Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

Pada Ibu Hamil G4 P3 A0 UK 32 Minggu 2 Hari


Dengan PEB DI Ruang Poli Kandungan
RSUD Idaman Banjarbaru

DISUSUN OLEH:
RANTI
NIM : 11194992110025

PROGAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVESITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Kasus : Ibu Hamil G4 P3 A0 Uk 32 Minggu 2 Hari Dengan PEB


Nama Mahasiswa : Ranti
NIM : 11194992110025

Banjarmasin, Mei 2021

Menyetujui,

RS Daerah Idaman Banjarbaru Program Studi Pendidikan Profesi Bidan


Preseptor Klinik (PK) Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia
Preseptor Pendidikan (PP)

Hj. Erly Marlina, SST Elvine Ivana Kabuhung, SST.,M.Kes


NIK : 19760531 2002 12 2 004 NIK : 1166062009024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmat

Nya sehingga dapat Laporan Laporan Asuhan Kebidanan Ny. H Umur 35 Tahun

G4 P3 A0 Hamil 32 Minggu 2 Hari Dengan Preeklamsia Berat Di Poli Obgyn RS

Daerah Idaman Banjarbaru. Sebagai salah satu syarat menyelesaikan stage

kehamilan di poli obgyn .

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dr. RR. Dwi Sogi Sri Redjeki, S.KG., M.Pd selaku Ketua Yayasan Indah

Banjarmasin.

2. dr. H. R. Soedarto WW, Sp.OG selaku Rektor Universitas Sari Mulia.

3. Anggrita Sari, S.Si.T., M.Pd., M.Kes selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik

dan Kemahasiswaan.

4. Hariadi Widodo, S.Ked., MPH selaku Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan

Sistem Informasi

5. Dr. Ir. Agustinus Hermino Superma Putra, M.Pd selaku Wakil Rektor III

Bidang Sumber Daya Manusia dan Kemitraan.

6. H. Ali Rakhman Hakim, M. Farm., Apt selaku Dekan Fakultas Kesehatan

7. Ika Mardiatul Ulfa, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Universitas

Sari Mulia

8. Zulliati, M. Keb selaku seketaris jurusan Profesi Bidan

9. Elvine Ivana Kabuhung, SST., M.Kes selaku CT yang senantiasa

memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan dan perbaikan

penulisan laporan asuhan kebidanan ini.

ii
10. Hj Erly Marina, SST selaku pembimbing lahan (CI) Di Poli Obgyn RS Daerah

Idaman Banjarbaru yang telah membimbing penulisan laporan asuhan

kebidanan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan asuhan kebidanan ini

masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

bersifat membangun sangta penulis harapkan demi kesempurnaan laporan

asuhan kebidanan

Banjarmasin 03 Mei 2021

Penulis

Ranti

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang1

B. Rumusan Masalah2

C. Tujuan3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

B. Konsep PEB Dalam Kehamilan

C. Etiologi PEB Dalam Kehamilan

D. Patofisiologi PEB Dalam Kehamilan

E. Manifestasi PEB Dalam Kehamilan

F. Komplikasi PEB Dalam Kehamilan

G. Penatalaksanaan Medis PEB Dalam Kehamilan

H. Penatalaksanaan Kebidanan PEB Dalam Kehamilan

I. Konsep Kartu Skor Poejdi Rochjati

J. Sistem Penilaian KSPR

K. Faktor Risiko KSPR

iii
BAB III TINJAUAN KASUS

A. Subjektif Data

B. Objektif Data

C. Analisis Data

D. Penatalaksanaan

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

iv
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) pada masa kehamilan dan masa nifas

merupakan salah satu faktor utama untuk menentukan keberhasilan dalam

layanan kesehatan, sehingga semakin rendah angka kematian ibu (AKI)

pada masa kehamilan dan masa nifas sehingga semakin tinggi tingkat

keberhasilan dalam melakukan pelayanan terhadap masyarakat.

Menurut WHO angka kematian ibu pada tahun 2015 tercatat sebanyak

206 per 100.000 kelahiran hidup atau dari jumlah perkiraan sekitar 303.000

kematian dan dinegara berkembang AKI tercatat sebanyak 302.000

kematian dari 12 per 100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu

dalam masa kehamilan dan masa nifas terdapat tiga faktor utama yakni

perdarahan tercatat sebanyak 20%, hipertensi dalam kehamilan tercatat

sebanyak 32% dan infeksi tercatat sebanyak 18% (WHO 2015).

Di Indonesia angka kematian ibu pada tahun 2019 tercatat sebanyak

4.221 per 4.778.621 kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu dalam

kehamilan dan masa nifas terdapat tiga faktor utama yakni perdarahan

tercatat sebanyak 1.280 kasus, hipertensi dalam kehamilan tercatat

sebanyak 1.066 kasus dan infeksi tercatat sebanyak 207 kasus (Profil

Kesehatan Indonesia 2019).

Di Kalimantan pada tahun 2019 tercatat sebanyak 354 per 221.32

kelahiran hidup Penyebab kematian ibu dalam masa kehamilan dan masa

nifas terdapat tiga faktor utama yakni perdarahan tercatat sebanyak 117

1
kasus, hipertensi dalam kehamilan tercatat sebanyak 87 kasus dan infeksi

tercatat sebanyak 16 kasus (Profil Kesehatan Indonesia 2019).

Preeklampsia dan eklampsia merupakan gejala yang timbul pada ibu

hamil, bersalin, dan selama masa nifas, yang terdiri atas trias gejala, yaitu

hipertensi, proteinuria, dan edema, kadang-kadang disertai konvulsi sampai

koma.Hubungan preeklamsian berat yang menyebabkan kematian ibu bisa

disebabkan oleh eklamsia, solusio plasenta, pendarahan subkapsula hepar,

kelainan pembekuan darah (DIC), sindrom HELPP (hemolisis, elevated liver

enzymes dan low platelet count), ablasio retina, gagal jantung, hingga syok

dan kematian (Padila, 2015).

Upaya pemerintah dalam menangulangi preeklamsia dengan

beberapa program yang telah diberikan misalnya melakukan 10 T dalam

pelayanan antenatal care salah satunya. Oleh karena itu pelayanan

antenatal care merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung

kesehatan ibu hamil dan mendeteksi adanya kehamilan resiko tinggi.

Dengan adanya antenatal care sebagai deteksi dini adanya kehamilan yang

beresiko tinngi sebagai salah satu penyebab kematian ibu hamil, sehingga

antenatal care diharapkan dapat mengurangi angka kematian ibu.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

asuhan kebidanan pada ibu hamil di RSUD Idaman Banjarbaru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka, masalah yang dapat

dirumuskan adalah “Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil dengan

preeklamsian berat di RSUD Idaman Banjarbaru dengan menggunakan

pendekatan manajemen kebidanan varney ?”


3

C. Tujuan

a. Umum

Memberikan asuhan kebidanan yang secara komprehensif tentang

preeklamsian berat pada kehamilan trimester III.

b. Khusus

a) Melakukan pengkajian kepada klien dengan asuhan kebidanan

dengan preeklamsia berat.

b) Melakukan perencanaan asuhan kebidanan untuk mengatasi

masalah yang terjadi sesuai dengan prioritas masalah pada

klien dengan kasus preeklamsia berat.

c) Melaksanakan tindakan kebidanan sesuai dengan rencana

tindakan.

d) Untuk dapat mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada klien

dengan kasus preeklamsia berat.

e) Melakukan dokumentasikan hasil asuahan kebidanan pada

klien dengan preeklamsia berat.

f) Melakukan analisis kesenjangan yang terjadi antara teori dan

kenyataan dilapangan dalam memberikan asuhan.


4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

Hipertensi dalam kehamilan merupakan salah satu komplikasi

pada kehamilan, persalinan maupun nifas yang meningkatkan

morbiditas dan mortalitas maternal maupun perinatal. (Anastasia M.

Lumentut, Hermie M.M. Tendean, 2021).

B. Konsep Preeklamsia Berat Dalam Kehamilan

Preeklampsia adalah hipertensi yang disebabkan kehamilan dan

terkait dengan peningkatan proteinuria (>0,3 g dalam 24 jam) ± edema

dan dapat mempengaruhi hampir semua sistem organ. Selain itu,

preeklampsia menurut ACOG (2013) didefinisikan sebagai tekanan darah

>140/90 mmHg dan ada minimal dari 1 gejala berikut : proteinuria :

dipstick >+1 atau 300 mg/24 jam, serum kreatinin >1,1 mg/dL, edema

paru, peningkatan fungsi hati >2 kali, trombosit >100.000/mL, nyeri

kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan.

C. Etiologi Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui

penyebabnya, tetapi ada yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat

terjadi pada kelompok tertentu diantaranya yaitu ibu yang mempunyai

faktor penyabab dari dalam diri seperti umur karena bertambahnya usia

juga lebih rentan untuk terjadinya peningkatan hipertensi kronis dan

menghadapi risiko lebih besar untuk menderita hipertensi karena

kehamilan, riwayat melahirkan,

4
5

keturunan, riwayat kehamilan, riwayat preeklampsia (Sitomorang dkk,

2016).

Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer

penyakit ini, akan tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai

gejala yang menyertai preeklamsia.

a. Vasospasmos menyebahkan :

1) Hipertensi

2) Pada otak (sakit kepala, kejang)

3) Pada placenta (solution placentae, kematian janin)

4) Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)

5) Pada hati (icterus)

6) Pada retina (amourose)

b. Teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia

yaitu :

1) Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda,

hidramnion, dan molahidatidosa.

2) Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan.

3) Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian

janin dalam uterus.

4) Timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.

c. Faktor Perdisposisi Preeklamsia

1) Primigravida

2) Molahidatidosa, diabetes melitus, bayi besar

3) Kehamilan ganda

4) Hidrocepalus

5) Obesitas

6) Umur yang lebih dari 35 tahun


6

7) Riwayat keluarga pernah preeklamsia/eklamsia

6
7

8) Hipertensi yang sudah ada sebelum hamil (Nurarif, 2015).

D. Patofisiologi Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Patofisiologi preeklampsia dibagi menjadi dua tahap, yaitu

perubahan perfusi plasenta dan sindrom maternal. Tahap pertama terjadi

selama 20 minggu pertama kehamilan. Pada fase ini terjadi

perkembangan abnormal remodelling dinding arteri spiralis. Abnormalitas

dimulai pada saat perkembangan plasenta, diikuti produksi substansi

yang jika mencapai sirkulasi maternal menyebabkan terjadinya sindrom

maternal. Tahap ini merupakan tahap kedua atau disebut juga fase

sistemik. Fase ini merupakan fase klinis preeklampsia, dengan elemen

pokok respons infl amasi sistemik maternal dan disfungsi endotel.

Selain itu, didapatkan perubahan irama sirkadian normal, yaitu

tekanan darah sering kali lebih tinggi pada malam hari disebabkan

peningkatan aktivitas vasokonstriktor simpatis, yang akan kembali normal

setelah persalinan. Hal ini mendukung penggunaan metildopa sebagai

antihipertensi. Tirah baring sering dapat memperbaiki hipertensi pada

kehamilan, mungkin karena perbaikan perfusi uteroplasenta. Pada

preeklampsia, fraksi fi ltrasi renal menurun sekitar 25%, padahal selama

kehamilan normal, fungsi renal biasanya me ningkat 35-50%. Klirens

asam urat serum menurun, biasanya sebelum manifestasi klinis. Kadar

asam urat >5,5 mg/dL akibat penurunan klirens renal dan fi ltrasi

glomerulus merupakan penanda penting preeklampsia sirkulasi perifer ke

sirkulasi pulmonal. Hal ini menyebabkan akumulasi cairan pada alveolus

dan penurunan oksigenasi.

E. Manifestasi Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Preeklamsi merupakan kumpulan dari gejala-gejala kehamilan

yang di tandai dengan hipertensi dan oedema (Kusnarman, 2014) .


8

Gambaran klinik preeklampsia mulai dengan kenaikan berat badan diikuti

edema kaki atau tangan, kenaikan tekanan darah, dan terakhir terjadi

proteinuria (Saraswati, 2016 ). Tanda gelaja yang biasa di temukan pada

preeklamsi biasanya yaitu sakit kepala hebat. Sakit di ulu hati karena

regangan selaput hati oleh perdarahan atau edema atau sakit karena

perubahan pada lambung dan gangguan penglihatan, seperti penglihatan

menjadi kabur bahkan kadang-kadang pasien buta. Gangguan ini

disebabkan penyempitan pembuluh darah dan edema (Wibowo, dkk

2015).

F. Komplikasi Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Preeklampsia dapat mengakibatkan komplikasi pada ibu.

Komplikasi yang paling berat adalah kematian ibu dan janin. Adapun

komplikasi preeklampsia, diantaranya:

a. Eklamsia

Eklampsia didefinisikan sebagai kejang dan pada kebanyakan

kasus eklampsia didahului dengan manifestasi klinis preeklampsia

selama beberapa hari atau beberapa minggu, walaupun beberapa

kasus terjadi tanpa adanya tanda atau gejala pendahulu

(Woodward, Karen dan Nicki, 2012).

b. Keterbatasan pertumbuhan intrauterin atau Intrauterine Growth

Restriction (IUGR)

Preeklampsia mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan janin

dalam kandungan, hal ini disebabkan karena

preeklampsia/eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran di

daerah plasenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan

oksigen dari plasenta. Perkapuran di daerah plasenta menyebabkan

8
9

suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin berkurang

(Rievaz, 2012).

9
10

c. Solusio Plasenta

Solusio Plasenta yaitu lepasnya plasenta dari dinding uterus

sebelum bayi dilahirkan dan terjadi pada awitan persalinan dan

selama persalinan. Perdarahan uterus dapat terbuka, tersembunyi

atau campuran, bergantung pada derajat pelepasan plasenta

(Billington dan Mandy, 2010).

d. Sindrom HELLP (Haemolysis, Elevated Liver Enzymes, Low

Platelet count)

Sindrom HELLP umumnya dianggap sebagai varian preeklampsia

berat atau eklampsia yang mengakibatkan disfungsi multisistem

akibat vasospasme arteri, kerusakan endotel dan agregasi

trombosit (Billington dan Mandy, 2010). Sindrom HELLP juga dapat

muncul sebagai gangguan yang berat dan mendadak dimasa

antepartum atau pascapartum (Robson dan Jason, 2012).

e. Gagal Ginjal

Fungsi ginjal umumnya dipertahankan hingga stadium lanjut, namun

mengalami kerusakan pada preeklampsia berat akibat

vasokonstriksi dan penurunan perfusi. Peningkatan kadar kreatin

serum dan proteinuria mengindikasikan gangguan fungsi

glomerulus, sedangkan peningkatan kadar asam urat serum

mengindikasikan gangguan fungsi tubulus. Kebanyakan kasus

gagal ginjal disebabkan nekrosis tubulus akut yang umumnya

sembuh tanpa kerusakan jangka panjang. Meskipun demikian,

nekrosis kortikal akut yang terjadi pada kurang dari 4% kasus gagal

ginjal akibat preeklampsia mengakibatkan gagal ginjal permanen

(Billington dan Mandy, 2010).


11

f. Koagulopati (Disseminated coagulation intravascular,

DIC)Disseminated coagulation intravascular (DIC) merupakan

kerusakan endotel pembuluh darah yang mengakibatkan aktivasi

sistem koagulasi dan agregasi trombosit. Pembekuan mikroemboli

pada pembuluh darah yang lebih kecil, selanjutnya akan

menurunkan perfusi organ (Billington dan Mandy, 2010).

g. Disfungsi Hati

Disfungsi hati terjadi akibat vasokonstriksi dan edema setempat.

Peningkatan kadar Alanin Aminotransferase (ALT) serum, Aspartam

Aminotransferase (AST) dan Alkalin Fosfatase mengindikasikan

kebocoran melalui membran sel. Peningkatan kadar AST juga

mengindikasikan kerusakan hati, otot, ginjal, pankreas dan sel

darah merah karena AST diperlukan dalam metabolisme jaringan

dan ditemukan banyak pada tempat-tempat tersebut (Billington dan

Mandy, 2010).

Pencegahan atau diagnosis dini preeklampsia pada wanita hamil

sangat penting dilakukan guna menurunkan angka morbiditas dan

mortalitas. Untuk dapat menegakkan diagnosis dini tersebut

diperlukan pengawasan kehamilan yang teratur. Salah satu cara

yang telah dianjurkan oleh dinas kesehatan yaitu dengan

pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti, karena hal itu dapat

menemukan tanda–tanda dini preeklampsia sehingga dapat segera

diberikan penanganan yang semestinya.


