Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
Oleh:
YUSNENI
NIM. 238211159
1
PERSETUJUAN
Laporan praktik dengan judul “Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi Pada Ny. Ika ” di
puskesmas andeo telah disetujui oleh pembimbing dan Di Presentasikan pada
Hari :
Tanggal :
YUSNENI
NIM. 238211159
Mengetahui
2
LEMBAR KONSUL
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
3
LEMBAR KONSUL
HARI
NO KETERANGAN TTD
TANGGAL
1
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat
menyelesaikan ASKEB yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi Pada Ny. Ika Di
puskesmas andeo. ASKEB ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan profesi
bidan.
Selama penyusunan dan observasi dalam ASKEB ini, penulis berterima kasih atas
bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
1. Bapak dr. Sentot, MMKes , selaku rektor Institut Imu Kesehatan Strada Indonesia
Kediri.
2. Ibu nining istighosah,Sst,M.Keb selaku dosen pembimbing institusi yang telah
mengorbankan waktu, tenaga serta pikiran untuk membagi imu serta menguji
ASKEB ini.
3. Ibu Bdn. Vidia Atika M, SST, S.Psi, M.Kes selaku dosen pembimbing lahan yang
telah mengorbankan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing serta
memberikan saran dalam menyelesaikan laporan ASKEB ini.
4. Teman temanku Angkatan 2023
Penulis menyadari sepenuhnya ASKEB ini masih jauh dari sempurna, namun harapan
kami semoga ASKEB ini bermanfaat bagi pembaca yang budiman. Dengan segaa
kerendahan hati penulis mohon maaf atas segaa kekurangan yang ada pada tugas akhir ini.
5
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN............................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang................................................................................... 1
2. Tujuan................................................................................................ 2
3. Manfaat.............................................................................................. 4
4. Masa Nifas................................................................................. 6
6
1. Asuhan Kehamilan............................................................................. 35
BAB 4 PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
DAFTAR SINGKATAN
Ny. : Nyonya
TB : Tinggi badan
TD : Tekanan Darah
Tn. : Tuan
8
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Masa Nifas (puerperium) yang berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “puer”
yang artinya bayi dan “parous” berarti melahirkan adalah masa seorang ibu saat
sampai pengembalian alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6-8 minggu atau 40 hari, namun secara
Asuhan masa nifas adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang
dilakukan bidan pada masa nifas sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup
praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. Di dalam standar kompetensi bidan
dijelaskan bahwa bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan menyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. Asuhan masa nifas difokuskan
pada upaya pencegahan infeksi dan menuntut bidan untuk memberikan asuhan
berkomiten untuk menurunkan AKI. SDGs mempunyai 17 tujuan dan 169 target,
yang berhubungan dengan penurunan AKI adalah tujuan yang ke tiga yaitu dengan
9
target penurunan AKI sebesar 70 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH), AKB 12 per
1000 KH. Sedangkan menurut SDKI (2012) menunjukkan AKI sebesar 359 per
100.000 KH setara dengan tahun 1997 dengan AKI sebesar 334 per 100.000 KH,
melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial kehamilan dan
kelahiran, tersedianya dan pengguna fasilitas dan pelayanan kesehatan. Tinggi AKI
menunjukan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas kesehatan termasuk
pelayanan prenatal dan obstetri yang rendah pula (Dinkes, jateng, 2013). Menurut
pe;aporan WHO tahun 2014 AKI indonesia mencapai 214 per 100.000 kelahiran
hidup masih sangat jauh dari target MDGs pada tahun 2015 yaitu 102 per 100.000
Berdasarkan laporan dari provinsi jawa tengah AKI pada tahun 2014 sebesar
dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 116.01 per 100.000 kelahiran hidup dan untuk
penyebab terbesar kematian ibu selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 masih
Dari tahun 2011 dan 2015 cakupan pelayanan kesehatan pada ibu nifas
dengan cakupan pelayanan nifas tertinggi adalah kota pekalongan yaitu 99,97% dan
kota malang 99,87% kabupaten/kota dengan pelayanan nifas terendah kota semarang
10
yaitu 86,91% diikuti seragen 90,77% dan bayolali 92,14% (Profil kesehatan provinsi
peningkatan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2016. Namun demikian nampak
adanya penurunan cakupan kunjungan nifas pada tahun 2016 lebih rendah dibanding
tahun 2015. Pada tahun 2014 cakupan kunjungan nifas sebesar 86,41% pada tahun
2015 sebesar 87,06%, sedangkan pada atahun 2016 mengalami penurunan yaitu
sebesar 84,41%. Penurunan tersebut disebabkan dari beberapa faktor salah satunya
kesadaran dan pengetahuan ibu dan keluarga pentingnya pemeriksaan kesehatan pada
Untuk mengetahui Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi Pada Ny. Ika Di puskesmas
andeo.
