Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIARE

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota BanjarBaru)

Modul Kegiatan Praktik Profesional Untuk Memenuhi Kelengkapan


Pemenuhan SKP pada Ranah A
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


KOTA BANJARBARU
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DIARE


(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota BanjarBaru)

Modul Kegiatan Praktik Profesional Untuk Memenuhi Kelengkapan


Pemenuhan SKP pada Ranah A
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540

DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

Telah diverifikasi dan disetujui


Oleh
Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan
DPD PPNI Kota BanjarBaru
Pada tanggal

Herry Setiawan, S.Kep., Ners, M.Kep.


NIRA. 63720050770

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Modul Kegiatan Praktik Profesional ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memenuhi kelengkapan pemenuhan SKP pada
Ranah A Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB), dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarbaru, 13 Mei 2023

Ns. U. Purnama Sari S.Kep

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia Nya semata jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Kegiatan

Praktik Profesional yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien An.M dengan Diare

.Modul berupa Asuhan Keperawatan ini dibuat guna memenuhi persyaratan pemenuhan

SKP terutama pada Ranah A di PKB Online yaitu Kegiatan Praktik Profesional dimana

pada Ranah A tersebut merupakan Ranah yang wajib untuk disikan setiap tahunnya dengan

jumlah sebanyak 5 SKP dalam 5 tahun ( satu tahun 1 SKP ) selama masa STR berlaku.

Penulisan Modul ini merupakan salah satu alternatif pemenuhan SKP bagi perawat

yang belum atau berhenti bekerja dalam kurun waktu tertentu dimana saat tersebut

bersamaan dengan masa berlaku STR. Selain itu, dengan pembuatan modul merupakan

salah satu cara bagi perawat untuk agar tetap terus mengembangkan ilmu dan kompetensi

keprofesiannya. Penyusunan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini dapat terlaksana

dengan baik tentunya berkat dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terimakasih untuk beberapa pihak yang terlibat.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Modul Kegiatan

Praktik Profesional ini. Namun demikian adanya, semoga Modul Kegiatan Praktik

Profesional ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada ilmu keperawatan.

Banjarbaru, Mei 2023


Penulis

Ns. U. Purnama Sari S.Kep

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN/VERIFIKASI.............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1. Tujuan Umum......................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Penyakit................................................................................. 4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................ 9
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 18
B. Analisa Data................................................................................................. 24
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 25
D. Rencana Tindakan Keperawatan................................................................. 25
E. Implementasi dan Evaluasi........................................................................... 28
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 36
B. Saran ............................................................................................................ 36
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. vi
LAMPIRAN........................................................................................................... vii

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diare merupakan masalah kesehatan yang sering timbul di masyarakat dan

merupakan penyebab kematian di dunia, kematian akibat diare pertahun terhitung 5

sampai 10 juta jiwa. Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan tingkat

morbiditas dan mortalitas yang tinggi di berbagai Negara terutama di Negara

berkembang. Pada saat ini angka mortalitas yang disebabkan diare adalah 3,8 per 1000

per tahun dengan 3,2 episode anak per tahun pada anak usia di bawah 5 tahun

(Nikmatur Rohmah, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) kasus diare pada orang dewasa

sekitar 2 miliar setiap tahun. Di negara Amerika Serikat dalam setahun menyebutkan

bahwa insidens diare berkisar 200 juta sampai 300 juta jiwa dan kasus diare yang

memerlukan perawatan dirumah sakit berkisar 900.000. Untuk angka kematian dari

seluruh dunia tercatat 2,5 juta kasus dalam setahun yang mana usia lanjut merupakan

mortalitas tertinggi. Selain menyerang orang dewasa, diare juga dapat menyerang

anak- anak dengan usia lima tahun tercatat 246.835 penderita dengan jumlah kematian

1289 jiwa.

Diare merupakan gejala penyakit dengan buang air besar lembek cair, bahkan

seperti air yang frekuensinya lebih dari biasanya, pada umumnya 3 kali atau lebih

dalam sehari. Gejala diare mungkin disebabkan olch infeksi, malabsorbsi, alergi,

keracunan, defisiensi, dan lain-lain Program Pemberantasan Diare merupakan salah

satu program prioritas di Kementerian Kesehatan karena sering menimbulkan

Kejadian Luar Biasa (KLB). (Lapau, 2012)

1
Keadaan kualitas lingkungan sangat memberikan pengaruh yang besar antara

interaksi pejamu dengan agent penyakit. Kualitas lingkungan yang baik dan bersih

akan menyulitkan untuk bakteri dan virus jahat berkembang, sebaliknya bakteri virus

dan kuman kuman lainnya, sangat senang berkembang di daerah yang kumuh kotor

dan tidak terawat. Dalam kehidupan sehari hari, bakteri dan virus penyebab diare

dengan mudah di jumpai pada tempat terbuka, daerah sekitar sampah, daerah kawasan

yang sudah tercemar akibat berbagai kegiatan, baik industry maupun akibat lainnya.

Hal yang demikian mampu memudahkan vector berkembang dengan cepat dan juga

mudah menyebarkan kepada orang lain (host) yang berada disekitar tempat tersebut

(Ashar Yulia, 2022).

Menurut WHO (2013) salah satu penyebab lainnya yaitu kebiasaan tidak

mencuci tangan ketika hendak memasak makanan dan saat sesudah buang air besar

(BAB) kemungkinan besar terkontaminasi secara langsung. Ada banyak faktor risiko

yang diduga menyababkan terjadinya penyakit diare, salah satu faktor menyebabkan

terjadinya diare ialah berikut sanitasi lingkungan yang tidak baik. persediaan air yang

tidak bersih, dan kurangnya pengetahuan masyarakat.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini bertujuan untuk menerapkan

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien An. M Dengan Diare”

2. Tujuan Khusus 

Tujuan khusus penulisan laporan ini yaitu :

2. Mengkaji asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di Wilayah Kerja


Puskesmas BanjarBaru

2
3. Perumusan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di Wilayah Kerja
Puskesmas BanjarBaru
4. Merencanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di
Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru
5. Mengimplementasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di
Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru
6. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di Wilayah Kerja
Puskesmas BanjarBaru
7. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan diare di Wilayah
Kerja Puskesmas BanjarBaru

C. Manfaat

1. Klien

Diharapkan klien dapat mengetahui informasi dan penanganan seputar penyakit

diare yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang lengkap dan terpercaya se-

hingga dapat mempercepat proses penyembuhan.

2. Pengembangan ilmu keperawatan

Diharapkan hasil asuhan keperawatan dapat memberikan wawasan, pengetahuan

serta pengalaman dan kepada pihak civitas akademika di Kota Banjarbaru tentang

diare serta dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun asuhan

keperawatan berikutnya.

3. Penulis

Diharapkan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan serta mengasah kemampuan dan

keterampilan penulis sehingga dapat membentuk pola berfikir kritis untuk

menghasilkan modul kegiatan praktik profesional yang sesuai

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Diare

Menurut WHO diare berasal dari bahasa Yunani yaitu dappoia. Diare terdiri

dari 2 kata yaitu Stall dia (melalui) dan pewll rheo (aliran). Secara harfiah berarti

mengalir melalui. Diare merupakan suatu kondisi dimana individu mengalami

buang air dengan frekuensi sebanyak 3 atau lebih per hari dengan konsistensi tinja

dalam bentuk cair (Sumampouw, 2017)

Diare adalah keadaan dimana terjadi gangguan pada saluran cerna sehingga

menyebabkan meningkatnya frekuensi buang air besar dengan konsistensi lembek

hingga cair. Diare harus segera ditandai untuk mencegah terjadinya komplikasi

yang berbahaya (Kusyani dkk, 2022)

Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar 3 (tiga) kali

atau lebih dalam satu hari dan tinja atau feses yang keluar dapat berupa cairan encer

atau sedikit berampas, kadang juga bisa disertai darah atau lendir tergantung pada

penyebabnya. Menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia), anak dinyatakan

menderita diare bila buang air besarnya lebih encer" dan lebih sering" dari biasanya

(Nurhayati, 2022).

4
2. Jenis Diare

Berdasarkan jangka waktu terjadinya diare dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan

diare kronis

a. Diare Akut

Buang air besar 3 (tiga) kali atau lebih dalam satu hari terjadi sampai dengan 7

hari.

b. Diare Kronis

Buang air besar 3 (tiga) kali atau lebih dalam satu hari terjadi lebih dari 2

minggu

(Nurhayati, 2022)

3. Etiologi

Menurut Sumampouw (2017) penyebab diare dibagi menjadi 2 yaitu karena infeksi

maupun non infeksi. Penyebab karena infeksi bisa disebabkan oleh bakteri, virus

serta protozoa, sedangkan penyebab karena non infeksi disebabkan oleh

luka/peradangan, penyakit inflamasi usus dan iritasi pada usus

adanya luka/peradangan, penyakit inflamasi usus dan iritasi pada usus

a. Infeksi

Diare akibat dari infeksi biasanya penularan melalui fecal-oral, adapun jenis

diare karena infeksi yaitu:

1) Diare secara umum ( Virus, E.coli, E.histolytica)

2) Diare akut disebabkan oleh Enterotoksik E.Coli, biasanya kasus-kasus

keracunan makanan

3) Agen infeksi yang menyebabkan radang mukosa

4) Menelan racun yang diproduksi oleh bakteri seperti B, cereus S

5
b. Diare non infeksi

Diare yang disebut dengan non infeksi atau diare eksudatif, yaitu diare yang

terjadi karena adanya luka pada dinding usus kecil ataupun mukosa

4. Patofisiologi

Menurut Muttaqin (2011) secara umum kondisi peradangan pada gastrointestinal

(diare) disebabkan infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi

sitotoksin. Mekanisme menghasilkan peningkatan sekresi cairan dan menurunkan

absorpsi cairan sehingga terjadi. dehidrasi dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.

Menurut Ngastiyah (2014) timbulnya diare dikarenakan :

a. Gangguan osmotik

Gangguan ini terjadi akibat adanya makanan yang tidak dapat diserap sehingga

menimbulkan tekanan osmotik didalam rongga usus

b. Gangguan sekresi

Gangguan ini terjadi pada dinding usus karena adanya peningkatan sekresi,air,

dan elektrolit kedalam rongga usus

c. Gangguan motilitas usus hiperperistaltik

Gangguan ini terjadi karena kesempatan usus untuk menyerap makanan

berkurang sehingga timbul diare

5. Tanda dan Gejala

Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan sebagai berikut :

a. Cengeng

b. Gelisah

c. Suhu meningkat

6
d. Nafsu makan menurun

e. Kotoran cair, terkadang dengan darah. untuk waktu yang lama tinja berwarna

hijau dan asam

f. Anus lecet

g. Dehidrasi, bila menjadi dehidrasi berat akan terjadi volume darah berkurang

nadi cepat dan kecil,denyut jantung cepat, tekanan darah turun. kesadaran

menurun dan diakhiri dengan svok

h. Kehilangan berat

i. Turgor kulit menurun

j. Mata dan ubun-ubun cekung

k. Selaput lender dan mulut serta kulit menjadi kering

(Dwiendra, 2014)

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Apriany Dyana (2023) pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien

diare adalah :

a. Pemeriksaan feses dengan makroskopis dan mikroskopis

b. Kultur feses

Kultur dilakukan apabila terdapat mucus, darah maupun leukosit pada feses

c. Pemeriksaan darah

Hitung darah lengkap, pemeriksaan serum elektrolit, BUN penting untuk

dilakukan pemeriksaan terutama pada pasien dengan diare dehidrasi sedang ke

berat

7
7. Penatalaksanaan

Menurut Apriany Dyna (2023) fokus tindakan pada diare adaklah deteksi

ketidakseimbangan cairan elektrolit, rehidrasi maupun manajemen nutrisi

a. Oral rehidrasi terapi (ORT)

ORT digunakan untuk jenis diare akut, yang dapat meningkatkan reabsorpsi

natrium dan air sehingga dapat mengurangi muntah dan penurunan frekuensi

diare

b. Pemberian rehidrasi oral yang dilanjutkan dengan cairan maintenance yang

rendah natrium

c. Pemberian makanan dilakukan setelah rehidrasi yang dapat mengurangi

keparahan diare

d. Pemberian carian intravena apabila pasien memenuhi kehilangan kriteria cairan

fisiologis, mengganti defisit cairan sebelumnya serta mengganti gangguan

abnormal yang sedang berlangsung

e. Antibiotik dapat mempersingkat diare (penyebab Shigella sp), namun

kebanyakan diare bakteri sembuh sendiri sebelum organisme penyebab

diketahui. Antibiotik memperpanjang periode diare (missal penyebab

Samonella).

Antibiotik dipertimbangkan bagi anak yang mendapatkan terapi imunosupresif

(selama 3 bulan), memiliki tanda klinis syok, malnutrisi berat. disentri, suspek

(Ball, J.W. Bindler, R.C. Cowen, K.J., Shaw, 2017).

8
8. Komplikasi

Menurut Mardalena (2018) berikut ini merupakan komplikasi yang bisa terjadi pada

diare:

a. Dehidrasi

b. Renjatan hipovolemik

c. Kejang

d. Bakterimia

e. Mal nutrisi

f. Hipoglikemia

g. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

- Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan

pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat klien guna mengetahui

berbagai permasalahan yang ada. Beberapa hal yang perlu dikaji pada pasien

dengan masalah diare adalah :

a. Identitas Klien

Nama pasien dengan inisial, tanggal lahir, umur, alamat, pekerjaan, tanggal

masuk rs, nomor rekam medik, serta nama penanggung jawab

b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Alasan utama pasien datang kerumah sakit atau pelayanan kesehatan,

pasien biasanya mengeluhkan sakit kepala biasanya ditengkuk

9
2) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan pasien yang dirasakan saat dilakukan pengkajian

3) Riwayat kesehatan terdahulu

Riwayat kesehatan yang sudah lama dialamim oleh pasien, biasanya

penyakit diare adalah penyakit yang sering dialami oleh pasien

4) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga apakah ada yang menderita penyakit yang

sama dengan pasien

c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Keadaan pasien saat ini apakah sadar penuh (kompos mentis), atau

penurunan kesadaran

2) Tanda-tanda vital

3) Pengkajian Persistem

a) Sistem Pernafasan

Bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan, pola nafas, adanya otot

bantuan pernafasan, nyeri tekan, edema, lesi, batas paru normal atau

tidak, bunyi paru atau adanya suara nafas tambahan

b) Sistem Pembuluh darah dan Jantung

Bunyi suara jantung, peningkatan JVP, ada tidak nya sianosis

c) Sistem Perkemihan

BAK/hari, nyeri tekan, nyeri saat BAK,

d) Sistem Pencernaan

BAB/hari, nyeri saat menelan, lesi, kembung, bising usus

e) Sistem Muskuloskeletal

10
Kelainan tulang, riwayat operasi, edema, lesi

f) Sistem Penginderaan

Simetris, edema, alat bantu penglihatan

g) Sistem Kelenjar

Ada gangguan atau tidak

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian proses pengkajian seperti respons

seseorang atau menggelompokkan masalah kesehatan pasien sesuai dengan keluhan

saat ini. Adapun diagnosa yang bisa ditegakkan untuk pasien diare adalah

Diagnosa yang biasa di angkat pada pasien diare antara lain

- Diare berhubungan dengan proses infeksi

- Hipovolemia berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

- Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

- Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

- Resiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan faktor biologis

- Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan fase dari proses keperawatan yang dapat

meringankan dan memecahkan masalah

Diagnosa SLKI SIKI


Keperawatan
Diare berhubungan Eliminasi Fekal Manajemen diare
Ekspektasi : Membaik Observasi
dengan proses infeksi
Kriteria hasil : - Identifikasi penyebab
- Konsistensi feses diare

11
membaik - Identifikasi riwayat
- Frekuensi defekasi pemberian makanan
membaik - Monitor warna,vol-
- Peristaltik usus membaik ume, frekuensi, dan
konsistensi tinja
- Monitor tanda dan ge-
jala hypovolemia (mis,
takikardia, nadi teraba
lemah, tekanan darah
turun, turgor kulit tu-
run, mukosa mulut ker-
ing, CRT melambat,
BB menurun)
- Monitor iritasi dan
ulserasi kulit di daerah
perianal
- Monitor jumlah pen-
geluaran diare
- Monitor keamanan
penyiapan makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan
oral (mis, larutan
garam gula, oralit, pe-
dialyte, renalyte)
- Berikan cairan intra-
vena (mis, ringer ase-
tat, ringer laktat), jika
perlu
Edukasi
- Anjurkan makan
makanan porsi kecil
namun sering

12
- Anjurkan dalam
melanjutkan
pemberian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam
pemberian obat
antimotilitas
- Kolaborasi dalam
pemberian obat
pengeras feses
Hipovolemia Keseimbangan Cairan Manajemen Hipovolemia
Ekspektasi : Meningkat Observasi
berhubungan dengan
Kriteria hasil : - Periksa tanda dan ge-
kehilangan cairan
- Denyut nadi radikal jala hipovolemia (mis,
aktif membaik frekuensi nadi
- Tekanan arteri meningkat, nadi teraba
membaik lemah, tekanan darah
- Membran mukosa menurun, tekanan nadi
membaik menyempit, turgor kulit
- Mata cekung membaik menurun)
- Turgor kulit membaik Terapeutik
- Volume urin membaik - Hitung kebutuhan
- Hematokrit membaik cairan
- Berikan posisi
tredelenburg
- Berikan asupan cairan
oral
Edukasi
- Anjurkan pasien
memperbanyak cairan
oral
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam

13
pemberian cairan
intravena isotonis
Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Ekspektasi : membaik Observasi
berhubungan dengan
Kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh.
dehidrasi
- Menggigil menurun Terapetik
- Kulit merah menurun. - Sediakan lingkungan
- Pucat menurun. yang dingin.
- Suhu tubuh membaik. - Longgarkan atau lep-
- Suhu kulit membaik. askan pakaian.
- Tekanan darah mem- - Basahi dan kipasi per-
baik. mukaan tubuh .
- Berikan cairan oral.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
- Pemberian cairan dan
elektrolit intravena.
- Kolaborasi pemberan
antipiretik, jika perlu.
Gangguan integritas Integritas kulit dan jaringan Observasi
Ekspektasi : meningkat - Identifikasi penyebab
kulit berhubungan
Kriteria hasil : gangguan integritas
dengan kelembaban
- Kerusakan lapisan kulit
kulit menurun Terapeutik
- Nyeri menurun - Ubah posisi tiap 2 jam
- Kemerahan menurun jika tirah baring
- Tekstur membaik - Bersihkan perineal
dengan air hangat,
terutama selama
periode diare
- Gunakan pelembab
berbahan minyak pada

14
kulit kering
Edukasi
- Anjurkan
menggunakan
pelembab
- Anjurkan minum air
yang cukup
- Anjurkan
meningkatkan asupan
buah dan sayur
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
obat topical
Resiko Defisit Nutrisi Status nutrisi Observasi
Ekspektasi : membaik - Identifikasi status
berhubungan dengan
Kriteria hasil : nutrisi
faktor biologis
- Porsi makanan yang di- - Identifikasi alergi dan
habiskan meningkat intoleransi makanan
- Diare menurun - Identifikasi makanan
- Frekuensi makan mem- yang disukai
baik - Identifikasi kebutuhan
- Nafsu makan mem- kalori dan nutrisi
baik - Monitor asupan
makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
Terapeutik
- Berikan makanan

15
secara menarik dan
suhu yang sesuai
- Berikan makanan
tinggi kalori dan
protein
Edukasi
- Anjurkan diet yang
diprogram kan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumalh kalori
- Kolaborasi dalam
pemberian obat
antiemetik

- Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan

kepada pasien setelah perawat membuat rencana/intervensi keperawatan

- Evaluasi

Evaluasi keperawatan menurut (Kozier, 2010) adalah fase kelima atau terakhir

dalam proses keperawatan. Evaluasi dapat berupa evaluasi struktur, proses dan

hasil evaluasi terdiri dari evaluasi formatif yaitu menghasilkan umpan balik selama

program berlangsung. Sedangkan evaluasi sumatif dilakukan setelah program

selesai dan mendapatkan informasi efektifitas pengambilan keputusan. Evaluasi

asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (subjektif, objektif,

assesment, planing) (Achjar, 2007). Evaluasi yang diharapkan sesuai dengan

16
masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan tujuan dan kriteria

hasil.

BAB III

17
TINJAUAN LAPANGAN

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

Nama : An. M

JenisKelamin : Laki-laki

Umur : 7 Tahun

Status Perkawinan : Belum Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan :-

Alamat : Komplek Permata Lorihua Blok 3 No.1 Sungai Ulin

Tanggal Pengkajian : 11 Mei 2023

Diagnosa Medis : Diare

2. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan klien mengeluhkan bab cair 3x sehari dan badan hangat

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dari hasil wawancara yang dilakukan ibu klien mengatakan bab cair dari tadi

malam, badannya anaknya hangat, nafsu makan menurun, dan sakit diarea anus

karena sering bab. Klien tidak rewel, tampak sedikit lemah namun masih bisa

bermain dengan kakaknya

18
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Ibu klien mengatakan anak nya sudah pernah mengalami penyakit diare dan

demam seperti ini, ini bukan pertama kalinya klien mengalami penyakit ini.

Ketika sakit ibu klien biasanya hanya membawa klien ke puskesmas dan berujung

sembuh. Ibu klien mengatakan An.M tidak pernah mengalami kecelakaan, tidak

pernah dilakukan tindakan operasi, dan tidak mempunyaki riwayat alergi.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

An.M tinggal bersama kedua orangtuanya, An.M tidak memiliki penyakit

menular dan penyakit kronis lainnya.

6. Kebiasaan Sehari-hari

An. M dikenal sebagai anak yang aktif, biasanya sepulang sekolah bermain

bersama teman seusianya, kebiasaan tidur An.M sudah dintetukan oleh orang

tuanya dan tidur siang teratur mulai pukul 13.30. Sedangkan tidur malam An.M

mulai pukul 20.00, An.M sudah melakukan aktifitas kebersihan diri secara

mandiri

7. Data Psikologis, sosial dan spiritual

a. Persepsi terhadap penyakit

Klien mengatakan penyakit adalah cobaan yang berasal dari Tuhan klien

selalu memohon kesembuhan dengan melakukan sholat 5 waku

b. Suasana hati/perasaan

Klien memiliki rasa sedih karena ketika penyakit ini menyerang, klien tidak

dapat bermain bersama temannya

19
c. Daya kosentrasi

Klien tidak mengalami penurunan yang signifikan pada konsentrasinya

d. Memori

Klien mengatakan masih memiliki daya ingat yang baik

e. Orientasi

Orientasi klien terhadap orang dan lingkungannya masih baik.

f. Mekanisme koping Efektif

Semenjak terdiagnosa diare klien selalu di motivasi oleh ibunya untuk

menjaga kebersihan diri dan melakukan pola hidup sehat

g. Konsep diri :

1) Gambaran diri

Klien sangat bersyukur dan mengatakan menyukai semua organ

tubuhnya

2) Harga diri

Klien mengatakan banyak mendapat dukungan dari semua keluarga yang

selalu memperhatikan dirinya mulai dari mengkonsumsi obat dan

mengatur pola makannya

3) Ideal diri

Klien mengatakan akan berusaha menjadi anak baik yang mendengarkan

kedua orang tuanya dan anggota keluarga yang baik bagi lingkungan

sekitranya. Klien berharap bisa sembuh dari penyakitnya.

4) Identitas diri

Klien mengatakan klien masih anak-anak yang harus mematuhi perintah

orang tua untuk kebaikan dirinya dan menyadari tentang penyakit yang

akan diderita

20
h. Data Spiritual

Klien beragama islam, melakukan sholat lima waktu dan berdzikir

8. PemeriksaanFisik

a. Keadaan Umun

1) Tingkat Kesadaran :Kompos Mentis

2) Tinggi Badan : 108 cm

3) Berat Badan : 21 kg

Ciri-Ciri tubuh : Klien memiliki kulit sawo matang, rambut

pendek , hidung bangir, gaya berjalan baik, tinggi dan berat badan

sesuai dengan usia

b. Tanda – tanda vital

Suhu tubuh : 37,80c

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 99 x /m

RR : 26 x/m

c. Kepala dan wajah

Klien tidak memiliki kelainan pada kepala dan wajah, rambut pendek, wajah

klien tampak simetris, tidak ada pembengkakan, kulit rambut bersih, semua

tampak dalam keadaan normal

d. Mata

Mata klien tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik,

tidak ada gangguan penglihatan, lapang pandang normal, pergerakan mata

normal, tidak ada peradangan.

21
e. Hidung

Hidung klien tampak baik, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

rasa nyeri, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, fungsi penciuman

normal dan tidak ada keluhan.

f. Telinga

Bentuk telinga klien normal, tidak ada lesi, tidak ada nyeri, tidak ada

pembengkakan, pendengaran baik, telinga tampak bersih, tidak memakai alat

bantu pendengaran, tidak ada serumen

g. Mulut dan tenggorokan

Bibir klien tampak kering, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

perdarahan pada mulut dan bibir, lidah tidak kotor, gigi klien tampak bersih,

suara normal, klien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan baik, klien

tidak ada mengeluh masalah mulut dan kerongkongan

h. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis

i. Dada

1) Pernafasan

Bentuk dada normal, pola nafas irama teratur, tidak ada gangguan irama

pernafasan, frekuensi nafas 26x/m, kualitas nafas normal, bunyi nafas

vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot

bantuan nafas

2) Kardiovaskuler

Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi :

kuat, posisi ics 5 mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi

22
jantung : s1 s2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada

cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada pembesaran jvp

3) Abdomen

Tidak ada benjolan dan pembengkakan pada abdomen, BAB 3x sehari,

konsistensi cair, warna kuning, bau khas feses, tempat yang digunakan

kamar mandi, tidak ada masalah eliminasi , abdomen tampak simetris, ,

tidak ada lesi.

4) Ekstremitas

Tangan : Normal, tidak ada bengkak, tidak ada lesi, tidak ada gangguan

pada otot, pergerakan bebas

Kaki : Normal, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

gangguan pada kaki, pergerakan bebas

9. Pengobatan

Oralit sachet

Entrostop Herbal Anak

Paracetamol

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. Klien mengatakan nafsu makan menururn

b. Perawatan Diri / Personal Hygiene pasien bagus, klien melakukan aktifitas

perawatan diri secara mandiri tidak dibantu oleh orang lain

c. Klien tidak memiliki kegiatan rutin, klien hanya melakukan bersekolah seperti

biasa dan bermain di lingkungan sekitar nya

23
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawtan
1 DS : Proses infeksi Diare
1. Ibu klien mengatakan An.M
BAB sejak tadi malam
2. Ibu klien mengatan BAB
anaknya cair
DO :

1. K/u tampak seikit lemah


2. Kesadaran compos mentis
3. Tampak BAB cair 3x/hari
4. TTV
Suhu tubuh : 37,80c
Tekanan darah :110/70
mmHg
Nadi : 99 x /m
RR : 26 x/m
2 DS : Dehidrasi Hipertermi
1. Ibu klien mengatakan badan
anak nya hangat
DO :
1. K/u tampak seikit lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Tampak BAB cair 3x/hari
4. TTV
Suhu tubuh : 37,80c
Tekanan darah :110/70
mmHg
Nadi : 99 x /m
RR : 26 x/m
3. DS : Kelembaban Gangguan integritas
1. Ibu klien mengatakan An.M
mengeluh sakit didaerah kulit
anus karena sering bab
DO :
1. K/u tampak seikit lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Tampak BAB cair 3x/hari
4. Tampak lecet di bagian
anus An.M
5. TTV
Suhu tubuh : 37,80c

24
Tekanan darah :110/70
mmHg
Nadi : 99 x /m
RR : 26 x/m

C. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan analisa data diatas, dapat disimpulkan diagnosa yang dapat ditegakkan
pada An.M antara lain
1. Diare berhubungan dengan proses infeksi
2. Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

D. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa SLKI SIKI
Diagnosa keperawatan
1 Diare Eliminasi Fekal Manajemen diare
Ekspetasi : Membaik Observasi
berhubungan
Kriteria hasil : - Identifikasi penyebab diare
dengan proses
- Konsistensi feses (mis, inflamasi gastrointesti-
infeksi membaik nal, iritasi gastrointertinal,
- Frekuensi defekasi proses infeksi, malabsorpsi,
membaik ansietas, stress, efek obat-
- Peristaltik usus obatan, pemberian botol susu)
membaik - Identifikasi riwayat pemberian
makanan
- Monitor warna,volume,
frekuensi, dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala hy-
povolemia (mis, takikardia,
nadi teraba lemah, tekanan
darah turun, turgor kulit turun,
mukosa mulut kering, CRT
melambat, BB menurun)

25
- Monitor iritasi dan ulserasi
kulit di daerah perianal
- Monitor jumlah pengeluaran
diare
- Monitor keamanan penyiapan
makanan
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral
(mis, larutan garam gula,
oralit, pedialyte, renalyte)
- Berikan cairan intravena (mis,
ringer asetat, ringer laktat),
jika perlu
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil
dan sering secara bertahap
- Anjurkan melanjutkan pembe-
rian ASI
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat an-
timotilitas (mis, loperamide,
defenoksilat)
- Kolaborasi pemberian obat
pengeras feses (mis, atapulgit,
smektit, krolin-pektin)
2 Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Ekspektasi : membaik Observasi
berhubungan
Kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh.
dengan dehidrasi
- Menggigil menurun Terapetik
- Kulit merah menu- - Sediakan lingkungan yang
run. dingin.
- Pucat menurun. - Longgarkan atau lepaskan
- Suhu tubuh mem- pakaian.

26
baik. - Basahi dan kipasi permukaan
- Suhu kulit membaik. tubuh .
- Tekanan darah - Berikan cairan oral.
membaik. Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
- Pemberian cairan dan elek-
trolit intravena.
- Kolaborasi pemberan an-
tipiretik, jika perlu.
3 Gangguan Integritas kulit dan Observasi
jaringan - Identifikasi penyebab
integritas kulit
Ekspektasi : meningkat gangguan integritas kulit
berhubungan
Kriteria hasil : Terapeutik
dengan - Kerusakan lapisan - Ubah posisi tiap 2 jam jika
kulit menurun tirah baring
kelembaban
- Nyeri menurun - Bersihkan perineal dengan air
- Kemerahan hangat, terutama selama
menurun periode diare
- Tekstur membaik - Gunakan pelembab berbahan
minyak pada kulit kering
Edukasi
- Anjurkan menggunakan
pelembab
- Anjurkan minum air yang
cukup
- Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur
- Anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat

27
topical

E. Implementasi Dan Evaluasi


Hari /
No
Tanggal/ Implementasi Evaluasi
DX
Jam
Jumat, 1 Manajemen diare Subjektif
12 Mei Observasi 1. Ibu klien mengatakan anaknya suka
2023 - Mengidentifikasi penyebab jajan di sekolah
(08.00) diare 2. Ibu klien mengatakan anaknya masih
- Mengidentifikasi riwayat BAB cair kurang lebih masih
pemberian makanan 3x/hari, warna kuning
- Memonitor warna, volume, Objektif
frekuensi dan konsistensi 1. K/u masih lemah
tinja 2. Kesadaran compos mentis
- Memonitor tanda dan gejala 3. Tampak BAB cair 3x/hari
hypovolemia 4. Tampak turgor kulit baik, mukosa
- Memonitor iritasi dan mulut sedang
ulserasi kulit di daerah 5. Tampak lecet daerah anus
perianal 6. TTV
- Memonitor jumlah Suhu tubuh : 37,80c

pengeluaran diare Tekanan darah :110/75 mmHg

- Monitor keamanan penyia- Nadi : 91 x /m

pan makanan RR : 26 x/m

Terapeutik 7. Belum ada kenaikan dan penurunan

- Memberikan asupan cairan berat badan

oral (mis, larutan garam BB : 21 kg

gula, oralit, pedialyte, rena- Assesment


lyte) Diare berhubungan dengan proses infeksi

Edukasi belum teratasi

- Menganjurkan makan tapi Planning


sering dengan porsi kecil Lanjutkan Intervensi

Kolaborasi Manajemen diare

28
- Berkolaborasi dalam Observasi
pemberian obat pengeras - Monitor warna, volume, frekuensi
feses entrostop herbal anak dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala
hypovolemia
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perianal
- Monitor jumlah pengeluaran diare
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, laru-
tan garam gula, oralit, pedialyte, rena-
lyte)
Edukasi
- Anjurkan makan dengan porsi kecil
tapi sering
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat pengeras
feses entrostop herbal anak
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, laru-
tan garam gula, oralit, pedialyte, rena-
lyte)
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat pengeras feses
entrostop herbal anak
Jumat, 2 Manajemen Hipertermia Subjektif
12 mei Observasi 1. Ibu klien mengatakan badan anak
2023 - Memonitor suhu tubuh. nya hangat
(09..00) Terapetik Objektif
- Menyediakan lingkungan 1. K/u masih lemah

29
yang dingin. 2. Kesadaran compos mentis
- Melonggarkan atau lep- 3. Tampak BAB cair 3x/hari
askan pakaian. 4. TTV
- Memberikan cairan oral. Suhu tubuh : 37,80c

