Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KONSEP KELUARGA

Dosen Pengampu:
Novianti, S.ST., M. Keb

Disusun Oleh :
Kelompok 2:
1. Maya lestari (F0G022001)
2. Refa Afrelia (F0G022003)
3. Rosa Widiya (F0G022006)
4. Izzah Halimah (F0G022007)
5. Serly Wahyuningsih (F0G022014)
6. Dela Citra (F0G022015)
7. Nurul Janah Andriani (F0G022017)
8. Melani Nurhalisa (F0G022019)
9. Dewi Intan Fitriani (F0G022021)
10. Lydia Fitriani (F0G022023)
11. Gite Saputri (F0G02204)
12. Defria Putri (F0G022029)

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEAMTIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan Ridha dan Rahmat-
Nya serta nikmat yang begitu besar yang diberikan kepada umatnya terutama nikmat kesehatan,
sehingga makalah ini yang berjudul “Konsep keluarga” dapat terselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang di tugaskan Bunda
Novianti,S.ST.,M.Keb. Sebagai dosen pengampuh mata kuliah etika kebidanan komunitas.
Makalah ini disusun dengan semaksimal mungkin dan semampu penyusun yang masih belajar
ini, untuk itu mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat kalimat yang salah atau kurang
tepat. Terimakasih banyak pada dosen yang telah membimbing, sehingga bisa menyelesaikan
makalah ini dengan judul konsep keluarga.
Akhir kata penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Semoga
dengan makalah yang sederhana ini dapat memenuhi harapan kita semua dan memberikan
manfaat bagi pembaca, sehingga dapat menambah ilmu pengetahuan. Terima kasih.

Bengkulu, 12 february 2024

Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I...................................................................................................................................

PENDAHULUAN...............................................................................................................

A. Latar Belakang..........................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................

C. Tujuan.......................................................................................................................

BAB II.................................................................................................................................

PEMBAHASAN..................................................................................................................

A. Definisi Keluarga......................................................................................................

B. Struktur dan Type Keluarga.....................................................................................

C. Tipe / Bentuk Keluarga............................................................................................

D. Peranan dan Fungsi Keluarga...................................................................................

E. Hubungan Antara Masalah Kesehatan Dengan Keluarga Dan Anggotanya............

F. Mengidentifikasi Struktur Organisasi Sesuai Dengan Tingkatan Dan Hubungan


Kekeluargaan...................................................................................................................

BAB III................................................................................................................................

PENUTUP...........................................................................................................................

A. Kesimpulan...............................................................................................................

B. Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang menyusun
aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah
sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang
lain dikatakan bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut
tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota keluarga
Masalah gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang seringkali memberikan
dampak tidak hanya kepada keluarga tapi juga bagi masyarakat.
Permasalahan ini disebabkan oleh masalah social ekonomi, ketatnya persaingan hidup dan
masalah psikologis yang berasal dari keluarga. Keluarga merupakan sumber utama konsep sehat
sakit dan perilaku sehat dan berpengaruh besar terhadap kesehatan fisik maupun mental
anggotanya. Selain itu keluarga cenderung terlibat dalam pengambilan keputusan dan proses
terapi pada setiap tahap sehat dan sakit anggota keluarga dari keadaan sejahtera hingga tahap
diagnosis, terapi dan tahap pemulihan (Campbell, 2000).
Ungkapan lain juga dikemukakan oleh Friedmen (2010) bahwa kesehatan keluarga baik fisik
maupun mental saling ketergantungan dan saling mempengaruhi, kesehatan fisik maupun
kesehatan mental anggota keluarga dapat dipengaruhi oleh kesehatan yang ada dalam
anggota.Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana seseorang menyusun
aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara mendiskusikan pemecahan masalah
sehingga dapat melaksanakan berbagai kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang
lain dikatakan bahwa keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut
tingkat persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota keluarga
Penyakit fisik dapat menimbulkan masalah psikososial yang terjadi baik pada pasien sendiri
maupun pada keluarga. Masalah psikososial yang sering dialami oleh klien di rumah sakit umum
adalah Ansietas dimana ansietas merupakan perasaan was-was, khawatir, dan tidak nyaman
seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman. (Keliat, 2011).
Ketika mengalami ansietas individu biasanya menggunakan berbagai mekanisme koping
untuk menyelesaikan masalahnya akan tetapi jika tidak dapat mengatasi ansietasnya secara
sehat, dapat menyebabkan prilaku maladaptif. Kesehatan fisik dan mental tidak dapat dipisahkan
karena saling mempengaruhi. Kesehatan mental, keluarga, merupakan sebuah interaksi yang
menunjukkan keadaan dimana terjadi proses internal atau dinamika, seperti hubungan
interpersonal keluarga yang berfokus pada sub sistem keluarga dan hubungan antar keluarga
(Friedmen, 1998 dalam Keliat, 2011). Masalah kesehatan mental mendapat perhatian dari WHO
karena menjadi beban keluarga. Masalah kesehatan mental dapat muncul karena adanya masalah
kesehatan fisik yang di derita selama bertahun-tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
gangguan mental di akibatkan dari besarnya beban yang di tanggung keluarga saat merawat
anggota keluarga sakit. Beban tersebut melebihi beban yang di akibatkan oleh penyakit
tuberkulosis dan kanker. Pengenalan dini dan kecepatan dalam melakukan penanganan bagi
pasien gangguan jiwa dapat dilakukan oleh keluarga. Salah satu cara penanganan masalah
tersebut dengan memberikan terapi keluarga.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana definisi tentang keluarga ?
2. Bagaimana struktur dan type keluarga ?
3. Bagaimana tipe/bentuk keluarga ?
4. Bagaimana peranan dan fungsi keluarga ?
5. Bagaimana hubungan antara masalah kesehatan dengan keluarga dan anggotanya?
6. Bagaimana mengidentifikasi struktur organisasi sesuai dengan tingkatan dan hubungan
kekeluargaan ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keluarga
2. Untuk mengetahui struktur dan type keluarga
3. Untuk mengetahui tipe/bentuk keluarga
4. Untuk mengetahui peranan dan fungsi keluarga
5. Untuk mengetahui hubungan antara masalah kesehatan dengan keluarga dan anggotanya
6. Untuk mengetahui mengidentifikasi struktur organisasi sesuai dengan tingkatan dan
hubungan kekeluargaan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan individu yang memiliki ikatan darah, perkawinan, atau
adopsi. Mereka biasanya tinggal bersama dan saling mendukung dalam kehidupan sehari-hari.
Keluarga dapat terdiri dari orang tua, anak-anak, saudara kandung, dan anggota lainnya yang
tinggal bersama atau memiliki hubungan emosional yang erat. Hubungan dalam keluarga
mencakup perasaan kasih sayang, dukungan emosional, dan tanggung jawab untuk saling
memelihara dan membantu satu sama lain.
Unit-unit masyarakat adalah komunitas, keluarga, kelompok yang mempunyai tujuan dan
nilai yang sama. Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan komunitas sebagai suatu kesatuan
hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat, serta terikat oleh suatu rasa identitas suatu komunitas. Dengan demikian ciri dari
komunitas adalah kesatuan wilayah, kesatuan adat istiadat, rasa identitas komunitas, dan
loyalitas terhadap komunitas (Effendy, 1998).
Departemen Kesehatan RI (1988) mendefinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
Pengertian keluarga dari berbagai sumber adalah:
1. UU Nomor 10 Tahun 1992 Pasal 1 Ayat 10, Keluarga adalah sebagai unit sosial
ekonomi terkecil dalam masyarakat yang merupakan landasan dasar dari semua institusi,
merupakan kelompok primer yang terdiri dari dua atau lebih orang yang mempunyai
jaringan interaksi interpersonal, hubungan darah, hubungan perkawinan, dan adopsi.
2. Duvall dan Logan (1986): Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga.
3. Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya (1989) dikutip Effendy (1998),
keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam perannya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan.
Dalam kebidanan/keperawatan kesehatan masyarakat keluarga sebagai unit utama yang
menjadi sasaran pelayanan, karena keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Apabila salah satu diantara anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan atau
kesehatan akan mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap
kelompok dan masyarakat di sekitarnya. Masalah kesehatan keluarga saling berkaitan
terhadap anggota keluarga, kelompok maupun masyarakat secara keseluruhan yang akhirnya
memberikan gambaran terhadap masalah kesehatan masyarakat secara menyeluruh.

B. Struktur dan Type Keluarga


Struktur dan tipe keluarga bervariasi di seluruh dunia. Struktur keluarga bisa mencakup
keluarga inti (orang tua dan anak-anak), keluarga diperluas (inti ditambah anggota lain), atau
keluarga sami (tanpa anak-anak). Tipe keluarga dapat berbeda tergantung pada budaya, nilai,
dan norma-norma sosial di masyarakat tertentu.
1. Struktur keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku anggota keluarga
dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks, misalnya
seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain, yang semua itu
mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas
dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor
yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut.
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suami dan istri.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga antara lain sebagai berikut.
a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara,misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari perempuan dan
laki-laki yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
d. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
e. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
Di samping itu, di dalam keluarga terdapat pemegang kekuasaan. Pemegang
kekuasaan dalam keluarga adalah sebagai berikut.
a. Patriakal, yaitu pihak ayah yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga.
b. Matriakal, yaitu pihak ibu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam
keluarga.
c. Equalitarian, yaitu ayah dan ibu yang memegang kekuasaan dalam keluarga.

C. Tipe / Bentuk Keluarga


Keluarga terdiri dari berbagai macam tipe/bentuk. Tipe/bentuk keluarga antara lain sebagai
berikut.
1. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-
anak.
2. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari perempuan dan laki-
laki yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4. Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5. Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami
dan hidup secara bersama.
6. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa pernikahan
tetapi membentuk suatu keluarga.
Di samping itu, di dalam keluarga terdapat pemegang kekuasaan. Pemegang kekuasaan
dalam keluarga adalah sebagai berikut.
1. Patriakal, yaitu pihak ayah yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga.
2. Matriakal, yaitu pihak ibu yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga.
3. Equalitarian, yaitu ayah dan ibu yang memegang kekuasaan dalam keluarga.
Menurut Kamanto Sunarto (1993:159-160), keluarga dapat dibedakan menjadi beberapa
bentuk.
1. Berdasarkan keanggotaannya, terdiri dari keluarga batih dan keluarga luas.
2. Berdasarkan garis keturuan, terdiri atas keluarga patrilineal, keluarga matrilineal, dan
keluarga bilateral.
3. Berdasarkan pemegang kekuasaannya, terdiri dari keluarga patriarhat, keluarga
matriarhat, dan keluarga equalitarian.
4. Berdasarkan bentuk perkawinan, terdiri atas keluarga monogami, keluarga poligami,
dan keluarga poliandri.
5. Berdasarkan status sosial ekonomi, terdiri atas keluarga golongan rendah, keluarga
golongan menengah, dan keluarga golongan tinggi.
6. Berdasarkan keutuhan, terdiri atas keluarga utuh, keluarga pecah atau bercerai, dan
keluarga pecah semu.

D. Peranan dan Fungsi Keluarga


1. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang umumnya terdapat di dalam kebanyakan keluarga, terutama di
Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Peranan ayah
Peranan ayah adalah sebagai suami dari ibu dan ayah untuk anak-anak. Di samping
itu, ayah juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, kepala keluarga, anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungannya.
b. Peranan ibu
Peranan ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai peranan
untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota
masyarakat dalam lingkungannya, kadang-kadang dapat berperan sebagai pencari nafkah
tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak
Anak dalam keluarga melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual. Pembagian peranan ini
tidak memang mutlak. Dalam komunitas, bisa saja ayah yang mengurus rumah tangga
dan ibu pencari nafkah. Namun kondisi seperti ini masih dipandang oleh kebanyakan
orang sebagai hal yang tidak seharusnya. Kondisi ini menunjukkan masih adanya gender
stereotype, ibu hanya dipandang sebagai orang kedua setelah ayah sehingga ketika
keduanya sama-sama bekerja, sekalipun penghasilan ibu lebih besar, masih tetap
dianggap sebagai pencari nafkah tambahan.
2. Fungsi Keluarga
Terdapat tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, yaitu sebagai berikut.
a. Asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai
usia dan kebutuhannya.
b. Asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat
baik fisik, mental dan spiritual.
c. Asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

E. Hubungan Antara Masalah Kesehatan Dengan Keluarga Dan Anggotanya


Peranan keluarga dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan setiap anggota keluarga
serta dalam menjamin keberhasilan pelayanan keluarga amat penting sekali, karena keluarga
memang punya arti dan kedudukan tersendiri dalam masalah kesehatan. (Azwar, 2007).
Fungsi keluarga yang sehat akan menyebabkan kualitas hidup anggota keluarganya menjadi
baik. Penilaian dari kualitas hidup dapat dinilai dari 4 bidang yaitu fisik, psikis, sosial dan
lingkungan. Bila fungsi keluarga tidak sehat maka akan dapat meningkatkan angka kesakitan
dan angka kematian yang akhirnya akan menurunkan kualitas hidup.
1. Keluarga sebagai unit pelayanan Freeman mengemukakan beberapa alasan sebagai
berikut:
Keluarga adalah unit utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat dimana hubungan yang erat antara anggota
keluarga dengan keluarga besar (keluarga besar) sangat menonjol, maka keluarga sebagai
lembaga perlu diperhitungkan.Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
sendiri.
Hampir setiap masalah kesehatan mulai dari awal sampai pada penyelesaiannya akan
dipengaruhi oleh keluarga.Keluarga mempunyai peran utama dalam memelihara kesehatan
seluruh anggota keluarga dan bukan individu sendiri yang mengusahakan tercapainya tingkat
kesehatan yang diinginkan.Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit
pada salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
Peranan dari anggota keluarga akan mengalami perubahan bila salah satu dari anggota
keluarga sakit menderita. Di pihak lain status kesehatan dari pasien juga sebagian akan
ditentukan oleh kondisi keluarganya. Dalam memelihara individu, keluarga tetap berperan
sebagai pengambil keputusan dalam memelihara anggota keluarga yang sakit. Hal ini terlihat
nyata pada keluarga inti yang mengambil keputusan tetapi juga anggota keluarga yang jauh
(keluarga besar).Keluarga masyarakat merupakan perantara yang efektif, yang mudah untuk
berbagai usaha-usaha kesehatan. Perawat dapat menjangkau masyarakat hanya melalui
keluarga, kesehatan masyarakat dapat ditingkatkan terutama melalui peningkatan kesehatan
keluarga.
2. Kemampuan keluarga dalam pemeliharaan kesehatan Menurut Freeman, yang dimaksud
dengan kemampuan keluarga dalam pemeliharaan kesehatan keluarga itu sendiri adalah
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga Perubahan sekecil apapun yang
dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan tanggung
jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan segala perubahan
yang terjadi dalam keluarga.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga. Tugas ini
merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri. Tugas ini dapat dilakukan di rumah jika keluarga
memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan pertolongan pertama agar masalah
yang lebih parah tidak terjadi.
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan
dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada. Keluarga yang mampu
melaksanakan tugas kesehatan seperti tersebut di atas dapat mengatasi masalah
kesehatannya dengan baik, sehingga keluarga yang demikian hanya memerlukan
pengawasan dan bimbingan seperlunya dari petugas kesehatan.
6 Tahap Interaksi Sehat - Sakit Keluarga:
1) Upaya keluarga terkait promosi kesehatan Keluarga memegang peranan yang
penting dalam berbagai bentuk upaya promosi kesehatan di dalam keluarga Ada
banyak bentuk peningkatan kesehatan, pencegahan dan pengurangan risiko :
Sekitar masalah pola hidup berhenti merokok, olah raga, imunisasi dan lain-lain
Agar strategi sehat dapat berhasil; menu perbaikan pola hidup seluruh anggota
keluarga Anggota keluarga perlu mempelajari status kesehatan mereka dan citra
tubuh seperti apakah tubuh mereka lemah, sakit-sakitan atau sehat. Anggota
keluarga yang dapat menunjukkan perilaku hidup sehat akan menjadi contoh
yang sangat ampuh bagi anggota keluarga lainnya.
2) Respon keluarga terhadap gejala-gejala Tahapan ini dimulai: mengenal,
menginterprestasikan bahaya yang timbul, menujukkan kepeduliaan terhadap
masalah yang timbul Keluarga mempercayai gejala gejala penyakit yang timbul
dan mencari jalan penyelesaiannya. Tahap ini terdiri dari: kepercayaan yang
mencakup gejala atau penyakit dari anggota keluarga, bagaimana menangani
penyakit tersebut.
3) Mencari tempat pelayanan Dimulai ketika keluarga menyertakan adanya anggota
keluarga yang mengalami masalah kesehatan. Orang yang bantuan sakit dan
keluarga mulai mencari informasi, sesuai dengan keyakinan mereka baik kepada
tenaga profesional, maupun tenaga yg mereka yakini dapat membantu Keputusan
apakah ditangani di rumah, di klinik atau RS cenderung dirundingkan di
keluarga.
4) Merujuk dan mendapatkan pelayanan Adanya kontak keluarga dengan pelayanan
kesehatan Keluarga menentukan kepada siapa mereka akan berkonsultasi dan
mendapatkan layanan.
5) Respon segera keluarga terhadap penyakit Keluarga menerima peran sakitnya ?
Ditandai dengan : Ketergantungan terhadap energi kesehatan, Keinginan untuk
mentaati nasehat medik, Berusaha keras untuk sembuh Tahap respon akut
penyesuaian yang harus segera dibuat Penyakit serius/mengancam jiwa krisis
keluarga dapat terjadi respon kekuatan stresor.
6) Tahap penyesuaian/penyembuhan sakit serius Penyakit dan kronis dari
seorang anggota keluarga mempengaruhi secara mendalam pada sistem keluarga,
khususnya struktur peran dan pelaksanaan fungsi keluarga.

Keseriusan mengisyaratkan Sentralitas klien dalam unit keluarga Keluarga


mempunyai peran yang bersifat mendukung selama masa penyembuhan dan
pemulihan. Keberadaan dukungan sosial keluarga yang memadai terbukti
berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah pulih dari sakit, fungsi
kognitif, fisik dan kesehatan emosi. Selain itu, pengaruh positif dari dukungan sosial
keluarga adalah kemampuan penyesuaian terhadap permasalahan – permasalahan
dalam kehidupan yang penuh dengan stres.

F. Mengidentifikasi Struktur Organisasi Sesuai Dengan Tingkatan Dan Hubungan


Kekeluargaan
Tipe-tipe OrganisasiSecara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau
derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal
maupun informal yang sempurna.Organisasi formal/Resmi adalah organisasi yang dibentuk oleh
sekelompok orang/masyarakat yang memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang
menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya,
serta memilki kekuatan hukum. Struktur yang ada juga menjelaskan bagaimana bentuk saluran-
saluran melalui apa komunikasi berlang. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi
masing-masing anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, ketidakseimbangan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan
dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan terencana dan
mengingat bahwa tekanan mereka beraturan, maka relatif mereka bersifat tidak fleksibel. Contoh
organisasi formal dalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas
(J Winardi, 2003:9).Organisasi informal/ keanggotaan pada organisasi-organisasi informal yang
dicapai dapat baik secara sadar maupun tidak sadar, dan sering kali sulit untuk menentukan
waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota
dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.
Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat diubah menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan
kegiatan yang dilakukan secara terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan
menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:Organisasi Primer, organisasi
semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka
berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak.
Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.Organisasi Sekunder,
organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual.
Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, namun mereka memiliki
anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun ketidakseimbangan kepada
anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan
calon karyawannya dimana harus saling sepakat mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
Struktur OrganisasiStruktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun. Organisasi adalah suatu
wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai suatu tujuan. Struktur Organisasi
adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaan
dalam mewujudkan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah
bagaimana pekerjaan dibagian,diungkapkan, dan dikoordinasikan secara formal. Elemen
organisasiAda enam elemen kunci yang perlu diperhatikan hendak mendesain struktur, antara
lain:

a. Spesialisasi pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam


beberapa pekerjaan tersendiri/
b. Departementalisasi. Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara
bersama-sama. Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
c. Rantai komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak
organisasi ke siapa eselon paling bawah dan menjelaskan bertanggung jawab kepada
siapa.
d. Rentang kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
e. Sentralisasi dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat
pengambilan keputusan pada satu titik dalam organisasi. Desentralisasi adalah lawan dari
sentralisasi.
f. Formalisasi. Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.

1. Macam- Macam Struktur Organisasi


a. Struktur sederhanaStruktur sederhana adalah suatu struktur yang diwujudkan
dengan kadar departemenalisasi yang rendah, rentang kendali yang luas, wewenang yang
dimaksudkan pada seseorang saja, dan sedikit formalisasi. Struktur sederhana paling
banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang
yang satu dan sama. Kekuatan dari struktur ini adalah kemudahan yang tercermin dalam
kecepatan, kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas. Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk dijalankan di
mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana menjadi tidak memadai
tatkala sebuah organisasi berkembang karena formalisasinya yang rendah dan
sentralisasinya yang tinggi cenderung menciptakan kelebihan beban (overload) di
puncak.
b. BirokrasiBirokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang
sangat rutin yang dicapai melalui karakteristik, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang terikat ke dalam berbagai departemen fungsional, persetujuan
keinginan, rentang kendali yang sempit, dan keputusan pengambilan yang mengikuti
rantai komando .Kekuatan utama birokrasi adalah kemampuan menjalankan kegiatan-
kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya adalah dengan
spesialisasi yang diciptakan dapat menimbulkan konflik-konflik subunit, karena tujuan-
tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan keseluruhan organisasi. Kelemahan
besar lainnyannya adalah ketika ada kasus yang tidak sesuai sedikit saja dengan aturan,
tidak ada ruang untuk modifikasi karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan
menangani masalah yang sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan
keputusan terprogram yang mapan.
c. Struktur matriksStruktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan
garis wewenang ganda dan menyatukan departemen fungsional dan produk. Struktur
matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan pesawat terbang,
laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan konstruksi, rumah sakit,
lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan konsultan manajemen, dan
perusahaan hiburan.Pada hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk
departementalisasi: fungsional dan produk Gaya departemenalisasi fungsional terletak,
misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang diperlukan
sambil memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus untuk
keseluruhan produk.
Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasikan tugas para spesialis fungsional
yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat waktu dan sesuai anggaran.
Departementalisasi produk, di pihak lain, memiliki keuntungan dan kerugian yang berlawanan.
Departementalisasi ini memudahkan koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan
tugas tepat waktu dan memenuhi target anggaran. Lebih jauh,Departementalisasi ini
memberikan tanggung jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk,
tetapi dengan duplikasi biaya dan kegiatan. Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut sambil
menghindari kelemahan-kelemahan mereka.Karakteristik struktural paling nyata dari matriks
adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan komando sehingga karyawan dalam struktur
matriks memiliki dua atasan -manajer departemen fungsional dan manajer produk.Karena itulah
matriks memiliki rantai komando ganda.
a) Desain Struktur Organisasi Moderna. Struktur timStruktur tim adalah pemanfaatan
waktu sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik
utama struktur tim adalah bahwa struktur ini meniadakan kendala-kendala departemen dan
mendesentralisasi pengambilan keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong
karyawan untuk menjadi generalis sekaligus spesialis.
b) Organisasi virtualOrganisasi virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan
fungsi-fungsi utama bisnis secara detail.
c) Organisasi NirbatasOrganisasi nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapus
rantai komando, memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim
yang diberdayakan/
Model desain struktur organisasiAda empat model ekstrem dari desain organisasi:
(1) Model mekanistis, yaitu suatu struktur yang dipecah oleh departemenalisasi yang luas,
formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan sentralisasi
(2) Model organik, yaitu suatu struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan lintas
fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi yang komprehensif, dan
mengandalkan pengambilan keputusan secara partisipatif.
(3) Model Piramid, model ini dibuat bertahan di sebuah piramida
(4) Model Horizontal,Model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal dengan
pembagian fungsi masing-masing bersama radiator masing-masingMenurut pola hubungan
kerja, lalu izin berwenang dan tanggung jawab, maka bentuk organisasi dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Bentuk Organisasi GarisBentuk ini merupakan nbentuk organisasi paling tua dan paling
sederhana. Bentuk organisasi diciptakan oleh Henry Fayol. Biasa juga disebut dengan organisasi
militer dimana cirinya adalah struktur organisasi ini relatif kecil, jumlah karyawan yang relatif
sedikit, saling kenal, dan spesialisai kerja yang belum begitu rumit dan tinggi.Kebaikannya:a.
Kesatuan komado terjamin baik karena pimpinan berada pada satu tangan.b. Proses pengambilan
keputusan berjalan dengan cepat karena jumlah orang yang diajak berkonsultasi masih sedikit.c.
Rasa solidaritas dianatara karyawan umumnya tinggi karena saling mengenal. Keburukannya:a.
Seluruh organisasi tergantung pada satu pemimpin (satu orang) dimana bila pemimpin tersebut
berhalangan maka organisasi tersebut akan mandek atau hancur.b. Ada kecenderungan
pemimpin bertindak secara otokratis.c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Bentuk Organisasi FungsionalBentuk ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir
pemimpin tidak mempunyai bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan
komando pada bawahannya. Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.Kebaikannya:a.
Pembidangan tugas-tugasnya jelas.b. Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan
semaksimal mungkin.c. Digunakannya tenga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan
fungsinya.Keburukannya:a. adanya kekhasan kerja maka akan sulit untuk mengadakan tour of
duty.b. Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk melaksanakan
koordinasi.
3. Bentuk Organisasi Garis dan StafBentuk ini umumnya dianut oleh organisasi besar, daerah
kerja yang luas, mempunyai bidang tugas yang beragam dan rumit serta jumlah karyawan yang
banyak. Bentuk ini diciptakan oleh Harrington Emerson.Kebaikannya:a. Dapat digunakan pada
setiap organisasi yang besar, apapun tujuannya, luas organisasinya, dan kompleksitas susunan
organisasinya.b. Pengambilan keputusan lebih mudah karena adanya dukungan dari staf ahli.c.
Perwujudan the right man in the right placelebih mudah terlaksana.Keburukannya:a. Sesama
karyawan dapat terjadi tidak saling mengenal, solidaritas sulit terbangunb. Karena susunan
organisasinya yang koomplexitas, maka kesulitannya adalah dalam bidang koordinasi antar
divisi atau departemen.
4. Bentuk Organisasi Fungsional dan StafBentuk ini merupakan kombinasi dari bentuk
organisasi fungsional dan bentuk organisasi garis dan staf. Kebaikan dan keburukan dari bentuk
organisasi ini juga merupakan kombinasi dari bentuk diatas.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistem keluarga
meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluarga disepanjang waktu.
Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap
tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat
dilalui dengan sukses.
Dari definisi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga. Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal,
sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok
dan masyarakat.
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal ini disebabkan
karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh karena itu saran dan kritikan akan
makalah dari pembaca sangat membantu dalam penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Muhlisin, Abi (2012). Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Gosyen Publishing


Ambarwati, Eny Retna. 2019. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha Medika
Depkes RI (pusdiknakes). 2021. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Meilani, Niken. 2018. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta:
Sutikno, E. (2011). Hubungan fungsi keluarga dengan kualitas hidup lansia (Doctoral
dissertation, UNS (Sebelas Maret University)).
Setyawan, Dodiet Aditya. (2012). Konsep Dasar Keluarga Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Komunitas Program Studi Diploma IV Kebidanan Komunitas Jurusan Kebidanan
Poltekkes Surakarta

Anda mungkin juga menyukai