12

G. Penatalaksanaan Medis Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Preeklamsia

Usia Kehamilan < 37 Usia Kehamilan ≥37


mgg mgg

- Kontrol 2 kali/ minggu


- Evaluasi gejala pemberatan
preeklamsian ( TD )
Terminasi Kehamilan
- Cek lab (trombosit, kreatinin,
albumin) pada setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (DJJ dan
USG) setiap 2 minggu

H. Penatalaksanaan Kebidanan Preeklamsian Berat Dalam Kehamilan

Preeklamsia

- Melakukan anemnesa
- Evaluasi tekanan darah
- Cek lab (trombosit, kreatinin,
albumin)
- Evaluasi denyut jantung janin
- Berikan antihepertensi nipedifin
oral 1x1
- Rujuk kefaskes terdekat
13

I. Konsep Kartu Skor Poedji Rochjati


Kartu skor poedji rochjati (KSPR) adalah kartu skor yang digunakan sebagia
alat skrining antenatal care yang berbasis keluarga untuk menentukan faktor
risiko ibu hamil yang selanjutnya akan mempermudah dalam pengenalan
suatu kondisi untuk mencegah terjadinya komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan. Kartu skor poedji rochjati (KSPR) yang dimana disusun dalam
format kombinasi antara checklist dari kondisi ibu hamil atau faktor dengan
sistem skor.ada pun fungsi KSPR antara lain:
a. Untuk melakukan skrining deteksi dini ibu hamil risiko tinggi.
b. Untuk memantau suatu kondisi ibu dan janin selama dalam kehamilan.
c. Untuk memberi pedoman dalam penyuluhan untuk persalinan aman dan
berencanan.
d. Untuk mencatat dan melaporkan suatu keadaan kehamilan, persalinan
dan nifas.
e. Untuk validasi data mengenai perawatan ibu selama hamil, persalinan dan
nifas dengan kondisi ibu dan janinya.
J. Sistem skor dalam KSPR
Jumlah skor dalam setiap kotak KSPPR dapat dikelompok menjadi 3 yaitu:
a. Kehamilan risiko rendah (KRR) skor 2 (warna hijau)
b. Kehamilan risiko tinggi (KRT) skor 6-10 (warna kuning)
c. Kehamilan risiko sangan tinggi (KRTS) skor 12 (warna merah)
K. Faktor risiko dapat dibagi menjadi 3 kelompok
a. Kelompok faktor risiko I (ada potensi gawat janin)
1. Primi muda : terlalu muda hamil pertama usia 16 tahun atau kurang
2. Primi tua : terlalu tua hamil ≥ 35 tahun
3. Primi tua sekunder : jarak anak terkecil > 10 tahun
4. Anak terkecil < 2 tahun: terlalu cepat hamil lagi
5. Grademulti : terlalu banyak anak 4 atau lebih
6. Tinggi badan ≤ 145 cm : terlalu pendek, belum pernah melahirkan
normal
7. Gagal dalam kehamilan
8. Pernah melakukan sc
9. Persalinan yang lalu dengan tindakan.
b. Kelompok faktor risiko II
14

1. Penyakit ibu : anemia, malaria, TBC, payah jantung dan penyakit lain.
2. Preeklamsia ringan
3. Hamil kembar
4. Hidramnion : air ketuban terlalu banyak
5. IUFD (intra uterine fetal death) : bayi mati dalam kandungan
6. Hamil serotinus : hamil lebih bulan ≥42 minggu belum lahir)
7. Letak sungsang
c. Kelompok faktor risiko III
1. Perdarahan antepartum: dapat berupa solusio plasenta dan plasenta
Previa.
2. Preeklamsia berat atau eklamsia
15

BAB III

TINJAUAN KASUS

FORMAT ASUHAN KEBIDANAN


IBU HAMIL

G4 P3 A0 hamil 32 minggu 2 hari janin tunggal hidup


intra uteri dengan PEB

Hari /Tanggal Pengkajian : Selasa ,27- 4-21 Nama Mahasiswa : Ranti


Tempat : Rs NIM :11194992110025
Jam Pengkajian : 08.20 wita No. Keterampilan :

A. SUBJECTIVE DATA
1. Identitas
Istri (pasien) Umur : 40 tahun

Nama : Ny. H Agama : Islam

Umur : 35 tahun Suku/ Bangsa : Banjar

Agama : Islam Pendidikan : SMA

Suku/ Bangsa : Banjar Pekerjaan : Swasta

Pendidikan : SMP Alamat : Jl. C. Cempaka

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jl. C. Cempaka

Suami (penanggung jawab)

Nama : Tn. A

15
16

2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh memiliki tekanan darah tinggi sehingga pasien sering
mengalami pusing pada bagian kepala belakang seperti ditusuk-tusuk
sehingga menimbulkan pandangan kabur dari 2 hari yang lalu dan pasien
memiliki gigi berlobang dari sebelum hamil sampai sekarang sehingga ibu
sering merasakan sakit gigi sampai menjalar ke bagian kepala dari 1 hari yang
lalu.

3. Riwayat Perkawinan
Kawin 1 kali, kawin pertama kali umur 17 tahun, dengan suami sekarang
sudah 19 tahun.

4. Riwayat Haid
a. Menarche umur : 11 tahun
b. Siklus :28 hari
c. Teratur/ tidak :Teratur
d. Lamanya : 3-4 hari
e. Banyaknya : 2- 3 x ganti pembalut/hari
f. Dismenorhoe : Tidak Ada
g. HPHT : 13 – 9 - 2020
h. Taksiran partus : 20 – 6 -2021
5. Riwayat Obstetri
G4 P3 A0

N Thn Kehamilan Persalinan Bayi Pe Ket


o nyu
lit
Nif
as
UK Penyu U Cara Temp Penyuli BB P S Kead
lit K at t B e aan
k Lahir
s
1 2003 38 T. A 3 Spt Ruma T.A 31 4 L Norm T.
8 h 00 8 al A

16
17

2 2007 39 T.A 3 Spt Ruma 33 4 L Norm T.A


9 h 00 7 al
3 2013 39 T.A 3 Spt Ruma T.A 41 4 L Norm T.A
9 h 00 6 al
4 INI

2021

6. Riwayat Keluarga Berencana


a. Jenis : KB suntik 3 bulan
b. Lama :5 tahun
c. Masalah : Tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan ibu :Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menular seperti HIV, TBC, Hepatitis dan ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit
keturunan seperti DM, Asma, Hipertensi serta ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit
menahaun seperti Paru-paru, Jantung dan Ginjal.
b. Riwayat kesehatan keluarga : Ibu mengatakan didalam keluarganya baik
dari pihak ibu sendiri maupun dari pihak
suami tidak pernah menderita penyakit
menular seperti HIV, TBC, Hepatitis dan ibu
mengatakan tidak pernah menderita
penyakit keturunan seperti DM, Asma,
Hipertensi serta ibu mengatakan tidak
pernah menderita penyakit menahaun
seperti Paru-paru, Jantung dan Ginjal
8. Keadaan Kehamilan Sekarang
a. Selama hamil ibu periksa di : PKM
b. Mulai periksa sejak usia kehamilan : 12 mg
c. Frekuensi periksa kehamilan
Trimester I : 1 kali
18

Trimester II : 4 kali

Trimester III : 1 kali

Skor Rochjati : 14 KRST

- Awal ibu hamil ( Skor 2)


- Terlalu tua hamil ≤ 35 tahun (Skor 4 )
- Terlalu banyak anak 4 atau lebih ( Skor 4 )
- Tekanan darah tinggi ( Skor 4 )

No Keluhan/Masalah Umur Tindakan Oleh Ket


Kehamilan
1 Mual pada pagi hari 12 minggu Ranboransia Bidan PKM
B12 1X1
Vit C 1X1
FE 1X1
2 Kadang-kadang pusing 16 minggu Ranboransia Bidan PKM
FE 1X1
Vit C 1X1
Kalsium 1x1
3 Ingin kontrol 20 minggu Ranboransia Bidan PKM
FE1X1
Vit C 1X1
Kalsium 1x1
4 Sakit kepala pada 24 minggu Ranboransia Bidan PKM
bagian belakang Nipedifin
1x1
Kalsium 1x1
5 Pusing pandangan 26 minggu Ranboransia Dokter RS
kabur sejak 3 hari yang Nipedifin
lalu 1x1

6 Pusing pandang kabur 32 minggu 2 Ranboransia Dokter RS


dan sakit gigi hari Nipedipin
1x1 dan
19

Kalsium 3x1
d. Keluhan/ masalah yang dirasakan ibu
9. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Nutrisi
Jenis yang dikonsumsi : Nasi dan laok

Frekuensi : 2-3 x sehari

Porsi makan : Sedikit

Pantangan : Tidak ada

Masalah : Sering makan makanan yang tidak sehat

b. Eliminasi
BAB

Frekuensi : 1 x sehari

Konsistensi : Lembek

Warna : Kuning kecoklatan

BAK

Frekuensi : 3-4 x sehari

Warna : Jernih

c. Personal hygiene
Frekuensi mandi : 2 x sehari

Frekuensi gosok gigi : 2 x sehari

Frekuensi ganti pakaian : 3 x sehari

d. Aktifitas : Mengerjakan pekerjaan rumah


e. Tidur dan istirahat
Siang hari : ± 1 jam

Malam hari : ± 5 jam

Masalah : pusing pandang kabur

f. Pola seksual : Tidak ada dikaji


20

10. Data Psikososial dan Spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap keadaan dirinya : Baik
b. Tanggapan ibu terhadap kehamilannya : Takut
c. Ketaatan ibu beribadah : Taat
d. Pemecahan masalah dari ibu : Suami
e. Pengetahuan ibu terhadap kehamilannya : Cukup baik
f. Lingkungan yang berpengaruh
Ibu tinggal bersama : Suami dan anak

Hewan peliharaan : Tidak ada

g. Hubungan sosial ibu dengan mertua, orang tua, keluarga : Baik


h. Penentu/ pengambil keputusan dalam keluarga : Suami
i. Jumlah penghasilan keluarga : Rp. 5.000.000/bulan
j. Yang menanggung biaya ANC dan persalinan : Suami

B. OBJECTIVE DATA
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Lemas
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tekanan darah
Sebelum hamil : 120/80 mmHg
Sekarang :155/105 mmHg
d. Berat badan
Sebelum hamil : 50 kg

Sekarang : 56,5 kg

e. Tinggi badan : 168 cm


f. LILA : 26 cm
g. Tanda vital : TD 155/ 105 mmHg, nadi 80 x/menit, suhu 36 oC,
respirasi 20 x/menit.
2. Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Kepala : Bersih tidak ada ketombe, tidak rontok dan tidak ada
benjolan
21

Muka : Bentuk simetris, tidak terdapat odema, tidak ada kloasma


gravidarum

Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva tidak pucat

Telinga : Simetris

Hidung : Bersih tidak ada secret, tidak ada polip dan tidak ada
gerakan cuping hidung saat bernafas (di anamnesa)

Mulut : Bersih, tidak ada sariawan, gigi berlobang (di anamnesa)

Dada/ mamae : Simetris, puting susu menonjol (di anamnesa)

Abdomen : Tidak ada strie gravidarum, ada linea nigra dan


alba tidak dan tidakt ada bekas operasi

Tungkai : Tidak ada pembengkakan

Genitalia : Tidak ada keputihan, tidak ada benjolan (di


anamnesa)

b. Palpasi
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe, tidak ada
pembesaran kelenjar parotis

Dada/ mamae : Simetris, puting susu menonjol (di anamnesa)

Abdomen

Leopold I : Bagian fundus teraba bulat, keras, dan tidak


melenting (TFU 25 cm)

Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba keras memanjang


seperti papan dan pada bagian kanan perut ibu
teraba bagian terkecil janin (PU-KI)

Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba lunak dan melenting
(Preskep)

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP

TBJ : 2,015 gram


22

c. Auskultasi
DJJ ( + ), terdengar frekuensi 144 x/menit, reguler

d. Perkusi
Refleks patella : Kiri/ kanan, ( + )/ ( + )

Cek ginjal : Kiri/ kanan, ( - )/ ( - )

3. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium: 26 April 2021

HB : 11 gr%

Protein urin : ( + )

USG : 27 April 2021

Tampak janin tunggal hidup intra uterin, preskep, memanjang, DJJ +, air
ketuban cukup, jenis kelamin perempuan dan janin dalam keadaan baik

A. Analisis Data

1. Diagnosa Kebidanan : G4 P3 A0 Usia kehamilan 32 minggu 2 hari

janin tunggal hidup intra uteri dengan PEB

2. Masalah : Pusing pandangan kabur dan sakit gigi

3. Kebutuhan : - informasi hasil pemeriksaan

-Informasi ketidaknyamana dan cara mengatasinya

- Informasi skor rochjati

-Informasi pola nutrisi

-Informasi pola istirahat

-Informasi tanda bahaya TM III

-Raboransia

B. Penatalaksanaan
23

1. Beritahu hasil pemeriksaan fisik: tekanan darah 155/105 mmHg


sedangkan tekanan darah yang normal pada ibu hamil 90/60 – 120/80
mmHg, nadi 80x/menit sedangkan nadi normal pada ibu hamil 60-
100x/menit, respirasi 20x/menit sedang respirasi normal pada ibu
hamil 16-23x/menit, suhu 36,5 OC sedangkan suhu tubuh ibu hamil
normal 36-37,5 OC, DDJ 144 X/Menit sedangkan djj normal pada janin
120-160x/menit, keadaan janin baik.
Rasional : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan setelah dilakukan
pemeriksaan atau tindakan adalah suatu tindakan objektif dan
memberikan kenyamanan bagi pasien karena sudah mengetahui
kondisinya.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaanya
2. Memberitahu ibu tentang ketidaknyaman saat ini yang disebabkan oleh
terjadinya preeklamsia yang dimana preeklamsia adalah tekanan
darah tinggi yang disertai dengan proteinuria dengan hasil
pemeriksaan (+) yang artinya ibu mengalami salah satu dari tanda
bahaya dalam kehamilan, oedema, yang terjadi pada kehamilan 20
minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. Akibat dari
preeklampsia sangat besar pengaruhnya pada ibu maupun janin
karena berkurangnya aliran darah ke plasenta dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin, lahir prematur, atau janin meninggal
dalam kandungan. Cara mengatasinya, diet makanan tinggi protein,
tinggi karbohidrat, cukup vitamin, rendah lemak dan rendah garam.
Sedangkan sakit gigi disebabkan gigi yang berlubang sehingga dapat
menimbulkan nyeri kepala yang dapat mempengaruhi saraf pada
bagian otak sehingga menyebabkan kontraksi. Cara mengatasinya
dengan mengkonsumsi kalsium dan kolaborasi dengan dokter gigi.
Rasional : Memberitahu ibu tentang keluhan yang dirasakan agar
kepada ibu agar ibu mengetahui cara mengatasinya
Evaluasi : Ibu tau penyebab ketidaknyamanan yang di alaminya dan
cara mengatasinya.
4. Memberitahu ibu tentang hasil skor rochjati yang dimana didapatkan
skor 14 termasuk dalam KRST yang dimana termasuk dalam golongan
berisiko tinggi sehingga pada masa kehamilan sekarang dan saat
persalinan nanti harus dengan dokter SpOG karena dapat dihitung
24

dari skor awal ibu hamil skor 2, hamil terlalu tua ≤ 35 tahun skor 4,
terlalu banyak anak 4 atau lebih skor 4 dan tekanan darah tinggi skor
4.
Rasional : Memberitahu ibu hasil skor rochjati setelah dilakukan
pemeriksaan bahwa pepemeriksaan kehamilan dan persiapan
penolong persalinan dengan dokter SpOG.
Evaluasi : Ibu mengetahui hasil pemeriksaan skor rochjati dan
bersedia melakukan kontrol ulang degan dokter SpOG.
3. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang dan makan
lebih banyak dari sebelum hamil 4-5 kali/hari seperti sayuran hijau
(bayam, kangkung, daun katuk, daun singkong) untuk menambah
pemenuhan nutrisi ibu selama hamil. Sayuran hijau yang baik
dikonsumsi sehingga dapat membantu memenuhi kebutuhan zat
besinya dan juga dapat menanggulangi masalah anemia dalam
kehamilan serta cukupin kebutuhan cairan misalnya minum air putih 7-
8 gelas/hari.
Rasional : Pendidikan kesehatan diberitahukan kepada ibu agar
mengetahui pola nutrisi yang cukup
Evaluasi : Ibu bersedia makan yang cukup”
4. Beritahu ibu pola istihat yang cukup agar terhindari dari rasa lelah,
tidur siang kurang lebih 1-2 Jam, dan tidur malam kurang lebih 7-8 jam
Rasional : Pendidikan kesehatan diberitahu kepada ibu agar
mengetahui pola istiraht yang cukup.
Evaluasi : Ibu bersedia makan yang cukup”
5. Memberitahu tanda bahaya TM III seperti penglihatan kabur, gerakan
janin berkurang, kejang, demam tinggi, bengkak tiba-tiba pada wajah,
kaki dan tangan serta perdarahan. Sehingga apabila ibu mengalami
hal tersebut ibu segera ke fasilitas kesehatan terdekat Karena dapat
mengancam jiwa ibu dan janin yang dikandungnya pada masa
kehamilan seperti berdampak pada proses persalinan nanti terjadi
komplikasi dan kelainan- kelainan lainya sehingga dapat ditangani
sesegera mungkin.
Rasional : Pendidikan kesehatan diberitahu kepada ibu agar
mengetahui tanda bahaya TM III
Evaluasi : Ibu tau tanda bahaya TM III
25

6. Hasil kolaborasi dengan dr SpOG, pasien mendapatkan terapi obat


oral nifedipin 1×1/hari 10 mg dan kalsium 3x1/hari 500 mg. Nifedipin
merupakan obat antihipertensi yang menghambat kanal kalsium
sedangkan kalsium adalah obat untuk mencegah osteoporosis dan
memperkuat sistem imun.
Rasional : Memberikan ranboransia kepada ibunya untuk mengatasi
masalah yang sedang dirasakan.
Evaluasi : Ranboransia sudah diberikaan
7. Menganjurkan ibu kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada tanggal 4
mei 2021 jika ada keluhan segera kefasilitas kesehatan terdekat.
Rasional : Agar kesehatan ibu dapat terkontrol denagan baik
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi
26

BAB VI

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan

pada asuhan kebidanan pada Ny. H G4 P3 A0 UK 32 minggu 2 hari dengan

preeklamsia berat. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk

dibahas dalam pembahasan tentang asuhan kebidanan pada kehamilan dengan

preeklamsia berat. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan

kebidanan pada kehamilan dengan preeklamsia berat, maka dapat diperoleh

data pada tabel berikut ini

A. Subjektif

Berdasarkan fakta pada Ny. H mengatakan ada riwayat penyakit hipertensi

dan ibu kandung Ny. H memiliki riwayat penyakit hipertensi juga serta Ny. H

mengeluh pusing pandang kabur sejak 2 hari yang lalu dan sakit gigi sejak 2

hari yang lalu. Menurut penelitian Anita Setyawati, Restuning Widiasih And

Erniati (2018) faktor resiko terkena preeklamsia berat, seperti : umur 35 tahun

atau semakin bertambah usia ibu hamil dapat terjadi proses degeneratif yang

menyebabkan terjadinya pengerasan dinding pembuluh darah yang

selanjutnya menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah, riwayat

keturunan hipertensi sebelumnya karena sindrom yang diturunkan. Sindrom

ini lebih sering ditemukan pada anak perempuan dari ibu yang mempunyai

riwayat preeklamsia atau riwayat preeklamsia dalam keluarganya. Sedangkan

paritas G4 data sekarang sehingga cenderung terjadi kegagalan

pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta sehingga timbul

respon imun yang tidak menguntungkan yang akan mengarah pada


preeklamsia. Berdasarkan hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara

fakta dan teori.

B. Objektif

Dari data objektif yang didapatkan pada Ny. H saat asuhan kebidanan

kehamilan dengan preeklamsia berat didapatkan data bahwa hasil

laboratorium pada pemeriksaan protein urin Ny. H saat diperiksa adalah positif

1 (+) dan tekanan darah didapatkan hasil pemeriksaan 155/105 mmHg.

Menurut penelitian Jeovan, Wiryanthini and Tianing (2019) hasil pemeriksaan

kadar protein urin dikatakan normal pada wanita hamil proteinuria < 300

mg/24 jam atau negatif serta tekanan darah < 140/90 mmHg. Berdasarkan

hal tersebut, tidak ditemui kesenjangan antara fakta dan teori.

C. Assement

Pada kasus Ny. H diagnosa kebidanannya adalah Ny. H usia 35 tahun G4

P3 A0 Usia Kehamilan 32 Minggu 2 Hari dengan preeklamsia berat dan

masalah yang dialami Ny. H adalah pusing pandang kabur sejak 2 hari yang

lalu dan sakit gigi sejak 1 hari yang lalu untuk mengatasi masalah tersebut Ny.

H membutuhkan informasi tentang keadaannya, penkes tentang keluhan yang

dirasakan serta cara mengetasinya, informasi skor rochjati, penkes pola

nutrisi, penkes pola istirahat ,penkes tanda bahaya TM III dan pemberian

ranboransia.

Menurut penelitian Fatma Sari Dewi AR (2021) Kebutuhan yang muncul

pada ibu dengan preeklamsia berat mengajurkan ibu untuk diet makan

makanan yang tinggi protein, tinggi karbohidrat serta rendah lemak dan

rendah garam.

Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kasus karena

diagnosa yang ditegakkan sudah sesuai dengan teori dan sesuai dengan data
subjektif dan data objektif yang sudah terkumpul. Masalah dan kebutuhan

yang diperlukan juga sudah sesuai antara teori dan praktek.

D. Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan untuk ibu hamil yang mengalami preeklamsia

memberitahu hasil pemeriksaan fisik ( tekan darah 155/105, nadi 80x/menit,

respirasi 20x/menit, IMT 20.01 berat badan masih dalam ideal), memberitahu

ibu tentang ketidaknyaman yang disebabkan oleh terjadinya preeklamsia yang

dimana tekan darah meningkat yang disertai protein urin positif sehingga cara

untuk mengatasinya diet makan makanan yang tinggi protein, karbohidrat,

rendah lemak dan rendah garam serta memberitahu ibu tentang penyebab

sakit gigi yang dialaminya sekarang yang disebabkan oleh gigi berlobang

sehingga cara mengatasinya melakukan kolaborasi dengan dokter gigi,

menganjurkan ibu untuk makan makanan yang seimbang seperti makan

sayuran hujau karena sayuran hijau kaya akan zat besi, memberitahu ibu

tentang pola istirahat yang cukup seperti tidur siang hari 1-2 jam sedangkan

pada malam hari 7-8 jam,memberitahui ibu tentang tanda bahaya TM III

seperti padangan kabur, gerakan janin berkurang, bengkak pada bagian kaki

dan tangan sehingga bila hal tersebut terjadi agar segara kefasilitas

kesehatan terdekat, hasil kolaborasi dengan dokter SpOG pasien

mendapatkan terapi obat oral nifedifin 1x1 dan kalsium 3x1 dan ajurkan ibu

untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi.Dalam teori menurut

penelitian Sandra Tombokan, Anik Purwandari And Jecika Seila Lawon (2015)

Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, djj, jelaskan pada ibu bahwa

harus diet makan makanan (tinggi protein, kerbohidra, rendah lemak dan

rendah garam), serta kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi


antihipertensi, anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan anjurkan ibu

kontrol ulang untuk memantau keadaan ibu dan janin. Pada langkah ini tidak

menemukan kesenjangan antara teori dan praktik.


30

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil Ny. H G4

P3 A0 dengan menerapkan asuhan kebidanan menurut 7 langkah

Varney. Maka, penulis dapat mengambil sebagai berikut:

a. Mampu melakukan pengkajian baik data subjektif maupun data objektif.

Data subjektif diperoleh dari keluhan ibu yaitu pusing pandangan kabur

dan sakit gigi sejak 1 hari kemaren sedangkan data objektif diperoleh

dari keadaan umum baik, tekanan darah 155/105 mmHg, suhu 36,5°C,

nadi 80x /menit, respirasi 20x /menit.

2. Dari interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan Ny. H G4 P3 A0

dengan masalah ibu yakni, ketidaktahuan ibu dan kebutuhan yaitu

memberikan KIE tentang pola makan, pola istirahat yang cukup dan

ranboransia.

3. Diagnosa potensial pada kasus ibu hamil Ny. H G4 P2 A0 dapat di

temukan masalah karena belum mendapat antisipasi dan penanganan

yang tepat selama kehamilan.

4. Tindakan segera pada kasus ibu hamil Ny. H G4 P3 A0 yaitu melakukan

KIE dengan ibu dan pemberian ranboransia.

5. Pada langkah intervensi ini dengan beritahu hasil pemeriksaan,

melakukan KIE tentang ketidaknyamanan yang di alami sekarang dan

cara mengatasinya, menganjurkan ibu untuk menjaga pola makan yang

cukup pada masa kehamilan,beritahu ibu tentang pola istirahat yang


31

cukup pada masa kehamilan, beritahu ibu tentang tanda bahaya pada

kehamilan trimester III dan berikan ranboransia.

6. Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensinya dengan melakukan

hasil pemeriksaan, melakukan KIE tentang ketidaknyamanan yang di

alami sekarang dan cara mengatasinya, menganjurkan ibu untuk

menjaga pola makan yang cukup pada masa kehamilan,beritahu ibu

tentang pola istirahat yang cukup pada masa kehamilan, beritahu ibu

tentang tanda bahaya pada kehamilan trimester III dan berikan

ranboransia sehingga didapat hasil yang maksimal.

7. Sedangkan untuk langkah evaluasi didapatkan hasil ibu mengerti dan

memahami penjelasan yang diberikan oleh bidan dan dokter Sp.OG

B. Saran

a. Bagi Bidan

Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan

informasi pada ibu hamil dengan mengurangi makan makanan yang

terlalu asin, manis dan berlemak sehingga pengetahuannya akan

meningkat.

b. Bagi RS

Diharapkan dapat mempertahankan pelayanan pada klien sesuai dengan

asuhan kebidanan yang sudah ditetapkan sesuai dengan SOP agar klien

dapat merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan. Sehingga

dapat mempertahankan kualitas dalam pelayanan.

c. Bagi Pendidikan

Diharapkan laporan kasus ini dapat menjadi bahan bacaan bagi

mahasiswa Universitas Sari Mulia Banjarmasin.


DAFTAR PUSTAKA

Diana Christine Lalenoh. 2018. Preeklamsia Berat Dan Eklamsia Tatalaksana


Anestesia Perioperatif. Yogjakarta:CV Budi Utama.

Diah Andriani Kusumastuti, Rusnoto and Siti Alfiah. 2019. Hubungan Paritas,
Riwayat Kehamilan Preeklampsia dan Asupan Kalsium dengan Kejadian
Preeklampsia Berat. Jurnal ericol, 7(2) Pp. 637-644

English, F. A., & dkk. 2018. Risk Factors and Effective Management of
Preeclampsia. 1(8) Pp. 7-12.

Fajrin, And Fitriana Ikhtiarinawati. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil


Trimester Iii Tentang Tanda-Tanda Bahaya Kehamilan Berdasarkan Usia,
Pendidikan Dan Pekerjaan Di Bps Sulastini A.Md.Keb. Jurnal Kebidanan, 9(2),
Pp. 1-6.

Jeovan, Wiryanthini And Tianing. 2019. Gambaran Kadar Protein Urine Pada Ibu
Hamil Preeklampsia Dan Eklampsia Di Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2017.
Jurnal Medika Udayana, 8(12), Pp. 1-5.

Hajar Nur Fathur Rohmah. 2019. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil Trimester III Di Rsud Kota Bekasi
Tahun 2018. Jurnal Ilmiah Kesehatan Institut Medika, 1(1) Pp. 1-1

Lilis Fatmawati, Agus Sulistyono and Hari Basuki Notobroto. 2017. Pengaruh
Status Kesehatan Ibu Terhadap Derajat Preeklampsia/Eklampsia Di Kabupaten
Gresik. Jurnal Kebidanan, 3(1), Pp.52-58.

Meita Hipson and Musriah. 2020. Kejadian Preeklampsia Berat Berdasarkan


Usia, Paritas Dan Pendidikan Ibu. Jurnal ilmiah multi science kesehatan, 12(2)
Pp. 193-203

M. Anas Anasiru. 2015. Pengaturan Gizi Pada Penanganan Preeklampsia.


Journal Health and Nutritions., 1(2), Pp. 63-71.

Tonasih and Diyanah Kumalasary.2020. Analisa Determinan Yang Berhubungan


Dengan Preeklampsia Berat Pada Ibu Hamil. Jurnal SMART Kebidanan, 7(1),
Pp.41-46.

32

Anda mungkin juga menyukai