut dalam kepengurusan/ perkumpulan dan juga Ny S tidak

ikut dalam perkumpulan keagamaan atau kemasyarakatan

4. Nilai dan Norma Keluarga :

Keluarga memandang sakit disebabkan oleh faktor manusianya

disamping juga penyakit datangnya dari sang maha kuasa , bukan

karena faktor magis dan lainnya. Menurut Tn. R kita harus berusaha

untuk sekuat tenaga dalam menjaga kesehatan kita selain itu juga

meyakini pada nila-nila agama Islam. Oleh karena itu apabila ada salah

satu keluarga yang sakit sering berobat ke sarana kesehatan terdekat.

V. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif :

Menurut Tn R dan Ny S memandang dirinya masing-masing layaknya

manusia normal lainnya. Tn R mengatakan keluarganya saling

menghormati satu sama lain dan tetap mempertahankan keharmonisan

keluarga.

2. Fungsi Sosial :

Menurut keluarga, kehidupan mereka tidak lepas dari berbgai macam

lingkungan jadi yang terpenting bisa menjaga sikap dan prilaku dalam

masyarakat untuk menjaga kerukunan antar keluarga yang lain.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan :

k. Mengenal masalah kesehatan

Secara Umum keluarga masih belum mampu mengenal karakteristik

penyakit Kurang Energi Protein yang diderita olah anaknya. Dalam

31
mengambil keputusan tindakan kesehatan masih lemah, kemampuan

memberikan perawatan pada An R masih kurang, kemampuan

menciptakan lingkungan yang meningkatkan status kesehatan masih

kurang, demikian kemampuan dalam memanfaatkan sarana

kesehatan masih kurang dan tidak konsisten.

l. Pola nutrisi

Keluarga makan 3x sehari dengan komposisi nasi putih, sayur dan

lauk pauk (telur, tempe, ikan laut dan terkadang daging ), khusus

keluarga yang sakit frekuensi makan kurang lebih 4 kali perhari,

disamping itu juga asupan ASI kurang lebih 5 kali perhari, serta

makanan tambahan yang lain seperti roti.

m. Pelayanan kesehatan yang pernah diterima

Selama ini dari puskesmas terdekat yaitu pengobatan gratis dan

asupah gizi gratis susu pan enteral dan biscuit

n. Persepsi terhadap pelayanan kesehatan

Keluarga menganggap bahwa pelayanan kesehatan dari puskesmas

terdekat sudah cukup baik dari segi pelayanan dan fasilitas yang

telah diberikan pada keluarga.

4. Fungsi Reproduksi :

Pada saat melahirkan anak pertama setelah 7 hari kemudian Ny S ikut

KB pil tetapi setelah 3 tahun Ny S hamil lagi sampai lahir anak kedua

dan ahirnya 2 minggu setelah melahirkan anak kedua maka Ny S ikut

KB suntik sampai sekarang. Saat ini keluarga Tn R mempunyai 2 orang

32
anak. Menurut Tn R dan Ny S, keduanya bisa menerima keadaan seperti

ini.

5. Fungsi Ekonomi :

Tn R mengatakan kondisi keuangan keluarga saat ini cukup untuk makan

sehari-hari. Oleh karena itu pemanfaatan keuangan seefisien mungkin.

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor Jangka Pendek dan panjang

Menurut Tn R pada 2 bulan yang lalu sering memikirkan keadaan anaknya

yang sakit tTetapi Tn R dan Ny S mengatakan tidak terlalu cemas karena

semuanya sudah diatur oleh yang Maha Kuasa dan Alhamdulillah pada 1

bulan terahir anaknya sehat kembali walaupun berat badannya masih

kurang seimbang akan tetapi dari segi panampilan anaknya sudah bisa

bergerak seperti anak seusinya cuma untuk duduk belum kuat sepenuhnya.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor

Keluarga berharap dan yakin anaknya bisa sehat seperti anak seusinya.

3. Strategi Koping Yang Digunakan

Tn R bersama istri selalu berdiskusi untuk memecahkan problem keluarga.

Selain itu Tn R dan Ny S mengatakan disamping berusaha juga berdo’a

pada Yang Maha Kuasa. kalau kebutuhan yang sangat mendesakmaka

keluarga Tn R selalu meminta bantuan kepada sanak familinya dan juda

kepada tetangganya terdekat.

33
VII. Pemeriksaan Fisik Anak dengan KEP

1. Identitas

Nama : An R

Umur : 1 Tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

2. Keluhan

Keluarga mengatakan anaknya belum bisa duduk secara maksimal.

