Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PRE EKLAMPSIA

Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas yang


diampu oleh Ibu Kamsatun Skep.,Ners,Mkep.

Disusun Oleh

KELOMPOK 1:

Adinda Zahra P17320120401


Liza Fauziah Asyari P17320120418
Mochamad Fazri Faozan P17320120422
Ryaldi Ahmad Sugiri P17320120431
Vify Utami Arofah P17320120438

JURUSAN KEPERAWATAN BANDUNG

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

Jl. Dr. Otten No.32, Pasir Kaliki, Kec. Cicendo, Kota Bandung
Jawa Barat. 40171
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahi rabbil’alamin. Segala


puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
makalah “Asuhan Keperawatan pada ibu hamil dengan Pre Eklampsia” ini dengan tepat
waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Shalawat menyertai salam semoga senantiasa tercurah kepada
baginda Nabiyullah Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Tak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penyusunan makalah ini, untuk dosen pengampu memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Maternitas Ibu Kamsatun Skep.,Ners,Mkep.

Penyusun tentu menyadari makalah ini hadir dengan segala kesederhanaannya dan
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca agar dalam penyusunan makalah berikutnya dapat lebih baik lagi
Insya Allah. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi setiap pembacanya dan
Allah senantiasa meridhai segala urusan kita. Amin yarabbal’alamin.

Bandung, 15 Agustus 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.....................................................................................................................3

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan..........................................................................................................................5

1.4 Manfaat........................................................................................................................5

BAB II........................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................................6

2.1 Konsep Dasar Pre-Eklampsia......................................................................................6

2.2 Konsep Masalah Keperawatan....................................................................................9

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Klien dengan Pre Eklampsia.....................................15

BAB III....................................................................................................................................24

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................24

BAB IV....................................................................................................................................41

PENUTUP...............................................................................................................................41

4.1 Kesimpulan................................................................................................................41

4.2 Saran..........................................................................................................................41

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................42

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan serta persalinan merupakan suatu peristiwa alamiah dan hal yang sangat
dinanti setiap ibu yang sedang menunggu proses kelahiran bayinya. Meskipun persalinan
merupakan peristiwa fisiologis namun setiap proses persalinan yang terjadi beresiko
mengalami komplikasi selama persalinan. Hal tersebut dapat memperburuk kondisi baik ibu
maupun bayi selama persalinan berlangsung sehingga berdampak terjadinya kematian pada
ibu dan bayi (Winancy, 2019).

Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu


kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥ 140/90
MmHg dan tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul pada usia
kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia,
sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak
ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal (POGI, 2016).

Menurut Andriyani, (2012) dalam penelitiannya menyampaikan kejadian preeklampsi


di negara Amerika Serikat dilaporkan 23,6 kasus per 1000 kelahiran. Perkumpulan Obstetri
dan Ginekologi Indonesia dalam buku Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran
menyampaikan untuk kejadian preeklampsi di Indonesia sebanyak 128.273/tahun atau sekitar
5,3% (POGI, 2016). Di Provinsi Lampung sendiri tercatat kasus preeklamsi sebanyak 59
kasus sedangkan di Kabupaten Lampung Tengah sebesar 12,5% (Kurniasari, 2015).

Masalah preeklampsia bukan hanya berdampak pada ibu saat hamil dan melahirkan,
namun juga menimbulkan masalah pasca persalinan akibat disfungsi endotel di berbagai
organ. Dampak jangka panjang pada bayi yang dilahirkan ibu dengan preeklampsia antara lain
bayi akan lahir prematur sehingga mengganggu semua organ pertumbuhan bayi. Sampai
dengan saat ini penyebab preeklampsi belum diketahui secara pasti, beberapa faktor resiko
yang menjadi dasar perkembangan kasus preeklampsi diantaranya adalah usia, primigravida,
multigravida, jarak antar kehamilan, janin besar dan kehamilan dengan janin lebih dari satu
(POGI, 2016).

3
Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan serta bagaimanan proses penanganan
persalinan berlangsung sangat berpengaruh terhadap kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena
itu penatalaksanaan awal pada masalah preeklampsi perlu dilakukan dengan mengidentifikasi
faktor resiko untuk setiap ibu hamil melalui asuhan antenatal care sebab masalah preeklamsi
pada awalnya tidak memberikan gejala dan tanda, namun dapat memperburuk kondisi ibu dan
bayi dengan cepat. Tujuan utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman
dan persalinan bayi yang sehat. (POGI, 2016).

Setelah mengidentifikasi faktor resiko pada masa kehamilan, penatalaksanaan


preeklampsia selanjutnya adalah tergantung dari usia gestasi ibu. Penatalaksanaan terapi
definitif pada pasien preeklampsia dengan segera melakukan persalinan atau terminasi
kehamilan atas indikasi mengancam nyawa ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif Sectio
Caesarian ataupun dengan persalinan normal (Khairani, 2020).

Perubahan kondisi pasca persalinan pada setiap ibu dengan preeklampsia tidak sama,
hal ini dipengaruhi proses adaptasi ibu selama mengalami perubahan tersebut. Kemampuan
untuk beradaptasi terhadap perubahan selama masa nifas mempengaruhi kebutuhan ibu baik
secara fisiologis maupun psikologisnya. Dengan memberikan asuhan pada masa nifas
diharapkan mampu memenuhi kebutuhan tersebut sehingga ibu dapat melakukan dan
meningkatkan kemampuan secara mandiri terhadap perubahan yang terjadi pasca melahirkan
(Rusniati, 2017).

Peran perawat dengan memberikan asuhan keperawatan pada pasien preeklampsia


bertujuan untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa nifas serta mencegah terjadinya
komplikasi pasca persalinan. Oleh sebab itu asuhan keperawata pasien dengan preeklamsi
dilakukan untuk meningkatkan penyesuaian diri pasien dalam menghadapi permasalahan yang
berhubungan dengan kondisinya pasca melahirkan serta memfasilitasi potensi pasien untuk
beradaptasi dalam menghadapi perubahan kebutuhan dasarnya.

Berdasarkan uraian diatas dan kejadian komplikasi yang banyak memberi dampak
terhadap ibu dan bayi, penulis tertarik mengambil bahasan tentang “Asuhan Keperawatan
Pada Klien Dengan Pre-eklampsia”.

4
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pre-eklampsia ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mendeskripsikan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Pre-
eklampsia.
2. Tujuan Khusus
1) Merumuskan Diagnosa Keperawatan Pada Klien Dengan Pre-eklampsia.
2) Menyusun Perencanaan Keperawatan Pada Klien Dengan Pre-eklampsia.
3) Melaksanakan Intervensi Pada Klien Dengan Pre-eklampsia.
4) Mengevaluasi Pada Klien Dengan Pre-eklampsia.

1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan penulis dapat menegakkan diagnosa keperawatan, menentukan
intervensi dengan tepat untuk klien dengan masalah keperawatan pada kehamilan dan
persalinan, khususnya klien dengan pre-eklampsia.

Makalah ini juga diharapkan dapat menambah keluasan ilmu dibidang keperawatan
dalam asuhan keperawatan klien dengan pre-eklampsia dan sebagai literatur yang bermanfaat
untuk kepentingan penulisan makalah atau pun karya tulis ilmiah.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Pre-Eklampsia


1. Pengertian Pre-Eklampsia
Pre-eklampsia merupakan salah satu gangguan hipertensi yang menyerang ibu
hamil pada usia kehamilan diatas 20 minggu dan paling banyak terlihat pada usia
kehamilan 37 minggu, hal ini merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan tingginya tekanan darah > 140/90 mmHg dan tingginya kadar protein dalam urine
serta edema yang timbul selama kehamilan atau sampai 48 jam postpartum. Ibu hamil
yang terkena Pre-eklampsia akan mengalami penyempitan pembuluh darah sehingga akan
menekan fungsi hati, ginjal, otak, dan beberapa organ vital lainnya.
Menurut Maryunani (2012) preeklampsia adalah kondisi khusus dalam kehamilan,
ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Bisa berhubung atau berlanjut
menjadi kejang (eklampsia), sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi
pertumbuhan dan abrapsio plasenta / solusio plasenta.
Preeklampsia didefenisikan sebagai gangguan yang terjadi pada trimester kedua
kehamilan dan mengalami regresi setelah kelahiran, ditandai dengan kemunculan
sedikitnya dua dari tiga tanda utama, yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria.
2. Klasifikasi
Pembagian preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat, berikut ini
adalah penggolongannya (Rukiyah dan Yulianti, 2010) :
1) Preeklampsia Ringan
Preeklampsia ringan adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan atau edema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan. Gejala ini dapat
timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas, penyebab
preeklampsia ringan belum diketahui secara jelas, penyakit ini dianggap sebagai
“maladaptation syndrome” akibat vasospasme general dengan segala akibatnya
(Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Gejala preeklampsia ringan meliputi:
6
a. Kenaikan tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah
diastolik 90-110 mmHg.
b. Proteinuria secara kuantitatif >0,3 gr/l dalam 24 jam.
c. Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tangan.
d. Tidak disertai dengan gangguan fungsi organ.
2) Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema
pada kehamilan 20 minggu atau lebih (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
Gejala klinis preeklampsia berat meliputi:
a. Tekanan darah sistolik >160 mmHg atau tekanan darah diastolik >110 mm.
b. Trombosit 3 gr/ liter/24 jam) atau positif 3 atau 4, pada pemeriksaan kuantitatif.
3. Etiologi
Penyebab timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti,
tetapi pada umumnya disebabkan oleh (vasospasme arteriola). Faktor-faktor lain yang
diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia antara lain: primigravida,
kehamilan ganda, hidramnion, molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu
kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia.

Sampai sekarang etiologi preeklampsia belum diketahui. Membicarkan


patofisiologinya tidak lebih dari “mengumpulkan” temuan-temuan fenomena yang
beragam. Namun pengetahuan tentang temuan yang beragam inilah kunci utama
suksesnya penanganan preeklampsia sehingga preeklampsia/eklampsia disebut sebagai the
disease of many theories in obstetrics (Vivian dan Tri Sunarsih, 2011).

Adapun teori-teori tersebut antara lain:

1) Peran Prostasiklin dan Tromboksan


Pengeluaran hormone ini memunculkan efek “perlawanan” pada tubuh. Pembuluh-
pembuluh darah menciut, terutama pembuluh darah kecil, akibatnya tekanan darah
meningkat. Organ-organ pun akan kekurangan zat asam. Pada keadaan yang lebih
parah, bisa terjadi penimbunan zat pembeku darah yang ikut menyambut pembuluh
darah pada jaringan-jaringan vital.
2) Peran Faktor Immunologis

7
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat di bahwa pada kehamilan pertama pembentuk
blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna, yang semakin sempurna
pada kehamilan berikutnya.
3) Peran Faktor Genetik
Beberapa bukti yang menunjukkan peran faktor genetik pada kejadian Preeklampsia-
Eklampsia antara lain:
a. Preeklampsia hanya terjadi pada manusia.
b. Terdapatnya kecenderungan meningkatnya frekuensi preeklampsia-eklampsia pada
anak-anak dari ibu yang menderita preeklampsia-eklampsia. Kecenderungan
meningkatnya frekuensi preeklampsiaeklampsia pada anak dan cucu ibu hamil
dengan riwayat preeklampsia-eklampsia dan bukan pada ipar mereka.
c. Peran Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)
Penderita pada tahap preeklampsia hendaknya mau dirawat dirumah sakit untuk
memudahkan pemantauan kondisi ibu dan janin. Pemantauan meliputi fungsi ginjal
lewat protein urinenya dan juga fungsi hati. Menu makanan sehari-hari pun perlu
diperhatikan. Yang pasti konsumsi garam harus dikurangi, sedangkan buah-buahan
dan sayuran diperbanyak (Rukiyah dan Yulianti, 2010).
4. Patofosiologi
Pada awal kehamilan, sel sitotrofoblas menginvasi arterispiralis uterus, mengganti
lapisan endothelial dari arteri tersebut dengan merusak jaringan elastis medial, muskular,
dan neural secara berurutan. Sebelum trimester kedua kehamilan berakhir, arteri spiralis
uteri dilapisi oleh sitotrofoblas, dan sel endothelial tidak lagi ada pada bagian
endometrium atau bagian superfisial dari miometrium. Proses remodeling arteri spiralis
uteri menghasilkan pembentukan sistem arteriolar yang rendah tahanan serta mengalami
peningkatan suplai volume darah yang signifikan untuk kebutuhan pertumbuhan janin.
Pada preeklampsia invasi arteri spiralis uteri hanya terbatas pada bagian desidua
proksimal, dengan 30% sampai dengan 50% arteri spiralis dari placental bed luput dari
proses remodeling trofoblas endovaskuler. Segmen miometrium dari arteri tersebut secara
anatomis masih intak dan tidak terdilatasi. Rerata diameter eksternal dari arteri spiralis
uteri pada ibu dengan preeklampsia adalah 1,5 kali lebih kecil dari diameter arteri yang
sama pada kehamilan tanpa komplikasi. Kegagalan dalam proses remodeling vaskuler ini
menghambat respon adekuat terhadap kebutuhan suplai darah janin yang meningkat yang
terjadi selama kehamilan. Ekspresi integrin yang tidak sesuai oleh sitotrofoblas ekstravilli
8
mungkin dapat menjelaskan tidak sempurnanya remodeling arteri yang terjadi pada
preeklampsia.
Kegagalan invasi trofobas pada preeklampsia menyebabkan penurunan perfusi
uteroplasenta, sehingga menghasilkan plasenta yang mengalami iskemi progresif selama
kehamilan. Selain itu, plasenta pada ibu dengan preeklampsia menunjukkan peningkatan
frekuensi infark plasenta dan perubahan morfologi yang dibuktikan dengan proliferasi
sitotrofoblas yang tidak normal. Bukti empiris lain yang mendukung gagasan bahwa
plasenta merupakan etiologi dari preeklampsia adalah periode penyembuhan pasien yang
cepat setelah melahirkan.
Jaringan endotel vaskuler memiliki beberapa fungsi penting, termasuk di antaranya
adalah fungsi pengontrolan tonus otot polos melalui pelepasan substansi vasokonstriktor
dan vasodilator, serta regulasi fungsi anti koagulan, anti platelet, fibrinolisis melalui
pelepasan faktor yang berbeda. Hal ini menyebabkan munculnya gagasan bahwa
pelepasan faktor dari plasenta yang merupakan respon dari iskemi menyebabkan disfungsi
endotel pada sirkulasi maternal. Data dari hasil penelitian mengenai disfungsi endotel
sebagai patogenesis awal preeklampsia menunjukkan bahwa hal tersebut kemungkinan
merupakan penyebab dari preeklampsia, dan bukan efek dari gangguan kehamilan
tersebut. Selanjutnya, pada ibu dengan preeklampsia, faktor gangguan kesehatan pada ibu
yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi kronis, diabetes, dan hiperlipidemia dapat
menjadi faktor predisposisi atas kerusakan endotel maternal yang lebih lanjut.

2.2 Konsep Masalah Keperawatan


1. Pengertian
Masalah Keperawatan atau Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian
klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
2. Komponen Masalah Keperawatan
Dalam konsep masalah keperawatan terdapat dua komponen utama yaitu masalah
(problem) atau label diagnosis dan indikator diagnostik. Dalam perumusan masalah
keperawatan pada dibagi menjadi 3 yaitu aktual, risiko, dan potensial. Masing-masing
komponen diagnosis diuraikan sebagai berikut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017).
1) Masalah (Problem)

9
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan yang menggambarkan inti dari
respons klien terhadap kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label diagnosis
terdiri atas Deskriptor atau penjelas dan fokus diagnostik.
2) Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor risiko dengan
uraian sebagai berikut :
a. Penyebab (Etiology) merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan
status perubahan status kesehatan. Etiologi dapat mencakup empat kategori yaitu
fisiologis, biologis atau psikologis, efek samping terapi/tindakan, situasional
(lingkungan antar personal), maturasional.
b. Tanda (sign) dan Gejala (Symptom). Tanda merupakan data objektif yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan prosedur
diagnostic, sedangkan gejala merupakan data subjektif yang diperoleh dari hasil
anamnesis.
Tanda/ gejala dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :
a) Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-100%
untuk validasi diagnosa.
b) Kriteria Minor adalah tanda dan gejala yang tidak harus ditemukan, namun
dapat mendukung penegakan diagnosis.
c. Faktor Resiko Merupakan kondisi atau situasi yang dapat meningkatkan
kerentanan klien mengalami masalah kesehatan. Pada diagnosa resiko tidak
memeiliki penyebab dan tanda/gejala, hanya mmiliki faktor resiko.

10
3. Pathway Pre Eklampsia

11
4. Masalah Keperawatan pada Pasien Dengan Pre Eklampsia.
1) Masalah Keperawatan Pada Ibu.
a. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003)
a) Definisi : Kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan/atau eliminasi
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler.
b) Penyebab : Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi.
c) Batasan Karateristik :
- Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan
pertukaran gas antara lain pasien mengeluh sesak napas, denyut nadi
cepat serta adanya bunyi napas tambahan.
- Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan
pertukaran gas antara lain pasien mengeluh pusing, penglihatan kabur,
dan pasien tampak gelisah.
b. Nyeri Akut (D.0077)
a) Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau
lambat dan berintesitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3
bulan.
b) Penyebab : Agen pencedera fisiologis (Peradangan : mastitis)
c) Batasan Karateristik :
- Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose nyeri akut antara
lain pasien mengeluh nyeri, tampak meringis, bersikap protektif (mis.
waspada, posisi menghindari nyeri), gelisah, frekuensi nadi meningkat
dan sulit tidur.
- Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose nyeri akut antara
lain tekanan darah meningkat, pola nafas berubah, proses berfikir
terganggu, menarik diri, berfokus pasa diri sendiri dan diaphoresis.
c. Gangguan Eliminasi Urine (D.0040)
a) Definisi : Disfungsi eliminasi urine
b) Penyebab : Penurunan kapasitas kandung kemih.
c) Batasan Karaterisitik : Data mayor yang dapat menunjang munculnya
diagnose gangguan eiminasi urine antara lain pasien mengeluh berkemih tidak
tuntas serta adanya distensi kandung kemih.

12
d. Resiko Infeksi (D.0142)
a) Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
b) Faktor Resiko : Efek prosedur invasive.

e. Menyusui Tidak Efektif (D.0029)


a) Definisi : Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau
kesukaran pada proses menyusui.
b) Penyebab : Agen pencedera fisik ( antara lain; ketidakadekuatan refleks
menghisap bayi dan payudara ibu bengkak)
c) Batasan Karateristik :
- Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose menyusui tidak
efektif antara lain pasien mengeluh nyeri dan atau lecet pada payudara
dan bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu.
- Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose menyusui tidak
efektif antara lain bayi menghisap tidak terus menerus, bayi menangis
saat disusui serta bayi menolak untuk menghisap.
f. Gangguan Proses Keluarga (D.0120)
a) Definisi : Perubahan dalam hubungan atau fungsi keluarga.
b) Penyebab : Perubahan peran keluarga
c) Batasan Karateristik :
- Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan proses
keluarga antara lain keluarga tidak mampu beradaptasi terhadap situasi
dan tidak mampu berkomunikasi secara terbuka diantara anggota
keluarga.
- Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose gangguan proses
keluarga antara lain keluarga mengeluh tidak mampu mengungkapkan
perasaan secara leluasa dan keluarag tidak mampu memenuhi kebutuhan
fisik/emosional/spiritual anggota keluarga.
g. Resiko Gangguan Perlekatan (D.0127)
a) Definisi : Beresiko mengalami gangguan interaksi antara orang tua dengan
bayi yang dapat mempengaruhi proses asah, asih dan asuh.
b) Faktor Resiko : Khawatir menjalankan peran sebagai orang tua,
ketidakmampuan orang tua memenuhi kebutuhan bayi, Prematuritas.

13
2) Masalah Keperawatan pada bayi
a. Pola nafas tidak efektif (D.0005)
a) Definisi : Inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi adekuat.
b) Penyebab : Deformitas dinding dada.
c) Batasan Karakteristik :
- Data mayor yang dapat menunjang munculnya diagnose pola nafas tidak
efektif antara lain dipsnea, penggunaan otot bantu pernafasan, pase
ekspirasi memanjang, pola nafas abnormal.
- Data minor yang dapat menunjang munculnya diagnose pola nafas tidak
efektif antara lain ortopnea, pernafasan cuping hidung, ventilasi semnit
menurun, kapasitas vital menurun, tekanan ekspirasi menurun, tekanan
inspirasi menurun.
b. Resiko aspirasi (D.0006)
a) Definisi : Beresiko mengalami masuknya sekresi gastrointestinal, sekresi
orofaring, benda cair atau padat kedalam saluran trakeobronchial akibat
disfungsi mekanisme protektif saluran nafas.
b) Faktor Resiko : Ketidakmampuan koordinasi menghisap, menelan, dan
bernafas.
c. Resiko Infeksi (D.0142)
a) Definisi : Beresiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
b) Faktor resiko : Ketidadekuatan pertahanan tubuh primer.
d. Resiko Hipotermi (D.0140)
a) Definisi : Beresiko mengalami kegagalan termoregulasi yang dapat
mengakibatkan suhu tubuh berada di bawah rentang normal.
b) Faktor Resiko : Kurangnya lapisan lemak subkutan.

e. Resiko Defisit Nutrisi (D.0032)


a) Definisi : Beresiko mengakami asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
b) Faktor resiko : Ketidakmampuan menelan dan mencerna makanan.

14
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Klien dengan Pre Eklampsia
Proses keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik
keperawatan, terdiri atas lima tahap yang berurutan dan saling berhubungan, yaitu pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Tahap- tahap tersebut berintegrasi
terhadap fungsi intelektual problem-solving dalam mendefinisikan suatu asuhan keperawatan
(Nur Salam, 2013).

Berikut lima tahap konsep asuhan keperawatan pada klien dengan preeklampsi:

1. Pengkajian
Pengkajian adalah pengumpulan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji
dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi pasien baik
fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan (Purba, 2019)
Pada tahap pengkajian peneliti memakai pendekatan dengan model keperawatan
Adaptasi Roy. Proses pengumpulan data dimulai dengan mengkaji data demografi,
dilanjutkan dengan pengkajian data stimuli umum, lalu pengkajian tahap pertama atau
First Level Assesment yang meliputi fisiologi, konsep diri, fungsi peran dan
ketergantungan atau interdependensi, kemudian pengkajian tahap kedua atau Second Level
Assesment yang meliputi stimulus fokal, kontekstual dan residual. Pengkajian stimulus
menitiberatkan pada faktor penyebab dan faktor pendukung munculnya perilaku respon
yang tidak efektif (Hidayati, 2014).
1) Data Demografi
Mengkaji identitas klien dan pasangan klien yang meliputi : Nama, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan, Status Perkawina, Pernikahan, Lama Pernikahan, Agama, Suku, No. Rekam
Medis, Sumber Informasi dan tanggal dilakukan pengkajian.
2) Stimuli Umum
Pada tahap ini selain Alasan masuk rumah sakit, Riwayat penyakit ibu sekarang dan
Riwayat penyakit yang lalu perlu dikaji, apakah ibu ada menderita penyakit akut dan
kronis. Pada riwayat penyakit keluarga hal yang perlu dikaji adalah jenis penyakit
keturunan serta penyakit penyakit menular lainnya yang pernah diderita keluarga.
Selanjutnya Riwayat Obsterti dan Gynecologi ibu yang perlu dikaji adalah segala hal
yang berhubungan dengan riwayat menstruasi ibu termasuk menarche. Dilanjutkan
dengan pengkajian terhadap Riwayat ANC, Status obstetric ibu, Riwayat persalinan
yang lalu, Riwayat perkawinan serta Riwayat pemakaian alat kontrasepsi.
3) First Level Assessment
15
a. Pengkajian fungsi fisiologis
Pengkajian berhubungan dengan struktur dan fungsi tubuh, mengidentifikasi
sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus dipenuhi untuk mempertahankan
integritas, terdisir dari 5 kebutuhan fisiologis dasar dan 4 kebutuhan fisiologis
kompleks. Kesembilan kebutuhan fisiologis tersebut adalah : Oksigenasi, Nutrisi,
Eliminasi, Aktifitas dan istirahat, Keamanan, Sensori, Cairan dan elektrolit, Fungsi
neurologis, Fungsi endokrin.
b. Pengkajian konsep diri
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi konsep diri pasien adalah dampak
penyakit, perubahan akan memberi dampak pada gambaran diri, ideal diri, moral,
etik dan spiritual pasien. Pengkajian difokuskan pada bagaiman penerimaan pasien
terhadap penyakit, terapi yang dijalani, harapan pasien dan penatalaksanaan
selanjutnya serta nilai yang diyakini terkait dengan penyakit dan terapinya.
c. Pengkajian fungsi peran
Fungsi peran berkaitan dengan pola-pola interaksi seseorang dalam hubungannya
dengan orang lain, bagaimana peran klien dalam keluarga, adakah energy dan
waktu pasien melakukan aktifitas dirumah, apakah pasien mempunyai pekerjaan
tetap, bagaimana dampak penyakit saat ini terhadap peran klien, termasuk peran
klien dalam masyarakat.
d. Pengkajian interdependensi
Pengkajian menggambarkan tentang ketergantungan atau hubungan klien dengan
orang terdekat, siapakah orang yang paling bermakna dalam kehidupannya, sikap
memberi dan menerima terhadap kebutuhan dan aktifitas kemasyarakatan.
Kepuasan dan kasih sayang untuk mencapai integritas suatu hubungan serta
keseimbangan antara ketergantungan dan kemandirian dalam menerima sesuatu
untuk dirinya. Perlu juga dikaji bagaimana pasien memenuhi kebutuhan
interdependensi dalam keterbatasan dan perubahan status kesehatan yang dialami.
4) Second Level Assesment
Pada tahap ini termasuk pengkajan stimuli yang signifikan terhadap perubahan
perilaku seseorang.
2. Diagnosa Keperawatan
Masalah Keperawatan atau Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian
klinis mengenai respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa keperawatan
16
bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan komunitas terhadap situasi yang
berkaitan dengan kesehatan.
Diagnosa keperawatan yang ditegakkan menurut teori adaptasi Roy diperoleh dari
hasil pengkajian yang sudah dilakukan mengikuti 4 mode adaptasi yaitu fisiologi, konsep
diri, fungsi peran dan interdependesi serta dihubungkan dengan stimulus yang berkaitan
Hidayati (2014). Sedangkan menurut Marliana & Hani (2018) dan Tim Pokja SDKI DPP
PPNI (2017) diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus preeklampsi sebagai berikut:
1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003).
2) Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077).
3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040).
4) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142).
5) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029).
6) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)
7) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan bayi
(D.0127).
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan
yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Perencanaan merupakan langkah
awal dalam menentukan apa yang dilakukan untuk membentu klien dalam memenuhi serta
mengatasi masalah keperawatan yang telah ditentukan. Tahap perencanaan keperawatan
adalah menentukan prioritas diagnose keperawatan, penetapan kriteria evaluasi dan
merumuskan intervensi keperawatan (Purba, 2019).
Penerapan luaran keperawatan dengan menggunakan ketiga komponen luaran
keperawatan yaitu Label, Ekspetasi dan Kriteria Hasil. Motode yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
1) Metode Dokumentasi Manual/tertulis
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu maka Luaran
Keperawatan Ekspetasi dengan kriteria hasil :
a. Kriteria 1 (Hasil)
b. Kriteria 2 (Hasil)
c. Dan seterusnya.
2) Metode Dokumentasi Berbasi Komputer

17
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu Luaran Keperawatan
Ekspetasi dengan kriteri hasil :
a. Kriteria 1 (Skor)
b. Kriteria 2 (Skor)
c. Dan seterusnya.

Komponen tindakan, yang dilakukan pada intervensi keperawatan terdiri atas


Observasi, Terapeutik , Edukasi dan Kolaborasi (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018).
Pendekatan intervensi keperawatan menurut Roy direncanakan dengan tujuan merubah
stimulus fokal, kontekstual dan residual serta memperluas kemampuan koping klien pada
tatanan yang adaptif sehingga kemampuan adaptasi meningkat, Fokus aktifitas dalam
intervensi keperawatan ditujukan pada penyelesain etiologi dalam diagnosa kepeerawatn
klien (Hidayati, 2014).

Berikut Intervensi yang dapat dilakukan sesuai standar intervensi keperawatan


Indonesia (Tim Pokja Siki DPP PPNI, 2018).

1) Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi-perfusi (D.0003)


a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan pertukaran gas meningkat
b. Kriteria hasil :
a) Pasien melaporkan keluhan sesak berkurang.
b) Tidak terdengar bunyi nafas tambahan.
c) Tanda – tanda vital dalam batas normal
c. Intervensi ( Dukungan Ventilasi ) :
a) Observasi
- Identifikasi adanya kelelahan otot bantu nafas.
- Identifikasi efek perubahan posisi terhadap status pernafasan.
- Monitor status respirasi dan oksigenisasi.
b) Terapeutik
- Pertahankan kepatenan jalan nafas.
- Berikan posisi semi fowler atau fowler.
- Fasilitasi mengubah posisi senyaman mungkin.
- Berikan oksigenisasi sesuai kebutuhan.
c) Edukasi
18
- Ajarkan melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
- Ajarkan mengubah posisi secara mandiri
2) Nyeri akut b.d adgen pencedera fisiologis (D.0077)
a. Tujuan umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan tingkat nyeri berkurang.
b. Kriteria hasil :
a) Pasien melaporkan keluhan nyeri berkurang.
b) Keluhan nyeri meringis menurun.
c) Pasien menunjukkan sikap protektif menurun.
d) Pasien tidak tampak gelisah.
c. Intervensi ( Manajemen Nyari ) :
a) Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
b) Terapeutik
- Berikan tehnik norfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
c) Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi meredakan nyeri.
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
- Ajarkan tehnik nonfarmakologis untuk mengutangi nyeri.
d) Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
3) Gangguan eliminasi urine b.d penurunan kapasitas kandung kemih (D.0040)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan eliminasi urine pasien membaik.
b. Kriteria Hasil :
a) Pasien melaporkan sensasi berkemihnya meningkat.
b) Pasien melaporkan dapat berkemih dengan tuntas.
19
c) Tidak ada tandan – tanda distensi kantung kemih.
c. Intervensi ( Manajemen Eliminasi Urine) :
a) Observasi
Monitor eliminasi urine (Frekuensi, konsistensi, volume dan warna).
b) Terapeutik
- Catat waktu-waktu dan haluaran berkemih
- Ambil sampe urine tenga ( Midstream ).
c) Edukasi
- Identifikasi tanda dan gejala infeksi saluran kemih.
- Ajarkan mengambil spesimen urine midstream
4) Resiko infeksi d.d efek prosedur invasif (D.0142)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intrevensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan tingkat infeksi menurun.
b. Kriteria Hasil :
a) Tidak ada tandan –tanda infeksi ( Demam, Nyeri, Kemerahan dan Bengkak).
b) Kadar sel darah putih membaik.
c. Intervensi ( Pencegahan Infeksi) :
a) Observasi
Monitor tanda dan gejalan infeksi lokal dan sistemik
b) Terapeutik
- Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan
pasien.
- Pertahankan tehnik aseptik pada psien beresiko tinggi.
c) Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka post operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
5) Menyusui tidak efektif b.d payudara bengkak (D.0029)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakuan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan status menyusui membaik.
b. Kriteria Hasil :
a) Perlekatan bayi pada payudara ibu meningkat.

20
b) Kemampuan ibu memposisikan bayi dengan benar meningkat.
c) Pancaran ASI meningkat
d) Suplai ASI adekuat meningkat.
e) Pasien melaporkan payudara tidak bengkak
c. Intervensi ( Konseling Laktasi ) :
a) Observasi
- Identifikasi permasalahan yang ibu alami selama proses menyusui.
- Identifikasi keinginan dan tujuan menyusui.
- Identifikasi keadaan emosional ibu saat akan dilakukan konseling
menyusui.
b) Terapeutik
- Gunakan tehnik mendengar aktif.
- Berikan pujian terhadap perilaku ibu yang benar.
c) Edukasi
Ajarkan tehnik menyusui yang tepat sesuai kebutuhan ibu.
6) Gangguan proses keluarga b.d perubahan peran keluarga (D.0120)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan kemampuan untuk berperan dalm fungsi keluarga membaik.
b. Kriteria Hasil :
a) Keluarga melaporkan dapat menigkatkan adaptasi terhadap situasi.
b) Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka di antara anggota keluarga
meningkat.
c. Intervensi ( Dukungan Koping Keluarga ) :
a) Observasi
- Identifikasi respons emosional terhadap kondisi pasien saat ini.
- Identifikasi beban prognosi secara psikologis.
- Identifikasi pemahaman tentang perawatan setelah pulang.
b) Terapeutik
- Dengarkan masalah, perasaan, dan pertanyaan keluarga.
- Terima nilai nilai keluarga dengan cara yang tidak menghakimi.
- Hargai dan dukung mekanisme koping adaptif yang digunakan.
c) Edukasi
Infomasikan fasilitas perawatan kesehatan yang tersedia.
21
7) Resiko gangguan perlekatan d.d ketidakmampuan orangtua memenuhi kebutuhan bayi
(D.0127)
a. Tujuan Umum : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama waktu tertentu
diharapkan kemampuan berinteraksi ibu dan bayi meningkat.
b. Kriteria Hasil :
a) Pasien menunjukkan peningkatan verbalisasi perasaan positif terhadap bayi.
b) Pasien menunjukkan peningkatan perilaku mencium bayi, tersenyum pada bayi,
melakukan kontak mata dengan bayi, berbicara dengan bayi, berbicara kepada
bayi serta berespon dengan isyarat bayi.
c) Pasien menunjukkan peningkatan dalam menggendong bayinya untuk
menyusui.
c. Intervensi ( Promosi Perlekatan ) :
a) Observasi
- Monitor kegiatan menyusui.
- Identifikasi kemampuan bayi menghisap dan menelan ASI.
- Identifikasi payudara ibu. 79
- Monitor perlekatan saat menyusui
b) Terapeutik
Diskusikan dengan ibu masalah selama proses menyusui.
c) Edukasi
- Ajarkan ibu menopang seluruh tubuh bayi.
- Anjurkan ibu melepas pakaian bagian atas agar bayi dapat menyentuh
payudara ibu.
- Ajarkan ibu agar bayi yang mendekati kearah payudara ibu dari bagian
bawah.
- Anjurkan ibu untuk memegang payudara menggunakan jarinya sepertu
huruf “ C”. (
- Anjurkan ibu untuk menyusui pada saat mulut bayi terbuka lebar sehingga
areola dapat masuk dengan sempurna.
- Ajarkan ibu mengenali tanda bayi siap menyusui.
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status

22
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Potter &
Perry, 2011).
Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data berkelanjutan,
mengobservasi respon klien selama dan sesudah pelaksaan tindakan, serta menilai data
yang baru
5. Evaluasi
Evaluasi, yaitu penilaian hasil dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa
jauh keberhasilan yang dicapai sebagai keluaran dari tindakan. Penilaian proses
menentukan apakah ada kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, tindakan, dan evaluasi itu sendiri (Purba, 2019).
Pada tahap ini, hal yang dilakukan adalah membandingkan tingkah laku klien
sebelum dan sesudah implementasi. Hal ini terkait kemampuan klien dengan preeklampsia
primigravida dalam beradaptasi dan mencegah timbulnya kembali masalah yang pernah
dialami. Pada klien preeklampsia multigravida dapat mengevaluasi kemampuan masalah
adaptasi yang pernah dialami, kemampuan adaptasi ini meliputi seluruh aspek baik psiko
maupun social (Hidayati, 2014)

BAB III

GAMBARAN ASUHAN KEPERAWATAN

23
ASUHAN KEPERAWATAN ANTENATAL PADA NY. S G1P0A0 DENGAN PRE-
EKLAMPSIA DI POLIKLINIK KEBIDANAN RSUD. KOTA BANDUNG

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien

IDENTITAS ISTRI SUAMI


Nama Ny. S Tn. A
Umur 25 thn 27 thn
Suku bangsa Indonesia Indonesia
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan Buruh Buruh
No. Register 20218 -
Tanggal masuk RS 10 Juni 2021 -
Hari / Tanggal 10 Juni 2021 -
pengkajian
Waktu / jam pengkajian 10.00 WIB -
Golongan darah O O
Diagnosa medis Pre-eklamsia -

Nomor telepon 088134891042 082214672723


Status perkawinan Menikah Menikah
Alamat rumah Jl. Merah Jambu No.3, Jl. Merah Jambu No.3,
Ujung Berung, Kota Ujung Berung, Kota
Bandung Bandung
Alamat kantor Jl. Sukajadi No. 2, Kota Jl. Aceh No. 10, Kota
Bandung Bandung

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama (here and now) :
Klien mengatakan nyeri pada bagian kaki
2. Riwayat kesehatan sekarang :
Klien mengatakan datang ke poliklinik kebidanan di RSUD Kota Bandung diantar
oleh suaminya. Klien memeriksakan kandungannya karena di rumah klien mengeluh
24
nyeri pada bagian kaki.
Nyeri pada kaki dirasakan pada saat klien berjalan dan melakukan aktivitas. Nyeri
berkurang pada saat klien beristirahat dan dipijat oleh suaminya. Klien mengatakan
nyeri seperti ada beban berat. Skala nyeri yang dirasakan 7 dari 1-10, klien juga
mengatakan nyeri nya hilang timbul. Saat kehamilan klien mengalami peningkatan
berat badan hingga 28 kg. Lalu, klien mengatakan sering terganggu tidurnya karena
BAK di malam hari, selain itu ia juga mengeluh cemas karena ini kali pertamanya ia
hamil.
3. Riwayat kesehatan dahulu :
Klien mengatakan tidak pernah di rawat sebelumnya, tidak pernah mengalami
operasi dan klien mengatakan sebelum hamil berat badannya ideal.

4. Riwayat kesehatan keluarga (fokus pada penyakit genetik & menular) :

Tidak ada
5. Riwayat kesehatan ginekologi dan obstetri.
a. Riwayat ginekologi
1) Riwayat menstruasi / haid
- Menarche : 14 tahun
- Siklus haid : Teratur
- Keluhan selama haid : Sakit pada bagian perut
2) Riwayat perkawinan
Status pernikahan : Kawin
ISTRI SUAMI
Umur waktu menikah 23 tahun 25 tahun
Lama pernikahan 2 tahun 2 tahun
Pernikahan yang ke 1 1
3) Riwayat Keluarga Berencana (KB)
- Jenis kontrasepsi yang digunakan sebelum hamil: Pil KB
- Lamanya : 1 tahun
- Alasan dilepas : Sudah siap memiliki anak
- Dukungan keluarga : Keluarga sangat mendukung untuk memiliki anak

- Rencana kontrasepsi sesudah melahirkan : Suntik KB

25
b. Riwayat Obstetri
1) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
T Um ANC Pe Jenis Tempa/ Pen L/P, La Penyulit
No
a ur (kali)/ nyul penolo yuli H/ kt
h temp it ng t M, a
u at B si
n B
- - - - - - - - - - -

2) Riwayat kehamilan sekarang


- G: 1 P: 0, A: HPHT : 19 September 2020
- Taksiran persalinan : 08 Juli 2021
- Siklus haid : 28 hari (Teratur)
- Pergerakan janin : bayi bergerak 10-15 kali dalam 12 jam
- Pergerkan yang dirasakan terakhir janin : bayi menendang tadi malam
- Tanda-tanda bahaya atau penyulit : urine protein positif
- Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu) : tidak ada
- Imunisasi TT 1 : Ibu mengatakan telah mendapatkan imunisasi TT
sebanyak 2 kali yaitu TT1 tgl 20 April 2021 dan TT2 tanggal 25 Juni.
- Kekhawatiran khusus : klien merasa khawatir mengenai proses
persalinan karena ini adalah kehamilannya yang pertama
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : klien dan keluarga
sangat senang karena ini adalah kehamilan cucu pertama bagi orang tua
klien

3) Rencana Persalinan

- Tempat : RSUD Kota Bandung

- Penolong : Dokter kandungan dan Bidan

- Pembiayaan : BPJS Kesehatan


C. Pola Aktivitas Sehari-hari
26
Jenis Sebelum Sekarang
Makan
- Frekuensi 2x1 hari 3x1 hari

- Jenis nasi, ayam, telor, sayur, nasi, ayam, telor, sayur,


buah pisang buah pisang
- Porsi 1 porsi habis 1 porsi habis

- Keluhan tidak ada tidak ada


tidak ada tidak ada
- Makanan yang
dipantang, alasan
tidak ada tidak ada
- Alergi
tidak ada tidak ada
- Suplemen
Minum
- Jenis Air putih, susu Air putih, Susu ibu hamil

- Jumlah 6-8 gelas/hari, 1 gelas 6-8 gelas, 1 gelas


Eliminasi
- BAB: frekuensi, 1x/hari, 1x sehari, coklat
warna, konsistensi kekuniangan, lunak
kekuningan, lembek 10x sehari, warna dan
- BAK: Frekuensi, warna, bau khas urine.
bau

27
10x/hari, kuning
jernih,
amoniak
Istirahat dan Tidur
- Malam kurang lebih 7 jam kurang lebih 5 jam

- Siang tidak pernah kurang lebih 1 jam

- Keluhan tidak ada adanya nyeri di kaki


lampu dimatikkan kaki di pijit-pijit
- Yang mempermudah tidur
adanya bunyi alarm adanya reaksi dari
- Yang mempermudah bangun
perut
Personal hygiene
- Mandi 2x/hari 2x/hari

- Ganti pakaian dalam 2x/hari 2x/hari


- Jenis pakaian
longgar Longgar
- Perawatan gigi
2x/hari 2x/hari
- Perawatan payudara
Tidak ada perawatan tidak ada perawatan
- Vulva hygiene khusus khusus

setiap mandi setiap mandi


Pola aktivitas / kebiasaan hidup
- Hubungan seksual selama 3x 1x dalam 2
hamil seminggu minggu tidak ada

- Keluhan tidak ada tidak pernah

- Kebiasaan merokok tidak -


pernah -
- Beban pekerjaan
- tidak pernah
- Adat istiadat
-
- Minum beralkohol
tidak pernah

28
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran: Compos Mentis (conscious)
2. Tanda-tanda vital
TD: 130/90 mmHg N: 90 x/mnt R: 80 x/mnt S: 36,7 oC
3. Antropometri
TB: 157 cm BB sekarang: 83 Kg BB sebelum hamil: 55 Kg IMT: 22.3(sebelum
hamil)
33.7 (sekarang)
4 Kepala
Rambut : rambut hitam panjang, tidak kusam, tidak ada ketombe, tidak ada lesi
dan nyeri tekan.

Mata :
- Penglihatan : dapat melihat dengan jelas .
- Konjunctiva: merah muda

29
- Kelopak mata : tidak ada pembengkakan
- Sclera : putih
- Gerakan bola mata: dapat menggerakan bola mata sesuai arahan perawat
- Reaksi pupil terhadap cahaya: (+)

Telinga:
- Kebersihan: bersih dan tidak terdapat serumen
- Fungsi pendengaran: dapat mengdengar suara perawat dengan jelas

Hidung:
- Kebersihan: bersih dan tidak terdapat serumen
- Funsi penciuman: klien dapat membedakan bau yang ditunjukkan oleh perawat
dengan mata tertutup.

Mulut:
- Bibir: berwarna merah muda.
- Gusi: berwarna merah muda dan tidak ada pembengkakakn
- Gigi caries: tidak ada
- Gigi berlubang: tidak ada
- Gigi ompong: tidak ada
- Gigi palsu: tidak ada

Leher:
- Pembesaran kelenjar tiroid: tidak ada .
- Pembesaran kelenjar getah bening: tidak ada

30
5 Dada: - Pergerakan nafas:............................... - Bunyi nafas: vesikuler
- Bunyi jantung: lup dup (S1 dan S2) - Irama Jantung: reguler
Payudara:
Indikator Kanan Kiri
Bentuk Simetris Simetris
Puting susu Menonjol Menonjol
Areola Hiperpigmentasi Hiperpigmentasi
Benjolan Tidak ada Tidak ada
Kolostrum Sudah keluar, Sudah keluar,
berwarna putih berwarna putih

kekuningan- kekuningan-
Kuningan kuningan
Kebersihan Bersih Bersih
6 Perut: - Luka parut: Tidak tampak luka parut - Striae:
Striae alba
Palpasi: Leopold I : pada pundus teraba satu bagian bulat dan lunak (bokong)
dan 3 jari dibawah px
Leopold II : pada bagian kiri teraba keras dan seperti papan
(punggung) dan bagian kanan teraba bagian-bagian kecil (kaki)
Leopold III : pada bagian bawah teraba bulat dan keras, kepala janin
sudah masuk PAP
Leopold IV : -

Tinggi Fundus Uteri (TFU) Mc Donald : 34 cm, 3 jari dibawah procesus


xypode Lingkar perut: 100 cm
DJJ : 140 x/menit

Taksiran berat janin: TFU x Lp = 3.400 gram


7 Ekstremitas
Indikator Kanan Kiri
Ekstremitas atas
Bentuk Simetris Simetris
Odema Tidak ada Tidak ada
Kuku Mera Mera
jari muda muda

31
Ektremitas bawah
Bentuk Simetri Simetri
Odema s Ada s Ada
Kuku Merah Merah
jari muda Ada muda Ada
Varices + +
Refleks patela - -
Hommans sign
8 Genetalia
-Vulva/Vagina: tidak ada kemerahan, tidak ada lesi
-Pengeluaran: tidak terdapat pengeluaran berupa darah
-Perineum: tidak ada luka jahitan
-Pembukaan: -
-Ketuban: Tidak ada
-Anus: tidak terdapat hemoroid
9 Data Psikologis
Status emosi: klien tampak cemas
Pola koping : klien tampak banyak bertanya Tanya tentang tindakan
persalinan Pola komunikasi : komunikasi terjalin 2 arah antara perawat
dan klien
Konsep diri: gambaran diri: klien mengatakan puas dengan bentuk
tubuhnya peran diri: klien mengatakan ia seorang istri dan
akan menjadi ibu
ideal diri: klien mengatakan tidak terganggu dengan bentuk tubuh
nya identitas diri: klien mengatakan ia seorang perempuan
harga diri: klien mengatakan suami nya sangat mencintainya
10 Data Sosial
Dengan keluarga dan tetangga: klien mengatakan ia sering mengobrol bersama
keluarga nya dan juga tetangganya
Dengan tenaga kesehatan: klien tampak tersenyum dan ramah terhadap
perawat Dengan sesama pasien: pasien mengatakan sebelum masuk ke
ruangan, ia mengobrol dengan pasien lainnya
11 Data Spiritual
Ketaatan beragama : klien mengatakan selalu menjalankan sholat waktu dan selalu

32
berdoa kepada Allah SWT

Keyakinan terhadap penyembuhan: klien mengatakan ia yakin persalinannya nanti


akan normal dan bayi nya sehat

Orang yang paling berperan: klien mengatakan suami dan keluarga nya sangat
berperan dalam mendukung proses kehamilannya
12 Data Penunjang
Protein Urine : ( + )
Positif HB: 12,1gr/dl
Eritrosit : 3,21
Albumin : - (negatif)
VCT : - (negatif)
Golongan darah : O
13 Data Therapi
(Tidak ada)

II.DIAGNOSA KEPERAWATAN
A. Analisa Data

No. Data Kemungkinan penyebab Masalah


1. DS : Pasien Perubahan fisiologis Nyeri Akut
mengeluh nyeri pada ↓
bagian kaki. Nyeri yang Pembesaran uterus terus
dirasakan seperti ada meningkat
beban berat. ↓
Perubahan pusat gravitasi tubuh

DO : Pasien tampak ↓

meringis kesakitan, Menekan syaraf sekitar (lumbal)

pasien mengeluh sulit ↓

tidur, Tekanan darah Rasa tidak nyaman di area kaki

meningkat yaitu 130/90 ↓

mmHg, Frekuensi nadi Nyeri Akut

meningkat 90 x/mnt.
2. DS : Pasien mengeluh Kehamilan trimester 3 Hipervolemi

33
tidurnya tergangu ↓
karena sering BAK, Pre eklamasi
Klien mengatakan berat ↓
adannya bertambah 28 Vaso spasme pada pembuluh
kg selama kehamilan darah
ini. ↓
Penurunan pengisian darah di
DO : ventrikel kiri
- Terdapat edema di ↓
area kaki. Proses cardiac output menurun
- BB sekarang : 83 ↓
Kg BB sebelum Kelebihan volume cairan
hamil : 55 Kg
- Protein Urine : ( + )
Positif
- HB: 12,1gr/dl
- Eritrosit : 3,21
- Albumin : - (negatif)
- VCT : - (negatif)
3. DS : Pasien mengatakan Perubahan psikologis Ansietas
khawatir mengenai ↓
proses persalinannya Krisis situasi
nanti. ↓
Kurang terpajan informasi
DO : Pasien tampak ↓
gelisah dan tegang, Kurang pengetahuan
Muka tampak pucat, ↓
Tekanan darah Ansietas
Meningkat yaitu 130/90
mmHg, Frekuensi nadi
meningkat 90 x/mnt.,
B. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas:
1) Nyeri Akut b.d dilatasi serviks d.d pasien tampak meringis kesakitan
dan nyeri pada bagian kaki.

34
2) Hipervolemia b.d gangguan mekanisme regulasi d.d klien BAK
10x/hari, berat badan meningkat 28 kg dari 55 kg menjadi 83 kg.
3) Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan persalinan d.d
klien mengatakan khawatir bagaimana proses persalinannya nanti.

III. PERENCANAAN
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
No
Keperawatan
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan 1) Kaji TTV dan Nyeri 1) Dengan melakukan
b.d dilatasi tindakan keperawatan (lokasi,karakteristik, pengkajianny eri dan
serviks selama 1x 60 menit durasi,frekuensi, TTV, dapat diketahui
d.d pasien diharapkan nyeri dan skala nyeri) tindakan
tampak berkurang dengan 2) Anjurkan keperawatan yang
meringis kriteria hasil : penggunaan teknik tepat sesuai
kesakitan dan - Klien paham distraksi dengan manajeme nyeri.
nyeri pada tentang cara menonton video 2) Distraksi dengan
bagian kaki. mengatasi nyeri klip music kesukaan kegiatan yang
dengan cara nya di youtube. disukai akan
merubah posisi 3) Ajarkan klien mengalihkan focus
- Klien tampak merubah posisi kita terhadap nyeri
tenang dengan mengganjal kepada hal lain.
- Klien dapat bantal pada bagian 3) Mengubah posisi
melakukan depan dan duduk dapat membantu
pengalihan dengan menekuk ke meja mengurangi rasa
menonton vide atau berbaring nyeri dan
klip music miring memberikan
kesukaan nya di kenyamanan pada
youtube pasien
Hipervolemi b.d Setelah dilakukan 1) Kaji lokasi dan luas 1) Edema dapat
2.
gangguan tindakan keperawatan edema. menyebabka n
mekanisme selama 1x30 menit 2) Monitor masukan komplikasi seperti :
regulasi d.d klien diharapkan makanan/ cairan Rasa nyeri
BAK 10x/hari, hipervolemia klien dan hitung intake bertambah parah,
berat badan teratasi dengan kalori. dll.

35
meningkat kriteria hasil : 3) Pertahankan dan 2) Untuk memantau
28 kg dari - Terbebas dari alokasikan status cairan klien.
55 kg menjadi edema pembatasan cairan 3) Mengurangi
83 kg. - Pasien dapat pada klien. overload cairan
mengetahui 4) Berikan informasi tubuh.
informasi mengenai diet 4) Diet seimbang
mengenai diet seimbang selama hamil dapat
seimbang memenuhi
kebutuhan zat gizi
untuk janin dan ibu
hamil.
Ansietas b.d Setelah dilakukan 1) Kaji tingkat 1) Dapat menentukan
3.
kekhawatira n tindakan keperawata n kecemasan pasien. tindakan
mengalami selama 1 x 30menit 2) Bantu dan keperawatan
kegagalan diharapkan ansietas dengarkan pasien selanjutnya.
persalinan klien teratasi dengan mengungkapkan membantu pasien
d.d klien kriteria hasil : kecemasannya mengungkap kan
mengatakan - Klien dapat 3) Motivasi keluarga kecemasannya dan
khawatir mengetahui untuk memberikan merasa didengarkan.
bagaimana informasi tentang dukungan emosional 2) Dukungan dapat
proses proses persalinan pasien. membantu
persalinann ya nya nanti 4) Berikan informasi mengurangi
nanti. - Klien tidak mengenai proses kecemasan yang
khawatir tentang persalinan klien rasakan
proses 3) Dapat membantu
persalinann ya klien melihat
- Ekspresi klien gambaran persalinan
tampak tenang seperti apa
dan tidak cemas

IV. PELAKSANAAN

No. Tanggal/jam Diagnosa Tindakan Keperawatan Paraf


Keperawatan

36
Kamis, 10 Juni 2021

1. 10.00 1 Mengkaji TTV dan Nyeri


(lokasi,karakteristik,durasi,
frekuensi, dan skala nyeri) E/ TD:
130/90 mmHg N: 90 x/mnt R: 80
x/mnt S: 36,7 oC dan klien
mengatakan nyeri pada daerah kaki
dengan skala 7 dari 10.
2. 10.10 2 Memonitor masukan makanan /
cairan dan hitung intake kalori.
E/ Pasien membutuhkan nutrisi
2.400 kkal perharinya.
3. 10.18 2 Mengkaji lokasi dan luas edema.

E/ Pasien mengatakan nyeri pada


daerah kaki dan terasa sakit saat
berjalan dan Beraktivitas
memperingannya dengan
diistirahatkan dengan di pijit –pijit.
4. 10.25 1 Menganjurkan penggunaan teknik
distraksi dengan menonton video
klip music kesukaan nya di
youtube.

E/ Pasien mengerti dan mau


menerapkan.
5. 10.30 3 Mengkaji tingkat kecemasan
pasien.

E/ Pasien mengatakan khawatiran


tentang persalinannya karena ini
baru pertama kali.
6. 10.33 3 Membantu dan dengarkan
pasienmengungkapkan

37
kecemasannya.

E/ Pasien merasa senang karena


ada yang mendengar
Kecemasannya
7. 10.47 3. Memotivasi keluarga untuk
memberikandukung an emosional
pasien.

E/ Keluarga pasien mengatakan


siap bekerja sama dengan perawat.
Mengajarkan klien merubah posisi
8. 11.00 1
dengan mengganjal bantal pada
bagian depan dan duduk menekuk
ke meja atau berbaring miring.

E/ Pasien mengikuti dan


mengatakan nyaman.
Mempertahankan dan
9. 11.15 2
alokasikan pembatasan cairan
pada klien.

E/ Pasien mengatakan memahami


nutrisi dan cairan yang dibutuhkan
per hari nya.
Memberikan informasi mengenai
10. 11.23 2
diet seimbang
E/ Pasien mendengarkan dan dapat
ingin melakukan diet seimbang.
Memberikan informasi mengenai
11. 11.30 3
proses persalinan
E/ Pasien mulai mengerti dan
mengurangi kecemasaannya.
12. 11.40 1 Mengkaji TTV dan Nyeri (lokasi,
karakteristik,durasi, frekuensi, dan
skala nyeri) E/ TD: 126/84 mmHg
N:

38
90 x/mnt S: 36,8 oC dan klien
mengatakan nyeri pada daerah kaki
dengan skala 5 dari 10.

V. EVALUASI

No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi Paraf


Keperawatan
Kamis, 10 Juni Nyeri Akut b.d S : Klien mengatakan dapat
1.
2021 dilatasi serviks melakukan teknik distraksi dan
11.00 d.d pasien tampak akan merubah posisi untuk
meringis mengurangi rasa nyeri.
kesakitan dan O: E/ TD: 126/84 mmHg
nyeri pada bagian N: 90 x/mnt S: 36,8 oC skala
kaki. nyeri pada daerah kaki dengan
skala 5 dari 10.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Kamis, 10 Juni Hipervolemia b.d S : Ny. S mengatakan
2.
2021 gangguan memahami nutrisi dan cairan
mekanisme yang dibutuhkan per hari nya.
11.30
regulasi d.d klien O : Ny. S akan melakukan diet
BAK 10x/hari, seimbang.
bera badan A : Masalah teratasi
meningkat 28 kg
P : Intervensi dihentikan
dari 55 kg
menjadi 83 kg.
Kamis, 10 Juni Ansietas b.d S : Ny. S mengatakan mulai
3.
2021 kekhawatiran mengerti proses persalinan dan
mengalami rasa cemas berkurang.
11.30
kegagalan O : Ny. S tampak lebih tenang
persalinan d.d dan siap untuk menghadapi
klien mengatakan persalinannya
khawatir A : Masalah teratasi

39
bagaimana proses
P : Intervensi dihentikan
persalinannya
nanti.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Preeklampsia sebagai salah satu komplikasi persalinan didefinisikan sebagai suatu
kumpulan gejala pada ibu hamil ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik ≥
140/90 MmHg dan tingginya kadar protein pada urine (proteinuria) yang sering muncul
pada usia kehamilan ≥ 20 minggu. Kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik
preeklampsia, sedangkan untuk edema tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik
karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan kehamilan normal. Penyebab
timbulnya preeklampsia pada ibu hamil belum diketahui secara pasti, tetapi pada
umumnya disebabkan oleh (vasospasme arteriola). Faktor-faktor lain yang diperkirakan
akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia antara lain: primigravida, kehamilan ganda,
hidramnion, molahidatidosa, multigravida, malnutrisi berat, usia ibu kurang dari 18 tahun
atau lebih dari 35 tahun serta anemia.

Sampai sekarang etiologi preeklampsia belum diketahui. Membicarkan


patofisiologinya tidak lebih dari “mengumpulkan” temuan-temuan fenomena yang
beragam. Namun pengetahuan tentang temuan yang beragam inilah kunci utama

40
suksesnya penanganan preeklampsia sehingga preeklampsia/eklampsia disebut sebagai
the disease of many theories in obstetrics. Penatalaksanaan terapi definitif pada pasien
preeklampsia dengan segera melakukan persalinan atau terminasi kehamilan atas indikasi
mengancam nyawa ibu dan bayi baik dengan tindakan operatif Sectio Caesarian ataupun
dengan persalinan normal.

4.2 Saran
Pentingnya dilakukan serangkaian pemeriksaan dini pada masalah pre eklampsia
serta bagaimanan proses penanganan persalinan berlangsung sangat berpengaruh terhadap
kondisi ibu pasca persalinan, oleh karena itu penatalaksanaan awal pada masalah
preeklampsi perlu dilakukan dengan mengidentifikasi faktor resiko untuk setiap ibu hamil
melalui asuhan antenatal care sebab masalah preeklamsi pada awalnya tidak memberikan
gejala dan tanda, namun dapat memperburuk kondisi ibu dan bayi dengan cepat. Tujuan
utama penatalaksanaan preeklampsia adalah kondisi ibu yang aman dan persalinan bayi
yang sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Rusniati, H. (2017). Tindakan Keperawatan Post Partum Normal dan Adaptasi Fisiologi
Pada Ibu Postpartum Di Rumah Sakit Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan.
Faiqoh, E. (2014). Hubungan karakteristik ibu, anc dan kepatuhan perawatan ibu hamil
dengan terjadinya preeklampsia. Jurnal Berkala Epidemiologi.
Susi (2020) Karya Tulis Ilmiah: Asuhan Keperawatan

Andriyani, R. (2012). Faktor Risiko Kejadian Pre-Eklampsia di RSUD Arifin Achmad. Jurnal
Kesehatan Komunitas. https://doi.org/10.25311/jkk.vol2.iss1.38

Marliana & Hani, T. (2018). WOC Preeklampsi. Retrieved from


https://www.scribd.com/document/381045484/130854856-PathwayPreeklamsi-doc
Maryunani, A. (2016). Manajemen Kebidanan. Jakarta. Nur Salam. (2013). Proses
Keperawatan. Retrieved from fkep.unand.ac.id/images/Proses_kep.doc Nuraini, A. (2011).
Pre Eclampsia. Retrieved from http://repository.ump.ac.id/846/3/Affifah Nur Ariani BAB
II.pdf

41
Abiee. (2012). Askep Maternitas. Retrieved from
https://galeriabiee.wordpress.com/kumpulan-askep/askep-maternitas/asuhankeperawatan-
pada-pasien-dengan-preeklampsia/ (diakses pada tanggal 15 agustus 2021)

Marianti. (2017). Alodokter - Preeclampsia. Retrieved from


https://www.alodokter.com/preeklamsia (diakses pada tanggal 15 agustus 2021)

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI): Definisi dan


Indikator Diagnostik ((cetakan III) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI): Definisi dan


Tindakan Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI): Definisi dan Kreteria
Hasil Keperawatan ((cetakan II) 1 ed.). Jakarta: DPP PPNI.

42

Anda mungkin juga menyukai