Anda di halaman 1dari 46

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

P G1P0A0H0

GRAVIDA 41-42 MINGGU DENGAN FETAL DISTRESS DIRUANGAN

VK RSUD BANGKINANG

KOTA BANGKINANG

LAPORAN KASUS PKK II

OLEH :

DEPA UMAIROH

NIM : P031915401046

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN RIAU

JURUSAN KEBIDANAN

PRODI DIII KEBIDANAN

PEKANBARU

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF NY.P G1P0A0H0 GRAVIDA

41-42 MINGGU DENGAN FETAL DISTREES DIRUANG VK RSUD

BANGKINANG

KOTA BANGKINANG

Disusun Oleh :

DEPA UMAIROH

P031915401046

Disetujui Oleh :

Pembimbing Institusi Pembimbing Lapangan (CI)

Siska Helina,M.Keb MutiaFaridaAziz,SST


Nip. 198006152006042004 Nip.198501312009022005
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan PKK II

dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny.P Gravida 41-42

minggu dengan Fetal Distress Diruang VK RSUD Bangkinang Kota

Bangkinang”. Penulisan Laporan Kasus PKK II ini penulis menyadari banyak

kekurangan dalam penyelesaian laporan, berkat bimbingan, pengarahan dan

bantuan semua pihak Laporan Kasus PKK II dapat diselesaikan tepat waktu.

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dari berbagai

pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Bapak H. Husnan, S.Kp,MKM selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Riau

2. Mutia Farida Aziz,SST selaku kakak CI Lapangan yang telah memfasilitasi,

membimbing dan juga mengajari selama masa praktik lapangan.

3. Ibu Juraida Roito Harahap, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan kebidanan

Poltekkes Kemenkes Riau

4. Ibu Ani Laila, SST, M.Biomed selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Riau

5. Siska Helina,M.Keb selaku Pembimbing Akademik yang telah meluangkan

waktunya serta memberikan bimbingan dan pengarahan dengan sabar sehingga

Laporan Kasus ini diselesaikan oleh penulis.

6. Semua Dosen pengajar Poltekkes Kemenkes Riau yang telah memberikan ilmu

selama proses pendidikan untuk bekal penulisan.


7. Ny.P dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dalam pembuatan Laporan

Kasus PKK II.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan laporan ini

yang disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu , kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi

perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan tugas kasus ini dapat

memberi manfaat bagi kita semua.

Pekanbaru, 12 Oktober 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan secara umum di tandai dengan aktivitas otot polos

miometrium yang relative tenang yang memungkinkan pertumbuhan

dan perkembangan janin intrauterine sampai dengan kehamilan aterm.

Menjelang persalinan. Otot polos uterus mulai menunjukkan aktivitas

kontraksi secara terkoordinasi, di selingi dengan suatu periode

relaksasi, dan mencapai pucaknya menjelang persalinan, serta secara

berangsur menghilang pada periode postpartum. Mekanisme regulasi

yang mengatur aktivitas kontraksi miometrium selama kehamilan,

persalinan, dan kelahiran, sampai saat ini masih belum jelas

benar.Secara luas istilah gawat janin telah banyak di pergunakan, istilah

ini biasanya menandakan kekhawatiran obstetric tentang keadaan

janin, yang kemudian berakhir dengan seksio sesaria atau persalinan

buatan lainnya.Keadaan janin biasanya di nilai dengan menghitung

denyut jantung janin (DJJ) dan yang memeriksa kemngkinan adanya

mekonium di dalam cairan amnion. Sering di anggap DJJ yang

abnormal, terutama bila di temukan mekonium, menandakan hipoksia

dan asidosis. Misalnya, takikardi janin dapat di sebabkan bukan hanya

oleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipertermia sekunder dari

infeksi intrauterine. Keadaan tersebut biasanya tidak berhubungan


dengan hipoksia janin atau asidosis. Sebaliknya , bila DJJ normal,

adanya mekonium dalam cairan amnion tidak berkaitan dengan

meningkatnya insidensi asidosis janin.Untuk kepentingan klinik perlu

di tetapkan criteria apa yang di maksud dengan gawat janin . di sebut

gawat janin , bila di temukan denyut jantung janin di atas 160/menit

atau di bawah 100/menit , denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya

mekonium yang kental pada awal persalinan.

1.2     Tujuan

1.       Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh dan berkesinambungan

pada Ny.P Fetal Distress di RSUD Bangkinang kota Bangkinang. dengan

pendekatan manajemen kebidanan serta mendokumentasikan dengan

menggunakan metode SOAP.

2.       Tujuan Khusus

a. Memberikan Asuhan Kebidanan Persalinan pada Ny.P Fetal Distress

di RSUD Bangkinang kota Bangkinang

b. Melakukan pengumpulan data Objektif pada Ny.P Fetal Distress di

RSUD Bangkinang kota bangkinang

c. Melakukan pengumpulan data Assesment pada Ny.P Fetal Distress di

RSUD Bangkinang kota bangkinang

d. Melakukan pengumpulan data Penatalaksanaan pada Ny.P Fetal

Distress di RSUD Bangkinang kota bangkinang


e. Melakukan pendokumentasian pada Ny.P Fetal Distress di RSUD

Bangkinang kota bangkinang

1.3      Manfaat

1.   Manfaat Keilmuan

Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu kebidanan dalam

pengembangan asuhan kebidanan pada Ny. P Fetal Distress yang menyeluruh

dan berkesinambungan yang seasuai dengan standar asuhan kebidanan.

2.Manfaat Aplikatif

Memberikan asuhan yang menyeluruh dan berkesinambungan pada Ny. P

Fetal Distress dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan dan

pendokumentasian metode SOAP serta dapat mengaplikasikan berbagai alat dan

instrumen dalam memberikan pelayanan kebidanan.

