Anda di halaman 1dari 56

ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN PADA NY.

N DENGAN
NYERI SEMAKIN KUAT DAN KELUAR LENDIR DARAH
DI KLINIK PRATAMA TAMAN SARI 2
KOTA PEKANBARU

OLEH :

WAHYUNI KUSNUL SAVAROH


NIM: P031915401037

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIII KEBIDANAN
PEKANBARU
2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Asuhan Kebidanan Kehamilan Pada


Ny. N G3P2A0H2 Klinik Pratama Taman Sari 2
Kota Pekanbaru
Nama : Wahyuni Kusnul Savaroh
Nomor Induk Mahasiswa : P031915401037
Program Studi : D-III Kebidanan

CI Lapangan PembimbingAkademik

Irda Maya Sari, Am.Keb Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa Karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan asuhan persalinan pada Ny. N
yang diajukan guna memenuhi tugas laporan kasus PKK III pada Prodi DIII
Kebidanan di Poltekkes Kemenkes Riau dengan judul ”Asuhan Kebidanan
Persalinan Pada Ny. N dengan nyeri perut semakin sering dan keluar lendir darah
di Klinik Pratama Taman Sari 2 Kota Pekanbaru” Pada tahun 2022. Penulis dalam
menyelesaikan laporan ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun
berkat bantuan yang telah diberikan, bimbingan serta arahan dari semua pihak
sehingga laporan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orang tua yang telah mendoakan dan memberikan bantuan moril dan material
serta kepada semua pihak yang telah membantu dan penyusunan hingga penulisan
dapat menyelesaikan laporan ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan juga
kepada Bapak/ibu:
1. Bapak H. Husnan, S.Kp, MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Riau.
2. Ibu Hasna Dewi Fitria Sari,Amd.keb,SKM selaku pimpinan lahan praktik
yang telah memfasilitasi, membimbing, serta mendampingi penulis selama
melakukan Asuhan Kebidanan Persalinan di Klinik Pratama Arrabih Kota
Pekanbaru.
3. Ibu Hj. Juraida Roito Hrp, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Riau serta selaku pembimbing yang telah memotivasi,
meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dan pengarahan dengan
sabar sehingga laporan ini dapat terselesaikan oleh penulis.
4. Ibu Ani Laila, S.ST, M. Biomed selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau

ii
Dalam menyelesaikan laporan ini penulis sudah berusaha semaksimal
mungkin, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
sempurnanya laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 11 Februari 2022

Penulis

iii
Daftar Isi
BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1

1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................3

1.3 Manfaat......................................................................................................3

1.4 Ruang Lingkup..........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI..........................................................................................5

2.1 Konsep Persalinan......................................................................................5

2.2 Dokumentasi SOAP.................................................................................31

BAB III..................................................................................................................33

LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KASUS...................................33

BAB IV..................................................................................................................34

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN..........34

BAB V....................................................................................................................43

PEMBAHASAN.............................................................................................43

A. Asuhan Kebidanan Persalinan.................................................................43

BAB VI..................................................................................................................49

PENUTUP.......................................................................................................49

A. Kesimpulan..............................................................................................49

B. Saran........................................................................................................49

iv
BAB I

1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu indikator yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kualitas

kesehatan perempuan adalah dengan Angka Kematian Ibu (AKI). Menurut

(Mindarsih & Murni, 2019) Bidan merupakan ujung tombak atau tenaga

kesehatan yang berada digaris depan dan berhubungan langsung dengan

masyarakat. Ketika persalinan peranan ibu adalah melahirkan bayinya

sedangkan peranan petugas kesehatan sebagai pemantau persalinan untuk

mendeteksi dini adanya komplikasi, disamping itu bersama keluarga

memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin (Prawirohardjo,2010).

Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan sejahtera fisik,

mental, dan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau

kecacatan dalam suatu hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan

prosesnya. Kesehatan reproduksi membahas berbagai hal yang berhubungan

dengan kesehatan alat reproduksi seseorang, selain itu kesehatan reproduksi juga

membahas tentang siklus hidup serta permasalahan yang dihadapi oleh

wanita.Ibu hamil mengalami beberapa perubuhan baik secara fisik maupu psikis

(Irianto, 2015).

2
Keputihan pada saat hamil disebabkan oleh karena pada saat hamil terjadi

perubahan hormonal yang salah satu dampaknya adalah peningkatan jumlah

produ ksi cairan dan penurunan keasaman vagina serta terjadi pula perubahan

pada kondisi pencernaan. Semua ini berpengaruh terhadap peningkatan

risiko,terjadinya keputihan, khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur, serta

kebersihan alat kelamin juga menjadi faktor penyebab terjadinya keputihan

semakin besar usia kehamilan, semakin sulit ibu hamil membersihkan alat

kelaminnya (Irianti, 2014)

Menurut (Jane, 2016) Persalinan adalah proses yang dimulai dengan adanya

kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,

kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta proses tersebut merupakan alamiah.

Asuhan persalinan normal merupakan asuhan yang bersih dan aman selama

persalinan dan setelah bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi,

pendarahan pasca persalinan, hipotermia, dan asfiksia bayi baru lahir

(Rohani,2011).

Kepmenkes No 369/MENKES/SK/III/2007 telah diatur standart profesi

kebidanan antara lain kompetensi ke 4 tentang asuhan persalinan dan kelahiran,

yang dijelaskan bahwa bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap

terhadap kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan

yang bersih dan aman, menangani situasi kegawat daruratan tertentu untuk

mengoptimalkan kesehatan wanita dan bayi baru lahir (Depkes RI,2008).

3
Oleh karena itu dalam melakukan pelayanan kebidanan sesuai dengan standar

pelayanan kebidanan dengan pendokumentasian SOAP. Berdasarkan latar

belakang diatas, penulis mengambil judul untuk laporan kasus PKK III yaitu

“Asuhan Kebidanan Persalinan Pada Ny. N di Klinik Pratama Taman Sari 2 di

Kota Pekanbaru”

1.2 Tujuan Penulisan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan persalinan pada Ny.N G3P2A0H2 usia

kehamilan 37-38 minggu di Klinik Pratama Taman Sari 2 Kota Pekanbaru.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Melakukan pengkajian data subjektif pada Ny. N di Klinik Pratama Taman

Sari 2 Kota Pekanbaru.

b. Melakukan pengkajian data objektif pada Ny. N di Klinik Pratama Taman

Sari 2 Kota Pekanbaru.

c. Merumuskan asessment pada Ny. N di Klinik Pratama Taman Sari 2 Kota

Pekanbaru.

d. Melakukan asuhan dalam bentuk plan pada Ny. N di Klinik Pratama Taman

Sari 2 Kota Pekanbaru.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Keilmuan

Memberikan pengembangan asuhan bagi ilmu kebidanan yaitu dengan

cara menerapkan asuhan persalinan pada Ny.N sesuai dengan standar

pelayanan.

4
1.3.2 Manfaat Aplikatif

Mampu memberikan asuhan persalinan yang sesuai dengan standar

operasional prosedur dengan menggunakan pendekatan menajemen kebidanan

dan pendokumentasian metode SOAP. Selain itu dapat mencegah adanya

komplikasi pada saat bersalin.

1.4 Ruang Lingkup


Laporan kasus ini tentang asuhan kebidanan kehamilan yang diberikan

kepada ibu di Klinik Pratama Taman Sari 2 Kota Pekanbaru pada tanggal 9

Februari 2022. Instrumen yang digunakan pada saat melakukan asuhan yaitu

format pengkajian persalinan serta alat-alat yang diperlukan pada saat persalinan

selanjutnya seluruh hasil pemeriksaan di dokumentasikan dengan menggunakan

SOAP.

5
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Persalinan

2.1.1 Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang telah cukup bulan atau hampir cukup bulan dan dapat hidup

diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lahir lain dengan

bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri) (Nurasiah dkk, 2012).

Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin

yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan

dengan presentasi belakang kepala berlangsung dalam 18-24 jam tanpa

komplikasi baik pada ibu ataupun janin (Prawirohardjo, 2014).

2.1.2 Tahapan Persalinan

Persalinan terdiri dari empat tahapan yaitu :

a. Kala I Persalinan

Kala I persalinan didefenisikan sebagai kala pembukaan yang berlangsung

anatara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm). proses

pembukaan serviks sebagai akibat his dibedakan menjadi dua fase yaitu :

1) Fase Laten

Fase laten berlangsung selama 8 jam. Dimulai sejak awal kontraksi yang

menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap dengan

pembukaan serviks kurang dari 4 cm`

6
2) Fase Aktif

- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi

dianggap adekuat jika terjadi 3 kali dalam 10 menit dan lamanya 40

detik atau lebih).

- Serviks membuka dari 4 cm sampai 10 cm, biasanya dengan

kecepatan 1 cm/jam atau lebih hingga pembukaan lengkap (10 cm).

- Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Pada permulaan his. Kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

sehingga ibu masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala I untuk

primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam.

Berdasarkan kuva friedman, pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan

multigravida 2 cm/jam (Lailiyana dkk, 2012).

b. Kala II Persalinan

Kala II adalah kala pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap

sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan his nya ditambah kekuatan

meneran ibu akan mendorong bayi hingga lahir. Lamanya proses ini

berlangsung selama 11/2 – 2 jam pada primigravida dan 1/2 - 1 jam pada

multigravida. Diagnosa persalinan kala II ditegakan dengan melalukan

pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan

kepala janin sudah tampak di depan vulva dengan diameter 5-6 cm.

Tanda gejala kala II biasanya adanya dorongan meneran, tekanan anus,

perineum menonjol dan vulva membuka (Damayanti, Ika Putri 2014).

7
c. Kala III Persalinan

Kala III persalinan segera setalah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kala I dan kala II berakhir, maka

kala III akan mulai terjadi. Pada kasus yang sudah diyakini bahwa ini

merupakan persalinan kelahiran tunggal, maka antisipasi terhadap

jalanya persalinan kala III sudah dipersiapkan menjelang akhir kala II

(Yongky, dkk 2012).

d. Kala IV Persalinan

Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta sampai 2 jam post

partum (Asrina, dkk 2010)

2.1.3 Tujuan Asuhan Persalinan

Tujuan asuhan pada persalinan yang lebih spesifik adalah memberikan asuhan

yang memadai selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan

yang bersih dan aman, dengan memeperhatikan aspek sayang ibu dan bayi,

mendeteksi dan menatalaksana komplikasi secara tepat waktu (Hidayat, 2010).

2.1.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

Persalinan dapat berjalan normal apabila terdapat beberapa faktor yaitu

power, passage, dan passanger, psikis dan penolong dapat bekerja sama dengan

baik. Dengan mengetahui fakto-faktor yang mempengaruhi persalinan, maka

jika terjadi penyimpangan atau kelainan yang dapat memengaruhi jalannya

persalinan kita dapat memutuskan intervensi persalinan untuk mencapai

kelahiran bayi yang baik dan ibu yang sehat (Rohani, dkk 2011).

8
a) Power (Tenaga/Kekuatan)

Tenaga atau kekuatan yang mendorong jalan keluar. Kekuatan tersebut

meliputi his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari

ligamen dengan kerjasama yang sempurna. Kekuatan primer yang diperlukan

dalam persalinan adalah his (kontraksi), sedangkan sebagai kekuatan

sekundernya adalah tenaga meneran ibu.

b) Passager (Janin)

Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang

meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian terbawah, dan posisi janin.

c) Passage (Jalan Lahir)

Faktor jalan lahir dibagi menjadi bagian keras: tulang-tulang panggul

(rangka panggul), bagian lunak: otot-otot jaringan-jaringan dan ligament

ligament (Asrinah, dkk 2010).

d) Psikis ( Psikologis )

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-

benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa

melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah mendapatkan

kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu keadaan

yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.

e) Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi

dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Proses

tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi

proses persalinan.

9
2.1.5 Tanda-tanda Persalinan

Berikut adalah tanda-tanda persalinan menurut Mochtar ( 2012 ) :

a. Lightening

Yaitu penurunan bagian presentasi bayi ke dalam pelvis minor. Pada

primigravida biasanya lightening terjadi sebelum persalinan. Lightening

menyebabkan tinggi fundus uteri menurun ke posisi yang sama dengan posisi

fundus pada usia kehamilan delapan bulan (Varney, 2008).

b. Perubahan Serviks

Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan intensitas kontraksi

Braxton hicks. Serviks menjadi matang selama periode yang berbeda-beda

selama persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk

persalinan (Varney, 2007).

c. His persalinan ialah his pembukaan dengan sifat-sifatnya sebagai

berikut:

1) Nyeri melingkar dari punggung memancar ke perut bagian depan.

2) Semakin lama, semakin pendek intervalnya, dan semakin kuat

intensitasnya.

3) Kalau dibawa berjalan bertambah kuat

4) Mempunyai pengaruh pada pendataran dan atau pembukaan cervix.

d. Bloody show (Lendir disertai darah dari jalan lahir)

Yaitu plak lendir disekresi serviks sebagai hasil poliferasi kelenjar lendir

serviks pada awal kehamilan. Plak lendir inilah yang dimaksud sebagai bloody

10
show. Bloody show paling sering terlihat sebagai rabas lendir bercampur darah

yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari perdarahan murni (Varney,

2008).

e. Premature Rupture of Membrane

Adalah keluarnya cairan banyak dengan sekonyong-konyong dari jalan

lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah atau selaput janin robek. Ketuban

biasanya pecah kalau pembukaan lengkap atau hampir lengkap dan dalam hal ini

keluarnya cairan merupakan tanda yang lambat sekali. Tetapi kadang-kadang

ketuban pecah pada pembukaan kecil, malahan kadang-kadang selaput janin robek

sebelum persalinan. Walaupun demikian persalinan diharapkan akan mulai dalam

24 jam setelah air ketuban keluar.

2.1.6 Perubahan Fisiologis Persalinan


a. Kala I Persalinan

1) Kontraksi dan retraksi : pemendekan otor uteri yang terjadi pada

setiap kontaksi , terutama disegmen atas. Tarikan progresif pada

segmen bawah yang lebih lemah menyebabkan penipisan dan dilatasi

serviks. Pembukaan serviks pada fase laten kala I diperkirakan sampai

3 cm pembukaan serviks, sementara fase aktif dimulai sejak

pembukaan 3-10 cm.

2) Dominasi Fundus : kontraksi dimulai dari kornus dan berlanjut dalam

gelombang ke arah dalam dan bawah. Intensitas kerja uteri lebih besar

disegmen atas.

3) Segmen atas aktif/segmen bawah pasif : pemendekan segmen atas

menarik segmen bawah yang pasif. Memulai refleks pelepasan

11
oksitosin melalui hipofisis posterior serta membantu penipisan dan

dilatasi,

4) Polaritas uterus : koordinasi antara segmen atas dan bawah, proses

berlangsung secara seimbang, harmonis dan ritmis. Segmen atas

berkontraksi secara lebih kuat dan segmen bawah berkontraksi secara

lemah dan berdilatasi.

5) Tonus istirahat : selama kontraksi aliran darah ke plasenta terganggu

sehingga pertukaran oksigen dan karbon dioksida didalam ruang

intervilus berkurang. Tonus istirahat adalah periode relaksasi antara

kontraksi yang memampukan aliran darah plasenta mencapai kadar

normal, untuk memastikan oksigenasi janin yang adekuat.

6) Intensitas kontraksi : kontraksi menyebabkan peningkatan tekanan

dalam di dalam uteri (amplitude), yang dapat dicatat. Kontraksi

meningkat secara cepat hingga mencapai suatu puncak, kemudian

secara lambat menghilang (tonus istirahat).

7) Pembentukan forewaters dan hindwaters : merupakan hasil dan

penurunan kepala janin ke serviks, yang memisahkan kantong cairan

amnion yang kecil dibagian depan bagian presentasi janin. Forewaters

membantu penipisan serviks dan dilatasi awal. Hindwaters membantu

menyeimbangkan tekanan didalam uterus selama kontraksi sehingga

memberikan perlindungan pada janin dan plasenta.

8) Ketuban pecah : diduga terjadi akibat peningkatan produksi

prostaglandin dari amnion selama persalinan, bersama dengan

kekuatan kontraksi.

12
9) Show : pergeseran operculum akibat penipisan dan dilatasi serviks. Ini

dapat tejadi pada setiap saat selama persalinan, tetapi lebih sering

terjadi menjelang akhir kala I atau saat dilatasi lengkap.

10) Tekanan aksis janin : tekanan yang ditransmisikan oleh kontraksi

uterus yang menuruni spinal janin menuju kepala janin (Medforth,

dkk 2002)

b. Kala II Persalinan

Kala II merupakan kala pengeluaran janin yaitu tahap persalinan yang

dimulai dengan pembukaan serviks lengkap sampai bayi keluar dari

uterus :

1) Kontraksi (HIS). His pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih

lama (25 menit), lebih cepat kira-kira 2-3 cm sekali. Sifat kontraksi

uterus simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi.

2) Uterus. Pada saat kontraksi, otot uterus menguncup sehingga menjadi

lebih tebal dan lebih pendek, kavum uterus lebih kecil serta

mendorong janin dan kantong amnion ke arah segmen bawah uterus

dan serviks.

3) Pergeseran organ dasar panggul. Pada saat persalinan peningkatan

hormon relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas sendi, dan

kolagen menjadi sehingga terjadi relaksasi panggul. Karena adanya

kontraksi, kepala janin yang sudah masuk ruang panggul menekan

otot-otot dasar panggul sehingga terjadi tekanan pada rectum dan

13
secara refleks menimbulkan rasa ingin mengejan, anus membuka,

labia membuka, perineum menonjol, dan tidak lama kemudian kepala

tampak di vulva pada saat his.

4) Ekspulsi janin (Erawati Dwi Ambar, 2010).

c. Kala III Persalinan

Kala III merupakan proses dimulai setelah janin lahir sampai pengeluaran

plasenta, lamanya proses ini harus kurang dari 30 menit persalinan kala I

dan kala II berakhir, maka kala III akan mulai terjadi, maka antisipasi

terhadap jalannya persalinan kala III sudah dipersiapkan menjelang akhir

kala II (Yongky,dkk 2012). Kala III dimana periode waktu penyusutan

volume rongga uterus setelah kelahiran bayi. Penyusutan ukuran ini

menyebabkan berkurangnya ukuran tempat pelengkatan plasenta. Oleh

karena tempat pelengketan menjadi kecil, sedangkan ukuran plasenta

tidak berubah, maka plasenta menjadi berlipat, menebal, dan kemudian

lepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian

bawah uterus atau vagina (Rohani, dkk 2011).

d. Kala IV Persalinan

1) Uterus

Setelah kelahiran plasenta, uterus secara normal ditemukan berada

pada garis tengah abdomen kira-kira 2/3-3/4 antara simpisis pubis dan

umbilicus.

Uterus harus tetap keras terhadap sentuhan uterus yang kokoh

merupakan indikasi dari hematosis uterus yang efektif yang

merupakan efek dari kontraksi uterus.

14
2) Tanda vital

Tekanan darah, denyut nadi, pernafasan dan suhu harus stabil pada

level sebelum persalinan selama jam pertama post patum. Pemantauan

tekanan darah, dan denyut nadi sangat penting selama kala IV

persalinan sebagai alat untuk mendeteksi terjadinya syok akibat dari

kehilangan darah yang tidak baik. Suhu tubuh wanita berlanjut agak

meningkat dengan keadaan normal kurang dari peningkatan 2 oF can

38oC.

3) Menggigil

Hal yang umum pada wanita untuk mengalami menggigil selama kala

empat persalinan. Rasa dingin seperti itu dianggap masih dalam masa

rentan normal apabila tidak terjadi infeksi. Kemungkinan besar rasa

dingin timbul dari pelepasan tekanan syaraf dan energi yang

dikeluarkan selama persalinan dan melahirkan.

4) Sistem gastrointestinal

Keadaan mual dan muntah sebelumnya seharusnya telah berakhir.

Terutama ibu merasa haus selama kala IV persalinan dan ia dapat atau

segera akan merasa lapar. Kandung kemih hipotonik dengan retensi

dan pembesaran kandung kemih merupaka hal yang umum. Kondisi

ini terjadi karena trauma yang disebabkan tekanan dan kompresi yang

terjadi pada kandung kemih dan retra selama masa persalinan dan

kelahiran. Trauma ini tidak seakut jika kandung kemih tetap kosong

selam persalinan. Penting untuk kandung kemih agar tetap kosong

15
karena kandung kemih yang penuh menggantikan dan mengurangi

kemampuan untuk berkontraksi dengan baik.

5) Sistem renal

Kandung kemih yang hipotonik disertai retensi urine. Tekanan dan

kompresi kandung kemih dan uretra selama persalinan dan kelahiran

adalah penyebabnya. Mempertahankan kandung kemih wanita kosong

selama persalinan dapat menurunkan trauma. Uterus yang

berkontraksi dengan buruk mengakibatkan perdarahan dan nyeri

(Lailiyana, dkk 2011,Hal 77-80)

2.1.7 Perubahan Psikologis Persalinan

Perubahan sikap dan perilaku kebanyakan wanita yang akan bersalin biasanya

di pengaruhi oleh dukungan yang diperoleh. Dukungan terhadap perubahan

psikologis dapat diperoleh dari lingkungan, teman yang mendukung, mobilitas,

pemberian informasi teknik relaksasi, percakapan, dan dorongan semangat

(Erawati Dwi Ambar, dkk 2010).

Berikut perubahan-perubahan psikologis yang terjadi :

a. Banyak wanita normal yang merasakan kegembiraan disaat merasakan

kesakitan menjelang kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa

kelegahan hati, seolah-olah pada saat itulah terjadi suatu realitas kewanitaan

yang munculnya rasa bangga melahirkan atau memproduksi anak, khususnya

rasa lega itu dirasakan ketika proses persalinan dimulai. Mereka seolah-olah

mendapat kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai suatu

keadaan yang belum pasti kini benar akan terjadi atau terealisasi secara

konkreat.

16
b. Seorang wanita dalam proses kelahiran bayinya tidak sabar mengikuti irama

naluriah, dan mampu mengatur sendiri, biasanya mereka menolak nasehat-

nasehat dari laur. Sikap-sikap yang berlebihan ini pada hakikatnya

merupakan eksperesi dari mekanisme melawan ketakutan, selanjutnya jiak

proses kesakitan pertama menjelang kelahiran disertai banyaj ketegangan

batin dan rasa cemas atau ketakutan yang berlebihan, atau disertai

kecendrungan yang sangat kuat untuk lebih aktif dan mau mengatur sendiri

proses kelahiran bayinya, maka proses kelahiran bayi dapat menyimpang

dari normal dan spontan, serta proses akan sangat terganggu dan merupakan

kelahiran yang abnormal. Sebaliknya jika wanita yang bersangkutan bersikap

sangat pasif atau menyerah, keras kepala, dan tidak bersedia memberikan

partisipasi sama sekali, maka sikap ini dapat mempelambat proses

pembukaan dan pendataran serviks, juga mengakibatkan his menjadi sangat

lemah bahkan terhenti secara total dan proses kelahiran menjadi terhambat

dan diakhiri dengan pembedahan besar.

c. Pada multigravida sering khawatir atau cemas terhadap anak-anaknya yang

tinggal dirumah. Dalam hal ini bidan dapat menghilangkan kecemasan ini,

suami atau pasangan dapat memberikan perhatian dan tempat mereka untuk

berbagi. Banyak hal yang mempengaruhi pasangan dalam memberikan

perhatian diantaranya status social atau gender. Beberapa wanita dapat

menjadi kuat dan mampu melalui proses persalinan dengan dukungan dari

pasangan. Perhatian pasangan merupakan hal yang paling dasar yang

menjadi kebutuhan seorang wanita dalam proses persalinan. Ini akan sangat

17
berpengaruh terhadap apa yang mereka lakukan bagi bayi mereka (Lailiyana,

dkk 2011)

2.1.8 Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Lima kebutuhan wanita pada persalinan diantaranya :

a. Perawatan tubuh atau fisik.

b. Adanya individu yang senatiasa hadir.

c. Bebas dari nyeri.

d. Menerima sikap dan perilaku.

e. Informasi dan pemastian hasil akhir yang aman bagi dirinya dan bayi

nya.

Berikut merupakan tindakan khusus untuk memenuhi lima kebutuhan diatas

diantaranya :

a) Pengaturan posisi

Wanita harus mengambil posisi apapun yang membuatnya merasa

nyaman.

b) Latihan relaksasi

Mengambil dan mengeluarkan nafas dalam setelah masing–masing

kontraksi. Relaksasi ini dilakukan pada saat wanita memasuki fase aktif

persalinan.

c) Mencegah keletihan dan mengupayakan keletihan

Mencegah dan menguapayakan istirahat diantara kontraksi merupakan

upaya dorongan untuk meningkatkan kenyamanan yang lain. Keletihan

yang tidak perlu dapat dicegah dengan empat cara diantarnya :

1) Mengatur pernapasan ibu hamil

18
2) Mengatur prosedur yang diperlukan

3) Mengendalikan lingkungan

4) Mengatur siapa yang menjadi pendamping persalinan

d) Menjamin privasi

Privasi bukan saja mengacu pada penghargaan kepada wanita, namun

juga menghormati tubuhnya yang merupakan hak individu. Menjaga

privasi merupakan upaya untuk menghormati mertabat wanita.

e) Penjelasan proses dan kamajuan persalinan

Wanita yang melakukan persiapan dalam persalinan kan mengiginkan

serta membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinan mereka. Hal

ini ini bertujuan untuk memenuhi hak mengenai apa yang terjadi pada

tubuh mereka, bidan perlu menjelaskan proses dan kemajuan persalinan

sebagai upaya intervensi pada siklus takut nyeri tegang, sehingga rasa

nyeri yang dirasakan oleh ibu dapat berkurang.

f) Penjelasan prosedur dan atasan yang diberlakukan

Setiap prosedur harus dijelaskan dan wanita dimintai persetujuan sebelum

suatu suatu prosedur dilakukan. Wanita perlu paham bahwa prosedur

yang akan dilakukan kepadanya sangat diperlukan dan bermanfaat.

g) Menjaga kebersihan dan kondisi kering

Kebersihan dan kondisi yang kering meningkatkan kenyamanan dan

relaksasi serta menurunkan resiko infeksi. Kombinasi bloody show,

berkeringat, cairan amnion, larutan untuk pemeriksaan vagina, dan feses

dapat membuat wanita merasa sangat tidak nyaman. Perawatan perineum

agar tetap kering akan menambah perasaan sejahtera pada wanita. Hal ini

19
bisa dilakukan dengan cara menggantikan pakaian wanita yang telah

basah, dan perlak.

h) Perawatan mulut

Wanita yang bersalin biasanya mengeluarakan bau nafas yang tidak

sedap, mulut kering, bibir kering dan pecah-pecah, tenggorokan nyeri,

terutama jika bersalin selama berjam-jam mendapatkan cairan oral dan

perawatan oral.

i) Usapan pada punggung

Ada dua jenis usapan punggung yang dapat meningkatkan dukungan dan

kenyamanan bagi wanita bersalin. Salah satunya usapan menyeluruh pada

punggung yang dapat digunakan untuk meningkatkan relaksasi. Usapan

kedua disebut usapan punggung OB, usapan ini dilakukan dengen

member tekanan pada suatu titik tertentu pada tulang belakang bagian

terbawah.

j) Kandung kemih yang kosong

Kandung kemih yang penuh dapat menghambat kemajuan persalinan,

infeksi salurah kemih, menimbulkan nyeri pada abdomen ibu.

k) Kompres dingin

Beberapa bidan menemukan bahwa jika semua cara tidak memberikan

hasil yang efektif, maka kompres dingin pada aksila dan lipatan paha

meredakan dan menenangkan bagi beberapa wanita.

l) Orang terdekat lain

Kehadiran orang terdekat lain merupakan hal tepenting diantaranya semua

upaya mendukung dan menyamakan. Fasilitas hubungan antara

20
pendamping persalinan dengan ibu bersalin (Rohani, dkk 2011, Hal 40-

55).

2.1.9 Asuhan Persalinan

a. Asuhan yang diberikan selama kala I persalinan (JNPK-KR,2007)

1) Mengenali tanda dan gajala inpartu

Tanda dan gejala inpartu terdiri dari penipisan dan pembukaan serviks,

kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi

minimal 2 kali dalam 10 menit), keluar cairan lendir bercampur darah

melalui vagina

Menurut Medfort, 2011) tanda dan inpartus diantaranya adalah

pengeluaran bloody show, namun hal ini bukanlah indikasi dari tanda

inpartu. Adanya kontraksi uterus, dan ketuban pecah baik selama atau

sebelum persalinan.

2) Anamnesa dan pemeriksaan fisik pada ibu bersalin

Anamnesis bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang beberapa

riwayat ibu dan pemeriksaan fisik melalui kondisi kesehatan ibu dan

bayi serta meingkatkan kenyamanan fisik ibu bersalin. Dalam

melakukan pemeriksaan fisik juga dilakukan pemeriksaan dalam yang

bertujuan untuk mengevaluasi kemajuan kala I persalinan (Varney

2007).

Menurut (Medforth, 2011) indikasi dari pemeriksaan dalam adalah :

a. Mengkonfirmasi masuknya persalinan.

b. Memberi data dasar untuk perkembangan selanjutnya.

c. Mengkaji kemajuan persalinan dan mendeteksi indikasi abnormal.

21
d. Mengkaji bagian presentasi/posisi jika masih ragu.

e. Mengkonfirmasi kemajuan persalinan ke kala II.

f. Menetukan posisi/station bagian presentasi.

g. Menentukan kelambatan kemajuan kala II.

h. Memecahkan ketuban jika diindikasikan

i. Memasang elektroda janin.

j. Menyingkirkan proplas tali pusat setelah ketuban pecah jika ditemui

bagian presentasi janin yang tidak masuk secara pas.

3) Pengenalan dini terhadap masalah dan penyulit.

4) Persiapan asuhan persalinan

a) Mempersiapkan ruangan untuk persalinan dan kelahiran bayi.

b) Persiapan perlengkapan, bahan-bahan da obat-oabatan yang

diperlukan.

c) Persiapan rujukan. Kaji ulang rencana rujukan, jika perlu dirujuk

siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan yang telah

diberikan dan semu hasil penilaian untuk dibawa ketempat rujukan.

Lakukan konseling kepada ibu dan keluarganya mengenai

pentingnya rujukan.

5) Asuhan sayang ibu. Asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,

kepercayaan dn keinginan ibu. Membayangkan asuhan sayang ibu/ASI

adalah dengan menanyakan pada diri sendiri ”apakah asuhan seperti ini

yang saya inginkan untuk keluarga saya yang sedang hamil”. Salah satu

22
prinsip Asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan

keluarga selama persalinan (Asri Dewi, 2012).

b. Asuhan yang diberikan selama kala II

1) Mengenali gejala dan tanda kala II

Tanda pasti kala II ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang hasilnya

adalah pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala

bayi melalui introitus vagina. Gejala dan tanda kala II persalinan :

a) Ibu merasa ingin menera bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau

vagina.

c) Perineum menonjol

d) Vulva vagina dan spingter ani menonjol.

e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

2) Persiapan penolong persalinan

Persiapan penting bagi penolong persalinan adalah memastikan

penerapan prinsip dan praktik pencegahan infeksi.

a) Sarung tangan

b) Perlengkapan pelindung pribadi.

c) Persiapan tempat persalinan dan lingkungan untuk kelahiran bayi.

d) Persiapan ibu dan keluarga.

e) Amniotomi

Apabila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah

lengkap, maka perlu dilakukan tindakan amniotomi. Jika terjadi

pewarnaan mekonium pada air ketuban, maka lakukan persiapan

23
pertolongan bayi setelah lahir karena hal tersebut menunjukan

adanya hipoksia dalam rahim atau selama proses persalinan

(Rohani,dkk 2011).

3) Penatalaksanaan fisiologi kala II

Proses fisiologi kala II merupakan peristiwa alamiah yang berakhir

dengan lahirnya bayi secara normal. Dalam proses ini ibu dapat memilih

posisi yang nyaman, berdiri, berjongkok, atau miring yang

mempersingkat kala II. Berikut penatalaksanaan kala II :

a) Membimbing ibu untuk meneran

Bila tanda pasti kala II telah diperoleh tunggu sampai ibu merasakan

adanya dorongan spontan untuk meneran (sebagian daya dorongan

dihasilkan oleh kontraksi uterus, meneran hanya menambah daya

kontraksi untuk mengeluarkan bayi).

Langkah untuk mendiagnosa dan memulai meneran :

(1) Cuci tangan.

(2) Pakai sarung tangan DTT/steril.

(3) Beritahu ibu saat, prosedur dan tujuan periksa dalam.

(4) Lakukan pemeriksa dalam dan lepaskan sarung tangan sesuai

prosedur PI.

(5) Jika pembukaan belum lengkap, tenteramkan ibu dan bantu ibu

mencari posisi yang nyaman. Lanjutkan pemantauan kondisi

ibu dan janinnya serta catat semua temuan dalam patograf.

(6) Jika ibu merasa ingin meneran tetapi pembukaan belum

lengkap, beritahu keadaan ibu bahwa belum saatnya untuk

24
meneran, beri semangat dan ajarkan ibu cara bernafas cepat

selama kontraksi berlangsung. Bantu ibu mendapatkan posisi

yang nyaman dan memberitahu kepada ibu agar menahan diri

untuk meneran hingga saat pembukaan lengkap.

(7) Jika pembukaan sudah lengkap dan ibu ingin meneran, bantu

ibu mengambil posisi yang nyaman, bimbing ibu untuk

meneran secara efektif dan benar serta mengikuti dorongan

alamiah yang terjadi. Anjurkan keluarga ibu untuk membantu

dan mendukung usahanya. Catatkan hasil pemantauan pada

patograf. Berikan cukup minum dan pantau DJJ setiap 5-10

menit. Pastikan ibu beristirahat diantara kontraksi.

(8) Jika pembukaan sudah lengkap tapi ibu tidak ada dorongan

untuk meneran, bantu ibu untuk posisi yang nyaman, ajarkan

ibu cara bernafas selama kontraksi berlangsung, pantau kondisi

ibu dan batu dan catat semua temuan dalam patograf. Berikut

cakupan cairan dan dianjurkan ibu untuk berkemih sesuai

kebutuhan. Pantau DJJ setiap 15 menit, stimulasi putting susu

dapat merangsang kekuatan dan kualitas kontraksi.

b) Posisi ibu saat meneran

Ibu dapat mengubah-ubah posisi secara teratur selama kala II karena

hal ini dapat membantu kemajuan persalinan, mencari posisi

meneran yang paling efektif dan menjaga sirkulasi uteroplasenter

tetap baik.

Table 2.1
Posisi untuk persalinan (Asrina,dkk 2011)

25
Posisi Alasan/Rasional
Posisi duduk atau Lebih mudah bagi bidan untuk membimbing
setengah duduk. kelahiran kepala bayi dan mengamati/ mendukung
perineum . keuntungan dari posisi ini adalah gaya
grafitasi yang dapat membantu ibu melahirkan
bayinya.
Posisi merangkak Baik untuk persalinan dengan punggung yang
sakit, membantu bayi melakukan rotasi,
peregangan minimal pada perineum.
Berjongkok atau berdiri Membantu penurunan kepala bayi, memperbesar
ukuran panggul : menambah 28% ruangan
outletnya, memperbesar dorongan untuk meneran
(bisa memberi kontribusi pada laserasi perineum)
Berbaring miring ke kiri Memberi rasa santai bsgi ibu yang letih,
memberikan oksigenasi yang baik bagi bayi,
membantu mencegah terjadinya laserasi.
Sumber : Asrina,dkk 2011

c) Cara meneran

(1) Anjurkan ibu untuk meneran mengikuti dorongan alamiahnya selama

kontraksi

(2) Beritahu untuk tidak menahan nafas saat meneran

(3) Minta untuk meneran dan beristirahat diantara kontraksi

(4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu akan lebih mudah

meneran dengan lutut ditarik kedada dan dagu detempelkan di dada

(5) Minta ibu untuk tidak mengangkat bokong pada saat meneran

(6) Tidak diperbolehkan untuk mendorong fundus untuk membantu

kelahiran bayi, karena akan meningkatkan distosia bahu dan rupture

uteri.

d) Menolong kelahiran

(1) Posisi ibu saat melahirkan

Ibu dapat melahirkan dalam posisi apapun terkecuali dalam posisi

berbaring terlentang (supine position) karena akan menekan vena cava

26
inferior ibu, sehingga mengurangi pasokan oksigen melalui sirkulasi

utero-plasenter yang dapat mengakibatkan hipoksia janin. Selain itu

juga menganggu kemajuan persalinan dan menyulitkan ibu untuk

meneran secara efektif, pastikan tersedianya alas kain bersih atau

sarung bersih dibawah ibu dan kemudina handuk atau kain bersih

diatas perut untuk alas tempat meletakkan bayi baru lahir.

(2) Pencegahan laserasi

Laserasi spontan pada vagina dan perineum dapat terjadi saat

kepala dan bahu dilahirkan terutama pada bayi yang dilahirkan terlalu

cepat atau tidak terkendali. Episiotomi rutin tidak boleh dilakukan karena

dapat menyebabkan peningkatan jumlah darah yang keluar dan resiko

hematoma, kejadian laserasi derajat tigas, meningkatkan rasa nyeri pasca

persalinan didaerah perineum, meningkatkan resiko infeksi. Indikasi untuk

melalukan episotomi untuk mempercepat kelahiran bayi:

a) Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan tindakan.

b) Penyulit kelahiran pervaginam.

c) Jaringan perut pada perineum yang akan memperlambat kemajuan

persalinan.

Langkah-Langkah menolong persalinan yaitu:

(a) Melahirkan kepala

Saat kepala membuka vulva 5-6 cm, letakan kain yang bersih dan kering

dan dilipat 1/3 dibawah bokong ibu dan siapkan alat kain atau handuk

bersih diatas perut ibu. Lindungin perineum dengan satu tangan, ibu jari

pada salah satu perineum dan 4 jari tangan pada sisi yang lain serta

27
tangan yang lainnya berada dibelakang kepala bayi. Tahan belakang

kepala bayi agar posisi kepala tetap fleksi pada saat keluar secara

bertahap melewati introitus dan perineum. Hal ini bertujuan untuk

melindungi perineum dan mengedalikan keluarnya kepala bayi secara

bertahap dan hati-hati dapat mengurangi robekan pada vagina dan

perineum.

(b) Pemeriksan tali pusat pada leher

Setalah kepala bayi lahir minta ibu untuk berhentu meneran dan

bernafas cepat. Periksa leher bayi apakah ada lilitan tali pusat, jika lilitan

tali pusat longgar lepaskan lilitan dengan melewati kepala bayi. Jika

lilitan sangat erat jepit tali pusat dengan klem pada kedua tempat dengan

jarak 2-3 cm kemudian potong tali pusat diantara kedua klem tersebut.

(c) Melahirkan bahu

Tunggu kontraksi uterus,, maka akan terjadi putaran palsi luar secara

spontan, letakan tangan pada sisi kiri dan kanan kepala bayi, minta ibu

meneran sambil menekan kepala kearah bawah dan lateral tubuh hingga

bahu depan melewati simpisis, setelah bahu depan lahir gerakan kepala

keatas dan lateral tubu bayi sehingga bahu bawah dan seluruh dada

dapat dilahirkan.

(d) Melahirkan seluruh tubuh

 Saat bahu posterior lahir, geser tangan bawah (posterior) kearah

perineum dan sanggah bahu dan lengan atas bayi pada tangan

tersebut.

28
 Gunakan tangan yang sama untuk menopang lahirnya siku dan

tangan posterior saat melewati perineum.

 Tangan bawah (posterior) menopang samping lateral tubuh bayi

saat lahir. Tangan anterior untuk menelusuri dan memegang bahu,

siku, lengan bagian anterior. Lanjutkan penelusuran dan memegang

tubuh bayi ke bagian punggung, bokong dan kaki.

 Dari arah belakang sisipkan jari telunjuk tangan atas diantara kedua

kaki bayi yang kemudian dipegang dengan ibu jari dan ketiga jari

tangan lainnya.

 Letakkan bayi diatas kain yang telah disiapkan diatas perut ibu, dan

posisikan kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya. Segera

keringkan sambil melakukan rangsangan taktil pada tubuh bayi

dengan kain atau selimut diatas perut ibu. Pastikan bayi tertutup

dengan baik.

 Memotong tali pusat dengan menggunakan klem DTT, lakukan

penjepitan tali pusat dengan klem pada sikitar 3 cm dari dinding

perut (pangkal pusat bayi). Dari titik jepitan, letakkan tali pusat

dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu. Lakukan

penjepitan dengan jarak 2 cm dari tempat jahitan pertama pada sisi

atau mengarah ke ibu. Pegang tali pusat diantara dua klem tersebut,

satu tangan menjadi landasan tali pusat sambil melindungi bayi,

tangan yang lain memotong tali pusat diantara klem dengan

mengggunakan klem DTT. Setelah memotong tali pusat, handuk

basah dan selimut bayi dengan selimut atau kain yang bersih dan

29
kering. Pastikan bahwa kepala bayi terselimuti dengan baik,

lakukan inisiasi menyusui dini (Rohani, dkk 2011).

c. Asuhan yang diberikan selama kala III

(Lailiyana, dkk 2011)

1) Fisiologi persalinan kala III

Pada kala III otot uterus berkontraksi mengikuti penyusutan volume

rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ini menyebabkan

berkurangnya ukuran tempat pelekatan plasenta. Setelah lepas, plasenta

akan turun ke bagian bawah uterus kedalam vagina. Tanda-tanda lepas

nya plasenta :

a) Tali pusat memanjang c) semburan darah mendadak

b) Perubahan bentuk dan tingggi fundus

2) Manajemen aktif kala III

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi

uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu,

mencegah perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah kala III

persalinan jika dibandingkan manajamen fisiologi kala III.

Keuntungan manajemen aktif kala III :

a) Persalinan kala tiga yang lebih singkat

b) Mengurangi jumlah kehilangan darah

c) Mengurangi kejadian retensio plasenta dan atonia uteri

Manajamen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu:

a) Pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi

lahir.

30
b) Melakukan peregangan tali pusat secara terkendali.

c) Lakukan pemijatan/massase fundus uteri, periksa uterus setelah

satu hingga dua menit untuk memastikan bahwa uterus

berkontraksi dengan baik.

d) Lakukan penjahitan laserasi perineum atau luka episotomi,

anastesi yang perlu diberikan adalah lidokain. Luka episotomi

memerlukan 2 sisi tempat anastesi. Hindarkan jangan sampai

larutan lidokain masuk ke dalam pembuluh darah, karena dapat

menyebabkan gangguan denyut jantung (Lailiyana dkk 2011).

d. Asuhan yang diberikan selama kala IV

(Erawati Dwi Ambar, 2010)

Kala IV merupakan kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi lahir dan

plasenta lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya

perdarahan postpartum. Ibu postpartum 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir

perlu diperiksa terlebih dahulu hal yang penting berikut ini :

1) Kontraksi uterus : baik/tidak, yang dapat diketahui dengan palpasi,

lakukan massase.

2) Memeriksa perdarahan dan perineum ada atau tidak banyak atau normal.

3) Memeriksa kandung kemih dan harus kosong, jika penuh minta ibu

untuk berkemih dan jika tidak dapat melaksanakannya maka lakukan

katerisasi.

4) Memeriksa kelengkapan plasenta dan selapur ketuban.

5) Memeriksa luka perineum.

31
6) Pemantauan keadaan umum ibu yaitu : pantau tekanan darah, nadi,

tinggi fundus dan darah yang keluar setiap 15 menit, pantau

temperature, nilai perdarahan.

7) Memantau bayi dalam keadaan baik

Hasil observasi atau asuhan dicatat didalam lembar observasu dan

didokumentasikan seperti asuhan yang lain didalam patograf (lembar

belakang kala IV). Pada masa ini perhatian khusus diberikan pada klien

(ibu dan bayi) karena masa 1-2 jam setelah proses persalinan ini

merupakan masa yang memerluka pengawasan yang benar-benar ketat

oleh bidan untuk menghindari komplikasi yang terjadi baik pada ibu

maupun bayi (Rohani, dkk 2011).

2.2 Dokumentasi SOAP


Metode pendokumentasian yang dilakukan dalam asuhan kebidanan adalah

SOAP, yang merupakan salah satu pendokumentasian yang ada. SOAP adalah

catatan yang bersifat sederhana. Jelas, logis dan tertulis. Seorang bidan

hendaknya menggunakan SOAP setiap kali bertemu dengan kliennya dalam

masa antenatal. Seorang bidan dapat menuliskan satu catatan SOAP untuk setiap

kali kunjungan.

1) S (Subjektif)

Pada bagian subjektif pendokumentasian pengumpulan data klien

melaui anamnesa. Data yang tercatum pada komponen S ini adalah hasil

dari inspeksi. Tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil bertanya

pada klien, suami atau keluarga meliputi identitas umum, keluhan, riwayat

menarche, riwayat perkawaninan, riawayat kehamilan, riwayat persalinan,

32
riwayat KB, riwayata penyakit keluarga , riwayat penyakit keturunan ,

riwayat psikososial, pola hidup (Sitti, dkk 2018).

2) O (Objektif)

Pada bagian objektif menggambarkan pendokumentasian hasil analisa

dan fisik klien, hasil laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan

dalam data focus untuk mendukung asessment. Dengan data O ini yang

merupakan fakta-fakta nyata yang dapat dari hasil inspeksi, palpasi,

auskultrasi dan perkusi. Tanda dan gejala bjektif yang diperoleh dari hasil

pemeriksaan (keadaan umum, Vital Sign, fisik, pemeriksaa dalam,

laboratorium dan pemeriksaan penunjang (Sitti, dkk 2018).

3) A (Asessment)

Masalah atau diagnosa yang ditegakan berdasarkan data atau informasi

subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Assesment

adalah rangkuman/ringkasan kondisi pasien yang segera dilakukan dengan

mengenalnatau mengidentifikasi dari tanda-tanda utama/diagnosa,

termasuk memprediksi diagnosis yang berbeda karena adanya tanda-tanda

yang mungkin sama dengan diagnosis utama (Sitti, dkk 2018).

4) Plann

Menggabarkan pendokumentasian rencana harus ideal dan sesuai

standart prosedur operasional (SPO) dan di dalamnya terdapat tujuan,

sasaran dan tugas-tugas intervensi. Untuk perencanaan, implementasi dan

evaluasi dimasukkan dalam “P” (Sitti, dkk 2018).

33
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KASUS
A. Lokasi dan Waktu
1. Lokasi
Lokasi pengambilan kasus Laporan ini adalah di Klinik Pratama Taman

Sari 2 Kota Pekanbaru dengan pemberian asuhannya di Klinik Pratama Taman

Sari 2 yang berada di Jl. Harapan Raya Kota Pekanbaru.

2. Waktu

Waktu pengambilan kasus ini dimulai pada bulan Januari-Februari,

Asuhan dilakukan pada tanggal 9 Februari 2022, ibu mengatakan ingin bersalin

di Klinik. Instrumen yang digunakan pada saat melakukan asuhan yaitu format

pengkajian persalinan.

3. Cara Pengambilan Kasus

Penulis mangajukan permohonan izin setelah mendapatkan kasus dan

mengajukan izin pengambilan kasus ke Klinik Pratama Taman Sari 2 Kota

Pekanbaru yang merupakan lahan praktik MOU dengan jurusan kebidanan.

Penulis melakukan informed consent kepada ibu hamil dan suami untuk

bersedia menjadi pasien Laporan kasus ini tentang asuhan kebidanan

persalinan dari penulis. Penulis melakukan asuhan kehamilan dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan mendokumentasikan

menggunakan metode SOAP

4. Instrumen

Instrumen yan digunakan untuk kasus ini adalah format pengkajian

Asuhan Kebidanan Persalinan.

34
BAB IV
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN (INC)


Tempat Yankes : Klinik Pratama Taman Sari 2
Tanggal Pengkajian : 9 Februari 2022
Mahasiswa : Wahyuni Kusnul Savaroh
A. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA
Nama ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. A
Umur : 28 Tahun Umur : 38 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jl. Harapan Raya Alamat : Jl. Harapan Raya
No. Hp : 0852-71xx-xxxx No. Hp :-
Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama : ibu mengatakan nyeri merasa semakin
sering dan keluar lendir darah pada pukul 10.30 WIB
2. RIWAYAT MENSTRUASI
HPHT : 6 Mei 2021 Perkiraan Partus : 13 Februari 2022
Siklus : 30 Hari , teratur Masalah : Tidak Ada
3. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan Ke : 1 Pertama Usia Saat Kawin : 20 Tahun
Lamanya Perkawinan : 7 Tahun
4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

No Tahun Usia Tempat Jenis Penol Nifas Anak Keadaan


Partus Kehamilan Partus persalinan ong JK/BB anak
sekarang
1 2016 Aterm Klinik Normal Bidan Normal LK/3300 Hidup
gr
2 2020 Atrem Klinik Normal Bidan Normal LK/3400 Hidup
gr
1. H A M I L I N I
5. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI ( G3P2A0H2 )
Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK: 12 Minggu Di : Klinik
Pemeriksaan ini yang ke : 5 kali
Masalah yang pernah dialami
Trimester I : Pusing, mual, muntah
Trimester II : -
Trimester III : Nyeri Pinggang
Imunisasi : TT4
Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh: calac 1x1, etabion 1x1
6. RIWAYAT PENYAKIT/OPERASI YANG LALU
Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi dan tidak pernah memiliki riwayat penyakit
yang lalu yang mengharuskan ibu dirawat di fasilitas pelayanan kesehatan.

35
7. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KESEHATAN
REPRODUKSI
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit yang berhubungan dengan masalah kesehatan
reproduksi, seperti PMS, Myoma, Kanker Kandungan, Kanker Payudara, Polip serviks,
Operasi Kandungan dll.
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA YANG PERNAH MENDERITA SAKIT
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit keluarga yang menderita sakit seperti :
Hipertensi, DM, Asma dll. Dan ibu mengatakan dikeluarga tidak ada memiliki riwayat
penyakit menular seperti : HIV/AIDS, Hepatitis, TBC, dan kudis dll
9. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntik 3 bulan selama ± 2,5 tahun

10. POLA MAKAN/ MINUM / ELIMINASI / ISTIRAHAT / PSIKOSOSIAL


a. Makan : 3 x/hari
Minum : + 7-10 x/hari
Jenis makanan/ minuman yang sering di konsumsi : Nasi, ikan, ayam, telur, tahu,
Tempe, buah, sayuran hijau, dll, minuman : air putih, jus buah segar dan susu.
Masalah : Tidak ada
b. Eliminasi : BAK : 6-10 x/hari,
BAB : 1 x/hari
Masalah : Tidak Ada
c. Istirahat : Tidur Siang : 1-2 jam/hari
Tidur Malam : + 6-8 jam/hari
Keluhan/Masalah : Tidak Ada
d. Psikososial : Penerimaan klien terhadap kehamilan ini : ibu bahagia dan
menerima kehamilan ini .
Sosial Support dari : Suami, orang tua dan keluarga mendukung kehamilan ibu

B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran : Conpomentis
c. Sikap tubuh : Lordosis
d. BB Sebelum Hamil : 55 kg BB Sekarang : 65 kg
e. Kenaikan BB sampai pengkajian : 10 kg
f. TTV :
TD : 140/100 mmHg
Suhu : 36,3 oC
P : 20 x/menit
N : 82 x/menit
g. Rambut/kepala: hitam, bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada rambut rontok
h. Mata
Sklera : Putih, tidak ikterik
Konjungtiva : Tidak pucat
Penglihatan : Jelas
Alat bantu : Tidak ada
i. Muka : Tidak ada odema dan tidak ada cloasma gravidarum

36
j. Hidung : Bersih, Tidak ada kelainan pada hidung
k. Mulut :
Gigi : tidak ada stomatitis, gigi bisa menguyah
Gusi :Merah dan tidak ada pembengkakkan pada gusi
l. Telinga : Bersih, tidak ada gangguan pendengaran
m. Leher : Tidak ada pembengkakakn kelenjar tiroid dan vena jugularis
n. Payudara
Putting susu : Menonjol
Areola mammae : Bersih, Hiperpegmentasi
Pengeluaran ASI : Colostrum
o. Abdomen
Bekas Operasi : Tidak ada
Striae : Albicans
Linea : Alba
p. TFU : 3 jari dibawah Px, 33 cm
q. Palpasi :
Bagian Atas : TFU teraba 3 jari di bawah PX, (33 cm) teraba bulat, lunak
dan tidak melenting kemungkinan adalah bokong janin.
Bagian Samping : Pada bagian kiri perut ibu teraba ada tahan keras dan
memanjang yaitu punggung janin dan pada bagian kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan kecil yaitu ekstremitas janin
Bagian Bawah : Teraba bulat, keras dan melenting adalah kepala janin,
Kepala sebagian kecil sudah masuk PAP.
r. TBJ : (33-11) x 155 = 22 x 155 = 3.410 gram
s. DJJ : 146 x/menit
t. Ekstremitas : tidak ada odema ,ada varises
u. Refleks Patella : kanan (+)/ kiri (+)
v. Akral : normal
w. Pemeriksaan dalam (VT), pukul 10.30 wib :
Indikasi : Inpartu
Portio : tipis
Pembukaan : 3 cm
Ketuban : (+) utuh
Presentasi : belakang kepala
Posisi : UUK
Penurunan : H-II
x. Anogenetalia
Vulva/vagina : tidak ada varises, dan tidak ada edema, terdapat keputihan
berwarna putih susu dan tidak berbau.
Pengeluaran : lendir bercampur darah
Anus : tidak ada hemoroid
2. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : tidak dilakukan
Protein urine : tidak dilakukan
Glukosa urine : tidak dilakukan
HIV/AIDS : tidak dilakukan
USG : normal
C. ASSESMENT

37
Dx Ibu : G3P02A0H02, Usia Kehamilan 37-38 minggu dengan keputihan, inpartu
kala 1 fase laten keadaan umum ibu baik.
Dx Janin : Hidup, Tunggal, Intra uterine, Presentasi kepala, UUK, Keadaan umum
janin baik
D. PLAN
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa keadaan umum ibu dan janin
dalam kondisi normal.
2. Memantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin, yakni memantau pengeluaran
lendir bercampur darah, DJJ, ketuban, His, dan TTV ibu
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri untuk mempercepat proses penurunan kepala
janin.
4. Memberitahu ibu untuk tidak meneran, karena pembukaan belum sempurna, ibu
mngerti.
5. Memberikan asuhan sayang ibu berupa: memberikan dukungan pada ibu
mengikutsertakan suami atau keluarga untuk mendampingi ibu, memenuhi kebutuhan
nutrisi dan cairan ibu, yakni memberi ibu minum untuk mencegah dehidrasi karena
dehidrasi dapat menyebabkan kontraksi tidak teratur dan kurang efektif.
6. Mengobservasi His dan pemeriksaan dalam jika ada indikasi
7. Mempersiapkan alat-alat persalinan yaitu partus set, heacting set, infus set, serta
lingkungan yang aman dan nyaman
8. Membantu ibu dan keluarga untuk mempersiapkan perlengkapan ibu dan calon
bayinya.
9. Menjaga privasi ibu dan mengajarkan ibu teknik relaksasi yang baik dan benar.
CATATAN PERKEMBANGAN

1 2

S : Ibu mengeluh ada pengeluaran lendir bercampur darah


Rabu, 9 Februari dan rasa sakit yang semakin kuat serta ada rasa ingin BAB
2022. Jam 15.00 dan ingin meneran.
WIB di Klinik O :
Pratama Taman Keadaan Umum : Baik
Sari 2 Kesadaran : Compomentis
TTV :
TD: 130/80 mmHg, Suhu: 36,7oC, N: 84 x/i, P: 20 x/i
His : 3x10’50’’
Kala I TFU : 33 cm
( Fase Aktif) TBJ : (33-11) = 22 x 155 = 3.410 gram
DJJ : 150 x/i
Ano-genetalia :
Vulva/Vagina : tidak ada edema dan tidak ada varises,
terdaat keputihan berwarna putih susu dan tidak berbau.
Pengeluaran : Lendir bercampur darah
Pemeriksaan dalam (VT), pukul 15.00 wib :
Indikasi : Inpartu
Portio : tipis
Pembukaan : 4 cm
Ketuban : (+) utuh

38
Presentasi : belakang kepala
Posisi : UUK

A :
Ibu : G3P2A0H2, usia kehamilan 37-38 minggu, Parturient
Kala II, keadaan umum ibu baik.
Janin : Hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala,
presentasi belakang kepala, UUK didepan, keadaan umum
janin baik

P :
1) Mempersiapkan alat-alat persalinan seperti partus set,
hecting set, lingkungan yang aman dan nyaman, obat-
obatan dan resusitasi set serta pakaian bayi dan pakaian
ibu.
2) Memantau kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin,
yakni memantau pengeluaran lendir bercampur darah,
DJJ, ketuban, His, dan TTV ibu
3) Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri untuk
mempercepat proses penurunan kepala janin
4) Melakukan asuhan sayang ibu seperti, mengingatkan ibu
untuk relaksasi saat merasa sakit, menganjurkan ibu
untuk eliminasi saat ada rasa ingin buang air kecil,
memberitahu ibu untuk baring miring kiri agar
mempercepat proses penurunan kepala janin serta dapat
memberi suplai oksigen ke janin, memberi ibu asupan
cairan, masase punggung ibu dan melakukan pijitan pada
kaki ibu. Ibu melakukan relaksasi dan ibu lebih merasa
nyaman.
5) Mengobservasi His dan pemeriksaan dalam jika ada
indikasi
6) Menjaga privasi ibu dan mengajarkan ibu teknik
relaksasi yang baik dan benar.

Pukul 16.30 WIB S: Ibu mengeluh ada pengeluaran lendir bercampur darah
dan rasa sakit yang semakin kuat serta ada rasa ingin BAB
dan ingin meneran.

KALA II O:
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compomentis
TTV :
TD: 130/80 mmHg, Suhu: 36,7oC, N: 84 x/i, P: 20 x/i
His : 5x10’45’’
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) = 22 x 155 = 3.410 gram
DJJ : 147 x/i
Ano-genetalia :

39
Vulva/Vagina : tidak ada edema dan tidak ada varises,
terdaat keputihan berwarna putih susu dan tidak berbau.
Pengeluaran : Lendir bercampur darah

Adanya tanda dan gejala kala II yaitu : ibu ingin meneran,


vulva membuka, tekanan pada anus, perineum menonjol,
pengeluaran lendir dan darah, pembukaan serviks lengkap,
dilakukan pemeriksaan dalam dengan hasil :

Pukul 16.30 WIB, 9 Februari 2022


Portio : Tidak teraba, tipis
Penipisan : 100 %
Pembukaan : 10 cm (Lengkap)
Ketuban : (-)
Presentasi : Belakang kepala
Posisi : UUK di depan
Penurunan : H IV

A :
Ibu : G3P2A0H2, usia kehamilan 37-38 minggu, Parturient
Kala II, keadaan umum ibu baik.
Janin : Hidup, tunggal, intrauterine, presentasi kepala,
presentasi belakang kepala, UUK didepan, keadaan umum
janin baik

P :
1) Mempersiapkan alat-alat persalinan seperti partus set,
hecting set, lingkungan yang aman dan nyaman, obat-
obatan dan resusitasi set serta pakaian bayi dan pakaian
ibu.
2) Melakukan asuhan sayang ibu seperti, mengingatkan ibu
untuk relaksasi saat merasa sakit, menganjurkan ibu
untuk eliminasi saat ada rasa ingin buang air kecil,
memberitahu ibu untuk baring miring kiri agar
mempercepat proses penurunan kepala janin serta dapat
memberi suplai oksigen ke janin, memberi ibu asupan
cairan, masase punggung ibu dan melakukan pijitan pada
kaki ibu, ibu melakukan relaksasi dan ibu lebih merasa
nyaman.
3) Memberitahu kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
pembukaan sudah lengkap pukul 16.30 WIB.
4) Mengajarkan ibu cara meneran yang benar yakni dengan
cara kedua tangan ibu memegang kedua paha, kepala ibu
melihat kebagian area genetalia, dan meneran seperti
BAB biasa.
5) Memberitahu ibu untuk mengejan pada saat kontraksi,
dan istirahat saat tidak ada kontraksi.
6) Memasang APD, melepaskan jam tangan, sisingkan

40
lengan baju dan mendekatkan alat-alat partus set,
meletakan handuk diatas perut ibu.
7) Mencuci tangan efektif dengan sabun di air mengalir lalu
keringkan.
8) Mengambil dan memasangkan handscoon steril pada
kedua tangan secara benar.
9) Mengatur posisi pasien menjadi setengah duduk
(litotomi) dan kedua tangan ibu merangkul kedua paha.
10) Membantu ibu meneran saat ada his, Memberi pujian
saat ibu meneran dengan baik dan benar.
11) Membantu proses kelahiran bayi saat kepala sudah
tampak 5-6 cm didepan vulva. tangan kanan menahan
perineum, tangan kiri menahan belakang kepala bayi
agar defleksi tidak terlalu cepat, kemudian lahirlah
berturut-turut UUK, UUB, dahi, mulut, dagu dan seluruh
kepala bayi.
12) Mengusap muka bayi dengan kain atau popok bersih.
13) Memeriksa lilitan tali pusat, dan hasil pemeriksaan tidak
terdapat lilitan tali pusat
14) Menunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan.
15) Memegang kepala bayi secara biparietaal dengan lembut,
gerakan kepala kebawah untuk mengeluarkan bahu
depan dan arahkan kepala keatas untuk mengeluarkan
bahu belakang dan lakukan sanggah susur.
16) Setelah bayi lahir, melakukan penilaian pada bayi, bayi
lahir spontan, langsung menangis, kulit kemerahan dan
pergerakan aktif, mengeringkan tubuh bayi ,melakukan
pemotongan tali pusat dan membungkus bayi dengan
kain kering untuk menjaga bayi tetap hangat.
(Bayi lahir pukul 17.00 WIB)

Pukul 17.05 WIB S : Ibu mengatakan lega dan senang bayinya lahir selamat
dan sehat dan ibu mengeluh perutnya masih mules.
O :
Kala III Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TFU : Setinggi Pusat
Kontraksi baik
Kandung kemih tidak penuh
Plasenta belum lahir
Bayi lahir spontan, langsung menangis, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik, pergerakan aktif, jenis kelamin
perempuan,

A : Parturient kala III

41
P :
1) Memastikan tidak ada janin kedua
2) Menyuntikan oksitosin 10 IU dalam 1 menit setelah
kelahiran bayi
3) Manajemen aktif kala III
4) Memeriksa tanda pelepasan plasenta : adanya semburan
darah mendadak, fundus berkontraksi dan tali pusat
memanjang.
5) Melalukan PTT (Pengendalian Tali Pusat Terkendali) di
saat kontraksi untuk melahirkan plasenta. Plasenta lahir
(pukul 17.25 WIB).
6) Melakukan massase fundus uteri ibu dan mengajarkan
ibu dan keluarga untuk massase : kontraksi uterus baik.
7) Melakukan pemeriksaan plasenta : selaput plasenta utuh,
dan tidak ada kotiledon yang terlepas.
Pukul 17.30 WIB S : Ibu mengatakan lega dan senang persalinannya berjalan
dengan lancar dan ibu mengatakan perutnya masih terasa
mules.
Kala IV
O :
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Plasenta lahir spontan
TTV :
TD : 120/90 mmHg, Suhu : 36,50C, Nadi : 81 x/i, P: 20 x/i
TFU : 2 Jari dibawah pusat
Luka jahitan derajat 2
Perdarahan : + 150 cc.
Kontraksi baik
Bayi lahir spontan, jenis kelamin perempuan, BB 3500
gram, PB : 47 cm, LK: 32 cm, LD: 33 cm

A : P3A0H3 Parturient kala IV

P :
1) Memeriksaan keadaan umum ibu dan bayinya.
2) Melakukan penjahitan luka derajat 2.
3) Memeriksa laserasi jalan lahir, laserasi sudah dijahit
4) Membersihkan ibu, mengganti pakaian ibu dan
memakaikan ibu pembalut dan korset.
5) Membersihkan alat dan melakukan dekontaminasi alat
pasca persalinan.
6) Melakukan asuhan kala IV yaitu: Memantau setiap 15
menit 1 jam pertama, Memantau setiap 30 menit pada 1
jam kedua.
7) Melakukan perawatan BBL yaitu : Antropometri,
Memberikan suntikan Vitamin K, Memberikan salep
mata dan membedong bayi agar tetap hangat.

42
8) Mengajarkan ibu untuk melakukan IMD, IMD berhasil
setelah 40 menit

BAB V
PEMBAHASAN

43
Pembahasan ini dengan maksud untuk memberikan penjelasan khusus

yang telah dijabarkan agar di dapat suatu pemecahan masalah dari

kesenjangan antara teori dan praktek sehingga dapat di tarik suatu kesimpulan

yang dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam penerapan asuhan

kebidanan yang tepat, efektif, serta efisien. Pembahasan ini membahas

tentang kesenjangan masalah dan membandingkan kasus dengan teori yang

ada sesuai dengan asuhan yang telah diberikan.

A. Asuhan Kebidanan Persalinan


Kala I

Pada kala I fase laten berlangsung diklinik, pada pukul 10.30 WIB

dilakukan pemeriksaan dalam pada Ny. N pembukaan serviks 3 cm. Menurut

Saifuddin, 2010 pembukaan serviks terjadi 1 cm setiap 1 jam pada ibu

multipara.

Pada saat dilakukan pemeriksaan DJJ, his, dan nadi ibu setiap 30 menit

sekali, tekanan darah dan temperatur setiap 4 jam sekali dan lamanya

kontraksi uterus setiap 30 menit sekali, pembukaan serviks dipantau denga

melihat tanda dan gejala persalinan yang terjadi pada ibu.

Pada kasus Ny. N terdapat lendir disertai darah dari jalan lahir (Bloody

Show) merupakan flek lendir disekresi serviks sebagai hasil poliferasi

kelenjar lendir serviks pada awal kehamilan. Flek lendir inilah yang dimaksud

dengan bloody show. Bloddy show paling sering terlihat sebagai rabas lendir

bercampur darah yang lengket dan harus dibedakan dengan cermat dari

perdarahan murni. (verney,2008)

44
Pada kala I penolong memberikan asuhan sayang ibu yaitu posisi,

mobilisasi, pemenuhan nutrisi dan cairan dengan memberikan ibu roti dan teh

manis hangat, serta pengurangan rasa nyeri dengan melakukan masase pada

punggung ibu serta melakukan pijatan ringan pada kaki ibu secara bergantian.

Hal ini sesuai dengan kebutuhan dasar ibu bersalin menurut Asrinah (2010)

yaitu nutrisi dan cairan, eliminasi, kebutuhan pengaturan posisi. Adapun

pengurangan rasa nyeri dilakukan dengan cara teknik relaksasi yaitu cara

menarik nafas, tahan nafas sebentar, kemudian dilepaskan dengan cara

meniupkan sewaktu ada mulas. Hal ini sesuai dengan penyataan Reeder

(2013) bahwa saat proses kontraksi yang menyebabkan nyeri, ajarkan ibu

mengenai pernapasan dalam, dengan cara jika saat kontraksi, ajarkan ibu

mengambil sebuah napas panjang kemudian menghembuskannya dengan

santai dan rileks. Pada proses persalinan pada Ny.N didampingi oleh suami

sehingga ibu merasa nyaman dan lebih rileks dalam menghadapi proses

persalinan.

Dukungan fisik dan psikologis yang diberikan oleh keluarga dan bidan

kepada ibu yang bertujuan untuk memberikan dukungan kepada ibu saat

proses persalinan sehingga persalinan dapat berlangsung dengan nyaman. Hal

ini disebabkan oleh ibu mendapatkan dukungan fisik dan psikologis dalam

bentuk perhatian dan memberikan bentuk kenyamanan dan ketenangan batin

bagi ibu dalam menghadapi proses persalinan ( Asrianda, 2010).

Kala II

45
Pada pengkajian data subjektif ibu mengatakan sakit perutnya semakin

sering, ada rasa ingin meneran dan BAB yang tidak tertahankan. Hal tersebut

merupakan suatu keadaan yang normal. Hal ini sesuai dengan teori Rohani

(2011) yakni ketika kepala janin telah turun dan masuk ruanga panggul,

sehingga terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang menimbulkan rasa

ingin meneran pada ibu dan tekanan pada rektrum menyebabkan ibu merasa

ingin BAB dengan tanda anus terbuka.

Pemeriksaan fisik tanda-tanda vital, didapatkan hasil TD 130/80 mmHg,

pernapasan 20x/menit, nadi 84x/menit dan suhu 36,7ºC, jika terjadi

peningkatan tekanan darah, pernapasan, nadi dan suhu, masih merupakan hal

yang normal. Di karenakan pada proses persalinan metabolisme tubuh

meningkat, sehingga tanda-tanda vita meningkat. Hasil tersebut sesuai dengan

teori yang menyebutkan bahwa tanda-tanda ibu bersalin dikatakan normal

apabila tekanan darah ibu < 140/90 mmHg, suhu <38 C, denyut nadi 60-

100x/menit dan pernapasan 20-30x/menit (Walyani dan Endang,2015).

Pemeriksaan data objektif pada kasus Ny.N tampak ada tanda-tanda kala II

yaitu tekanan pada anus, perinieum menonjol, vulva membuka, ketuban

pecah ( Jernih, bau khas ketuban, tidak ada tali pusat menumbung atau

bagian janin menumbung). Hal ini sesuai dengan teori yang di ungkapkan

oleh ( Lailiyana,2012) yakni ibu merasa ingin meneran, meningkatnya

tekanan pada rektum yang menimbulkan perasaan ingin bab, prenieum mulai

menonjol, labia mulai membuka dan adanya peningkatan pengeluaran lendir

dan darah. dengan adanya tanda-tanda kala II, penulis memimpin ibu dalam

proses persalinan dan meneran, sehingga dengan adanya bantuan proses

46
memimpin ibu meneran dapat membantu ibu terarah dalam pengambilan

nafas dan posisi meneran. Penulis melakukan tahanan pada perenium dan

melakukan sangga susur.

Kala II pada kasus Ny. M berlangsung selama 30 menit. Ini merupakan

hal yang normal. Berdasarkan teori yang menyebutkan bahwa persalinan kala

II pada primipara normalnya 1-2 jam dan pada multipara adalah 30 menit-1

jam.

Kala III

Pada pemeriksaan data objektif pada kasus Ny.N di dapatkan hasil

plasenta belum lahir, tinggi fundus uteri setinggi pusat, kontraksi baik,

kandung kemih tidak penuh, perdarahan normal. Sesuai dengan teori data

subjektif kala III persalinan terdiri dari keadaan umum ibu, tinggi fundus

uteri, uterus terasa globuler dan keras, tidak teraba janin kedua (Rukiyah,

2011).

Pada penatalaksanaan kasus Ny.N asuhan yang diberikan berdasarkan

langkah asuhan persalinan normal yakni melakukan manajemen aktif kala III

segera setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha

kanan bagian atas, melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT),

massase fundus uteri segera setelah plasenta lahir. Asuhan yang diberikan

tersebut sesuai dengan teori yang ada, menurut Rohani, dkk (2011), yakni

dalam penatalaksanaan kala III yaitu menyuntikkan oksitosin 10 IU sebelum

satu menit secara IM di 1/3 paha kanan bagian luar kemudian melakukan

PTT, dan segera massase fundus uteri ibu, dan pada kasus Ny.N ini lamanya

47
kala III yaitu selama 5 menit, hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan

oleh Rohani (2011) bahwa plasenta lahir maksimal dengan waktu 30 menit,

karena plasenta Ny.N lepas sebelum 15 menit pertama.

Kala IV

Pengkajian data subjektif kasus Ny.N mengatakan sangat senang karena

persalinannya berjalan lancar sesuai dengan teori yang ada yakni pasien

mengatakan merasa lelah tapi bahagia, dan perutnya masih mules

(Sulistyawati, 2012).

Data objektif yang dilakukan pada kasus Ny. N adalah tekanan darah

120/90 mmHg, nadi 81 x/menit, pernapasan 20 x/menit, suhu 36,5 ˚c, tinggi

fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontaksi uterus baik, kandung kemih tidak

penuh, perdarahan normal sesuai dengan teori yakni evaluasi kontraksi uterus

(keras dan globuler), pemeriksaan tinggi fundus uteri, tidak terdapat laserasi

pada jalan lahir, perdarahan, pemantauan atau evaluasi lanjut (nadi <90

x/menit, jumlah perdarahan, kandung kemih tidak penuh, perkiraan darah

yang hilang) (Rukiyah,2011).

IMD pada By Ny. N berhasil dalam waktu kurang dari 1 jam, hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh (Dewi, 2010) bayi harus mendapatkan

kontak kulit dengan kulit ibunya segera setelah lahir selama paling sedikit 1

jam. Dianjurkan agar tetap melakukan kontak kulit ibu-bayi selama 1 jam

pertama kelahirannya walaupun bayi telah berhasil menghisap puting susu ibu

dalam waktu kurang dari 1 jam. (Sulistyawati, 2012).

48
Asuhan yang diberikan dalam kasus Ny. N adalah menginformasikan hasil

pemeriksaan, keadaan umum ibu baik, membereskan ibu serta mengganti

pakaian ibu dengan yang bersih, membereskan alat-alat dan lakukan

dekontaminasi, melakukan pemantauan kala IV lanjutan yaitu pemeriksaan

tanda vital, kontraksi uterus, fundus uteri, kandung kemih, jumlah perdarahan

setiap 15 menit sekali pada 1 jam pertama dan setiap 30 menit sekali pada 1

jam kedua. Untuk suhu hanya satu kali pada 1 jam pertama dan kedua. Hal ini

sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh JNPK-KR 2008, bahwa

pemantauan kala IV yang harus dilakukan yaitu pemeriksaan TTV, kontraksi,

tinggi fundus, kandung kemih, dan jumlah perdarahan. Pemeriksaan terlampir

pada lembar partograf.

BAB VI
PENUTUP

49
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan persalinan pada asuhan Ny. N dilakukan di Klinik

Pratama Taman Sari 2 Kota Pekanbaru tepatnya hari Rabu, tanggal 9 Februari

2022. Berdasarkan asuhan yang diberikan saat persalinan dapat disimpulkan:

Asuhan persalinan pada Ny.N P3A0H3 Usia Kehamilan 37-38 minggu, dari

hasil pemeriksaan yang didapatkan keadaan umum ibu baik serta keadaan bayi

dalam kondisi normal serta asuhan yang diberikan sudah memenuhi standar

asuhan kebidanan.

B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan bagi institusi laporan ini dapat bermanfaat dan bisa

dijadikan sebagai sumber referensi , bahan bacaan dan bahan ajaran yang

berkaitan dengan asuhan kebidanan persalinan.

2. Bagi Mahasiswa

Bagi mahasiswa diharapkan dapat mengerti mengenai asuhan yang

diberikan pada ibu bersalin. Mahasiswa mampu menganalisa dan memberikan

penatalaksanaannya.

DAFTAR PUSTAKA

50
Jane, S. (2016). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Persalinan Normal. Revista
Brasileira de Ergonomia, 9(August), 10.

Mindarsih, E., & Murni, M. (2019). Efektifitas Pelatihan Asuhan Persalinan


Normal (APN) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Bidan Di Pusat Pelatihan
Klinik Sekunder (P2KS) Di Yogyakarta. Jurnal Keperawatan Respati
Yogyakarta, 6(1), 533. https://doi.org/10.35842/jkry.v6i1.295

Asri, Dewi. 2012. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika

Erawati, Dwi Ambar. 2010. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal.
Jakarta : ECG
JNPK/KR.2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Dan Lampiran Inisiasi
Menyusui Dini. Jakarta : JNPK/KR
Lailiyana, dkk. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC
Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
http://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:pv6s6BuJKqkJ:repository.poltekkes-tjk.ac.id/2093/6/6.%2520BAB
%2520II.pdf+&cd=16&hl=id&ct=clnk&gl=id
Varney, Helen. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4. Jakarta : EGC

51

Anda mungkin juga menyukai