1.3 Tujuan
langkah Varney.
11
1. Melakukan pengkajian Asuhan Kebidanan dengan mengumpulkan data
puskesmas andeo.
7. Melakukan evaluasi hasil tindakan ibu hamil pada Ny.I dengan Nifas
Fisiologi.
1.5 Manfaat
12
Dapat mengembangkan ilmu pengetahuan yang sudah ada serta meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan khususnya asuhan kebidanan pada Ny. I dengan nifas
pemahaman yang benar tentang nifas fisiologi dan pencegahan dan penanganan
apabila mengalami tanda dan gejala pada nifas fisiologi sehingga dapat
kompetensi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada Ny. I dengan nifas
fisiologi.
13
BAB II
TINJAUAN TEORI
Masa nifas adalah masa segera setelah dilakukan kelahiran sampai 6 minggu.
Selama masa ini, saluran reproduktif anatominya kembali keadaan tidak hamil yang
normal (Obstetri Wiliam). Kemudian masa nifas juga masa pemulihan kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti prahamil. Lama
Masa Nifas adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan yang normal.( Retna,
2015).
Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu persalinan. Istilah puerperium berasal dari puer
14
Menurut Eny R, (2015) masa nifas dibagi menjadi 3 periode yaitu :
1. Puerperium dini
agama islama dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
a) Puerperium intermedial
b) Remote puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna
Pada sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan
4. ASI ekslusif
15
b. 6 hari setelah persalinan
penyulit
penyulit.
2. Memberikan konseling untuk KB secara dini, Imunisasi senam nifas, dan tanda-
16
Menurut Rukiyah (2012), adapun peran dan tanggung jawab bidan dalam
a. Bidan harus tinggal sama ibu dan bayi dalam beberapa saat untuk memastikan
b. Periksa fundus setiap 15 menit padajam pertama, 20-30 menit jam kedua jika
h. Membuat kebijakan yang berkaitan dengan ibu dan anak dalam melakukan
kegiatan administrasi
17
1. Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusio) sehingga akhirnya
kembali seperti sebelum hamil. Bayi lahir TFU setinggi pusat beratnya 1000 gr,
akhir kala III TFU 2 jari dibawah pusat bertanya 750 gr, satu minggu post partum
TFU pertengahan pusat dan simpisis dengan berat uterus 500 gr, dua minggu post
partum TFU tidak teraba diatas simpisis dengan berat uterus 350 gr, enam minggu
setelah post partum TFU bertambah kecil dengan berat uterus 50 gr.
2. Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina dalam masa
a) Lochea rubra : hari ke 1-2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa ketuban,
b) Lochea sanguinolenta : hari ke 3-7, teridiri dari darah bercampur lendir yang
berwarna kecoklatan.
d) Lochea alba : hari ke 14 setalah masa nifas, hanya merupakan cairan putih.
eksterna dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari tangan, setelah 6 minggu persalinan
serviks menutup.
4. Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
menonjol.
18
5. Perineum segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5,
a. Suhu badan wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 °C, pasca melahirkan, suhu
tubuh dapat naik kurang lebih 0,5 °C. Kurang lebih pada hari ke-4 postpartum,
suhu badan akan naik lagi. Apabila kenaikan suhu diatas 38°C, waspada
b. Nadi dalam keadaan normal selama masa nifas kecuali karena pengaruh partus
lama, persalinan sulit dan kehilangan darah yang berlebihan. Setiap denyut nadi
pada infeksi atau haemoragic post partum. Denyut nadi dan curah jantung tetap
tinggi selama jam pertama setelah bayi lahir, kemudian mulai menurun dengan
frekuensi tidak diketahui. Pada minggu ke-8-0 setelah melahirkan, denyut nadi
c. Tekanan darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika
darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah
normal manusia adalah sistolik antar 90-120 mmHg dan diastolik 60-80 mmHg.
Pasaca melahirkan pada kasus normal, tekanan darah biasanya tidak berubah.
diakibatkan oleh perdarahan. Sedangkan tekanan darah tinggi pada post partum
19
d. Pernafasan frekuensi normalnya pada orang dewasa adalah 16-24 x/menit. Pada
ibu postpartum umumnya pernafasan lambat atau normal. Hal ini dikarenakan
ibu dalam keadaan pemulihan atau dalam kondisi istirahat. Keadaan pernafasan
selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak
khusus pada saluran nafas. Bila pernafasan pada postpartum menjadi lebih
memerlukan adaptasi. Proses adaptasi berbeda-beda antar satu ibu dengan yang lain.
Pada awal kehamilan ibu beradaptasi menerima bayi yang dikandungnya sebagai
perubahan yang akan dialami. Semakin lama akan timbul rasa memiliki pada
janinnya sehingga adar rasa ketakutan akan kehilangan atau perasaan cemas
mengenai kesehatan bayinya. Ibu akan mulai berpikir bagaimana bentuk fisik
bayinya. Tanggung jawab bertambah dengan hadirnya bayi yang baru lahir. (Walyani
keluarga dan teman, pengalaman waktu melahirkan, harapan dan aspirasi. Hal-hal
yang dapat membantu ibu dalam beradaptasi pada masa nifas adalah, fungsi menjadi
orang tua, respon dan dukungan dari keluarga, riwayat dan pengalaman kehamilan
20
serta persalinan serta harapan keinginan dan aspirasi saat hamil dan melahirkan
(Walyani. 2015).
Menurut Wahyuni dan Purwoastuti (2015) fase-fase yang akan dialami oleh
1. Fase taking in
Periode ketergantungan, berlangsung dari hari 1-2 post partum, fase ini ibu
fokus dengan dirinya. Ketidaknyamanan fisik yang dialami ibu pada fase ini yaitu
mules, nyeri pada jahitan, kurang tidur dan kelelahan merupakan suatu hal yang
tidak dapat dihindari ibu. Hal tersebut ibu perlu istirahat untuk mencegah
mudah tersinggung. Pada fase ini petugas kesehatan harus lebih empatik agar ibu
dapat melewati fase ini dengan baik. Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh
akibat perubahan fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui
Berlangsung antara 3-10 hari post partum. Ibu merasa kwawatir akan ketidak
mampuan dan rasa tanggung jawab dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih
tentang perawatan diri dan bayinya. Tugas bidan antara lain : mengajarkan cara
21
perawtan bayi, cara menyusui yang benar, cara perawatan luka jahitan, senam
3. Fase letting go
Fase menerima tanggung jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10
hari setelah melahirkan. Ibu sudah mulai dapat menyesuaikan diri dengan
Adapun kebututhan dasar ibu nifas Menurut Yanti & Sundawatin (2014),
meliputi :
1. Nutrisi dan cairan yang diperlukan untuk pemulihan kondisi kesehatan setelah
melahirkan cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi susu. Zat-zat yang
dibutuhkan ibu pasca persalinan meliputi kalori, protein, kalsium dan vitamin
vitamin, zinc, DHA, ibu nifas dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan akan
gizinya yaitu :
22
2. Ambulasi
Ibu yang baru melahirkan 24 jam pertama setelah kelahiran pervaginam harus
3. Eliminasi
BAK/BAB, diuresis yang nyata akan terjadi pada satu atau dua hari pertama
cenderung melambat dan ibu yang baru melahirkan mudah mengalami konstipasi.
Faktor-faktor diet memegang peranan yang penting dalam memulihkan faal usus.
Ibu mungkin memerlukan bantuan memilih jenis makanan yang tepat untuk
hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan diri yaitu :
mandi teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur,
23
Istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1
jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat dilakukan dalam memenuhi kebutuhan
istirahatnya antara lain: anjurkan ibu untuk cukup istirahat, sarankan ibu untuk
melakukan kegiatan rumah tangga secara perlahan, tidur siang atau istirahat saat
bayi lahir.
sendiri.
Selama periode nifas hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang dapat
kecemasan berlebihan.
7. Program KB
Sebaiknya dilakukan ibu setelah nifas selesai 40 hari dengan tujuan menjaga
suami istri. Beberapa cara dapat mengatasi kemesraan suami istri setelah periode
nifas antara lain: hindari menyebut nama ayah dan ibu, mencari pengasuh bayi,
8. Latihan/senam nifas
24
Organ-organ tubuh wanita akan kembali seperti semula sekitar 6 minggu. Oleh
karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk tubuhnya
dengan cara latihan senam nifas. Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak
hari pertama melahirkan sampai dengan hari ke 10. Beberapa faktor yang
menentukan kesiapan ibu untuk memulai senam nifas antara lain : Tingkatkan
Pasal 10
25
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil,
kehamilan, persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara kehamilan.
2. Berwenang untuk
a) Episiotomi
Pasal 15
26
Pelayanan Kesehatan Masa Sesudah Melahirkan
2. Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling
3. Pelayanan kesehatan bagi ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
a) 1 (satu) kali pada periode 6 (enam) jam sampai dengan 3 (tiga) hari pasca
persalinan.
b) 1 (satu) kali pada periode 4 (empat) hari sampai dengan 28 (dua puluh delapan)
c) 1 (satu) kali pada periode 29 (dua puluh sembilan) hari sampai dengan 42 (empat
4. Kegiatan pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
meliputi :
27
g) Pelayanan kontrasepsi pasca persalinan ;
h) Konseling ; dan
5. Pelayanan kesehatan bagi bayi baru lahir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Asuhan ibu nifas adalah asuhan yang diberikan pada ibu segera setelah kelahiran
sampai 6 minggu setelah kelahiran. Tujuan dari asuhan masa nifas adalah untuk
selama kehamilan. Adapun hasil yang diharapkan adalah terlaksananya asuhan segera
2.2.2 Pengkajian
28
Pengkajian atau pengunpulan data dasar adalah mengumpulakan semua data
untuk mengumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
1. Data subjektif
a) Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru
b) Umur dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20
tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap.
Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentang sekali untuk terjadi perdarahan dalam
masa nifas.
dengan pendidikannya.
f) Pekerjaan berguna untuk mngetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi, karena
29
h) Keluhan utama untuk mengetahui masalah yang dihadapi yang berkaitan dengan
masa nifas, misalnya pasien merasa mulas, sakit pada jalan lahir karena ada luka
perineum.
hipertensi, asma yang dapat mempengaruhi pada masa nifas ini. Riwayat
yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan masa nifas dan bayinya.
l) Kehidupan social budaya untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut
m)Data psikososial untuk mengetahui respon ibu dan keluarga terhadap bayinya.
menunjukkan depresi ringan beberapa hari setelah kelahiran. Depresi ini sering
disebut sebagai post partum blues. Post partum blues sebagian besar merupakan
perwujudan fenomena psikologis yang dialami oleh wanita yang terpisah dari
30
keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi diakibatkan oleh wanita yang terpisah
dari keluarga dan bayinya. Hal ini sering terjadi diakibatkan oleh sejumlah faktor
1. Kekecewaan emosional yang mengikuti rasa puas dan takut yang dialami
besar meliputi frekuensi, jumlah konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air
3) Istirahat, menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur,
sangat penting pada masa nifas karena dengan istirahat yang cukup dapat
31
4) Personal hygine, dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan
tubuh terutama pada daerah genetalia, karena pada masa nifas masih
mengeluarkan lochea.
5) Aktivitas, menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu
ambulasi, seberapa sering, apakah kesulitan dengan bantuan atau sendiri, apakah
1. Data Objektif
Dalam menghadapi masa nifas dari seorang pasien, seorang bidan harus
adalah :
a. Vital sign, diajukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi
yang dialaminya.
keluarnya cairan pada saat melahirkan, dll. Tetapi pada umumnya setelah 12
jam post partum suhu tubuh kembali normal. Kenaikan suhu yang mencapai
2) Nadi dan pernafasan, nadi berkisar antara 69-80 x/i. Denyut nadi diatas 100x/i
pada masa nifas adalah mengidentifikasikan adanya suatu infeksi, hal ini bisa
32
salah satunya diakibatkan proses persalinan sulit atau karena kehilangan darah
50x/i, beberapa alasan telah diberikan sebagai penyebab yang mungkin, tetapi
belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu adalah suatu kelainan.
20-30x/menit.
tetapi keadaan ini akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak ada
b. Pemeriksaan fisik
a) Simetris/tidak
2) Keadaan umum
a) Uterus
saat masa nifas segera. Abnormalnya lembek, diatas ketinggian fundul saat
33
c) Kandung kemih : bisa buang air kecil/tidak bisa buang air kecil.
3) Keadaan genetalia
a) Lochea
Normal : merah hitam (Lochea Rubra), bau biasa, tidak ada bekuan darah
atau butir-butir darah beku (ukuran jeruk kecil). Jumlah perdarahan yang ringan
heacting.
34
1. Diagnosa kebidanan dapat ditegakkan yang berkaitan dengan para, abortus, anak
hidup, umur ibu, dan keadaan nifas yang meliputi data dasar dari subjektif yaitu
keterangan ibu tentang umur, keterangan ibu tentang keluhnya. Sedangkan data
objektif palpasi tentang tinggi fundus uteri dan kontraksi, hasil pemeriksaan tanda-
tanda vital.
2. Masalah permasalahan yang muncul berdasarkan pernyataan pasien dari data dasar
yang meliputi data subjektif yaitu data yang didapat dari hasil anamnesa pasien.
Sedangkan data objektif data yang didapat dari hasil pemeriksaan sendiri.
langkah ini berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa hal ini membutuhkan
Identifikasi dan menetapkan perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter atau
untuk dikonsultasi atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang sesuai
2.2.6 Perencanaan
Langkah ini merupakan lanjutan dari masalah diagnosa yang telah diidentifikasi
dan diantisipasi. Rencana asuhan menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
35
dilihat dari kondisi pasien dari setiap masalah yang berkaitan dengan kerangka
pedoman antisipasi bagi wanita tersebut yaitu apa yang akan terjadi berikutnya.
Penyuluhan dan konseling dari rujukan untuk masalah-masalah sosial, ekonomi atau
uteri, kontraksi uterus, anjurkan ibu untuk segera berkemih, observasi mobilisasi
2. Kebersihan diri, jaga kebersihan seluruh tubuh terutama daerah genetalia dan anti
hari.
4. Makan bergizi, bermutu dan cukup kalori, minum 3 liter air sehari atau segelas
6. Perawatan payudara dengan jaga kebersihan payudara dan beri Asi ekslusif sampai
keinginan.
2.2.7 Pelaksanaan
36
Berdasarkan Anggraini (2016), menyatakan langkah ini merupakan pelaksanaan
melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan aman dengan cara berikut :
menganjurkan ibu untuk segera berkemih karena apabila kandung kemih penuh
akan menghambat proses involusio uteri, menganjurkan pada ibu untuk mobilisasi
2. Kebersihan diri, untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh terutama pada daerah
genetalia dan mengganti pembalut minimal 4 kali sehari atau setiap kali buang air
kecil.
3. Istirahat, memberi saran pada ibu untuk cukup tidur siang agar tidak terlalu lelah,
mengerjakan sehari-hari.
mineral, minum 3 liter air sehari atau segelas setiap habis menyusui, minum tablet
5. Menganjurkan ibu untuk minum vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan
37
6. Perawatan payudara, dengan menjaga kebersihan payudara dan memberi ASI
pada ibu.
2.2.8 Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa yang telah dilakukan
bidan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan, ulangi kembali proses
manajemen dengan benar terhadap setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi
belum efektif atau merencanakan kembali yang belum efektif atau merencanakan
38
BAB III
2. PENGKAJIAN
1. DATA SUBYEKTIF
Di : puskesmas andeo
Tanggal : 27-10-2023
1. Identitas Klien
3. Keluhan utama
Mual
4. Riwayat menstruasi
1. Menarche : ± 12 tahun
39
3. Lama : ± 7 hari
5. Warna :jernih
6. Bau : -
7. Gatal :-
40
3. Kebiasaan keluarga yang menunjang : Menganjurkan makan makanan
5. Dukungan dari keluarga yang lain: ibu selalu mengurus urusan rumah
tangga.
1. Pola Nutrisi
Makan 3 kali sehari,1 centong nasi putih, lauk pauk: telur, tempe, tahu,
2. Pola Eliminasi
4. Pola Aktivitas
dikamar
5. Pola Seksualitas
Tidak ada
41
6. Perilaku Kesehatan
Personal hygiene :
1. Istirahat yang cukup, dengan tidur siang 2 jam dan tidur malam 7 – 8 jam
berisi air panas diperut dan punggung bawah, serta minum-minuman yang
3. Mengurangi rasa nyeri dengan aroma terapi dan pemijatan juga dapat
mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan
rasa nyeri.
seimbang, seperti : nasi, sayur, lauk, buah jika perlu susu serta perbanyak
42
6. Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga yang
keringanan dengan olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga
1. Pemeriksaan Umum
1. Kesadaran : Composmentis
2. TD : 120/70 mmHg
3. Suhu : ºC
4. Nadi : 80kali/menit
5. RR : 24 kali/menit
6. BB : 50 kg
7. TB : 155 cm
8. LILA : 23 cm
1. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
Bersih
2. Mata
43
Conjunctiva : Tidak pucat
Sklera : Putih
Pupil : Normal
Tidak berlubang
4. Hidung
Kebersihan : Besih
5. Telinga
Kebersihan : Bersih
6. Leher :
7. Dada
44
Papilla mammae : Menonjol
Kebersihan :Bersih
8. Perut
9. Ekstremitas :
1. Palpasi
1. Leher :
Pembesarankelenjargetahbening :Tidakadapembesaran
2. Dada
3. Perut :
1. Auskultasi
45
Perut : Bising Usus (+)
2. Perkusi
1. Pemeriksaan Laboratorium
1. Hb :-
2. Golongan darah : B
3. Albuminuria :-
4. Reduksi Urine : -
1. Pemeriksaan Penunjang :
Tidak ada
5. Analisa/Diagnosa :
6. Intervensi :
5. Berikan terapi
7. Penatalaksanaan :
1. Memberitahu klien bahwa pemeriksaan sudah dilakukan dan keadaan klien baik.
46
2. Menjelaskan proses nifas kepada klien, bahwa nifas merupakan suatu proses yang
normal yang akan dialami setiap wanitar. Hal ini biasanya diikuti oleh
meningkatkan pola makan, memakan makanan yang bergizi dan seimbang, seperti :
nasi, sayur, lauk, buah jika perlu susu serta perbanyak konsumsi makanan tinggi
4. Memberikan support mental dan dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan
6. Menganjurkan klien istirahat dan tidur yang cukup, serta olahraga yang teratur
olahraga, yang tidak hanya mengurangi stress tapi juga meningkatkan produksi
7. Evaluasi :
1. Sudah dilakukan pemeriksaan dan Ny. I mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa
keadaannya baik.
3. Ny. I sudah mengerti dan paham tentang nutrisi yang dibutuhkan selama hamil
4. Klien dapat menerima saran dan masukan yang bidan berikan dan klien sudah sedikit
termotivasi
47
BAB IV
PEMBAHASAN
diperoleh dari pasien, keluarga pasien, petugas kesehatan maupun dokumentasi tanpa
mengalami kesulitan, sehingga mendapat data lengkap sesuai dengan teori. Setelah
data dikumpulkan dan diantaranya dapat diketahui kebutuhan pasien dari aspek fisik
dan biologis pada pasien dengan retensio sisa plasenta. Keluhan yang terjadi pada ibu
nifas dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah mengalami
perdarahan yang lebih banyak, pasien mengeluh lemah, berkeringat dingin, menggigil
(Saifuddin, 2006). Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
2004). Data objektif yang di dapat pada ibu nifas dengan perdarahan post partum
didapatkan data subjektif yaitu Ibu mengatakan merasakan nyeri perut, mengeluh
yang banyak serta 3-4 kali ganti pembalut dalam waktu 3 jam. Sedangkan data
jari diatas pusat, plasenta tidak lengkap, masih tertinggal selaput plasenta, Hb 10,0 gr
48
%, pengeluaran darah banyak prongkol-prongkol. Ibu potensial terjadi perdarahan
lanjut sampai syok dan potensial terjadi infeksi. Dari pengkajian diketahui pada
dasarnya sudah sesuai dengan dasar teori dan merupakan indikasi untuk dilakukan
tindakan. Dalam pengkajian ini tidak ada masalah karena pasien dan keluarga sangat
tahap ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang ada
dilapangan. Menurut Varney (2004), interpretasi data (data dari hasil pengkajian)
mencangkup diagnosa masalah dan kebutuhan. Masalah yang muncul pada ibu nifas
dengan perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta adalah kecemasan
terhadap keadaan yang dialami ibu karena perdarahan . Kebutuhan yang diberikan
pada ibu nifas dengan Perdarahan post parum karena retensio sisa plasenta menurut
Varney (2004) adalah : informasi tentang keadaan ibu, informasi tentang tindakan
yang akan dilakukan oleh bidan, dorongan moril dari keluarga dan tenaga kesehatan,
Retensio Sisa Plasenta. Masalah yang muncul yaitu ibu mengatakan merasa lemah,
mengantuk, menggigil dan merasa cemas dengan pengeluaran darah yang banyak dari
jalan 82 lahirnya. Kebutuhan yang diberikan yaitu memberikan dukungan moril pada
plasenta. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada dilahan. Menurut Wiknjosastro (2007), diagnosa potensial yang
mungkin muncul yaitu potensial terjadi infeksi puerperium : pada tindakan manual
plasenta. Potensial terjadi syok hemorrage : karena adanya perdarahan post partum
49
karena retensio sisa plasenta. Pada kasus diagnosa potensial yang muncul yaitu syok
hemorrage, namun karena adanya penanganan yang tetap diagnosa potensial tidak
muncul. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada dilahan. Menurut Saifuddin (2002), dalam kasus ibu nifas dengan
perdarahan post partum karena retensio sisa plasenta, antisipasi yang dilakukan
adalah kolaborasi dengan dokter SpOG, pemberian infus drip oksitosin 20 IU dalam
500 cc cairan infus dan antibiotik serta dilakukan manual plasenta. Pada ibu nifas
dengan post partum karena retensio sisa plasenta antisipasi yang dilakukan yaitu
kolaborasi dengan dokter SpOG untuk pemasang infus drip oksitosin 20 IU dan
lakukan kuretase. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus. Menurut Saifuddin (2002), dalam membuat rencana tindakan
diusahakan untuk memberikan kenyamanan pada ibu dan bidan dapat melakukan
plasenta, berikan antibiotik yang adekuat, berikan uterotonik, oksitosin atau metergin,
lakukan eksplorasi digital (bila serviks terbuka) dan keluarkan bekuan darah atau
jaringan, lakukan evaluasi sisa plasenta dengan kuretase bila serviks hanya dapat
dilalui alat kuretase, beri transfusi darah bila Hb < 8 gr% dan berikan sulfas ferosus
60 mg/hari selama 10 hari. Pada kasus rencana tindakan yang akan dilakukan yaitu :
observasi KU dan vital sign, kontraksi uterus, TFU dan perdarahan tiap 15 menit atau
sesuai keadaan pasien, jelaskan keadaan ibu dan berikan dukungan moril, minta
kuretase, kolaborasi dengan dokter, advis dokter : rehidrasi atau cairan : memasang
50
3x1, Asam mefenamat 3x1. Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Menurut Varney (2004), pada langkah ini rencana
asuhan dilakukan secara menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima,
dilaksanakan secara efisien dan aman. Pada kasus pelaksanaan dilakukan sesuai
dengan rencana yang telah dibuat. Pada langkah ini penulis tidak ditemukan adanya
kesenjangan antara teori dan kasus. Menurut Varney (2004), evaluasi diharapkan
adalah keadaan umum dan TTV normal, sisa plasenta sudah lahir lengkap, kontraksi
uterus baik, perdarahan berkurang. 84 Pada kasus evaluasi yang diperoleh yaitu KU :
x/menit, R : 20 x/menit, kontraksi uterus sedang, TFU : 2 jari diatas pusat, perdarahan
banyak, kandung kemih kosong, telah dilakukan kolaborasi dengan dokter dan ibu
telah diberikan infuse RL drip ergometrin 0,2 mg 20 tpm dan pemberian antibiotika :
Amoxilin 500 mg 3x1, Asam mefenamat 3x1, telah dilakukan kuretase dengan hasil
sisa plasenta sudah lahir lengkap, ibu sudah merasa tenang dan dapat beristirahat.
51
BAB V
1. Kesimpulan
Penulis mampu melakukan Asuhan Kebidanan Nifas Fisiologi Pada Ny. Ika Di
2. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa masalah dan kebutuhan pada Ny. Ika
Di puskesmas andeo
3. Penulis Mampu memahami tentang antisipasi masalah potensial pada Ny. Ika
Di puskesmas andeo
4. Penulis tidak menemukan tindakan segera pada Ny. Ika Di puskesmas andeo
5. Penulis mampu merencanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas normal pada
6. Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu nifas normal pada
5.2 Saran
52
Sebagai bahan acuan dan ilmu baru dan pada Asuhan Kebidanan ibu nifas
fisiologi.
pencegahan dan penanganan apabila mengalami tanda dan gejala pada nifas normal
Sebagai bahan perbandingan untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut pada
53
Lampiran : Format SAP
A. Identitas kegiatan
1. Tema /JuduL penyuluhan :penanganan asuhan nifas fisiologis dengan tepat dan aman
2. Sasaran Kegiatan : Ibu hamil
3. Tempat kegiatan : puskesmas andeo
B. Proses Kegiatan
1. Tujuan penyuluhan
a. Memberikan informasi dan edukasi yang benar tentang nifas
b. Merubah pola pikir ibu hamil tentang pola pikir yang salah tentang nifas
2. Pokok-pokok materi
a. Apa itu nifasa
b. Factor yang mempengaruhi
c. Penanganan nifas yang tepat
3. Metode Penyuluhan
a. Metode seminar
b. Metode Tanya jawab
4. Media penyuluhan
a. Leafleat
54
4. Tahap kegiatan
Tahapan Estimasi waktu
No
1 Pembukaan : 15 menit
Salam sapa dan memperkenalkan diri
2 Inti : 30 menit
menyampaikan materi edukasi
a. Definisi nifas
b. Factor yang mempengaruhi
c. Penanganan nifas yang tepat
3 Penutup : 15 menit
a. Tanya jawab seputar materi terkait
b. Menutup acara
c. salam
6. Evaluasi :
1. semua pesrta hadir di acara penyuluhan
2. Semua peserta memahami dan mengerti materi yang disampaikan oleh
tenakes
3. semua peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh tenakes
55
Lampiran 2. Dokumentasi
56
DAFTAR PUSTAKA
Aisyorah, Siti. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta Salemba Medika.
Anggraini, Yeti. 2016. Asuhan Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Ambarwati,Eni.2015. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press.
Bennet, V.R. & Brown, L.K. “Myles Text Book For Midwines ’’, 12th Edition,
Churchill- Living stone, London, Uk,1996
Hidaya, Ratna. 2011. Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologi dan Patologis.
Jakarta Salemba Medika
Risneni, Asih. 2016. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Rukiyah, Aiyeyeh. 2015. Asuhan Kebidanan III ( Nifas ). Jakarta : TIM, 2015
Saleha, Siti. 2015. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika.
Sulistyawati, Ari. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada ibu Nifas. Yogyakarta :
Andi
Walyani, Siwi. 2016. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas & Menyusui.
Yogyakarta : Baru Press.
57