Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.S G1P0A0


DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN

Disusun oleh,
Nama : Lita Lugas Pawitri, A.Md. Keb

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAMPANGKULON


PROVINSI JAWABARAT
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di
akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-
Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas akhir magang di RSUD
Jampangkulon dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil ny. S
G1P0A0 Dengan Preeklamsia Ringan”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

                               Sukabumi, 25 November 2019


Penulis

Lita Lugas Pawitri, A.Md, Keb


DAFTAR ISI
                                                                                                           
KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I      PENDAHULUAN......................................................................1
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan.............................................................................................2
1.3 Masalah...........................................................................................2
1.4 Manfaat...........................................................................................2
BAB II    TINJAUAN TEORI...................................................................3
2.1. Pengertian......................................................................................3
2.2. Etiologi Pre Eklamsia Ringan........................................................4
2.3. Klasifikasi......................................................................................4
2.4. Patofisiologi...................................................................................5
2.5. Gejala Klinis..................................................................................5
BAB III   KASUS.......................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................12
4.1. Riwayat Pre Eklampsia Keluarga .................................................12
4.2. Wanita dengan Obesitas.................................................................12
4.3. Wanita yang Mengalami Kehamilan Ganda..................................13
4.4. Molahidatidosa...............................................................................14
4.5. Faktor Nutrisi ................................................................................14
4.6. Faktor Umur...................................................................................14
4.7. Kesehatan Fisik..............................................................................15
4.8. Kondisi Psikologis.........................................................................15
4.9. Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia....................................15
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.....................................................19
5.1  Kesimpulan....................................................................................19
5.2. Saran..............................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada saat ini kesehatan ibu dan anak merupakan masalah yang sangat
penting karena merupakan tolak ukur derajat kesehatan suatu negara. Akselerasi
pencapaian visi indonesia sehat 2010 melalui pembangunan kesehatan. Indikator
derajat kesehatan yang utama adalah menurunkan angka kematian ibu dan bayi,
salah satu penyebab kematian ibu secara langsung pada ibu hamil, bersalin dan
ibu nifas yaitu pre eklamsia yang merupakan urutan kedua setelah penyebab
perdarahan.
Perlu ditekankan bahwa sindroma preeklampsia ringan dengan hipertensi,
edema, dan proteinuri sering tidak diketahui atau tidak diperhatikan oleh wanita
yang bersangkutan. Tanpa disadari, dalam waktu singkat dapat timbul
preeklampsia berat, bahkan eklampsia. Dengan pengetahuan ini, menjadi jelas
bahwa pemeriksaan antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda
preeklampsia, sangat penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat dan
eklampsia, di samping pengendalian terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
Angka kejadian dapat diturunkan melalui upaya pencegahan, pengamatan dini,
dan terapi. Upaya pencegahan kematian perinatal dapat diturunkan bila dapat di
identifikasi faktor-faktor yang mempunyai nilai prediksi. Penentuan faktor yang
mempunyai nilai prediksi serta pemantauan janin sangat penting agar kehamilan
kalau perlu dapat diakhiri pada saat optimal.
Pada saat melaksakan praktik klinik kebidanan (PKK 1) selama 1 bulan
memperoleh data bahwa jumlah ibu yang memeriksakan kehamilan __ orang ibu
hamil, jumlah normal __ orang, jumlah yang anemia berat __ orang, jumlah yang
anemia ringan __ orang dan jumlah yang mengalami preeklampsia ringan _ orang.
Berdasarkan data tersebut maka penulis tertarik untuk mengambil kasus dengan
judul ”Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Pre Eklamsia Ringan”.
1.2 Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Agar Bidan magang mampu menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan pre eklampsia ringan di puskesmas dengan menggunakan manajemen
asuhan kebidanan menurut Varney dan pendokumentasian secara SOAP.

1.2.2. Tujuan Khusus


 Bidan magang mampu melakukan pengumpulan data pada Ny. S Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu menginterprestasikan data pada Ny. S Ibu Hamil
dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu menentukan diagnosa dan mengidentifikasi
masalah potensial pada Ny. S Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu mengambil tindakan segera atau kolaborasi dengan
DSOG pada Ny. S Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
menyeluruh pada Ny. S Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny. S Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan
 Bidan magang mampu mengevaluasi setelah dilakukan asuhan kebidanan
pada Ny. S Ibu Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan

1.3 Masalah
Dari uraian latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
pada kasus ini adalah bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada Ny. S Ibu
Hamil dengan Pre Eklamsia Ringan.

1.4 Manfaat
Mengetahui dan memahami tentang kejadian Pre Eklampsi pada
kehamilan serta penatalaksanaannya
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.3. Pengertian
2.3.1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri dari
manusia, ovulasi, pelepasan ovum, terjadi migrasi spermatozoa dan ovum. Terjadi
konsepsi dan pertumbuhan zigot-zigot terjadi nidasi (Implantasi) pada uterus.
Pembentukan plasenta dan tumbang dengan aterm.

2.3.2. Pengertian Pre Eklamsia


Pre eklampsia adalah suatu sindrom klinik dalam kehamilan (Usia
kehamilan > 20 minggu dan atau berat janin 500 gram) ditandai dengan
hipertensi, proteinuria dan oedema.
Diagnosis pre eklamsia ditegakkan berdasarkan adanya dua dari tiga
gejala, yaitu penambahan berat badan yang berlebihan, edema, hipertensi dan
proteinuria. Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 Kg
seminggu berapa kali. Edema terlihat sebagai peningkatan berat badan,
pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka. Tekanan darah > 140/90 mmHg atau
tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolik >15 mmHg yang
diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit. (Kapita Selekta Kedokteran,
Mansjoer Arif, Media Aesculapius, Jakarta, 2000).

2.3.3. Pengertian Pre Eklamsia Ringan


Pre-eklamsia ringan adalah kejadian yang ditandai dengan kenaikan
tekanan darah, kenaikan berat badan dan proteinuria pada umur kehamilan 20
minggu atau lebih, atau pada masa nifas. Gejala ini dapat timbul sebelum umur
kehamilan 20 minggu pada penyakit trofoblas.
Pre eklampsia ringan adalah tekanan darah siastolik dan diastolik 90-40
mmHg dengan 2 pengukuran bergerak 4 jam pada kehamilan > 20 minggu. Pre
eklampsia ringan adalah tekanan darah tidak lebih dari 140/90 mmHg, proteinuria
(+1) dan oedema minimal.
2.4. Etiologi Pre Eklamsia Ringan
Pre eklamsi sering terjadi pada kehamilan pertama dan pada wanita yang
memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya. Resiko lebih tinggi terjadi pada
wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil, usia remaja, dan wanita hamil di
atas usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki
gangguan ginjal sebelum hamil juga beresiko tinggi mengalami pre eklamsi.
Ada beberapa faktor predisposisi yang diperkirakan dapat menjelaskan
etiologi dari kelainan tersebut di atas, antara lain:
1. Primigravida atau multipara, terutama pada umur reproduksi ekstrim, yaitu
remaja dan umur 35 tahun ke atas.
2. Multigravida dengan kondisi klinis:
a. Kehamilan ganda dan hidrops fetalis.
b. Penyakit vaskuler termasuk hipertensi esensial kronik dan diabetes
mellitus.
c. Penyakit ginjal
3. Hiperplasentosis
4. Riwayat keluarga pernah pre eklamsi dan eklamsi
5. Obesitas dan hidramnion
6. Gizi yang kurang dan anemi
7. Kasus – kasus dengan asam urat yang tinggi, defisiensi kalsium, defisiensi
asam lemak tidak jenuh, kurang anti oksidan.

2.6. Klasifikasi
Pre eklamsia ringan dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1. Pre eklamsia ringan bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi
berbaring telentang, atau kenaikan sistdik 30  mmHg atau lebih cara
pengukuran sekurang-urangnnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b. Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka : atau kehamilan berat
badan 1 kg lebih atau lebih perminggu.
c. Proteinuria kwantitatif 0,3 gram atau lebih perliter: kwalitatif (1+)
atau (2+) pada urine kateter atau midstream.
2. Pre eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 16/110 mmHg atau lebih.
b. Proteinuria 5 gram atau lebih perliter.
c. Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500cc per 24 jam.
d. Adanya gangguian serbral, gangguan visus, dan rasa nyeri di
pigastrium.
e. Terdapat edema paru dan  sianosis

2.7. Patofisiologi
Perubahan pada tekanan darah disebabkan spasmus pembuluh darah yang
disertai dengan retensi garam dan air, bila spasmus pembuluh darah ditemukan
diseluruh tubuh, maka tekanan darah yang meningkat merupakan usaha untuk
mengatasi tekanan perifer agar kebutuhan oksigen dalam jaringan  dapat dicakup. 
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan cairan
yang berlebihan dalam ruang intresititial belum diketahui sebabnya. Perubahan
yang terjadi pada ginjal disebabkan oleh aliran darah keginjal menurun,
menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang sehingga menyebabkan diuresis turun
dan pada kehamilan lanjut dapat terjadi disuria atau anuria.
Suatu keadaan hiperdinamika dimana temuan khas hipertensi dan
proteinuria merupakan akibat hiperfusi ginjal untuk mengendalikan sejumlah
besar darah yang berfungsi diginjal, timbul reaksi vaso spasme ginjal sebagai
suatu mekanisme protektif, sehingga akan mengakibatkan keluhan nyeri kepala
dan gangguan pengelihatan atau perubahan mental serta tingkat kesadaran yang
akan menjadi eklamsia.

2.8. Gejala Klinis


Gejala klinis pre eklamsia ringan meliputi:
 Hipertensi: sistolik/diastolik 140/90mmHg.
 Proteinuria: secara kuantitatif lebih dari 0,3gr/liter dalam 24 jam atau
secara kualitatif positif 2 (+2).
 Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, wajah atau tungkai.
 Timbul salah satu atau lebih gejala atau tanda-tanda pre eklamsia berat.

2.9. Pemeriksaan Dan Diagnosis


 Kehamilan 20 minggu atau lebih
 Kenaikan tekanan darah 140/90mmHg atau lebih dengan pemeriksaan dua
kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama
dilakukan dua kali setelah istirahat 10 menit)
 Edema pada tungkai (pretibial), dinding perut, lumbosakral, wajah atau
tungkai.
 Proteinuria lebih 0,3 gr/liter/ 24 jam, kualitatif (++).
BAB III
KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.S G1P0A0


DENGAN PREEKLAMSIA RINGAN

Tanggal Pengkajian : 12 November 2019


Tempat : RSUD Jampangkulon

SUBJEKTIF
A. Biodata
Nama ibu : Ny. S Nama suami : Tn. K
Umur : 22 Tahun Umur : 27 Tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda Suku bangsa : Sunda
Alamat : kp. Cibeber Alamat : kp. Ciseureuh

B. Alasan datang
Ingin memeriksakan kehamilannya.

C. Keluhan utama
Ibu mengatakan kaki dan tangan terasa pegal dan kesemutan.

D. Riyawat Obstetri
1. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan HPHT : 02-06-2012, TP : 09-05-2013. Pergerakan
anak di rasakan pertama kali pada umur kehamilan 4 bulan. Ibu tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan / obat-obatan dari warung, ibu sudah
memeriksakan kehamilannya 2 kali, di puskesmas 1 x, dan di bidan 1
x, ibu sudah suntik TT1
2. Riwayat Haid
a. Menarche : 7 tahun
b. Siklus Haid : teratur
c. Lamanya : 3 hari
d. Banyaknya : 150cc (3 x ganti softex)
e. Dismenorrhoe : tidak ada

E. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu


Penyulit
Anak Nifas
Hamil Tanggal Usia Jenis kehamilan
Penolong
ke partus kehamilan partus &
JK BB PB ASI Penyulit
persalinan
39 Dukun Tidak Laki- 2800 49 Non Tidak
1 22/12/1987 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada
38 Dukun Tidak Laki- 2800 49 Non Tidak
2 12/04/1988 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada
38 Dukun Tidak Laki- 3000 52 Non Tidak
3 24/03/1990 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada
38 Dukun Tidak Laki- 2900 50 Non Tidak
4 27/01/1992 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada
39 Dukun Tidak Laki- 3200 50 Non Tidak
5 11/12/1995 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada
38 Dukun Tidak Laki- 3000 49 Non Tidak
6 14/01/1997 Normal
minggu Paraji Ada Laki gr cm Ekslusive Ada

SUBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
 Keadaan umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 TTV : - Tekanan Darah : 140/90 mmHg
- Nadi : 80 x/mnt
- Pernafasan : 16 x/mnt
- Suhu : 36o C
2. Status gizi : - Tinggi badan : 165 cm
- Bb Sebelum Hamil : 50 kg
- Bb Sekarang : 65 kg
- Lila : 30 cm
Pemeriksaan Fisik
a. Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
b. Mata : seclera putih, konjungtiva merah muda
c. Hidung : bersih, tidak ada polip
d. Mulut : bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak ada karies dan
stomatitis
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, nyeri tragus kanan dan
kiri (-/-)
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan vena
jugularis
g. Payudara : simetris, bersih, tidak ada benjolan, puting susu kanan dan
kiri menonjol
h. Abdomen : terdapat linea nigra, tidak ada bekas luka oprasi
Pemeriksaan Leopod
Leopod 1 :
TFU : 31 cm, teraba bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopod II :
Bagian kanan → teraba tahanan memanjang ( punggung )
Bagian kiri → teraba bagian-bagian kecil ( extermitas )
Leopod III :
Bagian bawah teraba bulat, keras dan melenting ( kepala )
DJJ : 140 x/menit
TBJ : ( 31–13 ) x 155 = 2790 gram
i. Extremitas :
Atas → tidak ada oedema
Bawah → terdapat oedema, tidak ada varises, reflek patela kanan
dan kiri ( +/+)
j. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan karena psien menolaknya
k. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan karena pasien menolaknya
l. CVAT : tidak ada nyeri tekan
Pemeriksaan pemunjang
- Protein urine : positif (+)
- Glikosa urine : negatif (-)

ANALISA
G1P0A0 31 minggu, janin hidup tunggal keadaan ibu dan janin baik dengan pre-
eklamsi ringan

PENATALAKSANAN
1. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga à hubungan baik terbina
2. Memfasilitasi informed consent à ibu menyetujui tindakan yang akan
dilakukan
3. Memberithu hasil pemeriksaan à ibu mengetahui dan mengerti
4. Menganjurkan ibu untuk isirahat yang cukup pada malam hari yaitu ± 8
jam dan siang hari ± 2 jam à ibu akan melakukannya
5. Menganjurkan ibu untuk makan dengan menu seimbang dan protein tinggi
seperti daging, ikan, susu, telur, keju dan kancang-kacangan à ibu akan
melakukannya
6. Menganjurkan ibu untuk diet rendah garam, tinggi protein dan banyak
makan sayuran dan buah-buahan à ibu mengerti dan akan melakukannya
7. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi Tablet FE 1 Tablet/hari à
Ibu mengerti dan akan melakukannya
8. Menjelaskan pada ibu tentang tanda bahaya pre-eklampsia seperti sakit
kepala yang hebat, pandangan kabur, nyeri perut yang hebat, bengkak pada
kaki, tangan dan wajah à Ibu mengerti dan dapat mengulang penjelasan
yang disampaikan
9. Mendiskusikan kunjungan ulang 1 minggu kemudian yaitu tanggal 23-
januari-2013 atau bila ada keluhan dan terdapat tanda bahaya pre-eklamsi
à ibu akan melakukannya
10. Mendokumentasikan hasil asuhan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.10. Riwayat Pre Eklampsia Keluarga


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa riwayat
preeklampsia keluarga bukan termasuk penyebab preeklampsia pada Ny. S.
Didalam teori dijelaskan bahwa riwayat preeklampsia adalah suatu penyakit yang
diderita oleh keluarga yang ditandai dengan adanya kenaikan tekanan darah
adanya oedema dan ditemukannya proteinuria. Ternyata riwayat preeklampsia
keluarga bukan menjadi faktor penyebab terhadap Ny. S, karena Ny. S dan
keluarga tidak mempunyai riwayat preeklampsia.

4.11. Wanita dengan Obesitas


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa Obesitas
dapat menyebabkan terjadinya preeklamsia pada Ny. S. Karena Ny. S tidak dapat
mengatur pola makan. Untuk mengetahui Berat Badan pada Ny. S menggunakan
rumus sebagai berikut.
Remaja dan dewasa BBI = (TB - 100) - (TB - 100) x10% atau BBI = (TB - 100) x
90%
TB = Tinggi badan (cm)

Tabel Klasifikasi BMI menurut WHO

Klasifikasi BMI(kg/m2)

Nilai batas
Nilai batas dasar tambahan

Kurus <18.50 <18.50

Sangat kurus <16.00 <16.00

Kurus 16.00 – 16.99 16.00 – 16.99

Agak kurus 17.00 – 18.49 17.00 – 18.49

18.50 – 22.99

Normal 18.50 – 24.99 23.00 – 24.99

Kegemukan >=25.00 >=25.00


25.00 – 27.49

Pra-obesitas 25.00 – 29.99 27.50 – 29.99

Obesitas >=30.00 >=30.00

30.00 – 32.49

Obesitas kelas I 30.00 – 34.99 32.50 – 34.99

35.00 – 37.49

Obesitas kelas II 35.00 – 39.99 37.50 – 39.99

Obesitas kelas III >=40.00 >=40.00

4.12. Wanita yang Mengalami Kehamilan Ganda


Dalam teori menjelaskan bahwa wanita yang mengalami kehamilan ganda
yaitu bila proses fertilasi menghasikan janin lebih dari satu dan setelah dilakuan
Palpasi : uterus teraba besar, teraba tiga bagian, teraba 2 bagian, dan 2 punggung,
teraba bagian-bagian kecil yang banyak. Kemudian dilakukan Inspeksi : perut
yang lebih besar, dan membuncit kadang-kadang terlihat dikaki dibeberapa tempat
dan dilakukan pemeriksaan Auskultasi : DDJ terdengar di dua tempat.
Wanita yang mengalami kehamilan ganda bukan menjadi faktor penyebab
pre eklampsia pada Ny. S karena telah dilakukan palpasi dan janin 31 minggu.
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak
mengalami kehamilan ganda. Jadi faktor wanita yang mengalami kehamilan
ganda bukan menjadi faktor penyebab terjadinya preeklampsia pada Ny. S.

4.13. Molahidatidosa
Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian ternyata ibu tidak
mengalami kehamilan dengan molahidatidosa, jadi molahidatidosa bukan menjadi
faktor penyabab preeklamsia pada Ny. S.
Didalam teori dijelaskan bahwa molahidatidosa adalah suatu kehamilan
yang tidak berkembang secra wajar dimana tidak ditemukan janin yang hampir
seluruh villikorialis mengalami perubahan hidrofil, dan setelah dilakukan
pemeriksaan auskultasi hanya ada bising usus, molahidatidosa bukan menjadi
faktor penyebab pada Ny. S, karena Ny. S tidak mengalami kehamilan dengan
molahidatidosa.

4.14. Faktor Nutrisi


Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian bahwa faktor nutrisi Ny.
S kurang baik sehingga nutrisi yang menyebabkan terjadinya pre eklampsia ringan
pada Ny. S.
Didalam teori dijelaskan bahwa sejumlah besar garam yang masuk
kedalam darah dapat menyebabkan volume darah bertambah. Akibatnya, jantung
bekerja lebih kaut dan tekanan darah pun meningkat. Jadi aturlah menu makanan
dengan kecukupan gizi seimbang dan protein tinggi.
Faktor nitrisi Ny. S kurang baik sehingga timbulnya pre eklampsia
disebabkan oleh pola makanan Ny. S yang mengkonsumsi makanan yang
mengandung kadar garam tinggi terlalu banyak karena setelah dilakukan
anamnesa dan menganjurkan Ny. S untuk mengurangi makan dengan kadar garam
tinggi. 

4.15. Faktor Umur


Setelah melihat tinjauan teori dan hasil penelitian faktor umur Ny. S
dikategorikna beresiko. Dimana ibu berusia 40 tahun, maka hal ini sesuai dengan
teori dimana umur >35 tahun dikategorika beresiko.
Dimana teori dijelaskan bahwa jika usia ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
dikategorikan beresiko.

4.16. Kesehatan Fisik


Setelah melihat dari tinjauan teori hasil penelitian faktor Fisik Ny. S
kurang baik. Didalam teori dijelaskan bahwa kesehatan fisik ibu hamil dengan pre
eklampsia ringan ditandai dengan kenaikan tekanan darah atau kenaikan darah
140/90 mmHg atau lebih, odema umum dijari tengah kaki dan muka, kenaikan
berat badan 1 kg atau lebih, protein urine 0,3 gram / liter atau kualitatif + 1 sampai
2 para urine kateter. Kesehatan fisik Ny. S yang kurang, karena itu berpantangan
dengan tidur siang.

4.17. Kondisi Psikologis


Setelah melihat dari tinjauan teori dan hasil penelitian, bahawa kondisi
psikologi Ny. S mengalami kecemasan ringan. Didalam teori dijelaskan bahwa
untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan,
sedang, berat atau berat sekali.
Faktor penyebab yang mempengaruhi terjadinya faktor preeklampsia biasa
mempengaruhi kondisi psikologi terhadap penderita yang mengalami kehamilan
dengan pre eklampsia.

4.18. Komplikasi yang terjadi pada preeklamsia


4.18.1. Elektrolit
Kadar elektrolit total menurun pada waktu hamil normal. Pada
preeklamsia kadar elektrolit total sama seperti hamil normal, kecuali bila diberi
diuretikum banyak, retraksi konsumsi garam atau pemberian oksitosin
antidiuretik.
Preeklamsia berat yang mengalami hipoksia dapat menimbulkan gangguan
keseimbangan asam basa. Pada waktu terjadi kejam eklamsia kadar bikarbonat
menurun disebabkan timbulnya asidosis laktat dan akibat kompensasi hilangnya
CO2. Kadar natrium dan kalium pada preeklamsia sama dengan kadar hamil
normal yaitu sesuai dengan proporsi jumlah air dalam tubuh.
Karena kadar natrium dan kalium tidak berubah pada preeklamsia, maka
tidak terjadi retensi natrium yang berlebihan ini berarti pada preeklamsi tidak
diperlukan retraksi konsumsi garam.

4.18.2. Tekanan Osmotik Koloid Plasma/Tekanan Onkotik


Osmolaritas serum dan tekanan onkotik menurun pada umur kehamilan 8
minggu. Pada preeklamsia tekanan onkotik makin menurun karena kebocoran
protein dan peningkatan permeabilitas vaskuler.

4.18.3. Koagulasi dan Fibrino Lisis


Gangguan koagulasi pada preeklamsia, misalnya trombositopenia, jarang
yang berat, tetapi sering dijumpai, pada preeklamsia sering terjadi peningkatan
FDP, penurunan trombin III dan peningkatan fibronektin.

4.18.4. Viskositas Dara


Viskositas darah ditentukan oleh volume plasma, molekul makro :
fibrinogen dan hematokrit pada preeklamsia viskositas meningkat, mengakibatkan
meningkatnya resistensi perifer dan menurunnya aliran darah ke organ.

4.18.5. Hematokrit
Pada kegamilan normal hematokrit menurun karena hipervolemia,
kemudian meningkat lagi pada trimester III akibat peningkatan produksi urine.
pada preeklamsia hematokrit meningkat karena hipovolemia yang
menggambarkan beratnya preeklamsia.

4.18.6. Edema
Edema dapat terjadi pada kehamilan normal. Edema yang terjadi pada
kehamilan mempunyai banyak interpretasi, misalnya 40% oedema dijumpai pada
hamil normal, 60% edema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan 80%
oedema dijumpai pada kehamilan dengan hipertensi dan proteinuria.
Edema terjadi karena hopoalbuminemia atau kerusakan sel endotel kapiler.
Oedema yang patologik oedema yang non dependen pada muka dan tangan atau
oedema generalisata, dan biasanya disertai dengan kenaikan berat badan yang
cepat.

4.18.7. Hematologik
Perubahan hematologik disebabkan oleh hopovolemia akibat vasospasme,
hipoalbuminemia, haemolisis mikroangiopatik akibat sepasmearteriole dan
hemolisis akibat kerusakan endotel arteriole.
Perubahan tersebut dapat berupa peningkatan hematokrit akibat
hipovolemia, peningkatan viskositas darah, trombositopenia, dan gejala hemolisis
mikroangiopatik. Disebut trombositopenia bila trombosit <100.000 sel / ml.
Haemolisis dapat menimbulkan destruksi eritrosit.

4.18.8. Hepar
Dasar perubahan pada hepar ialah vasospasme, iskemia, dan perdarahan.
Bila terjadi perdarahan pada periportal lobus periver, akan terjadi nekrosis sel
hepar dan peningkatan enzim hepar.
Perdarahan ini dapat meletus hingga dibawah kapsula hepar dan disebut
subkapsular haematoma. Subkapsular haematoma dan dapat menimbulakan rasa
nyeri didaerah epigastrium dan menimbulkan ruptur hepar sehingga perlu
pembedahan.

4.18.9. Neurologik
Perubahan neurologik dapat berupa:
 Nyeri kepala disebabkan hiperpervusi otak, sehingga menibulkan vasogenik
oedema
 Akibat spasme areti retina dan oedema retina dapat terjadi gangguan visus.
Gangguan visus dapat berupa :
 Pandangan kabur
 Skotomata
 Amaurosis yaitu kebutaan tanpa jelas adanya kelainan dan ablsio
retinae (retinal detachment)
 Hiperefleksi sering dijumpai pada preeklamsi berat, tetapi bukan faktor
prediksi terjadinya eklamsi.
 Dapat timbul kejang eklamptik. Penyebab kejang eklamptik belum diketahui
dengan jelas. Faktor-faktor yang menimbulkan kejang eklamptik ialah
oedema serebri, vasospasme serebridan iskemia serebri
 Perdarahan intra cranial meskipun jarang, dapat terjadi pada pre-eklamsia
berat dan eklamsi

4.18.10. Kardiovaskuler
Perubahan kardiovaskuler disebabkan oleh peningkatan cardiac averload
akibat hipertensi dan penurunan cardiac preload akibat hipovolemia.

4.18.11. Paru
Penderita pre-eklamsi berat mempunyai resikonya besar oedema paru.
Oedema paru dapat disebabkan oleh payah jantung kiri, kerusakan sel endotel
pada pembuluh darah kapiler paru, dan menurunnya diuresis.
Dalam menangani oedema paru, pemasangan central venous pressure
(CVP) tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari pulmonary capillary
wedge presure.

4.18.12. Janin
Pre-eklamsi dan eklamsi memberi pengaruh buruk pada kesehatan janin
yang disebabkan oleh menurunnya perfusi utero plasenta, hipovolemia,
vasospasme, dan rusaknya sel endotel pembuluh darah plasenta.
Dampak pre-eklamsi dan eklamsia pada janin adalah :
 Intra uterine growth restriction (IUGR) dan oligohidramnion
Kenaikan morbiditas dan mortalitas janin, secara tidak langsung IUGR,
prematuritas, oligohidramnion dan solusio plasenta
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1    Kesimpulan
Preeklampsia adalah penyakit pada kehamilan yang ditandai dengan
hipertensi, proteinuria, dan edema yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu, yang
bisa dialami oleh setiap wanita hamil, penyakit ini ditandai dengan tekanan darah
yang meninggi diikuti oleh peningkatan kadar protein dalam urine. Dan dapat
menyebabkan gangguan peredaran darah pada plasenta. Hal ini menyebabkan
berat badan bayi yang akan dilahirkan relative kecil, si ibu akan melahirkan secara
premature.
Wanita yang terkena eklampsia juga sering mengalami peningkatan TD,
gagal ginjal, kejang-kejang dan dapat menyebabkanm koma, atau bahkan
kematian baik sebelum atau setelah melahirkan.
Preeklampsia yang terjadi pada Ny. S adalah preeklampsia ringan yang
terjadi pada trimester ke III, penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini yaitu
pemantauan terhadap tanda-tanda preeklampsia berat sehingga persalinan lancar
dan tidak menjadi preeklampsia berat.
Hasil usaha yang diberikan pada Ny. S menunjukkan bahwa ANC yang
teratur merupakan tindakan yang tepat dilakukan oleh ibu sehingga kasus yang di
alami dapat di antisipasi agar tidak terjadi keterlambatan penanganan kasus.

5.3. Saran
 Tenaga kesehatan dapat memberikan antenatal care sesuai dengan
standar pelayanan kesehatan ibu hamil
 Tenaga kesehatan dapat memberitahukan sesering mungkin tentang
tanda bahay pada kehamilan TM1, TM2, TM3.
 Tenaga kesehatan dapat memberikan pengertian kepada ibu hamil dan
keluarganya akan pentingnya pemeriksaan antenatal care.
 Ibu hamil dan keluarganya bersedia berdiskusi, mendengarkan saran
atau nasihat dari tenaga kesehatan (dokter atau bidan), dan melakukan
antenatal care untuk kebaikan dirinya.
DAFTAR PUSTAKA

 Mansjoer, Arif, dkk, editor, Kapita selekta kedokteran, jilid I. edisi ketiga. Jakarta
: Media Aesculapius FKUI, 2001

Mochtar, MPH. Prof. Dr. Rustam. Synopsis Obstetri. Jilid I. edisi kedua EGC.
Jakarta, 1998.

http://www.scribd.com/doc/899951/laporan kasus preeklampsia nas.

http://www.blogdokter.net/2009/02/17/preeklampsia dan eklampsi pada


kehamilan.

http://khuheimi.blogspot.co,/2006/08/preeklampsia dan eklampsi.html.

Hanifa. Ilmu Kebidanan ed. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo. Jakarta
2005

http://kuliahbidan.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai