Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS 2

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN


PREKLAMPSIA BERAT (PEB)

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas 2


Dosen Mata Ajar: Ns. Suryani Hartati, M. Kep., Sp. Kep. Mat

DISUSUN OLEH TINGKAT 3A & 3B:


KLOTER 2 LANTAI 6 RS HERMINA JATINEGARA:
1. Abdan Syakur Bidzikri (21001)
2. Afiifah Bellianda (21009)
3. Aldi Rohman (21010)
4. Auliyah Rahmah (21121)
5. Dike Ananda Salsabila (21033)
6. Maria Novianti (21124)
7. Nashanda Octavionita (21066)
8. Sofi Nurulhaq (21086)
9. Tiara Sadrina (21095)

INSTITUT KESEHATAN HERMINA


Program Studi D-3 Keperawatan
Jakarta
Desember 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K
Dengan Preeklampsia Berat” ini dapat terselesaikan dengan tepat pada waktunya.
Tujuan dibuatnya makalah ini, kami harap dapat menambah pengetahuan kami
lebih mendalam mengenai Keperawatan Maternitas 2.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah “Asuhan Keperawatan Pada Ny. K


Dengan Preeklampsia Berat” ini tidak dapat kami selesaikan tanpa adanya
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Kami sampaikan rasa syukur dan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu.

Kami ucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Ns. Musripah, M. Kep, Selaku Kepala Program Studi D-3 Keperawatan Institut
Kesehatan Hermina.

2. Ns. Suryani Hartati, M. Kep., Sp. Kep. Mat, Selaku Dosen Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas 2.

Serta teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami dalam pembuatan


dan penyelesaian makalah ini.

Kami mengetahui bahwa makalah kami masih jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami harapkan adanya kritik dan saran. Semoga makalah ini dapat
memberikan kelancaran tugas kami selanjutnya dan dapat berguna bagi semua
pihak.

Jakarta, 25 Desember 2023

i
Kloter 2 Lantai 6 RS Jatinegara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan..........................................................................................4

BAB 2 TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Preeklampsia Berat..........................................................................5


2.2 Etiologi Preeklampsia Berat..........................................................................5
2.3 Klasifikasi Preeklampsia Berat......................................................................7
2.4 Patofisiologi Preeklampsia Berat..................................................................7
2.5 Manifestasi Klinis Preeklampsia Berat..........................................................8
2.6 Pathway Preeklampsia Berat.........................................................................9
2.7 Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia Berat................................................10
2.8 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat...........................................................11
2.9 Komplikasi Preeklampsia Berat...................................................................11

BAB 3 KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Ilustrasi Kasus...............................................................................................12


3.2 Asuhan Keperawatan.......................................................................................

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan......................................................................................................

4.2 Saran.................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang
sangat penting setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun
persalinan merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi
beresiko mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat membantu
kondisi baik ibu maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga mengakibatkan
terjadinya kematian pada ibu dan bayi (Winancy, 2019).

Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu


kumpulan gejala pada ibu hamil yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
sistolik > 140/90 MmHg dan Tinggi kadar protein pada urin (proteinuria) yang sering
muncul pada usia kehamilan > 20 minggu. Kriteria kedua ini masih menjadi definisi
klasik preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria
diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal
(POGI, 2016).

Menurut Andriyani, (2012) dalam penelitiannya menyampaikan kejadian


preeklampsi di negara Amerika Serikat dilaporkan 23,6 kasus per 1000 kelahiran.
Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia dalam buku Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran menyampaikan untuk kejadian preeklampsi di Indonesia
sebanyak 128.273 / tahun atau sekitar 5,3 % (POGI, 2016). Di Provinsi Lampung
sendiri tercatat kasus preeklamsi sebanyak 59 kasus sedangkan di Kabupaten Lampung
Tengah sebesar 12,5% (Kurniasari, 2015).

Masalah preeklamsia tidak hanya berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan,
namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di
berbagai organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu dengan
preeklampsia antara lain bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu seluruh
pertumbuhan organ bayi. Sampai dengan diketahui saat ini penyebab preeklampsi

1
belum pasti, beberapa faktor risiko yang menjadi dasar perkembangan kasus
preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida, multigravida, jarak antar
kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu (POGI, 2016).

Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan serta bagaimana proses persalinan


berlangsung sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena itu
penatalaksanaan awal pada masalah preeklamsi perlu dilakukan dengan
mengidentifikasi faktor risiko untuk setiap ibu hamil melalui asuhan antenatal care
karena masalah preeklamsi pada awalnya tidak memberikan gejala dan tanda, namun
dapat mempercepat kondisi ibu dan bayi dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan
preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi yang sehat. (POGI,
2016).

Setelah mengidentifikasi faktor risiko pada masa kehamilan, penatalaksanaan


preeklamsia selanjutnya tergantung dari usia kehamilan ibu. Penatalaksanaan terapi
definitif pada pasien preeklamsia dengan segera melakukan persalinan atau terminasi
kehamilan atas indikasi ancaman nyawa ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif
Sectio Caesarian ataupun dengan persalinan normal (Khairani, 2020).

Perubahan kondisi pasca persalinan pada setiap ibu dengan preeklampsia tidak
sama, hal ini mempengaruhi proses kondisi ibu selama mengalami perubahan tersebut.
Kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan selama masa nifas mempengaruhi
kebutuhan ibu baik secara fisiologis maupun psikologisnya. Dengan memberikan
asuhan pada masa nifas diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tersebut sehingga
ibu dapat melakukan dan meningkatkan kemampuan secara mandiri terhadap
perubahan yang terjadi pasca melahirkan (Rusniati, 2017).

Peran perawat dengan memberikan perawatan pada pasien preeklampsia bertujuan


untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan. Oleh karena itu pengasuhan keperawata pasien dengan
preeklamsi dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi
permasalahan yang berhubungan dengan kondisinya pasca kondisinya pasca
melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk beradaptasi dalam menghadapi
perubahan kebutuhan pada dasarnya.

2
Berdasarkan uraian diatas dan kejadian komplikasi yang banyak memberi dampak
terhadap ibu dan bayi, maka kelompok membuat, “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Preeklampsia Berat”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan preeklampsia berat?
2. Bagaimana etiologi dari preeklampsia berat?
3. Bagaimana klasifikasi dari preeklampsia berat?
4. Bagaimana patofisiologi dari preeklampsia berat?
5. Apa saja manifestasi klinis dari preeklampsia berat?
6. Bagaimana pathway dari preeklampsia berat?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang dari preeklampsia berat?
8. Bagaimana penatalaksanaan dari preeklampsia berat?
9. Apa saja komplikasi dari preeklampsia berat?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada preeklampsia berat?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah untuk menjelaskan mengenai konsep
asuhan keperawatan maternitas 2 pada pasien dengan preeklampsia berat.

2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi dari preeklampsia berat.
2. Untuk mengetahui etiologi dari preeklampsia berat.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari preeklampsia berat.
4. Untuk mengetahui patofisiologi dari preeklampsia berat.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari preeklampsia berat.
6. Untuk mengetahui pathway dari preeklampsia berat.
7. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari preeklampsia berat.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari preeklampsia berat.
9. Untuk mengetahui komplikasi dari preeklampsia berat.
10. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan preeklampsia berat.

3
1.4 Manfaat Penulisan
A. Bagi Kelompok
Kelompok dapat mengasah berpikir kritis dalam membuat dan menjalankan asuhan
keperawatan pada pasien dengan preeklampsia berat.
B. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memperluas pengetahuan tentang
asuhan keperawatan maternitas pada pasien dengan preeklampsia berat.
C. Bagi Institusi
Sebagai sarana pendidikan bagi peserta didik untuk lebih memahami asuhan
keperawatan maternitas pada pasien dengan preeklampsia berat.

4
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Preeklampsia Berat

Preeklampsia merupakan gangguan hipertensi yang terjadi pada ibu hamil


dengan usia kehamilan lebih dari 20 minggu yang ditandai dengan meningkatnya
tekanan darah ≥ 140/90 MmHg disertai dengan edema dan proteinuria (Faiqoh, 2014).

Preeklamsia merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan


tingginya tekanan darah, tingginya kadar protein dalam urin serta edema. Diagnosis
preeklamsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan oleh
kehamilan disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas
20 minggu. Preeklamsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan
proteinuri yang baru terjadi pada kehamilan (new onset hipertensi with proteinuria)
(POGI, 2016).

Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia,


beberapa wanita lain menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem
lain yang menunjukkan adanya kondisi berat dari preeklampsia meskipun pasien
tersebut tidak mengalami proteinuri. Sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai
sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan
kehamilan normal (POGI, 2016).

2.2 Etiologi Preeklampsia Berat

Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui
secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya
kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi
bagi bayi selama masih dalam kandungan.

5
Teori lain menjelaskan preeklampsia sering terjadi pada Primigravida,
Kehamilan Post Matur/Post Term serta Kehamian Ganda. Berdasarkan teori teori
tersebut preeklamsia sering juga disebut “Deseases Of Theory”. Beberapa landasan
teori yang dapat dikemukakan diantaranya adalah (Nuraini, 2011):

1) Teori Genetik

Berdasarkan teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat diturunkan


atau bersifat heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan meningkatnya
frekuensi preeklampsia pada anak–anak dari ibu yang menderita preeklampsia, serta
peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS) dimana enzim renin merupakan
enzim yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk meningkatkan tekanan darah
bekerja sama dengan hormon aldosteron dan angiotensin lalu membentuk sistem.

2) Teori Imunologis

Preeklamsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan antibodi pemblokiran terhadap antigen plasenta tidak sempurna.

3) Teori Prostasiklin & Tromboksan

Pada preeklamsia didapat kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi


penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat, aktivitas
penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan plasmin.
Trombin akan mengkonsumsi antitrombin mentebabkan pelepasan tromboksan dan
serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.

Menurut Marianti (2017) selain Primigravida, Kehamilan Ganda serta Riwayat


Preeklamsia, beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan risiko preeklamsia antara
lain adalah:
1) Malnutrisi Berat.
2) Riwayat penyakit seperti: Diabetes Mellitus, Lupus, Hipertensi dan Penyakit Ginjal.
3) Jarak kehamilan yang cukup jauh dari kehamilan pertama.
4) Usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
5) Obesitas.

6
6) Riwayat keluarga dengan preeklampsia.

2.3 Klasifikasi Preeklampsia Berat

Menurut (Sukarni, 2017) dalam bukunya menjelaskan hipertensi dalam


kehamilan dibagi menjadi 2 golongan yaitu:

1) Preeklampsia Ringan

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 140/90 MmHg atau lebih
dengan posisi pengukuran tekanan darah pada ibu baik duduk maupun telentang.
Protein Uria 0,3 gr/lt atau +1/+2. Edema pada ekstermitas dan muka serta diikuti
kenaikan berat badan > 1 Kg/per minggu.

2) Preeklampsia Berat

Kondisi dimana terjadi peningkatan tekanan darah 160/110 MmHg atau lebih.
Protein Uria 5 gr/lt atau lebih, terdapat oliguria (Jumlah kuran urin dari 500 cc per 2
jam) serta adanya edema pada paru serta sianosis. Adanya gangguan serebral,
gangguan visus dan rasa nyeri pada epigastrium.

2.4 Patofisiologi Preeklampsia Berat

Pada preeklamsia terjadi spasme pembuluh darah yang disertai dengan retensi
air dan garam. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, lumen aretriola sedemikan sempitnya sehingga nyata dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteriola di dalam tubuh mengalami kejang maka
tekanan darah akan naik, sebagai upaya untuk mengatasai peningkatan tekanan perifer
agar oksigen jaringan dapat dicukupi. Sedangkan peningkatan berat badan dan edema
yang disebabkan oleh penimbunan udara yang berlebihan dalam ruangan interstisial
belum diketahui alasannya, mungkin karena retensi udara dan garam. Proteinuria
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerolus.

Vosokontriksi merupakan dasar patogenesis preeklampsia yang dapat


menyebabkan peningkatan total resistensi perifer dan menimbulkan hipertensi.
Adanya vasokonstriksi juga akan menimbulkan hipoksia pada endotel setempat,

7
sehingga terjadi kerusakan endotel, bocornya arteriola disertai pendarahan mikro
tempat endotel.

Pada preeklampsia serum antioksidan kadarnya menurun dan plasenta menjadi


sumber terjadinya peroksidase lemak. Sedangkan pada wanita hamil normal,
serumnya mengandung transferin, ion tembaga dan sulfhidril yang berperan sebagai
antioksidan yang cukup kuat. Peroksidase lemak beredar dalam aliran darah melalui
ikatan lipoprotein. Peroksidase lemak ini akan sampai ke semua komponen sel yang
dilewati termasuk sel sel endotel tersebut. Rusaknya sel-sel endotel tersebut akan
mengakibatkan antara lain; adhesi dan agregasi trombosit, gangguan permeabilitas
lapisan endotel terhadap plasma, terlepasnya enzim lisosom, tromboksan dan serotonin
sebagai akibat rusaknya trombosit. Produksi tetrasiklin terhenti, terganggunya
keseimbangan prostasiklin dan tromboksan, terjadi hipoksia plasenta akibat konsumsi
oksigen dan perioksidase lemak (Nuraini, 2011).

2.5 Manifestasi Klinis Preeklampsia Berat

Tanda klinis utama dari preeklampsia adalah tekanan darah yang terus
meningkat, peningkatan tekanan darah mencapai 140/90 mm Hg atau lebih atau sering
ditemukan nilai tekanan darah yang tinggi dalam 2 kali pemeriksaan rutin yang
terpisah. Selain hipertensi, tanda klinis dan gejala lainnya dari preeklamsia adalah:

1) Tekanan darah sekurang - kurang 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolik pada
dua kali pemeriksaan berlangsung selama 15 menit menggunakan lengan yang sama.
2) Trombositopenia: trombosit < 100.000/mikroliter.
3) Nyeri di daerah epigastrik/regio kanan atas perut.
4) Edema Paru.
5) Didapatkan gejala neurologi: stroke, nyeri kepala, gangguan visus.
6) Oligohidramnion.

8
2.6 Pathway Preeklampsia Berat

9
2.7 Pemeriksaan Penunjang Preeklampsia Berat

10
Beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada preeklampsia
adalah sebagai berikut (Abiee, 2012):

1) Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap dengan menghapusan darah:
a) Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar hemoglobin normal untuk wanita
hamil adalah 12-14 gr %).
b) Hematokrit meningkat (nilai rujukan 37-43 vol %).
c) Trombosit menurun (nilai rujukan 150-450 ribu/mm3).
b. Urinalisis
Ditemukan protein dalam urin.
c. Pemeriksaan Fungsi hati

a) Bilirubin meningkat (N = < 1 mg/dl).

b) LDH (laktat dehidrogenase) meningkat.

c) Aspartat aminomtransferase (AST) > 60 ul.


d) Serum Glutamat pirufat transaminase (SGPT) meningkat (N = 15-45 u/ml).
e) Serum glutamat oksaloasetat trasaminase (SGOT) meningkat (N = < 31 u/1).
f) Total protein serum menurun (N = 6,7-8,7 g/dl).
d. Tes kimia darah
Asam urat meningkat (N = 2,4-2,7 mg/dl)
2) Radiologi
a. Ultrasonografi
Ditemukan retardasi pertumbuhan janin intra uterus. Pernafasan intrauterus
lambat, aktivitas janin lambat, dan volume cairan ketuban sedikit.

B. Kardiotografi

Diketahui denyut jantung janin lemah.

2.8 Penatalaksanaan Preeklampsia Berat

11
Menurut (Pratiwi, 2017) penatalaksanaan pada preeklamsi adalah sebagai berikut:

1) Tirah Baring miring ke satu posisi.

2) Pantau tanda - tanda vital, refleks dan DJJ.

3) Diet tinggi kalori, tinggi protein, rendah karbohidrat lemak dan garam.

4) Pemenuhan kebutuhan cairan Jika jumlah urine < 30 ml/jam memberikan cairan
infus Ringer Laktat 60-125 ml/jam.

5) Pemberian obat-obatan sedatif, anti hipertensi dan diuretik.

6) Pantau keadaan janin (Aminoskopi, Ultrasografi).

Pantau tanda-tanda kelahiran persiapan kelahiran dengan induksi partus pada usia
kehamilan diatas 37 minggu.

2.9 Komplikasi Preeklampsia Berat

Komplikasi yang terberat dari preeklampsia adalah kematian ibu dan janin, namun
beberapa komplikasi yang dapat terjadi baik pada ibu maupun janin adalah sebagai
berikut (Marianti, 2017):

1) Bagi Ibu

a. Sindrom HELLP (Hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit rendah),
adalah sindrom rusaknya sel darah merah, meningkatnya enzim hati, dan rendahnya
jumlah trombosit.

b. Eklamsia, preeklamsia bisa berkembang menjadi eklamsia yang ditandai dengan


kejang-kejang.

c. Penyakit kardiovaskular, terkena risiko penyakit yang berhubungan dengan fungsi


jantung dan pembuluh darah akan meningkat jika mempunyai riwayat preeklamsia.

d. Kegagalan organ, preeklamsia bisa menyebabkan disfungsi beberapa organ seperti,


paru, ginjal, dan hati.

12
e. Gangguan pembekuan darah, komplikasi yang timbul dapat berupa pendarahan
karena kekurangan protein yang diperlukan untuk pembekuan darah, atau sebaliknya,
terjadi penggumpalan darah yang menyebar karena protein tersebut terlalu aktif.

f. Solusio plasenta, lepasnya plasenta dari dinding rahim sebelum kelahiran dapat
mengakibatkan perdarahan serius dan kerusakan plasenta, yang akan membahayakan
keselamatan wanita hamil dan janin.

g. Stroke hemoragik, kondisi ini ditandai dengan pecahnya pembuluh darah otak akibat
tingginya tekanan di dalam pembuluh darah tersebut. Ketika seseorang mengalami
pendarahan di otak, sel-sel otak akan mengalami kerusakan karena adanya penekanan
dari gumpalan darah, dan juga karena tidak mendapatkan pasokan oksigen akibat
terputusnya aliran darah, kondisi inilah yang menyebabkan kerusakan otak atau
bahkan kematian.

2) Bagi Janin

a. Prematuritas.

b. Kematian Janin.

c. Terhambatnya pertumbuhan janin.

d. Asfiksia Neonatorum.

13
BAB 3

KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Ilustrasi Kasus

Seorang Ibu bernama Ny. K berusia 37 tahun, beragama islam dan suku Betawi dgn P3A0 pasca sectio

Caesarea di RS Hermina Jatinegara pada tanggal 12/11/2023 pukul 13.00, dtg pada usia kehamilan 35

minggu, bayi lahir dengan jenis kelamin perempuan BB : 20,46gr PB: 45cm dan jumlah perdarahan 250cc

saat sc. Dilakukan pengkajian pada tgl 13/11/2023, pasien tampak lemas, mengatakan pusing dan nyeri.

Hasil pemeriksaan TTV, TD : 119/76mmHg, nadi: 92x/menit, irama teratur dan teraba kuat, pengisian

kapiler <2dtk, suhu: 36,5°c, konjungtiva:, sklera anikterik, ibu memiliki riwayat Hipertensi selama hamil

serta penggunaan obat rutin adalat oros 1x20mg stlh makan, tidak ada kelainan jantung, tidak merokok

ataupun miras dan pernah menggunakan KB suntik pada kehamilan pertama. Ibu mengatakan riwayat

imunisasi TT satu kali pada usia kehamilan 20mg. Pemeriksaan pernapasan suara nafas bronchovesikuker,

nafas dalam dan teratur, rr: 20x/mnit, tidak ad batuk. Ibu mengatakan nyeri di area perut bawah bekas area

operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, skala nyeri 5, nyeri hilang timbul kurang dr 1 menit.

Nafsu makan ibu baik tidak kesulitan menelan atau mual, BB rata rata sblm hamil 64kg dan setelah hamil

70kg dgn TB 156cm, ibu mengatakan porsi makan dihabiskan namun belum BAB bising usus 4 terakhir

BAB sblm SC, ibu mengatakan tidak pernah hemoroid. Pola urin ibu terkontrol, sudah satu kali BAK jumlah

250cc kuning jernih dan tidak ada keluhan. Pemeriksaan muskuloskeletal, ibu sudah mampu beraktifitas

seperti mandi, BAK sendiri dan bergerak/jalan jalan, ekstrimitas simetris, tampak edema pada kaki dan

tangan, patella dan Homan sign (+).

14
Pemeriksaan dada, Ibu mengatakan asi belum keluar dan mengatakan bayi belum melekat pada puting ibu,

payudara membesar dan tidak edema, areola tampak hitam- membesar dan tidak ada lecet, puting tampak

eksverted, kolostrum belum keluar, terdapat sumbatan asi dan ibu belum memberikan asi pada bayi.

Pemeriksaan abdomen, TFU: satu jari dibawah pusat, kontraksi sekali disebelah kanan, konsistensi uterus

sedikit tegang, luka bekas operasi jahitan tampak rapih, tidak ada tanda infeksi atau kemerahan. Pemeriksaan

genital, lochea tampak rubra warna merah kehitaman jumlah ⅛ softex nifas dan tidak bau.

Perinium ibu utuh, tidak ada tanda REEDA dan episiotomi. Hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb:

11.8gr/dl; Leukosit: 21.43 10^3uL; 321 10^3u/L; HT: 35,1% dan urine protein +3gr/dl. Pasien menanyakan

tentang penyakitnya karena riwayat PEB 3 kali dan eklampsi 1 kali setelah kehamilan pertama, namun sudah

sedikit mengerti ttg pre-eklampsia nya. Penatalaksanaan pasien mendapatkan terapi: Asam mefenamat

500mg (1TAB setelah makan bila nyeri), Dopamet 2x250 mg (pagi sore setelah makan), adalat oros 1x30mg

(setelah makan) pct 1gr dlm 100ml larutan. Ketrolac 30 mg/ml injeksi (bila nyeri).

3.2 Asuhan Keperawatan

15
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU PASCA PARTUM
A. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 12/11/2023 Jam Masuk : 07.00 wib
Ruang /Kelas : 605 A No. Kamar : 605 A
Tgl. Pengkajian : 13/11/2023 Jam : 08.00 wib
1. Identitas
Nama Pasien : Ny K Nama Suami : Tn B
Umur :37 thn U m u r :39thn
Suku/Bangsa :Betawi Suku/Bangsa : betawi
Agama : islam A g a m a : islam
Pendidikan: Smk Pendidikan : Stm Pekerjaan : karyawan swasta
Pekerjaan : IRT Alamat/Telp :Jl cempaka 2 rt 06/01 cikunir timur
Alamat /Telp: jl cempaka 2 rt 06/01 cikunir timur

Status Perkawinan : Menikah Lama Perkawinan : 12 tahun


Kawin :1
kali

1. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama ( saat ini ) : Pasien mengeluh nyeri diarea perut bawah ,belum keluar
asi ,mengeluh bengkak pada ekstremitas ,mengeluh pusing ,ibu mengatakan bayi nya belum
melekat pada asi/puting ,pasien sudah mengerti sedikit tentang preklamsianya

b. Riwayat Persalinan Sekarang :


Tanggal persalinan : 12/11/2023 Jam: 13.00
Tipe persalinan :
spontan/bantuan : sc Lama persalinan Kala I
: Jam
Kala II : Jam
menit Kala III : Jam
Jumlah : Jam menit
Jumlah perdarahan : 250 cc

Jenis kelamin bayi : P BB 2046gr kg PB45 cm APGAR Score:


Menit I menit V
16
c. Riwayat Obstetri : P3 A 0

Kehamilan Persalinan An
ak
An Komplik
a Umur asi Keadaa
Kehamil n
k Penyul Jen Penolon Penyul Nifas Jeni B P
k an &
it is g it s B B
e umur
sekar
ang

1. 9 bulan PEB Sc Dokter Eklamsi Tidak ada L 40 11 tahun


210 cm
Sc
0 gr
2. 9 bulan PEB Dokter Tidak Tidak ada P 7 tahun
ada
Sc 220
46c
0 gr
3. 9 bulan PEB Dokter Tidak ada P m
kurang 1 Tidak
1 hari
minggu ada
204
6 gr
45
cm

17
d. Riwayat Keluarga Berencana
( KB ) Melaksanakan KB :√ Ya
Tidak
Bila ya, jenis kontrasepsi apa yang digunakan : IUD Pil Suntik √

□ Implant Lain-lain ; sebutkan Kehamilan pertama


Sejak kapan menggunakan
kontrasepsi : Masalah yang terjadi
: Berhenti dikehamilan anak kedua
Rencana yang akan datang :
e. Riwayat Imunisasi TT : ya/tidak, Bila ya : Berapa kali diberikan
: 1 kali Usia kehamilan pemberian
imunisasi : 20 minggu
f. Riwayat Penyakit Keluarga :
□ Diabetes mellitus Hipertensi (✓)
□ Jantung Lain-lain, sebutkan
g. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari Sebelum Dirawat
1) Pola Nutrisi/Cairan
Frekuensi makan : 3 x/hari Jenis
makanan : Makanan biasa

Nafsu makan : √baik tidak nafsu makan, alasan :

Alergi/toleransi makanan : ada tidak ada, bila ada sebutkan : Rata-rata


BB sebelum hamil :64 kg.
BB sekarang :70kg.
2) Pola Eliminasi :
a) BAB
Frekuensi : tidak ada x/hari

Karakteristik feses :tidak ada defekasi terakhir : sebelum sc Hemoroid

: tidak ada

18
Keluhan : belum bab

b) BAK
Frekuensi : 1× x/hari
Karakteristik urine : kuning
Keluhan : Tidak ada
3) Personal Hygiene
a) Mandi
Frekuensi :2 x/hari

b) Oral hygiene
Frekuensi : 2 x/hari

c) Rambut
Frekuensi :1 x/hari
4) Pola Aktifitas/Istirahat dan Tidur
Jenis pekerjaan : IRT/ tidak bekerja

Waktu bekerja : pagi sore malam

19
Lama bekerja :tidak bekerja
Hobbi : tidak ada
Pembatasan karena kehamilan/kondisi : PEB
Kegiatan waktu luang : tidak ada
Keluhan dalam beraktifitas : tidak ada
Aktifitas kehidupan sehari-hari : (√)mandiri tergantung Tidur
siang : (√)ya tidak
Lama tidur :3-4 jam
Keluhan/masalah tidur :Tidak ada
Kebiasaan sebelum tidur : Berdoa
5) Pola Kebiasaan Yang Mempengaruhi Kesehatan :
a) Merokok : ya tidak(√)
Frekuensi : Jumlah :
Lama pemakaian :
b) Minuman keras : ( )ya tidak(√)
Frekuensi :
Jumlah :
Lama pemakaian :_

c) Ketergantungan obat : ya(√) tidak ( )


Jenis obati :Adalatoros
Jumlah 1x20 mg
Lama pemakaian : 7bln Alasan/keluhan
: Hipertensi
6) Pola Seksualitas
Masalah seksualitas : ya/tidak(√) bila ya sebutkan :

7) Riwayat Psikososial
Perencanaan kehamilan : Direncanakam
Perasaan pasien & keluarga tentang kehamilan dan persalinan :pasien
dan keluarga menerima dengan perasaan bahagia

Kesiapan mental menjadi ibu : Sangat siap


Cara mengatasi stress :Koping stres baik
Tinggal dengan :Suami
Peran dalam struktur keluarga : Lengkap
Kesanggupan dan pengetahuan dalam merawat bayi : Sanggup
Harapan dari perawatan saat ini: Sehat dan bisa merawat bayi
Faktor kebudayaan yang mempengaruhi kesehatan : Tidak ada
i. Status Sosial Ekonomi :

20
Penghasilan per bulan : Rp 250.000 – Rp 500.000

□ Rp 500.000- Rp 750.000 Rp.750.000 – Rp 1.000.000

√□ > Rp 1.000.000

Pengeluaran per bulan. : 5-10 jt


Jaminan kesehatan : Bpjs
3. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler/Sirkulasi :
Nadi :92 x/menit : Irama (√) teratur tidak teratur

Denyut : lemah kuat(√)Tekanan


darah : 119/76 mmHg, Suhu 36,5°c:
x/menit Pengisian kapiler :2
/detik

21
Edema : ya tidak(√)

□ Muka tungkai bawah periorbita


Konjungtiva :Anemis Sklera : Ikhterik

Riwayat peningkatan tekanan darah : (√)ya/tidak

Riwayat penyakit jantung : ya/(√)tidak bila ya sebutkan :


Keluhan : tidak ada
b. Sistem Pernafasan
Jalan nafas : (√) bersih □ sumbatan □ sputum □ lendir
Frekuensi : 20x/menit

Irama : (√)teratur □ tidak teratur

Kedalaman : (√) dalam □ dangkal

Batuk : □ ya (√) tidak □ produktif □ non produktif

Sputum : □ putih □ kuning □ hijau

Konsistensi : □ kental □ encer

Suara nafas : (√)bronkhovesikuler □ ronchi

□ wheezing □ vesikuler/normal

c. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut

Gigi : □ caries □

tidak(√) Stomatitis : □ ya

(√) tidak

Lidah kotor : □ ya (√) tidak

Memakai gigi palsu : □ ya (√)tidak

Bau mulut : □ ya (√)tidak

22
Muntah : □ ya (√) tidak

Isi : □ makanan □ cairan □darah

Warna : □ sesuai warna makanan □ coklat

□ kuning □ hitam

Kesulitan menelan : □ ya (√)tidak

Mual : □ ya (√) tidak

Nafsu makan : (√)baik □ kurang □ meningkat

Nyeri daerah perut : (√)ya □ tidak

Rasa penuh di perut :(√) ya □ tidak

BB sekarang :70kg, TB: 156 cm


Bentuk tubuh :Normal
Membran mukosa :Lembab
Lingkar lengan atas :30 cm

BAB : □ ya (√) tidak

Warna feses : □ kuning □ coklat

Hemoroid : □ ada □ tidak

Keluhan : Belum BAB

d. Neurosensori
Status mental : (√)orientasi □ disorientasi
Memakai kaca mata : □ ya (√) tidak

Alat Bantu dengar : □ ya (√) tidak

Gangguan bicara : □ ya (√) tidak

23
Sakit kepala :(√) ya □ tidak

24
e. Sistem Endokrin
Gula darah :Tidak ada mg/dl
f. Sistem Urogenital
BAK

Pola rutin :1 x/hari (√)terkontrol □ tidak terkontrol Jumlah


:200 cc

Warna : (√) kuning □ kuningkeruh/kecoklatan


Keluhan : Tidak ada
g. Sistem Integumen :
Turgor kulit : (√)baik elastis □ sedang □ buruk

Warna kulit : (√)pucat □ sianosis □ kemerahan

Keadaan kulit : (√) baik □tdp lesi □ insisi operasi

□ kloasma gravidarum

Kebersihan kulit : (√) bersih □ kotor

Keadaan rambut : (√)bersih □ kotor

h. Sistem Muskuloskeletal :
Kesulitan dalam pergerakan : □ ya (√)

tidak Ekstrimitas : tungkai : (√) simetris □ tidak


Tanda Homan +

Oedema : (√)ya □ tidak Varices : □ ya □ tidak


Reflek patella : +
i. Dada dan Axilla
Mammae membesar : (√) ya □ tidak
Areola mammae :tampak hitam tidak ada lecet
Papila
mammae : inveted/datar/everted
Kolostrum keluar : □ ya (√) tidak

Produksi ASI : □ ya (√)tidak

Sumbatan ASI : □ ya □ tidak

25
Pemberian ASI : □ ya (√) tidak, bila ya jam setelah
Pembengkakan : □ ya (√)tidak, nyeri □ ya □ tidak

J. Perut/Abdomen :

Tinggi fundus uteri : satu jari dibawah


pusat Kontraksi / after
pain : kontrasi sebelah
kanan abdomen 1×
Konsistensi uterus : Sedikit tegang
Luka operasi: tidak ada luka atau kemerahan
Tanda infeksi : tidak ada tanda infeksi
Diastasis rekti abdominis : panjang :Tidak ada cm lebar :Tidak ada. cm
k. Anogenital :
Lochea : Rubra

Warna : Merah kehitaman

Jumlah : ⅛ softext panjang (softex nifas )

Bau :Tidak bau


Perineum : utuh/laserasi : Utuh
Episiotomi :Tidak ada
jenis : -
Tanda-tanda REEDA : Tidak ada
l. Asesmen nyeri : ✓□ Tidak ada✓ □ Ada, Dengan skala nyeri NRS/ VAS, deskripsi
Provokes : □ Benturan □ Kehamilan / kontraksi □ Proses persalinan, □ Lain-lain, Pasca operasi Sc
Quality : (√)Seperti tertusuk-tusuk benda tajam/ tumpul □ Berdenyut □ Terbakar

□ Tertindih benda berat □ Diremas □ Terplintir □ Teriris – teriris □ Lain-lain


Region : □ Lokasi : Abdomen sebelah kanan □ Menyebar: (√) Tidak
□ Ya Severity : □ VAS/NRS, Score :5
Time/durasi nyeri : Kurang dari 1 menit
Lanjut asesmen lanjutan nyeri dan intervensi sesuai kondisi / jika ada keluhan nyeri

26
4. Pemeriksaan Penunjang

pemeriksaan lab 13/11/2023


- Hemoglobin 11.8gr/dl nilai normal 1214 g/dl
- Leukosit 21.43 10^3ul : 321 10^3u/L nilai normal 4-11 10^/mm3
- ht : 35,1% nilai normal 35-47%
- urine protein +3gr/dl nilai normal <10 mg/dl /150mg

5. Penatalaksananan
- Asam mefenamat 500mg (1TAB setelah makan bila nyeri),
- Dopamet 2x250 mg (pagi sore setelah makan)
- adalat oros 1x30mg (setelah makan)
- pct 1gr dlm 100ml larutan.
- Ketrolac 30 mg/ml injeksi (bila nyeri).

Pengelompokan Data

Data Subyektif Data


Obyektif
-Ibu mengatakan nyeri perut/abdomen skala 5 -PQRST : p/luka op; q/seperti ditusuk-tusuk;
r/abdomen sebelah kanan bawah; s/skala 5; t/
hilang timbul <1mnt
- payudara membesar dan tidak edema, areola
-Ibu mengatakan asi belum keluar dan bayi tampak hitam- membesar dan tidak ada lecet,
belum melekat pada puting ibu, sehingga ibu puting tampak eksverted, kolostrum belum keluar,
belum memberikan asi pada bayi. terdapat sumbatan asi

27
- ibu dgn riwayat HT selama hamil dan penggunaan
obat rutin adalat oros 1x20mg stlh makan, TD :
-ibu mengatakan pusing dan lemas
119/76mmHg, nasi: 92xmnt, rr:20xmnt
- ibu dgn riwayat PEB 3 kali dan eklampsi 1kali
setelah kehamilan pertama

-ibu menanyakan penyakit nya namun sudah


sedikit mengerti ttg pre-eklampsia nya

7. Analisa Data
Cp.1.B
No Da Masal Etiolo
. ta ah gi
1. DS :ibu mengatakan nyeri Nyeri Prosedur Operasi
perut skala 5

DO : PQRST : p/luka op;


q/seperti ditusuk-tusuk;
r/abdomen sebelah kanan
bawah; s/skala 5; t/ hilang
timbul <1mnt

DS :Ibu mengatakan asi


belum keluar dan bayi
belum melekat pada puting
ibu, sehingga ibu belum
memberikan asi pada bayi. Ketidakadekuaan Suplai
28
DO :payudara membesar Menyusui Tidak Efektif ASI
dan tidak edema, areola
tampak hitam- membesar
dan tidak ada lecet, puting
tampak eksverted,
kolostrum belum

keluar, terdapat sumbatan


asi

DS :ibu mengatakan pusing


dan lemas

DO :ibu dgn riwayat HT


Riwayat Hipertensi
selama hamil dan
penggunaan obat rutin Resiko Perfusi Serebral Tidak
adalat oros 1x20mg stlh Efektif
makan, TD : 119/76mmHg,
nasi: 92xmnt, rr:20xmnt Ibu
dgn riwayat PEB 3 kali dan
eklampsi 1kali setelah
kehamilan pertama

DS :ibu menanyakan Riwayat Cedera


penyakit nya namun sudah Resiko Cedera Maternal Persalinan sebelumnya
sedikit mengerti ttg pre-
eklampsia nya

DO :ibu dgn riwayat PEB 3


kali dan eklampsi 1kali
setelah kehamilan pertama

29
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Tanggal Tanggal Paraf


&
No Diagnosa Keperawatan (P&E) Ditemukan Teratasi
. Nama
Jelas
1. Nyeri b.d Prosedur Operasi d.d ibu 13/11/2023 15/11/202
mengatakan nyeri perut PQRST : p/luka
op; q/seperti ditusuk-tusuk; r/abdomen
sebelah kanan bawah; s/skala 5; t/
hilang timbul <1mnt

2. Menyusui Tidak Efektif b.d 13/11/2023 15/11/202


Ketidakadekuaan Suplai ASI d.d Ibu
mengatakan asi belum keluar dan bayi
belum melekat pada puting ibu,
sehingga ibu belum memberikan asi
pada bayi. Payudara membesar dan
tidak edema, areola tampak hitam-
membesar dan tidak ada lecet, puting
tampak eksverted, kolostrum belum
keluar, terdapat sumbatan asi
Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif b.d
3. Riwayat Hipertensi d.d ibu mengatakan 13/11/2023 1511/2023
pusing dan lemas. Ibu dgn riwayat HT
selama hamil dan penggunaan obat
rutin adalat oros 1x20mg stlh makan,
TD : 119/76mmHg, nasi: 92xmnt,
rr:20xmnt. Ibu dgn riwayat PEB 3 kali
dan eklampsi 1kali setelah kehamilan
pertama
Resiko Cedera Maternal b.d Riwayat
4. Cedera Persalinan sebelumnya d.d ibu 14/11/2023 15/11/2023
menanyakan penyakit nya namun
sudah sedikit mengerti ttg pre-
eklampsia nya. Ibu dgn riwayat PEB 3
kali dan eklampsi 1kali setelah
kehamilan pertama

30
C. RENCANA KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)

Diagnosa Tujuan
Keperawatan Dan
Tanggal N Rencana
o (PES) Kriteria Hasil Tindakan
13/11/2023 1. Nyeri b.d Prosedur Setelah dilakukan O: 1) identifikasi karakteristik
Operasi d.d ibu intervensi nyeri
mengatakan nyeri perut keperawatan selama
2) identifikasi skala nyeri
PQRST : p/luka op; 2x24 jam maka
q/seperti ditusuk-tusuk; diharapkan tingkat T: 3) berikan lingkungan yang
r/abdomen sebelah nyeri menurun dengan nyaman
kanan bawah; s/skala 5; KH:
t/ hilang timbul <1mnt E: 4) ajarkan teknik non-
- Keluhan nyeri farmakologis untuk
berkurang mengurangi nyeri
- Skala
menurun K: 5) kolaborasi pemberian
analgesik

Menyusui Tidak Efektif


b.d Ketidakadekuaan O: 1) identifikasi keinginan ibu
Suplai ASI d.d Ibu untuk menyusui
mengatakan asi belum
2. keluar dan bayi belum 2) monitor kondisi
Setelah dilakukan mammae dan puting
melekat pada puting
intervensi
ibu, sehingga ibu belum T: 3) posisikan ibu dgn
keperawatan selama
memberikan asi pada nyaman
2x24 jam maka
bayi. Payudara
diharapkan status
membesar dan tidak 4) pijat ibu mulai dr
menyusui membaik
edema, areola tampak payudara, kepala, leher bahu
dengan KH:
hitam- membesar dan dan punggung
tidak ada lecet, puting - Suplai ASI
5)pijat melingkar
tampak eksverted, adekuat
kolostrum belum keluar, meningkat 6)Libatkan keluarga
terdapat sumbatan asi - Pancaran atau
tetesan asi E: 7) edukasi tujuan, prosedur
meningkat
31
- Perlekatan dan manfaat tindakan
bayi pada
Resiko Perfusi Serebral payudaraibu
Tidak Efektif b.d meningkat
3.
Riwayat Hipertensi d.d
ibu mengatakan pusing
dan lemas. Ibu dgn
riwayat HT selama hamil
dan penggunaan obat
rutin adalat oros
1x20mg stlh makan, TD :
119/76mmHg,
nasi:92xmnt,rr:20xmnt.
Ibu dgn riwayat PEB 3
kali dan eklampsi 1kali
O: 1) identifikasi kebiasaan
setelah kehamilan Setelah dilakukan pola makan saat ini dan masa
pertama intervensi lalu
keperawatan selama
2x24 jam maka 2) identifikasi tingkat
diharapkanperfudi pengetahuan saat ini
Serebral meningkat
Resiko Cedera Maternal 3) berikan kesempatan
dengan kh:
b.d Riwayat Cedera bertanya
4. Persalinan sebelumnya - Sakit kepala
4) sediakan materi sesuai
d.d ibu menanyakan atau pusing
edukasi
penyakit nya namun menurun
sudah sedikit mengerti - Nilai rata-rata E:5) jelaskan tujuan kepatuhan
ttg pre-eklampsia nya. TD membaik diet
Ibu dgn riwayat PEB 3
kali dan eklampsi 1kali 6) informasikan makanan yang
setelah kehamilan boleh dan tidak
pertama 7)anjurkan mempertahankan
posisi semi Fowler 20-30menit
stlh makan

Setelah dilakukan
intervensi O:1)Identifikasi faktor risiko
keperawatan selama kehamilan
2x24 jam maka 2) identifikasi riwayat obtetris
diharapkan tingkat
cedera menurun T:3)Berikan kesempatan
dengan KH: bertanya

32
- Kejadian 4) sediakan materi sesuai
cedera edukasi
menurun
E:5)Jelaskan risiko janin
mengalami kelahiran prematur
6) Anjurkan melakukan
perawatan diri untuk
meningkatkan Kesehatan
7) Anjurkan ibu untuk
beraktivitas dan beristirahat
yang cukup

33
D. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal No. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan Nama Jelas
Waktu
DK.
13/11/2023 1 mengidentifikasi karakteristik nyeri
08.00 Rh: PQRST : p/luka op; q/seperti ditusuk-tusuk;
r/abdomen sebelah kanan bawah; s/skala 5; t/ hilang
timbul <1mnt
mengidentifikasi skala nyeri
Rh skala 5
mm berikan lingkungan yang nyaman
Rh: pasien tampak nyaman
kolaborasi pemberian analgesik
Rh: Ketrolac 30 mg/ml injeksi

08.30 2.
memonitor kondisi mammae dan puting
Rh: Payudara membesar dan tidak edema, areola
tampak hitam- membesar dan tidak ada lecet, puting
tampak eksverted, kolostrum belum keluar, terdapat
sumbatan asi
menedukasi tujuan, prosedur dan manfaat tindakan
Rh: pasien mengerti dan menyetujui kontrak yang
akan datang untuk pijat laktasi

09.00 3 mengidentifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan


masa lalu
Rh : pasien selalu berhati-hati dalam memilih
makanan tidak byk makan daging
menginformasikan makanan yang boleh dan tidak
Rh : pasien dianjurkan diet RG dan TKTP
menjelaskan tujuan kepatuhan diet
Rh: pasien dianjurkan minum obat adalat oros 1x30mg
stlh makan
agar eklampsi tdk parah

1
11.30
2 memposisikan ibu dgn nyaman
Rh: bed pasien ditegakkan pasien posisi duduk
12.00 melakukan pijat laktasi
Rh: pasien memahami cara pijat laktasi dan merasa
nyaman setelah

menganjurkan untuk mempertahankan posisi semi


3
Fowler slm 20-30 mnt setelah makan
Rh: pasien memahami instruksi perawat
14/11/2023
07.30
mengidentifikasi skala nyeri
1
Rh skala 2
mengajaran teknik non farmakologis tarik napas
dalam

09.30 Rh: pasien tampak nyaman dan melakukan tnd

4. mengdentifikasi faktor risiko kehamilan


Rh: PEB Hipertensi
mengidentifikasi riwayat obtetris
Rh: riwayat peb tiga kali dan eklampsi 1 kali setelah
kehamilan
melakukan pendidikan kesehatan mengenai pre-
eklampsia
11.00 Rh: pasien tampak bertanya dan memahami akan
edukasi tentang penyebab faktor, komplikasi dan
penanganan pre eklampsi
3.

mengidentifikasi tingkat pengetahuan saat ini


Rh: pasien sudah memahami dan patuh terhadap
dietnya, pasien mengatakan sudah minum obat darah
tingginya (terapi adalat oros 1x30mg stlh makan) TD :
120/86mmHg N: 95x/mnt rr:19x/mnt,S:37c
menganjurkan mempertahankan posisi semi Fowler
2
13.00 20-30menit stlh makan
Rh: pasien mengatakan selalu melakukan nya
2.
mengidentifikasi keinginan ibu untuk menyusui
Rh: ibu mengatakan baru menemui bayinya, asi mulai
keluar harus di pumping, ibu mengatakan bayi sudah
mulai menyusui dan melekat pada puting ibu.
memonitor mammae dan puting ibu
Rh: kolostrum sudah mulai keluar, masih terdapat
sumbatan asi
memposisikan ibu dgn nyaman
Rh: bed pasien ditegakkan pasien posisi duduk
melakukan pijat laktasi

15/11/2023 Rh: pasien tampak nyaman dan didampingi keluarga

08.30
1.
mengidentifikasi skala nyeri
Rh pasien mengatakan sudah tidak nyeri
mengajaran teknik non farmakologis tarik napas
dalam
Rh: pasien masih ingat teknik Tnd
memberikan lingkungan yang terapeutik
Rh: pasien tampak nyaman ketika diturunkan suhu
3. lingkungan

menjelaskan kepatuhan diet


Rh: pasien patuh terhadap dietnya telah minum obat
teratur adalat oros 1x30mg stlh makan TD :
118/80mmHg N: 90x/mnt rr:20x/mnt,S:37,5c
menginformasikan makanan yang boleh dan tidak
Rh: pasien paham dan masih ingat
2.

3
monitor kondisi mammae dan puting
Rh: areola mammae tampak ada sisa dr asi, asi sudah
byk yg keluar, puting tidak lecet. Ibu mengatakan bayi
kenyang karena asi banyak yg dikeluarkan saat ke
ruang bayi
memposisikan ibu dgn nyaman
Rh: bed pasien ditegakkan pasien posisi duduk
melibatkan keluarga

4. Rh: pasien dibantu keluarga melakukan pijat laktasi

menganjurkan melakukan perawatan diri untuk


meningkatkan Kesehatan
Rh: pasien mengatakan nyaman setelah diajarkan
senam nifas pasien tampak melakukan senam nifas
dgn baik
menganjurkan ibu untuk beraktivitas dan beristirahat
yang cukup
Rh: pasien dan keluarga memahami dgn baik anjuran

BAB 4
4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Preeklamsia adalah gangguan hipertensi pada ibu hamil setelah usia


kehamilan 20 minggu, ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg, edema,
dan proteinuria. Diagnosis didasarkan pada hipertensi kehamilan dengan
gangguan organ lainnya. Sebelumnya, preeklamsia didefinisikan sebagai
hipertensi baru dengan proteinuria selama kehamilan. (Faiqoh, 2014; POGI,
2016). Preeklamsia memang dikaitkan dengan vasokonstriksi yang menyebabkan
spasme pembuluh darah, terutama pada arteriola glomerulus ginjal.
Vasokonstriksi ini dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan
kerusakan pada endotel.

Semua langkah ini dirancang untuk mengelola dan meminimalkan risiko


yang terkait dengan preeklamsi, serta memastikan kesejahteraan ibu dan janin.
Dan hasil pengkajian yang di lakukan dan di dapatkan data subjektif dengan
pasien mengatakan: Pasien mengeluh nyeri diarea perut bawah,belum keluar asi
mengeluh bengkak pada ekstremitas ,mengeluh pusing,ibu mengatakan bayi nya
belum melekat pada asi/putting,pasien sudah mengerti sedikit tentang
preklamsianya, diagnosa yang di angkat dalam kasus pada Ny.K yaitu nyeri akut
b.d prosedur operasi lalu dignosa ke dua menyusui tidak efektif b.d
ketidakadekuatan suplai asi lalu diagnosa ketiga resiko perfusu serebral tidak
efektif b.d riwayat hipertensi lalu dignosa ke empat resiko cedera maternal b.d
riwayat cedera persalinan sebelumnya. Asuhan di lakukan 3x24 jam dengan
intervensi sesuai dengan diagnosa yang telah di dapatkan dan diprioritaskan.
Lalu pasien akan di pantau untuk hasil sesuai intervensi yang telah di lakukan dan
mendapatkan evaluasi dari setiap tindakan mulai dari hari pertama hingga hari
terakhir.

5
4.2 Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan


Preeklamsia berat protein serum dibawah batas normal pada preeklamsia berat
early onset dan late onset. Kadar albumin dan total protein serum lebih rendah
pada preeklamsia berat early onset. Oleh karena itu, kejadian preeklamsia
berat baik early onsetataupun late onset harus dicegah. Peneliti menyarankan
untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan dibidang promotif dan
preventif. Dokter dan bidan disarankan untuk selalu memberikan edukasi
kepada ibu hamil tentang pentingnya melaksanakan ante natal care (ANC).
Program saat ini adalah melakukan ANC minimal 4 kali selama kehamilan.
Sejak kunjungan pertama dari trimester I dokter atau bidan disarankan sudah
mencari faktor-faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil. Bagi ibu hamil yang
mempunyai faktor risiko preeklamsia berat disarankan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah setiap bulannya kepada dokter atau bidan. Jika
terdapat keluhan tambahan seperti nyeri kepala, nyeri abdomen atas,gangguan
penglihatan, dan kejang, dokter atau bidan dapat menyarankan ibu hamil
untuk segera ke puskesmas agar dapat dirujuk ke rumah sakit karena dicurigai
terjadi perburukan dari preeklamsia berat. Kegiatan edukasi yang dilakukan
diharapkan dapat mencegah terjadinya preeklamsia berat dan mencegah onset
yang lebih dini dari preeklamsia berat.

2. Bagi Masyarakat

a. Sebaiknya ibu merencanakan kehamilannya pada waktu yang tepat, yaitu 20-
35 tahun.

b. Ibu hamil agar tidak melakukan aktivitas fisik yang terlalu berat.

c. Sebaiknya ibu hamil tidak terbebani oleh masalah-masalah yang dapat


menyebabkan stres.

d. Sebaiknya ibu menelusuri apakah dalam keluarganya terdapat riwayat


preeklamsia keluarga, agar dapat mencegah terjadinya preeklamsia.
e. Sebaiknya ibu menghindari paparan asap rokok di rumahnya maupun di
lingkungan tempat tinggalnya.
6
f. Bagi perokok, sebaiknya merokok dilakukan di tempat tersendiri agar tidak
membahayakan orang di sekitar, terutama ibu hamil.

3. Bagi Mahasiswa atau Peneliti

a. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian faktor risiko


preeklamsia dengan instrumen yang lebih tinggi lagi, agar dapat mengetahui
tingkatan paparan asap rokok dan pengaruhnya terhadap kehamilan.
b. Bagi peneliti selanjutnya disarankan agar meneliti kehamilan tidak diinginkan
dengan menggunakan instrument yang lebih tinggi.
c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian faktor risiko
preeklamsia dengan cakupan wilayah yang lebih luas, agar jumlah responden
dapat lebih mewakili seluruh ibu hamil di wilayah tersebut.
d. Bagi peneliti selanjutnya agar meneliti faktor lain yang kemungkinan dapat
menyebabkan preeklamsia pada ibu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Faiqoh, E. (2014), Hubungan Karakteristik Ibu, ANC, dan Kepatuhan


Keperawatan

Ibu Hamil Dengan Terjadinya Preeklampsia. Jurnal Berkala


Epidemiologi.

Kurniasari, D. (2015), Hubungan Usia, Paritas, dan Diabetes Mellitus Pada

Kehamilan Dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Wilayah


Kerja Puskesmas Rumbia Kabupaten Lampung Tengah.

Rusniati, H. (2017), Tindakan Keperawatan Postpartum Normal dan Adaptasi

Fisiologi Pada Ibu Postpartum. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas


Keperawatan.

Pratiwi, W. (2017), Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Pre Eklampsia di

Rumah Sakit Aceh.

Hartati & Maryunani. (2015), Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Post
Sectio

Caesarian.

Anda mungkin juga menyukai