Disusun oleh,
Nama : Lita Lugas Pawitri, A.Md. Keb
1.3 Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
pada kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan.
1.4 Manfaat
Mengetahui dan memahami tentang kejadian Pre Eklampsi pada
kehamilan serta penatalaksanaannya
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.3. Pengertian
2.3.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari
manusia, ovulasi, pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot-zigot terjadi nidasi (Implantasi) pada uterus.
Pembentukan plasenta dan tumbang dengan aterm.
2.6. Klasifikasi
Pre eklamsia ringan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Pre eklamsia ringan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring telentang, atau kenaikan sistdik 30 mmHg atau lebih cara
pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat
badan 1 kg lebih atau lebih perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter: kwalitatif (1+)
atau (2+) pada urine kateter atau midstream.
2. Pre eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di
pigastrium.
e. Terdapat edema paru dan sianosis
2.7. Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang
disertai dengan retensi garam dan air, bila spasmus pembuluh darah ditemukan
diseluruh tubuh, maka tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk
mengatasi tekanan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan dapat dicakup.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan
yang berlebihan dalam ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan
yang terjadi pada ginjal disebabkan oleh aliran darah keginjal menurun,
menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun
dan pada kehamilan lanjut dapat terjadi disuria atau anuria.
Suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan
proteinuria merupakan akibat hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah
besar darah yang berfungsi diginjal, timbul reaksi vaso spasme ginjal sebagai
suatu mekanisme protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan nyeri kepala
dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang
akan menjadi eklamsia.
SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. K
Umur : 22 Tahun Umur : 27 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Alamat : kp. Cibeber Alamat : kp. Ciseureuh
B. Alasan datang
Ingin memeriksakan kehamilannya.
C. Keluhan utama
Ibu mengatakan kaki dan tangan terasa pegal dan kesemutan.
D. Riyawat Obstetri
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan HPHT : 02-06-2012, TP : 09-05-2013. Pergerakan
anak di rasakan pertama kali pada umur kehamilan 4 bulan. Ibu tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan / obat-obatan dari warung, ibu sudah
memeriksakan kehamilannya 2 kali, di puskesmas 1 x, dan di bidan 1
x, ibu sudah suntik TT1
2. Riwayat Haid
a. Menarche : 7 tahun
b. Siklus Haid : teratur
c. Lamanya : 3 hari
d. Banyaknya : 150cc (3 x ganti softex)
e. Dismenorrhoe : tidak ada
SUBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
TTV : - Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 80 x/mnt
- Pernafasan : 16 x/mnt
- Suhu : 36o C
2. Status gizi : - Tinggi badan : 165 cm
- Bb Sebelum Hamil : 50 kg
- Bb Sekarang : 65 kg
- Lila : 30 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
b. Mata : seclera putih, konjungtiva merah muda
c. Hidung : bersih, tidak ada polip
d. Mulut : bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak ada karies dan
stomatitis
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, nyeri tragus kanan dan
kiri (-/-)
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
g. Payudara : simetris, bersih, tidak ada benjolan, puting susu kanan dan
kiri menonjol
h. Abdomen : terdapat linea nigra, tidak ada bekas luka oprasi
Pemeriksaan Leopod
Leopod 1 :
TFU : 31 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopod II :
Bagian kanan → teraba tahanan memanjang ( punggung )
Bagian kiri → teraba bagian-bagian kecil ( extermitas )
Leopod III :
Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting ( kepala )
DJJ : 140 x/menit
TBJ : ( 31–13 ) x 155 = 2790 gram
i. Extremitas :
Atas → tidak ada oedema
Bawah → terdapat oedema, tidak ada varises, reflek patela kanan
dan kiri ( +/+)
j. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan karena psien menolaknya
k. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolaknya
l. CVAT : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan pemunjang
- Protein urine : positif (+)
- Glikosa urine : negatif (-)
ANALISA
G1P0A0 31 minggu, janin hidup tunggal keadaan ibu dan janin baik dengan pre-
eklamsi ringan
PENATALAKSANAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga à hubungan baik terbina
2. Memfasilitasi informed consent à ibu menyetujui tindakan yang akan
dilakukan
3. Memberithu hasil pemeriksaan à ibu mengetahui dan mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk isirahat yang cukup pada malam hari yaitu ± 8
jam dan siang hari ± 2 jam à ibu akan melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk makan dengan menu seimbang dan protein tinggi
seperti daging, ikan, susu, telur, keju dan kancang-kacangan à ibu akan
melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, tinggi protein dan banyak
makan sayuran dan buah-buahan à ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi Tablet FE 1 Tablet/hari à
Ibu mengerti dan akan melakukannya
8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pre-eklampsia seperti sakit
kepala yang hebat, pandangan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak pada
kaki, tangan dan wajah à Ibu mengerti dan dapat mengulang penjelasan
yang disampaikan
9. Mendiskusikan kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu tanggal 23-
januari-2013 atau bila ada keluhan dan terdapat tanda bahaya pre-eklamsi
à ibu akan melakukannya
10. Mendokumentasikan hasil asuhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Klasifikasi BMI(kg/m2)
Nilai batas
Nilai batas dasar tambahan
18.50 – 22.99
30.00 – 32.49
35.00 – 37.49
4.13. Molahidatidosa
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak
mengalami kehamilan dengan molahidatidosa, jadi molahidatidosa bukan menjadi
faktor penyabab preeklamsia pada Ny. S.
Didalam teori dijelaskan bahwa molahidatidosa adalah suatu kehamilan
yang tidak berkembang secra wajar dimana tidak ditemukan janin yang hampir
seluruh villikorialis mengalami perubahan hidrofil, dan setelah dilakukan
pemeriksaan auskultasi hanya ada bising usus, molahidatidosa bukan menjadi
faktor penyebab pada Ny. S, karena Ny. S tidak mengalami kehamilan dengan
molahidatidosa.
4.18.5. Hematokrit
Pada kegamilan normal hematokrit menurun karena hipervolemia,
kemudian meningkat lagi pada trimester III akibat peningkatan produksi urine.
pada preeklamsia hematokrit meningkat karena hipovolemia yang
menggambarkan beratnya preeklamsia.
4.18.6. Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada
kehamilan mempunyai banyak interpretasi, misalnya 40% oedema dijumpai pada
hamil normal, 60% edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan 80%
oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria.
Edema terjadi karena hopoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler.
Oedema yang patologik oedema yang non dependen pada muka dan tangan atau
oedema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang
cepat.
4.18.7. Hematologik
Perubahan hematologik disebabkan oleh hopovolemia akibat vasospasme,
hipoalbuminemia, haemolisis mikroangiopatik akibat sepasmearteriole dan
hemolisis akibat kerusakan endotel arteriole.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat
hipovolemia, peningkatan viskositas darah, trombositopenia, dan gejala hemolisis
mikroangiopatik. Disebut trombositopenia bila trombosit <100.000 sel / ml.
Haemolisis dapat menimbulkan destruksi eritrosit.
4.18.8. Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan perdarahan.
Bila terjadi perdarahan pada periportal lobus periver, akan terjadi nekrosis sel
hepar dan peningkatan enzim hepar.
Perdarahan ini dapat meletus hingga dibawah kapsula hepar dan disebut
subkapsular haematoma. Subkapsular haematoma dan dapat menimbulakan rasa
nyeri didaerah epigastrium dan menimbulkan ruptur hepar sehingga perlu
pembedahan.
4.18.9. Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa:
Nyeri kepala disebabkan hiperpervusi otak, sehingga menibulkan vasogenik
oedema
Akibat spasme areti retina dan oedema retina dapat terjadi gangguan visus.
Gangguan visus dapat berupa :
Pandangan kabur
Skotomata
Amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablsio
retinae (retinal detachment)
Hiperefleksi sering dijumpai pada preeklamsi berat, tetapi bukan faktor
prediksi terjadinya eklamsi.
Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebab kejang eklamptik belum diketahui
dengan jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang eklamptik ialah
oedema serebri, vasospasme serebridan iskemia serebri
Perdarahan intra cranial meskipun jarang, dapat terjadi pada pre-eklamsia
berat dan eklamsi
4.18.10. Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac averload
akibat hipertensi dan penurunan cardiac preload akibat hipovolemia.
4.18.11. Paru
Penderita pre-eklamsi berat mempunyai resikonya besar oedema paru.
Oedema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel
pada pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis.
Dalam menangani oedema paru, pemasangan central venous pressure
(CVP) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari pulmonary capillary
wedge presure.
4.18.12. Janin
Pre-eklamsi dan eklamsi memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin
yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,
vasospasme, dan rusaknya sel endotel pembuluh darah plasenta.
Dampak pre-eklamsi dan eklamsia pada janin adalah :
Intra uterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion
Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung IUGR,
prematuritas, oligohidramnion dan solusio plasenta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit pada kehamilan yang ditandai dengan
hipertensi, proteinuria, dan edema yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu, yang
bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai dengan tekanan darah
yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam urine. Dan dapat
menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini menyebabkan
berat badan bayi yang akan dilahirkan relative kecil, si ibu akan melahirkan secara
premature.
Wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami peningkatan TD,
gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan
kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.
Preeklampsia yang terjadi pada Ny. S adalah preeklampsia ringan yang
terjadi pada trimester ke III, penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini yaitu
pemantauan terhadap tanda-tanda preeklampsia berat sehingga persalinan lancar
dan tidak menjadi preeklampsia berat.
Hasil usaha yang diberikan pada Ny. S menunjukkan bahwa ANC yang
teratur merupakan tindakan yang tepat dilakukan oleh ibu sehingga kasus yang di
alami dapat di antisipasi agar tidak terjadi keterlambatan penanganan kasus.
5.3. Saran
Tenaga kesehatan dapat memberikan antenatal care sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan ibu hamil
Tenaga kesehatan dapat memberitahukan sesering mungkin tentang
tanda bahay pada kehamilan TM1, TM2, TM3.
Tenaga kesehatan dapat memberikan pengertian kepada ibu hamil dan
keluarganya akan pentingnya pemeriksaan antenatal care.
Ibu hamil dan keluarganya bersedia berdiskusi, mendengarkan saran
atau nasihat dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan), dan melakukan
antenatal care untuk kebaikan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga. Jakarta
: Media Aesculapius FKUI, 2001
Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.
Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta
2005
http://kuliahbidan.wordpress.com