Edukasi Tekanan darah :110/75 mmHg

- Menganjurkan tirah baring. Nadi : 91 x /m

Kolaborasi RR : 26 x/m

- Kolaborasi pemberan an- Assesment


tipiretik paracetamol Hipertermi berhubungan dengan
dehidrasi belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Hipertermia
Observasi
- Monitor suhu tubuh.
Terapetik
- Sediakan lingkungan yang dingin.
- Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Berikan cairan oral.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian antipiretik
paracetamol
Jum;at, 3 Observasi Subjektif
12 Mei - Mengidentifikasi penyebab 1. Ibu klien mengatakan An.M
2023 gangguan integritas kulit mengeluh sakit didaerah anus karena
(09.30) Terapeutik sering bab
- Mengubah posisi tiap 2 jam Objektif
jika tirah baring 1. K/u masih lemah
- Membersihkan perineal 2. Kesadaran compos mentis
dengan air hangat, terutama 3. Tampak BAB cair 3x/hari
selama periode diare 4. Tampak turgor kulit baik, mukosa

30
- Menggunakan pelembab mulut sedang
berbahan minyak pada kulit 5. Tampak lecet daerah anus
kering 6. TTV
Edukasi Suhu tubuh : 37,80c

- Menganjurkan menggunakan Tekanan darah :110/75 mmHg

pelembab Nadi : 91 x /m

- Menganjurkan minum air RR : 26 x/m

yang cukup Assesment

- Menganjurkan mandi dan Gangguan integritas kulit berhubungan


menggunakan sabun dengan kelembaban belum teratasi
secukupnya Planning
Lanjutkan intervensi
Observasi
- Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit
Terapeutik
- Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Anjurkan minum air yang cukup
Sabtu, 13 1 Manajemen diare Subjektif
Mei Observasi 1. Ibu klien mengatakan anaknya BAB
2023 - Memonitor warna, volume, 3x/ hari, konsistensi lembek, warna
(10.00) frekuensi dan konsistensi kuning
tinja Objektif
- Memonitor tanda dan gejala 1. K/u sedikit membaik
hypovolemia 2. Kesadaran compos mentis
- Memonitor iritasi dan 3. Tampak BAB cair 3x/hari,
ulserasi kulit didaerah konsistensi lembek
perianal 4. Tampak turgor kulit baik, mukosa
- Memonitor jumlah mulut sedang
pengeluaran diare 5. Tampak masih lecet di daerah anus

31
Terapeutik 6. TTV
- Memberikan asupan cairan Suhu tubuh : 37,10c

oral (mis, larutan garam Tekanan darah :115/73 mmHg

gula, oralit, pedialyte, rena- Nadi : 87 x /m

lyte) RR : 25 x/m

Edukasi 7. Belum ada kenaikan dan penurunan

- Menganjurkan makan berat badan

dengan porsi kecil tapi BB : 21 kg

sering Assesment

Kolaborasi Diare berhubungan dengan proses infeksi

- Berkolaborasi pemberian belum teratasi


obat pengeras feses entrostop Planning
herbal anak Lanjutkan Intervensi
Manajemen diare
Observasi
- Monitor warna, volume, frekuensi
dan konsistensi tinja
- Monitor tanda dan gejala
hypovolemia
- Monitor iritasi dan ulserasi kulit
didaerah perianal
- Memonitor jumlah pengeluaran diare
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, laru-
tan garam gula, oralit, pedialyte, rena-
lyte)
Edukasi
- Anjurkan makan dengan porsi kecil
tapi sering
Kolaborasi
- Kolaborasi dalam pemberian obat
pengeras feses entrostop herbal anak
Sabtu, 13 2 Manajemen Hipertermia Subjektif

32
Mei Observasi 1. Ibu klien mengatakan badan anak
2023 - Memonitor suhu tubuh. nya sudah normal, tidak hangat lagi
(10.30) Terapetik Objektif
- Menyediakan lingkungan 1. K/u sedikit membaik
yang dingin. 2. Kesadaran compos mentis
- Melonggarkan atau lep- 3. Tampak BAB cair 3x/hari,
askan pakaian. konsistensi lembek
- Memberikan cairan oral. 4. TTV
Edukasi Suhu tubuh : 37,10c

- Menganjurkan tirah baring. Tekanan darah :115/73 mmHg

Kolaborasi Nadi : 87 x /m

- Berkolaborasi pemberian RR : 25 x/m


antipiretik paracetamol Assesment
Hipertermi berhubungan dengan
dehidrasi sudah teratasi
Planning
Intervensi dihentikan
Sabtu, 13 3 Observasi Subjektif
Mei - Mengidentifikasi penyebab 1. Ibu klien mengatakan lecet di anus
2023 gangguan integritas kulit sudah berkurang, nyeri pada anus
(11.30) Terapeutik juga berkurang
- Membersihkan perineal Objektif
dengan air hangat, terutama 1. K/u sedikit membaik
selama periode diare 2. Kesadaran compos mentis
Edukasi 3. Tampak BAB cair 3x/hari,
- Menganjurkan menggunakan konsistensi lembek
pelembab 4. Tampak lecet di anus sudah
- Menganjurkan minum air membaik dari sebelumnya
yang cukup 5. TTV
Suhu tubuh : 37,10c
Tekanan darah :115/73 mmHg
Nadi : 87 x /m
RR : 25 x/m

33
Assesment
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kelembaban belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi
Terapeutik
- Bersihkan perineal dengan air hangat,
terutama selama periode diare
Edukasi
- Anjurkan menggunakan pelembab
- Menganjurkan minum air yang cukup
Minggu, 1 Manajemen diare Subjektif
14 Mei Observasi 1. Ibu klien mengatakan anaknya BAB
2023 - Memonitor warna, volume, 2x/ hari sudah mulai normal dan
(08.00) frekuensi dan konsistensi agak keras
tinja Objektif
- Memonitor tanda dan gejala 1. K/u baik
hypovolemia 2. Kesadaran compos mentis
- Memonitor iritasi dan 3. Tampak BAB cair 2x/hari,
ulserasi kulit didaerah konsistensi agak keras dari
perianal sebelumnya
- Memonitor jumlah 4. Tampak turgor kulit baik, mukosa
pengeluaran diare mulut sedang
Terapeutik 5. Tampak lecet di anus berkurang
- Memberikan asupan cairan 6. TTV
oral (mis, larutan garam Suhu tubuh : 36,80c

gula, oralit, pedialyte, rena- Tekanan darah :100/75 mmHg

lyte) Nadi : 84 x /m

Edukasi RR : 25 x/m

- Menganjurkan makan 7. Belum ada kenaikan dan penurunan

dengan porsi kecil tapi berat badan

sering BB : 21 kg

Kolaborasi Assesment

34
- Berkolaborasi dalam Diare berhubungan dengan proses infeksi
pemberian obat pengeras sudah teratasi
feses entrostop herbal anak Planning
Pertahankan intervensi
Manajemen diare
Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral (mis, laru-
tan garam gula, oralit, pedialyte, rena-
lyte)
Edukasi
- Anjurkan makanan porsi kecil dan
sering secara bertahap
Minggu, 3 Terapeutik Subjektif
14 Mei - Membersihkan perineal Objektif
2023 dengan air hangat, terutama 1. K/u baik
(08.00) selama periode diare 2. Kesadaran compos mentis
Edukasi 3. Tampak BAB cair 2x/hari,
- Menganjurkan menggunakan konsistensi agak keras dari
pelembab sebelumnya
- Menganjurkan minum air 4. Tampak lecet di anus berkurang
yang cukup 5. TTV
Suhu tubuh : 36,80c
Tekanan darah :100/75 mmHg
Nadi : 84 x /m
RR : 25 x/m
Assesment
Gangguan integritas kulit berhubungan
dengan kelembaban sudah teratasi
Planning
Intervensi di hentikan

35
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada An.M dengan diare, yang menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang mencangkup pengkajian, analisa data, diagnosa,

intervensi, implementasi dan evaluasi. Dengan ini kesimpulan yang didapat :

1. Pengkajian telah dilakukan pada An.M dengan diare didapatkan hasil ibu klien

mengatakan klien mengeluhkan bab cair 3x sehari dan badan hangat

2. Pada proses penegakkan diagnosis keperawatan didapatkan masalah yaitu Diare

berhubungan dengan proses infeksi, Hipertermi berhubungan dengan dehidrasi

dan Gangguan integritas kulit berhubungan dengan kelembaban

3. Perencanaan keperawatan yang dipilih berdasarkan masalah keperawatan yang

muncul adalah Manajemen Nyeri, Manajemen Hipertermia, Perawatan Kerusakan

integritas kulit

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan menggunakan SDKI, SLKI, SIKI

tindakan keperawatan yang dilakukan 2x 24 jam untuk masalah hipertermia dan

3x24 jam untuk Nyeri akut dan Kerusakan Integritas Kulit

5. Pada akhir evaluasi tujuan belum dapat tercapai semuanya, namun kondisi pasien

sudah jauh lebih membaik setelah diberikan tindakan keperawatan

B. Saran

1. Bagi Pasien dan Keluarga

Sebagai bahan acuan yang mencangkup informasi bagi klien dan keluarga untuk

lebih memahami tentang diare dan mematuhi pengobatan dengan meminum obat

serta melakukan PHBS

36
2. Bagi Petugas Kesehatan

Modul ini dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh tenaga kesehatan dalam

melaksanakan asuhan keperawatan

3. Bagi Pendidikan Keperawatan

Dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk melaksanakan asuhan keperawatan

khususnya dengan penyakit diare

37
DAFTAR PUSTAKA

Amin, Lukman Zulkifli.(2015).Tatalaksana Diare Akut. Departemen Ilmu Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia;Jakarta. CDK-230/ vol. 42 no. 7

Ashar, Yulia.(2022).Manajemen Penyakit Berbasis Lingkungan.Cipta Media

Nusantara;Surabaya.

Depkes RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. JAKARTA: Kementrian

Kesehatan RI

Dwiendra, octa.(2014).Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi/Balita dan Anak

Prasekolah untuk Para Bidang.Deepublish;Yogyakarta.

Fariani Syahrul, Nikmatur Rohmah. (2017).Hubungan kebiasaan cuci tangan dan

penggunaan jamban sehat dengan kejadian diare balita. J Berkala

Epidemiologi.5(1):95-106.

Kusyani, dkk.(2022).Asuhan Keperawatan Anak dengan Kejang Demam dan

Diare.NEM;Pekalongan.

Lapau, Dr Buchari.(2012).Metode Penelitian Kesehatan : Metode Ilmiah Penulisan Skripsi,

Tesis dan Disertasi.Yayasan Pustaka Obor Indonesia; Jakarta.

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. (2011). Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan

Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

Ngastiyah.(2014). Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Nurhayati.(2022).Ayo Cegah Diare.Pantera Publishing;Bandung.

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :Definsi dan Indikator Diagnostik,

Edisi 1, Jakarta : DPP PPNI

Sumampouw, Oksfriani Jufri.(2017).Diare Balita:Suatu Tinjauan dari Bidang Kesehatan

Masyarakat.Deepublish;Yogyakarta.

WHO.(2013). Diarrhoeal disease. Geneva: World Health Organization.

38
DOKUMENTASI

39

Anda mungkin juga menyukai