Anda di halaman 1dari 70

LAPORAN HASIL PRAKTIK LABORATORIUM KLINIK

PELAYANAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS:


FOKUS PADA MASALAH PERILAKU CENDERUNG BERISIKO DI RW 11 RT 05
KEL. TANJUNG MEKAR, KEC. KARAWANG BARAT, KAB. KARAWANG
25 – 30 November 2019

Laporan ini disusun guna memenuhi tugas akhir dalam Praktik Laboratorium Klinik
Pada Mata Kuliah Keperawatan Komunitas di Semester 7 T.A 2019/2020

Disusun Oleh: Kelompok 4


Haiwanah 0433131420116014
Mia Triana 0433131420116022
M Ifadh Arifqy J 0433131420116023
M Dwi Mayhendra 0433131420116025
Siti Maria Ulfah 0433131420116041

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG
2019
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini mengenai
“Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas”

Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas yang merupakan
salah satu mata kuliah yang diberikan dalam Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Kharisma
Karawang.

Makalah ini kami susun dengan maksimal, dan kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan
tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Karawang, 25 November 2019

Kelompok 4

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan.....................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Tujuan..............................................................................................................................................2
BAB II Tinjauan Teori................................................................................................................................3
A. Definisi............................................................................................................................................3
B. Analisa Data....................................................................................................................................7
C. Diagnosis Keperawatan Komunitas.................................................................................................8
D. Perencanaan Keperawatan Komunitas...........................................................................................10
E. Implementasi Keperawatan Komunitas.........................................................................................11
E. Evaluasi Keperawatan Komunitas.................................................................................................12
F. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan modifikasi NANDA, NOC, NIC.................................13
BAB III Asuhan Keperawatan...................................................................................................................17
A. Pengkajian.....................................................................................................................................17
1. Winshield Survey.......................................................................................................................17
2. Data Inti Komunitas...................................................................................................................20
3. Data Subsistem..........................................................................................................................21
4. Persepsi......................................................................................................................................26
5. Data Sekunder............................................................................................................................29
6. Tabulasi Data.............................................................................................................................30
B. Analisa Data..................................................................................................................................40
C. Skoring..........................................................................................................................................44
D. Diagnosis Keperawatan berdasarkan Prioritas...............................................................................46
E. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS.................................................46
F. IMPEMENTASI INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KONUNITAS............................53
BAB IV Penutup.......................................................................................................................................64
A. Kesimpulan....................................................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................65

ii
BAB I Pendahuluan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di
bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi
peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri
dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan


derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan
kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara
optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas
kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu
pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan


mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan.
Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara
lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan
yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi
kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi


populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan
komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas
dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya.

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas
Desa Teluk Mungkal RW 11 RW 05 Kel. Tanjung Mekar, Kec. Karawang Barat, Kab.
Karawang

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa Teluk


Mungkal RW 11 RW 05 Kel. Tanjung Mekar, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di Desa Teluk Mungkal
RW 11 RW 05 Kel. Tanjung Mekar, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Desa Teluk
Mungkal RW 11 RW 05 Kel. Tanjung Mekar, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Desa Teluk Mungkal RW
11 RW 05 Kel. Tanjung Mekar, Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang

2
BAB II Tinjauan Teori
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Asuhan keperawatan komunitas merupakan suatu bentuk pelayanan keperawatan
professional yang merupakan bagian integral dari proses keperawatan yang berdasarkan
pada ilmu keperawatan, yang ditujukan langsung kepada masyarakat dengan menekankan
pada kelompok resiko tinggi dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal
melalui upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, serta pengobatan dan
rehabilitasi. Proses asuhan keperawatan komunitas adalah metode asuhan yang bersifat
alamiah, sistematis, dinamis, continue, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien individu, keluarga, serta kelompok melalui
tahapan pengkajian, penentuan diagnosis, perencanaan, pelaksanaan intervensi, dan
evaluasi keperawatan (Stanhope & Lancaster, 2016)
a. Pengkajian Keperawatan Komunitas
Pengkajian komunitas dilakukan untuk mengidentifikasi factor-faktor yang
mempengaruhi status kesehatan masyarakat (Anderson & Mc. Farlane, 2011).
Pengkajian komunitas dilakukan dengan mengaplikasikan beberapa teori dan konsep
model keperawatan yang relevan. Informasi atau data ini dapat diperoleh secara
langsung atau tidak langsung di komunitas
1. Jenis Data Komunitas
Dalam pengkajian komunitas ada beberapa data yang perlu dikumpulkan meliputi
data :
a. Data Inti Komunitas
Data inti komunitas yang dikaji terdiri dari :
a) Sejarah/ riwayat (riwayat daerah ini, perubahan daerah ini);
b) Demografi (usia, karakteristik jenis kelamin, distribusi ras dan
distribusi etnis);
c) Tipe keluarga (keluarga/ bukan keluarga, kelompok);
d) Status perkawinan (kawin, janda/duda, single);
e) Statistik vital (kelahiran, kematian kelompok usia dan penyebab
kematian);

3
f) Nilai-nilai dan keyakinan, dan agama.
2. Data Subsistem Komunitas
Data subsistem yang perlu dikumpulkan dalam pengkajian komunitas meliputi :
1) Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik : kualitas air, pembuangan limbah, kualitas udara, flora,
ruang terbuka, perumahan, daerah hijau, musim, binatang, kualitas
makanan dan akses.
2) Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Pelayanan kesehatan dan social perlu dikaji di komunitas : puskesmas,
klinik, rumah sakit, pengobatan tradisional, agen pelayanan kesehatan
dirumah, pusat emergenci, rumah perawatan, fasilitas pelayanan social,
pelayanan kesehatan mental, apakah ada yang mengalami sakit akut atau
kronis.
3) Ekonomi
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan ekenomi meliputi
karakteristik keuanga keluarga dan individu, status pekerjaan, kategori
pekerjaan, dan jumlah penduduk yang tidak bekerja, lokasi industry, pasar
dan pusta bisnis.
4) Transportasi dan keamanan
Data yang perlu dikumpulkan terkait dengan transportasi dan keamanan
meliputi alat transportasi penduduk datang dan keluar wilayah,
transportasi umum (bus, angkot, taksi, dll dan transportasi privat, (sumber
transportasi, transportasi untuk penyandang cacat). Layanan perlindungan
kebakaran, polisi, sanitasi dan kualitas udara.
5) Politik dan Pemerintahan
Data yang perlu dikumpulkan meliputi : pemerintahan (RT, RW, desa/
kelurahan, kecamatan, dsb); kelompok pelayanan masyarakat (posyandu,
PKK, karang taruna, posbindu, poskesdes, panti, dll); politik (kegiatan
politik yang ada diwilayah tersebut, dan peran peserta partai politik dalam
pelayanan kesehatan).
6) Komunikasi

4
Data yang dikumpulkan terkait dengan komunikasi dapat dikelompokan
menjadi dua yaitu :
 komunikasi formal meliputi surat kabar, radio, televisi, telephone,
internet, dan hotline;
 komunikasi informal meliputi : papan pengumuman, poster,
brosur, pengeras suara dari masjid, dll.
7) Pendidikan
Data terkait dengan Pendidikan meliputi sekolah yang ada dikomunitas,
tipe Pendidikan, perpustakaan, Pendidikan khusus, pelayanan kesehatan
disekolah, program makan siang disekolah, akses Pendidikan yang lebih
tinggi.
8) Rekreasi
Data terkait rekreasi yang perlu dikumpulkan meliputi : taman, area
bermain, perpustakaan, rekreasi umum dan privat, fasilitas khusus.
3. Data Persepsi
Data persepsi yang dikaji meliputi :
1) Persepsi Masyarakat
Persepsi masyarakat yang dikaji terkait tempat tinggal yaitu bagaimana
perasaan masyarakat tentang kehidupan bermasyarakat yang dirasakan
dilingkungan tempat tinggal mereka, apa yang menjadi kekuatan mereka,
permasalahan, tanyakan pada masyarakat dalam kelompok yang berbeda
(misalnya, lansia, remaja, pekerja, professional, ibu rumah tangga, dll)
2) Persepsi Perawat
Persepsi perawat berupa pernyataan umum tentang kondisi kesehatan dari
masyarakat apa yang menjadi kekuatan, apa masalahnya, atau potensial
masalah yang dapat diidentifikasi.
4. Data Primer
Sumber data pada data primer berasal dari masyarakat langsung yang didapat
dengan cara:
1) Survei epidemiologi;
2) Pengamatan epidemiologi;

5
3) Dan skrining kesehatan.
5. Data Sekunder
Sedangkan pada data sekunder, data didapatkan dari data yang sudah ada
sebelumnya. Sumber data sekunder didapat dari :
1) Sarana pelayanan kesehatan, misalnya rumah sakit, puskesmas, atau balai
pengobatan.
2) Instansi yang berhubungan dengan kesehatan, misalnya Kementrian
Kesehatan, Dinas Kesehatan, atau Biro Pusat Statistik.
3) Absensi sekolah, industry dan perusahaan.
4) Secara internasional, data dapat diperoleh dari data WHO, seperti : laporan
populasi dan statistic vital, population bulletin, dll.

Data yang dikumpulkan dalam pengkajian keperawatan komunitas dapat diperoleh

dengan metode wawacara, angket, observasi dan pemeriksaan. Setelah data terkumpul,
analisis data komunitas dapat dilakukan dalam beberapa tahap yaitu kategorisasi,
ringkasan, perbandingan, dan kesimpulan.

1) Kategorisasi. Data dapat dikategorikan dalam berbagai cara. Pengkategorian data


pengkajian komunitas diantaranya :
a) Karakteristik demografi (komposisi keluarga, usia, jenis kelamin, etnis, dan
kelompok ras);
b) Karakteristik geografis (batas wilayah, jumlah dan besarnya kepala keluarga (KK),
ruang public dan jalan);
c) Karaktristik social – ekonomi (pekerjaan dan jenis pekerjaan, tingkat Pendidikan,
dan pola kepemilikan rumah);
d) Sumber dan pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, klinik, pusat kesehatan
mental, dll).
2) Ringkasan. Setelah melakukan kategorisasi data, maka tugas berikutnya adalah
meringkas data dalam setiap kategori. Pernyataan ringkas disajikan dalam bentuk
ukuran seperti jumlah, bagan dan grafik.
3) Perbandingan adalah melakukan analisis data meliputi identifikasi kesenjangan data
dan ketidaksesuaian. Data pembanding sangat diperlukan untuk menetapkan pola atau

6
kecenderungan yang ada atau jika data tidak benar dan perlu revalidasi yang
membutuhkan data asli. Perbedaan data dapat terjadi karena terdapat kesalahan
pencatatan data. Contoh perbandinga dapat dilakukan dengan menggunakan data hasil
pengkajian komunitas dan membandingkannya dengan data lain yang sama yang
merupakan standar yang ditetapkan untuk suatu wilayah kabupaten/ kota, atau provinsi
atau nasional. Misalnya terkait dengan angka kematian bayi/IMR disuatu wilayah
dibandingan IMR standar pada tingkat kabupaten/kota.
4) Membuat kesimpulan. Setelah data yang dikumpulkan dan dibuat kategori, ringkasan
dan dibandingkan, maka tahap akhir adalah membuat kesimpulan secara logis dari
peristiwa yang kemudian dibuatkan pernyataan penegakan diagnosis keperawatan
komunitas.

B. Analisa Data
Kategori data Ringkasan laporan Kesimpulan
Vital Statistik Angka kematian bayi di desa
Angka kematian bayi/ IMR A lebih tinggi dari desa B dan
Desa A 42/ 1000 kelahiran hidup kabupaten mekar baru
Desa B 38/ 1000 kelahiran hidup
Kabupaten Mekar Baru 34/ 1000 kelahiran hidup
Penyebab kematian Penyebab kematian paling
Desa A Penyakit jantung 23,2%, besar adalah tuberculosis dan
Tuberculosis 25,3% kankdr di desa B
Kanker 18,2%
Desa B Tuberculosis 28,3%
Penyakit jantung 22,3%
Kanker 24,2%
Kabupaten Mekar Baru Tuberkuosis 20,3%
Penyakit jantung 24%
Kanker 12,5%

7
C. Diagnosis Keperawatan Komunitas
Sesuai hasil Munas IPKKI II di Yogyakarta ditetapkan formulasi diagnosis
keperawatan menggunakan ketentuan Diagnosis Keperawatan NANDA (2015 – 2017)
dan ICPN. Formulasi diagnosis tersebut digunakan tanpa menuliskan etiologi. Penulisan
tersebut sesuai dengan label diagnosis actual, promosi kesehatan/ sejahtera atau resiko.
B. Daftar Diagnosis Keprawatan Komunitas

Sasaran Domain Kelas Kode Rumusan diagnosis keperawatan


Komunita Domain 1 : Kelas 1 : 00168 Gaya hidup monoton
s Promosi kesadarah
kesehatan kesehatan
( NANDA) Kelas 2 : 00257 Sindrom kelemahan lansia
manajemen 00231 Risiko sindrom klemahan lansia
kesehatan 00215 Defisiensi kesehatan komunitas
00188 Perilaku kesehatan cederung
00099 beresiko
Ketidakefektifan pemeliharaan
00078 kesehatan
Ketidakefektifan manajemen
00162 kesehatan diri
Kesiapan meningkatkan
00080 manajemen kesehatan diri
Ketidakefektifan manajemen
regimen terapeutik keluarga
Manajemen 10029684 Krisis kesehatan akut
perawatan
(ICNP)
Promosi 10023452 Kemampua mempertahankan
kesehatan performa kesehatan
(ICNP) 10022234 Penyalahgunaan alcohol
10022425 Penyalahgunaan obat-obatan
10028187 Perilaku sesual efektif
10022592 Ketidakmampuam manajemen

8
regimen diet
10022603 Ketidakmampuan manajemen
regimen latihan
10000918 Ketidakmampuan mempertahankan
kesehatan
10022585 Deficit pengetahuan tentang latihan
10021939 Kurang pengetahuan tentang
regimen diet
10029991 Kurang pengetahuan tentang
perilaku seksual
10022140 Ketidak siapan meningkatkan
keamanan
10001274 Masalah perilaku seksual
10032386 Resiko terjadinya penyakit
10032355 Resiko cedera lingkungan
10022247 Penyalahgunaan rokok
Manajemen 10029286 Kurang pengetahuan tentang
perawatan penyakit
jangaka
Panjang
(ICNP)
Manajemen 10029744 Kekerasan pada anak
resiko 10029825 Kekerasan lansia
(ICNP) 10029856 Keamanan lingkungan yang efektif
10032289 Resiko kekerasan
10032301 Resiko kekerasan anak
10033489 Resiko pengabaian anak
10032340 Resiko kekerasan lansia
10033489 Resiko pengabaian lansia
10015122 Resiko jatuh
10033436 Resiko pengabaian

9
D. Perencanaan Keperawatan Komunitas
Perencanaan yang disusun dalam keperawatan kesehatan komunitas berorientasi
pada promosi kesehatan, pencegahan penyakiyt, pemeliharaan kesehatan, dan manajemen
krisis. Dalam menyususn perencanaan keperawatan kesehatan komuntas melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan prioritas
Penetapan prioritas masalah perlu melibatkan masyarakat/ komunitas dalam suatu
pertemuan musyawarah masyarakat. Masyarakat/ komunitas akan memperioritaskan
masalah yang ada dengan bimbingan atau arahan perawat kesehatan komunitas.
Perawat dalam menentukan prioritas masalah memperhatikan enam kriteria yaitu :
a) Kesadaran masyarakat akan masalah
b) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
c) Kemampuan perawat dalam memengaruhi penyelesaian masalah
d) Ketersediaan ahli/ pihak terkait terhadap solusi masalah
e) Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan
f) Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai.
(Stanhope & Lancaster, 2016)
b. Menetapkan sasaran (goal)
Setelah menetapkan prioritas masalah kesehatan, langkah selanjutnya adalah
menetapkan sasaran. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan. Dalam pelayanan
kesehatan sasaran adalah pernyataan situasi ke depan, kondisi atau status jangka
Panjang dan belum bias diukur. Berikut ini adalah contoh dari penulisan sasaran :
a) Meningkatkan cakupan imunisasi pada bayi
b) Memperbaiki komunikasi antara orang tua dan guru
c) Meningkatkan proporsi individu yang memiliki tekanan darah
d) Menurunkan kejadian penyakit kardiovaskuler
c. Menetapkan tujuan (objective)
Tujuan adalah pernyataan hasil yang diharapkan dan dapat diukur, dibatasi waktu
berorientasi pada kegiatan. Berikut ini merupakan karakteristik dalam penulisan
tujuan:
a) Menggunakan kata kerja

10
b) Menggambarakan tingkah laku akhir, kualitas penampilan, kuantitas
penampilan, bagaimana penampilan diukur
c) Berhubungan dengan sasaran (goal)
d) Adanya Batasan waktu. Penulisan tujuan mengacu pada Nursing Outcome
Classification (NOC).
d. Menetapkan rencana intervensi
Dalam menetapkan rencana intervensi keperawatan kesehatan komunitas, maka harus
mencangkup :
a) Hal apa yang akan dilakukan
b) Waktu atau kapan melakukannya
c) Jumlah
d) Target atau siapa yang menjadi sasaran
e) Tempat atau lokasi.
Hal yang perlu diperhatikan saat menetapkan rencana intervensi meliputi :
1) Program pemerintah terkait dengan masalah kesehatan yang ada
2) Kondisi atau situasi yang ada
3) Sumber daya yang ada di dalam atau diluar komunitas yang dapat
dimanfaatkan
4) Program yang lalu yang pernah dijalankan
5) Menekankan pada pemberdayaan masyarakat
6) Penggunaan teknologi tepat guna
7) Mengedapkan upaya promotive dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitative.

Penyusun rencana keperawatan komunitas menggunakan integrase mengacu pada


NIC.

E. Implementasi Keperawatan Komunitas


Implementasi merupakan tahap kegiatan selanjutnya setelah perencanaan kegiatan
keperawatan komunitas dalam proses keperawatan komunitas. Focus pada tahap
implementasi adalah bagaiamana mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Hal yang sangat penting dalam implementasi keperawatan kesehatan

11
komunitas adalah melakukan berbagai tindakan yang berupa promosi kesehatan,
memelihara kesehatan/ mengatasi kondisi tidak sehat, mencegah penyakit dan dampak
pemulihan. Pada tahap implementasi ini perawat tetap focus pada program kesehatan
masyarkat yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan. Tahap implementasi
keperawatan komunitas memiliki beberapa strategi implementasi diantaranya proses
kelompok, promosi kesehatan dan kemitraan (partnership).

E. Evaluasi Keperawatan Komunitas


Evaluasi adalah suatu proses untuk membuat penilaian secara sistematis mengenai
suatu kebijakan, program dan kegiatan berdasarkan informasi dan hasil analisis
dibandingkan terhadap relevansi, keefektifan biaya, dan keberhasilannya untuk keperluan
pemangku kepentingan.
a. Jenis-jenis evaluasi menurut waktu pelaksanaan
a) Evaluasi formatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program
yang bertujuan memperbaiki pelaksanaan program dan kemungkinan adanya
temua utama berupa berbagai masalah dalam pelaksanaan program.
b) Evaluasi sumatif. Evaluasi ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah
selesai, yang bertujuan untuk menilai hasil pelaksanaan program dan temuan
utama berupa pencapaian apa saja dari pelaksanaan program.
b. Prinsip-prinsip evaluasi meliputi :
a) Penguatan program
b) Menggunakan berbagai pendekatan
c) Desain evaluasi untuk kriteria penting dikomunitas
d) Menciptakan proses partisipasi
e) Diharapkan lebih fleksibel
f)Membangun kapasitas
c. Proses evaluasi meliputi :
a) Menentukan tujuan evaluasi
b) Menyusun desai evaluasi yang kredibel
c) Mendiskusikan rencana evaluasi
d) Menentukan pelaku evaluasi
e) Melaksanakan evaluasi

12
f)Mendeseminasikan hasil evaluasi
g) Mengguanakan hasil evaluasi
d. Kriteria penilaian dalam evaluasi terdiri dari :
a) Relevansi (relevance) : apakah tujuan program mendukung tujuan kebijakan ?
b) Keefektifan (effectifeness) : apakah tujuan program dapat tercapai ?
c) Efisiensi (efficiency) : apakah tujuan program tercapai dengan biaya paling
rendah?
d) Hasil (outcome) : apakah indicator tujuan program membaik ?
e) Dampak (impact) : apakah indicator tujuan kebijakan membaik ?
f) Keberlanjutan (sustainability) : apakah perbaikan indicator terus berlanjut setelah
program selesai ?

F. Dokumentasi asuhan keperawatan dengan modifikasi NANDA, NOC, NIC.


Dokumentasi proses asuhan keperawatan merupakan tampilan perilaku atau kinerja
dari perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Pendokumentasian
proses asuhan keperawatan merupakan suatu proses yang harus dilaksanakan oleh
perawat sebagai bagian dari standar kerja yang ditetapkan. Kualitas pendokumentasian
keperawatan dapat dilihat dari kelengkapan dan keakuratan didalam menuliskan proses
keperawatan yang diberikan kepada klien (individu, keluarga, kelompok, dan komunitas).
Dokumentasi didefinisikan sebagai segala sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat
dijadikan sebagai catatan atau keterangan tertulis dari seluruh pelayanan keperawatan
yang diberikan pada klien yang mencangkup proses pengkajian, diagnosis keperawatan,
rencana keperawatan, implementasi keperawatan, serta evaluasi keperawatan.
1. Tujuan Dokumentasi Keperawatan
1) Tujuan dari pendokumentasian adalah sebagai berikut :
2) Sebagai sarana komunikasi tertulis untuk mencegah/ mengurangi kesalahan
3) Membantu koordinasi tim dalam pelayanan keperawatan kesehatan kerja
4) Meningkatkan kualitas keperawatan
5) Membantu perawat memberikan perawatan yang optimal dan berkelanjutan
6) Sebagai pertanggung jawaban dan pertanggung gugatan
7) Dapat dijadikan sebagai bukti yang otentik dalam kasus hokum

13
8) Sebagai sarana untuk evaluasi terhadap kemajuan klien terhadap pelayanan
keperawatan yang telah dilakukan
9) Penelitian dan pengembangan riset
10) Dapat dijadikan pedoman dalam menentukan besarnya biaya dari tindakan
keperawatan yang telah dilakukan
11) Digunakan dalam proses akreditasi terhadap fasilitas pelayanan kesehatan
2. Prinsip-prinsip pendokumentasian keperawatan meliputi :
1) Akurat, ringkas, jelas dan mudah dibaca
2) Menggunakan istilah yang sederhana dan menghindarkan istilah yang tidak jelas
atau tidak lazim digunakan
3) Menuliskan nama klien, usia, jenis kelamin, dan waktu dan tanggal dilakukannya
tindakan keperawatan
4) Dokumentasikan segera setelah pemberian tindakan keperawatan
5) Catat setiap respon atau reaksi klien serta setiap perubahan respon klien
6) Pastikan kebenaran data dan tepat
7) Kelompokan data objektif dan subjektif
8) Tulis mengguakan tinta (jangan pinsil), jika salah coret dan ganti dengan yang
benar kemudian tandatangani.
9) Tulis nama perawat yang memberikan asuhan keperawatan dan tandatangani.
3. Strategi perawat dalam melakukan pendokumentasian agar tidak membutuhkan waktu
lama dalam pendokumentasian :
1) Catat segera kejadian saat ditemukan atau setelah melakukan tindakan keperawata
2) Lakukan pencatatan minimal data mayor (penting)
3) Perkirakan penggunaan waktu perawat oleh klien dalam catatan
4) Jangan mengulang catatan narasi yang telah dicatat dalam format
checklist(kecuali ada hasil penting yang memerlukan kejelasan)
5) Letakan format dokumentasi sedekat mungkin dan simpan di tempat yang mudah
terlihat.
4. Komponen Dokumentasi Asuhan Keperawatan
1) Dokumentasi pengkajian

14
Pengkajian merupakan proses pengumpulan data yang akurat baik melalui
pemeriksaan fisik, observasi atau wawancara yang digunakan untuk menetapkan
diagnosis keperawatan yang dialami klien. Data yang harus dikaji dalam
pengkajian disesuaikan dengan model pengkajian yang digunakan pada asuhan
keperawatan individu, keluarga, kelompok, dan komunitas.
2) Dokumentasi Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan merupakan “clinical judgement” yang berfokus pada
respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses kehidupan atau kerentanan
(vulnerability) terhadap respon dari individu, keluarga, kelompok, atau komunitas
(NANDA, 2015-2017).
Label diagnosis keperawatan mencangkup :
1. Actual
1) Menggambarkan respon manusia respon manusia terhadap kondisi
kesehatan/ proses kehidupan yang benar nyata pada individu, keluarga,
komunitas.
2) Contoh diagnosis actual : gangguan pola tidur, ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh, obesitas
2. Potensil (mencangkup promosi kesehatan/ sejahtera/ wellness)
1) Penilaian klinis dari motivasi seseorang, keluarga atau komunitas, dan
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan mewujudkan potensi
kesehatan manusia dan menguatkan perilaku sehat secara khusus,
misalnya melalui nutrisi dan olahraga.
2) Contoh diagnosis potensial : kesiapan meningkatkan pengetahuan,
kesiapan meningkatkan pengetahuan.
3. Risiko
1) Menggambarakan respon manusia terhadap kondisi kesehatan/ proses
kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu,
keluarga, komunitas. Hal ini didukung oleh berbagai factor resiko yang
berkontribusi pada peningkatan kerentanan.
2) Contoh diagnosis resiko : resiko distress spiritual, resiko kekurangan
volume cairan.

15
5. Dokumentasi Rencana Intervensi
Proses perencanaan sebagai upaya untuk menyusun rencana penyelesaian masalah
kesehatan yang dialami individu, keluarga, kelompok atau komunitas dikembangkan
berdasarkan integrasi dari diagnosis keperawatan NANDA, Nursing Outcome
Classification (NOC), Nursing intervention Classification (NIC). Ooutcome harus
spesifik, dapat diukur, dapat dimengerti, dan dapat dicapai. Sedangkan intervensi
mencangkup semua tindakan yang dilakukan perawat baik mandiri maupun
kolaborasi, perawatan langsung maupun tidak langsung.
6. Dokumentasi Implementasi
Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan perawat untuk
membantu klien menyelesaikan maslah keperawatan yang dialaminya. Implementasi
merupakan pelaksanaan dari rencana intervensi keperawatan. Implementasi
keperawatan dapat berupa implementasi mandiri atau kolaborasi serta implementasi
langsung atau tidak langsung. Komponen yang harus ada dalam pendokumentasian
implementasi keperawatan adalah nama klien, usia, no indeks, hari/ tanggal/ waktu
implementasi, diagnosis keperawatan, tindakan keperawatan dan hasil, respon klien,
paraf dan nama jelas perawat.
7. Dokumentasi Evaluasi
Evaluasi adalah kegiatan membandingkat suatu hasil yang telah dicapai dengan
standar untuk tujuan pengambilan keputusan yang tepat dan menilai sejauh mana
keberhasilan intervensi yang telah dilakukan.

16
BAB III Asuhan Keperawatan
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Winshield Survey
ELEMEN DESKRIPSI
Perumahan dan
 Bangunan
lingkungan (daerah)

Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok


dam ada juga yang semi permanen dan bangunan tidak permanen dan
juga ada rumah yang terbuat dari bilik. (50 Rumah atau 191 Orang).
Jarak antar rumah sekitar 1-2 meter ada juga yang < 1 meter, dan RT
05 ini termasuk padat penduduk.

 Arsitektur

Model antar rumah cukup berbeda. Lantai yang terbuat dari ubin 37
rumah, yang terbuat dari semen 10 rumah dan yang terbuat dari tanah
3 rumah. Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela tetapi ventilasi dan
pecahayaan rumah sangat minim.

 Keunikan lingkungan

Terdapat data 30% mempunyai halaman rumah, 20% halaman rumah


< 1 meter, 50% tidak mempunyai halaman rumah. Ini dimanfaatkan
untuk membuang sampah atau pembakaran sampah ataupun dibuang
ke sungai citarum dan terdapat kandang ayam, kambing, bebek dan
entog.

Limbah air dibuang ke saluran air. Got tidak ada penyubatan, bila ada

17
penyumbatan langsung diperbaiki.

Limbah manusia dibuang ke safety tank, dan jarak rumah dan safety
tank 1 meter.
Lingkungan terbuka
 Luas

Luas wilayah RT 05 RW 11  500 Ha dengan kepadatan rata-rata 9-


10 rumah / 100 m.

 Kualitas

Masyarakat setempat membuang sampah sembaranan dan lahan


terbuka digunakan untuk membuang hasil pembakaran sampah dan
sampah basah.

Terdapat empang ataupun tempat pemancingan ikan, dan juga ada


tempat bermain bulu tangkis dan juga lapangan bola.
Batas
 Batas wilayah

Barat : RW 11, Timur : Pertanian/Pesawahan, Utara : RW 10,


Selatan : Pesawahan
Tingkat sosial
 Tingkat Sosial ekonomi
ekonomi

Mayoritas ekonomi daerah ini memang berekonomi rendah. Pekerjaan


warga RT 005 80% adalah Buruh, sedangkan sisanya bekerja menjadi
pegawai swasta, pedagang, dan PNS. 76% penghasilan masyarakat di
RT 005 rata-rata < Rp. 3.064.180
Kebiasaan
 Dewasa-tua.

Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja. Pada malam hari
kegiatannya berjaga secara gentian untuk keamanan desa.

Setiap 1 bulan 1x ada kegiatan Posyandu pada minggu ke-3.

18
Gotong royong 1 bulan 1x untuk membersihkan desa.

Pengajian setiap 1 minggu 1x, dan setiap PHBI selalu ada acara yang
diselenggarakan warga desa.

 Anak-anak.

Pada pagi mayoritas pergi ke sekolah, siang hari bermain dengan


teman sebaya dan sore hari mayoritas mengikuti kegiatan keagamaan
dengan mengaji.
Transportasi
 Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor dan speda)
selain itu juga menggunakan mobil angkutan umum, ataupun jalan
kaki.

 Situasi jalan cor beton dan sepanjang waktu keadaan jalan tidak
terlalu ramai.
Fasilitas umum
 Kesehatan

Terdapat posyandu, klinik, Puskesmas dan RS yang jaraknya cukup


jauh >2km

 Sekolah

Di wilayah Kelurahan Tanjung Mekar, Teluk Mungkal RW 11 RT 05


tidak terdapat bangunan sekolah

 Agama

Mushola :1

 Ekonomi

Banyak terdapat sawah, warung dan isi ulang air.

 Pelayanan umum

19
 Tidak ada tempat pelayanan umum, seperti kantor Pos, Bank, dan lain-
lain di wilayah RW 11 RT 05
Pusat belanja
 Terdapat banyak toko yang menjual kebutuhan sehari – hari.

 Untuk ke pasar jarak tempuhnya ±5km


Suku bangsa
 Mayoritas penduduk dari suku Sunda
Agama
 Mayoritas beragama Islam
Kesehatan dan
Penyakit terbanyak yang terjadi di masyarakat RT 005 RW 011 teluk
morbiditas
mungkal selama 3 bulan terakhir adalah hipertensi 7 orang, rheumathoid
arthritis 1 orang, Gout atau asam urat 1 orang, TB paru 1 orang, kelelahan
kerja 14 orang, dan masyarakat yang merokok aktif 20 orang.

 Jarak kepelayanan kesehatan;

1. Puskesmas 1-2 km

2. Posyandu < 1 km

3. Klinik 1-2 km

4. RSU > 7 km

Politik
Di RT 05 RW 11 Tanjung mekar tidak terdapat poster-poster kampanye /
politik yang sedang berlangsung.
Layanan
 Terdapat Pos Ronda yang dijaga setiap malam oleh masyarakat
Perlindungan
secara gentian

 Pos polisi cukup jauh, jarak antar Pos Polisi dan Desa ± 3 km
Sarana Penunjang
 Rata-rata warga mempunyai televisi dan radio, sebagian kecil

20
mempunyai telepon.

 Sudah ada sumber air bersih yaitu PDAM, air tersebut digunakan
sepenuhnya untuk pemenuhan kebutuhan sehari – hari tapi masih ada
sumber air bersih lainnya yaitu air sumur.

 Sumber penerangan menggunakan PLN

 Akses jalan baik dan cukup dengan 1 mobil pas.

2. Data Inti Komunitas

a. Sejarah
Usia berapa penduduk yang paling tua dan paling lama tinggal di wilayah ini?
Dan bagaimana sejarah terdahulu wilayah ini?

Jawab :
Usia penduduk paling tua di wilayah ini atau di RT 005 RW 11 yaitu seorang
perempuan berusia 90 tahun bernama Ny. Nencih. Beliau pernah mengatakan
bahwa Wilayah RT 005 RW 011 dusun teluk mungkal desa tanjung merah
dahulu merupakan area pesawahan dan rawa, tidak sepadat sekarang,
penduduknya pun sedikit.

b. Demografik
Mayoritas penduduk wilayah ini berjenis kelamin apa?
Rata-rata apa tingkat pendidikan terakhir masyarakat wilayah ini?
Apa Mayoritas pekerjaan masyarakat di wilayah ini?
Rata-rata kisaran berapa penghasilan masyarakat di wilayah ini?
Jawab :
Di RT 005 RW 011 ini 60% penduduknya berjenis kelamin perempuan dan
40% perjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan rata-rata penduduk di RT
005 adalah SD. Pekerjaan warga RT 005 80% adalah Buruh, sedangkan

21
sisanya bekerja menjadi peternak, pekerja swasta, dan PNS. 76% penghasilan
masyarakat di RT 005 rata-rata < Rp. 3.064.180.

c. Nilai dan keyakinan


Apa mayoritas suku masyarakat di wilahah ini? Apa mayoritas agama yang
dianut masyarakat wilayah ini? Tempat beribadah agama apa saja yang
terdapat diwilayah ini? Fasilitas pelayanan kesehatan apa yang digunakan
masyarakat di wilayah ini ?
Jawab :
Mayoritas penduduk lokal RT 005 RW 011 berasal dari suku sunda, dan ada
beberapa penduduk pendatang yang berasal dari suku batak dan jawa. Agama
yang dianut oleh semua penduduk di wilayah ini adalah agama islam dan
hanya masjid tempat ibadah yang terdapat di wilayah ini. Sebagian besar atau
mayoritas masyarakat wilayah ini menggunakan puskesmas, klinik dan
praktek dokter/bidan/perawat. Tetapi sebagian ada juga yang lebih percaya
berobat ke dukun.

3. Data Subsistem

a. Lingkungan Fisik
Bagaimana kualitas udara di wilayah ini ?
Jawab:
Seperti ini kalau siang panas sekali sampai berdebu, tetapi kadang suka
mendung karena saat ini mau memasuki musim hujan.

Adakah tumbuhan atau pohon untuk penghijauan dan untuk pemenuhan


oksigen diwilayah ini?
Jawab :
Jarang sih pohon-pohon yang besar atau kebun-kebun keperti itu, soalnya
disini ya… begini banyak banget rumahnya berdempetan jadi sedikit lahan
untuk ditumbuhi pepohonannya.

22
Memangnya berapa jarak antar rumah diwilayah ini?
Jawab : kurang lebih sekitar 1-2 meter. Tapi paling banyak sih 1 meter,
bahkan ada yang sampai berdempetan.

Adakah masyarakat yang memelihara binatang, jika ada berapa jarak kandang
dan rumah?
Jawab :
Ada sebagian yang memelihara binatang seperti ayam, kambing, bebek, entog.
Jawaknya kurang lebih 1 meter dari rumah.

Apakah semua rumah diwilayah ini mempunyai halaman, jika iya, berapa
jarak halaman depan rumah masyarakat di wilayah ini?
Jawab :
Tidak semuanya mempunyai halaman rumah, paling 30% rumah-rumah yang
berada didepan jalan saja yang mempunyai halaman 1-2 meter, sisanya 20%
mempunyai halaman kurang dari 1 meter, dan 50% tidak mempunyai halaman
rumah. Masyarakat daerah ini ada yang memanfaatkan halaman rumahnya
untuk pepohonan tetapi sedikit, paling banyak dimanfaatkan untuk membakar
sampah dan untuk tempat kandang binatang peliharaannya.

Bagaimana kebiasaan masyarakat di wilayah ini dalam mengelola sampah,


limbah air dan limbah manusia?
Jawab :
Kebanyakan sih masyarakat daerah ini menggunakan lahan depan atau
belakang rumahnya sebagai tempat untuk membakar sampah dan ada
beberapa yang membuang sampah ke kali, untuk limbah air dibuang ke
saluran atau got, kalau untuk limbah manusia sih mayoritas masyarakat daerah
sini sudah menggunakan jamban sendiri dirumah dan limbahnya dan
mempunyai safety tank

23
Lalu bagaumana saluran pembuangan limbah airnya lancar atau tidak? Dan
berapa jarak safety tank dari rumah masyarakat? Dan adakah masyarakat yang
membuang sampah ke truk pembuangan sampah?
Jawab :
Saluran airnya lancar tidak ada sumbatan, jika ada juga langsung diperbaiki.
Untuk jarak safety tank nya kurang dari 1 meter. Untuk pembuangan sampah
mungkin memang lebih banyak di bakar atau di buang ke kali, karena jika
dibuang ke truk pembuangan sampah memerluhan biaya per kilogramnya dan
masyarakat mayoritas berekonomi rendah, jadi tidak mau jika harus
membuang sampah tapi harus bayar.

b. Pelayanan kesehatan dan sosial


Apafasilitas pelayanan kesehatan dan sosial yang mudah diakses di wilayah
ini ?
Jawab :
Pelayanan kesehatan yang mudah di askes oleh masyarakat daerah ini adalah
puskesmas, klinik, praktik bidan atau praktik dokter, tetapi karena mayoritas
penduduk daerah ini berekonomi rendah jadi sebagian ada yang ke dukun
sebagai sarana pengobatan yang murah dan mampu dihangkau oleh
masyarakat daerah ini. Tidak ada pelayanan sosial didaerah ini.
c. Ekonomi
Mayoritas ekonomi masyarakat wilayah ini berekonomi rendah atau tinggi?
Jawab :
Mayoritas ekonomi daerah ini memang berekonomi rendah

Apa mayoritas pekerjaan masyarakat diwilayah ini, dan berapa rata-rata


pendapatannya?
Jawab :
Pekerjaan warga RT 005 80% adalah Buruh, sedangkan sisanya bekerja
menjadi peternak, pekerja swasta, dan PNS. 76% penghasilan masyarakat di
RT 005 rata-rata < Rp. 3.064.180.

24
Apakah masyarakat mengetahui pentingnya memakan dan menyediakan
sayuran dan buah-buahan untuk keluarganya?
Jawab:
Mayoritas masyarakat daerah ini menganggap bahwa harga sayur dan buah-
buahan dipasaran itu mahal, karena perekonomiannya rendah, jadi masyarakat
tidak mau membelinya, dan lebih memilih makanan yang murah dan cepat
membuat kenyang.

d. Transfortasi dan keamanan


Transfortasi apa yang digunakan masyarakat di wilayah ini ?
Jawab :
Ada yang menggunakan motor pribadi, ada yang menggunakan sepeda, ada
yang jalan kaki, ada yang menggunakan angkutan umum. Dan ada juga yang
menggunakan mobil tetapi hanya 5 orang yang mempunyai mobil pribadi.

Apa saja sarana keamanan di wilayah ini?


Jawab :
Terdapat pos kamling dan pos polisi

e. Politik dan pemerintahan


Partai atau organisasi politik apa yang ada dan didukung diwilayah ini?
Jawab :
Tidak ada partai politik dari wilayah ini, namun saat masa pemilu banyak
partai yang didukung oleh masyarakat daerah ini.

Apa saja program yang mendukung kesehatan dan lingkungan yang baik
diwilayah ini?
Jawab :
Posyandu, penanggulangan TB Paru, penanggunalangan DBD atau cara
membasmi nyamuk demam berdarah, gotong royong kerja bakti.

25
Bagaimana antusias masyarakat dalam mengikuti kegiatan program tersebut?
Jawab :
Pas awal-awal dilakukan kegiatan banyak yang ikut berpartisipasi, namun
lama kelamaan masrayakat menjadi sedikit yang mengikuti, sampai saat ini
hingga akhirnya program tersebut tidak berjalan.

f. Komunikasi
Apa alat komunikasi yang digunakan masyarakat daerah ini ? dan adalah alat
komunikasi umum yang tersedia di RT 005 RW 011?
Jawab :
Alat komunikasi yang digunakan televise, korang dan handphone. Dulu
pernah ada telepon umum, tetapi sekarang karena perkembangan jaman tidak
ada.

Bagaimana cara menyampaikan informasi kepada masyarakat di wilayah ini?


Jawab :
Menggunakan kentongan, toa masjid dan papan pengumuman.

g. Pendidikan
Apa mayoritas tingkat pendidikan terakhir masyarakat daerah tersebut?
Jawab :
Mayoritas sih tamat SD masyarakat disini, karena jaman dulu kurang
mementingkan pendidikan tetapi bekerja mencari uang, dan kondisi ekonomi
juga yang menghambat tingkat pendidikan masyarakat daerah ini.

Ada berapa sekolah dan adakah perpustakaan atau mading yang terdapat
diwilayah RT 005 RT 011 ini?
Jawab :
Ada satu sekolah yaitu Sekolah dasar (SD) yang terdapat didaerah ini. Tidak
terdapat perpustakaan atau mading di RT 005 RT 011 ini.

26
h. Rekreasi
Apa saja kebiasaan masyarakat dalam menggunakan waktu luangnya?
Kebiasaan masyarakat dalam menggunakan wkatu luangnya yaitu dengan
menonton TV, main ke rumah tetangga dan arisan.

Adakah tempat hiburan diwilayah ini ?


Jawab :
Tidak terdapat tempat hiburan di RT 005 RW 011 ini.

4. Persepsi

a. Wawancara dengan tokoh masyarakat


1) Bagaimana kondisi keamanan lingkungan di RT 005 RW 011 ini ?
Jawab :
Sejauh ini tidak ada maling disini, setiap malam ada pos kamling atau pos
ronda, dan terdapat juga pos polisi.
2) Apa saja masalah yang sering terjadi dimasyarakat wilayah ini ?
Jawab :
Tidak ada tempat pembuangan sampah dan tingkat perekonomian
penduduk yang rendah
3) Adakah dampak dari kebiasaan masyarakat dalam membuang salam ke
sungai?
Jawab :
Dulu tahun 2009 pernah ada banjir sampai naik ke rumah warga kurang
lebih 50 cm karena sampah yang menumpuk disungai sehingga maluapnya
sungai.
4) Bagaimana cara untuk mengatasai banjir tersebut ?
Jawab :
Meminta bantuan ke dinas kesehatan untuk pengobatan, meminta bantuan
ke dinas sosial untuk sembako dan dapur umum dan selimut, meminta
bantuan ke BNPB daerah untuk perahu karet dan jalur evakuasi.

27
5) Bagaimana tanggapan bapak sendiri mengenai budaya masyarakat terkait
dengan kesehatan di RT 005 RW 011 ini ?
Jawab :
Seperti yang saya sebutkan tadi. Masyarakat sini sulit untuk mengikuti
program kesehatan yang diadakan disini, mungkin karena ada yang sibuk
dengan urusan masing-masing, ada yang memnag malas untuk bergerak,
dan juga ada yang menganggap bahwa program ini tidak penting.
Para ibu menyusui juga pernah ada penyuluhan kesehatan mengenai asi
eksklusif namun tidak diterapkan dengan berbagai alasan, dan bayinya
masih berumur 1 atau 2 bulan sudah diberikan makanan lain selain asi,
seperti madu.
Masyarakat juga jarang yang mengonsumsi buah dan sayur karena
dianggap mahal.
6) Untuk sumber dana yang digunakan untuk kesehatan dan program-
program lainnya dari mana ya pak?
Jawab:
Dari warga masyarakat sendiri, tetapi cukup sulit memang mendapatkan
dana dari masyarakat di sini dan memerlukan waktu yang lama. Namun
kami meminta bantuan dari luar, Alhamdulillah kadang suka ada donator-
donatur dari luar.
7) Bagaimana tanggapan bapak mengenai kebijakan pemerintah saat ini?
Jawab :
Menurut saya, pemerintah sudah lumayan peka dengan masyarakat kecil
seperti kami, pemerintah juga memperbaiki askes jalan-jalan kecil yang
rusak.
b. Wawancara dengan kader kesehatan
1) Bagaimana budaya atau kebiasaan masyarakat terkait dengan kesehatan?
Jawab :
Masih ada sebagian masyarakat yang memilih berobat ke dukun
dibandingkan ke pelayanan kesehatan dan malah memperparah
kondisinya, contohnya yaitu ada warga yang memderita penyakit kulit

28
yaitu rarawit meraga gatal lalu berobat ke dukun dan diberi abu gosok
malah membuat kilitnya merah dan panas juga mengkak.
2) Masalah kesehatan apa saja yang dialami masyarakat selama 3 bulan
terakhir?
Jawab :
Hipertensi, Rheumathoid arthritis, Gout atau asam urat, TB paru,
kelelahan kerja dan masih sangat banyak yang merokok aktif warga
diwilayah ini.
3) Bagaimana kebiasaan masyarakat dalam memeriksakan kesehatannya
secara berkala?
Jawab:
Masyarakat tidak rutim memeriksakan kesehatannya. Memeriksakan
kesehatannya hanya pada saat sakit dan adanya kunjungan puskesmas dan
kunjungan mahasiswa saja, karena gratis.
4) Apa saja informasi yang didapatkan masyarakat mengenai kesehatan?
Jawab :
Pendidikan kesehatan tentang bahaya dan penanggulangan nyamuk
demam berdarah, hipertensi, diabetes mellitus, bahaya merokok, dll
5) Adakah fasilitas pelayanan kesehatan terdekat? Dan berapa jaraknya
Jawab :
Pelayanan kesehatan yang mudah di askes oleh masyarakat daerah ini
adalah puskesmas, klinik, praktik bidan atau praktik dokter, dengan jarak
kurang lebih 1 KM.
6) Bagaimana peran kader kesehatan dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat?
Jawab :
Kita sebagai kader kesehatan hanya mampu menghimbau dan mengajak
kepada warga masyarakat untuk mengikuti kegiatan atau program yang
dapat meningkatkan kesehatan semua masyarakat, seperti menghimbau
untuk cek kesehatan secara berkala, menghindari merokok, pembasmian

29
nyamuk demam berdarah, dan mneghimbau pada ibu untuk memberikan
asi eksklusif pada bayinya dan imunisasi.

5. Data Sekunder

a. Riskesdas 2018
1) Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur
>18 tahun pada provinsi jawa barat sebesar 9,4%
2) Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk umur
>18 tahun pada provinsi jawa barat sebesar 25,8%
3) Proporsi konsumsi tembakau (hisap dan kunyah) pada penduduk usia 15
tahun ke atas sebanyak : laki-laki 62,9%, perempuan 4,8%
4) Proporsi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk umur >5 tahun pada
provinsi jawa barat sebesar 98,1%
5) Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga pada tahun 2018 sebesar :
dibakar 49,5%, dibuang ke kali 7,8%, ditanam 1,5%, diangkut 34,9%,
dibuat kompos 0,4%, dibuang ke sembarangan tempat 5,9%.
6) Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga dengan cara dibakar pada
provinsi jawa barat sebesar 47,2%

30
6. Tabulasi Data

FREKUENSI BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

110

26 26 29

0-5 TAHUN 6-12 TAHUN 13-20 TAHUN >21 TAHUN

Gambar 1.1 berdasarkan data pada diagram batang diatas yakni jumlah penduduk
berdasarkan kelompok umur di Rw 11 di atas Usia >21 Tahun sebanyak 110 jiwa

Prosentasi Jenis Kelamin

Laki-laki
47% Perempuan
53%

Gambar 1.2 berdasarkan data pada diagram pie diatas yakni jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin di RT 05 RW 11 persentase perempuan lebih banyak
berbanding laki-laki dengan prosentase 53% Perempuan dan 47% Laki-laki

31
Prosentase Tingkat Pendidikan

Tidak
PTSekolah
6% 4%

SMA
32% SD
40%

SMP
18%

Tidak Sekolah SD SMP SMA PT

Gambar 1.3 berdasarkan data pada diagram donat diatas kelompok pendidikan di RT 05
RW 11 paling tinggi yakni pendidikan SD dengan prosesntasi 40% dari 50 Kepala
Keluarga [KK]

Prosentase Pekerjaan Masyarakat

2%6%2%

26%

58%
6%

Tidak bekerja Buruh Pedagang


Pegawai Swasta PNS Lainnya

Gambar 1.4 berdasarkan data pada gambar diagram pie di atas dapat diketahui bahwa
pekerjaan yang paling tinggi di RT 05 RW 11 yakni buruh dengan persentase 58% dari
50 Kepala Keluarga [KK]

32
Prosentase Jaminan Kesehatan

BPJS

Asuransi Swasta

24% Lainnya

2%

74%

Gambar 1.5 dari data diagram batang diatas dapat diketahui bahwa jaminan kesehatan
yang dimiliki oleh masyarakat RT 05 RW 11 adalah BPJS dengan prosentase 74% dari
50 Kepala Keluarga [KK]

Prosentase pENGHASILAN masyarakat per bulan


< Rp. 3.064.000,- > Rp. 3.064.000,-

24%

76%

Gambar 1.6 dari data diagram pie diatas dapat diketahui bahwa penghasilan per bulan
masyarakat RT 05 RW 11 di bawah < 3,064,000 dengan jumlah persentase 76% dari 50
Kepala Keluarga [KK]

33
FREKUENSI BERDASARKAN KEPUTUSAN
42

1
SUAMI ISTRI SUAMI ISTRI

Gambar 1.7 dari data diagram kurva dapat di temukan data bahwa masyarakat di RT 05
RW 11 keputusan didalam keluarga paling banyak ambil kuputusan yakni suami dengan
jumlah angka 42

FRE KUENSI BERDASARKAN SARANA KESEHATAN

35

6 6

1 2

Gambar 1.8 dari data diagram kurva di atas dapat ditemukan data bahwa masyarakat RT
05 RW 11 sarana kesehatan yang paling sering di kunjungi yakni balai pengobatan
dengan jumlah angka 35

34
FREKUENSI BERDASARKAN KEBIASAAN
KELUARGA

42

7
1

B EL I OBAT B EB AS J AMU L AI N NYA

Gambar 1.9 dari data diagram batang diatas dapat diketahui kebiasaan keluarga di RT 05
RW 11 yakni membeli obat-obatan yang terjual bebas dengan jumlah angka 42

JUMLAH BERDASARKAN PELAYANAN KESEHATAN

20

12

0 0 0
PUSKESMAS RSU/RSIA KLINIK DOKTER/BIDAN

Gambar 2.0 dari data diagram kurva diatas dapat diketahui data bahwa masyarakat rt 05
rw 11 didapakan pelayanan kesehatan yang paling sering di kunjungi yakni puskesmas
dengan jumlah angka 20

35
FREKUENSI BERDASARKAN TRANSPORTASI

16% 8%
JALAN KAKI
KENDARAAN PRIBADI
ANGKOT

76%

Gambar 2.1 dari data diagram pie diatas dapat diketahui bahwa masyarakat rt 05 rw 11
tranportasi yang paling sering digunakan yakni kendaraan pribadi dengan persentase 76%

FREKUENSI BERDASARKAN JARAK


28

18

2 2
<1KM 1-2 KM 2-5 KM >5 KM

Gambar 2.2 dari data diagram kurva diatas dapat diketahui bahwa masyarakat rt 05 rw 11
jarak rumah ke fasilitas kesehatan yakni <1KM sebanyak 28

36
PERSENTASE BERDASARKAN SUMBER
INFORMASI

2% PETUGAS KESEHATAN
MEDIA
KELUARGA
46% 52%

Gambar 2.3 dari data diagram pie diatas dapat diketahui bahwa masyarakat rt 05 rw 11
mendapatkan sumber informasi terbanyak yakni petugas kesehatan dengan persentase
52%

P ro s en ta s e J en i s M as a l a h K es eh ata n

DM Rematik Asam
2%
Urat
6% 2%
Tidak Ada Masalah Hipertensi
24% 48%

Kelelahan Kerja
18%

Gambar 2.4 dari data diagram batang diatas dapat diketahui bahwa masyarakat RT 05
RW 11 mempunyai masalah kesehatan tertinggi adalah Hipertensi dengan prosentase
48% atau 12 Orang dari 50 Kepala Keluarga [KK]
Kesimpulan : dari data diagram pie diatas masyarakat RT 05 TW 11 terdapat masalah
Defisiensi Kssehatan Komunitas dibuktikan dengan adanya > 1 masalah kesehatan atau
factor yang mengganggu kesejahteraan yang dialami oleh masyarakat tersebut.

37
Prosentase Perilaku Merokok

Tidak
Mero
kok
34%

Mero
kok
66%

Gambar 2.5 dari data diagram pie diatas dapat diketahui masyarakat RT 05 RW 11
memiliki Perilaku Merokok sangat tinggi dengan prosesntase 66% dari 50 Kepala
Keluarga [KK]. Sehingga berdampak buruk bagi lingkungan seperti; Polusi udara dan
Radikal Bebas. Selain itu juga berdampak kepada kesehatan masyarakat seperti;
Hipertensi, Asma, Tubercolusis, dll.

38
Prosentase Luas Halaman Rumah
≤1
Mete
r
24%
Tida >2
k mete
Puny r
a 12%
Hala
man
64%

Gambar 2.6 dari data diagram pie diatas dapat diketahui bahwa masyarakat RT 05 RW 11
yang tidak mempunyai halaman rumah Prosentasenya sebesar 64% dari 50 Kepala
Keluarga [KK].

Prosentase pemberian asi pada anak usia 0-6


bulan

Diberikan
42%
Tidak
Diberikan
58%

Gambar 2.7 dari data diagram pie diatas dapat diketahui bahwa masyrakat RT 05 RW 11
yang tidak memberikan ASI Ekslusif 6 bulan cukup tinggi dengan prosentase 58% dari
50 Kepala Keluarga [KK]. Sehingga dapat berisiko daya tahan tubuh seorang anak
kurang baik dan rentan terhadap penyakit, dan ini tidak memenuhi indikator PHBS rumah
tangga.

39
Prosentase Mengkonsumsi Makanan Asin

Jarang
40%

Sering
60%

Gambar 2.8 dari diagram doughnut diatas terdapat data masyarakat RT 05 RW 11 yang
mengkonsumsi Makanan Asin Tingi dengan prosentase 60% dari 50 Kepala Keluarga
[KK]. Sehingga masyarakat yang mengkonsumsi makanan asin ini termasuk ke masalah
Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko.

Prosentase Masyarakat yang Mengkonsumsi Makanan Serat

Sering
34%

Jarang
66%

Gambar 2.9 dari diagram doughnut diatas terapat data masyarakat RT 05 RW 11 yang
jarang mengkonsumsi makanan serat tinggi dengan prosentase 66% dari 50 Kepala
Keluarga [KK]. Sehingga masyarakat ini tidak memenuhi untuk indikator PHBS rumah
tangga.

40
B. Analisa Data

No Data Masalah Keperawatan


.

1. Hasil Wawancara dengan Tokoh Masyarakat : Ketua RT Perilaku Kesehatan


Cenderung Berisiko
- Tokoh Masyarakat mengatakan tidak ada tempat
pembuangan sampah di RT 005 RW 011 sehingga
masyarakat memilih untuk mengelola sampah dengan
cara dibakar dan dibuang ke sungai.
- Masyarakat mengatakan tidak mau mengelola sampah
dengan membuang sampah ke truck pembuangan
sampah, karena harus membayar. Sedangkan tingkat
perekonomian nya menengah kebawah.
- Sebgaian masyarakat RT 005 RW 011 ada yang lebih
percaya berobat ke dukun.
- Para ibu menyusui juga pernah ada penyuluhan
kesehatan mengenai ASI Eksklusif namun tidak
diterapkan dengan berbagai alasan, dan bayinya masih
berumur 1 atau 2 bulan sudah diberikan makanan lain
selain asi, seperti madu.
- Masyarakat juga jarang yang mengonsumsi buah dan
sayur karena dianggap mahal.
- Masih sangat banyak yang merokok aktif warga
diwilayah ini.
- Kebiasaan masyarakat sering makan makanan asin
karena dianggap lebih mudah didapat dan harga relatif
lebih murah dari daging dan ayam.

Hasil Angket :
- Masyarakat RT 05 RW 11 memiliki Perilaku Merokok
sangat tinggi dengan prosesntase 66% dari 50 Kepala

41
Keluarga [KK]
- Bahwa masyrakat RT 05 RW 11 yang tidak
memberikan ASI Ekslusif 6 bulan cukup tinggi dengan
prosentase 58%, dan yang diberikan ASI Eksklusif
42% dari 50 Kepala Keluarga [KK]
- Masyarakat RT 05 RW 11 yang jarang mengkonsumsi
makanan serat tinggi dengan prosentase 66%,
sedangkan yang sering mengkonsumsi makanan serat
sebanyak 34% dari 50 Kepala Keluarga [KK]

Hasil Observasi :

- Halaman rumah dimanfaatkan untuk membuang


sampah atau lahan untuk membakar sampah dan ada
juga yang dimanfaatkan untuk kandang binatang.
- Terlihat bekas pembakaran sampah dihalaman rumah.
- Terlihat masih banyak masyarakat yang merokok aktif.

Hasil Data Sekunder

- Proporsi konsumsi tembakau (hisap dan kunyah) pada


penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak : laki-laki
62,9%, perempuan 4,8%
- Proporsi konsumsi buah/sayur kurang pada penduduk
umur >5 tahun pada provinsi jawa barat sebesar 98,1%
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga pada
tahun 2018 sebesar : dibakar 49,5%, dibuang ke kali
7,8%, ditanam 1,5%, diangkut 34,9%, dibuat kompos
0,4%, dibuang ke sembarangan tempat 5,9%.
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga dengan
cara dibakar pada provinsi jawa barat sebesar 47,2%

42
2. Hasil Wawancara : Ketidakefektifan
Manajemen Kesehatan
- Ada sebagian masyarakat yang memelihara binatang
seperti ayam, kambing, bebek, entog. Dan jarak antar
rumah dan kandang binatang kurang lebih 1 meter dari
rumah.
- Masyarakat yang mempunyai halaman rumah lebih
banyak dimanfaatkan untuk membakar sampah. Dan
ada juga yang dimanfaatkan untuk menanam pohon,
tetapi sedikit.
- Pada tahun 2009 pernah ada banjir sampai naik ke
rumah warga kurang lebih 50 cm karena sampah yang
menumpuk disungai sehingga maluapnya sungai.
- Sebgaian masyarakat RT 005 RW 011 ada yang lebih
percaya berobat ke dukun

Hasil Angket :

- Masyarakat RT 05 RW 11 yang tidak mempunyai


halaman rumah Prosentasenya sebesar 64%, yang
mempunyai halaman rumah <1 meter 24%, yang
mempunyai halaman rumah >2 meter 12% dari 50
Kepala Keluarga
- Kebiasaan keluarga di RT 05 RW 11 yakni membeli
obat-obatan yang terjual bebas dengan jumlah angka 42

Hasil Observasi :

- Di RT 005 RW 11 mayoritas rumah warga tidak


mempunyai halaman, dan ada juga yang mempunyai
halaman 1-2 meter, ada yang mempunyai halaman <1

43
meter, bahkah ada beberapa rumah yang tidak
mempunyai halaman.
- Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela tetapi
ventilasi dan pecahayaan rumah sangat minim.
- Limbah manusia dibuang ke safety tank, dan jarak
rumah dengan safety tank 1 meter

Hasil Data Sekunder

- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga pada


tahun 2018 sebesar : dibakar 49,5%, dibuang ke kali
7,8%, ditanam 1,5%, diangkut 34,9%, dibuat kompos
0,4%, dibuang ke sembarangan tempat 5,9%.
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga dengan
cara dibakar pada provinsi jawa barat sebesar 47,2%

3. Hasil Wawancara : Defisiensi kesehatan


- Masalah kesehatan selama 3 bulan terakhir di RT005 komunitas
RW 011 adalah Hipertensi, Rheumathoid arthritis, Gout
atau asam urat, TB paru, diabetes mellitus, kelelahan
kerja dan masih sangat banyak yang merokok aktif
warga diwilayah ini.
- Kebiasaan masyarakat sering makan makanan asin
karena dianggap lebih mudah didapat dan harga relatif
lebih murah dari daging dan ayam.

Hasil Angket :
- Masyarakat RT 05 RW 11 mempunyai masalah
kesehatan tertinggi adalah Hipertensi dengan
prosentase 48%, asam urat 2%, rheumatoid arthritis
2%, Diabetes mellitus 65, Kelelahan kerja 18%, tidak

44
ada masalah kesehatan 24% dari 50 Kepala Keluarga
[KK]
- Masyarakat RT 05 RW 11 yang mengkonsumsi
Makanan Asin Tingi dengan prosentase 60% dari 50
Kepala Keluarga [KK]

Hasil Observasi :

- Setelah dilakukan cek tekanan darah pada masyarakat


RT 005 RW 011 teluk mungkal, hasilnya menunjukan
banyak masyarakat yang mempunyai hipertensi, dan
terlihat masih banyak masyarakat yang merokok aktif.

Hasil Data Sekunder :

- Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis dokter pada


penduduk umur >18 tahun pada provinsi jawa barat
sebesar 9,4%
- Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
pada penduduk umur >18 tahun pada provinsi jawa
barat sebesar 25,8%
- Prevalensi penyakit sendi pada penduduk umur >15
tahun pada provinsi jawa barat sebanyak 9,8%
- Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur >15 tahun pada provinsi
jawa barat sebanyak 1,9%

C. Skoring

1. Diagnosa Keperawatan : Perilaku Kesehatan Cenderung Berisiko


No Kriteria Skor Jumlah
Renda Sedang Tinggi

45
h (1) (2) (3)
1 Kesadaran masyarakat akan masalah  2
2 Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan  2
masalah
3 Kemampuan perawat dalam  3
menyelesaikan masalah
4 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap  1
penyelesaian masalah
5 Dampak terhadap masyarakat jika masalah  3
tidak terselesaikan
6 Mempercepat penyelesaian masalah  3
dengan solusi penyelesaian masalah
Total 14

2. Diagnosa Keperawatan : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan


No Kriteria Skor Jumlah
Renda Sedang Tinggi
h (1) (2) (3)
1 Kesadaran masyarakat akan masalah  1
2 Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan  2
masalah
3 Kemampuan perawat dalam  2
menyelesaikan masalah
4 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap  1
penyelesaian masalah
5 Dampak terhadap masyarakat jika masalah  3
tidak terselesaikan
6 Memperpercepat penyelesaian masalah  3
dengan solusi penyelesaian masalah
Total 12

3. Diagnosa Keperawatan : Defisiensi kesehatan komunitas


No Kriteria Skor Jumlah
Renda Sedang Tinggi
h (1) (2) (3)

46
1 Kesadaran masyarakat akan masalah  1
2 Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan  2
masalah
3 Kemampuan perawat dalam  2
menyelesaikan masalah
4 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap  1
penyelesaian masalah
5 Dampak terhadap masyarakat jika masalah  3
tidak terselesaikan
6 Memperpercepat penyelesaian masalah  2
dengan solusi penyelesaian masalah
Total 11

D. Diagnosis Keperawatan berdasarkan Prioritas

No Domain Kelas Kode Diagnosis Keperawatan

1 Domain 1 : Promosi Kelas 2 : 00188 Perilaku Kesehatan Cenderung


Kesehatan Manajemen Berisiko
Kesehatan

2 Domain 1 : Promosi Kelas 2 : 00078 Ketidakefektifan Manajemen


Kesehatan Manajemen Kesehatan
Kesehatan

3 Domain 1 : Promosi Kelas 2 : 00215 Defisiensi kesehatan komunitas


Kesehatan Manajemen
Kesehatan

47
E. PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
Diagnosis
NOC NIC
Data √ Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Hasil Wawancara dengan Tokoh Masyarakat : Ketua 00188 Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
RT kesehatan, 1705 Orientasi Kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan
- Tokoh Masyarakat mengatakan tidak ada tempat cenderung
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
pembuangan sampah di RT 005 RW 011 beresiko
1602 Perilaku Promosi Kesehatan 4360 Modifikasi perilaku
sehingga masyarakat memilih untuk mengelola
1603 Perilaku Pencarian Kesehatan 6610 Identifikasi resiko
sampah dengan cara dibakar dan dibuang ke
sungai.
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
- Masyarakat mengatakan tidak mau mengelola
1600 Perilaku Patuh 7400 Panduan system pelayanan
sampah dengan membuang sampah ke truck
kesehatan
pembuangan sampah, karena harus membayar.
5420 konseling
Sedangkan tingkat perekonomian nya menengah
kebawah.
- Sebgaian masyarakat RT 005 RW 011 ada yang
lebih percaya berobat ke dukun.
- Para ibu menyusui juga pernah ada penyuluhan
kesehatan mengenai ASI Eksklusif namun tidak
diterapkan dengan berbagai alasan, dan bayinya
masih berumur 1 atau 2 bulan sudah diberikan
makanan lain selain asi, seperti madu.
- Masyarakat juga jarang yang mengonsumsi buah
dan sayur karena dianggap mahal.
- Masih sangat banyak yang merokok aktif warga
diwilayah ini.

46
- Kebiasaan masyarakat sering makan makanan
asin karena dianggap lebih mudah didapat dan
harga relatif lebih murah dari daging dan ayam.
Hasil Angket :
- Masyarakat RT 05 RW 11 memiliki Perilaku
Merokok sangat tinggi dengan prosesntase 66%
dari 50 Kepala Keluarga [KK]
- Bahwa masyrakat RT 05 RW 11 yang
memberikan ASI Ekslusif 6 bulan cukup tinggi
dengan prosentase 58%, dan yang diberikan ASI
Eksklusif 42% dari 50 Kepala Keluarga [KK]
- Masyarakat RT 05 RW 11 yang jarang
mengkonsumsi makanan serat tinggi dengan
prosentase 66%, sedangkan yang sering
mengkonsumsi makanan serat sebanyak 34%
dari 50 Kepala Keluarga [KK]

Hasil Observasi :
- Halaman rumah dimanfaatkan untuk
membuang sampah atau lahan untuk membakar
sampah dan ada juga yang dimanfaatkan untuk
kandang binatang.
- Terlihat bekas pembakaran sampah dihalaman
rumah.
- Terlihat masih banyak masyarakat yang merokok
aktif.
Hasil Data Sekunder

47
- Proporsi konsumsi tembakau (hisap dan kunyah)
pada penduduk usia 15 tahun ke atas sebanyak :
laki-laki 62,9%, perempuan 4,8%
- Proporsi konsumsi buah/sayur kurang pada
penduduk umur >5 tahun pada provinsi jawa
barat sebesar 98,1%
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga
pada tahun 2018 sebesar : dibakar 49,5%,
dibuang ke kali 7,8%, ditanam 1,5%, diangkut
34,9%, dibuat kompos 0,4%, dibuang ke
sembarangan tempat 5,9%.
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga
dengan cara dibakar pada provinsi jawa barat
sebesar 47,2%

48
Diagnosis
NOC NIC
Data √ Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Hasil Wawancara : Manajeme Prevensi Primer Prevensi Primer
- Ada sebagian masyarakat yang memelihara n 1823 Pengetahuan: Promosi Kesehatan 7140 Dukungan keluarga
binatang seperti ayam, kambing, bebek, entog. kesehatan 6610 Identifikasi resiko
Dan jarak antar rumah dan kandang binatang diri, 5602 Pengajaran: proses penyakit
kurang lebih 1 meter dari rumah. ketidakefe 5614 Pengajaran: peresepan diet
- Masyarakat yang mempunyai halaman rumah ktifan
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
lebih banyak dimanfaatkan untuk membakar
3102 Majaemen Diri : Penyakit Kronik 2380 Manajemen obat
sampah. Dan ada juga yang dimanfaatkan untuk
menanam pohon, tetapi sedikit.
- Pada tahun 2009 pernah ada banjir sampai naik
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
ke rumah warga kurang lebih 50 cm karena
2801 Kontrol risiko komunitas : penyakit 5240 Konseling
sampah yang menumpuk disungai sehingga
kronik 5614 Pengajaran: peresepan diet
maluapnya sungai.
8180 Konsultasi melalui telepon
- Sebgaian masyarakat RT 005 RW 011 ada yang
8190 Tindak lanjut melalaui telepon
lebih percaya berobat ke dukun

Hasil Angket :
- Masyarakat RT 05 RW 11 yang tidak
mempunyai halaman rumah Prosentasenya
sebesar 64%, yang mempunyai halaman rumah
<1 meter 24%, yang mempunyai halaman rumah
>2 meter 12% dari 50 Kepala Keluarga
- Kebiasaan keluarga di RT 05 RW 11 yakni
membeli obat-obatan yang terjual bebas dengan

49
jumlah angka 42

Hasil Observasi :
- Di RT 005 RW 11 mayoritas rumah warga tidak
mempunyai halaman, dan ada juga yang
mempunyai halaman 1-2 meter, ada yang
mempunyai halaman <1 meter, bahkah ada
beberapa rumah yang tidak mempunyai halaman.
- Rata-rata di setiap rumah terdapat jendela tetapi
ventilasi dan pecahayaan rumah sangat minim.
- Limbah manusia dibuang ke safety tank, dan
jarak rumah dengan safety tank 1 meter
Hasil Data Sekunder
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga
pada tahun 2018 sebesar : dibakar 49,5%,
dibuang ke kali 7,8%, ditanam 1,5%, diangkut
34,9%, dibuat kompos 0,4%, dibuang ke
sembarangan tempat 5,9%.
- Proporsi pengelolaan sampah dirumah tangga
dengan cara dibakar pada provinsi jawa barat
sebesar 47,2%

Diagnosis
NOC NIC
Data √ Keperawatan
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Hasil Wawancara : 00212 Defesiensi Prevensi Primer Prevensi Primer
- Masalah kesehatan selama 3 bulan terakhir di 5 Kesehatan 1823 Pengetahuan promosi kesehatan 5510 Pendidikan kesehatan

50
RT005 RW 011 adalah Hipertensi, Komunitas Pengetahuan prilaku kesehatan 8500 Pengembangan kesehatan
Rheumathoid arthritis, Gout atau asam urat, 8700 komunitas
TB paru, diabetes mellitus, kelelahan kerja Pengembangan program
dan masih sangat banyak yang merokok aktif
warga diwilayah ini.
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
- Kebiasaan masyarakat sering makan makanan
2701 Status kesehatan komunitas 8550 Manajemen sumber daya
asin karena dianggap lebih mudah didapat dan
2810 kontrol resiko komunitas : tradisi budaya keuangan
harga relatif lebih murah dari daging dan
yang tidak sehat 8880 Perlindungan lingkungan yang
ayam.
2704 ketahan komunitas beresiko
Hasil Angket :
6484 Manajemen lingkungan komunitas
- Masyarakat RT 05 RW 11 mempunyai
masalah kesehatan tertinggi adalah Hipertensi
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
dengan prosentase 48%, asam urat 2%,
2807 keefektifan skrinning komunitas 6520 Skrinning kesehatan
rheumatoid arthritis 2%, Diabetes mellitus 65,
2808 keefektifan program komunitas 6652 Surveilens : komunitas
Kelelahan kerja 18%, tidak ada masalah
kesehatan 24% dari 50 Kepala Keluarga [KK]
- Masyarakat RT 05 RW 11 yang
mengkonsumsi Makanan Asin Tingi dengan
prosentase 60% dari 50 Kepala Keluarga
[KK]
Hasil Observasi :
- Setelah dilakukan cek tekanan darah pada
masyarakat RT 005 RW 011 teluk mungkal,
hasilnya menunjukan banyak masyarakat yang
mempunyai hipertensi, dan terlihat masih
banyak masyarakat yang merokok aktif.
Hasil Data Sekunder :

51
- Prevalensi hipertensi berdasarkan diagnosis
dokter pada penduduk umur >18 tahun pada
provinsi jawa barat sebesar 9,4%
- Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk umur >18 tahun
pada provinsi jawa barat sebesar 25,8%
- Prevalensi penyakit sendi pada penduduk
umur >15 tahun pada provinsi jawa barat
sebanyak 9,8%
- Prevalensi diabetes mellitus berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur >15
tahun pada provinsi jawa barat sebanyak 1,9%

52
F. IMPEMENTASI INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KONUNITAS
Pelaksanaan
No. Diagnosis Keperawatan √ NOC NIC
Ya Tidak

1. Perilaku kesehatan, Orientasi kesehatan (1705) Prevensi Primer


cenderung beresiko  Focus pada menjaga kesehatan teratasi sampai Pendidikan kesehatan (5510)
dengan kuat (4) Aktivitas- aktivitas :
 Persepsi bahwa kesehatan merupakan prioritas  Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup
tinggi dalam membuat pilihan gaya hidup perilaku saat ini pada individu, keluarga, atau
teratasi sampai dengan kuat (4) kelompok sasaran
 Bantu individu, keluarga, dan masyarakat untuk
memperjelas keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
 Tekankan manfaat kesehatan positif yang langsung
atau jangka pendek yang bisa diterima oleh perilaku
gaya hidup positif dari pada menekan kan pada
manfaat jangk panjang atau efek negative dari
ketidakpatuhan
 Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
menolak perilaku yang tidak sehat atau beresiko
daripada berikan saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
 Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam
perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup
atau modifikasi perilaku kesehatan
Perilaku promosi kesehatan (1602) Prevensi Sekunder
 Menggunakan perilaku yang menghindari Modifikasi perilaku (4360)
resiko teratasi sampai dengan sering Aktivitas- aktivitas:

53
menunjukan (4)  Dukung untuk mengganti kebiasaan yang tidak
 Memonitor lingkungan terkait dengan resiko diinginkan dengan kebiasaan yang diinginkan
teratasi sampai dengan sering menunjukan (4)  Dukug pasien untuk memeriksa perilakunya sendiri
 Memonitor perilaku personal terkait dengan  Bantu pasien dalam mengidentifikasi meskipun
resiko teratasi sampai dengan sering hanya keberhasilan kecil
menunjukan (4)  Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam
menyeleksi penguatan yang memiliki arti
Perilaku pencarian kesehatan (1603)  Lakukan penguatan peninjauan kembali dalam
 Melakukan skrining diri teratasi sampai rentang yang panjang
dengan sering menunjukan (4)
 Mendapatkan bantuan dari professional Prevensi Tersier
kesehatan teratasi sampai dengan sering Identifikasi resiko (6610)
menunjukan (4) Aktivitas- aktivitas:
 Melakukan perilaku kesehatan yang  Kaji ulang riwayat kesehatan masalalu dan
disarankan teratasi sampai dengan sering dokumentasikan bukti yang menunjukan adanya
menunjukan (4) penyakit medis, diagnose keperawatan serta
perawatannya
 Diskusikan dan rencanakan aktivitas- aktivitas
pengurangan resiko berkolaborasi dengan individu
atau kelompok
 Rencanakan tindak lanjut strategi dan aktivitas
pengurangan risiko jangka panjang
Perilaku patuh (1600) Panduan system pelayanan kesehatan (7400)
 Mencari informasi kesehatan dari berbagai Aktivitas- aktivitas:
macam sumber teratasi sampai dengan sering  Jelaskan system perawatan kesehatan segera , cara
dilakukan (4) kerjanya dana pa yang bisa diharapkan pasien/
 Menggunakan jasa pelayanan kesehatan sesuai keluarga

54
dengan kebutuhan teratasi sampai dengan  Anjurkan pasien mengenai jenis layanan yang bisa
sering dilakukan (4) diharapkan dari setiap jenis penyediaan layanan
 Melakukan skrining diri teratasi sampai kesehatan
dengan sering dilakukan (4)  Dorong pasien atau keluarga untuk bertanya
mengenai layanan dan biaya

Konseling (5420)
Aktivitas- aktivitas
 Membina hubungan ya g terapeutik dengan
menunjukan sikap empati, hangat, dan tulus
 Membantu untuk mengidentifikasi hal yang dapat
dilakukan oleh kelompok pekerja untuk mengatasi
masalah
 Mendiskusikan solusi terbaik untuk menyelesaikan
masalah
2. Manajemen kesehatan diri, Prevensi Primer
ketidakefektifan Pengetahuan: Promosi Kesehatan (1823) Dukungan keluarga (7140)
 Perilaku yang meningkatkan kesehatan Aktivitas-aktivitas
biasanya tidak ada pengetahuan (1) menjadi  Yakinkan keluarga bahwa pasien sedang diberikan
pengetahuan sedang (3) perawatan terbaik
 Nilailah reaksi emosi keluarga terhadap kondisi
 Sumber perawatan kesehatan terkemuka tidak pasien
ada pengetahuan (1) menjadi pengetahuan  Dukung harapan yang realistis
sedang (3)  Dengarkan kekhawatiran,perasaan dan pertanyaan
 Latihan rutin yang efektif penyakit tidak ada dari keluarga
pengetahuan (1) menjadi pengetahuan sedang  Orientasikan keluarga terkait tatanan pelayanan
(3) kesehatan,seperti rumah sakit atau klinik

55
 Identifikasi sifat dukungan spiritual bagi keluarga
 Sumber informasi peningkatan kesehatan  Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang
terkemuka tidak ada pengetahuan (1) menjadi digunakan keluarga
pengetahuan sedang (3)  Berikan informasi bagi keluarga terkait
perkembangan pasien dengan sering,sesuai hendak
 Manajemen keamanan obat-obatan tidak ada pasien
pengetahuan (1) menjadi Pengetahuan sedang  Beritahu keluarga mengenai rencana medis dan
(3) keperawatan
Identifikasi resiko (6610)
 Kaji ulang data yang didapatkan dari pengkajian
risiko secara rutin
 Identifikasi adanya sumber-sumber agensi untuk
membantu menurunkan factor risiko
 Identifikasi risiko biologis,lingkungan dan perilaku
serta hubungan timbal balik
 Identifikasi strategi koping yang digunakan/khas
 Rencanakan tindak lanjut strategi dan aktivitas
pengurangan risiko jangka panjang
 Rencanakan monitor risiko kesehatan dalam jangka
panjang
Pengajaran: proses penyakit(5602)
 Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan
proses penyakit yang spesifik
 Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Jelaskan mengenai proses penyakit,sesuai kebutuhan

56
 Edukasi pasien mengenai tanda dan gejala yang harus
dilaporkan kepada petugas kesehatan,sesuai
kebutuhan
Pengajaran: peresepan diet (5614)
 Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan
proses penyakit yang spesifik
 Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Jelaskan mengenai proses penyakit,sesuai kebutuhan

Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder


Majaemen Diri : Penyakit Kronik(3102) Manajemen obat(2380)
 Mencari informasi tentang penyakit tidak  Tentukan obat apa yang diperlukan,dan kelola
pernah menunjukan (1) menjadi kadang- menurut resep dan/atau protocol
kadang menunjukan (3)  Tentukan kemampuan pasien untuk mengobati diri
 Mencari informasi tentang cara untuk sendiri dengan cara yang tepat
mencegah komplikasi tidak pernah  Monitor interaksi obat yang non terapeutik
menunjukan (1) menjadi kadang-kadang  Kaji ulang pasien dan/atau keluarga secara berkala
menunjukan (3) mengenai jenis dan jumlah obat yang dikonsumsi
 Menggunakan sumber informasi yang  Monitor respon terhadap perubahan pengobatan
terpercaya tidak pernah menunjukan (1) dengan cara yang tepat
menjadi kadang-kadang menunjukan (3)  Ajarkan pasien dan/atau anggota keluarga mengenai
metode pemberian obat yang sesuai

57
Prevensi Tersier Prevensi Tersier
Kontrol risiko komunitas : penyakit kronik (2801) Konseling(5240)
 Penyediaan program pendidikan public  Bangun hubungan terapeutik yang didasarkan pada
tentang penyakit kronis Buruk (1) Menjadi {rasa} saling percaya dan saling menghormati
Baik (3)  Dukung ekspresi perasaan (pasien)
 Ketersediaan program skrining preventif  Dukung pengembangan keterampilan baru,dengan
Buruk (1) Menjadi Baik (3) tepat
 Pemantauan komplikasi penyakit kronis  Jangan mendukung pembuatan keputusan pada saat
Buruk (1) menjadi Baik (3) pasien berada dalam kondisi stress berat,jika
 Pemantauan insiden penyakit kronis Buruk (1) memungkinkan
menjadi Baik (3)  Identifikasi adanya perbedaan antara pandangan
 Kebijakan publik yang meningkatkan pasien terhadap situasi terhadap pandangan dari tim
kesehatan Buruk (1) menjadi Baik (3) tenaga kesehatan
 Kebijakan publik yang mencegah penyakit Pengajaran: peresepan diet(5614)
Buruk (1) menjadi Baik (3)  Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan
proses penyakit yang spesifik
 Review pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Kenali pengetahuan pasien mengenai kondisinya
 Jelaskan mengenai proses penyakit,sesuai kebutuhan
Konsultasi melalui telepon(8180)
 Identifikasi kekhawatiran mengenai status kesehatan
 Tanyakan mengenai keluhan terkait/gejala,menurut
protocol standar,jika tersedia
 Dapatkan informasi mengenai tujuan panggilan
(misalnya, diagnose medis, jika ada, riwayat
kesehatan masa lalu,dan rejimen pengobatan saat ini)

58
 Tentukan respon psikologis terhadap situasi dan
ketersediaan system pendukung
 Tentukan risiko keamanan penelepon dan/orang lain
Tindak lanjut melalaui telepon(8190)
 Informasikan pada pasien mengenai proses panggilan
dan memperoleh persetujuan
 Bantu dengan isi ulang resep, sesuai dengan pedoman
yang ditetapkan
 Jaga kerahasiaan
 Dokumentasikan penilaian, saran, petunjuk, atau
informasi yang ditetapkan

3. Defesiensi Kesehatan Prevensi Primer Prevensi Primer


Komunitas Pengetahuan promosi kesehatan (1823) Pendidikan kesehatan (5510)
 Perilaku yang meningkatkan kesehatan Aktivitas- aktivitas:
pengetahuan sedang (3)  Targetkan sasaran pada kelompok beresiko tinggi dan
 Pemeriksaan kesehatan yang rentan usia yang akan mendapat manfaat besar dari
direkomendasikan pengetahuan sedang (3) pendidikan kesehatan
 Sumber perawatan kesehatan terkemuka  Sasaran kebutuhan yang teridentifikasi dalam health
pengetahuan sedang (3) people 2010: promosi kesehatan nasional dan tujuan
 Manajemen keamanan obat-obatan pencegahan penyakit atau kebutuhan local.
pengetahuan sedang (3)  Identifikasi factor internal atau eksternal yang dapat
 Strategi untuk menghindari paparan bahaya meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk

59
lingkungan pengetahuan sedang (3) berprilaku sehat
 Bantu individu, keluarga dan masyarakat untuk
Pengetahuan prilaku kesehatan memperjelas keyakinan dan nilai-nilai kesehatan
 Praktik gizi yang sehat pengetahuan sedang
(3) Pengembangan kesehatan komunitas (8500)
 Pola tidur bangun normal pengetahuan sedang Aktivitas- aktivitas
(3)  Identifikasi bersama komunitas mengenai masalah,
 Layanan perlindungan kesehatan pengetahuan kekuatan, dan prioritas kesehatan
sedang (3)  Bantu anggota komunitas untuk meningkatkan
 Layanan peningkatan kesehatan pengetahuan kesadaran dan memberikan perhatian mengenai
sedang (3) masalah keehatan
 Lakukan dialog untuk menentukan madalah
kesehatan komunitas dan mengembangkan rencana
tindakan
 Tingkatkan jaringan mengenai dukungan komunitas

Pengembangan program (8700)


Aktivitas-aktivitas
 Bantu kelompok atau masyarakat dalam
mengidentifikasi kebutuhan atau masalah kesehatan
yang signifikan
 Prioritaskan kebutuhan kesehatan terhadap masalah
yang telah diidentifikasi.
 Edukasi anggota kelompok perencanaan mengenai
proses perencanaan yang sesuai

60
Prevensi Sekunder Prevensi Sekunder
Status kesehatan komunitas (2701) Manajemen sumber daya keuangan (8550)
 Status kesehatan anak baik (3) Aktivitas- aktivitas
 Status kesehatan remaja baik (3)  Buat rencana usaha
 Status kesehatan orang dewasa baik (3)  Sediakan jumlah yang cukup untuk untuk
 Status kesehatan lansia baik (3) memberikan pelayanan

 Status kesehatan popusi minoritas baik (3)  Identifikasi sumber-sumber keuangan yang ada

 Tingkat partisipasi dalam program kesehatan  Buat perubahan yang tepat mengenai manajemen
komunitas baik (3) keuangan sesuai hasil evaluasi
kontrol resiko komunitas : tradisi budaya yang Perlindungan lingkungan yang beresiko (8880)
tidak sehat (2810) Aktivitas- aktivitas

 perwakilan dari semua segmen komunitas  Kaji lingkunagn terkait dengan adanya risiko
baik (3) potensial dan actual

 mobilisasi anggota komunitas untuk  Analisis tingkat resiko yang terkait dengan
mengidentifikasi prakti-praktik budaya yang lingkungan
sehat baik (3)  Informasikan populasi yang beresiko mengenai hal-
 ketersediaan sumber-sumber finansial baik (3) hal yang membahayakan lingkungan

 insentif untuk prilaku sehat baik (3)  Monitor kejadian penyakit dan cedera yang

 ketersediaan sumber budaya yang relevan baik berhubungan dengan bahaya yang ada dilingkungan

(3)
Manajemen lingkungan komunitas (6484)

ketahan komunitas (2704) Aktivitas- aktivitas

 rencana pengkajian komunitas baik (3)  Inisiasi skrinning resiko kesehatan yang berasal dari

 sumber daya masyarakat siap untuk tanggap lingkungan

baik (3)  Berpartisipasi dalam multidisiplin untuk


mengidentifikasi ancaman terhadap keselamatan

61
 ketersediaan layanan kesehatan baik (3) dikomunitas
 ketersediaan sumber daya untuk  Monitor status kesehatan yang sudah diketahui
mempertahankan kebutuhan dasar baik (3)  Berpartisipasi dalam program dikomunitas untuk
 kolaborasi antar organisasi dalam komunitas mengatasi resiko yang sudah diketahui
baik (3)  Dorong lingkungan untuk berpartisipasi aktif dalam
 kerjasama komunitas untuk menghadapi keselamatan komunitas.
tantangan baik (3)

Prevensi Tersier Prevensi Tersier


Keefektifan komunitas (2807) Skrinning kesehatan (6520)
 identifikasi kondisi beresiko tinggi yang aktivitas- aktivitas
umum dikomunitas baik (3)  Tentukan populasi target untuk dilakukannya
 identifikasi kondisi yang bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan
manfaat dan deteksi dini dan pengobatan baik  Sediakan akses yang mudah bagi layanan skrinning
(3)  Gunakan instrument skrinning yang valid dan
 identifikasi sumber daya yang dibutuhkan terpercaya
untuk skrinning baik (3)  Berikan privasi dan kerahasiaan
 pendidikan kepada anggota komunitas akan  Berikan informasi pemeriksaan diri yang tepat
pentingnya skrinning baik (3) selama skrinning

keefektifan program komunitas (2808) Surveilens : komunitas (6652)

62
 tujuan program konsisten dengan pengkajian Aktivitas- aktivitas
komunitas baik (3)  Identifikasi tujuan, prosedur dan mekanisme
 tujuan program yang dapat dicapai baik (3) pelaporan yang diharapkan dan system pwlaporan
 kualitas metode program baik (3) data kesehatan sukarela

 tingkat partisipasi program baik (3)  Kumpilkan data terkait kejadian kesehata, misalnya
penyakit
 Kolaborasi dengan pihak lain dalam pengumpulan,
analisis dan pelaporan data
 Instruksikan pasien, keluarga dan pihak lain terkait
pentingnya tindak lanjut untuk penanganan penyakit
menular
 Gunakan laporan untuk mengenali perlunya
tambahan pengumpulan analisa dan interpreasi data

63
BAB IV Penutup
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 11 RT 05 Kel. Teluk Mungkal,
Kecamatan Karawang Barat, Kab. Karawang menunjukan bahwa terdapat beberapa
masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar atau dibunang
sembarangan dan ada beberapa masyarakat yang ventilasi dan pencahayaan rumahnya
minim, masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi obat secara bebas, dan banyak
keluarga yang belum memenuhi indakator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat [PHBS].

64
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Ni Made Riasmini, dkk. (2017). PANDUAN ASUHAN KEPEAWATAN Individu,

Keluarga, Kelompok, dan Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC

di Puskesmas dan Masyarakat. Universitas Indonesia (UI-Press).

65

Anda mungkin juga menyukai