Penulis:
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan praktik ini telah diperbaiki oleh penulis sesuai dengan masukan Pembimbing
Lahan Praktik dan Dosen Pembimbing Praktik untuk disetujui sebagai Laporan Tugas Individu
Praktik Kerja Lapangan Promosi Kesehatan.
Mengetahui, Menyetujui,
Pembimbing Lahan Praktik Dosen Pembimbing Praktik Institusi
Clinical Instructure/Kepala Ruangan
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta Alam. Berkat limpahan nikmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan lancar.
Penyusunan laporan ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan mata kuliah Praktik
Kerja Lapangan (PKL).
Selama proses PKL yang dilakukan dalam waktu dua minggu di Puskesmas Kecamatan
Jatinegara serta proses penyusunan laporan ini tentu tak lepas dari bantuan, arahan, masukan,
serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Safrudin, SKM, M. Kes. Selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan Promosi
Kesehatan sekaligus Penanggung Jawab Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
2. Nurdahlia, S.Pd., MKM. Selaku dosen pembimbing Praktik Kerja Lapangan (PKL).
3. Ernawati, SKM selaku Clinical Instructor/Kepala Ruangan Puskesmas Kecamatan
Jatinegara.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan
Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini, sehingga penulis secara terbuka menerima saran dan kritik
positif dari pembaca. Agar hasil laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang didapat mencapai
kesempurnaan dan bisa menjadi referensi yang baik bagi pembaca. Demikian apa yang dapat
saya sampaikan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi referensi yang baik
bagi pembaca khususnya mahasiswa yang hendak melaksanakan mata kuliah Praktik Kerja
Lapangan (PKL) baik di instansi yang sama maupun instansi yang berbeda. Terima kasih.
iii
DAFTAR ISI
2.2 Tahapan Teori Lawrence Green dalam Program Promosi Kesehatan Tentang Gizi
Seimbang .................................................................................................................. 5
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
merawat dan menjaga buah hatinya dengan baik. Tingginya angka kematian bayi dan
anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. (Suhardjo;2007:vii) Angka kematian bayi dan anak tersebut bisa
saja disebabkan salah satu faktornya yaitu tentang pemberian asupan gizi yang kurang
memadai.
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2
3. Bagi Instansi Tempat PKL: Dapat menjadi bahan masukan bagi instansi untuk
menentukan kebijakan di masa yang akan datang berdasarkan hasil pengkajian dan
analisis yang dilakukan mahasiswa selama PKL.
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat
dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Dengan konsumsi makanan yang tidak terkontrol akan menyebabkan perubahan berat
badan pada setiap individu. Perubahan berat badan adalah berubahnya ukuran berat,
baik bertambah atau berkurang akibat dari konsumsi makanan yang diubah menjadi
lemak dan disimpan dibawah kulit.
Gizi Kurang adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi kurus,
berat badan menurut panjang badan atau tinggi badan kurang dari -2 sampai dengan -3
standar deviasi, dan/atau lingkar lengan 11,5-12,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
Gizi Buruk adalah keadaan gizi balita yang ditandai dengan kondisi sangat
kurus, disertai atau tidak edema pada kedua punggung kaki, berat badan menurut
panjang badan atau berat badan dibanding tinggi badan kurang dari -3 standar deviasi
dan/atau lingkar lengan atas kurang dari 11,5 cm pada Anak usia 6-59 bulan.
Gizi buruk adalah status gizi yang didasarkan pada indeks berat badan menurut
umur (BB/U) yang merupakan padanan istilah underweight (gizi kurang) dan severely
underweight (gizi buruk). Balita disebut gizi buruk apabila indeks Berat Badan menurut
Umur (BB/U) kurang dari -3 SD (Kemenkes, 2011).
Gizi buruk merupakan suatu kondisi kekurangan gizi pada tingkatan yang sudah
berat, dimana status gizinya berada jauh di bawah standar. Gizi buruk akan terjadi
manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau bahkan keduanya tidak tercukupi.
Menurut WHO salah satu masalah gizi buruk terjadi akibat konsumsi makanan yang
tidak cukup mengandung energi dan protein serta karena adanya gangguan kesehatan.
Anak disebut gizi buruk apabila berat badannya kurang dari berat badan normal.
4
Sedangkan menurut Depkes RI (2005), gizi buruk adalah status gizi menurut berat
badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau dengan tanda-tanda
klinis (marasmus, kwasiorkor dan marasmus-kwasiorkor). Gizi buruk juga diartikan
seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan
protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu (Supariasa,
Bakri, & Fajar, 2002).
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Gizi seimbang pada balita
adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman
atau variasi makanan, aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal balita.
2.2 Tahapan Teori Lawrence Green dalam Program Promosi Kesehatan Tentang Gizi
Seimbang
Untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada balita perlu dilakukannya skrining
yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara di wilayah Jatinegara. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program penanggulangan pencegahan
gizi buruk pada balita. Promosi kesehatan yang dilakukan mengacu pada Precede
Proceed. Pada Precede, terdapat lima fase, yaitu: fase diagnosis sosial, fase diagnosis
epidemiologi, fase diagnosis perilaku dan lingkungan, fase diagnosis pendidikan dan
5
organisasi, serta fase diagnosis kebijakan dan administrasi. Kemudian, pada Proceed,
terdapat empat fase, yaitu: fase implementasi, fase evaluasi proses, fase evaluasi
dampak, dan fase evaluasi hasil.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018, balita yang menderita gizi buruk
di Indonesia setidaknya berjumlah 3,9%. Sedangkan, balita pengidap gizi kurang
setidaknya berjumlah 13,8% di seluruh Indonesia.
Berbagai faktor yang bisa menimbulkan masalah gizi pada anak-anak, salah
satunya ialah rendahnya pengetahuan orangtua terhadap kecukupan gizi anak.
Padahal, orang tua menjadi dua orang terdekat anak yang berperan sebagai penyedia
makanan bergizi seimbang bagi anak di rumah.
Satu keluarga yang ayah dan ibunya bekerja, bahkan pada akhirnya
mempercayakan penanganan anak-anaknya pada orang lain. Pada akhirnya, anak-
6
anak ini memperoleh asupan gizi sekadarnya dari orang yang dipercaya merawatnya.
Mereka kurang memperhatikan asupan gizi seimbang guna pertumbuhan anak-anak.
Pada fase ini diberikannya pengetahuan dan edukasi kepada orang tua, sehingga
mereka paham mengenai gizi seimbang. Sebagai seorang Promotor kesehatan dapat
memulai dari tingkatkan pengetahuan sasaran dan Puskesmas Kecamatan Jatinegara
sebagai lintas sektor dalam pelaksanaan program yang akan dilakukan. Upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, promotor kesehatan dapat melakukan penyuluhan atau
pemberian edukasi terkait Gizi Seimbang agar masyarakat lebih peduli untuk
meningkatkan kesehatannya. Selanjutnya, dilaksanakan Program Gizi PELANGI
NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Balita serta Remaja),
program tersebut dilaksanakan agar sasaran lebih peduli terhadap kesehatan untuk
keseimbangan gizi. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan penyuluhan
mengenai Gizi Seimbang kepada sasaran yang dituju.
Fase 6: Implementasi
7
masyarakat. Penggerakan dan pelaksanaan harus terintegrasi dengan program di
puskesmas.
8
2. Cara Tenaga kesehatan menentukan indikator yang diukur dalam monitoring dan
evaluasi
3. Pengelolaan outcome dari monitoring dan evaluasi Dibagi menjadi empat kategori:
Pengukuran antropometri
Data riwayat gizi
Data laboratorium
Data klinis/ fisik
Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh tenaga gizi terdiri dari kegiatan
memantau, mengukur, dan mengevaluasi keberhasilan asuhan gizi pada klien/
masyarakat.
Monitoring dan Evaluasi Gizi pada Masyarakat lebih unik karena tidak hanya
melibatkan individu melainkan juga masyarakat. Monitoring dan evaluasi dilakukan
terhadap data yang diperoleh pada pengkajian, kecuali data riwayat klien. Monitoring
dilakukan atas intervensi yang telah diberikan dengan cara mengukur parameter yang
ada pada diagnosis gizi berdasarkan tanda dan gejala. Secara lebih luas, monitoring
dan evaluasi gizi pada masyarakat harus sesuai dengan tujuan dan indikator program
gizi. Penetapan outcome berdasarkan program dapat dibuat dalam asuhan gizi di
masyarakat.
9
BAB III
A. Pengantar
Bidang Studi : Promosi Kesehatan
Topik : Gizi Seimbang
Subtopik : PELANGI NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan
Kesehatan Balita serta Remaja)
Sasaran : Ibu yang mempunyai Balita dan Remaja
Hari / Tanggal : Selasa, 16 Mei 2023
Pukul : 8.00 - 08.30 WIB
Tempat : Puskesmas Kecamatan Jatinegara
10
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai Gizi Seimbang, maka
sasaran mampu:
a. Mengetahui pengertian dari Gizi Seimbang
b. Mengetahui dan memahami komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh
c. Mengetahui manfaat dari mengkonsumsi makanan dengan Gizi Seimbang
d. Mengetahui pengertian dari kurang gizi
e. Mengetahui penyebab terjadinya gizi buruk
f. Mengetahui dan memahami macam-macam gejala gizi buruk
g. Mengetahui dan memahami pencegahan gizi buruk
D. Materi
Materi terlampir yang akan dijelaskan atau dipaparkan dalam kegiatan
penyuluhan Gizi Seimbang meliputi:
a. Definisi Gizi Seimbang
b. Macam-macam komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh
c. Manfaat makanan dengan Gizi Seimbang
d. Definisi kurang gizi
e. Penyebab gizi buruk
f. Macam-macam gejala gizi buruk
g. Pencegahan gizi buruk
E. Metode
Cara penyampaian penyuluhan dilakukan dengan menggunakan metode
ceramah. Tidak dapat dipungkiri jika metode ceramah merupakan salah satu metode
yang tepat untuk menyampaikan materi atau pesan secara gamblang dan terbuka, serta
dengan metode ini promotor kesehatan juga bisa berinteraksi dan komunikasi dua arah
dengan masyarakat sebagai sasaran pendidikan.
F. Media
Media dan alat bantu yang dipakai dalam kegiatan penyuluhan adalah sebagai
berikut:
Poster
Microfon
11
Speaker
G. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Media
1. Pembukaan 1 menit a. Memberikan a. Menyambut Microfon
salam dan sapaan salamdan dan
b. Memperkenalkan mendengarkan speaker
diri b. Mendengarkan
c. Menjelaskan dan
tujuan memperhatikan
pendidikan c. Mendengarkan
kesehatan dan
d. Melakukan memperhatikan
kontrak waktu d. Mendengarkan,
dengan peserta memperhatikan,
dan memberi
persetujuan
12
zat makro
yang
diperlukan
oleh tubuh
3) Manfaat
makanan
dengan Gizi
Seimbang
4) Definisi
kurang gizi
5) Penyebab
gizi buruk
6) Macam-
macam
gejala gizi
buruk
7) Pencegahan
gizi buruk
13
H. Setting Tempat
Penyuluhan akan dilaksanakan di Puskesmas Kecamatan Jatinegara
Keterangan:
: Promotor Kesehatan : Dokumenter
: Layar monitor : Sasaran
I. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
Peran dan tugas Penyuluh sesuai dengan perencanaan
Laporan telah dikoordinasi sesuai rencana
80% peserta menghadiri penyuluhan
2) Evaluasi Proses
Peserta berperan aktif selama kegiatan berlangsung
Minimal 80% dari sasaran yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai
selesai
Waktu yang direncanakan sesuai dengan pelaksanaan
70% peserta aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Evaluasi Hasil
Mampu menjawab pertanyaan dan mengulang kembali pengertian gizi
seimbang
Keluarga dan pasien mengetahui tentang cara pencegahan gizi buruk
14
Keluarga dan pasien mengetahui tentang Definisi Gizi Seimbang,
Macam-macam komponen zat makro yang diperlukan oleh tubuh,
Manfaat makanan dengan Gizi Seimbang, Definisi kurang gizi,
Penyebab gizi buruk, Macam-macam gejala gizi buruk, Pencegahan gizi
buruk.
J. Lampiran Materi
a) Latar Belakang Gizi Seimbang
Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal
oleh suatu organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,
metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan
energy (Proverawati; Asfuah; 2010:1). Gizi menjadi bagian sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan. Gizi didalamnya memiliki keterkaitan yang erat
dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu
kualitas sumber daya manusia.
Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental maupun
kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas kerja. Jenis
makanan dan cara pemberiannya pun perlu sesuai dengan keadaaan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasanya. Sehingga,akan diperoleh gizi yang seimbang untuk
balita. Pada dasarnya, kebutuhan kalori manusia bervariasi sesuai usia, jenis kelamin,
aktivitas, berat badan, tinggi badan dll.
Balita usia 1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih satu
tahun sampai tiga tahun yang dikenal dengan “batita” dan anak usia lebih dari tiga tahun
sampai lima tahun yang dikenal dengan usia “prasekolah”. Anak dibawah lima tahun
merupakan kelompok yang menunjukan pertumbuhan badan yang pesat namun
kelompok ini erupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi
(Proverawati, Asfuah;2010;127)
Seperti yang diamanatkan dalam UUD no 4 th 1979 pasal 2 ayat 3 tentang
kesejahteraan anak yang berbunyi “Anak berhak atas pemeliharaan dan perlindungan,
baik semasa dalam kandungan maupun sesudah dilahirkan”. Pasal ini mempunyai arti
bahwa anak berhak mendapatkan kasih sayang. Oleh karena itu sebagai orang tua harus
merawat dan menjaga buah hatinya dengan baik. Tingginya angka kematian bayi dan
15
anak merupakan ciri yang umum dijumpai di negara-negara yang sedang berkembang
termasuk Indonesia. (Suhardjo;2007:vii) Angka kematian bayi dan anak tersebut bisa
saja disebabkan salah satu faktornya yaitu tentang pemberian asupan gizi yang kurang
memadai.
17
tahan tubuh dan meningkatkan absorbsi zat besi dalam usus. Vitamin D penting untuk
penyerapan dan metabolisme kalsium dan posfor, pembentukan tulang dan gigi.
Sumber-sumber vitamin :
a. Vitamin A : tomat, wortel, sayur-sayuran hijau
b. Vitamin B : beras merah
c. Vitamin C : jeruk, jambu biji
d. Vitamin D : buah dan sayur
e. Vitamin E : alpukat, kiwi, dan biji-bijian
f. Vitamin K : jambu biji
Vitamin yaitu zat organik yang tubuh butuhkan untuk tumbuh, berkembang, dan
menjalankan fungsinya dengan baik.
5. Mineral
Mineral adalah senyawa non-organik yang tubuh Anda butuhkan agar bisa
berkembang dan berfungsi dengan normal.
Fungsi mineral:
a. Mengaktifkan metabolisme tubuh
b. ASI, susu formula, garam dapur, hati.
Ada berbagai fungsi mineral bagi tubuh, di antaranya menjaga kesehatan tulang,
otot, otak, dan jantung. Tubuh juga menggunakan mineral untuk membentuk enzim,
hormon, dan beberapa bahan penting lainnya.
18
kurang disebabkan oleh kekurangan makanan sumber energi secara umum dan kurang
sumber protein.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Gizi kurang adalah suatu
keadaan yang diakibatkan oleh konsumsi makanan yang kurang sumber protein,
penyerapan yang buruk atau kehilangan zat gizi secara berlebih.
Kurang gizi adalah kondisi dimana tubuh tidak memperoleh asupan nutrisi yang
cukup seperti asupan protein, vitamin, kalori hingga mineral.
Penyebab kurang gizi :
a. Kurang makan
b. Makanan yang tidak seimbang
c. Makan yang tidak teratur
d. Salah dalam mengolah makanan.
Tanda-tanda kurang gizi :
a. Badan kurus
b. Kulit kering, kusam
c. Lemas dan pucat
d. Mata bengkak
e. Kaki dan tangan bengkak.
Akibat kurang gizi :
a. Gangguan pertumbuhan
b. Mudah sakit
c. Busung lapar
d. Kurang cerdas.
19
2. Tingkat sosial ekonomi yang rendah
Kondisi sosial ekonomi keluarga yang kurang baik juga bisa menyebabkan anak
kekurangan gizi. Hal ini karena porsi dan jenis makanannya tidak memenuhi kebutuhan
gizi dalam waktu lama. Namun, hal itu bisa diakali dengan mengetahui sumber
makanan bergizi yang mudah ditemui serta tidak mahal tapi kebersihannya terjaga
3. Kebersihan lingkungan yang buruk
Lingkungan yang tidak bersih juga dapat menyebabkan anak mengalami
kekurangan gizi, sebab lingkungan yang kotor bisa membuat anak terserang beragam
penyakit. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan gizi terhambat, meskipun asupan
makanannya sudah baik.
4. Menderita penyakit tertentu
Selain karena makanan, gizi buruk bisa juga disebabkan oleh suatu penyakit
atau kondisi medis, terutama penyakit saluran pencernaan yang membuat tubuh anak
sulit mencerna atau menyerap makanan. Contohnya adalah penyakit celiac, penyakit
Crohn, dan radang usus. Selain itu, penyakit jantung bawaan dan penyakit infeksi,
seperti TB paru, juga bisa menyebabkan anak mengalami gizi buruk.
21
Hal ini bertujuan untuk menghindari agar tidak terpapar penyakit. Sebagian
besar penyakit disebabkan oleh gaya hidup yang tidak bersih dan sehat, seperti jarang
mencuci tangan setelah melakukan aktivitas, sebelum dan setelah makan, atau setelah
dari kamar mandi.
Oleh karenanya biasakan untuk menjalankan kunci dari perilaku hidup bersih
dan sehat berikut:
a) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
b) Menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi lalat
dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit.
c) Selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman dan
virus penyebab penyakit.
d) Selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.
Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat
gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang
sesuai untuk tinggi badan atau dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT).
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Gizi merupakan suatu zat yang terdapat dalam makanan yang mengandung
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi manusia untuk
pertumbuhan dan perkembangan manusia, memelihara proses tubuh dan sebagai
penyedia energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Masalah gizi menyerang semua
lapisan umur, baik anak-anak hingga orang dewasa. Penanggulangannya adalah dengan
menyeimbangkan masukan dan keluaran energi melalui pengurangan makan dan
penambahan latihan fisik atau olah raga serta menghindari tekanan hidup/stress.
Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap pola makan sehat dan gizi seimbang
merupakan penyebab umum kurangnya gizi pada anak. Bila orang tua tidak mengetahui
jenis dan jumlah nutrisi yang dibutuhkan anak, asupan nutrisi yang diberikan bisa tidak
mencukupi kebutuhan anak sehingga ia mengalami gizi buruk. Upaya untuk
meningkatkan pengetahuan, promotor kesehatan dapat melakukan penyuluhan atau
pemberian edukasi terkait Gizi Seimbang agar masyarakat lebih peduli untuk
meningkatkan kesehatannya. Selanjutnya, dilaksanakan Program Gizi PELANGI
NUSANTARA (Pelayanan Gizi dan Penyuluhan Kesehatan Balita serta Remaja),
program tersebut dilaksanakan agar sasaran lebih peduli terhadap kesehatan untuk
keseimbangan gizi. Program ini dilaksanakan dengan mengadakan penyuluhan
mengenai Gizi Seimbang kepada sasaran yang dituju.
4.2 Saran
Dengan adanya penulisan laporan ini yang berjudulkan “Laporan Praktik Kerja
Lapangan Promosi Kesehatan Kasus Gizi Seimbang di Puskesmas Kecamatan
Jatinegara”, diharapkan dapat memberikan gambaran kasus tersebut dan apa saja yang
dapat dilakukan oleh promotor kesehatan agar dapat menurunkan kejadian gizi buruk.
Serta kritik dan saran yang membangun dibutuhkan oleh penulis, agar penulisan lebih
baik kedepannya.
23
LAMPIRAN MEDIA PENYULUHAN
24
LAMPIRAN NOTULENSI DAN DOKUMENTASI PENYULUHAN
25
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN
26
DAFTAR PUSTAKA
Herliafifah, Riska. 2021. Panduan Memenuhi Kebutuhan Gizi Balita Usia 1-5 Tahun.
hellosehat.com.
Handoko, Sentot. 2020. Gizi Seimbang Untuk Gaya Hidup Yang Sehat. www.emc.id.
Putri, Maretta. 2020. Daftar Menu Gizi Seimbang untuk Anak yang Wajib Dipenuhi.
www.k24klik.com.
Ariani, Karinta. 2021. Anak Susah Makan Jangan Dibiarkan! Ini 10 Cara Mengatasi yang
Tepat. hellosehat.com.
Heriani, Anisah. 2021. Manfaat Penting Mengonsumsi Gizi Seimbang terhadap Tumbuh
Kembang Si Anak. www.kompasiana.com.
Kenali Penyebab Anak Kurang Gizi dan Gejala Awal yang Timbul. (2019). from
https://www.alodokter.com/kenali-penyebab-anak-kurang-gizi-dan-gejala-awal-yang-
timbul
27