CHILDBEARING
Dosen :
Ns. Arief Andriyanto, M.Kep.Sp.Kep.Kom
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan salam juga
disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan keluarganya,
seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah
membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Keperawatan Keluarga dengan ini penulis
mengangkat judul “ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA TAHAP
PERKEMBANGAN CHILDBEARING”. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
( Penyusun )
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang............................................................................................................
1.3 Tujuan.........................................................................................................................
2.1.1 Pengertian………………………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan .................................................................................................
4.2. Saran.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
bab IBAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Salah satu komponen yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga
merupakan unit terkecil setelah individu yang menjadi klien dalam keperawatan (sebagai
penerima asuhan keperawatan). Keluarga berperan dalam menentukan cara pemberian asuhan
yang dibutuhkan oleh anggota yang membutuhkan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang di
laksanakan oleh perawat yang di berikan di rumah atau tempat tinggal klien.bagi klien beserta
keluarga sehingga klien dan keluarga tetap memiliki otonomi untuk memutuskan hal-hal yang
berkaitan dangan masalah kesehatan yang di hadapinya. Perawat yang melakukan asuhan
Friedman (2002) menyatakan hingga sepuluh tahun terakhir, tidak banyak perhatian yang
diberikan kepada keluarga sebagai objek studi yang sistematik dalam keperawatan. Tetapi sejalan
dengan perkembangan ilmu, pengetahuan dan teknologi keperawatan, maka pada saat sekarang
keluarga dipandang sebagai klien yang penting dalam mengupayakan peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
Asuhan keperawatan dilakukan berdasarkan tahap perkembangan keluarga yang telah
dicapai. Hal ini dilakukan dikarenakan setiap tahap perkembangan keluarga berhubungan dengan
tugas perkembangan keluarga dan masalah kesehatan yang berbeda di setiap tahap tingkatannya.
Perbedaan ini yang menimbulkan aktivitas asuhan, pendekatan dan target pencapaian menjadi
berbeda pula.
Permasalahan yang dapat dirumuskan dalam makalah ini adalah bagaimana gambaran
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum adalah untuk mendapatkan gambaran dari asuhan keperawatan pada
keluarga Childbearing
2. Tujuan Khusus
2.1.1 Pengertian
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall dan Logan,1986,
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu dengan
suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal 68)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang
sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam satu
atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)
Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat
kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk, 2011, : hal
70 - 71)
a. Tradisional Nuclear
Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau kedduanya
dapat bekerja diluar rumah.
b. Extended Family
Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek,
keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.
c. Reconstituted Nuclear
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri,
tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari
perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
d. Niddle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.
e. Dyadic nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah
satu bekerja diluar rumah.
f. Single Parent
Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
g. Dual cariier
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h. Commuter married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu,
keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
i. Single adult
Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin.
j. Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
k. Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.
l. Communal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan
keluarga dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari
anak-anak.
n. Unmarried parent and Child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.
o. Cohibing Couple
Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )
a) Patrilinear
Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b) Matrilinear
Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa
generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.
c) Matrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d) Patrilokal
Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami
e) Keluarga kawinan
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.
Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk,
2011 : hal 69)
a. Terorganisasi
Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.
b. Ada keterbatasan
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan
Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-
masing.
2.1.4 Bentuk- Bentuk Keluarga
1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)
A. Keluarga tradisional
a. Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
b. Pasanagn inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
c. Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai keluarga sebagai
konsekuensi perceraian.
d. Bujangan yang tinggal sendirian.
e. Keluarga besar 3 generasi.
f. Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
B. Keluarga non Tradisional
a. Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
b. Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
c. Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
d. Keluarga gay.
e. Keluarga lesbi.
f. Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogamy dengan anak-
anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas, sumber dan memiliki pengalaman
yang sama.
Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah fungsi
afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi keperawatan keluarga.
(Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)
a) Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang mkerupakan basis
kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif ampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari
seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dapat dipelajari dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam
kelduarga. Dengan demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
anggota keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b) Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang
menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi
dimulai sejak manusia lahir, Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang
yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar meskipun demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi.
Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga belajar disiplin,
belajar norma-norma. budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi keluarga.
c) Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis
pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah untuk meneruskan keturunan.
d). Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak
pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri
hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian.
Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga meliputi
perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu. Siklus
perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang
keluarga sebagai suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa tahap atau kurun
waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas perkembangan yang harus dipenuhi
agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Kerangka perkembangan keluarga menurut
Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk memeriksa dan menganalisa perubahan dan
perkembangan tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka.
Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil,
misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun setiap
keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh keluarga
mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan fungsi keluarga
agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran dimulai dari kehamilan
sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (3,2 tahun)
merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing. Kehamilan dan kelahiran bayi pertama
dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan yang penting.
Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan
harus beradaptasi dengan peranya untuk memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan
kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada
bayi. Suami merasa belum siap menjadi ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran
utama perawat keluarga adalah mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan
merawat bayi serta bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua
dan bayi yang positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat
tercapai.
Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas perkembangan
keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati : 19 dan dalam buku
Mubarak, dkk : 87-88).
Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam
buku “ilmu keperawatan komunitas", hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap
ini adalah sebagai berikut:
a. Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( baru ke dalam
keluarga)
b. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
Sebagai kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga. Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan
perawatn dan konsultasi antara lain (Mubarak, dkk : 88):
a. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
a. Tahap Pengkajian
a) Data umum
b) Riwayat dan tahapan perkembangan
c) Lingkungan
d) Struktur keluarga
e) Fungsi keluarga
f) Stress dan koping keluarga
g) Harapan keluarga
h) Data tambahan
i) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga.
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana perawat
mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg dalam mengadakan perbaikan kearah
perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk, 2011,hal 108)
e. Tahap evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk melihat
keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru yang sesuai.
Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke
keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu dan
ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)
BAB III
TINJAUAN KASUS
I. Data Umum
1. Nama Keluarga : Tn. D
2. Alamat : RT 3 RW 3, Desa Mojokusumo, Kemlagi
3. No telpon : 085704388xxx
4. Komposisi keluarga
No Nama Jenis Hubungan Umur Pendidikan
Kelamin dengan KK
1 Tn. D L Kepala 29 tahun SMA
Keluarga
2 Ny. N P Isteri 27 tahun SMA
3 An. K P Anak 2 minggu -
Genogram
Keterangan
5. Tipe keluarga
Keluarga Tn. D merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari Tn. D, Ny. N
dan anak perempuan Tn. D dan Ny. N serta bapak dan ibu Ny. N
6. Suku
Keluarga Tn. D merupakan suku Jawa dan bahasa yang digunakan sehari hari
adalah bahasa jawa, serta di keluarga Tn. D tidak ada budaya yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
7. Agama
Keluarga Tn. D menganut agama islam, keluarga taat menjalankan ibadah 5
waktu
8. Status sosial ekonomi
Tn. D memiliki pekerjaan wiraswasta. Penghasilan yang didapat dari hasil
wiraswasta dan penghasilan kira kira satu bulan 2 juta. Dan penghasilan
tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
9. Aktivitas rekreasi keluarga
Tn. D mengatakan ketika ada waktu luang digunakan untuk menonton TV
bersama isteri, kadang berkumpul dikamar dengan anaknya
Pemeriksaan Fisik
Hidung Bentuk normal, tidak ada polip, tidak Bentuk normal, tidak ada
ada nafas cuping hidung polip, tidak ada nafas cuping
hidung
Mulut Mukosa bibir lembab, tidak ada Mukosa bibir lembab, tidak
stomatitis ada stomatitis
Abdomen inpeksi, Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada Inspeksi : bentuk simetris,
auskultasi, palpasi, lesi tidak ada lesi
perkusi Auskultasi : bising usus 8x/mnt Auskultasi : bising usus
Palpasi : tidak ada nyeri perut 10x/mnt
Perkusi : tympani Palpasi : tidak ada nyeri perut
Perkusi : tympani
Ekstremitas atas dan Atas : akral hangat, tidak adaa edema Atas : akral hangat, tidak adaa
edema
bawah Bawah : akral hangat, tidak ada edema
Bawah : akral hangat, tidak
ada edema
Format Analisa Data
No Data Masalah
1. DS : Defisiensi pengetahuan
- Ny. N mengatakan belum pernah menggunakan KB tentang pemilihan alat
setelah melahirkan dan sebelum melahirkan kontrasepsi
-Ny. N mengatakan masih bingung dalam memilih alat
kontrasepsi/KB
- Ny. N mengatakan belum pernah mendapat
pendidikan kesehatan tentang KB/ alat kontrasepsi
DO :
-saat ini Ny. N belum menggunakan alat
kontrasepsi/KB
-Ny. N terlihat bingung
- dari hasil kuisioner dan wawancara didapatkan bahwa
Ny. N belum tahu tentang KB
NOC NIC
keluarga mampu
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 5240 memodifikasi lingkungan
Konseling
Memproses informasi 1.Sediakan informasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan aksual yang tepat
selama 4x jangan diharapkan teratasi dengan dan sesuai
0907 kriteria hasil : kebutuhan
Menunjukkan proses pikir yang terorganisir 2.Gunakan teknik
relaksasi dan
Menunjukkan proses logika yang terorganisir klasifikasi untuk
0907 memfasilitasi
04 ekspresi yang
menjadi perhatian
0907 3.Dukungketrampilan
05 baru
4.Dukung
penggantian
kebiasaan yang
tidak diinginkan
dengan yang
diinginkan
5.Minta klien untuk
mengidentifikasi apa
yang bisa atau tidak
bisa lakukan terkait
peristiwa yang
terjadi
Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
kesehatan 7400 Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
Perilaku pencarian kesehatan setelah kesehatan
dilakukan tindakan keperawatan selama 4x Panduan sistim pelayanan
kunjungan diharapkan teratasi dengan kriteria kesehatan
hasil 1.Jelaksan sistim
Melakukan perilaku kesehatan yang perawatan
1603 disarankan kesehatan segera,
Menggunakan informasi kesehatan yang cara kerjanya dan
terkemuka apa yang bisa
diharapkan
1603 Menjelaskan strategi untuk mengoptimalkan
08 kesehatan 2.Bantu klien memilih
perawatan
kesehatan yang
tepat
3.Informasi klien
mengenai
perbedaan berbagai
1603 jenis fasilitas
10 pelayanan
kesehatan dengan
tepat
4.Informasikan klien
mengenai hak untuk
mengganti penyedia
layanan kesehatan
5.Informasikan klien
cara mengakses
emergensi
6.Identifikasi dan
fasilitas kebutuhan
transportasi untuk
mendapatkan
pelayanan
kesehatan
7.Dorong klien untuk
pergi ke ruang
gawat darurat jika
sesuai
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
NOC NIC
P : hentikan intervensi
P : hentikan intervensi