1.4 Gambaran Kasus

Laporan Tugas PKK II ini dilakukan pengambilan kasus kebidanan dengan

sasaran diberikan pada Ny.P umur 22 tahun G 1P0A0H0 dengan usia kehamilan 41-

42 minggu. Pengambilan kasus ini dilakukan di RSUD Bangkinang kota

Bangkinang. Waktu pengambilan kasus ini yakni dimulai pada tanggal 11

Oktober 2021 sampai 8 November 2021. Asuhan kebidanan yang diberikan

dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin/bayi. Asuhan yang sudah

diberikan selanjutnya di dokumentasikan dengan metode SOAP.


BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Asuhan Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung jawab

bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki, kebutuhan

dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,

keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan

masyarakat.

a. Kehamilan

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Faktor resiko tinggi adalah

keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan

yang dihadapi. Faktor-faktor resiko kehamilan meliputi primipara muda kurang

umur 20 tahun, primipara tua umur di atas 35 tahun, dan riwayat kehamilan

yang buruk.

1. Perubahan Psikologis Selama masa Kehamilan Trimester III

Kehamilan Trimester III (Periode Penantian Dengan Penuh

Kewaspadaan)

Trimester III sering disebut periode penantian dengan penuh kewaspadaan.

Pada proses ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai mahkluk yang

terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Perasaan was was

mengingat bayi dapat lahir kapanpun, membuatnya berjaga-jaga dan


memperhatikan serta menunggu tanda dan gejala persalinan muncul.

(Rukiah,2013).

2.Tanda Bahaya Kehamilan Trimester III

Selama kunjungan antenatal, ibu mungkin mengeluhkan bahwa ia

mengalami ketidaknyamanan. Kebanyakan dari keluhan ini adalah

ketidaknyamanan yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang

terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Sebagai seorang bidan, penting bagi kita

membedakan antara ketidaknyamanan normal dengan tanda-tanda bahaya.

Tanda-tanda bahaya yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam kehamilan

lanjut adalah:

a. Pendarahan pervaginam.

b. Sakit kepala yang hebat.

c. Penglihatan kabur.

d. Bengkak diwajah dan jari-jari tangan.

e. Keluar cairan pervaginam

f. Gerakan janin tidak terasa

b.Persalinan

Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup

bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput

membrane janin dari tubuh ibu. Tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi rahim,

keluarnya lendir bercampur darah, keluarnya air-air (ketuban) dan pembukaan servik

Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus

dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat pertolongan
pada usia kehamilan 30- 40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau

lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi

uterus.
Tahap-tahap Persalinan

Persalinan dibagi dalam 4 kala, yaitu :

a) Kala I(Pembukaan)

Dikatakan tahap persalinan kala I jika sudah terjadi pembukaan serviks dan

kontraksi terjadi minimal 2 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik. Kala I

adalah kala pembukaan yang berlangsung antara pembuakaan 0 – 10 cm

(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8

jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana

serviks membuka 3 – 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase

aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat

sehingga parturient (ibu yang sedang bersalin) masih dapat berjalan-jalan.

Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam sedangkan pada

multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan Kurve Friedman diperhitungkan

pembukaan primigravida 1 cm per jam dan pembukaan multigravida 2 cm per

jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat

diperkirakan.

b) Kala II (Pengeluaranbayi)

Kala II adalah kala pengeluaran bayi dimulai dari pembukaan lengkap

sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran

akan mendorong bayi hingga keluar. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam

pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis persalinan kala II

ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan

pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak divulva dengan

diameter 5 – 6cm.
Tanda dan gejala kala II :

1) His semakin kuat dengan interval 2 – 3menit.

2) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi.

3) Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan vagina.

4) Perineum terlihat menonjol.

5) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.

6) Peningkatan pengeluaran lendir dandarah.

c) Kala III (Pelepasan plasenta)

Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. setelah

kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti

sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka

plasenta lepas dari lapisan Nitabush. Lepasnya plasenta sudah dapat

diperikirakan dengan memperhatikan tanda-tanda sebagai berikut :

1) Uterus menjadi berbentuk bundar.

2) Uterus terdorong ke atas, karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.

3) Tali pusat bertambahpanjang.

4) Terjadi perdarahan.

Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede

pada fundus uterus.

Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat

mungkin dengan melakukan langkah-langkah yang memungkinkan plasenta

lepas dan lahir lebih cepat.

Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontraksi

uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala,
mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III.

Manajemen aktif kala III terdiri atas 3 langkah utama, yaitu sebagai berikut:

1) Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir

2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali(PTT).

3) Massase pada fundusuteri.

4) Kala IV(Observasi)

Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1 – 2 jam. Pada kala IV dilakukan

observasi terhadap perdarahan pascapersalinan paling sering terjadi pada 2 jam pertama.

Observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi danpernafasan.

2) Kontraksi uterus.

3) Terjadinya perdarahan. Perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak

melebihi 400 –500cc.


Persalinan (Sectio Caesarea)

1. Definisi

Seksio Sesarea adalah suatu persalinan buatan, dimana janin dilahirkan

melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).

2. Indikasi

Indikasi ibu adalah panggul sempit absolut, tumor - tumor jalan lahir yang

menimbulkan obstruksi, stenosis serviks / vagina, plasenta previa, disproporsi

sefalopelvik, ruptura uteri membakat Indikasi janin adalah kelainan letak dan

gawat janin (Made, 2014).upaya pencegahannya denga cara pasien dipuasakan

karena masih adanya kekuatiran bahwa pemberian minum sebelum flatus akan

menyebabkan mual dan muntah (Nur, 2013)

4. Evidence Based

a. Ibu hamil umur >30,5 tahun cenderung mengalami oligohiidramnion

yang berujung pada tindakan SC. Hasil penelitian Rungentut (2015), Rata-

rata umur maternal yang mengalami oligohidramnion pada kehamilannya,

yaitu 30,05 tahun. Angka tertinggi seksio sesarea berada diantara umur 35-

45. Insiden oligohidramnion terbanyak ditemukan pada primigravida (55%).

Dan morbiditas operatif juga kebanyakan ditemukan pada primigravida (36

kasus). Penyebab terbanyak oligohidramnion adalah idiopatik 42%. Kedua

terbanyak didapatkan pada kelompok dengan hipertensi dalam kehamilan

35%. Adanya hubungan peningkatan seksio sesarea pada oligohidramnion

dengan NST non-reaktif 36%. Penyebab terbanyak seksio sesareaadalah

gawat janin
(39,62%) Oligohidramnion berhubungan dengan perawatan bayi di

NICU.

b. Inisiasi Menyusui Dini pada pasien Post SC

IMD pada post section caesarea cenderung mengalami penundaan dan

masalah akibat efek anestesi yang dapat membuat bayi mengantuk, lemas

dan malas untuk menyusui.

Kondisi ini membuat bayi dan ibu terpisah sementara waktu untuk dimonitor

dan tidak segera rawat gabung padahal tahap ini membantu mempercepat

terjadinya proses IMD dan meningkatkan frekuensi menyusu bayi dengan

tujuan agar rangsangan produksi ASI dapat dipertahankan (IDAI, 2013).

2.2 Fetal Distres

1.   Pengertian

Fetal Distress (Gawat janin) adalah gangguan pada janin dapat terjadi pada

masa antepartum atau intrapartum. Kegawatan janin antepartum menjadi nyata

dalam bentukretardasi pertumbuhan intrauterin. Hipoksia janin peningkatan

tahanan vaskular pada pembuluh darah janin. (Nelson, Ilmu Kesehatan

Anak)Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga

mengalami hipoksia. (Abdul Bari Saifuddin dkk.2002 ). Secara luas istilah gawat

janin telah banyak dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah

ini biasanya menandakan ke khawatiran obstetric tentang obstetric tentang

keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan

buatan lainnya.Keadaan janin biasanya dinilai dengan menghitung denyut jantung

janin (DJJ). Dan memeriksa kemungkinan adanya mekonium didalam cairan


amniom. Sering dianggap DJJ yang abnormal, terutama bila ditemukan

mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis.Akan tetapi, hal tersebut sering kali

tidak benarkan . Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan bukan hanya oleh

hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipotemia, sekunder dari infeksi intra uterin.

Keadaan tersebut biasanya tidak berhubungan dengan hipoksia janin atau

asidosis.sebaliknya, bila DJJ normal, adanya mekonium dalam cairan amnion

tidak berkaitan dengan meningkatnya insidensi asidosis janin. Untuk kepentingan

klinik perlu ditetapkan criteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut

gawat janin bila ditemukan bila denyut jantung janin diatas 160 / menit atau

dibawah 100 / menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang

kental pada awal persalinan.

2.    Etiologi

Penyebab dari gawat janin yaitu:

1.       Insufisiensi uteroplasenter akut (kurangnya aliran darah uterus-plasenta dalam

waktu singkat) :

a.      Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan

pemberian oksitosin.

b.      Hipotensi ibu, anestesi epidural,kompresi vena kava, posisi terlentang.

c.       Solusio plasenta.

d.      Plasenta previa dengan pendarahan.

2.       Insufisiensi uteroplasenter kronik (kurangnya aliran darah uterus-plasenta

dalam waktu lama) :

a.      Penyakit hipertensi


b.      Diabetes mellitus

c.       Postmaturitas atau imaturitas

3.      Kompresi (penekanan) tali pusat

a.      Oligihidramnion

b.      Prolaps tali pusat

c.       Puntiran tali pusat

4.      Penurunan kemampuan janin membawa oksigen

a.      Anemia berat misalnya isomunisasi , perdarahan fetomaternal

b.      Kesejahteraan janin dalm persalinan asfiksia intrapartum dan komplikasi

c.       skor APGAR 0-3 selama> 5 menit

d.      Sekuele neorologis neonatal

e.      Disfungsi multi organ neonatal

f.        pH arteri tali pusat 7,0

3.      Patofisiologi

Ada beberapa patofisiologi yang mendasari gawat janin:

1.       Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena

janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi

sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per

gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.

2.       Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen

pada janin lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa.Demikian juga

halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang
dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan

jaringan perifer dapat terselenggara dengan relatif baik.Sebagai hasil metabolisme

oksigen akan terbentuk asam piruvat,sementara CO2 dan air diekskresi melalui

plasenta.Bila plasenta mengalami penurunan fungsi akibat dari perfusi ruang

intervilli yang berkurang, maka penyaluran oksigen dan ekskresi CO 2 akan

terganggu yang berakibat penurunan PH atau timbulnya asidosis. Hipoksia yang

berlangsung lama menyebabkan janin harus mengolah glukosa menjadi energi

melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik

menambah asidosis metabolik. Pada umumnya asidosis janin disebabkan oleh

gangguan arus darah uterus atau arus darah tali pusat.

3.      Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan

akibat hipoksia, karena janin mempunyai kemampuan redidtribusi darah bila

terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima

penyaluran darah yang lebih banyak dibandingkan jaringan perifer. Bradikardi

mungkin merupakan mekanisme perlindungan agar jantung bekerja lebih efisien

sebagai akibat hipoksia.

4.     Klasifikasi

Jenis gawat janin yaitu :

1.       Gawat janin yang terjadi secara ilmiah

2.       Gawat janin iatrogenic

Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau

kelalaian penolong. Resiko dari praktek yang dilakukan telah mengungkapkan


patofisiologi gawat janin iatrogenik akibat dari pengalaman pemantauan jantung

janin. Kejadian yang dapat menimbulkan gawat janin iatrogenik adalah:

a.      Posisi tidur ibu

Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena Kava sehingga

timbul Hipotensi.Oksigenisasi dapat diperbaiki dengan perubahan posisi tidur

menjadi miring ke kiri atau semilateral.

b.      Infus oksitosin

Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka relaksasi uterus

terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus mengalami kelainan. Hal ini

disebut sebagai Hiperstimulasi. Pengawasan kontraksi harus ditujukan agar

kontraksi dapat timbul seperti kontrkasi fisiologik.

c.       Anestesi Epidural

Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah vena, curah

jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural dapat menimbulkan

kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan variabilitas, bahkan

dapat terjadi deselerasi lambat. Diperkirakan ibat-obat tersebut mempunyai

pengaruh terhadap otot jantung janin dan vasokontriksi arteri uterina.

3.      Gawat janin sebelum persalinan

a.      Gawat janin kronik

Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila status

fisiologi dari ibu-janin-plasenta yang ideal dan normal terganggu.

b.      Gawat janin akut,yaitu suatu kejadian bencana yang tiba – tiba mempengaruhi

oksigenasi janin.
4.      Gawat janin selama persalinan

Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut jantung janin

kehilangan varibilitas dasarnya dan menunjukkan deselerasi lanjut pada kontraksi

uterus. Bila hipoksia menetap, glikolisis anaerob menghasilkan asam laktat

dengan pH janin yang menurun(Kapita Selekta Kedaruratan Obstetri dan

Ginekkologi, 1994 : 211-213).

5 .     Tanda dan Gejala

Tanda-tanda gawat janin:

1.       Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala.

2.       Takikardi/ bradikardi/ iregularitas dari denyut jantung janinUntuk mengetahui

adanya tanda-tanda seperti di atas dilakukan pemantauanmenggunakan

kardiotokografi.

3.      Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin.

6.      Komplikasi

Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :

1.       Asfiksia

2.       Menyebabkan IUFD(Intra Uterine Fetal Death) jika tidak segera ditangani

dengan baik.

Komplikasi Gawat janin atau asfiksia intrauterin merupakan akibat dari

kompresi talipusat akibat berkurangnya cairan amnion (oligohidramnion) atau

prolapsus talipusat KPD pada kehamilan yang sangat muda dandisertai


oligohidramnion yang lama menyebabkan terjadinya deformitas janin a.l :

Hipoplasia pulmonal Potter μs fasciaDeformitas ekstrimitas.

7.   Penatalaksanaan

1.       Penanganan umum:

a.      Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen

dari obu ke janin lebih lancar.

b.    Berikan oksigen sebagai antisipasi terjadinya hipoksia janin.

c.    Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat

mengakibatkan peningkatan kontraksi uterus yang berlanjut dan meningkat

dengan resiko hipoksis janin.

d.   Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi

mekonium pada cairan amnion, lakukan hal se¬bagai berikut:

e.   Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan

yang sesuai.

f.   Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal

sepanjang paling sedikit 3 kontraksi, lakukan pemeriksaan dalam untuk mencari

penyebab gawat janin:

Prinsip Umum :

a.      Bebaskan setiap kompresi tali pusat

b.      Perbaiki aliran darah uteroplasenter

c.       Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera

merupakan indikasi.
2.       Penatalaksanaan Khusus

a.      Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan

kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran

darah uteroplasenter. Perubahan dalam posisi juga dapat membebaskan kompresi

tali pusat.

b.      Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk

meningkatkan pergantian oksigen fetomaternal.

c.       Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah

ke ruang intervilli.

d.      Hipotensi dikoreksi dengan infus intravena dekstrose 5 % berbanding larutan

laktat. Transfusi darah dapat di indikasikan pada syok hemoragik.

e.      Pemeriksaan pervaginam menyingkirkan prolaps tali pusat dan menentukan

perjalanan persalinan.

f.        Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko

aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut

dibersihkan dari mekoneum dengan kateter pengisap. Segera setelah kelahiran,

pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk

menyingkirkan mekoneum dengan pipa endotrakeal.


Bayi Baru Lahir

1.Pengertian Bayi Baru Lahir

Neonatus (BBL) adalah masa kehidupan pertama diluar rahim sampai

denganusia 28 hari, dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari

kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi

pematangan organ hampir pada semua sistem. Sedangkan beberapa

pendapat mengatakan : Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir

dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir

2500 gram sampai 4000 gram (Depkes RI, 2005).