3. Tahapan pertumbuhan dan perkembangan saatr ini

Saat ini anak usia 1 tahun 8 hari secara pertumbuhan belum bisa duduk

secara sempurna yang seharusnya anak pada usia ini sudah bisa duduk

dengan sempurna dan bahkan sudah memulai berdiri, sedangkan secara

perkembangan anak saat ini belum bisa mengucapkan kata-kata benda,

nama orang tua

4. Riwayat penyakit saat ini

Keluarga mengatakan anaknya cuma batuk pilek biasa

5. Riwayat penyakit sebelumnya

Keluarga mengatakan anaknya pada 2 bulan yang lalu diare selama 4 hari

6. Riwayat tumbuh kembang

Saat ini An. R usia 12 bulan 8 hari cuma bisa duduk tetapi belum optimal,

yang seharusnya anak seusia 1 tahun sudah bisa duduk dan berdiri.

7. Tanda-tanda vital

Suhu 36,4 C/menit, Nadi 108x/ menit, RR 24x/menit

8. System Cardiovaskuler

Auskultasi S1 dan S2

tunggal

34
9. System Respirasi

Auskultasi suara nafas reguler dan tidak ada suara tambahan (ronchi dan

whezing)

10. System Gastrointestinal

Auskultasi bising usus 18x/menit

11. System Persarafan

Fungsi saraf normal , tidak ada paralase

12. System Genetalia

Inspeksi kelamin

ada

VIII. Harapan Keluarga.

Tn R dan Ny S berharap sesekali petugas puskesmas mau berkunjung

seperti ini sehingga keluarganya bisa memahami norma-norma kesehatan

dan penyakit yang diderita anggota kelurganya dapat dipahami secepat

mungkin.

IX. Analisa Data

No. Data Etiologi Masalah


1. Data Subyektif: Ketidakmampuan Perubahan
- Ibu mengatakan BB anaknya keluarga untuk pertumbuhan dan
susah untuk bertambah, seusia melakukan perkembangan
1 tahun anaknya belum bisa perawatan pada pada anak
duduk secara sempurna anak

Data Obyektif :
- BB/U tidak sesuai , Umur 1
tahun BB 4,9 kg (normalnya
7,7-12,0 kg ), tinggi badan
64cm
- Anak terlihat belum bisa
duduk dengan sempurna
(seharusnya sudah belajar
berdiri)
- Dalam KMS berada dibawah
garis merah

35
2 Data Subyektif : Kurang Perubahan
- Ibu mengatakan kurang pengetahuan pemeliharaan
mengetahui tentang penyakit tentang penyakit kesehatan
yang diderita anaknya KEP dan keluarga
pemeliharaannya
Data Objektif
- Ibu bingung ketika ditanya
tentang penyakit yang diderita
anaknya
- Ibu banyak bertanya

3 Data Subjektif Ketidakmampuan Perubahan


- Keluarga mengatakan keluarga untuk pemeliharaan
rumahnya kontrak hanya memelihara lingkungan
mampu 1 kamar, perawatan higiene rumah rumah (Hiegiene
rumahnya seadanya saja lingkungan)
kerena keterbatasan ekonomi,
tidak mempunyai kamar
mandi sendiri ( pakek kamar
mandi umum),
Data Objektif
- Rumahnya terdapat 1 kamar
- Kondisi rumah tidak
memenuhi standart rumah
sehat
- Keadaan ruangan lembab
- Ventilasi tidak ada
- Tempat sampah tidak ada

X. Prioritas Masalah

Skoring

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota keluarga

yang sakit

Kriteri Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


a
1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga menganggap berat badan
Tidak sehat. anaknya sulit naik, belum bisa
duduk dengan sempurna dan
keluarga tidak mengetahui cara
mengatasi itu semua ( kegagalan
dalm pertumbuhan dan
perkembangan yang tidak
sesuai dengan

36
pertumbuhan normal )
2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Pengetahuan keluarga tentang
faktor yang mempengaruhi tumbuh
masalah dapat diubah. kembang kurang dan kurang
Sebagian. memanfaatkan fasilitas kesehatan ,
sumber keuangan
keluarga tidak mencukupi
3. Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Kemungkinan masalah tumbuh
untuk dicegah. kembang akan muncul cukup
Cukup dicegah bila keluarga mampu
mengenal faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang
dan mampu memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang mudah
dijangkau
4. Menonjolnya masalah :1 1 1/2 x 1 = ½ Keluarga menyadari berat
ada masalah tetapi badan anaknya sulit
tidak perlu segera naik
ditangani

Total
skor
3 1/6

37
2. Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit KEP dan pemeliharaannya

Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat masalah 3 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga belum mengetahui
Tidak sehat. penyakit KEP, pemeliharaannya
dan pola hidup sehari- hari kurang
menunjang kesehatan keluarga
(khususnya
perawatan pada keluarga yang
menderita KEP)
2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Keluarga kurang mengetahui
tentang penyakit KEP (tandanya,
masalah dapat diubah. faktor dan pencegahannya ),
Sebagian. respon keluarga terhadap anggota
keluarganya yang menderita KEP
biasa saja, tetapi ada
keinginan dan harapan untuk
selalu tetap sehat
3. Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Kemungkinan masalah penyakit
untuk dicegah. KEP cukup dapat dicegah bila
Cukup pengetahuan keluarga ditingkatkan
dan ada keinginan yang kuat
untuk
mengetahui tentang penyakit KEP
4. Menonjolnya masalah :0 1 0/2 x 1 = 0 Keluarga menganggap sakit
keluarga apabila anaknya panas, batuk,
tidak tidak mau makan,
menganggap

sebagai masalah
Total skor 2 2/3

38
3. Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegiene lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara higiene

rumah

Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga memelihara rumahnya
Ancaman dengan seadanya sesuai dengan
kesehatan pengetahuan keluarga tentang
pemeliharaan rumah dan sesuai
dengan kemampuan ekonomi
keluarga
2. Kemungkinan 1 2 ½x2=1 Rumah keluarga cuma 1 kamar
dan bukan miliknya sendiri
masalah dapat diubah. (kontrak), luas ruangan 3x4
Sebagian. meter, keadaan ekonomi keluarga
sangat lemah (masuk tipe
keluarga miskin), kepala
keluarga tukang becak, ibu
sebagai rumah tangga sehingga
penghasilan keluarga pas-pasan
untuk dibuat kebutuhan makan
sehari-hari.
3. Potensi masalah 2 1 2/3 x 1 = 2/3 Kemungkinan
untuk dicegah.
Cukup masalah pemeliharaan
lingkungan rumah cukup bisa
diatasi bila keluarga mampu
memodifikasi ruangan dengan
tertata rapi sehingga tidak mudah
menjadi sarang serangga atau
tidak menjadi sumber infeksi
4. Menonjolnya masalah :1 1 1/2 x 1 = ½ Keluarga menyadari dengan
ada masalah tetapi tidak kemampuan ekonomi yang pas-
perlu segera ditangani pasan maka akan keterbatasan
dalam pemeliharaan rumah dan
kesulitan untuk memiliki rumah
yang layak, sehingga keluarga
menerima apa adanya sesuai
dengan
kemampuannya.
Total skor 2 5/6

39
XI. Diagnosa keperawatan

Dari prioritas masalah diatas dapat disusun urutan diagnosa keperawatan

sebagai berikut :

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit

2. Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit kurang energi protein

3. Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegienis lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara

hgiene rumah

XII. Intervensi Keperawatan Keluarga

1. Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit

Tujuan : Setelah di lakukan perawatan/kunjungan 3x pertemuan

diharapkan keluarga mampu memahami faktor-faktor dan penanganan

pada masalah tumbuh kembang serta mampu meningkatkan perawatan

pada salah satu anggota keluarga yang menderita KEP

Kriteria hasil : Keluarga dapat mendemontrasikan perawatan terhadap

keluarga yang mengalami gangguan tumbuh kembang dan menunjukkan

adanya peningkatan secara fisik dari keluarga yang sakit dan fungsi (berat

40
badan/umur normal, perilaku sosial, bahasa, kognitif, aktifitas motorik

sesuai dengan kelompok umur)

Intervensi

a. Kaji faktor penyebab atau penunjang (misal kurang pengetahuan,

penyakit akut atau kronis, perubahan lingkungan dan stimulasi tidak

adekuat )

b. Ajarkan pada keluarga tentang tugas pertumbuhan dan perkembangan

yang sesuai dengan kelompok usia

c. Dengan cermat kaji tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak

dalam seluruh area fungsi menggunakan alat-alat pengkajian yang

spesifik (misal, tabel pengkajian Brazelton, DDST perangkat skrining

perkembangan denver)

d. Ajarkan pada keluarga tentang hal-hal yang mendukung pertumbuhan

dan perkembangan (misal makanan dan stimulus yang sesuai dengan

kelompok umur )

e. Ajarkan dan demontrasikan pada keluarga tentang pemberian nutrisi

yang menunjang tumbuh kembang anak dan cara memodifikasi

pemberian nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak ( porsi makan,

frukuensi makan perhari,,, dan komposisi )

f. Lakukan penyuluhan tentang tumbuh kembang pada anak sesuai dengan

kelompok umur (pengertian, faktor, tanda, dampak dan

pemeliharaannya)

g. Anjurkan keluarga untuk membawa anggota kelurganya yang sakit ke

petugas kesehatan (minimal 1 minggu sekali)

41
h. Kolaborasikan dengan petugas kesehatan yang ada dipuskesmas

terdekat dan rekomendasikan untuk mendapatkan bantuan nutrisi dari

pihak puskesmas.

2. Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penyakit KEP dan pemeliharaannya

Tujuan : keluarga mampu mengenal masalah dan malakukan perawatan

sehari hari

Kriteria hasil

- Keluarga mampu menyebutkan pengertian penyakit KEP

- Keluarga mampu menyebutkan penyebab penyakit KEP

- Keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda penyakit KEP

- Keluarga mampu menyebutkan dampak penyakit KEP

- Keluarga mampu memelihara/ merawat anaknya yang menderita

penyakit KEP

Intervensi

a. Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang (kurang pengetahuan,

komposisi makanan yang tidak seimbang, lemahnya ekonomi dsb)

b. Kaji tingkat pengetahuan kelurga tentang penyakit KEP

c. Lakukan penyuluhan tentang penyakit KEP ( pengertian,

penyebab/faktor, tanda gejala, dampak dan pemeliharaan penyakit

KEP)

d. Ajarkan dan demontrasikan pada keluarga tentang pemberian nutrisi

yang menunjang pemulihan penyakit KEP pada anak dan cara

42
memodifikasi pemberian nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak ( porsi

makan, frukuensi makan perhari,,, dan komposisi )

e. Berikan kesempatan kelurga untuk menanyakan materi yang belum

dipahami

f. Beri pujian terhadap kemampuan keluarga dalam memahami materi

yang diberikan

g. Berikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami

h. Evaluasi ulang tingkat pengetahuan keluarga tentang KEP setelah

diberi penyuluhan

i. Kolaborasikan dengan petugas kesehatan yang ada dipuskesmas

terdekat dan rekomendasikan untuk mendapatkan bantuan nutrisi dari

pihak puskesmas.

3. Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegiene lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara higiene

rumah

Tujuan : keluarga mampu memelihara higiene rumah dan mampu

mengedentifikasi faktor-faktor yang membatasi penatalaksanaan

Kriteria hasil

- Keluarga dapat mengedentifikasi faktot-faktor yang membatasi

perawatan rumah

- Keluarga dapat menampilkan berbagai keterampilan yang perlu sekali

untuk merawat rumah

- Keluarga mengungkapkan rasa puasnya dengan situasi yang ada

dirumah

43
Intervensi

a. Tentukan dengan keluarga informasi yang dibutuhkan untuk

dipikirkan dan dipelajari

b. Tentukan jenis peralatan yang dibutuhkan, pertimbangan ketersediaan,

biaya dan daya tahannya.

c. Tentukan jenis-jenis bantuan yang diperlukan (misal makanan, tugas-

tugas rumah, transportasi) dan bantu individu untuk mendapatkannya.

d. Berikan penyuluhan tentang rumah sehat

e. Atur untuk kunjungan rumah

XIII. Implementasi Keperawatan Keluarga

Implementasi keperawatan keluarga dilaksanakan mulai tanggal 15-16 Juli

2012.

Implementasi tanggal 15 Juli 2012

1 Diagnosis keperawatan keluarga pertama

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit.

a. Mengajarkan pada keluarga tentang tugas keluarga terhadap

pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang sesuai dengan

kelompok usia

b. Mengajarkan pada keluarga tentang hal-hal yang mendukung

pertumbuhan dan perkembangan (misal makanan dan stimulus yang

sesuai dengan kelompok umur )

44
c. Memberikan materi penyuluhan kesehatan khususnya tentang

pertumbuhan dan perkembangan (pengertian tumbuh kembang, faktor

yang mempengaruhi, cara mengetahui tumbuh kembang normal/tidak,

cara perawatannya)

d. Mengajarkan dan mendemontrasikan pada keluarga tentang pemberian

nutrisi yang menunjang tumbuh kembang anak dan cara memodifikasi

pemberian nutrisi sesuai dengan kebutuhan anak ( porsi makan

disesuaikan standart kebutuhan anak sesuai usia , frukuensi makan

perhariharus lebih sering dan komposisi ikan laut atau telur dan

danging , sayuran secukupnya dan nasi tem)

e. Menganjurkan kepada keluarga untuk membawa anggota kelurganya

yang sakit ke puskesmas terdekat (minimal 1 minggu sekali) untuk

mengetahui adanya peningkatan tumbuh kembang anak khususnya

berat badan dan tinggi badan

f. Mengkolaborasi dengan petugas kesehatan yang ada dipuskesmas

terdekat

Respon Keluarga : Keluarga sangat antusias mendengarkan penjelasan

perawat dan keluarga juga mengatakan akan lebih rutin lagi untuk

membawa anaknya ke puskesmas untuk mengetahui lebih lanjut

pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

2 Diagnosis keperawatan keluarga kedua

Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit kurang energi protein

45
a. Memberikan penjelasan pada keluarga tentang pengertian, penyebab,

tanda gejala, dampak dan pemeliharaan penyakit kurang energi

protein

b. Memberikan kesempatan pada kelurga untuk menanyakan materi yang

belum dipahami

c. Memberi pujian terhadap kemampuan keluarga dalam memahami

materi yang diberikan

d. Memberikan penjelasan ulang bila ada materi yang belum dipahami

e. Mengevaluasi ulang tingkat pengetahuan keluarga tentang KEP

setelah diberi penyuluhan

Respon Keluarga : Keluarga senang mendengarkan tentang informasi

penyakit yang sedang dihadapi ananknya dan keluarga juga mengatakan

akan lebih aktif memperhatikan kebutuhan gizi anaknya.

3 Diagnosis keperawatan keluarga ketiga

Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegienis lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara hgiene

rumah

a. Menentukan dengan keluarga informasi yang dibutuhkan untuk

dipikirkan dan dipelajari

b. Menentukan jenis peralatan yang dibutuhkan, pertimbangan

ketersediaan, biaya dan daya tahannya.

c. Menentukan jenis-jenis bantuan yang diperlukan (misal makanan,

tugas-tugas rumah, transportasi) dan bantu individu untuk

mendapatkannya.

d. Memberi penyuluhan tentang rumah sehat

46
e. Atur untuk kunjungan rumah

Respon Keluarga : Keluarga siap menjaga dan membersihkan rumahnya

setiap pagi

Implementasi tanggal 16 Juli 2012

1 Diagnosis keperawatan keluarga pertama

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit.

Membawa pasien dan keluarganya (Ny S) untuk memeriksakan anaknya

ke puskesmas guna mengetahui pertumbuhan dan perkembangan anaknya

khususnya berat badan dan tinggi badan dan mengkonsulkan hasil

pemeriksaan kepada ahli gizi di puskesmas guna mengetahui penanganan

yang tepat dan cepat

Respon Keluarga : Keluarga dengan senang hati untuk memeriksakan

anaknya ke puskesmas terdekat.

2 Diagnosis keperawatan keluarga kedua

Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit kurang energi protein

a. Merekomendasikan kepada pihak puskesmas guna mendapatkan

fasilitas kesehatan dan asupan gizi untuk menujang penanganan kurang

energi protein yang cepat dan pada waktu itu juga pihak puskesmas

memberikan susu pan enteral sebanyak 90 sashet dan biskuit 3 ball

untuk dipakek selama 3 bulan

47
b. Memberikan penjelasan ulang pada keluarga tentang penanganan dan

pengaturan kebutuhan asupan gizi pada anaknya

c. Menegaskan kembali untuk penggunaan susu pan enteral (mengenahi

cara memasak air, air yang dibutuhkan untuk membuat susu, aturan

minum ) dan menghimbau pada keluarga apabila ada dampak pada

anaknya setelah minum susu maka segera lapor ke pihak puskesmas

Respon Keluarga : Keluarga sangat bersyukur dengan bantuan perawat

untuk memeriksakan anaknya ke puskesmas karena dengan bantuan itu

sehingga anaknya mendapatkan bantuan susu pan enteral dan biscuit yang

digunakan selama 3 bulan

3 Diagnosis keperawatan keluarga ketiga

Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegienis lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara hgiene

rumah

a. Menghimbau kembali pada keluarga tentang menjaga kebersihan rumah

b. Menjelaskan kembali tentang dampak yang terjadi ketika rumah tidak

dijaga kebrsihannya.

Evaluasi Keperawatan Keluarga (29 Juli 2012)

1 Diagnosis keperawatan keluarga pertama

Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga untuk melakukan perawatan pada anggota

keluarga yang sakit.

48
Subjektif :Keluarga mengatakan bahwa anakanya sudah lebih sehat dan

banyak bergerak dari pada sebelumnya

Objektif : Pada saat ini anak sudah terlihat segar sering ketawa, gerakan

motorik kasarrnya sudah tampak lebih agresif dari sebelumnya

dan bisa duduk dengan normal tanpa bantuan keluarga

: Hasil pemeriksaan ada kenaikan berat badan dari 4,9 kg

menjadi 5 kg

: Tinggi badan tetap 64 cm

Assesmen : Masalah teratasi sebagian

Planing : Intervensi dilanjutkan yakni kontrol ke puskesmas minimal 1 x /

minggu dan konsultasikan pada ahli gizi yang ada dipuskesmas

serta asupan gizi terus ditingkatkan

2 Diagnosis keperawatan keluarga kedua

Perubahan pemeliharaan kesehatan keluarga barhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga mengenal penyakit kurang energi protein

Subjektif : Keluarga mengatakan sudah mengetahui tentang penyakit KEP

walaupun tidak secara mendetail dan sedikit banyak sudah

mengetahui pemberian gizi pada anaknya serta merasa senang

melihat anaknya karena nafsu makannya meningkat

Objektif : Keluarga tampak lancar menjelaskan menu makan anaknya

: Keluarga dapat mendemontrasikan pembuatan susu pan enteral

: Anaknya tampak lebih bersih dan segar dari sebulumnya

Assesmen : Masalah sebagian teratasi

Planing : Intervensi dilanjutkan

49
yakni terus memotivasi keluaga untuk meningkatkan

perawatan terhadap anaknya (perawatan kebersihan dan

kebutuhan nutrisi )

3 Diagnosis keperawatan keluarga ketiga

Perubahan pemeliharaan lingkungan rumah (Hiegienis lingkungan)

berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memelihara hgiene

rumah

Subjektif : Keluarga mengatakan sudah membersihkan lingkungan

rumahnya setiap pagi tetapi untuk penataan ruangan ada

kendala tempat kurang mendukung berhubung kondisi

rumahnya 1 kamar dengan ukuran 3 x 4,5 meter

Objektif : Kondisi rumah sedikit lebih rapi dan bersih dari sebelumnya

: Sudah tidak ada lagi sampah yang berserakan

: Penataan tempat tidur mulai rapi

: Pintu kamar sudah mulai dibuka

: Kondisi lantai tidak lembab

: Kondisi lalat lebih sedikit dari sebelumnya

Assesmen : Masalah sebagian teratasi

Planing : Intervensi dilanjutkan

Motivasi terus pada keluarga untuk mempertahankan

lingkungan rumahnya yang bersih dan bantu keluarga untuk

menata

50
Dokumentasi Keperawatan Keluarga

Dokumentasi ini sebagai bukti autentik dari sekian tindakan

yang telah dilakukan sesuai dengan asuhan keperawatan untuk

dijadikan sebagai kekuatan hukum apabila dikemudian hari

terjadi hal-hal tidak dinginkan baik dari keluarga pasien,

masyarakat, tenaga kesehatan, dokter dan kehakiman. Dalam

pendokomentasian keperawatan keluarga, penulis mengacu pada

buku dokumentasi Nursalam (2001) sebagai refrensi yang

dianggap mendekati kesesuaian tentang keperawatan keluarga.

Ada beberapa model dokumentasi keperawatan yang kerap

dibahas dalam literatur antara lain SOR (Source Oriented

Record), POR (Problem Oriented Record), PROGRES NOTE,

CBE (Charting By Exception), PIE (Problems Intervention dan

Evaluation) dan FOCUS. Dalam hal ini penulis mencoba

mengkolaborasikan diantara model dokumentasi tersebut yang

sesuai dengan praktek di lapangan, dimulai dari tahap

pengkajian, penentuan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan

pengevaluasian.

H. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Masalah Kesehatan yang Lazim


di Indonesia.

Konsep keperawatan keluarga yang lazim di masyarakat Indonesia


adalah pendekatan holistik yang melibatkan seluruh anggota keluarga dalam
proses perawatan kesehatan. Pendekatan ini mengakui bahwa kesehatan
individu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor biologis, tetapi juga oleh faktor
sosial, psikologis, dan lingkungan.

Beberapa aspek penting dalam konsep keperawatan keluarga di


masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan keluarga sebagai unit perawatan kesehatan: Keluarga dianggap


sebagai unit perawatan kesehatan yang utuh dan diharapkan dapat berperan
aktif dalam menjaga kesehatan anggota keluarga.

2. Keterlibatan keluarga dalam perawatan kesehatan: Keluarga diharapkan dapat


terlibat aktif dalam perawatan kesehatan anggota keluarga, termasuk dalam
pengambilan keputusan terkait perawatan kesehatan.

3. Penekanan pada promosi kesehatan dan pencegahan penyakit: Konsep


keperawatan keluarga di Indonesia menekankan pentingnya promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit, baik melalui edukasi kesehatan maupun
dengan mendorong keluarga untuk melakukan pola hidup sehat.

4. Penggunaan budaya dan tradisi dalam perawatan kesehatan: Konsep


keperawatan keluarga di Indonesia mengakui pentingnya budaya dan tradisi
dalam perawatan kesehatan, sehingga dalam memberikan perawatan
kesehatan, perawat perlu mempertimbangkan budaya dan tradisi keluarga.

5. Kolaborasi dengan tim perawatan kesehatan: Perawatan kesehatan keluarga di


Indonesia melibatkan kolaborasi antara perawat dengan tim perawatan
kesehatan lainnya, seperti dokter, ahli gizi, dan terapis.

Dengan memperhatikan konsep keperawatan keluarga yang lazim di masyarakat


Indonesia, perawat dapat memberikan perawatan kesehatan yang holistik dan
berfokus pada keluarga sebagai unit perawatan kesehatan. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan keluarga secara keseluruhan.

51
Masalah kesehatan yang lazim di Indonesia meliputi berbagai kondisi penyakit dan
gangguan kesehatan seperti penyakit jantung, diabetes, hipertensi, stroke, asma,
infeksi saluran pernapasan, dan lain sebagainya.

Berikut ini adalah contoh asuhan keperawatan keluarga dengan fokus pada
masalah kesehatan yang lazim di Indonesia, yaitu hipertensi:

1. Pengkajian:

 Identifikasi anggota keluarga yang menderita hipertensi dan riwayat kesehatan


keluarga terkait penyakit ini
 Evaluasi pola makan, aktivitas fisik, dan penggunaan obat-obatan anggota
keluarga
 Tinjau lingkungan keluarga dan perhatikan adanya faktor risiko hipertensi,
seperti stres, kebiasaan merokok, dan obesitas.

2. Diagnosa keperawatan keluarga:

 Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan hipertensi


 Tidak cukupnya dukungan keluarga dalam mengelola hipertensi
 Risiko tinggi anggota keluarga mengalami komplikasi akibat hipertensi.

3. Intervensi:

 Berikan edukasi tentang pentingnya pengelolaan hipertensi, termasuk


penggunaan obat-obatan, diet sehat, dan aktivitas fisik teratur.
 Bantu keluarga dalam mengidentifikasi faktor risiko hipertensi dan strategi
untuk mengurangi risiko ini.
 Berikan dukungan emosional dan moral kepada keluarga, termasuk
memberikan dukungan dalam menjaga kepatuhan terhadap pengelolaan
hipertensi.

52
 Ajarkan keluarga cara memantau tekanan darah dan cara mengatasi situasi
darurat jika tekanan darah terlalu tinggi.
 Berikan informasi tentang penyedia layanan kesehatan yang dapat membantu
keluarga dalam mengelola hipertensi.

4. Evaluasi:

 Evaluasi pengetahuan keluarga tentang pengelolaan hipertensi setelah


diberikan edukasi.
 Tinjau dukungan keluarga dalam mengelola hipertensi anggota keluarga.
 Tinjau hasil pemeriksaan tekanan darah anggota keluarga dan kemajuan
pengelolaan hipertensi.
 Lakukan tindakan pengkajian dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan
bahwa keluarga mampu mengelola hipertensi dengan baik.

Berikut adalah contoh kasus keperawatan keluarga pada pasien dengan


diabetes:

1. Pengkajian:

 Identifikasi pasien dengan diabetes dan riwayat kesehatan keluarga terkait


penyakit ini.
 Tinjau pola makan, aktivitas fisik, penggunaan obat-obatan, dan tingkat stres
pasien.
 Tinjau dukungan keluarga dalam pengelolaan diabetes pasien.

2. Diagnosa keperawatan keluarga:

 Kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan diabetes


 Tidak cukupnya dukungan keluarga dalam mengelola diabetes pasien
 Risiko tinggi pasien mengalami komplikasi akibat diabetes.

53
3. Intervensi:

 Berikan edukasi tentang pengelolaan diabetes, termasuk penggunaan obat-


obatan, diet sehat, dan aktivitas fisik teratur.
 Ajarkan pasien dan keluarga cara memantau gula darah, mengidentifikasi
tanda-tanda hipoglikemia dan hiperglikemia, dan cara mengatasi situasi
darurat tersebut.
 Bantu keluarga dalam mengidentifikasi faktor risiko diabetes dan strategi
untuk mengurangi risiko ini.
 Berikan dukungan emosional dan moral kepada keluarga, termasuk
memberikan dukungan dalam menjaga kepatuhan terhadap pengelolaan
diabetes.
 Berikan informasi tentang penyedia layanan kesehatan yang dapat membantu
keluarga dalam mengelola diabetes.

4. Evaluasi:

 Evaluasi pengetahuan keluarga tentang pengelolaan diabetes setelah diberikan


edukasi.
 Tinjau dukungan keluarga dalam mengelola diabetes pasien.
 Tinjau hasil pemeriksaan gula darah pasien dan kemajuan pengelolaan
diabetes.
 Lakukan tindakan pengkajian dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan
bahwa keluarga mampu mengelola diabetes pasien dengan baik.

Berikut adalah contoh kasus keperawatan keluarga pada pasien dengan


gangguan jiwa, yaitu skizofrenia:

1. Pengkajian:

 Identifikasi pasien dengan skizofrenia dan riwayat kesehatan keluarga terkait


penyakit ini.

54
 Tinjau gejala dan perilaku pasien, seperti delusi, halusinasi, dan gangguan
bicara.
 Tinjau penggunaan obat-obatan pasien dan dukungan keluarga dalam
mengelola skizofrenia.

2. Diagnosa keperawatan keluarga:

 Tidak cukupnya dukungan keluarga dalam mengelola skizofrenia pasien


 Kurangnya pemahaman keluarga tentang kondisi pasien
 Risiko tinggi pasien mengalami kekambuhan atau perburukan kondisi.

3. Intervensi:

 Berikan edukasi tentang skizofrenia, termasuk penyebab, gejala, dan


pengobatan.
 Bantu keluarga dalam memahami tanda-tanda kekambuhan dan cara
mengatasi situasi darurat.
 Berikan dukungan emosional dan moral kepada keluarga, termasuk
memberikan dukungan dalam menjaga kepatuhan pasien terhadap pengobatan
dan terapi.
 Ajarkan keluarga cara mendukung pasien dalam mengelola gangguan jiwa,
seperti membantu dalam menjaga jadwal obat dan terapi, serta memberikan
lingkungan yang aman dan kondusif.
 Berikan informasi tentang penyedia layanan kesehatan yang dapat membantu
keluarga dalam mengelola skizofrenia pasien.

