Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ASKEB NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRASEKOLAH

KEBUTUHAN DASAR (ASAH,ASIH,ASUH)

NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRASEKOLAH

Dosen: Desi Hidayanti, SST, MPH

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Mustika Anajah (P 17324117054)

Yasmin Alliya Nastiti (P 17324117043)

Rizwana Achmad (P 17324117059)

Kelas 2-B

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN BANDUNG

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

BANDUNG

2018
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Kemudian daripada itu, kami menyadari bahwa dalam menyusul makalah


ini banyak yang membantu terhadap usaha kami, mengingat hal itu, dengan segala
hormat kami sampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Dan dalam penyusunan makalah ini kami sadar bahwa masih banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam makalah ini, maka dari itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun sehingga bisa diperbaiki seperlunya.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
khususnya bagi kami dan umumnya bagi seluruh pembaca. Aamiin Yaa Robbal
‘Alamin

Bandung, 19 Agustus 2018

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................................2

DAFTAR ISI ............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................4

1.1 Latar Belakang .............................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5
1.3 Tujuan ..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN .........................................................................................6

2.1 Kebutuhan Asah ...........................................................................................6


2.2 Kebutuhan Asih ............................................................................................7
2.3 Kebutuhan Asuh ...........................................................................................8

BAB III PENUTUP ...............................................................................................14

3.1 Kesimpulan ................................................................................................14


3.2 Saran ...........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................15


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Memiliki anak dengan tumbuh kembang yang optimal adalah dambaan


setiap orangtua. Untuk mewujudkannya tentu saja para orangtua harus selalu
memperhatikan, mengawasi, dan merawat anak secara seksama. Proses
tumbuh kembang anak dapat berlangsung secara alamiah, tetapi proses
tersebut sangat tergantung kepada pola asuh dari orang tua.

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita


karena masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan
perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita ini perkembangan
kemampuan berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan
intelegensia berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Pada masa periode kritis ini, diperlukan rangsangan atau stimulasi
agar potensinya berkembang. Perkembangan anak akan optimal bila interaksi
diusahakan sesuai dengan kebutuhan anak pada berbagai tahap
perkembangannya, bahkan sejak bayi masih dalam kandungan.

Kualitas anak masa kini merupakan penentu kualitas Sumber Daya


Manusia (SDM) dimasa yang akan datang. Pembangunan manusia masa
depan dimulai dengan pembinaan anak masa datang. Masa depan manusia
perlu dipersiapkan, agar anak bisa tumbuh dan berkembang seoptimal
mungkin sesuai dengan kemampuannya. Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh
dan berkembang, secara garis besar dikelompokkan ke dalam 3 kelompok
yaitu kebutuhan asah, asih, asuh. Jadi dalam membesarkan anak ini
hendaknya dipakai falsafah “ asah, asih, asuh” supaya anak bisa tumbuh dan
berkembang optimal sesuai dengan kemampuannya agar menjadi manusia
yang berguna.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan asah dari neonates,bayi,balita, anak prasekolah?
2. Bagaimana kebutuhan asih dari neonates,bayi,balita, anak prasekolah?
3. Bagaimana kebutuhan asuh dari neonates,bayi,balita, anak prasekolah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan asah dari neonates,bayi,balita,
anak prasekolah
2. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan asih dari neonates,bayi,balita,
anak prasekolah
3. Untuk mengetahui bagaimana kebutuhan asuh dari neonates,bayi,balita,
anak prasekolah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kebutuhan Asah (Kebutuhan Stimulasi)


Asah merupakan kebutuhan untuk perkembangan mental
psikososial anak yang dapat dilakukan dengan pendidikan dan pelatihan.
Anak perlu distimulasi sejak dini untuk mengembangkan sedini mungkin
kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif, kemandirian,
kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak. Anak yang banyak
mendapatkan stimulasi yang terarah akan cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi. Pemberian stimulasi ini
sudah dapat dilakukan sejak masa kehamilan dan setelah lahir dengan cara
menetekkan bayi pada ibunya sedini mungkin.
Pemberian stimulasi akan lebih efektif apabila memperhatikan
kebutuhan anak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya. Pada tahap
perkembangan Awal, anak berada pada tahap sensorik motorik. Pemberian
stimulasi visual akan meningkatkan perhatian anak terhadap lingkungannya,
bayi akan gembira dengan tertawa-tawa dan menggerak-gerakkan seluruh
tubuhnya. Pada tahun-tahun pertama, stimulus verbal sangat penting untuk
perkembangan bahasa anak pada tahun pertama kehidupannya. Kualitas dan
kuantitas vokal seorang anak dapat bertambah dengan stimulasi verbal dan
anak akan belajar menirukan kata-kata yang didengarnya.
Pada anak yang lebih besar yang sudah mampu berjalan dan
berbicara, akan senang melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya. Motif
ini dapat diperkuat atau diperlemah oleh lingkungannya melalui sejumlah
rekasi yang diberikan terhadap perilaku anak tersebut. Misalnya anak akan
belajar untuk mengetahui perilaku mana yang membuat ibu senang/mendapat
pujian dari ibu, dan perilaku mana yang mendapat marah dari ibu. Stimulasi
verbal jugadibutuhkan pada tahap perkembangan ini. Dengan penguasaan
bahasa, anak akan mengembangkan ide-idenya melalui pertanyaan-
pertanyaan, yang selanjutnya akan mempengaruhi perkembangan kognitifnya
(kecerdasan).
2.2 Kebutuhan Asih
a. Pengertian Asih
Asih merupakan kebutuhan terhadap emosi, diperlukan pada tahun
pertama kehidupan bahkan sejak dalam kandungan untuk menjamin
mantapnya tumbuh kembang fisik, mental dan psikososial anak (Setiyani,
Sukesi, & Eyuananik, 2016).
b. Kebutuhan Kasih Sayang
Kasih sayang orang tua yang hidup rukun berbahagia dan sejahtera
yang memberi bimbingan, perlindungan, perasaan aman kepada anak
merupakan salah satu kebutuhan yang diperlukan anak untuk tumbuh dan
berkembang seoptimal mungkin.
Kasih sayang merupakan sebuah perwujudan kebutuhan asih yang
dapat memberikan ketenteraman secara psikologis pada anak karena anak
berusaha mendapatkan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari orang
tuanya. Sumber cinta dan kasih sayang dari seorang bayi adalah orang
tuanya terutama pada ibu melalui komunikasi dari kata-kata yang
diucapkan dan perlakuan ibu pada anaknya (Nursalam, 2005).
Terpenuhinya kebutuhan kasih sayang akan membuat perasaan
anak bahagia, tenteram, dan aman karena kasih sayang dari orang tuanya
akan menciptakan ikatan yang erat.
Bayi yang normal biasanya akan mulai menampakkan rasa cemas
bila ditinggalkan ibunya pada umur antara 7 sampai 9 bulan. Hubungan
antara ibu dan anak pada umur dua tahun pertama dalam kehidupan anak
harus cukup memberikan kepercayaan pada anak, kalau berlebihan dapat
menyebabkan anak menjadi manja. Kekurangan kasih sayang ibu pada
tahun-tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negatif pada tumbuh
kembang anak, baik fisik, mental maupun sosial emosi yang disebut
“Sindrom Deprivasi Maternal” (Setiyani, Sukesi, & Eyuananik, 2016).
c. Kebutuhan Rasa Aman
Seorang anak akan merasa diterima oleh orangtuanya apabila ia
merasa bahwa kepentingannya diperhatikan serta merasa ada hubungan
yang erat antara anak dan keluarganya. Faktor lingkungan menyebabkan
anak mengalami perubahan-perubahan yang dapat membuat anak merasa
terancam. Anak yang sedang berada pada kondisi terancam mengalami
ketidakpastian dan ketidakjelasan, sehingga anak membutuhkan
dukungan dari orang tua yang dapat mengurangi rasa takut yang dihadapi
anak (Setiyani, Sukesi, & Eyuananik, 2016).
Rasa aman dan nyaman dapat terwujud dengan kehangatan dan
rasa cinta dari orang tua, serta kestabilan keluarga dalam mengendalikan
stres. Kebutuhan rasa aman dan nyaman juga ditunjukkan dengan
penerimaan anak oleh orang tua, pemenuhan segala kebutuhan anak,
anak selalu diperhatikan, didukung dengan hubungan yang baik dalam
sebuah keluarga (Setiyani, Sukesi, & Eyuananik, 2016).
d. Kebutuhan Harga Diri
Setiap anak selalu ingin mendapat tempat dihati keluarganya dan
selalu ingin diperhatikan oleh orang-orang disekelilingnya. Bayi dan
anak memiliki kebutuhan harga diri dan ingin merasa dihargai. Anak
selalu ingin merasa dihargai dalam tingkah lakunya. Apabila anak
diacuhkan, maka hal tersebut dapat menyebabkan frustasi (Nursalam,
2005).

