P G1P0A0H0
VK RSUD BANGKINANG
KOTA BANGKINANG
OLEH :
DEPA UMAIROH
NIM : P031915401046
JURUSAN KEBIDANAN
PEKANBARU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
BANGKINANG
KOTA BANGKINANG
Disusun Oleh :
DEPA UMAIROH
P031915401046
Disetujui Oleh :
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
bantuan semua pihak Laporan Kasus PKK II dapat diselesaikan tepat waktu.
pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
3. Ibu Juraida Roito Harahap, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan kebidanan
4. Ibu Ani Laila, SST, M.Biomed selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Riau
6. Semua Dosen pengajar Poltekkes Kemenkes Riau yang telah memberikan ilmu
yang disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis. Oleh karena itu , kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi
perbaikan dimasa yang akan datang. Semoga laporan tugas kasus ini dapat
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
oleh hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipertermia sekunder dari
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
2.Manfaat Aplikatif
sasaran diberikan pada Ny.P umur 22 tahun G 1P0A0H0 dengan usia kehamilan 41-
dilakukan untuk memantau kesehatan ibu dan janin/bayi. Asuhan yang sudah
TINJAUAN TEORI
bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki, kebutuhan
dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
masyarakat.
a. Kehamilan
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak
konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Faktor resiko tinggi adalah
keadaan yang dapat mempengaruhi keadaan ibu maupun janin pada kehamilan
umur 20 tahun, primipara tua umur di atas 35 tahun, dan riwayat kehamilan
yang buruk.
Kewaspadaan)
Pada proses ini wanita mulai menyadari kehadiran bayinya sebagai mahkluk yang
terpisah sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Perasaan was was
(Rukiah,2013).
terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Sebagai seorang bidan, penting bagi kita
lanjut adalah:
a. Pendarahan pervaginam.
c. Penglihatan kabur.
b.Persalinan
Persalinan adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput
membrane janin dari tubuh ibu. Tanda-tanda persalinan yaitu adanya kontraksi rahim,
keluarnya lendir bercampur darah, keluarnya air-air (ketuban) dan pembukaan servik
Persalinan normal adalah peristiwa lahirnya bayi hidup dan plasenta dari dalam uterus
dengan presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa menggunakan alat pertolongan
pada usia kehamilan 30- 40 minggu atau lebih dengan berat badan bayi 2500 gram atau
lebih dengan lama persalinan kurang dari 24 jam yang dibantu dengan kekuatan kontraksi
uterus.
Tahap-tahap Persalinan
a) Kala I(Pembukaan)
Dikatakan tahap persalinan kala I jika sudah terjadi pembukaan serviks dan
(pembukaan lengkap). Proses ini terbagi menjadi dua fase, yaitu fase laten (8
jam) dimana serviks membuka sampai 3 cm dan fase aktif (7 jam) dimana
serviks membuka 3 – 10 cm. Kontraksi lebih kuat dan sering terjadi selama fase
aktif. Pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat
diperkirakan.
b) Kala II (Pengeluaranbayi)
sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran
akan mendorong bayi hingga keluar. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam
pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak divulva dengan
diameter 5 – 6cm.
Tanda dan gejala kala II :
Kala III adalah waktu untuk pelepasan dan pengeluaran plasenta. setelah
kala II yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, kontraksi uterus berhenti
sekitar 5 – 10 menit. Dengan lahirnya bayi dan proses retraksi uterus, maka
4) Terjadi perdarahan.
Manajemen aktif kala III adalah mengupayakan kala III selesai secepat
uterus yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu setiap kala,
mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan darah kala III.
Manajemen aktif kala III terdiri atas 3 langkah utama, yaitu sebagai berikut:
4) Kala IV(Observasi)
Kala IV mulai dari lahirnya plasenta selama 1 – 2 jam. Pada kala IV dilakukan
observasi terhadap perdarahan pascapersalinan paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
2) Kontraksi uterus.
1. Definisi
melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram (Wiknjosastro, 2010).
2. Indikasi
Indikasi ibu adalah panggul sempit absolut, tumor - tumor jalan lahir yang
sefalopelvik, ruptura uteri membakat Indikasi janin adalah kelainan letak dan
karena masih adanya kekuatiran bahwa pemberian minum sebelum flatus akan
4. Evidence Based
yang berujung pada tindakan SC. Hasil penelitian Rungentut (2015), Rata-
yaitu 30,05 tahun. Angka tertinggi seksio sesarea berada diantara umur 35-
gawat janin
(39,62%) Oligohidramnion berhubungan dengan perawatan bayi di
NICU.
masalah akibat efek anestesi yang dapat membuat bayi mengantuk, lemas
Kondisi ini membuat bayi dan ibu terpisah sementara waktu untuk dimonitor
dan tidak segera rawat gabung padahal tahap ini membantu mempercepat
1. Pengertian
Fetal Distress (Gawat janin) adalah gangguan pada janin dapat terjadi pada
Anak)Gawat janin terjadi bila janin tidak menerima Oksigen cukup, sehingga
mengalami hipoksia. (Abdul Bari Saifuddin dkk.2002 ). Secara luas istilah gawat
janin telah banyak dipergunakan, tapi didefinisi istilah ini sangat miskin. Istilah
keadaan janin, yang kemudian berakhir dengan seksio secarea atau persalinan
mekonium, menandakan hipoksia dan asidosis.Akan tetapi, hal tersebut sering kali
tidak benarkan . Misalnya, takikardi janin dapat disebabkan bukan hanya oleh
hipoksia dan asidosis, tapi juga oleh hipotemia, sekunder dari infeksi intra uterin.
klinik perlu ditetapkan criteria apa yang dimaksud dengan gawat janin. Disebut
gawat janin bila ditemukan bila denyut jantung janin diatas 160 / menit atau
dibawah 100 / menit, denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya mekonium yang
2. Etiologi
waktu singkat) :
a. Aktivitas uterus yang berlebihan, hipertonik uterus, dapat dihubungkan dengan
pemberian oksitosin.
a. Oligihidramnion
3. Patofisiologi
1. Dahulu janin dianggap mempunyai tegangan oksigen yang lebih rendah karena
janin dianggap hidup di lingkungan hipoksia dan asidosis yang kronik, tetapi
sebenarnya janin hidup dalam lingkungan yang sesuai dan konsumsi oksigen per
gram berat badan sama dengan orang dewasa, kecuali bila janin mengalami stress.
2. Afinitas terhadap oksigen, kadar hemoglabin, dan kapasitas angkut oksigen
halnya dengan curah jantung dan kecepatan arus darah lebih besar dari pada orang
dewasa. Dengan demikian penyaluran oksigen melalui plasenta kepada janin dan
oksigen akan terbentuk asam piruvat,sementara CO2 dan air diekskresi melalui
melalui reaksi anaerobik yang tidak efisien, bahkan menimbulkan asam organik
3. Bradikardi janin tidak harus berarti merupakan indikasi kerusakan jaringan
terjadi hipoksia, sehingga jaringan vital (otak dan jantung) akan menerima
4. Klasifikasi
Gawat janin iatrogenik adalah gawat janin yang timbul akibat tindakan medik atau
Posisi terlentang dapat menimbulkan tekanan pada Aorta dan Vena Kava sehingga
Bila kontraksi uterus menjadi hipertonik atau sangat kerap, maka relaksasi uterus
terganggu, yang berarti penyaluran arus darah uterus mengalami kelainan. Hal ini
Blokade sistem simpatik dapat mengakibatkan penurunan arus darah vena, curah
jantung dan penyuluhan darah uterus. Obat anastesia epidural dapat menimbulkan
kelainan pada denyut jantung janin yaitu berupa penurunan variabilitas, bahkan
Dapat timbul setelah periode yang panjang selama periode antenatal bila status
b. Gawat janin akut,yaitu suatu kejadian bencana yang tiba – tiba mempengaruhi
oksigenasi janin.
4. Gawat janin selama persalinan
Menunjukkan hipoksia janin tanpa oksigenasi yang adekuat, denyut jantung janin
1. Mekonium kental berwarna hijau terdapat di cairan ketuban pada letak kepala.
kardiotokografi.
3. Asidosis janin diperiksa dengan cara mengambil sampel darah janin.
6. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul jika janin mengalami gawat janin yaitu :
1. Asfiksia
2. Menyebabkan IUFD(Intra Uterine Fetal Death) jika tidak segera ditangani
dengan baik.
7. Penatalaksanaan
a. Pasien dibaringkan miring ke kiri, agar sirkulasi janin dan pembawaan oksigen
c. Hentikan infuse oksitosin jika sedang diberikan infuse oksitosin, karena dapat
d. Jika denyut jantung janin diketahui tidak normal, dengan atau tanpa kontaminasi
e. Jika sebab dari ibu diketahui (seperti demam, obat-obatan) mulailah penanganan
yang sesuai.
f. Jika sebab dari ibu tidak diketahui dan denyut jantung janin tetap abnormal
Prinsip Umum :
c. Menilai apakah persalinan dapat berlangsung normal atau kelahiran segera
merupakan indikasi.
2. Penatalaksanaan Khusus
a. Posisikan ibu dalam keadaan miring sebagai usaha untuk membebaskan
kompresi aortokaval dan memperbaiki aliran darah balik, curah jantung dan aliran
tali pusat.
b. Oksigen diberikan melalui masker muka 6 liter permenit sebagai usaha untuk
c. Oksigen dihentikan, karena kontraksi uterus akan mengganggu curahan darah
ke ruang intervilli.
perjalanan persalinan.
f. Pengisapan mekonium dari jalan napas bayi baru lahir mengurangi risiko
aspirasi mekoneum. Segera setelah kepala bayi lahir, hidung dan mulut
pita suara harus dilihat dengan laringoskopi langsung sebagai usaha untuk
kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim. Pada masa ini terjadi
pendapat mengatakan : Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir
antara 37-40 minggu, berat badan antara 2500-4000 gram, Panjang lahir
pernapasan 30-60x/ menit, Suhu inti normal bayi 36-37 0C, Kulit kemerah-
merahan, tipis, halus dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,
Rambut halus atau lanugo menutupi kulit dan banyak terdapat di bahu,
lengan atas dan paha sedangkan rambut kepala biasanya sudah sempurna,
Testis turun pada skrotum, penis berlubang, Sistem Reflex, Eliminasi baik,
hitam kecoklatan.
3.Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Menurut (Saifuddin, 2006) asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi selama satu jam pertama pada kelahiran, yaitu :
dengan dibiarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibunya, kurang lebih
IMD dan ibu dapat mengenali bayinya siap untuk menyusu serta
(JNPK-KR, 2008):
6) Selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang cepat
2) Saat kunjungan Tindak Lanjut (KN), yaitu 1 kali pada umur 1-3
hari, 1 kali pada umur 4-7 hari dan 1 kali padaa umur 8-28 hari
(JPNK-KR, 2008).
e. Berat badan
dan pengeluaran dari tubuh bayi belum seimbang dan akan kembali
telunjuk kepadanya.
3) Refleks leher (tonic neck reflex)
Releks Moro adalah suatu respon tiba tiba pada bayi baru lahir
6) Babinski Reflex
minimal 3 kali, yaitu 1kali pada 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada
8-28 hari sesuai standar di satu wilayah kerja pada satu tahun (Kemenkes,
2014).
yaitu:
a. Kunjungan neonatal (KN1) pada 6 jam- 48 jam setelah lahir
1) Pencegahan infeksi
Asuhan segera pada bayi baru lahir normal yang pertama adalah
belum sempurna.
menjaga tali pusat tetap kering. Tali pusat tidak boleh ditutup
atau dibubuhi dengan apapun karena akan membuat tali pusat
menjadi lembab.
5) Memandikan bayi
normal
bersifat sederhana, jelas, logis, dan singkat. Prinsip dari metode SOAP ini
SOAP ini dipakai untuk mendokumentasikan asuhan pasien dalam rekam medis
ini setiap kali dia bertemu dengan pasiennya titik metode empat langkah yang
Bentuk SOAP umumnya digunakan untuk pengkajian awal pasien, dengan cara
a. S (subjektif)
Berisi data dari pasien melalui anamnesa atau wawancara yang merupakan
ungkapan langsung.
b. O (objektif)
segera.
d. P (penatalaksanaan)
tindakan lanjut.
kepada pasien.
5. Memberikan data untuk catatan nasional, riset, dan statistik mortalitas dan
morbilitas.
TINJAUAN KASUS
Alasan Kunjungan / Riwayat / Keluhan Utama : Ibu masuk dengan keluhan terdapat
2. RIWAYAT MENSTRUASI
Jenis Keadaan
N Tgl/ Usia Tempat Peno Anak
Persalin Nifas Anak
o Thn Partus Kehamilan Partus long JK/BB
an sekarang
H A M I L I N I
Trimester I : Mual,muntah
Imunisasi : Lengkap
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit / operasi yang lalu
7. RIWAYAT YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KESEHATAN
REPRODUKSI
Ibu mengatakan tidak memiliki penyakit yang berkaitan dengan kesehatah reproduksi
8. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA YANG PERNAH MENDERITA SAKIT
Ibu mengatakan ia tidak memiliki riwayat penyakit keturunan keluarga seperti hipertensi, Asma,
penyakit Jantung, Penyakit Ginjal, dll
A. Makan : 3x/hari
Minum : 8-10x/hari
putih,susu
BAB : 1x/hari
e. TB: 153cm
f. LILA:25 cm
g. TTV :
- TD : 98/58 mmHg
- Suhu : 36,7oC
- P : 22 x/menit
- N : 78 x/menit
i. Mata
- Penglihatan : jelas
m. Payudara:
n. Abdomen
- Striae : albican
- Linea : nigra
o. Palpasi :- Bagian atas : TFU 3 jari dibawah Px, teraba lunak, bundar dan tidak melenting
- : Bagian samping kiri teraba keras dan memanjang adalah punggung janin.
- : Bagian bawah teraba keras, bulat dan melenting adalah kepala janin. Kepala
masuk PAP
c. HIS : 2x10’20’’
f. Akral : Hangat
Pemeriksaan Anagenetalian
a.Vulva : Membuka
c.Anus : Tertekan
d.Perineum : Menonjol
Pemeriksaan Dalam
a. Tgl/pukul : 12-10-2021
c.Portio : Tebal
d.Pembukaan :1
e.Ketuban : (-)
f.Presentasi : Kepala
g.Penurunan : Hodge 1
h.Posisi : Kepala
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : -gr/dl
Protein urine : -
Glukosa urine : -
D. KESIMPULAN
Diagnosa :
E. PENATALAKSANAAN
1.Memberitahu pada ibu tentang kondisinya saat ini bahwa ibu sudah memasuki kala 1
persalinan
4.Memberitahu ibu dan keluarga bahwa intruksi dokter Sp.OG ibu tidak bisa melahirkan
6.Persiapan persalinan:
1) Ruangan OK
4) Memasang kateter
5) Memasangkan infus
1. IDENTITAS BAYI
Umur : 22 Th
Persalinan : SC
Setelah lahir : Tidak menangis, tonus otot lemah dan kulit kemerahan
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda-tanda vital
- Pernapasan : 96 x/menit
- Suhu : 36,7⁰C
Panjang Badan : 47 cm
Lingkar Dada : 32 cm
ubun- ubun besar dan ubun-ubun kecil ada dan tidak ada
Mata :sklera tidak ikerik, tidak tampak scabismus, dan tidak ada
kelainan bawaan
Telinga :simetris, daun telinga ada, lubang telinga ada, tidak ada cairan
yang keluar dari telinga, dan tidak ada kelainan atapun cacat
bawaan
Leher :tidak ada trauma flesxus brachialis, dan tidak lipatan kulit
Dada :simteris, tidak ada pembesaran buah dada, tidak ada pernafasan
Ekstremitas Atas :lengan sama panjang,jumlah jari lengkap, tidak terdapat fraktur
Keadaan neuromuskular
Kulit : warna kulit kemerahan, tidak terdapat bercak tanda lahir, tidak
lanugo.
Assasement :
Diagnosis bayi : Bayi baru lahir spontan, cukup bulan dan keadaan baik
Plan
1. Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa anaknya dalam keadaan sehat, dan baik
2. Memberitahu kepada ibu bahwa bayinya akan diberikan suntik Vit. K untuk mencegah
perdarahan intracranial dan salf mata untuk mencegah infeksi pada mata
3. Memberitahu ibu bayinya akan diberikan imunisasi HB0 dan akan dimandikan 6 jam
kemudian.
4. Menganjurkan ibu untuk segera menyusui bayinya dan mengajarkan ibu teknik menyusui
PEMBAHASAN
Kala I
Data subjektif Ny. P dengan umur 22 tahun, ber alamat jl.tapung hulu, datang
distress, dengan kehamilah 41-42 minggu , ibu datang dengan keluhan keluar air
pervagina, hpht 24 desember 2020, saat diperiksa pembukaan masih 1 cm, dan
tidak maju maju, dengan tbj 2790 gram. Usia kehamilan ini termasuk dalam
trimester 3 dan lewat bulan, keluhan lain tidak ada cairan atau darah yang keluar,
Data objektifnya Ny. P dengan tensi yang normal, djj 108,112,170x/menit, dengan
tbj 2790 gram.Dan setelah diperiksa ibu sudah pembukaan 1cm, dengan fetal
distress.
Data assessment Ny. A G1P0A0H0 dengan riwayat fetal distress, kehamilan 41-
42 minggu keadaan umum ibu baik, bayi tunggal, intrauterine, presentasi kepala,
Data plan Ny.P ibu segera di usg untuk memastikan masi adakah air ketuban dan
posis letak bayi, ibu dipasangkan oksigen, infus dan kateter, dan ibu di ibjeksikan
cefotaxime untuk memastikan ibu tidak ada riwayat alergi obat, lalu konsul
dengan dokter apakah pasien bisa untuk dioperasi, jam 9.30 WIB pasien dibawa
kunjungan neonatas pertama, Bayi lahir dengan bantuan dokter pada tanggal 12
Oktober 2021 pada pukul 10.05 WIB, jenis kelamin laki-laki, Berat Badan 3100
gram, panjang 47 cm. Menurut (Marmi, 2012) Berat badan normal BBL adalah
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. P melahirkan bayi laki-laki, BB 3100 gram,
B. Saran
1. Bagi Mahasiwa
dimulai dari masa kehamilan, persalinan, neonatus, nifas ,dan BBL. Dan
pelayanan kebidanan yang sudah ada sehingga bisa menerapkan asuhan yang
komprehensif dan berkesinambungan dari ibu hamil, bersalin, nifas dan BBL.
penulisan lta.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Bari Saifuddin dkk.2002.Buku Panduan Praktis Pelayanan kesehatan Maternal dan
Joseph Hk, dkk. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri (Obsgyn). Nuha Medica:
Yogyakarta.
Pincus Eatzel dan Len Roberts. 1995. Kapita Selekta Pediatri. EGC : Jakarta.
Pustaka: Jakarta.