Anda di halaman 1dari 34

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEMAM THYPOID

(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota BanjarBaru)

Modul Kegiatan Praktik Profesional Untuk Memenuhi Kelengkapan


Pemenuhan SKP pada Ranah A
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540
DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA


KOTA BANJARBARU
PROPINSI KALIMANTAN SELATAN
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEMAM THYPOID


(Studi Kasus di Wilayah Kerja Puskesmas Kota BanjarBaru)

Modul Kegiatan Praktik Profesional Untuk Memenuhi Kelengkapan


Pemenuhan SKP pada Ranah A
Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB)

Disusun Oleh:
Ns. U. Purnama Sari S.Kep
NIRA. 63720800540

DPK DINAS KESEHATAN BANJARBARU

Telah diverifikasi dan disetujui


Oleh
Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan
DPD PPNI Kota BanjarBaru
Pada tanggal

Herry Setiawan, S.Kep., Ners, M.Kep.


NIRA. 63720050770

ii
HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Modul Kegiatan Praktik Profesional ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memenuhi kelengkapan pemenuhan SKP pada
Ranah A Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan (PKB), dan sepanjang pengetahuan saya
juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarbaru, 2 Juni 2023

Ns. U. Purnama Sari S.Kep

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat

dan karunia Nya semata jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan Modul Kegiatan

Praktik Profesional yang berjudul Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. J dengan

Demam Thypoid .Modul berupa Asuhan Keperawatan ini dibuat guna memenuhi

persyaratan pemenuhan SKP terutama pada Ranah A di PKB Online yaitu Kegiatan

Praktik Profesional dimana pada Ranah A tersebut merupakan Ranah yang wajib untuk

disikan setiap tahunnya dengan jumlah sebanyak 5 SKP dalam 5 tahun ( satu tahun 1 SKP )

selama masa STR berlaku.

Penulisan Modul ini merupakan salah satu alternatif pemenuhan SKP bagi perawat

yang belum atau berhenti bekerja dalam kurun waktu tertentu dimana saat tersebut

bersamaan dengan masa berlaku STR. Selain itu, dengan pembuatan modul merupakan

salah satu cara bagi perawat untuk agar tetap terus mengembangkan ilmu dan kompetensi

keprofesiannya. Penyusunan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini dapat terlaksana

dengan baik tentunya berkat dukungan dari berbagai pihak.

Penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan Modul Kegiatan

Praktik Profesional ini. Namun demikian adanya, semoga Modul Kegiatan Praktik

Profesional ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya pada ilmu keperawatan.

Banjarbaru, Juni 2023


Penulis

Ns. U. Purnama Sari S.Kep

iv
DAFTAR ISI
Halaman

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN/VERIFIKASI.............................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN................................................................................. iii
KATA PENGANTAR............................................................................................. iv
DAFTAR ISI............................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.............................................................................................. 1
B. Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
1. Tujuan Umum......................................................................................... 2
2. Tujuan Khusus......................................................................................... 2
C. Manfaat........................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konsep Dasar Penyakit................................................................................. 4
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan............................................................ 7
BAB III TINJAUAN LAPANGAN
A. Pengkajian Keperawatan.............................................................................. 14
B. Analisa Data................................................................................................. 20
C. Diagnosa Keperawatan................................................................................ 21
D. Rencana Tindakan Keperawatan................................................................. 21
D. Implementasi dan Evaluasi.......................................................................... 22
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................. 26
B. Saran ............................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. vi
LAMPIRAN........................................................................................................... vii

v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demam thypoid merupakan suatu permasalahan yang terpenting di berbagai

negara berkembang. Demam thypoid termasuk kedalam penyakit menular tropis yang

disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini dapat menyerang di daerah kota

maupun pedesaan. Kebersihan sangat berkaitan erat dengan penyakit ini.

Kasus demam thypoid di negara maju dan negera berkembang setiap tahun nya

meningkat. Untuk negara maju kasus mencapai 5.700 kasus, sedangkan di negara

berkembang kasus mencapai 21,5 juta. Menurut Rois Kurnia Saputra (2017) di

Indonesia angka kejadian Demam Thypoid mencapai 900.000 kasus sedangkan angka

kematian mencapai 20.000 kematian. Gambaran 10 penyakit terbanyak di rawat inap

adalalah kasus Demam Thypoid.

Peran perawat dalam menangani kasus demam thypoid sangat penting salah

satunya memberikan penanganan yang semaksimal mungkin kepada pasien dengan

mengingatkan tentang kebersihan diri serta lingkungan sekitar, penyakit demam

thypoid juga erat kaitannya dengan makanan hal ini secara tidak langsung perawat

harus memberikan edukasi kepada pasien dalam hal pendidikan kesehatan tentang

penyakit demam thypoid. Selain itu pasien yang mengalami penyakit demam thypoid

juga harus menghindari hal-hal yang dapat memicu kekambuhan dari penyakit ini.

1
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulisan Modul Kegiatan Praktik Profesional ini bertujuan untuk menerapkan

“Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny.J Dengan Demam Thypoid”

2. Tujuan Khusus 

Tujuan khusus penulisan laporan ini yaitu :

a. Mengkaji asuhan keperawatan pada pasien dengan demam thypoid di Wilayah

Kerja Puskesmas BanjarBaru

b. Perumusan diagnosa keperawatan pada pasien dengan demam thypoid di

Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru

c. Merencanakan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan demam

thypoid di Wilayah Kerja BanjarBaru

d. Mengimplementasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan demam

thypoid di Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru

e. Mengevaluasi asuhan keperawatan pada pasien dengan demam thypoid di

Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru

f. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada pasien dengan demam thypoid

di Wilayah Kerja Puskesmas BanjarBaru

C. Manfaat

1. Bagi Profesi Keperawatan

Sebagai tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan pada pasien dengan demam thypoid

2
2. Bagi Institusi Pelayanan

Modul asuhan keperawatan ini diharapkan menjadi salah satu referensi bagi penulis

berikutnya, sebagai bahan rujukan dalam memberikan asuhan keperawatan pada

pasien dengan demam thypoid

3. Bagi Penulis

Bagi penulis sebagai referensi bacaan yang bermanfaat saat melakukan asuhan

keperawatan di kemudian hari

4. Bagi Pasien dan Keluarga

Modul asuhan keperawatan ini diharapkan menambah wawasan pengetahuan

pasien dan keluarga yang belum optimal agar dapat dipahami bagaimana perawatan

pasien dengan demam thypoid

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Demam Thypoid

Menurut Sucipta (2015) demam thypoid adalah salah satu penyakit infeksi

yang bersifat akut dengan gejala spektrum klinis yang bervariasi mulai dari demam,

lemas maupun sampai batuk ringan bisa juga disertai dengan gejala yang berat

seperti gangguan gastrointestinal sampai dengan komplikasi.

2. Jenis Demam Thypoid

Jenis demam thypoid dapat dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Demam tifoid akut non komplikasi

Ciri dari demam ini adalah terjadinya demam berkepanjangan yang

berpengaruh dalam abnormalitas fungsi bowel atau disebut dengan konstipasi

yang menyerang pasien dewasa dan diare pada anak-anak, sakit kepala maupun

kelelahan

b. Demam tifoid dengan komplikasi

Demam ini merupakan demam dengan ciri yang sama, namun mungkin dapat

berkembang menjadi komplikasi yang parah. Komplikasi yang mungkin terjadi

seperti melena, perforasi, dan peningkatan ketidaknyamanan abdomen

c. Keadaan karier

Keadaan ini terjadi sekitar 1-5% pasien, hal ini sangat bergantung pada umur

pasien. Karier thypoid bersifat kronis dan hampir setiap penduduk Indonesia

terjangkit setiap tahunnya.

4
3. Etiologi

Penyebab demam thypoid adalah bakteri Salmonella Thypi, bakteri

salmonella ini masuk dan berkembang di dalam usus manusia, hal ini terjadi pada

saat setelah seseorang mengkonsumsi makanan atau minuman yang sudah

terkontaminasi tinja dan urine penderita demam thypoid.

4. Patofisiologi

Demam yang terjadi akibat dari bakteri Salmonella thypi ini masuk melalui

makanan atau minuman, setelah melewati lambung bakteri ini menyebar sampai ke

usus halus dan mengivasi jaringan limfoid. Melalui saluran limfe bakteri masuk ke

aliran darah mecapai sel endotel dari hati dan limfa. Kelainan patologis yang utama

terdapat di usus halus, pada awal bakteri masuk akan terjadi nekrosis dan ulserasi di

minggu ke-3 akhirnya terbentuklah ulkus. Ulkus dapat mudah menimbulkan

perdarahan serta perforasi yang sudah masuk dalam komplikasi berbahaya.

Kelainan-kelainan yang patologis juga dapat ditemukan pada organ tubuh lainnya

seperti tulang,usus, paru, ginjal, jantung maupun selaput pada otak. Bila

penyambuhan tidak sempurna, basil Salmonella thypi akan tetap tahan di kandung

empedu ini, mengalir kedalam usus dan akan menjadi karier intestinal.

5. Tanda dan Gejala

Gejala yang dapat timbul akibat dari demam thypoid adalah sebagai berikut :

a. Demam

b. Gangguan Saluran Pencernaan

c. Gangguan kesadaran

d. Hepatomegali

5
e. Bradikari relatif dan gejala lain

6. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan demam thypoi adalah:

a. Pemeriksaan Darah Tepi

b. Tes Serologis Widal

c. Kultur Darah

d. Kultur Feses

e. Kultur Sumsum Tulang

f. Polymerase Chain Reaction (PCR)

g. Rapid Diagnostic Test (RDT)

h. Pemeriksaan lainnya

7. Penatalaksanaan

Tatalaksana demam thypoid adalah pilihan utama antibiotik tergantung

kerentanan kuman, antibiotik yang dapat digunakan klorampenikol, ampisilin,

trimethropimsulfametoksazol.

Kebanyakan pasien uncomplicated dapat melakukan terapi mandiri dirumah

dengan antibiotik oral dan antipiretik. Pasien yang mengalami muntah secara

persisten, diare maupun distensi abdomen harus dirawat dan diberikan terapi

suportif dan antibiotik. Tatalasana dirumah yang dapat dilakukan seperti :

a. Tirah baring

b. Nutrisi (Cairan, diet, terapi simptomatik)

c. Kontrol dan monitor dalam perawatan (Suhu tubuh, keseimbangan cairan,

program mobilisasi)

6
8. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien dengan demam thypoid adalah :

a. Tifoid toksik

b. Syok septik

1) Perdarahan dan perforasi intestinal

2) Peritonitis

3) Hepatitis tifosa

4) Pankreatitis tifosa

5) Pneumonia

6) Komplikasi lain ( osteomielitis artritis, miokarditis, perikarditis,

pielonefritis, serta peradangan di tempat lain)

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.

- Pengkajian

Pengkajian adalah langkah pertama dari proses keperawatan melalui kegiatan

pengumpulan data atau perolehan data yang akurat dapat klien guna mengetahui

berbagai permasalahan yang ada. Beberapa hal yang perlu dikaji pada pasien

dengan masalah demam thypoid adalah :

a. Identitas Klien

Nama pasien dengan inisial, tanggal lahir, umur, alamat, pekerjaan, tanggal

masuk rs, nomor rekam medik, serta nama penanggung jawab

7
b. Riwayat kesehatan

1) Keluhan utama

Alasan utama pasien datang kerumah sakit atau pelayanan kesehatan,

pasien biasanya mengeluhkan demam, nyeri abdomen, mual dan muntah

serta lemas

2) Riwayat kesehatan sekarang

Keluhan pasien yang dirasakan saat dilakukan pengkajian

3) Riwayat kesehatan terdahulu

Riwayat kesehatan yang sudah lama dialamim oleh pasien, biasanya

penyakit demam thypoid adalah penyakit yang berulang dan sering

kambuh

4) Riwayat kesehatan keluarga

Riwayat kesehatan keluarga apakah ada yang menderita penyakit yang

sama dengan pasien

c. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan umum

Keadaan pasien saat ini apakah sadar penuh (kompos mentis), atau

penurunan kesadaran

2) Tanda-tanda vital

3) Pengkajian Persistem

a) Sistem Pernafasan

Bentuk dada simetris, frekuensi pernafasan, pola nafas, adanya otot

bantuan pernafasan, nyeri tekan, edema, lesi, batas paru normal atau

tidak, bunyi paru atau adanya suara nafas tambahan

8
b) Sistem Pembuluh darah dan Jantung

Bunyi suara jantung, peningkatan JVP, ada tidak nya sianosis

c) Sistem Perkemihan

BAK/hari, nyeri tekan, nyeri saat BAK,

d) Sistem Pencernaan

BAB/hari, nyeri saat menelan, lesi, kembung, bising usus

e) Sistem Muskuloskeletal

Kelainan tulang, riwayat operasi, edema, lesi

f) Sistem Penginderaan

Simetris, edema, alat bantu penglihatan

g) Sistem Kelenjar

Ada gangguan atau tidak

- Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian proses pengkajian seperti respons

seseorang atau menggelompokkan masalah kesehatan pasien sesuai dengan keluhan

saat ini. Adapun diagnosa yang bisa ditegakkan untuk pasien demam thypoid

adalah

- Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

- Nyeri akut berhubungan dengan gejala penyakit

- Nausea berhubungan dengan faktor psikologis

- Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

9
- Perencanaan Keperawatan

Intervensi keperawatan merupakan fase dari proses keperawatan yang dapat

meringankan dan memecahkan masalah

Diagnosa keperawatan SLKI SIKI


Hipertermi berhubungan Termoregulasi Manajemen Hipertermia
Ekspektasi : membaik Observasi
dengan dehidrasi
Kriteria hasil : - Monitor suhu tubuh.
- Menggigil menurun Terapetik
- Kulit merah menurun. - Sediakan lingkungan
- Pucat menurun. yang dingin.
- Suhu tubuh membaik. - Longgarkan atau lep-
- Suhu kulit membaik. askan pakaian.
- Tekanan darah mem- - Basahi dan kipasi per-
baik. mukaan tubuh .
- Berikan cairan oral.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
- Pemberian cairan dan
elektrolit intravena.
- Kolaborasi pemberan
antipiretik, jika perlu.
Nyeri akut berhubungan Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Ekspektasi : Menurun Observasi
dengan gejala penyakit
Kriteria hasil: - Observasi tanda-tanda
- Keluhan nyeri menurun vital
- Meringis menurun - Identifikasi lokasi,
- Sikap protektif menu- karakteristik, durasi,
run frekuensi, kualitas, dan
- Gelisah menurun intensitas nyeri dan skal
- Kesulitan tidur menu- nyeri ..
run

10
- Menarik diri menurun Terapeutik
- Berfokus pada diri - Berikan teknik non far-
sendiri menurun makologis
- Diaforesis menurun - Kontrol lingkungan
- Frekuensi nadi mem- yang memperat rasa ny-
baik eri
- Pola nafas membaik Edukasi
- Tekanan darah mem- - Jelaskan strategi
baik meredakan nyeri
- Prilaku membaik - Anjurkan teknik non
- Pola tidur membaik farmakologis (teknik
napas dalam)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
Nausea berhubungan Tingkat Nausea Manajemen Mual
Ekspektasi : menurun Observasi
dengan faktor psikologis
Kriteria hasil: - Identifikasi pengala-
- Nafsu makan man mual
meningkat - Identifikasi dampak
- Keluhan mual menurun mual terhadap kualitas
hidup
- Identifikasi faktor
penyebab mual
- Monitor mual
- Monitor asupan nutrisi
dan kalori.
Terapeutik
- Kendalikan faktor
penyebab mual
- Kurangi atau hilangkan
keadaan  penyebab
mual

11
- Berikan makanan
dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi
- Anjurkan istirahat dan
tidur yang cukup
- Anjurkan makanan
tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- Ajarkan teknik nonfar-
makologis untuk men-
gatasi mual
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
antiemetik,  jika perlu
Defisit pengetahuan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
Ekspektasi membaik Observasi:
berhubungan dengan
Kriteria hasil : - Identifikasi kemam-
kurang terpapar
- Perilaku sesuai anjuran puan dalam menerima
informasi - Perilaku sesuai dengan informasi
pengetrahum Terapeutik
- Persepsi yang keliru - Sediakan materi dan
terhadap masalah media dalam menyam-
menurun paikan informasi
- Berikan kesempatan
bertanya
Edukasi
- Jelaskan factor resiko
yang dapat mempen-
garuhi kesehatan
- Ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- Ajarkan strategi yang

12
dapat dilakukan untuk
menigkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat

- Implementasi

Implementasi keperawatan merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan

kepada pasien setelah perawat membuat rencana/intervensi keperawatan

- Evaluasi

Evaluasi keperawatan menurut adalah fase kelima atau terakhir dalam proses

keperawatan. Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP

(subjektif, objektif, assesment, planing) (Achjar, 2007). Evaluasi yang diharapkan

sesuai dengan masalah yang klien hadapi yang telah di buat pada perencanaan

tujuan dan kriteria hasil.

BAB III
TINJAUAN LAPANGAN

13
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum

Nama : Ny.J

JenisKelamin : Perempuan

Umur : 26 Tahun

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SLTA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Sinar Baru Komplek Banyu Biru No.10 BanjarBaru

Tanggal Pengkajian : 2 Juni 2023

Diagnosa Medis : Demam Thypoid

2. Keluhan Utama

Klien mengatakan badan panas dan terasa lemah, nyeri karena penyakit, nyeri

seperti tertusuk-tusuk, nyeri daerah abdomen, skala nyeri 3, nyeri terasa hilang

datang

3. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dari hasil wawancara yang dilakukan klien mengatakan demam sudah dua hari

yang lalu, badan terasa lemah, nyeri abdomen, tidak ada muntah, tidak ada batuk,

Klien hanya mengobati penyakitnya dengan membeli obat di apotek dan

berlangsung membaik setelah 2 hari

4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

14
Klien mengatakan pernah mengalami sakit yang sama seperti ini, klien tidak

memiliki riwayat penyakit kronis, klien tidak pernah menjalani operasi dan tidak

pernah mengalami kecelakaan, klien juga belum pernah dirawat di ruamh sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Klien mengatakan keluarga tidak pernah mengalami penyakit yang sama.

keluarga juga tidak memiliki penykit kronis lainnya

6. Kebiasaan Sehari-hari

Ny.J melakukan kegiatan seperti biasa, melakukan aktifitas rumah tangga, waktu

istirahat digunakan Ny.J untuk tidur dan sesekali Ny.J pergi berlibur bersama

keluarga. Namun jika penyakit nya kambuh biasanya Ny.J tidak bisa melakukan

pekerjaan rumah, dan Ny.J hanya tertidur di kamar.

7. Data Psikologis, sosial dan spiritual

a. Persepsi terhadap penyakit :

Klien sadar bahwa penyakitnya berasal dari Tuhan, klien selalu berdoa serta

berzikir untuk memohon kesembuhan pada dirinya.

b. Suasana hati/perasaan

Klien memiliki rasa sedih karena ketika penyakit ini menyerang, aktifitas

klien terhambat sehingga pekerjaan tidak dapat terselesaikan tepat pada

waktunya.

c. Daya kosentrasi

Klien tidak mengalami penurunan yang signifikan pada konsentrasinya

15
d. Memori

Klien mengatakan masih memiliki daya ingat yang baik

e. Orientasi

Orientasi klien terhadap orang dan lingkungannya masih baik.

f. Mekanisme koping Efektif

Semenjak terdiagnosa demam thypoid klien menghindari pencetus makanan

dan kegiatan yang dapat membuat penyakitnya kambuh

g. Konsep diri :

1. Gambaran diri

Klien sangat bersyukur dan mengatakan menyukai semua organ

tubuhnya

2. Harga diri

Klien mengatakan banyak mendapat dukungan dari semua keluarga yang

selalu memperhatikan dirinya mulai dari mengkonsumsi obat dan

mengatur pola makannya

3. Ideal diri

Klien mengatakan sedang berusaha menjadi ibu yang baik yang dapat

mengayomi anak-anaknya dan selalu bersikap baik untuk lingkungan

sekitarnya. Klien berharap bisa sembuh dari penyakitnya.

4. Identitas diri

Klien mengatakan klien sudah dewasa dan menyadari tentang penyakit

yang diderita serta mengetahui hal mana yang harus ia prioritaskan untuk

kebaikan dan kesembuhan dirinya.

16
h. Data Spiritual

Klien menganut agama Islam, melakukan sholat lima waktu dan berdzikir

8. PemeriksaanFisik

a. Keadaan Umun

1) Tingkat Kesadaran : Kompos Mentis

b. Ciri-ciri tubuh : Kulit sawo matang, klien mengatakan rambut tipis, hidung

mancung, gaya berjalan baik, tidak ada kelainan

c. Tanda-tanda Vital

Suhu tubuh : 380c

Tekanan darah : 132/70 mmHg

Nadi : 72 x /m

RR : 20 x/m

d. Kepala dan wajah

Klien tidak memiliki kelainan pada kepala dan wajah, saat dikaji klien

menggunakan kerudung, wajah klien tampak simetris, tidak ada

pembengkakan, , semua tampak dalam keadaan normal

e. Mata

Mata klien tampak simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, ,

pergerakan mata normal, tidak ada peradangan

f. Hidung

Hidung klien tampak baik, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

rasa nyeri, lubang hidung simetris, tidak ada perdarahan, fungsi penciuman

normal dan tidak ada keluhan.

17
g. Telinga

Bentuk telinga klien normal, pendengaran baik, tidak tampak pembengkakan,

tidak memakai alat bantu pendengaran

h. Mulut dan Kerongkongan

Bibir klien tampak lembab, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, tidak ada

perdarahan pada mulut dan bibir, lidah kotor, gigi klien tampak bersih, suara

normal, klien bisa mengunyah dengan baik, fungsi menelan baik, klien tidak

ada mengeluh masalah mulut dan kerongkongan

i. Leher

Tidak ada pembesaran kelenjer tiroid, vena jugularis tidak menonjol dan

pergerakan leher normal.

j. Dada

1) Pernafasan

Bentuk dada normal, pola nafas irama teratur, tidak ada gangguan irama

pernafasan, frekuensi nafas 20x/m, kualitas nafas normal, bunyi nafas

vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, tidak ada penggunaan otot

bantuan nafas

2) Kardiovaskuler

Klien mengatakan tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur, pulsasi :

kuat, posisi ics 5 mid clavicula sinistra ics 5 mid sternalis dextra, bunyi

jantung : s1 s2 tunggal, tidak ada bunyi jantung tambahan, tidak ada

cianosis, tidak ada clubbing finger, tidak ada pembesaran jvp

3) Abdomen

Tidak ada benjolan dan pembengkakan pada abdomen, BAB 2x sehari,

konsistensi sedikit keras, warna kuning, bau khas feses, tidak ada

18
masalah eliminasi , abdomen tampak simetris, klien mengatakan nyeri

abdomen, tidak ada lesi, dan tidak ada asites.

4) Ekstremitas

Tangan : Normal, tidak ada bengkak, tidak ada lesi, tidak ada

gangguan pada otot, pergerakan bebas

Kaki : Normal, tidak ada lesi , tidak ada pembengkakan, tidak ada

gangguan pada kaki, pergerakan bebas

9. Pengobatan

Paracetamol 3 x 1

Chloramphenicol 4 x 2

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. Klien mengatakan nafsu makan baik, namun ketika penyakit menyerang klien

hanya makan makanan lembut seperti bubur

b. Perawatan Diri / Personal Hygiene pasien bagus, klien melakukan aktifitas

perawatan diri secara mandiri tidak dibantu oleh orang lain

c. Klien tidak memiliki kegiatan rutin, klien hanya melakukan melakukan

aktifitas rumah tangga

19
B. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah Keperawtan
1. DS : Proses Penyakit Hipertermi
1. Klien mengatakan badannya panas
DO :
1. K/u tampak lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. TTV
Suhu tubuh : 380c
Tekanan darah : 132/70 mmHg
Nadi : 72 x /m
RR : 20 x/m

2. DS : Gejala Penyakit Nyeri akut


1. Klien mengatakan nyeri perut
P : Nyeri karena penyakit
Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
R : Nyeri daerah abdomen
S : Skala nyeri 3
T :Nyeri terasa hilang datang
DO :
1. K/u tampak lemah
2. Kesadaran compos mentis
3. Tampak meringis
4. TTV
Suhu tubuh : 380c
Tekanan darah : 132/70 mmHg
Nadi : 72 x /m
RR : 20 x/m

C. Diagnosa Keperawatan :
Hasil dari analisa data diatas perumusan diagnosa yang dapat ditegakkan adalah :

20
1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

2. Nyeri akut berhubungan dengan gejala penyakit

D. Rencana Tindakan Keperawatan


No Diagnosa SLKI SIKI
Diagnosa keperawatan
1. Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermia
berhubungan Ekpektasi : Membaik Observasi :
dengan proses Kriteria Hasil : - Monitor suhu tubuh
penyakit - Menggigil menurun Terapetik :
- Kulit merah menurun - Sediakan lingkungan yang
- Pucat menurun dingin
- Suhu tubuh membaik - Longgarkan atau lepaskan
- suhu kulit membaik pakaian
- Tekanan darah - Basahi dan kipasi permukaan
membaik tubuh
- Berikan cairan oral
Edukasi :
- Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
- Pemberian cairan dan elektrolit
intravena
- Kolaborasi pemberian
antipiretik, jika perlu
2. Nyeri akut Tingkat nyeri Manajemen Nyeri
Ekspektasi : Menurun Observasi
berhubungan
Kriteria hasil: - Observasi tanda-tanda vital
dengan gejala
- Keluhan nyeri - Identifikasi lokasi, karakteristik,
penyakit menurun durasi, frekuensi, kualitas, dan
- Meringis menurun intensitas nyeri dan skal nyeri ..
- Sikap protektif Terapeutik
menurun - Berikan teknik non farmakolo-

21
- Gelisah menurun gis
- Kesulitan tidur - Kontrol lingkungan yang mem-
menurun perat rasa nyeri
- Menarik diri menu- Edukasi
run - Jelaskan strategi meredakan ny-
- Berfokus pada diri eri
sendiri menurun - Anjurkan teknik non farmakolo-
- Diaforesis menurun gis (teknik napas dalam)
- Frekuensi nadi Kolaborasi
membaik -Kolaborasi pemberian analgetik,
- Pola nafas membaik jika perlu
- Tekanan darah
membaik
- Prilaku membaik
- Pola tidur membaik

E. Implementasi Dan Evaluasi


Hari /
No
Tanggal/ Implementasi Evaluasi
DX
Jam
Sabtu, 3 1 Manajemen Hipertermia Subjektif
Juni Observasi - Klien mengatakan badan nya masih
2023 - Memonitor suhu tubuh. terasa panas
Terapetik Objektif
- Menyediakan lingkungan - K/u masih lemah
yang dingin. - Kesadaran compos mentis
- Melonggarkan atau lep- - TTV
askan pakaian. Suhu tubuh : 37,80c

- Memberikan cairan oral. Tekanan darah :120/80mmHg

Edukasi Nadi : 65 x /m

- Menganjurkan tirah baring. RR : 21 x/m

Kolaborasi Assesment

- Berkolaborasi pemberan an- Hipertermi berhubungan dengan proses

22
tipiretik paracetamol penyakit belum teratasi
- Berkolaborasi dalam Planning
pemberian chlorampenicol Lanjutkan Intervensi
Manajemen Hipertermia
Observasi
- Monitor suhu tubuh.
Terapetik
- Sediakan lingkungan yang dingin.
- Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Berikan cairan oral.
Edukasi
- Anjurkan tirah baring.
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antipiretik
paracetamol
- Kolaborasi dalam pemberian
chlorampenicol
Sabtu, 3 2 Manajemen Nyeri Subjektif
Juni Observasi - Klien mengatakan masih nyeri
2023 - Mengobservasi tanda-tanda daerah perut
2023 vital P : Nyeri karen penyakit
- Mengidentifikasi lokasi, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
karakteristik, durasi, R : Nyeri pada daerah abdomen
S : Skala nyeri 2
frekuensi, kualitas, dan inten-
T :Nyeri dirasakan hilang datang
sitas nyeri dan skala nyeri
- Klien mengatakan mengerti
Terapeutik
melakukan tarik nafas dalam
- Mengontrol lingkungan yang
Objektif
memperat rasa nyeri
- K/u masih lemah
Edukasi
- Kesadaran compos mentis
- Menganjurkan teknik non far-
- Tampak sedikit meringis
makologis (teknik napas
TTV
dalam)
Suhu tubuh : 37,80c

23
Tekanan darah :120/80mmHg
Nadi : 65 x /m
RR : 21 x/m
-
Klien tampak menunjuk daerah
nyeri
- Klien tampak melakukan teknik
tarik nafas dalam
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan gejala
penyakit belum teratasi
Planning
Lanjutkan Intervensi
Manajemen Nyeri
Observasi
- Observasi tanda-tanda vital
- Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan intensi-
tas nyeri dan skal nyeri .
Edukasi
- Anjurkan teknik non farmakologis (teknik
napas dalam)
Minggu, 1 Manajemen Hipertermia Subjektif
4 Juni Observasi - Klien mengatakan suhu tubuh sudah
2023 - Memonitor suhu tubuh. menurun
Terapetik Objektif
- Menyediakan lingkungan - K/u masih tampak baik
yang dingin. - Kesadaran compos mentis
- Melonggarkan atau lep- - TTV
askan pakaian. Suhu tubuh : 36,9 0c

- Memberikan cairan oral. Tekanan darah :130/83mmHg


Nadi : 71 x /m

Edukasi RR : 24 x/m

- Menganjurkan tirah baring. Assesment

Kolaborasi Hipertermi berhubungan dengan proses

24
- Berkolaborasi pemberian penyakit sudah teratasi
antipiretik paracetamol Planning
- Berkolaborasi dalam Hentikan Intervensi
pemberian chlorampenicol
Minggu, 2 Manajemen Nyeri Subjektif
4 Juni Observasi - Klien mengatakan sudah tidak nyeri
2023 - Mengobservasi tanda-tanda di daerah perut
vital P : Nyeri karena penyakit
- Mengidentifikasi lokasi, Q : nyeri seperti tertusuk-tusuk
karakteristik, durasi, R : Nyeri pada daerah abdomen
S : Skala nyeri 1
frekuensi, kualitas, dan inten-
T :Nyeri dirasakan hilang datang
sitas nyeri dan skal nyeri
Objektif
Edukasi
- K/u tampak baik
- Menganjurkan teknik non
- Kesadaran compos mentis
farmakologis (teknik napas dalam)
- Klien tampak sudah tidak meringis
- TTV :
Suhu tubuh : 36,9 0c
Tekanan darah :130/83mmHg\
Nadi : 71 x /m
RR : 24 x/m
Assesment
Nyeri akut berhubungan dengan gejala
penyakit sudah teratasi
Planning
Hentikan Intervensi

25
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny.J dengan demam thyfoid

dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang mencangkup pengkajian,

analisa data, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi, maka kesimpulan yang

di dapat:

1. Pada pengkajian didapatkan keluhan pasien berupa badan panas dan terasa lemah,

nyeri daerah perut, nyeri karena penyakit, nyeri seperti tertusuk-tusuk, nyeri daerah

abdomen, skala nyeri 3, nyeri dirasakan hilang datang

2. Pada proses penegakan diagnosa keperawatan didapatkan masalah yaitu hipertermi

berhubungan dengan proses penyakit dan nyeri akut berhubungan dengan gejala

penyakit

3. Perencanaan keperawatan yang dipilih berdasarkan masalah keperawatan yang

muncul adalah manajemen hipertermia dan manajemen nyeri

4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan menggunakan SDKI, SLKI dan SIKI

untuk tindakan keperawatan yang dilakukan seluruh masalah keperawatan pada

kasus ini teratasi dalam 2x24 jam

5. Pada akhir evaluasi tujuan belum semua tercapai, namun kondisi pasien sudah jauh

lebih baik dari sebelumnya setelah diberikan tindakan keperawatan

26
B. Saran

1. Bagi Profesi Keperawatan

Perlu adanya peningkatan kemampuan pengkajian yang lebih sistematis dan

menyeluruh dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan demam

thypoid sehingga data yang didapat lebih banyak

2. Bagi Institusi Pelayanan

Perlu adanya proses mempelajari modul kegiatan praktek profesional ini sebagai

salah satu frekuensi bagi penulis berikutnya, modul ini juga dapat dijadikan bahan

untuk rujukan dalam memberikan asuhan keperawatan pasien dengan demam

thypoid

3. Bagi Penulis

Perlu peningkatan kemampuan menulis asuhan keperawatan yang telah dilakukan

sebagai referensi bacaan dan informasi yang bermanfaat saat melakukan asuhan

keperawatan di kemudian hari

4. Bagi Pasien dan Keluarga

Perlunya pasien maupun keluarga dalam meningkatkan wawaasan pengetahuan

agar dapat memahami bagaimana penatalaksanaan pasien dengan demam thypoid

27
DAFTAR PUSTAKA

Hartanto, Darius.(2021).Diagnosis dan Tatalaksana Demam Tifoid pada Dewasa.

Continuing Medical Education.CKD-292/vol.48 no.01 th.2021

Kemenkes.(2006). PEDOMAN PENGENDALIAN DEMAM TIFOID.Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia;Jakarta.

Sucipta, A. A. M.,.(2015).Baku Emas Pemeriksaan Laboratorium Demam Tifoid Pada

Anak. Jurnal Skala Husada, Volume 12, pp 22-26

Purba, I, et al.(2016). Program Pengendalian Demam Tifoid di Indonesia;Tantangan dan

Peluang.Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 26 (2), pp 99-108.

vi
DOKUMENTASI

vii

Anda mungkin juga menyukai