2.Ciri-ciri Bayi Baru Lahir

Ciri-ciri bayi baru lahir normal diantaranya (Dewi, 2010):Lahir aterm

antara 37-40 minggu, berat badan antara 2500-4000 gram, Panjang lahir

48 – 52 cm, Lingkar dada 30 – 38 cm, Lingkar kepala 33 – 35 cm, Lingkar

lengan 11-12, Frekuensi denyut jantung 120-160x/ menit, Frekuensi

pernapasan 30-60x/ menit, Suhu inti normal bayi 36-37 0C, Kulit kemerah-

merahan, tipis, halus dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,

Rambut halus atau lanugo menutupi kulit dan banyak terdapat di bahu,

lengan atas dan paha sedangkan rambut kepala biasanya sudah sempurna,

Gerakan aktif, Bayi lahir langsung menangis kuat, Genetalia: Laki-laki :

Testis turun pada skrotum, penis berlubang, Sistem Reflex, Eliminasi baik,

urine dan mekonium akan keluar 24 jam pertama, mekonium berwarna

hitam kecoklatan.
3.Asuhan Pada Bayi Baru Lahir

Menurut (Saifuddin, 2006) asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan

yang diberikan pada bayi selama satu jam pertama pada kelahiran, yaitu :

pencegahan infeksi, penilaian pada bayi baru lahir, pencegahan hipotermy,

mengeringkan bayi, menutup bagian kepala bayi, Anjurkan ibu untuk

memeluk dan menyusui bayinya (IMD), Memandikan Bayi setelah 6 jam

persalinan, saat memandikan, mandikan bayi dengan cepat dengan air

yang bersih dan hangat.

a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah early initiation atau permulaan

menyusui dini, bayi mulai menyusu sendiri segera setelah lahir

dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, kurang lebih

selama satu jam setelah bayi lahir. Tahap-tahap inisiasi menyusu

dini, yaitu (Nanny, 2010):

1) Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera

setelah lahir selama paling sedikit 1 jam. Dianjurkan agar tetap

melakukan kontak kulit ibu-bayi selama 1 jam pertama

kelahirannya walaupun bayi telah berhasil menghisap puting susu

ibu dalam waktu kurang dari 1 jam.

2) Bayi harus menggunakan naluri alamiahnya untuk melakukan

IMD dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta

memberi bantuan jika diperlukan.


b. Mencegah Kehilangan Panas

Cegah terjadinya kehilangan panas melalui upaya sebagai berikut

(JNPK-KR, 2008):

1) Keringkan tubuh bayi tanpa membersihkan verniks.

2) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.

Verniks akan membantu menghangatkan tubuh bayi.

3) Letakkan bayi agar terjadi kontak kulit ibu ke kulit bayi.

4) Letakkan bayi tengkurap didada ibu.

5) Selimuti ibu dan bayi dan pakailah topi di kepala bayi.

6) Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang cepat

topi di kepala bayi.

7) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.

8) Lakukan penimbangan setelah satu jam kontak kulit ibu ke kulit

bayi dan bayi selesai menyusu.

c. Pemberian Vitamin K Pada Bayi Baru Lahir

Semua BBL harus diberikan vitamin K 1 injeksi 1 mg intramuskuler

di paha kiri sesegera mungkin untuk mencegah perdarahan bayi baru

lahir akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagai

BBL (JPNK-KR, 2008).


d. Pemeriksaan fisik

1) Saat bayi berada di klinik.

2) Saat kunjungan Tindak Lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3

hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali padaa umur 8-28 hari

(JPNK-KR, 2008).

e. Berat badan

Menurut teori Sarwono (2012) mengatakan bahwa pada minggu

pertama kehidupan berat badan bayi baru lahir akan mengalami

penurunan sekitar 5-10%, hal ini disebabkan oleh pemasukan cairan

dan pengeluaran dari tubuh bayi belum seimbang dan akan kembali

berat badan bayi semulah setelah 2-3 minggu setelah kelahirannya.

f. Reflek-reflek Pada Bayi Baru Lahir

1) Refleks menghisap (sucking reflex)

Reflek ini ditandai dengan bayi menoleh kearah stimulus,

membuka mulutnya, memasukan putting dan menghisap.

2) Refleks menggenggam (palmar grasp reflex)

Grasping Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan

mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi

syafar berkembang normal – hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan

otomatis menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari

telunjuk kepadanya.
3) Refleks leher (tonic neck reflex)

Akan terjadi peningkatan kekuatan otot (tonus) pada lengan dan

tungkai sisi ketika bayi Anda menoleh ke salah satu sisi.

4) Refleks mencari (rooting reflex)

Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di

sentuh bagian pinggir mulutnya.

5) Refleks moro (moro reflex)

Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi baru lahir

yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan.

6) Babinski Reflex

Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari-jari mencengkram

ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang

dengan normal. Hilang di usia 4 bulan.

7) Refleks Tonic Neck

Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan

dan akan menghilang pada sekitar usia lima bulan.

4.Kunjungan Bayi Baru Lahir

Setiap bayi baru lahir memperoleh pelayanan Kunjungan Neonatal

minimal 3 kali, yaitu 1kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada

8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun (Kemenkes,

2014).

Pelayanan kesehatan neonatus oleh bidan dilaksanakan minimal 3 kali

yaitu:
a. Kunjungan neonatal (KN1) pada 6 jam- 48 jam setelah lahir

Asuhan yang diberikan:

1) Pencegahan infeksi

Asuhan segera pada bayi baru lahir normal yang pertama adalah

pencegahan infeksi. Pencegahan infeksi merupakan bagian

terpenting dari setiap komponen perawatan neonatus. Neonatus

sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunnya masih

belum sempurna.

2) Mempertahankan suhu tubuh bayi

Neonatus harus diselimuti agar tetap hangat. Suhu tubuh bayi

merupakan tolak ukur akan kebutuhan tempat yang hangat

sampai suhu tubuhnya kembali stabil. Jika kehilangan panas

tidak segera dicegah tubuh bayi secara cepat akan kedinginan.

3) Melakukan pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan kepada neonatus adalah warna

kulit, ekstremitas, tali pusat, TTV dan pemeriksaan reflek.

4) Perawatan tali pusat

Sebelum tali pusat terlepas, sebaiknya bayi dimandikan

dengan cara tidak dicelupkan kedalam air. Alasannya, untuk

menjaga tali pusat tetap kering. Tali pusat tidak boleh ditutup
atau dibubuhi dengan apapun karena akan membuat tali pusat

menjadi lembab.

5) Memandikan bayi

Setelah mencapai usia 6 jam kelahirannya, bayi sudah

bolehdimandikan dengan syarat suhu tubuh bayi dalam keadaan

normal

2.3 Pendokumentasian SOAP

Dalam metode SOAP, S adalah data subjektif, O adalah data objektif, A

adalah analisis, dan P adalah penatalaksanaan. SOAP merupakan catatan yang

bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini

merupakan proses pemikiran penatalaksanaan manajemen kebidanan.

SOAP ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis

pasien sebagai catatan kemajuan. Seorang bidan hendaknya menggunakan SOAP

ini setiap kali dia bertemu dengan pasiennya titik metode empat langkah yang

dinamakan SOAP ini disarikan dari proses pemikiran penatalaksanaan kebidanan.

Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara

penulisannya adalah sebagai berikut :

a. S (subjektif)

Berisi data dari pasien melalui anamnesa atau wawancara yang merupakan

ungkapan langsung.

b. O (objektif)

Data yang dari hasil observasi melalui pemeriksaan fisik.


c. A (analisis)

berdasarkan data yang terkumpul dibuat kesimpulan yang meliputi

diagnosis atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan

segera.

d. P (penatalaksanaan)

merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan termasuk asuhan

mandiri, kolaborasi, diagnosis atau laboratorium serta konseling untuk

tindakan lanjut.

Pentingnya untuk melakukan pendokumentasian SOAP yaitu :

1. Menciptakan catatan permanen tentang asuhan kebidanan yang diberikan

kepada pasien.

2. Kemungkinan berbagai informasi di antara para pemberi asuhan.

3. Memfasilitasi pemberian asuhan yang berkesinambungan.

4. Memungkinkan mengevaluasi dari asuhan yang diberikan.

5. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistik mortalitas dan

morbilitas.

6. Meningkatkan pemberian asuhan yang lebih aman, bermutu tinggi.


Alasan SOAP sigunakan sebagai pendokumentasian.

a. Pembutan grafik metode SOAP merupakan proyeksi informasi yang

sistematis yang mengorganisir penemuan dan konklusi bidan menjadi

suatu rencana asuhan

b. metode ini merupakan penyulingan intisari dari proses penatalaksanaan

kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan.

c. SOAP merupakan urutan urutan yang dapat membantu bidan dalam

mengorganisir pikiran bidan dan memberikan asuhan yang menyeluruh.


BAB III

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN S.O.A.P PADA IBU BERSALIN

Tempat Yankes : RSUD Bangkinang

Tanggal pengkajian: 12 Oktober 2021

Mahasiswa : Depa Umairoh


A. DATA SUBJEKTIF
1. BIODATA

Nama ibu : Ny.R Nama Suami : Tn.P

Umur : 22 Tahun Umur : 25 Tahun

Agama : Kristen Agama : Kristen

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Tapung Hulu Alamat : Tapung Hulu

No. Hp : 081315823562 No. Hp : 081315823562

Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama : Ibu masuk dengan keluhan terdapat

pengeluaran air pervagina ± 10 hari,ibu adalah rujukan dari PMB.

2. RIWAYAT MENSTRUASI

HPHT : 24-12- 2020 Perkiraan Partus : 01-10-2021

Siklus : 28 hari Masalah : Tidak ada


3. RIWAYAT PERKAWINAN
Perkawinan Ke : 1 Usia Saat Kawin : 21 tahun

Lamanya Perkawinan : 1 tahun

4. RIWAYAT KEHAMILAN, PERSALINAN, NIFAS YANG LALU

Jenis Keadaan
N Tgl/ Usia Tempat Peno Anak
Persalin Nifas Anak
o Thn Partus Kehamilan Partus long JK/BB
an sekarang

H A M I L I N I

5. RIWAYAT KEHAMILAN SAAT INI (G 1 P 0 A0 H 0)

Pertama kali memeriksakan kehamilan pada UK: 8 Minggu Di PMB

Pemeriksaan ini yang ke: 3X

Masalah yang pernah dialami

Trimester I : Mual,muntah

Trimester II : Nyeri pinggang

Trimester III : Nyeri perut bagian bawah

Imunisasi : Lengkap

Pengobatan/anjuran yang pernah diperoleh : Asam folat,gestiamin,vit c,calac


6. RIWAYAT PENYAKIT/OPERASI YANG LALU

Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit / operasi yang lalu
7. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KESEHATAN

REPRODUKSI

Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit yang berkaitan dengan kesehatah reproduksi
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA YANG PERNAH MENDERITA SAKIT

Ibu mengatakan ia tidak memiliki riwayat penyakit keturunan keluarga seperti hipertensi, Asma,
penyakit Jantung, Penyakit Ginjal, dll

9. RIWAYAT KELUARGA BERENCANA

Ibu mengatakan pernah menggunakan KB


10. POLA MAKAN/ MINUM / ELIMINASI / ISTIRAHAT / PSIKOSOSIAL

A. Makan : 3x/hari

Minum : 8-10x/hari

Jenis makanan/ minuman yang sering di konsumsi : Nasi,ikan,daging,sayur,buah,air

putih,susu

B. Eliminasi : BAK : 10x/hari

BAB : 1x/hari

Masalah : Tidak ada

C. Istirahat : Tidur Siang : 1x/hari

Tidur Malam : 8x/hari

Keluhan/Masalah : Tidak ada

D. Psikososial : Ibu mengatakan sangat bahagia dengan kehamilannya

E. Sosial Support dari : Suami dan keluarga selalu memberikan dukungan


B. DATA OBJEKTIF
1. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum : Baik

b. Kesadaran: Compos mentis

c. Sikap tubuh: Lordosis

d. BB Sebelum Hamil :55 kg BB Sekarang : 62 kg

e. TB: 153cm

f. LILA:25 cm
g. TTV :

- TD : 98/58 mmHg

- Suhu : 36,7oC

- P : 22 x/menit

- N : 78 x/menit

h. Rambut/kepala: bersih,tidak rontok

i. Mata

- Sklera: tidak ikterik

- Konjungtiva : tidak pucat

- Penglihatan : jelas

- Alat bantu : tidak ada

j. Muka : tidak ada oedema dan cloasma gravidarum

k. Telinga : tidak ada serumen

l. Leher : tidak ada kelenjar tyroid

m. Payudara:

- Puting susu : menonjol

- Areola mammae : ada hipervigmentasi

- Pengeluaran ASI: belum ada

n. Abdomen

- Bekas operasi : tidak ada

- Striae : albican

- Linea : nigra
o. Palpasi :- Bagian atas : TFU 3 jari dibawah Px, teraba lunak, bundar dan tidak melenting

adalah bokong janin

- : Bagian samping kiri teraba keras dan memanjang adalah punggung janin.

- : Bagian samping kanan teraba tonjolan-tonjolan kecil adalah ekstremitas janin.

- : Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting adalah kepala janin. Kepala

masuk PAP

a. TBJ : 2790 gram

b. DJJ : 108,112,170 x/menit

c. HIS : 2x10’20’’

d. Ekstremitas : Tidak ada oedema

e. Refleks Patella : (+)/(+)

f. Akral : Hangat

Pemeriksaan Anagenetalian

a.Vulva : Membuka

b.Pengeluaran pervagina : Air-air

c.Anus : Tertekan

d.Perineum : Menonjol

Pemeriksaan Dalam

a. Tgl/pukul : 12-10-2021

b.Indikasi : Keluar air-air

c.Portio : Tebal

d.Pembukaan :1

e.Ketuban : (-)
f.Presentasi : Kepala

g.Penurunan : Hodge 1

h.Posisi : Kepala
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hb : -gr/dl

Protein urine : -

Glukosa urine : -
D. KESIMPULAN
Diagnosa :

1. Dx Ibu : G1P0A0H0,UK 41-42 minggu K/U ibu baik

2. Dx Janin : Janin hidup,tunggal,intauterin,presentasi kepala keadaan umum janin baik

Dengan fetal distress

E. PENATALAKSANAAN

1.Memberitahu pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa ibu sudah memasuki kala 1

persalinan

2.Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis

3.Melakukan observasi kala I, mengenai DJJ,

penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda vital

4.Memberitahu ibu dan keluarga bahwa intruksi dokter Sp.OG ibu tidak bisa melahirkan

normal atas indikasi fetal distress ( gawat janin).

5.Memberitahu ibu untuk berdoa agar proses persalinan berjalan lancar

6.Persiapan persalinan:

1) Ruangan OK

2) Mencukur bagian area yang mau di operasi


3) Menggantikan baju ibu untuk Sc

4) Memasang kateter

5) Memasangkan infus

6) 6.) Melakukan injeksi antibiotika Cefotaxime 2gr/10 cc.

7.) Melakukan USG

Dokumentasi Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir

FORMAT PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

PADA BAYI BARU LAHIR


Tempat Yankes : RSUD Bangkinang

Tanggal/ Waktu pengkajian : 12-10-2021


A. DATA SUBJEKTIF

1. IDENTITAS BAYI

Nama : By. Ny. P

Tanggal Lahir :12 Oktober 2021

Jam : 22.05 WIB

Jenis Kelamin : Laki-laki

Nama Ibu : Ny. P

Umur : 22 Th

Alamat : Jl. Tapung hulu


2. Riwayat Kelahiran

Usia Kehamilan : 41-42 minggu

Lama Persalinan Kala I : Datang ke RS kala 1

Lama persalinan kala II : -

Keadaan air ketuban : Jernih

Persalinan : SC

Lilitan tali pusat : Tidak Ada

Penolong persalinan : Dokter

Setelah lahir : Tidak menangis, tonus otot lemah dan kulit kemerahan

Pemberian ASI : 2 Jam setelah post partum


DATA OBYEKTIF

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-tanda vital

- Pernapasan : 96 x/menit

- Nadi : 111 x/menit

- Suhu : 36,7⁰C

Berat Badan : 3.100 gram

Panjang Badan : 47 cm

Lingkar Kepala : 33.5 cm

Lingkar Dada : 32 cm

Kepala :tidak terdapat caput suksedenum, tidak ada cephal hematoma,

ubun- ubun besar dan ubun-ubun kecil ada dan tidak ada

molase, serta tidak tampak kelainan pada kepala


Wajah :simetris, dan tidak ada tampak cacat bawaan

Mata :sklera tidak ikerik, tidak tampak scabismus, dan tidak ada

kelainan bawaan

Mulut :simetris, palatum ada, gusi merah, tidak berdarah, tidak

terdapat bitnik putih pada lidah, dan tidak tampak adanya

kelainan dan cacat bawaan

Hidung :lubang hidung ada, simteris, tidak terdapat pernafasan cuping

hidungdan tidak ada kelainan

Telinga :simetris, daun telinga ada, lubang telinga ada, tidak ada cairan

yang keluar dari telinga, dan tidak ada kelainan atapun cacat

bawaan

Leher :tidak ada trauma flesxus brachialis, dan tidak lipatan kulit

berlebihan di belakang leher

Dada :simteris, tidak ada pembesaran buah dada, tidak ada pernafasan

retraksi intercostal, dan tidak ada kelianan kongenital

Abdomen :simetris, tidak ada pembesaran, tali pusat basah, tidak

kelainan dan cacat bawaan

Genetalia :eksternal terdiri dari penis,uretra,dan skrotum

Ekstremitas Atas :lengan sama panjang,jumlah jari lengkap, tidak terdapat fraktur

humerus, tidak terdapat fraktur klavikula, pergerakan bayi aktif,

tidak terdapat kelainana atau cacat bawaan.

Ekstremitas bawah :kaki sama panjang,jumlah jari lengkap, pergerakan aktif

Keadaan neuromuskular

a. Reflex menghisap : baik

b. Reflex moro : baik


c. Reflex genggam : baik

d. Reflex rooting : baik

Kulit : warna kulit kemerahan, tidak terdapat bercak tanda lahir, tidak

tampak bercak mongol, terdapat verniks kaseosa, terdapat

lanugo.

Assasement :

Diagnosis bayi : Bayi baru lahir spontan, cukup bulan dan keadaan baik

Plan

1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa anaknya dalam keadaan sehat, dan baik

2. Memberitahu kepada ibu bahwa bayinya akan diberikan suntik Vit. K untuk mencegah

perdarahan intracranial dan salf mata untuk mencegah infeksi pada mata

3. Memberitahu ibu bayinya akan diberikan imunisasi HB0 dan akan dimandikan 6 jam

kemudian.

4. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dan mengajarkan ibu teknik menyusui

yang benar. Bayi sudah menyusu dengan ibunya.


BAB IV

PEMBAHASAN

Kala I

Data subjektif Ny. P dengan umur 22 tahun, ber alamat jl.tapung hulu, datang

keruanagna vk rujukan dari pmb, dengan riwayat G1P0A0H0 dengan fetal

distress, dengan kehamilah 41-42 minggu , ibu datang dengan keluhan keluar air

pervagina, hpht 24 desember 2020, saat diperiksa pembukaan masih 1 cm, dan

tidak maju maju, dengan tbj 2790 gram. Usia kehamilan ini termasuk dalam

trimester 3 dan lewat bulan, keluhan lain tidak ada cairan atau darah yang keluar,

saat di usg ketuban sedikit.

Data objektifnya Ny. P dengan tensi yang normal, djj 108,112,170x/menit, dengan

tbj 2790 gram.Dan setelah diperiksa ibu sudah pembukaan 1cm, dengan fetal

distress.
Data assessment Ny. A G1P0A0H0 dengan riwayat fetal distress, kehamilan 41-

42 minggu keadaan umum ibu baik, bayi tunggal, intrauterine, presentasi kepala,

keaadaan umum janin baik.

Data plan Ny.P ibu segera di usg untuk memastikan masi adakah air ketuban dan

posis letak bayi, ibu dipasangkan oksigen, infus dan kateter, dan ibu di ibjeksikan

cefotaxime untuk memastikan ibu tidak ada riwayat alergi obat, lalu konsul

dengan dokter apakah pasien bisa untuk dioperasi, jam 9.30 WIB pasien dibawa

keruangan operasi, dan mempersiapkan semua keperluan di ruangan operasi.

Bayi baru lahir

Pelaksanaan masa Neonatus yang penulis lakukan pada By.Ny. P adalah

kunjungan neonatas pertama, Bayi lahir dengan bantuan dokter pada tanggal 12

Oktober 2021 pada pukul 10.05 WIB, jenis kelamin laki-laki, Berat Badan 3100

gram, panjang 47 cm. Menurut (Marmi, 2012) Berat badan normal BBL adalah

2.500-4000 gram dengan panjang badan BBL adalah 48-52 cm.

Penatalaksanaan yang diberikan adalah untuk menjaga kehangatan bayinya,

memberikan vitamin K, salep mata, hb-0.


BAB V

PENUTUP

A.     Kesimpulan

Asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. P dapat penulis tarik kesimpulan

sebagai berikut:

Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. P melahirkan bayi laki-laki, BB 3100 gram,

dan panjang bayi 47 cm.

B.     Saran

1. Bagi Mahasiwa

Diharapkan mahasiswa dapat mengerti mengenai asuhan yang

diberikan secara komprehensif sesuai dengan standar pelayanan kebidanan

dimulai dari masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas ,dan BBL. Dan

diharapkan penulis selanjutnya dapat lebih menerapkan asuhan kebidanan

secara komprehensif yang sesuai dengan standar asuhan pelayanan kebidanan.


2. Bagi Lahan Praktik

Diharapkan bagi penyedia layanan asuhan kebidanan yang sedang

menjalankan praktik untuk selalu mempertahankan dan meningkatkan

pelayanan kebidanan yang sudah ada sehingga bisa menerapkan asuhan yang

komprehensif dan berkesinambungan dari ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menyediakan dan memfasilitasi mahasiswa

untuk menambahkan referensi laporan pk2 di rsud bangkinang dalam

penulisan lta.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Bari Saifuddin dkk.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan

Neonatal. Yayasan Bina Pustaka: Jakarta.

Joseph Hk, dkk. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn). Nuha Medica:

Yogyakarta.

Mochtar,Rustam,Prof.Dr.M.Ph.2008.Synopsis Obstetri, Jilid I, Edisi 2.EGC: Jakarta.

Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, Prof. Dr. SPOG.2010.Ilmu Kebidanan Edisi III.Yayasan Bina

Pustaka: Jakarta.

Rukiyah, Ai Yeyeh, S.siT, MKM. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). CV

Trans Info Media: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai