Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ASAM URAT
DI DESA BALONG JERUK KECAMATAN
KUNJANG KABUPATEN KEDIRI

Disusun Oleh:
RAHMAT AJI WIBOWO
NIM. 01.3.20.00459

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2020 /2021
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ASAM URAT
DI DESA BALONG JERUK KECAMATAN
KUNJANG KABUPATEN KEDIRI

Disusun Dalam Rangka


Praktik Profesi Ners Keperawatan Keluarga
di Desa Balong Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri
Tanggal 15 Februari - 27 Februari 2021

Disusun Oleh:
RAHMAT AJI WIBOWO
NIM. 01.3.20.00459

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. BAPTIS KEDIRI


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI
TAHUN AKADEMIK 2019 /2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. J DENGAN SALAH SATU


ANGGOTA KELUARGA MENDERITA ASAM URAT
DI DESA BALONG JERUK KECAMATAN
KUNJANG KABUPATEN KEDIRI

Pembimbing Keperawatan Keluarga Kediri, 26 Februari 2021


Mahasiswa

Kili Astarani, S.Kep., Ns., M.Kep Rahmat Aji Wibowo

Mengetahui,
a.n Sekertaris Program Studi

Erva Elli K, S.Kep., Ns., M.Kep

ii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas Karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan keperawatan Keluarga tanggal
15 Februari sampai dengan 27 Februari 2021 serta penulis dapat menyelesaikan tugas
laporan yang berjudul “PRAKTIK PROFESI NERS KEPERAWATAN
KELUARGA DI DESA BALONG JERUK KECAMATAN KUNJANG
KABUPATEN KEDIRI”. Laporan asuhan keperawatan keluarga ini merupakan
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar profesi Ners (Ns) di STIKES Rs. Baptis
Kediri.

Bersama dengan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada :
1. Keluarga Tn. J Di Desa Balong Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri
yang telah memberikan kesempatan untuk pengkajian keluarga.
2. Selvia David Richard, S.Kep.,Ners., M.Kep selaku Ketua Stikes Rs. Baptis
Kediri yang telah memberikan fasilitas dalam menyelesaikan kegiatan
Keluarga.
3. Kili Astarani., S.Kep., Ns., M.Kep selaku kepala Program Studi Profesi Ners
dan Dosen pembimbing yang telah memberikan fasilitas dan kesempatan
untuk menyelesaikan asuhan keperawatan keluarga ini ini.
4. Erva Elli Kristanti., S.Kep., Ns., M.Kep selaku sekretaris program Studi
profesi Ners, dan PJMK keperawatan Komunitas yang telah memberikan
fasilitas dan kesempatan untuk menyelesaikan tugas keluarga ini.

Semoga Tuhan membalas Budi baik pihak yang telag memberi kesempatan,
dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan tugas komunitas ini.

Kediri, 26 Februari 2021


Mahasiswa

Rahmat Aji WIbowo

iii
DAFTAR ISI

Lembar Judul ..........................................................................................................i


Lembar Pengesahan ...............................................................................................ii
Kata Pengantar.......................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Batasan Masalah...................................................................................1
1.3 Tujuan Penyusunan Laporan ................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum ...................................................................................2
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................................2
1.4 Metode dan Sistematika Penulisan.......................................................2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................4


2.1 Konsep Keluarga...................................................................................4
2.1.1 Pengertian ..........................................................................................4
2.1.2 Ciri-ciri keluarga................................................................................4
2.1.3 Tipe Keluarga ....................................................................................4
2.1.4 Struktur Keluarga ..............................................................................6
2.1.5 Fungsi pokok keluarga ......................................................................7
2.1.6 Tugas kesehatan keluarga..................................................................9
2.1.7 Tahap perkembangan keluarga..........................................................9
2.1.8 Peran perawat dalam Askep Keluarga..............................................11
2.1.9 Tanggung Jawab Perawat dalam Askep Keluarga............................11
2.2.10 Asuhan Keperawatan Keluarga.......................................................12
2.2 Konsep Gout Artritis ...........................................................................16
2.2.1 Pengertian .........................................................................................16
2.2.2 Etiologi .............................................................................................17
2.2.3 Patofisiologi .....................................................................................17
2.2.4 pathway.............................................................................................18
2.2.5 Manifestasi Klinis.............................................................................19
2.2.6 Penatalaksanaan................................................................................19
2.2.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................20
2.3 Tinjauan Asuhan Keperawatan Gout Artritis.......................................21
2.3.1 Pengkajian.........................................................................................21
2.3.2 Diagnosa keperawatan......................................................................21
2.3.3 Intervensi Keperawatan.....................................................................21
BAB 3 TINJAUAN KASUS ................................................................................27
3.1 Pengkajian............................................................................................27
3.2 Diagnosis Keperawatan .......................................................................34
3.3 Rencana Tindakan Keperawatan..........................................................38

iv
3.4 Tindakan Keperawatan........................................................................40
3.5 Evaluasi Keperawatan..........................................................................41

BAB 4 PENUTUP.................................................................................................45
4.1 Kesimpulan..........................................................................................45
4.2 Saran.....................................................................................................45
Daftar Pustaka........................................................................................................46
Lampiran................................................................................................................47

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga merupakan salah satu aspek yang penting dalam keperawatan. Keluarga
unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan
anggota keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawaran di rumah sakit dapat menjadi
sia-sia jika tidak dilanjutkan oleh keluarga di rumah
Keluarga menempati posisi di antara individu dan masyarakat, sehingga dengan
memberikan pelayanan kesehatan kepada keluarga, perawat mendapat dua
keuntungan sekaligus. Keuntungan pertama adalah memenuhi kebutuhan individu,
dan keuntungan kedua adalah memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam pemberian
pelayanan kesehatan, perawat harus memperhatikan nilai-nilai dan budaya keluarga
sehingga keluarga dapat menerima
Pelayanan keperawatan di rumah merupakan pelayanan keperawatan yang
diberikan di tempat tinggal klien dan keluarga klien tetap memiliki otonomi untuk
memutuskan hal-hal yang terkait dengan masalah kesehatannya. Perawat yang
melaksanakan keperawatannya di rumah bertanggung jawab untuk meningkatkan
kemampuan keluarga untuk mencegah penyakit dan memelihara kesehatan. Namun di
Indonesia belum ada lembaga atau organisasi perawat yang mengatur pelayanan
keperawatan di rumah secara administratif. Perawatan yang diberikan di rumah-
rumah khususnya oleh perawat komunitas masih bersifat sukarela, belun ada
pengaturan terhadap imbalan atas jasa yang diberikan
Pengalaman belajar klinik memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
memperoleh pengalaman nyata asuhan keperawatan keluarga kepada yang
mengalami masalah kesehatan dengan penerapan berbagai konsep dan teori
keperawatan keluarga serta proses keperawatan sebagai pendekatan

1.2 Batasan Masalah


Mengingat luasnya ruang lingkup keperawatan dan keterbatasan waktu yang
diberikan mulai tanggal 15 Februari sampai 19 Februari 2021, maka penulis
membatasi permasalahan pada keluarga Ny. D dengan salah satu Anggota Keluarga
yang Mengalami Asam Urat di Desa Balong Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten
Kediri

1
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum :
Setelah menyelesaikan pengalaman belajar klinik mampu menerapkan asuhan
keperawatan pada keluarga yang mempunyai masalah kesehatan sesuai dengan tugas
perkembangan keluarga

2. Tujuan Khusus :
Setelah menyelesaikan belajar klinik mampu :
a. Mengidentifikasi data yang sesuai dengan masalah kesehatan keluarga
b. Merumuskan diagnosa keperawatan keluarga sesuai dengan masalah kesehatan
keluarga
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan diagnosa keperawatan
d. Merencanakan tindakan sesuai yang ditentukan
e. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan keperawatan
f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan

1.4 Metode dan Sistematika Penulisan


1.4.1 Metode Penulisan
1. Metode Diskriptif
Dengan menggunakan studi kasus pendekatan proses keperawatan dengan
langkah - langkah yaitu pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan,
penatalaksanaan, evaluasi.
2. Tehnik Pengumpulan Data
a. Anamnesa
Dengan melaksanakan wawancara secara langsung.
b. Pemeriksaan Fisik
c. Observasi
Pengamatan langsung pada keluarga dan lingkungan untuk
menentukan masalah.
d. Dokumentasi
Pengumpulan data-data dari pengkajian
e. Studi Dokumentasi
1.4.2 Sistematika Penulisan
Agar tinjauan kasus ini mudah dipahami oleh pembaca, maka penulis
membagi laporan ini menjadi 4 BAB yang tersusun dengan sistematika
sebagai berikut :

2
BAB 1 :Pendahuluan tersusun atas unsur yaitu latar belakang masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, metode penulisan, dan
sistematika penulisan.
BAB 2 :Tinjauan Pustaka tersusun atas konsep Asuhan Keluarga, dan
masalah Ansietas
BAB 3 :Tinjauan kasus meliputi pengkajian, perencanaan, penatalaksanaan,
dan evaluasi.
BAB 4 : Penutup terdiri atas kesimpulan dan saran.
Lampiran terdiri dari : HE dan Leaflet, SAP dan POA

3
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


2.1.1. Pengertian
Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan sebuah kumpulan beberapa
komponen yang saling berinteraksi satu sama lain (Logans, 2013). Keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan
anaknya, atau ayah dengan anaknya, atau ibu dengan anaknya (BKKBN, 2015).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (DepKes RI, 2012). Keluarga adalah dua orang
atau lebih yang dibentuk berdasarkan ikatan perkawinan, mampu memenuhi
kebutuhan hidup spiritual dan materil yang layak, bertaqwa kepada Tuhan, memiliki
hubungan yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
lingkungannya (BKKBN, 2011).
Keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubunagn melalui
pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO, 2013)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan
darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus, yang
tinggal dalam satu atap, yang mempunyai ikatan emosional dan mempunyai antara
satu orang dengan orang yang lainnya (Johnsons, 2016).

2.1.2. Ciri – Ciri Keluarga


Menurut Stanhope dan Lancaster (2014)
1. Diikat dalam suatu tali perkawinan
2. Ada hubungan darah
3. Ada ikatan batin
4. Ada tanggung jawab masing-masing anggota
5. Ada pengambilan keputusan
6. Kerjasama diantara anggota keluarga
7. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga
8. Tinggal dalam satu rumah
2.1.3. Tipe Keluarga
1. Tradisional
a. Nuclear family adalah keluarga yang terdiri ayah, ibu dan anak yang
diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

4
b. Extended family adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi)
2. Non Tradisional
a. Tradisional nuclear adalah keluarga inti tinggal dalam satu rumah
ditetapkan oleh sanksi – sanksi legak dalam satu ikatan perkawinan.
b. Reconstituted Nuclearadalah pembentukan baru dari keluarga inti
melalui perkawinan kembali suami/istri tinggal dalam pembentukan
satu rumah dengan anak – anaknya.
c. Middle age/ Aging couple adalah Keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang sudah tua dengan anak yang sudah memisahkan diri.
d. Dyadic nuclear adalah keluarga baru yang terbentuk dari pasangan
yang telah cerai atau kehilangan pasangannya.
e. Single parent adalah Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah
atau ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
f. Dual carrieryaitu suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa
anak.
g. Commuter married yaitu kedua orangtua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orangtua
yang bekerja di luar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat “weekend” atau waktu – waktu tertentu.
h. Single adult yaitu keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup
sendiri karena pilihannya atau perpisahan (perceraian atau ditinggal
mati).
i. Three generation yaitu tiga geberasi atau lebih tinggal dalam satu
rumah.
j. Institusional yatitu anak – anak atau orang – orang dewasa tinggal
dalam satu panti – panti.
k. Comunal yaitu beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang
tidak ada hubungan saudara yang hidup bersama dalam satu rumah,
sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi
anak dengan melalui aktivitas kelompok/membesarkan anak bersama.
l. Group marriage yaitu satu perumahan terdiri dari orang tua dan
keturunannya didalam satu kesatuan keluarga dan tiap individu adalah
kawin dengan yang lain dan semua adalah orang tua dari anak - anak
m. Unmaried parent and child adalah ibu dan anak dimana perkawinan
tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

5
n. Cohibing couple adalah Orang dewasa yang hidup bersama di luar
ikatan pernikahan karena beberapa alasan tertentu.
o. Gay and lesbian family adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan
yang berjenis kelamin sama (Setiadi, 2013)
2.1.4. Struktur Keluarga
Menurut Friedman (2015) struktur keluarga terdiri atas :
1. Pola dan Proses Komunikasi
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini
bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen
komunikasi seperti : sender, channel-media, message, environment dan
receiver.
2. Struktur peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapakn sesuai dengan posisi
sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah
posisi individu dalam masyarakat, misalnya status sebagai istri/suami atau
anak.
Perilaku peran :
a. Peranan ayah : pancari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman,
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu : mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan sebagai salah satu anggota kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya,
serta bisa berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
c. Peranan anak : melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
3. Struktur Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau aktual) dari individu
untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku
oranglain ke arah positif.
Tipe struktur kekuatan :
1) Legitimate power/authority (hak untuk mengontrol, seperti orangtua
terhadap anak)
2) Referent power (seseorang yang ditiru)
3) Resource or expert power (pendapat ahli)
4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
diterima)

6
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai keinginannya)
6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui proses persuasi)
7) Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi dengan
cinta kasih misalnya hubungan seksual)
Hasil dari kekuatan tersebut yang akan mendasari suatu proses
dalam pengambilan keputusan dalam keluarga seperti :
1) Konsensus
2) Tawar menawar atau akomodasi
3) Kompromi atau de facto
4) Paksaan
4. Nilai-nilai keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar
atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai
keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku yang
baik, menurut masyarakat berdasarkan system nilai dalam keluarga.
Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi
dan ditularkan dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

2.1.5. Fungsi Keluarga


Friedman (2014) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan
keluarga. Fungsi keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga
untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk komunikasi
diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian
makanan dan penggunaan sumber dari internal maupun eksternal.
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga
memerlukan dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila
dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan manimbulkan konsekuensi
emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.
Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai apabila
terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikassi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah.
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
1. Fungsi afektif dan koping
Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu anggota
dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.

7
2. Fungsi sosialisasi
Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap dan mekanisme
koping, memberikan feedback dan memberikan petunjuk dalam pemecahan
masalah.
3. Fungsi reproduksi
Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi
Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan
di masyarakat
5. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Keluarga mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas tinggi.
Fungsi keluarga menurut BKKBN (2014) :
1). Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
2). Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
3). Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan
perhatian di antara anggota keluarga
4). Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
5). Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
6). Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
7). Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, pengaturan penggunaan penghassilan keluarga untuk
memenuhi kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di
masa datang
8). Fungsi pembinaan lingkungan
Fungsi keluarga dengan usila :

8
Fungsi keluarga harus dimodifikasi untuk mengetahui kebutuhan yang spesifik
pada usila dan memfokuskan pada :
1) Memperhatikan kebutuhan fisik secara penuh
2) Memberikan kenyamanan dan support
3) Mempertahankan hubungan dengan keluarga dan masyarakat
4) Menanamkan perasaan pengertian hidupManajemen krisis

2.1.6. Tugas Kesehatan Keluarga


Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan. Freedman
(2010) membagi 5 tugas keluarga dalam kesehatan yang harus dilakukan
yaitu:
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga
3. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau tidak dapat
membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya yang terlalu muda.
4. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga
5. Mempertahankan hubungan timbal balik baik antara keluarga dan lembaga
kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada) (Setiadi, 2013)

2.1.7. Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga menurut Duvall (2008) yaitu :
a. Keluarga baru (berganning family)
Pasanganbaru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga tahap ini antara lain :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Menetapkan tujuan bersama
3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.
4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
5) Persiapan menjadi orang tua
6) Memahami parental care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua).
b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (child bearing)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran. Interaksi, seksual dan
kegiatan).

9
2) Mempertahankan hubngan yang memuaskan dengan pasanagan.
3) Membagi peran dan tanggung jawab.
4) Bimbingan orangtua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Konseling KB post partum 6 minggu
6) Menata ruang untuk anak.
7) Biaya / dana child bearing
c. Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kontak sosial)
dan merencanakan kelahiran berikutnya
d. Keluarga dengan anak usia sekolah (6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisai anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah
dan lingkungan lebih luas.
2) Mendorong anka untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
3) Menyediakan aktifitas untuk anak.
4) Menyesuaikan pada aktifitas komuniti denga mengikutsertakan anak.
5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan
kesehatan anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja
2) Memelihara komunikasi terbuka
3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga
4) Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota
keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota
keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri
dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber
yang ada dalam keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek.
g. Keluarga usia pertengahan (Midle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebeasan dalam mengelola minat
sosial dan waktu santai
2) Memulihkan hubungan atara generasi muda tua
3) Keakraban dengan pasangan.

10
4) Memelihara hubungan/kontak dengan keluarga
5) Persiapan masa tua/pensiun
h. Keluarga lanjut usia
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pensiun dengan merubah cara hidup.
2) Menerima kematian pasangan, kawan, dan mempersiapkan kematian.
3) Mempertahankan keakraban pasanagn dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

2.1.8. Peran Perawat Dalam Asuhan Keperawatan Keluarga


Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang
ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga
yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah
kesehatan dengan cara meningkatkan keluarga. Peran perawat dalam
melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut:
1. Pendidik, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat
menjadi perilkau sehat.
2. Koordinator, berperan dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan
keluarag baik secara berkelompok maupun individu.
3. Pelaksana, memberikan pelayanan pada anggota keluarag yang sakit,
dengan memberikan asuhan keperawatan kepada anggota keluarga yang
sakit.
4. Konsultan, yaitu berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
5. Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah
dijangkau oleh keluarga dan membantu mencariakn jalan pemecahannya.
2.1.9. Tanggung Jawab Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga
Perawat yang melakukan pelayanan keperawatan di rumah mempunyai
tanggung jawab yang meliputi :
1) Memberikan pelayanan secara langsung
Pelayanan keperawatan dapat meliputi pengakajian fisik atau psikososial,
menunjukkan pemberian tindakan secara trampil dan memberikan
intervensi. Kerjasama dari klien dan keluarga serta pemberi perawatan
utama di keluarga dalam perencanaan sangaat penting untuk menjaga
kesinambungan perawatan selama perawat tidak ada di rumah. Perawat
hanya memberikan perawata dalam waktu yang terbatas. Perawatan yang
dilakukan di rumah lebih merupakan tanggung jawab dari keluarga dari

11
pada perawat. Oleh karena itu pendidikan kesehatan menjadi intervensi
yang utama dalam perawatan di rumah.
2) Dokumentasi
Pendokumentasian yang dilakukan selama perawatan di rumah sangat
penting untuk melihat kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan yang dialaminya.
3) Koordinasi antara pelayanan dan manajemen kasus
Perawat bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan para professional
lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga. Focus peran perawat
yang yang menjadi manajer kasus adalah kemampuan untuk mengkaji
kebutuhan, menentukan prioritas kebutuhan, mengidentifikasi cara untuk
mememuhi kebutuhan tersebut dan mengimplementasikan rencana yang
disusun.
4) Menentukan frekuensi dan lama perawatan
Frekuensi kunjungan adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan selama
periode waktu tertentut sedangkan lama perawatan adalah lamanya waktu
perawatan yang dilakukan di rumah.
5) Advocacy
Tanggung jawab sebagai penasehat bagi klien yang dimaksud di sini adalah
peran perawat sebagai penasehat terutama yang berhubungan dengan
masalah pembayaran yang terkait dengan pelayanan yang diberikan.

2.1.10Asuhan Keperawatan Keluarga


2.1.10.1 Pengkajian
Asuhan keperawatan keluarga meupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga.
1. Tahap pengkajian
Pengkajian adalah tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi
secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya. Hal – hal
yang dikaji dalam keluarga adalah :
1) Data umum :
(1) Meliputi nama kepala keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama, jenis
kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan, dan status
imunisasi dari masing – masing anggota keluarga serta genogram.

12
(2) Type keluarga.
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tiper keluarga tersebut.
(3) Suku bangsa.
Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta mengidentifikasi
budaya suku bangsa tersebut terkait dengan kesehatan
(4) Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
(5) Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu status
social ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan – kebutuhan
yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang – barang yang dimiliki
oleh keluarga.
(6) Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi
bersama – sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.

2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga


(1) Tahap perkembangan keluarga saat ini. Dimana ditentukan oleh anak
tertua dari keluarga inti.
(2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi. Menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga
serta kendalanya.
(3) Riwayat keluarga inti. Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing – masing anggota dan sumber pelayanan yang
digunakan keluarga.

3) Pengkajian lingkungan
(1) Karakteristik rumah. Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaat ruangan,
peletakan perabotan rumah, dan denah rumah.
(2) Karakteristik tetangga. Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga

13
dan komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan atau kesepakatan penduduk setempat, budaya yang
mempengaruhi kesehatan.
(3) Mobilitas geografis keluarga. Mobilitas geografis keluarga yang
ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah tempat.
(4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat. Menjelaskan
mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
(5) Sistem pendukung keluarga. Yang termasuk sistem pendukung
adalah jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi fasilitas fisik,
psikologis, atau dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial
atau dukungan masyarakat setempat.

4) Struktur keluarga
(1) Pola komunikasi keluarga. Menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga.
(2) Struktur kekuatan keluarga. Kemampuan anggota keluarga
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk mengubah
perilaku.
(3) Struktur peran. Menjelaskan peran dari masingg – masing
anggota keluarga baik secara formal maupun informal.
(4) Nilai atau norma keluarga. Menjelaskan mengenai nilai norma
yang dianut keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.

5) Fungsi keluarga
(1) Fungsi afektif. Mengkaji gambaran diri anggota keluarga,
perasaan memiliki dan dimiliki keluarga, dukungan keluarga
terhadap anggota keluarga lainnya, kehangatan pada keluarga
dan keluarga mengembangkan sikap saling menghargai.
(2) Fungsi sosialisasi. Bagaimanaa interaksi atau hubungan dalam
keluarga dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin,
norma atau budaya dan perilaku.
(3) Fungsi perawatan kesehatan. Sejauh mana keluarga menyediakan
makanan, pakaianan dan perlindungan terhadap anggota yang
sakit. Pengetahuan keluarga mengenai sehat – sakit,
kesanggupan keluarga melakukan pemenuhan tugas perawatan

14
keluarga yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan : sejauh mana keluarga
mengenal fakta – fakta dari masalah kesehatan meliputi
pengertian, tanda dan gejala, penyebab dan yang
mempengaruhi serta persepsi keluarga terhadap masalah.
b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat : sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan
luasnya masalah, apakah masalah dirasakan, menyerah
terhadap masalah yang dialami, takut akan akibat dari
tindakan penyakit, mempunyai sikap negative terhadap
masalah kesehatan, dapat menjangkau fasilitas kesehatan
yang ada, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan dan
mendapat informasi yang salah terhadap tindakan dalam
mengatasi masalah.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit : sejauhmana
keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, mengetahu
tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, mengetahui sumber – sumber yang ada dalamn
keluarga (anggota keluarga yang bertanggung jawab,
keuangan, fasilitas fisik, psikososial), mengetahui
keberadaan fasilitas yang diperlukan untuk perawatan dan
sikap keluarga terhadap yang sakit.
d. Memelihara lingkungan rumah yang sehat : sejauh mana
mengetahui sumber – sumbver keluarga yang dimiliki,
keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan, mengetahui
pentingnya hygiene sanitasi dan kekompakan antar anggota
keluarga.
e. Menggunakan fasilitas atau pelayanan kesehatan di
masyarakat : apakah keluarga mengetahui keberadaan
fasilitas kesehatan, memahami keuntungan yang diperoleh
dari fasilitas kesehatan, tingkat kepercayaan keluarga
terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan tersebut
terjangkau oleh keluarga.
(4) Fungsi reproduksi. Mengkaji berapa jumlah anak,
merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang
digunakan keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota
keluarga.

15
(5) Fungsi ekonomi. Mengkaji sejauhmana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada di masyarakat dalam upaya meningkatkan
status kesehatan keluarga.

6) Stres dan koping keluarga


(1) Stressor jangka pendek yaitu yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu + 6 bulan dan jangka
panjang yaitu yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6
bulan.
(2) Kemampuan keluargaa berespon terhadap situasi atau
stressor. Mengkaji sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi atau stressor.
(3) Strategi koping yang digunakan. Strategi koping apa yang
digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.
(4) Strategi adaptasi disfungsional. Dijelaskan mengenai adaptasi
disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
7) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluargaa.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan, tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik di klinik.
8) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

1.1 KONSEP TEORI


2.2.1 Definisi Gout Artritis
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi
karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. gout terjadi
sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum
meningkat) disebabkn karena penumpukan purin atau ekresi asam urat yang
kurang dari ginjal. Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang
mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan
karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium
urat monohidrat (Helmi, 2011).

16
Gout merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan
terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan
heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin
(hiperurisemia) (Brunner dan Suddarth, 2012).
Suatu penyakit metabolik yang merupakan salah satu jenis penyakit
reumatik dimana pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan / penurunan
ekskresi asam urat (Arif, 2010).
2.2.2 Etiologi
Gejala artritis akut disebabkan karena inflamasi jaringan terhadap pembentukan
kristal monosodium urat monohidrat. Dilihat dari penyebabnya penyakit ini
termasuk dalam golongan kelainan metabolik. Kelainan ini berhubungan
dengan gangguan kinetik asam urat yaitu Hiperurisemia. Hiperurisemia pada
penyakit ini terjadi karena:
1. Pembentukan asam urat yang berlebihan
a) Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang bertambah.
b) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebihan
karena penyakit lain seperti leukemia terutama bila diobati dengan
sitostatika; psoriasis; polisitemia vera, mielofibrosis.
2. Kurangnya pengeluaran asam urat melalui ginjal
a. Gout primer renal terjadi karena gangguanekskresi asam urat ditubuli
disital ginjal yang sehat, penyebabnya tidak diketahui.
b. Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal misalnya pada
glomerulonefritis kronik /gagal ginjal kronik.
3. Perombakan dalam usus yang berkurang.
2.2.3. Patofisiologi
Goat akut biasanya monoatikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal.
Pasien juga menderita demam dan jumlah sel darah putih meningkat.
Serangan akut biasanya didahului oleh tindakan pembedahan, obat, alkohol
dan stress emosional. Meskipun yang paling sering terserang pertama adalah
ibu jari kaki (Sendi metatarsofa longeal) tetapi sendi lainnya dapat juga
terserang, semakin lama penyakit makan sendi jari, lutut, pergelangan tangan,
pergelangan kaki dan siku dapat terserang gout. Serangan akut akan berkurang
setelah 10-14 hari walapun tanpa pengobatan. Produk buangan termasuk asam
urat dan garam-garam anorganik dibuang melalui saluran ginjal, kandung
kemih, dan saluran kemih dalam bentuk urin. Kegagalan ginjal dalam proses
pembuangan asam urat dalam jumlah yang cukup banyak dapat meningkatkan

17
kadar asam urat dalam darah. Hal tersebut juga dapat, menimbulkan
komplikasi yaitu pengendapan asam urat dalam ginjal yang akhirnya terjadi
pembentukan batu ginjal dari kristal asam urat.

2.2.4 pathway

18
2.2.5. Manifestasi Klinis
1. Artritis Akut
Artritis Akut ini bersifat sangat berat. Pasien tidak dapat berjalan (kalau yang terkena
adalah kaki) tidak dapat memakai sepatu dan tidak dapat terganggu, perasaan sakit
sangat hebat (excruciating). Rasa sakit ini mencapai puncaknya dalam 24 jam setelah
mulai timbul gejala pertama.
2. Lokasi Sendi
Serangan akut biasnaya bersifat monoartikular disertai gejala lengkap proses
inflamasi yaitu : merah, bengkak, teraba panas dan sakit. Lokasi yang paling sering
pada serangan pertama adalah sendi metaatarso – falongeal pertama (MTP–I).
Hampir semua kasus lokasi artritis terutama ada sendi perifer dan jarang pada sendi
sentral.
3. Remisi sempurna antara serangan akut (Inter Critical Gout)
Serangan akut dapat membaik pada serangan pertama dan selanjutnya diikuti oleh
remisi sempurna sampai serangan berikutnya. Apabila hiperurisemia (kalau ada) tidak
dikoreksi, akan timbul artritis gout menahun.
4. Hiperurisemia
Keadaan hiperurisemia tidak selalu identik dengan artritis gout akut artinya tidak
selalu artritis gout akut disertai dengan peninggalan kadar asam urat darah. Banyak
orang dengan peninggian asam urat, namun tidak pernah menderita serangan artritis
gout ataupun terdapat tofi.
5. Thopy
Thopy adalah penimbunan kristal urat pada jaringan. Mempunyai sifat yang
karakteristik sebagai benjolan dibawah kulit yang bening dan tofi paling sering timbul
pada seseorang yang menderita artritis gout lebih dari 10 tahun.
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Serangan Akut
Obat yang diberikan :
a. Kolkisin merupakan pilihan utama dalam pengobatan serangan artritis gout maupun
pencegahan dengan dosis rendah.
b. Obat anti inflamasi non steroid (DAINS) yang paling sering digunakan adalah
indometasin.
c. Kortikosteroid.
d. Analgesik diberikan bila rasa nyeri sangat berat.
e. Tirah baring.
2. Penatalaksanaan periode antara
Bertujuan mengurangi endapan urat dalam jaringan dan menurunkan frekuensi serta
keparahan serangan
19
a. Diet
1) Hindari alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging
kambing dan sebagainya).
2) Perbanyak minum.
b. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia seperti tiozid, diaretik,
aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam urat dan ginjal.
c. Kolkisin secara teratur
1) Mencegah serangan gout yang akan datang.
2) Menekan serangan akut.
d. Penurunan kadar asam urat serum
Diindikasikan pada artrtitis akut yang sering dan tidak terkontrol dengan kolkisin
terdapat tofi / kerusakan ginjal.
1) Obat Urikosurik menghambat reabsorbsi tubulus terhadap asam urat yang telah
difiltrasi dan mengurangi penyimpanannya, mencegah pembentukan tofi baru
dan mengurangi ukuran yang telah terbetnuk.
2) Inhibitar Xantin Oksidase / Alopurinal
a. Menurunkan produksi asam urat
b. Meningkatkan pembentukan xantin dan hipoxantin dengan menghambat
enzim xantin oksidase.
3) Tujuan Utama Pengobatan Artritis Goat adalah :
a. Mengobati serangan akut secara baik dan benar.
b. Mencegah serangan ulangan artritis goat akut.
c. Mencegah kelainan sendi yang berat akibat penimbunan kristal urat.
d. Mencegah komplikasi yang dapat terjadi akibat peninggian asam urat pada
jantung, ginjal dan pembuluh darah.
e. Mencegah pembentukan batu pada saluran kemih.
2.2.7 Pemeriksaan Menunjang
Untuk memastikan seseorang terkena gout adalah dengan dilakukan pemeriksaan
sebagai berikut :
1 Pemeriksaan kadar asam urat dalam darah.
Apabila kadar asam urat dalam darah pada laki-laki lebih dari 7 mg/dl dan pada wanita
lebih dari 6 mg/dl. Maka dikatakan menderita asam urat tinggi yang memicu terjadinya
gout.
2. Pemeriksaan kadar asam urat dalam urin per 24 jam.
Kadar asam urat dalam urin berlebihan bila kadarnya lebih dari 800 mg/24 jam pada diet
biasa atau lebih dari 600 mg / 24 jam.

20
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Artritis Gout
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam praktek
keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada tatanan komunitas
dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan dalam
lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan (WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui praktik
keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah
kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan,
yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan, agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga. Sumber
informasi dari tahapan pengkaajian dapat menggunakan metode wawancara keluarga,
observasi fasilitas rumah, pemeriksaan fisik pada anggota keluarga dan data sekunder.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah :
a. Data Umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
1) Nama kepala keluarga
2) Alamat dan telepon
3) Pekerjaan kepala keluarga
4) Pendidikan kepala keluarga
5) Komposisi keluarga dan genogram
6) Tipe keluarga
7) Suku bangsa
8) Agama
9) Status sosial ekonomi keluarga
10) Aktifitas rekreasi keluarga
2. Diagnosa keperawatan
a) Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup
yang tidak sehat
b) Manajemen kesehatan keluarga tidak efktif berhubungan dengan konflik
pengambilan keputusan

Diagnosa 1: Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup
yang tidak sehat
SDKI
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko D.0003
Kategori : fisiologis

21
Subkategori :
Definisi:
Hambatan kemampuan dalam mengubah gaya hidup/ perilaku untuk memperbaiki
status kesehatan
Penyebab :
1. Kurang terpapar informasi
2. Ketidakadekuatan dukungan sosial
3. Self efficacy yang rendah
4. Status sosio-ekonomi rendah
5. Stressor berlebihan
6. Sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan
7. Pemilihan gaya hidup tidak sehat (mis, merokok, konsumsi alkohol berlebihan)
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1) Menunjukkan penolakkan terhadap
perubahan status kesehatan
2) Gagal melakukan tindakan
pencegahan masalah kesehatan
3) Menunjukkan upaya peningkatan
status kesehatan yang minimal
Gejala dan Tanda Minor
Subjektif Objektif
(tidak tersedia) 1) Gagal mencapai pengendalian yang
optimal
Kondisi Kllinis Terkait
1) Kondisi baru terdiagnosis penyakit
2) Kondisi perubahan gaya hidup baru akibat penyakit
3) Tumor otak
4) Penyalahgunaan zat
5) Gangguan kepribadian dan psikotik
6) Depresi/psikosis pasca persalinan

SIKI
Promosi Perilaku Upaya kesehatan l. 13495
Dfinisi:
Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memliki kemauan yang
kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun
masyarakat sekitarnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikas perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
Teraputik
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Edukasi
- Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
- Anjurkan memberi bayi ASI eksklusif
- Anjurkan menimbang ballita setiap bulan
- Anjurkan menggunakan air bersih
- Anjurkan mencuci taangan dengan air bersih dan sabun
- Anjurkan menggunakan jamban sehat
- Anjurkan membrantas jentik drumah seminggu sekali
- Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Anjurkan tidak merokok didalam rumah
22
SIKI
Edukasi Kesehatan l. 12383
Definisi:
Mengajarkan pengelolaan pengobatan faktor risiko penyaki dan perilaku hidup
bersih serta sehat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

SIKI
Edukasi Perilaku Upaya kseehatan l. 123435
Definisi:
Mengajarkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang mendukung kesehatan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
- Gunakan variasi metode pembelajaran
- Gunakan pendekatan promosi kesehatan dngan memperhatikan pengaruh
dan hambatan dari lingkungan, sosial serta budaya
Edukasi
- Jelaskan penanganan masalah kesehatan
- Informasikan sumber yang tepat yang tersedia dimasyarakat
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
- Anjurkan mengevaluasi tujuan secara periodik
- Ajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan diubah (mis, keinginan
mengunjungi fasilitas ksehatan)
- Ajarkan mngidentifikasi tujuan yang akan dicapai
- Ajarkan program kesehatan dalam kehidupan sehari-hari
- Ajarkan pencarian dan penggunaan sistem fasilitas pelayanan kesehatan
- Ajarkan cara pemeliharaan kesehatan
Diagnosa 2: Manajemen kesehatan tidak efktif berhubungan dengan ketidakefektifan pola
perawatan kesehatan keluarga
SDKI
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif D. 0116
Kategori : Perilaku
Subkategori : penyuluhan dan pembelajaran
Definisi:
23
Pola pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam
kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status kesehatan yang
diharapkan
Penyebab
1. Kompleksitas sistem pelayanan kesehatan
2. Kompleksitas program perawatan/pengobatan
3. Konflik pengambilan keputusan
4. Kurang terpapar informasi
5. Kesulitan ekonomi
6. Tuntutan berlebih (mis, individu, keluarga)
7. Konflik keluarga
8. Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
9. Ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak
10. Kekurangan dukungan sosial
Gejala dan Tanda Mayor
Subjektif Objektif
1) Mengungkapkan kesulitan 1) Gagal melakukan tindakan untuk
dalam menjalankan program mengurangi faktor risiko
perawatan/pengobatan 2) Gagal menerapkan program
perawatan/pengobatan
3) Aktivitas hidup sehari-hari tidak efektif
untuk memenuhi tujuan kesehatan

Gejala dan Tanda Minor


Subjektif Objektif
(tidak tersedia) (tidak tersedia)

Kondisi Klinis Terkait


1) Kondisi kronis (mis, kanker, penyakit paru obstruktif kronis, sclerosis multiple,
arthritis, gagal ginjal, hati atau jantung kronis)
2) Diagnosis baru yang mengharuskan perubahan gaya hidup

SIKI
Dukungan Keluarga Merencanakan Perawatan l.13477
Definisi:
Memfasilitasi perencanaan pelaksanaan perawatan kesehatan keluarga
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan
- Identifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan bersama keluarga
- Identifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga
- Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
Terpeutik
- Motivasi pengembangan sikap dan emosi yang mendukung upaya kesehatan
- Gunakan sarana dan fasilitas yang ada dalam keluarga
- Ciptakan perubahan lingkungan rumah secara optimal
Edukasi
- Informasikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
- Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada
- Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga

SIKI
Edukasi Kesehatan l. 12383
Definisi:
24
Mengajarkan pengelolaan pengobatan faktor risiko penyaki dan perilaku hidup
bersih serta sehat
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
- Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan
motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup
bersih dan sehat

SIKI
Edukasi Latihan Fisik l.12389
Definisi:
Mengajarkan aktivitas fisik regular untuk mempertahankan atau meningkatkan
kebugaran dan kesehatan
Tindakan
Observasi
- Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
Terapeutik
- Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
- Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
- Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
- Jelaskan manfaat kesehatan dan efek fisiologis olahraga
- Jelaskan jenis latihan yang sesuai dengan kondisi kesehatan
- Jelaskan frekuensi, durasi, dan intensitas program latihan yang diinginkan
- Ajarkan latihan pemanasan dan pendinginan yang tepat
- Ajarkan tehnik menghindari cedera saat berolahraga
- Ajarkan tehnik pernafasan yang tepat untuk memaksimalkan penyerapan
oksigen selama latihan fisik

SIKI
Promosi Perilaku Upaya kesehatan l. 13495
Dfinisi:
Meningkatkan perubahan perilaku penderita/klien agar memliki kemauan yang
kondusif bagi kesehatan secara menyeluruh baik bagi lingkungan maupun
masyarakat sekitarnya.
Tindakan
Observasi
- Identifikas perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
Teraputik
- Berikan lingkungan yang mendukung kesehatan
- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan
Edukasi
- Anjurkan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
- Anjurkan memberi bayi ASI eksklusif
- Anjurkan menimbang ballita setiap bulan
25
- Anjurkan menggunakan air bersih
- Anjurkan mencuci taangan dengan air bersih dan sabun
- Anjurkan menggunakan jamban sehat
- Anjurkan membrantas jentik drumah seminggu sekali
- Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap hari
- Anjurkan tidak merokok didalam rumah

26
STIKES RS. BAPTIS KEDIRI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. PENGKAJIAN
1.1. Data Umum
1) Nama Kepala Keluarga : Tn. J
2) Alamat : Ds. Balong Jeruk, Kec. Kunjang, Kab. Kediri
3) Pekerjaan : Pensiunan
4) Pendidikan : Tamat Sarjana
5) Komposisi keluarga
Hub Status Imunisasi * Ket
Jenis BCG POLIO DPT Hepatitis Campak
No Nama dengan Umur Pendidikan
kelamin
KK
Ny. D P Istri 52 thn Tamat SMA √ √ √ √ √ Lengkap
2 Sdr. D L Anak 24 thn Tamat Sarjana √ √ √ √ √ Lengkap

Ket : * diisi dengan menambahkan tanda cek ()


6) Genogram : (dilengkapi dengan keterangan dan dibuat minimal 3 generasi)

Keterangan:
× : Keluarga laki-laki meniggal
× × × ×
× : Keluarga perempuan meningggal

: Keluarga laki-laki hidup

: Keluarga perempuan hidup

: Tinggal serumah

: Pasien

: Garis keturunan

27
7) Tipe Keluarga :
Nuclear family adalah suatu rumah tangga yang terdiri dari suami, istri dan
anak kandung

8) Suku Bangsa :
Keluarga klien berasal dari suku Jawa atau Indonesia kebudayaan yang dianut
tidak bertentangan dengan masalah kesehatan, bahasa sehari-hari yang
digunakan yaitu bahasa Jawa

9) Agama :
Tn. J beragama Kristen beserta Istri dan anaknya, setiap hari minggu Tn.J
melakukan Ibadah bersama keluarga

10) Status Sosial Ekonomi Keluarga :


Keluarga Tn. J mengatakan sumber pendapatan keluarga diperoleh dari
Pensiunan Tn. J dengan penghasilan 3,9 juta / bulan dan Istri (Ny. D) saat ini
tidak bekerja, dan pengeluaran setuap bulannya 2,2 juta / bulan.

11) Aktifitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga Tn. J mengatakan aktifitas rekreasi yang sering dilakukan dengan
menonton televisi bersama dirumah

1.2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini :
Keluarga Tn. J mengatakan anaknya (Sdr. D) sudah lulus program sarjana dan
masih mencari pekerjaan. Berdasarkan data saat ini keluarga masuk dalam
tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa

2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi :


Keluarga Tn. J mengatakan bahwa anaknya saat ini proses mencari pekerjaan.
Berdasarkan data ini dapat disimpulkan keluarga memiliki tahap
perkembangan yang belum terpenuhi yaitu keluarga dengan usia lanjut.

3) Riwayat Keluarga Inti :


Tn. J sebagai Kepala Keluarga hanya pernah mengalami batuk, pilek, demam
dan pusing
Ny.D sebagai Istri hanya pernah mengalami batuk, pilek, dan demam biasa

28
Sdr. D tidak mempunyai Riwayat penyakit apapun, dan sekarang tidak
mempunyai masalah

4) Riwayat Keluarga Sebelumnya :


Keluarga Tn. J mengatakan riwayat keluarga dari pihak suami: keluarga Tn. J
mempunyai riwayat hipertensi dari ayahnya
Keluarga Tn. J mengatakan riwayat keluarga dari pihak Istri : Keluarga Ny. S
mempunyai riwayat penyakit Asam urat sejak 3 bulan yang lalu

1.3. Lingkungan
1) Karakteristik Rumah :
Keluarga Tn. J mengatakan bahwa status rumah milik sendiri. Rumah berada
di Desa Balong Jeruk Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri yang ditempati
terdiri dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga, 1 kamar mandi, 1
ruang dapur, dan memiliki 1 garasi. Bangunan rumah bersifat permanent dari
batu bata dan di plester. Lantai rumah terbuat dari tekel, lantai dapur dengan
tegel. Keadaan rumah pada bagain garasi terkesan kurang rapi dan penataan
kurang rapi, terdapat beberapa kandang hewan peliharaan seperti kandang
burung. Kondisi penerangan dan ventilasi baik

2) Denah Rumah

Halaman Belakang

Dapur

KM Kamar 3

Ruang keluarga

Kamar 2 Ruang
Tamu
Kamar 3

Garasi

Halaman Depan

29
3) Karakteristik Lingkungan :
Lingkungan yang ditempati keluarga Tn.J termasuk kawasan Ramai , dekat
dengan toko, dekat dengan pasar, dekat dengan pukesmas/klinik, dekat dengan
persawahan

4) Mobilitas Geografis Keluarga


Tn. J mengatakan kurang lebih 20 tahun tinggal di rumah tersebut dan
sebelumnya pernah tinggal di sidorejo. Saat ini telah tinggal menetap di
balong jeruk.

5) Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat :


Tn. J mengatakan Hubungan dengan keluarga baik dan hubungan dengan
masyarakat sekitar baik

6) Sistem Pendukung Keluarga


Keluarga Tn. J mengatakan menggunakan kartu BPJS dan keluarga selalu
mendukung satu sama lain waktu keluarga sedang sakit. Jika ada keluarga
yang sakit juga langsung di bawa ke Rumah Sakit.

1.4. Struktur Keluarga


1) Pola Komunikasi
Keluarga Tn. J mengatakan dalam keluarga menerapkan komunikasi terbuka,
bila terdapat masalah atau ada hal yang perlu di bicarakan Ny. D mengatakan
selalu membicarakan bersama dengan suaminya, dalam komunikasi di rumah
Ny. D dengan istrinya menggunakan bahasa Jawa.

2) Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga Tn. J mengatakan Pengambilan keputusan pada keluarga dilakukan
secara musyawarah, Tn. J adalah yang paling dominan dalam mengambil
keputusan sebagai kepala keluarga.

3) Struktur Peran (Formal Dan Informal)


Ny. D mengatakan Tn. J adalah sebagai kepala keluarga seorang pemimpin
dalam keluarga (pencari nafkah utama dalam keluarga), Ny. D sebagai ibu
rumah tangga serta Sdr. D sebagai anaknya

30
4) Nilai Dan Norma Keluarga
Keluarga Tn. Kmengatakan Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan
adalah bila ada anggota keluarga yang sakit di periksa ke sarana kesehatan.
Dalam kehidupan setiap hari keluarga menjalani hidup berdasarkan agama
Kristen

1.5. Fungsi Keluarga


1) Fungsi Afektif
Keluarga Tn. J mengatakan dalam memenuhi kebutuhan sandang, pangan,
papan, keluarga Ny. D bergantung dari penghasilan Tn. J sebagai Pensiunan.
Ny. D mengatakan bahwa ia berusaha memaksimalkan hasil yang didapat
untuk kebutuhan sehari-hari.

2) Fungsi Sosial
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah dan terkadang dengan
tetangga sekitar, hubungan dalam keluarga baik

3) Fungsi Perawatan Keluarga


a. Kemampuan untuk mengenal masalah
Secara garis besar, keluarga Tn. J mampu mengenali masalah yang terjadi
pada keluarganya. Terbukti ketika pengkajian Ny. D mengerti mengenai
Asam urat.

b. Kemampuan untuk mengambil keputusan


Keluarga Tn. J mengatakan Pengambil Keputusan dilakukan oleh Tn. J.
Saat ada anggota yang mengalami gangguan kesehatan Tn. J memutuskan
untuk langsung membawa ke Rumah Sakit jika masalah kesehatan
dirasakan berat.

c. Kemampuan untuk merawat anggota keluarga yang sakit


Keluarga Tn. J mengatakan belum mengerti cara merawat anggota
keluarga yang sakit, keluarga mengetahui sakit yang dialami Ny. D, saat
dilakukan pengkajian didapatkan Ny. D tidak rutin minum obat, dan menu
makanan Ny. D tidak dibedakan, masih sama seperti anggota keluarga
yang lain.

31
d. Kemampuan memelihara/memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. J mengatakan rumah disapu 2 x sehari dan pencahayaan dan
ventilasi di rumah baik, setiap hari kandang di halaman belakang rumah
selalu dibersihkan

e. Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


Keluarga Tn. J mengatakan mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan
yang dapat dijangkau dan dipergunakan. Selama ini keluarga Ny. D
percaya setiap informasi yang didapat dari petugas kesehatan. Tn J
mengatakan bahwa mempunyai kartu BPJS

4) Fungsi Reproduksi :
Keluarga Tn. J mengatakan tidak merencanakan untuk memiliki anak lagi,
saat ini Ny. S tidak menggunakan Kb

1.6. Stress Dan Koping Keluarga


1) Stress Jangka Panjang
Keluarga Tn. J mengatakan merasa terganggu sejak didiagnosa asam urat 3
bulan yang lalu, keluarga merasa cemas bila terjadinya komplikasi yang tidak
di inginkan.
Jangka Pendek
Keluarga Tn. J mengatakan tetap tidak menjaga pola makan dan diit meskipun
kesehatannya terganggu, keluarga merasa terganggu bila sewaktu-waktu Ny.
D sakit karena kurang menjaga pola makan yang sehat.

2) Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi / Stressor


Keluarga Tn. Kmengatakan memilih untuk pasrah dalam menghadapi stressor
yang dialaminya.

3) Strategi Koping Yang Digunakan


Keluarga Tn. J mengatakan jika ada masalah selalu berdoa menurut agama
yang dianutnya.

4) Strategi Adaptasi Disfungsional


Keluarga Tn. J mengatakan selalu berusaha semaksimal mungkin untuk
menjaga anggota keluarganya tetap sehat selebihnya menyerahkan kepada
Tuhan.

32
1.7. Pemeriksaan Fisik
NO NAMA
ANGGOTA HASIL TANDA
KELUARGA TANGAN
1 Tn. J 1. Rambut tampak beruban Tn. J
(58 Thn) 2. Kulit tampak kering
3. Hasil pemeriksaan mata tampak konjungtiva merah
muda
4. Pasien sering makan makanan yang mengandung santan
5. TTV:
TD : 140/90 mmHg
BB : 65 Kg
N : 22 x/ menit
P : 88 x/ menit
2 Ny. D 1. Ny. D mengatakan akhir-akhir ini merasa pergelangan Tn. J
(52 Thn) kedua kaki terasa nyeri dan bengkak
2. Ny. D mengatakan sulit untuk tidur
3. Kulit tampak kering
4. Ny. D mengatakan sering mengonsumsi makanan yang
mengandung santan.
5. Ny. S kadang juga mengonsumsi makanan seperti
jeroan ayam
6. Ny. S tampak cemas
7. Hasil pemeriksaan (Asam Urat) : 8,2 mg/dL
8. TTV:
TD : 130/80 mmHg
N : 22 x/ menit
P : 85 x/ menit
Skala Nyeri 4
3 Sdr. D 1. Kulit tampak sawo matang Tn. J
(24 Thn) 2. Rambut tampak bersih dan rapi
3. BB : 57 Kg
4. TTV:
TD : 120/80 mmhg
N : 22 x/ menit
P : 86 x/ menit

1.8. Harapan Keluarga


Tn. J mengatakan berharap selalu agar Ny. D dalam keadaan sehat, dan penyakit
Asam uratnya dapat terkonrol dengan baik, sehingga bisa terus merawat semua
keluarga

Kediri,17 Februari 2021


Mahasiswa

(Rahmat Aji Wibowo)

33
2. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
2.1 Analisa data
NO DATA MASALAH PENYEBAB
1 a. Subyektif : Perilaku kesehatan cenderung pemilihan gaya hidup
berisiko yang tidak sehat
- Ny. D mengatakan
sering mengonsumsi
makanan yang
mengandung santan.
- Ny. S kadang juga
mengonsumsi makanan
seperti jeroan ayam

b. Obyektif :
- Hasil pemeriksaan
(Asam Urat) : 8,2
mg/dL
- Oedema pada kedua
pergelangan kaki
- Skala nyeri 4

2 a. Subyektif : Manajemen Kesehatan Tidak Ketidakefektifan pola


Efektif (D.0116) perawatan kesehatan
- Keluarga Tn. J
keluarga
mengatakan belum
mengerti cara merawat
anggota keluarga yang
sakit, keluarga
mengetahui sakit yang
dialami Ny. D, saat
dilakukan pengkajian
didapatkan Ny. D tidak
rutin minum obat,

b. Obyektif :
- menu makanan Ny. D
tidak dibedakan, masih
sama seperti anggota
keluarga yang lain.

2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan

34
1) Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya
hidup yang tidak sehat
2) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakefektifan
pola perawatan kesehatan keluarga

2.3 Prioritas Masalah


Diagnosa Keperawatan
1) Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup
yang tidak sehat
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : 3/3 x 1 = 1 Lemak jahat dalam darah
Skala yang meningkat
menyebabkan penumpukan
kristal rongga sendi nyeri
pada persendian

2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : ½x2=1 Klinik dokter terdekat


Skala mudah terjangkau.

3 Potensi masalah untuk dicegah : 3/3 x 1 = 1 Dengan menjaga pola


Skala makan, rutin minum obat
asam urat

4 Menonjolnya masalah : 2/2 x 1 = 1 Ny. D mengatakan merasa


Skala nyeri di sendi pada
pergelangan kaki kanan dan
ingin control asam urat dan
minum obat teratur
Total 4

Diagnosa Keperawatan :
2) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakefektifan pola
perawatan kesehatan keluarga

35
NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN
1 Sifat Masalah : 2/3 x 1 = 2/3 Ny. D mengatakan saat ini
Skala asam urat Ny. D sedang
terkontrol meskipun agak
tinggi, tetapi tidak menutup
kemungkinan jika tidak
mematuhi terapi maka akan
terjadi meningkatnya asam
urat berulang

2 Kemungkinan masalah untuk dicegah : ½x1=1 Latar belakang pendidikan


Skala Tn. J adalah Sarjana, Ny. D
memiliki latar belakang
pendidikan SMA, sehingga
memudahkan untuk
menerima informasi yang
diberikan oleh petugas
kesehatan tentang penyakit
asam urat dan pengaturan
diet.

3 Potensi masalah untuk dicegah : 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga Tn. J cukup


Skala mampu menerima informasi
dan saran yang diberikan

4 Menonjolnya masalah : ½x1=½ Masalah ada meski tidak


Skala perlu segera ditangani,
sehingga pemberian solusi
adalah dengan penerapan
diet makanan secara tepat.
Total 2,5

2.4 Daftar Prioritas Diagnosa Keperawatan


NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (SDKI)
1 Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup yang
tidak sehat
2 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakefektifan pola perawatan

36
kesehatan keluarga

37
III. RENCANA KEPERAWATAN KELUARGA
Diagnosa Keperawatan :
Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan pemilihan gaya hidup yang tidak sehat
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI (OTEC SIKI)
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
1. Setelah diberikan 1. menyebutkan 1. Pengetahuan Keluarga memahami Observasi:
1. Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat ditingkatkan
asuhan cara pencegahan cara pencegahan
2. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
keperawatan asam urat asam urat
diharapkan 2. Menyebutkan Terapeutik:
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
keluarga Tn. J cara diet yang
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
memahami cara benar 2. Sikap Keputusan keluarga 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
mencegah asam untuk meningkatkan
Edukasi:
urat dengan benar status kesehatan
1. Jelaskan penanganan masalah kesehatan
2. Anjurkan menggunakan fasilitas kesehatan
3. Ajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan diubah
4. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
3. Perilaku Merubah pola hidup
sehat dengan diit
makanan yang benar

38
Diagnosa Keperawatan :
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif berhubungan dengan Ketidakefektifan pola perawatan kesehatan keluarga
TUJUAN KRITERIA EVALUASI
NO INTERVENSI (OTEC SIKI)
UMUM KHUSUS KRITERIA STANDAR
2. Setelah diberikan 1. Menyebutkan 5. Pengetahuan Keluarga memahami Observasi::
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
asuhan Pengertian asam tentang asam urat
2. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan keluarga
keperawatan urat
Terapeutik:
diharapkan 2. Menyebutkan
1. Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
keluarga Tn. J tanda dan gejala 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
mampu mengenal asam uarat 6. Sikap Keputusan keluarga
masalah kesehatan 3. Menyebutkan untuk meningkatkan Edukasi:
tentang asam urat cara pencegahan status kesehatan 1. Informasikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
2. Ajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan keluarga
asam urat
4. Menyebutkan
Diit yang baik 7. Perilaku Menjaga diit
makanan yang benar

39
IV. TINDAKAN KEPERAWATAN KELUARGA
NO DIAGNOSA HARI PELAKSANAAN TINDAKAN TANDA
KEPERAWATAN KELUARGA (SDKI) /TANGGAL TANGAN
1 Perilaku kesehatan cenderung berisiko Rabu, 17 Februari 2021 1. Mengucapkan salam Rahmat Aji
berhubungan dengan pemilihan gaya hidup
2. Mengidentifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat Wibowo
yang tidak sehat
ditingkatkan
3. Memberikan materi dan media pendidikan kesehatan
4. Menganjurkan makan sayur dan buah setiap hari
5. Mengajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan

Kamis, 18 Februari 2021 1. Mengidentifikasi perilaku upaya kesehatan yang dapat Rahmat Aji
ditingkatkan Wibowo
2. Memberikan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Anjurkan makan sayur dan buah setiap hari
4. Mengajarkan menentukan perilaku spesifik yang akan

2 Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Rabu, 17 Februari 2021 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Rahmat Aji
berhubungan dengan Ketidakefektifan pola
informasi Wibowo
perawatan kesehatan keluarga
2. Memberikan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Memberikan informasi tentang fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga
4. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga
Kamis, 18 Februari 2021 1. Mengidentifikasi kesiapan dan kemampuan menerima Rahmat Aji

40
informasi Wibowo
2. Memberikan materi dan media pendidikan kesehatan
3. Memberikan informasi tentang fasilitas kesehatan yang
ada dilingkungan keluarga
4. Mengajarkan cara perawatan yang bisa dilakukan
keluarga

V. EVALUASI
NO HARI / DIAGNOSA KRITERIA EVALUASI TANDA
TANGGAL KEPERAWATAN KELUARGA TANGAN
1 Rabu, 17 Februari Perilaku kesehatan cenderung berisiko S:
2021 berhubungan dengan pemilihan gaya - Ny. D mengatakan makanan yang di
hidup yang tidak sehat konsumsinya masih mengandung santan dan
lemak
O:
- Menganjurkan makan sayur dan buah setiap
hari
- Menganjurkan untuk berolahraga setiap
pagi hari
- Hasil pemeriksaan (Asam Urat) : 7,3 mg/dL
-
A:
Masalah Perilaku kesehatan cenderung berisiko
belum teratasi

41
P:
Intervensi dilanjutkan

Kamis, 18 S:
Februari 2021 - Ny. D mengatakan setelah mendapatkan
informasi tentang diet untuk asam uratnya,
Ny. D akan melaksanakan sesuai dengan
arahnya yang sudah diberikan
O:
- Menganjurkan makan sayur dan buah setiap
hari
- Menganjurkan untuk berolahraga setiap
pagi hari
A:
Masalah Perilaku kesehatan cenderung berisiko
belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan Ny. D di bantu keluarga
2 Rabu, 17 Februari Manajemen Kesehatan Tidak Efektif S:
2021 berhubungan dengan Ketidakefektifan - Ny. D mengetahui apa itu asam urat, tanda
pola perawatan kesehatan keluarga dan gejalanya
- Keluarga Tn. J mengetahui cara merawat
anggota ketluarga yang sakit

42
O:
- Ny. D tidak rutin minum obat
- Memberikan informasi tentang fasilitas
kesehatan yang ada dilingkungan keluarga
A:
Masalah Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
teratasi sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan

Kamis, 18 S:
Februari 2021 - Ny. D mengatakan tidak rutin minum obat
untuk sakit asam uratnya, setelah
mendapatkan penyuluhan tentang asam
uratnya Ny. D mengikuti anjuran yang telah
disampaikan
O:
- Ny. D Berkomitmen untuk rutin kontrol
kefasilitas kesehatan
A:
Masalah Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
teratasi
P:

43
Intervensi dilanjutkan oleh Ny. D

44
BAB 4

PENUTUP

1.1 Kesimpulan
1. Kasus keluarga Tn. J telah dilakukan asuhan keperawatan keluarga yang
dimulai dari pengkajian sampai tahap evaluasi.
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan keluarga Tn. J dilakukan bersama-
sama keluarga Tn. J melalui proses yang dimulai dari pengkajian sampai tahap
evaluasi dengan diawali penulisan tanggal, jam dan diakhiri nama dan tanda
tangan.
3. Faktor pendukung keluarga kooperatif sedangkan faktor penghambat adalah
kesibukan keluarga dengan pekerjaan.
1.2 Saran
1. Perlunya sosialisasi peningkatan pengetahuan keluarga tentang pentingnya
periksa/kontrol sarana kesehatan terdekat secara rutin sehingga jika ada salah
satu anggota keluarga dengan Asam urat dapat terkontrol dan menghindari
terjadinya komplikasi
2. Perlunya sosialisasi untuk mengingkatkan pengetahuan kepada Ny. D dan
keluarga pentingnya rutin cek Asam urath dan mengkonsumsi obat secara
rutin sesuai dengan resep dari dokter.
3. Diharapkan keluarga dapat menerapkan pendidikan kesehatan yang telah
diberikan yaitu merubah pola makan yang sehat menghindari makanan yang
berlemak.

45
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & suddath.2012. Buku Ajar Bedah Medikal Bedah. Vol 3. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC: Jakarta

Helmi, Zairin Helmi. 2011. Buku Ajar GangguanMuskuloskeletal. Cetakan  


kedua.      Jakarta :  Salemba Medika.

PPNI, 2019. Standart Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

PPNI, 2019. Standart DIagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

PPNI, 2019. Standart Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta : DPP PPNI

Setiadi. (2013). Konsep & Proses Keperawatan Keluarga. Graha Ilmu.


Yogyakarta

46
SATUAN ACARA PENYULUHAN

ASAM URAT (GOUT)

Judul : Asam Urat (Gout)


Hari/ Tanggal : Rabu, 17 Februari 2021
Tempat : Di rumah Tn. J
Penyaji : Rahmat Aji Wibowo
Audiens : Ny. D

2 Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit klien diharapkan dapat mengerti
tentang penyakit Asam Urat (Gout).

3 Tujuan Instruksional Khusus


1. Menjelaskan pengetian Asam Urat (Gout)
2. Menjelaskan tentang penyebab Asam Urat (Gout)
3. Menjelaskan tentang tanda dan gejala Asam Urat (Gout)
4. Menjelaskan tentang komplikasi Asam Urat (Gout)
5. Menjelaskan tentang pencegahan Asam Urat (Gout)
6. Menjelaskan tentang penatalaksanaan Asam Urat (Gout)

4 Sasaran
Adapun sasaran dari penyuluhan ini ditunjukkan khususnya kepada klien Ny. D di
rumah Tn. S.

5 Materi (terlampir)

7. Pengertian Asam Urat (Gout)


8. Penyebab Asam Urat (Gout)
9. Tanda dan gejala Asam Urat (Gout)
10. Komplikasi Asam Urat (Gout)
11. Pencegahan Asam Urat (Gout)
12. Penatalaksanaan Asam Urat (Gout)

47
6 Metode

13. Ceramah dan tanya jawab


14. Leaflet

48
7 Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
 Mengucapkan salam Menjawab salam
 Menjelaskan nama dan Mendengarkan
akademi
 Menjelaskan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
 Menyebutkan materi yang
diberikan
 Menanyakan kesiapan Menjawab
peserta
2. 10 menit Pelaksanaan :
Penyampaian materi
 Menjelaskan pengetian Mendengarkan
Asam Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
penyebab Asam Urat
(Gout)
 Menjelaskan tentang
tanda dan gejala Asam
Urat (Gout)
 Menjelaskan tentang
komplikasi Asam Urat
(Gout)
 Menjelaskan tentang
pencegahan Asam Urat
(Gout)
 Menjelaskan tentang
penatalaksanaan Asam
Urat (Gout).
Tanya Jawab
 Memberikan kesempatan Bertanya
kepada peserta untuk
bertanya
3. 10 menit Evaluasi :
 Menanyakan kembali hal- Menjawab
hal yang dijelaskan Menjelaskan
mengenai Asam Urat
(Gout)
4. 5 menit Penutup :
 Menutup pertemuan dengan Mendengarkan
menyimpulkan materi yang
telah di bahas
 Memberikan salam Menjawab salam
penutup

49
B. Evaluasi

1. Peserta mampu mengulangi penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat


2. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang dianjukan perawat
3. Penilaian

50
ASAM URAT (GOUT)

A. Pengertian
Asam urat (gout) dalah serangan persendian yang berulang disebabkan oleh deposit
atau penimbunan kristal asam urat didalam persendian (Sustrani L, 2009). Asam urat
adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat ini biasanya akan
dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal. Namun, dalam kondisi
tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkanzat asam uarat secara seimbang sehingga
terjadi kelebihan dalam darah. Krlrbihan zat asam urat ini akhirnya menumpuk dan
tertimbun pada persendian- persendian di tempat lainnya termasuk di gnjalitu sendiri
dalam bentuk kristal- kristal (Safitri, 2012).

B. Penyebab
1. Faktor genetik
2. Usia
3. Kegemukan
4. Pola makan
5. Diet terlalu ketat
6. Sering mengkonsumsi alkohol
7. Stress
8. Peningkatan kadar asam urat

C. Tanda & Gejala


1. Nyeri sendi
2. Kekakuan sendi
3. Kemerahan dan bengkak pada daerah persendian
4. Kelemahan otot
5. Gangguan dalam bergerak

D. Komplikasi
Menurut Damayanti (2013) gangguan asam urat ini dapat menyebabkan komplikasi
berbahaya : persendian menjadi rusak sehingga bisa menyebabkan jalan pincang,
peradangan pada tulang, kerusakan ligamen & tendon (otot) dan paling bisa
menyebabkan batu ginjal.

E. Pencegahan
1. Olahraga teratur
51
2. Periksa kesehatan seacara rutin
3. Beristirahat yang cukup
4. Makanan yang harus dikonsumsi :
a. Kaarbohidrat : nasi, roti dan kentang
b. Protein : ikan
c. Sayur- sayuran hijau kecuali bayam, kangkung, kacang- kacangan, kembang
kol, kacang panjang dan kerupuk emping.
d. Buah- buahan segar : jeruk, mangga, pepaya, nangka dan pisang.
5. Makanan yang harus dihindari :
a. Jeroan : hati, limpa, babat, usus, paru, otak
b. Sayur : bayam, kembang kol, kangkung, kacang panjang, daun singkong,
melinjo dan kacang- kacangan.
c. Buah- buahan : alpukat, durian, nanas, air kelapa.
d. Makanan laut : udang, kerang, cumi dan kepiting
e. Makanan kaleng : kornet, sarden dan kaldu

8 Penatalaksanaan
6. Terapi panas dan dingin
Terapi ini dianjurkan untuk menghilangkan dan meningkatkan mobilitas smentara
pada sendi yang kaku, ketegangan otot dan melancarkan

sirkulasi darah. Sedangkan kompres dingin dapat mengurangi peradangan dan


pembengkakan dan sangat membantu mengurangi rasa nyeri.

7. Senam asam urat


Senam ini atau senam ergonomik adalah suatu gerakan yang dilakukan secara
teratur dan terorganisir bagi penderita asam urat. Tujuannya adalah mengurangi
nyeri pada penderita asam urat dan menjaga kesehatan jasmani menjadi lebih
baik.

52
 Nyeri di persendian biasanya terjadi di
bagian seperti jari tangan, jari kaki,
PENGERTIAN pergelangan tangan, siku, tumit dan
GOUT Apa itu gout arthritis ????
dengkul.
 Tanda yang ditimbulkan seperti rasa nyeri

ARTHRITIS
di persendian, linu, ngilu, kesemutan,
membengkak dan meradang berwarna
kemerahan.
 Rasa nyeri pada sendi biasanya terjadi
berulang kali.

Gout arthritis atau yang biasa disebut dengan asam KLASIFIKASI


urat merupakan jenis rasa sakit yang sangat Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit
menyakitkan yang disebabkan penumpukan kristal gout primer dan penyakit gout sekunder.
dipersendian dan hal ini diakibatkan oleh tingginya 1.GoutPrimer
kadar asam urat di dalam tubuh. Pada penyakit gout primer, 99 persen penyebabnya
belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan
dengan kombinasi faktor genetic dan faktor
PENYEBAB hormonal yang menyebabkan gangguan
Gout arthritis disebabkan oleh menumpuknya metabolisme yang dapat mengakibatkan
kristal asam urat yang dihasilkan dari metabolisme meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga
zat purin. Contoh makanan yang menjadi diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam
pantangan bagi penderita penyakit asam urat seperti urat dari tubuh.
DI SUSUN OLEH: lauk pauk (jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus,
paru dan otak), sea food (udang, kerang) melinjo, 2.Gout Sekunder
Rahmat Aji WIbowo daging sapi, ikan teri, sate usus, dan terlalu banyak Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain
konsumsi alkohol. karena meningkatnya produksi asam urat karena
nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RS. purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa
BAPTIS KEDIRI TANDA DAN GEJALA
basa organic yang menyusun asam nukleat (asam
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI  Pada waktu pagi yaitu pada saat bangun
inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam
NERS PROGRAM PROFESI tidur dan pada waktu malam hari biasanya
amino, unsur pembentuk protein.
TAHUN AKADEMIK 2019 /2020 persendian terasa nyeri.

53
PENCEGAHAN Pemberian obat yang dapat menurunkan asam urat
1. Makanan yang harus di hindari bagi sesuai dengan resep dokter.
penderita penyakit asam urat seperti lauk
PENATALAKSAAN KEPERAWATAN
pauk (jeroan, hati, ginjal, limpa, babat, usus,
1. Berikan kompres hangat atau dingin pada
paru dan otak), sea food (udang, kerang)  Daun salam memiliki senyawa-senyawa
persendia yang terasa nyeri.
melinjo, daging sapi, ikan teri, sate usus,
seperti minyak atsiri, tannin dan flavonoid
dan terlalu banyak konsumsi alkohol.
2. Minum banyak air, paling tidak 8 gelas atau yang banyak terdapat dalam daunnya.
2 liter air putih sehari. Daunnya paling banyak digunakan. Akar,
kulit dan buahnya pun juga berkhasiat
2. Mengubah posisi tidur sebagai obat.
Merupakan suatu keharusan dan di teruskan  Cara meramu daun salam menjadi obat
3. Rajin olah raga, minimal jalan kaki sampai 24 jam setelah serangan asam urat :10 lembar daun salam direbus
menghilang.
dengan 700 cc air + ½ batang sere hingga
tersisa 200 cc, kemudian airnya diminum
selagi hangat. Diminum rutin sehari segelas
atau dua gelas.
4. Jangan segan untuk periksa ke tempat
pelayanan kesehatan.
3. Menghindari penggunaan sepatu yang
sempit.

5. Jelly Gamat Gold-G

6. Ace Maxs

PENATALAKSANAAN MEDIS
PENATAKSANAAN HERBAL
54
DOKUMENTASI

55
56

Anda mungkin juga menyukai