Anda di halaman 1dari 83

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.

F DENGAN
DIAGNOSA MEDIS G2P1A0 DI RUANG
KLINIK KANDUNGAN KEBIDANAN
DI RSUD dr. Doris SYLVANUS
PALANGKA RAYA

OLEH :
LISNAWATIE
NIM: 20231490104040

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI PROFESI NERS ANGKATAN
XI TAHUN AKADEMIK 2023/2024
LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Lisnawatie
NIM : 20231490104040
Program Studi : Profesi Ners
Judul : “Asuhan Keperawatan Pada Ny. F Dengan Diagnosa
Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”
Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk
menempuh Praktik Praklinik Keperawatan Maternitas Pada Program Studi Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

Asuhan Keperawatan Ini Telah di Setujui Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Karmitasari Yanra K, Ners., M. Kep Lenny Mahrita, S.Kep., Ners

ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Laporan
Pendahuluan yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny.F Dengan Diagnosa
Medis G2P1A0 di Klinik Kandungan Kebidanan di RSUD dr. Doris Sylvanus
Palangka Raya”.
Penyusun menyadari tanpa bantuan dari semua pihak maka laporan
pendahuluan ini tidak akan selesai sesuai dengan waktu yang diharapkan. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini pula penyusun mengucapkan banyak terima kasih
terutama kepada :
1. Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes Selaku Ketua STIKES Eka Harap
Palangka Raya.
2. Meilitha Carolina, Ners., M.Kep Selaku Ketua Prodi Profesi Ners Angkatan
XI STIKES Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Nia Pristina, Ners., M. Kep Selaku Koordinator I dalam Program Studi
Profesi Ners STIKES Eka Harap Palangka Raya
4. Ibu Isna Wiranti S.Kep., Ners Selaku Koordinator dalam Program Studi
Profesi Ners STIKES Eka Harap Palangka Raya.
5. Ibu Karmitasari Yanra K, Ners., M. Kep selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini.
6. Ibu Lenny Mahrita, S.Kep., Ners Selaku Pembimbing Lahan yang telah
banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan dalam penyelesaian laporan
pendahuluan dan Asuhan Keperawatan ini
Saya menyadari bahwa laporan pendahuluan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 13 Januari 2024

Lisnawatie

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ii
KATA PENGANTAR....................................................................................iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iv
.........
BAB 1 PENDAHULUAN ..............................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................3
1.3 Tujuan penulisan...............................................................................3
1.4 Manfaat……….................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................5
2.1 Konsep Dasar Kehamilan ..................................................................5
2.1.1 Definisi........................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi........................................................................6
2.1.3 Etiologi........................................................................................11
2.1.4 Klasifikasi....................................................................................14
2.1.5 Fatofisiologi (WOC)....................................................................17
2.1.6 Manifestasi Klinis........................................................................19
2.1.7 Komplikasi ..................................................................................23
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang...............................................................26
2.1.9 Penatalaksanaan Medis................................................................28
2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)..........................................................29
2.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)...................................................29
2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC).....................................................29
2.2.3 Pelayanan Antenatal Care (ANC)................................................30
2.2.4 Pemeriksaan Obsetrik .................................................................34
2.2.5 Cara Menghitung Berat Janin dalam Kandungan .......................37
2.2.6 Cara Menetukan Umur Kehamilan..............................................37
2.3.7 Penatalaksanaan ..........................................................................37
2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan ..................................................39
2.3.1 Pengkajian Keperawatan ............................................................39
2.3.2 Diagnosa Keperawatan................................................................43
2.3.3 Intervensi Keperawatan...............................................................44
2.3.4 Implementasi Keperawatan.........................................................55
2.3.5 Evaluasi Keperawatan.................................................................55
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Analisa Data ..................................................................................67
3.2 Prioritas Masalah..............................................................................69
3.3 Rencana Keperawatan......................................................................70
3.4 Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................73
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan mempunyai berbagai macam ruang lingkup yang harus
dipenuhi, salah satu ruang lingkup kesehatannya adalah kesehatan reproduksi
yang merupakan suatu komponen terpenting dalam hidup, karena berfungsi
membantu manusia dalam memiliki keturunan secara biologis (Zahroh, 2018).
Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi sampai lahirnya janin.
Lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari
hari pertama haid terakhir. (Prawiroharjo, 2020). Kehamilan melibatkan
perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial di dalam
keluarga.Pada umumnya kehamilan berkembangnya dengan normal dan
menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun
kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya
bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat
memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilanya. Oleh
karena itu pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor
dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan
kehamilan normal (Prawiroharjo, 2020).
Wanita selama kehamilannya memerlukan waktu untuk beradaptasi dengan
berbagai perubahan yang terjadi dalam dirinya, perubahanperubahan yang terjadi
selama kehamilan umumnya menimbulkan ketidaknyamanan dan kekhawatiran
bagi ibu hamil. Perubahan pada ukuran tubuh, bentuk Payudara, pigmentasi kulit,
serta pembesaran abdomen secara 2 keseluruhan membuat ibu hamil
tersebut tampak jelek dan tidak percaya diri,kekhawatiran dan ketakutan ini
sebenarnya tidak berdasar, untuk itu ibu hamil memerlukan nasehat dan saran
khususnya dari bidan dan dokter yang dapat menjelaskan perubahan yang
terjadi selama kehamilan sehingga ibu tidak khawatir dengan perubahan yang
dialaminya (Helen keller, 2013)
Kehamilan dibagi menjadi III trimester, selama kehamilan ibu hamil
dianjurkan melakukan kunjungan antenatal minimal 4 kali untuk mengetahui
masalah kesehatan selama kehamilan, apakah masalah tersebut bersifat fisiologis

1
2

atau masalah tersebut bersifat patologis yang dapat mengancam kehamilan.


Komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan antara lainhiperemesis
gravidarum, perdarahan, anemia, eklampsi, nyeri perut yang hebat
(Sarwono, 2014) Salah satu indikator untuk menilai kualitas pelayanan antenatal
care dapat dikaji dari tingkat pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hal ini
dapat dilihat pada cakupan kunjungan ibu hamil, untuk mendapatkan
pelayanan antenatal sesuai dengan standar yang ditetapkan, dengan syarat
minimal satu kali pada trimester I dan trimester II, dua kali kontak pada
trimester III (K4) (Meilani et al, 2010) .
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia terkait dengan banyak faktor,
diantaranya kualitas perilaku ibu hamil yang tidak memanfaatkan ANC
(Antenatal Care) pada pelayanan kesehatan.Disamping faktor geografis maupun
ekonomi, pengetahuan ibu yang rendah berkaitan dengan kehamilannya menjadi
masalah tersendiri bagi para tenaga medis dalam 3 memberikan pelayanan yang
menjadi kurang sempurna. Rendahnya kunjungan pada ANC dapat meningkatkan
komplikasi maternal dan neonatal serta kematian ibu dan anak karena adanya
kehamilan beresiko tinggi yang tidak segera ditangani (Wulandari, 2016). Selain
penyebab di atas, ada faktor-faktor yang mengakibatkan tinggi angka kematian
yaitu 3 Terlambat dan 4 Terlalu. 3 Terlambat adalah Terlambat mengenali tanda
bahaya dan mengambil keputusan mencari pertolongan, Terlambat mencari
fasilitas pelayanan kesehatan dan Terlambat memperoleh pertolongan yang
memadai. Sedangkan 4 Terlalu adalah muda (35 Tahun), Terlalu
sering melahirkan dan Terlalu dekat jarak kehamilan.Selain itu, rendahnya
aksebilitas atau cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan juga menjadi faktor
tingginya angka kematian ibu (Detik Health com, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) mengenai status kesehatan
nasional pada capaian target Sustainable Development Goals (SDGs) menyatakan
secara global sekitar 830 wanita meninggal setiap hari karena komplikasi selama
kehamilan dan persalinan, dengan tingkat AKI sebanyak 216 per 100.000
kelahiran hidup.Sebanyak 99 persen kematian ibu akibat masalah kehamilan,
persalinan atau kelahiran terjadi di negaranegara berkembang. Rasio AKI masih
dirasa cukup tinggi sebagaimana ditargetkan menjadi 70 per 100.000 kelahiran
3

hidup pada tahun 2030 (WHO, 2017).


Angka Kematian Ibu di Indonesia tercatat 305 per 100.000 kelahiran hidup.
Dilaporkan bahwa tahun 2016 sebanyak 400.000 ibu meninggal setiap bulannya,
dan 15 ibu meninggal setiap harinya dengan penyebab kematian tertinggi
32%
disebabkan oleh perdarahan, 26% disebabkan hipertensi yang menyebabkan
terjadinya kejang, keracunan kehamilan hingga menyebabkan kematian pada ibu.
Penyebab lain yang menyertai seperti faktor hormonal, kardiovaskuler dan
infeksi (Widiarini, 2017).
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan keperawatan pada Ny. F Dengan Diagnosa Medis
G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan di RSUD dr. Doris Sylvanus
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan Asuhan pada Ny. F
Dengan Diagnosa Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan di
RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2 Tujuan Khusus
1.3.2.1 Mahasiswa Ners mampu melakukan Pengkajian Asuhan Keperawatan
pada Ny. F Dengan Diagnosa Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan
Kebidanan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2.2 Mahasiswa Ners mampu merumuskan Diagnosa Keperawatan pada Ny. F
Dengan Diagnosa Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan
di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2.3 Mahasiswa Ners mampu menentukan dan menyusun Intervensi pada Ny. F
Dengan Diagnosa Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan
di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
1.3.2.4 Mahasiswa Ners mampu melaksanakan Implementasi Keperawatan pada
Ny. F Dengan Diagnosa Medis G2P1A0 di Ruang Klinik Kandungan
Kebidanan di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya
4

1.3.2.5 Mahasiswa Ners mampu melakukan Evaluasi Keperawatan pada Ny.F


Dengan Diagnosa Medis G2PA0 di Ruang Klinik Kandungan Kebidanan
di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi
Profesi Ners Keperawatan STIKES Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada Ny. Dengan Diagnosa Medis
dan bisa melakukan perawatan di rumah secara mandiri
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang Diagnosa Medis dan Asuhan
Keperawatannya.
1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit
Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan kepada pasien dengan Diagnosa
Medis melalui Asuhan Keperawatan yang dilaksanakan secara
komprehensif.
1.4.3.3 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Definisi
Kehamilan adalah suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum (sel telur)
dan spermatozoa (sperma) terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot
kemudian bernidasi (penanaman) pada uterus dan pembentukan plasenta
dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm)
(Adhiyasasti, 2023)
Kehamilan dibagi dalam 3 periode triwulan/trimester . Pada
trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi dan belangsung dalam 13
minggu, pada trimester kedua dimulai dari minggu ke-14 (minggu ke-14
sampai ke-27), pada trimester ketiga dari minggu ke-13 (minggu ke-28
sampai ke-40) (Afiatunnisa, 2023)
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan di lanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Hatijar, 2020)
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Ningsih, 2022).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dan
ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan implantasi hingga lahirnya bayi
yang lamanya berkisar 40 minggu. Menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, Kehamilan merupakan sebagai fertilisasi atau penyatuan
dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Apabila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari haid pertama haid terakhir.

5
6

2.1.2 Anatomi Fisiologi


Kehamilan akan mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap
seluruh sistem tubuh yang cukup mendasar. Tentunya perubahan ini akan
menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
Setelah bayi lahir, perubahan-perubahan tersebut akan kembali ke
keadaan semula secara perlahan. Pada dasarnya, perubahan sistem tubuh
wanita hamil terjadi karena pengaruh berbagai hormon. Berikut ini
diuraikan tentang organ-organ yang mengalami perubahan selama
kehamilan, sebagai berikut: (Hatijar, 2020)
2.1.2.1 Uterus
Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 32x25x20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc, uterus akan mengalami kenaikan berat
yang pada awalnya 30 gram akan menjadi 1000 gram dalam 40 minggu.
Perubahan pada bentuk dan konsistensi rahim, pada bulan pertama rahim seperti
buah alpukat dan pada bulan ke lima rahim teraba seperti berisi ketuban, dan
posisi rahim dalam kehamilan pada permulaan kehamilan dalam posisi
antefleksi atau retrofleksi, pada kehamilan bulan ke-4 rahim tetap berada dalam
rongga pelvis, setelah itu mulai memasuki rongga perut yang dalam
pembesarannya dapat mencapai batas hati, pada ibu hamil rahim biasanya
mengisi rongga abdomen kanan atau kiri .
Pada saat rahim membesar akibat hioertropi dan hiperplasi otot rahim,
serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik dan endometrium menjadi
desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table
berikut ini .
7

Tabel 1.1
Penembahan Ukuran TFU Pertiga Jari

Usia Kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 minggu 3 jari diatas simfisis
16 minggu Pertengahan pusat-simfisis
20 minggu 3 jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu 3 jari diatas pusat
32 minggu Pertengahan pusat-presesus
xipoideus (px)
36 minggu 3 jari di bawah prosesus
xipoideus (px)
40 minggu Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)

Gambar 1.1
Pemeriksaan Fundus Uteri untuk Menentukan Umur
Kehamilan (Apriliani H , 2020)
2.1.2.2 Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga
ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemuka di ovarium. Folikel ini akan
berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan
8

setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesteron dalam jumlah yang
relative minimal.
Relaksin, suatu hormon protein yang mempunyai struktur mirip dengan
insulin dan insulin like grow factor I & II, disekresikan oleh korpus luteum,
desidua, plasenta dan hati.aksi biologi utamanya adalah dalam proses
remodeling jaringan ikat pada saluran reproduksi, yang kemudian
mengakomodasi kehamilan dan keberhasilan proses persalinan. Perannya
belum diketahui secara menyeluruh, tetapi diketahui mempunyai efek pada
perubbahan struktur biokimia serviks dan kontraksi miometrium yang akan
berimplikasi pada kehamilan preterm.
2.1.2.3 Vagina dan perineum
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hiperemia terlihat pada
kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga vagina akan terlihat
berwarna keunguan yang dikenal dengan tanda chadwick. Perubahan ini
meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan
hipertropi dari sel-sel otot polos.
Dinding vagina mengalami banyak perubahan merupakan persiapan untuk
mengalami peregangan pada waktu persalinan dengan meningkatnya
ketebalan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi sel
otot polos. Perubahan ini mengakibatkan bertambah panjangnya dinding
vagina.. Papilla mukosa juga mengalami hipertrofi dengan gambaran seperti
paku sepatu. Peningkatan volume sekresi vagina juga terjadi, dimana
sekresi akan berwarna keputihan, menebal dan pH antara 3,5-6 yang
merupakan hasil dari peningkatan produksi asam laktat glikogen yang
dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari lactobacillus acidophilus.
2.1.2.4 Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusan dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain
striae kemerahan itu seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau
yang merupakan sikatrik dan striae sebelumnya.
9

Pada banyak perempuan kulit garis pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan yang disebut dengan linea nigra. Kadang
akan muncul dengan ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang
disebut dengan chloasma atau melisma gravidarum selain itu, pada areola
dan daerah genital juga akan terlihat pigmentasi yang berlebihan, namun
biasanya akan hilang atau sangat jauh berkurang setelah persalinan.
Perubahan ini dihasilkan dari cadangan melanin pada daerah epidermal dan
dermal yang penyebab pastinya belum diketahui. Adanya peningkatan kadar
serum melanocyte stimulating hormone pada akhir bulan kedua masih
sangat diragukan sebagai penyebabnya. Estrogen dan progesteron diketahui
mempunyai peran dalam melanogenesis dan diduga bisa menjadi faktor
pendorongnya
2.1.2.5 Payudara/mammae
Perubahan pada ibu hamil yaitu mamae akan membesar dan tegang akibat
hormone somatomamotropin, estrogen, dan progesterone, akan tetapi belum
mengeluarkan ASI. Estrogen menimbulkan hipertropi system saluran,
sedangkan progesterone menambah sel-sel asinus pada mammae.
Somatomamotropin mempengaruhi pertumbuhan sel-sel asinus pula dan
menimbulkan perubahan dalam sel-sel sehingga terjadi pembuatan kasein,
laktalbumun dan laktoglobulin. Dengan demikian mammae dipersiapkan
untuk laktasi. Disamping itu dibawah pengaruh progesterone dan
somatomamotropin terbentuk lemak sekitar alveolua-alveolus, sehingga
mammae menjadi lebih besar. Papilla mammae akan membesar, lebih
tegang dan tambah lebih hitam, seperti seluruh areola mammae karena
hiperpigmentasi. Hipertropi kelenjar sebasea (lemak) yang muncul di areola
primer dan disebut tuberkelmontgomery. Glandula montgomeri tampak
lebih jelas menonjol dipermukaan areola mammae.
Rasa penuh, peningkatan sensitivitas, rasa geli, dan rasa berat di payudara
mulai timbul sejak minggu keenam gestasi. Perubahan payudara ini adalah
tanda mungkin hamil. Sensitivitas payudara bervariasi dari rasa geli ringan
sampai nyeri tajam. Peningkatan ini suplai darah membuat pembuluh darah
dibawah kulit berdilatasi. Pembuluh darah yang sebelumnya tidak terlihat,
10

sekarang terlihat, seringkali tampak sebagai jaringan biru dibawah


permukaan kulit. Kongesti vena di payudara lebih jelas terlihat pada
primigravida. Striae dapat terlihat dibagian luar payudara.
2.1.2.6 Perubahan sirkulas darah.
Peredaran darah ibu dipengaruhi beberapa faktor, antara lain:
2.1.2.6.1 Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi
kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam Rahim.
2.1.2.6.2 Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi
retroplasenter
2.1.2.6.3 Pengaruh hormone esterogen dan progesterone makin meningkat
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah:
1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat dan jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi pengenceran darah (hemodelusi),
dengan puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Serum darah (volume
darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar
20%. Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya
hemodelusi darah mulai tampak sekitar usia kehamilan 16 minggu, sehingga
penderita penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali.
Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan
sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasi kordis. Pada postpartum,
terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ke-3 sampai ke-5 .(Ningsih ,
2022)
2) Sel darah
Sel darah merah akan semakin meningkat jumlahnya untuk dapat
mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah
tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi
hemodelusi yang disertai anemia fisiologis. Jumlah sel darah putih
meningkat hingga mencapai 10.000/ml. dengan hemodelusi dan anemia
fisiologis maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapai 4 kali
dari angka normal.
11

3) Sistem respirasi
Pada kehamilan, terjadi juga system respirasi untuk memenuhi kebutuhan
O2. Disamping itu, terjadi desakan diafragma karena dorongan Rahim yang
membesar pada usia kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya
desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan 33
bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari pada biasnya (Manuaba, 2011)
2.1.3 Etiologi
Menurut Manuaba (2011) dalam afiatunnisa, 2023) proses kehamilan
akan terjadi jika terdapat 5 aspek, yaitu :
a. Ovum (sel telur)
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun,
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovulasi .Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur dari
indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur Pelepasan telur (ovum) hanya terjadi satu kali
setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal 28 hari.
b. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti kecebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan ekor),
ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi sehingga dapat
bergerak cepat). Pada saat berhubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc
sperma yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.

c. Konsepsi
Konsepsi adalah suatu peristiwa pertemuan pertemuan inti ovum dengan inti
sperma disebut konsepsi atau fertilisasi dan membentuk zigot. proses
12

konsepsi dapat berlangsung seperti berikut :


1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh korona
radiata yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah sitoplasma
yang disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang dan nutrisi yang
dialirkan kedalam vitelus akan melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling luas yang
dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang mempunyai silia.
Ovum mempunyai hidup terlama di dalam ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam. Sperma
menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan kekuatan sendiri.
Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi yaitu pelepasan lipoprotein
dari sperma sehingga mampu mengadakan fertilisasi. Sperma
melanjutkan perjalanan menuju tuba falopi. Sperma hidup selama tiga
hari di dalam genetalia interna. Sperma akan mengelilingi ovum yang
telah siap dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida
dengan proses hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki ovum.
Setelah kepala sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas dan
tertinggal diluar. Inti ovum dan inti sperma bertemu dengan membentuk
zigot.
13

d. Nidasi atau Implantasi


Nidasi adalah masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan
kembali pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di dalam
morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut blastula.
Sementara itu pada fase sekresi, endometrium semakin tebal dan semakin
banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel trofoblas
merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi enzimatik
proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam endometrium. Proses
penanaman blastula terjadi pada hari ke 6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada
saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium , mungkin terjadi
perdarahan yang disebut tanda hartman.

e. Plasentasi
Plasenta adalah organ vital untuk promosi dan perawatan kehamilan dan
perkembangan janin normal. Hal ini diuraikan oleh jaringan janin dan ibu
untuk dijadikan instrumen transfer nutrisi penting (Afodun et al , 2015).
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah
nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia
plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi (Saifuddin,
2010:145). Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16 minggu.
Plasenta dewasa/lengkap yang normal memiliki karakteristik berikut:
1) Bentuk budar /oval
2) Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3) Berat rata-rata 500-600 gr.
14

4) Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di


tengah/sentralis, disamping/lateralis, atau tepi ujung tepi/marginalis.
5) Di sisi ibu, tampak daerah-daerah yang agak menonjol (katiledon) yang
diliputi selaput tipis desidua basialis.
6) Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh korion)
menuju tali pusat. Korion diliputi oleh amnion.
7) Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu) meningkat
sampai 600-700 cc/ menit (aterm) (Ningsih, 2022)

2.1.4 Klasifikasi
Kehamilan dibagi menjadi dua yaitu, kehamilan menurut lamanya dan dari
tuannya kehamilan.(Adhiastati, 2023)
Kehamilan yang di klasifikasikan dari lamanya, yaitu :
1) Kehamilan premature, yaitu kehamilan antara 28-36 minggu
2) Kehamilan mature, yaitu kehamilan antara 37-42 minggu
3) Kehamilan postmature, yaitu kehamilan lebih dari 43 minggu.
Menurut Widatiningsih dan Dwi (2017) kehamilan yang ditinjau
berdasarkan dari tuannya kehamilan, diklasifikasikan dalam 3 trimester, yaitu :
1) Kehamilan trimester I, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0- 12 minggu).
Pada trimester pertama, ada tiga periode penting pertumbuhan mulai dari
periode germinal sampai periode terbentuknya janin.
a. Periode germinal (minggu 0-3). Proses pembuahan telur oleh sperma
yang terjadi pada minggu ke-2 dari hari pertama menstruasi terakhir.
Telur yang sudah dibuahi sperma bergerak dari tuba fallopi dan
menempel ke dinding uerus (endometrium).
b. Periode embrionik (minggu 3-8). Proses dimana sistem saraf pusat,
organ-organ utama dan struktur anatomi mulai terbentuk seperti mata,
15

mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai memproduksi sel
darah. Janin mulai berubah dari blastostosit menjadi embrio berukuran
1,3 cm dengan kepala yang besar.
c. Periode fetus (minggu 9-12). Periode di mana semua organ penting terus
bertumbuh dengan cepat dan saling berkaitan dan aktivitas otak sangat
tinggi.
2) Kehamilan trimester II, dimulai dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27
minggu). Pada trimester kedua terjadi peningkatan perkembangan janin.
Pada minggu ke-18 ibu hamil sudah bisa melakukan pemeriksaan dengan
ultrasonografi (USG) untuk mengecek kesempurnaan janin, posisi plasenta
dan kemungkinan bayi kembar. Pada minggu ke-20 sampai ke-21 jaringan
kuku, kulit, serta rambut berkembang dan mengeras. Indra penglihatan dan
pendengaran janin mulai berfungsi. Kelopak mata sudah dapat membuka
dan menutup. Janin (fetus) mulai tampak sebagai sosok manusia dengan
panjang 30 cm.
3) Kehamilan trimester III, dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).
Pada trimester ketiga semua organ janin tumbuh dengan sempurna. Janin
menunjukkan aktivitas motorik yang terkoordinasi seperti menendang atau
menonjok, serta dia sudah memiliki periode tidur dan bangun. Masa
tidurnya jauh lebih lama dibandingkan masa bangun. Paru-paru berkembang
pesat menjadi sempurna. Pada bulan ke-9, janin mengambil posisi kepala di
bawah dan siap untuk dilahirkan. Berat bayi lahir berkisar antara 3-3,5 kg
dengan panjang 50 cm. (Kamariyan dkk, 2014).
Tabel 1.2
Pertumbuhan dan Perkembangan Janin

Usia Kehamilan Panjang Janin Ciri Khas


Organogenesis
4 minggu 7,5-10 cm Rudimeter : hidung,
telinga dan mata
8 minggu 2,5 cm Kepala fleksi ke
dada, hidung,
kuping dan jari
terbentuk
16

9 cm Kuping lebih jelas,


12 minggu

kelopak mata
terbentuk, genetalia
eksterna terbentuk
Usia Fetus
16 minggu 16-18 cm Genetal jelas
terbentuk, kulit
merah tipis, uterus
telah penuh, desidua
parietalis dan
kapsularis
20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan
rambut lanugo
24 minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas,
alis dan bulu tampak
Masa Parietal
35 cm Berat badan 1000
28 minggu gram,
menyempurnakan
Janin
50-55 cm Bayi cukup bulan,
40 minggu kulit berambut
dengan baik, kulit
kepala tumbuh baik,
pusat penulangan
pada tibia proksimal
17

2.1.5 Patofisiologi (WOC)


Ketika seorang perempuan melakukan hubungan seksual dengan seorang
lakilaki maka bisa jadi perempuan tersebut akan hamil (terjadinya
kehamilan). Kehamilan terjadi ketika sel sperma yang masuk ke dalam rahim
seorang perempuan membuahi sel telur yang telah matang. Seorang laki-laki rata-
rata mengeluarkan air mani sebanyak 3 cc, dan setiap 1 cc air mani yang normal
akan mengandung sekitar 100 juta hingga 120 juta buah sel sperma. Setelah air
mani ini terpancar (ejakulasi) ke dalam pangkal saluran kelamin istri, jutaan sel
sperma ini akan berlarian melintasi rongga rahim, saling berebut untuk mencapai
sel telur matang yang ada pada saluran tuba di seberang rahim. (kusmiyati, yuni,
dkk.2009).
Pada saat ovulasi, lapisan lendir di dalam serviks (leher rahim) menjadi
lebih cair, sehingga sperma mudah menembus ke dalam rahim.Sperma
bergerak dari vagina sampai ke ujung tuba falopi yang berbentuk corong dalam
waktu 5 menit.Sel yang melapisi tuba falopii mempermudah terjadinya
pembuahan dan pembentukan zigot (sel telur yang telah dibuahi). Jika
perempuan tersebut berada dalam masa subur, atau dengan kata lain terdapat
sel telur yang matang, maka terjadilah pembuahan. Pada proses pembuahan,
hanya bagian kepala sperma yang menembus sel telur dan bersatu dengan inti sel
telur. Bagian ekor yang merupakan alat gerak sperma akan melepaskan diri. Sel
telur yang telah dibuahi akan mengalami pengerasan bagian luarnya. Ini
menyebabkan sel telur hanya dapat dibuahi oleh satu sperma.
18

WOC
Perubahan pada ibu hamil

Fisiologis kehamilan

B1 B2 B3 B4 B5 B6
BREATHING BLOOD BRAIN BLADDER BOWEL BONE

Tidak ada
Desakan uterus ke diafragma Tidak ada Hamil Trimester III Penekanan Gangguan
vesikaurinaria adaptasi
kehamilan Perubahan
Rongga dada sempit
hormonal
Perubahan Kadar Hornon
Progesteren
Tonus otot
Peningkatan frekuensi BAK
Ventilasi meningkat menurun
MK :Ganggua
n Rasa
Rangsangan Nyeri
MK : Nyaman
pernapsanmeningkat HCL lambung
Gangguan
Eliminasi Urin
Napas pendekdan dangkal Mual dan
muntah
MK : Nyeri
MK: Pola Akut
Nafas tidak MK : Resiko
efektif Defisit Nutrisi
19

2.1.6 Manifestasi Klinis


Tanda-tanda kehamilan terdiri atas tanda tidak pasti, tanda kemungkinan
kehamilan, dan tanda pasti kehamilan.(Hatijar, 2020)
2.1.4.1 Tanda Tidak Pasti (Presumtive Sign)
Tanda tidak pasti adalah perubahan–perubahan fisiologis yang dapat
dikenali dan yang dirasakan oleh wanita hamil.
a. Amenorea
Gejala ini sangat penting karena umunya pada saat hamil tidak haid lagi.
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan folikel de
graaf dan ovulasi sehingga menstruasi tidak terjadi. Lamanya amenore dapat
dipastikan dengan hari pertama haid terakhir (HPHT) dan digunakan untuk
memperkirakan usia kehamilan dan taksiran persalinan. Tetapi amenorea
dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu, tumor pituitary, perubahan
dan faktor lingkungan, malnutrisi dan biasanya gangguan emosional seperti
ketakutan akan kehamilan.
HPHT adalah Hari Pertama Haid Terakhir seorang wanita sebelum hamil,
HPHT yang tepat adalah tanggal dimana ibu baru mengeluarkan darah
menstruasi dengan frekuensi dan lama seperti menstruasi biasa. HPHT dapat
digunakan sebagai perhitungan taksiran persalinan. Tanggal perkiraan
persalinan atau Estimated Date Confinement (EDC) atau bisa digunakan
istilah Estimated Date Delivery (EDD) dapat diperkirakan menggunakan
teori Neagle, yaitu:
1) Bila HPHT antara bulan Januari sampai Maret (Hari + 7) (Bulan + 9) =
Tafsiran Persalinan
2) Bila HPHT antara bulan April sampai Desember (Hari + 7) (Bulan – 3)
(Tahun + 1) = Tafsiran Persalinan
b. Mual dan Muntah (nausea dan emesis)
Pengaruh estrogen dan progesterone terjadi pengeluaran asam lambung
yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah yang terjadi terutama pada
pagi hari yang disebut morning sickness. Dalam batas tertentu hal ini masih
fisiologis tetapi bila terlampau sering dapat menyebabkan gangguan
kesehatan yang disebut dengan hyperemesis gravidarum.
20

c. Mengidam
Ngidam Wanita hamil sering menginginkan sesuatu makanan tertentu,
keinginan yang demikian disebut ngidam. mengidam sering terjadi pada
bulan-bulan pertama kehamilan dan akan menghilang dengan makin tuanya
kehamilan
d. Pingsan (Syncope)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala menyebabkan iskemia
susunan saraf pusat dan menimbulkan syncope atau pingsan. Hal ini sering
terjadi terutama jika berada pada tempat yang ramai, biasanya akan hilang
setelah 16 minggu.
e. Kelelahan
Sering terjadi pada trimester pertama akibat dari penurunan kecepatan basal
metabolisme pada kehamilan yang akan meningkat seiring pertambahan
usia kehamilan akibat aktivitas metabolisme hasil konsepsi.
f. Payudara tegang dan membesar
Estrogen meningkat perkembangan sistem duktus pada payudara, sedangkan
progesteron menstimulasi perkembangan sistem alveolar payudara.
Menimbulkan pembesaran payudara, perasaan tegang dan nyeri selama 2
bulan pertama kehamilan lebih dari 16 minggu.
g. Konstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltic usus (tonus otot
menurun) sehingga kesulitan untuk BAB.
h. Sering Buang Air Kecil (BAK)
Desakan rahim ke depan menyebabkan kandung kemih cepat terasa penuh
dan sering miksi. Frekuensi kencing yang sering terjadi pada trimester
pertama akibat desakan uterus terhadap kandung kemih. Pada trimester
kedua umumnya keluhan ini akan berkurang karena uterus yang membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester, gejala bisa timbul karena
janin mulai masuk ke rongga panggul dan menekan kembali kandung kemih.
21

i. Pigmentasi Kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu. Terjadi akibat
pengaruh hormone kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan
kulit. Pigmentasi ini meliputi tempat – tempat berikut ini :
1) Sekitar pipi terdapat cloasma gravidarum (penghitam pada daerah dahi,
hidung, pipi dan leher).
2) Sekitar leher tampak lebih hitam.
3) Dinding perut tampak striae lividae/gravidarum (terdapat pada seorang
primigravida, warnanya membiru), linea alba, linea nigra.
4) Hiperpigmentasi areola mamae sehingga terbentuk areola sekunder.
Pigmentasi areola ini berbeda pada tiap wanita, ada yang merah muda
pada wanita kulit putih, coklat tua pada wanita kulit coklat dan hitam
pada wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montogomeri menonjol dan
pembuluhdarah menifes sekitar payudara
5) Sekitar pantat dan paha atas terdapat striae akibat pembesaran bagian
tersebut.
j. Epulis
Hipertrofi papilla gingivae atau gusi, sering terjadi pada triwulan pertama.
k. Varises atau Penampakan Pembuluh Darah Vena
Terjadi karena pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pelebaran
pembuluh darah terutama bagi wanita yang mempunyai bakat. Varises dapat
terjadi di sekitar genetalia eksterna, kaki dan betis serta payudara.
2.1.4.2 Tanda Kemungkinan Hamil (Probability Sign)
Tanda kemungkinan adalah perubahan – perubahan fisiologis yang dapat
diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan pemeriksaan fisik kepada
wanita hamil.
a. Abdomen membesar terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi
pada bulan keempat kehamilan.
b. Tanda hegar, konsistensi rahum dalam kehamilan berubah menjadi lunak
dan dapat ditekannya ismus uteri. Pada minggu pertama ismus uteri
mengalami hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan
22

pertama mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak.


Sehingga kalau kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan
satunya pada dinding perut di atas simpisis, maka ismus ini tidak teraba
seolah-olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.
c. Tanda goodell sign, tanda terjadinya perlunakan serviks. Pada wanita
yang tidak hamil serviks seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita
hamil melunak seperti bibir.
d. Tanda piscaceck, uterus mengalami pembesaran asimetris akibat
implantasi pada satu area kornu. Terjadi pada minggu ke-8 hingga ke-10.
e. Tanda chadwicks, hipervaskularisasi mengakibatkan perubahan warna
vulva dan mukosa vagina menjadi merah agak kebiru-biruan atau ungu,
pada warna porsio tampak livide yang disebabkan oleh pengaruh hormon
estrogen.
f. Kontraksi braxton hicks, merupakan peregangan sel-sel otot uterus akibat
meningkatnya actomysin di dalam otot uterus. Kontraksi ini tidak
beritmik, sporadic, tidak nyeri dan biasanya timbul pada kehamilan
minggu ke-8.
Pada saat palpasi atau pemeriksaan fisik dalam uterus yang tadinya lunak
akan menjadi keras karena berkontraksi, tanda ini khas pada uterus dalam
masa kehamilan. Pada trimester ketiga baru dapat diamati dari
pemeriksaan abdominal, kontraksi ini akan terus meningkat frekuensinya.
Lamanya dan kekuatannya sampai mendekati persalinan.
g. Teraba Ballotement Hal ini harus ada dalam pemeriksaan kehamilan
karena perabaan seperti bentuk janin saja tidak cukup karena dapat saja
merupakan mioma uteri
h. Pemeriksaan tes biologi kehamilan positif (Planotest), pemeriksaan ini
adalah untuk mendeteksi adanya Human Corionic Gonadotropin (HCG)
yang di produksi oleh sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon
ini disekresi di peredaran darah (pada plasma darah) dan diekskresi oleh
urine ibu. Human Corionic Gonadotropin pada kehamilan muda adalah
air kencing pertama pada pagi hari. Hormone ini dapat dideteksi pada 26
23

hari setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30 – 60


usia getasi dan menurun pada hari ke 100 – 130.
2.1.4.3 Tanda Pasti Keahamilan (Positive Sign)
Tanda pasti kehamilan adalah tanda-tanda yang menunjukkan langsung
keberadaan janin yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.
a. Terasa adanya gerakan janin dalam rahim, gerakan janin ini dapat teraba
dengan jelas oleh pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada
usia kehamilan sekitar 20 minggu.
b. Denyut Jantung Janin, dapat didengar pada usia 12 minggu dengan
menggunakan alat Fetal Elektrocardiograf (misalnya dopler). Dengan
menggunakan stetoskop laenecc, DJJ baru dapat didengar pada usia
kehamilan 18 – 20 minggu.
c. Teraba bagian-bagian janin, yaitu bagian besar janin (kepala dan bokong)
serta bagian kecil janin yaitu (lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas
pada usia kehamilan trimester akhir. Bagian janin ini dapat dilihat dengan
sempurna menggunakan USG.
d. Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan dengan foto rontgen maupun
USG.
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi merupakan tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang
terjadi selama kehamilan atau selama periode antenatal. Berikut ini merupakan
beberapa tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode antenatall yang perlu
diperhatikan oleh ibu hamil, yaitu : (Afiatunnisa, 2023)
2.1.7.1 Perdarahan
Pada awal kehamilan, pendarahan yang tidak normal adalah darah yang
berwarna merah, pendarahan banyak atau pendarahan denga nyeri .Apabila
terjadi adanya pengeluaran darah pada trimester awal kehamilan, maka
dapat dicurigakan mengalami keguguran atau abortus. Selain itu,
pendarahan pervagina dapat menandakan adanya kehamilan diluar rahim
atau kehamilan anggur (mola hidatidosa)
24

2.1.7.2 Preeklamsia dan Eklamsia


Preeklamsia pada kehamilan yaitu di jumpai tekanan darah 140/90 mmHg
pada kehamilan usia 20 minggu. Eklamsia terjadi jika ditemukan gejala
seperti kejang pada penderita preeklamsia yang disertai dengan koma.
preeklamsia digolongkan menjadi preeklamsia ringan dan preeklamsia berat,
dengan gejala (Adhiyastati, 2023)
a)
Preeklamsia ringan
 Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30mmHg dengan interval 6
jam permeriksaan
 Tekanan darah diastolik 90 atau 15 mmHg.
 Berat badan ibu meningkat lebih dari 1 kg setiap minggu
 Nyeri kepala sementara, tidak ada gangguan penglihatan dan tidak ada
nyeri pada uluh hati.
b)
Preeklamsia berat
Apabila pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu ditemukan satu atau
lebih tanda dan gejala, sebagai berikut :
 Tekanan darah lebih dari 160/110 mmHg
 Oliguria, urin kurang dari 400cc/24 jam
 Terdapat gangguan pada visus dan serebral
 Edema paru dan sianosis
 Koma
2.1.7.3 Nyeri hebat di daerah abdomen
Nyeri abdomen yang menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan
jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat.
Keadaan ini bisa berarti appendiksitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit
radang pelviks, persalinan pretrem, gastritis, penyakitk kantong empedu,
iritasi uterus, abrupsi placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
2.1.7.4 Muntah yang berlebihan selama kehamilan
Perasaan mual ini terjadi akibat peningkatan kadar hromon estrogen dan
HCG dalam serum. Pada Ibu hamil yang mengalami mual dan muntah
berlebihan (>7x dalam sehari) maka disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Keadaan yang disertai dengan kondisi ibu yang lemah, tidak selera makan,
25

penurunan berat badan, dan nyeri uluh hati kemungkinan suatu tanda ibu
hamil mengalami penyakit berat.
2.1.7.5 Gerakan janin tidak ada atau janin kurang bergerak
Gerakan janin dapat dirasakan mulai pada usia kehamilan 14-16 minggu,
gerakan yang awal terasa seperti getaran, lama-kelamaan semakin terasa
tendangan atau sikutan. Ketika keadaan tidur maka gerakan bayi akan
melemah. Selain kekurangan oksigen pada bayi di dalam kandungan dapat
menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi. Bayi bergerak minimal 3
kali dalam 1 jam jika berbaring atau sedang beristirahat. Teknin cara
menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara memasukkan satu koin
dalam kaleng setipa kali janun terasa bergerak.
2.1.7.6 Demam.
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya
infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI (2012) penyebab kematian ibu
karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain dengan istirahat
baring, minum banyak dan mengompres untuk menurunkan suhu (Saifuddin,
2012). Demam dapat disebabkan oleh infeksi dalam kehamilan yaitu
masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang
kemudian menyebabkan timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada
infeksi berat dapat terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi
dapat terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes,
2013)
2.1.7.7 Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala terjadi pada saat kehamilan merupakan suatu ketidaknyamanan
yang wajar. Keadaan ini bisa terjadi selama kehamilan karena Ibu hamil
mengalami anemia atau kekurangan darah. Ketika hal ini terjadi, maka
diharapkan untuk Ibu hamil meningkatkan asupan makanan yang banyak
mengandung zat besi seperti daging sapi, hati, buat, dan sayuran hijau. Serta
dapat dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin. Namun, ketika
sakit kepala dirasakan semakin berat seperti ditusuk-tusuk dan berat
dibagian belakang kepala serta diikuti dengan penglihatan yang kabur,
26

bengkak pada tangan dan wajah, nyeri uluh hati, serta tekanan darah tinggi
maka keadaan Ibu hamil dapat diwaspadakan karena kumpulan gejala
menandakan preeklamsia. Maka untuk Ibu hamil dapat segera untuk
menghubungi dokter atau menuju pusat pelayan kesehatan.
2.1.7.8 Bengkak pada muka dan tangan
Bengkak dapat menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka
dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan ditandai dengan keluhan isik
yang lain. Maka hal ini bisa pertanda anemia, gagal ginjal atau preeklampsia.
2.1.7.9 Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-
tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan karena
berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri,
namun bisa juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga dapat
mengakibatkan persalinan preterm dan infeksi pada bayi. Cairan ketuban
yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak berbau pesing.
2.1.7.10 Selaput kelopak mata pucat
Pada ibu hamil yang mengalami kelopak mata yang menonjol, jemari
gemetaran, sering berdebar-debar, dan panas dan mengalami banyak
keringat, serta tampak membengkak di batang leher bagian depan
merupakan gejala ibu hamil yang mengalami anemia. Anemia sering terjadi
pada Ibu hamil karena volume darah meningkat 50% selama kehamilan.
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang
2.1.8.1 Pemeriksaan darahHatijar, (2020)
a)
Haemoglobin
Pemeriksaan dan pengawasan Haemoglobin (Hb) dapat dilakukan dengan
menggunakan alat Sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan Sahli dapat
digolongkan sebagai berikut : Tidak anemia jika Hb 11 gr%, anemia
ringan jika Hb 9-10 gr%, anemia sedang jika Hb 7-8 gr%, anemia berat
jika Hb <7 gr%
27

b)
Golongan darah
Golongan darah ABO adalah faktor Rhesus (Rh). Ibu dengan rhesus
negatif beresik mengalami keguguran, amniosentesis, atau trauma uterus,
harus diberi antigammaglobulin D dalam beberapa hari setelah
pemeriksaan. Jika titrasi menunjukkan peningkatan respons antibodi,
harus dilakukan pemeriksaan yang lebih sering dalam rangka
merencanakan penatalaksaan pengobatan oleh spesialis Rhesus.
.2 Pemeriksaan urin
Menurut Fraser dan Cooper urinalisis dilakukan pada setiap kunjungan
untuk memastikan tidak adanya abnormalitas. Hal lain yang dapat
ditemukan pada urinalisis rutin antara lain :
a)
Keton akibat pemecahan lemak untuk menyediakan glukosa, disebabkan
oleh kurangnya pemenuhan kebutuhan janin yang dapat terjadi akibat
muntah, hiperemesis, kelaparan, atau latihan fisik yang berlebihan.
b)
Glukosa karena peningkatan sirkulasi darah, penurunan ambang ginjal
atau penyakit.
c)
Protein akibat kontaminasi oleh leukore vagina, atau penyakit seperti
infeksi saluran perkemihan atau gangguan hipertensi pada kehamilan.
2.1.8.3 Ultrasonografi (USG)
penentuan usia kehamilan dengan USG menggunakan 3 cara: (Adiastati,
2023)
a)
Dengan mengukur diameter kantung kehamilan (GS= Gestationalsac)
untuk kehamilan 0-12 minggu.
b)
Dengan mengukur jarak kepala-bokong (GRI= Groun Rum Length)
untuk umur kehamilan 7- 14 minggu.
c)
Dengan mengukur diameter biparetal (BPD) untuk kehamilan lebih dari
12 minggu.
2.1.8.4 Non Stress Test (NST)
Pemeriksaan dilakukan untuk menilai hubungan gambaran DJJ dan aktivitas
janin. Penilaian dilakukan terhadap frekuensi dasar DJJ, variabilitas dan
timbulnya akselerasi yang menyertai gerakan janin (Marmi, 2014:190).
2.1.8.5 Kartu Skor Poedji Rochyati (terlampir)
Untuk mendeteksi risiko ibu hamil dapat menggunakan kartu Skor Poedji
28

Rochyati. Terdiri dari Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan skor 2


ditolong oleh bidan, Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan skor 6-10
ditolong oleh bidan atau dokter dan Kehamilan Risiko Sangat Tinggi
(KRST) dengan skor >12 ditolong oleh dokter).
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
2.1.9.1 TT (Tetanus Toksoid)
Imunisasi Tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
sebagai upaya pencegahan infeksi dengan vaksin yang telah dilemahkan dan
kemudian dimurnikan. Melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonaturum
yang disebabkan oleh clostridium tetani yaitu kuman yang menyerang
sistem saraf pusat dan melidungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila
terluka (Apriliani, 2020) Imunisasi TT sebanyak 5 kali (long life) mulai
dari TT1 sampai TT5.
Tabel 1.3
Selang Waktu Imunisasi TT

Antigen Interval Lama % perlindungan


perlindungan
TT 1 Pada kunjungan antenatal
Pertama
TT 2 4 minggu setelah TT 1 3 tahun 80 %
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun 95 %
TT 4 1 tahun setelah TT 3 10 tahun 99 %
TT 5 1 tahun setelah TT 4 25 tahun/ 99 %
seumur hidup
2.1.9.2 Pemberian Tablet Fe (T7)
Zat besi adalah unsur pembentukan sel darah merah dibutuhkan oleh ibu
hamil guna mencegah terjadinya anemia atau kurang darah selama
kehamilan. Pemberian tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari berturu-
turut selama 90 hari selama masa kehamilan, sebaiknya memasuki bulan
kelima kehamilan. TTD mengandung 200 mg ferro sulfat setara dengan 60
29

ml besi elemental dan 0,25 mg asam folat baik diminum dengan air jeruk
yang mengandung vitamin C untuk mempermudah penyerapan
2.2 Konsep Antenatal Care (ANC)
2.2.1 Definisi Antenatal Care (ANC)
Pemeriksaan anternatal Care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan
untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan
upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan. Antenatal care adalah
pemeriksaan kehamilan yang diberikan oleh tenaga kesehatan bagi ibu hamil
untuk mengoptimalkan kesehatan fisik maupun mental ibu hamil. Sehingga ibu
hamil mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan
kembalinya kesehatan reproduksi secara normal.(Ayun, 2021)
Menurut Walyani (2015) dalam Aghidati , 2019 asuhan antenatal care adalah
suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penangan medik
pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan
persalinan yang aman dan memuaskan.
Menurut Kemenkes RI antenatal care merupakan pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh tenaga kesehatan yang professional (dokter spesialis kandungan,
kebidanan umum, bidan dan perawat) untuk ibu hamil sesuai dengan elemen dan
standar yang telah di tetapkan. KemenkesRI, 2022
2.2.2 Tujuan Antenatal Care (ANC)
Menurut Walyani (2015) dalam (Astutik 2017) tujuan asuhan Antenatal
Care (ANC) adalah sebagai berikut:
a) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang janin
30

b) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial pada


ibu dan bayi
c) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau implikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
d) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin
e) Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
Ekslusif
f) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar
dapat tumbuh kembang secara normal.
2.2.3 Pelayanan Antenatal Care (ANC)
Menurut (Asniatin, 2018) Kemenkes R.I menetapkan standar pelayanan
ANC dalam 10 T antara lain:
1)
Timbang berat badan dan tinggi badan (T1)
Penimbangan berat badan setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi andanya gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat badan
yang kurang dari 9 kilo selama kehamilan atau kurang dari 1 kilo setiap
bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil
kurang dari 145 cm meningkatkan resiko terjadinya CPD (Cephalo Pelvic
Disproportion)
2)
Tekanan darah (T2)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal diakukan
untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg) pada
kehamilan dan preeklampsia (hipertnsi disertai oedema pada wajah dan
tungkai bawah, dan proteinuria).
3)
Nilai status gizi (ukur LILA) (T3)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga
kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko Kurang Energi
31

Kronis (KEK), disini maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan


gizi dan telah berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dimana LILA
kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan akan dapat melahirkan bayi berat
lahir rendah (BBLR).
4)
Pengukuran tinggi fundus uteri (T4)
Pengukuran tinggi fundus uteri pada setiap kali kunjungan antenatal untuk
mendeteksi pertubuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
fundus uteri tidak sesuai degan umur kehamilan, kemungkinan ada
gangguan pertumbuhan janin.
5)
Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (T5).
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dilakukan
untuk mengetahui letak janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau keapala janin belum masuk ke panggul berarti ada
kelainan letak, panggul sempit, atau ada masalah lain.
Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali
kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120x/menit atau DJJ cepat
lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat janin.
6)
Pemberian imunisasi TT (T6)
Pada Ibu hamil harus mendapat imunisasi TT, untuk mencegah terjadinya
tetanun neonatorum. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status
imunisasinya. Pemberian imunisasi TT pad ibu hamil disesuaikan dengan
status imunisasi T ibu saat ini. Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi
T2 agar mendapatkan perlindungan terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil
dengan status imunisasi T5 (TT long life) tidak prlu diberikan imunisasi TT
lagi.
7)
Pemberian tablet tambah darah (tablet Fe) (T7)
Untuk mencegah anemia zat besi, setiap ibu hamil hamil harus mendapat
tablet tambah darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet
selama kehamilan yang diberikan sejak kontak pertama.
32

8)
Tes Laboratorium (T8)
Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah
pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin
adalah pemeriksaan laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu
hamil yaitu golongan darah, hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik
daerah endemis (malaria, HIV, dll). Sementara pemeriksaan laboratorium
khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang dilakukan atas indikasi
pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal. Pemeriksaan
laboratorium dilakukan pada saat antenatal tersebut meliputi :
a)
Pemeriksaan golongan
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan
apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.
b)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (HB)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali
pada trimester I dan sekali pada trimester III. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama
kehamilannya, karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses
tumbuh kembang janin dalam kandungan. Pemeriksaan kadar
hemoglobin darah ibu hamil pada trimester II dilakukan atas indikasi
c)
Pemeriksaan protein dalam urine
Pemeriksaan protein dalam urine pada ibu hamil dilakukan pada trimester
II dan III atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
adanya protein uria pada ibu hamil. Protein uria merupakan salah satu
indikator terjadinya preeklampsi pada ibu hamil.
d)
Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada
trimester I, sekali pada trimester II dan sekali pada trimester III.
33

e)
Pemeriksaan darah malaria
Semua ibu hamil didaerah endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria dalam rangka skrining pada kunjungan pertama antenatal. Ibu
hamil di daerah non endemis malaria dilakukan pemeriksaan darah
malaria apabila ada indikasi.
f)
Pemeriksaan tes sifilis.
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan didaerah dengan resiko tinggi dan ibu
hamil yang diduga menderita sifilis. Pemeriksaan sifilis sebaiknya
dilakukan sedini mungkin pada kehamilan.
g)
Pemeriksaan HIV
Tes HIV wajib ditawarkan oleh tenaga kesehatan kesemua ibu hamil
secara inklusif dengan pemeriksaan laboratorium rutin lainnya didaerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi dan didaerah epidemi HIV rendah
penawaran tes HIV oleh tenaga kesehatan diprioritaskan pada ibu hamil
dengan IMS dan TB. Teknik penawaran ini disebut Provider Initiated
Testing And Counselling (PITC) atau tes HIV atas Inisiatif Pemberi
Pelayan Kesehatan (TIPK).
h)
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita
tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi tuberkulosis tidak
mempengaruhi kesehatan janin.
9)
Tatalaksana Kasus / penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus
ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-
kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10)
Temu Wicara/Konseling (T10)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi : kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami /
keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda bahaya pada
kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi,
asupan gizi seimbang, gejala penyakit menular dan tidak menular,
34

penawaran untuk melakukan tes HIV, inisiasi menyusui dini dan pemberian
35

ASI eksklusif, KB pasca persalinan, imunisasi, peningkatan kesehatan pada


kehamilan.

2.2.4 Pemeriksaan Obstetrik

Gambar 1.2 Palpasi Abdomen

1. Pemeriksaan Leopold I

Untuk menentukan tinggi fundus uteri, menentukan usia kehamilan,


menentukan bagian janin yang ada pada fundus uteri.
Cara: Petugas menghadap kemuka ibu, uterus dibawa ketengah, tentukan
tinggi fundus uteri dan bagian apa yang terdapat didalam fundus
Hasil: jika kepala teraba benda bulat dan keras, jika bokong teraba tidak
bulat dan lunak
36

2. Pemeriksaan Leopold II

Untuk menentukan bagian yang ada disamping uterus, menentukan letak


janin.
Cara: uterus didorong kesatu sisi sambil meraba bagian janin yang berada
disisi tersebut dengan cara yang sama pada sisi uterus yang lain
Hasil: punggung janin teraba membujur dari atas kebawah pada letak kepala.
Pada letak lintang dapat ditemukan kepala.

3. Pemeriksaan Leopold III

Untuk menentukan bagian janin yang berada di uterus bagian bawah.


Cara: tangan kanan diletakkan diatas simfisis dengan ibu jari disebelah
kanan ibu dengan empat jari lainnya disebelah kiri ibu sambil meraba
bagian bawah tersebut.
Hasil: teraba kepala/bokong/bagian kecil janin
37

4. Pemeriksaan Leopold IV

Untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah bagian janin masuk ke


dalam panggul
Hasil:
1) 5/5 jika bagian terbawah seluruh teraba diatas simpisis pubis
2) 4/5 jika sebagian terbawah janin telah masuk PAP
3) 3/5 jika sebagian telag memasuki rongga panggul
4) 2/5 jika hanya sebagian terbawa janin masih berada diatas simpisis
5) 1/5 jika hanya 1 dari 5 jari masih dapat meraba bagian bawah janin yang
berada diatas simpisis.
6) 0/5 jika bagian terbawah janin tidak teraba dari pemeriksaan luar
38

2.2.5 Cara Menghitung Berat Janin dalam Kandungan


Menghitung perkiraan berat badan janin (PBBJ) menurut cara:
dalam (Aryaneta, 2017)
2.2.5.1 Jonson:
Bila bagian terendah janin masuk pintu atas panggil:
PBBJ = (TFU-11) x 155
Bila bagian terendah janin belum masuk pintu atas panggul:
PBBJ = (TFU-12) x 155
2.2.5.2 JohnWoo:
Bila bagian terendah janin bukan kepala (bokong)
PBBJ = TFU x Lingkar Perut Ibu
2.2.6 Cara Menentukan Umur Kehamilan
Tinggi fundus dalam cm (dengan cara Mc. Donald) atau menggunakan jari-
jari tangan sesuai dengan usia kehamilan (menurut Leopold):

Tabel 1.4
Menentukan umur kehamilan dengan Leopold

Umur Kehamilan TFU Keterangan


8 minggu Belum teraba Sebesar telur bebek
12 minggu 3 jari atas simfisis Sebesar telur angsa
16 minggu ½ pusat-simfisis Sebesar kepala bayi
20 minggu 3 jari bawah pusat -
24 minggu Sepusat -
28 minggu 3 jari atas pusat -
32 minggu ½ pusat-Px -
36 minggu 1 jari dibawah Px Kepala masih berada di
atas pintu panggul
40 minggu 3 jari bawah Px Fundus uteri turun
kembali karena kepala
janin masuk ke rongga
Panggul
39

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian

1. Identitas pasien :
- Nama Nama jelas dan lengkap, nama panggilan sehari – hari agar tidak
keliru dalam memberi penanganan
- Umur Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti
kurang dari 20 tahun, alat – alat reproduksi belum matang, mental
danpsikisnya belum siap. Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan
sekali terjadi pendarahan dalam masa nifas
- Agama Untuk mengetahui keyakinan pasien untuk membimbing atau
mengarahkan pasien dalam doa
- Pendidikan Berpengaruh pada tindakan keperawatan untuk mengetahui
sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga perawat dapat memberikan
konseling sesuai pendidikannya.
- Suku atau bangsa Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari –
hari
- Pekerjaan Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya karena juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut
- Alamat Ditanya untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat obstetri
- Menarche : untuk menanyakan kapan terjadinya haid pertama kali

- Siklus : apakah siklus menstruasinya teratur atau tidak

- Banyaknya : untuk mengetahui banyaknya pengeluaran darah

- Lamanya : untuk mengetahui berapa lamanya menstruasi

- HPHT : Untuk mengetahui hari pertama haid terakhir

- TP : Untuk mengetahui tafsiran persalinan


40

b. Riwayat kehamilan , persalinan dan nifas yang lalu, untuk mengetahui


bagaimana kehamilan, persalinan dan nifas yang terdahulu apakah pernah
ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat memperkirakan adanya
kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi kehamilan
selanjutnya
c. Kehamilan sekarang : Berapa kali periksa dan dimana Pemeriksaan
sebaikny dilakukan tiap 4 minggu jika segala sesuatu normal sampai
kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan dilakukan tiap 2 minggu
dan sesudah 36 minggu tiap minggu. Gerakan janin.Umumnya gerakan
janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan
kehamilan 16 minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin
dilakukan setiap hari setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
d. Keluhan-keluhan yang lazim pada kehamilan. Imunisasi TT diberikan
sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu,
kecuali bila sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan
yang lalu atau pada calon pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali
(TT boster).Pemberian TT pada ibu hamil tidak membahayakan janin
walupun diberikan pada kehamilan muda. Pemberian vitamin, zat besi:
tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet
selama kehamilan.
e. Riwayat KB, ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB/tidak, apa
macamnya, ada keluhan/tidak, setelah persalinan rencananya ibu
menggunakan KB apa.
f. Riwayat Kesehatan yang Lalu, ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang
pernah diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti:
jantung, darah 35 tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu
menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu pernah
dirawat di rumah sakit atau tidak.
g. Riwayat Kesehatan Sekarang, ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu
sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
41

penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis,


juga apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
h. Riwayat Kesehatan Keluarga, ditanyakan mengenai latar belakang
keluarga terutama: Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu
terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis, Penyakit keluarga
yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan pembekuan darah, jiwa,
asma. Riwayat Psikososial dan Budaya, untuk mengetahui keadaan
psikologis ibu terhadap kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami
dan keluarga tentang kehamialn. Budaya ditanyakan untuk mengetahui
kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan keluarga berhubungan dengan
kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan semua yang
berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu. Pola Spiritual, untuk
mengetahui kegiatan spiritual ibu.
i. Pola aktivitas, wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya tidak
melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan
rumah tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba,
mengangkat air, dll. Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh
diteruskan. Pekerjaan yang sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih
baik dihindarkan misalnya pekerjaan di pabrik rokok, percetakan, yang
mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin dalam kandungannya
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala dan wajah: inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut (normal
rambut bersih, tidak terdapat lesi pada kulit kepala dan rambut tidak
rontok), cloasma gravidarum, keadaan sclera (normalnya sclera berwarna
putih), konjungtiva (normalnya konjungtiva berwarna merah muda, kalau
pucat berarti anemis), kebersihan gigi dan mulut (normalnya mulut dan gigi
bersih, tidak berbau, bibir merah), caries. Palpasi palpebra, odem pada
mata dan wajah; palpasi pembesaran getah bening (normalnya tidak ada
pembengkakan), JVP, kelenjar tiroid.
b. Dada: inspeksi irama napas, dengarkan bunyi nafas dan bunyi jantung,
hitung frekuensi. Payudara: pengkajian payudara pada ibu hamil meliputi
inspeksi ukuran, bentuk, warna, dan kesimetrisan dan palpasi konsisten dan
42

apakah ada nyeri tekan guna menentukan status laktasi. Normalnya putting
susu menonjol, areola berwarna kecoklatan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
bekas luka, payudara simetris dan tidak ada benjolan atau masa pada saat di
palpasi.
c. Abdomen: menginspeksi adanya striae atau tidak, adanya luka/insisi,
adanya linea atau tidak
4. Pemeriksaan leopold
a. Leopold 1 Sebelum anda melakukan leopold 1 , anjurkan ibu untuk BAK,
agar ibu merasa nyaman saat dilakukan pemeriksaan. Kemudian
posisikan ibu supine/ terlentang dengan satu bantal dibawah kepala & posisi
lutut fleksi/menekuk. Tempatkan gulungan handuk kecil dibawah
pinggang kanan atau kiri klien untuk memindahkan uterus jauh dari
pembuluh darah mayor ( untuk mencegah terjadinya sindrom hipotensi
akibat supine / terlentang). Jika menggunakan tangan kanan , berdiri
disebelah kanan klien , lihat wajah klien . leopold bertujuan untuk
mengetahui bagian janin yang terdapat pada fundus uterus ibu hamil .
jika pada saat mempalpasi anda merasa bulat , keras, mudah digerakkan ,
maka bagian itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak
melenting, maka bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian fundus itu
teraba memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian fundus itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu adalah
ekstermitas janin.
b. Leopold 2 Leopold 2 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian kanan dan kiri uterus ibu hamil. Jika pada saat
mempalpasi anda merasa bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian
itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagiam itu
adalah ekstermitas janin.
c. Leopold 3 Leopold 3 bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang
terdapat pada bagian presentasi atau bawah uterus ibu hamil. Jika pada saat
43

mempalpasi anda merasakan bulat, keras, mudah digerakkan, maka bagian


itu adalah kepala janin. Jika anda merasa lembut, agak melenting maka
bagian itu adalah bokong janin. Jika bagian kanan atau kiri teraba
memanjang dan keras maka bagian itu adalah punggung janin. Jika
bagian kanan atau kiri itu teraba bagian – bagian kecil , maka bagian itu
adalah ekstermitas janin. Jika saat anda palpasi hasilnya adalah kepala ,
maka goyangkan kepala bagian janin tersebut , apakah kepala masih
goyang atau terfiksasi. Jika kepala masih bisa digoyangkan dengan
tangan anda maka anda tidak perlu melakukan pemeriksaan leopold 4.
Namun jika saat melakukan palpasi anda merasakan bahwa kepala tidak
dapat digoyangkan maka anda lanjutkan pemeriksaan ke leopold 4.
d. Lepold 4 Lepold 4 bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kepala
masuk kedalam pintu atas panggul. Cara pemeriksaannya adalah tempatkan
jari – jari tangan anda dengan tertutup disebelah kiri dan kanan pada
segmen bahwa rahim kemudian tentukan letak dari bagian presentasi
tersebut (konvergen / divergen) e. Tentukan TFU Untuk mengetahui tinggi
fundus uteri , anda harus pastikan apakah ibu hamil sudah memasuki
trimester 2 atau 3 atau belum. Jika sudah memasuki trimester 2 atau 3 ,
maka anda harus menentukkan TFU dengan cara mengumpulkan rahim atau
uterus ibu kemudian tentukan fundus uterus. Lalu gunakan meteran/ metline
dan lakukan pengukuran dengan cara 39 mengukur fundus uterus ibu
hamil sampai simfisis pubis. Lihat berapa cm TFU ibu hamil.

2.3.2 Diagnosa Keperawatan


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan pergeseran diafragma karena
pembesara uterus (D.0005. Halaman : 26)
2. Nyeri akut berhubungan dengan perubahan jaringan mamae (D.0077
Halaman :172)
3. Gangguan Eliminasi urin berhubungan dengan penekanan vesika urinaria
(D.0040 Halalan : 96)
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan (
D.0074. Halaman : 168)
44

5. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi


tentang kehamilan (D.0111 Halaman : 246)
44

2.3.3 Intervensi Keperawatan


Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah
diketahui.
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi
Pola napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatanI Manajemen jalan napas (I.01011 Hal :
dengan pergeseran diafragma karena 1x7 jam diharapkan Pola napas dapat 187)
pembesara uterus membaik dengan kriteria hasil :
Observasi
(D.0005. Halaman : 26) 1. Keluhan klien sesak napas berkurang,
1. Monitor pola napas (frekuensi,
ringan, tidak nyeri saat melakukan
kedalaman, usaha napas)
pernapasan
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis.
2. Tak tampak sesak napas dan nyeri saat
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
melakukan pernapasan
kering)
3. Bentuk dada simetris
3. Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)
4. Gerakan dada saat bernapas simetris
Terapeutik
5. Tidak menggunakan otot bantu
1. Pertahankan kepatenan jalan napas
pernapasan
dengan head-tild dan chin-lift
6. Pola napas normal
2. Posisikan semi fowler atau fowler
3. Berikan minum hangat
45

4. Lakukan fisioterapi dada, jika perlu


5. Lakukan penghisapan lendir kurang dari
15 detik
6. Lakukan hiperoksigenasi sebelum
7. Penghisapan endotrakeal
8. Keluarkan sumbatan benda padat
dengan forsepMcGill
9. Berikan oksigen, jika perlu
1. Edukasi

1. Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari,


jika tidak kontraindikasi.

2. Ajarkan teknik batuk efektif

2. Kolaborasi

Kolaborasi pemberian bronkodilator,


ekspektoran, mukolitik, jika perlu.

Manajemen Nyeri (I.08238 Hal : 201)


46

Nyeri akut berhubungan dengan perubahan Observasi


jaringan mamae Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
(D.0077 Halaman :172) 1x7 jam diharapkan Nyeri Akut membaik kualitas, intensitas nyeri
dapat berkurang dan terkontrol dengan 2. Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil : 3. Identifikasi respon nyeri non verbal
1. Pasien melaporkan keluhan nyeri 4. Identifikasi faktor yang memperberat
berkurang dan memperingan nyeri
2. Keluhan nyeri meringis menurun 5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
3. Pasien menunjukkan sikap protektif tentang nyeri
menurun. 6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap
4. Pasien tidak tampak gelisah. respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
hidup
8. Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan
analgetik
1. Terapeutik
Berikan teknik nonfarmakologis untuk
47

mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,


hypnosis, akupresur, terapi musik,
1. biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
2. Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
2. Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgetik secara
48

tepat
5. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
3. Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Gangguan Eliminasi urin berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Eliminasi Urine (I.04152 Hal
dengan penekanan vesika urinaria 1x7 jam diharapkan eliminasi urine : 175)
(D.0040 Halaman : 96) membaik dapat dengan kriteria hasil : Observasi
1. Identifkasi tanda dan gejala retensi atau
49

1. Sensasi berkemih baik inkontinensia urine


2. Desakan berkemih menurun 2. Identifikasi faktor yang menyebabkan
3. Frekuensi BAK membaik retensi atau inkontinensia urine
3. Monitor eliminasi urine (mis.
frekuensi, konsistensi, aroma, volume, dan
warna)
Terapeutik
1. Catat waktu-waktu dan haluaran
berkemih
2. Batasi asupan cairan, jika perlu
3. Ambil sampel urine
tengah (midstream) atau kultur
Edukasi
1. Ajarkan tanda dan gejala infeksi
saluran kemih
2. Ajarkan mengukur asupan cairan dan
haluaran urine
3. Anjurkan mengambil specimen urine
50

midstream
4. Ajarkan mengenali tanda berkemih dan
waktu yang tepat untuk berkemih
5. Ajarkan terapi modalitas penguatan
otot-otot pinggul/berkemihan
6. Anjurkan minum yang cukup, jika
tidak ada kontraindikasi
7. Anjurkan mengurangi minum
menjelang tidur
Kolaborasi
8. Kolaborasi pemberian obat suposituria
uretra jika perlu

Gangguan rasa nyaman berhubungan Setelah dilakukan Tindakan keperawatan Observasi


dengan gangguan adaptasi kehamilan selama 1x7 jam, gangguan tidak nyaman
1. Monitor TTV
(D.0074. Halaman : 168) klien dapat teratasi dengan kriteria hasil :
51

1. Keluhan tidak nyaman menurun 2. Ukur Tinggi Fundus


2. Mual menurun
Terapeutik
3. Pusing menurun
1. Pertahankan postur tubuh yang benar
2. Lakukan perawatan gigi dan mulut
secara teratur
3. Jaga kuku tetap pendek dan bersih
4. Jaga kebersihan vulva dan vagina
5. Tinggikan kaki saat istirahat
6. Berikan kompres hangat dan dingin pada
punggung
7. Libatkan keluarga untuk memberikan
dukungan

Edukasi

1. Anjurkan menghindari makanan yang


banyak mengandung lemak, gas, bumbu
yang merangsang mual
52

2. Anjurkan menghindari kelelahan


3. Anjurkan menggunakan pakaian dalam
berbahan katun dan tidak ketat
4. Anjurkan latihan fisik secara teratur
5. Ajarkan tekhnik relaksasi
6. Anjurkan pemeriksaan USG
7. Anjurkan pemeriksaan kehamilan secara
teratur

Kolaborasi

1. Kolaborasi pemberian asam folat dan


Vitamin B6
8. Rujuk jika mengalami masalah atau
penyulit kehamilan

Defisit pengetahuan berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Edukasi Kesehatan (I. 12383 Halaman
kurang terpaparnya informasi tentang diharapkan terjadi peningkatan pengetahuan 65)
53

kehamilan mengenai kondisi dan penanganan yang Observasi :


(D.0111 Halaman : 246) bersangkutan 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
Kriteria Hasil : menerima informasi
1. Melaporkan pemahaman mengenai 2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat
penyakit yang dialami meningkatkan dan menurunkan
2. Menanyakan tentang pilihan terapi yang motivasi perilaku yang hidup tidak
merupakan petunjuk kesiapan belajar bersih
Terapeutik :
1. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
2. Jadwalkan pendidikan kesehatan
susuai kesepakatan
3. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi :
1. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan
2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
Ajarkan strategi yang dapat digunaka untuk
54

meningkatkan pengetahuan tentang


informasi yang belum dipahami
55

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan. Dan
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu
klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Tahap evaluasi keperawatan ini dapat menilai sejauh mana keberhasilan
yang dicapai dan seberapa besar kegagalan yang terjadi. Dari hasil evaluasi,
tenaga kesehatan dapat menilai pencapaian dari tujuan serta dari hasil evaluasi ini,
tenaga kesehatan akan menjadikan hasil evaluasi ini sebagai bahan koreksi dan
catatan untuk perbaikan tindakan yang harus dilakukan (Prabowo, 2018).
Evaluasi keperawatan disusun dengan menggunakan SOAP yang operasional,
seperti :
1. S (Subjektif) adalah ungkapan perasaan maupun keluhan yang
disampaikan pasien
2. O (Objektif) adalah pengamatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
melalui sikap ibu ketika dan setelah dilakukan tindakan keperawatan
3. A (Assesment) adalah analisa tenaga kesehatan setelah mengetahui respon
subjektif dan objektif yang dibandingkan dengan tujuan dan kriteria hasil
yang ada pada rencana keperawatan
4. P (Planning) adalah perencanaan untuk tindakan selanjutnya yang akan
dilakukan oleh tenaga keseh
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN

YAYASAN EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
Jl. Beliang No.110 Telp/Fax (0536) 3227707

FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL

Nama Mahasiswa : Lisnawatie


NIM : 20231490104040
Ruangan Praktik : Klinik Kandungan Kebidanan
Tanggal & Jam Pengkajian : 15 Januari 2023/10.00 WIB

PENGKAJIAN

I. IDENTITAS KLIEN & PENANGGUNGJAWAB

A. Identitas Klien

Nama : Ny. F
Tempat / tanggal lahir : Palangka Raya, 08 Agustus 1998
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan terakhir : Sarjana
Pekerjaan : IRT (Ibu Rumah Tangga)
Golongan Darah :A
Alamat : Jl. Brokoli IV D
Diagnosa Medis : G2P1A0
Penghasilan Per Bulan :-
Tanggal Masuk RS :-
Tanggal Pengkajian : 15 Januari 2023
Nomor Rekam Medik :-

56
57

B. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.F
Umur : 31 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen
Suku Bangsa : Dayak/Indonesia
Pendidikan terakhir : Diploma
Pekerjaan : Admin
Golongan Darah :O
Alamat : Jl. Brokoli IV D
Hubungan dengan Klien : Suami
II. STATUS KESEHATAN

1. Alasan Kunjungan / Keluhan Utama :


Ny. F mengeluh mual dan pusing, serta nyeri di bagian pinggang
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST) :
Pada hari Senin, 15 Januari 2023 jam 10.00 WIB, Ny. F dengan usia
kehamilan 30 minggu datang bersama suami ke Klinik Kandungan
Kebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka raya untuk kontrol
kehamilan. Klien mengatakan mual dan pusing serta nyeri pinggang. Hasil
pengkajian menunjukan keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
TD : 158/78 mmHg, BB 88 Kg, TB 155 cm, LILA 33, hasil palpasi FTU
dibawah pusat, presentasi kepala (preskep), punggung kanan, DJJ
150x/menit
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu / Yang Pernah Dialami :
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti Hipertensi atau
Diabetes Melitus. Klien tidak pernah dirawat dirumah sakit dan pernah di
operasi. Klien mengatakan tidak memiliki alergi makanan atau obat -
obatan.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Klien mengatakan dalam keluarga memiliki riwayat hipertensi.
58

III. RIWAYAT OBSTETRIC DAN GINEKOLOGI

Riwayat Ginekologi:
a. Riwayat Menstruasi :

Menarche : 12 tahun
Siklus : 28-30 hari (teratur)
Lamanya Haid : 4-5 hari
Banyaknya: 2-3 kali ganti pembalut
Sifat Darah (warna, bau, cair/gumpalan, dysmenorhoe) : Warna merah
kecoklatan, tidak berbau, cair.
Gangguan sewaktu menstruasi : Tidak ada
Gejala pre menstruasi : Nyeri perut
HPHT : 10 Juli 2023
Taksiran Persalinan : 20 Maret 2024
b. Riwayat Perkawinan (suami dan isteri) :

Usia Pernikahan : 2 Tahun


Lamanya Pernikahan : 2 Tahun
Pernikahan Ke : 1 (pertama)
Riwayat Keluarga Berencana :
Jenis kontrasepsi apa yang digunakan sebelum hamil : Tidak ada
Waktu dan lamanya penggunaan : -
Apakah ada masalah dengan cara tersebut : -
Jenis, kontrasepsi yang direncanakan setelah persalinan sekarang : Pil
KB
Berapa jumlah anak yang direncanakan oleh keluarga : 2 anak
59

Riwayat Obstetri :
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu : G2 P1 A0

Tgl Umur Jenis Tempat/ Jenis Masalah Keadaa


No BB
partus hamil partus Penolong kelamin Hamil Lahir Nifas Bayi n Anak
1. 4/11/22 24 SC Rumah Laki-Laki 2,4 - - - - Baik
sakit

Keterangan :
 Masa hamil : tidak dikaji

 Masalah Lahir/persalinan : tidak dikaji

 Masalah Nifas : tidak dikaji

 Masalah bayi : tidak dikaji

 Keadaan Anak: hidup / mati, sebab kematian:

b. Riwayat Kehamilan Sekarang

 Amenorhoe : Ya

 Keluhan waktu hamil : Mual, pusing

 Gerakan anak pertama di rasakan : -

 Imunisasi : Lengkap

 Penambahan BB selama hamil : 10 Kg

 Pemeriksaan kehamilan : Teratur

 Tempat pemeriksaan dan hasil pemeriksaan : Klinik Kandungan


Krebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus palangka Raya

IV. PEMERIKSAAN FISIK

Subjektif Objektif
a. Keadaan Umum Suhu : 36,5 0C
BB sebelum hamil, tidak dikaji Nadi : 88 x/menit
Tekanan darah 158/78mmHg
60

BB: 88 kg
TB: 155 cm
Kesadaran Composmentis
Turgor Kulit : Tidak di kaji

b. Kepala Tidak ada benjolan


Keadaan bersih
Tidak ada ketombe
Tidak ada rambut rontok
Berwarna hitam

c. Muka Hyperpigmentasi : tidak ada


Rasa bengkak? Cloasma gravidarum : tidak ada
Tidak ada Edema : tidak ada
Simetris

d. Mulut Mukosa mulut & bibir : lembab


Keluhan : tidak ada Keadaan gigi : lengkap, bersih
Fungsi Pengecapan : baik
Keadaan Mulut : bersih
Fungsi menelan : normal

e. Mata Ukuran pupil : normal


Keluhan : tidak ada Konjungtiva : merah muda
Sklera : tidak ikterik
Fungsi Penglihatan : baik

f. Hidung Reaksi alergi : tidak ada


Keluhan : Tidak ada Pernah flu : tidak
Frekuensinya dalam 1 tahun : tidak
61

ada
Perdarahan/peradangan :tidak
pernah
Keadaan/kebersihan : bersih
g. Telinga
Keluhan : tidak ada Keadaan : simetris kiri kanan
Fungsi pendengaran : normal
h. Leher
Pembengkakan : Tidak ada Pembesaran kel.Tyroid : tidak ada
Distensi vena jugularis : tidak ada
Pembesaran KGB : tidak ada

i. Daerah dada
Jantung dan paru-paru : baik Sesak napas : tidak ada
Batuk : tidak ada
Sakit dada : tidak pernah
Suara napas : veskuler (normal)
Bunyi jantung : lup dup (normal)
Payudara simetris
Simetris , tampak kencang dan
putting menonjol
j. Abdomen
Palpasi :
- TFU 1 jari dibawah pusat

k. Genitalia Eksterna

Tidak ada keputihan


Tidak berbau
Tidak ada gatal atau iritasi
l. Anus : tidak dilakukan
pemeriksaan
62

m. Ekstremitas atas dan bawah:


tidak dilakukan pemeriksaan

n. Pemeriksaan Panggul
Ukuran panggul luar :
- Distantia spinarum : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Distantia cristarum : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Conjugata externa : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Lingkar panggul : Tidak
dilakukan pemeriksaan

Ukuran panggul dalam :


- Promonotorium : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Linea inominata : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Dinding samping : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Spina Ischiadika : Tidak
dilakukan pemeriksaan
- Sacrum : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- CV : Tidak dilakukan
pemeriksaan
- CD : Tidak dilakukan
pemeriksaan
63

V. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI

1. Pola Nutrisi :
No Pola kebiasaan Sebelum hamil Saat hamil
1 Nutrisi
a. Frekuensi 3 x sehari 3 x sehari

b. Nafsu makan/selera
Baik Baik

c. Jenis makanan Nasi, sayur, lauk Nasi, sayur, lauk

2. Pola Eliminasi
a. Buang Air Kecil (BAK) : 6-12x/hari, warna kuning jernih,
bau khas amoniak.
b. Buang Air Besar (BAB) : 1-2 x/hari, warna kuning, memiliki
bau yang khas, konsistensi lembek.
3. Pola tidur dan istirahat : 6-8 jam sehari
4. Pola aktivitas dan latihan : Tidak ada masalah
5. Personal Hygiene :
Kulit : Lembab tidak kering
Rambut : Baik, tidak rontok dan tidak patah
Mulut & Gigi : Lembab tidak ada pendarahan
Pakaian : Rapi
Kuku : Bersih
Vulva Hygiene : Baik, tidak ada keputihan, tidak ada gatal atau
iritasi
7. Ketergantungan fisik : -

Merokok : Tidak merokok


Minuman Keras : Tidak mengonsumsi minuman keras
Obat-obatan : Tidak mengonsumsi obat-obatan
Lain-lain :-
64

VI. ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL

1. Pola pikir dan persepsi


a. Apakah ibu telah mengetahui cara memberi ASI dan merawat
bayi : Ya, ibu telah mengetahui.
b. Apakah klien merencanakan pemberian ASI pada bayinya : Ya,
klien merencanakan memberi ASI pada bayinya.
c. Jenis kelamin yang diharapkan : Klien mengatakan anak laki-laki
atau perempuan sama saja yang penting sehat.
d. Siapa yang membantu merawat bayi di rumah : Suami dan
keluarga
e. Apakah hamil ini diharapkan : Klien mengatakan kehamilan ini
diharapkan oleh klien dan keluarga.
2. Persepsi diri
 Hal yang amat di pikirkan saat ini :
Klien mengatakan ingin anak yang dilahirkan sehat.
 Harapan setelah menjalani perawatan :
Klien mengatakan ingin Ibu dan bayi sehat sesuai harapan.
 Perubahan yang dirasa setelah hamil :
Klien mengatakan tidak ada.
3. Konsep diri
 Body image :
Klien mengharapkan setelah melahirkan bentuk badan dan berat
badan kembali normal.
 Peran :
Pasien adalah seorang istri dan calon ibu.
 Ideal diri :
Klien ingin anaknya sehat.
 Identitas diri :
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga.
 Harga diri :
65

Klien tidak malu dengan kehamilannya sekarang.

4. Hubungan/komunikasi
 Bicara : jelas/relevan/mampu mengekspresikan/mampu mengerti
orang lain
 Bahasa utama : Bahasa Dayak dan Bahasa Indonesia
 Bahasa daerah : Bahasa Dayak
 Yang tinggal serumah : Klien dan suami masih tinggal bersama
orangtua.
 Adat istiadat yang di anut : Dayak
 Yang memegang peranan penting dalam keluarga : Suami
 Motivasi dari suami : Selalu memberi dukungan motivasi selama
kehamilan
 Apakah suami perokok : Tidak
 Kesulitan dalam keluarga : Tidak ada
5. Kebiasaan seksual
 Gangguan hubungan seksual : Tidak ada
 Pemahaman terhadap fungsi seksual : Cukup memahami
6. Sistem Nilai – Kepercayaan
 Siapa dan apa sumber kekuatan :
Tuhan dan Doa
 Apakah Tuhan, Agama, Kepercayaan penting untuk anda :
Klien mengatakan agama dan kepercayaan sangat penting.
 Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) : Tidak ada
Sebutkan kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama
di RS : Tidak ada

VII.PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah
 HB Tidak dilakukan pemeriksaan
 Golongan Darah/Rh Tidak dilakukan pemeriksaan
66

 Gula Darah Tidak dilakukan pemeriksaan


 Leukosit Tidak dilakukan pemeriksaan
 VR/VDRL
2. Urine
 Protein Tidak dilakukan pemeriksaan
 Sedimen Tidak dilakukan pemeriksaan
 Reduksi Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan tambahan
 TTT/NST Tidak dilakukan pemeriksaan
 TTO/OCT Tidak dilakukan pemeriksaan
 USG ada dilakukan pemeriksaan
 Amnioscopy Tidak dilakukan pemeriksaan
 TORCH Tidak dilakukan pemeriksaan
 Rontgent Tidak dilakukan pemeriksaan
VIII. PENGOBATAN

No Therapy Dosis Rute Farmakologi


1. Asam Folat 1x1 Oral Asam folat adalah vitamin
yang larut air. Vitamin B9
sangat penting untuk
berbagai fungsi tubuh mulai
dari sintesis nukleotid ke
remetilasi homoSistein.
Vitamin ini terutama
penting pada period
pembelahan dan
pertumbuhan sel
2. B6 3x1 Oral Untuk kesehatan ibu hamil,
tetapi juga berperan besar
dalam pembentukan dan
perkembangan saraf dan
otak janin

Palangka Raya, 15 Januari 2024


Mahasiswa,
67

(Lisnawatie)
ANALISIS DATA

DATA SUBYEKTIF KEMUNGKINAN


MASALAH
DAN DATA PENYEBAB
OBYEKTIF
DS: Hamil Trimester III Nyeri Akut
Klien mengatakan
“nyeri pada bagian Perubahan kadar hormon
pinggang” progesteron
P : Nyeri bertambah jika
banyak bergerak Rangsangan Nyeri
Q : Nyeri seperti di
tusuk-tusuk dan terjadi
Nyeri Akut
kadang- kadang jika
banyak bergerak
R : Nyeri pada bagian
pinggang
T : Skala Nyeri 3 ( nyeri
ringan)
DO:
Pemeriksaan fisik,
palpasi: TFU 1 dibawah
pusat, presentasi kepala
(preskep), punggung
kanan, DJJ 150 x/menit
BB: 88 kg
TB: 155 cm
TD: 158/78 mmHg
UK: 30 minggu
68

DS : Kehamilan
Gangguan Rasa
Klien mengatakan
Nyaman
“pusing, mual” Gangguan adaptasi
DO : kehamilan
- TFU 1 jari dibawah
pusat Perubahan hormonal

- Usia kehamilan 30 (peningkatan hormon

minggu estrogen progesteron)

TTV
TD : 158/78 mmHg Gangguan rasa nyaman

LILA : 33 cm
TB : 155 cm
BB : 88 kg
69

PRIORITAS MASALAH

1. Nyeri akut berhubungan dengan Peningkatan hormon progesteron di tandai


dengan klien mengatakan nyeri , P : Nyeri bertambah jika banyak bergerak
, Q : Nyeri seperti di tusuk-tusuk dan terjadi kadang- kadang jika banyak
bergerak, R : Nyeri pada bagian pinggang , T : Skala Nyeri 3 ( nyeri
ringan), Pemeriksaan fisik, palpasi: TFU 1 dibawah pusat, presentasi
kepala (preskep), punggung kanan, DJJ 150 x/menit, BB: 88 kg, TB: 155
cm , TD: 158/78 mmHg, UK: 30 minggu

2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi kehamilan


ditandai dengan pasien mengatakan mual, pusing. Didapatkan
pemeriksaan TTV, TD : 158/78 mmHg , LILA : 33 cm, TB : 155 cm, BB :
88 kg
70
70

RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : NY. F

Ruang Rawat : Klinik Kandungan Kebidanan RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya

Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteria hasil) Intervensi Rasional

Nyeri akut berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri


Peningkatan hormon keperawatan selama 1x7 jam (SIKI I.08238 Hal.201)
progesteron di tandai dengan diharapkan nyeri akut dapat Observasi:
klien mengatakan nyeri teratasi dengan kriteria hasil 1) Monitor skala nyeri
(SDKI D.0077 Hal. 172) (SLKI L.08066 Hal.145) 2) Monitor faktor yang memperberat
- Keluhan nyeri menurun dan memperingan nyeri

- Meringis menurun Terapeutik:


1) Berikan teknik nonfarmakologis
- Tekanan darah membaik
untuk mengurangi rasa nyeri
2) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3) Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi:
1) Ajarkan teknik nonfarmakologis
71

untuk mengurangi rasa nyeri


Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan Tindakan Perawatan Kenyamanan
berhubungan dengan gangguan keperawatan selama 1x7 Jam,
(SIKI I. 08245)
adaptasi kehamilan gangguan rasa nyaman klien
( SDKI D. 0074 Hal. 168) dapat teratasi dengan kriteria Observasi :
hasil :
1. Monitor TTV
(SLKI L. 08064 Hal. 110)
2. Ukur Tinggi Fundus
- Keluhan tidak nyaman
menurun Terapeutik :

- Mual menurun 1. Berikan KIE tentang Adaptasi


- Pusing menurun kehamilan trimester III
- Mengetahui tentang 2. Libatkan keluarga untuk

adaptasi kehamilan memberikan dukungan

trimester III
Edukasi :

1. Anjurkan menghindari makanan


72

yang banyak mengandung lemak,


gas, bumbu yang merangsang mual
dan pusing
2. Anjurkan menghindari kelelahan
3. Anjurkan latihan fisik secara
teratur
4. Ajarkan tekhnik relaksasi
5. Anjurkan pemeriksaan USG
6. Anjurkan pemeriksaan kehamilan
secara teratur

Kolaborasi :

1. Kolaborasi pemberian asam folat


dan Vitamin B6

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Implementasi Evaluasi (SOAP) Tanda tangan dan


Jam Nama Perawat
Senin, 15 Januari 2023 1. Memonitor skala nyeri S:
73

Pukul 10.15 WIB 2. Memonitor faktor yang


memperberat dan Pasien mengatakan nyeri berkurang
memperingan nyeri O:
3. Memfasilitasi istirahat dan - Keluhan nyeri menurun dari
tidur skala 3 menjadi 2
4. Memberikan teknik - Pasien dapat memahami teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri Lisnawatie
mengurangi rasa nyeri - Klien tampak lebih rileks
5. Mengontrol lingkungan setelah diajarkan teknik napas
yang memperberat rasa dalam
nyeri
- Tekanan darah membaik
6. Mengajarkan teknik
A:
nonfarmakologis untuk
Masalah teratasi sebagian
mengurangi rasa nyeri
P:
1. Memonitor TTV
Lanjutkan intervensi
Senin, 15 Januari 2023 2. Mengukur Tinggi Fundus
Pukul 10.30 WIB 3. Memberikan KIE tentang
S:
Adaptasi kehamilan
Klien mengatakan mual dan rasa
74

trimester III pusing lumayan berkurang


4. Menganjurkan menghindari
O:
makanan yang banyak Lisnawatie

mengandung lemak, gas, - Klien paham dengan informasi


bumbu yang merangsang yang diberikan perawat tentang
mual dan pusing adaptasi kehamilan trimester III
5. Menganjurkan menghindari - TFU 1 jari dibawah pusat
kelelahan
- Pemberian asam folat 1x1/hari
6. Menganjurkan pemeriksaan
- Pemberian Vitamin B6 3x1/hari
USG
- Usia kehamilan 30 minggu
7. Menganjurkan pemeriksaan
kehamilan secara teratur TTV
8. Berkolaborasi pemberian
TD : 158/78 mmHg
asam folat dan Vitamin B6
LILA : 33 cm
TB : 155 cm
BB : 88 kg
A:
Masalah teratasi
75

P:
Intervensi di hentikan
DAFTAR PUSTAKA

Adhiyasasti, M. (2023) Jarak kehamilan ideal agar tidak kewalahan


mengurus anak, Skata. Available at: https://bit.ly/3HKtu0x (Accessed: 28 January
2023).
Afiatunnisa, N. fajriah and Pawestri, H. sekar (2023) Lama jarak
kehamilan yang ideal dan aman, hello sehat, kementerian kesehatan republik
indonesia. Available at: https://bit.ly/3LFsITD.
Hatijar, Suryani, I. and Yanti, L. candra (2020) Asuhan Kebidanan Pada
Kehamilan. pertama. Edited by M. Yunus. Kabupaten Gowa: CV. Cahaya bintang
cemerlang.
Ningsih, E. sarofah, Kustini and Putri, S. elsza (2022) ‘Pencegahan
Anemia Kehamilan’, Universita muhammadiyah semarang, 5(1), pp. 2031–2033
Apriliani, H. (2020) Tabel tinggi fundus uteri dalam sentimeter
A’yun, A. I. Q., Novita, A., & Noviyani, E. P. (2021). Determinan
Perilaku Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Bojongsari Kota Depok Tahun
2021. SIMFISIS Jurnal Kebidanan Indonesia, 01(November), 87–95.
https://doi.org/10.53801/sjki.v1i2.23
Aghadiati, F. (2019). Hubungan Asupan Gizi, Tinggi Fundus Uteri Dan
Sosial Ekonomi Dengan Berat Bayi Lahir. Scientia Journal, 8(1), 338– 347.
https://doi.org/10.35141/scj.v8i1.51
Aryaneta, Y., & Silalahi, R. D. (2019). Hubungan Antara Lingkar Lengan
Atas (LILA) dengan Berat Bayi Lahir di Wilayah Kerja Pusat Kesehatan
Masyarakat Sei Langkai (Puskesmas) Kota Batam. MENARA Ilmu, LPPM
UMSB, XV(02), 126–133.
Asniatin, N. (2018). Hubungan Pertambahan Berat Badan Ibu Selama
Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah. Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Ypgyakarta.
Astutik, V. Y., & Winarningrum, I. (2017). Hubungan Tinggi Badan Dan
Nutrisi Ibu Hamil Dengan Resiko Terjadinya Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu
Hamil Tm II Di Wilayah Kerja Puskesmas Turen. BIOMED SCIENCE : Jurnal
Ilmiah Obstetri Gynekologi Dan Ilmu Kesehatan, 5, 45–51.
Kemenkes RI (2022) Profil Kesehatan Indonesia 2021,
Pusdatin.Kemenkes.Go.Id.
Yuli Aspiani, R. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas. In A.
M@ftuhin (Ed.), Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kista Ovarium (Pertama,
pp. 545–566). Jakarta Timur: CV. TRANS INFO MEDIA.
Adriani, P. (2018). Hubungan Paritas Dan Usia Ibu Dengan Kista
Ovarium. Jurnal Publikasi Kebidanan, 9(1), 57–66.
PPNI (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia; Definisi Dan Indikator.
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai