DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
i
LEMBAR PENGESAHAN
Pelaksana Praktik
Tempat Desa Talambah Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang
Tanggal : 28 Maret – 30 April 2022
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Mengetahui
Pembimbing Akademik Kepala Desa
( ) ( )
KA Prodi Profesi Ners
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan atas kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan Karunia-
Nya yang telah melimpahkan Tufiq, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan laporan ini dengan judul Laporan Asuhan keperawatan Komunitas Di Desa
Talambah Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang.
Penyusunan laporan ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, serta dukungan yang
telah diberikan dari berbagai pihak, untuk itu ijinkan kami menyampaikan terimakasih
kepada :
1. Rismawati, selaku Kepala Desa Talambah.
2. Dr. Eko Mulyadi S.Kep.,Ns.M.Kep.selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Wiraraja.
3. Mujib Hannan S.KM.S.Kep.,Ns.,M.Kes.selakuPembimbing yang telah memberikan saran
pada saat bimbingan.
4. Syaifurrahman Hidayat S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing yang telah memberikan
saran pada saat bimbingan.
5. Emdat Suprayitno, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing yang telah memberikan saran
pada saat bimbingan.
6. Cory Nelia Damayanti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Pembimbing yang telah memberikan
saran pada saat bimbingan.
7. Endang Mariyana, selaku perawat Desa Talambah yang telah memberikan data
permasalahan desa.
8. Oang tua yang selalu mendo’akan dan memberikan motivasi
9. Teman-teman Kelompok 1 Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Wiraraja.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan Laporan ini.Untuk itu
Kami sangat mengharapkan masukan dan saran yang membangun dari segenap
pembaca.Akhir kata semoga Laporan ini dapat memerikan tambahan ilmu yang bermanfaat
bagi pembaca.
Sumenep 6 April 2020
Kelompok 1
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
BAB 1.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB 2.........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................4
2.1 Konsep Dasar Keperawatan Komunitas......................................................................4
BAB 3.......................................................................................................................................27
METODE PELAKSANAAN.................................................................................................27
3.1 Metode pelaksanaan.......................................................................................................27
3.2 Populasi..........................................................................................................................27
3.3 Sampel dan Tekhnik Sampling.......................................................................................27
BAB 4.......................................................................................................................................29
ANALISIS SITUASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN.................................................29
4.1 Letak Geografis.........................................................................................................29
4.2 Kondisi Umum Demografis Daerah..........................................................................29
4.3 Kondisi Ekonomi.......................................................................................................30
4.4 Potensi Daerah...........................................................................................................30
4.5 Data Geografi............................................................................................................31
4.6 Data Demografi.........................................................................................................31
4.7 Fasilitas Umum..........................................................................................................33
4.8 Karakteristik Penduduk.............................................................................................35
Data Kualitatif......................................................................................................................55
4.9 Analisadata................................................................................................................56
4.10 Prioritas Masalah :........................................................................................................62
4.11 . Diagnosa Keperawatan............................................................................................62
4.12 Perencanaan...............................................................................................................64
BAB 5.......................................................................................................................................72
iv
PEMBAHASAN.....................................................................................................................74
BAB 6.......................................................................................................................................80
PENUTUP...............................................................................................................................80
6.1 Kesimpulan................................................................................................................80
LAMPIRAN............................................................................................................................83
v
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mendeskripsikan pelaksanaan asuhan keperawatan di Desa Kebundadap Timur
Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengkaji masalah kesehatan yang terdapat di masyarakat Desa Talambah
Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022;
b. Menyusun diagnosa keperawatan komunitas di Desa Talambah Kecamatan Karang
Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022;
vii
c. Menyusun intervensi keperawatan komunitas di Desa Talambah Kecamatan Karang
Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022;
d. Melakukan implementasi keperawatan komunitas di Desa Talambah Kecamatan
Karang Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022;
e. Melakukan evaluasi keperawatan komunitas di Desa Talambah Kecamatan Karang
Penang Kabupaten Sampang Tahun 2022;
f. Menyusun rencana tindak lanjut untuk program-program dan kegiatan yang telah
dilakukan di Desa Talambah Kecamatan Karang Penang Kabupaten Sampang Tahun
2022;
viii
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1.2 Definisi Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit
dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Efendi, 2009). Keperawatan sebagai bentuk komprehensif melakukan penekanan tujuan
untuk menekan stressor atau meningkatkan kemampuan komunitas mengatasi stressor
melalui pencegahan primer, sekunder, tersier. Peningkatan kesehatan berupa pencegahan
penyakit ini bisa melalui pelayanan keperawatan langsung dan perhatian langsung
terhadap seluruh masyarakat dan mempertimbangkan bagaimana masalah kesehatan
masyarakat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga, dan kelompok. Peningkatan
peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu proses dimana
individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta mengambil tanggung jawab
terhadap masyarakat atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat, mengembangkan
kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat serta menjadi pelaku atau
perintis kesehatan dan peminpin yang menggerakan kegiatan masyarakat dibidang
kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat
dapat berperan serta dengan menyumbangkan tenaga, pikiran atau pengetahuan, sarana,
dana yang dimilikinya untuk upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik maupun mental,
keterbatasan pengetahuan serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan ini dilakukan dalam upaya
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta
10
pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama
(Primary Health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab
serta etika profesi keperawatan (Riyadi, 2007).
Dalam rapat kerja keperawatan kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa keperawatan
komunitas merupakan suatu bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan (Nursing) dan kesehatan masyarakat (Public health) dengan dukungan
peran serta masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif
secara berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses keperawatan (Nursing process) untuk
meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga mampu mandiri dalam
upaya kesehatan (Mubarak, 2005).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
2.1.3 Prinsip perawatan kesehatan masyarakat
Pada perawatan kesehatan masyarakat harus mempertimbangkan beberapa prinsip,
yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
11
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai
dengan kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
2.1.4 Tujuan keperawatan kesehatan komunitas
Keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebagai upaya dalam pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan
masyarakat melalui pelayanan keperawatan langsung (direction) terhadap individu,
keluarga dan kelompok di dalam konteks komunitas serta perhatian langsung terhadap
kesehatan seluruh masyarakat dan mempertimbangkan masalah atau isu kesehatan
masyarakat yang dapat mempengaruhi individu, keluarga serta masyarakat.
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam
memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara
mandiri.
2. Tujuan khusus
a. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b. Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk
melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah
keperawatan.
c. Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan
keperawatan.
d. Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan
dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e. Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan
keperawatan di rumah.
f. Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok resiko tinggi yang
memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g. Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju
keadaan sehat optimal.
12
2.1.5 Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan
kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan
(Mubarak, 2005).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/ masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal
ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan
keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan
kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
13
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,
dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
2.1.6 Sasaran praktik keperawatan komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan
atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari:
1. Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2. Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
3. Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis
kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap
masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
pertumbuhannya, seperti:
14
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Lansia
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan
serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
2) Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
c. Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, yaitu:
1) Wanita tunasusila
2) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
3) Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
d. Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
1) Panti werdha
2) Panti asuhan
3) Pusat-pusat rehabilitasi
4) Penitipan balita
4. Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling tergantung
dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalan berinteraksi sesama anggota
masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam
praktekkeperawatan.Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
15
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, sosial dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian klien (Riyadi, 2007).
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dalam lingkup kebutuhan
dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu
kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan
aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
c. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama
(Riyadi, 2007).
2.1.7 Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
1. Penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang
ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
2. Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi
tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal
16
yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan
dukungan emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase
pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan
kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan
strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran
dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
3. Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh
masyarakat.
4. Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas.
Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan
sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-
hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk
klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien
(Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu
klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi
pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).
5. Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan
tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
17
6. Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi,
dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien.
Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan
dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat
penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
7. Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat
diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8. Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah
kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan
melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9. Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan
dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien.
Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari
banyak profesional (Mubarak, 2005).
10. Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada
sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang
mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk
berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif,
mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan
mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses
perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan.
Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk
merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan,
18
keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak,
2005).
11. Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider and
Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau
pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran
perawat komunitas.
19
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun
kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di
rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3. Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
a. Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah
sakit
c. Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan payudara
e. Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4. Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya.,
dilakukan melalui kegiatan:
a. Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah
tulang maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya
TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
5. Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai
masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang
20
mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau
batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti.
24
5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6) Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di
komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan
gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio, koran atau leaflet yang
diberikan kepada komunitas.
7) Sistem ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan
apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau
diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan pada
anjuran dapat dilaksanakan, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan
sesuai status ekonomi tersebut.
8) Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah
biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat
digunakan komunitas untuk membantu mengurangi stressor.
c. Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic,
antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan
imunisasi.
2. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan yang harus
diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut aspek fisik,
psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan yang
mempengaruhi (Mubarak, 2005).
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien, masyarakat tentang
hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan pasien. Wawancara harus
dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dipahami oleh pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil
wawancara atau anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak,
2005).
25
b. Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek fisik,
psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan diagnosa keperawatan.
Pengamatan dilakukan dengan menggunakan panca indera dan hasilnya dicatat
dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
c. Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan keperawatan
yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga, maka pemeriksaan fisik
yang dilakukan dalam upaya membantu menegakkan diagnosa keperawatan
dengan cara Inspeksi, Perkusi, Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
3. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan
cara sebagai berikut :
a. Klasifikasi data atau kategori data
b. Penghitungan prosentase cakupan
c. Tabulasi data
d. Interpretasi data
4. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat
diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah
itu masalah kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005).
5. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan
Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan
keperawatan yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang
selanjutnya dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan
tidak mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah
(Mubarak, 2005).
6. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya
adalah (Mubarak, 2005):
26
a. Perhatian masyarakat
b. Prevalensi kejadian
c. Berat ringannya masalah
d. Kemungkinan masalah untuk diatasi
e. Tersedianya sumberdaya masyarakat
f. Aspek politis
7. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik
yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada
saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas,
padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan
tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi
gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan
yang mungkin terjadi (Mubarak, 2009). Diagnosa keperawatan ditegakkan
berdasarkan tingkat reaksi terhadap stressor yang ada. Selanjutnya dirumuskan
dalam 3 komponen: Problem, Etiologi, Simptom (Herawati & Neny FS, 2012).
Contoh : Risiko terjadinya peningkatan Hipertensi pada warga di desa X
sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap
peningkatan status kesehatan ditandai dengan tingginya angka kejadian Hipertensi
pada 1 tahun terakhir yaitu 25% berdasarkan data PIS PK Tahun 2020.
Masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat dapat disampaikan dalam
pelaksanaan lokakarya mini atau istilah lainnya Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD)
8. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan
diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Mubarak, 2009). Tahap berikutnya dari proses keperawatan
merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu
sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama
dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
27
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada
dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana
tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana,
tenaga yang tersedia.
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut :
a. Tahap persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara
untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan
masyarakat.
b. Tahap pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan
kepedulian terhadap kesehatan dalam masyarakat. Kelompok kerja kesehatan
(Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara
bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan
memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan,
meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan
kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap pendidikan dan latihan
1) Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan pengkajian
3) Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih kader
5) Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap formasi kepemimpinan
e. Tahap koordinasi intersektoral
f. Tahap akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta
memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan
lebih lanjut.
Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai
berikut:
28
1) Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2) Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
3) Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui
pemeriksaan fisik dan laboratorium
4) Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan
lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
5) Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan
9. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
yang telah disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan
masyarakat harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini
melibatkan pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak,
2009). Prinsip yang umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada
keperawatan komunitas adalah:
a. Inovatif
Perawat kesehatan masyarakat harus mempunyai wawasan luas dan mampu
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) dan berdasar pada iman dan taqwa (IMTAQ) (Mubarak, 2009).
b. Integrated
Perawat kesehatan masyarakat harus mampu bekerjasama dengan sesama
profesi, tim kesehatan lain, individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
berdasarkan azas kemitraan (Mubarak, 2009).
c. Rasional
Perawat kesehatan masyarakat dalam melakukan asuhan keperawatan harus
menggunakan pengetahuan secara rasional demi tercapainya rencana program
yang telah disusun (Mubarak, 2009).
d. Mampu dan mandiri
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan mempunyai kemampuan dan
kemandirian dalam melaksanakan asuhan keperawatan serta kompeten
(Mubarak, 2009).
e. Ugem
Perawat kesehatan masyarakat harus yakin dan percaya atas kemampuannya dan
bertindak dengan sikap optimis bahwa asuhan keperawatan yang diberikan akan
29
tercapai. Dalam melaksanakan implementasi yang menjadi fokus adalah :
program kesehatan komunitas dengan strategi : komuniti organisasi dan
partnership in community (model for nursing partnership) (Mubarak, 2009).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat bertanggung jawab
untuk melaksanakan tindakan yang telah direncanakan yang sifatnya:
a. Bantuan dalam upaya mengatasi masalah-masalah kurang nutrisi,
mempertahankan kondisi seimbang atau sehat dan meningkatkan kesehatan.
b. Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah kurang gizi.
c. Sebagai advokat komunitas, untuk sekaligus menfasilitasi terpenuhinya
kebutuhan komunitas.
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat
pencegahan, yaitu :
a. Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada
populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta
perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi,
simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b. Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya
perubahan derajat kesehatan masyarakat clan ditemukan masalah kesehatan.
Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk
mnghambat proses penyakit, Contoh: Mengkaji keter¬belakangan tumbuh
kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan tertier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalian individu
pada tingkat berfungsinya secara optimal dari ketidakmampuan keluarga,
Contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan resiko gangguan
kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
10. Evaluasi
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan antara
proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan
tindakan dapat dilihat dengan membandingkan antara tingkat kemandirian
masyarakat dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan
30
masyarakat komunitas dengan tujuan yang telah ditetapkan atau dirumuskan
sebelumnya (Mubarak, 2009). Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian:
a. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
b. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai
dengan pelaksanaan.
c. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan selanjutnya
apabila masalah belum teratasi.
d. Perlu dipahami bersama oleh perawat kesehatan masyarakat bahwa evaluasi
dilakukan dengan melihat respon komunitas terhadap implementasi yang telah
dilakukan.
Sedangkan fokus dari evaluasi pelaksanaan asuhan keperawatan komunitas
adalah :
a. Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan target pelaksanaan
b. Perkembangan atau kemajuan proses: kesesuaian dengan perencanaan, peran
staf atau pelaksana tindakan, fasilitas dan jumlah peserta.
c. Efisiensi biaya. Bagaimanakah pencarian sumber dana dan penggunaannya
serta keuntungan program.
d. Efektifitas kerja. Apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau masyarakat
puas terhadap tindakan yang dilaksanakan.
e. Dampak. Apakah status kesehatan meningkat setelah dilaksanakan tindakan,
apa perubahan yang terjadi dalam 6 bulan atau 1 tahun.
31
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.2 Populasi
Populasi Pada kegiatan ini menggunakan seluruh penduduk yang ada di Desa
Talambah yang terdiri 1087 Kepala Keluarga, Yang tersebar di 4 Dusun yang ada .
Dusun Perrek Sebanyak 242 Kepala Keluarga, Dusun Nung Kesan sebanyak 364 Kepala
Keluarga, Dusun Oloh Sebanyak 239 Kepala Keluarga dan Dusun Onjur sebanyak 242
Kepala Keluarga.
n= 1087.(1,96)2.0,5.0,5
(0,1)2(1087-1)+(1,96)2.0,5.0,5
n= 1.043,95
10,86+0,9604
32
n = 1.043,95
11,82
n= 88,3
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
p = proporsi Paparan
q = 1-p
Z = Nilai Distribusi Normal
Pengolahan Data
33
BAB 4
ANALISIS SITUASI DAN ASUHAN KEPERAWATAN
34
jiwa. Survei Data Sekunder dilakukan oleh Fasilitator Pembangunan Desa, dimaksudkan
sebagai data pembanding dari data yang ada di Pemerintah Desa.
4.3 KONDISI EKONOMI
1. pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Talambah sampai saat ini menunjukkan
pertumbuhan yang sangat pesat dilihat dari perubahan dan pola hidup masyarakat
terutama kemajuan kecukupan kebutuhan pokok (sandang pangan, papan) yang
mengalami perubahan sangat tajam. Penurunan penerima raskin, RTLT sangat kecil
dan kebutuhan tambahan (kendaraan bermotor dan HP) rata-rata tiap rumah tangga
sudah memiliki.
2. Perekonomian Desa
Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu desa dapat dicerminkan dari beberapa
indikator. Salah satu indikator yang sering dipakai untuk melihat keberhasilan
pembangunan adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Besarnya nilai
PDRB yang berhasil dicapai dan perkembangannya merupakan refleksi dari
kemampuan desa dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia.
Kontributor sektor terbesar dalam pembentukan PDRB Desa Talambah berasal dari
sektor pertanian, peternakan, dan perikanan.
4.4 POTENSI DAERAH
Beberapa potensi unggulan sebagai kontribusi secara nyata terhadap peningkatan
kesejahteraan masyarakat Desa Talambah adalah:
1. Peternakan, Pertanian, Perikanan.
Potensi unggulan yang ada di Desa Talambah untuk meningkatkan pendapatan
penduduk perkapita pada dasarnya adalah nelayan, petani, peternakan dikarenakan di
lingkungan sekitar dekat dengan pantai, lahan yang masih sangat luas dan subur
Potensial untuk tanaman lahan kering (jagung, singkong, dan kacang-kacangan),
tanaman buah-buahan (pisang, mangga, pepaya, dan lain-lain), budidaya perikanan
perairan darat (telaga) dan perikanan tangkap.
2. Potensi Industri
Keterampilan industri rumahan seperti keterampilan tangan berupa makanan kecil
seperti ghettas, klepon, onde-onde, rengginang jumbo dan lain-lain.
3. Pariwisata
35
Dalam bidang pariwisata, Desa Talambah memiliki potensi wisata yang berbasis alam
yaitu wisata Mangrove. Dimana wisata Mangrove sudah masuk wisata alam nasional
dan masuk ke peringkat 3 se Nasional.
36
4.5 Data Geografi
4.5.1 Lokasi Wilayah
1. Propinsi : Jawa timur
2. Kabupaten : Sumenep
3. Kecamatan : Saronggi
4. Desa : Kebundadap Timur
4.5.2 Batas Wilayah
1. Sebelah Utara : Ds. Pinggir Papas Kec Kalianget
2. Sebelah Selatan : Ds. Langsar
3. Sebelah Barat :Ds. Kebundadap Barat
4. Sebelah Timur : Ds. Tanjung
4.5.3 Pembagian Wilayah
1. Dusun : 4 dusun
2. Rukun Warga : 16 RT
4.5.4 Orbitasi
1. Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan : 4 km
2. Jarak dari kabupaten / kota :+10 km
4.6 Data Demografi
4.6.1 Jumlah Penduduk : 277 jiwa
4.6.2 Jumlah Kepala Keluarga : 88 Kepala Keluarga
4.6.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
3. Laki-laki : 136 jiwa.
4. Perempuan : 141 jiwa
37
4.6.4 Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia
JenisKel
No Umur amin
Laki- Presen Perem Presen Total Presen
Laki tase % p tase % tase %
Uan
1 0-5 7 5 8 6 15 5
2 6–12 16 12 11 8 27 10
3 13–18 10 7 12 8 22 8
4 19–35 31 23 35 25 66 24
5 36–54 29 22 30 21 59 21
6 > 55 42 31 46 32 88 32
Total 135 100 142 100 277 100
3 IRT 45 16
4 Petani 80 29
5 Sopir 2 1
6 Nelayan 16 6
7 Pedagang 14 5
38
8 Pelajar /Mahasiswa 36 13
9 PNS 3 1
TOTAL 277 100
40
4.8.1 Demografi
Berdasarkan data yang diperoleh melalui survei pada penduduk Desa
Talambah didapat data distribusi karakteristik penduduk yang disajikan
sebagai berikut :
Tabel 1. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa
Talambah
JENIS
No Umur KELAMIN
Laki- Present Peremp Present
Laki Ase Uan Ase %
1 0-5 7 5 8 6
2 6–12 16 12 11 8
3 13–18 10 7 12 8
4 19–35 31 23 35 25
5 36–54 29 22 30 21
6 > 55 42 31 46 32
41
Berdasarkan tabel 2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di
Desa Talambah diketahui bahwa kebanyakan Pendidikan SD sebanyak 90
penduduk (33%).
3 IRT 45 16
4 Petani 80 29
5 Sopir 2 1
6 Nelayan 16 6
7 Pedagang 14 5
8 Pelajar /Mahasiswa 36 13
9 PNS 3 1
TOTAL 277 100
42
4.8.2 Lingkungan Fisik
1. Perumahan
Tabel 5. Distribusi Berdasarkan Tipe Rumah
No TipeRumah Frekuensi Presentase %
1 Permanen 88 100
2 SemiPermanen 0 0
3 TidakPermanen 0 0
TOTAL 88 100
43
Tabel 8. Distribusi Berdasarkan Sistem Ventilasi Rumah
No Jendela Frekuensi Presentase %
1 Ada,dipergunakan 75 85
2 Ada,tidakdipergunakan 13 15
3 Tidakada 0 0
TOTAL 88 100
2 Kolam 2 2,3
3 Kandang 28 31,8
4 Tidakdimanfaatkan 28 31,8
TOTAL 88 100
2. Sumber Air
Tabel 13. Distribusi Berdasarkan Sumber Air Bersih
No SumberAir Frekuensi Presentase %
1 PAM 12 14
2 Sumur 68 77
3 Airmineral 8 9
TOTA 88 100
L
46
sebanyak 51 jarak sumber air dengan septic tank kurang dari 10 meter
(58,0%).
47
Bedasarkan tabel 19. Distribusi Berdasarkan Kondisi Tempat
Penampungan Air seluruhnya yang dimiliki setiap KK yaitu sebanyak
88Tidak berasa, berwarna dan berbau (100%).
48
No Kondisi Penampungan Frekuensi Presentase
1 Terbuka 67 76
2 Tertutup 21 24
TOTA 88 100
L
5. Hewan Peliharaan
Tabel 27. Distribusi Berdasarkan Kepemilikan Hewan Ternak
dirumah
No Hewan peliharaan Frekuensi Presentase %
1 Ada 70 80
2 Tidak ada 18 20
TOTAL 88 100
50
Tabel 29. Distribusi Berdasarkan Kondisi Kandang
No Kondisi Kandang Frekuensi Presentase
1 Terawat 70 100
2 Tidak terawatt 0 0
TOTAL 70 100
51
No Kebiasaan Sebelum Frekuensi Presentase
Berobat
1 Beli obat bebas 50 57
2 Jamu 10 11
3 Dibiarkan saja 5 6
4 Pijat 23 26
TOTAL 88 100
52
2. Ibu Hamil dan Menyusui
Tabel 35. Distribusi Penduduk Berdasarkan Jumlah Pasangan Usia Subur
No PUS Frekuensi Presentase
1 21-30tahun 15 28
2 31-40tahun 24 45
3 41-50 tahun 14 26
TOTAL 53 100
54
Berdasarkan tabel 41. Distribusi frekuensi kehamilan berdasarkan
populasi ibu hamilseluruhnya yaitu usia ibu hamil 20-35 tahun dan
(100%).
3. Balita
56
Tabel 48. Distribusi Berdasarkan Jumlah Balita
No. Jumlah Balita Jumlah Presentase
1 Tergolong balita 15 6
Tidak tergolong
2 262 94
balita
TOTAL 277 100
57
Berdasarkan tabel 51Distribusi Jumlah Keluarga Dengan Baita
Berdasarkan Kepemilikan Kartu Menuju Sehatseluruhnya sebanyak 15
memiliki Kepemilikan Kartu Menuju Sehat (100%).
2 Alkohol 0 0
3 Tidakada/lainnya 7 31,80
TOTAL 22 100
TOTAL 80 100
Data Kualitatif
1. Perawat desa mengatakan bahwa Masalah kesehatan yang banyak
terjadi di Desa Talambah adalah Hipertensi, dan Perilaku merokok.
2. Perawat desa mengatakan indikator pada masalah Hipertensi adalah
Pola Makan yang tidak Sehat dan Tidak berobat atau putus obat, Untuk
perilaku merokok indikasinya diakibatkan pergaulan yang tidak baik
serta kurangnya pengawasan dari orang tua dan pihak sekolah.
3. Perawat desa mengatakan terdapat beberapa anggota keluarga yang
memiliki asam urat dari rentang usia>55th
4. Masyarakat mengatakan sebagian anggota keluarga diatas umur 55 th
memiliki keluhan nyeri di sekujur tubuh seperti kesemutan terutama
pada persendian
5. Kader Posyandu mengatakan lansia kurang aktif dalam kegiatan
Posyandu Lansia disebabkanJarak antara rumah dan Posyandu yang
jauh, serta kebanyakan waktu senggang yang dimiliki para Lansia
digunakan untuk berkebun dan mengurus hewan ternaknya.
6. Perawat desa mengatakan bahwa kebanyakan masyarakat tidak
memeriksakan kesehatannya jika tidak mengalami gejala yang serius.
7. Perawat desa mengatakan sebagian besar Remaja Laki-Laki di Desa
Talambah merupakan Perokok Aktif.
8. Perawat desa mengatakan salah satu penyebab banyaknya perokok di
Desa Talambah diakibatykan kurangnya pengawasan dari orang tua.
9. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar masyarakat
memiliki kebiasaan membuang sampah dengan cara dibakar atau
dibuang ke sungai.
61
10. Dari hasil pengkajian didapatkan bahwa sebagian besar jarak
pembuangan sampah sementara dengan rumah berkisar <5 meter
11. Dari hasil pengkajian didapatkan data jarak septic Tank dengan sumber
air dari setiap rumah adalah <10 meter
12. Dari hasil pengkajian didapatkan tempat sampah sementara sebagian
dalam kondisi terbuka.
4.9 AnalisaData
No Data Subjektif Data Objektif Masalah Kesehatan
1. Hasil wawancara dengan 1. Dari Total Manajemen Kesehatan
perawat desa didapatkan keseluruhan tidak efektif
bahwa: Lansia yang berhubungan dengan
1. Penyakit terbanyak berjumlah 88 ketidak cukupan
yang ada di Desa Orang, 43 orang petunjuk untuk bertindak
TalambahAdalah diantaranya aktivitas sehari
62
Hipertensi. menderita penyakit
2. Perawat desa Hipertensi dengan
mengatakan bahwa persentase 49%.
kebanyakan 2. Data Hasil
masyarakat tidak Program Indeks
memeriksakan Keluarga Sehat
kesehatannya jika Desa Talambah
tidak mengalami TH.2021.
gejala yang serius. Penderita
Hasil wawancara dengan Hipertensi yang
kader posyandu lansia memiliki
didapatkan bahwa: kepatuhan
(1) Lansia kurang aktif terhadap program
dalam kegiatan pengobatan hanya
Posyandu karena Sebesar 21,43%
jarak antara rumah dari Total
dan Posyandu yang keseluruhan
jauh, pergi bekerja penderita
(berkebun) dan juga Hipertensi yang
kurangnya kesadaran ada di Desa
lansia yang Talambah.
beranggapan jika
tidak disuntik mereka
enggan untuk datang
ke posyandu
63
di Desa Talambah Aktif. tindakan pencegahan
merupakan 2. Data Hasil masalah kesehatan.
Perokok Aktif. pengkajian didapatkan
2. Sebagian besar sebanyak 64 keluarga
remaja mengatakan memilih untuk
bahwa perilaku membakar sampah
merokok yang atau sebanyak 73%
dilakukan oleh dan sebanyak 12
remaja sudah keluarga memilih
menjadi kebiasaan, untuk membuang
sehari bisa sampah di sungai atau
menghabiskan satu sebanyak 14%
bungkus atau lebih.
3. Dari hasil
pengkajian
didapatkan bahwa
sebagian besar
masyarakat
memiliki kebiasaan
membuang sampah
dengan cara
dibakar atau
dibuang ke sungai.
4. Hasil pengkajian pada 1. Hasil dari data Pemeliharaan kesehatan
kader posyandu dan pengkajian tidak efektif
perawat didapatkan data: didapatkan berhubungan dengan
1. Perawat mengatakan sebanyak 50 orang ketidakmampuan
indikator pada masalah memilih untuk mengatasi
Hipertensi adalah Pola membeli obat masalahditandai dengan
Makan yang tidak sendiri sebelum kurang menunjukan
Sehat dan Tidak memeriksakan pemahaman tentang
berobat atau putus obat. kesehatannya ke perilaku sehat
64
2. Kader Posyandu instalasi kesehtan
mengatakan lansia terdekat atau
kurang aktif dalam sebanayak 57%
kegiatan Posyandu Hasil dari data
Lansia disebabkanJarak pengkajain
antara rumah dan didapatkan
Posyandu yang jauh, sebanyak 10 orang
serta kebanyakan waktu memilih untuk
senggang yang dimiliki mengkonsumsi
para Lansia digunakan jamu sebelum
untuk berkebun dan memeriksakan
mengurus hewan kesehatannya ke
ternaknya. instalasi kesehatan
3. Perawat desa terdekat atau sekitar
mengatakan bahwa 11%
kebanyakan masyarakat 3. Hasil data
tidak memeriksakan pengkajian
kesehatannya jika tidak didapatkan bahwa
mengalami gejala yang sebanyak 47 lansia
serius. memilih berkebun
di waktu luang
daripada dataang
memeriksakan
kesehatan secara
rutin ke posyandu
lansia atau sekitar
53,50%, sedangkan
kegiatan lain-lain
yang dilakukan oleh
lansia yaitu sekitar
46,70% yaitu
diantaranya:
65
bersantai dirumah,
menjaga cucunya.
66
Kriteria Penapisan
Ketersediaan Sumber
sesuaidenganprogram pemerintah
kemungkinan untuk pendidikan
sesuai dengan peran perawat
kesehatan
Jumlah
Komunitas
Manajemen
Kesehatan 5 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 4 50
tidak efektif
Perilaku
kesehatan
5 4 4 5 3 3 4 4 4 4 4 4 48
cenderung
beresisko
Pemeliharaan
kesehatan tidak 5 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 49
efektif
Keterangan :
Skor : 0–5
0: Paling rendah
5: Paling tinggi
68
sebanyak 15 orang Remaja atau 68,2% dari 22 sample Remaja merupakan
Perokok Aktif. Data Hasil pengkajian didapatkan sebanyak 64 keluarga
memilih untuk membakar sampah atau sebanyak 73% dan sebanyak 12
keluarga memilih untuk membuang sampah di sungai atau sebanyak 14%.
69
4.12 Perencanaan
No Diagnosis Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan Hari, Tempat Evaluasi
Keperawatan Tangg Kriteria Standar
Komunitas al
1. Manajemen Setelah Warga, 1. a. Berikan Edukasi Rabu, Di balai Verbal, a. Mengetahui apa
Kesehatan dilakukan lansia, pemeriksaa terhadap masyarakat 13 Desa kognitif dan itu hipertensi,
tidak efektif intervensi remaja n tekanan untuk meningkatkan April Talambah psikomotor penyebabnya,
berhubungan selama 3 kali darah. kesadaran dalam 2022 saronggi, pencegahannya,
dengan ketidak seminggu Pengisian partisipasinya untuk ctatan dan cara
cukupan diharapkan kuesioner kegiatan peningkatan pekembanga meminimalisir.
petunjuk untuk lansia desa pre status kesehatan n secara b. Lansia mampu
bertindak kebun dadap implementa (dengan memberiakan berkala ke melakukan
aktivitas sehari timur mampu: si. edukasi kesehatan setiap perawatan diri
1. Mengetahui 2. KIE tentang definisi rumah secara mandiri
tentang tanda tentang hepertensi, peneyebab, responden dalam mengontrol
dan gjala penyakit tanda dan gejala, hipertensi yang
penyebab hipertensi pencegahan dan dideritanya.
dan tanda dan komplikasi. c. Tercipta
penanganan gejala b. libatkan masyarakat hubungan saling
70
faktor penyebab dalam musyawarah percaya dan
pemberat dan factor untuk mendefinisikan masyarakat dapat
hipertensi pemberat isu kesehatan dan melakukan
2. Memahami 3. kegiatan mengembangkan tindakan yang
tanda dan senam rencana kerja seperti direncanakan
gejala ergonomic diskusi bersama tentang sesuai dengan yang
penyeabab 4. pengisian tindakan yang dapat direncanakan.
dan kuesioner dilakukan lansia yang
penangan perkembang menderita hipertensi
faktor an catatan ataupun dalam
pemberat hiperensi. mencegah hipertensi
hipertensi (dengan memberikan
3. Mampu senam ergonomik).
melakukan c. pertahankan
tindakan komunikasi terbuka
yang dengan anggota
mengurangi masyarakat dan pihak-
faktor pihak yang terlibat
pemberat
71
hipertensi
2. Pemeliharaan Setelah penduduk KIE a. identifikasi perilaku Rabu Door to Verbal dan a. meningkatkan
kesehatan tidak dilakukan pentingnya upaya kesehatan 13 door kognitif perilaku hidup
efektif tindakan pemeriksaa yang dapat April sehat
berhubungan keperawatan n rutin, ditingkatkan 2022 b.partisipan siap
dengan selama 2 kali KIE bahaya b. edukasi tentang cara menerima informasi
ketidakmampu pertemuan konsumsi memeriksakan yang akan diberikan
an mengatasi diharapkan obat tanpa kesehatan yang baik c. memeriksakan
masalahditand perilaku resep dokter c. edukasi bahaya kesehatan secara
ai dengan kesehatan konsumsi obat tanpa rutin ke klinik
kurang masyarakat resep dokter kesehatan terdekat
menunjukan dapat membaik
pemahaman dengan kriteria
tentang hasil
perilaku sehat a. penerimaan
terhadap
perubahan
status
kesehatan
72
meningkat,
dan
b. kemampua
n
melakukan
tindakan
pencegahan
masalah
kesehatan
meningkat:
3. Perilaku Setelah Warga KIE tentang a. Identifikasi faktor- Rabu, Balai Desa Verbal dan a. meningkatkan
kesehatan dilakukan pengelolaan faktor yang dapat 13 Talambah kognitif motivasi perilaku
cenderung tindakan sampah dan meningkatkan dan April saronggi hidp bersih dan
beresisko keperawatan pemilahan menurunkan motivasi 2022 sehat.
berhubungan selama 2 kali sampah perilaku hidup bersih
dengan ketidak pertemuan KIE tentang dan sehat b. mengurangi
adekuatan diharapkan bahaya b. Jadwalkan pendidikan konsumsi rokok
dukungan masyarakat rokok kesehatan sesuai pada remaja
73
sosial ditandai mampu: Demonstasi kesepakatan c. memelihara
dengan gagal a. menunjukkan pengelolaan c. Lakukan edukasi lingkungan dan
melakukan pemahaman sampah perilaku hidup bersih mengetahui cara
tindakan perilaku dan sehat. pengolahan
pencegahan hidup bersih d. Berikan edukasi bahaya sampah rumah
masalah dan sehat merokok pada remaja d. mengurangi
kesehatan b. Kemampuan e. Berikan edukasi cara konsumsi rokok
menjalankan yang tepat dalam pada remaja
perilaku pengelolaan sampah e. memelihara
hidup bersih rumah tangga. lingkungan dan
dan sehat f. Berikan contoh atau mengetahui cara
c. Menunjukan demonstrasi cara pengolahan
minat pemilahan atau sampah rumah
meningkatka pengelolaan sampah. tangga
n perilaku g. Anjurkan tidak
hidup bersih merokok secara
dan sehat berlebihan pada remaja
74
4.13 Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi
1. Manajemen Kamis a. Memberikan Edukasi terhadap Evaluasi Struktur :
Kesehatan tidak 14/04/2022 masyarakat untuk meningkatkan 1. Kegiatan disiapkan seminggu sebelumnya.
efektif kesadaran dalam partisipasinya 2. Materi edukasi kesehatan dan leaflet sudah disiapkan
berhubungan Jum’at, untuk kegiatan peningkatan status seminggu sebelum pelaksanaan kegiatan.
dengan ketidak 15/04/2022 kesehatan (dengan memberikan Evaluasi Proses :
cukupan petunjuk edukasi kesehatan tentang definisi 1. Kegiatan dilakukan secara door to door kerumah
untuk bertindak Rabu hepertensi, penyebab, tanda dan lansia yang menderita hipertensi
aktivitas sehari 20/04/2022 gejala, pencegahan dan 2. Kegiatan dilakukan selama 2 kali pertemuan
komplikasi) secara door to door 3. Lansia di dampingi keluarga dan juga mahasiswa
menggunakan leaflet. bersedia untuk melakukan senam ergonomic untuk
b. Melakukan pemeriksaan tekanan mengontrol tekanan darah
darah secara berkala dan door to Evaluasi hasil :
door. 1. Para lansia mengatakan senang dan antusias dengan
c. Memberikan pelatihan dan kegiatan yang diadakan, serta menunjkkan minatnya
pendampingan senam ergonomic. untuk selalu menjaga kesehatan dengan mengontrol
tekanan darahnya ke pelayanan kesehatan terdekat
atau posyandu lansia.
75
2. Pemeliharaan a. KIE bahaya konsumsi obat bebas Evaluasi Struktur :
kesehatan tidak secara berkala dan tanpa 1. Rencana KIE telah dilakukan seminggu sebelum
efektif pemeriksaan terlebih dahulu serta tindakan diberikan
berhubungan tanpa resep dokter 2. Materi yang akan disampaikan telah dipersiapkan
dengan b. KIE pentingnya pemeriksaan sebelum pelaksanaan
ketidakmampuan rutin Evaluasi Proses :
mengatasi 1. KIE dilakukan secara door to door
masalahditandai 2. Sasaran KIE yaitu penduduk setempat Kebundadap
dengan kurang Timur
menunjukan 3. Kegiatan masih berjalan setengah perjalanan
pemahaman Evaluasi Hasil :
tentang perilaku 1. Masyarakat setempat dapat meamahami tentang
sehat bahaya konsumsi obat bebas secara berkala, tanpa
resep dokter serta tanpa pemeriksaan sebelumnya.
2. Masyarakat dapat memahami pentingnya
pemeriksaan rutin atau control atau rutin ke
posyandu lansia.
76
3. Perilaku a. Memberikan penyuluhan dan KIE Evaluasi Struktur :
kesehatan tentang sampah (pemilahan 1. Rencana KIE telah dilakukan seminggu sebelum
cenderung sampah, pengelolaan sampah, tindakan diberikan
beresisko cara membuang sampah yang 2. Materi dan leaflet yang akan disampaikan telah
berhubungan benar) dengan menggunakan dipersiapkan sebelum pelaksanaan
dengan ketidak media leaflet Evaluasi Proses :
adekuatan b. KIE tentang bahaya rokok pada 1. KIE dilakukan secara door to door
dukungan sosial kesehatan 2. Sasaran KIE yaitu penduduk setempat Kebundadap
ditandai dengan Timur, Remaja perokok, perokok yang mempunyai
gagal melakukan balita dan ibu hamil
tindakan 3. Kegiatan masih berjalan setengah perjalanan
pencegahan Evaluasi Hasil :
masalah 1. Masyarakat setempat dapat memahami tentang
kesehatan bahaya membuang sampah sembarangan, dapat
memilah sampah, dn mengelola sampah secara benar
77
4.14 Tabel Data Hasil Pemberian KIE
1. Manajemen kesehatan tidak efektif
Setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa KIE dan senam
ergonomic penuruan tekanan darah. Didapatkan hasil sebanyak 43
lansia hipertensi yang telah dilakukan pemeriksaan pre senam.
Tabel Hasil pemberian KIE
No Jumlah Telah Mengerti Tidak
lansia dilakukan mengerti
hipertensi KIE
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1 43 43 100 43 100 0 0
2
3
78
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko
setelah dilakukan tindakan keperawatan berupa KIE tentang
merokok dan pemilihan sampah dan cara pengolahannya
Tabel Hasil pemberian KIE
No Jumlah mengerti Tidak Total
Peroko mengerti
k aktif Jumlah % Jumla % jumlah %
h
1 15 15 100 0 0 15 100
a.
79
BAB 5
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilaksanakan dari tanggal 30 Maret
sampai dengan 1 April 2022 didapatkan beberapa masalah yang ditemukan, serta
kebiasaan yang tidak sesuai, baik dari pola hidup maupun pola makan yang tidak
sesuai didapatkan beberapa masalah prioritas sesuai dengan kriteria penapisan
sebagaimana berikut :
1. Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak cukupan
petunjuk untuk bertindak aktivitas sehari
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidakmampuan
mengatasi masalah
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan ketidak
adekuatan dukungan sosial.
Beberapa masalah tersebut telah disampaikan kepada masyarakat yang
diwakili oleh beberapa perwakilan dari beberapa lapisan masyarakat seperti
pemerintah desa, kader posyandu, tenaga kesehatan desa, perwakilan dari warga
setempat yang dikemas dalam acara musyawarah masyarakat desa. Pada acara
tersebut didapatkan kesepakatan mengenai masalah serta rencana intervensi yang
akan dilakukan kepada masyarakat. Berikut ini adalah pembahasan dari setiap
diagnosa yang sudah di paparkan diatas :
80
keperawatan berupa Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
Hipertensi dan cara Pengelolaanya yang dilaksanakan pada hari minggu 10
April 2022 dan senam ergonomic hipertensi pada hari Jum’at 15 April 2022
dan hari rabu tanggal 20 April 2022 didapatkan hasil sebanyak 43 lansia
(100%) dapat mengerti tentang Hipertensi dan cara pengelolaan Hipertensi.
Sebanyak 30 lansia (70%) mengalami penurunan tekanan darah setelah
melakukan senam.
Manajemen kesehatan tidak efektif merupakan pola pengaturan dan
pengintegrasian kedalam kebiasaan terapeutik hidup sehari-hari untuk
pengobatan penyakit yang tidak memuaskan untuk memenuhi tujuan
kesehatan spesifik (Nanda, 2017). Menurut Standard Diagnosa Keperawatan
Indonesia (SDKI) 2016, manajemen kesehatan tidak efektif merupakan pola
pengaturan dan pengintegrasian penanganan masalah kesehatan kedalam
kebiasaan hidup sehari-hari tidak memuaskan untuk mencapai status
kesehatan yang diharapkan.
Sebagaimana dalam penelitian yang dilakukan oleh D.Purwati dkk tahun
2014 yang berjudul Pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap pengetahuan
perilaku hipertensi dipuskesmas Bahu Manado, menyebutka bahwa
Kurangnya pengetahuan akan memengaruhi pasien hipertensi untuk mengatasi
kekambuhan atau melakukan pencegahan agar tidak terjadi komplikasi,
sehingga pengetahuan serta sikap tentang hipertensi merupakan suatu hal yang
sangat penting dimiliki agar dapat menanggulangi penyakit hipertensi itu
sendiri.
Menurut kelompok manajemen kesehatan tidak efektif adalah
ketidakmampuan masyarakat dalam memahami, mengatur sekaligus
mengambil tindakan mengenai persepsi pemeliharaan kesehatan mereka. Hal
tersebut bisa dilihat dari keluarga yang tidak bisa untuk menanggulangi
masalah yang ada seperti pengetahuan masyarakat dengan Hipertensi dapat
dilakukan diantaranya dengan memberikan pengetahuan seputar hipertensi
seperti penyuluhan. Penyuluhan kesehatan tentang hiprtensi ini sangatlah
penting bagi masyarakat , tujuannya adalah agar lebih memahami tentang
penyakit tersebut dan dapat mengubah pola hidupnya demi mencapai hidup
81
sehat. Kegiatan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
tersebut seperti memberikan edukasi kesehatan tentang penyakit hipertensi,
baik mengenai pentingnya kepatuhan terhadap pengobatan dan pola hidup
yang sesuai. Kegiatan ini juga dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan
melakukan kegiatan senam ergonomic untuk membantu mengontrol dan
meminimalisir meningkatnya tekanan darah.
82
ekonomi. Sedangkan, berbagai jenis penyakit yang timbul dalam keluarga
sering berkaitan dengan jenis pekerjaan
Menurut kelompok pemeliharaan kesehatan tidak efektif adalah
ketidakmampuan seseorang dalam menjaga kesehatannya dan cara
pemeliharaannya. Pekerjaan serta kurangnya pengetahuan terkait penggunaan
obat secara bebas menjadi factor yang dapat menyebabkan masyarakat
menggunakan obat secara sembarangan. Upaya yang dilakukan oleh kelompok
untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan KIE tentang bayaha
penggunaan obat secara door to door selain itu kelompok juga melakukan
pemeriksaan secara gratis yang diadakan di titik bazar ramadhan desa. Hal
tersebut dilakukan untuk mempermudah masyarakat yang ingin memeriksakan
kesehatannya. Selain itu lokasi yang berada di titik keramaian serta biaya
pemeriksaan yang gratis membantu masyarakat yang memiliki keterbatasan
serta keterbatasan biaya dan akses menuju fasilitas kesehatan. Selain
dilakukan di bazar pemeriksaan secara berkala juga dilakukan secara dortodor
ke rumah warga. Kegiatan tersebut dilakukan setiap 2 hari sekali agar evaluasi
dari intervensi yang dilakukan dapat terpantau secara efektif.
83
berdasarkan skala YRBSS (Youth Risk Behaviour Surveillance System) yang
dibuat oleh CDC (2013) perilaku beresiko terhadap kesehatan adalah perilaku
yang saling berhubungan dan dapat untuk dicegah, yang memberi sumbangan
sebagai penyebab utama individu menderita sakit dan kematian yang terjadi
pada remaja, dewasa, dan lansia.
Berdasarkan hasil penelitian dari Septiana pada tahun 2016
menyebutkan bahwa keluarga memiliki pengaruh pada anak remaja, selain
sebagai tempat tinggal lingkungan ini juga bertanggung jawab pada nilai dan
norma seta pembentukan perilaku pada mereka. Bila lingkungan disekitar
anak berakomodasi, mengizinkan atau menyetujui perilaku merokok mereka
akan melakukan modelling terhadap perilak merokok yang ada disekitarnya.
Ini sesuai dengan teori social learning yang dikembangkan oleh bandura,
Diana teori ini menjelaskan bahwa perilaku itu dapat terbentuk dari observasi
seseorang teradap lingkunganya.
Menurut kelompok perilaku kesehatan cenderung berisiko merupakan
perilaku seseorang atau gaya hidup yang dapat menimbulkan risiko kesehatan
secara tidak sadar pada dirinya, keluarga, maupun lingkungan sekitar. kegiatan
yang dilakukan dalam mengatasi masalah tersebut adalah melakukan edukasi
kesehatan tentang pengolahan dan pemilahan sampah yang benar, dimana
masyarakat membuang sampah ke dekat sungai, dan banyak sampah di
masyarakat di bakar. Dengan dilakukannya kegiatan edukasi kesehatan
tentang pengelolaan dan pemilihan sampah yang benar agar masyarakat
paham bahwa selama ini perilakunya beresiko menimbulkan dampak
kesehatan yang negative. Selain itu juga diadakan demonstrasi ke masyarakat
dalam pemilihan sampah yang organic dan an organic, agar masyarakat
memahami mana sampah yang bisa di manfaatkan kembali atau tidak.
Perilaku kesehatan beresiko yang lain yang terjadi di masyarakat Desa
Talambah adalah perilaku merokok dimana angka tertinggi terjadi pada remaja
yang berada di Desa Talambah. Dalam mengatasi masalah tersebut diadakan
edukasi kesehatan tentang bahaya merokok. Dimana dengan adanya kegiatan
tersebut diharapkan remaja mampu memahami pentingnya bahaya merokok
dan bisa memanfaatkan waktu luang tidak hanya dengan main game saja tetapi
84
lebih melakukan yang lebih positif.
85
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 30 - 1 April 2022 umtuk
mengetahui masalah yang terjadi di Desa Talambah. Berdasarkan hasil
pengkajian yang telah dilakukan selama tiga hari didapatkan hasil atau
masalah diantaranya :
1. Manajemen Kesehatan tidak efektif berhubungan dengan ketidak
cukupan petunjuk untuk bertindak aktivitas sehari ditandai dengan hasil
pengkajian menunjukkan sebanyak 88 Orang (31,7 %) tergolong usia
Lansia dari total keselurahan Sampel yang berjumlah 277 Orang. Dari
Total keseluruhan Lansia yang berjumlah 88 Orang, 43 orang
diantaranya menderita penyakit Hipertensi dengan persentase 49%.Data
Hasil Program Indeks Keluarga Sehat Desa Talambah TH.2021.
Penderita Hipertensi yang memiliki kepatuhan terhadap program
pengobatan hanya Sebesar 21,43% dari Total keseluruhan penderita
Hipertensi yang ada di Desa Talambah.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah ditandai dengan sebanyak 50
orang memilih untuk membeli obat sendiri sebelum memeriksakan
kesehatannya ke instalasi kesehtan terdekat atau sebanayak 57%Hasil
dari data pengkajian didapatkan bahwa sebanyak 23 orang atau sekitar
sekitar 26% dari total sampel, Hasil dari data pengkajain didapatkan
sebanyak 10 orang memilih untuk mengkonsumsi jamu sebelum
memeriksakan kesehatannya ke instalasi kesehatan terdekat atau sekitar
11% ,Hasil data pengkajian didapatkan bahwa sebanyak 47 lansia
memilih berkebun di waktu luang daripada dataang memeriksakan
kesehatan secara rutin ke posyandu lansia atau sekitar 53,50%.
3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko berhubungan dengan ketidak
adekuatan dukungan sosial ditandai dengan gagal melakukan tindakan
pencegahan masalah kesehatan. Dengan data hasil pengkajian
86
didapatkan sebanyak 15 orang Remaja atau 68,2% dari 22 sample
Remaja merupakan Perokok Aktif. Data Hasil pengkajian didapatkan
sebanyak 64 keluarga memilih untuk membakar sampah atau sebanyak
73% dan sebanyak 12 keluarga memilih untuk membuang sampah di
sungai atau sebanyak 14%.
Berdasarkan masalah yang telah ditemukan ada kegiatan-kegiatan
yang kelompok lakukan untuk mengatasi masalah yaitu:
1. Manajemen kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakcukupan petunjuk untuk bertindak aktivitas sehari-hari seperti
melakukan kegiatan edukasi tentang penyakit hipertensi, tanda dan
gejala, dan komplikasi dari penyakit hipertensi. Selain melakukan
kegiatan edukasi kesehatan tentang hipertensi, kelompok juga
melakukan kegiatan salah satu penanganan Hipertensi yaitu dengan
Senam Ergonomic.
2. Pemeliharaan kesehsatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah. Kegiatan yang dilakukan pada
masalah ini yaitu KIE tentang bahaya konsumsi obat yang tidak sesuai
resep dokter meliputi membeli obat sendiri, mengkonsumsi jamu, dan
tidak rutin memeriksakan kesehatannya.
3. Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan
ketidakadekuatan dukungan sosial. Kegiatan yang kelompok lakukan
untuk mengatasi masalah ini yaitu KIE tentang merokok, KIE
pemilihan sampah dan pengelolaanya,
Dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan hasil :
1. Manajemen kesehatan tidak efektif
Dari 43 lansia yang sebelumnya tidak mengetahui tentang Hipertensi,
pengobatan Hipertensi, dan diet Hipertensi, setelah diberikan KIE
tentang Hipertensi didapatkan 43 lansia tersebut dapat mengerti dan
memahami tentang Hipertensi dan Pengelolaan Hipertensi.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Dari hasil persentase sebanyak 79,05% masyarakat dapat mengerti
dan memahami tentang bahaya konsumsi obat-obatan yang dibeli
87
secara bebas tanpa resep dokter. Sedangkan hasil presentase sebanyak
20,46% masyarakat tidak mengerti atau tidak memahami tentang
bahaya konsumsi obat-obatan yang dibeli secara bebas tanpa resep
dokter.
3. Setelah dilakukan tindakan berupa KIE tentang merokok, pemilihan
sampah dan cara pengolahannya didapatkan hasil yaitu 15 jiwa
perokok aktif yang diberikan KIE dapat mengerti dan memahami
tentang isi rokok dan bahaya merokok pada kesehatan, dan 3 jiwa
(20%) yang berminat untuk melakukan perubahan perilaku merokok,
sedangkan sebanyak 12 jiwa (80%) tidak berminat untuk melakukan
perubahan perilaku merokok, serta 53 jiwa dari 76 dapat mengerti dan
memahami tentang pembuangan sampah yang benar dan baik serta
memahami cara pengelolaan sampah.
6.2 Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan dan Perawat Desa
Perlakuan ini dapat dijadikan referensi untuk menerapkan terapi
komplementer (senam ergonomic) serta perawatan mandiri dalam
menangani manajemen kesehatan tidak efektif, perilaku kesehatan
cenderung berisiko, dan pemeliharaan kesehatan tidak efektif.
Perawat desa dapat melakukan kunjungan rumah di masyarakat
serta melakukan pembinaan yang berkelanjutan terhadap keluarga
dengan lansia agar dapat memberi wawasan pada masyarakat
khususnya masalah yang terjadi pada lansia.
2. Institusi Desa
Data ini dijadikan referensi untuk mengetahui masalah yang
terjadi pada desa serta cara untuk mengatasinya. Aparat desa dapat
menyediakan sarana dan prasarana pembuangan sampah pada
masyarakat, serta pengadaan posyandu lansia yang dilakukan secara
rutin guna mengatasi angka terjadinya masalah hipertensi pada lansia.
88
LAMPIRAN
89
DOKUMENTASI
90
Gambar 2. Kegiatan MMD 1 di Desa Talambah (8 April 2022)
91
Gambar 3. KIE Tentang Hipertensi di Desa Talambah (Minggu, 10 April 2022)
92
Gambar 4. Pemeriksaan Gratis Tensi, GDA, Dan Asam Urat Di Stand Bazar Kebundadap
Timur (Senin, 11 April 2022)
93
Gambar 5. Pemeriksaan Tekanan Darah Di Desa Talambah (Selasa, 12 - 14 April 2022)
94
Gambar 6. Implementasi dan Pendampingan Senam Ergonomic di Desa Talambah
(Jumat, 15 April 2022)
95
Gambar 7. KIE Tentang Sampah di Desa Talambah (Sabtu, 16 April 2022)
96
97
Gambar 8. Implementasi Senam Ergonomik Bersama di Desa Talambah (Rabu, 20 April
2022)
98
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
Masalah : Hipertensi
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sasaran : Mbah M
Jam : 08.30 - Selesai
Waktu :30 Menit
Tanggal :14 April 2022
Tempat : Rumah Mbah M
Pemateri : Mahasiswa
A. Latar Belakang
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah
pada pembuluh darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada
pembuluh darah menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras
untuk memompa darah.
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia WHO (2015)
menyatakan 1,3 Milyar orang di Dunia menderita Hipertensi data
itu mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita
Hipertensi. Di Indonesia hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi
mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil riskesdas 2013 dari
25,8% menjadi 34,1%.
B. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 30 menit, diharapkan Keluarga Pasien
mampu memahami dan mengerti tentang Hipertensi.
C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit tentang Hipertensi,
diharapkan Keluarga Pasien dapat:
1. Menjelaskan pengertian
2. Menyebutkan penyebab
3. Menyebutkan tanda dan gejala
99
4. Menyebutkan upaya pencegahan
5. Menjelaskan kenapa hipertensi harus di cegah
D. Materi Penyuluhan
Terlampir
E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
F. Media
Materi
G. Uraian Tugas
1. Penyaji
a. Uraian tugas :
1) Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan
proses penyampaian materi penyuluhan.
2) Menyampaikan / menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas
dan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
3) Memotivasi peserta untuk bertanya.
H. Struktur organisasi
Penanggung Jawab : Mahasiswa
a. Penyaji : Hosriyani Ningsih
100
I. Kegiatan penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawa Kata-
Menit 2. Memperkenalkan diri b salam kata/
3. Menyampaikan 2. Mendengarka kalimat
tentang tujuan pokok n dan
materi menyimak
4. Meyampakaikan 3. Bertanya
pokok mengenai
pembahasan perkenalan dan
5. Kontrak waktu tujuan jika ada
yang
kurang
Jelas
101
Menit 2. Memberikan kata/
kesempatan dapat kalimat
menjawab
pada tentang
peserta pertanyaan
yang diajukan
untuk bertanya 2. Mendengar
3. Melakukan evaluasi 3. Memperhatikan
4. Menyampaikan 4. Menjawa
kesimpulan b salam
materi
5. Mengakhiri
pertemuan
dan
mengucapkan salam
102
J. Evaluasi
Diharapkan keluarga mampu :
1. Menjelaskan pengertian Hipertensi
2. Menyebutkan penyebab Hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala Hipertensi
4. Mengetahui klasifikasi Hipertensi
5. Menyebutkan cara pencegahan /Pengobatan Hipertensi
6. Menjelaskan Kenapa hipertensi harus di cegah
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak
hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita
penyakit lain seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin
tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)
B. Penyebab
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
a. Hipertensi primer (esensial)
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui
penyebabnya. Factor yang mempengaruhinya yaitu: genetik, lingkungan,
hiperaktivitas saraf simpatis system rennin. Antigiotensin dan peningkatan
Na + Ca intraseluler. Factor-faktor yang meningkatkan resiko : obesitas,
merokok, alcohol dan polisitemia.
b. Hipertensi sekunder
Penyebab yaitu: penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom
cushing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.
103
C. Tanda dan gejala
Menurut Dalyoko (2010), gejala-gejala yang mudah diamati antara lain yaitu :
1. Gejala ringan seperti pusing atau sakit kepala
2. Sering gelisah
3. Wajah merah
4. Tengkuk terasa pegal
5. Mudah marah
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur
8. Sesak napas
9. Rasa berat ditengkuk
10. Mudah lelah
11. Mata berkunang-kunang/ penglihatan kabur
12. Mimisan ( keluar darah dari hidung).
D. Klasifikasi
KATEGORI SISTOLIK DIASTOLIK
mmHg mmHg
Optimal < 120 < 80
Hipertensi
E. Faktor resiko
1. Faktor Risiko Yang Tidak Dapat Dikontrol:
a. Jenis kelamin
104
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita.
Namun wanita terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum
menopause. Harrison, Wilson dan Kasper mengatakan bahwa wanita
yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon estrogen
yang berperan dalam meningkatkan kadarHigh Density Lipoprotein
(HDL). Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung
dalam mencegah terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan
estrogen dianggap sebagai penjelasan adanya imunitas wanita pada usia
premenopause. Dari hasil penelitian didapatkan hasil lebih dari
setengah penderita hipertensi berjenis kelamin wanita sekitar 56,5%.
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria bila terjadi pada usia dewasa
muda. Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun,
sekitar 60% penderita hipertensi adalah wanita.Hal ini sering dikaitkan
dengan perubahan hormon setelah menopause (Aisyah, 2009).
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya,
jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang
tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Peningkatan kasus
hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam
puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko
hipertensi (Suzanne & Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus
hipertensi esensial dengan riwayat hipertensi dalam keluarga (Aisyah,
2009).
2. Faktor Resiko Yang Dapat Dikontrol:
a. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori
sehingga mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya
105
aktivitas. Itu sebabnya berat badan meningkat.Obesitas dapat
memperburuk kondisi lansia.Kelompok lansia karena dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh
darah, hipertensi. (Aisyah, 2009)
b. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat
dapat dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan
risiko terjadinya stenosis arteri renal yang mengalami
ateriosklerosis.Merokok menyebabkan hipertensi karena nikotin yg
terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk
menyempitkan pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan
plak.Plak menyempitkan pembuluh darah.Nikotin juga memiliki
kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin juga dikenal
sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah mengerut
(Aisyah, 2009).
c. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi)
kita di wajibkan untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya
2/3 sendok teh atau setara dengan 1500 mg natrium
d. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas
saraf simpatis peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara
intermiten (tidak menentu).Stres yang berkepanjangan dapat
mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok
masyarakat yang tinggal di kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan
stresakan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Adapun
stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi,
dan karakteristik personal.
e. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan
meningkatkan hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis,
hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat dapat menyebabkan
106
peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah
ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa
jantung. Dengan demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne &
Brenda, 2001).
F. Upaya Pencegahan
1. Cek Kesehatan secara berkala
2. Hindari Kegemukan
3. Hindari rokok dan alkohol.
4. Hindari stress
5. Olah raga teratur / Aktifitas fisik
6. Batasi pemakaian garam
7. Istirahat cukup
G. Diet Hipertensi.
1. Pengertian.
Diet Hipertensi adalah diet bagi penderita hipertensi yang bertujuan
untuk membatu menurunkan takanan darah dan mempertahankan tekanan
darah menuju normal, selain itu diet hipertensi juga bertujuan untuk
menurunkan factor resiko hipertensi lainnya seperti berat badan berlebih,
tinggi kolestrol dan Asam Urat dalam darah.
2. Tujuan.
Membantu Menghilangkan Nutrisi garam / mengurangi air dalam
jaringan tubuh dan menurunkan tekaan darah pada hipertensi.
3. Syarat- Syarat Diet.
1. Cukup energy, Protein, Mineral dan Vitamin
2. Bentuk makanan di sesuaikan dengan keadaan penyakit
3. Jumlah natrium disesuaikan dengan berat ringannya Hipertensi
4. Makanan yang dianjurkan / Boleh di konsumsi :
1. Pisang
2. Sayuran Hijau kecuali daun singkong , daun melinjo dan bijinya
3. Buah- buahan kecuali buah durian
4. Yogurt dan olahan susu lainnya yang rendah lemak
5. Susu Skim
107
6. Oatmeal
7. Ikan
4. Makanan yang di Hindari /Dibatasi
1. Makanan yang mengandung garam, seperti makanan cepat saji,
makanan kemasan.
2. Makanan yang banyak mengandung Gula
3. Makanan Berlemak
4. Makanan dan Minuman mengandung Alkohol
5. Contoh jus Penurun Hipertensi yang mudah di buat dan di
peroleh bahan – bahan nya :
1. Jus Apel dan Seledri
1 buah apel ukuran sedang di tambah 2-3 sendok irisan seledri
2. Jus belimbing dan Timun
3- 4 iris belimbing buah di tambah 5-7 iris mentimun segar bisa di
tambah perasan jeruk nipis sesuai selera
3. Jus timun Seledri
5-7 iris mentimun segar ditambah 2-3 sendok irisan seledri.
108