2.3 Kebutuhan Asuh


Asuh merupakan kebutuhan dalam pertumbuhan anak yang
berhubungan langsung dengan kebutuhan fisik anak.
a. Pola Tidur Pada Bayi dan Balita
Tidur memegang peranan penting dalam proses tumbuh kembang
anak. Saat tidur terjadi banyak aktivasi sel otak yang berperan besar
dalam perkembangan kematangan otak pada tahun-tahun pertama
kehidupan. Tidur juga memiliki sifat restoratif yang terkait dengan
pemeliharaan daya tahan tubuh dan pertumbuhan fisik, menghilangkan
kelelahan, serta memperbaiki fokus dan konsentrasi (Sambo, 2016).
Saat baru lahir, irama tubuh yang terbentuk dari siklus waktu
siang-malam belum terbentuk sempurna, sehingga bayi dapat dengan
mudah tidur sepanjang siang dan malam hari. Pola tidur-bangun tidak
teratur dan lebih dipengaruhi oleh waktu makan, sehingga ketika lapar
bayi akan terbangun menangis, kemudian setelah kenyang tidur kembali.
Pada usia satu bulan hingga satu tahun, irama tidur mulai
berkembang menjadi pola yang lebih teratur. Pengaturan pola tidur
mengalami perkembangan selama tahun pertama kehidupan. Saat bayi
bertambah usia, konsolidasi jadwal dan lama tidur mulai tampak pada
malam hari. Bayi mulai terjaga lebih lama di siang hari dan tidur lebih
panjang di malam hari.
Pada akhir tahun pertama, seorang anak tidur sekitar 14-15 jam per
hari, dengan proporsi terbanyak pada malam hari dan sisanya berupa satu
atau dua kali tidur siang. Setelah berusia satu tahun, perubahan pola tidur
pada anak melambat dibandingkan dengan pada masa bayi. Siklus tidur-
bangun dan jumlah tidur yang diperlukan seorang anak ditentukan secara
fisiologis oleh usia dan tingkat perkembangan serta dipengaruhi oleh
jadwal sehari-hari dalam keluarga (Sambo, 2016).
Saat anak makin besar, kebutuhan tidur perlahan-lahan berkurang,
sementara tidur siang masih umum terjadi. Total waktu tidur dalam
sehari berkurang menjadi sekitar 13 jam per hari pada usia 2 tahun, 12
jam pada usia 3-4 tahun, dan 11 jam pada usia 5 tahun. Namun demikian
terdapat variasi individual yang dapat diterima. Bagian terbesar waktu
tidur berlangsung di malam hari dengan rata-rata periode waktu tidur
antara 10-12 jam. Tabel 1 menunjukkan perkembangan normal tidur pada
tiga tahun pertama masa kehidupan (Sambo, 2016).
Tabel 1. Perkembangan normal tidur pada batita
Kelompok Perkiraan lama
Pola Tidur
Usia tidur dalam 24 jam
BBL 16-20 jam 1-4jam periode tidur diikuti 1-2 jam
Kelompok Perkiraan lama
Pola Tidur
Usia tidur dalam 24 jam
(0-28 Hari) periode bangun. Jumlah tidur
siang=malam
- Usia 3-6bln 10 jam tidur malam dan 5
jam tidur siang
Bayi
- Usia 9 bulan 2-4 jam tidur siang dan 11
(1bulan-1 14-15 jam
jam tidur malam
tahun)
- Usia 12 bulan 2,5 jam tidur siang dan
11 jam tidur malam
Anak (1-3 11 jam tidur malam, dan 2-3 jam di siang
12-14 jam
tahun) hari
Anak (4-6 8-9 jam tidur malam, dan 2 jam di siang
10-12 jam
tahun) hari.

b. Pola Eliminasi Urine (BAK) Pada Bayi


Bayi mengalami pola buang air kecil yang berbeda karena
dipengaruhi banyak faktor salah satunya pola makan pada bayi. Hingga
usia 3 bulan biasanya bayi akan BAK setiap satu jam. Selanjutnya,
hingga ia berusia 12 bulan, selang waktunya akan bertambah menjadi
setiap 2-3 jam (Sulistiyani, 2011).
- Frekuensi Buang Air Kecil Pada Bayi
Normalnya bayi yang masih ASI eksklusif memang BAK
sebanyak 10-20 kali sehari. Semakin bertambahnya usia pada bayi,
frekuensi semakin berkurang. Usia 0-4 bulan biasanya bayi BAK
sebanyak 10-20 kali. Usia 5-6 bulan biasanya bayi BAK sebanyak
10-15 kali. Usia 1 tahun biasanya bayi BAK sebanyak 5-10 kali. Bayi
harus buang air kecil minimal 6 kali sehari sebagai tanda
mendapatkan asupan cairan yang cukup baik dari ASI maupun
formula (Anonim, 2017).
Frekuensi urin yang normal pada bayi berkisar antara 1-2
ml/kgBB/jam. Konsistensi urin yang sehat pada bayi juga berwarna
jernih kekuningan. Jika urin pada bayi berwarna kuning tua, sedikit
dan pekat, itu berarti menandakan kurangnya cairan pada bayi.
c. Pemberian ASI
Menurut WHO, sebagai rekomendasi kesehatan publik secara
global, bayi harus mendapatkan ASI ekslusif pada enam bulan pertama
hidupnya, agar ia bisa memiliki pertumbuhan, perkembangan dan
kesehatan optimal. Setelah itu, untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya,
bayi harus menerima makanan pendamping ASI dan sebaiknya
mengonsumsi ASI hingga menginjak usia dua tahun atau lebih (nutriclub,
2017).
 Frekuensi bayi menyusu

Umumnya bayi akan menyusu antara 8-12 kali sehari atau


setiap 1-3 jam karena volume lambung yang sangat kecil. Susui
bayi sesuai kehendaknya (on demand). Untuk bayi yang termasuk
kategori bayi kuning biasanya memerlukan frekuensi menyusu yang
sangat sering untuk menormalkan kembali kadar bilirubinnya
(Nayaka, 2014).

 Cara menyusui yang benar


- Cuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
- Tekan areola antara ibu jari dan telunjuk hingga keluar beberapa
tetes ASI
- Oleskan pada putting susu dan sekitar areola
- Bayi diletakkan menghadap payudara (puting susu) ibu
- Ibu duduk atau berbaring dengan santai.
- Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah dan bokong bayi ditopang dengan telapak tangan)
- Rangsang bayi untuk membuka mulut dengan cara
menempelkan pipinya ke payudara.
- Lalu, masukkan puting ke mulut bayi. Pastikan dia mengisap
seluruh area gelap dari payudara (areola) dan bukan hanya
putingnya saja karena jika yang dihisap hanya putingnya saja
maka ASI yang keluar hanya sedikit. Selesai mengisap payudara
tersebut, pindahkan dia ke payudara yang satu lagi sampai
selesai menyusui
- Biasanya bayi berhenti mengisap lalu melepaskan puting anda
setelah merasa kenyang. Selesai makan, bayi dapat dibantu
bersendawa satu atau dua kali dengan cara:
 Posisikan tubuh bayi secara vertikal (tegak), dengan dagu
menyandarkan ke bahu ibu. Wajah bayi menghadap ke
belakang ibu. Sangga leher dan punggung bayi dengan
tangan sambil menepuk-nepuk punggung dengan lembut
punggung bagian tengah
 Telungkupkan bayi di pangkuan Anda. Letakkan bagian
perut bayi di pangkuan dan sangga bagian badannya. Usap
lembut bagian punggungnya dan tunggu sampai ia
bersendawa
 Dudukkan bayi pada pangkuan, kepala bersandar miring ke
depan sementara dada ditahan oleh tangan anda. Beri
tepukan atau usapan lembut pada punggung dan pastikan
kepala bayi tidak terdongak ke belakang
 Ciri-ciri bayi yang kenyang menyusu:
- Bayi biasanya kenyang menyusu jika menunjukkan tanda-tanda
berikut ini:
- Melepaskan payudara dengan sendirinya
- Mengantuk
- Bayi kelihatan relaks, tangan dan bahu keliahatn relaks, dan
tangan yang biasanya mengepal saat lapar juga tidak lagi
mengepal
- Tertidur hingga dia merasa lapar kembali
- Payudara terasa lebih “empuk”, tidak lagi keras setelah beberapa
saat menyusu
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh
bagaimana cara orang tua mengasuh, mendidik, dan merawat anak. Untuk
menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak, orang tua perlu
memberikan stimulasi atau ransangan sejak dini kepada anak untuk
membangun kemampuan sensorik, motorik, emosi-sosial, bicara, kognitif,
kemandirian, kreativitas, kepemimpinan, moral dan spiritual anak.
3.2 Saran
Diharapkan setiap orang tua dapat mendidik dan merawat anaknya
dengan baik dan penuh kasih saying sehingga tumbuh kembang anak
menjadi optimal agar dapat menunjang masa depan anak yang cemerlang.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2017). Perhatika frekuensi buang air kecil bayi yang normal. Retrieved
08 19, 2018, from www.sehatfresh.com:
http://www.sehatfresh.com/perhatikan-frekuensi-buang-air-kecil-bayi-
yang-normal/

Nayaka. (2014). Panduan menyusui di hari-hari awak kehidupan bayi. Retrieved


08 19, 2018, from ibuhamil.com: http://ibuhamil.com/ngobrol-apa-
saja/50553-panduan-menyusui-di-hari-hari-awal-kehidupan-bayi.html

Nursalam. (2005). Asuhan keperawatan bayi dan anak. Jakarta: Salembaa


Medika.

nutriclub. (2017). Pemberian ASI untuk batita, wajarkah? Retrieved 08 19, 2018,
from www.nutriclub.co.id:
https://www.nutriclub.co.id/kategori/balita/nutrisi/pemberian-asi-untuk-
batita-wajarkah/

Sambo, C. (2016, 01 18). Perkembangan tidur normal pada batita. Retrieved 08


19, 2018, from www.idai.or.id: http://www.idai.or.id/artikel/seputar-
kesehatan-anak/perkembangan-tidur-normal-pada-batita

Setiyani, A., Sukesi, & Eyuananik. (2016). Asuhan kebidanan neonatus, bayi,
balita, dan anak pra sekolah. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Sulistiyani, E. (2011). Pola BAK BAB pada bayi. Retrieved 08 19, 2018, from
www.ibudanbalita.com:
https://www.ibudanbalita.com/forum/diskusi/Pola-BAK-BAB-pada-Bayi

Anda mungkin juga menyukai