Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN INDIVIDU

PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1 DI PUSKESMAS KECAMATAN JATINEGARA

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) 1

GIZI SEIMBANG DI PUSKESMAS KECAMATAN JATINEGARA

Penulis:

Clara Chinthya Azhara NIM : P3.73.24.3.21.052

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN PROMOSI KESEHATAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PUSKESMAS

Judul : Laporan Praktik Promosi Kesehatan Gizi Seimbang Di Puskesmas Kecamatan


Jatinegara

Laporan praktik ini telah diperbaiki oleh penulis sesuai dengan masukan Pembimbing
Lahan Praktik dan Dosen Pembimbing Praktik untuk disetujui sebagai Laporan Tugas Individu
Praktik Kerja Lapangan Promosi Kesehatan.

Jakarta, Mei 2023

Mengetahui, Menyetujui,
Pembimbing Lahan Praktik Dosen Pembimbing Praktik Institusi
Clinical Instructure/Kepala Ruangan

Ernawati, SKM Nurdahlia, S.Pd., MKM


NIP. 197104141991022001 NIP. 198003072006042003

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Berkat limpahan nikmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan lancar.
Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL).

Selama proses PKL yang dilakukan dalam waktu dua minggu di Puskesmas Kecamatan
Jatinegara serta proses penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari bantuan, arahan, masukan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Safrudin, SKM, M. Kes. Selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Promosi
Kesehatan sekaligus Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Nurdahlia, S.Pd., MKM. Selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3. Ernawati, SKM selaku Clinical Instructor/Kepala Ruangan Puskesmas Kecamatan
Jatinegara.

Meski demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, sehingga penulis secara terbuka menerima saran dan kritik
positif dari pembaca. Agar hasil laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang didapat mencapai
kesempurnaan dan bisa menjadi referensi yang baik bagi pembaca. Demikian apa yang dapat
saya sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang baik
bagi pembaca khususnya mahasiswa yang hendak melaksanakan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) baik di instansi yang sama maupun instansi yang berbeda. Terima kasih.

Jakarta, Mei 2023

Clara Chinthya Azhara

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................ 2

1.3 Manfaat ............................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................... 4

2.1 Teori Tentang Kasus Penyakit .............................................................................. 4

2.2 Tahapan Teori Lawrence Green dalam Program Promosi Kesehatan Tentang Gizi
Seimbang .................................................................................................................. 5

BAB III TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN ........................................................ 10

3.1 Satuan Acara Promosi Kesehatan (SAPK) ........................................................... 10

BAB IV PENUTUP ....................................................................................................... 23

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 23

4.2 Saran ................................................................................................................... 23

LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN ........................................................................ 24

LAMPIRAN NOTULENSI DAN DOKUMENTASI PENYULUHAN ....................... 25

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 27

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, balita yang menderita gizi buruk
di Indonesia setidaknya berjumlah 3,9%. Sedangkan, balita pengidap gizi kurang
setidaknya berjumlah 13,8% di seluruh Indonesia.
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energy (Proverawati; Asfuah; 2010:1). Gizi menjadi bagian sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat
dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia.
Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun
kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja. Jenis
makanan dan cara pemberiannya pun perlu sesuai dengan keadaaan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasanya. Sehingga,akan diperoleh gizi yang seimbang untuk
balita. Pada dasarnya, kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, tinggi badan dll.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih satu
tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Anak dibawah lima tahun
merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat namun
kelompok ini erupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi
(Proverawati, Asfuah;2010;127)
Seperti yang diamanatkan dalam UUD no 4 th 1979 pasal 2 ayat 3 tentang
kesejahteraan anak yang berbunyi “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,
baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan”. Pasal ini mempunyai arti
bahwa anak berhak mendapatkan kasih sayang. Oleh karena itu sebagai orang tua harus

1
merawat dan menjaga buah hatinya dengan baik. Tingginya angka kematian bayi dan
anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. (Suhardjo;2007:vii) Angka kematian bayi dan anak tersebut bisa
saja disebabkan salah satu faktornya yaitu tentang pemberian asupan gizi yang kurang
memadai.

1.2 Tujuan

Dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas Kecamatan


Jatinegara dan melalui penyuluhan sebagai bentuk realisasi dari kasus Gizi Buruk yang
masih banyak di Puskesmas tersebut, diduga penderita Gizi Buruk merasa malu untuk
berobat dan takut dikucilkan serta memang kurang pemahaman mengenai Gizi Buruk.
Oleh karena itu, tujuan dari pengabdian kepada masyarakat berupa penyuluhan tentang
gizi seimbang yaitu setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan ibu-ibu yang
mempunyai balita mampu menanamkan kebiasaan makan yang baik dan benar kepada
anak mengenai gizi yang seimbang sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak
yang optimal, memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap penyakit.
Manfaat dari pengabdian kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan khususnya
tentang gizi seimbang bagi balita sesuai kebutuhan untuk tumbuh kembang anak yang
optimal sehingga dapat memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh anak terhadap
penyakit.

