Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PEMBAHASAN

A. TEORITIS
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual muntah hebat yang lebih dari 10
kali sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan,
penurunan berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas
sehari – hari dan membahayakan janin dalam kandungannya. Mual dan muntah
yang berlebih terjadi pada wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya ketidak
seimbangan kadar elektrolit, penurunan berat badan (lebih dari 5% dari berat badan
awal) dehidrasi, ketosis, dan kekurangan nutrisi (Runiari, 2010 hal 65).
Pada umunya hiperemesis terjadi pada minggu ke 6 – 12 masa kehamilan yang
dapat berlanjut sampai minggu ke 16 – 20 minggu masa kehamilan. Mual dan
muntah merupakan gejalan yang wajar ditemukan pada kehamilan triwulan pertama.
Biasanya mual dan muntah di pagi hari sehingga sering di kenal dengan morning
sickness. Setengah dari wanita yang hamil mengalami morning sickness antara 1,2 –
2 % mengalami hiperemesis gravidarum, suatu kndisi yang serius.
Pada kasus yang dialami Ny. I , klien mengatakan hamil anak pertama, klien
mengatakan sudah 6 hari yang lalu mual dan muntah, dalam sehari klien bisa
muntah 7- 8 kali sehari, klien mengatakan setiap mual dan muntah perutnya terasa
nyeri, klien mengekuh tenggorokan terasa sakit dan panas sehingga badan klien
terasa lemah dan tak betenaga, klien juga mengatakan ia malas untuk makan karna
setiap makan klien terus muntah dan nyeri perut. Hampir 50% wanita yang hamil
mengalami mual dan muntah biasanya mual ini dialami sejak awal kehamilan. mual
muntah dapat terjadi setiap hari , pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai
kehamilan trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2015).
Menurut jurnal yang ditulis oleh Hertje Salome yang berjudul faktor – faktor
yang berhubungan dengan hiperemesis gravidarum mengatakan mual dan muntah
terjadi pada 60 – 80% primigravida dan 40 -60% multi gravida. Jumlah kehamilan 2
– 3 ( multi ) merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian
materna, bahwa penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahiu secara pasti.
Telah diketahui beberapa faktor predisposisi terjadi hiperemesis gravidarum yaitu
wanita hamil dengan anemia, primigravida, kehamilan ganda. Hasil penelitian ini
dialkukan oleh Minera ( 2010).
B. PENGKAJIAN
Pelaksanaan pengakajian selama studi kasus ada ditemukan beberapa hambatan.
Pengumpulan data yang dilakukan hanya melalui wawancara dengan klien dan
keluarga klien. Pada saat pengkajian ditemukan kendala – kendala, diantaranya tidak
memiliki informasi yang cukup untuk mengisi format pengakjian sehingga pada
waktu melakukan pengkajian ada informasi yang didapat melalui status pasien.
Dalam waktu penerapan proses keperawatan kelompok sudah berusaha semaksimal
mungkin untuk menerapkan proses keperawatan sesuai dengan teori yang ada, tetapi
maish ada kesenjangan - kesenjangan.
Berdasarkan asuhan keperawatab yang telah dilakukan pada Ny .I diruang rawat
inap kebidanan RSUD dr. Achmad Mochtar Bukittinggi didapatkan pembahasan
sebagai berikut : kelompok melakukan pengakjian pada tanggal 2 januari 2018 pada
pukul 11: 15 WIB menggunakan tahap – tahap pengkajian menurut Ngastiyah (
2005) untuk mendapatkan data subjektif dan data objektif klien. Data subjektif
didapatkan dengan mengkaji identitas klien, klien bernama Ny .I berumur 24 tahun.
Keluhan utama yang dialami klien masuk melalui IGD dengan keluhan klien mual
muntah di sertai nyeri perut saat mual dan muntah. Klien mengatakan sudah 6 kali
dari dirumah mual dan muntah .
Data subjektif yang didapat dari klien, klien mengatakan hamil anak pertama,
klien mengatakan sudah 6 hari yang lalu mual dan muntah, dalam sehari klien bisa
muntah 7- 8 kali sehari, klien mengatakan setiap mual dan muntah perutnya terasa
nyeri, klien mengeluh tenggorokan terasa sakit dan panas sehingga badan klien
terasa lemah dan tak betenaga, klien juga mengatakan ia malas untuk makan karna
setiap makan klien terus muntah dan nyeri perut.
Data objektif pada klien didapatkan yaitu klien tamapak lemah, klien tampak
tidak berkekuattan utuk melakukan aktivitas, klien tamapak menringis kesakitan,
skala nyeri klien 5 , akrral dingin, bibir pucat dan pecah – pecah , Berat Badan klien
menurun. Tanda – tanda Vital : TD : 110 / 80 mmgh, Nadi : 98x/i, Respirasi : 26 x/i,
Suhu tubuh : 36,7 c.
Pengkajian pada klien Ny . I dilakukan dengan cara wawancara langsung pada
klien dan keluarga di rumah sakit untuk mendapatkan data subjektif. Selain itu
kelompok juga melakukan pemeriksaan fisik dan pengamatan terhadap klien, serta
melengkapi data melalui rekam medis dan hasil albor untuk mendapatkan data
objektif klien.
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dari hasil pengkajian tanggal 2 Januari 2018 – 4 Januari 2018 ditemukan diagnosa
yang muncul antara lain:
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan dengan mual dan muntah.
Kekurangan volume cairan adalah kehilangan cairan dan elektrolit ekstraseluler
dalam jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga
hipovolemia. Umumnya, gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan
intravaskuler, lalu diikuti dengan perpindahan cairan interseluler
menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler. Untuk
untuk mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan intraseluler.
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pengeluaran nutrisi yang
berlebihan dan intake kurang.
Ketidak mampuan untuk menelan atau mencerna makanan atau menyerap nutrient
akibat factor biologis, psikologis atau ekonomi termasuk beberapa contoh non nanda
berikut : ketergantungan zat kimi, penyakit kronis, kesulitan mengunyah atau
menelan, reflek mengisap pada bayi tidak efektif, kurang pengetahuan dasar tentang
nutrisi, dan hilang nafsu makan.
3. Nyeri akut berhubungan dengan muntah berulang.
Sensasi yang tidak menyenangkan, berkaitan dengan pengalaman emosional
menyusul adanya kerusakan jaringan yang nyata, yang diperparah oleh sensitisasi
system saraf perifer maupun system saraf sentral. Intensitas nyeri berubah sesuai
dengan proses peradangan, proses penyembuhan, trauma dan gerakan.

D. INTERVENSI
Rencana keperawatan dalam teori dan pada kasus asuhan keperawatan berdasarkan
pada NANDA NIC-NOC tahun 2015. Dalam hal ini setiap keperawatan dikembangkan
teori yang didapat dan diterima secara logis serta sesuai dengan kondisi klien.
Pada kasus Ny. I didapatkan 3 diagnosa keperawatan, dimana dalam penyusunan
rencana tindakan keperawatan direncakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dan
tidak ditemukan kesulitan berarti. Hal ini dikarenakan setiap rencana yang dikembangkan
berdasarkan teori dan disesuaikan dengan kondisi klien serta menurut prioritas masalah
klien.
E. IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan yang dilakukan juga sesuai dengan asuhan keperawatan
yang telah disusun dan telah disesuaikan dengan kondisi Ny. I dan hampir semua
implementasi dapat dilakukan pada Ny. I. Implementasi yang dilakukan diantaranya
memberikan cairan intravena sesuai kebutuhan, memonitor TTV, memotivasi klien untuk
sering makan dalam porsi sedikit-sedikit, mengatasi nyeri, memberikan obat oral sesuai
indikasi, menggunakan komunikasi teraupetik, ketiga diagnosa keperawatan yang muncul
pada klien selama 3 hari teratasi sebagian, namun implementasi dihentikan karena klien
pulang.

F. EVALUASI KEPERAWATAN
Setelah dilakukan implementasi selama 3 hari, Ny. I sudah banyak mengalami
kemajuan. Nafsu makan klien sudah meningkat kembali, TTV dalam rentang normal,
nyeri sudah berkurang. Namun intervensi tetap dilakukan demi pemantauan yang
berkisinambungan terhadap komplikasi-komplikasi. Evaluasi didapatkan kesimpulan
bahwa dari ketiga diagnosa keperawatan yang ditegakkan, masalah keperawatan teratasi
sebagian.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hiperemesis gravidarum adalah keluhan mual muntah hebat yang lebih dari 10 kali
sehari dalam masa kehamilan yang dapat menyebabkan kekurangan cairan, penurunan
berat badan, atau gangguan elektrolit, sehingga mengganggu aktivitas sehari – hari dan
membahayakan janin dalam kandungannya. Mual dan muntah yang berlebih terjadi pada
wanita hamil dapat menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan kadar elektrolit,
penurunan berat badan (Runiari, 2010 hal 65).
Adapun manifestasi klinisnya diantaranya adalah hiperemesis gravidarum tingkat I
tingkat ringan dimana pada tingkat ini tanda dan gejala yang muncul seperti mual dan
muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum, menimbulkan perasaan
lemah, penurunan nafsu makan, berat badan turun, dan nyeri epigastrium. Hiperemesis
gravidarum tingkat II termasuk tingkat sedang dimana pada tingkat II biasanya tanda dan
gejala yang muncul pada ibu yang mengalami hiperemesis gravidarum seperti ibu terlihat
lemah, lidah kering dan kotor, nadi teraba lemah dan cepat, suhu tubuh terkadang naik,
serta mata sedikit ikterik. Hiperemesis gravidarum tingkat III termasuk tingkat berat pada
tingkat III biasanya tanda dan gejala yang muncul seperti kesadaran ibu menurun dari
somnolen hingga koma, muntah berhenti, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat, serta
tekanan darah semangkin menurun, serta suhu meningkat (Mitayani, 2013).
Pada kasus Ny. I ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu: KekuranganVolume
Cairan Berhubungan dengan mual dan muntah, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan pengeluaran nutrisi yang berlebihan dan intake kurang, nyeri akut
berhubungan dengan muntah berulang. Pada tahap evaluasi, ketiga diagnosa keperawatan
yang muncul pada klien selama 3 hari teratasi sebagian, tetapi intervensi dihentikan
karena pasien pulang.

B. SARAN
1. Bagi Klien dan keluarga klien :
a) Diharapkan klien dapat mengetahui tentang informasi pada penanganan pasien
dengan HEG (hiperemis gravidarum).
2. Bagi RSUD Dr. Achmad Mochtar
Diharapkan agar pihak petugas kesehatan dapat memberikan pendidikan kesehatan
terutama pada Klien dengan HEG dan meningkatkan pelayanan kesehatan dalam
memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan mutu pelayanan dan fasilitas di
rumah sakit.
3. Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan kita sebagai mahasiswa keperawatan, akan lebih mudah mengetahui seluk
beluk penyakit HEG, bagaimana gejala hingga komplikasinya sehingga kita mampu
memberikan asuhan keperawatan yang tepat untuk pasien penderita HEG kelak.

Anda mungkin juga menyukai