Anda di halaman 1dari 82

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

P DENGAN SATU ANGGOTA


KELUARGA HIPERTENSI DI RT 03 RW03 DUSUN MODANGAN
KABUPATEN BLITAR

Disusun oleh
LOLITA FABIOLA ROHANI
01.3.20.00452

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI PRODI


PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA HIPERTENSI DI RT 03 RW03 DUSUN
MODANGAN KABUPATEN BLITAR

Disusun Dalam Rangka


Praktik Profesi Ners Keperawatan Keluarga di Dusun. Modangan
Kecamatan Nglegok kabupaten Blitar
Tanggal 15 Februari 2021 – 28 Februari 2021

Disusun oleh
LOLITA FABIOLA ROHANI
01.3.20.00452

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI PRODI


PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. P DENGAN SALAH SATU
ANGGOTA KELUARGA HIPERTENSI DI RT 03 RW03 DUSUN
MODANGAN KABUPATEN BLITAR

Kediri,26 Februari 2021


Menyetujui Mahasiswa

Pembimbing Keperawatan Keluarga

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep Lolita Fabiola Rohani

Mengetahui,

A.n Sekertaris Program Profesi

Erva Elli Kristanti, S.Kep., Ns., M.Kep


KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan Keluarga tanggal
15 Februari 2021 sampai dengan 28 Februari 2021 serta penulis dapat menyelesaikan
tugas laporan yang berjudul “PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN
KELUARGA DI DUSUN MODANGAN RT03 RW03 KECAMATAN
NGLEGOK KABUPATEN BLITTAR ”. Laporan asuhan keperawatan keluarga
ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar profesi Ners (Ns) di
STIKES Rs. Baptis Kediri.

Bersama dengan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada :

1. Keluarga Tn. P di Dusun Modangan RT03 RW03 kecamatan Nglegok,


Kabupaten Blitar yang telah memberikan kesempatan untuk pengkajian
keluarga.
2. Selvia David Richard, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku Ketua Stikes Rs. Baptis
Kediri yang telah memberikan fasilitas dalam menyelesaikan kegiatan
Keluarga.
3. Kili Astarani., S.Kep., Ns., M.Kep selaku kepala Program Studi Profesi Ners
dan Dosen pembimbing yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan
untuk menyelesaikan asuhan keperawatan keluarga ini ini.
4. Erva Elli Kristanti., S.Kep., Ns., M.Kep selaku sekretaris program Studi
profesi Ners, dan PJMK keperawatan Komunitas yang telah memberikan
fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas keluarga ini.
Semoga Tuhan membalas Budi baik pihak yang telag memberi kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas komunitas ini.

Kediri, 17 Februari 2021


Mahasiswa
(Lolita Fabiola Rohani)
DAFTAR ISI

Lembar Judul ..........................................................................................................i

Lembar Pengesahan ...............................................................................................ii

Kata Pengantar.......................................................................................................iii

Daftar Isi.................................................................................................................iv

Daftar Lampiran.....................................................................................................vi

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1

1.1 Latar Belakang .....................................................................................1

1.2 Batasan Masalah...................................................................................1

1.3 Tujuan Penyusunan Laporan ................................................................2

1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................2

1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................2

1.4 Metode dan Sistematika Penulisan.......................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4

2.1 Konsep Keluarga...................................................................................4

2.1.1 Pengertian ..........................................................................................4

2.1.2 Ciri-ciri keluarga................................................................................4

2.1.3 Tipe Keluarga ....................................................................................5

2.1.4 Struktur Keluarga ..............................................................................6

2.1.5 Fungsi pokok keluarga ......................................................................7

2.1.6 Tugas kesehatan keluarga..................................................................9

2.1.7 Tahap perkembangan keluarga..........................................................9


2.1.8 Peran perawat dalam Askep Keluarga..............................................11

2.1.9 Tanggung Jawab Perawat dalam Askep Keluarga............................12

2.2.10 Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................................13

2.2 Konsep Hipertensi ...............................................................................19

2.2.1 Pengertian .........................................................................................19

2.2.2 Etiologi .............................................................................................19

2.2.3 Patofisiologi .....................................................................................20

2.2.4 Manifestasi Klinis.............................................................................21

2.2.5 Komplikasi........................................................................................22

2.2.6 Penatalaksanaan................................................................................23

2.2.7 Konsep Asuhan Keperawatan Hipertensi.........................................25

BAB 3 TINJAUAN KASUS ................................................................................37

3.1 Pengkajian............................................................................................37

3.2 Diagnosis Keperawatan .......................................................................49

3.3 Rencana Tindakan Keperawatan..........................................................50

3.4 Tindakan Keperawatan........................................................................52

3.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................54

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................57

4.1 Kesimpulan..........................................................................................57

4.2 Saran.....................................................................................................57

Daftar Pustaka........................................................................................................58

Lampiran................................................................................................................59
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan
tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK.
Pada program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas
meningkatkan jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di
wilayahnya (mendatangi keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah
untuk meningkatkan akses keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif
dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,
mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan upaya kesehatan
berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan
siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait penanganan
penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi
(Sarkomo, 2016). Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan
darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi
merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).

1.2 Batasan Masalah


Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga dengan
masalah utama hipertensi pada keluarga Tn. P Dsn. Modangan Rt03 Rw02
kabupaten blitar ?
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Program Profesi melaksanakan
praktik klinik keperawatan komunitas, diharapkan mampu melaksanakan
Asuhan Keperawatan terhadap keluarga dengan proses pendekatan
keperawatan keluarga sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal dalam
keluarga Tn. P di Dsn. Modangan Rt03 Rw02 kabupaten Blitar
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan praktik klinik keperawatan keluarga ini
mahasiswa diharapkan mampu :
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang muncul baik pada keluarga
maupun masyarakat melalui observasi dan wawancara dengan kepala
keluarga yaitu Tn.P
2. Melakukan pengumpulan data di keluarga Tn. P dan data kesehatan.
3. Menganalisa data dan memprioritaskan masalah kesehatan pada keluarga
Tn. P
4. Menyusun rencana pemecahan masalah bersama keluarga Tn. P
5. Melaksanakan tindakan keperawatan bersama keluarga Tn. P untuk
mengatasi masalahan kesehatan masyarakat dengan mengikutsertakan
lintas program dan lintas sektoral
6. Melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan Keluarga.
7. Membuat laporan Asuhan Keperawatan Keluarga dan menyusun rencana
tindak lanjut.
1.4 Metode Dan Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan laporan praktik
Asuhan Kperawatan Keluarga Tn. P di Dsn. Modangan Rt03 Rw02 kabupatenblitar
yaitu terdiri dari :

1. BAB 1 didalamnya terdiri menjadi 4 yaitu latar belakang, tujuan penulisan,


manfaat, dan sistematika penulisan
2. BAB 2 didalamnya terdapat beberapa konsep yaitu konsep dasar keperawatan
keluarga dan konsep masalah (Hipertensi).
3. BAB 3 didalamnya terdapat tinjauan kasus yaitu pengkajian, diagnose
keperawatan, rencana tindakan keperawatan, tindakan keperawatan, evaluasi
4. BAB 4 didalamnya terdapat penutup yaitu kesimpulan dan saran
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


2.1.1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain (Logans, 2013). Keluarga
adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami
istri dan anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya
(BKKBN, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (DepKes RI, 2012).
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan
perkawinan, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materil yang
layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan seimbang
antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (BKKBN,
2011).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubunagn
melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 2013)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai
hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang
terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan
emosional dan mempunyai antara satu orang dengan orang yang lainnya
(Johnsons, 2016).
2.1.2. Ciri – Ciri Keluarga
Menurut Stanhope dan Lancaster (2014)
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah
2.1.3. Tipe Keluarga
1) Tradisional
a. Nuclear family adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
2) Non Tradisional
a. Tradisional nuclear adalah keluarga inti tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi – sanksi legak dalam satu ikatan perkawinan.
b. Reconstituted Nuclearadalah pembentukan baru dari keluarga inti
melalui perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam pembentukan
satu rumah dengan anak – anaknya.
c. Middle age/ Aging couple adalah Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. Dyadic nuclear adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan
yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
e. Single parent adalah Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah
atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
f. Dual carrieryaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
g. Commuter married yaitu kedua orangtua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat “weekend” atau waktu – waktu tertentu.
h. Single adult yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal
mati).
i. Three generation yaitu tiga geberasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
j. Institusional yatitu anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal
dalam satu panti – panti.
k. Comunal yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
l. Group marriage yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak - anak
m. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
n. Cohibing couple adalah Orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
o. Gay and lesbian family adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama .(Setiadi, 2013)
2.1.4. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2015) struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : sender, channel-media, message, environment dan
receiver.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakn sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau
anak.
Perilaku peran :
a. Peranan ayah : pancari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku
oranglain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan :
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orangtua
terhadap anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
1) Konsensus
2) Tawar menawar atau akomodasi
3) Kompromi atau de facto
4) Paksaan
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.
2.1.5. Fungsi Keluarga
Friedman (2014) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi
diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian
makanan dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila
dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan manimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila
terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikassi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme
koping, memberikan feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan
di masyarakat
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Keluarga mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.

Fungsi keluarga menurut BKKBN (2014) :


1). Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2). Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3). Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian di antara anggota keluarga
4). Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
5). Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
6). Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7). Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghassilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di
masa datang
8). Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila :
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik
pada usila dan memfokuskan pada :
1) Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
2) Memberikan kenyamanan dan support
3) Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
4) Menanamkan perasaan pengertian hidupManajemen krisis
2.1.6. Tugas Kesehatan Keluarga
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freedman
(2010) membagi 5 tugas keluarga dalam kesehatan yang harus dilakukan yairu
:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untukmelakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik baik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada). (Setiadi, 2013)
2.1.7. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (2008) yaitu :
a. Keluarga baru (berganning family)
Pasanganbaru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami parental care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran. Interaksi, seksual dan
kegiatan).
2) Mempertahankan hubngan yang memuaskan dengan pasanagan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana child bearing
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anka untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktifitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti denga mengikutsertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja
2) Memelihara komunikasi terbuka
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebeasan dalam mengelola minat
sosial dan waktu santai
2) Memulihkan hubungan atara generasi muda tua
3) Keakraban dengan pasangan.
4) Memelihara hubungan/kontak dengan keluarga
5) Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasanagn dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.
2.1.8. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga
yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat
menjadi perilkau sehat.
2. Koordinator, berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan
keluarag baik secara berkelompok maupun individu.
3. Pelaksana, memberikan pelayanan pada anggota keluarag yang sakit,
dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
4. Konsultan, yaitu berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
5. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencariakn jalan pemecahannya.
2.1.9. Tanggung Jawab Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab yang meliputi :
1) Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan
intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan
utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga
kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat
hanya memberikan perawata dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang
dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari
pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi
yang utama dalam perawatan di rumah.
2) Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3) Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat
yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk
mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang
disusun.
4) Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5) Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan
masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.
2.1.10 Asuhan Keperawatan Keluarga
2.1.11 Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum :
(1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.
(2) Type keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
(3) Suku bangsa.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
(5) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
(6) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
(3) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.
3) Pengkajian lingkungan
(1) Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
(2) Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga
dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
(3) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
(5) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan masyarakat setempat.
4) Struktur keluarga
(1) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
(2) Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
(3) Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
(4) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.
5) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
(2) Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma atau budaya dan perilaku.
(3) Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang
sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan
keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga mengenal
fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi pengertian, tanda
dan gejala, penyebab dan yang mempengaruhi serta persepsi
keluarga terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat
: sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya
masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah terhadap
masalah yang dialami, takut akan akibat dari tindakan penyakit,
mempunyai sikap negative terhadap masalah kesehatan, dapat
menjangkau fasilitas kesehatan yang ada, kurang percaya
terhadap tenaga kesehatan dan mendapat informasi yang salah
terhadap tindakan dalam mengatasi masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana keluarga
mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu tentang sifat dan
perkembangan perawatan yang dibutuhkan, mengetahui sumber
– sumber yang ada dalamn keluarga (anggota keluarga yang
bertanggung jawab, keuangan, fasilitas fisik, psikososial),
mengetahui keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk
perawatan dan sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di masyarakat
: apakah keluarga mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan,
memahami keuntungan yang diperoleh dari fasilitas kesehatan,
tingkat kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan dan
fasilitas kesehatan tersebut terjangkau oleh keluarga.
(4) Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.
(5) Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.
6) Stres dan koping keluarga
(1) Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6
bulan.
(2) Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau
stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi atau stressor.
(3) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
(4) Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2.1.12 Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapatkan pada pengkajian. Tipologi dari diagnosis keperawatan :
(1)Aktual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan).
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala
dari gangguan kesehatan.
(2) Resiko (ancaman kesehatan)
Sudah ada data yang menunjang namun belum terjadi gangguan.
(3) Potensial (keadaan sejahtera atau “wellness”)
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga
kesehatan keluarga dapat ditingkatkan.
Dalam satu keluarga perawat dapat menemukan lebih dari satu
diagnosa keperawatan. Untuk menentukan prioritas terhadap
diagnosa keperawatan keluarga yang ditemukan dihitung dengan
menggunakan skala prioritas.
Skoring Prioritas Diagnosa Keperawatan Keluarga
KRITERIA SKORE BOBOT
Sifat Masalah 3 : Tidak/kurang sehat
2 : Ancaman kesehatan 1
1 : Keadaan Sejahtera
Kemungkinan Masalah 2 : Mudah
KRITERIA SKORE BOBOT
yang dapat di ubah 1 : Sebagian 2
0 : tidak dapat

Potensial Masalah untuk 3 : Tinggi


dicegah 2 : Cukup 1
1 : Rendah
Menonjolnya Masalah 2 : Berat, segera ditangani
1 : Tidak perlu segera 1
ditangani
0 : Tidak dirasakan
Total

Menurut Setiadi, 2013 daftar diagnosa keperawatan


keluarga berdasarkan NANDA 1995 adalah sebagai berikut:
a. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Lingkungan
1) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (higienis
lingkungan)
2) Resiko terhadap cidera
3) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
b. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Struktur
Komunikasi
1) Komunikasi keluarga disfungsional
c. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Struktur Peran
1) Berduka dan antisipasi
2) Berduka disfungsional
3) Isolasi sosial
4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya otrang
yang sakit terhadap keluarga)
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan menjadi orang tua (krisis menjadi orang tua)
7) Perubahan penampilan peran
8) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
9) Gangguan citra tubuh
d. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi Afektif
1) Perubahan proses keluarga
2) Perubahan menjadi orang tua
3) Potensial peningkatan menjadi orang tua
4) Berduka yang diantisipasi
5) Koping keluarga tidak efektif, menurun
6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
7) Resiko terhadap tindakan kekerasan
e. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi Sosial
1) Perubahan proses keluarga
2) Perilaku mencari bantuan kesehatan
3) Konflik peran orang tua
4) Perubahan menjadi orang tua
5) Potensial peningkatan menjadi orang tua
6) Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
7) Perubahan pemeliharaan kesehatan
8) Kurang pengetahuan
9) Isolasi sosial
10) Kerusakan interaksi sosial
11) Resiko terhadap tindakan kekerasan
12) Ketidakpatuhan
13) Gangguan identitas pribadi
f. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Fungsi
Perawatan Kesehatan
1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga
5) Resiko terhadap penularan penyakit
g. Diagnosa Keperawatan Keluarga Pada Masalah Koping
1) Potensial peningkatan koping keluarga
2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
4) Resiko terhadap tindakan kekerasan
2.1.13 Perencanaan keperawatan keluarga.
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi dengan
Kriteria dan Standar. Kriteria dan standar merupakan pernyataan
spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap tindakan
keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
(1) Tahapan tindakan keperawatan keluarga.
Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal – hal dibawah ini :
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberika
informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan, dan mendorong sikap emosi yang sehat terhadap
masalah.
b. Menstimulais keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang
tepat dengan cara mengidentifikasi konsekwensi tidak melakukan
tindakan, mengidentfikasi sumber – sumber yang dimiliki
keluarga dan mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga
yang sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan,
menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah dan mengawasi
keluarga melakukan perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat dengan cara menemukan sumber –
sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan perubahan
lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan
yang ada dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada
dilingkungan keluarga dan membantu keluarga menggunakan
fasilitas kesehatan yang ada.
2.1.14 Tahap evaluasi
Sesuai rencana tindakan yang telah diberikan, dilakukan penilaian untuk
melihat keberhasilannya. Bila tidak/belum berhasil perlu disusun rencana
baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilakukan dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Untuk itu dapat
dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan
keluarga. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan sedangkan evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir.
2.2 KONSEP HIPERTENSI
2.2.1 Pengertian Hipertensi
Hipertensi juga sering diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg. (Arif Muttaqin, 2014).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolic diatas 90 mmHg (Sanif, 2016).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang persisten. (Amin,
Hardhi, 2013).

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan


diukur paling tidak tiga kali dalam kesempatan berbeda. Secara umum,
seseorang dianggap mengalami hipertensi jika tekanan darahnya lebih tinggi
dari 140/90 mmHg. (Elizabeth J. Corwin, Patofisiologi : ECG, 2012).

Peningkatan hipertensi merupakan gejala peningkatan tekanan darah


yang kemudian berpengaruh pada organ lain, seperti stroke untuk otak atau
penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan otot jantung.
Penyakit ini menjadi salah satu masalah utama dalam ranah kesehatan
mayarakat indonesia atau dunia.

2.2.2 Etiologi
Hipertensi Primer
Hipertensi primer adalah hipertensi esensial yang 90% tidak diketahui
penyebabnya. Beberapa faktor yang diduga berkaitan dengan
berkembangnya hipertensi esensial adalah sebagai berikut :
1. Genetik : individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko lebih tinggi untuk mendapatkan penyakit ini ketimbang mereka
yang tidak.
2. Jenis kelamin dan usia : laki-laki berusia 25-50 tahun dan wanita pasca
menopause beresiko lebih ttinggi untuk mengalami hipertensi.
3. Diet : konsumsi diet tinggi garam dan kandungan lemak beresiko
dengan berkembangnya penyakit hipertensi.
4. Berat badan/obesitas (25% lebih berat dari berat ideal) juga sering
dikatkan dengan berkembangnya hipertensi.
5. Gaya hidup merokok dan konsumsi alkohol
2.2.3 Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder adalah jenis hipertensi yang penyebabnya


diketahui. Beberapa gejala atau penyakit yang menyababkan hipertansi
diantaranya :

1. Coarctationaorta, yaitu penyempitan aorta congenita yang mungkin


terjadi pada beberapa peningkatan aorta torasik atau aorta
abdominal.
2. Penyakit parenkim dan vaskuler ginjal. Penyakit ini merupakan
pnyebab utama hipertensi sekunder.
3. Penggunaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Oral kontrasepsi
yang berisi esterogen dapat menyebabkan hipertensi melalui
mekanisme renin-aldosteron-mediate volume expansion. Dengan
penghentian kontrasepsi tekanan darah akan kembali normal setelah
beberapa bulan.
4. Ganguan endokrin. Disfungsi medula adrenal atau korteks adrenal
dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
5. Kegemukan (obesitas) dan gaya hidup tidak aktif (malas
berolahraga).
6. Stres, yang cenderung menyababkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu.
7. Kehamilan.
8. Luka bakar,
9. Peningkatan volume intravasculer
10. Merokok.

2.3 Patofisiologi

faktor predisposisi : usia, jenis kelamin,


merokok, stres, kurang olah raga , genetik,
alkohol, garam, obesistas
HIPERTENSI Ansietas

Tekanan sistemik darah Kerusakan vaskuler Perubahan situasi


meningkat pembuluh darah

Krisis situasional Perubahan struktur


Beban kerja jantung Perubahan struktur

Alairan darah makin Penyumbatan Metode koping tidak efektif Defesiensi pengetahuan
cepat keseluruhan tubuh pembuluh darah
sedangkan nutrisi dalam Ketidakefektifan koping
sel sudah mencukupi Vasokontriksi Resiko cidera
kebutuhan
Gangguan sirkulasi Spasme otot

Ginjal Otak Pembuluh darah Retina

Vasokontriksi pemb
darah ginjal Resistensi pemb darah Sistemik koroner
meningkat
Blood flow darah
Nyeri Akut Suplai O2 ke otak Iskemia miokard
menurun

Resiko ketidakefektifan Nyeri dada


Respon RAA perfusi jaringan otak
Vasokontriksi
Merangsang aldesteron

Afterload meningkat fatigue


Edema
Penurunan curah jantung
Kelebihan volume Intoleransi aktifitas
cairan
2.4 Klasifikasi Hipertensi
Table 1.KlasifikasiTekananDarahPadaDewasa

Kategori TekananDarahSistolik TekananDarahDiastolik


Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
(Hipertensi ringan)
Stadium 2 160-179 mmHg 100-109 mmHg
(Hipertensi sedang)
Stadium 3 180-209 mmHg 110-119 mmHg
(Hipertensi berat)
Stadium 4 210 mmHg atau lebih 120 Hg atau
(Hipertensi maligna) lebih
2.5 Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala pada hipertensi dibedakan menjadi :
1. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oeleh dokter
yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi atrial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala yang lazim menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
yang lazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi mengalami gejala dan tanda
antaranya :
1. Mengeluh sakit kepala dan pusing
2. Lemas dan kelelahan
3. Sesak nafas
4. Gelisah
5. Mual
6. Muntah
7. Epitaksis, kesadaran menurun
2.6 Penatalaksanaan
2.6.1 Farmakologi
Terapi obat penderita hipertensi dimulai dengan salah satu obat
sebagai berikut :
1. Hidroklorotiazid (HCT) 12,5-25 mg perhari dengan dosis
tunggal pada pagi hari.
2. Reserpin 0,1-0,25 mg sehari sebagai dosis tunggal.
3. Propanolol mulai dari 10 mg dua kali sehari yang dapat dinaikan
20 mg dua kali sehari (kontraindikasi pada penderita asma).
4. Kaptopril 12,5-25 mg sebanyak dua sampai tiga kali sehari
(kontraindikasi pada kehamilan dan penderita asma).
5. Nifedipin mulai dari 5 mg dua kali sehari, bisa dinaikan 10 mg
dua kali sehari.
2.6.2 Nonfarmakologi
Langkah awal biasanya adalah dengan mengubah pola hidup
penderita, yakni dengan cara :
1. Menurunkan berat badan sampai batas ideal
2. Mengubah pola makan pada penderita, kegemukan, atau kadar
kolestrol darah tinggi.
3. Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai
dengan asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup),
4. Mengurangi konsumsi alkohol
5. Berhenti merokok, dan
6. Olahraga aerobik yang tidak terlalu berat.
2.7 Komplikasi
1. Stroke
Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang
memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal.
2. Infark Miokardium
Infark Miokardium terjadi apabila arteri koroner yang mengalami
aterosklerotik tidak dapat menyuplai oksigen ke miokardium atauapabila
terbentuk trombus yang dapat menghambat aliran darah melalu pembuluh
tersebut.
3) Gagal ginjal
Terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada kapiler
glomerulus.
4) Ensefalopati
Dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna(hipertensi yang meningkat
cepat).
4.2 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang dilakukan dua cara yaitu :
a) Pemeriksaan yang segera seperti :
1. Darah : darah rutin, BUN, creatinine, elektrolit, KGD.
2. Urine : Urinalisa dan kultur urine.
3. EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi, untuk melihat adanya
hipertrofi ventrikel kiri ataupun gangguan koroner
4. Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat ditunggu setelah
pengobatan terlaksana ).
b) Pemeriksaan lanjutan ( tergantung dari keadaan klinis dan hasil
pemeriksaan yang pertama ) :
1. Sangkaan kelainan renal : IVP, Renal angiography ( kasus tertentu ),
biopsi renald ( kasus tertentu ).
2. Menyingkirkan kemungkinan tindakan bedah neurologi : Spinal tab,
CAT Scan.
3. Bila disangsikan Feokhromositoma : urine 24 jam untuk
Katekholamine, metamefrin, venumandelic Acid ( VMA ).
4. (USG) untuk melihat struktur gunjal dilaksanakan sesuai kondisi
klinis pasien
4.3 Pengkajian Asuhan Keperawatan Hipertensi
4.3.1 Anamnesa
1. Biodata
Dapat terjadi pada semua jenis kelami baik pria dan wanita.
2. Keluhan utama
Pusing, mual, muntah, gangguan penglihatan (diplopia, kabur), sakit
kepala oksipital, nyeri hilang timbul pada tungkai, nyeri dada sesak
nafas, lemah.
3. Riwayat penyakit masa lalu
Riwayat hipertensi, merokok pengguna alkohol, pola hidup tang tidak
sehat.
4. Riwayat kesehatan masa lalu
Keluarga yang menderita riwayat hipertensi.
5. Pola aktivitas sehari-hari
Banyak makanan yang dimasak dengan garam Na, makanan yang
mengandung lemak tinggi, kebiasaan merokok, minumalkohol serta
serta tidak rutin dalam melakukan aktivitas olahraga.
6. Keadaan umum pasien
Keadaan umum lemah dan dapat membaik.
4.3.2 Pemeriksaan fisik
1. Breating (B1 = pernafasan)
Dispnea yang berkaitan dari aktivitas / kerja takipnea, ortopnea, dispnea,
batuk dengan / tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

Tanda : distres pernafasan/ gangguan otot aksesori pernafasan


bunyi tambahan,sianosis.
2. Bleeding (B2 = kardiovaskuler)
Riwayat hipertensi, PJK.
Tanda : kenaikan TD, nadi denyutan jelas dari karotis, distensi
vena jugularis, kulit pucat, sianosis.
3. Brain (B3 = persarafan)
Perubahan status mental, orientassi, pola bicara, afek, proses
pikir
Tanda : keluhan pusing sakit kepala suboksipital
4. Blader (B4 = perkemihan)
Gangguan ginjal saat ini atau sebelumnya.
Tanda : disuria, oliguria, anuria poliuria sampai hematuria.
5. Bowel (B5 = pencernaan)
Tanda : Terdapat keluhan mual dan mntah karena adanya
peningkatan tekanan pada daerah intracerebral yang dapat
menekan pada hipotalamus
6. Bone (B6 = tulang-otot-integumen)
Hipotensi postural, frekuensi jantung meningkat, takipnea.
2.1 Diagnosa Keperawatan
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.

2.2 Rencana Keperawatan


SDKI (D.0117)

Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif


Definisi : Ketidakmampuan mengidentifikasi , mengelola,dan/atau menemukan bantuan
untuk mempertahankan kesehatan

Gejala dan Tanda Mayor Faktor yang Berhubungan

Subjektif a. Hambatan kognitif

b. Ketediaktuntasan proses berduka


(tidak tersedia)
c. Ketidakadekuatan ketramplian
Objektif
berkomunikasi
1. Kurang menunjukan peerilaku
d. kurangnya kemampuan motorik
adaptif terhadap perubahan
halu/kasar
lingkungan
e. ketidakmampuan membuat
2. Kurang menunjukan pemahaman

tentang perilaku sehat


penilaian yang tepat

3. Tidak mampu menjalankan f. ketidakmampuan mengatasi

perilaku sehat masalah (individu atau keluarga)

g. keridakcukupan sumber daya


Subjektif
(mis.keuangan, fasilitas)

(tidak tersedia) h. Gangguan persepsi

Objektif i. Tidak terpenuhinya tugas

1. Memiliki riwayat perilaku perkembangan

mencari bantuan kesehatan

yang kurang

2. Kurang menunjukan minat

untuk meningkatkan perilaku


sehat

3. Tidak memiliki sistem

pendukung (support system)

SLKI :

Pemeliharaan Kesehatan L. 12106


Definisi :
Kemampuan mengidentifikasi, mengelola, dan/ atau menemukan bantuan untuk
mempertahankan kesehatan.
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Menunjukkan 1 2 3 4 5
perilaku adaptasi
Menunjukkan 1 2 3 4 5
pemahaman
perilaku sehat
Perilaku mencari 1 2 3 4 5
bantuan
Menunjukkan 1 2 3 4 5
minat
meningkatkan
perilaku sehat
Memiliki system 1 2 3 4 5
pendukung

SIKI
Edukasi Kesehatan 1.12383
Definisi :
Mengajarkan pengelolaan faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih serta
sehat
Tindakan :
Observasi
 Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
 Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
 Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
 Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
 Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat.

SDKI

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

Definisi : pola penanganan masalah kesehatan dalam keluarga tidak memuaskan untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga

Gejala dan tanda mayor Penyebab:

Subjektif: j. Kompleksitas sistem pelayanan


kesehatan
1. Mengungkapkan tidak memamahi
k. kompleksitas program perawatan
masalah kesehatan yang diderita
atau pengobatan
2. Mengungkapkan kesulitan
menjalankan perawatan yang l. Konflik pengambilan keputusan
ditetapkan m. Kesulitan ekonomi
Objektif: n. Banyak tuntutan
o. Konflik keluarga
1. gejala penyakit anggota
keluarga semakin memberat
2. Aktifitas keluarga untuk
mengatasi masalah kesehatan
tidak tepat

Gejala dan tanda minor

Subjektif

Tidak tersedia

Objektif

Gagal melakukan tindakan untuk


mengurangi faktor resiko

Kondisi Klinis terkait

1. PPOK
2. Sklerosis multipel
3. Arthritis Rheumatoit
4. Nyeri kronis
5. Penyalahgunaan zat
6. Gagal ginjal atau hati tahap
terminal
SLKI

Manajemen Kesehatan Keluarga L.012105


Definisi
Kemampuan menangani masalah kesehatan keluarga secara optimal untuk
memulihkan kondisi kesehatan anggota keluarga
Ekspektasi Meningkat
Kriteria hasil
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
Mennurun Meningkat
Kemampuan 1 2 3 4 5
menjelaskan
masalah
kesehatan yang
dialami
Aktivitas 1 2 3 4 5
keluarga
mengatasi
masalah
kesehatan tepat
Tindakan untuk 1 2 3 4 5
mengurangi
faktor resiko
Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun
meningkat menurun
verbalisasi 1 2 3 4 5
kesulitan
menjalankan
perawatan yang
ditetapkan
Gejala penyakit 1 2 3 4 5
anggota keluarga
SIKI

Dukungan pengambilan keputusan I.09265


Definisi
Memberikan informasi dan dukungan saat pembuaatan keputusan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu konflik
Terapeutik
- Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu membuat pilihan
- Diskusikan kelebihan dan kekurangan setiap solusi
- Fasilitasi melihat situasi secara realistic
- Motivasi peningkatan tujuan perawatan yang diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan lainnya.
Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi pengambilan
keputusan
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo, Sulistyo. (2012). Konsep Teori, Proses dan Praktik Keperawatan


Keluarga. Graha Ilmu. Yogjakarta
Arif Muttaqin. 2014. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kerdiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika
Elizabeth J. Corwin. 2016. Patofisiologi. Jakarta : ECG
Mubarak WI dan Chayatin N. (2009). Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Murwani, Arita. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga. Mitra Cendikia. Jogyakarta.
Setiadi. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu. Yogyakarta
Muhamad Ardiansyah. 2012.Medikal Bedah untuk mahasiswa. Jogjakarta : Diva
Press.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI. 2016. Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM POKJA SIKI DPP PPNI. 2016. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
TIM POKJA SLKI DPP PPNI. 2016. Standart Luaran Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. P
2) Alamat :Dsn. Modangan RT03/RW03, Ngelegok
3) Pekerjaan : Guru
4) Pendidikan :S1
5) Komposisi keluarga
Ket : * diisi dengan menambahkan tanda cek ()
6) Genogram : (dilengkapi dengan keterangan dan dibuat minimal 3
generasi)

Laki-laki

perempuan

Pasien

Tinggal 1 rumah

meninggal

7) Tipe Keluarga :
Tipe Keluarga Tn. P adalah keluarga yang terdiri dari suami,istri dan
anak
8) Suku Bangsa :
Keluarga Tn. P berasal dari suku jawa atau Indonesia kebudayaan yang
dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa yang
digunakan sehari-hari yaitu bahasa indonesia
9) Agama :
Seluruh anggota Tn. P beragama Kristen dan taat beribadah sering
mengikuti kegiatan gereja
10) Status Sosial Ekonomi Keluarga :
Tn. P bekerja sebagai guru /pendeta. Pendapatan keluarga berasal dari
gaji Tn.P sekitar Rp. 4000.000- 5000.000 per bulan. Pengeluaran
keluarga per bulan Kurang lebih Rp.3000.000 untuk membar
listrik,pajak rumah,untuk uang saku Sdri. L dan Sdri. A saat bersekolah
untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kuliah.
11) Aktifitas Rekreasi Keluarga :
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan
menonton televise bersama keluarga, rekreasi di luar rumah kadang-
kadang

1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Tahap perkembangan keluarga Tn. P usia 54 tahun memiliki 2 anak,
anak pertama berusia 24 tahun, anak kedua berusia 21 tahun maka
keluarga Tn. P berada pada tahapan perkembangan keluarga dengan
anak usia dewasa.
2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu kebutuhan
anak yang pertama yang belum bekerja sehingga belum bisa membantu
orang tua dalam membiayai adik-adiknya yang masih sekolah
3) Riwayat Keluarga Inti
Tn.P menikah dengan Ny. L dan dikarunai 2 orang anak. Anak pertama
dan anak kedua masih menempuh pendidikan
Tn. P mengatakan mempunyai penyakit hipertensi sejak sekitar 2 tahun
yang lalu, Tn. P rutin berobat ke puskesmas setempat.
4) Riwayat Keluarga Sebelumnya
Tn. P menderita hipertensi tapi keluarga Tn. P dari pihak Bapak/ibu ada
yang menderita hipertensi
1.3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah
Rumah yang ditempati keluarga Tn. P adalah rumah milik sendiri. Luas
bangunan 9x300 m2. Jenis bangunan permanen, atap terbuat dari
genting, lantai dari keramik. Di dalam rumah terdapat 3 kamar tidur,
ruang tamu yang sekaligus berfungsi sebagai ruang keluarga tempat
menyimpan motor. Keluarga Tn. P memiliki pekarangan yang
dimanfaatkan untuk menanam pohon. WC menggunakan Leher angsa
dengan jarak septictank tertutup sejauh <10 meter dari sumber air

2) Denah Rumah U
Taranga
B
T

Kamar Ruang Tamu

Kamar

Kamar
Ruang
Keluraga

Kamar

WC
Dapur

KM
3) Karakteristik Lingkungan :
Memiliki sirkulasi udara yang baik, dan memiliki sistem penerangan
yang baik.
4) Mobilitas Geografis Keluarga
Sebagai penduduk Modangan tidak pernah transmigrasi maupun
imigrasi
5) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat :
Kebiasaan Tn.P dilingkungan sekitarnya, yaitu Tn. P selau berkumpul
dan berkomunikasi dengan tetangga pada waktu sore selalu menaati
protokol kesehatan, kebiasaan lainnya dari masyarakat di lingkungan
sekitar rumah selalu melakukan kerja bakti
6) Sistem Pendukung Keluarga
Jumlah anggota keluarga 4 orang ,ke puskesmas bersama saling
mendukung satu sama lain.
1.4. Struktur Keluarga
1) Pola Komunikasi
Anggota keluraga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
sehari-hari dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan
dan televise.
2) Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. P pengambil keputusan adalah Tn. P selaku
kepala rumah tangga. Akan tetapi jika ada masalah selalu
dimusyawarahkan bersama dengan istri (Ny. L) yang tinggal serumah
dengan Tn. P
3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)
Peran yang dijalankan di keluarga Tn. P sudah sesuai dengan perannya
masing-masing dan tidak ada konflik peran. Dalam menjalankan
peranya Tn. P mampu melakukannya dengan baik.
4) Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. P memegang ajaran agama Kristen dan menjalankannya
dengan baik. Norma sopan dan tidak ada konflik dengan norma yang
ada.
1.5. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Dalam keluarga Tn. P semua anggota saling memiliki dan saling
menghormati satu sama lain, kebutuhan psikososial dalam keluarga
sangat tinggi. Keluarga mengembangkan sikap saling menghargai
pendapat antar anggota keluarga.
2) Fungsi Sosial
Keluarga Tn. P mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan
interaksi sosial pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu
dengan menganjurkan anaknya berpartisipasi dalam lingkungan sekitar
misalnya jika ada kerja bakti maka berusaha untuk mengikuti.
3) Fungsi Perawatan Keluarga
a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Secara garis besar, keluarga Tn. P mampu mengenali masalah yang
terjadi pada keluarganya. Terbukti ketika pengkajian Tn. P mengerti
mengenai hipertensi.
b. Kemampuan untuk mengambil keputusan
Keluarga Tn. P sudah mampu dalam mengambil keputusan dengan
membawa anggota keluarga yang sakit ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat anggota keluarga yang sakit keluarga Tn. P kurang
mampu melakukannya. Terbukti ketika pengkajian, pengaji
menemukan bahwa Tn. P mengatakan tidak teratur dalam minum
obat anti hipertensi, Tn. P hanya minum saat merasa sangat pusing.
Menu makanan Tn. P tidak dibedakan, masih sama seperti anggota
keluarga yang lain yang tidak menderita hipertensi.
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. P belum mampu memelihara lingkungan rumah, Tn. P
mengatakan bahwa ia dan keluarganya jarang bersih-bersih rumah
dikarenakan sibuk bekerja
e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Keluarga Tn. P sudah mampu memanfatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada dengan baik. Ketika ada anggota keluarga yang
sakit, keluarga Tn. P membawanya untuk diperiksakan ke
puskesmas yang berada di Dsn. Modangan.
4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn. P dikaruniai 2 orang anak dengan jarak kelahiran masing –
masing sekitar 5 tahun – 7 tahun.
1.6. Stress Dan Koping Keluarga
1) Stress Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Stres jangka panjang = Tn. P mengatakan jika merasakan pusing Tn. P
takut kalau terjadi sesuatu yang membahayakan dan takut jika terjadi
penyakit stroke pada Tn. P
Jangka pendek :-
2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor
Keluarga Tn. P menganggap stressor bukan masalah yang yang dapat
menghambat aktifitasnya. Jika ada masalah selalu dibicarakan bersama
dengan istri dan anaknya.
3) Strategi Koping Yang Digunakan
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan, keluarga mencari bantuan
dengan berobat ke pelayanan kesehatan yang ada yaitu puskesmas.
Dalam menyelesaikan masalah, keluarga juga selalu mendiskusikan
dengan anggota keluarga yang lain.
4) Strategi Adaptasi Disfungsional
Keluarga Tn. P tidak menggunakan adaptasi disfungsional melainkan
menggunakan strategi koping keluarga internal dimana setiap
pemecahan masalah keluarga dilakukan secara bersama
1.7. Pemeriksaan Fisik
N NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
O
1 Tn. P Keadaan Umum : Lolita
Keadaan umum baik, Tn. P berpakaian
rapi, cara berbicara jelas TD : 140/90
mmHg
Kesadaran
GCS
Compsmentis
E : 4 V: 5 M : 6
Kepala:
Kepala simetris, rambut beruban
Kelopak mata simetris, konjungtiva
merah muda, sklera putih, Mukosa
mulut lembab, gigi tampak bersih

Leher:
Leher tampak bersih, tidak ada luka
bekas operasi tidak ada struma, tidak
ada nyeri telan.

Integumen :
Warna sawo matang, turgor kulit baik,
bersih tidak ada luka, tidak ada
skabies.

Dada dan Punggung:


Pergerakan dada simetris, tidak ada
retraksi dada
N NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
O
Ekstremitas:
tidak ada kelainan, tidak ada oedema pada
ekstremitas
MMT :
5 5
5 5
5 : mampu bergerak dengan luas gerak
sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal
2 Ny. L Keadaan umum baik Ny. N berpakaian
rapi berbicara jelas, TD : 120/80
mmHg
Kesadaran: Compsmentis
E : 4 V: 5 M : 6
Kepala:
Kepala simetris, rambut beruban,
Simetris, Sklera Putih, konjungtiva
merah muda, Mukosa mulut lembab,
gigi tampak bersih,
Integument: warna sawo matang, bersih
tidak ada luka.
Ektermitas:
Tidak ada gangguan mobilitas, reflek
patela +/+, tidak ada oedema
MMT 5 5
5 5
5 : mampu bergerak dengan luas gerak
sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal.
3 Nn. A Keadaan umum baik Ny. N berpakaian
rapi berbicara jelas, TD : 120/80
mmHg
N NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
O
Kesadaran: Compsmentis
E : 4 V: 5 M : 6
Kepala:
Kepala simetris, rambut beruban,
Simetris, Sklera Putih, konjungtiva
merah muda, Mukosa mulut lembab,
gigi tampak bersih,
Integument: warna sawo matang, bersih
tidak ada luka.
Ektermitas:
Tidak ada gangguan mobilitas, reflek
patela +/+, tidak ada oedema
MMT 5 5
5 5
5 : mampu bergerak dengan luas gerak
sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal.

4 Nn. L Keadaan umum baik Ny. N berpakaian


rapi berbicara jelas, TD : 120/80
mmHg
Kesadaran: Compsmentis
E : 4 V: 5 M : 6
Kepala:
Kepala simetris, rambut beruban,
Simetris, Sklera Putih, konjungtiva
merah muda, Mukosa mulut lembab,
gigi tampak bersih,
Integument: warna sawo matang, bersih
tidak ada luka.
Ektermitas:
N NAMA ANGGOTA KELUARGA HASIL TTD
O
Tidak ada gangguan mobilitas, reflek
patela +/+, tidak ada oedema
MMT 5 5
5 5
5 : mampu bergerak dengan luas gerak
sendi penuh, melawan gravitasi dan
melawan tahanan maksimal.

1.8. Harapan Keluarga


Keluarga Tn. P berharap Tn. P dan keluarga tetap sehat dan dapat
beraktivitas seperti biasanya.

Kediri,18 Februari 2021


Mahasiswa

(Lolita Fabiola Rohani)


2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif : ketidak mampuan keluarga Manajemen kesehatan
Tn.P megatakan sudah mengenal masalah kesehatan keluarga tidak efektif
terdiagnosa Hipertensi
sejak 2 tahun 2019 pasien
juga mengatakan kontrol
rutin ke puskesmas,tetapi
obat tidak di minum secara
rutin hanya di minum saat
Tn. P merasa pusing.
b. Obyektif :
Tn.P tampak sesekali
memegangi daerah tengkuk
N: 88 x/mnt
RR : 20 x/mnt
TD: 140/90 MmHg
2 a. Subyektif : Pemeliharaan kesehatan tidak ketidak mampuan
Keluarga mengatakan efektif keluarga dalam
cemas dengan penyakit Tn. mengambil keputusan
P yaitu Hipertensi, untuk melakukan
keluarga mengatakan tindakan
cemas saat terjadi
perubahan status kesehatan
keluarga khususnya Tn. P
sakit.

b. Obyektif :
Keluarga tampak cemas
dengan penyakit Tn. P dan
Tn. P saat merasakan
pusing Tn. P takut kalau
terjadi sesuatu yang
membahayakan dan takut
jika terjadi penyakit stroke
pada Tn. P

2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak
mampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan.
2.3 Prioritas Masalah
Diagnosa Keperawatan : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga mengenal masalah
kesehatan
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Dengan pengetahuan yang
Ancaman/resiko kurang mengenai penyakit
Skala : 2 hipertensi serta tidak diberi
pengobatan/terapi, dapat
memperburuk keadaan Tn.
2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : 2/2 x 2 = 2 Jika keluarga memahami
Sebagian apa yang sudah dijelaskan
Skala: 1 maka masalah dapat
teratasi

3 Potensi masalah untuk dicegah : cukup 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga Tn. P cukup
Skala mampu menerima
2 informasi dan saran yang
diberikan

4 Menonjolnya masalah : 2/3 x1 = 1 Masalah ada meski tidak


perlu segera ditangani,
Skala : 2 sehingga pemberian solusi
adalah dengan mengontrol
hipertensi secara rutin
disertai penerapan diet
hipertensi secara tepat.

Total 4 1/3
Diagnosa Keperawatan : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidak mampuan keluarga dalam mengambil keputusan untuk melakukan
tindakan.

NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN


1 Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1 Gelisah berlebihan dapat
Skala menyebabkan peningkatan
Tidak/ kurang sehat tekanan darah yang dapat
memperburuk keadaan Tn.
P

2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : 1/2 x 2 = 1 Pemberian penjelasan yang


Skala tepat dapat membantu
Sebagian menurunkan rasa cemas

3 Potensi masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3 Penjelasan dapat membantu


Skala mengurangi rasa cemas
Cukup pada keluarga Tn. P

4 Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 = 1 Keluarga tidak mengetahui


Skala tentang resiko yang akan
Masalah berat, harus segera ditangani terjadi dan keluarga tidak
membawa berobat.

Total 3 2/3

2.4 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
1 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan

2 Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga


dalam mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
III. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan : Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga
mengenal masalah kesehatan

N TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI


UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
O (OTEC SIKI)
1 Setelah Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Mengerti tentang diit dan 1. Observasi
diberikan implementasi Tn. P dan keluarga dapat menjelaskan dan perawatan Hipertensi tingkat
asuhan keperawatan menyebutkan makanan sehat bagi penderita 2. Mampu menyebutkan pengetahuan
keperawatan selama 2 hari Hipertensi dan pentingnya minum obat secara rutin menu makanan yang harus keluarga
diharapkan Keluarga Tn. P bagi penderita Hipertensi di hindari tentang
keluarga Tn. P mengetahui cara 2. Sikap 3. Mampu menyebutkan Hipertensi
mampu perawatan dan Istri Tn. P dan anaknya memberikan dukungan atas menu makanan yang baik 2. Observasi
mengenal mampu upaya yang dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan untuk penderita Hipertensi. tentang
masalah menyediakan diit nutrisi sesuai dengan diit sehat bagi penderita 4. Mampu menyediakan keinginan
kesehatan yang sehat bagi Hipertensi menu makanan yang sesuai keluarga
tentang Tn. P 3. Perilaku dengan diet Hipertensi untuk
hipertensi Kelurga mampu menyediakan makanan yang sesuai mampu mengiatkan kepada berubah
dengan diit Hipertensi dan anak dapat mendukung penderita hipertensi untuk menjadi lebih
penyediaan menu sehat bagi penderita Hipertensi, minum obat secara rutin. baik
keluarga Tn. P juga mampu memberi dukungan dan 3. Diskusikan
mengingatkan untuk selalu minum obat secara rutin. dengan
keluarga
tentang
sumber-
sumber
asupan
makanan
yang
diperoleh
oleh
keluarga’
4. Diskusikan
dengan
keluarga
tentang
perawatan
dan diet yang
dianjurkan
dan yang di
hindari oleh
penderita
Hipertensi
5. Berikan
kesempatan
kepada
keluarga
untuk
bertanya
Diagnosa Keperawatan : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak mampuan keluarga dalam
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan.
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
2 Tn.P Setelah dilakukan 1. Pengetahuan 1. Mampu merawat 1. Observasi tingkat
diharapkan implementasi Tn. P dan keluarga dapat anggota keluarga kecemasan keluarga pada
dapat keperawatan selama menjelaskan dan menyebutkan yang sakit dengan anggota keluarga yang sakit
mengurangi 2 hari Keluarga Tn. makanan sehat bagi penderita baik 2. Observasi tentang
kecemasanya P dapat Hipertensi dan pentingnya minum 2. Mampu keinginan keluarga untuk
menerapkan semua obat secara rutin bagi penderita mendukungagar berubah menjadi lebih baik
materi yang telah Hipertensi cepat sembuh pada 3. Diskusikan dengan keluarga
disampaikan 2. Sikap anggota keluarga tentang bagiaman cara
sehingga dapat Istri Tn. P dan anaknya yang sakit merawat keluarga yang
mengurangi memberikan dukungan atas upaya 5. Mampu sakit dengan baik
kecemasan dan yang dilakukan untuk pemenuhan menyebutkan menu 4. Diskusikan dengan keluarga
dapat memarawat kebutuhan nutrisi sesuai dengan makanan yang baik tentang perawatan dan diet
anggota keluarga diit sehat bagi penderita Hipertensi untuk penderita yang dianjurkan dan yang
yang sakit 3. Perilaku Hipertensi. di hindari oleh penderita
hipertensi. Kelurga mampu menyediakan 6. Mampu Hipertensi
makanan yang sesuai dengan diit menyediakan menu 5. Berikan penjelasan
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
Hipertensi dan anak dapat makanan yang seberapa bahayanya
mendukung penyediaan menu sehat sesuai dengan diet penyakit yang penderita
bagi penderita Hipertensi, keluarga Hipertensi mampu hipertensi jika tidak di obati
Tn. P juga mampu memberi mengingatkan dengan tepat.
dukungan dan mengingatkan untuk kepada penderita 6. Berikan dukungan dan
selalu minum obat secara rutin. hipertensi untuk dorongan kepada keluarga
minum obat secara untuk mengubah pola
rutin. hidupnya menjadi lebih
baik

7.
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA (SDKI) /TANGGAL TANGAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif 18 Februari 2021 1. Memberikan penjelasan tentang Lolita
berhubungan dengan ketidak mampuan pengertian hipertensi
keluarga mengenal masalah kesehatan 2. Mendiskusikan tentang bagiaman cara
merawat keluarga yang menderita
hipertensi
3. Memberikan penjelasan pentingnya
memberikan asupan nutrisi bagi
penderita hipertensi yang sesuai dengan
diet hipertensi.
4. Memberikan penjelasan tentang
pentingnya minum obat secara rutin
bagi penderita hiperteni
5. Berikan penjelasan ulang bila keluarga
belum mengerti
6.

2 Pemeliharaan kesehatan tidak 18 Februari 2021 1. Mengobservasi tingkat kecemasan keluarga pada anggota Lolita
efektif berhubungan dengan ketidak keluarga yang sakit
mampuan keluarga dalam 2. Mendiskusikan dengan keluarga tentang perawatan dan
mengambil keputusan untuk diet yang dianjurkan dan yang di hindari oleh penderita
melakukan tindakan. Hipertensi
3. Memberikan penjelasan seberapa bahayanya penyakit yang
penderita hipertensi jika tidak di obati dengan tepat.
4. memberikan dukungan dan dorongan kepada keluarga
untuk mengubah pola hidupnya menjadi lebih baik

V. EVALUASI
N HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA
O TANGGAL KEPERAWATAN TANGAN
KELUARGA
1. 18 Feb 2021 Manajemen kesehatan 1. Pengetahuan S : Tn. P dan keluarga Lolita
keluarga tidak efektif Tn. P dan keluarga dapat menjelaskan mengatakan sudah
berhubungan dengan pengertian hipertensi dan merawat anggota memahami tentang
ketidak mampuan keluarga keluarga yang memiliki penyakit hipertensi. pengertian
mengenal masalah 2. Sikap hipertensi dan
kesehatan Tn. P dan keluarga bekerja sama dalam pentingnya
mengubah kebiasaan Tn. P yang tidak rutin meminum obat
minum obat menjadi rutin minum obat. secara rutin bagi
3. Perilaku penderita hipertensi
Kelurga mampu memberikan dukungan kepada O :
anggota keluarga yang sakit dengan cara  Tn. P dan keluarga
mengingatkan Tn. P untuk selalu minum obat dapat menjelaskan
secara rutin dan memberikan makan untuk Tn. P kembali pengertian
yaitu diet hipertensi. hipertensi
 Tn. M dan keluarga
dapat memberikan
diet yang tepat bagi
anggota keluarga yang
menderita hipertensi.
 Ny. L dan keluarga
dapat mendukung
kepada anggota
keluarga yang
mendrita hipertensi
untuk selalu
meminum obat secara
rutim.
A : Tujuan tercapai
masalah teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
mandiri.

NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA


TANG KEPERAWATAN TANGAN
GAL KELUARGA
2 18 Feb Pemeliharaan kesehatan tidak 1. Pengetahuan S : Tn. P mengatakan sudah Lolita
2021 Fabiola
efektif berhubungan dengan Tn. P dan keluarga dapat menjelaskan memahami tentang cara
Rohani
ketidak mampuan keluarga dan menyebutkan makanan sehat bagi perawatan Hipertensi, dan
dalam mengambil keputusan penderita Hipertensi akan rutin konrol dan minum
untuk melakukan tindakan. 2. Sikap obat secara rutin agar tidak
Istri Tn. P dan anaknya memberikan menjadi lebih buruk
dukungan atas upaya yang dilakukan O :
untuk pemenuhan kebutuhan nutrisi  Tn. P dan keluarga dapat
sesuai dengan diit sehat bagi penderita mengungkapkan perasaannya.
Hipertensi  Tn. P dan keluarga dapat
3. Perilaku mengatasi rasa cemasnya
Kelurga mampu menyediakan A : Tujuan tercapai masalah
makanan yang sesuai dengan diit teratasi
Hipertensi dan anak dapat mendukung P : Intervensi dihentikan
penyediaan menu sehat bagi penderita
Hipertensi, keluarga Tn. P juga mampu
memberi dukungan dan mengingatkan
untuk selalu minum obat secara rutin.
BAB 4

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Kasus keluarga Tn. P telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang
dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. P dilakukan bersama-
sama keluarga Tn. P melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai
tahap evaluasi
3. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Hipertensi dan diit Hipertensi
keluarga Tn. P memahami tentang pengertian, tanda gejala dan penyebab
Hipertensi
4. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya fasilitas kesehatan
keluarga Tn. P memahami tentang apa itu fasilitas kesehatan, jenis fasilitas
kesehatan, mannfaat fasilitas kesehatan dan dampak jika tidak datang ke
fasilitas kesehatan serta bersedia untuk rutin kontrol ke puskesmas.

1.2 Saran
1. Perlunya sosialisasi peningkatan pengetahuan keluarga tentang pentingnya
periksa/kontrol sarana kesehatan terdekat secara rutin sehingga jika ada salah
satu anggota keluarga dengan Hipertensi dapat terkontrol dan menghindari
terjadinya komplikasi
2. Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan antara diit Hipertensi
SATUAN ACARA PENYULUHAN

1. Materi : Hipertensi

2. Pokok bahasan : Diet Hipertensi

3. Hari/tanggal : Rabu,17 Feb 2021

4. Waktu : 09.00-11.00 WIB

5. Tempat : Dsn.Modangan Rt03

6. Sasaran : Penderita Hipertensi

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan penderita dan
keluarga memahami Diet yang baik untuk mencegah dan mengendalikan
Hipertensi.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 1x30 menit , diharapkan penderita dan
keluarga mampu:
a. Menyebutkan dengan benar pengertian Diet Hipertensi
b. Menyebutkan dengan benar Tujuan dan Manfaat diet hipertensi
c. Menyebutkan dengan benar makanan apa saja yang boleh di konsumsi
d. Menyebutkan dengan benar makanan apa saja yang tidak boleh di
konsumsi
B. Materi

1. Pengertian Diet Hipertensi

2. Tujuan dan Manfaat diet hipertensi

3. Jenis makanan yang boleh di konsumsi

4. Jenis makanan yang tidak boleh di konsumsi

C. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi

3. Tanya jawab
A. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
Pembukaan 5 menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam a. Leaflet
b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan dan
c. Menjelaskan tujuan penkes menyimak
d. Kontrak waktu c. Bertanya mengenai
perkenalan dan
tujuan jika
kurang jelas

Pelaksanaan 20 Penyampaian materi: a. Memberikan a. Leaflet


menit a. Menggali pengetahuan jawaban tentang
peserta tentang hipertensi. pengetahuan
b. Menjelaskan Tujuan dan mengenai
Manfaat diet hipertensi, hipertensiya
jenis makanan yang boleh b. Mendengarkan dan
menyimak
di konsumsi dan jenis
c. Bertanya mengenai hal-
makanan yang tidak boleh
hal yang ingin
di konsumsi ditanyakan
c. Memberikan
reinforcement positif
Evaluasi 5 menit a. Menyampaikan evaluasi a. Peserta dapat a. Leaflet
b. Menyampaikan menjawab
kesimpulan materi pertanyaan yang
c. Mengakhiri pertemuan diajukan
dan mengucapkan
b. Mendengarkan
salam
c. Memperhatikan
d. Memberikan pelayanan
kesehatan: tekanan darah d. Menjawab salam
dan konsultasi kesehatan e. Mengikuti
gratis pemeriksaan
Senam Hipertensi kesehatan

A. Media/Alat
1. Leaflet
B. Kriteria Evaluasi
1. Formatif
Setelah melakukan penyuluhan selama 30 menit audience mampu
untuk :

a. Menjelaskan dengan benar pengertian diet hipertensi.


b. Menjelaskan dengan benar tujuan dan manfaat diet hipertensi.
c. Menjelaskan dengan benar jenis makanan yang boleh dikonsumsi
untuk diet hipertensi.
d. Menjelaskan dengan benar jenis makanan yang tidak boleh
dikonsumsi untuk orang hipertensi.
2. Evaluasi
Setelah melakukan penyuluhan kesehatan selama 30 menit, pasien
mampu menjelaskan diet hipertensi dengan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang di ajukan pemateri.

18 Februari 2021

( Lolita Fabiola Rohani)


Diet hipertensi
A. Pengertian Diet hipertensi
Diet hipertensi adalah suatu program pengendalian penggunaan
garam di dalam makanan yang akan dimakan oleh penderita
hipertensi.
B. Tujuan Diet hipertensi
Membantu menghilangkan retensi garam/ atau air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi.
C. Syarat-syarat
1. Cukup kalori, protein, mineral dan viramin.
2. Jumlah natrium yang diperlukan tergantung dari penyakit hipertensi
D. Makanan yang boleh di makan
1. Sumber karbohidrat
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, gula. Makanan
yang diolah dari makanan tersebut tanpa garam dapur dan
soda seperti: macaroni, mie, bihun, roti, biscuit, kue
kering dan sebagainya.
2. Sumber protein hewani
Daging dan ikan maksimum 2 potong sedang, telur
maksimum 1 butir sehari, susu maksimum 2 gelas sehari.
3. Sumber protein nabati
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan di masak
tampa garam.
4. Sayuran
Semua sayuran segar: sayuran yang diawet tampa garam dapur dan
soda.
5. Buah-buahan
Semua buah-buahan segar: buah-buahan yang di awet tanpa garam
dapur.
6. Lemak
Minyak, margarine tanpa garam, mentega tanpa garam.
7. Bumbu-bumbu
Semua bumbu-bumbu segar dan kering yang tidak mengandung
garam dapur.
8. Minuman
Te, kopi, minuman botol ringan.

E. Makanan yang tidak boleh di makan


1. Karbohidrat
Roti, biscuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan atau
soda.
2. Protein hewani dan nabati
Hewani: otak, ginjal, lidah, sarden, keju, daging, ikan dan
telur yang diawetkan dengan garam dapur seperti: daging
asap, ham, dendeng, abon, ikan asin dan ikan kaleng,
kornet, udang kering.
Nabati: keju, kacang tanah dan semua kacang-
kacangandan hasilnya yang dimasak dengan garam dapur.
3. Sayuran
Sayuran yang diawet dengan garam dapur seperti sayuran
dalam kaleng, sawi asin, asinan, acar.
4. Buah-buahan
Buah-buah yang diawet dengan garam dapur
5. Lemak
Margarine dan mentega biasa
( TEKANA
N DARAH
TINGGI )
Diit dengan
Makanan Biasa

1. Batasi makanan
yang berlemak
2. Batasi makanan
kolesterol
3. Batasi makanan
kalori untuk
yang terlalu

Disusun gemuk atau


obesitas
oleh Diit Hipertensi:
Adalah Jenis dan
Lolita fabiola R komposisi makanan
yang diatur Sumber
01.3.20.00452 kalori
untuk penderita Beras, tales,
hipertensi.
kentang,
Program macaroni,
PROFESI NERS mie, bihun,
Stikes stikes baptis Diit Hipertensi
tepung-
kediri 2020/2021 Membantu tepungan,
gula.
menurunkan
Sumber
protein hewani
tekanan darah
Daging,aya
sehingga
m, ikan,
komplikasi
semua
hipertensi bisa
terbatas
dapat terhindarkan.
kurang lebih
50 gram Sumber protein
perhari, telur nabati kecuali nangka,
ayam, telur Kacang- durian, hanya
bebek paling kacangan boleh dalam
banyak satu kering seperti jumlah
butir sehari, tahu, tempe, terbatas.
susu tanpa oncom. Bumbu
lemak. Sumber
Pala, kayu
lemak
manis,asam,gul
a, bawang
merah, bawang
putih, garam
Santan
kelapa encer tidak lebih 15
dibatasi gram perhari.
jumlahnya.
Minuman
Sayuran
Teh encer,
Sayuran seperti coklat encer,
juice buah.
bayam,
kangkung,
buncis, kacang
panjang, taoge,
labu siam,
oyong, wortel.

Buah-buahan

Semua buah
1. Cara memasak daging pilih daging yang halus dan
 Hindari penggunaan kelapa, minyak kelapa,lemak
 Makanan yang banyak mengandung garam: keluarkan bagian yang berlemak
hewan, margarine, mentega sebagai pengganti
 Biscuit,krakerss,cake dan kue lain yang dimasak 2. Cara memasak yang baik adalah:
gunakan minyak kacang atau minyak jagung
dengan garam dapur atau soda. Merebus, mengkukus, menumis, memanggang
dalam jumlah tertentu.
 Dendeng, abon,cornet beaf,daging asap,ham, atau membakar. Sebagian dari sayuran sebaiknya
 Batasi penggunaan daging hingga 3 kali seminggu
ikan asin,ikan pindang, sarden ikan teri, telur makan mentah atau sebagai lalapan.
dengan paling banyak 50 gram tiap kali makan,
asin.
makanlah ikan air tawar sebagai pengganti.
 Keju, margarine dan mentega.
 Gunakan susu skim sebagai pengganti susu
 Makanan yang banyak mengandung kolesterol:
penuh.
Makanan dari hewan seperti otak,ginjal,hati,limfa
 Batasi penggunaan telur hingga hanya 3 kali
dan jantung.
seminggu.
 Gunakan sering tahu,tempe, dan hasil kacang-
kacangan lainya.

MENCENGAH LEBIH BAIK


 Makanan yang banyak mengandung lemak jenuh DARI PADA MENGGOBATI

 Lemak hewan: sapi babi, kambing, susu jenuh,  Batasi penggunaan gula, makanan dan minuman APALAH ARTINYA MAKAN MAHAL ???
cream, keju, mentega. manis seperti sirup, coca - cola, limun, permen, JIKA ITU MEMBUAT PENYAKIT..

dodol, coklat, kolak, eskrim.


SEMOGA LEKAS SEMBUH......
 Makanlah banyak sayuran dan buah-buahan.
 Kelapa, minyak kelapa, margarine, alpokat. ....

 Makanan seperti kool, sawi, lobak, dll.


Dokumentasi askep keluarga Tn.P

Anda mungkin juga menyukai