1.3 Manfaat

Adanya PKL ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat, yaitu :

1. Bagi Mahasiswa: Dapat meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa tentang


situasi dalam dunia kerja.
2. Bagi Program Studi:
a) Dapat menjadi tolok ukur pencapaian kinerja program studi khususnya untuk
mengevaluasi hasil pembelajaran oleh instansi tempat PKL.
b) Dapat menjalin kerjasama dengan instansi tempat PKL.

2
3. Bagi Instansi Tempat PKL: Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk
menentukan kebijakan di masa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan
analisis yang dilakukan mahasiswa selama PKL.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Teori Tentang Kasus Penyakit

Gizi mempunyai peran penting dalam membina dan mempertahankan kesehatan


seseorang seperti yang dibutuhkan oleh balita atau anak. Pemenuhan gizi merupakan
kewajiban setiap orang untuk memelihara kesehatan.

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat
dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Dengan konsumsi makanan yang tidak terkontrol akan menyebabkan perubahan berat
badan pada setiap individu. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat,
baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi
lemak dan disimpan dibawah kulit.

Gizi Kurang adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus,
berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3
standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.

Gizi Buruk adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat
kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki, berat badan menurut
panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan kurang dari -3 standar deviasi
dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.

Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut
umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely
underweight (gizi buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut
Umur (BB/U) kurang dari -3 SD (Kemenkes, 2011).

Gizi buruk merupakan suatu kondisi kekurangan gizi pada tingkatan yang sudah
berat, dimana status gizinya berada jauh di bawah standar. Gizi buruk akan terjadi
manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau bahkan keduanya tidak tercukupi.
Menurut WHO salah satu masalah gizi buruk terjadi akibat konsumsi makanan yang
tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena adanya gangguan kesehatan.
Anak disebut gizi buruk apabila berat badannya kurang dari berat badan normal.

4
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), gizi buruk adalah status gizi menurut berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda
klinis (marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Gizi buruk juga diartikan
seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu (Supariasa,
Bakri, & Fajar, 2002).

Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Gizi seimbang pada balita
adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal balita.

Menu seimbang : Menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan


jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan (Almatsier, 2001). Peranan berbagai kelompok bahan makanan
tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan
istilah “Tri Guna Makanan”.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-
tepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran
dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun,
yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan bagian atas
kerucut.

2.2 Tahapan Teori Lawrence Green dalam Program Promosi Kesehatan Tentang Gizi
Seimbang

Untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita perlu dilakukannya skrining
yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara di wilayah Jatinegara. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program penanggulangan pencegahan
gizi buruk pada balita. Promosi kesehatan yang dilakukan mengacu pada Precede
Proceed. Pada Precede, terdapat lima fase, yaitu: fase diagnosis sosial, fase diagnosis
epidemiologi, fase diagnosis perilaku dan lingkungan, fase diagnosis pendidikan dan

5
organisasi, serta fase diagnosis kebijakan dan administrasi. Kemudian, pada Proceed,
terdapat empat fase, yaitu: fase implementasi, fase evaluasi proses, fase evaluasi
dampak, dan fase evaluasi hasil.

 Fase 1: Diagnosis Sosial

Ada 4 faktor yang melatarbelakangi gizi buruk yaitu: ekonomi, sanitasi,


pendidikan orangtua, dan perilaku orangtua. Kemiskinan salah satu determinan social-
ekonomi, merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat mukim yang berjejalan, dan
tidak sehat serta ketidakmampuan mengakses fasilitas kesehatan. Malnutrisi masih
saja melatarbelakangi penyakit dan kematian anak. Kurang kalori protein
sesungguhnya berpeluang menyerap siapa saja, terutama bayi dan anak yang tengah
tumbuh-kembang.

 Fase 2: Diagnosis Epidemiologi

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, balita yang menderita gizi buruk
di Indonesia setidaknya berjumlah 3,9%. Sedangkan, balita pengidap gizi kurang
setidaknya berjumlah 13,8% di seluruh Indonesia.

 Fase 3: Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

Berbagai faktor yang bisa menimbulkan masalah gizi pada anak-anak, salah
satunya ialah rendahnya pengetahuan orangtua terhadap kecukupan gizi anak.
Padahal, orang tua menjadi dua orang terdekat anak yang berperan sebagai penyedia
makanan bergizi seimbang bagi anak di rumah.

Satu keluarga yang ayah dan ibunya bekerja, bahkan pada akhirnya
mempercayakan penanganan anak-anaknya pada orang lain. Pada akhirnya, anak-

6
anak ini memperoleh asupan gizi sekadarnya dari orang yang dipercaya merawatnya.
Mereka kurang memperhatikan asupan gizi seimbang guna pertumbuhan anak-anak.

 Fase 4: Diagnosis Edukasi

Pada fase ini diberikannya pengetahuan dan edukasi kepada orang tua, sehingga
mereka paham mengenai gizi seimbang. Sebagai seorang Promotor kesehatan dapat
memulai dari tingkatkan pengetahuan sasaran dan Puskesmas Kecamatan Jatinegara
sebagai lintas sektor dalam pelaksanaan program yang akan dilakukan. Upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, promotor kesehatan dapat melakukan penyuluhan atau
pemberian edukasi terkait Gizi Seimbang agar masyarakat lebih peduli untuk
meningkatkan kesehatannya. Selanjutnya, dilaksanakan Program Gizi PELANGI
NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Balita serta Remaja),
program tersebut dilaksanakan agar sasaran lebih peduli terhadap kesehatan untuk
keseimbangan gizi. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan penyuluhan
mengenai Gizi Seimbang kepada sasaran yang dituju.

 Fase 5: Diagnosis Kebijakan

Proses Asuhan Gizi di masyarakat termasuk individu menitikberatkan kepada


upaya pencegahan penyakit dan promosi kesehatan, contoh: pencegahan utama
penyakit dengan cara mengontrol faktor risiko yang berhubungan dengan masalah
gizi. Upaya pencegahan kedua berfokus pada deteksi dini penyakit melalui skrinning
atau bentuk lain dalam penilaian risiko.

Tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan gizi harus mengembangkan


kebijakan dan program untuk membantu memperbaiki pola makan dan meningkatkan
status kesehatan masyarakat.

 Fase 6: Implementasi

Penggerakan dan pelaksanaan merupakan implementasi dari rumusan


perencanaan, terdiri dari penggerakan dan pelaksanaan yang terintegrasi dengan
proses penggerakan dan pelaksanaan puskesmas. Penggerakan meliputi
pengorganisasian, persiapan pelaksanaan kegiatan, penentuan sasaran program dan
jumlahnya yang diperhitungkan, rencana peningkatan kapasitas dan kemampuan
teknis SDM gizi, perencanaan sarana dan prasarana pendukung program gizi

7
masyarakat. Penggerakan dan pelaksanaan harus terintegrasi dengan program di
puskesmas.

Rencana intervensi akan dilaksanakan melalui integrasi lintas program dengan


kejelasan peran masing-masing profesi, yang bekerja secara kolaboratif sesuai
kompetensi dan kewenangan profesi. Pengorganisasian program gizi digambarkan
pada tabel berikut.

Kolaborasi LP/LS dalam Penyelenggaraan Program Gizi di Puskesmas

 Fase 7, 8, dan 9: Evaluasi

Monitoring dan evaluasi merupakan pengawasan dan penilaian secara berkala


terhadap pelaksanaan asuhan gizi di puskesmas. Kegiatan yang dimonitor adalah
proses asuhan gizi yang diberikan pada perseorangan dan masyarakat.

1. Tujuan monitoring dan evaluasi gizi

Untuk melihat perkembangan dan pencapaian tujuan yang diharapkan.


Monitoring dan evaluasi gizi mengidentifikasi outcome yang berhubungan dengan
diagnosis dan tujuan intervensi gizi yang direncanakan. Indikator asuhan gizi adalah
penanda (marker) yang dapat diukur dan dievaluasi untuk menentukan efektivitas
asuhan gizi. Kajian gizi yang lebih spesifik dapat dilakukan dengan membandingkan
outcome dengan status gizi sebelumnya dan tujuan intervensi. Secara umum, ini
bertujuan untuk menilai efektivitas intervensi yang dilakukan oleh tenaga gizi.

8
2. Cara Tenaga kesehatan menentukan indikator yang diukur dalam monitoring dan
evaluasi

Tenaga Kesehatan menentukan indikator yang dapat menggambarkan


perubahan hasil dari asuhan gizi. Dengan kata lain, Tenaga Kesehatan akan
mempertimbangkan diagnosis gizi, intervensi gizi, diagnosis medis, tujuan pelayanan
kesehatan, kualitas pelayanan gizi, jenis pelayanan, klien/ masyarakat, dan tingkat
keparahan penyakit.

3. Pengelolaan outcome dari monitoring dan evaluasi Dibagi menjadi empat kategori:

 Pengukuran antropometri
 Data riwayat gizi
 Data laboratorium
 Data klinis/ fisik

4. Kegiatan dalam Monitoring dan Evaluasi Gizi

Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tenaga gizi terdiri dari kegiatan
memantau, mengukur, dan mengevaluasi keberhasilan asuhan gizi pada klien/
masyarakat.

5. Monitoring dan evaluasi gizi pada masyarakat

Monitoring dan Evaluasi Gizi pada Masyarakat lebih unik karena tidak hanya
melibatkan individu melainkan juga masyarakat. Monitoring dan evaluasi dilakukan
terhadap data yang diperoleh pada pengkajian, kecuali data riwayat klien. Monitoring
dilakukan atas intervensi yang telah diberikan dengan cara mengukur parameter yang
ada pada diagnosis gizi berdasarkan tanda dan gejala. Secara lebih luas, monitoring
dan evaluasi gizi pada masyarakat harus sesuai dengan tujuan dan indikator program
gizi. Penetapan outcome berdasarkan program dapat dibuat dalam asuhan gizi di
masyarakat.

6. Proses monitoring dan evaluasi gizi

Penting untuk memasukkan monitoring dan evaluasi dalam rencana kegiatan


gizi. Perencanaan yang matang akan mendukung jalannya program. Dalam hal ini,
monitoring dan evaluasi berguna untuk meningkatkan performa program. Catatan:
monitoring dan evaluasi dapat diterapkan dalam setiap tahapan pelaksanaan program.

9
BAB III

TINDAKAN PROMOSI KESEHATAN

3.1 Satuan Acara Promosi Kesehatan (SAPK)

Satuan Acara Penyuluhan pada masyarakat yang dilakukan di Kecamatan


Jatinegara Adapun alasan dilakukan penyuluhan, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
audiens atau sasaran mengenai porsi makan yang sesuai dengan zat gizi yang dibutuhkan
oleh tubuh agar nutrisi yang masuk ke dalam tubuh seimbang dan tercukupi. Pemberian
pendidikan mengenai Gizi Seimbang akan membantu masyarakat dalam mencegah
terjadinya kasus kurang gizi di Indonesia. Namun, masih kurangnya kesadaran diri dari
masyarakat untuk mengikuti pendidikan kesehatan, sehingga pemberian informasi perlu
ditingkatkan lagi.

A. Pengantar
Bidang Studi : Promosi Kesehatan
Topik : Gizi Seimbang
Subtopik : PELANGI NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan
Kesehatan Balita serta Remaja)
Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan Remaja
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2023
Pukul : 8.00 - 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Jatinegara

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan masyarakat dapat
mengetahui dan memahami pentingnya mengkonsumsi makanan dengan porsi yang
sesuai dengan kebutuhan gizi agar nutrisi yang masuk kedalam tubuh seimbang dan
tercukupi.

C. Tujuan Intruksional Khusus

10
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai Gizi Seimbang, maka
sasaran mampu:
a. Mengetahui pengertian dari Gizi Seimbang
b. Mengetahui dan memahami komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh
c. Mengetahui manfaat dari mengkonsumsi makanan dengan Gizi Seimbang
d. Mengetahui pengertian dari kurang gizi
e. Mengetahui penyebab terjadinya gizi buruk
f. Mengetahui dan memahami macam-macam gejala gizi buruk
g. Mengetahui dan memahami pencegahan gizi buruk

D. Materi
Materi terlampir yang akan dijelaskan atau dipaparkan dalam kegiatan
penyuluhan Gizi Seimbang meliputi:
a. Definisi Gizi Seimbang
b. Macam-macam komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh
c. Manfaat makanan dengan Gizi Seimbang
d. Definisi kurang gizi
e. Penyebab gizi buruk
f. Macam-macam gejala gizi buruk
g. Pencegahan gizi buruk

E. Metode
Cara penyampaian penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah. Tidak dapat dipungkiri jika metode ceramah merupakan salah satu metode
yang tepat untuk menyampaikan materi atau pesan secara gamblang dan terbuka, serta
dengan metode ini promotor kesehatan juga bisa berinteraksi dan komunikasi dua arah
dengan masyarakat sebagai sasaran pendidikan.

F. Media
Media dan alat bantu yang dipakai dalam kegiatan penyuluhan adalah sebagai
berikut:
 Poster
 Microfon

11
 Speaker

G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
1. Pembukaan 1 menit a. Memberikan a. Menyambut Microfon
salam dan sapaan salamdan dan
b. Memperkenalkan mendengarkan speaker
diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan dan
tujuan memperhatikan
pendidikan c. Mendengarkan
kesehatan dan
d. Melakukan memperhatikan
kontrak waktu d. Mendengarkan,
dengan peserta memperhatikan,
dan memberi
persetujuan

2. Pemberian 8 menit a. Menjelaskan isi a. Mendengarkan Microfon,


Materi materi dari materi yang poster
Poster mengenai disampaikan dan
Gizi Seimbang b. Menanyakan speaker
b. Menjelaskan hal –hal yang
tentang hal-hal belum
yang belum dipahami.
dipahami
peserta, yang
meliputi:
1) Definisi Gizi
Seimbang
2) Macam-
macam
komponen

12
zat makro
yang
diperlukan
oleh tubuh
3) Manfaat
makanan
dengan Gizi
Seimbang
4) Definisi
kurang gizi
5) Penyebab
gizi buruk
6) Macam-
macam
gejala gizi
buruk
7) Pencegahan
gizi buruk

3. Penutup 1 menit a. Menyimpulakan a. Mendengarkan Microfon


tentang materi kesimpulan yang dan
Gizi Seimbang akan disimpulakan speaker
b. Mengakhiri oleh penyuluh
kegiatan dengan b. Menjawab salam
ucapan
terimakasih

13
H. Setting Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara

Keterangan:
: Promotor Kesehatan : Dokumenter
: Layar monitor : Sasaran

I. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
 Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
 Peran dan tugas Penyuluh sesuai dengan perencanaan
 Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
 80% peserta menghadiri penyuluhan
2) Evaluasi Proses
 Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
 Minimal 80% dari sasaran yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai
selesai
 Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
 70% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
 Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gizi
seimbang
 Keluarga dan pasien mengetahui tentang cara pencegahan gizi buruk

14
 Keluarga dan pasien mengetahui tentang Definisi Gizi Seimbang,
Macam-macam komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh,
Manfaat makanan dengan Gizi Seimbang, Definisi kurang gizi,
Penyebab gizi buruk, Macam-macam gejala gizi buruk, Pencegahan gizi
buruk.

J. Lampiran Materi
a) Latar Belakang Gizi Seimbang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energy (Proverawati; Asfuah; 2010:1). Gizi menjadi bagian sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat
dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia.
Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun
kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja. Jenis
makanan dan cara pemberiannya pun perlu sesuai dengan keadaaan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasanya. Sehingga,akan diperoleh gizi yang seimbang untuk
balita. Pada dasarnya, kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, tinggi badan dll.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih satu
tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Anak dibawah lima tahun
merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat namun
kelompok ini erupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi
(Proverawati, Asfuah;2010;127)
Seperti yang diamanatkan dalam UUD no 4 th 1979 pasal 2 ayat 3 tentang
kesejahteraan anak yang berbunyi “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,
baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan”. Pasal ini mempunyai arti
bahwa anak berhak mendapatkan kasih sayang. Oleh karena itu sebagai orang tua harus
merawat dan menjaga buah hatinya dengan baik. Tingginya angka kematian bayi dan
15
anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. (Suhardjo;2007:vii) Angka kematian bayi dan anak tersebut bisa
saja disebabkan salah satu faktornya yaitu tentang pemberian asupan gizi yang kurang
memadai.

b) Definisi Gizi Seimbang


Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Gizi seimbang pada balita
adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan
jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip
keanekaragaman atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan
(BB) ideal balita.
Menu seimbang : Menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan
jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna
pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan
dan perkembangan (Almatsier, 2001). Peranan berbagai kelompok bahan makanan
tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut. Populer dengan
istilah “Tri Guna Makanan”.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-
tepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu
sayuran dan buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat
pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan,
digambarkan bagian atas kerucut.

c) Macam-macam Komponen Zat Makro


1. Protein
Dua jenis protein yaitu: protein hewani, yang didapati dari daging hewan
(telur,susu,daging) dan protein nabati (tempe,tahu) yang didapat dari tumbuh-
tumbuhan.
Fungsi Protein:
a. Penunjang pertumbuhan
b. Pengaturan proses tubuh
c. Energi.
16
Protein merupakan zat gizi makro yang menyusun berbagai jaringan tubuh.
Anda juga membutuhkan zat gizi ini untuk menjalankan metabolisme tubuh,
menghasilkan hormon dan enzim, serta menjaga keseimbangan asam dan basa di dalam
tubuh.
2. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber tenaga bagi anak, Bayi yang baru mendapat asupan
makanan dari ASI. Seperti: bubur susu, sereal,roti,nasi tim atau nasi.
Fungsi Karbohidrat:
a. Energi
b. Aksi pencadangan protein
c. Pengaturan metabolisme lemak
d. Peranan dalam fungsi gastrointestinal.
Karbohidrat berfungsi menyediakan energi bagi tubuh. Namun, zat gizi ini juga
berperan dalam proses pembentukan energi dan cadangannya. Dengan menyimpan
cadangan, tubuh tidak perlu mengambil energi dari pembakaran lemak atau protein.
3. Lemak
Lemak termsuk senyawa minyak-minyakan yang tidak larut dalam air tetapi
larut dalam pelarut organic tertentu seperti eter,alcohol dan benzen. Asam lemak jenuh
lebih stabil dan tidak memiliki ikatan rangkap, contoh asam palmitat, stearat yang
merupakan unsur utama mentega coklat.
Fungsi Lemak:
Fungsi utama lemak adalah untuk memberikan energi, setiap gram lemak jika
dioksidasi menghasilkan sekitar sembilan kalori.
Setelah karbohidrat habis, tubuh akan membakar lemak untuk memperoleh energi.
Lemak ini juga melindungi organ-organ vital, menjadi insulator (penghantar panas)
yang mempertahankan panas tubuh, serta melarutkan dan membawa vitamin larut
lemak.
4. Vitamin
Vitamin adalah sejumlah zat yang terdapat dalam makanan, yang berfungsi untuk
mempertahankan fungsi tubuh (Marlow,D.R.dan Reeding BA,1988) Kekurangan
vitamin akan menyebabkan tubuh cepat merasa lelah, kurang nafsu makan, kerusakan
pembuluh darah dan sel saraf serta dapat mengurangi ketajaman penglihatan. Vitamin
C penting untuk tubuh untuk pembentukan substansi antar sel, meningkatkan daya

17
tahan tubuh dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus. Vitamin D penting untuk
penyerapan dan metabolisme kalsium dan posfor, pembentukan tulang dan gigi.
Sumber-sumber vitamin :
a. Vitamin A : tomat, wortel, sayur-sayuran hijau
b. Vitamin B : beras merah
c. Vitamin C : jeruk, jambu biji
d. Vitamin D : buah dan sayur
e. Vitamin E : alpukat, kiwi, dan biji-bijian
f. Vitamin K : jambu biji
Vitamin yaitu zat organik yang tubuh butuhkan untuk tumbuh, berkembang, dan
menjalankan fungsinya dengan baik.
5. Mineral
Mineral adalah senyawa non-organik yang tubuh Anda butuhkan agar bisa
berkembang dan berfungsi dengan normal.
Fungsi mineral:
a. Mengaktifkan metabolisme tubuh
b. ASI, susu formula, garam dapur, hati.
Ada berbagai fungsi mineral bagi tubuh, di antaranya menjaga kesehatan tulang,
otot, otak, dan jantung. Tubuh juga menggunakan mineral untuk membentuk enzim,
hormon, dan beberapa bahan penting lainnya.

d) Manfaat makanan dengan Gizi Seimbang


a. Menjaga daya tahan tubuh balita sehingga tidak mudah terserang penyakit
b. Mempercepat pertumbuhan fisik
c. Untuk pengembangan otak dan mental anak
d. Memenuhi kebutuhan gizi balita
e. Balita menjadi lebih aktif dan bersemangat
f. Tidak mudah Lelah

e) Definisi Kurang Gizi


Menurut Ngastiyah (2005:258), gizi kurang pada keadaan awalnya tidak
ditentukan kelainan biokimia tapi pada keadaan lanjut akan didapatkan kadar albumin
rendah, sedangkan globulin meninggi. Sedangkan menurut Almatsier(2002: 303), Gizi

18
kurang disebabkan oleh kekurangan makanan sumber energi secara umum dan kurang
sumber protein.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Gizi kurang adalah suatu
keadaan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang sumber protein,
penyerapan yang buruk atau kehilangan zat gizi secara berlebih.
Kurang gizi adalah kondisi dimana tubuh tidak memperoleh asupan nutrisi yang
cukup seperti asupan protein, vitamin, kalori hingga mineral.
Penyebab kurang gizi :
a. Kurang makan
b. Makanan yang tidak seimbang
c. Makan yang tidak teratur
d. Salah dalam mengolah makanan.
Tanda-tanda kurang gizi :
a. Badan kurus
b. Kulit kering, kusam
c. Lemas dan pucat
d. Mata bengkak
e. Kaki dan tangan bengkak.
Akibat kurang gizi :
a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Busung lapar
d. Kurang cerdas.

f) Penyebab Gizi Buruk


Secara umum, gizi buruk pada anak disebabkan oleh tidak tercukupinya
kebutuhan zat gizi harian. Kondisi tersebut bisa disebabkan oleh faktor-faktor berikut
ini:

1. Ketidaktahuan orang tua tentang gizi


Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi seimbang
merupakan penyebab umum kurangnya gizi pada anak. Bila orang tua tidak mengetahui
jenis dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak
mencukupi kebutuhan anak sehingga ia mengalami gizi buruk.

19
2. Tingkat sosial ekonomi yang rendah
Kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang baik juga bisa menyebabkan anak
kekurangan gizi. Hal ini karena porsi dan jenis makanannya tidak memenuhi kebutuhan
gizi dalam waktu lama. Namun, hal itu bisa diakali dengan mengetahui sumber
makanan bergizi yang mudah ditemui serta tidak mahal tapi kebersihannya terjaga
3. Kebersihan lingkungan yang buruk
Lingkungan yang tidak bersih juga dapat menyebabkan anak mengalami
kekurangan gizi, sebab lingkungan yang kotor bisa membuat anak terserang beragam
penyakit. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan gizi terhambat, meskipun asupan
makanannya sudah baik.
4. Menderita penyakit tertentu
Selain karena makanan, gizi buruk bisa juga disebabkan oleh suatu penyakit
atau kondisi medis, terutama penyakit saluran pencernaan yang membuat tubuh anak
sulit mencerna atau menyerap makanan. Contohnya adalah penyakit celiac, penyakit
Crohn, dan radang usus. Selain itu, penyakit jantung bawaan dan penyakit infeksi,
seperti TB paru, juga bisa menyebabkan anak mengalami gizi buruk.

g) Gejala Gizi Buruk


Gejala umum pada anak yang mengalami gizi buruk biasanya terlihat dari fisik
anak yang kurus, namun tahukah sahabat terdapat beberapa ciri lain yang bisa menjadi
gejala pada kasus gizi buruk diantaranya :
1. Berat badan dan tinggi badan anak di bawah rata-rata normal anak seumurannya
2. Anak mudah lelah dan terlihat lesu, tidak bergairah dalam bermain
3. Sering rewel
4. Tidak nafsu makan
5. Pertumbuhan anak terlambat
6. Kulit dan rambut tampak kering
7. Rambut rontok
8. Mata dan pipi tampak cekung
9. Mudah sakit
10. Terkena anemia
11. Tidak fokus atau kurang perhatian dengan lingkungan dan membuatnya sulit
mengikuti pelajaran
12. Menurunnya imunitas
20
h) Pencegahan Gizi Buruk
1. Cari tau penyebab dan gejala awal gizi buruk
2. Meningkatkan pemahaman tentang asupan nutrisi
3. Rutin periksa kesehatan
4. Berikan makanan tambahan dan suplemen gizi
5. Terampil dalam penyesuaian menu

i) Penyakit yang timbul akibat kekurangan gizi


Ada banyak penyakit yang bisa timbul jika kita kekurangan gizi atau makanan
yang kita makan tidak mengandung gizi seimbang, di antaranya:
 Anemia: Penyakit kekurangan sel darah merah akibat kekurangan zat besi dan
mineral
 Obesitas: Penyakit kegemukan akibat kelebihan karbohidrat dan lemak
 Sariawan: Luka atau radang di mulut akibat kekurangan vitamin C
 Gondok: Benjolan di leher akibat kekurangan yodium
 Rabun senja: Gangguan penglihatan akibat kekurangan vitamin A
 Busung lapar: Penyakit kelaparan akibat kurangnya protein dan kalori

j) 4 Pilar Gizi Seimbang


 Mengonsumsi Aneka Ragam Pangan
Tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi
yang dibutuhkan oleh tubuh. Oleh karenanya, kita harus mengombinasikan
makanan yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, vitamin dan
mineral (dari sayur dan buah).
Kementerian Kesehatan merekomendasikan konsumsi:
a) Karbohidrat (nasi, jagung, ubi, singkong): 3-4 porsi per hari
b) Sayur: 3-4 porsi per hari
c) Buah: 2-3 porsi per hari
d) Lauk pauk (ikan, ayam, daging, telur, udang, tempe, tahu): 2-4 porsi per hari
e) Air mineral: sekitar 2,5 liter per hari

 Membiasakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

21
Hal ini bertujuan untuk menghindari agar tidak terpapar penyakit. Sebagian
besar penyakit disebabkan oleh gaya hidup yang tidak bersih dan sehat, seperti jarang
mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, sebelum dan setelah makan, atau setelah
dari kamar mandi.
Oleh karenanya biasakan untuk menjalankan kunci dari perilaku hidup bersih
dan sehat berikut:
a) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b) Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat
dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit.
c) Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman dan
virus penyebab penyakit.
d) Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

 Melakukan Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara


pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Selain itu,
aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk
metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan
zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

 Memantau Berat Badan Secara Teratur

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat
gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang
sesuai untuk tinggi badan atau dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT).

22
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah gizi menyerang semua
lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan
menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan
penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup/stress.

Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi seimbang
merupakan penyebab umum kurangnya gizi pada anak. Bila orang tua tidak mengetahui
jenis dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak
mencukupi kebutuhan anak sehingga ia mengalami gizi buruk. Upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, promotor kesehatan dapat melakukan penyuluhan atau
pemberian edukasi terkait Gizi Seimbang agar masyarakat lebih peduli untuk
meningkatkan kesehatannya. Selanjutnya, dilaksanakan Program Gizi PELANGI
NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Balita serta Remaja),
program tersebut dilaksanakan agar sasaran lebih peduli terhadap kesehatan untuk
keseimbangan gizi. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan penyuluhan
mengenai Gizi Seimbang kepada sasaran yang dituju.

4.2 Saran

Dengan adanya penulisan laporan ini yang berjudulkan “Laporan Praktik Kerja
Lapangan Promosi Kesehatan Kasus Gizi Seimbang di Puskesmas Kecamatan
Jatinegara”, diharapkan dapat memberikan gambaran kasus tersebut dan apa saja yang
dapat dilakukan oleh promotor kesehatan agar dapat menurunkan kejadian gizi buruk.
Serta kritik dan saran yang membangun dibutuhkan oleh penulis, agar penulisan lebih
baik kedepannya.

23
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN

24
LAMPIRAN NOTULENSI DAN DOKUMENTASI PENYULUHAN

Telah dilaksanakan penyuluhan kesehatan dengan materi mengenai gizi seimbang,


dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Selasa, 16 Mei 2023


Tempat : Puskesmas Kecamatan Jatinegara, Lantai 1
Program : PELANGI NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Balita
serta Remaja)

Sebelum melakukan penyuluhan dilakukan berkoordinasi dengan kak Syifa selaku


pemegang program gizi untuk melakukan penyuluhan atau edukasi mengenai gizi seimbang.
Setelah mengkonfirmasi ke kak Syifa, saya langsung di alihkan ke tempat penyuluhan untuk
melakukan edukasi. Setelah itu, mahasiswa melakukan bina suasana untuk mempersiapkan dan
mengkondisikan sasaran sebelum dilakukan penyuluhan. Selanjutnya, mahasiswa mulai
melakukan penyuluhan yang diawali dengan perkenalan dan pemberian informasi mengenai
daruratnya kasus gizi buruk di Jakarta, khususnya di Jatinegara. Mahasiswa menyampaikan
materi penyuluhan berisi definisi gizi seimbang, macam-macam komponen zat makro yang
diperlukan oleh tubuh, manfaat makanan dengan gizi seimbang, definisi kurang gizi, penyebab
gizi buruk, macam-macam gejala gizi buruk, pencegahan gizi buruk. Sasaran merupakan ibu
yang mempunyai balita dan remaja. Jumlah sasaran di Puskesmas Kecamatan Jatinegara Lantai
1 sekitar 25 orang.

25
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN

26
DAFTAR PUSTAKA

Herliafifah, Riska. 2021. Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Balita Usia 1-5 Tahun.
hellosehat.com.

Handoko, Sentot. 2020. Gizi Seimbang Untuk Gaya Hidup Yang Sehat. www.emc.id.

Putri, Maretta. 2020. Daftar Menu Gizi Seimbang untuk Anak yang Wajib Dipenuhi.
www.k24klik.com.

Angga. 2017. Gizi Seimbang Anak 0-2 tahun. gizi.fk.ub.ac.id.

Ariani, Karinta. 2021. Anak Susah Makan Jangan Dibiarkan! Ini 10 Cara Mengatasi yang
Tepat. hellosehat.com.

Heriani, Anisah. 2021. Manfaat Penting Mengonsumsi Gizi Seimbang terhadap Tumbuh
Kembang Si Anak. www.kompasiana.com.

Kenali Penyebab Anak Kurang Gizi dan Gejala Awal yang Timbul. (2019). from
https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-anak-kurang-gizi-dan-gejala-awal-yang-
timbul

27

Anda mungkin juga menyukai