Disusun Oleh:
Desti Indah Pratiwi ( 11201046)
LEMBAR PEGESAHAN
Laporan studi kasus dengan judul” asuhan keperaawatan pada Nn.N dengan masalah utama halusinasi di ruang Utari
RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor” diajukan untuk memenuhi salah satu tugas praktek keperwataan jiwa di Rs. Dr.
H. Marzoeki Mahdi di Bogor.
Mengetahui
0
Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR
Puji sukur penulis panjatkan kepada allah SWT, atas rahmat dan karunianya sehingga kita dapat menyusun
laporan kasus yang berjudul, ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. N DENGAN MASALAH UTAMA
GANGGUAN SENSORI PERSEPSI:HALUSINASI DI RUANG UTARI RS. Dr. H. MARZOEKI MAHDI
BOGOR
Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas praktek klinik mata ajar
keperawatan jiwa II di Poltekkes kemenkes Tanjung karang Bandar Lampung program studi Keperawatan
Kotabumi.
Makalah ini dapat penulis selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan
ini kami ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Ery Dharma Irawan , Sp.Kj selaku Direktur RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, beserta jajarannya
2. Sri Indra Trigunarso,M.Kes Selaku Direktur Poltekkes Tanjung Karang, beserta jajarannya
3. Lisa Suarni, M.Kep, Sp.Mat Selaku Ketua jurusan prodi keperawatan Kotabumi, beserta jajarannya
4. Akemat , Skp, M.Kes selaku Ketua diklat, beserta jajarannya
5. Endang Susialwati selaku kepala ruangan Utari RS Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor, beserta staffnya
6. Anita Leni,AMK dan Hartini Wati,AMK selaku pembimbing lahan praktik
7. Dwi Kartika Rahayuningtyas selaku koordinator mata ajar keperawatan jiwa
8. Seluruh dosen dan pembimbing keperawatan jiwa Poltekkes Kemenkes Tanjung Karang program studi
Keperawatan Kotabumi
9. Rekan rekan seperjuangan program studi Keperawatan Kotabumi
10. Serta seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna . oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalahaini bermanfaat bagi rekan rekan perawat sejawat dan
pembaca pada umumnya
Bogor, Mei 2013
Tim penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar.......................................................................................................................2
Daftar isi.................................................................................................................................3
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................5
B. Tujuan penulisan......................................................................................................6
C. Metode penelitian....................................................................................................7
D. Sitematika penulisan................................................................................................8
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Pengertian ...............................................................................................................9
B. Psikodinamika.........................................................................................................9
C. Pengkajian...............................................................................................................12
D. Diagnose keperawatan.............................................................................................16
E. Rencana tindakan keperawatan...............................................................................17
F. Implementasi...........................................................................................................22
G. Evaluasi...................................................................................................................23
BAB III : TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian...............................................................................................................24
1. Factor predisposisi....................................................................................24
2. Faktor Presipitasi.......................................................................................26
3. Sumber Koping dan Mekanisme Koping..................................................30
4. Perilaku.....................................................................................................31
5. Aspek Medik.......................................................................31
B. Analisa data.............................................................................................................32
C. Pohon maslah...........................................................................................................34
D. Diagnose keperawatan.............................................................................................35
E. Rencana Tindakan Keperawatan....................................................36
F. Catatan keperawatan................................................................................................70
BAB IV : PEMBAHASAN
A. Pengkajian..........................................................................................84
B. Dx. Keperawatan...............................................................................84
C. Rencana Tindakan Keperawatan.......................................................86
1
D. Tindakan Keperawatan......................................................................86
E. Evaluasi..............................................................................................87
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................89
B. Saran........................................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................91
lampiran
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa masyarakat (community mental health) telah menjadi bagian masalah kesehatan
masyarakat (public health) yang dihadapi semua negara. Salah satu pemicu terjadinya berbagai masalah
dalam kesehatan jiwa adalah dampak modernisasi , globalisasi, dan industrialisasi dimana tidak semua
orang siap untuk menghadapi cepatnya perubahan dan kemajuan teknologi baru.
Definisi kesehatan menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi
fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi
kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasaan sehat, sejahtera
dan bahagia (well being), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat merasakan kebahagiaan
dalam sebagian besar kehidupanya serta mampu mengatasi tantangan hidup sehari-hari. (data WHO).
Gangguan jiwa didefinisikan sebagai suatu sindrom atau pola psikologis atau prilaku yang penting
secara klinis yang terjadi pada seseorang yang dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan, nyeri dan sangat kehilangan kebebasan ( American
Psychiatric Associaton). Gangguan jiwa tidak menyebabkan kematian secara langsung namun akan
menyebabkan penderitanya menjadi tidak produktif dan menimbulkan beban bagi keluarga penderita dan
lingkungan masyarakat sekitarnya.
Salah satu masalah dalam gangguan jiwa adalah Skizofenia, yaitu penyakit yang mempengaruhi
otak dan menyebabkan timbulnya pikiran persepsis, Emosi, gerakan dan prilaku yang aneh dan terganggu.
Gejala Skizofenia dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu :
Gejala positif atau gejala nyata yang mencakup, waham, halusinasi dan disorientasi pikiran, bicara dan
prilaku tidak teratur.
Gejala negatif atau gejala samar seperti efek datar, tidak memiliki kemauan, dan menarik diri dari
masyarakat atau rasa tidak nyaman.
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
perubahan sensori persepsi : Merupakan suara, penglihatan, pengecapan, perabaan dan penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada.
Bentuk halusinasi pendengaran, adalah dimana klien mendengar suara-suara yang bising atau
mendengung , tapi yang paling sering berupa kata-kata yang tersusun dalam bentuk kalimat yang agak
sempurna. Biasanya kalimat tadi membicarakan mengenai keadaan pasien sedih atau yang dialamatkan
pada pasien itu. Biasa pula pasien terlihat seperti bersikap dalam mendengar atau bicara keras-keras seperti
bila ia menjawab pertanyaan seseorang atau bibirnya bergerak-gerak. Kadang-kadang pasien menganggap
halusinasi datang dari setiap tubuh atau diluar tubuhya. Halusinasi ini kadang kadang menyenangkan
misalnya bersifat hiburan, ancaman dan lain-lain (digitized by USU digital library 2003).
Hasil survei catatan medik Ruang Utari RS. Marzoeki Mahdi tiga bulan terakhir, dari bulan
Januari s/d Maret 2013 diperoleh data persentase penderita : Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi
27,13%, Isolasi Sosial 19,87%, Defisit Perawatan Diri 18,18%, Harga Diri Rendah 15,26%, Resiko Prilaku
Kekerasan 15,77% dan Waham 2,69%
Dengan data diatas, menunjukan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi berada di urutan pertama ( dengan jumlah
penderita terbanyak ).
Halusinasi jika tidak ditangani dengan tepat dapat menimbulkan prilaku kekerasan, sehingga klien
cenderung merusak lingkungan dan yang paling berbahaya adalah klien akan menciderai diri sendiri (bunuh
diri), hal ini dikarenakan klien dikuasai oleh halusinasinya.
Melihat dari angka kejadian dan komplikasi yang disebabkan oleh halusinasi diatas, penyusun
merasa tertarik untuk membahas kasus tersebut dengan rumusan masalah “ Asuhan Keperawatan pada Ny. N
2
Dengan Gangguan Sensori Persepsi : Halusinasi Pendengaran di Ruang Utari RS. Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor “
B. TUJUAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Tujuan Umum
Mahasiswa memperoleh gambaran dan pengalaman langsung serta mampu memahami dan
memberikan Asuhan keperawatan pada Ny.N dengan Gangguan Sensori persepsi: Halusinasi
Pendengaran dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami tentang konsep dan mampu melakukan pengkajian pada Ny.N dengan
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki
Mahdi Bogor.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Ny. N dengan Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada Ny. N dengan Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada Ny. N dengan Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
e. Mampu melakukan evaluasi pada Ny.N dengan Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
f. Mendokumentasikan asuahan keperawatan pada Ny.N dengan Gangguan Sensori Persepsi:
Halusinasi Pendengaran di ruang Utari Rumah Sakit Dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor.
C. METODE PENULISAN
Metode penulisan dalam makalah ilmiah ini adalah deskriptif dan metode kepustakaan. Metode deskriptif
yaitu metode ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa data serta menarik kesimpulan yang
selanjutnya disajikan dalam bentuk narasi yang akan menjadi bahan pembahasan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan data dan mempelajari buku-buku kepustakaan
sebagai landasan teori berhubungan dengan kasus.
2. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan
klien, perawat ruangan sesuai dengan masalah yang dibahas sebagai landasan untuk membuat
interprestasi data.
3. Observasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung dan pemeriksaan pada
klien terhadap masalah yang dibahas secara kesinambungan.
4. Studi dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari catatan medik dan
keperawatan yang ada pada rekam medik klien sesuai dengan masalah yang dibahas.
D. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ilmiah ini yang terdiri dari lima bab yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan penulisan (umum dan khusus)
C. Metode penulisan
D. Sistematika penulisan.
3
A. Pengkajian
B. Diagnosa keperawatan
C. Rencana tindakan
D. Tindakan keperawatan
E. Evaluasi.
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A . Pengertian
Halusinasi merupakan salah satu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan perubahan sensori
persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, dan penghiduan. Pasien
merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada ( Keliat, 2009)
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran )dan rangsangan
eksternal (dunia luar) (Kusumawati dan hartono,2011)
Halusinasi adalah persepsi yang salah atau palsu tetapi tidak ada rangsangan yang menimbulkannya atau tidak ada
objek( Drs.Sunardi 2005 dalam dalami,dkk,2009)
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus yang nyata ,artinya klien mengiterprestasikan
sesuatu yang nyata tanpa stimulus atau rangsangan dari luar (Direja,2011)
B. Psikodinamika
1. Etiologi
Halusinasi dapat terjadi pada klien dengan gangguan jiwa seperti skizoprenia , depresi ,atau
kedaan delirium,demensia dan kondisi yang berhubungan dengan penggunaan alcohol dan
subtansi lainnya.halusinasi dapat juga terjadi dengan epilepsi kondisi infeksi sistemik dan
gangguan metabolic.
Halusinasi dapat dialami sebagai efek samping dari berbagai pengobatan yang meliputi anti
depresi,anti kolinergik,antiinflamasi antibiotic,sedangkan obat- obatan halusigenik dan membuat
terjadinya halusinasi sama seperti pemberian obat diatas.halusinasi dapat terjadi pada saat
keadaan individu normal yaitu individu yang mengalami isolasi,gangguan sensorik seperti
kebutaan ,kurangnya pendengaran atau adanya permasalahan pada pembicaraan ,penyebab
halusinasi secara spesifik tidak diketahui namun banyak factor yang mempengaruhi seperti factor
biologis ,psikologis, sosial budaya,dan stressor pencetusnya adalah stress lingkungan ,biologis,
pemicu masalah sumber- sumber koping dan mekanisme koping,
Jadi,terjadinya gangguan sensori persepsi :halusinasi dipengaruhi oleh multi factor baik eksternal
maupun internal diantaranya:
4
e. permasalahan yang ironic
3. Rentang Respon
Rentang respon neurobiologis dari respon adaptif sampai dengan respon maladaptif
Respon adaptif Respon maladaptif
menyimpang
5
dimana individu dapat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain tanpa
curiga,bersalah,dan tidak senang.
b. Respon Maladptif
Adalah respon yang yang menyimpang dari norma social dan kebudayaan suatu tempat, yaitu:
1) Delusi atau waham
adalah keyakinan berdasarkan penilaian realitas yang salah dan tidak konsisten dengan tingkat intelektual
dan latar belakang budaya pasien.
2) Halusinasi
adalah penyerapan tanpa adanya rangsangan apapun terhadap pancaindera seseorang yang terjadi dalam
keadaan sadar atau bingung
3) Ketidakmampuan mengalami emosi
dimana individu sangat sensitive atau tidak berespon sama sekali terhadap stimulus yang diberikan .
4) Perilaku tidak terorganisir atau ketidakteraturan adalah respon neurobiologist yang mengakibatkan
terganggunya fungsi-fungsi dari system saraf pusat,sehingga tidak ada koordinasi antara isi pikiran
,perasaan ,dan tingkah laku (kataton, meringis,steorooptiptik,avolisi.
5) Isolasi Sosial
keadaan dimana individu mengalami atau merasakan kebutuhan atau keingiinan untuk meningkatkan
keterlibatan dengan orang lain tapi tidak mampu membuat kontrak.
C. Pengkajian
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart (2007), faktor penyebab terjadinya halusinasi adalah:
a) Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan respon neurobiologis yang maladaptif
baru mulai dipahami. Ini ditunjukkan oleh penelitian-penelitian yang berikut:
1) Penelitian pencitraan otak sudah menunjukkan keterlibatan otak yang lebih luas dalam
perkembangan skizofrenia. Lesi pada daerah frontal, temporal dan limbik berhubungan dengan
perilaku psikotik.
2) Beberapa zat kimia di otak seperti dopamin neurotransmitter yang berlebihan dan masalah-
masalah pada system reseptor dopamin dikaitkan dengan terjadinya skizofrenia.
3) Pembesaran ventrikel dan penurunan massa kortikal menunjukkan terjadinya atropi yang
signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak klien dengan skizofrenia kronis, ditemukan
pelebaran lateral ventrikel, atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
kelainan anatomi otak tersebut didukung oleh otopsi (post-mortem).
b). Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu
sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan kekerasan
dalam rentang hidup klien.
c) Sosial Budaya
Kondisi sosial budaya mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik sosial budaya (perang,
kerusuhan, bencana alam) dan kehidupan yang terisolasi disertai stress.
2. Faktor Prepitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya hubungan yang
bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap
stressor dan masalah koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a) Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses informasi serta abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi
stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b) Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya
gangguan perilaku.
c) Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
3.Sumber Koping dan Mekanisme Koping
Menurut stuart(2006)perilaku yang mewakili upaya melindungi diri sendiri dari pengalaman yang menakutkan
berhubungan dengan respon neurobiology termasuk:
Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi
atau lari menghindar sumber stressor,misalnya menjauhi polusi , sumber infeksi, gas beracun dll. Sedangkan reaksi
6
psikologis individu menunjukan prilaku apatis, mengisolasi diri,tidak berminat, sering disertai rasa takut dan
bermusuhan.
4 .Perilaku
Respon klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,ketakutan, perasaan ,tidak aman ,gelisah ,dan bingung,prilaku
merusak diri, kurang perhatian tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata
dan tidak nyata.halusinasi dapat dilihat dari lima dimensi yaitu:
a. Dimensi Fisik
b. Dimensi emosional
c. Dimensi intelektual
d. Dimensi social
e. Dimensi spiritual
5 Aspek Medik
a. Chlorpromazin
1) Klasifikasi sebagai antipsikotik,antiemetic
2) Indikasi
Penanganan gangguan psikotik seperti skizofrenia,fase mania pada gangguan bipolar,gangguan
skizoaktif,ansietas dan agitasi,anak hiperaktif yang menunjukkan aktivfitas motorik berlebihan.
3) Mekanisme kerja
Mekanisme kerja anti psiotik yang tepat belum dipahami sepenuhnya ,namun mungkin berhubungan
dengan efek antidopaminergik.antipsikotik dapat menyekat reseptor dopamine postsinaps pada ganglia
basal, hypothalamus,system limbic,batang otak dan medulla.
4) Kontra indikasi
Hipersensivitas terhadap obat ini ,pasien koma atau depresi sumsum tulang , penyakit Parkinson
,insufiensi hati, ginjal dan jantung,anak usia dibawah 6 bulan dan wanita selama kehamilan dan laktasi
5) Efek samping
Sedasi,sakit kepala, kejang,insomnia,pusing,hipotensi,ortostatik,hipertensi,mulut kering, mual dan
muntah.
b) Haloperidol (HP)
1) Klasifikasi antipsikotik, neuroleptik, butirofenon.
2) Indikasi
Penatalaksanaan psikosis kronik dan akut, pengendalian hiperaktivitas dan masalah prilaku berat pada anak
– anak.
3) Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja anti psikotik yang tepat belum dipahami sepenuhnya, tampak menekan SSP pada tingkat
subkortikal formasi reticular otak, mesenfalon dan batang otak.
4) Kontra Indikasi
Hipersensitifitas terhadap obat ini pasien depresi SSP dan sumsum tulang, kerusakan otak subkortikal, penyakit
Parkinson dan anak dibawah usia 3 tahun.
5) Efek Samping
Sedasi, sakit kepala, kejang , insomnia, pusing, mulut kering dan anoreksia.
c) Trihexypenidil ( THP)
1) Klasifikasi antiparkinson
2) Indikasi
Segala penyakit Parkinson, gejala ekstra pyramidal berkaitan dengan obat anti parkinson
3) Mekanisme kerja
Mengoreksi ketidak seimbangan defisit dopamine dan kelebihan asetilkolin dalam korpus striatum,
asetilkolin disekat oleh sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebihan.
4) Kontra Indikasi
Hipersensitifitas terhadap obat ini, glaukoma sudut tertutup, hipertropi prostat pada anak dibawah usia 3
tahun.
5) Efek Samping
Mengantuk, Pusing, Disorientasi, hipotensi, mulut kering, mual dan muntah.
7
Isolasi Sosial
Kriteria Evaluasi : Setelah pertemuan klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat ,
menunjukan ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, berjabat tangan, kontak mata
ada, menyebutkan nama, menjawab salam, dan duduk berdampingan dengan perawat dan
mengutarakan masalah yang dihadapi.
1.1 Bina hubungan saling percaya dengan Bina hubungan salinng percaya
komunikasi teraupetik : sapa kllien dengan merupakan dasar untuk interaksi
ramah baik verbal maupun non verbal, perawat dengan klien dan
perkenalkan diri dengan sopan, tanyakan merupakan landasan merencanakan
nama lenkap klien dan mana panggilan tindakan selanjutnya.
yang disukai klien, jelaskan tujuan
pertemuan, jujur dan menepati janji,
tunjukan sikap empati dan menerima klien
apa adanya, beri perhatian kepada dan beri
perhatian kepada klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien.
8
Kriteria Evaluasi : Setelah pertemuan klien dapat menyebutkan jenis halusinasi, isi, waktu,
frekuensi, respon terhadap halusinasi dan dapat mengungkapkan perasaannya terhadap
halusinasi.
Kriteria Evaluasi :
9
2. Setelah pertemuan klien menyebutkan cara baru mengontrol halusinasi
3. Setelah pertemuan klien dapat memilih dan memperagakan cara mengatasi halusinasi.
4. Setelah pertemuan klien melaksanakan cara yang teleh dipilih untuk mengendalikan
halusinasinya.
10
Kriteria Evaluasi :
2. Setelah pertemuan keluarga menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, serta proses
terjdinya halusinasi dan tindakan untuk mengendalikan halusinasi.
Kriteria Evaluasi :
1. Setelah pertemuan klien menyebutkan manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat,
dan mengetahui nama, warna, dosis, efek terapi dan efek obat.
3. Setelah pertemuan klien menyebutkan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
dokter.
11
5.1 Diskusikan dengan klien dan keluarga
tentang diosi, frekuensi dan manfaat obat Dengan mengetahui dosis, manfaat,
yang diiminuum klien. frekuensi. Obat diharapkan klien
5.2 Ajarkan klien mmeminta sendiri obat melaksanakan program pengobatn.
pada perawat serta merasakan manfaatnya.
5.3 Anjurkan klien bicara dengan dokter Menilaikemampuan klien dalam
tentang evek samping obat yang dirasakan. mengelola pengobatan sendiri.
5.4 Diskusikan akibat berhenti obat tanpa
konnsultasi.
5.5 Bantu kliien menggunakan obat dengan Dngan mengetahui efeksamping obat
prinsip 5 benar. klien akan tahuapa yang harus
dilakukan setelah minum obat
Agar program pengobbatan dapat
berjalan sesuai rencana.
F . Implementasi
Implementasi keperawatan yang dilakukan oleh perawat adalah sesuai dengan strategi pelaksanaan yang
telah dibuat. Strategi pelaksanaan yang diberikan untuk pasien dan keluarga terdiri dari :
1. SP 1 pasien yaitu membantu pasien mengenal halusinasinya, menjelaskan cara mengontrol halusinasi,
mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
2. SP 2 pasien yaitu melatih pasien mengontrol halusinasinya dengan cara bercakap – cakap dengan orang
lain.
3. SP 3 Pasien yaitu melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.
4. SP 4 pasien yaitu melatih pasien mengontrol halusinasinya dengan minum obat teratur.
5. SP 1 keluarga yaitu memberikan pendidikan kesehatan tentang pengertian halusiansi, jenis halusinsi
yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi dan cara- cara merawat pasien halusinasi.
6. SP 2 keluarga yaitu melatih keluarga praktik merawat pasien langsung dihadapan pasien. Memberi
kesempatan kepada keluargauntuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung
dihadapan pasien.
7. SP 3 keluarga yaitu membuat perencanaan pulang bersama keluarga.
G . Evaluasi
Evaluasi digunakan sebagai alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang telah dibuat. Adapun evaluasi
yang dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP ( Keliat, 2005) yaitu:
S : Respon subyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
O : Respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan
A : Analisa ulang terhadap DS dan DO untuk menyimpulkan masalah keperawatan
Berikutnya masih tetap atau akan timbul yang baru.
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan analisa pada respon klien.
BAB. III
TINJAUAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
12
Ruang Rawat : Utari
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Ny.N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Informan : Status klien , klien , perawat ruangan
Tanggal Masuk RS : 20 februari 2013
Tanggal Pengkajian : 24 April 2013
Nomor Register : 255730
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
###
Penjelasan : Klien diasuh oleh kedua orang tuanya. Klien adalah anak ke 5 dari 6 bersaudara.
13
Klien tinggal bersama ibunya. Pola komunikasi didalam ruangan klien kurang harmonis.
Pengambilan keputusan ada pada ayah klien.
Masalah Keperawatan : Koping Keluarga Inefektif
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri / Citra Diri
Ny.N mengatakan bagian yang disukai dari tubuhnya adalah hidungnya karena menurut klien
hidungnya mancung.
b. Identitas diri
Klien mampu menyebutkan identitas dirinya, klien mengatakan namanya Ny.N , usia 21
tahun, klien menyadari dirinya perempuan dan senang dengan statusnya.
c. Peran
Di rumah klien sebagai anak dan klien membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah
seperti menyapu, memasak,dll.
d. Ideal diri
Klien mengatakan bahwa klien ingin cepat sembuh dan segera pulang ke rumah berkumpul
dengan keluarganya.
e. Harga diri
Klien mengatakan malu karena sakit yang dideritanya. Klien mengaku sedih dengan
keadaannya sekarang karena tidak sekolah.
Masalah Keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang Berarti
Klien mengatakan bahwa orang yang paling dekat dengan klien adalah kakak perempuannya
yang nomor 3. Klien dekat dengan kakak perempuannya karena kakak perempuan tersebut
baik dan tidak sombong.
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan
Klien mengaku dirinya beragama Islam. Klien meyakini agama dan kepercayaannya kepada
Allah SWT.
b. Kegiatan Ibadah
Saat di rumah klien mengatakan jarang sholat 5 waktu dan klien merasa biasa saja saat tidak
melaksanakan sholat. Di rumah sakit , klien juga mengatakan jarang sholat karena
keterbatasan mukenah.
Masalah Keperawatan : -
2. Pembicaraan
Klien berbicara cukup baik , cepat tanpa berfikir lama untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Klien juga menyapu memulai pembicaraan dan pembicaraan klien terarah sesuai dengan apa yang
dilontarkan atas pertanyaan.
Masalah Keperawatan : -
3. Aktivitas Motorik
14
Aktivitas klien cukup kooperatif dan mau mengikuti aktivitas seperti senam.
Masalah Keperawatan : -
4. Alam Perasaan
Klien mengatakan klien merasa sedih karena ingin pulang dan ingin sekolah lagi.
Masalah Keperawatan : -
5. Afek
7. Persepsi / Halusinasi
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara ghaib. Hal ini terjadi pada saat klien sendirian
dan pada malan hari dengan frekuensi empat kali dalam satu malam. Respon klien saat itu takut
dan bingung.
Masalah Keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Pendengaran
8. Proses Pikir
Pada saat dikaji tidak terjadi sirkumtansial, tangensial , flight of idea dan blocking.
Masalah Keperawatan : -
9. Isi Pikir
Pada saat dikaji tidak didapatkan tanda-tanda waham
Masalah Keperawatan : -
11. Memori
a. Jangka panjang : klien mengingat waktu diantar ke RS
dr.Marzuki Mahdi Bogor
b. Jangka pendek : klien mengingat sebelum ke ruang utari di rawat
di ruang kresna wanita
c. Jangka saat ini : klien mengingat perawat yang sedang
merawatnya
Masalah Keperawatan : -
15
VII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan dan Minum
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan menu yang disediakan oleh rumah sakit yaitu pagi,
siang, dan malam hari. Klien menghabiskan makanannya dan selalu mencuci tangan sebelum dan
sesudah makan. Mencuci piring sendiri tanpa ada motivasi oleh perawat.
Masalah Keperawatan : -
3. Mandi
Klien mandi secara mandiri2 kali dalam sehari menggunakan sabun , shampoo , sikat gigi ,
sehingga tubuh klien tidak tercium bau yang tidak sedap dari tubuhnya, kuku klien pendek dan
bersih. Klien mandi tanpa dimotivasi oleh perawat.
Masalah Keperawatan : -
6. Penggunaan Obat
Klien mengatakan minum obat 3 kali sehari. Klien membutuhkan bantuan yang minimal untuk
menyiapakan obat yang akan di minum dan awasi apakah obat yang akan diminum akan benar-
benar diminum atau tidak.
Masalah Keperawatan : -
7. Pemeliharaan Kesehatan
Klien mendapatkan perawatan lanjut di rumah sakit dr.Marzoeki Mahdi Bogor yang diberikan oleh
klien adalah obat-obatan sesuai instruksi dokter.
Masalah Keperawatan : -
16
Terapi medik :
heloperidol (HP) 3 x 5 mg
trinexyphenidil (THP) 3 x 2 mg
kloropomazine (CPZ) 2 X 5 mg
persidal 2 X 2 mg
17
- Klien tampak malu saat
berinteraksi dengan orang yang
baru klien kenal
18
Resikoprilakukekerasan
Gangguansensoripersepsi :
Halusinasipendengaran
Isolasi social Defisitperawatandiri :Berhias
Penatalaksanaan
Regimen terapeutik Hargadirirendah
inefektif
kopingkeluarga
inepektif
19
20