4. Evaluasi:

 Evaluasi pemahaman keluarga tentang skizofrenia setelah diberikan edukasi.


 Tinjau dukungan keluarga dalam mengelola skizofrenia pasien.
 Tinjau kemajuan kondisi pasien dan kepatuhan terhadap pengobatan dan
terapi.

55
 Lakukan tindakan pengkajian dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan
bahwa keluarga mampu mengelola skizofrenia pasien dengan baik dan
mencegah kekambuhan atau perburukan kondisi.

Berikut adalah contoh kasus keperawatan keluarga pada pasien dengan


penyakit kanker:

1. Pengkajian:

 Identifikasi pasien dengan penyakit kanker dan riwayat kesehatan keluarga


terkait penyakit ini.
 Tinjau jenis kanker yang dialami pasien, stadium kanker, dan jenis
pengobatan yang telah diberikan.
 Tinjau kondisi fisik dan psikologis pasien, termasuk gejala dan efek samping
dari pengobatan.
 Tinjau dukungan keluarga dalam mengelola kondisi pasien.

2. Diagnosa keperawatan keluarga:

 Tidak cukupnya pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker dan


pengobatan.
 Tidak cukupnya dukungan keluarga dalam mengelola kondisi pasien.
 Risiko tinggi pasien mengalami komplikasi akibat penyakit kanker atau
pengobatan.

3. Intervensi:

 Berikan edukasi tentang jenis kanker yang dialami pasien, stadium kanker,
jenis pengobatan, dan efek samping yang mungkin terjadi.
 Ajarkan pasien dan keluarga cara mengelola gejala dan efek samping dari
pengobatan, serta tanda-tanda darurat yang perlu segera diatasi.

56
 Berikan dukungan emosional dan moral kepada keluarga, termasuk
memberikan dukungan dalam menjaga kepatuhan terhadap pengobatan.
 Bantu keluarga dalam mengidentifikasi sumber dukungan dan layanan
kesehatan yang dapat membantu dalam mengelola kondisi pasien.
 Berikan informasi tentang cara menjaga kesehatan dan gaya hidup sehat untuk
mencegah kekambuhan atau komplikasi penyakit kanker.

4. Evaluasi:

 Evaluasi pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker dan pengobatan


setelah diberikan edukasi.
 Tinjau dukungan keluarga dalam mengelola kondisi pasien.
 Tinjau kemajuan kondisi pasien dan efektivitas pengobatan.
 Lakukan tindakan pengkajian dan evaluasi terus-menerus untuk memastikan
bahwa keluarga mampu mengelola kondisi pasien dengan baik.

57
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem

keluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga

disepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun

waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus

dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.

Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang

dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk

menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik,

mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.

Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,

kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari

keluarga, kelompok dan masyarakat.

B. Saran

Upaya untuk meningkatkan pengetahuan tentang keluarga melalui

pendalaman keluarga sesuai jenjang merupakan langkah yang tepat

dilakukan guna mencapai kebutuhan kesehatan keluarga yang optimal. Upaya ini

58
perlu dikembangkan dan ditingkatkan, untuk itu perlu dukungan oleh pihak-

pihak yang peduli terhadap kesehatan keluarga.

59
DAFTAR PUSTAKA

Achjar, H.A., Komang. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta:Sagung Seto.

Andarmoyo, S. (2012). Keperawatan Keluarga (Pertama.). Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Friedman, E. T. ., Bowden, V. ., & Jones, E. . (2010). Buku Ajar Keperawatan

Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: pustaka Pelajar.

Yogyakarta

Hasanah, Uswatun. Mulyati,Teori Keluarga: Fakultas Teknik Universitas Negeri

Jakarta, 2013

Muhlisin, A. (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Ratnasari, N.Y., (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Activities Daily Living

(ADL) Lansia Terhadap Pengetahuan dan Sikap Keluarga (Di Wilayah RW

V Giriwono Kecamatan Wonogiri). PhD Thesis. Surakarta: Program Pasca

Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Setiadi. (2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan. Yogyakarta :

Graha Ilmu.
Setiawati, Santun dan Agus Citra Dermawan. (2010). Penuntun Praktik Asuhan

Keluarga. Edisi 2. Jakarta : Transinfo Medika

Suprajitno. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Praktik.

Jakarta: EGC.

Bambang Sumantri. (2011). Ruang Lingkup Keperawatan Keluarga.

Sudihsrto. 2005. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan Keperawatan

Transkultural. Jakarta: EGC

61

Anda mungkin juga menyukai