Anda di halaman 1dari 45

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ANAK BARU LAHIR

Pembimbing :

Hetti Aprilin S.Kep., Ns., M.MB

Disusun oleh :

1. Andika Bagas Nurdiansya (0117036)


2. Andini Fitria Dewi (0117037)
3. Dindah Daristya (0117041)
4. Faradila Maulana (0117044)
5. Nila Kurnia Setiawan (0117056)
6. Roni Hendrawan (0117062)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA


MOJOKERTO 2020 /2021

1
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Kami mempunayai kopi dari makalah ini yang biasa kami reproduksi jika makalah yang
dikumpulkan hilang atau rusak

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang lain kecuali yang
teah ditulis kan dalam referensi,serta tidak ada seseorang pun yang membuatkan makalah ini
untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik,kami bersedia mendapat
hukuman sangsi sesuai peraturan yang berlaku

Mojokerto, 08 Mei 2020

No Nama Nim Ttd


1. Andika Bagas Nurdiansya 0117036
2. Andini Fitria Dewi 0117037
3. Dindah Daristya 0117041
4. Faradila Maulana 0117044
5. Nila Kurnia Setiawan 0117056
6. Roni Hendrawan 0117062

KATA PENGANTAR

2
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. makalah ini berjudul
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK BARU LAHIR” yang dibuat
sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga prodi S1 Ilmu Keperawatan Stikes Dian
Husada Mojokerto.

Dalam pembuatan makalah ini, kami banyak mendapatkan referensi dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Kepada dosen pembimbing Hetti Aprilin S.Kep.,Ns.,M.MB

2. Seluruh pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.

Makalah ini adalah hasil karya kami. Oleh sebab itu, kami bertanggung jawab atas ini makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat.

DAFTAR ISI

3
COVER ........................................................................... 1
.
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... 2
.
KATA PENGANTAR ........................................................................... 3
.
DAFTAR ISI ........................................................................... 4
.
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................... 5
.
B. RUMUSAN MASALAH ........................................................................... 6
.
C. TUJUAN ........................................................................... 6
.
BAB II TIJAUAN TEORI
A. KONSEP DASAR ........................................................................... 7
KELUARGA .
B. KONSEP DASAR ........................................................................... 14
KELUARGA DENGAN .
TAHAP CHILDBEARING
BAB III PEMBAHASAN
A. KONSEP ASUHAN ........................................................................... 18
KEPERAWATAN ANAK .
BARU LAHIR
B. ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................................... 23
ANAK BARU LAHIR .
Daftar Pustaka ........................................................................... 45
.

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang secara terus
menerus mengakibatkan tingkat pendidikan dan teknologi semakin maju. Orang dengan
mudah berobat dan tidak takut dengan penyakit berbahaya. Tapi hal ini dipengaruhi oleh
peningkatan biaya pengobatan sementara masyarakat, masih banyak yang hidup dibawah
garis kemiskinan. Oleh karena itu masyarakat Indonesia harus sudah mengenal kesehatan
keluarga dari sekarang agar masyarakat mengenal arti pentingnya kesehatan. Agar
masyarakat Indonesia hidup sehat keperawatan keluarga merupakan salah satu area
spesalis dalam keperawatan yang berfokus kepada keluarga sebagai target pelayanan.
Tujuan dari keperawatan keluarga adalah untuk meningkatkan kesehatan keluarga secara
menyeluruh bagi anggota keluarga.
Karakteristik keluarga terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan, atau adopsi, anggota keluarga biasanya hidup bersama, atau
jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. Anggota keluarga berinteraksi
satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial yaitu suami, istri, anak,
kakak, dan adik yang mempunyai tujuan. Perawat perlu mengetahui dan memiliki pikiran
yang terbuka mengenai konsep keluarga. Sekilas keluarga memiliki hal-hal yang umum,
tetapi setiap bentuk keluarga memiliki kekuatan dan permasalahan yang unik. Keluarga
banyak menghadapi tantangan seperti salah satunya pada tahap perkembangan keluarga
childbearing. Periode childbearing adalah waktu transisi fisik dan psikologis bagi ibu dan
seluruh keluarga. Orang tua harus beradaptasi terhadap perubahan struktur karena adanya
anggota baru dalam keluarga, yaitu bayi. Dengan kehadiran bayi maka sistem dalam
keluarga akan berubah dan pola interaksi dalam keluarga harus dikembangkan.
Pada periode transisi, keluarga membutuhkan adaptasi yang cepat, sehingga
kondisi ini menempatkan keluarga menjadi sangat rentan dan mereka memerlukan
bantuan untuk beradaptasi dengan peran yang baru. Stress dari berbagai sumber dapat
berefek negatif pada fungsi dan interaksi ibu dengan bayi dan keluarga, yang berdampak
pada kesehatan fisik ibu dan bayi.

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep keluarga dengan anak baru lahir?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak baru lahir?
3. Bagaimana aplikasi asuhan keperawatan keluarga dengan anak baru lahir?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep keluarga dengan anak baru lahir,
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan keluarga dengan anak baru lahir,
3. Untuk mengetahui aplikasi asuhan keperawatan keluarga dengan anak baru lahir.

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR KELUARGA


I. Pengertian

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga. (Duvall
dan Logan,1986, dalam Setiawati, 2008 : hal 67).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinterakasi satu
dengan yang lainnya, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta
mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Magiaya, 1978, dalam Setiawati, 2008: hal
68)

Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang
sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus menerus, yang tinggal dalam
satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu
orang dengan orang yang lainnya. (Bergess, 1962, dalam Setiawati, 2008: hal 13)

Menurut kelompok keluarga adalah sekumpulan individu yang tinggal serumah karena
adanya hubungan darah, perkawinan ataupun adopsi, yang saling berinteraksi dan
mempertahankan kebudayaan.

II. Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari berbagai macam pola
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga berkembang
mengikutinya. Agar dapat mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan
derajat kesehatan, maka perawat perlu memahami beberapa tipe keluarga. (Mubarak, dkk,
2011, : hal 70 - 71)

7
 Tradisional Nuclear

Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau kedduanya
dapat bekerja diluar rumah.

 Extended Family

Adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan,
saudara sepupu, paman, bibi dan lain sebagainya.

 Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami atau istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.

 Niddle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang, istridi rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/ perkawinan/ meniti karir.

 Dyadic nuclear

Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu
bekerja diluar rumah.

 Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasanganya dan anak-anaknya
dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

 Dual cariier

Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak

8
 Commuter married

Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

 Single adult

Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk
kawin.

 Three Generation

Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah

 Institusional

Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalamm suatu panti-panti.

 Communal

Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

 Group Marriage

Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunanya didalam satu kesatuan keluarga
dan tiiap individu menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak-anak.

 Unmarried parent and Child

Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anak diadopsi.

 Cohibing Couple

Dua orang atau pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

9
III. Struktur keluarga

Struktur keluarga terdiri dari beberapa macam, diantaranya: (Friedmann, 1989, dalam
Mubarak, dkk, 2011 : hal 68 – 69 )

 Patrilinear

Patrilinear adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak keluarga sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah

 Matrilinear

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dari beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalir garis ibu.

 Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri

 Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

 Keluarga kawinan

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga, dan beberapa sanak
saudara menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri.

Ada beberapa ciri-ciri struktur keluarga, yaitu: (friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk,
2011 : hal 69)

 Terorganisasi

Saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga.

 Ada keterbatasan

10
Setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya masing-masing.

 Ada perbedaan dan kekhususan

Setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.

IV. Bentuk- Bentuk Keluarga

1. Sussman (1974) dan Maclin (1988) ( dalam Setiawati, 2008 : hal 16-17)

a. Keluarga tradisional
 Keluarga inti adalah keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
 Pasangan inti adalah keluarga yang terdiri dari suami dan istri saja.
 Keluarga dengan orang tua tunggal adalah satu orang yang mengepalai
keluarga sebagai konsekuensi perceraian.
 Bujangan yang tinggal sendirian.
 Keluarga besar 3 generasi.
 Pasangan usia pertengahan atau pasangan lansia.
b. Keluarga non Tradisional
 Keluarga dengan orang tua yang memiliki anak tanpa menikah.
 Pasangan yang memiliki anak tanpa menikah.
 Pasangan yang hidup bersama tanpa menikah (kumpul kebo)
 Keluarga gay.
 Keluarga lesbi.
 Keluarga komuni: keluarga dengan lebih dari satu pasangan monogami
dengan anak-anak yang secara bersama- sama mengunakan fasilitas,
sumber dan memiliki pengalaman yang sama.

2. Anderson Carter ( dalam Setiawati, 2008 : 17)

 Keluarga inti (nuclear family)

Keluarga yang terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak.

 Keluarga besar (ekstensed family)

11
Keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, nenek, kakek, keponakn , sepupu,
paman, bibi dsb.

 Keluarga berantai (sereal family)

Keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.

 Keluarga duda / janda (single family)

Keluraga yang terjadi karena perceraian atau kematian.

 Keluarga berkomposisi

Keluarga yang perkawinannyaberpologami dan hidup secara bersama-sama.

 Keluarga kabitas

Dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk satu keluarga.

V. Fungsi keluarga

Friedmann mengidentifikasikan lima prinsip fungsi dasar keluarga, diantaranya adalah


fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi reproduksi, fungsi ekonomi, dan fungsi
keperawatan keluarga. (Friedmann, 1998, dalam Mubarak, dkk, 2011: 76-78)

a. Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang


mkerupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada
kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga slaing mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari
dan didkembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam kelduarga. Dengan
demikian, keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri positif.
b. Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial. Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan

12
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia
akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak
balita dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan sekitar meskipun
demikian keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan
perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan
antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi anggota keluarga
belajar disiplin, belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan
interaksi keluarga.
c. Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya
manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi
kebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga adalah
untuk meneruskan keturunan.
d. Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluargta seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang
tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang
berujung pada perceraian.
e. Fungsi perawatan kesehatanjuga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan
praktek asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan
dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga.
Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari
tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan
tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

13
B. KONSEP DASAR KELUARGA DENGAN TAHAP CHILDBEARING

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada system keluarga
meliputi perubahan pola interaksi dan hubunga antara anggotanya di sepanjang waktu.
Siklus perkembangan keluarga sebagai komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang
memandang keluarga sebagai suatu system. Perkembangan ini terbagi menjadi beberapa
tahap atau kurun waktu tertentu. Pada setiap tahapnya keluarga memiliki tugas
perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses.
Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan pedoman untuk
memeriksa dan menganalisa perubahan dan perkembangan tugas-tugas dasar yang ada
dalam keluarga selama siklus kehidupan mereka.

a. Tahap-tahap perkembangan keluarga ‘Childbearing” (kelahiran anak pertama).

Tahap perkembangna keluarga dibagi sesuai kurun waktu tertentu yang dianggap stabil,
misalnya keluarga dengan anak pertama berbeda dengan anak keluarga remaja. Meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangan secara unik, namun secara umum seluruh
keluarga mengikuti pola yang sama. Tiap tahap perkembangan membutuhkan tugas dan
fungsi keluarga agar dapat melalui tahap tersebut. Keluarga yang menantikan kelahiran
dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan (3,2 tahun) merupakan tahap perkembangan keluarga childbearing.
Kehamilan dan kelahiran bayi pertama dipersiapkan oleh pasangan suami istri melalui
beberapa tugas perkembangan yang penting. Kelahiran bayi pertama memberikan perubahan
yang besar bagi keluarga, sehingga pasangan harus beradaptasi dengan peranya untuk
memenuhi kebutuhan bayi. Sering terjadi dengan kelahiran bayi, pasangan merasa diabaikan
karena focus perhatian kedua pasangan tertuju pada bayi. Suami merasa belum siap menjadi
ayah atau sebaliknya istri belum siap menjadi ibu. Peran utama perawat keluarga adalah
mengkaji peran orang tua; bagaimana orang tua berinteraksi dan merawat bayi serta
bagaimana bayi berespon. Perawat perlu memfasilitasi hubungan orang tua dan bayi yang
positif dan hangat sehingga jalinan kasih sayang antara bayi dan orang tua dapat tercapai.

14
b. Tugas perkembangan dengan keluarga childbearing

Tahap ini dimulai dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Ada beberapa hal tugas
perkembangan keluarga pada fase childbearing yaitu: (Duval, dalam buku Santun Setiawati :
19 dan dalam buku Mubarak, dkk : 87-88).

 Persiapan menjadi orang tua dan merawat bayi


 Membagi peran dan tanggung jawab
 Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana rumah yang
menyenangkan
 Mempersiapkan biaya atau dana Child Bearing
 Memfasilitasi role learning anggota kleuarga
 Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita
 Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
 Beradaptasi pada pola hubunga seksual
 Mensosialisasikan anak dengan lingkungan keluarga besar masing-masing
pasangan.

Sedangkan menurut Carter dan Mc. Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985, (Dalam buku
“ilmu keperawatan komunitas”, hal: 87-88) tugas perkembangan keluarga pada tahap ini
adalah sebagai berikut:

 Membentuk keluraga muda sebagai sebuah unit yang mantap ( mengintegrasikan


bayi baru ke dalam keluarga).
 Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga .
 Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
 Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran-
peran orang tua, kakek, dan nenek.

15
c. Fungsi perawat dalam tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.

Sebagi kekhususan perawatan keluarga memiliki peran yang cukup banyak dalm
memberikan asuhan keperawatan keluarga.

Fungsi perawat dalam tahap ini adalah melakukan perawatn dan konsultasi antara lain
(Mubarak, dkk : 88) :

 Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi,
 Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya,
 Imunisasi yang dibutuhkan anak,
 Tumbang anak yang baik,
 Interaksi keluarga,
 Keluarga berencana, serta
 Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja.
d. Asuhan keperawatan tahap perkembangan keluarga dengan childbearing.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan
pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota
keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap terpenting dalam proses keperawatan, mengingat


pengkajian sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data yang ada pada
keluarga. Oleh karena itu, perawat keluarga diharapkan memahami betul lingkup,
metode, alat bantu, dan format pengkajian yang digunakan. Data-data yang
dikumpulkan antara lain: (Santun setiawan dkk, hal 45)

a. Data umum
b. Riwayat dan tahapan perkembangan
c. Lingkungan
d. Struktur keluarga
e. Fungsi keluarga

16
f. Stress dan koping keluarga
g. Harapan keluarga
h. Data tambahan
i. Pemeriksaan fisik

Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga.

2. Tahap perumusan diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil wawancara,


pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status kesehatan mulai dari
potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang aktual. (Santun setiawan dkk, hal
48)

3. Tahap penyusunan rencana keperawatan

Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi, maka


langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai dengan urutan
prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan
yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan atau masalah kesehatan yang telah diidentifikasi. (Mubarak dkk,
2011,hal 106)

4. Tahap pelaksanaan keperawatan keluarga

Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana perawat
mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarg dalam mengadakan perbaikan
kearah perilaku yang hidup sehat. (Mubarak dkk, 2011,hal 108)

5. Tahap evaluasi

Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian dilakukan untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru
yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali

17
kunjungan ke keluarga. Oleh karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)

BAB III
PEMBASAHAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Baru Lahir


I. Pengkajian
a. Biodata
- Identitas : nama KK, alamat, komposisi keluarga ( nama, seks, hubungan
keluarga, pendidikan, pekerjaan).
- Tipe keluarga : mengenai jenis dan tipe keluarga
- Suku bangsa : mengkaji asal / suku bangsa keluarga.
- Agama : agama dan kepercayaan keluarga yang dianut yang dapat
mempengaruhi kesehatan.
- Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh penghasilan seluruh
anggota keluarga dan kegiatan sosial yang dilakukan keluarga
- Aktivitas rekreasi keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh usia anak tertua
dari keluraga inti.
2) Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Tugas keluarga yang belum terpenuhi dan kendala yang dihadapi
keluarga.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga, perhatian
terhadap upaya pencegahan penyakit.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Menjelaskan riwayat kesehatan generasi diatas, tentang riwayat
penyakit keturunan , upaya generasi tersebut tentang upaya

18
penanggulangan penyakit, upaya kesehatan yang diperhatikan sampai saat
ini.

c. Lingkungan
1) Karakteristik rumah : tentang rumah yang dihuni keluarga meliputi luas,
tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan ruangan, jumlah ventilasi, perletakan
perabot rumah, sarana pembuangna air limbah dan MCK, sarana air bersih
danh minum yang digunakan.
2) Karakteristik lingkungan : karakteristik dari tetangga, dan komunitas
setempat, yaitu tempat keluarga bertempat tinggal.
3) Mobilitas geografis keluarga menggambarkan mobilitas keluarga dan
anggita keluarga, mungkin keluarga sering berpindah tempat.
4) Hubungan keluarga dengan lingkungan : menjelaskan mengenai waktu
yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga
yang adadan sejauh mana keluarga berinteraksi.
d. Struktur Keluarga
1) Struktur peran yang menjelaskan peran masing – masing anggota keluarga
secara formal maupun informal baik dikeluarga maupun dimasyarakat.
2) Nilai atau norma keluarga yang dianut oleh keluarga.
3) Pola komunikasi keluarga, bagaimana cara keluarga berkomunikasi, siapa
pengambil keputusan utama dan bagaimana peran anggota keluarga dalam
menciptakan komunikasi.
4) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan keluarga untuk mempengaruhi
dan mengendalikan anggota keluarga untuk mengubah perilaku yang
berhubungan dengan kesehatan.
5) Pengkajian yang berhubungan dengan anak usia sekolah (identitas anak,
riwayat kehamilan sampai kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat
ini, kebiasaan saat ini, tumbang saat ini, pemeriksaan fisik)
e. Fungsi Keluarga
1) Fungsi afeksi, gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki anggota keluarga , dukunagn anggota keluarga, hubungan

19
psikososial dalam anggota keluarga, bagaimana keluarga mengembangkan
sikap saling menghargai.
2) Fungsi sosialisasi, hubungan anggota keluarga, sejauh mana anggota
keluarga belajar tentang disiplin, nilai, norma budaya dan perilaku yang
berlaku dikeluarga dan masyarakat.
3) Fungsi perawatan kesehatan, mengetahui kemampuan keluarga untuk
mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota
keluarga, memodifikasi lingkungan, menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan.
f. Stres dan Koping Keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang
2) Stressor jangka pendek adalah stressor yang dialami keluarga dan
penyesuaian lebih kurang 6 bulan. Stressor jangka panjang memerlukan
waktu penyesuaian lebih 6 bulan.
3) Kemamapuan keluarga berespon terhadap stressor
4) Strategi koping
5) Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan Kesehatan Keluarga
Pengkajian yang berhubungan dengan pemeriksaan fisik keluarga dan
khususnya pada anak baru lahir (identitas anak, riwayat kehamilan sampai
kelahiran, riwayat kesehatan bayi sampai saat ini, kebiasaan saat ini, tumbang
saat ini, pemeriksaan fisik)
h. Harapan Keluarga
Apa saja hal yang diinginkan keluarga, khususnya yang belum terpenuhi.
i. Pengkajian Fokus yang Berhubungan dengan Anak Baru Lahir
1) Dimulai menanti kelahiran – lahir (30 bulan)
2) Peran orang tua ( ibu dan ayah )
3) Kurang support system
4) Masa transisi menjadi orang tua
 Kelahiran anak pertama, krisis keluarga
 Studi klasik LE MASTER (1957) 46 ortu : 17% bermasalah

20
o suami merasa di abaikan
o peningkatan perselisihan dan argumen
o interupsi dalam jadwal kontinu
o kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun
5) Tugas pekembangan
 persiapan menjadi orang tua
 adaptasi perubahan anggota keluarga : peran, interaksi, sexsual dan
kegiatan
 mempertahankan hubungan yang memuaskan antar pasangan
6) bagaimana peran orang tua – bayi : sentuhan dan kehangatan ibu>>ayah
7) bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
8) konseling kb post partum 6 minggu
9) masalah masalah kesehatan
 pendidikan maternitas
 perawtan bayi, pengenalan dan penanganan kesehatan secara dini ,
konseling perkembangan anak, kb, interaksi keluardga dll
II. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan dengan masalah-masalah yang sering ditemui pada keluarga
dengan anak usia baru lahir, diagnose yang mungkin muncul diantaranya :
 Gangguan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Defisit Pengetahuan
 Disfungsi Seksual
 Gangguan tumbuh kembang
 Menyusui tidak efektif
 Resiko cidera
 Perubahan penampilan peran
 Gangguan komunukasi verbal

III. Intervensi Keperawatan


Perencanaan / intervensi pada asuhan keperawatan ditetapkan berdasarkan
dengan diagnosa yang telah diperoleh dari hasil pengkajian dan analisa data, serta
sesuai dengan tujuan asuhan keperawatan yang diharapkan oleh perawat dan

21
pasien. Dalam menetapkan intervensi, sebagai perawat hendaknya mengacu pada
peran perawat dalam lingkup perawatan keluarga dengan anak usia baru lahir,
yaitu :
 Konselor pada menyusui
 Koordinator dengan layanan pediatric
 Penyelia imunisasi
 Perujukan ke layanan-layanan tenaga sosial

22
B. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anak Baru Lahir
I. Identitas Umum Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Muhammad Zunaidi
Pendidikan : SMK
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Wiraswata
Agama : Islam
Alamat : Desa Budugsidorejo RT.03 RW.02 , Dusun Sembujo ,
Kecamatan Sumobito , Kabupaten Jombang
Suku : Jawa
No Tlp :
b. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan

1 Muhammad Zunaidi L 30 SMK Wiraswata

2 Maya Oktaviranti P 23 SMK -

3 M. Rafasyah Arsaka L 1 Bulan - -


4 Hari

23
c. Genogram

Keterangan :
: Laki-Laki

: Perempuan

: Anak Laki-laki

: Anggota keluarga laki-laki yang meninggal

: Hubungan menikah
: Tinggal satu rumah

d. Type Keluarga
( ) Keluarga inti (√ ) Keluarga besar
( ) Janda / duda ( ) Lain-lain
e. Sifat Keluarga
1. Siapa pengambilan Keputusan didalam keluarga

24
(√) Ayah ( ) Bersama-sama
( ) Ibu
2. Bagaimana kebiasaan tidur/istirahat keluarga sehari-hari
( ) Tidur malam saja (√) Tidur siang dan malam
( ) Tidur siang saja
3. Apakah mempunyai kebiasaan rekreasi saat memanfaat waktu luang
anggota keluarga
(√) Ya , sebutkan berpa kali selama sebulan : 2 kali
( ) Tidak
4. Apakah keluarga punya kebiasaan untuk selalu makan bersama keluarga
(√) Ya
( ) Tidak
5. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Total pendapatan keluarga per bulan :
( ) Dibawah Rp. 600.000,-
(√) Rp. 600.000,- s/d Rp. 1.000.000,-
( ) Rp. 1.000.000,- s/d Rp. 2.000.000,-
( ) Di atas dari Rp. 2.000.000,-
2) Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya sehari – hari ?
(√) Ya () Tidak
Bila tidak apa yang dilakukan keluarga : Mencari usaha lain
3) Apakah keluarga mempunyai tabungan ?
() Ya (√) Tidak
4) Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga ?
(√) Ada ( ) Tidak
Bila ada, siapa : Ayah
5) Siapa yang mengelola keuangan dalam keluarga ?
( ) Ayah (√) Ibu ( ) Lain – lain
6. Suku (kebiasaan kesehatan terkait suku bangsa)
Ada , daun suruh untuk pengobatan pilek
7. Agama (kebiasaan kesehatan terkait agama)

25
Ada , masih percaya dengan orang pintar atau dukun
8. Aktivitas Rekreasi
1) Kebiasaan rekreasi keluarga
( ) Tidak tentu () 1 kali sebulan
(√) 2 kali sebulan ( ) 3 kali sebulan
( ) Lain – lain sebutkan : Jalan-jalan ke mall dan pergi kerumah mertua
2) Penggunaan waktu senggang
(√) Nonton TV ( ) Mendengarkan radio
( ) Membaca ( ) Nonton bioskop
() Lain – lain sebutkan :
II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua):
Tahap perkembangan keluarga masih ditentukan oleh orang tua anak baru
lahir
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya:
Bertanggung jawab memenuhi kebutuhan bayi sampai balita dan
mempersiapkan biaya atau dana untuk masa depan anak
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini:
Tidak ada keluhan
b) Riwayat penyakit keturunan:
Hipertensi
c) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
Kesehat (BCG/Polio/DP Kesehata Yang
an T/ n Telah
HB/Campak) Dilakuka
n

26
1. Muham 30 th 50 Sehat Tidak dikaji Capek Istirahat
mad kg pegal-
Zunaidi pegal

2. Maya 23 th 55 Sehat Tidak dikaji Capek Istirahat


Oktavir kg pegal-
anti pegal

3. M. 1 bln 4 Sehat BCG 1 x Tidak


Rafasya 4 hari kg HB-0 (0-7 hari) ada
h
Arsaka

d) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Puskesmas terdekat dan posyandu
e) Riwayat keluarga sebelumnya
Hipertensi
III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN
A. Karakteristik Rumah
1) Jenis rumah
(√) permanen ( ) Semi permanen ( ) Non permanen
2) Luas bangunan rumah:………………….m2
3) Status kepemilikan rumah :
(√) Milik pribadi ( ) Sewa bulanan
( ) Kontrakan ( ) Lain-lain :..................................
4) Atap rumah
(√) Genting ( ) Seng/Asbes
( ) Sirap/atap ( ) Lain-lain : ................................
5) Ventilasi rumah :
(√) Ada ( ) Tidak
6) Bila Ada berapa luasnya
( ) > 10% luas lantai (√) < 10% luas lantai
7) Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari

27
(√) Ya ( ) Tidak
8) Penerangan rumah
(√) Listrik ( ) Petromak
( ) Lampu tempel ( ) Lain - lain
9) Lantai rumah :
(√) Keramik ( ) Ubin ( ) Tanah
( ) Papan ( ) Plaster
10) Bagaimana kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan
(√) Bersih ( ) Banyak lalat ( )Berdebu
( ) Sampah bertebaran ( ) Banyak lawa-lawa ( ) Lain-lain

B. Denah Rumah

kamar mandi

kamar 1

wc

ruang
musolah
tamu kamar 2

C. Pengelolaan Sampah
1) Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
(√ ) Ya ( ) Tidak
2) Bagaimana pengelolaan sampah rumah tangga
( ) Dibuang di got/ sungai ( ) Diambil petugas
( ) Ditimbun (√ ) Dibakar
( ) Lain-lain :
D. Sumber Air

28
1) Sumber air yang diguankan oleh keluarga:
() Sumur gali (√) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) Membeli ( ) Lain-lain: .............
2) Sumber air minum yang digunakan oleh keluarga
( ) Sumur gali (√ ) Pompa listrik ( ) Pompa tangan
( ) Sungai ( ) PAM ( √) Air isi ulang
E. Jamban Keluarga
1) Apakah keluarga mempunyai WC sendiri
(√) Ya ( ) Tidak
2) Bila ya apa jenis jamban keluarga
(√) Leher angsa () Cemplung ( ) Lain – lain ______
3) Beberapa jarak antara sumber air dengan penampungan tinja ?
( ) < 10 meter (√) > 10 meter
F. Pembuangan Air Limbah
1) Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor) ?
()Ya, kondisinya tidak berbau dan tidak kotor
(√) Tidak, dimana pembuangannya digot belakang rumah
G. Fasilitas Sosial dan Fasilitas Kesehatan
1) Adakah perkumpulan sosial dalam kegiatan di masyarakat setempat ?
( ) Tidak
(√)Ada, jenisnya ngaji rutin kamis, dibaiyah sabtu , karang taruna
2) Adakah fasilitas kesehatan di masyarakat
() Tidak
(√) Ada, apa jenisnya posyandu dan puskesmas
3) Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut ?
() Tidak
(√) Ada, apa alasannya agar bisa mengetahui kesehatan keluarga
4) Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan
kendaraan umum ?
(√) Bila ya dengan kendaraan sepeda motor
( ) Bila tidak bagaimana cara mengatasinya .............................................

29
H. Sarana komunikasi dan transportasi
1) Sarana komunikasi apa ang digunakan oleh keluarga untuk
berkomunikasi:
( ) Telepon rumah (√ ) Hp
2) Sarana Transportasi yang digunakan keluarga untuk beraktifitas sehari-
hari
( ) Sepeda (√ ) Sepeda Motor ( ) Mobil
( ) Lain-lain : ...........................
I. Fasilitas hiburan
Fasilitas hiburan yang ada dirumah:
(√ ) Televisi ( ) Radio
( ) Tape Recorder ( ) VCD/DVD ( ) Lain-lain:....................
J. Mobilitas Geografis keluarga
cukup baik tidak ada masalah
K. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
keluarga sering membaur
L. Sistem pendukung keluarga
Sangat mendukung
IV. STRUKTUR KELUARGA
a. Pola/cara komunikasi keluarga:
Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia
b. Struktur kekuatan keluarga:
Kekuatan terletak pada Bapak Zunaidi karena sebagai kepala keluraga dan
tulang punggung keluarga
c. Struktur peran (peran masing/masing anggota keluarga):
 Bapak Zunaidi sebagai kepala keluarga mencari nafkah,pengambilan
keputusan akhir atas masalah
 Ibu Maya sebagai istri dan ibu rumah tangga yang juga membantu
suami dalam mengambil keputusan
d. Nilai dan norma keluarga:
Baik dan sopan , tidak diperbolehkan pulang terlalu malam.

30
V. FUNGSI KELUARGA
1) Fungsi afektif
Di dalam keluarga Bapak Zunaidi, selalu diajarkan untuk saling menyayangi
dan saling menghormati.
2) Fungsi sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga:
Rukun dan tidak ada bertengkaran yang serius
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Baik
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan
Ayah , terkadang juga ada diskusi dengan ibu
d. Kegiatan keluarga waktu senggang
Nonton TV , Bersih-bersih rumah , dan jalan-jalan
e. Partisipasi dalam kegiatan social
Sangat berpartisipasi seperti kerja bakti sekitar rumah
3) Fungsi perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan sangatlah penting bagi keluarga , seperti membersihkan
kamar mandi 2x dalam seminggu
4) Fungsi reproduksi
a. Perencanaan jumlah anak : 2
b. Akseptor : tidak ada yang digunakan…………
lamanya…………………………
c. Akseptor: Belum, alasannya: masih merencakan
d. Keterangan lain : Ibu Ika rencana mau menggunakan KB suntik 3
bulan
5) Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : baik dan cukup
b) Pemanfaatan sumber dimasyarakat: baik
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka pendek : mengenai ekonomi karena ada lockdown dan
virus baru-baru ini

31
b. Stressor jangka panjang : ekonomi
c. Respon keluarga terhadap stressor : dianggap baik dan masih bisa
ditangani
d. Strategi koping : saat anaknya sudah besar Ny.Maya akan bekerja untuk
memenuhi kebutuhan ekonomi
e. Strategi adaptasi disfungisonal : adakalanya merasa capek dan mudah
marah tapi tidak terlalu lama, paling lama sehari.
VII. KEADAAN GIZI KELUARGA
a. Pemenuhan gizi :
Ny.Maya memberikan ASI saat siang hari dan susu formula saat malam.
Untuk makanan sehari-hari Ny.Maya menyiapkam seadanya.
b. Upaya lain :
Memberi susu formula
VIII. HARAPAN KELUARGA
a. Terhadap masalah kesehatannya :
Menjaga kesehatan dan semoga lebih sehat
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada :
Ada petugas kesehatan yang memberi sosialisasi
IX. PEMERIKSAAN FISIK

No VARIABEL NAMA ANGGOTA KELUARGA

Tn. Ny An.

1 Riwayat penyakit saat ini Magh - -

2 Keluhan yang dirasakan Capek bekerja - -

3 Tanda dan gejala Sering kalau telat - -


makan kambuh

4 Riwayat penyakit - - -
sebelumnya

5 Tanda-tanda vital RR : 13x/menit RR : RR :

32
TD:110/80mmHg 12x/menit 20x/menit

N : 78x/menit TD : 120/90 TD : (tidak


mmHg dikaji)
S : 36,5º
N : 63x/menit N:

S : 36,2º 80x/menit

S : 36º

6 Sistem Kardiovaskuler I : tidak ada jejas I : tidak ada I : tidak ada


jejas jejas
P : tidak ada
nyeri tekan, tidak P : tidak ada P : tidak ada
ada nyeri tekan, nyeri tekan,
pembengkakan tidak ada tidak ada
pembengkaka pembengkaka
P : redup
n n
A : tidak ada
P : redup P : redup
bunyi jantung
tamabahan A : tidak ada A : tidak ada
bunyi jantung bunyi jantung
tamabahan tamabahan

7 Sisteam Respirasi I : tidak ada I : tidak ada I : tidak ada


tarikan intercosta, tarikan tarikan
tidak sianosis, intercosta, intercosta,
hidung tidak ada tidak sianosis, tidak sianosis,
sputum hidung tidak hidung tidak
ada sputum ada sputum
P : tidak ada
nyeri tekan, P : tidak ada P : tidak ada
nyeri tekan, nyeri tekan,
P : paru-paru
normal P : paru-paru P : paru-paru

33
A : paru-paru normal normal
sonor
A : paru-paru A : paru-paru
sonor sonor

8 Sistem GI Tract I : tidak ada I : tidak ada I : tidak ada


caries gigi, gigi caries gigi, caries gigi,
bersih, tidak bau gigi bersih, gigi bersih,
mulut, gigi tidak bau tidak bau
lengkap, tidak mulut, gigi mulut, tidak
ada jejas, tidak lengkap, tidak ada jejas, tidak
ada pembesaran ada jejas, tidak ada
ada pembesaran
P : tidak ada
pembesaran
pembesaran hati, P : tidak ada
tidak ada nyeri P : tidak ada pembesaran
pembesaran hati, tidak ada
P : hati (redup),
hati, tidak ada nyeri
tidak kembung,
nyeri
P : hati
A : bising usus
P : hati (redup), tidak
normal
(redup), tidak kembung,
kembung,
A : bising usus
A : bising usus normal
normal

9 Sistem Persyarafan Normal normal Normal

10 Sistem Muskuloskeletal I : tidak ada jejas, I : tidak ada I : tidak ada


kulit sedikit jejas, kulit jejas, kulit
kering, tidak ada lembab, tidak lembab, tidak
masalah saat ada masalah ada masalah
bergerak saat bergerak saat bergerak

P : tidak ada P : tidak ada P : tidak ada

34
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

11 Sistem Genetalia Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

Namun Namun Ibu megatakan


mengatakan mengatakan anaknya tidak
kalau tidak ada kalau tidak ada masalah
masalah ada masalah

X. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
a. Ayah : tidak ada keluhan, dan tidak ada riwayat penyakit generatif
b. Ibu : tidak ada keluhan, tidak ada riwayat penyakit generatif
c. Anak : tidak ada keluhan, tidak ada riwayat penyakit generatif
2) Keluarga berencana
Ibu mengatakan untuk rencana memiliki 2 anak. Ibu juga berencana
menggunakan KB suntik 3 bulan
3) Imunisasi
Bapak, dan Ibu ingat kalau sudah imunisasi lengkap saat kecil. Ibu juga ingat
kalau sudah imunisasi TT sebelum menikah dan saat hamil. Anak baru
mendapatkan imunisasi HB-0 dan BCG.
4) Tumbuh kembang
1. Pemeriksaan tumbuh kembang anak
Menurut ibu, anaknya yang usianya sudah 1 bulan sudah mempunyai jam
tidur sendiri, sudah bisa melihat atau mengenali orang dan saat dipanggil
atau diajak berbicara sudah bisa mulai tersenyum.
2. Pengetahuan orang tua terhadap tumbuh kembang anak
Orang tua tidak memiliki sarana untuk stimulus tumbuh kembang anak.

XI. PEMERIKSAAN FISIK KELUARGA


1. Pemeriksaan fisik Bapak zunaidi

35
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital :
1. TD : 110/80 mmHG
2. N : 78x/menit
3. RR : 13x/menit
4. S : 36,5º
4) Kepala :
1. Rambut : bersih, tidak ada ketombe, tidak rontok
2. Mata : simetris, konjungtiva normal, sclera putih
3. Hidung : tidak ada sputum, kekuatan hembus nafas sama
4. Telinga : tidak ada sekret
5. Mulut : tidak ada caries gigi, gigi bersih, tidak bau mulut, gigi lengkap
5) Dada / Thorax :
1. I : tidak ada tarikan intercosta, tidak sianosis, tidak ada jejas
2. P : tidak ada nyeri tekan
3. P : jantung redup, tidak ada pembesaran
4. A : tidak ada bunyi napas tambahan, tidak ada BJ3 dan BJ4
6) Perut / Abdomen :
1. I : tidak ada jejas, tidak asites,
2. A : bising usus normal
3. P : timpani
4. P : tidak ada pembesaran hepar dan liver, tidak ada nyeri tekan,
7) Genetalia / Anus : tidak dikaji, pasien tidak ada keluhan
8) Ekstremitas : tidak ada jejas, CRT<3 detik, turgor kulit baik

Pemeriksaan fisik Ibu maya


9) Keadaan umum : baik
10) Kesadaran : composmentis

36
11) Tanda-tanda vital :
1. TD : 120/90 mmHg
2. N : 63x/menit
3. RR : 12x/menit
4. S : 36,2º
12) Kepala :
1. Rambut : tidak ada ketombe, bersih, tidak berminyak, tidak rontok
2. Mata : simetris, konjungtiva normal, sclera bening
3. Hidung : tidak ada sputum, kekuatan hembusan nafas sama
4. Telinga : tidak ada sekret
5. Mulut : tidak ada caries gigi, gigi bersih, tidak bau mulut, gigi lengkap
13) Dada / Thorax :
1. I : tidak ada jejas, tidak ada tarikan intercosta, tidak sianosis
2. P : tidak ada benjolan di payudara, nyeri di payudara akibat asi tidak bisa keluar
dengan lancar
3. P : jantung redup, tidak ada pembesaran
4. A : paru sonor, tidak ada bunyi napas tambahan, tidak ada BJ3 dan BJ4
14) Perut / Abdomen :
1. I : tidak asites, tidak ada jejas
2. A : bising usus 7x/menit
3. P : timpani
4. P : tidak ada pembesaran hepar
15) Genetalia / Anus : tidak dikaji, pasien mengatakan tidak ada keluhan
16) Ekstremitas :CRT< 3 detik, turgor kulit baik, tidak ada jejas
2. Pemeriksaan fisik Anak rafasyah
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital :
1. TD : tidak dikaji
2. N : 80x/menit
3. RR : 20x/menit

37
4. S : 36º
4) Kepala :
1. Rambut : rambut merata, tidak ada ketombe
2. Mata : konjungtiva normal, mata simetris, sclera bening
3. Hidung : tidak ada sputum
4. Telinga : tidak ada sekret
5. Mulut : tidak ada caries gigi, gigi bersih, tidak bau mulut,
5) Dada / Thorax :
1. I : tidak ada jejas, tidak ada tarikan intercosta, tidak sianosis
2. P : tidak ada nyeri tekan,
3. P : jantung redup, paru sonor
4. A : tidak ada bunyi napas tambahan, tidak ada BJ3 dan BJ4
6) Perut / Abdomen :
1. I : tidak ada asites, tidak ada jejas
2. A : bising usus 8x/menit
3. P : timpani
4. P : tidak ada pembesaran hepar dan liver, tidak ada nyeri tekan
7) Genetalia / Anus : tidak dikaji, ibu mengatakan anaknya tidak ada keluhan
8) Ekstremitas : tidak aja jejas, CRT < 3 detik, turgor kulit baik

DAFTAR MASALAH

No. Data Masalah


1. DS : Menyusui tidak
Ibu mengatakan ASI nya tidak lancar, sehingga bayinya juga diberikan efektif
susu formula saat malam hari
DO :
 ASI tidak menetes atau memancar
 Lecet terus menerus saat minggu kedua
 Bayi menangis saat disusui

38
2. DS : Defisit
Ibu mengatakan saat merawat bayi masih dibantu mertuanya dan masih pengetahuan
memerlukan pendamping. tentang
DO: perawatan bayi
 Bayi masih dimandikan neneknya
 Belum bisa melakukan perawatan tali pusat

DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Perawatan TTD

1. Menyusui tidak efektif pada Ny.M keluarga Tn.Z

2. Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi Ny.M keluarga Tn.Z

SKORING MASALAH

Prioritas Diagnosa

 Diagnosa : Menyusui tidak efektif pada Ny.M keluarga Tn.Z

Kriteria Skor Pembenaran


Sifat masalah 2/3 x 1 = 2/3 Bila nutrisi anak yang
Skala : ancaman kesehatan diperoleh melalui ASI tidak
segera diperbaiki ditakutkan
akan muncul masalah
kesehatan lainnya, karena
An.R termasuk dalam proses
pertumbuhan.
Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 = 2 Dengan mengajarkan ibu
Skala : mudah cara menyusi yang baik dan
benar serta perawatan
payudara, maka akan

39
membuat menyusui lebih
efektif dan nutrisi anak yang
diperoleh dari ASI dapat
terpenuhi dengan baik
Potensial masalah untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Mengkonsumsi makan sehat
Skala : tinggi dan bergizi bagi Ny.M
sangat dapat mempengaruhi
kelancaran ASI yang
diberikan kepada An.R
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 = 2/2 Ny.M mengatuhui ASI nya
Skala : masalah berat harus segera tidak lancar namun Ny.M
ditangani tidak tahu bagaimana nutrisi
untuk ibu menyusui dan
proses menyusui yang baik
dan benar. Sehingga Ny.M
mengganti nutrisi An.R yang
kurang dengan susu formula
Jumlah 26/6

 Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi Ny.M keluarga Tn.Z

Kriteria Skor Pembenaran


Sifat masalah 1/3 x 1 = 1/3 Bila pengetahuan tentang
Skala : ancaman kesehatan perawatan bayi Ny.M
kurang maka akan
berpengaruh pada tingkat
kemandirian Ny.M saat
merawat An.R
Kemungkinan masalah dapat diubah 2/2 x 2 = 2 Masalah dapat diubah bila
Skala : mudah Ny.M belajar cara merawat
bayi dengan baik dan benar
Potensial masalah untuk dicegah 2/3 x 1 = 2/3 Bisa dicegah dengan
Skala : tinggi memberikan pembelajaran

40
anak secara mandiri dan
terus menerus.
Menonjolnya masalah 1/2 x 1 = ½ Ibu mengetahui bahwa ada
Skala : masalah berat harus segera beberapa perawatan bayi
ditangani yang harus dilakukan , akan
tetapi Ny.M belum bisa
melakukan secara mandiri
dan masih butuh dampingan.
Jumlah 21/6

Sehingga diagnosa prioritasnya yaitu :

1. Menyusui tidak efektif pada Ny.M keluarga Tn.Z


2. Defisit pengetahuan tentang perawatan bayi Ny.M keluarga Tn.Z

INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Menyusui tidak efektif TUM : Status menyusui 1. Identifikasi kesiapan
pada Ny.M keluarga
Proses menyusui meningkat dan kemampuan
Tn.Z
Ny.M terlaksana dengan kriteria: menerima informasi
dengan baik  Kemampuan ibu 2. Dukung ibu
memposisikan meningkatkan
TUK : bayi dengan kepercayaan diri
Setelah dilakukan benar dalam menyusui
asuhan  Miksi bayi lebih 3. Libatkan system
keperawatan dari 8 kali/24 pendukung (suami)
selama 3x tatap jam 4. Jelaskan manfaat
muka Ny.M  Berat badan menyusui bagi bayi
menunjukkan ada bayi dan ibu
peningkatan  Tetesan atau 5. Ajarkan 4 posisi
dalam menyusui pancaran ASI menyusui dan

 Putting tidak perlekatan dengan

41
lecet setelah 2 benar
minggu 6. Ajarkan perawatan
melahirkan payudara post partum
(mis. Memerah ASI,
pijat payudara , pijat
oksitosin)
Defisit pengetahuan TUM : Tingkat 1. Identifikasi kesiapan
tentang perawatan bayi Pengetahuan Ibu pengetahuan dan kemampuan
Ny.M keluarga Tn.Z meningkat meningkat dengan menerima informasi
kriteria: 2. Sediakan materi dan
TUK :  Perilaku sesuai media pendidikan
Setelah dilakukan anjuran kesehatan
asuhan selama 3x  Perilaku sesuai 3. Jelaskan manfaat
tatap muka Ny.M dengan perawatan bayi
pengetahuan pengetahuan 4. Anjurkan perawatan
meningkat untuk  Kemampuan tali pusat
perawatan bayi menjelaskan 5. Anjurkan menganti
pengetahuan popok saat basah
tentang suatu 6. Ajunrkan menyusui
topik sesuai kebutuhan

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa Implementasi Evaluasi


1. Menyusi tidak 1. Mengidentifikasi kesiapan
efektif Ny.M dan kemampuan menerima
keluarga Tn.Z informasi
2. Mendukung ibu
meningkatkan
kepercayaan diri dalam
menyusui

42
3. Melibatkan system
pendukung (suami)
4. Menjelaskan manfaat
menyusui bagi bayi dan
ibu
5. Mengajarkan posisi
menyusui dan perlekatan
dengan benar
6. Mengajarkan perawatn
payudara post partum
(mis. Memerah ASI , pijat
payudara , pijat oksitosin)
2. Defisit pengetahuan 1. Mengidentifikasi kesiapan
tentang perawatan dan kemampuan menerima
bayi Ny.M keluarga informasi
Tn.Z 2. Menyediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
3. Menjelaskan manfaat
perawatan bayi
4. Menganjurkan perawatan
tali pusat
5. Mengannjurkan menganti
popok jika basah
6. Menganjurkan menyusui
sesuai kebutuhan bayi

43
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/135/jtptunimus-gdl-rahmadsant-6733-2-babiia-r.pdf
diakses pada 10 juni 2020 pukul 21.00

http://ners.unair.ac.id/materikuliah/ASKEP%20KELUARGA%20DENGAN%20BALITA.pdf
diakses pada 10 juni 2020 pukul 21.15

http://elib.stikesmuhgombong.ac.id/638/1/SOFI%20SURYANINGSIH%20NIM.
%20A01401973.pdf

diakses pada 10 juni 2020 pukul 21.17

https://www.slideserve.com/dyanne/asuhan-keperawatan-pada-keluarga-child-bearing diakses
pada 11 Juni 2020 pukul 21:28

44
https://id.scribd.com/doc/194066892/Asuhan-Keperawatan-Keluarga-Dengan-Tahap-
Perkembangan-Childbearing Diakses pada 15 Mei 2020 pukul 12.30

45

Anda mungkin juga menyukai