Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK KEBIDANAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DEMAM


DI PUSKESMAS AEK LOBA
KABUPATEN ASAHAN

Di Susun Oleh :

SABARHATI BR TANGGANG
NIM: 2290341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DEMAM
DI PUSKESMAS AEK LOBA
KABUPATEN ASAHAN

Di Susun Oleh :

SABARHATI BR TANGGANG
NIM: 2290341

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


PROGRAM PROFESI FAKULTAS KEBIDANAN
INSTITUT KESEHATAN MEDISTRA
LUBUK PAKAM
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KEBIDANAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Profesi Bidan (Bd.) pada Fakultas Kebidanan Institut Kesehatan Medistra

Lubuk Pakam

Disusun oleh:

SABARHATI BR TANGGANG
NIM: 2290341

Pembimbing Praktek 1 Pembimbing Praktek II

( Bd. Sri Wulan, SST, M.Tr. Keb ) ( Ayu Purnamasari S Keb )


NPP.02.11.03.03.1987 NIP: 198603262017042006

Lubuk Pakam,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Bd. Damayanti,S.Tr.Keb

NIP. 02.15.24.02.1990
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan laporan praktik kerja tentang
“ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA DENGAN DEMAM DI
PUSKESMAS AEK LOBA KABUPATEN ASAHAN ”. Dalam menyelesaikan
laporan kasus ini, saya banyak mendapat masukan, pengarahan, bantuan dan
bimbingan, baik dalam bantuan moril maupun materi, oleh karena itu pada
kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima kasih yang terhormat kepada:
1. Drs. Yohanes Sembiring, M.Pd selaku Ketua Yayasan Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
2. Ns. Rahmad Gurusinga, S.Kep,M.Kep selaku Rektor Institut Kesehatan
Medistra Lubuk Pakam
3. Bd.Desideria Yosepha Ginting, S.Si.T,M.Keb selaku Dekan Fakultas
Kebidanan Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam
4. Bd.Damayanti,S.Tr.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi
Bidan Program Profesi Kebidanan Institute Kesehatan Medistra Lubuk
Pakam
5. Bd Sri Wulan SST. M.Tr. Keb. Selaku pembimbing praktek I Program Studi
Pendidikan Profesi Bidan Program Profesi Institute Kesehatan Medistra
Lubuk Pakam.
6. Ayu Purnamasari S Keb selaku bidan kordinator di puskesmas Aek Loba
sekaligus Pembimbing Praktek II (Lahan Praktik)
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih yang terdalam atas terselesainya
laporan ini. Saya berharap laporan ini berguna bagi pembaca. Semoga Allah SWT
memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Amin

Aek Loba, 29 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL........................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat.................................................................................................... 3

BAB II KAJIAN TEORI


2.1 Demam.................................................................................................... 4
1. Pengertian............................................................................................ 4
2. Etiologi................................................................................................ 4
3. Klasifikasi Derajat Demam................................................................. 5
4. Manifestasi Klinis............................................................................... 5
5. Komplikasi.......................................................................................... 5
6. Penatalaksanaan ................................................................................. 5

BAB III KAJIAN KASUS.............................................................................. 8

BAB IV PEMBAHASAN............................................................................... 12
1. Pengkajian........................................................................................... 12
2. Interpretasi Data.................................................................................. 13
3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial...................................... 13
4. Tindakan Segera atau Kolaborasi........................................................ 13
5. Perencanaan......................................................................................... 13
6. Pelaksanaan......................................................................................... 13
7. Evaluasi............................................................................................... 14

ii
BAB V KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan................................................................................................. 15
5.2 Saran .......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 tentang Upaya
Kesetahan Anak menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup,
tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan diri dari kekerasan dan
deskriminasi sehingga perlu dilakukan upaya kesehatan anak secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan. Upaya kesehatan anak dilakukan sejak janin
dalam kandungan hingga anak berusia 18 (delapan belas tahun).Salah satu tujuan
upaya kesehatan anaka adalah menjamin kelangsungan hidup anak melalui upaya
menurunkan angka kematian bayi baru lahir, dan balita. Tren angka kematian dari
tahun ketahun sudah menunjukkan penurunan (Pusdatin,2019).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017
menunjukkan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24 per 1.000
kelahiran hidup. Dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup. Meskipun demikian,
angka kematian neonatus, abyi dan balita diharapkan akan terus mengalami
penurunan. Intervensi-intervensi yang dapat mendukung kelangsungan hidup anak
ditujukan dapat menurunkan angka AKN menjadi 10 per 1.000 kelahiran hidup
dan AKB menjadi 16 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2024. Sementara, sesuai
dengan Target Pembangunan Berkelanjutan, AKABA diharapkan dapat mencapai
angka 18,8 per 1.000 kelahiran hidup di tahun 2030 (Pusdatin,2019).
Penyakit infeksi menjadi penyumbang kematian pada kelompok anak usia
29 hari-11 bulan. Berdasarkan data tahun 2019. Pneumonia dan diare masih
menjadi masalah utama yang menyebabkan 979 kematian (pneumonia) dan 746
kematian (diare)/ penyebab kematian lain diantaranya adalah kelainan saluran
cerna, kelainan saraf, malaria serta tetanus.dan lainnya.pada kelompok usia balita
(15-56 balita) penyebab kematian kematian terbanyak adalah diare penyebab
kematian lain diantaraya pneumonia, demam, malaria,difteri, campak lainyya..
Proporsi penyebab kematian anak balita 12- 59 bulan tahun 2019 diantaranya
diare 10.4 %, pneumonia 9,5 %, demam 7,3 %, malaria 0,8 %., campak 10,2 %.
(Pusdatin, 2019).

1
Panas tinggi atau demam adalah suatu kondisi saat suhu badan lebih tinggi
dari pada biasanya atau diatas suhu normal. Umumya terjadi ketika seseorang
mengalami gangguan kesehatan. Suhu badan normal manusia biasanya berkisar
antara 360C-370C. Jadi, seseorang yang mengalami demam, suhu badanyya diatas
370C. Sebenarnya, suhu badan mencapai 37,50C masih diambang batas suhu
normal. Tentu saja sepanjang waktu tersebut tidak memiliki kecenderungan untuk
meningkat. Dengan kata lain, ketika kondisi suhu badan mencapai ambang batas,
sudah selayaknya hal tersebut mendapat perhatian yang lebih serius sehinga
kemungkinan mendapatkan perhatian yang lebih serius sehingga kemungkinan
melampaui batas ambang dapat dihindarkan (Widjaja,2004).
1.2.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan dan engalaman nyata pada asuhan
kebidanan pada balita demam di Puskesmas Aek Loba sesuai dengan
managemen kebidanan menurut 7 langkah Varney.
1.1.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data secara subjektif dan objektif pada asuhan
kebidanan pada balita dengan demam di Puskesmas Aek Loba.
b. Menginterpretasikan data dari pengkajian yang telah dilakukan
meliputi diagnosa, masalah dan kebutuhan pada asuhan kebidanan
pada balita dengan demam di Puskesmas Aek Loba.
c. Mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
asuhan kebidanan pada balita dengan demam di Puskesmas Aek Loba.
d. Melakukan antisipasi atau tindakan segera pada balita dengan demam
di Puskesmas Sek Loba.
e. Melakukan asuhan yang menyeluruh pada balita demam di Puskesmas
Aek Loba.
f. Melaksanakan perencanaan secara efesien dari rencana tindakan
asuhan kebidanan pada balita dengan demam di Puskesmas Aek Loba.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan pada asuhan
kebidanan pada balita dengan demam di Puskesmas Aek Loba.

2
h. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata dilapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat
terhadap demam pada balita.
1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Pasien
Diharapkan dengan memberikan informasi tentang demam ibu dapat
memberikan pertolongan pertama saat demam dan tidak panik
1.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadi bahan referensi kajian pengembangan asuhan
kebidanan pada balita sakit dengan demam, serta dapat menjadi referensi
dan bahan pembelajaran asuhan kebidanan.
1.2.3 Bagi Penulis
Dapat memberikan kesempatan untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperolehdi intitusi pendidikan yang berkaitan dengan
menejemen Asuhan Kebidanan pada balita sakit dengan demam dalam
situasi yang nyata.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Demam
1. Pengertian
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C).
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat –
obatan (Hartini, 2015).
Demam merupakan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus. Sebagian besar demam pada
anak merupakan akibat dari perubahan pada pusat panas (termoregulasi) di
hipotalamus. Penyakit-penyakit yang ditandai dengan adanya demam dapat
menyerang sistem tubuh. Selain itu demam mungkin berperan dalam
meningkatkan perkembangan imunitas spesifik dan non spesifik dalam membantu
pemulihan atau pertahanan terhadap infeksi (Wardiyah, 2016).
2. Etiologi
Demam sering disebabkan karena infeksi. Penyebab demam selain infeksi
juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap
pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya
perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis
penyebab demam diperlukan antara lain: ketelitian pengambilan riwayat penyekit
pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi
pemeriksaan laboratorium, serta penunjang lain secara tepat dan holistic (Nurarif,
2015).
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal dalam
Thobaroni (2015) bahwa etiologi febris,diantaranya :
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.

4
e. Otitis media.
f. Imunisasi
3. Klasifikasi Derajat Demam
Dengan cara pengukuran melalui suhu ketiak:
 Demam rendah: 37,20C-38,30C
 Demam sedang: 38,30C-39,50C
 Demam tinggi : >39,50C
(Lusia, 2015)
4. Manifestasi Klinis
Menurut Nurarif (2015) tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5⁰C - 39⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
5. Komplikasi
Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah:
a. Dehidrasi : demam meningkatkan penguapan cairan tubuh
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam).
Sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam
24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak.
6. Penatalaksanaan
Menurut Kania dalam Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam
dapat dilakukan dengan tindakan farmakologis, tindakan nonfarmakologis
maupun kombinasi keduanya. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani demam pada anak :
a. Tindakan farmakologis
Tindakan farmakologis yang dapat dilakukan yaitu memberikan antipiretik
berupa:

5
1) Paracetamol
Paracetamol atau acetaminophen merupakan obat pilihan pertama
untuk menurunkan suhu tubuh. Dosis yang diberikan antara 10-15
mg/Kg BB akan menurunkan demam dalam waktu 30 menit dengan
puncak pada 2 jam setelah pemberian. Demam dapat muncul kembali
dalam waktu 3-4 jam.Paracetamol dapat diberikan kembali dengan jarak
4-6 jam dari dosis sebelumnya. Penurunan suhu yang diharapkan 1,2 –
1,40C, sehingga jelas bahwa pemberian obat paracetamol bukan untuk
menormalkan suhu namun untuk menurunkan suhu tubuh.
Paracetamol tidak dianjurkan diberikan pada bayi < 2 bulan karena
alasan kenyamanan. Bayi baru lahir umumnya belum memiliki fungsi
hati yang sempurna, sementara efek samping paracetamol adalah
hepatotoksik atau gangguan hati.
Selain itu, peningkatan suhu pada bayi baru lahir yang bugar
(sehat) tanpa resiko infeksi umumnya diakibatkan oleh factor
lingkungan atau kurang cairan.
Efek samping parasetamol antara lain : muntah, nyeri perut, reaksi,
alergi berupa urtikaria (biduran), purpura (bintik kemerahan di kulit
karena perdarahan bawah kulit), bronkospasme (penyempitan saluran
napas), hepatotoksik dan dapat meningkatkan waktu perkembangan
virus seperti pada cacar air (memperpanjang masa sakit).
2) Ibuprofen
Ibuprofen merupakan obat penurun demam yang juga memiliki
efek antiperadangan. Ibuprofen merupakan pilihan kedua pada demam,
bila alergi terhadap parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan ulang
dengan jarak antara 6-8 jam dari dosis sebelumnya. Untuk penurun
panas dapat dicapai dengan dosis 5mg/Kg BB. Ibuprofen bekerja
maksimal dalam waktu 1jam dan berlangsung 3-4 jam. Efek penurun
demam lebih cepat dari parasetamol. Ibuprofen memiliki efek samping
yaitu mual, muntah, nyeri perut, diare, perdarahan saluran cerna, rewel,
sakit kepala, gaduh, dan gelisah. Pada dosis berlebih dapat
menyebabkan kejang bahkan koma serta gagal ginjal.

6
b. Tindakan non farmakologis
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan
seperti (Nurarif, 2015):
1) Memberikan minuman yang banyak
2) Tempatkan dalam ruangan bersuhu normal
3) Menggunakan pakaian yang tidak tebal
4) Memberikan kompres.
Kompres adalah metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau
dingin pada bagian tubuh yang memerlukan. Kompres meupakan
metode untuk menurunkan suhu tubuh (Ayu,2015). Ada 2 jenis
kompres yaitu kompres hangat dan kompres dingin. Pada penelitian
ini Peneliti menerapkan penggunaan kompres hangat. Kompres hangat
adalah tindakan dengan menggunakan kain atau handuk yang telah
dicelupkan pada air hangat, yang ditempelkan pada bagian tubuh
tertentu sehingga dapat memberikan rasa nyaman dan menurunkan
suhu tubuh (Wardiyah 2016). Kompres hangat yang diletakkan pada
lipatan tubuh dapat membantu proses evaporasi atau penguapan panas
tubuh (Dewi, 2016). Penggunaan Kompres hangat di lipatan ketiak
dan lipatan selangkangan selama 10 – 15 menit dengan temperature
air 30-320C, akan membantu menurunkan panas dengan cara panas
keluar lewat pori-pori kulit melalui proses penguapan.
Pemberian kompres hangat pada daerah aksila lebih efektif karena
pada daerah tersebut lebih banyak terdapat pembuluh darah yang
besar dan banyak terdapat kelenjar keringat apokrin yang mempunyai
banyak vaskuler sehingga akan memperluas daerah yang mengalami
vasodilatasi yang akan memungkinkan percepatan perpindahan panas
dari tubuh ke kulit hingga delapan kali lipat lebih banyak (Ayu, 2015).

7
BAB III
KAJIAN KASUS

1. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 3 April 2023 Pukul : 08.00 WIB
A. Data Objektif
a. Identitas
1) Identitas anak
Nomor RM : 01 1020 0303
Nama anak : By. F
Umur : 2 tahun 6 bulan
Tnaggal Lahir : 12 Oktober 2020
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke :1
Alamat : Aek Loba
2) Identitas ibu Identitas Ayah
Nama : Ny. S Nama : Ny. I
Umur : 25 Tahun Umur : 27 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Petani
Alamat : Aek Loba
b. Anamnesis
1) Keluhan utama
Ibu mengatakan anaknya panas sejak tadi malam, sudah dikompres
dengan air dingin
2) Riwayat Kesehatan
a) Imunisasi
1. HB0 : diberikan
2. BCG : diberikan
3. DPT 1-Hib 1 : diberikan
4. DPT 2-Hib 2 : diberikan

8
5. DPT 3-Hib 3 : diberikan
6. Polio 1 : diberikan
7. Polio 2 : diberikan
8. Campak : diberikan
9. DPT Booster : diberikan
b) Riwayat penyakit lalu
Ibu mengatakan anaknya pernah demam, batuk dan pilek 6
bulan yang lalu
c) Riwayat penyakit keluarga/menurun
Ibu mengatakan keluarga kakek nya menderita penyakit darah
tinggi, tetapi keluarga tidak ada yang menderita penyakit lain
seperti DM, asma, hepatitis, HIV/AIDS dan TBC
3) Riwayat Kehamilan
Jenis Umur
Suam Penolon BB/ laktas Riwaya
UK persalina sekaran
i ke g PB i t KB
n g
3000 KB
Ater 2 tahun 2
1 spontan Bidan gram / suntik 3
m 6 bulan tahun
50 cm bulan
Table 3.1 Riwayat Kehamilan
4) Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Ibu mengatakan anaknya makan 3 x/hari dengan nasi, daging,
dan sayur. Minum susu, dan air putih 6 gelas perhari. Tetapi
saat sakit makan lebih sedikit dan lebih banyak minum
b. Pola istirahat
Ibu mengatakan tadi malam anaknya sulit tidur karena demam
c. Pola eliminasi
Ibu mengatakan anaknya BAB 2x/ hari, BAK 5-6 x/hari
d. Pola personal hygiene
Ibu mengatakan memandikan anaknya 2 c/hari dan mengganti
baju 2x/hari. s
B. Data Subjektif
1) Pemeriksaan umum

9
Keadaan umum : Cukup
TTV : -Suhu : 38 0C
-Nadi : 90 x/menit
-pernafasan : 38 x/menit
-BB : 12 kg
2) Pemeriksaan fisik
-Kepala : Bersih, tidak ada benjolan, rambut hitam
-Muka : Tidak sembab
- Mata : Tidak ada kotoran, konjungtiva tida anemis, sclera
tidak ikhterus
-Telinga : Bersih, tidak ada perdarahan
-Mulut : Tidak ada stomatitis
-Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran vena jugularis
- Dada : Simetris, tidak ada retraksi dada
-Perut : Tidak Gembung
-Punggung : Simetris, tidak ada spina bifida
-Ektermitas : Tidak ada syndaktili, tidak ada polidaktili
II. INTERPRETASI DATA
Diagnosa : Anak F. dengan demam
DS : Ibu mengatakan anaknya mengalami demam sejak tadi
malam
DO : KU cukup
TTV : Suhu : 38 0C
-Nadi : 90 x/menit
-pernafasan : 38 x/menit
-BB : 12 kg
Masalah : Anak susah tidur karena demam
Kebutuhan : Obat penurun demam dan kompres hangat
III. DIAGNOSA POTENSIAL
Potensial terjadinya kejang dan dehidrasi
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

10
1. Pemberian obat penurun panas
2. KIE pada ibu dan suami : kompres dengan air hangat
V. PERENCANAAN
1. Menjelaskan kondisi balita pada ibu
2. Anjurkan ibu untuk mengkompres anaknya
3. Anjurkan ibu untuk memberi anak banyak minum
4. Beri terapi obat-obatan
VI. PELAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisi anak masih
demam, pada hasil pemeriksaan umum didapat suhu tubuh : 38 0C,
nadi : 90 x/menit, pernafasan : 38 x/menit, berat badan : 12 kg. dan
pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan.
2. Menganjurkan untuk mengkompres anaknya dengan air hangat
3. Menganjurkan anaknya untuk banyak minum air puti atau susu untuk
mencegah dehidrasi
4. Memberikan terapi obat paracetamol tablet 3 x 200 mg /hari dan
ambroxol tablet 3x1/3tablet/hari dan menganjurkan kembali bila
demam dalam 2 hari tidak turun.
VII. EVALUASI
1. Ibu mengerti tentang kondisi anaknya
2. Ibu bersedia mengkompres anakya
3. Ibu mengerti akan memberikan anak banyak minum air putih atau
susu
4. Ibu akan memberikan obat secara teratur dan akan memantau kondisi
anak

11
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas kesenjangann antar teori dan praktek
tentang asuhan kebidanan pada balita sakit dengan demam di Puskesmas Aek
Loba dengan menggunakan menejemen asuhan kebidanan menurut Varney, yang
terdiri dari tujuh langkah yaitu, pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
antisispasi, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
1. Pengkajian
Pengkajian dengan mengumpulkan data dasar merupakan tahap awal dari
menejemen asuhan kebidanan dilaksanakan dengan cara wawancara dan observasi
langsung. Hasil pengkajian diperoleh ibu mengatakan anaknya demam sejak tadi
malam, anak susah tidur karena demam, dan anak makan sedikit tadi pagi lebih
banyak minum Pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan dengan hasil
TTV;suhu aksila: 380C, nadi: 90 x/menit, pernafasan : 38 x/menit, BB: 12 kg.
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke
dalam tubuh ketika suhu meningkat melebihi suhu tubuh normal (>37,5°C).
Demam adalah proses alami tubuh untuk melawan infeksi yang masuk ke dalam
tubuh. Demam terajadi pada suhu > 37, 2°C, biasanya disebabkan oleh infeksi
(bakteri, virus, jamu atau parasit), penyakit autoimun, keganasan , ataupun obat –
obatan (Surinah dalam Hartini, 2015).Klasifikasi derajat demam dengan cara
pengukuran melalui suhu ketiak adalah demam rendah: 37,2 0C-38,30C (Lusia,
2015). Pada kasus ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
2. Interpretasi Data Dasar
Interpretasi data dalam asuhan kebidanan pada An.F dengan demam
menggunakan 7 langkah Varney. Dengan diagnosa An. F demam dengan masalah
susah tidur karena demam. Dalam teori masalah balita demam tanda dan gejala
terjadinya febris adalah: Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,5 ⁰C - 39 ⁰C), kulit
kemerahan, hangat pada sentuhan,peningkatan frekuensi pernapasan, menggigil,
dehidrasi, kehilangan nafsu makan (Nurarif ,2015). Berdasar teori dan kasus tidak
ada kesenjangan antara teori dan kasus.

12
3. Diagnosa Potensial
Menurut Nurarif (2015) komplikasidari demam adalah: Dehidrasi (demam
meningkatkan penguapan cairan tubuh) dan Kejang demam (jarang sekali terjadi
(1 dari 30 anak demam) sering terjadi pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun.
Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya sebentar, tidak berulang.
Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak). ). Berdasar teori dan kasus
tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus
4. Identifikasi Tindakan Segera / kolaborasi
Tidak ada data yang memberikan memberikan indikasi adanya tindakan
segera dimana harus segera menyelamatkan jiwa pasien, berupa kolaborasi
dengan tenaga kesehatan yang lebih professional. Pada kasus ini tindakan segera
yang dapat dilakukan pada An. F dengan pemberian obat penurun panas dan
kompres. Namun bila dalam 2 hari demam tidak turun setelah diberikan oabt
penurun panas, segera bawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan (KIA, 2020).
Tindakan non farmakologis terhadap penurunan panas yang dapat dilakukan
seperti (Nurarif, 2015): memberikan minuman yang banyak, tempatkan dalam
ruangan bersuhu normal,menggunakan pakaian yang tidak tebal, memberikan
kompres. Pada kasus ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
5. Perencanaan
Pada langkah ini direncanakan asuhan kebidanan yang menyeluruh dan
telah ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Menurut Kania dalam
Wardiyah, (2016) penanganan terhadap demam dapat dilakukan dengan tindakan
farmakologis, tindakan nonfarmakologis maupun kombinasi keduanya.
Perencanaan pada kasus ini yaitu :menjelaskan kondisi balita pada ibu,
menganjurkan ibu untuk mengkompres anaknya menganjurkan ibu untuk
memberi anak banyak minum, memberi terapi obat-obatan
6. Pelaksanaan
Pada langkah ini semua yang direncanakan terlaksana diantaranya :
menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisi anak masih demam, pada
hasil pemeriksaan umum didapat suhu tubuh : 38 0C, nadi : 90 x/menit, pernafasan
: 38 x/menit, berat badan : 12 kg. dan pada pemeriksaan fisik tidak ditemukan
kelainan. Menganjurkan untuk mengkompres anaknya dengan air hangat

13
Menganjurkan anaknya untuk banyak minum untuk mencegah dehidrasi.
Memberikan terapi obat paracetamol sirup 3 x 1 ¼ sendok /hari dan pacdin vitcur
1x1 sendok/hari dan menganjurkan kembali bila demam dalam 2 hari tidak turun.
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses menejemen asuhan
kebidanan yaitu penilaian terhadap tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan
kepada klien dengan pedoman dan ujuan dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.. hasil evaluasi yaitu ;ibu mengerti tentang kondisi anaknya, ibu
bersedia mengkompres anakya dengan air hangat, ibu mengerti akan memberikan
anak banyak minum air putih atau susu, ibu akan memberikan obat secara teratur
dan akan memantau kondisi anak

14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Telah dilaksanakan pengumpulan data dasar pada balita An.F dengan
demam di Puskesmas Aek Loba tahun 2023.
2. Telah dilaksanakan perumusan diagnosa/ masalah aktual pada balita
dengan pengumpulan baik dari data subjektif, data objektif sehingga
didapatkan diagnosa kebidanan pada balita An. F dengan demam.
3. Telah dilaksanakan permusan diagnosa/ masalah potensial pada balita
An. F dengan demam dengan hasil kejang dan dehidrasi bila tidak
dilakukan tindakan segera.
4. Telah mengidentifikasi perlunya tindakan segera dan kolaborasi pada
balita An. F dengan demam dengan hasil tindakan segera yang dilakukan
adalah pemberian obat penurun panas dan kompres hangat. Pada kasus
ini tidak dilakukan tindakan kolaborasi karena tidak adanya indikasi dan
data yang menunjang untuk dilakukannya tindakan tersebut.
5. Telah menetapkan rencana tindakan asuhan kebidanan pada balita An.F
dengan demam dengan hasil merencanakan asuhan berdasarkan
diagnosa/ masalah aktual dan masalah potensial yang dapat terjadi.
6. Telah melaksanakan tindakan asuhan yang telah direncankan pada balita
An.F dengan demam dengan hasil yaitu semua tindakan yang telah
direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa adanya
hambatan.
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada pada balita
An.F dengan demam dengan ibu mengerti tentang kondisi anaknya, ibu
bersedia mengkompres anakya dengan air hangat, ibu mengerti akan
memberikan anak banyak minum air putih atau susu, ibu akan
memberikan obat secara teratur dan akan memantau kondisi anak
8. Berdasarkan analisis, tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
Penulis mampu memberikan dukungan moril, melakukan pemberian obat
penurun panas.

15
4.2. Saran
1. Untuk Klien
Untuk mencapai keberhasilan dalam asuhan kebidanan pada anak sakit
maka di perlukan kerja sama yang baik dengan orang tua untuk
menyelesaikan masalah potensial.

2. Untuk Bidan
Untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan peran
bidan ,sebagai pelaksana pelayanan asuhan kebidanan pada balita sakit
3. Untuk Institusi
Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan perlu kiranya penerapan
manajemen kebidanan dalam pemecahan masalah lebih ditingkatkan
dan dikembangkan, mengingat proses tersebut sangat bermanfaat dalam
membina tenaga bidan guna menciptakan tenaga kesehatan yang
berpotensi dan profesional.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ayu,E.I.2015.Kompres Air Hangat Pada Daerah Aksila dan Dahi Terhadap


Penurunan Suhu Tubuh Pada Pasien Demam di PKU Muhammadiyah
Kutoarjo. Jurnal Ners dan Kebidanan vol 3 No.1, 10-14. Diakses dari
www.researchgate.net pada 2 April 2021

Dewi, A.K. 2016. Penurunan Suhu Tubuh Antara Pemberian Kompres Hangat
Dengan Tepid Sponge Bath Anak Demam. Jurnal Keperawatan
Muhammadiyah.1 (1),63-71. Diakses dari http://journal.um-surabaya.ac.id
pada 3 April 2021

Hartini, Sri, Pertiwi,P.P. 2015.Efektifitas Kompres Air Hangat Terhadap


Penurunan Suhu Tubuh Anak Demam Usia 1-3 Tahun di SMC RS
Telogorejo Semarang. Jurnal Keperawtan. Diakses dari
ejournal.stikestelogorejo.ac.id pada 1 April 2021.

Lusia. 2015. Mengenal Demam dan Perawatannya Pada Anak. Surabaya:


Airlangga University Press

Nurarif, A.H & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnose Medis dan Nanda NIC-NOC. Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta:
Mediaction.

Pusdatin, 2019. Profil Kesehatan Indonesia. Kemenkes RI

Thobaroni, Imam. 2015. Asuhan Keperawatan Demam. Artikel Kesehatan

Wardiyah, Aryanti.2016. Perbandingan Efektifitas Pemberian kompres hangatdan


tepid sponge terhadap penurunan suhu tubuh anak yang mengalami demam
RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Jurnal Ilmu Keperawatan-
Volume 5, No. 1 45, Diakses dari
jik.ub.ac.id/indeks.php/jik/download/101/94 pada 12 januari 2018.

Widjaja, MC. 2004. Mencegah & Mengatasi Demam pada Balita. Jakarta: Jakarta
Agro Media Pustaka

17
Dokumentasi

Gambar 1: Dokumentasi pada balita An. F dengan demam

18

Anda mungkin juga menyukai